Anda di halaman 1dari 111

KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran

2019-2020

BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasional / Latar Belakang

Pemberlakuan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintah Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam
penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan yang semula bersifat sentralistik berubah menjadi
desentralistik. Penerapan desentralisasi pengelolaan pendidikan adalah dengan diberikannya
wewenang kepada sekolah untuk menyusun kurikulum. Hal itu juga mengacu pada Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
yaitu Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional serta Pasal 35 tentang standar
nasional pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional
Pendidikan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Selain
itu, juga adanya tuntutan globalisasi dalam bidang pendidikan yang memacu keberhasilan
pendidikan nasional agar dapat bersaing dengan hasil pendidikan negara-negara maju.
Desentralisasi pengelolaan pendidikan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
dan kondisi daerah perlu segera dilaksanakan. Bukti nyata dari desentralisasi pengelolaan
pendidikan ini adalah diberikannya kewenangan kepada sekolah untuk mengambil
keputusan berkenaan dengan pengelolaan pendidikan, seperti dalam pengelolaan kurikulum,
baik dalam penyusunannya maupun pelaksanaannya di sekolah.
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tersebut meliputi tujuan
pendidikan nasional, tujuan yang memiliki kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi
daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum disusun oleh satuan
pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan
potensi yang ada di daerah.
Pengembangan Kurikulum SDIP Iskandariyah yang berbeda dengan satuan
pendidikan lain, namun tetap mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin
pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi,
proses, standar kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,

1
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan
tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan
utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Pengembangan kurikulum
disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan kepada peserta didik untuk (a) belajar
untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) belajar untuk memahami
dan menghayati; (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif; (d)
belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain; dan (e) belajar untuk
membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
Kewenangan sekolah dalam menyusun kurikulum memungkinkan sekolah
menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi daerah.
Dengan demikian, daerah dan/atau sekolah memiliki kewenangan untuk merancang dan
menentukan hal-hal yang diajarkan, pengelolaan pengalaman belajar, cara mengajar, dan
menilai keberhasilan belajar mengajar.

2
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

B. Landasan/ Acuan

1 Pancasila

2 UUD 1945

3 UU No. 20 Th. 2003 Tentang SIDIKNAS

Pasal 1 ayat 19 Pasal 35 ayat 2 Pasal 38 ayat


1, 2
Pasal 10 ayat 1, 2, 3, 4 Pasal 36 ayat 1, 2, 3, 4

4 Tujuan Pendidikan Nasional


 Bertakwa kepada Tuhan YME
 Berakhlak Mulia (Berilmu, Cakap, kreatif, mandiri, demokratis)

5 Kebijakan Pendidikan Nasional

 Pemerataan pendidikan
 Peningkatan mutu
Dasar Hukum KTSP
6 PP No. 19 Th. 2005 tentang SNP

Pasal 1 ayat 5, 13, 14, 15 Pasal 10 ayat 1, 2, 3 Pasal 17 ayat 1, 2


Pasal 5 ayat 1, 2 Pasal 11 ayat 1, 2, 3, 4 Pasal 18 ayat 1, 2
Pasal 6 ayat 6 Pasal 13 ayat 1, 2, 3, 4 Pasal 20 ayat
1, 2, 3

8 SNP :
1. Standar isi 5. Standar sarana/
Prasarana
2. Standar proses 6. Standar pengelolaan
3. SKL 7. Standar pembiayaan
4. Standar Pendidik dan 8. Standar penilaian

7 Permendikbud No. 20,21,22,23,24 Th 2016 tentang Standar


Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, Daftar KI/KD

3
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

C. Tujuan Penyusunan Kurikulum SDIP Iskandariyah

Sebelum diuraikan tentang tujuan pengembangan kurikulum, terlebih dahulu akan


dipaparkan tentang kerangka dasar kurikulum. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 6 Ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum
untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah terdiri atas cakupan setiap kelompok mata pelajaran sebagai berikut .

1. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;


2. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
3. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
4. kelompok mata pelajaran estetika;
5. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.

Berdasarkan cakupan kelompok mata pelajaran tersebut, dapat dipaparkan tujuan


pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut.
1. Memberikan pedoman pelaksanaan pendidikan di SDIP Iskandariyah agar terarah dan
efektif mencapai tujuan, sehingga sekolah mampu :
a. Membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
b. Membentuk pesertadidik yang patriot, disiplin, kerja keras yang nantinya dapat
dijadikan bekal hidup kelak.
c. Meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajiban
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta meningkatkan
kualitas dirinya sebagai manusia.
d. Mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta
menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif, dan
mandiri, demokrasi tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan
membayar pajak, dan sikap serta perilaku antikorupsi, kolusi, dan nepotisme.

2. Sebagai alat kontrol proses pendidikan yang dilaksnaakan di SDIP Iskandariyah sudah
sesuai dengan ketentuan atau belum, seperti di bawah ini: asdsdfsdfsfsdfsfsdfsfsfsfsf

a. Agama dan Akhlak Mulia

4
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk
peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai
perwujudan daripendidikan agama.

b. Kewarganegaraan dan Kepribadian


Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk
peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajiban dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya
sebagai manusia. Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa, dan
patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan
bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi.

c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi


Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada jenjang
SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah
yang kritis, kreatif, dan mandiri.

d. Kelompok mata pelajaran estetika


Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas,
kemampuan mengekspresikan,dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni.
Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup
apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan
mensyukuri hidup maupun dalam kehidupan masyarakat sehingga mampu menciptakan
kebersamaan yang harmonis.

e. Kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.


Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan pada jenjang
SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas
dan kesadaran hidup sehat. Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku
hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti

5
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

keterbebasan dan perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah,
muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah.

D. Prinsip Pengembangan Kurikulum SDIP Iskandariyah


Kurikulum SDIP Iskandariyah dikembangkan dengan mengacu pada Standar Isi (SI)
dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum
yang disusun oleh BSNP, serta memerhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah.
Berdasarkan ketentuan tersebut, Kurikulum SDIP Iskandariyah dikembangkan dengan
prinsip sebagai berikut :

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik


dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
dan mandiri. Selain itu, juga menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, pengembangan kompetensi peserta
didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik,
serta tuntutan lingkungan.

2. Beragam dan terpadu


Kurikulum dikembangkan dengan memerhatikan keragaman karakteristik peserta
didik, kondisi daerah, dan jenjang. Kurikulum juga dikembangkan berdasarkan jenis
pendidikan tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial,
ekonomi, dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum,
muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu. Kurikulum tersebut disusun secara
berkaitan dan berkesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni


Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum
mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni tersebut.

6
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan


Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk menjamin relevansi di pendidikan dengan kebutuhan kehidupan.
Termasuk di dalamnya adalah kehidupan kemasyarakatan dunia usaha, dan dunia kerja.
Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan
sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan


Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian,
keilmuan, dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan
antarsemua jenjang pendidikan.

6. Belajar sepanjang hayat


Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan
keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan
memerhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seluruhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah


Kurikulum dikembangkan dengan memerhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan
sejalan dengan motto Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Dalam pelaksanaannya, kurikulum dilaksanakan dengan prinsip sebagai berikut:


1. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan, dan kondisi peserta didik
untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini, peserta didik
harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan
untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.
2. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu:
a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
b) belajar untuk memahami dan menghayati,
c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,

7
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan
e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses
pembelajaranyang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
3. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yangbersifat
perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan,
dan kondisi peserta didik dengan tetap memerhatikan keterpaduan pengembangan
pribadi peserta didik yang berdimensi ketuhanan, keindividuan,kesosialan, dan moral.
4. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang
saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip ingngarsa
sung tulada, ing madia mangun karsa, tut wuri handayani (di depan memberikan contoh
dan teladan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di belakang memberikan
daya dan kekuatan).
5. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan
multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dengan prinsip ”alam takambang jadi guru”
(semua yang terjadi, tergelar, dan berkembang di masyarakat, lingkungansekitar, serta
lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh, dan teladan).
6. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial, dan budaya
serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruhbahan
kajian secara optimal.
7. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran,muatan lokal,
dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan,keterkaitan, dan
kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan.

Selain itu, pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan perlu


sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP). Adapun
Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) selengkapnya adalah:
1. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak
2. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri
3. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya
4. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomidi
lingkungan sekitarnya
5. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif

8
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

6. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif dengan bimbingan


guru/pendidik
7. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya
8. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari
9. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan Sekitar
10. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan
11. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan tanah air
Indonesia
12. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal
13. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu
luang
14. Berkomunikasi secara jelas dan santun
15. Bekerja sama dalam kelompok, tolong-menolong, dan menjaga diri sendiri dalam
lingkungan keluarga dan teman sebaya
16. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis
17. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung

Sebagaimana disebutkan pada Tujuan Pengembangan Kurikulum Standar


Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP) terdiri atas kelompok-kelompok mata
pelajaran seperti berikut:
1. Agama dan Akhlak Mulia;
2. Kewarganegaraan dan Kepribadian;
3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
4. Estetika;
5. Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan.

Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP) dikembangkan


berdasarkan tujuan dan cakupan muatan dan/atau kegiatan setiap kelompok mata pelajaran.
Adapun Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP) untuk masing-masing
satuan pendidikan selengkapnya adalah sebagai berikut:

9
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

1. Agama dan Akhlak Mulia


a. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuaidengan tahap perkembangan anak
b. Menunjukkan sikap jujur dan adil
c. Mengenal keberagaman agama, budaya, suku,ras, dan golongan sosial ekonomi di
lingkungansekitarnya
d. Berkomunikasi secara santun yang mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan
e. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat,bugar, aman, dan memanfaatkan waktu
luang sesuai dengan tuntunan agamanya
f. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap sesama manusia dan lingkungan
sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

2. Kewarganegaraan dan Kepribadian


a. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan tanah air
Indonesia
b. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya
c. Menghargai keberagaman agama, budaya,suku, ras, dan golongan sosial ekonomi di
lingkungan sekitarnya
d. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan
e. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri
f. Menunjukkan rasa keingin tahuan yang tinggi dan menyadari potensinya
g. Berkomunikasi secara santun
h. Menunjukkan kegemaran membaca
i. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat,bugar, aman, dan memanfaatkan waktu
luang
j. Bekerja sama dalam kelompok, tolong-menolong, dan menjaga diri sendiri dalam
lingkungan keluarga dan teman sebaya
k. Menunjukkan kemampuan mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya
lokal

3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


a. Mengenal dan menggunakan berbagai informasi tentang lingkungan sekitar secara
logis, kritis, dan kreatif

10
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

b. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif dengan bimbingan


guru/pendidik
c. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi
d. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-
hari
e. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan sekitar
f. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung

4. Estetika
Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal.

5. Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


a. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat,bugar, aman dan memanfaatkan waktu
luang
b. Mengenal berbagai informasi tentang potensi sumber daya lokal untuk menunjang
hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu luang

11
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

BAB II
VIVI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH

A. Visi SDIP Iskandariyah


Dalam merumuskan visi, pihak-pihak terkait (stakeholders) melakukan
musyawarah sehingga visi tersebut benar-benar mewakili aspirasi semua pihak yang
terkait. Harapannya, semua pihak yang terkait dalam proses pendidikan (guru,karyawan,
peserta didik, dan wali murid) benar-benar menyadari visi tersebut harus menjadi acuan
untuk selanjutnya memegang komitmen terhadap pencapaian visi yang telah disepakati
bersama.
Visi SDIP Iskandariyah:
“Membina akhlak, meraih prestasi, berwawasan global yang dilandasi nilai-nilai
budaya luhur sesuai dengan ajaran agama”
Indikator keberhasilan dari visi di atas ialah:
1. Sekolah menjadi juara bidang akademik di tingkat kabupaten Bogor.
2. Sekolah menjadi juara bidang akademik di tingkat Provinsi Jawa Barat.
3. Peserta didik memiliki karakter disiplin, kerja keras, patriot, dan cinta tanah air.
4. Peserta didik taat menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

B. Misi SDIP Iskandariyah


Untuk mencapai visi sebagai sekolah yang terdepan, terbaik dan terpercaya, perlu
didukung oleh misi yang berupa kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas dan
sistematis. Berikut misi SDIP Iskandariyah yang dirumuskan berdasarkan visi sekolah ialah
sebagai berikut:
1. Menanamkan keyakinan/akidah melalui pengalaman ajaran agama.
2. Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan.
3. Mengembangkan pengetahuan di bidang Iptek, bahasa, olahraga, dan seni budaya
sesuai dengan bakat, minat, dan potensi siswa.
4. Menjalin kerja sama yang harmonis anatara sekolah dan lingkungan
5. Membiasakan pendidik dan peserta didik berprilaku yang baik sesuai dengan norma-
norma agama, seperti sikap saling menolong, saling membantu, saling menghormati,
dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.

12
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

C. Tujuan Pendidikan SDIP Iskandariyah

Tujuan pendidikan dasar adalah melekatkan dasar kecerdasan, pengetahuan,


kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut. Merujuk pada tujuan pendidikan dasar tersebut, maka tujuan
SDIP Iskandariyah adalah sebagai berikut:
1. Menuntaskan pencapaian nilai kriteria minimal setiap mata pelajaran yang telah
ditetapkan.
2. Lulus dalam ujian sekolah sesuai standar minimal yang telah ditetapkan.
3. Lulus dengan memiliki prilaku berakhlak mulia dan taat pada ajaran agama yang
dianutnya.
4. Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan yang
berpusat pada peserta (student centered learning), antara lain: CTL, PAKEM, serta
layanan bimbingan dan konseling tenaga guru yang tersedia.
5. Memiliki jiwa toleransi antar umat beragama serta melaksanakan syariat agama yang
dianutnya.
6. Meraih kejuaraan dalam bidang lomba keagamaan tingkat kecamatan.
7. Memperoleh kejuaraan beberapa cabang dalam festival, lomba dan olimpiade siswa
di tingkat kecamatan.
8. Melestarikan budaya daerah melalui MULOK bahasa sunda.

13
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

BAB III
MUATAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

A. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam proses pendidikan di sekolah. Kedalaman muatan
kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam
kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang
tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar
kompetensi, kompetensi inti (kurikulum 2013) dan kompetensi dasar yang
dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
Struktur kurikulum SDIP Iskandariyah meliputi substansi pembelajaran yang
ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai
dengan Kelas VI.
Struktur kurikulum SDIP Iskandariyah disusun berdasarkan standar kompetensi
lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut;
a. Kurikulum SD memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan Diri.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah,
yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada.
Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan
minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau
tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang
berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karir peserta didik. Untuk tahun pelajaran 2019-2020 SDIP
Iskandariyah menggunakan kurikulum yaitu Kurikulum 2013.

14
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

b. Pembelajaran pada kelas I samapai dengan VI dilaksanakan melalui pendekatan


tematik terpadu dan saintifik (sesuai Kurikulum 2013).
c. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera
dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum
empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
d. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
e. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34–38 minggu.

B. Muatan Kurikulum
1. Mata Pelajaran
a. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar bertujuan
untuk:
1) menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah
SWT;
2) mewujudkan manuasia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia
yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur,
adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara
personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas
sekolah.
b. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

TujuanMata Pelajaran Bahasa Indonesia


Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.
1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
baik secara lisan maupun tulis
2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara
3) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif
untuk berbagai tujuan

15
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

4) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan


intelektual, serta kematangan emosional dan sosial
5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa
6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya
dan intelektual manusia Indonesia.

c. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

TujuanMata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan


Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut.
1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan
2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-
korupsi
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.

d. Mata Pelajaran Matematika


TujuanMata Pelajaran Matematika
Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut.
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah

16
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi


matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh
4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

e. Mata Pelajaran IPA


TujuanMata Pelajaran IPA

Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut.
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan alam
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

f. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial


Tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut:

17
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan


lingkungannya
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

g. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan

TujuanPelajaran Seni Budaya dan Keterampilan


Mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut.
1) Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilan
2) Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan keterampilan
3) Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan keterampilan
4) Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan keterampilan dalam tingkat
lokal, regional, maupun global.

h. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan


TujuanMata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut.
1) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan
dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai
aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih
2) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
3) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar
4) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-
nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
5) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama,
percaya diri dan demokratis
6) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang
lain dan lingkungan

18
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

7) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih


sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola
hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.

i. Mata Pelajaran Bahasa Sunda


Murid menghargai dan membanggakan Bahasa Sunda sebagai Bahasa Daerah di
Jawa Barat, yang juga merupakan bahasa Ibu bagi sebagian masyarakatnya.
1) Murid memahami Bahasa Sunda dari segi bentuk, makna dan fungsi serta
mampu menggunakan secara tepat dan kreatif untuk berbagai konteks
(tujuan, keperluan dan keadaan)
2) Murid memiliki kamampuan dan kedisiplinan dalam berbahasa Sunda untuk
meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional dan
kematangan sosial
3) Murid mampu menikmati dan memanfaatkan karya Sastra Sunda untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa Sunda,
mengembangkan, kepribadian, dan memperluas wawasan kehidupan.
4) Murid menghargai dan membanggakan Sastra Sunda sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia sunda.

j. Mata Pelajaran Bahasa Inggris


Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.
1) Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara
terbatas untuk mengiringi tindakan (language accompanying action) dalam
konteks sekolah
2) Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk
meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global

2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah
yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada.
Substansi muatan lokal ditentukan oleh sekolah. Sekolah dapat menyelenggarakan

19
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester atau dua mata pelajaran muatan
lokal dalam satu tahun.
Muatan lokal yang menjadi ciri khas daerah Bogor dan diterapkan di SDIP
Iskandariyah adalah seperti berikut:

a. Bahasa Sunda
Muatan lokal Bahasa Sunda wajib bagi semua siswa kelas I hingga kelas VI.
Alokasi waktu adalah 2 jam pelajaran.

b. Bahasa Inggris
Muatan lokal Bahasa Sunda dan Bahasa Inggris wajib bagi semua siswa kelas I
hingga kelas VI. Alokasi waktu yang diperlukan adalah 2 jam pelajaran.
Berikut adalah tabel alokasi waktu untuk mata pelajaran muatan lokal yang
diselenggarakan di SDIP Iskandariyah
Alokasi waktu mata pelajaran muatan lokal.
Alokasi Waktu (Jam Pelajaran) /
No Mata Pelajaran Kelas
I II III IV V VI
1 Bahasa Sunda 2 2 2 2 2 2
2 Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2
Jumlah 4 4 4 4 4 4

c. Pengembangan Diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru
kelas, namun pengembangan diri diberikan oleh guru, pelatih khusus yang ahli
dibidangnya. Pengembangan diri bertujuan memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga
kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan
dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier
peserta didik.
Pengembangan diri di SDIP Iskandariyah terdiri atas:

20
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Jenis pengembangan diri/ Kelas


Ekstrakurikuler I II III IV V VI
 Keagamaan
- Baca Tulis Al’Qur’an 2 2 2 2 2 2
 Akademik

- Sains Club 2 2 2
- Matematika Club 2 2 2

 Non Akademik (Olahraga)


- Sepak Bola/Futsal 2 2 2
- Bulu Tangkis
2 2 2
- Tenis Meja 2 2 2

 Non Akademik (Kesenian)


- Seni Tari 2 2 2 2 2 2
- Seni Lukis 2 2 2 2 2 2
- Seni Suara 2 2 2

 Non akademik bidang Patriotisme


- Pramuka 2 2 2 2 2 2

3. Pengaturan Beban Belajar


Beban belajar yang diatur di SDIP Iskandariyah Kecamatan Parung Kabupaten
Bogor dengan menggunakan Sistem Paket yaitu sistem penyelenggaraan program
pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program
pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai
dengan struktur kurikulum yang berlaku pada SDIP Iskandariyah Kecamatan Parung
Kabupaten Bogor. Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan
dalam satuan jam pembelajaran.

