Anda di halaman 1dari 12

TEKNIK ANALISIS INSTRUMEN TES DALAM EVALUASI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok


Mata Kuliah: Evaluasi Pembelajaran
Dosen Pengampu: Fitri Yuliawati, M.Pd.Si

Disusun oleh:
Sem. IV/PGMI A

Salsabila Ramadhani (18104080001)


Desy Priyani (18104080010)
Ayu Fadhilah Nur Rafi Anisa (18104080019)
Aprisa Susilowati (18104080029)
Putri Lailatun Ni’mah (18104080039)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2020

i
KATAAPENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayat
dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Teknik
Analisis Instrumen Tes Dalam Evaluasi”.
Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Evaluasi
Pembelajaran Ibu Fitri Yuliawati M.Pd.Si. yang selalu memberi bimbingan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu memperlancar
pembuatan makalah ini. Terlepas dari itu, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami sangat menerima
saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah kami.

Yogyakarta, 14 Desember 2020

Penyusun

ii
DAFTARaISI

Halaman Judul ............................................................................................... i


Kata Pengantar .............................................................................................. ii
Daftar Isi ......................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 1
Bab II Pembahasan ........................................................................................ 2
A. Pengertian Validitas ................................................................................ 2
B. Pengertian Validitas Tes Secara Rasional .............................................. 2
C. Validitas Isi dan Praktik Pengujian ......................................................... 2
D. Validitas Konstruk dan Praktik Pengujian .............................................. 4
Penutup ........................................................................................................... 5
Kesimpulan ............................................................................................ 7
Daftar Pustaka ............................................................................................... 8

iii
iv
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penilaian proses belajar mengajar berkaitan dengan penilaian terhadap kegiatan guru,
kegiatan siswa, interaksi guru-siswa dan terlaksananya program belajar mengajar. Sedangkan
penilaian hasil belajar itu sendiri berkaitan dengan hasil belajar siswa jangka pendek dan hasil
belajar siswa jangka panjang. Inti dari penilaian itu sendiri yakni proses memberikan nilai
kepada objek tertentu yakni siswa. Keberhasilan penilaian hasil belajar siswa sangat tergantung
pada kualitas alat penilaiannya. Oleh karena itu sebelum menerapkan tes pada siswa, guru
sebaiknya menguji tes terlebih dahulu, apakah tes tersebut valid atau tidak valid yakni dengan
mengecek validitas dan reabilitas tes yang telah dibuat.
Berdasarkan masalah tersebut penulis akan membahas mengenai teknis analisis
instrumen tes dalam evaluasi yang meliputi validitas, validitas tes secara rasional yang meliputi
validitas isi dan validitas konstruk, dan praktik pengujiannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan validitas?
2. Apa yang dimaksud dengan validitas tes secara rasional?
3. Apa yang dimaksud dengan validitas isi dan praktik pengujian?
4. Apa yang dimaksud dengan validitas konstruk dan praktik pengujian?
C. Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mengetahui apa itu validitas.
2. Untuk mengetahui validitas tes secara rasional.
3. Untuk mengetahui validitas isi dan praktik pengujian.
4. Untuk mengetahui validitas konstruk dan praktik pengujian.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Validitas
Menurut Azwar (2000) pengertian validitas ditinjau secara etimologi, validitas berasal
dari kata validity yang berarti “sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya”. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai
validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil
ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan
data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki
validitas rendah.
Dalam teori skor-murni klasikal, pengertian validitas dapat dinyatakan sebagai sejauh
mana skor tampak atau skor perolehan mendekati besar skor murni. Skor tampak tidak akan
sama dengan skor murni kecuali alat ukur yang bersangkutan mempunyai validitas yang
sempurna. Semakin skor perolehan mendekati skor murni maka semakin tinggi validitasnya,
dan sebaliknya semakin rendah validitas maka semakin besar perbedaan skor perolehan dan
skor murni. Secara umum validitas tes terbagi kedalam tiga jenis yaitu validitas isi (content
validity), validitas berdasar kriteria (criterion-related validity), dan validitas konstruk
(construct validity).1
B. Pengertian Validitas Tes Secara Rasional
Tes hasil belajar yang sudah dianalisa secara rasional dan ternyata memiliki ketepatan
daya mengukur disebut tes hasil belajar yang memiliki validitas logika atau validitas rasional.
Validitas rasional adalah validitas yang diperoleh atas dasar hasil pemikiran dan dengan
berpikir secara logis2. Untuk dapat menentukan apakah tes hasil belajar sudah memiliki
validitas rasional maka kita dapat melakukan penelusuran dari 2 segi yaitu dari segi isi dan segi
konstruk. Berikut penjelasan mengenai validitas isi dan validitas konstruk.
C. Validitas Isi dan Praktik Pengujiannya
Validitas isi (Content Validity) adalah ketepatan suatu alat ukur ditinjau dari isi alat ukur
tersebut. Menurut Suherman (1993: 131), validitas isi suatu alat evaluasi artinya ketepatan alat
tersebut ditinjau dari segi materi yang dievaluasikan, yaitu materi yang digunakan dalam alat
evaluasi merupakan sampel representatif dari pengetahuan yang harus dikuasai. Isi atau materi

