Anda di halaman 1dari 73

BAB I

KARAKTERISTIK SEKOLAH

A. Latar Belakang
Kurikulum Operasional SMP Negeri 28 Malang disusun sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Kurikulum Operasional Sekolah (KOS) ini
dikembangkan dengan mengacu pada Capaian Pembelajaran (CP) yang sudah disusun
secara Nasional kemudian diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran berdasar
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) yang sudah disusun. Penyusunan Kurikulum
Operasional SMP Negeri 28 Malang ini mengakomodir kebutuhan para pelajar
mengembangkan kemampuan ketrampilan abad 21 yang meliputi integrasi PPK, literasi,
4C (Creative, Critical thinking, communicative, dan Collaborative), dan HOTS (Higher
Order Thinking Skill).

SMP Negeri 28 Malang merupakan sekolah yang baru berdiri 8 Juli 2022. Pada
Tahun Pelajaran 2022/2023 ini, SMP Negeri 28 Malang memiliki 9 rombongan belajar
terdiri dari kelas VII sejumlah 3 rombongan belajar, kelas VIII sejumlah 4 rombongan
belajar, dan kelas IX sejumlah 2 rombongan belajar. Total jumlah peserta didik 281
peserta didik,setiap rombongan belajar rata-rata 30-32 peserta didik. Adapun jumlah
peserta didik kelas VII sejumlah 96 peserta didik, kelas VIII sejumlah 121 peserta didik,
dan kelas IX sejumlah 64 peserta didik.Jumlah pendidik SMP Negeri 28 Malang 13 orang
dengan spesifikasi pendidikan S2 sejumlah 2 orang dan S1 sejumlah 11 orang. Dari
jumlah tersebut yang berstatus PNS sejumlah 7 orang dan GTT sejumlah 6 orang. Untuk
memperlancar proses layanan pendidikan, SMP Negeri 28 Malang didukung oleh tenaga
kependidikan sebanyak 5 orang, terdiri dari 1 orang PNS, 4 orang PTT.

Latar belakang pendidikan orang tua, sosial ekonomi, lingkungan tempat tinggal
peserta didik SMP Negeri 28 Malang sangat beragam, mulai dari kalangan menengah ke
bawah hingga yang mampu secara ekonomi. Secara umum karakteristik peserta didik di
SMP Negeri 28 Malang sebagai berikut: 1) Mampu dan mau mengikuti aturan dan
kegiatan sekolah, 2)kemauan belajar tinggi, 3)semangat dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler, 3) kehidupan beragama yang baik

Kota Malang dimana SMP Negeri 28 Malang berlokasi, juga mempunyai ikon
yang menjadi ciri khas yaitu bunga telang. Dalam rangka mengembangkan hal tersebut
maka SMPN 28 Malang mengembangkan budidaya bunga telang dan membuat kreasi
dari bunga telang yaitu ecoprint, pembuatan permen bunga telang, dan sirup bunga telang.

Sebagai satuan pendidikan yang diminati mayoritas penduduk di kota sekitar,


dengan potensi wilayah/letak yang strategis di tengah perkotaan memiliki beberapa

1
kekuatan diantaranya: 1) letak sekolah sangat strategis karena akses yang mudah; 2)
Banyak siswa berbakat di kegiatan non akademik seperti : seni tari, tilawatil Qur’an,
hadrah, voli, futsal, dll; 3) Kekeluargaan yang baik antara guru, karyawan, peserta didik,
dan lingkungan. 4) Kegiatan di SMP Negeri 28 Malang tidak hanya fokus pada kegiatan
akademik, namun juga pembinaan karakter melalui kegiatan PPK setiap pagi yaitu doa
pagi, membaca asmaul husna, dan menyanyikan Iagu kebangsaan Indonesia Raya. Selain
itu, diselenggarakan kegiatan untuk mengembangkan bakat siswa seperti : kegiatan Bulan
Bahasa, Kegiatan Peringatan HUT RI, pentas seni, dan pertandingan olahraga antar kelas,

Selain kekuatan/ kelebihan sebagaimana tersebut di atas, SMP Negeri 28 Malang


juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu: 1) sarana pendukung untuk pengembangan
potensi/skill yang terbatas; 2) tenaga pendidik yang terbatas; namun hal tersebut tidak
mengurangi semangat warga sekolah dalam belajar. Hal ini dibuktikan dengan prestasi
yang pernah diperoleh baik itu akademik maupun non-akademik.