21
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi
antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam
pembelajaran di SDIP Iskandariyah Bogor berlangsung selama 35 menit.
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar
selama satu semester. Beban belajar di SD Kelas I sampai dengan VI masing-masing
30, 32, 34, 36, 36, 36 setiap minggu.

Struktur kurikulum SD/MI untuk kelas I,II,III,IV,V dan VI adalah


sebagai berikut :

ALOKASI WAKTU BELAJAR


MATA PELAJARAN PER MINGGU
I II III IV V VI
Kelompok A
1
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4
.
2
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 5 6 4 4 4 4
.
3
Bahasa Indonesia 8 8 7 7 7 7
.
4
Matematika 5 6 6 6 6 6
.
5
Ilmu Pengetahuan Alam - - 3 3 3 3
.
6
Ilmu Pengetahuan Sosial - - 3 3 3 3
.
Kelompok B
1 Seni Budaya dan Prakarya
4 4 6 6 6 6
. (termasuk muatan lokal)*
2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
4 4 3 3 3 3
. (termasuk muatan lokal)
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 30 32 36 36 36 36

= Pembelajaran Tematik Integratif


Keterangan:
*Muatan lokal Bahasa Daerah

22
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Pemanfaatan alokasi waktu kegiatan terstruktur dan tidak terstruktur


sebanyak maksimum 40 % dari jumlah alokasi waktu tatap muka per mata
pelajaran disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing mata pelajaran. Alokasi
waktu dimaksud, digunakan untuk peleksanaan remedial dan pendalaman/
pengayaan materi.

4. Ketuntasan Belajar
SDIP Iskandariyah Kecamatan Parung Kabupaten Bogor menentukan kriteria
ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta
didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran. Sekolah harus menentukan kriteria ketuntasan
minimal sebagai target pencapaian kompetensi sekolah secara bertahap dan
berkelanjutan selalu mengusahakan peningkatan kriteria ketuntasan belajar untuk
mencapai kriteria ketuntasan ideal.

Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditentukan di SDIP Iskandariyah ada dua macam,
yakni KKM Kelas dan KKM Satuan Pendidikan.

Berikut ini tabel nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Kelas yang menjadi
Target Pencapaian Kompetensi di tiap kelas di SDIP Iskandariyah Kecamatan
Parung Kabupaten Bogor yang berlaku saat ini.

Perhitungan KKM Kelas


A. Mata Pelajaran 1 2 3 4 5 6
1. Pendidikan Agama 75 75 75 75 75 75
2. Pendidikan Kewarganegaraan 70 75 68 66 70 70
3. Bahasa Indonesia 70 70 70 70 70 70
4. Matematika 70 69 68 68 67 70
5. Ilmu Pengetahuan Alam 70 70 70 67 72 72
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 67 69 68 67 65 69
7. Seni Budaya dan Keterampilan 70 75 70 75 75 75
8. Penjaskes, dan Olahraga 70 75 75 75 75 75
B. Muatan Lokal

23
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

- Bahasa Sunda 67 69 68 65 70 69
- Bahasa Inggris 68 67 68 68 68 70
Di bawah ini ialah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Satuan Pendidikan. KKM
ini berfungsi untuk menentukan kategori hasil penilaian siswa dalam menentukan
nilai raport.

Perhitungan KKM
KKM
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 75
2. Pendidikan Kewarganegaraan 66
3. Bahasa Indonesia 70
4. Matematika 67
5. Ilmu Pengetahuan Alam 67
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 65
7. Seni Budaya dan Keterampilan 70
8. Penjaskes, dan Olahraga 70
B. Muatan Lokal
- Bahasa Sunda 65
- Bahasa Inggris 67

5. Penilaian
1) Penilaian hasil belajar
Untuk mengumpulkan informasi atau data tentang kemajuan belajar peserta didik
dapat dilakukan beragam teknik, baik berhubungan dengan proses belajar maupun
hasil belajar. Teknik mengumpukan informasi atau data tersebut pada prinsipnya
adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik terhadap pencapaian standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Penilaian satu kompetensi dasar dilakukan
berdasarkan indikator-indikator pencapaian hasil belajar, baik berupa domain
kognitif, afektif, maupun psikomotor. Ada enam teknik yang dapat digunakan,
yaitu: penilaian unjuk kerja, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk,
penilaian portofolio.

2) Teknik-teknik Penilaian
a) Penilaian unjuk kerja

24
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan


mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini
cocok digunakan untuk menilai kompetensi yang menuntuk peserta didik
melakukan tugas tertentu seperti: praktik di laboratorium, praktik sholat,
praktik olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca
puisi/deklamasi dan lain-lain.

1)) Teknik Penilaian Unjuk kerja


Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk
menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai
kemampuan lompat jauh peserta didik, misalnya dilakukan pengamatan atau
observasi yang beragam, seperti: teknik mengambil awalan, teknik tumpuan,
sikap/posisi tubuh pada saat di udara, teknik mendarat. Dengan demikian,
gambaran kemampuan peserta didik akan lebih utuh. Untuk mengamati unjuk
kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrument berikut:

2)) Daftar Cek (Check-list)


Pengambilan data penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan
menggunakan daftar cek (ya-tidak). Aspek yang akan dinilai dicantumkan
dalam format penilaian unjuk kerja. Selama melakukan pengamatan peserta
didik. Guru memberikan tanda (√) pada setiap aspek yang dinilai. Kelemahan
cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-
salah, dapat diamati, tidak dapat diamati. Dengan demikian tidak terdapat
nilai tengah, namun daftar cek lebih praktis digunakan untuk mengamati
subyek dalam jumlah besar. Berikut contoh daftar cek.

Penilaian lompat jauh gaya menggantung.

Nama peserta didik : ………………….


Kelas : ………………….

No Aspek yang dinilai Baik Tidak baik


1 Teknik awalan √
2 Teknik tumpuan √

25
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

3 Sikap/posisi tubuh saat di udara √


4 Teknik mendarat √

3)) Skala Penilaian (Rating Scale)


Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan
penilai member nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena
pemberian nilai secara kontinum dimana pilihan kategori nilai lebih dari dua.
Skala penilaian terentang dari tidak sempurna, sempurna, dan sangat
sempurna. Misalnya: 1 = tidak kompeten 2 = cukup kompeten 3 = kompeten,
4 = sangat kompeten. Berikut contoh skala penilaian.

Contoh rating scales


Penilaian lompat jauh gaya menggantung.
(menggunakan skala Penilaian).

Nilai
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4

1 Teknik Awalan

2 Teknik Tumpuan

3 Sikap/posisi tubuh saat di udara

4 Teknik mendarat

Jumlah

Scor Maksimum 16

Keterangan Penilaian

1. Tidak Kompeten
2. Cukup Kompeten
3. Kompeten
4. Sangat Kompeten.

26
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Jika peserta didik memperoleh scor 16 dapat ditetapkan “sangat kompeten”


Teknik
No KI KD Indikator KK Aspek
penilaian
1 Menggunakan Menggunakan - Peserta didik 65 % Pemahaman Tertulis
pengukuran alat ukur tidak menyebutkan konsep
waktu, baku dan baku macam-macam
panjang, dan (Cm, m) yang alat ukur
berat dalam sering panjang tidak 65 % Penalaran Unjuk
pemecahan digunakan. baku dalam dan kerja
masalah. kehidupan komunikasi
sehari-hari
(jengkal, depa, 65 %
langkah, kaki Pemahaman
dll). konsep Tertulis
- Peserta dapat
menggunakan 65 %
alat ukur
tidakbaku Pemahaman
(jengkal, depa, masalah
pecak,langkah 60 % Unjuk
kaki) Pemahaman kerja
- Peserta didik Masalah
menyebutkan
alat ukur baku Tertulis
cm, m yang bias
digunakan dalam
kehidupan
sehari-hari.
- Peserta didik
dapat
menggunakan
alat ukur buku
untuk mengukur
panjang suatu
benda.
- Peserta didik
dapat menarik
kesimpulan
bahwa
pengukuran
dengan alat ukur
tidak baku
hasilnya
berbeda.

27
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Contoh Penilaian Kinerja


Lakukan kegiatan di bawah ini, catat dan laporkan

1. Ukurlah panjang mejamu dengan jengkal.


2. Ukurlah lebar bajumu.
3. Ukurlah panjang buku matematikamu dengan penggaris.
4. Ukurlah lebar buku matematikamu dengan penggaris
5. Ukurlah lebar mejamu matematikamu dengan penggaris

Konversi Nilai: Scor yang didapat x 100 = ………….


Scor maksimum

Mata Pelajaran : SBDP


Kelas /Semester : IV/1

Teknik
No KI KD Indikator KK Aspek
Penilaian
1 Mengeks Menyiapkan - Mendemonstrasikan per
presikan permainan mainanalat music ritmis. 70 % Kreasi Unjuk erja
diri melalui alat music
karya seni ritmis - Mendemonstrasikan per
musik mainan alat music 70 % Kreasi Unjuk kerja
campuran

- Mendemonstrasikan
bernyanyanyi dan ber 65 % Kreasi Unjuk kerja
main alat music ritmis..

- Memberikan Penilaian
terhadappenampilan 70 % Apresia Tertulis
bernyanyi dan bermain si
musiktemannya.
Jenis tugas : Mainkan salah satu alat musik ritmis dengan teknik yang benar.

28
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Bentuk penilaian Unjuk Kerja


Nama
Teknik bermain Sc
No peserta Penampilan Harmoni Nilai
alat music ore
didik
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Erika √ √ √ 8 89
2 Firman √ √ √ 8 89
3 Septia √ √ √ 8 89
4 Nurul √ √ √ 6 89
5 Luwes √ √ √ 9 100

Keterangan Penilaian
Score Maksimum = 9
Konversi nilai: Score yang didapat x 100 = ……….
Score Maksimum

Kriteria dalam penilaian.


Penampilan
1. Penampilan sempurna
2. Penamplilan baik, tetapi masih kaku
3. Penampilan tidak sempurna, sering membelakangi penonton.

Teknik bermain alat music ritmis.


1. Teknik bermain alat music sempurna
2. Bermain alat music dengan teknik sempurna, tapi masih ada bagian yang kurang
sempurna.
3. Bermain music tidak sempurna.

Harmoni/aransemen
1. Keserasian nada dengan teknik permainan alat music sempurna
2. Keserasian nada dengan teknik permainan alat music ritmis masih ada yang kurang
sempurna
3. Keserasian nada dan permainan alat music ritmis kurang sempurna.

29
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Permainan Unjuk Kerja.


Jenis tugas: Nyanyikanlah salah satu lagu pilihan dengan iringan alatmusik ritmis.
Bentuk Penilaian Unjuk Kerja.
Bernyanyi dan bermain alat music ritmis.

Teknik
Nama
bernyanyi dan
No peserta Penampilan Harmoni Score Nilai
bermain alat
didik
musik
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Bagas √ √ √ 90 100
2 Bagja √ √ √ 80 89
3 Nayla √ √ √ 70 79
4 Sakinah √ √ √ 80 89
5 Raju √ √ √ 70 79

Keterangan Penilaian
Score Makimum = 9
Konversi Nilai : Score yang didapat x 100 = ……….
Score Maksimum

Kriteria dalam penilaian


Penampilan

1. Penampilan sempurna
2. Penamplilan baik, tetapi masih kaku
3. Penampilan tidak sempurna, sering membelakangi penonton.

Teknik bernyanyi dan bermain alat musik ritmis


1. Teknik bernyanyi dengan iringan alat music ritmis sempurna
2. Teknik bernyanyi dengan iringan alat musik ritmis masih ada yang kurang sempurna
3. Teknik bernyanyi dengan iringan alat musik kurang sempurna

30
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Harmoni

1. Keserasian nada dengan teknik permainan alat music ritmis sempurna


2. Keserasian nada dengan teknik permainanalat music ritmis masih ada yang kurang
sempurna.
1. Keserasian nada dan permainan alat music ritmis kurang sempurna.

b) Penilaian tertulis

Penilaian secara tertulis dilakukan dengan cara tertulis. Penilaian jenis ini cenderung
digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik berkaitan dengan konsep,
prosedur, dan aturan aturan. Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban
yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam mejawab soal
peserta didik tidak selalu merispon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga
dalam bentuk yang lain seperti member tanda, mewarnai, menggambar, dan lain
sebagainya.

Teknik Penilaian Tertulis

Ada dua bentuk soal tertulis Yaitu:

a. Soal dengan memilih Jawaban.


 Pilihan ganda
 Dua pilihan, benar-salah
 Menjodohkan.
b. Soal dengan mensuplay-jawaban.
 Isian singkat atau melengkapi
 Uraian terbatas
 Uraian obyektif/non obyektif
 Uraian terstruktur/non struktur

Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar salah, isian singkat,
dan menjodohkan merupakan alat yang hanya menilai kemampuan befikir rendah,
yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes pilihan ganda dapat digunakan
untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami. Pilihan ganda mempunyai

31
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

kelemahan, yaitu peserta didik tidak mengembangkan sendiri jawabannya tetapi


cenderung hanya memilih jawaban yang benar dan jika peserta didik tidak
mengetahui jawaban yang benar, maka peserta didik akan cenderung menerka
jawaban. Hal ini menimbulkan kecenderungan peserta didik tidak belajar untuk
memahami pelajaran tetapi tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Selain itu
pilihan ganda kurang mampu memberikan informasi yang cukup untuk dijadikan
umpan balik guna mendiagnosis atau memodifikasi pengalaman belajar. Karena itu
kurang dianjurkan pemakainnya dalam penilaian kelas.

Tes tertulis dalam bentuk uraian alat penilaian yang menuntut peserta didik untuk;
mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah
dipelajari. Peserta didik mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut
dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini
dapat menilai berbagai jenis kompetensi, misalnya mengemukakan pendapat, berfikir
logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain cakupan materi yang
ditanyakan terbatas.

Dalam menyusun instrument penilaian tetulis perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai


berikut;
1). Materi, misalnya kesesuaian soal dengan kompetensi dasar dan indicator
pencapaian pada kurikulum tingkat satuan pendidikan.
2). Konstruksi,misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas.
3). Bahasa, misalnya rumusan soal tidak mengguakan kata/kalimat yang
menimbulkan penafsiran ganda.
4). Kaidah penuliasan harus berpedoman pada kaidah penulisan soal yang baku dari
berbagai bentuk soal penilaian.

32
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Contoh Penilaian tertulis;


Mata pelajaran : Matematika
Kelas/semester : II/1

Teknik
No. KI KD Indikator KK Aspek
Penilaian
1 Mengguna Menggunak - Peserta didik 65 % Pemahaman Tertulis
kan an alat ukur menyebutkan macam- konsep
pengukuran tidak baku macam alat ukur panjang
waktu, dan baku tidak baku dalam
panjang, (Cm,m) kehidupan sehari-hari
dan berat yang sering (jengkal, depa, langkah,
dalam digunakan. kaki dll).
pemecahan - Peserta dapat
65 % Penalaran Unjuk
masalah. menggunakan alat ukur
dan Kerja
tidakbaku (jengkal, depa,
komunikasi
pecak,langkah kaki)
- Peserta didik
65 % Pemahaman Unjuk
menyebutkan alat ukur
konsep kerja
baku cm, m yang bias
digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
- Peserta didik dapat
65 % Pemahaman Unjuk
menggunakan alat ukur
masalah kerja
buku untuk mengukur
panjang suatu benda.
- Peserta didik dapat
60 % Pemahaman Tertulis
menarik kesimpulan
bahwa pengukuran dengan Masalah

alat ukur tidak baku


hasilnya berbeda.

33
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

1). Bentuk Pilihan Ganda

Berilah tanda silang pada pada huruf di depan jawaban yang paling tepat.
Setiap jaeaban yang benar diberi nilai; 1

1. Yang disebut alat ukur yang tidak baku yaitu;


a. Meter, b. senti meter, c. jengkal.
2. Yang termasuk alat ukur baku ialah;
a. Cm, b. depa, c. langkah kaki

1 Isian
Isilah titik di bawah ini dengan jawaban yang singkat dan tepat! Score setiap jawaban
benar diberi nilai; 2
1). Satuan panjang Cm dan m adalah contoh Alat ukur ………..
2). Satuan panjang langkah kaki, depa dan jengkal termasuk alat ukur ……..

Penilaian
Nilai = Banyak jawaban benar x 100 =
Banyak soal

34
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganagaraan


Kelas/Semester : IV/2

Teknik
No KI KD Indikator KKM Aspek
Penilaian
1 Menunjukkan Menentukan  Menjelaskan 65 % Penguasaan Tertulis
sikap terhadap sikap pengertian konsep
globalisasi pengaruh globalisasi
yang terjadi di globalisasi
lingkungannya yang terjadi  Mengidentifi- 70 % Penguasaan Tertulis
di kasi sikap- konsep
lingkungann sikap yang
ya sesuai dengan
kepribadian
aindonesia.
 Menyebutkan 65 % Penguasaan Tertulis
contoh sikap konsep
positif dari
globalisasi.
 Menyebutkan
70 % Penguasaan Tertulis
contoh
konsep
pengaruh
negative dari
globalisasi.
 Menunjukkan 65 % Penerapan Penilaian
sikap dan
sikap
prilaku yang
sesuai dengan
kepribadian
Indonesia

35
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Contoh Penilaian Tertulis;

 Isilah titik-titik pada soaldi bawah ini dengan jawaban singkat dan tepat.
1. Pengaruh positif globalisasi dibidang komunikasi di lingkungan masyarakat
misalnya ……….
2. Kecenderungan masyarakat menyukai jenis music jaz termasuk pengaruh
negative globalisasi bidang …………
3. Terhadap kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia sikap kita seharusnya
…….

 Jawablah pertanyaan di bawah ini.


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah globalisasi !
2. Berikan tanggapan dan alasan terhadap pernyataan di bawah ini !
a. Dengan globalisasi kita semakin mudah menikmati siaran tlevisi luar negeri.
b. Karena pengaruh globalisasi masyarakat cenderung bersifat konsumtif.

Penilaian
Nilai = banyak jawaban benar x 100 = …….
Banyak soal

36
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Teknik
No KI KD Indikator KK Aspek
penilaian
1 Memaham Mendiskripsik  Mengadakan 65 % Kinerja Proyek
i daur an daur hidup pengamatan ilmiah
hidup beberapa kehidupan kupu-
beragam hewan di kupu,kecoa dan
jenis lingkungan nyamuk.
makhluk sekitar,  Menyebutkan urutan 70 % Penguasaan Tertulis
hidup misalnya daur hidup hewan. konsep
kecoa, secara Missalnya; kupu-
lengkap dan kupu, nyamuk dan
jelas. kecoa seca ra lengkap
dan jelas.
 Mendiskripsikan 65 % Penguasaan Tertulis
metamorphosis konsep
sempurna dan
metamorphosis tidak
sempurna.
 Melaporkan hasil 60 % Kinerja Proyek

pengatan terhadap ilmiah

daur hidup pada


kambing dan kucing.
 Menyimpulkan bahwa 65 % Penguasaan tertulis
tdak semua hewan konsep

mengalami perubahan
dalam hidupnya
(metemorfosis)
berdasarkan penga-
matan.

