Anda di halaman 1dari 9

Validasi Instrumen Penilaian Pembelajaran

Nama Kelompok
1. Made Dwi Nugraha (2111021001)
2. Rohni Eskanami Damanik (2111021025)

Mata Kuliah : Asesmen dan Evaluasi

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Desak Putu Parmiti, M.S.

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN, PSIKOLOGI DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2022

1
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ucapkan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat dan
rahmat-Nya lah makalah kami yang bertemakan “Validasi Instrumen Penilaian Pembelajaran”
dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing kami pada mata kuliah Asesmen dan Evaluasi, yang telah membimbing dalam
perkuliahan. Harapan kami makalah ini dapat bermanfaat dengan baik dan dapat memberikan
konstribusi sebagaimana mestinya dalam mata kuliah Asesmen dan Evaluasi di masa mendatang.

Singaraja, 30 Oktober 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... 2


DAFTAR ISI .................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 5
2.1 Definisi Validitas ...................................................................................................... 5
1. Macam – Macam Validitas ........................................................................................ 6
2. Cara Mengukur Validitas Instrumen Penilaian............................................................ 7
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 8
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 10

3
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam setiap kegiatan pendidikan maka tidak akan bisa dipisahkan dengan evaluasi. Tanpa
adanya evaluasi maka semua kegiatan pendidikan hanya sia-sia belaka, karena kita tidak akan
pernah mengetahui apakah pendidikan yang dilaksanakan berhasil atau gagal, baik atau buruk,
lulus atau tidak lulus. Evaluasi merupakan kegiatan akhir yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengetahui seberapa jauh penguasaan peserta didiknya terhadap materi yang telah diberikan atau
bisa juga evaluasi itu diartikan sebagai sebuah proses untuk menentukan nilai segala sesuatu yang
ada hubungannya dengan dunia pendidikan.
Sekolah sebagai sebuah institusi yang menyelenggarakan pendidikan diumpamakan
sebagai sebuah tempat pengolahan di mana calon siswa sebagai bahan mentah yang akan diolah,
maka lulusan sekolah itu diumpamakan sebagai hasil olahan yang siap dipergunakan. Untuk
mengetahui apakah seorang siswa lulus atau tidak lulus maka perlu diadakan evaluasi sebagai alat
penyaring.
Dengan demikian evaluasi menduduki kedudukan yang sangat penting dalam pendidikan
karena hasil evaluasi dapat merupakan pencerminan keberhasilan atau kegagalan dari pendidikan
itu sendiri. Hasil evaluasi ini kemudian akan digunakan untuk mengambil berbagai keputusan
pendidikan.
Namun, tidak semua hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk mengambil keputusan
pendidikan, hanya evaluasi yang baik saja yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan
pendidikan. Evaluasi dapat dikatakan baik apabila memenuhi tiga syarat pokok yaitu validitas
(kesahihan), reliabilitas (kehandalan), dan kepraktisan. Kali ini akan dibahas lebih lanjut mengenai
validitas.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Validitas
Validitas berasal dari kata valid (kata sifat) yang berarti tepat, benar, shahih, dan absah,
yang selanjutnya dibedakan menjadi validitas yang mempunyai arti ketepatan, kebenaran,
kesahihan, dan keabsahan.
Di dalam Wikipedia Indonesia validitas diartikan sebagai “kesahihan, kebenaran yang
diperkuat oleh bukti atau data”. Demikian juga dalam Kamus Bahasa Indonesia dapat jumpai
validitas diartikan sebagai “sifat benar menurut bahan bukti yang ada, logika berpikir, atau
kekuatan hukum”.
Sejalan dengan definisi yang dikemukakan di atas, Max Darsono dalam konteks
pendidikan lebih lanjut menyatakan bahwa kevalidan sebuah evaluasi harus didasarkan atas
kesesuaiannya dengan tujuan evaluasi tersebut.
Dalam kaitannya dengan tes dan penilaian, Retno mengemukakan tiga pokok pengertian
validitas yang biasa digunakan sebagai berikut.
a. Validitas berkenaan dengan hasil dari suatu alat tes atau alat evaluasi, dan tidak
