KARAKTERISTIK SEKOLAH
A. Latar Belakang
Kurikulum Operasional SMP Negeri 28 Malang disusun sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Kurikulum Operasional Sekolah (KOS) ini
dikembangkan dengan mengacu pada Capaian Pembelajaran (CP) yang sudah disusun
secara Nasional kemudian diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran berdasar
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) yang sudah disusun. Penyusunan Kurikulum
Operasional SMP Negeri 28 Malang ini mengakomodir kebutuhan para pelajar
mengembangkan kemampuan ketrampilan abad 21 yang meliputi integrasi PPK, literasi,
4C (Creative, Critical thinking, communicative, dan Collaborative), dan HOTS (Higher
Order Thinking Skill).
SMP Negeri 28 Malang merupakan sekolah yang baru berdiri 8 Juli 2022. Pada
Tahun Pelajaran 2022/2023 ini, SMP Negeri 28 Malang memiliki 9 rombongan belajar
terdiri dari kelas VII sejumlah 3 rombongan belajar, kelas VIII sejumlah 4 rombongan
belajar, dan kelas IX sejumlah 2 rombongan belajar. Total jumlah peserta didik 281
peserta didik,setiap rombongan belajar rata-rata 30-32 peserta didik. Adapun jumlah
peserta didik kelas VII sejumlah 96 peserta didik, kelas VIII sejumlah 121 peserta didik,
dan kelas IX sejumlah 64 peserta didik.Jumlah pendidik SMP Negeri 28 Malang 13 orang
dengan spesifikasi pendidikan S2 sejumlah 2 orang dan S1 sejumlah 11 orang. Dari
jumlah tersebut yang berstatus PNS sejumlah 7 orang dan GTT sejumlah 6 orang. Untuk
memperlancar proses layanan pendidikan, SMP Negeri 28 Malang didukung oleh tenaga
kependidikan sebanyak 5 orang, terdiri dari 1 orang PNS, 4 orang PTT.
Latar belakang pendidikan orang tua, sosial ekonomi, lingkungan tempat tinggal
peserta didik SMP Negeri 28 Malang sangat beragam, mulai dari kalangan menengah ke
bawah hingga yang mampu secara ekonomi. Secara umum karakteristik peserta didik di
SMP Negeri 28 Malang sebagai berikut: 1) Mampu dan mau mengikuti aturan dan
kegiatan sekolah, 2)kemauan belajar tinggi, 3)semangat dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler, 3) kehidupan beragama yang baik
Kota Malang dimana SMP Negeri 28 Malang berlokasi, juga mempunyai ikon
yang menjadi ciri khas yaitu bunga telang. Dalam rangka mengembangkan hal tersebut
maka SMPN 28 Malang mengembangkan budidaya bunga telang dan membuat kreasi
dari bunga telang yaitu ecoprint, pembuatan permen bunga telang, dan sirup bunga telang.
1
kekuatan diantaranya: 1) letak sekolah sangat strategis karena akses yang mudah; 2)
Banyak siswa berbakat di kegiatan non akademik seperti : seni tari, tilawatil Qur’an,
hadrah, voli, futsal, dll; 3) Kekeluargaan yang baik antara guru, karyawan, peserta didik,
dan lingkungan. 4) Kegiatan di SMP Negeri 28 Malang tidak hanya fokus pada kegiatan
akademik, namun juga pembinaan karakter melalui kegiatan PPK setiap pagi yaitu doa
pagi, membaca asmaul husna, dan menyanyikan Iagu kebangsaan Indonesia Raya. Selain
itu, diselenggarakan kegiatan untuk mengembangkan bakat siswa seperti : kegiatan Bulan
Bahasa, Kegiatan Peringatan HUT RI, pentas seni, dan pertandingan olahraga antar kelas,
Peserta didik SMP Negeri 28 Malang diharapkan mempunyai life skill yang
berguna dan mampu mengaplikasikannya dalam masyarakat dan dunia Pendidikan.
Sehingga harapan dari Pemerintah Kota Malang untuk mencetak generasi yang mampu
berdaptasi dengan perkembangan jaman akan terwujud. Salah satu upaya untuk mencapai
harapan tersebut dilakukan melalui kreasi budaya literasi pada peserta didik. Sehingga
peserta didik mampu menghasilnya salah satu karya yang mencerminkan profil pelajar
Pancasila yang mampu bernalar kritis dan berkebhinekaan global. Capaian pembelajaran
yang diharapkan adalah terciptanya profil pelajar yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan
YME dan berakhak mulia, yang mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong dan
berkebhinekaan global.
2
B. Landasan Hukum
Landasan hukum antara lain adalah:
Nasional Pendidikan
Pendidikan.
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan
Menengah.
Indonesia nomor 7 tahun 2022 tentang Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia
Merdeka.
3
Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah Pada Kurikulum
Merdeka.
Indonesia Nomor 16 Tahun 2022 Tentang Standar Proses pada Pendidikan Anak
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan
Menengah.
12. Panduan Pembelajaran dan Assesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
4
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH
Untuk mengukur keberhasilan visi yang telah ditetapkan tersebut maka perlu
ditetapkan indikator-indikator sebagai tolak ukur keberhasilannya. Indikator-indikator
tersebut antara lain sebagai berikut:
Indikator:
1. Peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME
2. Peningkatan budi pekerti
3. Peningkatan penggunaan Teknologi Informasi pada semua kegiatan sekolah
4. Peningkatan prestasi akademik
5. Peningkatan prestasi non akademik
6. Peningkatan pelestarian lingkungan
5
6. Terwujudnya lingkungan sekolah yang bersih, rapi, indah, cinta alam dan
melestarikan lingkungan serta meningkatkan peran warga sekolah dalam
pengelolaan, pemeliharaan, serta pencegahan terhadap pencemaran dan
kerusakan lingkungan
7. Menciptakan pribadi siswa yang peduli Setia Andarbeni, Disiplin, Empati,
Wawasan, Asri (SADEWA)
8. Menjalin kerja sama antara sekolah dengan orang tua siswa, komite sekolah dan
mitra kerja dalam peningkatan sarana dan prasarana belajar mengajar di
sekolah.
C. Tujuan
1. Tujuan Sekolah Jangka Menengah
a. Manajemen sekolah berupaya meningkatkan Standar Kompetensi Lulusan
agar mampu mencetak generasi muda yang memiliki sifat dan akhlak yang
non akademik peserta didik dan sekolah untuk meningkatkan daya saing di
6
g. Manajemen sekolah mengoptimalkan pengelolaan Standar Pembiayaan
berkualitas..
Pendidikan.
nyaman, aman, rindang, asri, dan bersih sesuai dengan wawasan wiyata
7
d. Meningkatkan pelaksanaan PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) pada nilai
berkelanjutan
bersih
8
BAB III
PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN DAN RENCANA PEMBELAJARAN
A. Struktur Kurikulum
1. Struktur Kurikulum Merdeka
satuan pendidikan mengacu pada kurikulum merdeka untuk pendidikan anak usia
dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah secara utuh. Struktur kurikulum
SMP/MTs/bentuk lain yang sederajat terdiri atas 1 (satu) fase yaitu Fase D. Fase D
yaitu untuk kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX. Struktur kurikulum pada pendidkkan
untuk memperkuat upaya pencapaian profil Pelajar Pancasila yang mengacu pada
dilakukan secara fleksibel, baik secara muatan maupun secara waktu pelaksanaan.
Secara muatan, projek profil harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila
sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian
dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari semua mata
pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak harus
sama.
B. Kegiatan Intrakurikuler
1. Muatan Mata Pelajaran
9
perilaku dengan kompetensi spiritual sebagai payungnya, yang dilaksanakan dalam
bentuk Pembelajaran berbasis tema atau integrated curriculum pada mata Pelajaran
Sedangkan untuk mata Pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Seni,
dengan mengacu pada Panduan Pembelajaran dan Asesmen yang diterbitkan oleh
kurikulum dalam satuan Pendidikan memuat beberapa komponen antara lain muatan
ekstrakurikuler.
diselenggarakan oleh SMP Negeri 28 Malang adalah Pendidikan Agama dan Budi
Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Bahasa Inggris, Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan (PJOK), Informatika, Mata Pelajaran Pilihan (Seni Budaya
2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan bahan kajian pada satuan pendidikan yang berisi
muatan dan proses Pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksud
10
3. Jenis dan Strategi Muatan Lokal
Gubernur Jawa Timur yaitu 2 jam pelajaran per minggu dengan berbasis pada
budaya, tata nilai, dan kearifan lokal yang berkembang di lingkungan masyarakat
berbasis literasi dengan mengangkat nilai luhur budaya lokal dan mengacu pada
Pada akhirnya karya ini akan didokumentasikan dalam berbagai bentuk contohnya
Based Learning, dan model pembelajaran lain yang relevan, yang berpusat pada
peserta didik.
11
Tabel 3.1 Muatan/Struktur Kurikulum
KEGIATAN, ALOKASI WAKTU
MATA PELAJARAN REGULER/ PROYEK/ JUMLAH
MINGGU MINGGU JP/TAHUN
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 72 (2) 36 (1) 108
Pendidikan Pancasila 72 (2) 36 (1) 108
Bahasa Indonesia 180 (5) 36 (1) 216
Matematika 144 (4) 36 (1) 180
IPA 144 (4) 36 (1) 180
IPS 108 (3) 36 (1) 144
Bahasa Inggris 108 (3) 36 (1) 144
PJOK 72 (2) 36 (1) 108
Informatika 72 (2) 36 (1) 108
Mata Pelajaran Pilihan
a. Seni Budaya 72 (2) 18 (0,5) 108
Muatan Lokal
Bahasa Jawa 72 (2) 18 (0,5) 108
JUMLAH 1116 (31) 360 (10) 1512
Adapun penataan muatan kurikulum tersebut secara teknis per minggu kami
satu bulan difokuskan pada minggu I, II, dan III. Sementara kegiatan Projek
12
Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada setiap minggunya dikumpulkan dan
memperdalam dan menghayati materi Pelajaran yang telah dipelajari dalam kegiatan
intrakurikuler di dalam kelas. Kegiatan ini dapat dilakukan secara individual maupun
Negeri 28 Malang dilaksanakan pada minggu terakhir pada setiap bulan. Peseta didik
harus menyelesaikan 3 tema di setiap tahun ajaran dengan alokasi waktu 8 minggu.
dengan potensi lokal yang menjadi ciri khas satuan pendidikan,capaian operasional
peserta didik. Penguatan Profil Pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi yaitu
beriman,bertakwa bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak berakhlak
berbasis proyek ini antara lain: (1) mengambil topik yang sesuai dengan realitas
pelaksaan proyek ; (3) menyusun jadwal proyek; (4) memonitor peserta didik dan
kemajuan proyek ; (5) menguji hasil; (6) mengevaluasi pengalaman yang sudah
diperoleh oleh peserta didik. Pelaksanaan kegiatan ini didampingi oleh guru mata
13
Pelajaran, pembina dan wali kelas dengan tetap melibatkan orang tua baik secara
14
3. Tema projek, dimensi, elemen, sub elemen
Berikut adalah Kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang dirancang SMP Negeri 28 Malang Tahun Pelajaran 2022/2023.
15
No Kelas Semester Tema Topik Tahapan pelaksanaan Dimensi Waktu pelaksanaan
• Membuat poster tentang 3. Bernalar
kebersihan Kritis
• Membuat laporan hasil 4. Kreatif
kegiatan dan refleksi
• Presentasi hasil
3 VII Gasal Kewirausahaan KECAP MANIS • Melakukan Asesmen 1. Kreatif 5. 25- 30 Januari 2023
SPENDUPAN (Kreatif Diagnostik 2. Gotong 6. 20- 24 Februari 2023
Cakap Mandiri Inovasi dan • Penyampaian materi royong 7. 27- 30 Maret 2023
Inspiratif Siswa SMP Negeri kewirausahaan 3. Bernalar 8. 22- 26 Mei 2023
28) • Membuat resume kritis
• Membuat desain produk
• demo e- promotion
• praktek membuat olahan
produk (fashion dan kuliner)
• Membuat laporan hasil
kegiatan dan refleksi
• Pameran
16
4. Pengaturan Waktu
5. Asesmen
yang diisi oleh siswa dalam bentuk Google Form. Penilaian Proyek dilakuykan secara
menyeluruh oleh pendidik terkait dimensi Profil Pelajar Pancasila di setiap proyek. Rapor
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila diberikan pada akhir tahun pembelajaran.
D. Ektrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler dalam Kurikulum Merdeka di SMP Negeri 28 Malang
seluruh peserta didik, terkecuali peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak
ekstrakurikuler yang bertujuan mengembangkan bakat dan minat peserta didik sesuai dengan
bidangnya. Misal : Bidang Bidang Bela Negara dan Sosial Kemasyarakatan, Bidang Imtak
dan Iptek, Bidang Seni Budaya, Bidang Olahraga Prestasi. Rincian jenis ekstrakurikuler yang
dikembangkan di SMP Negeri 28 Malang Tahun Pelajaran 2022 – 2023 adalah sebagai
berikut :
17
1. Tujuan Masing-masing Jenis Kegiatan
18
b) Seni Tari
Tujuan:
(1) mengembangkan minat, bakat, dan prestasi siswa dalam bidang seni tari
(2) meningkatkan daya kreasi, apresiasi, dan kepekaan bidang seni tari
4) Bidang Olahraga
a) Futsal
Tujuan:
(1) Mengembangkan bakat, minat, dan prestasi siswa dalam bidang futsal
(2) Meningkatkan kualitas kesehatan fisik dan mental siswa.
b) Pencak Silat
Tujuan:
(1) mengembangkan minat dan bakat serta prestasi bidang silat
(2) meningkatkan keterampilan dasar-dasar ilmu silat
(3) Menumbuhkembangkan jiwa sportif.
c) Voli
Tujuan:
(4) Mengembangkan bakat, minat, dan prestasi siswa dalam bidang voli
(5) Meningkatkan kualitas kesehatan fisik dan mental siswa.
19
c. Alokasi Waktu
Kegiatan ekstrakurikuler untuk kelas VII, VIII, dan IX dialokasikan 2 jam
Pengembangan diri untuk kelas IX diarahkan pada program tutor sebaya dan
pembelajaran intensif dalam rangka persiapan menghadapi Ujian Sekolah.
d. Penilaian
Kegiatan pengembangan diri dinilai dan dilaporkan secara berkala (setiap akhir
semester) kepada sekolah dan orang tua dalam bentuk nilai kualitatif.
Keterangan Nilai:
A : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
D : Kurang
E : Sangat Kurang
C. Pembiasaan
20
c) Sholat Dhuhur dan Shalat Jumat berjamaah
2) Pembiasaan Mingguan pada hari Jumat
a) Minggu pertama Jumat Literasi (audio, video, buku)
b) Minggu kedua Jumat Sehat (senam)
c) Minggu ketiga Jumat Bersih
d) Minggu keempat Jumat Religi (istighosah dan doa bersama)
3) Insidental tetap antara lain
a) Peringatan hari besar nasional dan agama
b) Kelas inspirasi yaitu alumni mengajar (orang tua, masyarakat, pejabat)
c) Pembina upacara dari orang tua, masyarakat, pejabat
D. Kenaikan Kelas
Kriteria kenaikan kelas khusus bagi peserta didik kelas VII Tahun Pelajaran
2022/2023 Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2022 Tentang Standar Penilaian Pendidikan, Model
Penilaian Pencapaian Kompetensi Peserta Didik SMP, dan Petunjuk Pengolahan Rapor SMP
ketentuan yang ditetapkan manajemen SMP Negeri 28 Malang, peserta didik dinyatakan naik
KRITERIA AKADEMIS :
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester (ganjil dan genap) di
2. Memiliki nilai rapor lengkap pada semester ganjil dan genap di kelas yang diikuti;
3. Peserta Didik dapat menyelesaikan tugas proyek dengan kategori minimal Baik.
4. Nilai Raport terdiri dari nilai akhir sumatif hasil dari rata-rata nilai sumatif lingkup
5. Tidak memiliki lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran yang masing-masing nilai sumatif di
21
6. Ketuntasan belajar pada kenaikan kelas adalah ketuntasan rerata dari tiap nilai mata
N1 + N2 : N (mencapai KKTP)
2
Ket :
N1 : Nilai Akhir Sumatif Semester Gasal
N2 : Nilai Akhir Sumatif Semester Genap
N : Rerata
dengan rumus :
E. Kelulusan
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2022 tentang Standart Nasional Pendidikan yang
berkaitan dengan kriteria kelulusan peserta didik SMP Negeri 28 Malang ditetapkan sebagai
berikut. Peserta didik dinyatakan lulus apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Aspek Akademis
dibuktikan dengan memiliki rapot projek profil pelajar pencasila semester 1 sampai
dengan semester 6;
22
2. Ketidak hadiran siswa di sekolah tanpa keterangan (alpha), maksimum 10% dari
hari efektif
bersama antara kepala sekolah, staf sekolah, dewan guru, guru mata pelajaran/muatan lokal,
F. Mutasi
Mutasi peserta didik adalah proses perpindahan peserta didik dari sekolah satu ke
sekolah lain, Beberapa ketentuan dalam proses mutasi peserta didik SMP Negeri 28 Malang
adalah:
5. Peserta didik bisa melakukan mutasi masuk jika ada tempat kosong di SMP Negeri
28 Malang
✓ Kartu Keluarga
✓ Akte kelahiran
dan kegiatan insidental. Kegiatan literasi dilaksanakan masuk dalam kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan setiap hari. Setiap hari jumat minggu pertama dijadwalkan literasi sekolah
23
2. Model program literasi
Hal yang sangat mendasar dalam upaya mengembangkan literasi adalah Gerakan
Literasi Sekolah (GLS). Pengembangan literasi membaca ini mewajibkan peserta didik untuk
membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai, tetapi bukan membaca buku teks pelajaran,
kepribadian. Pada Kurikulum 2004 telah ditentukan jumlah buku yang harus dibaca siswa,
namun karena tidak dimasukan ke dalam pembelajaran, pembiasaan hal ini kerap diabaikan
para guru. Pada KOSP pun diungkap tentang perlunya membaca sejumlah buku, namun
karena tidak menjadi tagihan sebagai hasil pembelajaran, kemampuan ini menjadi seremonial
kembali. Pada K13 pembelajaran literasi membaca dilakukan dan dimasukkan ke dalam KD
yang harus menjadi tagihan oleh guru sebagai hasil belajar. Siswa SD/MI yang dinyatakan
telah tuntas belajar Pelajaran Bahasa Indonesia jika mereka telah membaca minimal 6 judul
buku, selain buku teks pelajaran. Buku-buku yang dimaksud adalah buku-buku pengayaan
pengetahuan, keterampilan, dan kepribadian.Hal ini berarti sejak siswa berada di kelas 4 harus
dapat literasi membaca minimal 2 judul buku, sehingga sampai dengan kelas VI ia akan telah
dapat membaca 6 judul buku. Sementara itu, bagi siswa SMP/MTs harus telah membaca
minimal 12 judul buku, sehingga pada setiap tingkat kelas harus membaca minimal 4 judul
buku atau 2 judul setiap semester. Demikian pula bagi siswa harus telah membaca minimal
18 judul buku.
dapat mengukur kinerja membaca peserta didik. Pendidik juga dapat menerapkan berbagai
teori membaca kepada siswa. Dampak dari pengembangan literasi membaca ini diharapkan
dapat juga mendorong para pendidik untuk menjadi pendidik yang pembelajar, sehingga
mereka pun akan rajin membaca seiring dengan rajinnya para siswa membaca untuk mencari
berbagai informasi tentang strategi dan model pembelajaran yang dapat meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam setiap mata pelajaran. Derngan demikian diharapkan akan
tumbuh ekosistem pendidikan yang baik, termasuk juga dengan kalangan penerbitan buku.
Mereka akan terus dipacu untuk meningkatkan buku bacaan yang bermutu. Pengembangan
literasi membaca buku, selain buku teks pelajaran ini dalam rangka memberikan fondasi
24
literasi kepada mereka, agar dapat membekali mereka dengan literasi yang dibutuhkan dalam
kehidupannya. Memang bukan target pencapaian jumlah buku yang harus dibaca, melainkan
membiasakan mereka membaca dan membudayakan mereka untuk berpikir kritis berdasarkan
wawasan yang dapat dikembangkan melalui kegiatan membaca. Para siswa harus memiliki
kemampuan literasi lingkungan, literasi spasial, literasi matematikal, literasi teknologi, literasi
budaya, literasi sosial, dan aspek-aspek lain yang bersentuhan dengan kehidupan peserta didik
di masa yang akan datang. Pengembangan kemampuan literasi ini telah terlambat
dikembangkan di lembaga pendidikan, namun demikian kita harus dapat memulainya sejak
sekarang agar SDM SMP Negeri 28 Malang yang diharapkan dapat tercapai.
Gerakan Literasi Nasional yang telah diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan telah menjadi gerakan yang menasional, salah satunya adalah gerakan literasi
yang ada di unit sekolah atau yang sering disebut sebagai Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
Perlunya sebuah gerakan bersama dari berbagai pihak, hal ini penting dilakukan agar gerakan
literasi sekolah ini mengarah kepada keberhasilan, diantaranya oleh penggerak, perintis dan
guru pendamping program literasi. Secara luas, literasi tidaklah sekedar membaca dan
menulis. Literasi juga bermakna praktik dan hubungan sosial yang terkait dengan
pengetahuan, bahasa, dan budaya. Penanaman nilai-nilai budi pekerti luhur ini penting
dilakukan sejak dini sebab proses pendidikan sejatinya bukan hanya untuk mencetak manusia
yang cerdas secara intelektual, tapi juga cerdas emosional dan spiritual Implementasi Gerakan
Literasi Sekolah (GLS) di SMP Negeri 28 Malang pun tidak luput adanya kendala atau
hambatan, baik itu secara internal maupun eksternal. Kondisi demikian mendorong upaya
keterlaksanaan evalusi program literasi agar kedepan nanti kegiatan tersebut sesuai dengan
tujuan sekolah. Beberapa evaluasi dari Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMP Negeri 28
Malang sbb:
a. Evaluasi Konteks
25
Evaluasi konteks ini meliputi latar belakang program literasi serta dukungan sekolah terhadap
program literasi tersebut. Kegiatan Literasi Sekolah ini bertujuan agar peserta didik terbiasa
dengan membaca dan menulis. Selain itu, adanya pengaruh yang signifikan dari kondisi sosial
dari orangtua terhadap prestasi siswa, khususnya orangtua yang bekerja, yang harapannya bisa
dan sarana lain yang dapat mendukung aktivitas Kurikulum Operasional SMP Negeri 28
Malang. Kondisi pemilikan sarana belajar, buku, dan komputer juga menunjukan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara kepemilikan terhadap kompetensi literasi peserta didik.
Selain itu, peran pihak sekolah yang sangat mendukung kegiatan literasi ditandai dengan
literasi tersebut
b. Evaluasi Input
Evaluasi input meliputi minat membaca dan menulis siswa dalam mengikuti program literasi
dan kelengkapan sarana prasarananya. Dalam evaluasi ini peserta didik terlihat bersemangat
dalam mengikuti kegiatan literasi, hal ini menjadi lebih kuat setelah sekolah memberikan
semacam stimulus dengan memberikan hadiah kepada siswa-siswi yang rajin membaca, dan
sekolah pun melengkapi fasilitas untuk meningkatkan literasi dengan taman baca dan rak buku
di sekolah, meskipun masih terdapat kekurangan berupa sarana yang kurang maksimal dan
c. Evaluasi Proses
Evaluasi proses terkait tentang program GLS di sekolah, dimana sekolah berpegang pada
buku panduan pada Gerakan Literasi Sekolah (GLS), khususnya jenjang SMP, yang meliputi
pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran. Kegiatan ini dimulai dari membaca 15 menit
sebelum pelajaran dimulai, selain itu siswa juga meresume buku yang telah dibaca dan
menceritakan kembali tentang isi buku yang telah dibaca di depan kelas, selain itu juga
d. Evaluasi Produk
26
Evaluasi produk yang berupa hasil program literasi di SMP nampak bahwa sebagian siswa
sudah menyukai kegiatan membaca dan menulis karena telah dibiasakan oleh sang siswa,
kemudian siswa tersebut juga menjadi lebih kreatif, termasuk menjadi lebih meningkat
wawasannya, terutama dalam hal literasi. Produk literasi peserta tidak fokus pada tulisan saja,
tetapi juga berupa video, poster, jurnal, dan komik / gambar bercerita.