Penilaian yang cocok adalah penguasaan konsep, yaitu pertanyaan yang jawabannya
uraian singkat.

37
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

c) Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak
dari perencanaan, mengumpulkan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan
mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan sesuatu
secara jelas.
Dalam penilaian proyek setidaknya ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan yaitu;
1) Kemampuan pengelolaan .
Kemampuan peserta didik dalam memilih topic, mencari informasi dan mengelola
waktu mengumpulkan data serta penulisan laporan.
2) Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan,
pemahaman dan ketrampilan dalam pembelajaran.
3) Keaslian.
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi pendidik berupa petunjuk dan dukungan terhadap
proyek peserta didik.

Teknik penilaian proyek.


Penilaian Proyek dilakukan mulai perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil proyek.
Untuk itu, perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan
disain,pengumpulan data, dan penyiapan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil
penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat
menggunakan alat/instrument penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.
Contoh kegiatan peserta didik dalam penilaian proyek.
Tugas : Lakukan penelitian sederhana tentang kandungan yudium dalam garam yang
beredar dimasyarakat.

38
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Contoh penilaian proyek; Penilaian Kinerja Ilmiah.

Skor
Aspek yang dinilai
B C K

Keterampilan

1. Merencanakan Penelitian

2. Aktivitas pengamatan

3. Menggambar hasil pengamatan

4. Pembuatan catatan hasil pengamatan

5. Pelaporan

Sikap

1. Mampu bekerjasama

2. Sistematis dalam mengerjakan tugas

3. Mengerjakan tugas dengan serius

Keterangan
B. Skor = 5
C Skor = 3
K. Skor = 1

39
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Contoh penilaian Proyek (Aspek Kinerja Ilmiah)

Skor
Unsur Yang dinilai
Baik Sedang Kurang

Keterampilan

1. Merencanakan penelitian/pengamatan
(menyiapkan perlengkapan, alat dan bahan)

2. Aktivitas pelaksanaan pengamatan

3. Membuat laporan sementara (konsep) hasil


pengamatan
4. Menyusun hasil pengamatan dan menerima
masukan Perbaikan

5. Memperbaiki laporan setelah menerima laporan

Sikap

1. Kemampuan bekerjasama dalam kelompok

2. Sistematis dalam mengerjakan tugas kelompok

3. Tanggungjawab dalam menjalankan tugas


(keseriusan)

Keterangan;
Baik = 5, Sedang = 3, Kurang = 1
Contoh Penilaian Proyek
Contoh pemetaan Penilaian

40
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Kelompok Mata pelajaran : Matematika


Kelas/Semester : V/1

Aspek Penilaian

Performa

Penilaian
KI KD Indikator KKM Aspek

Portofoli
Produk
Proyek
Sikap
Tes
Menghitung Menyelesaikan Menggunak 70 % Penalaran √ - - - √ - -
Volume masalah yang an volume dan
Kubus dan berkaitan kubus dan komunika
balok dan dengan volume balok si
menggunak kubus dan untukmenye
annya dalam balok lesaikan
pemecahan masalah
masalah

41
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Mata Pelajaran : Matematika


Nama Proyek : Masalah yang berkaitan dengan volume kubus dan balok
Alokasi waktu : Satu bulan
Aspek : Penalaran dan komunikasi
Nama Siswa : ……….. Kelas/semester : V/1

No Aspek Skor ( 1 – 5 )

Perencanaan

1 a. Persiapan
b. Rumusan judul

Pelaksanaan
a. Sistematika penulisan
b. Keakuratan sumber data/Informasi
2
c. Kuantitas Sumber data
d. Analisis data
e. Penarikan Kesimpulan

Laporan Proyek
3 a. Performance
b. Presentasi/penguasaan

Total Skor

Contoh Soal
Carilah benda berbentuk bangun ruang sederhana yang ada di sekitar rumajmu, missal benda
itu berbentuk kubus, balok, limas atau prisma.
Selanjutnya hitunglah berapa banyaknya air yang dapat dimasukkan ke dalam benda ruang
tersebut.

42
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Rubrik Penskoran.
Level Diskripsi
4  Membuat perencanaan yang di dalamnya memuat langkah-langkah
(Superior) dalam persiapan, tempat pengambilan data, rumusan judul baik dan
menarik.
 Sistematiknya baik, sumber data akurat dan memadai.
 Membuat daftar hasil pengukuran.
 Melakukan perhitungan, hasil yang diperoleh benar, dan membuat
kesimpulan.
 Performance hasil pekerjaannya bersih rapi.
3  Membuat perencanaan yang di dalamnya memuat langkah-langkah
(Memuaskan) dalam persiapan tempat pengambilan data, rumusan judul baik dan
menarik.
 Sistematiknya baik, sumber data akurat dan memadai
 Membuat daftar hasil pengukuran
 Melakukan perhitungan, hasil yang diperoleh benar, dan tidak
membuat kesimpulan.
 Performance hasil pekerjaannya kotor dan tidak rapi.
2  Membuat perencanaan yang di dalamnya memuat langkah-langkah
(Cukup dalam persiapan, tempat pengambilan data, rumusan judul baik dan
Memuaskan) menarik.
 Sistematiknya baik, sumber data akurat dan memadai.
 Membuat daftar hasil pengukuran
 Melakukan perhitungan, hasil yang diperoleh salah, dan tidak
membuat kesimpulan.
 Performance hasil pekerjaannya kotor dan tidak rapi.
1  Membuat perencanaan yang di dalamnya memuat langkah-langkah
(Cukup) dalam persiapan, tempat pengambilan data, rumusan judul baik tapi
tidak menarik.
 Sistematiknya kurang baik, sumber data akurat dan memadai
 Tidak membuat daftar hasil pengukuran
 Performance hasil pekerjaannya kotor dan tidak rapi.

43
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

d) Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu
produk. Penilaian produk meliputi kemampuan peserta didik membuat produk-
produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni,(patung,
lukisan, gambar) barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastic, dan logam.

Pengembangan produk meliputu 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan
penilaian yaitu:
1) Tahap persiapan meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan
merencanakan,menggali, dan mengembangkan gagasan, dan medesain produk.
2) Tahap pembuatan produk (proses), meliputi:penilaian kemamouan pesrta didik
dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
3) Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi : penilaian kualitas produk yang
dihasilkan peserta didik sesuai criteria yang ditetapkan.

Teknik Penilaian Produk.


Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistic atau analitik.
1) Cara holistic, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya
dilakukan pada tahap appraisal.
2) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan
terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.

44
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Contoh Penilaian produk :


Kelompok Mata Pelajaran : IPTEK/Matematika/SD
Kelas/Semester : V/2
Aspek Penilaian

Performa

Penilaian
KI KD Indikator KKM Aspek

Portofoli
Produk
Proyek
Sikap
Tes
Memahami Menentuk Menggambar 70 % Pemaha √ - - - - - -
sifat-sifat an jarring- jaring-jaring man
bangun dan jaring kubus, balok, konsep
hubungan berbagai prisma dan
antar bangun. bangun limas.
ruang
sederhana Membuat 65 % - - - √ - - -
jarring-jaring
kubus, balok,
prisma dan
limas.

45
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Mata Pelajaran : Matematika


Nama Produk : Jaring-jaring bangun ruang sisi datar.
Alokasi waktu : satu bulan
Nama Siswa : …………………….. Kelas/Semester : V/2

No Aspek Skor ( 1 – 4 )

Perencanaan Bahan
1

Proses Pembuatan
a. Persiapan alat dan bahan.
2
b. Teknik pembuatan.
c. Keamanan, keselamatan, dan kebersihan.
Hasil Produk
3 a. Bentuk Fisik
b. Inovasi

Total Skor

Contoh Soal.
Buatlah jarring-jaring bangun ruang sisi datar masing-masing satu buah.
Ukurlah panjang rusuk minimal 10 Cm.
Prosedur Penilaian.
Menggunakan Rubrik penskoran.

46
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Rubrik penskoran.

Level Deskripsi

 Membuat perencanaan alat dan bahan dengan baik.


 Penggunaan bahan, alat aman dan efisien.
3  Membuat uraian langkah-langkah pembuatan.
(Superior)  Membuat uraian cara penggunaannya.
 Hasil yang diperoleh benar, rapi dan bersih.
 Terdapat unsur inovasi
 Membuat perencanaan alat dan bahan dengan baik.
 Penggunaan bahan, alat aman dan efisien.
2  Membuat uraian langkah-langkah pembuatan.
(Memuaskan)  Membuat uraian cara penggunaannya.
 Hasil yang diperoleh benar, rapi dan bersih.
 Tidak terdapat unsur inovasi
 Membuat perencanaan alat dan bahan dengan baik.
 Penggunaan bahan, alat aman dan efisien.
1  Membuat uraian langkah-langkah pembuatan.
(cukup memuaskan)  Membuat uraian cara penggunaannya.
 Hasil yang diperoleh benar, tidak rapi dan tidak bersih.
 Terdapat unsur inovasi
 Membuat perencanaan alat dan bahan dengan baik.
 Penggunaan bahan, alat aman dan efisien.
0  Membuat uraian langkah-langkah pembuatan.
( Cukup )  Tidak membuat uraian cara penggunaannya.
 Hasil yang diperoleh benar, tidak rapi, dan tidak bersih.
 Tidak terdapat unsur inovasi

47
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

e) Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada


kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik
dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik yang
dikumpulkan dari waktu kewaktu dari proses pembelajaran dan membandingkan
hasil karya tersebut. Dan setiap hasil kerya peserta didik memiliki catatan-catatan
yang dapat memperbaiki hasil karya-karyanya.

Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik secara individu
pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya
tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh pendidik dan peserta didik. Berdasarkan
informasi perkembangan tersebut, pendidik dan peserta didik sendiri dapatmenilai
perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Dengan
demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta
didik melalui karyanya, antara lain : karangan, puisi, surat, komposisi, music.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian
portofolio disatuan pendidikan, antara lain:
1.) Karya Peserta didik adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri
Pendidik melakukan penelitian atas hasil karya peserta didik yang dijadikan
bahan penilaian portofolio agar karya tersebut merupakan hasil karya yang
dibuat oleh peserta didik itu sendiri.
2.) Saling percaya antara pendidik dan peserta didik
Dalam proses penilaian pendidik dan peserta didik harus memiliki rasa saling
percaya, saling memerlukan dan saling membantu sehingga terjadi proses
pendidikan berlangsung dengan baik.
3.) Keberhasilan bersama antara pendidik dan peserta didik
Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan peserta didik perlu
dijaga dengan baik dan tidak disamapaikan kepada pihak-pihak yang tidak
berkepentingan sehingga memberi dampak negatif proses pendidikan.
4.) Milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan pendidik

48
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Pendidk dan peserta didik perlu mempunyai rasa memiliki berkas portofolio
sehingga peserta didik akan merasa memiliki karya yang dikumpulkan dan
akhirnya akan berupa terus meningkatkan kemampuannya.
5.) Kepuasan
Hasil krja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti yang
memberikan dorongan peserta didik untuk lebih meningkatkan diri.
6.) Kesesuaian
Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai dengan kompetensi
dasar.
7.) Penilaian proses dan hasil
Penilain portofolio menerapkann prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang
dinilai misalnya diperoleh dari catatan pendidik tentang unjuk kerja, sedangkan
penilaian hasil diarahkan pada karya peserta didik.
8.) Penilaian dan pembelajaran
Penilain portofolio merupakan hal yang tak terpisahkan dari proses
pembelajaran. Manfaat utama penilaian ini sebagai diasnogtik yang berarti bagi
pendidik untuk melihat kelebihan dan kekurangan peserta didik.

Teknik Penilaian Portofolio


Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai
berikut:
1.) Menjelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya
merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh pendidik
untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh peserta didik sendiri. Dengan melihat
portofolionya peserta didik dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan
minatnya.
Proses ini tidak akan terjadi secra spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi
peserta didik untuk belajar meyakini hasil penilain mereka sendiri.
2.) Tentukan bersama peserta didik sempel-sempel portofolio apa saja yang akan
dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu dengan yang lain bias sama bias
berbeda.
3.) Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu map atau
folder di rumah masing-masing di satuan pendidikan.

49
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

4.) Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta
didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
5.) Tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya denga para
pesertadidik.
Diskusikan cara penilaian kualitas karya para pserta didik. Contoh, Kriteria
penilaian kemampuan menulis karangan yaitu: penggunaan tata bahasa,
pemilihan kosa-kata, kelengkapan gagasan, dan sistematika penulisan. Dengan
demikian, peserta didik mengetahui harapan (standar) yang ditetapkan dan
berusaha mencapai standar tersebut.
6.) Minta peserta didik menilai karyanya secra berkesinambungan. Pendidik dapat
membimbing peserta didik, bagaimana cara menilai dengan member keterangan
tentang kelebihan dan kekurangan karya tersebut, serta bagaimana cara
memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.
7.) Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik
diberi kesempatan untuk memperbaiki. Namun, antara peserta didik dan pendidik
perlu dibuat “kontrak” atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan,
misalnya 2 minggu karya yang telah dibuat diperbaiki harus diserahkan kepada
pendidik.
8.) Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portifolio. Jika perlu, undang
orang tua peserta didik dan diberi penjelasan tentang maksud serta tujuan
portofolio, sehingga orang tua dapat membantu dan memotivasi anaknya.

50
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

f) Penilaian Diri (self assessement)


Penilaian diri adalah suatu teknik penilain dimana peserta didik diminta untuk
menilai dirinya sendiri berkaiatan denga status, proses dan tingkat pencapaian
kompetensi yang dipelajarainya.

Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif
dan psikomotor. Penilaian kompetensi kognitif di kelas, misalnya: peserta didik
diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikirnya
sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu. Penilaian dirinya didasarkan
atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Penilaian kompetensi afektif, misalnya,
peserta didik dapat diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaanya
terhadap suatu objek tertentu. Selanjutnya, peserta didik diminta untuk melakukan
penilaian berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Berkaiatan dengan
penilaian kompetensi psikomotorik, peserta didik dapat diminta untuk menilai
kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya berdasarkan kriteria atau acuan
yang telah disiapkan.

Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan


kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan penilaian diri di kelas anatara lain:
1.) Dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi
kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;
2.) Peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena mereka
melakukan penilaian, harus melakukan intropeksi terhadap kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya;
3.) Dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta dididk untuk berbuat jujur,
karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.

Teknik Penilaian Diri


Penilaian Diri dilakukan berdasarkan criteria yang jelas dan obyektif. Oleh karaene
itu, penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Menentukan kompetensi aspek kemampuan yang akan dinilai.
2) Menentukan criteria penilaian yang akan digunakan.

51
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

3) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman pensloran, daftar tanda


cek, atau skala penilaian.
4) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.
5) Pendidik mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta
didik supaya senantiasa melakukan penilaian dirisecara cermat dan obyektif.
6) Menyampaiakan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian
terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.

Contoh Penilaian diri


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : II//2
Standar Kompetensi : Menampilakan nilai-nilai Pancasila
Kompetensi dasar : Mengenal nilai kejujuran, kedisiplinan, senang bekerja,
dalam kehidupan sehari-hari.
Aspek : Penerapan
Petunjuk:
Isilah tabel berikut ini dengan tanda (√) pada kolom yang sesuai.
Dengan pernyataan sikapmu terhadap pernyataan pada kolom sebelumnya.
Kadang-
No Aspek Penilaian/kriteria Selalu Tidak pernah
kadang
A Kejujuran
1 Setiap hari berkata jujur pada orang tua
Mengembalikan uang kembalian belanja
2
kepada orang tua.
Menyerahkan nilai ulangan ke sekolah
3
walaupun nilainya jelek.
Menyampaikan alasan yang benar ketika
4
terlambat masuk kelas.
B Kedisiplinan
Dating ke sekolah tidak terlambat bahkan
1
dating lebih awal.
Mengerjakan tugas/PR sesuai dengan
2
jadwal-
Pulang sekolah langsung bermain sebelum
3
sampai di rumah.
4 Melaksanakan ibadah tepat waktu.

52
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Catatan:
Jika Peserta didik memberikan jawaban tidak sesuai dengan kenyataan sehari-hari dari hasil
pengamatan pendidik, berarti peserta didiktersebut tingkat kejujurannya perlu diperbaiki.

Penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka.diskripsi verbal),


analisis, interpretasi, untuk informasi, untuk membuat keputusan. Penilaian kelas adalah
proses pengumpulan informasi oleh guru melalui sejumlah bukti, untuk membuat keputusan
tentang pencapaian hasil belajar dan kompetensi siswa.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.


a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
b. Penilaian menggunakan acuan criteria; yaitu berdasarkan apa yang bias dilakukan
peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan
posisi seseorang terhadap kelompoknya.
c. Sistem yang direncanakan adalah system penilaian yang berkelanjutan.
Berkelanjutan dalam arti semua indicator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk
menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk
mengetahui kesulitan siswa.
d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa
perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remidi bagi peserta didik yang
pencapainkompetensinya di bawah criteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi
peserta didik yng telah memenuhi criteria kentuntasan.
e. System penilaian disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam
proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas
observasi lapangan, maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan
proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi
lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.

Penilaian kelas bercirikan belajar tuntas, otentik, berkesinambungan, berdasarkan


criteria/patokan, dan menggunakan berbagai cara dan alat penilaian. Belajar tuntas
(mastery learning) yaitu peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan
berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar,
dan hasil yang baik. Peserta didik yang baik. Peserta didik yang belajar lambat perlu

53
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

waktu lebih lama untuk materi yang sama, mereka dapat berhasil jika kompetensi
awal mereka terdiagnosis secara benar dan mereka diajar dengan metode dan materi
yang berurutan, mulai dari tingkat kompetensi awal mereka. Penilaian otentik artinya
memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu, mencerminkan dunia nyata,
menggunakan berbagai cara dan criteria, dan holistic (kompetensi utuh
merekplesikan pengetahuan, ketrmpilan dan sikap). Berkesinambungan maknanya
penilaian kelas, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus
dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan
ulangan kenaikan kelas. Penilaian kelas menggunakan berbagai cara dan alat
penilaian, yaitu menggunakan dan menyediakan system pencatatan yang bervariasi,
serta menggunakan penilaian yang bervariasi; tertulis, lisan unjuk kerja, proyek,
produk, portofolio, pengamatan, dan penilaian diri.

Unsur penilaian hasil belajar yang dicantumkan dalam buku daftar nilai adalah
ulangan harian, ulangan tengah semester, tugas/pekerjaan rumah/PR, ulangan akhir
semester dan ulangan kenaikan kelas. Nilai rapor semester I diperoleh dari hasil
pengolahan dan analisis Ulhar, UTS, PR/tugas, UAS. Pada dasarnya guru dalam
menentukan nilai rapor dapat menggunakan berbagai pormula antara lain;

 1. Nilai rapor semester I = 2 ulhar+PTS+PAS


4

Nilai rapor semester II diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis Ulhar, PTS, PAS.
Pada dasarnya guru dalam menentukan nilai rapor dapat menggunakan berbagai
formula antara lain;

 1. Nilai rapor semester II = 2 ulhar+PTS+PAT


4
2. Penilaian Pengembangan Diri
Sesuai dengan SKB Mendikbud dan Kepala BAKN No. 0433/1993 dan No. 25 tahun
1993 tentang petunjuk pelaksanaan jabatan Fungsional Guru dan angka kreditnya,
salah satu tugas pokok guru adalah mengevaluasi/menilai program kegiatannya,
maka konselor dan guru Pembina ekstrakurikuler pun harus memberikan penilaian
hasil kegiatan/layanannya kepada peserta didik berkenaan dengan pengembangan

54
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

diri mereka. Penilaian pengembangan diri harus bersifat informative, diskriptif dan
kualitatif.
Penilaian dalam pengembangan diri berfungsi untuk mengetahui sejauh mana
efektifitas layanan program kegiatan tersebut selama ini. Penilaian dilakukan atas
hasil dan produk. Penilaian proses yaitu menilai sejauh mana rasa antosias peserta
didik, dan seberapa besar prosentase kehadiran mereka dalam mengikuti kegiatan,
sedang penilaian produk yaitu menilai sejauh mana prestasi yang dicapainya.

Penilaian Pengembangan diri terdiri atas:


a. Penilaian Prilaku adalah rangkuman catatan konselor tentang perilaku peserta
didik yang menonjol, baik perilaku positif, meliputi; kerajinan, kedisiplinan,
kesantunan, kerapihan,keaktifan dan tanggungjawab. Metode penilaian adalah
pengamatan yang dilakukan oleh guru-guru terkait dengan kegiatan sehari-hari
peserta didik, baik dalam kegiatan belajar mengajar atau pengembangan diri,
dikordinir oleh konselor. Penilaian perilaku bersifat kualitatif dan diskriptif,
ditujukan untuk pengembangan, bukan untuk menentukan kenaikan kelas atau
kelulusan. Cacatan pengamatan konselor/guru terkait tentang peserta didik
dirangkum, kemudian didiskripsikan dengan bahasa “konseling”, tujuannya untuk
memotivasi peserta didik agar menjadi lebih dan atau lebih berkembang.

b. Penilaian Kegiatan ekstrakurikuler


Penilaian kegiatan ekstra kurikuler ditentukan dengan jumlah dan jenis
kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik untuk criteria tertentu. Guru
Pembina ekstra kurikuler membuat rencana penilaian dengan mengklasifikasikan
jenis kompetensi dasar yang harus dicapai, lalu dibuat criteria penilaiannya
sebagai berikut:

a. Kriteria A, untuk peserta didik yang mencapai kompetensi tingkat mahir,


dengan rentang nilai 80 – 100.
b. Kriteria B, untuk peserta ddik yang mencapai tingkat madya, dengan rentang
nilai 70 – 79.
c. Kriteria C, untuk peserta didik yang mencapai tingkat dasar, dengan rentang
nilai, 60 – 69.

55
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

d. Kriteria D, untuk peserta didik yang belum mencapai kompetensi, dengan


rentang < 59.
Guru Pembina ekstra kurikuler harus menentukan jenis kompetensi dasar mana
saja yang termasuk criteria: A, B, C, atau D.

6. Kriteria Kenaikan dan Kelulusan Kelas


Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria kenaikan kelas
diatur oleh sekolah berpedoman pada penilaian berbasis kelas.
a. Kenaikan Kelas
1) Kriteria kenaikan kelas.
a) Mengikuti belajar atau tatap muka sekurang-kurangnya 90 %
b) Memperoleh nilai ≥ (6,50 – 10,00) pada kelompok mata pelajaran Agama
dan aqlak mulia.
c) Memperoleh nilai semua mata pelajaran kecuali kelompok mata pelajaran
Agama, ≥ KKm yang ditetapkan oleh sekolah.
d) Memperoleh nilai pengembangan diri rata-rata ≥ baik
e) Nilai K1 dan K2 Minimal Baik.
f) Nilai pengentahuan tidak boleh lebih dari 3 mata pelajaran dibawah
KKM.

2) Penentuan Kenaikan kelas


Penentuan siswa yang naik kelas dilakukan oleh sekolah dalam suatu rapat dewan
guru dengan mempertimbangkan prestasi belajar pada semester II.
a) Siswa dinyatakan naik kelas apabila memenuhi kriteria kenaikan kelas
yang ditetapkan sekolah.
b) Siswa yang tidak memenuhi criteria kenaikan kelas dinyatakan tidak naik
kelas.
c) Siswa yang dinyatakan tidak naik kelas dapat mengulang di kelas yang
sama pada tahun pelajaran berikutnya.
d) kenaikan kelas juga mempertimbangkan kehadiran di kelas mencapai
minimal 75%.
e) Berkelakuan baik selama menjadi siswa dikelas tersebut.
f) Mendapatkan nilai seluruh mata pelajaran.

56
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

b. Kriteria Penetapan Kelulusan SDIP Iskandariyah

1) Kriteria kelulusan Ujian Akhir sekolah Berstandar Nasional (UASBN).


Berdasarkan Peraturan Pemeintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan BAB X:

a) Pasal 63 ayat (1) Menyatakan: penilaian Pendidikan pada jenjang pendidikan


dasar dan menengah terdiri atas :
 Penilaian hasil belajar oleh pendidik
 Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan
 Penilaian hasil belajar oleh pemerintah.
b) Pasal 70 ayat (1) menyatakan bahwa: Pada jenjang SD/MI/SDLB atau bentuk
yang sederajat, ujian Nasional mencakup Mata pelajaran Bahasa Indonesia,
Matematika, dan IPA.
c) Pasal 71, menyatakan: Kriteria kelulusan ujian nasional dikembangkan oleh
BSNP dan ditetapkan dengan peraturan Menteri, mencakup:
 Nilai minimal batas lulus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika,
dan Ilmu Pengetahuan Alam;
 Nilai rata-rata minimal batas lulus UASBN, dan
 Sebagai salah satu penentuan kelulusan peserta UASBN/US

2) Kriteria Kelulusan Ujian Sekolah (US)


Peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 19 Yahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, BAB X :

a) Pasal 63 ayat (1) menyatakan; penilaian pendidikan pada jenjang


Pendidikan dasar dan Menengah terdiri atas;
 Penilaian hasil belajar oleh Pendidik
 Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan.
 Penilaian hasil belajar oleh pemerintah.
b) Pasal 65 ayat (1) Menyatakan bahwa: penilaian oleh satuan
pendidikan bertujuan menilai pencapaian Standar Kompetensi
lulusan untuk semua Mata pelajaran.

57
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

c) Pasal 65 ayat (2) menyatakan penilaian hasil belajar semua mata


pelajaran pada kelompok mata pelajaran agama dan aqlak mulia,
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok
mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga,
dan kesehatan merupakan penilaian akhir untuk menentukan kelulusan
peserta didik.
d) Pasal 65 ayat (4) menyatakan penilaian hasil belajar semua mata
pelajaran pada kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan
melalui ujian sekolah/madrasah untuk menentukan kelulusan peserta
didik dari satuan pendidikan.
e) Pasal 65 ayat (6) Menyatakan ketentuan mengenai penilaian akhir dan
ujian sekolah/madrasah diatur dengan peraturan Menteri atas usul BSNP.

Berdasarkan ketentuan tersebut di atas SDIP Iskandariyah menetapkan Kriteria


Kelulusan Ujian Sekolah Tahun pelajaran 2018/2019 :
1) Nilai minimal batas lulus untuk setiap mata pelajaran yang diujikan sekolah baik
ujian tertulis maupun praktik, mengacu pada KKM sekolah.
2) Nilai rata-rata minimal/batas lulus UAS, dan Sebagai salah satu penentuan
kelulusan peserta UAS/US

3) Penentuan Kelulusan Peserta Didik


Berdasarkan Permendiknas RI No. 19 Tahun 2005, tentang standar Nasional
Pendidikan, pasal 72 ayat (1) dan (2) mengatur kelulusan peserta didik.

a) Kelulusan Peserta didik ditetapkan melalui rapat dewan guru SDIP Iskandariyah
dengan kriteria yang ditetapkan Menteri.
b) Peserta didik dinyatakan lulus dari SDIP Iskandariyah setelah memenuhi
persyaratan berikut:
- Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
- Memperoleh nilai minimal sesuai KKM yang ditentukan oleh sekolah, pada
penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran agama dan ahlak mulia,
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

58
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

- Lulus Ujian Sekolah untuk kelompok mata pelajaran Ilmu pengetahuan dan
Teknologi.
- Lulus Ujian Sekolah (US)
- Siswa yang dinyatakan lulus diberikan Ijazah, Surat Keterangan Hasil Ujian
Sekolah (SKHUS), dan rapor.
- Peserta Ujian dinyatakan tidak lulus jika memperoleh hasil penilaian tidak
mencapai Kriteria kelulusan yang ditetapkan oleh Sekolah.
- Siswa yang tidak lulus dapat mengulang kelas yang sama pada tahun
berikutnya.

- Nilai hasil ujian akhir sekolah baik praktek maupun tertulis setiap mata
pelajaran sekurang-kurangnya 50 untuk setiap mata pelajaran yang diujikan
dengan rata-rata nilai ujian rata-rata minimal 60

- Berbudi pekerti baik sesuai dengan penilaian sekolah.

- Menguasai baca tulis Al’Qur’an bagi yang beragama Islam


4) Remidial dan Pengayaan
Remidial adalah bentuk program yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa
yang belum mencapai KKM masing-masing kompetensi dasar. Remidial
dilaksanakan setelah siswa melaksanakan ulangan harian, ulangan tengah semester
dan ulangan umum. Bagi siswa yang belum mencapai KKM di tingkat ulangan
tersebut maka siswa wajib mengikuti program remidial yang telah dibuat oleh guru.
Pengayaan adalah suatu program yang dilakukan oleh guru untuk memberikan
layanan terhadap siswa yang memiliki nilai mencapai KKM ke atas maksimal 90%

7. Pendidikan Karakter dan Budaya Sekolah


a. Pendidikan Kecakapan Hidup

Latar Belakang

Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah


mengamanatkan pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam
penyelenggaraan pendidikan. Hal ini berdampak pada sistem penyelenggaraan
pendidikan dari sentralistik menuju desentralistik. Desentralisasi penyelenggaraan
pendidikan ini terwujud dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Salah satu substansi yang didesentralisasi adalah kurikulum. Lebih lanjut

59
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Pasal 36 ayat (1) dinyatakan bahwa “pengembangan kurikulum dilakukan dengan


mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional”. Sekolah harus menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan
silabusnya dengan cara melakukan penjabaran dan penyesuaian Standar Isi dan
Standar Kompetensi Lulusan. Untuk itu, sekolah/daerah harus mempersiapkan secara
matang, karena sebagian besar kebijakan yang berkaitan dengan implementasi
Standar Nasional Pendidikan dilaksanakan oleh sekolah/daerah. Penyusunan
kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah
berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP (Pasal 16 ayat 1). Lebih lanjut
dalam PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 13 ayat (1) dinyatakan bahwa “kurikulum
untuk SMP/MTs/SMPLB atau bentuk lain yang sederajat, SMA/MA/SMALB atau
bentuk lain yang sederajat, SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat dapat
memasukkan pendidikan kecakapan hidup”. Ayat (2) pendidikan kecakapan hidup
sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) mencakup kecakapan personal (pribadi),
kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional. Sementara dalam
panduan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP, kurikulum untuk SD/MI/SDLB,
SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK/SMAK dapat memasukkan
pendidikan kecakapan hidup. Atas dasar itu, baik sekolah formal maupun non-formal
memiliki kepentingan untuk mengembangkan pembelajaran berorientasi kecakapan
hidup.
Konsep kecakapan hidup sejak lama menjadi perhatian para ahli dalam
pengembangan kurikulum. Tyler (1947) dan Taba (1962) misalnya, mengemukakan
bahwa kecakapan hidup merupakan salah satu fokus analisis dalam pengembangan
kurikulum pendidikan yang menekankan pada kecakapan hidup dan bekerja.
Pengembangan kecakapan hidup itu mengedepankan aspek-aspek berikut: (1)
kemampuan yang relevan untuk dikuasai peserta didik, (2) materi pembelajaran
sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, (3) kegiatan pembelajaran dan
kegiatan peserta didik untuk mencapai kompetensi, (4) fasilitas, alat dan sumber
belajar yang memadai, dan (5) kemampuan-kemampuan yang dapat diterapkan
dalam kehidupan peserta didik. Kecakapan hidup akan memiliki makna yang luas
apabila kegiatan pembelajaran yang dirancang memberikan dampak positif bagi
peserta didik dalam membantu memecahkan problematika kehidupannya, serta

60
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

mengatasi problematika hidup dan kehidupan yang dihadapi secara proaktif dan
reaktif guna menemukan solusi dari permasalahannya.
Berdasarkan pernyataan di atas, sekolah/daerah memiliki kewenangan yang luas
untuk mengembangkan dan menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan kondisi
peserta didik, keadaan sekolah, potensi dan kebutuhan daerah. Berkenaan dengan itu,
Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang memiliki
keanekaragaman multikultur (adat istiadat, tata cara, bahasa, kesenian, kerajinan,
keterampilan daerah, dll) merupakan ciri khas yang memperkaya nilai-nilai
kehidupan bangsa. Keanekaragaman harus selalu dilestarikan dan dikembangkan
dengan tetap mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia melalui upaya
pendidikan kecakapan hidup. Pengenalan keadaan lingkungan, sosial, dan budaya
kepada peserta didik memungkinkan mereka untuk lebih mengakrabkan dengan
lingkungan kehidupan peserta didik. Pengenalan dan pengembangan lingkungan
melalui pendidikan diarahkan untuk menunjang peningkatan kualitas sumber daya
manusia, dan pada akhirnya diarahkan untuk meningkatkan kompetensi peserta
didik.
Kebijakan yang berkaitan dengan dimasukkannya program pendidikan
kecakapan hidup dalam Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
dilandasi kenyataan bahwa dalam pendidikan tidak hanya mengejar pengetahuan
semata tetapi juga pada pengembangan keterampilan, sikap, dan nilai-nilai tertentu
yang dapat direfleksikan dalam kehidupan peserta didik. Sekolah tempat program
pendidikan dilaksanakan merupakan bagian dari masyarakat. Oleh karena itu,
program pendidikan kecakapan hidup di sekolah perlu memberikan wawasan yang
luas pada peserta didik mengenai keterampilan-keterampilan tertentu yang berkaitan
dengan pengalaman peserta didik dalam keseharian pada lingkungannya. Untuk
memudahkan pelaksanaan program pendidikan kecakapan hidup diperlukan adanya
model pengembangan yang bersifat umum untuk membantu guru/sekolah dalam
mengembangkan muatan kecakapan hidup dalam proses pembelajaran. Pendidikan
kecakapan hidup bukan merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri melainkan
terintegrasi melalui matapelajaran-matapelajaran, sehingga pedidikan kecapakan
hidup dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran yang ada.
Di samping itu perlu kesadaran bersama bahwa peningkatan mutu pendidikan
merupakan komitmen untuk meningkatkan mutu sumberdaya manusia, baik sebagai

61
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

pribadi maupun sebagai modal dasar pembangunan bangsa, dan pemerataan daya
tampung pendidikan harus disertai dengan pemerataan mutu pendidikan sehingga
mampu menjangkau seluruh masyarakat. Oleh kerenanya pendidikan harus dapat
mengembangkan potensi peserta didik agar berani menghadapi problema yang
dihadapi tanpa merasa tertekan, mau dan mampu, serta senang mengembangkan diri
untuk menjadi manusia unggul. Pendidikan juga diharapkan mampu mendorong
peserta didik untuk memelihara diri sendiri, sambil meningkatkan hubungan dengan
Tuhan YME, masyarakat, dan lingkungannya. Dengan demikian jelas bahwa perlu
dirancang suatu model pendidikan kecakapan hidup untuk membantu guru/sekolah
dalam membekali peserta didik dengan berbagai kecakapan hidup, yang secara
integratif memadukan potensi generik dan spesifik guna memecahkan dan mengatasi
problema hidup peserta didik dalam kehidupan di masyarakat dan lingkungannya
baik secara lokal maupun global. Panduan ini merupakan suatu model atau contoh
yang dapat digunakan sebagai acuan sekolah atau guru dalam mengembangkan
pembelajaran berorientasi kecakapan hidup sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah
bersangkutan.

Tujuan
Tujuan dari pendidikan kecakapan hidup terdiri atas, tujuan umum dan tujuan
khusus. Secara umum pendidikan kecakapan hidup bertujuan memfungsikan
pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi peserta didik
dalam menghadapi perannya di masa mendatang. Secara khusus bertujuan untuk:
1. Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk
memecahkan problema yang dihadapi, misalnya: masalah narkoba, lingkungan
sosial, dsb
2. Memberikan wawasan yang luas mengenai pengembangan karir peserta didik
3. Memberikan bekal dengan latihan dasar tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari
4. Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran
yang fleksibel dan kontekstual
5. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya di lingkungan sekolah, dengan
memberi peluang pemanfaatan sumberdaya yang ada di masyarakat sesuai
dengan prinsip manajemen berbasis sekolah

62
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Landasan Hukum
Peraturan perundang-undangan yang dijadikan landasan dalam mengembangkan
kurikulum kecakapan hidup adalah sebagai berikut.
1. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 36 ayat (1, 2,
danpasal 38 ayat (2)
2. UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.
3. PP No. 19 Tahun 2005, Pasal 13 ayat (1, 2, 3, dan 4)
4. Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan
5. Panduan Pengembangan KTSP oleh BSNP

Ruang Lingkup
Lingkup pengembangan model pendidikan kecakapan hidup ini mencakup jenjang
pendidikan dasar dan menengah (SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB,
SMA/MA/SMALB/SMK/SMAK).

8. Pengertian Dan Konsep Pendidikan Kecakapan Hidup


a. Pengertian
Banyak pendapat dan literatur yang mengemukakan bahwa pengertian kecakapan
hidup bukan sekedar keterampilan untuk bekerja (vokasional) tetapi memiliki makna
yang lebih luas. WHO (1997) mendefinisikan bahwa kecakapan hidup sebagai
keterampilan atau kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif, yang
memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan
dalam kehidupan secara lebih efektif. Kecakapan hidup mencakup lima jenis, yaitu:
(1) kecakapan mengenal diri, (2) kecakapan berpikir, (3) kecakapan sosial, (4)
kecakapan akademik, dan (5) kecakapan kejuruan.
Barrie Hopson dan Scally (1981) mengemukakan bahwa kecakapan hidup
merupakan pengembangan diri untuk bertahan hidup, tumbuh, dan berkembang,
memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan berhubungan baik secara individu,
kelompok maupun melalui sistem dalam menghadapi situasi tertentu. Sementara
Brolin (1989) mengartikan lebih sederhana yaitu bahwa kecakapan hidup merupakan
interaksi dari berbagai pengetahuan dan kecakapan sehingga seseorang mampu hidup
mandiri. Pengertian kecakapan hidup tidak semata-mata memiliki kemampuan
tertentu (vocational job), namun juga memiliki kemampuan dasar pendukung secara

63
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

fungsional seperti: membaca, menulis, dan berhitung, merumuskan dan memecahkan


masalah, mengelola sumber daya, bekerja dalam kelompok, dan menggunakan
teknologi (Dikdasmen, 2002).
Dari pengertian di atas, dapat diartikan bahwa pendidikan kecakapan hidup
merupakan kecakapan-kecakapan yang secara praksis dapat membekali peserta didik
dalam mengatasi berbagai macam persoalan hidup dan kehidupan. Kecakapan itu
menyangkut aspek pengetahuan, sikap yang didalamnya termasuk fisik dan mental,
serta kecakapan kejuruan yang berkaitan dengan pengembangan akhlak peserta didik
sehingga mampu menghadapi tuntutan dan tantangan hidup dalam kehidupan.
Pendidikan kecakapan hidup dapat dilakukan melalui kegiatan intra/ekstrakurikuler
untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan karakteristik, emosional,
dan spiritual dalam prospek pengembangan diri, yang materinya menyatu pada
sejumlah mata pelajaran yang ada. Penentuan isi dan bahan pelajaran kecakapan
hidup dikaitkan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan agar peserta didik
mengenal dan memiliki bekal dalam menjalankan kehidupan dikemudian hari. Isi
dan bahan pelajaran tersebut menyatu dalam mata pelajaran yang terintegrasi
sehingga secara struktur tidak berdiri sendiri.

b. Konsep
Menurut konsepnya, kecakapan hidup dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu:
a) Kecakapan hidup generik (generic life skill/GLS), dan
b) Kecakapan hidup spesifik (specific life skill/SLS).
Masing-masing jenis kecakapan itu dapat dibagi menjadi sub kecakapan. Kecakapan
hidup generik terdiri atas kecakapan personal (personal skill), dan kecakapan sosial
(social skill). Kecakapan personal mencakup kecakapan dalam memahami diri (self
awareness skill) dan kecakapan berpikir (thinking skill). Kecakapan mengenal diri
pada dasarnya merupakan penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa,
sebagai anggota masyarakat dan warga negara, serta menyadari dan mensyukuri
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki sekaligus sebagai modal dalam
meningkatkan dirinya sebagai individu yang bermanfaat bagi lingkungannya.
Kecapakan berpikir mencakup antara lain kecakapan mengenali dan menemukan
informasi, mengolah, dan mengambil keputusan, serta memecahkan masalah secara

64
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

kreatif. Sedangkan dalam kecakapan sosial mencakup kecakapan berkomunikasi


(communication skill) dan kecakapan bekerjasama (collaboration skill).
Kecakapan hidup spesifik adalah kecakapan untuk menghadapi pekerjaan atau
keadaan tertentu. Kecakapan ini terdiri dari kecakapan akademik (academic skill)
atau kecakapan intelektual, dan kecakapan vokasional (vocational skill). Kecakapan
akademik terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih memerlukan pemikiran atau
kerja intelektual. Kecakapan vokasional terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih
memerlukan keterampilan motorik. Kecakapan vokasional terbagi atas kecakapan
vokasional dasar (basic vocational skill) dan kecakapan vokasional khusus
(occupational skill).
Menurut konsep di atas, kecakapan hidup adalah kemampuan dan keberanian untuk
menghadapi problema kehidupan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari dan
menemukan solusi untuk mengatasinya. Pendidikan berorientasi kecakapan hidup
bagi peserta didik adalah sebagai bekal dalam menghadapi dan memecahkan
problema hidup dan kehidupan, baik sebagai pribadi yang mandiri, warga
masyarakat, maupun sebagai warga negara. Apabila hal ini dapat dicapai, maka
ketergantungan terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan, yang berakibat pada
meningkatnya angka pengangguran, dapat diturunkan, yang berarti produktivitas
nasional akan meningkat secara bertahap. (Depdiknas, diolah)

Konsep kecakapan hidup sebagaimana telah dijelaskan di atas, dapat diilustrasikan


sebagai berikut:

9. Pola Pengembangan Desain ProgramPendidikan Kecakapan Hidup


a. Kedudukan Kecakapan Hidup dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan
Konsep pendidikan kecakapan hidup atau life skill education dalam kurun waktu
3-4 tahun menjadi wacana yang gencar dikumandangkan jajaran Departemen
Pendidikan Nasional yang bahkan sampai hari ini telah menjadi suatu kebijakan
pemerintah dalam bidang pendidikan. Tidak kalah pentingnya, dalam rancangan
kurikulum berbasis kompetensi (KBK) secara tersirat telah mengakomodasi
kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada pencapaian kecakapan hidup bagi
setiap peserta didik. Hal ini diperkuat dengan terbitnya PP nomor 19 Tahun 2005

65
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Pasal 13 dan Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang


dikeluarkan oleh BSNP, bahwa pada tingkat pendidikan dasar dan menengah
atau sederajat dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup. Baik PP maupun
dalam panduan BSNP tersebut tidak memberikan ketegasan bahwa sekolah
diharuskan memasukkan pendidikan kecakapan hidup. Namun demikian, apabila
sekolah akan mengimplementasikan pendidikan kecakapan hidup dalam proses
pembelajaran, hal ini berimplikasi terhadap perlunya sekolah menyiapkan
seperangkat pendukung pelaksanaan pembelajaran yang mengembangkan
kegiatan-kegiatan yang berorientasi kepada kecakapan hidup.
Pengembangan tersebut menyangkut pengembagan dimensi manusia seutuhnya
yaitu pada aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan,
kesehatan, seni dan budaya. Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada
peningkatan pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui
pencapaian kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup serta menyesuaikan
diri agar berhasil dalam kehidupan. Oleh karena itu, pendidikan kecakapan hidup
dalam KTSP terintegrasi melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran yang ada pada
setiap mata pelajaran, sehingga tidak berdampak pada alokasi waktu yang
ditetapkan.

10. Pendidikan Kecakapan Hidup dan Standar Isi


Pendidikan kecakapan hidup sudah menjadi suatu kebijakan seiring dengan
berlakunya Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. Standar isi dan standar
kompetensi lulusan tersebut menjadi acuan daerah/sekolah dalam mengembangkan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada masing-masing jenjang
pendidikan. Oleh karena itu, pengembangan kecakapan hidup dengan sendirinya
harus mengacu kepada standar-standar yang telah ditetapkan pemerintah. Standar isi
dan standar kompetensi lulusan merupakan salah satu bagian dari Standar Nasional
Pendidikan. Standar isi terdiri dari: ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan
kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi
oleh satuan pendidikan. Dokumen standar isi mencakup: (1) kerangka dasar
kurikulum, (2) struktur kurikulum, (3) standar kompetensi dan kompetensi dasar, (4)
beban belajar, dan (5) kalender pendidikan.

66
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Muatan wajib yang harus ada dalam kurikulum adalah: pendidikan agama;
pendidikan kewarganegaraan; bahasa; matematika; ilmu pengetahuan alam; ilmu
pengetahuan sosial; seni dan budaya; pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan;
keterampilan/kejuruan; muatan lokal; dan pengembangan diri. Masing-masing
muatan memiliki tujuan pendidikan yang berbeda dan berpeluang untuk
memasukkan kecakapan hidup secara terintegratif. Berikut ini disajikan format tabel
analisis untuk mengintegrasikan kecakapan hidup dalam materi muatan wajib yang
mengacu pada tujuan pendidikan.
a. Kecakapan Personal Kecakapan Sosial Kecakapan Akademik Kecakapan
Vokasional
1) Pendidikan agama Membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME
2) Pendidikan Kewargane-garaan Membentuk peserta didik menjadi warga negara
yang memiliki wawasan dan rasa kebersamaan, cinta tanah air, serta bersikap
dan berperilaku demokratis
3) Bahasa Membentuk peserta didik mampu berkomunikasi secara efektif dan
efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan
4) Matematika Mengembangkan logika dan kemampuan berpikir peserta didik
5) Ilmu Pengetahuan Alam Mengembangkan pengetahuan, dan kemampuan
analisis peserta didik terhadap lingkungan alam dan sekitarnya
6) Ilmu Pengetahuan Sosial Mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan
kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat
7) Seni dan Budaya Membentuk karakter peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa seni dan pemahaman budaya
8) Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Membentuk karakter peserta
didik agar sehat jasmani dan rohani, serta menumbuhkan rasa sportivitas
9) Keterampilan/Bahasa Asing/TIK Membentuk peserta didik menjadi manusia
yang memilikiketerampilan
10) Muatan Lokal Membentuk pemahaman terhadap potensi sesuai dengan ciri khas
di daerah tempat tinggalnya
11) Pengembangan Diri Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, minat,
dan bakat

67
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

b. Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup


Keberhasilan pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup sangat ditentukan
oleh program/rancangan yang disusun sekolah dan kreativitas guru dalam
merumuskan dan menentukan metode pembelajarannya. Langkah-langkah
yang ditempuh dalam penyusunan program pembelajaran sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar
2. Mengidentifikasi bahan kajian/materi pembelajaran
3. Mengembangkan indikator.
4. Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang bermuatan kecakapan
hidup.
5. Menentukan bahan/alat/sumber yang digunakan.
6. Mengembangkan alat penilaian yang sesuai dengan aspek kecakapan
hidup

c. Prinsip-prinsip Pengembangan Model Kecakapan Hidup


Pendidikan kecakapan hidup dikembangkan dengan memperhatikan
beberapa hal berikut:
1) Pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh baik keimanan,
ketaqwaan, dan akhlak mulia
2) Mengakomodasi semua mata pelajaran untuk dapat menunjang
peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia, serta meningkatkan
toleransi dan kerukunan antar umat beragama dengan
mempertimbangkan norma-norma agama yang berlaku.
3) Memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat dan bakat,
kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan kinestetik peserta didik
secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya
4) Sesuai tuntutan dunia kerja dan kebutuhan kehidupan
Program kecakapan hidup hendaknya memungkinkan untuk membekali
peserta didik dalam memasuki dunia kerja/usaha serta relevan dengan
kebutuhan kehidupan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta
didik
5) Kecakapan-kecakapan yang perlu dikembangkan mencakup: kecakapan
personal, sosial, akademis, dan vokasional

68
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

6) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni


7) Mempertimbangkan lima kelompok mata pelajaran berikut:
a) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
b) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
c) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
d) Kelompok mata pelajaran estetika
e) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan

d. Pengembangan Silabus
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke
dalam materi pembelajaran/bahan kajian, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi untuk proses penilaian. Dalam
mengembangkan silabus dan perangkat lainnya mengacu pada Standar Isi
yang ditetapkan oleh BSNP. Langkah-langkah pengembangan silabus secara
umum mencakup:
1. Menentukan standar kompetensi
2. Menentukan kompetensi dasar
3. Mengembangkan indikator, sebagai penjabaran dari KI dan KD
4. Menentukan materi pembelajaran
5. Merumuskan dan mengembangkan kegiatan pembelajaran yang
berorientasi kecakapan hidup
6. Mempertimbangkan alokasi waktu
7. Menentukan media/alat/sumber/bahan yang sesuai
8. Menentukan jenis dan bentuk penilaian

Uraian masing-masing langkah dalam pengembangan silabus adalah sebagai berikut:


a. Menentukan Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan
dicapai. Standar kompetensi yang dipilih atau digunakan sesuai dengan yang terdapat
dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran. Sebelum
menentukan atau memilih standar kompetensi, terlebih dahulu mengkaji standar

69
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal


berikut:
1) urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi;
2) keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
3) keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
b. Menentukan Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta
didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator
kompetensi. Kompetensi dasar yang digunakan atau dipilih sesuai dengan yang
tercantum dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran.
Sebelum menentukan atau memilih kompetensi dasar, terlebih dahulu mengkaji
standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran dengan memperhatikan
hal-hal berikut:
1) urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan
materi;
2) keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata
pelajaran;
3) keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
c. Merumuskan Indikator
Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-
tanda, perbuatan dan atau respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta
didik. Indikator dirumuskan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, potensi
peserta didik, dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan atau
dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar dalam menyusun alat
penilaian. Kriteria merumuskan indikator:
1) sesuai tingkat perkembangan berpikir peserta didik.
2) berkaitan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
3) memperhatikan aspek manfaat dalam kehidupan sehari-hari
4) harus dapat menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik secara utuh
[kognitif (pengetahuan dan pengembangan konsep), afektif (sikap), dan
psikomotor (keterampilan)]
5) memperhatikan sumber-sumber belajar yang relevan
6) dapat diukur/dapat dikuantifikasi

70
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

7) memperhatikan ketercapaian standar lulusan secara nasional


8) berisi kata kerja operasional
9) tidak mengandung pengertian ganda (ambigu)
d. Mengidentifikasi Materi Pembelajaran
Dalam mengidentifikasi materi pembelajaran harus mempertimbangkan:
1) tingkat perkembangan fisik
2) tingkat perkembangan intelektual
3) tingkat perkembangan emosional
4) tingkat perkembangan sosial
5) tingkat perkembangan spritual
6) nilai guna dan manfaat
7) struktur keilmuan
8) kedalaman dan keluasan materi
9) relevansi dengan kebutuhan dan tuntutan lingkungan
10) alokasi waktu
Selain itu juga harus memperhatikan beberapa hal berikut:
1. Validitas materi; artinya materi harus teruji kebenaran dan kesahihannya
2. Tingkat kepentingan; materi yang diajarkan memang benar-benar diperlukan oleh
peserta didik
3. Kebermanfaatan: materi memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan
pada jenjang berikutnya
4. Layak dipelajari: materi layak dipelajari baik dari aspek tingkat kesulitan maupun
aspek pemanfaatan bahan ajar
5. Menarik minat (interest): materinya menarik minat peserta didik dan memotivasinya
untuk mempelajari lebih lanjut
e. Mengembangkan Kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan
peserta didik dalam berinteraksi dengan bahan ajar. Kriteria dalam
mengembangkan kegiatan pembelajaran sebagai berikut:
10) kegiatan pembelajaran disusun bertujuan untuk memberikan bantuan kepada
guru, agar mereka dapat bekerja dan melaksanakan proses pembelajaran secara
profesional sesuai dengan tuntutan kurikulum

71
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

11) kegiatan pembelajaran disusun berdasarkan atas satu tuntutan kompetensi dasar
secara utuh
12) kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh
peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar
13) kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik (student centered)
14) mengandung kegiatan-kegiatan yang mendorong peserta didik mencapai
kompetensi
15) materi kegiatan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, sikap, dan
keterampilan
16) perumusan kegiatan pembelajaran harus jelas materi/konten yang ingin
dikuasai peserta didik
17) penentuan urutan langkah pembelajaran sangat penting artinya bagi materi-
materi yang memerlukan prasyarat tertentu
18) pendekatan pembelajaran yang digunakan bersifat spiral (mudah-sukar;
konkret-abstrak; dekat-jauh) dan juga memerlukan urutan pembelajaran yang
terstruktur
19) rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua
unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan kegiatan pembelajaran peserta
didik, yaitu kegiatan peserta didik dan materi

Dalam memilih kegiatan peserta didik perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai


berikut:
• memberikan peluang bagi peserta didik untuk mencari, mengolah dan
menemukan sendiri pengetahuan, di bawah bimbingan guru
• mencerminkan ciri khas dalam pengembangan kemampuan mata
pelajaran.
• disesuaikan dengan kemampuan peserta didik, sumber belajar dan sarana
yang tersedia
• bervariasi dengan mengkombinasikan kegiatan individu atau perorangan,
berpasangan, kelompok, dan klasikal
• memperhatikan pelayanan terhadap perbedaan individual peserta didik
seperti: bakat, minat, kemampuan, latar belakang keluarga, sosial-

72
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

ekonomi dan budaya serta masalah khusus yang dihadapi peserta didik
yang bersangkutan.
f. Menentukan Jenis dan Bentuk Penilaian
1. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,
dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Kriteria penilaian:
2. penulisan jenis penilaian harus disertai dengan aspek-aspek yang akan
dinilai sehingga memudahkan dalam pembuatan soal-soalnya
3. penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian indikator.
4. penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa
dilakukan peserta didik setelah peserta didik mengikuti proses pembelajaran,
dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
5. sistem penilaian yang berkelanjutan, artinya semua indikator ditagih,
kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang
telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta
didik.
6. hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindakan perbaikan, berupa
program remedi. Apabila peserta didik belum menguasai suatu kompetensi
dasar, ia harus mengikuti proses pembelajaran lagi (remedial), sedang bila
telah menguasai kompetensi dasar, ia diberi tugas pengayaan.
7. dalam sistem penilaian berkelanjutan, guru harus membuat kisi-kisi
penilaian dan rancangan penilaian secara menyeluruh untuk satu semester
dengan menggunakan teknik penilaian yang tepat
8. penilaian dilakukan untuk menyeimbangkan berbagai aspek pembelajaran:
kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan menggunakan berbagai model
penilaian, formal dan tidak formal secara berkesinambungan.
9. penilaian merupakan suatu proses pengumpulan pelajaran dan penggunaan
informasi tentang hasil belajar peserta didik dengan menerapkan prinsip
penilaian berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat dan konsisten sebagai
akuntabilitas publik.
10. penilaian merupakan proses identifikasi pencapaian kompetensi dan hasil
belajar yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar

73
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

yang harus dan telah dicapai disertai dengan peta kemajuan hasil belajar
peserta didik.
11. penilaian berorientasi pada standar kompetensi, kompetensi dasar dan
indikator Dengan demikian hasil penilaian akan memberikan gambaran
mengenai perkembangan pencapaian kompetensi.
12. penilaian dilakukan secara berkelanjutan (direncanakan dan dilakukan terus-
menerus) guna mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan
penguasaan kompetensi oleh peserta didik, baik sebagai efek langsung (main
effect) maupun efek pengiring (nurturant effect) dari proses pembelajaran.
13. sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang
ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran
menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus
diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik
wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang
berupa informasi yang dibutuhkan.
g. Mempertimbangkan Alokasi Waktu
Alokasi waktu adalah waktu yang dibutuhkan untuk ketercapaian satu kompetensi
dasar, dengan memperhatikan:
1) Minggu efektif per semester
2) Alokasi waktu per mata pelajaran
3) Jumlah kompetensi per semester
Apabila pendidikan kecakapan hidup dilakukan secara terintegrasi dengan mata
pelajaran.
h. Menentukan Sumber/Bahan/Alat/Media
1) Sumber
Merupakan rujukan, referensi atau literatur yang digunakan dalam penyusunan
silabus atau pembelajaran.
2) Bahan
Bahan adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam proses praktikum atau
pembelajaran lain, misalnya: milimeter blok, benang, daun, kertas, tanah liat,
glukosa, dan bahan lain yang relevan
3) Alat/Media
Alat/media adalah segala sesuatu yang digunakan dalam proses pembelajaran baik

74
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

melalui praktikum maupun pembelajaran lainnya, misalnya: slide, alat bantu


belajar, mikroskop, gelas ukur, globe, harmonika, matras, dan sebagainya.

Dalam implementasinya, silabus perlu dijabarkan dalam rencana pelaksanaan


pembelajaran. Oleh karena itu, silabus harus dikaji dan dikembangkan secara
berkelanjutan dengan memperhatikan masukan dari evaluasi hasil belajar, evaluasi
proses (pelaksanaan pembelajaran), dan evaluasi rencana pembelajaran.