1
Prasetyo Budi Widodo, 2006, Reliabilitas Dan Validitas Konstruk Skala Konsep Diri Untuk Mahasiswa
Indonesia, Semarang: Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro Vol. 3 No. 1.
2
Sudaryono, Dasar-dasar Evalusasi Pembelajaran, (Yogyakarta: graha ilmu: 2012)

2
dari suatu alat ukur harus sesuai dengan apa yang telah diajarkan berdasarkan kurikulum.
Dengan kata lain, sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus
tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran dan telah tertera pada kurikulum. Oleh
karena materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka validitas isi ini sering disebut
validitas kurikuler. Validitas isi dapat diusahakan tercapainya sejak saat penyusunannya,
dengan cara memerinci materi kurikulum atau materi buku pelajaran.3
Saifuddin Azwar (1992: 42) menyatakan bahwa terdapat dua pertanyaan yang harus
dicari jawabannya dalam validitas isi ini, yaitu:
1. Apakah masing-masing item dalam tes layak untuk mengungkap atribut yang diukur
sesuai dengan indikator keperilakuannya?
2. Apakah item-item dalam tes telah mencakup keseluruhan domain isi yang hendak diukur?
Pengertian dari “mencakup keseluruhan domain isi” tidak saja mengatakan bahwa
domain tes harus komprehensif isinya, akan tetapi harus pula hanya memuat item-item yang
relevan dengan tujuan ukur, yaitu yang tidak keluar dari batasan tujuan ukur. Sehingga apabila
tes tersebut mengikutsertakan item-item yang tidak relevan serta keluar dari batasan tujuan
ukur, maka validitas tes tersebut tidak dapat dikatakan memenuhi ciri validitas atau disebut
sebagai tes yang tidak valid. Sebagai sebuah contoh, misalkan akan diberikan tes PKN untuk
siswa kelas 4 SD, maka item-item dari tes tersebut haruslah berasal dari materi pelajaran kelas
4 SD. Apabila dalam tes tersebut disisipkan item-item yang bersumber dari materi pelajaran di
luar kelas 4 SD, maka tes tersebut dikatakan sudah tidak valid lagi berdasarkan ketentuan
validitas isi.
Untuk menilai apakah suatu tes memiliki validitas isi atau tidak, maka dapat dilakukan
dengan jalan membandingkan materi dalam butir tes tersebut dengan analisa rasional yang
telah dilakukan terhadap bahan-bahan yang seharusnya dipergunakan dalam menyusun tes,
analisa ini dapat berupa kisi-kisi tes. Apabila materi tes telah cocok dengan analisa rasional
yang telah dilakukan, maka itu berarti tes yang tersusun mempunyai validitas isi. Sebaliknya
apabila materi tes tersebut menyimpang dari analisa rasional, maka berarti tes tersebut tidak
valid ditinjau dari validitas isinya.4
Contoh soal PKN untuk kelas 6 SD :
1. Menghina warna kulit seseorang, menghina seseorang karena miskin atau menghina
nama orang tua termasuk kedalam...

