Anda di halaman 1dari 8

BAB I

KARAKTERISTIK SATUAN PENDIDIKAN

A. Latar Belakang
SMKN 1 NARMADA sebagai salah satu institusi pendidikan
kejuruan tingkat menengah di Kabupaten Lombok Barat,
berkeinginan dan berkewajiban untuk mengimplementasikan
Undang- Undang Nomor 20 tahun 2003 tersebut. Dalam
pelaksanaannya, SMKN 1 NARMADA selain mengacu pada
ketentuan Undang-Undang yang berlaku, juga melihat dan
memperhatikan kepentingan-kepentingan, issue dan konsep
pendidikan kejuruan secara global, selain tentu memperhatikan pula
potensi, kemampuan dan kearifan lokal yang dimiliki.

Oleh karena itu, SMKN 1 NARMADA sedikit banyaknya tentu


mempunyai peran dan tanggung jawab untuk ikut ambil bagian
dalam rangka meningkatkan kualitas SDM peserta didiknya. Salah
satu faktor yang perlu menjadi perhatian sekolah adalah Raw input
material peserta didik sebagai bahan baku utama lulusan. Sebagai
sebuah sekolah yang berada di pinggirian, maka permasalahan
klasiknya adalah bahwa raw input material peserta didik berasal
dari kalangan yang secara lingkungan akademisnya tentu berbeda
dari peserta didik yang berada di daerah perkotaan. Masih
ditemukannya anak yang belum bisa membaca adalah sebuah
indikasi bahwa raw input material peserta didik SMKN 1
NARMADA secara umum bukanlah dari kalangan high grade
academic quality. Ini tentu adalah sebuah tantangan bagaimana
sekolah harus berupaya meningkatkan kualitas SDM tersebut,
sehingga peningkatan layanan kualitas pembelajaran menjadi sebuah
hal mutlak yang perlu dilakukan untuk menjaga kualitas lulusan.

Sumber daya Manusia ini sangat berpengaruh dalam peningkatan

1
kualitas layanan, SMK Negeri 1 Narmada memiliki guru sebanyak
63 orang dengan diantaranya 82% PNS dan 18% tenaga honorer.
Tenaga Kependidikan berjumlah 22 orang, 4 orang diantaranya PNS
dan 18 orang tenaga Honorer. Dengan segala keterbatasan yang
dimiliki SMK Negeri 1 Narmada berusaha untuk selalu
meningkatkan pelayanan dan kualitas pembelajaran.

SMK Negeri 1 Narmada memiliki 8 (Delapan) Kompetensi


keahlian, diantaranya Kompetensi keahlian Teknik Komputer dan
Jaringan, Teknik Jaringan Akses Telekomunikasi, Teknik Transmisi
Telekomunikasi, Rekayasa Perangkat Lunak, Agribisnis Tanaman
Pangan dan Hortikultura, Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian,
Alat Mesin Pertanian, serta Kompetensi keahlian Teknik Rehabilitasi
dan Reklamasi Hutan.

B. Landasan
1. Landasan Filosofis
Pendidikan adalah salah satu wujud kebudayaan manusia yang
selalu tumbuh dan berkembang, tetapi ada kalanya mengalami
penurunan kualitas sehingga hancur perlahan-lahan seiring
dengan perkembangan zaman. Kurikulum SMK Negeri 1
Narmada disusun untuk mengemban misi agar dapat turut
mendukung perkembangan kebudayaan pada arah yang positif.
Karena itu, kurikulum SMK Negeri
1 Narmada harus memperhatikan beberapa hal mendasar
sebagai berikut:
1) Pendidikan harus menanamkan tata nilai yang kuat
dan jelas sebagai landasan pembentukan watak dan
perkembangan kehidupan manusia.
2) Pendidikan harus memberikan sesuatu yang bermakna,

2
baik yang ideal maupun pragmatis, sesuai dengan
kebutuhan peserta didik.
3) Pendidikan harus memberikan arah yang terencana bagi
kepentingan bersama peserta didik, keluarga, masyarakat,
bangsa, dan negara.

Pendidikan menjadi bermakna apabila secara pragmatis dapat


mendidik manusia dapat hidup sesuai dengan zamannya.
Pendidikan harus dilihat sebagai wahana untuk membekali
peserta didik dengan berbagai kemampuan guna menjalani dan
mengatasi masalah kehidupan pada hari esok maupun masa
depan yang selalu berubah.

Pendidikan kejuruan perlu mengajar dan melatih peserta didik


untuk menguasai kompetensi dan kemampuan lain yang
dibutuhkan untuk menjalani kehidupan sebagai modal untuk
pengembangan dirinya di kemudian hari.

Secara filosofis, penyusunan kurikulum SMK Negeri 1


Narmada perlu mempertimbangkan perkembangan psikologis
peserta didik dan perkembangan/kondisi kehidupan sosial
budaya masyarakat.

2. Landasan Sosiologis
Kurikulum dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan
perubahan rancangan dan proses pendidikan dalam rangka
memenuhi dinamika kehidupan masyarakat, bangsa, dan
negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan
nasional.

Pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara

3
keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Pendidikan yang
diterima dari lingkungan keluarga (informal), yang diserap dari
masyarakat (nonformal), maupun yang diperoleh dari sekolah
(formal) akan menyatu dalam diri peserta didik, menjadi satu
kesatuan yang utuh, saling mengisi, dan diharapkan dapat
saling memperkaya secara positif.

3. Landasan Psikopedagogis
Kurikulum dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan
konsepsi pendidikan yang bersumbu pada perkembangan
peserta didik beserta konteks kehidupannya, sebagaimana
dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif.

Secara umum, manusia mengalami perkembangan psikologis


sesuai dengan pertambahan usia dan berbagai faktor lainnya
yaitu latar belakang pendidikan, ekonomi keluarga, dan
lingkungan pergaulan, yang mengakibatkan perbedaan dalam
dimensi fisik, intelektual, emosional, dan spiritual. Pada kurun
usia peserta didik di SMK, mereka memiliki kecenderungan
untuk mencari identitas atau jati diri. Pondasi kejiwaan yang
kuat diperlukan oleh siswa agar berani menghadapi, mampu
beradaptasi dan mengatasi berbagai masalah kehidupan, baik
kehidupan profesional maupun kehidupan keseharian, yang
selalu berubah bentuk dan jenisnya serta mampu meningkatkan
diri dengan mengikuti pendidikan yang lebih tinggi.

4. Landasan Teoritis
Sebagiamana berpatokan pada 8 standar pendidikan, maka
kurikulum mestilah dikembangkan atas teori “pendidikan
berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori
kurikulum berbasis kompetensi (competency-based
curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan

4
adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara
yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum
berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar seluas- luasnya bagi peserta didik dalam
mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan,
berketerampilan, dan bertindak.

5. Landasan Yuridis
1) Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021 Tentang
Standar Nasional Pendidikan;
2) Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2022 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021
Tentang Standar Nasional Pendidikan;
3) Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi No. 262 Tentang Perubahan atas Keputusan
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
No. 56 Tahun 2022 Tentang Pedoman Penerapan
Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran;
4) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15
Tahun 2018 Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru,
Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah;
5) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling Pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
6) Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi Nomor 5 Tahun 2022 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pada Pendidikan Anak Usia Dini,
Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan
Menengah

5
7) Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi Nomor 7 Tahun 2022 tentang Standar Isi
Standar Kompetensi Lulusan Pada Pendidikan Anak Usia
Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan
Menengah
8) Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi Nomor Nomor 16 Tahun 2022 Tentang
Standar Proses Standar Kompetensi Lulusan Pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah
9) Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi Nomor 17 Tahun 2022 Tentang Standar
Penilaian Standar Kompetensi Lulusan Pada Pendidikan
Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang
Pendidikan Menengah
10) Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, Dan
Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor
024/H/KR/2022 Tentang Konsentrasi Keahlian
SMK/MAK Pada Kurikulum Merdeka
11) Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, Dan
Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor
033/H/KR/2022 Tentang Perubahan Atas Keputusan
Kepala Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen
Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
Dan Teknologi Nomor 008/H/KR/2022 Capaian
Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah
Pada Kurikulum Merdeka.
12) Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, Dan

6
Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor
009/H/KR/2022 Tentang Dimensi, Elemen dan Sub
Elemen Profil Pelajar Pancasila Pada Kurikulum
Merdeka.

C. Prinsip Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan


1. Berpusat peserta didik
Pembelajaran harus memenuhi keragaman potensi, kebutuhan
perkembangan dan tahapan belajar, serta kepentingan peserta
didik. Profil Pelajar Pancasila selalu menjadi rujukan pada
semua tahapan dalam penyusunan kurikulum operasional
sekolah.
2. Konstektual
Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan menunjukkan
kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan,
konteks sosial budaya dan lingkungan, serta dunia kerja dan
industri (khusus SMK), dan menunjukkan karakteristik atau
kekhususan peserta didik berkebutuhan khusus (khusus SLB)
3. Esensial
KOSP memuat semua unsur informasi penting/utama yang
dibutuhkan dan digunakan di satuan pendidikan. Bahasa yang
digunakan lugas, ringkas, dan mudah dipahami
4. Akuntabel
Akuntabel artinya dapat dipertanggungjawabkan karena
berbasis data dan actual.
5. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan
Pengembangan kurikulum satuan pendidikan melibatkan komite
satuan pendidikan dan berbagai pemangku kepentingan antara
lain orang tua, organisasi, berbagai sentra, serta industri dan

7
dunia kerja untuk SMK, di bawah koordinasi dan supervise
dinas Pendidikan atau kantor kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama sesuai
dengan kewenangannya.

D. Proses Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan


Pendidikan Proses penyusunan kurikulum operasional satuan
pendidikan adalah :
1. Menganalisis konteks karakteristik satuan pendidikan
2. Merumuskan visi, misi dan tujuan
3. Menentukan pengorganisasian pembelajaran
4. Menyusun rencana pembelajaran
5. Merancang pendampingan evaluasi, dan pengembangan profesional

Anda mungkin juga menyukai