menyangkut alat itu sendiri. Tes intelegensi sebagai alat untuk melakukan tes kecerdasan
hasilnya valid, tapi kalau digunakan untuk melakukan tes hasil belajar tidak valid.
b. Validitas adalah persoalan yang menyangkut tingkat (derajat). Sehingga, istilah yang
digunakan adalah derajat validitas suatu tes, maka suatu tes ada yang biasa disebut
validitasnya tinggi, sedang, atau rendah.
c. Validitas selalu dibatasi pada pengkhususannya dalam penggunaan, dan tidak pernah
dalam arti kualitas yang umum. Suatu tes berhitung mungkin tinggi validitasnya untuk
mengukur keterampilan menjumlah angka, tetapi rendah validitasnya untuk mengukur
berpikir matematis, dan sedang validitasnya untuk meramal keberhasilan siswa dalam
pelajaran matematik yang akan datang.
Berikut ini beberapa pendapat dari tokoh-tokoh mengenai validitas :
a. Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar 1986).
b. Nitko (1996 : 36) menyatakan bahwa validitas berhubungan dengan interpretasi atau
makna dan penggunaan hasil pengukuran peserta didik.
c. Cohen dkk. (1992: 28) menyatakan bahwa tes yang baik adalah tes yang valid artinya
mengukur apa yang hendak diukur.
d. Messick (1993: 13) menjelaskan bahwa validitas tes merupakan suatu integrasi
pertimbangan evaluatif derajat keterangan empiris yang mendasarkan pemikiran teoritis
yang mendukung ketepatan dan kesimpulan berdasarkan pada skor tes.
5
1. Macam-macam Validitas
Validitas suatu instrumen atau alat ukur dapat dilihat dari isi atau konsep yang terdapat pada
alat ukur tersebut. Disamping itu dapat pula dilihat dengan memperhatikan bentuknya atau
hubungan dengan instrumen lain secara empirik atau statistik. Sehubungan dengan itu maka
validitas dapat dibedakan atas:
A. Validitas isi (content validity)
Validitas isi dipandang dari segi isi alat ukur itu sendiri; berdasarkan materi yang
disampaikan dalam pembelajaran dan diharapkan dikuasai oleh peserta didik. Karena itu,
telaah yang mendalam dan berulang kali tentang apa yang diharakan dan materi apa yang
telah disampaikan merupakan hal yang sangat penting. Hal ini untuk memungkinkan
tersusunnya isi instrumen yang tepat dan mewakili materi yang disaampaikan serta
diharapkan dikuasai oleh para peserta didik. Untuk mendapatkan validitas isi yang tinggi
perlu dilakukan suatu diskusi yang mendalam, yang diikuti oleh orang-orang yang ahli
dalam bidang studi yang bersangkutan serta ahli dalam pengukuran serta penilaian (Muri
Yusuf, 2015).
Untuk mengetahui apakah tes itu valid atau tidak, harus dilakukan melalui
penelaahan kisi-kisi tes untuk memastikan bahwa soal-soal tes itu sudah mewakili atau
mencerminkan keseluruhan konten atau materi yang seharusnya dikuasai secara
proporsional. Oleh karena itu validitas isi suatu tes tidak mempunyai besaran tertentu yang
dihitung secara statistika tetapi dipahami bahwa tes itu sudah valid berdasarkan telaah kisi-
kisi tes. Oleh karena itu, validitas isi sebenarriya mendasarkan pada analisis logika, tidak
merupakan suatu koefisien validitas yang dihitung secara statistika.
B. Validitas empiris atau validitas kriteria
Validitas empirik atau validitas bandingan merupakan sebuah tes yang memiliki
kesahihan empirik jika hasilnya sesuai dengan pengalaman (Harsiati, 2011:103). Validitas
empirik sama dengan validitas kriteria yang berarti bahwa validitas ditentukan berdasarkan
kriteria, baik kriteria internal maupun kriteria eksternal. Kriteria internal adalah tes atau
instrumen itu sendiri yang menjadi kriteria, sedangkan kriteria eksternal disebut validitas
eksternal (Djaali dan Muljono, 2008:52).
Validitas empiris diperoleh melalui hasil uji coba tes kepada responden yang setara
dengan responden yang akan dievaluasi atau diteliti. Kriteria internal adalah tes atau
instrumen itu sendiri yang menjadi kriteria, sedang kriteria eksternal adalah hasil ukur
instrumen atau tes lain di luar instrumen itu sendiri yang menjadi kriteria. Ukuran lain yang
sudah dianggap baku atau dapat dipercaya dapat pula dijadikan sebagai kriteria eksternal.
Validitas yang ditentukan berdasarkan kriteria internal disebut validitas internal sedangkan
validitas yang ditentukan berdasarkan kriteria eksternal disebut validitas eksternal.