3
Muda Apriyanti, Validitas, https://www.academia.edu/35650608/validitas_doc, hlm. 7-8.
4
Ibid, hlm. 8.

3
a. Pelanggaran Hak Asasi Manusia
b. Pelanggaran kasih sayang
c. Pelanggaran hukum
d. Pelanggaran lalu lintas
Contoh soal PKN kelas 12
2. Pelanggaran HAM yang berbentuk kejahatan seperti penganiayaan,mencemarkan
nama baik atau pemukulan seharusnya tidak perlu terjadi apabila orang sudag
mengerti tentang HAM. Berdasarkan hal tersebut di atas, diperlukan upaya untuk
memahami pentingnya penghormatan ,perlindungan dan penegakan HAM, dalam
rangka....
a. Melindungi hak-hak minoritas warga negara
b. Mendukung hak-hak mayoritas warga negara
c. Menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat
d. Melindungi hak setiap orang didalam masyarakat
e. Memajukan pergaulan dalam hubungan internasional
Seperti contoh dua soal di atas berikut dilihat dari mata pelajarannya yaitu sama-sama
PKN dan sama-sama membahas tentang hak asasi manusia, jika dilihat soal tersebut sama
hanya yang membedakan tingkat kesulitannya saja. Jika soal yang untuk anak SMA diletakkan
untuk kelas 6 SD tentunya akan mengalami kesulitan karena validitas isi harusnya item-item
soal haruslah berasal dari kelas 6 jika kita memasukan materi dari SMA maka soal tersebut
dikatakan tidak valid lagi berdasarkan ketentuan validitas isi.
D. Validitas Konstruk dan Praktik Pengujiannya
Validitas konstruk (construct validity) adalah validitas yang mempermasalahkan
seberapa jauh item-item tes mampu mengukur apa yang benar-benar hendak diukur sesuai
dengan konsep khusus atau definisi konseptual yang telah ditetapkan5. Validitas konstruk
adalah uji validitas yang yang dilakukan dengan melihat kesesuaian antara konstruksi butir soal
yang ditulis dengan kisi-kisinya6. Singkatnya, validitas konstruk adalah penilaian tentang
seberapa baik seorang peneliti menerjemahkan teori yang dipergunakan ke dalam alat ukur .
Validitas konstruk dapat digunakan untuk mengukur variabel-variabel konsep baik yang
bersifat performansi tipikal maupun maksimum, yaitu antara lain sikap, minat konsep diri,
lokus kontrol, gaya kepemimpinan, motivasi berprestasi, dan lain sebagainya, maupun yang

5
Djaali dan Pudji Muljono, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, (Grasindo: 2008).
6
Kadek Ayu Astiti, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Andi Offset : 2017), hlm. 106.

4
sifatnya performa maksimum seperti, instrumen untuk mengukur bakat, intelegensi,
kecerdasan, emosional, dan lain-lain7.
Secara terminologis, tes hasil belajar dinyatakan sebagai tes yang memiliki validitas
konstruk, hal ini terjadi apabila tes tersebut jika ditinjau dari segi susunan dan kerangkanya
dapat mencerminkan suatu konstruksi dalam teori psikologis. Konstruksi dalam teori
psikologis ini maksudnya, bahwa jiwa seorang peserta didik dapat dirinci dari beberapa aspek,
yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Tes dikatakan memiliki validitas konstuk
apabila soal-soalnya mengukur setiap aspek berpikir, bertindak dan berperilaku pada ketiga
ranah tersebut, seperti yang diuraikan dalam standar kompetensi, kompetensi dasar, dan
indikator dalam kurikulum.
Cara menganalisis validitas konstruk dari suatu tes hasil belajar dapat dilakukan dengan
melakukan pencocokan antara aspek-aspek berpikir dalam tes hasil belajar tersebut dengan
aspek aspek berpikir yang dikehendaki untuk diungkapkan dalam indikator pencapaian
pembelajaran. Dalam menganalisis validitas konstruk dilakukan secara rasional, kritis dan
logis. Apabila secara logis atau rasional menunjukkan aspek-aspek berpikir yang diungkapkan
sudah mencerminkkan aspek-aspek yang dikehendaki, maka tes hasil belajar dinyatakan valid
atau telah memiliki validitas konstruk.
Contoh validitas kontruks misalnya, seorang guru yang memberikan tes terkait dengan
kecakapan peserta didik dalam berbahasa, guru tersebut haruslah membuat butir soal yang
benar-benar berkaitan dengan kecakapan berbahasa8. Atau contoh lain, jika guru akan membuat
butir soal tes matematika untuk peserta didik kelas 4, maka butir soal matematika yang
diberikan kepada peserta didik harus memuat materi matematika kelas 4, dan jika guru
memberikan soal yang memuat materi kelas 6 maka soal tersebut validitas konstruksinya tidak
baik. Jadi, validitas butir soal tersebut menjadi tidak sesuai antara materi dengan tujuan
pembelajaran.
1. Contoh soal: Carilah beberapa luas lingkaran diameter yang diketahui adalah 14 cm?
Contoh soal diatas sekilas terlihat benar, akan tetapi secara konstruksi contoh soal
tersebut salah, karena contoh soal tersebut dapat menyulitkan peserta didik ketika
akan mengerjakan soal tersebut yaitu sulit dipahami. Oleh karena itu, contoh soal

7
Iskandar Ahmaddien dan Yofy Syarkani, Statistika Terapan Dengan Sistem SPSS, (Bandung : ITB Press: 2019),
hlm. 22.
8
Ni Wayan Sri Darmayanti dan I Komang Wisnu Budi Wijaya, Evaluasi Pembelajaran IPA, (Badung: Nilacakra
Publishing House: 2010), hlm. 119.