11.Pola Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup


Pada intinya pendidikan kecakapan hidup membantu peserta didik dalam
mengembangkan kemampuan belajar, menyadari dan mensyukuri potensi diri
untuk dikembangkan dan diamalkan, berani menghadapi problema kehidupan,
serta memecahkannya secara kreatif. Pendidikan kecakapan hidup bukanlah mata
pelajaran, sehingga dalam pelaksanaannya tidak perlu merubah kurikulum dan
menciptakan mata pelajaran baru. Yang diperlukan disini adalah mereorientasi
pendidikan dari mata pelajaran ke orientasi pendidikan kecakapan hidup melalui
pengintegrasian kegiatan-kegiatan yang pada prinsipnya membekali peserta didik
terhadap kemampuan-kemampuan tertentu agar dapat diterapkan dalam kehidupan
keseharian peserta didik. Pemahaman ini memberikan arti bahwa mata pelajaran
dipahami sebagai alat dan bukan tujuan untuk mengembangkan kecakapan hidup
yang nantinya akan digunakan oleh peserta didik dalam menghadapi kehidupan
nyata. Prinsip-prinsip pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup sebagai berikut:
1. Tidak mengubah sistem pendidikan yang berlaku
2. Tidak mengubah kurikulum yang berlaku
3. Pembelajaran menggunakan prinsip empat pilar, yaitu: belajar untuk tahu,
belajar menjadi diri sendiri, belajar untuk melakukan, dan belajar untuk
mencapai kehidupan bersama
4. Belajar konstekstual (mengkaitkan dengan kehidupan nyata) dengan
menggunakan potensi lingkungan sekitar sebagai wahana pendidikan
5. Mengarah kepada tercapainya hidup sehat dan berkualitas, memperluas
wawasan dan pengetahuan, dan memiliki akses untuk memenuhi standar hidup
secara layak.

75
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

C. Prinsip Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup


Keempat dimensi kecakapan hidup secara berkelanjutan harus dimiliki oleh peserta
didik sejak TK hingga sekolah menengah, dan bahkan perguruan tinggi sekalipun.
Akan tetapi dalam praktik pengembangannya, penekanan pendidikan kecakapan
hidup tetap mempertimbangkan tingkat perkembangan peserta didik sesuai dengan
jenis dan jenjang pendidikan. Kecakapan hidup pada TK dan sekolah dasar (SD)
berbeda dengan sekolah menengah pertama (SMP), demikian pula kecakapan hidup
pada sekolah menengah pertama berbeda dengan sekolah menengah atas (SMA),
bergantung kepada tingkat perkembagan psikologis dan fisiologis peserta didik.
Gambar berikut ini merupakan contoh dominasi pendidikan kecakapan hidup pada
jenis/jenjang pendidikan TK/SD/ SMP, SMA, dan SMK.

D. Pendidikan Kecakapan Hidup di Tiap Jenjang Pendidikan


Peningkatan mutu pendidikan merupakan sebuah komitmen bersama yang harus
dipegang teguh. Oleh karena itu, pendidikan kecakapan hidup sebagai salah satu
upaya dalam melahirkan generasi yang bukan hanya mampu hidup tetapi juga
mampu bertahan hidup, dan bahkan dapat unggul (excel) dalam kehidupan
dikemudian hari. Contoh dominasi pendidikan kecakapan hidup sebagaimana
dipaparkan dalam gambar di atas, memperlihatkan bahwa pendidikan kecapakan
hidup pada jenjang TK/SD/SMP lebih menekankan kepada kecakapan hidup umum
(generic life skill), yaitu mencakup aspek kecakapan personal (personal skill) dan
kecakapan sosial (social skill). Hal ini memberikan gambaran bahwa untuk jenjang
yang lebih rendah lebih berorientasi pada kecakapan hidup yang bersifat dasar/umum
sesuai dengan tingkat perkembangannya. Bukan berarti bahwa pada jenjang ini tidak
perlu dikembangkan kecakapan hidup spesifik (specific life skill), yakni kecakapan
akademik dan vokasional, akan tetapi apabila dikembangkan maka baru pada tataran
awal, misalnya berpikir kritis dan rasional, menumbuhkan sikap jujur dan toleransi.
Aspek dasar yang harus dimiliki peserta didik pada jenjang pendidikan TK/SD/SMP
adalah kecakapan personal dan sosial yang sering disebut sebagai kecakapan generik
(generic life skill). Proses pembelajaran dengan pembenahan aspek personal dan
sosial merupakan prasyarat yang harus diupayakan berlangsung pada jenjang ini.
Peserta didik pada usia TK/SD/SMP tidak hanya membutuhkan kecakapan
membaca-membaca-berhitung, melainkan juga butuh suatu kecakapan lain yang

76
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

mengajaknya untuk cakap bernalar dan memahami kehidupan secara arif, sehingga
pada masanya peserta didik dapat berkembang, kreatif, produktif, kritis, jujur untuk
menjadi manusia-manusia yang unggul dan pekerja keras. Pendidikan kecakapan
hidup pada jenjang ini lebih menekankan kepada pembelajaran akhlak sebagai dasar
pembentukan nilai-nilai dasar kebajikan (basic goodness), seperti: kejujuran,
kebaikan, kepatuhan, keadilan, etos kerja, kepahlawanan, menjaga kebersihan diri
dan lingkungan, serta kemampuan bersosialisasi.

1. Kecakapan personal (personal skill)


Kecapakan personal mencakup kesadaran diri dan berpikir rasional. Kesadaran
diri merupakan tuntutan mendasar bagi peserta didik untuk mengembangkan
potensi dirinya di masa mendatang. Kesadaran diri dibedakan menjadi dua, yaitu:
(1) kesadaran akan eksistensi diri sebagai makhluk Tuhan YME, makhluk sosial,
dan makhluk lingkungan, dan (2) kesadaran akan potensi diri dan dorongan
untuk mengembangkannya. (Dikdasmen, 2004 diolah).
(1) Kesadaran diri difokuskan pada kemampuan peserta didik untuk melihat
sendiri potret dirinyaPada tataran yang lebih rendah peserta didik akan
melihat dirinya dalam hubungannya dengan lingkungan keluarga,
kebiasaannya, kegemarannya, dan sebagainya. Pada tataran yang lebih tinggi,
peserta didik akan semakin memahami posisi drinya di lingkungan kelasnya,
sekolahnya, desanya, kotanya, dan seterusnya, minat, bakat, dan sebagainya.
(2) Kecakapan berpikir merupakan kecakapan dalam menggunakan rasio atau
pikiran. Kecakapan ini meliputi kecakapan menggali informasi, mengolah
informasi, dan mengambil keputusan secara cerdas, serta mampu
memecahkan masalah secara tepat dan baik. Pada jenjang pendidikan
menengah (SMP dan SMA) ketiga kecakapan tersebut jauh lebih kompleks
ketimbang dengan tingkat sekolah dasar (SD). Sebagaimana diketahui bahwa
dalam kurikulum berbasis kompetensi (KBK), kemampuan berpikir
mengambil keputusan secara cerdas dan memecahkan masalah secara baik
dan tepat menjadi isue utama dalam pembelajaran kecakapan hidup pada
peserta didik sekolah menengah (Wasino 2004, diolah).

77
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

2. Kecakapan sosial (social skill)


Kecakapan sosial dapat dipilah menjadi dua jenis utama, yaitu (1) kecakapan
berkomunikasi, dan (2) kecakapan bekerjasama
(1) Kecakapan berkomunikasi
Kecakapan berkomunikasi dapat dilakukan baik secara lisan maupun tulisan. Sebagai
makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat tempat tinggal maupun tempat kerja,
peserta didik sangat memerlukan kecakapan berkomunikasi baik secara lisan maupun
tulisan. Dalam realitasnya, komunikasi lisan ternyata tidak mudah dilakukan.
Seringkali orang tidak dapat menerima pendapat lawan bicaranya, bukan karena isi
atau gagasannya tetapi karena cara penyampaiannya yang kurang berkenan. Dalam
hal ini diperlukan kemampuan bagaimana memilih kata dan cara menyampaikan
agar mudah dimengerti oleh lawan bicaranya. Karena komunikasi secara lisan adalah
sangat penting, maka perlu ditumbuhkembangkan sejak dini kepada peserta didik.
Lain halnya dengan komunikasi secara tertulis. Dalam hal ini diperlukan kecakapan
bagaimana cara menyampaikan pesan secara tertulis dengan pilihan kalimat, kata-
kata, tata bahasa, dan aturan lainnya agar mudah dipahami orang atau pembaca lain.
(2) Kecakapan bekerjasama
Bekerja dalam kelompok atau tim merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat
dielakkan sepanjang manusia hidup. Salah satu hal yang diperlukan untuk bekerja
dalam kelompok adalah adanya kerjasama. Kemampuan bekerjasama perlu
dikembangkan agar peserta didik terbiasa memecahkan masalah yang sifatnya agak
kompleks. Kerjasama yang dimaksudkan adalah bekerjasama adanya saling
pengertian dan membantu antar sesama untuk mencapai tujuan yang baik, hal ini
agar peserta didik terbiasa dan dapat membangun semangat komunitas yang
harmonis.
(3) Kecakapan akademik (academic skill)
Kecakapan akademik seringkali disebut juga kecakapan intelektual atau kemampuan
berpikir ilmiah yang pada dasarnya merupakan pengembangan dari kecakapan
berpikir secara umum, namun mengarah kepada kegiatan yang bersifat keilmuan.
Kecakapan ini mencakup antara lain kecakapan mengidentifikasi variabel,
menjelaskan hubungan suatu fenomena tertentu, merumuskan hipotesis, merancang
dan melaksanakan penelitian. Untuk membangun kecakapan-kecakapan tersebut
diperlukan pula sikap ilmiah, kritis, obyektif, dan transparan.

78
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

(4) Kecakapan vokasional (vocational skill)


Kecakapan ini seringkali disebut dengan kecakapan kejuruan, artinya suatu
kecakapan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di
masyarakat atau lingkungan peserta didik. Kecakapan vokasional lebih cocok untuk
peserta didik yang menekuni pekerjaan yang mengandalkan keterampilan
psikomotorik daripada kecakapan berpikir ilmiah. Namun bukan berarti peserta didik
tidak layak untuk menekuni bidang kejuruan seperti ini. Misalnya merangkai dan
mengoperasikan komputer. Kecakapan vokasional memiliki dua bagian, yaitu:
kecakapan vokasional dasar dan kecakapan vokasional khusus yang sudah terkait
dengan bidang pekerjaan tertentu seperti halnya pada peserta didik dalam Kecakapan
dasar vokasional bertalian dengan bagaimana peserta didik menggunakan alat
sederhana, misalnya: obeng, palu, dsb; melakukan gerak dasar, dan membaca
gambar sederhana. Kecakapan ini terkait dengan sikap taat asas, presisi, akurasi, dan
tepat waktu yang mengarah kepada perilaku produktif. Sedangkan vokasional khusus
hanya diperlukan bagi mereka yang akan menekuni pekerjaan yang sesuai dengan
bidangnya. Misalnya pekerja montir, apoteker, tukang, tehnisi, atau meramu menu
bagi yang menekuni pekerjaan tata boga, dan sebagainya.

3. Penekanan Pendidikan Kecakapan Hidup di Tiap Jenjang Pendidikan


Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan kecakapan hidup yang diberikan
sampai dengan jenjang sekolah menengah lebih berorientasi pada upaya
mempersiapkan peserta didik menghadapi era informasi dan era globalisasi. Pada
intinya pendidikan kecakapan hidup ini membantu dan membekali peserta didik
dalam pengembangan kemampuan belajar, menyadari dan mensyukuri potensi diri,
berani menghadapi problema kehidupan, serta mampu memecahkan persoalan secara
kreatif. Pendidikan kecakapan hidup bukan mata pelajaran baru, akan tetapi sebagai
alat dan bukan sebagai tujuan. Penerapan konsep pendidikan kecakapan hidup terkait
dengan kondisi peserta didik dan lingkungannya seperti substansi yang dipelajari,
karakter peserta didik, kondisi sekolah dan lingkungannya.
Lebih lanjut penekanan pembelajaran kecakapan hidup pada masing-masing jenjang
dapat digambarkan sebagai berikut
Pendidikan kecakapan hidup bukan sebagai mata pelajaran melainkan bagian dari
materi pendidikan yang terintegrasi dalam mata pelajaran. Perangkat pembelajaran

79
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

untuk semua jenis baik mata pelajaran maupun jenjang pendidikan yang
mengintegrasikan kecakapan hidup, dirancang/disusun secara kontekstual,
sebagaimana digambarkan dalam ilustrasi berikut ini.

E. Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup


Pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup terintegrasi dengan beragam mata pelajaran
yang ada di semua jenis dan jenjang pendidikan. Misalnya pada mata pelajaran
Matematika yang mengintegrasikan pendidikan kecakapan hidup di dalamnya, selain
mengajarkan peserta didik agar pandai matematika, juga pandai memanfaatkannya
dalam kehidupan sehari-hari, seperti: membaca data, menganalisis data, membuat
kesimpulan, mempelajari ilmu lain, dan sebagainya.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam menjabarkan kecakapan hidup yang
terintegrasi dalam mata pelajaran, antara lain:
a. melakukan identifikasi unsur kecakapan hidup yang dikembangkan dalam kehidupan
nyata yang dituangkan dalam bentuk kegiatan pembelajaran
b. melakukan identifikasi pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
mendukung kecakapan hidup
c. mengklasifikasi dalam bentuk topik/tema dari mata pelajaran yang sesuai dengan
kecakapan hidup
d. menentukan metode pembelajaran
e. merancang bentuk dan jenis penilaian

SDIP Iskandariyah Kecamatan Parung Kabupaten Bogor memberikan pendidikan


kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan
akademik dan kecakapan vokasional, secara terpadu dan merupakan bagian integral dari
pendidikan semua mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri.

F. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global


Secara umum pendidikan kecakapan hidup bertujuan memfungsikan pendidikan sesuai
dengan fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi manusiawi peserta didik untuk
menghadapi perannya di masa datang. Secara khusus pendidikan yang berorientasi pada
kecakapan hidup bertujuan untuk: 1. mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga
dapat digunakan untuk memecahkan problema yang dihadapi; 2. merancang pendidikan
agar fungsional bagi kehidupan peserta didik dalam menghadapi kehidupannya di masa

80
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

datang; 3. memberikan kesempatan kepada sekolah untuk pengembangkan pembelajaran


yang fleksibel, sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas, dan; 4. mengoptimalkan
pemanfaatan sumberdaya di lingkungan sekolah, dengan memberi peluang pemanfaatan
sumberdaya yang ada di masyarakat, sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah.
Sementara itu, buku ini ditulis dengan tujuan menjelaskan konsep pendidikan kecakapan
hidup (PKH///fe skill education) dan penerapannya pada tiap jenis dan jenjang
pendidikan.
Manfaat Secara umum manfaat pendidikan berorientasi pada kecakapan hidup bagi
peserta didik adalah sebagai bekal dalam menghadapi dan memecahkan problema hidup
dan kehidupan, baik sebagai pribadi yang mandiri, warga masyarakat, maupun sebagai
warga negara. Jika hal itu dapat dicapai, maka faktor ketergantungan terhadap lapangan
pekerjaan yang sudah ada dapat diturunkan, yang berarti produktivitas nasional akan
meningkat secara bertahap. Buku singkat ini diharapkan dapat dimanfaatkan, baik oleh
kalangan pendidikan maupun masyarakat luas sebagai panduan dalam memahami
konsep kecakapan hidup dan menerapkannya sesuai prinsip pendidikan berbasis luas.
Sebagai suatu konsep, pendidikan kecakapan hidup tentu terbuka dan memang akan
terus berkembang, namun dengan adanya buku ini, paling tidak semua pihak terkait
dapat menyamakan persepsi tentang apa itu kecakapan hidup, pendidikan kecakapan
hidup, serta pendidikan berbasis luas dan pendidikan berbasis masyarakat.
a. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang
memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek
ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain,
yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.
b. Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan pendidikan
berbasis keunggulan lokal dan global.
c. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua
mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal.
d. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan
pendidikan formal lain dan/atau nonformal yang sudah memperoleh akreditasi.

Keterampilan lokal dan global SDIP Iskandariyah adalah mempromosikan Pembuatan


ring kacu dari anyaman kabel listrik bekas, rotan dan tali kur dan seni bela diri silat.

81
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

1. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global SDIP Iskandariyah

Kelas Materi

2,3,4 Memperkenalkan Seni Bela Diri Pencak Silat


Memperkenalkan Sejarah Seni Bela Diri Pencak Silat
Memperkenalkan Gerakan Seni Bela Diri Pencak Silat

4,5,6 Memperkenalkan Seni Pembuatan ring kacu dari anyaman kabel listrik
bekas,rotan dan tali kur
Memperkenalkan Gerakan Seni Pembuatan ring kacu dari anyaman kabel
listrik bekas,rotan dan tali kur

82
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

G. Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Latar Belakang

Persoalan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajammasyarakat.


Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan, tertuang dalam berbagai tulisan di
media cetak, wawancara, dialog, dan gelar wicara di media elektronik. Selain di media
masa, para pemuka masyarakat, para ahli, dan para pengamat pendidikan, dan pengamat
sosial berbicara mengenai persoalan budaya dan karakter bangsa di berbagai forum
seminar, baik pada tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul
di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian
massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupn politik yang tidak produktif, dan
sebagainya menjadi topik pembahasan hangat di media massa, seminar, dan di berbagai
kesempatan. Berbagai alternatif penyelesaian diajukan seperti peraturan, undang-
undang, peningkatan upaya pelaksanaan dan penerapan hukum yang lebih kuat.

Alternatif lain yang banyak dikemukakan untuk mengatasi, paling tidak


mengurangi, masalah budaya dan karakter bangsa yang dibicarakan itu adalah
pendidikan. Pendidikan dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif karena
pendidikan membangun generasi baru bangsa yang lebih baik. Sebagai alternatif yang
bersifat preventif, pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda
bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab
berbagai masalah budaya dan karakter bangsa. Memang diakui bahwa hasil dari
pendidikan akan terlihat dampaknya dalam waktu yang tidak segera, tetapi memiliki
daya tahan dan dampak yang kuat di masyarakat.

Kurikulum adalah jantungnya pendidikan (curriculum is the heart of education).


Oleh karena itu, sudah seharusnya kurikulum saat ini, memberikan perhatian yang lebih
besar pada pendidikan budaya dan karakter bangsa dibandingkan kurikulum masa
sebelumnya. Pendapat yang dikemukakan para pemuka masyarakat, ahli pendidikan,
para pemerhati pendidikan dan anggota masyarakat lainnya di berbagai media massa,
seminar, dan sarasehan yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan Nasional pada awal
tahun 2010 menggambarkan adanya kebutuhan masyarakat yang kuat akan pendidikan
budaya dan karakter bangsa. Apalagi jika dikaji, bahwa kebutuhan itu, secara imperatif,

83
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

adalah sebagai kualitas manusia Indonesia yang dirumuskan dalam Tujuan Pendidikan
Nasional.

Kepedulian masyarakat mengenai pendidikan budaya dan karakter bangsa telah pula
menjadi kepedulian pemerintah. Berbagai upaya pengembangan pendidikan budaya dan
karakter bangsa telah dilakukan di berbagai direktorat dan bagian di berbagai lembaga
pemerintah, terutama di berbagai unit Kementrian Pendidikan Nasional. Upaya
pengembangan itu berkenaan dengan berbagai jenjang dan jalur pendidikan walaupun
sifatnya belum menyeluruh. Keinginan masyarakat dan kepedulian pemerintah mengenai
pendidikan budaya dan karakter bangsa, akhirnya berakumulasi pada kebijakan
pemerintah mengenai pendidikan budaya dan karakter bangsa dan menjadi salah satu
program unggulan pemerintah, paling tidak untuk masa 5 (lima) tahun mendatang.
Pedoman sekolah ini adalah rancangan operasionalisasi kebijakan pemerintah dalam
pendidikan budaya dan karakter bangsa.

b. Pengertian Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional
yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia. Pasal 3
UU Sisdiknas menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”. Tujuan pendidikan nasional itu merupakan
rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap
satuan pendidikan. Oleh karena itu, rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar
dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.

Untuk mendapatkan wawasan mengenai arti pendidikan budaya dan karakter bangsa
perlu dikemukakan pengertian istilah budaya, karakter bangsa, dan pendidikan.
Pengertian yang dikemukakan di sini dikemukakan secara teknis dan digunakan dalam
mengembangkan pedoman ini. Guru-guru Antropologi, Pendidikan Kewarganegaraan,
dan mata pelajaran lain, yang istilah-istilah itu menjadi pokok bahasan dalam mata

84
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

pelajaran terkait, tetap memiliki kebebasan sepenuhnya membahas dan berargumentasi


mengenai istilah-istilah tersebut secara akademik.

Budaya diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan
keyakinan (belief) manusia yang dihasilkan masyarakat. Sistem berpikir, nilai, moral,
norma, dan keyakinan itu adalah hasil dari interaksi manusia dengan sesamanya dan
lingkungan alamnya. Sistem berpikir, nilai, moral, norma dan keyakinan itu digunakan
dalam kehidupan manusia dan menghasilkan sistem sosial, sistem ekonomi, sistem
kepercayaan, sistem pengetahuan, teknologi, seni, dan sebagainya. Manusia sebagai
makhluk sosial menjadi penghasil sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan;
akan tetapi juga dalam interaksi dengan sesama manusia dan alam kehidupan, manusia
diatur oleh sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan yang telah dihasilkannya.
Ketika kehidupan manusia terus berkembang, maka yang berkembang sesungguhnya
adalah sistem sosial, sistem ekonomi, sistem kepercayaan, ilmu, teknologi, serta seni.
Pendidikan merupakan upaya terencana dalam mengembangkan potensi peserta didik,
sehingga mereka memiliki sistem berpikir, nilai, moral, dan keyakinan yang diwariskan
masyarakatnya dan mengembangkan warisan tersebut ke arah yang sesuai untuk
kehidupan masa kini dan masa mendatang.

Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk
dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai
landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas
sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan
hormat kepada orang lain. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter
masyarakat dan karakter bangsa. Oleh karena itu, pengembangan karakter bangsa hanya
dapat dilakukan melalui pengembangan karakter individu seseorang. Akan tetapi, karena
manusia hidup dalam ligkungan sosial dan budaya tertentu, maka pengembangan
karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya
yang berangkutan. Artinya, pengembangan budaya dan karakter bangsa hanya dapat
dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari
lingkungan sosial,budaya masyarakat, dan budaya bangsa. Lingkungan sosial dan
budaya bangsa adalah Pancasila; jadi pendidikan budaya dan karakter bangsa haruslah
berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Dengan kata lain, mendidik budaya dan karakter

85
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

bangsa adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri peserta didik melalui
pendidikan hati, otak, dan fisik.

Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan
potensi peserta didik. Pendidikan adalah juga suatu usaha masyarakat dan bangsa dalam
mempersiapkan generasi mudanya bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat dan
bangsa yang lebih baik di masa depan. Keberlangsungan itu ditandai oleh pewarisan
budaya dan karakter yang telah dimiliki masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu,
pendidikan adalah proses pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi generasi muda dan
juga proses pengembangan budaya dan karakter bangsa untuk peningkatan kualitas
kehidupan masyarakat dan bangsa di masa mendatang. Dalam proses pendidikan budaya
dan karakter bangsa, secara aktif peserta didik mengembangkan potensi dirinya,
melakukan proses internalisasi, dan penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian mereka
dalam bergaul di masyarakat, mengembangkan kehidupan masyarakat yang lebih
sejahtera, serta mengembangkan kehidupan bangsa yang bermartabat.

Atas dasar pemikiran itu, pengembangan pendidikan budaya dan karakter sangat
strategis bagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa di masa mendatang.
Pengembangan itu harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, pendekatan yang
sesuai, dan metode belajar serta pembelajaran yang efektif. Sesuai dengan sifat suatu
nilai, pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah usaha bersama sekolah; oleh
karenanya harus dilakukan secara bersama oleh semua guru dan pemimpin sekolah,
melalui semua mata pelajaran, dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya
sekolah.

c. Landasan Pedagogis Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Pendidikan adalah suatu upaya sadar untuk mengembangkan potensi peserta didik
secara optimal. Usaha sadar itu tidak boleh dilepaskan dari lingkungan peserta didik
berada, terutama dari lingkungan budayanya, karena peserta didik hidup tak terpishkan
dalam lingkungannya dan bertindak sesuai dengan kaidah-kaidah budayanya.
Pendidikan yang tidak dilandasi oleh prinsip itu akan menyebabkan peserta didik
tercerabut dari akar budayanya. Ketika hal ini terjadi, maka mereka tidak akan mengenal
budayanya dengan baik sehingga ia menjadi orang “asing” dalam lingkungan

86
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

budayanya. Selain menjadi orang asing, yang lebih mengkhawatirkan adalah dia menjadi
orang yang tidak menyukai budayanya.

Budaya, yang menyebabkan peserta didik tumbuh dan berkembang, dimulai dari
budaya di lingkungan terdekat (kampung, RT, RW, desa) berkembang ke lingkungan
yang lebih luas yaitu budaya nasional bangsa dan budaya universal yang dianut oleh
ummat manusia. Apabila peserta didik menjadi asing dari budaya terdekat maka dia
tidak mengenal dengan baik budaya bangsa dan dia tidak mengenal dirinya sebagai
anggota budaya bangsa. Dalam situasi demikian, dia sangat rentan terhadap pengaruh
budaya luar dan bahkan cenderung untuk menerima budaya luar tanpa proses
pertimbangan (valueing). Kecenderungan itu terjadi karena dia tidak memiliki norma
dan nilai budaya nasionalnya yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan
pertimbangan (valueing).

Semakin kuat seseorang memiliki dasar pertimbangan, semakin kuat pula


kecenderungan untuk tumbuh dan berkembang menjadi warga negara yang baik. Pada
titik kulminasinya, norma dan nilai budaya secara kolektif pada tingkat makro akan
menjadi norma dan nilai budaya bangsa. Dengan demikian, peserta didik akan menjadi
warga negara Indonesia yang memiliki wawasan, cara berpikir, cara bertindak, dan cara
menyelesaikan masalah sesuai dengan norma dan nilai ciri ke-Indonesiaannya. Hal ini
sesuai dengan fungsi utama pendidikan yang diamanatkan dalam UU Sisdiknas,
“mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Oleh karena itu, aturan
dasar yang mengatur pendidikan nasional (UUD 1945 dan UU Sisdiknas) sudah
memberikan landasan yang kokoh untuk mengembangkan keseluruhan potensi diri
seseorang sebagai anggota masyarakat dan bangsa.

Pendidikan adalah suatu proses enkulturasi, berfungsi mewariskan nilai-nilai dan


prestasi masa lalu ke generasi mendatang. Nilai-nilai dan prestasi itu merupakan
kebanggaan bangsa dan menjadikan bangsa itu dikenal oleh bangsa-bangsa lain. Selain
mewariskan, pendidikan juga memiliki fungsi untuk mengembangkan nilai-nilai budaya
dan prestasi masa lalu itu menjadi nilai-nilai budaya bangsa yang sesuai dengan
kehidupan masa kini dan masa yang akan datang, serta mengembangkan prestasi baru
yang menjadi karakter baru bangsa. Oleh karena itu, pendidikan budaya dan karakter
bangsa merupakan inti dari suatu proses pendidikan.

87
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Proses pengembangan nilai-nilai yang menjadi landasan dari karakter itu


menghendaki suatu proses yang berkelanjutan, dilakukan melalui berbagai mata
pelajaran yang ada dalam kurikulum (kewarganegaraan, sejarah, geografi, ekonomi,
sosiologi, antropologi, bahasa Indonesia, IPS, IPA, matematika, agama, pendidikan
jasmani dan olahraga, seni, serta ketrampilan). Dalam mengembangkan pendidikan
karakter bangsa, kesadaran akan siapa dirinya dan bangsanya adalah bagian yang
teramat penting. Kesadaran tersebut hanya dapat terbangun dengan baik melalui sejarah
yang memberikan pencerahan dan penjelasan mengenai siapa diribangsanya di masa lalu
yang menghasilkan dirinya dan bangsanya di masa kini. Selain itu, pendidikan harus
membangun pula kesadaran, pengetahuan, wawasan, dan nilai berkenaan dengan
lingkungan tempat diri dan bangsanya hidup (geografi), nilai yang hidup di masyarakat
(antropologi), sistem sosial yang berlaku dan sedang berkembang (sosiologi), sistem
ketatanegaraan, pemerintahan, dan politik (ketatanegaraan/politik/ kewarganegaraan),
bahasa Indonesia dengan cara berpikirnya, kehidupan perekonomian, ilmu, teknologi,
dan seni. Artinya, perlu ada upaya terobosan kurikulum berupa pengembangan nilai-
nilai yang menjadi dasar bagi pendidikan budaya dan karakter bangsa. Dengan terobosan
kurikulum yang demikian, nilai dan karakter yang dikembangkan pada diri peserta didik
akan sangat kokoh dan memiliki dampak nyata dalam kehidupan diri, masyarakat,
bangsa, dan bahkan umat manusia.

Pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai


atau kebajikan yang menjadi nilai dasar budaya dan karakter bangsa. Kebajikan yang
menjadi atribut suatu karakter pada dasarnya adalah nilai. Oleh karena itu pendidikan
budaya dan karakter bangsa pada dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang
berasal dari pandangan hidup atau ideologi bangsa Indonesia, agama, budaya, dan nilai-
nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional.

d. Fungsi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Fungsi pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah:

1. pengembangan: pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi pribadi


berperilaku baik; ini bagi peserta didik yang telah memiliki sikap dan perilaku yang
mencerminkan budaya dan karakter bangsa;
2. perbaikan: memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam
pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat; dan

88
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

3. penyaring: untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang
tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.

e. Tujuan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah:

1. mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan


warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa;
2. mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan
dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius;
3. menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai
generasi penerus bangsa;
4. mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif,
berwawasan kebangsaan; dan
5. mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang
aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang
tinggi dan penuh kekuatan (dignity).

f. Nilai-nilai dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa


diidentifikasi dari sumber-sumber berikut ini.

1. Agama: masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena itu,


kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama
dan kepercayaannya. Secara politis, kehidupan kenegaraan pun didasari pada
nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai
pendidikan budaya dan karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan
kaidah yang berasal dari agama.

2. Pancasila: negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip


kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Pancasila terdapat
pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yang
terdapat dalam UUD 1945. Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi,
kemasyarakatan, budaya, dan seni. Pendidikan budaya dan karakter bangsa

89
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang lebih baik,
yaitu warga negara yang memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warga negara.

3. Budaya: sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup
bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat
itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu
konsep dan arti dalam komunikasi antaranggota masyarakat itu. Posisi budaya
yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya
menjadi sumber nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.

4. Tujuan Pendidikan Nasional: sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki setiap
warga negara Indonesia, dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan di
berbagai jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai
kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh karena itu, tujuan
pendidikan nasional adalah sumber yang paling operasional dalam pengembangan
pendidikan budaya dan karakter bangsa.

Berdasarkan keempat sumber nilai itu, teridentifikasi sejumlah nilai untuk


pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai berikut ini.

Tabel 1. Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

NILAI DESKRIPSI
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan
1. Religius ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun
dengan pemeluk agama lain
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
2. Jujur dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan
3. Toleransi agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan
orang lain yang berbeda dari dirinya.

4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan


patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-
sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan
5. Kerja Keras
belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya.

90
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Berpikir dan melakukan sesuatu untuk


6. Kreatif menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang
telah dimiliki.
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung
7. Mandiri
pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

8. Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai


sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
9. Rasa Ingin Tahu mengetahui lebih mendalam dan meluas dari
sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
10. Semangat Kebangsaan menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
11. Cinta Tanah Air penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
politik bangsa.
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
12. Menghargai Prestasi menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati
keberhasilan orang lain.
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang
13. Bersahabat/Komuniktif berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang
lain.
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan
14. Cinta Damai orang lain merasa senang dan aman ataskehadiran
dirinya.
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca
15. Gemar Membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi
dirinya.
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
16. Peduli Lingkungan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi
17. Peduli Sosial bantuan pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan.
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
18. Tanggung-jawab lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa.

91
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Prinsip dan Pendekatan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Pada prinsipnya, pengembangan budaya dan karakter bangsa tidak dimasukkan


sebagai pokok bahasan tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran-mata pelajaran,
pengembangan diri, dan budaya sekolah. Oleh karena itu, guru dan sekolah perlu
mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter
bangsa ke dalam Kurikulum , Silabus dan Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang
sudah ada.

Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan budaya dan


karakter bangsa mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai
budaya dan karakter bangsa sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan
yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan
pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan
prinsip ini, peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat.Ketiga
proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
melakukan kegiatan sosial dan mendorong peserta didik untuk melihat diri sendiri
sebagai makhluk sosial.

Berikut prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan pendidikan budaya


dan karakter bangsa.

1. Berkelanjutan; mengandung makna bahwa proses pengembangan nilai-nilai budaya


dan karakter bangsa merupakan sebuah proses panjang, dimulai dari awal peserta didik
masuk sampai selesai dari suatu satuan pendidikan. Sejatinya, proses tersebut dimulai
dari kelas 1 SD atau tahun pertama dan berlangsung paling tidak sampai kelas 9 atau
kelas akhir SMP. Pendidikan budaya dan karakter bangsa di SMA adalah kelanjutan dari
proses yang telah terjadi selama 9 tahun.

2. Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah;


mensyaratkan bahwa proses pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
dilakukan melalui setiap mata pelajaran, dan dalam setiap kegiatan kurikuler dan
ekstrakurikuler. Gambar 1 berikut ini memperlihatkan pengembangan nilai-nilai melalui
jalur-jalur itu: Pengembangan nilai budaya dan karakter bangsa melalui berbagai mata
pelajaran yang telah ditetapkan dalam Standar Isi (SI), digambarkan sebagai berikut ini.

92
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Gambar 3. Pengembangan Nilai Budaya dan Karakter Bangsa melalui Setiap Mata
Pelajaran

2. Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan; mengandung makna bahwa materi nilai
budaya dan karakter bangsa bukanlah bahan ajar biasa; artinya, nilai-nilai itu tidak
dijadikan pokok bahasan yang dikemukakan seperti halnya ketika mengajarkan suatu
konsep, teori, prosedur, ataupun fakta seperti dalam mata pelajaran agama, bahasa

Materi pelajaran biasa digunakan sebagai bahan atau media untuk


mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Oleh karena itu, guru tidak
perlu mengubah pokok bahasan yang sudah ada, tetapi menggunakan materi pokok
bahasan itu untuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Juga,
guru tidak harus mengembangkan proses belajar khusus untuk mengembangkan
nilai. Suatu hal yang selalu harus diingat bahwa satu aktivitas belajar dapat
digunakan untuk mengembangkan kemampuan dalam ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor.

Konsekuensi dari prinsip ini, nilai-nilai budaya dan karakter bangsa tidak
ditanyakan dalam ulangan ataupun ujian. Walaupun demikian, peserta didik perlu
mengetahui pengertian dari suatu nilai yang sedang mereka tumbuhkan pada diri
mereka. Mereka tidak boleh berada dalam posisi tidak tahu dan tidak paham makna
nilai itu.

93
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan

Prinsip ini menyatakan bahwa proses pendidikan nilai budaya dan karakter bangsa
dilakukan oleh peserta didik bukan oleh guru. Guru menerapkan prinsip ”tut wuri
handayani” dalam setiap perilaku yang ditunjukkan peserta didik. Prinsip ini juga
menyatakan bahwa proses pendidikan dilakukan dalam suasana belajar yang
menimbulkan rasa senang dan tidak indoktrinatif.

Diawali dengan perkenalan terhadap pengertian nilai yang dikembangkan maka guru
menuntun peserta didik agar secara aktif. Hal ini dilakukan tanpa guru mengatakan
kepada peserta didik bahwa mereka harus aktif, tapi guru merencanakan kegiatan
belajar yang menyebabkan peserta didik aktif merumuskan pertanyaan, mencari
sumber informasi, dan mengumpulkan informasi dari sumber, mengolah informasi
yang sudah dimiliki, merekonstruksi data, fakta, atau nilai, menyajikan hasil
rekonstruksi atau proses pengembangan nilai, menumbuhkan nilai-nilai budaya dan
karakter pada diri mereka melalui berbagai kegiatan belajar yang terjadi di kelas,
sekolah, dan tugas-tugas di luar sekolah.

f. Perencanaan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa


Perencanaan dan pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan oleh
kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan (konselor) secara bersama-sama sebagai
suatu komunitas pendidik dan diterapkan ke dalam kurikulum melalui hal-hal berikut
ini.

1. Program Pengembangan Diri

Dalam program pengembngan diri, perencanaan dan pelaksanaan pendidikan budaya


dan karakter bangsa dilakukan melalui pengintegrasian ke dalam kegiatan sehari-hari
sekolah yaitu melalui hal-hal berikut.

a. Kegiatan rutin sekolah

Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus menerus
dan konsisten setiap saat. Contoh kegiatan ini adalah upacara pada hari besar
kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan(kuku, telinga, rambut, dan lain-lain)
setiap hari Senin, beribadah bersama atau shalat bersama setiap dhuhur (bagi yang

94
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

beragama Islam), berdoa waktu mulai dan selesai pelajaran, mengucap salam bila
bertemu guru, tenaga kependidikan, atau teman.

b. Kegiatan spontan

Kegiatan spontan yaitu kegiatan yang dilakukan secara spontan pada saat itu
juga. Kegiatan ini dilakukan biasanya pada saat guru dan tenaga kependidikan yang
lain mengetahui adanya perbuatan yang kurang baik dari peserta didik yang harus
dikoreksi pada saat itu juga. Apabila guru mengetahui adanya perilaku dan sikap yang
kurang baik maka pada saat itu juga guru harus melakukan koreksi sehingga peserta
didik tidak akan melakukan tindakan yang tidak baik itu. Contoh kegiatan itu:
membuang sampah tidak pada tempatnya, berteriak-teriak sehingga mengganggu
pihak lain, berkelahi, memalak, berlaku tidak sopan, mencuri, berpakaian tidak
senonoh.

Kegiatan spontan berlaku untuk perilaku dan sikap peserta didik yang tidak baik
dan yang baik sehingga perlu dipuji, misalnya: memperoleh nilai tinggi, menolong
orang lain, memperoleh prestasi dalam olah raga atau kesenian, berani menentang
atau mengkoreksi perilaku teman yang tidak terpuji.

c. Keteladanan

Keteladanan adalah perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan yang lain dalam
memberikan contoh terhadap tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan
menjadi panutan bagi peserta didik untuk mencontohnya. Jika guru dan tenaga
kependidikan yang lain menghendaki agar peserta didik berperilaku dan bersikap
sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa maka guru dan tenaga
kependidikan yang lain adalah orang yang pertama dan utama memberikan contoh
berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai itu. Misalnya, berpakaian rapi,
datang tepat pada waktunya, bekerja keras, bertutur kata sopan, kasih sayang,
perhatian terhadap peserta didik, jujur, menjaga kebersihan.

d. Pengkondisian

Untuk mendukung keterlaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa maka


sekolah harus dikondisikan sebagai pendukung kegiatan itu. Sekolah harus
mencerminkan kehidupan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang diinginkan.

95
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Misalnya, toilet yang selalu bersih, bak sampah ada di berbagai tempat dan selalu
dibersihkan,sekolah terlihat rapi dan alat belajar ditempatkan teratur.

g. Pengintegrasian dalam mata pelajaran


Pengembangan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakater bangsa diintegrasikan
dalam setiap pokok bahasan darisetiap mata pelajaran. Nilai-nilai tersebut
dicantumkan dalam silabus dan RPP. Pengembangan nilai-nilai itu dalam silabus
ditempuh melalui cara-cara berikut ini:

1. mengkaji Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pada Standar Isi (SI)
untuk menentukan apakah nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang tercantum
itu sudah tercakup di dalamnya;
2. menggunakan tabel 1 yang memperlihatkan keterkaitan antara KI dan KD dengan
nilai dan indikator untuk menentukan nilai yang akan dikembangkan;
3. mencantumkankan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dalam tabel 1 itu ke
dalam silabus;
4. mencantumkan nilai-nilai yang sudah tertera dalam silabus ke dalam RPP;
5. mengembangkan proses pembelajaran peserta didik secara aktif yang
memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan melakukan internalisasi nilai
dan menunjukkannya dalam perilaku yang sesuai; danmemberikan bantuan
kepada peserta didik, baik yang mengalami kesulitan untuk menginternalisasi nilai
maupun untuk menunjukkannya dalam perilaku.

H. Budaya Sekolah

Budaya sekolah cakupannya sangat luas, umumnya mencakup ritual, harapan,


hubungan, demografi, kegiatan kurikuler, kegiatan ekstrakurikuler, proses mengambil
keputusan, kebijakan maupun interaksi sosial antarkomponen di sekolah. Budaya
sekolah adalah suasana kehidupan sekolah tempat peserta didik berinteraksi dengan
sesamanya, guru dengan guru, konselor dengan sesamanya, pegawai administrasi dengan
sesamanya, dan antaranggota kelompok masyarakat sekolah. Interaksi internal kelompok
dan antarkelompok terikat oleh berbagai aturan, norma, moral serta etika bersama yang
berlaku di suatu sekolah. Kepemimpinan, keteladanan, keramahan, toleransi, kerja keras,
disiplin, kepedulian sosial, kepedulian lingkungan, rasa kebangsaan, dan tanggung jawab
merupakan nilai-nilai yang dikembangkan dalam budaya sekolah.

96
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Pengembangan nilai-nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam


budaya sekolah mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala sekolah, guru,
konselor, tenaga administrasi ketika berkomunikasi dengan peserta didik dan
menggunakan fasilitas sekolah.

a. Pengembangan Proses Pembelajaran


Pembelajaran pendidikan budaya dan karakter bangsa menggunakan pendekatan
proses belajarpeserta didik secara aktif dan berpusat pada anak; dilakukan melalui
berbagai kegiatan di kelas, sekolah, dan masyarakat.

1. Kelas, melalui proses belajar setiap mata pelajaran atau kegiatan yang dirancang
sedemikian rupa. Setiap kegiatan belajar mengembangkan kemampuan dalam
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Oleh karena itu, tidak selalu diperlukan
kegiatan belajar khusus untuk mengembangkan nilai-nilai pada pendidikan
budaya dan karakter bangsa. Meskipun demikian, untuk pengembangan nilai-
nilai tertentu seperti kerja keras, jujur, toleransi, disiplin, mandiri, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, dan gemar membaca dapat melalui kegiatan belajar
yang biasa dilakukan guru. Untuk pegembangan beberapa nilai lain seperti
peduli sosial, peduli lingkungan, rasa ingin tahu, dan kreatif memerlukan upaya
pengkondisian sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk memunculkan
perilaku yang menunjukkan nilai-nilai itu.
2. Sekolah, melalui berbagai kegiatan sekolah yang diikuti seluruh peserta didik,
guru, kepala sekolah, dan tenaga administrasi di sekolah itu, direncanakan sejak
awal tahun pelajaran, dimasukkan ke Kalender Akademik dan yang dilakukan
sehari-hari sebagai bagian dari budaya sekolah. Contoh kegiatan yang dapat
dimasukkan ke dalam program sekolah adalah lomba vocal group antarkelas
tentang lagu-lagu bertema cinta tanah air, pagelaran seni, lomba pidato bertema
budaya dan karakter bangsa, pagelaran bertema budaya dan karakter bangsa,
lomba olah raga antarkelas, lomba kesenian antarkelas, pameran hasil karya
peserta didik bertema budaya dan karakter bangsa, pameran foto hasil karya
peserta didik bertema budaya dan karakter bangsa, lomba membuat tulisan,
lomba mengarang lagu, melakukan wawancara kepada tokoh yang berkaitan
dengan budaya dan karakter bangsa, mengundang berbagai narasumber untuk

97
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

berdiskusi, gelar wicara, atau berceramah yang berhubungan dengan budaya dan
karakter bangsa.
3. Luar sekolah, melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan lain yang diikuti
oleh seluruh atau sebagian peserta didik, dirancang sekolah sejak awal tahun
pelajaran, dan dimasukkan ke dalam Kalender Akademik. Misalnya, kunjungan
ke tempat-tempat yang menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air,
menumbuhkan semangat kebangsaan, melakukan pengabdian masyarakat untuk
menumbuhkan kepedulian dan kesetiakawanan sosial (membantu mereka yang
tertimpa musibah banjir, memperbaiki atau membersihkan tempat-tempat
umum, membantu membersihkan atau mengatur barang di tempat ibadah
tertentu).

b. Penilaian Hasil Belajar


Pencapaian pendidikan nilai budaya dan karakter didasarkan pada indikator. Sebagai
contoh, indikator untuk nilai jujur di suatu semester dirumuskan dengan
“mengatakan dengan sesungguhnya perasaan dirinya mengenai apa yang dilihat,
diamati, dipelajari, atau dirasakan” maka guru mengamati (melalui berbagai cara)
apakah yang dikatakan seorang peserta didik itu jujur mewakili perasaan dirinya.
Mungkin saja peserta didik menyatakan perasaannya itu secara lisan tetapi dapat juga
dilakukan secara tertulis atau bahkan dengan bahasa tubuh. Perasaan yang dinyatakan
itu mungkin saja memiliki gradasi dari perasaan yang tidak berbeda dengan perasaan
umum teman sekelasnya sampai bahkan kepada yang bertentangan dengan perasaan
umum teman sekelasnya.

Penilaian dilakukan secara terus menerus, setiap saat guru berada di kelas atau di
sekolah. Model anecdotal record (catatan yang dibuat guru ketika melihat adanya
perilaku yang berkenaan dengan nilai yang dikembangkan) selalu dapat digunakan
guru. Selain itu, guru dapat pula memberikan tugas yang berisikan suatu persoalan
atau kejadian yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan
nilai yang dimilikinya. Sebagai contoh, peserta didik dimintakan menyatakan
sikapnya terhadap upaya menolong pemalas, memberikan bantuan terhadap orang
kikir, atau hal-hal lain yang bersifat bukan kontroversial sampai kepada hal yang
dapat mengundang konflik pada dirinya.

98
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

Dari hasil pengamatan, catatan anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya, guru dapat
memberikan kesimpulan atau pertimbangan tentang pencapaian suatu indikator atau
bahkan suatu nilai. Kesimpulan atau pertimbangan itu dapat dinyatakan dalam
pernyataan kualitatif sebagai berikut ini.
BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal
perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum
konsisten).
MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai
tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku
yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).

c. Indikator Sekolah dan Kelas


Ada 2 (dua) jenis indikator yang dikembangkan dalam pedoman ini. Pertama,
indikator untuk sekolah dan kelas. Kedua, indikator untuk mata pelajaran. Indikator
sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan oleh kepala sekolah, guru, dan
personalia sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi sekolah
sebagai lembaga pelaksana pendidikan budaya dan karakter bangsa. Indikator ini
berkenaan juga dengan kegiatan sekolah yang diprogramkan dan kegiatan sekolah
sehari-hari (rutin). Indikator mata pelajaran menggambarkan perilaku afektif
seorang peserta didik berkenaan dengan mata pelajaran tertentu.

Indikator dirumuskan dalam bentuk perilaku peserta didik di kelas dan sekolah
yang dapat diamati melalui pengamatan guru ketika seorang peserta didik
melakukan suatu tindakan di sekolah, tanya jawab dengan peserta didik, jawaban
yang diberikan peserta didik terhadap tugas dan pertanyaan guru, serta tulisan
peserta didik dalam laporan dan pekerjaan rumah.

Perilaku yang dikembangkan dalam indikator pendidikan budaya dan karakter


bangsa bersifat progresif. Artinya, perilaku tersebut berkembang semakin kompleks
antara satu jenjang kelas ke jenjang kelas di atasnya ( 1-3; 4-6; 7-9; 10-12), dan
bahkan dalam jenjang kelas yang sama. Guru memiliki kebebasan dalam
menentukan berapa lama suatu perilaku harus dikembangkan sebelum ditingkatkan

99
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

ke perilaku yang lebih kompleks. Misalkan,”membagi makanan kepada teman”


sebagai indikator kepedulian sosial pada jenjang kelas 1-3. Guru dapat
mengembangkannya menjadi “membagi makanan”, membagi pensil, membagi
buku, dan sebagainya.

Indikator berfungsi bagi guru sebagai kriteria untuk memberikan pertimbangan


tentang perilaku untuk nilai tertentu telah menjadi perilaku yang dimiliki peserta
didik.

Untuk mengetahui bahwa suatu sekolah itu telah melaksanakan pembelajaran


yang mengembangkan budaya dan karakter bangsa, maka ditetapkan indikator
sekolah dan kelas.

d. Aplikasi Pendidikan Karakter dan Budaya Bangsa dalam proses pembelajaran


di SDIP Iskandariyah, yaitu terdiri dari :
1. Setiap hari senin, para peserta didik dan tenaga pendidik kumpul dihalaman
Sekolah untuk mengikuti Upacara Bendera, adapun petugasnya berasal dari
peserta didik Kelas V, dan Kelas VI.
2. Siswa yang masuk pagi hadir Pukul 07.00 WIB peserta didik sudah berada di
Sekolah, untuk mengikuti Program Kegiatan Keagamaan yang berupa Shalat
Dhuha, Doa’a Arwah, pembacaan yasin, Kultum, adapun pelaksanaannya setiap
hari jumat menjelang Proses Belajar Mengajar petugas pelaksana terdiri dari
Guru khusus dibidang Pembinaan Keagamaan dan Guru-guru yang sudah
dijadwalkan. Nilai-nilai karakter keagamannya yang berupa lantunan ayat suci al
Quran dan pembacaan shalawat sebelum acara dimulai.
3. Setiap hari keagamaan, Sekolah mengadakan Kegiatan Keagamaan disetiap hari
besar Islam (Isra Mi’raj, Maulid Nabi Muhammas SAW) acaranya meliputi
Tausiyah Keagamaan dan memlibatkan peserta didik melalui Penampilan kreasi
peserta didik.
4. Setiap hari besar Nasional, Sekolah juga mengadakan Kegiatan Hari Besar
Nasional (Hari Kartini, HUT RI, HUT PGRI) acaranya meliputi kegiatan merias
diri, fashion show, dan penampilan kreatifitas anak ditiap-tiap kelasnya.selain itu
juga bisa berbentuk lomba ketangkasan olahraga.
5. Untuk membiasakan anak berlaku sopan dan santun, setiap hari dibuat jadwal
piket guru secara bergantian, jam 06:30 WIB guru piket harus sudah hadir

100
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

disekolah dan menyambut kedatangan para peserta didik dengan membiasakan


salaman kepada guru terlebih dahulu.

e. Kesimpulan

Karakter bangsa merupakan identitas bangsa yang mana kita harus menjaga agar
seluruh komponen bangsa ini menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila, agama, dan norma agar kita menjadi bangsa yang memiliki identitas yang
luhur dimata bangsa lain.Karakter bangsa dapat luntur manakala tidak terus dibina
dalam implementasi pendidikan secara utuh. Oleh karena itu, sekolah harus
memikirkan pelaksanaan pembelajaran nilai dan karakter ke dalam praktik
pembelajaran yang padu.

101
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

BAB IV KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta


didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

Setiap permulaan tahun pelajaran, tim pengembang sekolah menyusun kalender


pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran selama satu tahun ajaran yang
mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif
dan hari libur. Pengaturan waktu belajar di sekolah/madrasah mengacu kepada Standar Isi
dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekola, kebutuhan peserta didik dan
masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.

Beberapa aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam menyusun kalender


pendidikan sebagai berikut :

- permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal

tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran telah
ditetapkan oleh Pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni
tahun berikutnya.

- minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun

pelajaran. Sekolah dapat mengalokasikan lamanya minggu efektif belajar sesuai dengan
keadaan dan kebutuhannya.

- waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi

jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah
jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.

- waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran

terjadwal. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan


Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan,
Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan
dapat menetapkan hari libur khusus.

102
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

- waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun

pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan
hari libur khusus.

- libur jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun pelajaran digunakan

untuk penyiapkan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun.

- Sekolah-sekolah pada daerah tertentu yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang

dapat mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif
belajar dan waktu pembelajaran efektif.

A. ALOKASI WAKTU BELAJAR

Bulan Hari Efektif Minggu Efektif Hari Libur


Juli 2019 15 2
Agustus 2019 28 4
September 2019 25 5 -
Oktober 2019 27 4 -
November 2019 25 4
Desember 2019 16 3
Januari 2020 21 4
Februari 2020 25 4
Maret 2020 25 5
April 2020 25 4
Mei 2020 13 5
Juni 2020 17 4
Jumlah 262 48

B. Penetapan Kalender Pendidikan

Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaranpada awal


tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

103
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir padabulan
Juni tahun berikutnya.
2. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
dan/atau Keputusan Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya
keagamaan. Kepala Daerah Tingkat Kabupaten/Kota dan/atau organisasi
penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
3. Pemerintah pusat/provinsi/kabupaten/kota dapat menetapkan hari libur serempak
untuk satuan-satuan pendidikan.
4. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing masing
satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen
standar isi dengan memerhatikan ketentuan darpemerintah/pemerintah daerah.
5. Hari belajar efektif adalah hari belajar yang betul-betul digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, sesuai dengan ketentuan kurikulum.
6. Jumlah hari belajar efektif jadi dalam 1 (satu) tahun pelajaran adalah 262 (dua ratus
enam puluh dua) hari sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
7. Hari belajar Efektif Fakultatif 15 hari
8. Jam belajar efektif adalah jam belajar yang betul-betul digunakan dalam proses
pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum. Jumlah jam belajar efektif setiap
minggu untuk kelas I–III (dengan model pembelajaran tematik) adalah 26–28 jam
pelajaran, sedangkan untuk kelas IV–VI adalah 36 jam pelajaran.

Berdasarkan ketentuan tersebut, maka kalender pendidikan SDN Bojong Sempu 03


adalah seperti berikut.

C. ALOKASI WAKTU PADA KALENDER PENDIDIKAN

1. Minggu efektif belajar 34–38 minggu Digunakan untuk kegiatan pembelajaran


efektif pada setiap satuan pendidikan
2. Jeda tengah semester Maksimum 2 setiap semester
3. Jeda semester I dan II Maksimum 2 minggu digunakan untuk penyiapan kegiatan
dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran.
4. Libur akhir tahun Ajaran Maksimum 3 minggu
5. Hari libur keagamaan
6. Hari libur umum/nasional

104
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

7. Hari libur khusus


8. Kegiatan khusus sekolah Maksimum 2 minggu

105
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

1. Hari efektif belajar Minimum 34 minggu Digunakan untuk kegiatan


dan maksimum 38 pembelajaran efektif pada setiap
minggu satuan pendidikan

2. Jeda tengah semester Maksimum 2 minggu Satu minggu setiap semester

1. 3. Minggu efektif Minimum 34 minggu Digunakan untuk kegiatan


belajar dan maksimum 38 pembelajaran efektif pada setiap
minggu satuan pendidikan

4 Jeda tengah semester Maksimum 2 minggu Satu minggu setiap semester

5. Jeda antarsemester Maksimum 2 minggu Antara semester I dan II

6. Libur akhir tahun Maksimum 3 minggu Digunakan untuk penyiapan kegiatan


pelajaran dan administrasi akhir dan awal tahun
pelajaran

7. Minggu efektif Minimum 34 minggu Digunakan untuk kegiatan


belajar dan maksimum 38 pembelajaran efektif pada setiap
minggu satuan pendidikan

8. Jeda tengah semester Maksimum 2 minggu Satu minggu setiap semester

9. Minggu efektif Minimum 34 minggu Digunakan untuk kegiatan


belajar dan maksimum 38 pembelajaran efektif pada setiap
minggu satuan pendidikan

10. Jeda tengah semester Maksimum 2 minggu Satu minggu setiap semester

11. Jeda antarsemester Maksimum 2 minggu Antara semester I dan II

12. Libur akhir tahun Maksimum 3 minggu Digunakan untuk penyiapan kegiatan
pelajaran dan administrasi akhir dan awal tahun
pelajaran

13. Hari libur keagamaan 2 – 4 minggu Daerah khusus yang memerlukan libur
keagamaan lebih panjang dapat
mengaturnya sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu efektif
belajar dan waktu pembelajaran
efektif

14. Hari libur Maksimum 2 minggu Disesuaikan dengan Peraturan


106
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

umum/nasional Pemerintah

15. Hari libur khusus Maksimum 1 minggu Untuk satuan pendidikan sesuai
dengan ciri kekhususan masing-
masing
Maksimum 3 minggu Digunakan untuk kegiatan yang
16. Kegiatan khusus
diprogramkan secara khusus oleh
sekolah
sekolah/madrasah tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif

107
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

KALENDERPENDIDIKAN
SDIP Iskandariyah
TAHUN PELAJARAN2019/2020

108
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

109
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

BAB V
PENUTUP

Penilaian merupakan suatu usaha untuk mengumpulkan berbagai informasi secara


berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar mengajar yang telah
ditetapkan dan dilaksanakan.

Penilaian hasil belajar siswa yang dilakukan guru dapat dijadikan umpan balik proses
belajar mengajar baik bagi guru untuk memperbaiki cara dan strategi mengajar maupun bagi
siswa untuk memperbaiki cara belajar.

Dengan hasil analisis guru, bahkan dapat pula digunakan sebagai masukan bagi
peningkatan mutu pendidikan secara umum oleh pengambil keputusan termasuk kepala sekolah,
dinas pendidikan dan Komite sekolah. Sehingga dapat dilakukan perencanaan program
pembelajaran selanjutnya yang lebih baik.

110
KURIKULUM SDIP ISKANDARIYAH Tahun Pelajaran
2019-2020

DAFTAR PUSTAKA

Permendikbud No.20 tahun 2016 Tentang SKL


Permendikbud No.21 tahun 2016 Tentang Standar isi
Permendikbud No.22 tahun 2016 Tentang Standar proses
Permendikbud No.23 tahun 2016 Tentang Standar penilaian
Permendikbud No.24 tahun 2016 Tentang Standar KI, KD.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Depdiknas. 2002. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup. Buku I, II, dan III.
Jakarta:

111

Anda mungkin juga menyukai