Peserta didik SMP Negeri 28 Malang diharapkan mempunyai life skill yang
berguna dan mampu mengaplikasikannya dalam masyarakat dan dunia Pendidikan.
Sehingga harapan dari Pemerintah Kota Malang untuk mencetak generasi yang mampu
berdaptasi dengan perkembangan jaman akan terwujud. Salah satu upaya untuk mencapai
harapan tersebut dilakukan melalui kreasi budaya literasi pada peserta didik. Sehingga
peserta didik mampu menghasilnya salah satu karya yang mencerminkan profil pelajar
Pancasila yang mampu bernalar kritis dan berkebhinekaan global. Capaian pembelajaran
yang diharapkan adalah terciptanya profil pelajar yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan
YME dan berakhak mulia, yang mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong dan
berkebhinekaan global.

Secara yuridis, Kurikulum Operasional SMP Negeri 28 Malang disusun dengan


mengacu pada peraturan perundangan terkait pendidikan yang berlaku baik itu dari pusat
ataupun dari daerah. Sedangkan secara pedagogis, kurikulum Operasional SMP Negeri
28 Malang mengacu pada kemampuan guru sebagai tenaga professional dalam
pembelajaran dan penilaian. Peningkatan profesionalisme guru, dilakukan dalam bentuk
pelatihan bersifat praktik secara berkesinambungan. Hal tersebut merupakan komitmen
untuk menjadi profesional dalam layanan pada peserta didik.

Pembelajaran di SMP Negeri 28 Malang yang terintegrasi dengan Profil Pelajar


Pancasila secara umum bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik yang yang
bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhak mulia, berkebhinekaan global, mandiri,
bernalar kritis, bergotong royong dan kreatif, inovatif yang mampu mengrekasikan ide/
gagasan berdasarkan kekhasan daerah yang tetap berakar pada budaya bangsa.

2
B. Landasan Hukum
Landasan hukum antara lain adalah:

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar

Nasional Pendidikan

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun2022 tentang Perubahan

atas Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

3. Peraturan menteri pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik

Indonesia nomor 5 tahun 2022 tentang Standar Kompetensi Lulusan pada

Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan

Menengah.

4. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik

Indonesia nomor 7 tahun 2022 tentang Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia

Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah.

5. Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik

Indonesia Nomor 371/M/2021 tentang Program Sekolah Penggerak.

6. Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik

Indonesia Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam

Rangka Pemulihan Pembelajaran.

7. Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor

008/H/Kr/2022 tentang Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini,

Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah Pada Kurikulum

Merdeka.

8. Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor

008/H/Kr/2022 tentang Capaian Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini,

3
Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah Pada Kurikulum

Merdeka.

9. Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor

009/H/Kr/2022 tentang Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila

Pada Kurikulum Merdeka.

10. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik

Indonesia Nomor 16 Tahun 2022 Tentang Standar Proses pada Pendidikan Anak

Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah.

11. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik

Indonesia Nomor 21 Tahun 2022 tentang Standar Penilaian Pendidikan Pada

Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan

Menengah.

12. Panduan Pembelajaran dan Assesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang

Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah.

13. Panduan Penguatan Projek Pelajar Pancasila.

4
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH

A. Visi SMP Negeri 28 Malang


Dalam rangka melaksanakan program sekolah secara efektif dan efisien serta
berkesinambungan, maka sekolah perlu memiliki visi yang merupakan penentu arah
kebijakan. Adapun visi SMP Negeri 28 Malang adalah sebagai berikut:

“Terwujudnya Karakter Religius, Berakhlak Mulia, Berprestasi, Berbudaya


dan Berwawasan Global bagi Seluruh Warga SMP Negeri 28 Malang”

