Anda di halaman 1dari 10

Nama : Ariansyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Fakultas : Tarbiyah

Tanggal/Hari : Ahad, 7 Januari 2023

Angkatan : 19 Kuliah Bagus

Mata Kuliah : RPP dan SILABUS

Dosen Pengampu : Ustadz WagiyantoS,S

LEMBAR JAWABAN :

1. Berikut ini beberapa landasan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan (KTSP) yang perlu diperhatikan oleh penyelenggara sekolah/madrasah.
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Dalam Undang-Undang Sisdiknas pasal 35 dikemukakan bahwa Standar Nasional
Pendidikan (SNP) terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian
pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. SNP digunakan
sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. Pengembangan SNP serta pemantauan dan
pelaporan pencapaiaannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan
standarisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan.

Lebih lanjut dalam pasal 36 ayat 2 dan 3 dikemukakan kurikulum pada semua jenjang
dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan
satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Kurikulum disusun sesuai
dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
dengan memperhatikan: peningkatan iman dan taqwa, peningkatan akhlak mulia,
peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik, keragaman potensi daerah
dan lingkungan, tuntunan pembangunan daerah dan nasional, tuntunan dunia kerja,
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, agama, dinamika
perkembangan global dan persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaaan.
Selain dalam pasal 35 dan pasal 36 diatas, landasan pengembangan KTSP dalam
Undang-Undang Sisdiknas adalah Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).

b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan.
Peraturan Pemerinatah Nomor. 19 Tahun 2005 merupakan peraturan tentang
Standar Nasional Pendidikan. SNP merupakan kriteria mininal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah negara kesatuan republik indonesia. Dalam PP tersebut
dikemukakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Dalam peraturan tersebut pada pasal 15 juga dikemukakan bahwa KTSP adalah
kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan, yang dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan
Standar Isi (SI).
SKL adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Sedangkan standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang tamatan, kompetensi bahan
kajian, kompetemsi mata pelajaran, dan silabus yang harus dipenuhi oleh peserta
didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Selain dari pasal 1 ayat (1), (13) dan (15) diatas, ketentuan di dalam PP 19/2005 yang
mengatur KTSP, adalah Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3),
(4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1), (2), (3); Pasal 11 ayat
(1), (2), (3), (4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat
(1), (2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2), (3); Pasal 20.

c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Standar isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Termasuk
dalam SI adalah : kerangka dasar dan struktur kurikulum, Standar Kompetensi (SK)
dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap
jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah. SI ditetapkan dengan
Kepmendiknas No. 22 Tahun 2006.

d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar


Kompetensi Lulusan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 mengatur Standar
Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang digunakan
sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. Standar
kompetensi lulusan meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan
dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran
dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran. Standar Kompetensi
Lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan Kepmendiknas
No. 23 Tahun 2006.

e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006


Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 mengatur tentang
pelaksanaan standar kompetensi lulusan dan standart isi. Dalam peraturan ini
dikemukakan bahwa satuan pendidikan dasar dan menengah mengembangkan dan
menetapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan
kebutuhan satuan pendidikan yang bersangkutan berdasarkan pada: Undang-Undang
No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 36 sampai pasal 38, PP No. 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 5 sampai pasal 18, dan pasal 25 sampai
pasal 27, Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk tingkat satuan
pendidikan dasar dan menengah, Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan untuk tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah.
Dalam Permendiknas tersebut disebutkan pula bahwa satuan pendidikan dasar dan
menengah dapat mengembangkan kurikulum dengan standar yang lebih tinggi dari
yang telah ditetapkan dengan memperhatikan panduan penyusunan KTSP pada
satuan pendidikan dasar dan menengah yang disusun oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP). Sementara bagi sataun pendidikan dasar dan menengah yang
belum atau tidak mampu mengemabangkan kurikulum sendiri dapat menagadopsi
atau mengadaptasi model kurikulum tingkat satuan dasar dan menengah yang
disusun oleh BSNP, ditetapkan oleh kepala satuan pendidikan dasar dan menengah
setelah memperhatikan komite sekolah/madrasah dan penerapannya bisa dimulai
dari tahun ajaran 2006/2007.

2. Pengertian :

a. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan dan


dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan Badan Standar Nasional
Pendidikan (BNSP).

b. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata


pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi
untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan


pembelajaran tatap muka untuk satu kali pertemuan atau lebih. RPP
dikembangkan dalam silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta
didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar (KD).

3. Mengutip dari laman Reed, lifelong learning adalah aktivitas yang perlu dilakukan
oleh setiap orang, dengan belajar di luar sekolah atau pasca pendidikan formal. Secara
spesifik pembelajaran berkelanjutan ini memiliki tujuan untuk mengembangkan
kemampuan bekerja/karier, berkomunikasi, dan memahami diri sendiri. Jadi seseorang
bisa meningkatkan kemampuannya secara lebih spesifik di bidang tertentu. Dalam
bahasa Indonesia, istilah ini disebut dengan belajar sepanjang hayat.

Sebenarnya secara harfiah tidak terdapat definisi resmi dari prinsip ini. Lifelong
learning pada dasarnya adalah sebuah perjalanan seseorang mencari pengetahuan
dalam hidupnya. Perlu ditekankan bahwa pengetahuan di sini tidak hanya akademik
saja. Jadi selain ilmu yang didapatkan dari pendidikan formal, corporate training, atau
institusi edukasi lain dapat dikatakan sebagai lifelong learning. Banyak pakar psikologis
mendefinisikan istilah ini sebagai pengalaman hidup.

Contoh :

1. Membaca menarik.

2. Menonton video menarik dan menghibur.


3. Mengikuti kelas keterampilan dan pengetahuan.

4. Bergabung dengan komunitas untuk berdiskusi.

5. Mencari solusi dan pengalaman.

6. Menulislah.

4. belajar secara langsung :


1. Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

2. Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam


silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial,
emosional, dan spritual peserta didik.

3. Sistematis

Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam


mencapai kompetensi.

4. Konsisten

Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,
indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian.

5. Memadai

Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber


belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi
dasar.

6. Aktual dan Kontekstual

Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan


sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni
mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
7. Fleksibel

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta


didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan
masyarakat.

8. Menyeluruh

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif,


psikomotor).

5. Para guru mandiri.

6. Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

1. Mengkaji Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD.


2. Mengidentifikasi materi pokok pelajaran.
3. Mengembangkan Kegiatan.
4. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi Dasar.
5. Menentukan Jenis Penilaian.
6. 6. Menentukan Alokasi Waktu.
7. 7. Menentukan Sumber Belajar.

7.
Langkah Menyusun Kompetensi Dasar
1. Membuat penjabaran kompetensi dasar yang terkait dengan mata pelajaran
yang diampu.
2. Menuliskan rumusannya.
3. Melakukan pengkajian guna identifikasi indikator yang tepat, lalu
merumuskan indikator tanpa melihat urutannya.
8.belajara secara langsung :

Model pembelajaran tertentu tidak menutup kemungkinan akan menjadi


sempurna dan sesuai dengan tujuan belajar manakala dilengkapi dengan
model pembelajaran lain.

Praktek ini mendorong tumbuhnya inovasi pembelajaran yang berdampak


kepada situasi pembelajaran aktif (active learning).
Permasalahan terkait dengan model pembelajaran sering muncul di
kalangan guru.
Guru belum tentu semuanya memahami model-model pembelajaran.
Mengenal belum tentu mehamahi.

Oleh karena itu, ada kalanya guru mengenal model pembelajaran tertentu
kemudian menuangkannya ke dalam rencana pembelajaran, namun ketika
diimplementasikan ternyata tidak bisa.

Akhirnya, apa yang telah direncanakan hanya sebatas tulisan saja. Hal ini
menunjukkan bahwa guru mengenal namun tidak memahami model
pembelajaran yang dipilihnya.

Fakta ini mengindikasikan bahwa guru masih mengalami kesulitan dalam


memahami dan mengimplementasikan model-model pembelajaran

ke dalam pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran


yang diampu, KD atau materi pelajaran, karakteristik dan modalitas belajar
siswa, serta sarana pendukung belajar lainnya.

Oleh karena itu, maka Direktorat Pembinaan SMA memandang perlu


menerbitkan naskah Model-model Pembelajaran agar dapat digunakan
sebagai salah satu referensi dalam pembelajaran sesuai dengan
karakteristik Kurikulum 2013.

Contohnya :

Guru dalam melaksanakan pembelajaran dapat menggunakan berbagai


pendekatan, antara lain berbasis keilmuan/saintifik.

Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang menekankan pada


proses pencarian pengetahuan, berkenaan dengan materi pembelajaran
melalui

kegiatan yang memberikan pengalaman belajar yang bervariasi,


mengembangkan sikap ilmiah, mendorong ekosistem sekolah berbasis
aktivitas ilmiah, menantang, dan memotivasi dengan beberapa kegiatan
berikut.

1. Mencermati objek pengamatan untuk mendapatkan gambaran/ide


besar dari objek pengamatan, komponen, dan keterkaitan antarkomponen
objek yang diamati untuk menumbuhkan sikap ketelitian dan kecermatan;
2. Penumbuhan rasa ingin tahu dengan mempertanyakan sesuatu dari
objek yang diamati. Kemudian ditindaklanjuti dengan menyusun
pertanyaan yang tepat;

3. Melengkapi informasi yang diperlukan untuk menjawab


keinginantahuan dan/atau melakukan tugas yang diberikan melalui
berbagai cara;

4. Mengonstruk pengetahuan berdasarkan informasi diperoleh; dan

5. Menyaji pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui berbagai


cara.