5
tersebut dapat di perbaiki sehingga akan mudah dipahami, yaitu menjadi: Berapa luas
lingkaran yang memiliki diameter 14 cm?
2. Contoh soal Matematika SMA IPS Kelas 11
Lima buah bilangan bulat positif dengan rata-rata 7, median = modus = 9. Simpangan
baku yang mungkin adalah . . . .
A. 4,8
B. 5,0
C. 6,5
D. 7,0
E. 7,2
3. Contoh soal Matematika SD Kelas 6
3, 5, 7, 4, 3, 2
Median dan modus dari data tersebut adalah . . . .
A. 5,5 dan 3
B. 5 dan 3
C. 5,5 dan 2
D. 6 dan 2
Dari dua contoh soal matematika untuk SMA Kelas 11 dan untuk Kelas 6 SD dapat
dikatakan valid. Akan tetapi, apabila jika kedua contoh butir soal tersebut dibalik, butir soal
SMA untuk SD dan sebaliknya, maka butir soal tersebut validitas konstruksinya tidak baik.
Jadi, validitas konstruksinya dapat dikatakan sesuai dengan materi dalam alat evaluasi dengan
tujuan evaluasi yang bersangkutan.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Validitas juga dapat dinyatakan sebagai
sejauh mana skor tampak atau skor perolehan mendekati besar skor murni. Validitas rasional
adalah validitas yang diperoleh atas dasar hasil pemikiran dan dengan berpikir secara logis.
Untuk dapat menentukan apakah tes hasil belajar sudah memiliki validitas rasional maka kita
dapat melakukan penelusuran dari 2 segi yaitu dari segi isi dan segi konstruk.
Validitas isi suatu alat evaluasi artinya ketepatan alat tersebut ditinjau dari segi materi
yang dievaluasikan, yaitu materi yang digunakan dalam alat evaluasi merupakan sampel
representatif dari pengetahuan yang harus dikuasai. Isi atau materi dari suatu alat ukur harus
sesuai dengan apa yang telah diajarkan berdasarkan kurikulum. Apabila suatu tes
mengikutsertakan item-item yang tidak relevan serta keluar dari batasan tujuan ukur, maka
validitas tes tersebut tidak dapat dikatakan memenuhi ciri validitas atau disebut sebagai tes
yang tidak valid. Sebagai sebuah contoh, misalkan akan diberikan tes PKN untuk siswa kelas
4 SD, maka item-item dari tes tersebut haruslah berasal dari materi pelajaran kelas 4 SD.
Apabila dalam tes tersebut disisipkan item-item yang bersumber dari materi pelajaran di luar
kelas 4 SD, maka tes tersebut dikatakan sudah tidak valid lagi berdasarkan ketentuan validitas
isi.
Validitas konstruk adalah penilaian tentang seberapa baik seorang peneliti
menerjemahkan teori yang dipergunakan ke dalam alat ukur . Cara menganalisis validitas
konstruk dari suatu tes hasil belajar dapat dilakukan dengan melakukan pencocokan antara
aspek-aspek berpikir dalam tes hasil belajar tersebut dengan aspek aspek berpikir yang
dikehendaki untuk diungkapkan dalam indikator pencapaian pembelajaran. Contoh validitas
kontruks misalnya, seorang guru yang memberikan tes terkait dengan kecakapan peserta didik
dalam berbahasa, guru tersebut haruslah membuat butir soal yang benar-benar berkaitan
dengan kecakapan berbahasa. Atau contoh lain, jika guru akan membuat butir soal tes
matematika untuk peserta didik kelas 4, maka butir soal matematika yang diberikan kepada
peserta didik harus memuat materi matematika kelas 4, dan jika guru memberikan soal yang
memuat materi kelas 6 maka soal tersebut validitas konstruksinya tidak baik. Jadi, validitas
butir soal tersebut menjadi tidak sesuai antara materi dengan tujuan pembelajaran.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ahmaddien, Iskandar., Syarkani, Yofy. 2019. Statistika Terapan Dengan Sistem SPSS.
Bandung : ITB Press.
Apriyanti, Muda. Validitas. https://www.academia.edu/35650608/validitas_doc.
Astiti, Kadek Ayu. 2017. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Andi Offset.
Darmayanti, Ni Wayan Sri., Wijaya, I Komang Wisnu Budi. 2020. Evaluasi Pembelajaran
IPA. Badung: Nilacakra Publishing House.
Diputera, Artha Mahindra. 2018. Analisis IRT Menggunakan Wingeng 3: Teori Respon Butir
& Aplikasi. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.
Djaali., Muljono, Pudji. 2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Grasindo.
Sudaryono. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Widodo, Prasetyo Budi. (2006). Reliabilitas dan Validitas Konstruk Skala Konsep Diri untuk
Mahasiswa Indonesia. Semarang: Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro.
Zaim, M. 2016. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Inggris. Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai