Anda di halaman 1dari 37

1.

Permendikbud No 05 Tahun 2022 (TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN


PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, JENJANG PENDIDIKAN DASAR, DAN
JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH)
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor
57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tentang Standar Kompetensi
Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang
Pendidikan Menengah.
Mengingat :
1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301)
3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4916)
4. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 87, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6676) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6762)
5. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2021 tentang Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 156)
6. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 28 Tahun
2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 963).
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PADA PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI, JENJANG PENDIDIKAN DASAR, DAN JENJANG PENDIDIKAN
MENENGAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria minimal tentang kesatuan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang menunjukkan capaian kemampuan Peserta Didik
dari hasil pembelajarannya pada akhir Jenjang Pendidikan.
2. Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu.
3. Jenjang Pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan Peserta Didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang
dikembangkan.
4. Kementerian adalah kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pendidikan.
5. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendidikan.
BAB II
LINGKUP STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

Pasal 2
1) Standar Kompetensi Lulusan dirumuskan berdasarkan:
a. tujuan pendidikan nasional
b. tingkat perkembangan Peserta Didik
c. kerangka kualifikasi nasional Indonesia; dan
d. jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
2) Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas:
a. Standar Kompetensi Lulusan pada pendidikan anak usia dini
b. Standar Kompetensi Lulusan pada Jenjang Pendidikan dasar; dan
c. Standar Kompetensi Lulusan pada Jenjang Pendidikan menengah.
3) Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dan huruf
c termasuk untuk program pendidikan kesetaraan.
4) Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan
sebagai acuan dalam pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian
pendidikan, standar tenaga kependidikan, standar sarana prasarana, standar
pengelolaan, dan standar pembiayaan.

Pasal 3
(1) Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai pedoman dalam penentuan kelulusan
Peserta Didik dari satuan pendidikan.
(2) Penggunaan Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikecualikan bagi Peserta Didik pada pendidikan anak usia dini.
(3) Dalam hal Peserta Didik berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual, penggunaan
Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempertimbangkan
kondisi dan kebutuhan Peserta Didik.
(4) Kondisi dan kebutuhan Peserta Didik sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditentukan
melalui asesmen yang dilakukan oleh ahli sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

BAB III
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Pasal 4
1) Standar Kompetensi Lulusan pada pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a merupakan standar tingkat pencapaian perkembangan
anak usia dini.
2) Standar tingkat pencapaian perkembangan anak usia dini sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) memuat profil Peserta Didik sebagai kesatuan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang menjadi deskripsi capaian perkembangan Peserta Didik dari hasil
partisipasinya pada akhir pendidikan anak usia dini.
3) Standar tingkat pencapaian perkembangan anak usia dini sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) difokuskan pada aspek perkembangan anak yang mencakup:
a. nilai agama dan moral
b. nilai Pancasila
c. fisik motoric
d. kognitif
e. bahasa; dan
f. sosial emosional.
4) Aspek perkembangan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dirumuskan secara
terpadu dalam bentuk deskripsi capaian perkembangan yang terdiri atas:
a. mengenal dan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengenal ajaran pokok
agama, dan menunjukkan sikap menyayangi dirinya, sesama manusia serta alam
sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa melalui partisipasi aktif dalam merawat
diri dan lingkungannya
b. mengenali identitas diri, mengetahui kebiasaan di keluarga, sekolah, dan
masyarakat, mengetahui dirinya merupakan bagian dari warga Indonesia, serta
mengetahui keberadaan negara lain di dunia
c. mengenali emosi, mampu mengendalikan keinginannya sebagai sikap
menghargai keinginan orang lain, dan mampu berinteraksi dengan teman sebaya
d. mengenali serta menghargai kebiasaan dan aturan yang berlaku, serta memiliki
rasa senang terhadap belajar, menghargai usahanya sendiri untuk menjadi lebih
baik, dan memiliki keinginan untuk berusaha kembali ketika belum berhasil;
e. memiliki daya imajinasi dan kreativitas melalui eksplorasi dan ekspresi pikiran
dan/atau perasaannya dalam bentuk tindakan sederhana dan/atau karya yang
dapat dihasilkan melalui kemampuan kognitif, afektif, rasa seni serta
keterampilan motorik halus dan kasarnya;
f. mampu menyebutkan alasan, pilihan atau keputusannya, mampu memecahkan
masalah sederhana, serta mengetahui hubungan sebab akibat dari suatu kondisi
atau situasi yang dipengaruhi oleh hukum alam;
g. mampu menyimak, memiliki kesadaran akan pesan teks, alfabet dan fonemik,
memiliki kemampuan dasar yang diperlukan untuk menulis, memahami instruksi
sederhana, mampu mengutarakan pertanyaan dan gagasannya serta mampu
menggunakan kemampuan bahasanya untuk bekerja sama; dan
h. memiliki kesadaran bilangan, mampu melakukan pengukuran dengan satuan
tidak baku, menyadari adanya persamaan dan perbedaan karakteristik antarobjek,
serta memiliki kesadaran ruang dan waktu.

BAB IV
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PADA JENJANG PENDIDIKAN
DASAR

Pasal 5
(1) Standar Kompetensi Lulusan pada Jenjang Pendidikan dasar sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b terdiri atas:
a. Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah dasar/ madrasah
ibtidaiyah/sekolah dasar luar biasa/ paket A/bentuk lain yang sederajat; dan
b. Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah menengah pertama/madrasah
tsanawiyah/sekolah menengah pertama luar biasa/paket B/bentuk lain yang
sederajat.
(2) Standar Kompetensi Lulusan pada Jenjang Pendidikan dasar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) difokuskan pada:
a. persiapan Peserta Didik menjadi anggota masyarakat yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia;
b. penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila; dan
c. penumbuhan kompetensi literasi dan numerasi Peserta Didik untuk mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
Pasal 6
Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah/sekolah dasar
luar biasa/paket A/bentuk lain yang sederajat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (1) huruf a dirumuskan secara terpadu dalam bentuk deskripsi kompetensi yang
terdiri atas:
a. mengenal Tuhan Yang Maha Esa melalui sifat-sifatNya, memahami ajaran
pokok agama/kepercayaan, melaksanakan ibadah dengan bimbingan,
bersikap jujur, menunjukkan perilaku hidup sehat dan bersih, menyayangi
dirinya, sesama manusia serta alam sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa,
serta taat pada aturan;
b. mengenal dan mengekspresikan identitas diri dan budayanya, mengenal dan
menghargai keragaman budaya di lingkungannya, melakukan interaksi
antarbudaya, dan mengklarifikasi prasangka dan stereotip, serta berpartisipasi
untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia;
c. menunjukkan sikap peduli dan perilaku berbagi serta berkolaborasi
antarsesama dengan bimbingan di lingkungan sekitar;
d. menunjukkan sikap bertanggung jawab sederhana, kemampuan mengelola
pikiran dan perasaan, serta tak bergantung pada orang lain dalam
pembelajaran dan pengembangan diri;
e. menunjukkan kemampuan menyampaikan gagasan, membuat tindakan atau
karya kreatif sederhana, dan mencari alternatif tindakan untuk menghadapi
tantangan, termasuk melalui kearifan lokal;
f. menunjukkan kemampuan menanya, menjelaskan dan menyampaikan
kembali informasi yang didapat atau masalah yang dihadapi;
g. menunjukkan kemampuan dan kegemaran berliterasi berupa mencari dan
menemukan teks, menyampaikan tanggapan atas bacaannya, dan mampu
menulis pengalaman dan perasaan sendiri; dan
h. menunjukkan kemampuan numerasi dalam bernalar menggunakan konsep,
prosedur, fakta dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan diri dan lingkungan terdekat.
Pasal 7
Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah menengah pertama/madrasah
tsanawiyah/sekolah menengah pertama luar biasa/paket B/bentuk lain yang sederajat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b dirumuskan secara terpadu
dalam bentuk deskripsi kompetensi yang terdiri atas:
a. mencintai Tuhan Yang Maha Esa dan memahami kehadiran Tuhan Yang Maha
Esa dalam kehidupan seharihari, memahami ajaran agama, melaksanakan ibadah
secara rutin dan mandiri sesuai dengan tuntunan agama/kepercayaan, berani
menyatakan kebenaran, menyayangi dirinya, menyadari pentingnya
keseimbangan kesehatan jasmani, mental dan rohani, menghargai sesama
manusia, berinisiatif menjaga alam, serta memahami kewajiban dan hak sebagai
warga negara;
b. mengekspresikan dan bangga terhadap identitas diri dan budayanya, menghargai
keragaman masyarakat dan budaya nasional, terbiasa melakukan interaksi antar
budaya, menolak stereotip dan diskriminasi, serta berpartisipasi aktif untuk
menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia;
c. menunjukkan perilaku terbiasa peduli dan berbagi, serta kemampuan
berkolaborasi lintas kalangan di lingkungan terdekat dan lingkungan sekitar;
d. terbiasa bertanggung jawab, melakukan refleksi, berinisiatif dan merancang
strategi untuk pembelajaran dan pengembangan diri, serta mampu beradaptasi
dan menjaga komitmen untuk meraih tujuan;
e. menunjukkan kemampuan menyampaikan gagasan orisinal, membuat tindakan
atau karya kreatif sesuai kapasitasnya, dan terbiasa mencari alternatif tindakan
dalam menghadapi tantangan;
f. menunjukkan kemampuan mengidentifikasi informasi yang relevan atau masalah
yang dihadapi, menganalisis, memprioritaskan informasi yang paling relevan
atau alternatif solusi yang paling tepat;
g. menunjukkan kemampuan dan kegemaran berliterasi berupa
menginterpretasikan dan mengintegrasikan teks, untuk menghasilkan inferensi
sederhana, menyampaikan tanggapan atas informasi, dan mampu menulis
pengalaman dan pemikiran dengan konsep sederhana; dan
h. menunjukkan kemampuan numerasi dalam bernalar menggunakan konsep,
prosedur, fakta dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan diri, lingkungan terdekat, dan masyarakat sekitar.

BAB V
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PADA JENJANG PENDIDIKAN
MENENGAH

Pasal 8
Standar Kompetensi Lulusan pada Jenjang Pendidikan menengah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf c terdiri atas:
a. Standar Kompetensi Lulusan pada satuan pendidikan Jenjang Pendidikan
menengah umum; dan
b. Standar Kompetensi Lulusan pada satuan pendidikan Jenjang Pendidikan
menengah kejuruan.
Pasal 9
(1) Standar Kompetensi Lulusan pada satuan pendidikan Jenjang Pendidikan
menengah umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a difokuskan pada:
a. persiapan Peserta Didik menjadi anggota masyarakat yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia;
b. penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila; dan
c. pengetahuan untuk meningkatkan kompetensi Peserta Didik agar dapat hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
(2) Standar Kompetensi Lulusan pada Jenjang Pendidikan menengah umum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan Standar Kompetensi Lulusan
pada sekolah menengah atas/madrasah aliyah/sekolah menengah atas luar
biasa/paket C/bentuk lain yang sederajat.
(3) Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah menengah atas/madrasah
aliyah/sekolah menengah atas luar biasa/ paket C/bentuk lain yang sederajat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dirumuskan secara terpadu dalam bentuk
deskripsi kompetensi yang terdiri atas:
a. menyayangi dirinya, menghargai sesama dan melestarikan alam semesta
sebagai wujud cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa, menunjukkan sikap
religius dan spiritualitas sesuai ajaran agama/kepercayaan yang dianut,
memahami sepenuhnya ajaran agama secara utuh, rutin melaksanakan ibadah
dengan penghayatan, menegakkan (mengedepankan) integritas dan
kejujuran, pembelaan pada kebenaran, pelestarian alam, menyeimbangkan
kesehatan jasmani, mental, dan rohani, serta pemenuhan kewajiban dan hak
sebagai warga negara;
b. mengekspresikan dan bangga terhadap identitas diri dan budayanya,
menghargai dan menempatkan keragaman masyarakat dan budaya nasional
dan global secara setara dan adil, aktif melakukan interaksi antarbudaya,
menolak stereotip dan diskriminasi, serta berinisiatif untuk menjaga Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
c. menunjukkan sikap aktif mendorong perilaku peduli dan berbagi, serta
kemampuan berkolaborasi lintas kalangan di lingkungan terdekat,
lingkungan sekitar, dan masyarakat luas;
d. menunjukkan perilaku bertanggung jawab, melakukan refleksi, berinisiatif
dan merancang strategi untuk pembelajaran dan pengembangan diri, serta
terbiasa beradaptasi dan menjaga komitmen untuk meraih tujuan;
e. menunjukkan perilaku berbudaya dengan menyampaikan gagasan orisinal,
membuat tindakan dan karya kreatif yang terdokumentasikan, serta
senantiasa mencari alternatif solusi masalah di lingkungannya;
f. menunjukkan kemampuan menganalisis permasalahan dan gagasan yang
kompleks, menyimpulkan hasilnya dan menyampaikan argumen yang
mendukung pemikirannya berdasarkan data yang akurat;
g. menunjukkan kemampuan dan kegemaran berliterasi berupa mengevaluasi
dan merefleksikan teks untuk menghasilkan inferensi kompleks,
menyampaikan tanggapan atas informasi, serta menulis ekspositori maupun
naratif dengan berbagai sudut pandang; dan
h. menunjukkan kemampuan numerasi dalam bernalar menggunakan konsep,
prosedur, fakta dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan diri, lingkungan terdekat, masyarakat sekitar, dan
masyarakat global.

Pasal 10
(1) Standar Kompetensi Lulusan pada satuan pendidikan Jenjang Pendidikan
menengah kejuruan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b difokuskan
pada:
a. persiapan Peserta Didik menjadi anggota masyarakat yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia;
b. penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila; dan
c. keterampilan untuk meningkatkan kompetensi Peserta Didik agar dapat hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya
(2) Standar Kompetensi Lulusan pada satuan pendidikan Jenjang Pendidikan
menengah kejuruan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan Standar
Kompetensi Lulusan pada sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah
kejuruan/bentuk lain yang sederajat.
(3) Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah
kejuruan/bentuk lain yang sederajat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dirumuskan secara terpadu dalam bentuk deskripsi kompetensi yang terdiri atas:
a. menyayangi dirinya, menghargai sesama dan melestarikan alam semesta
sebagai wujud cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa, menunjukkan sikap
religius dan spiritualitas sesuai ajaran agama/kepercayaan yang dianut,
memahami sepenuhnya ajaran agama secara utuh, rutin melaksanakan ibadah
dengan penghayatan, menegakkan (mengedepankan) integritas dan
kejujuran, pembelaan pada kebenaran, pelestarian alam, menyeimbangkan
kesehatan jasmani, mental, dan rohani, serta pemenuhan kewajiban dan hak
sebagai warga negara;
b. mengekspresikan dan bangga terhadap identitas diri dan budayanya,
menghargai dan menempatkan keragaman masyarakat dan budaya nasional
dan global secara setara dan adil, aktif melakukan interaksi antarbudaya,
menolak stereotip dan diskriminasi, serta berinisiatif untuk menjaga Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
c. menunjukkan sikap aktif mendorong perilaku peduli dan berbagi, serta
kemampuan berkolaborasi lintas kalangan di lingkungan terdekat,
lingkungan sekitar, dan masyarakat luas;
d. menunjukkan perilaku bertanggung jawab, melakukan refleksi, berinisiatif
dan merancang strategi untuk pembelajaran dan pengembangan diri, serta
terbiasa beradaptasi dan menjaga komitmen untuk meraih tujuan;
e. menunjukkan perilaku berbudaya dengan menyampaikan gagasan orisinal,
membuat tindakan dan karya kreatif yang terdokumentasikan, serta
senantiasa mencari alternatif solusi masalah di lingkungannya;
f. menunjukkan kemampuan menganalisis permasalahan dan gagasan yang
kompleks, menyimpulkan hasilnya dan menyampaikan argumen yang
mendukung pemikirannya berdasarkan data yang akurat;
g. menunjukkan kemampuan dan kegemaran berliterasi berupa menganalisis
teks untuk menghasilkan inferensi, menyampaikan tanggapan atas informasi,
serta menulis ekspositori maupun naratif yang relevan dengan bidang
kejuruannya;
h. menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat matematika untuk
menyelesaikan masalah praktis yang relevan dengan bidang kejuruannya; dan
i. menunjukkan kemampuan keahlian sesuai dengan kejuruannya untuk
menguatkan kemandirian serta kesiapan memasuki dunia kerja.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 11
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. ketentuan mengenai Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak
dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun
2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1668);
b. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016
tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 953); dan
c. ketentuan mengenai Standar Kompetensi Lulusan dalam Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018 tentang
Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah
Aliyah Kejuruan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
1689), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 12
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
https://jdih.kemdikbud.go.id/detail_peraturan?main=3017

2. Permendikbud No.7 Tahun 2022


(TENTANG STANDAR ISI PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, JENJANG
PENDIDIKAN DASAR, DAN JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH).
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor
57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tentang Standar Isi pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan
Menengah.
Mengingat :
1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301).
3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4916)
4. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 87, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6676) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6762)
5. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2021 tentang Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 156)
6. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 28 Tahun
2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 963).
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET,
DAN TEKNOLOGI TENTANG STANDAR ISI PADA PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI, JENJANG PENDIDIKAN DASAR, DAN JENJANG PENDIDIKAN
MENENGAH.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Standar Isi adalah kriteria minimal yang mencakup ruang lingkup materi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
2. Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu.
3. Jenjang Pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan Peserta Didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang
dikembangkan.
4. Pendidikan Anak Usia Dini yang selanjutnya disingkat PAUD adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
5. Pendidikan Dasar adalah jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan
menengah.
6. Pendidikan Menengah adalah lanjutan Pendidikan Dasar.
7. Pendidikan Kesetaraan adalah program pendidikan nonformal yang menyelenggarakan
pendidikan umum setara SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA yang mencakup program
paket A, paket B, dan paket C.
8. Kementerian adalah kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pendidikan.
9. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendidikan.
Pasal 2
(1) Standar Isi dikembangkan melalui perumusan ruang lingkup materi yang sesuai dengan
kompetensi lulusan.
(2) Ruang lingkup materi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bahan kajian
dalam muatan pembelajaran.
(3) Ruang lingkup materi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dirumuskan berdasarkan:
a. muatan wajib sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
b. konsep keilmuan
c. jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
(1) Muatan wajib sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf a merupakan muatan wajib yang dimuat dalam kurikulum
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah yang meliputi:
a. pendidikan agama
b. pendidikan Pancasila
c. pendidikan kewarganegaraan
d. Bahasa
e. Matematika
f. ilmu pengetahuan alam
g. ilmu pengetahuan social
h. seni dan budaya
i. pendidikan jasmani dan olahraga
j. keterampilan/kejuruan
k. muatan lokal.
(2) Ruang lingkup materi berdasarkan konsep keilmuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) huruf b dilakukan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan
teknologi, seni, dan budaya.
(3) Perumusan ruang lingkup materi berdasarkan jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c disesuaikan dengan jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan pada PAUD, jenjang Pendidikan Dasar, dan jenjang Pendidikan
Menengah.
(4) Perumusan ruang lingkup materi pada PAUD, jenjang Pendidikan Dasar, dan jenjang
Pendidikan Menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (6) memuat juga ruang
lingkup materi program kebutuhan khusus.
(5) Ruang lingkup materi:
a. PAUD tercantum dalam Lampiran I
b. jenjang Pendidikan Dasar tercantum dalam Lampiran II; dan
c. jenjang Pendidikan Menengah tercantum dalam Lampiran III, yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 3
(1) Muatan wajib pendidikan agama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4)
huruf a dirumuskan melalui koordinasi antara Menteri dengan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama.
(2) Muatan lokal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4) huruf k dirumuskan
oleh pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.
Pasal 4
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. ketentuan mengenai Standar Isi dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak
Usia Dini (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1668)
b. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 954)
c. ketentuan mengenai Standar Isi dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 1689), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 5
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
https://jdih.kemdikbud.go.id/sjdih/siperpu/dokumen/salinan/salinan_20220211_105
800_Salinan%20Permendikbudristek%20Nomor%207%20Tahun%202022_JDIH.p
df

3. Permebndikbud No 16 tahun 2022


(TENTANG STANDAR PROSES PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, JENJANG
PENDIDIKAN DASAR, DAN JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH)
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 Peraturan Pemerintah
Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tentang
Standar Proses pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang
Pendidikan Menengah.
Mengingat :
1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301).
3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4916).
4. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 87, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6676) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6762)
5. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2021 tentang Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 156)
6. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 28 Tahun
2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 963).
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET,
DAN TEKNOLOGI TENTANG STANDAR PROSES PADA PENDIDIKAN ANAK
USIA DINI, JENJANG PENDIDIKAN DASAR, DAN JENJANG PENDIDIKAN
MENENGAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Standar Proses adalah kriteria minimal proses pembelajaran berdasarkan jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
2. Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu.
3. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, pamong
belajar, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
4. Satuan Pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah yang
selanjutnya disebut Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal dan nonformal pada pendidikan anak
usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Pasal 2
(1) Standar Proses digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan proses
pembelajaran yang efektif dan efisien untuk mengembangkan potensi, prakarsa,
kemampuan, dan kemandirian Peserta Didik secara optimal.
(2) Standar Proses sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. perencanaan pembelajaran;
b. pelaksanaan pembelajaran; dan
c. penilaian proses pembelajaran.
(3) Peserta Didik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Peserta Didik pada:
a. pendidikan anak usia dini;
b. pendidikan dasar;
c. pendidikan menengah;
d. pendidikan kesetaraan; dan
e. pendidikan khusus.
BAB II
PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Bagian Kesatu Umum


Pasal 3
(1) Perencanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a
merupakan aktivitas untuk merumuskan:
a. capaian pembelajaran yang menjadi tujuan belajar dari suatu unit pembelajaran;
b. cara untuk mencapai tujuan belajar; dan
c. cara menilai ketercapaian tujuan belajar.
(2) Perencanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pendidik.
(3) Perencanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dalam bentuk
dokumen perencanaan pembelajaran yang:
a. fleksibel;
b. jelas; dan
c. sederhana.
(4) Dokumen perencanaan pembelajaran yang fleksibel sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf a merupakan dokumen yang tidak terikat pada bentuk tertentu dan dapat disesuaikan
dengan konteks pembelajaran.
(5) Dokumen perencanaan pembelajaran yang jelas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf
b merupakan dokumen yang mudah dipahami.
(6) Dokumen perencanaan pembelajaran yang sederhana sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf c merupakan dokumen yang berisi hal pokok dan penting sebagai acuan pelaksanaan
pembelajaran.
Pasal 4
Dokumen perencanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) paling sedikit
memuat:
a. tujuan pembelajaran;
b. langkah atau kegiatan pembelajaran; dan
c. penilaian atau asesmen pembelajaran.
Bagian Kedua
Capaian Pembelajaran yang Menjadi Tujuan Belajar dari Suatu Unit Pembelajaran

Pasal 5
(1) Capaian pembelajaran yang menjadi tujuan belajar dari suatu unit pembelajaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a merupakan sekumpulan kompetensi
dan lingkup materi pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum Satuan Pendidikan.
(2) Kurikulum Satuan Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan:
a. kerangka dasar dan struktur kurikulum yang ditetapkan secara nasional; dan
b. visi, misi, dan karakteristik Satuan Pendidikan.
(3) Kurikulum Satuan Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan
melibatkan Peserta Didik dan/atau orang tua/wali Peserta Didik. (4) Selain melibatkan
Peserta Didik dan/atau orang tua/wali Peserta Didik sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
penyusunan kurikulum Satuan Pendidikan pada:
a. pendidikan menengah kejuruan, juga melibatkan dunia kerja; dan
b. pendidikan khusus, juga melibatkan ahli yang relevan.

Pasal 6
(1) Capaian pembelajaran yang menjadi tujuan belajar dari suatu unit pembelajaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a, dirumuskan dengan
mempertimbangkan karakteristik Peserta Didik dan sumber daya Satuan Pendidikan.
(2) Selain mempertimbangkan karakteristik Peserta Didik dan sumber daya Satuan
Pendidikan, perumusan capaian pembelajaran pada pendidikan menengah kejuruan
juga mempertimbangkan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja.
(3) Perumusan capaian pembelajaran yang menjadi tujuan belajar pada pendidikan
menengah kejuruan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam bentuk
kompetensi yang mengacu pada jenjang kualifikasi keahlian tertentu atau sesuai
kebutuhan hidup mandiri.
(4) Perumusan capaian pembelajaran yang menjadi tujuan belajar sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) pada pendidikan khusus ditujukan untuk:
a. optimalisasi potensi, bakat, minat, dan kesiapan kerja;
b. pembentukan kemandirian; dan/atau
c. penguasaan keterampilan hidup, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Peserta
Didik.
Bagian Ketiga
Cara untuk Mencapai Tujuan Belajar

Pasal 7
(1) Cara untuk mencapai tujuan belajar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b
dilakukan melalui strategi pembelajaran yang dirancang untuk memberi pengalaman
belajar yang berkualitas.
(2) Strategi pembelajaran yang dirancang untuk memberi pengalaman belajar yang berkualitas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan:
a. memberi kesempatan untuk menerapkan materi pada problem atau konteks nyata;
b. mendorong interaksi dan partisipasi aktif Peserta Didik;
c. mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia di lingkungan Satuan
Pendidikan dan/atau di lingkungan masyarakat; dan/atau d. menggunakan perangkat
teknologi informasi dan komunikasi.
(3) Strategi pembelajaran yang dirancang untuk memberi pengalaman belajar yang berkualitas
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan dengan memperhatikan karakteristik
Peserta Didik, yang mencakup:
a. usia dan tingkat perkembangan;
b. tingkat kemampuan sebelumnya;
c. kondisi fisik dan psikologis; dan
d. latar belakang keluarga Peserta Didik.
(4) Pelaksanaan strategi pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat bersifat
lintas mata pelajaran dan/atau lintas tingkatan kelas.

Bagian Keempat
Cara Menilai Ketercapaian Tujuan Belajar
Pasal 8
(1) Cara menilai ketercapaian tujuan belajar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
huruf c dilakukan oleh Pendidik dengan menggunakan beragam teknik dan/atau instrumen
penilaian yang sesuai dengan tujuan belajar.
(2) Cara menilai ketercapaian tujuan belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu
pada standar penilaian pendidikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

BAB III
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Bagian Kesatu
Umum

Pasal 9
(1) Pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b
diselenggarakan dalam suasana belajar yang:
a. interaktif;
b. inspiratif;
c. menyenangkan;
d. menantang;
e. memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif; dan
f. memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis Peserta Didik.
(2) Pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pendidik
dengan memberikan:
a. keteladanan;
b. pendampingan; dan
c. fasilitasi.
Bagian Kedua
Pelaksanaan Pembelajaran dalam Suasana Belajar yang Interaktif
Pasal 10
(1) Pelaksanaan pembelajaran dalam suasana belajar yang interaktif sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a dirancang untuk memfasilitasi interaksi yang sistematis dan
produktif antara Pendidik dengan Peserta Didik, sesama Peserta Didik, dan antara Peserta
Didik dengan materi belajar.
(2) Pelaksanaan pembelajaran dalam suasana belajar yang interaktif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) paling sedikit dilakukan dengan cara:
a. berinteraksi secara dialogis antara Pendidik dengan Peserta Didik, serta sesama Peserta
Didik;
b. berinteraksi secara aktif dengan lingkungan belajar; dan
c. berkolaborasi untuk menumbuhkan jiwa gotong royong.
(3) Dalam melaksanakan pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pendidik
berperan sebagai fasilitator proses pembelajaran dan tidak menjadi satusatunya sumber
pembelajaran.

Bagian Ketiga
Pelaksanaan Pembelajaran dalam Suasana Belajar yang Inspiratif
Pasal 11
(1) Pelaksanaan pembelajaran dalam suasana belajar yang inspiratif sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) huruf b dirancang untuk memberi keteladanan dan menjadi sumber
inspirasi positif bagi Peserta Didik.
(2) Pelaksanaan pembelajaran dalam suasana belajar yang inspiratif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) paling sedikit dilakukan dengan cara:
a. menciptakan suasana belajar yang dapat memantik ide, mendorong daya imajinasi, dan
mengeksplorasi hal baru; dan
b. memfasilitasi Peserta Didik dengan berbagai sumber belajar untuk memperkaya
wawasan dan pengalaman belajar.
Bagian Keempat
Pelaksanaan Pembelajaran dalam Suasana Belajar yang Menyenangkan
Pasal 12
(1) Pelaksanaan pembelajaran dalam suasana belajar yang menyenangkan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c dirancang agar Peserta Didik mengalami proses
belajar sebagai pengalaman yang menimbulkan emosi positif.
(2) Pelaksanaan pembelajaran dalam suasana belajar yang menyenangkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) paling sedikit dilakukan dengan cara:
a. menciptakan suasana belajar yang gembira, menarik, aman, dan bebas dari
perundungan;
b. menggunakan berbagai variasi metode dengan mempertimbangkan aspirasi dari
Peserta Didik, serta tidak terbatas hanya di dalam kelas; dan
c. mengakomodasi keberagaman gender, budaya, bahasa daerah setempat, agama atau
kepercayaan, karakteristik, dan kebutuhan setiap Peserta Didik.

Bagian Kelima
Pelaksanaan Pembelajaran dalam Suasana Belajar yang Menantang
Pasal 13
(1) Pelaksanaan pembelajaran dalam suasana belajar yang menantang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) huruf d dirancang untuk mendorong Peserta Didik terus
meningkatkan kompetensinya melalui tugas dan aktivitas dengan tingkat kesulitan yang
tepat.
(2) Pelaksanaan pembelajaran dalam suasana belajar yang menantang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) paling sedikit dilakukan dengan cara:
a. menggunakan materi dan kegiatan belajar sesuai dengan kemampuan dan tahapan
perkembangan Peserta Didik; dan
b. memfasilitasi Peserta Didik untuk percaya potensi yang dimilikinya dapat ditingkatkan.

Bagian Keenam
Pelaksanaan Pembelajaran dalam Suasana Belajar yang Memotivasi Peserta Didik untuk
Berpartisipasi Aktif
Pasal 14
Pelaksanaan pembelajaran dalam suasana belajar yang memotivasi Peserta Didik untuk
berpartisipasi aktif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf e paling sedikit
dilakukan dengan cara:
a. membangun suasana belajar yang memberikan kesempatan kepada Peserta Didik untuk
berani mengemukakan pendapat dan bereksperimen; dan
b. melibatkan Peserta Didik dalam menyusun rencana belajar, menetapkan target individu
dan/atau kelompok, dan turut memonitor pencapaian hasil belajar.

Bagian Ketujuh
Pelaksanaan Pembelajaran dalam Suasana Belajar yang Memberikan Ruang yang Cukup bagi
Prakarsa, Kreativitas, Kemandirian sesuai dengan Bakat, Minat, dan Perkembangan Fisik,
serta Psikologis Peserta Didik
Pasal 15
Pelaksanaan pembelajaran dalam suasana belajar yang memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta
psikologis Peserta Didik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf f paling sedikit
dilakukan dengan cara:
a. memberi kesempatan bagi Peserta Didik untuk mengembangkan dan mengomunikasikan
gagasan baru;
b. membiasakan Peserta Didik untuk mampu mengatur dirinya dalam proses belajar;
c. menciptakan suasana pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi Peserta Didik
untuk mengaktualisasikan diri; dan
d. mengapresiasi bakat, minat, dan kemampuan yang dimiliki oleh Peserta Didik.

Bagian Kedelapan
Pemberian Keteladanan, Pendampingan, dan Fasilitasi dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Pasal 16
(1) Pelaksanaan pembelajaran dengan memberikan keteladanan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (2) huruf a dilakukan dengan berperilaku luhur pada kehidupan
sehari-hari.
(2) Pelaksanaan pembelajaran dengan memberikan pendampingan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (2) huruf b dilakukan dengan memberi tantangan, dukungan, dan
bimbingan bagi Peserta Didik dalam proses belajar.
(3) Pelaksanaan pembelajaran dengan memberikan fasilitasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 ayat (2) huruf c dilakukan dengan memberikan akses dan kesempatan belajar bagi
Peserta Didik sesuai dengan kebutuhan.
Pasal 17
Selain pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, pelaksanaan
pembelajaran pada:
a. pendidikan menengah kejuruan dilakukan dengan memberi pengalaman nyata melalui
praktik kerja lapangan; dan
b. pendidikan khusus untuk jenjang pendidikan menengah dilakukan dengan memberi
pengalaman nyata melalui program magang.

Pasal 18
(1) Dalam pelaksanaan pembelajaran pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan khusus, beban belajar diatur dalam bentuk satuan
jam pelajaran.
(2) Dalam pelaksanaan pembelajaran pada pendidikan kesetaraan, beban belajar diatur dalam
bentuk satuan kredit kompetensi.

BAB IV
PENILAIAN PROSES PEMBELAJARAN
Bagian Kesatu Umum
Pasal 19
(1) Penilaian proses pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf c
merupakan asesmen terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
(2) Penilaian proses pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
Pendidik yang bersangkutan.
(3) Asesmen terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan setelah pelaksanaan pembelajaran paling sedikit 1 (satu) kali dalam
1 (satu) semester.
(4) Asesmen terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dilakukan dengan cara:
a. refleksi diri terhadap pelaksanaan perencanaan dan proses pembelajaran; dan
b. refleksi diri terhadap hasil asesmen yang dilakukan oleh sesama Pendidik, kepala
Satuan Pendidikan, dan/atau Peserta Didik.
Pasal 20
Selain dilaksanakan oleh Pendidik yang bersangkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
ayat (2), penilaian proses pembelajaran dapat dilaksanakan oleh:
a. sesama Pendidik;
b. kepala Satuan Pendidikan; dan/atau
c. Peserta Didik.
Bagian Kedua
Penilaian oleh Sesama Pendidik

Pasal 21
(1) Penilaian oleh sesama Pendidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf a merupakan
asesmen oleh sesama pendidik atas perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan oleh Pendidik yang bersangkutan.
(2) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan membangun budaya saling
belajar, kerja sama, dan saling mendukung.
(3) Asesmen oleh sesama pendidik atas perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1
(satu) semester.
(4) Asesmen oleh sesama pendidik atas perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling sedikit dilakukan dengan cara:
a. berdiskusi mengenai proses perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran;
b. mengamati proses pelaksanaan pembelajaran; dan/atau
c. melakukan refleksi terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
Bagian Ketiga
Penilaian oleh Kepala Satuan Pendidikan
Pasal 22
(1) Penilaian oleh kepala Satuan Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf b
merupakan asesmen oleh kepala Satuan Pendidikan atas perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh Pendidik.
(2) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk:
a. membangun budaya reflektif; dan
b. memberi umpan balik yang konstruktif.
(3) Membangun budaya reflektif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh kepala Satuan Pendidikan untuk mendorong terjadinya
refleksi atas proses pembelajaran secara terus-menerus dan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari proses pembelajaran itu sendiri.
(4) Memberi umpan balik yang konstruktif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh kepala Satuan Pendidikan untuk memberikan
masukan, saran, dan keteladanan kepada Pendidik untuk peningkatan kualitas
pembelajaran.
(5) Pelaksanaan asesmen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3) dan ayat (4) berlaku
mutatis mutandis bagi kepala Satuan Pendidikan dalam melakukan penilaian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
Bagian Keempat
Penilaian dilakukan oleh Peserta Didik
Pasal 23
(1) Penilaian oleh Peserta Didik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf c merupakan
asesmen oleh Peserta Didik yang diajar langsung oleh Pendidik yang bersangkutan atas
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukannya.
(2) Penilaian oleh Peserta Didik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk:
a. membangun kemandirian dan tanggung jawab dalam proses pembelajaran dan
kehidupan sehari-hari;
b. membangun budaya transparansi, objektivitas, saling menghargai, dan mengapresiasi
keragaman pendapat dalam menilai proses pembelajaran;
c. membangun suasana pembelajaran yang partisipatif dan untuk memberi umpan balik
kepada Pendidik dan Peserta Didik; dan
d. melatih Peserta Didik untuk mampu berpikir kritis.
(3) Asesmen oleh peserta didik atas pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) semester
(4) Asesmen oleh peserta didik atas pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) paling sedikit dilakukan dengan cara melakukan refleksi terhadap pelaksanaan
pembelajaran.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 24
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. ketentuan mengenai Standar Proses yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1668)
b. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 955); dan
c. ketentuan mengenai Standar Proses yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 1689), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 25
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
https://jdih.kemdikbud.go.id/sjdih/siperpu/dokumen/salinan/salinan_20220421_105322_
Final%20JDIH%20Salinan%20Permendikbudristek%20No%2016%20Tahun%202022%
20ttg%20Standar%20Proses.pdf
4. Permendikbud No 21 Tahun 2022
(TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN ANAK
USIA DINI, JENJANG PENDIDIKAN DASAR, DAN JENJANG PENDIDIKAN
MENENGAH)
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 19 Peraturan Pemerintah
Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tentang
Standar Penilaian Pendidikan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan
Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah.
Mengingat :
1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301).
3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4916).
4. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 87, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6676) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 14, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6762)
5. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2021 tentang Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 156).
6. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 28
Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 963)
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI TENTANG STANDAR PENILAIAN
PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, JENJANG
PENDIDIKAN DASAR, DAN JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria minimal mengenai mekanisme
penilaian hasil belajar peserta didik.
2. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengetahui kebutuhan belajar dan capaian perkembangan atau hasil belajar
peserta didik.
3. Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan tertentu.
4. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, pamong
belajar, tutor, instruktur, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya,
serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
5. Satuan Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan
Menengah yang selanjutnya disebut Satuan Pendidikan adalah kelompok
layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal dan
nonformal pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.
Pasal 2
(1) Penilaian hasil belajar Peserta Didik dilakukan sesuai dengan tujuan Penilaian
secara berkeadilan, objektif, dan edukatif.