Namun demikian Pendekatan berbasis keilmuan bukan satu-satunya


pendekatan pembelajaran dalam Kurikulum 2013 dan

bukan pula urutan langkah-langkah pembelajaran yang dimaknai sebagai


prosedur, akan tetapi merupakan pengalaman belajar sebagai dampak
dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

Belajar secara tidak langsung :

Strategi pembelajaran tak langsung sering disebut induktif berlawanan


deangan strategi pembelajaran langsung. Pembelajaran tak langsung umumnya
berpusat pada peserta didik, meskipun dua strategi tersebut dapat saling
melengkapi peran guru bergeser dari seorang penceramah menjadi fasilitator.
Guru mengelola lingkungan belajar dan memberikan kesempatan peserta didik
untuk terlibat.
Strategi pembelajaran tidak langsung ini disebut juga dengan strategi
pembelajaran inquiri yang merupakan metode pembelajaran yang berupaya
menanamkan dasar-dasar berfikir ilmih kepada siswa.Sehingga dalam proses
pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas
dalam memecahkan masalah siswa ditempatkan sebagai subjek belajar.
Guna menyatakan strategi pembelajaran inkuiri berarti suatu rangkaian
kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa
untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis,kritis, logis, sehingga mereka
dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Ciri-Ciri Strategi Pembelajaran Tidak Langsung


a.Menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan
menemukan artinya strategi inkuiri menepatkan siswa sebagai subjek belajar.
b. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
jawaban sendiri dari suatu yang dipertanyaankan sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan siakap percaya diri (self belief ).
c. Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan
kemampuan berfikir secara sistematis logis dan kritis atau mengembangkan
kemampuan inteklektual sebagai bagian dari proses mental.
d. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran
yang berorientasi kepada siswa (student appoaeh).

Metode yang dalam strategi pembelajaran tidak langsung


Metode –metode Eksperimen
Metode eksperimen langsung melibatkan para siswa melakukan
percobaan untuk mencari jawaban terhadap permasalahan yang
diajukan .
Kelebihan dan kelemahan strategi pembelajaran tidak langsung :

a. Kelebihan
a) Mendorong kebenaran dan keingintahuan peserta didik
b) Menciptakan alternatif dan menyesuaikan masalah
c) Mendorong kreativitas dan pengembangan keterampilan interpersonal
dan kemampuan yang lebih baik.
d) Mengekpresikan pemahaman.
e) Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
gaya belajar mereka.
f) Strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki
kemampuan diatas rat-rata. Artinya siswa yang memiliki kemampuan
belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
b. Kelemahan
a) Sulit mengontrol kegiatan dan kebersihan siswa
b) Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan
kebiasaan siswa dalam belajar
c) Dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang
panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan
waktu yang telah ditentukan.
d) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan
siswa menguasai materi pelajaran maka SPI akan sulit di implementasikan
oleh setiap guru.
e) Hasil belajar sulit diprediksi
f) Strategi pembelajaran ini juga tidak cocok apabila peserta didik perlu
mengingat materi dengan cepat.

9.

1. . Mengamati
Kegiatan mengamati mengutamakan kebermaknaan proses
pembelajaran. Kegiatan mengamati sangat bermanfaat bagi
pemenuhan rasa ingin tahu murid, sehingga proses pembelajaran
memiliki kebermaknaan yang tinggi. Melalui cara ini murid dapat
menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang
dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan guru.
2. Menanya
Menanya adalah kegiatan bertanya atau mempertanyakan hal-hal
yang berhubungan dengan objek yang telah diamati. Kegiatan ini
dilakukan dengan mengajukan pertanyaan/soal tentang informasi
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan terkait apa yang diamati.
Kompetensi yang akan dikembangkan pada kegiatan menanya
adalah mengembangkan rasa ingin tahu dan berpikir kritis.
3. Mencoba
Mencoba atau mengumpulkan informasi atau mengeksplorasi
merupakan kegiatan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya
tentang identifikasi masalah yang telah dihasilkan melalui berbagai
macam kegiatan. Kegiatan belajar dapat dilakukan melalui
percobaan, penelusuran, perlakuan, dan lain-lain. Kompetensi yang
dikembangkan dalam proses mengumpulkan data adalah
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat
orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar, dan belajar sepanjang hayat.
4. Mengasosiasi/Menalar
Kegiatan ini merupakan pengolahan informasi yang sudah
dikumpulkan, baik hasil kegiatan eksperimen maupun hasil dari
kegiat an mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.
Melalui kegiatan mengasosiasi/menalar, murid diharapkan dapat
mengaitkan satu kejadian yang diperoleh dari hasil diskusi dengan
pengetahuan yang dikaji pada saat pembelajaran. Karakter yang
diharapkan dari tahapan kegiatan ini, murid diharapkan lebih
memiliki sikap ketelitian dan dapat mengembangkan rasa ingin
tahu yang tinggi.
5. Mengomunikasi
Kegiatan ini dilakukan sebagai penyampaian informasi atas hasil
dari tahapan asosiasi ataupun menalar. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengembangkan mental murid dalam berbicara di depan teman-
teman atau orang lain. Melalui kegiatan ini, murid diharapkan dapat
memiliki sikap tanggung jawab pada saat mereka diberikan sebuah
penugasan.

10. Kompetensi inti (KI) adalah kompetensi utama yang diuraikan ke dalam beberapa
aspek, yaitu aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan dan harus dipelajari oleh
peserta didik di setiap jenjang dan mata pelajaran.

Anda mungkin juga menyukai