K. Kalender Pendidikan
kalender pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan Pembelajaran, minggu efektif belajar,
waktu Pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu belajar di sekolah mengacu
kepada standar isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah,
kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah daerah. Kalender
Pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan Pembelajaran peserta didik selama satu
tahun Pelajaran yang mencakup permulaan tahun Pelajaran, minggu efektif belajar, waktu
1. Permulaan tahun Pelajaran 2022/2023 dimulai 18 Juli 2022 dan berakhir bulan Juni
tahun 2023.
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Kementerian Agama dalam hal yang berkait
Pendidikan Provinsi Jawa Timur serta memperhatikan peraturan dan kalender kegiatan
ketentuan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah sesuai situasi dan kondisi.
27
Mengingat hal tersebut, maka kalender pendidikan disajikan dalam bentuk lampiran,
sedangkan di sini hanya dipaparkan secara umum atau garis besarnya saja.
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya tertera pada tabel
berikut ini.
ganjil minggu
tahun terakhir
setiap satuan
pendidikan (Kelas
IX)
genap minggu
tahun terakhir
setiap satuan
pendidikan (Kelas
IX)
minggu semester
minggu
28
No. Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
Pemerintah
untuk menampilkan
hasil pengembangan
diri (Ekskul).
Kamis 4 11 18 25
29
Jum'at 5 12 19 26
Sabtu 6 13 20 27
Minggu 7 14 21 28
Kamis 1 8 15 22 29
Jum'at 2 9 16 23 30
Sabtu 3 10 17 24
Minggu 4 11 18 25
30
Rabu 7 14 21 28 25 Desember Hari Raya Natal
Kamis 1 8 15 22 29
26 – 31 Desember Libur Semester Gasal
Jum'at 2 9 16 23 30
Sabtu 3 10 17 24 31
Minggu 4 11 18 25
Sabtu 4 11 18 25
Minggu 5 12 19 26
Sabtu 4 11 18 25
Minggu 5 12 19 26
31
April 2023 7 April Wafat Isa Al - Masih
Jum'at 7 14 21 28
Sabtu 1 8 15 22 29
Minggu 2 9 16 23 30
Sabtu 6 13 20 27
Minggu 7 14 21 28
Minggu 4 11 18 25
Rabu 5 12 19 26
Kamis 6 13 20 27
Jum'at 7 14 21 28
Sabtu 1 8 15 22 29
Minggu 2 9 16 23
32
L. Program Inklusif
kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi
kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau Pembelajaran dalam
SMP Negeri 28 Malang belum termasuk sekolah inklusif, namun SMP Negeri 28
Malang berusaha mewadahi keadilan dalam pendidikan dimana SMP Negeri 28 Malang
menerima peserta didik dengan berbagai latar belakang kemampuan diri. Dalam
dengan cara pembimbingan individu pada peserta didik yang berkebutuhan khusus, baik
diantaranya orang tua dan psikolog. Diharapkan peserta didik yang berkebutuhan khusus
mampu mengembangkan kemampuan yang mereka miliki. Evaluasi dari kegiatan ini
direncanakan tiap trimester oleh dewan guru dan pihak- pihak yang berkompeten.
diselenggarakan untuk mencapai tujuan pada periode tertentu. Dimana tujuan layanan sangat
dipengaruhi oleh berbagai factor salah satunya factor karakteristik sekolah. Peserta
didik/konseli akan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang berrkembang dilingkungan dan
karakterristik sekolah. Rumusan tujuan layanan Bimbingan dan Konseling yang mendukung
terwujudnya Profil Pelajar Pancasila, Antara lain: beriman, bertaqwa kepada Tuhan Ynag
Maha Esa, Berakhlak mulia, berkhebinekaan global, bergotong royong, kreatif, bernalar
kritis dan mandiri. Layanan pendidikan psikoedukasi diberikan kepada peserta didik /
konseling agar dapat mencapai kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya. Tugas-
tugas perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, karier diharapkan
kebutuhan peserta didik. Penyusunan program bimbingan dan konseling disampaikan kepada
33
kepala sekolah dan dewan guru sebagai bentuk membangun kerja sama dan menciptakan
Karakteristis peserta didik yang perlu dipahami meliputi aspek fisik, kognisi,
sosial, emosi, moral, dan spiritual. Layanan bimbingan dan konseling merupakan salah satu
mereka bahagia dan akan menjadi modal bagi penyelesaian tugas-tugas perkembangan fase
berikutnya.
4 bidang layanan tersebut mencakup 10 aspek perkembangan yang dikembangkan dari tugas
perkembangan peserta didik fase D (kelas 7, 8, dan 9). Capaian layanan bimbingan dan
akomodasi (sikap), dan tindakan (keterampilan). Peserta didik/konseli harus memiliki dalam
satu atau lebih kegiatan layanan, yang menjadi prasyarat untuk dapat mencapai Capaian
Layanan Bimbingan dan Konseling. Peserta didik mencapai tugas perkembangan yang
terdapat pada Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling yang dikaitkan dengan upaya
Pelajar Pancasila.
34
BAB IV
PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN
sekolah. Pemerintah memberikan tiga opsi pilihan kurikulum: (1) kurikulum 2013, (2)
kurikulum darurat, dan (3) kurikulum merdeka kepada sekolah untuk diterapkan pada tahun
pelajaran 2022/2023 sesuai pilihan dan kondisi sekolah masing-masing. Kementerian telah
memberikan contoh inspirasi bagi sekolah sebagai persiapan implementasi kurikulum pada
platform Merdeka Mengajar dan Link Pilihan Kurikulum Merdeka yang dibagikan serta diisi
oleh sekolah kemudian sekolah-sekolah yang wajib menerapkannya telah di tetapkan melalui
pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran yang diterapkan dalam Kurikulum Merdeka ini.
Tulisan ini dibuat agar guru-guru yang ingin mengembangkan Perangkat Ajar secara mandiri
dengan menganalisis CP, menentukan Tujuan Pembelajaran (TP), menyusun Alur Tujuan
Pembelajaran (ATP) serta Modul Ajar memperoleh cara yang mudah untuk mengembangkan
perangkat ajar.
yang berbeda dari segi ruang lingkup pendekatannya. Capaian pembelajaran dirumuskan per
fase karena untuk membedakannya dengan kelas karena peserta didik di satu kelas yang sama
bisa jadi belajar dalam fase pembelajaran yang berbeda. Rumusan pembelajaran disusun 4
unsur yaitu sikap dan tata nilai, kemampuan kerja, penguasaan pengetahuan, dan wewenang
ajarnya, dan variasi yang meliputi strategi dan pendekatan pembelajaran menjadi tujuan-
35
tujuan pembelajaran yang selanjutnya disusun beraturan diurutkan dari yang mudah ke yang
sukar, sederhana ke kompleks, dan dari konkret menuju abstrak. Urutan tujuan-tujuan belajar
ini disebut alur tujuan pembelajaran (ATP). Guru memiliki alternatif untuk merumuskan
memiliki fungsi yang serupa dengan apa yang dikenal selama ini sebagai “silabus”, yaitu
untuk perencanaan dan pengaturan pembelajaran dan asesmen secara garis besar untuk jangka
waktu satu tahun. Oleh karena itu, Guru dapat menggunakan alur tujuan pembelajaran saja,
dan alur tujuan pembelajaran ini dapat diperoleh pendidik dengan: (1) merancang sendiri
berdasarkan CP, (2) mengembangkan dan memodifikasi contoh yang disediakan, ataupun (3)
pembelajaran yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya akan disusun sebagai satu
alur yang berurutan secara sistematis, dan logis dari awal hingga akhir fase. Alur tujuan
pembelajaran juga perlu disusun secara linier, satu arah, dan tidak bercabang, sebagaimana
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, ada beberapa prinsip dalam Panduan
1. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum bukan tujuan pembelajaran
2. Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah jalan;
mengembangkan, maka perlu kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan dalam satu fase.
36
4. Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai karakteristik dan kompetensi yang
dikembangkan setiap mata pelajaran. Oleh karena itu sebaiknya dikembangkan oleh
pakar mata pelajaran, termasuk guru yang mahir dalam mata pelajaran tersebut;
5. Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis, dari kemampuan yang
sederhana ke yang lebih rumit, dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata pelajaran,
dahulu, baru proses berpikirnya (misalnya, menguraikan dari elemen menjadi tujuan
pembelajaran) sebagai lampiran agar lebih sederhana dan langsung ke intinya untuk
guru;
bercabang (tidak meminta guru untuk memilih). Apabila sebenarnya urutannya dapat
berbeda, lebih baik membuat alur tujuan pembelajaran lain sebagai variasinya,
urutan/alur perlu jelas sesuai pilihan/keputusan penyusun, dan untuk itu dapat
9. Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, bukan profil pelajar Pancasila
Menjadi modal dasar untuk belajar dan bekerja karena berfokus pada
37
mengembangkan pengetahuan dan kemampuan literasi dalam semua peristiwa
komunikasi yang mendukung keberhasilan dalam pendidikan dan dunia kerja. Mata
mempresentasikan, serta menulis). Kompetensi berbahasa ini berdasar pada tiga hal
karya sastra); dan berpikir (kritis, kreatif, dan imajinatif). Pengembangan kompetensi
berbahasa, bersastra, dan berpikir diharapkan membentuk peserta didik yang memiliki
mempresentasikan, menulis).
melalui pemanfaatan beragam tipe teks dan teks multimodal (lisan, tulis,
peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif, dan imajinatif dalam proses
pembelajaran.
hidup peserta didik dalam mengelola diri dan lingkungan, kesadaran dan
Menyimak Peserta didik mampu menganalisis dan memaknai informasi berupa gagasan,
pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang tepat dari berbagai jenis teks
(nonfiksi dan fiksi) audiovisual dan aural dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar
wicara. Peserta didik mampu mengeksplorasi dan mengevaluasi berbagai informasi
dari topik aktual yang didengar. Membaca dan Memirsa Peserta didik mem
38
Elemen Capaian Pembelajaran
Membaca dan Peserta didik memahami informasi berupa gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau
Memirsa pesan dari berbagai jenis teks misalnya teks deskripsi, narasi, puisi, eksplanasi dan
eksposisi dari teks visual dan audiovisual untuk menemukan makna yang tersurat
dan tersirat. Peserta didik menginterpretasikan informasi untuk mengungkapkan
simpati, kepedulian, empati atau pendapat pro dan kontra dari teks visual dan
audiovisual. Peserta didik menggunakan sumber informasi lain untuk menilai
akurasi dan kualitas data serta membandingkan informasi pada teks. Peserta didik
mampu mengeksplorasi dan mengevaluasi berbagai topik aktual yang dibaca dan
dipirsa.
Berbicara dan Peserta didik mampu menyampaikan gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau
Mempresentasikan pesan untuk tujuan pengajuan usul, pemecahan masalah, dan pemberian solusi
secara lisan dalam bentuk monolog dan dialog logis, kritis, dan kreatif. Peserta didik
mampu menggunakan dan memaknai kosakata baru yang memiliki makna denotatif,
konotatif, dan kiasan untuk berbicara dan menyajikan gagasannya. Peserta didik
mampu menggunakan ungkapan sesuai dengan norma kesopanan dalam
berkomunikasi. Peserta didik mampu berdiskusi secara aktif, kontributif, efektif, dan
santun. Peserta didik mampu menuturkan dan menyajikan ungkapan simpati, empati,
peduli, perasaan, dan penghargaan dalam bentuk teks informatif dan fiksi melalui
teks multimoda. Peserta didik mampu mengungkapkan dan mempresentasikan
berbagai topik aktual secara kritis.