(2) Penilaian hasil belajar secara berkeadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan Penilaian yang tidak bias oleh latar belakang, identitas, atau
kebutuhan khusus Peserta Didik.
(3) Penilaian hasil belajar secara objektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan Penilaian yang didasarkan pada informasi faktual atas pencapaian
perkembangan atau hasil belajar Peserta Didik.
(4) Penilaian hasil belajar secara edukatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan Penilaian yang hasilnya digunakan sebagai umpan balik bagi
Pendidik, Peserta Didik, dan orang tua untuk meningkatkan proses
pembelajaran dan hasil belajar.
Pasal 3
(1) Prosedur Penilaian hasil belajar Peserta Didik meliputi:
a. perumusan tujuan Penilaian;
b. pemilihan dan/atau pengembangan instrumen Penilaian;
c. pelaksanaan Penilaian;
d. pengolahan hasil Penilaian; dan
e. pelaporan hasil Penilaian.
(2) Prosedur Penilaian hasil belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disesuaikan dengan karakteristik jalur, jenjang, dan jenis Satuan Pendidikan.
Pasal 4
(1) Perumusan tujuan Penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
huruf a memperhatikan keselarasan dengan tujuan pembelajaran yang merujuk
pada kurikulum yang digunakan Satuan Pendidikan.
(2) Hasil perumusan tujuan Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimuat
dalam perencanaan pembelajaran.
Pasal 5
Pemilihan dan/atau pengembangan instrumen Penilaian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b dilaksanakan oleh Pendidik dengan:
a. mempertimbangkan karakteristik kebutuhan Peserta Didik; dan
b. berdasarkan rencana Penilaian yang termuat dalam perencanaan pembelajaran.
Pasal 6
Pelaksanaan Penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf c dapat
dilakukan sebelum, pada saat, dan/atau setelah pembelajaran.
Pasal 7
Pengolahan hasil Penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf d
dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif dan/atau kualitatif terhadap data
hasil pelaksanaan Penilaian yang berupa angka dan/atau deskripsi.
Pasal 8
(1) Pelaporan hasil Penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf
e dituangkan dalam bentuk laporan kemajuan belajar.
(2) Laporan kemajuan belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa laporan
hasil belajar yang disusun berdasarkan pengolahan hasil Penilaian.
(3) Laporan hasil belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit
memuat informasi mengenai pencapaian hasil belajar Peserta Didik.
(4) Selain memuat informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), laporan hasil
belajar untuk pendidikan anak usia dini juga memuat informasi mengenai
pertumbuhan dan perkembangan anak.
(5) Laporan hasil belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) tertuang
dalam rapor atau bentuk laporan hasil Penilaian lainnya.
Pasal 9
(1) Penilaian hasil belajar Peserta Didik dengan prosedur sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 sampai dengan Pasal 8 berbentuk:
a. Penilaian formatif; dan
b. Penilaian sumatif.
(2) Penilaian formatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan
pada pendidikan anak usia dini, jenjang pendidikan dasar, dan jenjang
pendidikan menengah.
(3) Penilaian sumatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilaksanakan
pada jenjang pendidikan dasar dan jenjang pendidikan menengah.
(4) Penilaian formatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a bertujuan untuk
memantau dan memperbaiki proses pembelajaran serta mengevaluasi
pencapaian tujuan pembelajaran.
(5) Penilaian formatif sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan dengan
mengumpulkan informasi mengenai:
a. Peserta Didik yang mengalami hambatan atau kesulitan belajar; dan
b. perkembangan belajar Peserta Didik.
(6) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) digunakan sebagai umpan balik
bagi:
a. Peserta Didik untuk mengembangkan kemampuan dalam memonitor proses
dan kemajuan belajar sebagai bagian dari keterampilan belajar sepanjang
hayat; dan
b. Pendidik untuk merefleksikan dan meningkatkan efektivitas pembelajaran.
(7) Penilaian sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan jenjang pendidikan
menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bertujuan untuk menilai
pencapaian hasil belajar Peserta Didik sebagai dasar penentuan:
a. kenaikan kelas; dan
b. kelulusan dari Satuan Pendidikan.
(8) Penilaian pencapaian hasil belajar Peserta Didik sebagaimana dimaksud pada
ayat (7) dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar Peserta
Didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
Pasal 10
(1) Penentuan kenaikan kelas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (7) huruf
a dilakukan dengan mempertimbangkan laporan kemajuan belajar yang
mencerminkan pencapaian Peserta Didik pada semua mata pelajaran dan
ekstrakurikuler serta prestasi lain selama 1 (satu) tahun ajaran.
(2) Penentuan kelulusan dari Satuan Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 ayat (7) huruf b dilakukan dengan mempertimbangkan laporan
kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian Peserta Didik pada semua
mata pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain pada:
a. kelas V dan kelas VI untuk sekolah dasar atau bentuk lain yang sederajat;
dan
b. setiap tingkatan kelas untuk sekolah menengah pertama atau bentuk lain
yang sederajat dan sekolah menengah atas atau bentuk lain yang sederajat.
Pasal 11
Satuan Pendidikan menetapkan mekanisme penentuan kenaikan kelas dan
kelulusan dari Satuan Pendidikan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh
kepala unit utama yang membidangi kurikulum dan asesmen.
Pasal 12
Pedoman penyusunan prosedur dan bentuk Penilaian hasil belajar Peserta Didik
ditetapkan oleh kepala unit utama yang membidangi kurikulum dan asesmen.
Pasal 13
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. ketentuan mengenai Standar Penilaian Pendidikan yang diatur dalam Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar
Nasional Pendidikan Anak Usia Dini (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 1668);
b. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 1868);
c. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 897);
d. ketentuan mengenai Standar Penilaian Pendidikan yang diatur dalam Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar
Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1689); dan
e. ketentuan mengenai ujian yang diselenggarakan Satuan Pendidikan yang diatur
dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 43 Tahun 2019
tentang Penyelenggaraan Ujian yang Diselenggarakan Satuan Pendidikan dan
Ujian Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1590),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 14
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
https://jdih.kemdikbud.go.id/sjdih/siperpu/dokumen/salinan/salinan_20220523_140932_
SALINAN_Permendikbudristek%20No_21%20Tahun%202022_%20Standar%20Penilai
an%20Pendidikan%20(jdih.kemdikbud.go.id).pdf

Anda mungkin juga menyukai