6
2. Cara Mengukur Validitas Instrumen Penilaian
Validitas suatu instrumen/alat ukur adalah tingkat kesesuaian alat ukur dengan kriterium. Suatu
instrument dikatakan mempunyai validitas yang tinggi, atau suatu instrument adalah valid/sahih,
apabila instrumen tersebut sesuai dengan kriterium. Berhubung instrumen merupakan seperangkat
soal yang terdiri dari bermacam jenis dan aspek, maka awal kegiatan yang menentukan validitas
itu dari bersumber dari ketepatan dan kesesuaian apa yang ingin diukur. Oleh Karena itu,
perencanaan instrument yang baik merupakan hal yang esensial untuk dapat memberikan
gambaran yang tepat dari instrument tersebut. Validitas instrument mencakup validitas setiap
item/butir soal dan validitas keseluruhan instrumen. Untuk dapat menyusun intrumen yang valid,
maka penyusun intrumen harus sadar bahwa yang akan diketahui adalah sejumlah kemampuan,
keterampilan, nilai, sikap kepribadian maupun latar belakanglainya, yang sesuai dengan tujuan
suatu kegiatan. Instrument yang disusun hendaknya, “re-presentative” (mewakili), baik dari segi
yang diukur maupun besaran (magititude) untuk setiap aspek. Oleh karena itu, validitas isi dari
setiap instrument sangat perlu mendapatkan perhatian. (Muri Yusuf, 2015)
Beberapa tahapan yang dapat dilakukan untuk menyusun instrumen sebagai berikut:
a. Menyusun tujuan yang jelas
b. Merumuskan spesifikasi yang terarah pada tujuan
c. Membuat kisi-kiri (blueprint)
d. Menyusun instrumen
e. Me- review instrumen
f. Uji coba instrumen
g. Analisis uji coba
h. Revisi/penyempurnaan instrumen

7
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Validitas berkenaan dengan hasil dari suatu alat tes atau alat evaluasi, dan tidak
menyangkut alat itu sendiri. Validitas adalah persoalan yang menyangkut tingkat (derajat).
Validitas selalu dibatasi pada pengkhususannya dalam penggunaan, dan tidak pernah
dalam arti kualitas yang umum.
Validitas isi dipandang dari segi isi alat ukur itu sendiri; berdasarkan materi yang
disampaikan dalam pembelajaran dan diharapkan dikuasai oleh peserta didik. Validitas
empirik sama dengan validitas kriteria yang berarti bahwa validitas ditentukan berdasarkan
kriteria, baik kriteria internal maupun kriteria eksternal.

8
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unimed.ac.id/705/1/Validitas%20dan%20reliabilitas%20suatu%20instrumen%20pe
nelitian.pdf
Dantes, N. 2017. Desain Exsperimen dan Data Analisis Data. Depok:PT RajagrafindoPersada.
Yusuf, Muri. 2015. Asesmen dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Sappaile, Baso Inteng. 2007. Konsep Instrumen Penelitian Pendidikan. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, No.066, Vol.13.
Siswanto. 2008. Validitas Sebagai Alat Penentuan Kehandalan Tes Hasil Belajar. Jurnal
Pendidikan Akuntansi Indonesia, No.1, Vol.VI. Hal.107-116.
Khumaedi, Muhammad. 2012. Reliabilitas Instrumen Penelitian Pendidikan. Jurnal Pendidikan
Teknik Mesin. No.1, Vol.12.
Azwar, Saifuddi. 1995. Reliabilitas dan Validitas Aitem. No.1. Th.III.

Anda mungkin juga menyukai