Menulis Peserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan
tertulis untuk berbagai tujuan secara logis, kritis, dan kreatif. Peserta didik juga
menuliskan hasil penelitian menggunakan metodologi sederhana dengan mengutip
sumber rujukan secara etis. Menyampaikan ungkapan rasa simpati, empati, peduli,
dan pendapat pro/kontra secara etis dalam memberikan penghargaan secara tertulis
dalam teks multimodal. Peserta didik mampu menggunakan dan mengembangkan
kosakata baru yang memiliki makna denotatif, konotatif, dan kiasan untuk menulis.
Peserta didik menyampaikan tulisan berdasarkan fakta, pengalaman, dan imajinasi
secara indah dan menarik dalam bentuk prosa dan puisi dengan penggunaan kosa
kata secara kreatif.
dengan untuk mewujudkan warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila,
sosial yang dijiwai nilai-nilai Pancasila guna terwujudnya persatuan dan kesatuan
warga negara yang cerdas dan baik serta memiliki wawasan kebangsaan yang
39
✓ Berorientasi pada pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik untuk menjadi
pemimpin bangsa dan negara Indonesia di masa depan yang amanah, jujur, cerdas,
Pancasila Peserta didik mampu menganalisis kronologis lahirnya Pancasila; mengkaji fungsi
dan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa, serta
mengenal Pancasila sebagai ideologi negara. Peserta didik memahami implementasi
Pancasila dalam kehidupan bernegara dari masa ke masa. Peserta didik mampu
mengidentifikasi hubungan Pancasila dengan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia; serta melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari. Peserta didik mengidentifikasi kontribusi Pancasila sebagai pandangan
hidup dalam menyelesaikan persoalan lokal dan global dengan menggunakan sudut
pandang Pancasila.
Undang-Undang Peserta didik memahami periodisasi pemberlakuan dan perubahan Undang-Undang
Dasar Negara Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; memahami UndangUndang Dasar
Republik Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai sumber hukum tertinggi. Peserta
Indonesia Tahun didik memahami bentuk pemerintahan yang berlaku dalam kerangka Negara
1945 Kesatuan Republik Indonesia. Peserta didik memahami peraturan
perundangundangan dan tata urutannya; mematuhi pentingnya norma dan aturan,
menyeimbangkan hak dan kewajiban warga negara.
Bhinneka Tunggal Peserta didik mampu mengidentifikasi keberagaman suku, agama, ras dan
Ika antargolongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika, dan mampu menerima
keragaman dan perubahan budaya sebagai suatu kenyataan yang ada di dalam
kehidupan bermasyarakat, dan menanggapi secara proporsional terhadap kondisi
yang ada di lingkungan sesuai dengan peran dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
Peserta didik memahami urgensi pelestarian nilai tradisi, kearifan lokal dan budaya;
menunjukkan contoh pelestarian nilai tradisi, kearifan lokal dan budaya. Peserta
didik menumbuhkan sikap tanggung jawab dan berperan aktif dalam menjaga dan
melestarikan praktik nilai tradisi, kearifan lokal dan budaya dalam masyarakat
global.
Negara Kesatuan Peserta didik mampu mengidentifikasi wilayah Negara Kesatuan Republik
Republik Indonesia sebagai satu kesatuan utuh dan wawasan nusantara dalam konteks Negara
Indonesia Kesatuan Republik Indonesia; peserta didik turut menjaga keutuhan wilayah NKRI.
Peserta didik mampu menunjukkan perwujudan demokrasi yang didasari oleh nilai-
nilai Pancasila serta menunjukkan contoh serta praktik kemerdekaan berpendapat
warga negara dalam era keterbukaan informasi. Peserta didik mampu
mengidentifikasi sistem pemerintahan Indonesia, kedudukan, tugas, wewenang, dan
hubungan antarlembaga-lembaga negara, hubungan negara dengan warga negara
baik di bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya maupun pertahanan dan
keamanan. Peserta didik menyusun laporan singkat tentang sistem pemerintahan
Indonesia, kedudukan, tugas, wewenang, dan hubungan antarlembaga-lembaga
negara, hubungan negara dengan warga negara
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti mencakup elemen keilmuan yang
meliputi (1) Al-Qur’an-Hadis, (2) Akidah, (3) Akhlak, (4) Fikih, dan (5) Sejarah Peradaban
Islam.
Al-Qur’an dan Peserta didik memahami definisi Al-Qur’an dan Hadis Nabi dan posisinya sebagai
Hadis sumber ajaran agama Islam. Peserta didik juga memahami pentingnya pelestarian
alam dan lingkungan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam ajaran Islam.
Peserta didik juga mampu menjelaskan pemahamannya tentang sikap moderat dalam
beragama. Peserta didik juga memahami tingginya semangat keilmuan beberapa
intelektual besar Islam.
40
Elemen Capaian Pembelajaran
dan berkelanjutan dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan
pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan Allah di dalam
Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap sesama dan
lingkungan. Setiap orang yang terlibat dalam proses pembelajaran PAK memiliki
kehidupan pribadi maupun sebagai bagian dari komunitas dalam konteks masyarakat
majemuk. Masyarakat Indonesia yang majemuk dipandang sebagai berkat Tuhan dan
dalam konteks pemahaman iman Kristen merupakan medan layan bagi orang Kristen untuk
membangun kehidupan bersama yang adil dan setara. Panggilan iman orang Kristen ini
secara historis telah dibangun sejak proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu,
kemajemukan dalam masyarakat dan bangsa Indonesia. Pendidikan Agama Kristen harus
dan menjawab segala problematika yang dihadapi. Dengan demikian, Pendidikan Agama
Kristen harus memiliki muatan pembelajaran kontekstual, artinya materi yang ada di dalam
Pendidikan Agama Kristen selalu dikaitkan dengan situasi dan konteks agar dapat
menjelaskan kasuskasus yang dialami dalam kehidupan nyata. Fakta yang diperoleh dari
41
kajian bagi program pendidikan Kristen, yaitu: 1) Pelaku telah diberi karunia Roh; 2)
Bersifat kebenaran teologis; 5) Penuh kasih karunia dan kebenaran; 6) Saling membantu
Al-Qur’an Allah Memahami Karya Allah dalam hidup manusia yang mengubah masa
dan Hadis Berkarya depan manusia dan dunia secara keseluruhan, mensyukuri
perkembangan IPTEK dan bertanggungjawab terhadap IPTEK,
memahami karya Allah melalui berbagai perubahan yang dihadirkan
gereja.
Allah Memahami dan menyajikan bukti-bukti Allah memelihara seluruh
Pemelihara ciptaan-Nya, bahwa hidup manusia yang dinamis berada dalam kuasa
dan pemeliharaan Allah, meyakini bahwa Allah memelihara, memberi
isnpirasi kehidupan dan mensyukuri pemeliharaan Allah sepanjang
kehidupan.
Allah Mengakui bahwa hanya Allah yang dapat mengampuni dan
Penyelamat menyelamatkan manusia dalam Yesus Kristu dan meneladani Yesus
dalam hidup beriman melalui berbagai aktifitas.
Allah Bersikap sebagai orang yang dipimpin dan dibaharui oleh Roh Kudus
Pembaru dan menerapkan makna hidup beriman dan berpengharapan dalam
menghadapi berbagai tantangan.
Manusia dan Hakikat Memahami teladan Yesus Kristus dan menerapkan-nya dalam
Nilainilai Manusia kehidupan bagi sesama manusia, memahami berbagai bentuk fenomena
Kristiani dan tantangan pergaulan remaja masa kini.
Nilai-nilai Menerapkan nilai-nilai kristiani dalam kehidupan sehari-hari, bersikap
Kristiani rendah hati, dan peduli terhadap sesama.
Gereja dan Tugas Memahami karya Allah dalam pelayanan gereja yang membawa
Masyarakat Panggilan pembaruan bagi dunia secara keseluruhan, memperkenalkan misi
Majemuk Gereja pelayanan gereja masa kini serta memahami makna kehadiran gereja
bagi umat Kristen dan bagi dunia, memahami berbagai bentuk
pelayanan gereja masa kini dan mengkritisinya.
Masyarakat Mengembangkan sikap terbuka, toleran, dan inklusif terhadap sesama
Majemuk dalam masyarakat majemuk, memahami model-model dialog dan kerja
sama antar agama dalam rangka moderasi beragama serta
merencanakan kegiatan sederhana yang dapat menunjukkan sikap hidup
inklusif dalam masyarakat majemuk.
Alam dan Alam Ciptaan Memahami bahwa pemeliharaan Allah terus berlangsung terhadap alam
Lingkungan Allah dan manusia dalam segala situasi dan manusia meresponsnya melalui
Hidup tanggung jawab dan berbagai aktifitas memelihara alam.
Tanggung Memahami bahwa manusia diberi tugas oleh Allah untuk mengolah
Jawab serta memelihara alam dan lingkungan hidup
Manusia
Terhadap
Alam
Kecakapan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
kecakapan memahami, peserta didik diharapkan memiliki pemahaman ajaran iman Katolik
yang otentik. Kecakapan menghayati membantu peserta didik dapat menghayati iman
Katoliknya sehingga mampu mengungkapkan iman dalam berbagai ritual ungkapan iman
42
dan pada akhirnya mampu mewujudkan iman dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.
Kecakapan ini merupakan dasar pengembangan konsep belajar Pendidikan Agama Katolik
Pribadi Peserta Peserta didik mampu memahami manusia sebagai citra Allah yang unik, dan
Didik sederajat, baik sebagai perempuan ataupun laki-laki, yang memiliki kemampuan dan
keterbatasan, sehingga bangga dan bersyukur. Peserta didik menyadari dirinya yang
tumbuh dan berkembang berkat peran keluarga, teman, sekolah dan Gereja.
Yesus Kristus Peserta didik mengenal dan memahami pribadi Yesus yang berbelas kasih dan
pengampun sehingga mampu membangun relasi dengan-Nya. Peserta didik mampu
memahami pribadi dan karya Yesus sebagai pemenuhan janji Allah, yang
mewartakan Kerajaan Allah melalui sabda, tindakan, dan mukjizat-Nya; yang
memanggil dan mengutus para murid-Nya, mengalami sengsara, wafat dan
kebangkitan serta naik ke surga, selanjutnya mengutus Roh Kudus yang memberi
daya dan kekuatan bagi para murid.
Gereja Peserta didik memahami Gereja sebagai komunitas yang hidup, yang melakukan
berbagai karya, dan menjadi tanda dan sarana keselamatan serta mewujudkan
sakramen keselamatan, melalui sakramen Inisiasi dan Sakramen Penyembuhan.
Pada akhirnya Peserta didik dapat mewujudkan dalam hidupnya sehari-hari sebagai
murid-murid Yesus dan anggota Gereja. Peserta didik mampu memahami makna
Sakramen Perkawinan, Sakramen Tahbisan, dan membangun masa depan.
Masyarakat Peserta didik mewujudkan imannya melalui upaya membangun kehidupan bersama
berlandaskan pada Kebebasan sebagai Anak-anak Allah dan Sabda Bahagia. Peserta
didik mengimani Allah sebagai sumber keselamatan yang sejati dan menanggapinya
dalam kebersamaan dengan jemaat serta meneladan Maria; beriman di tengah
masyarakat dengan mewujudkan hak dan kewajiban sebagai anggota Gereja dan
masyarakat, menghargai keluhuran martabat manusia dengan mengembangkan
budaya kehidupan, mengembangkan keadilan dan kejujuran, bersahabat dengan
alam; beriman dengan membangun persaudaraan dengan semua orang berdasar
sikap Gereja Katolik terhadap agama dan kepercayaan lain sehingga dapat
membangun kebersamaan. Akhirnya peserta didik dapat mewujudkan makna iman
dalam perilaku hidupnya sehari-hari, karena iman tanpa perbuatan adalah mati
dalam 5 elemen (strand) kecakapan dan konten. Elemen kecakapan yang ada dalam Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti terdiri dari: empati, komunikasi,
Sraddha dan Peserta didik dapat, menerapkan dan mengaplikasikan asta asiwarya dan catur marga
Bhakti dalam kehidupan sosial keagamaan. Hal ini dilakukan untuk melatih dirinya untuk
memahami akan kecintaanya kepada Hyang Widhi Wasa dan menerapkanya dalam
kehidupan keluarga, sekolah, masyarakat.
Susila Peserta didik dapat menerapkan, menilai dari tri hita karana, catur purusartha dan
panca yama dan nyama sebagai aplikasi nilai-nilai susila untuk diterapkan dalam
kehidupan untuk keseimbangan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia
dan manusia dengan alam agar terbentuk pribadi yang unggul.
Acara Peserta didik dapat menganalisis dan mengidentifikasi bentuk kearifan lokal
kaitannya dengan nilai-nilai budaya bangsa dan kebangsaan. Hal ini dilakukan untuk
melestarikan budaya daerah dan penerapan nilai keagamaan Hindu di Nusantara.
Kitab suci Weda Peserta didik dapat menganalisis kitab suci Hindu bagian upaweda, wedangga dan
jyotisa dengan penerapan tri kerangka Hindu (tattwa, susila dan acara) sebagai
pedoman kehidupan pada lingkup keluarga.
43
Elemen Capaian Pembelajaran
Sejarah Peserta didik dapat menganalisis kontribusi sejarah Hindu dalam perkembangan
kekinian. Peserta didik dapat menjadikan sejarah sebagai sumber pembelajaran
positif pada kehidupan kekinian dan berupaya melestarikan peninggalan sejarah dan
kebudayaan Hindu di Indonesia.
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti berorientasi untuk membentuk peserta
didik yang berakhlak mulia dan berkebinekaan global berlandaskan nilai-nilai agama
Buddha serta nilai-nilai Pancasila yang terintegrasi dalam ajaran moralitas, meditasi, dan
kebijaksanaan. Menurut Grimmitt (2000) belajar dari agama melibatkan peserta didik
dalam mengevaluasi yang telah mereka pelajari tentang agama, baik secara impersonal
maupun personal. Mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti diarahkan
untuk mempelajari konten Pendidikan Agama Buddha pada penerapan esensi nilai, tidak
hanya berada pada ranah pengetahuan keagamaan. Auto kritik terhadap ajaran agama
Buddha dimungkinkan terjadi, akan tetapi diarahkan pada pengembangan kondisi batin
sesuai dengan entitas Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti. Proses pelaksanaan
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti harus didukung oleh pendidik dan lingkungan
sosial yang membudayakan pengembangan kebijaksanaan dan cinta kasih serta dilakukan
melalui tiga tahapan Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti yang terintegrasi yaitu
antara mempelajari teori, mempraktikkan teori, dan memperoleh hasil dari mempraktikkan
teori. Tiga tahapan tersebut merupakan tahapan belajar dharma atau Buddhasasana yang
dalam 85 proses Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti dilakukan peserta didik
dengan: (1) belajar dari nilai-nilai agama Buddha serta nilai-nilai Pancasila dasar negara
melalui internalisasi nilai oleh pendidik dan lingkungan dengan menerapkan pembelajaran
nilai dan pembelajaran berpusat pada siswa, melalui teladan, dan pembiasaan untuk
mengamalkan nilai-nilai; (2) praktik nilai-nilai agama Buddha serta nilai-nilai Pancasila
dasar negara dengan menerima dan menghayatinya; dan (3) mencapai hasil belajar nilai-
nilai agama Buddha serta nilai-nilai Pancasila dasar negara yaitu menjadi Pelajar Pancasila
yang berakhlak mulia dan berkebinekaan global dengan memiliki empat pengembangan
44
holistik mencakup pengembangan fisik, pengembangan moral atau sosial, pengembangan
fisik dan lingkungan alam. Pengembangan dilakukan menggunakan indra dan pikiran
dengan penuh kesadaran melalui kegiatan ritual, meditasi, maupun aktivitas fisik lainnya
dengan lingkungan dan alam. Melalui pengembangan fisik, peserta didik memiliki dasar
keterampilan hidup dan perilaku yang baik, menghayati kebenaran, mampu menghayati
kehidupan secara bijak, dan penuh perhatian terhadap aktivitas jasmani. Pengembangan
moral atau sosial adalah perilaku baik yang dikembangkan dalam keterhubungan peserta
didik dengan lingkungan sosial yang berbeda, negara dan bangsa yang majemuk, dan
makhluk lain. Pengembangan moral dan sosial merupakan perilaku yang berlandaskan
ajaran moralitas dan disiplin yang tercermin melalui ucapan benar, perbuatan benar, mata
sosial. Pengembangan mental adalah kesadaran yang dikembangkan melalui usaha benar,
perhatian, dan meditasi, didukung kegiatan ritual, dan menghayati ajaran kebenaran.
kecerdasan emosional, senang belajar, dan kemauan meningkatkan kualitas diri maupun
batin. Pengembangan mental peserta didik tercermin melalui ucapan 86 dan perilaku yang
berlandaskan pikiran cinta kasih, belas kasih, simpati, dan keseimbangan batin. Perilaku
peserta didik yang memiliki mental sehat akan memiliki rasa terima kasih, murah hati, malu
berbuat jahat, takut akibat perbuatan jahat, bersikap hormat, lemah lembut, tidak serakah,
semangat, sabar, jujur, dan bahagia dalam keterhubungannya dengan diri sendiri,
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Tiratana, dan hukum kebenaran. Pengembangan
pengetahuan dan kebijaksanaan diarahkan pada kemampuan berpikir kritis dan berpikir
benar bagi peserta didik yang berfungsi untuk mengikis keserakahan, kebencian, dan
45
kebodohan batin. Pengembangan pengetahuan dan kebijaksanaan tercermin dari
pengalaman keagamaan peserta didik yang mampu memaknai hidup, memaknai diri
sendiri, mengontrol emosi, penuh kesadaran, membedakan baik dan buruk, mampu
aspek kehidupan, berlandaskan pengetahuan terhadap nilai-nilai agama Buddha serta nilai-
(dengan tambahan 1 elemen sebagai pilihan untuk kelas XI dan XII) dan lima elemen
proses yaitu : Bilangan, Aljabar, Pengukuran, Geometri, Analisis Data dan Peluang.
Bilangan Di akhir fase D, peserta didik dapat membaca, menulis, dan membandingkan bilangan
bulat, bilangan rasional dan irasional, bilangan desimal, bilangan berpangkat bulat dan
akar, bilangan dalam notasi ilmiah. Mereka dapat menerapkan operasi aritmetika pada
bilangan real, dan memberikan estimasi/perkiraan dalam menyelesaikan masalah
(termasuk berkaitan dengan literasi finansial). Peserta didik dapat menggunakan
faktorisasi prima dan pengertian rasio (skala, proporsi, dan laju perubahan) dalam
penyelesaian masalah.
Aljabar Di akhir fase D peserta didik dapat mengenali, memprediksi dan menggeneralisasi pola
dalam bentuk susunan benda dan bilangan. Mereka dapat menyatakan suatu situasi ke
dalam bentuk aljabar. Mereka dapat menggunakan sifat-sifat operasi (komutatif, asosiatif,
dan distributif) untuk menghasilkan bentuk aljabar yang ekuivalen. Peserta didik dapat
memahami relasi dan fungsi (domain, kodomain, range) dan menyajikannya dalam bentuk
diagram panah, tabel, himpunan pasangan berurutan, dan grafik. Mereka dapat
membedakan beberapa fungsi nonlinear dari fungsi linear secara grafik. Mereka dapat
menyelesaikan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. Mereka dapat
menyajikan, menganalisis, dan menyelesaikan masalah dengan menggunakan relasi,
fungsi dan persamaan linear. Mereka dapat menyelesaikan sistem persaman linear dua
variabel melalui beberapa cara untuk penyelesaian masalah.
Pengukuran Di akhir fase D peserta didik dapat menjelaskan cara untuk menentukan luas lingkaran
dan menyelesaikan masalah yang terkait. Mereka dapat menjelaskan cara untuk
menentukan luas permukaan dan volume bangun ruang (prisma, tabung, bola, limas dan
kerucut) dan menyelesaikan masalah yang terkait. Mereka dapat menjelaskan pengaruh
perubahan secara proporsional dari bangun datar dan bangun ruang terhadap ukuran
panjang, besar sudut, luas, dan/atau volume.
Geometri Di akhir fase D peserta didik dapat membuat jaringjaring bangun ruang (prisma, tabung,
limas dan kerucut) dan membuat bangun ruang tersebut dari jaring-jaringnya. Peserta
didik dapat menggunakan hubungan antarsudut yang terbentuk oleh dua garis yang
berpotongan, dan oleh dua garis sejajar yang dipotong sebuah garis transversal untuk
menyelesaikan masalah (termasuk menentukan jumlah besar sudut dalam sebuah segitiga,
menentukan besar sudut yang belum diketahui pada sebuah segitiga). Mereka dapat
menjelaskan sifat-sifat kekongruenan dan kesebangunan pada segitiga dan segiempat, dan
menggunakannya untuk menyelesaikan masalah. Mereka dapat menunjukkan kebenaran
teorema Pythagoras dan menggunakannya dalam menyelesaikan masalah (termasuk jarak
antara dua titik pada bidang koordinat Kartesius). Peserta didik dapat melakukan
transformasi tunggal (refleksi, translasi, rotasi, dan dilatasi) titik, garis, dan bangun datar
pada bidang koordinat Kartesius dan menggunakannya untuk menyelesaikan masalah.
Analisa Data dan Di akhir fase D, peserta didik dapat merumuskan pertanyaan, mengumpulkan,
Peluang menyajikan, dan menganalisis data untuk menjawab pertanyaan. Mereka dapat
menggunakan diagram batang dan diagram lingkaran untuk menyajikan dan
menginterpretasi data. Mereka dapat mengambil sampel yang mewakili suatu populasi
46
Elemen Capaian Pembelajaran
untuk mendapatkan data yang terkait dengan mereka dan lingkungan mereka. Mereka
dapat menentukan dan menafsirkan rerata (mean), median, modus, dan jangkauan (range)
dari data tersebut untuk menyelesaikan masalah (termasuk membandingkan suatu data
terhadap kelompoknya, membandingkan dua kelompok data, memprediksi, membuat
keputusan). Mereka dapat menginvestigasi kemungkinan adanya perubahan pengukuran
pusat tersebut akibat perubahan data. Peserta didik dapat menjelaskan dan menggunakan
pengertian peluang dan frekuensi relatif untuk menentukan frekuensi harapan satu
kejadian pada suatu percobaan sederhana (semua hasil percobaan dapat muncul secara
merata).
✓ Jenis teks yang diajarkan dalam bahasa Inggris umum beragam, misalnya narasi,
iklan), dan teks otentik. Beragam teks ini disajikan bukan hanya dalam bentuk teks
tulisan saja, tetapi juga teks lisan (monolog atau dialog), teks visual, teks audio, dan
teks multimodal (teks yang mengandung aspek verbal, visual dan audio), baik
otentik maupun teks yang dibuat untuk tujuan pengajaran, baik tunggal maupun
teks ganda, yang diproduksi dalam kertas maupun layar. Hal ini diupayakan untuk
informasi digital.
✓ Guru dapat menentukan jenis teks yang ingin diajarkan sesuai dengan kondisi di
kelas. Pembelajaran dapat dimulai dari jenis teks yang memuat topik yang sudah
dikenal oleh peserta didik untuk membantu mereka memahami isi teks yang
dibacanya dan kemudian mampu menghasilkan teks jenis tersebut dalam bentuk
lisan dan tulisan. Selanjutnya, guru dapat memperkenalkan peserta didik dengan
jenis teks yang baru diketahui oleh peserta didik. Guru dapat membantu mereka
membangun pemahaman terhadap jenis teks baru tersebut, sehingga peserta didik
mampu menghasilkan karya dalam jenis teks tersebut, baik lisan maupun tulisan.
Pemilihan jenis teks juga dapat disesuaikan dengan kondisi yang sering dialami
oleh peserta didik baik di dalam konteks sekolah, maupun konteks di rumah agar
47
✓ Proses belajar berfokus pada peserta didik (learner-centred) (Tyler, 1949, 1990),
yakni bahwa proses belajar harus difokuskan pada upaya mengubah perilaku
peserta didik (yang asalnya dari tidak mampu menjadi mampu), dalam
jenis teks.
Menyimak – Pada akhir Fase D, peserta didik menggunakan bahasa Inggris untuk berinteraksi
Berbicara dan saling bertukar ide, pengalaman, minat, pendapat dan pandangan dengan guru,
teman sebaya dan orang lain dalam berbagai macam konteks familiar yang formal
dan informal. Dengan pengulangan dan penggantian kosakata, peserta didik
memahami ide utama dan detil yang relevan dari diskusi atau presentasi mengenai
berbagai macam topik yang telah familiar dan dalam konteks kehidupan di sekolah
dan di rumah. Mereka terlibat dalam diskusi, misalnya memberikan pendapat,
membuat perbandingan dan menyampaikan preferensi. Mereka menjelaskan dan
memperjelas jawaban mereka menggunakan struktur kalimat dan kata kerja
sederhana.
Membaca – Pada akhir fase D, peserta didik membaca dan merespon teks familiar dan tidak
Memirsa familiar yang mengandung struktur yang telah dipelajari dan kosakata yang familiar
secara mandiri. Mereka mencari dan mengevaluasi ide utama dan informasi spesifik
dalam berbagai jenis teks. Teks ini dapat berbentuk cetak atau digital, termasuk
diantaranya teks visual, multimodal atau interaktif. Mereka mengidentifikasi tujuan
teks dan mulai melakukan inferensi untuk memahami informasi tersirat dalam
sebuah teks.
Mempresentasikan Pada akhir Fase D, peserta didik mengomunikasikan ide dan pengalaman mereka
melalui paragraf sederhana dan terstruktur, menunjukkan perkembangan dalam
penggunaan kosakata spesifik dan struktur kalimat sederhana. Menggunakan contoh,
mereka membuat perencanaan, menulis, dan menyajikan teks informasi, imajinasi
dan persuasi dengan menggunakan kalimat sederhana dan majemuk untuk
menyusun argumen dan menjelaskan atau mempertahankan suatu pendapat.
fisik serta fenomena terkait yang memerlukan observasi tanpa bias serta eksperimentasi
perkembangan zaman. Apa yang diketahui sebagai sebuah kebenaran ilmiah pada masa
lampau mungkin mengalami pergeseran pada masa kini ataupun masa depan. Jadi, ilmu
pengetahuan bersifat dinamis dan perlu terus dikembangkan untuk mengungkap kebenaran
48
dan memanfaatkannya untuk kehidupan. Pendidikan IPA secara terpadu berfokus pada
kompetensi penerapan kaidah penelitian ilmiah dalam proses belajar. Dengan demikian,
diharapkan setelah menguasai IPA, peserta didik memiliki landasan berpikir dan bertindak
dan induktif (Constantinou et.al, 2018). Peran guru dalam pendekatan deduktif adalah
menyajikan suatu konsep dengan logika terkait dan memberikan contoh penerapannya.
Peserta didik diposisikan sebagai pembelajar pasif, yaitu hanya menerima materi.
didik diberikan kesempatan yang luas untuk melakukan observasi, melakukan eksperimen
dan dibimbing oleh guru untuk membangun konsep berdasarkan pengetahuan yang
dimilikinya (Rocard, et.al., 2007). Ada dua elemen utama dalam pendidikan IPA yakni
pemahaman IPA dan keterampilan proses (inkuiri) untuk menerapkan sains dalam
kehidupan sehari-hari. Setiap elemen berlaku untuk empat cakupan konten yaitu makhluk
hidup, zat dan sifatnya, energi dan perubahannya, serta bumi dan antariksa.
Pemahaman IPA Peserta didik memiliki kompetensi berpikir ilmiah jika peserta didik memiliki
pemahaman sains yang utuh. Kemampuan berpikir akan berdampak progresif bagi
pengembangan ilmu pengetahuan jika seseorang memiliki pemahaman bidang
keilmuan tertentu. Bernalar kritis dalam pemahaman cakupan konten merupakan hal
yang diharapkan dari peserta didik. Pemahaman IPA selalu dapat dikaitkan dengan
kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Karenanya, dalam mencapai
kompetensi itu peserta didik diharapkan memiliki pemahaman konsep sains yang
sesuai dengan cakupan setiap konten dan perkembangan jenjang belajar.
Pemahaman atas cakupan konten yang dibangun dalam diri peserta didik haruslah
menunjukkan keterkaitan antara biologi, fisika dan kimia. Akibatnya, peserta didik
memahami sains secara menyeluruh untuk cakupan konten tertentu. Pemahaman ini
meliputi kemampuan berpikir sistemik, memahami konsep, hubungan antar konsep,
hubungan kausalitas (sebab-akibat) serta tingkat hierarkis suatu konsep
Keterampilan Dalam profil Pelajar Pancasila, disebutkan bahwa peserta didik Indonesia yang
proses bernalar kritis mampu memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif
secara objektif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis
informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya. Dengan memiliki keterampilan
proses yang baik maka profil tersebut dapat dicapai.
1. Mengamati
Mengamati sebuah fenomena dan peristiwa merupakan awal dari proses inkuiri
yang akan terus berlanjut ke tahapan berikutnya.
2. Mempertanyakan dan memprediksi
Peserta didik didorong untuk mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang ingin
diketahui pada saat melakukan pengamatan. Pada tahap ini peserta didik juga
menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan baru yang akan
dipelajari sehingga bisa memprediksi apa yang akan terjadi dengan hukum sebab
akibat
3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan Setelah mempertanyakan dan
membuat prediksi berdasarkan pengetahuan dan informasi yang dimiliki, peserta
didik membuat rencana dan menyusun langkahlangkah operasional berdasarkan
49
Elemen Capaian Pembelajaran
referensi yang benar. Peserta didik dapat menjawab pertanyaan dan membuktikan
prediksi dengan melakukan penyelidikan.
4. Memproses, menganalisis data dan informasi Peserta didik memilih dan
mengorganisasikan informasi yang diperoleh. Ia menafsirkan informasi yang
didapatkan dengan jujur dan bertanggung jawab.
5. Mengevaluasi dan refleksi
6. Mengomunikasikan hasil Peserta didik melaporkan hasil secara terstruktur
melalui lisan atau tulisan, menggunakan bagan, diagram maupun ilustrasi, serta
dikreasikan ke dalam media digital dan non-digital untuk mendukung penjelasan.
Peserta didik lalu mengomunikasikan hasil temuannya dengan mempublikasikan
hasil laporan dalam berbagai media, baik digital dan atau non digital. Pelaporan
dapat dilakukan berkolaborasi dengan berbagai pihak.
Keterampilan proses tidak selalu merupakan urutan langkah, melainkan suatu siklus
yang dinamis yang dapat disesuaikan berdasarkan perkembangan dan kemampuan
peserta didik.
masyarakat dalam konteks ruang dan waktu yang mengalami perubahan. Oleh karena itu,
pembelajaran tidak berfokus utama pada penyelesaian materi, tapi lebih kepada
disampaikan secara terpisah antara Geografi, Ekonomi, Sejarah, Sosiologi, namun harus
terintegrasi sehingga pelajar mendapatkan pemahaman dan keterampilan yang utuh yang
Pemahaman Pada akhir fase ini, peserta didik mampu memahami dan memiliki kesadaran akan
keberadaan diri serta mampu berinteraksi dengan lingkungan terdekatnya. Ia mampu
menganalisis hubungan antara kondisi geografis daerah dengan karakteristik
masyarakat dan memahami potensi sumber daya alam serta kaitannya dengan
mitigasi kebencanaan . Ia juga mampu menganalisis hubungan antara keragaman
kondisi geografis nusantara terhadap pembentukan kemajemukan budaya. Ia mampu
memahami bagaimana masyarakat saling berupaya untuk dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya. Ia mampu menganalisis peran pemerintah dan masyarakat
dalam mendorong pertumbuhan perekonomian. Peserta didik juga mampu
memahami dan memiliki kesadaran terhadap perubahan sosial yang sedang terjadi
di era kontemporer. Ia dapat menganalisis perkembangan ekonomi di era digital.
Peserta didik memahami tantangan pembangunan dan potensi Indonesia menjadi
negara maju. Ia menyadari perannya sebagai bagian dari masyarakat Indonesia dan
dunia di tengah isu-isu regional dan global yang sedang terjadi dan ikut memberikan
kontribusi yang positif.
Keterampilan Pada akhir fase ini, Peserta didik mampu memahami dan menerapkan materi
Proses pembelajaran melalui pendekatan keterampilan proses dalam belajarnya, yaitu
mengamati, menanya dengan rumus 5W 1H. Kemudian mampu memperkirakan apa
50
Elemen Capaian Pembelajaran
yang akan terjadi berdasarkan jawaban-jawaban yang ditemukan. Peserta didik juga
mampu mengumpulkan informasi melalui studi pustaka, studi dokumen, lapangan,
wawancara, observasi, kuesioner, dan teknik pengumpulan informasi lainnya.
merencanakan dan mengembangkan penyelidikan. Peserta didik mengorganisasikan
informasi dengan memilih, mengolah dan menganalisis informasi yang diperoleh.
Proses analisis informasi dilakukan dengan cara verifikasi, interpretasi, dan
triangulasi informasi. Peserta didik menarik kesimpulan, menjawab, mengukur dan
mendeskripsikan serta menjelaskan permasalahan yang ada dengan memenuhi
prosedur dan tahapan yang ditetapkan. Peserta didik mengungkapkan seluruh hasil
tahapan di atas secara lisan dan tulisan dalam bentuk media digital dan non-digital.
Peserta didik lalu mengomunikasikan hasil temuannya dengan mempublikasikan
hasil laporan dalam bentuk presentasi digital dan atau non digital, dan sebagainya.
Selain itu peserta didik mampu mengevaluasi pengalaman belajar yang telah dilalui
dan diharapkan dapat merencanakan proyek lanjutan dengan melibatkan lintas mata
pelajaran secara kolaboratif.
✓ Pembelajaran berpusat pada peserta didik; dimana mereka memiliki ruang kreativitas
untuk menemukan gagasan dan caranya sendiri dalam berkarya, sesuai dengan
sesuai potensi yang dimiliki peserta didik, satuan pendidikan dan daerahnya.
✓ Pembelajaran seni rupa terhubung erat dengan aspek seni maupun bidang ilmu lainnya
✓ Pembelajaran seni rupa memiliki dampak bagi diri peserta didik dan lingkungannya.
bertanggung jawab
Mengalami Pada akhir fase D, peserta didik mampu mengamati, mengenal, merekam dan
(Experiencing) menuangkan pengalaman dan pengamatannya terhadap lingkungan, perasaan
atau empatinya secara visual dengan menggunakan proporsi, gestur dan ruang.
Peserta didik terbiasa menggunakan alat, bahan dan prosedur dasar yang tepat
dalam menggambar, mewarnai, membentuk, memotong, dan merekat.
Menciptakan Pada akhir fase D, peserta didik mampu menciptakan karya seni dengan
(Making/Creating) menggunakan dan menggabungkan pengetahuan elemen seni rupa atau prinsip
51
Elemen Capaian Pembelajaran
memiliki karakteristik:
✓ Diorientasikan pada pembentukan peserta didik yang terliterasi secara jasmani dan
✓ Melibatkan peserta didik dalam pengalaman langsung, riil, dan otentik untuk
berkomunikasi, serta berfikir ke tingkat yang lebih tinggi melalui aktivitas jasmani.
Pelajar Pancasila.
Elemen Pada akhir fase D peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam
Keterampilan mempraktikkan hasil analisis keterampilan gerak spesifik berupa permainan dan
Gerak olahraga, aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan aktivitas permainan dan
olahraga air (kondisional)
Elemen Pada akhir fase D peserta didik dapat menganalisis fakta, konsep, dan prosedur
Pengetahuan dalam melakukan berbagai keterampilan gerak spesifik berupa permainan dan
Gerak olahraga, aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan aktivitas permainan dan
olahraga air (kondisional).
Elemen Pada akhir fase D peserta didik dapat menganalisis fakta, konsep, dan prosedur
Pemanfaatan serta mempraktikkan latihan pengembangan kebugaran jasmani terkait kesehatan
Gerak (physicsl fittness related health) dan kebugaran jasmani terkait keterampilan
(physicsl fittness related skills), berdasarkan prinsip latihan (Frequency, Intensity,
52
Elemen Capaian Pembelajaran
Time, Type/FITT) untuk mendapatkan kebugaran dengan status baik. Peserta didik
juga dapat menunjukkan kemampuan dalam mengembangkan pola perilaku hidup
sehat berupa melakukan pencegahan bahaya pergaulan bebas dan memahami peran
aktivitas jasmani terhadap pencegahan penyakit tidak menular disebabkan
kurangnya aktivitas jasmani.
Elemen Pada akhir fase D peserta didik proaktif melakukan dan mengajak untuk
Pengembangan memelihara dan memonitor peningkatan derajat kebugaran jasmani dan
Karakter dan kemampuan aktivitas jasmani lainnya, serta menunjukkan keterampilan bekerja
Internalisasi sama dengan merujuk peraturan dan pedoman untuk menyelesaikan perbedaan dan
konflik antar individu. Peserta didik juga dapat
(khususnya TIK) secara tepat dan bijak sebagai objek kajian dan alat bantu untuk
menghasilkan solusi efisien dan optimal dari persoalan yang dihadapi masyarakat dengan
Informatika saling terkait satu sama lain membentuk keseluruhan mata pelajaran
Jaringan Komputer dan Internet AD : Analisis Data AP : Algoritma dan Pemrograman DSI
: Dampak Sosial
Pada akhir fase D, peserta didik mampu memahami dampak dan menerapkan etika
sebagai warga digital, memahami komponen, fungsi, cara kerja, dan kodifikasi data sebuah
komputer serta proses kodifikasi dan penyimpanan data dalam sistem komputer, jaringan
komputer, dan internet, mengakses, mengolah, dan mengelola data secara efisien,
berdasarkan data dengan menggunakan perkakas atau secara manual, menerapkan berpikir
komputasional secara mandiri untuk menyelesaikan persoalan 221 dengan data diskrit
karakteristik serta fungsi produk dalam laporan dan presentasi yang menggunakan aplikasi.
53
Elemen Capaian Pembelajaran
Berpikir Pada akhir fase D, peserta didik mampu menerapkan berpikir komputasional untuk
Komputasional menghasilkan beberapa solusi dalam menyelesaikan persoalan dengan data diskrit
bervolume kecil dan mendisposisikan berpikir komputasional dalam bidang lain
terutama dalam literasi, numerasi, dan literasi sains (computationally literate)
Teknologi Pada akhir fase D, peserta didik mampu menerapkan praktik baik dalam
Informasi dan memanfaatkan aplikasi surel untuk berkomunikasi, aplikasi peramban untuk
Komunikasi pencarian informasi di internet, content management system (CMS) untuk
pengelolaan konten digital, dan memanfaatkan perkakas TIK untuk mendukung
pembuatan laporan, presentasi serta analisis dan interpretasi data.
Sistem Komputer Pada akhir fase D, peserta didik mampu mendeskripsikan komponen, fungsi, dan
cara kerja komputer yang membentuk sebuah sistem komputasi, serta menjelaskan
proses dan penggunaan kodifikasi untuk penyimpanan data dalam memori komputer
Jaringan Pada akhir fase D, peserta didik mampu memahami konektivitas jaringan lokal,
Komputer dan komunikasi data via ponsel, konektivitas internet melalui jaringan kabel dan nirkabel
Internet (bluetooth, wifi, internet).
Analisis Data Pada akhir fase D, peserta didik mampu mengakses, mengolah, mengelola, dan
menganalisis data secara efisien, terstruktur, dan sistematis untuk menginterpretasi
dan memprediksi sekumpulan data dari situasi konkret seharihari yang berasal dari
suatu sumber data dengan menggunakan perkakas TIK atau manual.
Algoritma dan Pada akhir fase D, peserta didik mampu memahami objekobjek dan instruksi dalam
Pemrograman sebuah lingkungan pemrograman blok (visual) untuk mengembangkan program
visual sederhana berdasarkan contoh-contoh yang diberikan, mengembangkan karya
digital kreatif (game, animasi, atau presentasi), menerapkan aturan translasi konsep
dari satu bahasa visual ke bahasa visual lainnya, dan mengenal pemrograman
tekstual sederhana.
Dampak Sosial Pada akhir fase D, peserta didik mampu memahami ketersediaan data dan informasi
Informatika lewat aplikasi media sosial, memahami keterbukaan informasi, memilih informasi
yang bersifat publik atau privat, menerapkan etika dan
Praktika Lintas Pada akhir fase D, peserta didik mampu bergotong royong untuk mengidentifikasi
Bidang persoalan, merancang, mengimplementasi, menguji, dan menyempurnakan artefak
komputasional sebagai solusi persoalan masyarakat serta mengomunikasikan
produk dan proses pengembangannya dalam bentuk karya kreatif yang
menyenangkan secara lisan maupun tertulis.
B. Rencana pembelajaran untuk ruang lingkup kelas (ATP dan modul ajar).
Tujuan pembelajaran yang di kembangkan ini perlu di capai peserta didik dalam
satu atau lebih jam pelajaran, hingga akhirnya pada penghujung Fase mereka dapat
mencapai CP. Oleh karena itu, untuk CP dalam satu fase, pendidik perlu mengembangkan
belajar yang lebih operasional dan konkret saja terlebih dahulu. Urutan-urutan tujuan
2. Lingkup materi, yaitu konten dan konsep utama yang perlu di pahami pada akhir satu
unit pembelajaran.
54
SMP Negeri 28 Menggunakan Taksonomi Bloom dalam proses perumusan tujuan
pelajari, termasuk definisi, fakta-fakta, daftar urutan, atau menyebutkan kembali suatu
membandingkan antara dua hal atau lebih, menentukan keterkaitan antarkonsep, atau
6. Menciptakan, yaitu merangkaikan berbagai elemen menjadi satu hal baru yang utuh,
melalui proses pencarian ide, evaluasi terhadap hal/ide/benda yang ada sehingga
kreasi yang di ciptakan menjadi salah satu solusi terhadap masalah yang ada.
sebenarnya memiliki fungsi yang serupa dengan apa yang dikenal selama ini sebagai
“silabus”, yaitu untuk perencanaan dan pengaturan pembelajaran dan asesmen secara garis
besar untuk jangka waktu satu tahun. Oleh karena itu, pendidik dapat menggunakan alur
tujuan pembelajaran saja, dan alur tujuan pembelajaran ini dapat diperoleh pendidik
dengan: (1) merancang sendiri berdasarkan CP, (2) mengembangkan dan memodifikasi
contoh yang disediakan, ataupun (3) menggunakan contoh yang disediakan pemerintah.
55
yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya akan disusun sebagai satu alur
(sequence) yang berurutan secara sistematis, dan logis dari awal hingga akhir fase. Alur
tujuan pembelajaran juga perlu disusun secara linier, satu arah, dan tidak bercabang,
sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari. Dalam
menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik dapat mengacu pada berbagai cara yang
Pengurutan dari yang Metode pengurutan dari konten yang konkret dan
Konkret ke yang Abstrak berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis.
tersebut (abstrak).
Pengurutan dari Mudah ke Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten
yang lebih Sulit paling sulit. Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-
lebih kompleks.
56
dalam mengajarkan cara menggunakan t-test dalam
lunak statistik.
pendidik sehingga bentuknya lebih rinci dibandingkan alur tujuan pembelajaran. Perlu
diingatkan kembali bahwa alur tujuan pembelajaran tidak ditetapkan oleh pemerintah
sehingga pendidik yang satu dapat menggunakan alur tujuan pembelajaran yang berbeda
dengan pendidik lainnya meskipun mengajar peserta didik dalam fase yang sama. Rencana
yang berbeda, lingkungan sekolah, ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran, dan
dikembangkan SMP Negeri 28 Malang yaitu dalam bentuk modul ajar. Berikut adalah
Komponen minimum dalam modul ajar yang dikembangkan oleh sekolah antara lain :
57
1. Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan dalam alur tujuan pembelajaran).
penilaiannya.
digunakan, lembar kegiatan, video, atau tautan situs web yang perlu dipelajari peserta
didik.
C. Pelaksanaan
Kurikulum Merdeka di SMP Negeri 28 Malang menekankan pentingnya
siklus belajar. Prinsip Pembelajaran dan Asesmen. Pembelajaran ini dilakukan dengan
memberikan materi pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan pemahaman peserta didik
(Deferensisai). Tujuan dari diferensiasi ini adalah agar setiap anak dapat mencapai tujuan
seperti inilah yang sangat dikuatkan dalam Kurikulum Merdeka. Berikut ini adalah siklus
rencana asesmen formatif yang akan dilakukan di awal pembelajaran dan asesmen di
akhir pembelajaran
3. Pendidik memodifikasi rencana yang dibuatnya dan/ atau membuat penyesuaian untuk
58
5. Melaksanakan asesmen di akhir pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian tujuan
pembelajaran. Asesmen ini dapat digunakan sebagai asesmen awal pada pembelajaran
berikutnya.
kebutuhan belajar peserta didik. Namun demikian, bagi sebagian pendidik melakukan
yang berbeda-beda berdasarkan kebutuhan individu peserta didik. Sebagian yang lain
jumlah peserta didik yang banyak dan ruangan kelas yang terbatas. dengan adanya
kondisi yang dihadapi pendidik. Beberapa alternatif pendekatan pembelajaran sesuai tahap
capaian peserta didik yang dapat dilakukan pendidik adalah sebagai berikut:
di kelas yang sama dibagi menjadi dua atau lebih kelompok menurut capaian belajar
mereka, dan keduanya diajarkan oleh guru yang sama atau disertai guru
pelajaran tambahan untuk peserta didik yang belum siap untuk belajar sesuai dengan
2. dilakukan di awal pembelajaran, peserta didik di kelas yang sama dibagi menjadi dua
atau lebih kelompok menurut capaian belajar mereka, dan keduanya diajarkan oleh
mengajar seluruh peserta didik di kelasnya sesuai dengan hasil asesmen tersebut.
Untuk sebagian kecil peserta didik yang belum siap, pendidik memberikan
59
1. Konten (materi yang akan diajarkan). Bagi peserta didik yang memerlukan
bimbingan dapat mempelajari 3 (tiga) hal terpenting terkait materi, bagi siswa yang
cukup mahir dapat mempelajari keseluruhan materi dan bagi peserta didik yang sudah
didiferensiasi sesuai kesiapan peserta didik, bagi siswa yang membutuhkan bimbingan
pendidik perlu mengajarkan secara langsung, bagi peserta didik yang cukup mahir
dapat diawali dengan Modeling yang dikombinasi dengan kerja mandiri, praktik, dan
peninjauan ulang (review), bagi peserta didik yang sangat mahir dapat diberikan
beberapa pemantik untuk tugas mandiri kepada peserta didik yang sangat mahir.
3. Produk (luaran atau performa yang akan dihasilkan). Diferensiasi pembelajaran juga
dapat dilakukan melalui produk yang dihasilkan. Contohnya, bagi peserta didik yang
materi, sedangkan bagi peserta didik yang cukup mahir dapat membuat presentasi
yang menjelaskan penyelesaian masalah sederhana, dan bagi peserta yang sangat
mahir bisa membuat sebuah inovasi atau menelaah permasalahan yang lebih
kompleks.
Untuk memastikan proses pembelajaran dan asesmen berjalan dengan baik, SMP
dan prinsip asesmen diharapkan dapat memandu pendidik dalam merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran yang bermakna agar peserta didik lebih kreatif, berpikir kritis,
60
Prinsip Pembelajaran Pelaksanaan Prinsip Pembelajaran
perkembangan peserta didik yang pengisian survei/angket, dan atau metode
beragam sehingga pembelajaran lainnya yang sesuai.
menjadi bermakna da menyenangkan; • Pendidik merancang atau memilih alur
tujuan pembelajaran sesuai dengan tahap
perkembangan peserta didik, atau pada
tahap awal. Pendidik dapat menggunakan
atau mengadaptasi contoh tujuan
pembelajaran, alur tujuan pembelajaran
dan modul ajar yang telah disusun oleh
MGMPS
• Pendidik merancang pembelajaran yang
menyenangkan agar peserta didik
mengalami proses belajar sebagai
pengalaman yang menimbulkan emosi
positif.
Pembelajaran dirancang dan • Pendidik mendorong peserta didik untuk
dilaksanakan untuk membangun melakukan refleksi untuk memahami
kapasitas untuk menjadi pembelajar kekuatan diri dan area yang perlu
sepanjang hayat; dikembangkan.
• Pendidik senantiasa memberikan umpan
balik langsung yang mendorong
kemampuan peserta didik untuk terus
belajar dan mengeksplorasi ilmu
pengetahuan.
• Pendidik menggunakan pertanyaan terbuka
yang menstimulasi pemikiran yang
mendalam.
• Pendidik memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif agar terbangun sikap
pembelajar mandiri.
• Pendidik memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian
sesuai bakat, minat, dan perkembangan
fisik, serta psikologis peserta didik.
• Pendidik memberikan tugas atau pekerjaan
rumah ditujukan untuk mendorong
pembelajaran yang mandiri dan untuk
61
Prinsip Pembelajaran Pelaksanaan Prinsip Pembelajaran
mengeksplorasi ilmu pengetahuan dengan
mempertimbangkan beban belajar peserta
didik.
• Pendidik merancang pembelajaran untuk
mendorong peserta didik terus
meningkatkan kompetensinya melalui
tugas dan aktivitas dengan tingkat kesulitan
yang tepat
62
Prinsip Pembelajaran Pelaksanaan Prinsip Pembelajaran
D. Asesmen
Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif
dan/atau kualitatif terhadap hasil asesmen. Hasil asesmen untuk setiap Tujuan Pembelajaran
diperoleh melalui data kualitatif (hasil amatan atau rubrik) maupun data kuantitatif (berupa
angka). Data-data ini diperoleh dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta
didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran, baik pada capaian pembelajaran di
1. Asesmen Formatif
Asesmen formatif, yaitu asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi atau
umpan balik bagi pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki proses belajar.
63
Penilaian atau asesmen formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses
kesulitan yang mereka hadapi, dan juga untuk mendapatkan informasi perkembangan
peserta didik. Informasi tersebut merupakan umpan balik bagi peserta didik dan juga
pendidik.
perkembangan dan memberikan umpan balik. Misalnya, untuk peserta didik yang belum
motivasi dan informasi tambahan atau memberikan arahan secara bertahap. Untuk
peserta yang telah mencapai atau melebihi pencapaian, dapat diberikan apresiasi atau
memberikan umpan balik lain di luar tujuan pembelajaran yang membangun peserta
didik secara utuh, bisa perilaku maupun kompetensi lain di luar mapel yang disasar.
Skor
Indikator
1 2 3 4
64
Pendidik menggunakan rubrik untuk mengukur ketercapaian peserta didik. Karena
asesmen ini merupakan asesmen formatif sehingga rubric ini digunakan untuk
memberikan umpan balik kepada peserta didik. Pendidik juga dapat memberikan rubrik
ini sebagai asesmen diri dan mengajak peserta didik untuk merefleksikan prosesnya.
2. Asesmen Sumatif
Asesmen sumatif dilaksanakan secara periodik setiap selesai satu atau lebih tujuan
pembelajaran. Hasil asesmen perlu diolah menjadi capaian dari tujuan pembelajaran setiap
peserta didik. Pendidik dapat menggunakan data kualitatif sebagai hasil asesmen tujuan
pemeblajaran peserta didik. Namun, dapat juga menggunakan data kuantitaif dan
Contoh Rubrik penilaian sumatif pada mata pelajaran IPA dapat ditunjukkan pada tabel di
bawah ini :
kesalahan
diyakininya, misalkan pada kualitas cukup, peserta didik dianggap telah mencapai kriteria
ketercapaian kompetensi. Berdasarkan hasil asesmen pilihan ganda/ esai untuk indikator 1
65
dan unjuk kerja untuk indikator 2 yang telah dilaksanakan pendidik, untuk pengolahan hasil
asesmen tujuan pembelajaran dapat disajikan seperti dalam tabel berikut ini.
Kualitas Kualitas
1 Indikator 2
dapat melakukan
kesalahan
Dalam mengolah dan menentukan hasil akhir asesmen sumatif, pendidik perlu
membagi asesmennya ke dalam beberapa kegiatan asesmen sumatif agar peserta didik
dapat menyelesaikan asesmen sumatifnya dalam kondisi yang optimal (tidak terburu-buru
atau tidak terlalu padat). Untuk situasi ini, nilai akhir merupakan gabungan dari beberapa
sumatif. Terdapat 2 jenis data, yaitu data hasil asesmen yang berupa angka (kuantitatif)
serta data hasil asesmen yang berupa narasi (kualitatif). Pengolahan hasil asesmen dalam
bentuk angka (kuantitatif) didasarkan hanya pada hasil asesmen sumatif, sementara
asesmen formatif sebagaimana diuraikan sebelumnya, berupa data atau informasi yang
bersifat kualitatif, digunakan sebagai umpan balik untuk perbaikan pembelajaran sekaligus
sebagai bahan pertimbangan menyusun deskripsi capaian kompetensi. Berikut adalah tabel
66
Suamtif Akhir Semester
Sumatif Lingkup Materi (S) Nilai
(AS)
Nama Peserta NA Rapor
didik Suamtif (Rerata
Sumatif 1 Sumatif 2 Sumatif 3 Sumatif 4 Na Sumatif Non tes Tes
Akhir (S+AS)
Semester
67
BAB V
EVALUASI PENDAMPINGAN DAN PENGEMBANGAN PROFESIOANAL
berkembang SMP Negeri 28 Malang menempuh kegiatan yang tertuang dalam tabel berikut.
Bentuk Teknik
Pendampingan Pendampingan
dan SDM yang
dan Waktu Keterangan
Terlibat
Pengembangan Pengembangan
Profesional Profesional
Pendampingan Coaching bagi Per tahun Guru Pemula,
guru pemula Guru yang
ditunjuk, KS
Coaching Menyesuaikan Guru mata Dinas/organisasi/Lembaga
program- pelajaran, KS terkait sebagai
program terbaru penyelenggara
Pendampingan - Juni – Juli 2022 Guru mata Diselenggarakan internal
penyusunan - Desember 2022 pelajaran, KS, sekolah dan melalui
perencanaan – Januari 2023 Pengawasa pembinaan Pengawas
pembelajaran Sekolah Sekolah
Pendampingan - Juli – Agustus Guru mata Disiapkan penjadwalan
perencanaan 2022 pelajaran, Tim khusus per guru
pembelajaran - Januari – E-Rapor, KS
dan penilaian Februari 2023
dalam E-Rapor
Pendampingan - November Guru mata Disiapkan penjadwalan
input nilai 2022 pelajaran, Tim khusus per guru
dalam E-Rapor - Mei 2023 E-Rapor, KS
Pendampingan - Juni 2023 Fasilitator P5, Dikoordinir oleh Komite
input data rapor Komite Pembelajaran
Projek Pembelajaran
Penguatan
Profil Pelajar
Pancasila
Pemanfaatan - Agustus 2022 Guru, KS, Dilaksanakan secara internal
akun belajar.id, – Mei 2023 Pengawas dan eksternal melalui
Platform Sekolah, kegiatan mandiri dengan
Merdeka Fasilitator, melibatkan pihak luar
Mengajar Narasumber
Implementasi - Agustus 2022 – Guru mata Penyusunan modul ajar,
pembelajaran Mei 2023 pelajaran, pelaksanaan, dan pelaporan
berdiferensiasi komite hasil
model “Bela pembelajaran,
Guru You” KS, Pengawas
Sekolah
Supervisi Kelas - Agustus 2022 – Guru, KS, Sebagai Penilaian Kinerja
Mei 2023 Pengawas Guru
Sekolah
Pengembangan Pelatihan - Desember 2022 Semua guru, Dilaksanakan pada libur
Profesi Pengembangan - Juli 2023 KS, Pengawas akhir semester dan akhir
Keprofesian Sekolah, tahun
Narasumber
Seminat, - Agustus 2022 – Guru, KS, Penugasan sekolah atau
Workshop, Mei 2023 Tenaga mandiri, dengan melibatkan
Pelatihan (menyesuaikan) Kependidikan dinas terkait,
Profesi sesuai lembaga/instansi yang
bidang relevan
68
Bentuk Teknik
Pendampingan Pendampingan
dan SDM yang
dan Waktu Keterangan
Terlibat
Pengembangan Pengembangan
Profesional Profesional
Penerbitan Satu semester Guru, KS, Bekerja sama dengan
Buletin Sekolah sekali Pengawas penerbit
Ber-ISSN Sekolah,
Tenaga
Kependidikan,
Siswa
Penyusunan - Agustus 2022 – Guru, KS. Dikembangkan secara
Bahan Ajar/ Mei 2023 Pengawas mandiri atau melalui
worksheet Sekolah MGMPS
online
69
Seluruh tahapan dalam proses pendampingan, pengembangan profesional
profesional di bawah kewenangan dan tanggung jawab Standar Pendidik dan Tenaga
Monitoring, dan Evaluasi internal sekolah, yang beranggotakan tiga Wakil Kepala Sekolah.
Pada Setiap prlaksanaan program dan kegiatan, Tim Supermonev internal selalu
menyiapkan instrumen supervisi, monitoring, dan evaluasi sesuai dengan jenis program dan
kegiatan.
dilakukan oleh guru sepanjang masa kariernya. Proses pengembangan ini tentu tidak
mungkin dilakukan sekali waktu pada awal karier, namun harus terus dilakukan secara terus
menerus. Urgensi program pengembangan professional guru sendiri didasarkan pada sebuah
asumsi bahwa tidak semua guru dan tenaga kependidikan yang dihasilkan telah memenuhi
kontribusinya secara maksimal bagi pencapaian tujuan pendidikan dan peningkatan mutu
pendidikan di Indonesia, maka harus ada upaya pengembangan profesi guru yang dilakukan
seharusnya memposisikan diri sebagai guru pembelajar, dimana ia akan selalu berusaha
mengupgrade kapasitas dirinya dengan proses belajar mandiri sehingga pengetahuan dan
skill yang dimiliki semakin terasah dan memenuhi kriteria sebagai guru yang profesional.
Secara umum, dibuthkan konsiestensi dan komitmen dari guru untuk menikuti kegiatan
yang berdampak pada peningkatan mutu belajar siswa yang selanjutnya meningkatkan mutu
70
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
Dengan telah selesainya Kurikulum Operasional SMP Negeri 28 Malang pada Tahun
Pelajaran 2022/2023 maka salah satu pedoman dan acuan dalam kegiatan belajar mengajar
telah dimiliki oleh SMP Negeri 28 Malang. Dengan mengacu pada peraturan perundangan
yang berlaku maka SMP Negeri 28 Malang menetapkan penggunaan dokumen Kurikulum
Besar harapan kami, semoga Kurikulum Operasional SMP Negeri 28 Malang ini
memenuhi syarat sehingga rencana pengembangan SMP Negeri 28 Malang dapat terlaksana
dengan baik. Penyusun juga sangat mengharapkan dukungan dari berbagai pihak, khususnya
guru, karyawan maupun para peserta didik serta masyarakat yang diwakili oleh orang tua
peserta didik. Atas bantuan yang sudah diberikan kepada kami dari berbagai pihak, kami
mengucapkan terima kasih. Semoga Kurikulum Operasional SMP Negeri 28 Malang mampu
menjadi sarana bagi sekolah untuk ikut mentransfer ilmu kepada peserta didik dan ikut dalam
B. Saran
Apabila ada kesalahan dalam pengetikan dan kesalahan konsep, dokumen akan
71
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2022 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan
Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2022
Tentang Standar Isi Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang
Pendidikan Menengah
Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2022 Tentang Standar Proses Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan
Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
2022 Tentang Standar Penilaian Pendidikan Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan
Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 56/M/2022
Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran sebagaimana telah
diubah dengan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 Tentang Pedoman
Anggraena, Yogi, dkk. 2022. Panduan Pembelajaran dan Asesmen. Jakarta: Badan Standar, Kurikulum,
Hastasasi, Windy, dkk. 2022. Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan.
Satria, Rizky, dkk. 2022. Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Jakarta:
Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi
72
DAFTAR ISI
C. Tujuan .............................................................................................................................6
D. Ektrakurikuler ...............................................................................................................17
B. Rencana pembelajaran untuk ruang lingkup kelas (ATP dan modul ajar). ..................54
C. Pelaksanaan ...................................................................................................................58
D. Asesmen ........................................................................................................................63
B. Saran .............................................................................................................................71
73