Untuk mengukur keberhasilan visi yang telah ditetapkan tersebut maka perlu
ditetapkan indikator-indikator sebagai tolak ukur keberhasilannya. Indikator-indikator
tersebut antara lain sebagai berikut:

Indikator:
1. Peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME
2. Peningkatan budi pekerti
3. Peningkatan penggunaan Teknologi Informasi pada semua kegiatan sekolah
4. Peningkatan prestasi akademik
5. Peningkatan prestasi non akademik
6. Peningkatan pelestarian lingkungan

B. Misi SMP Negeri 28 Malang


Misi SMP Negeri 28 Malang adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan potensi siswa yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa
2. Mengembangkan potensi siswa yang jujur, kreatif, inovatif, berkualitas, dan
berakhlak mulia
3. Meningkatkan potensi siswa dalam bidang akademik dalam pembelajaran yang
aktif, inovatif, kreatif, dan efektif bagi siswa serta guru
4. Mengembangkan potensi non akademik yang menyenangkan bagi siswa dalam
mengembangkan semua kompetensi yang dimiliki siswa secara
optimal.berdasarkan kearifan lokal
5. Mengembangkan Potensi siswa, Tenaga Pendidik dan Kependidikan dan
stakcholder dalam mewujudkan sekolah yang berbasis IT sesuai perkembangan
jamannya

5
6. Terwujudnya lingkungan sekolah yang bersih, rapi, indah, cinta alam dan
melestarikan lingkungan serta meningkatkan peran warga sekolah dalam
pengelolaan, pemeliharaan, serta pencegahan terhadap pencemaran dan
kerusakan lingkungan
7. Menciptakan pribadi siswa yang peduli Setia Andarbeni, Disiplin, Empati,
Wawasan, Asri (SADEWA)
8. Menjalin kerja sama antara sekolah dengan orang tua siswa, komite sekolah dan
mitra kerja dalam peningkatan sarana dan prasarana belajar mengajar di
sekolah.

C. Tujuan
1. Tujuan Sekolah Jangka Menengah
a. Manajemen sekolah berupaya meningkatkan Standar Kompetensi Lulusan

agar mampu mencetak generasi muda yang memiliki sifat dan akhlak yang

mulia, pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk bekal kehidupan

dan pendidikan pada jenjang selanjutnya, dengan didasari keimanan dan

ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa

b. Manajemen sekolah berupaya optimal meningkatkan prestasi akademik dan

non akademik peserta didik dan sekolah untuk meningkatkan daya saing di

tingkat Kota Malang, Propinsi, dan Nasional.

c. Manajemen sekolah mengimplementasikan kurikulum merdeka secara

optimal dalam rangka pemenuhan kemampuan literasi dan numerasi.

d. Manajemen sekolah mempersiapkan diri untuk melaksanakan akreditasi

sekolah dengan target perolehan predikat nilai A.

e. Manajemen sekolah berupaya melaksanakan proses pembelajaran dengan

pendekatan saintifik yang mengedepankan pembelajaran inovatif, kreatif,

variatif,dan berbasis TIK, dalam upaya pemenuhan Standar Proses.

f. Manajemen sekolah berupaya meningkatkan pemenuhan Standar Sarana dan

Prasarana Pendidikan yang relevan, dan memadahi.

6
g. Manajemen sekolah mengoptimalkan pengelolaan Standar Pembiayaan

Pendidikan dengan mengedepankan prinsip transparansi, akuntabel, dan

partisipatif untuk memberi kemudahan akses kepada masyarakat.

h. Manajemen sekolah berupaya meningkatkan komitmen dan kompetensi

pendidik dan tenaga kependidikan yang beretos kerja, tangguh, professional

menuju pencapaian Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang

berkualitas..

i. Manajemen sekolah menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah(MBS) secara

utuh dan berkesinambungan sesuai dengan tuntutan Standar Pengelolaan

Pendidikan.

j. Manajemen sekolah berupaya menyelenggarakan penilaian pendidikan

autentik, berkualitas, dan dapat dipertanggungjawabkan menuju pemenuhan

Standar Penilaian Pendidikan.

k. Manajemen sekolah berupaya mewujudkan budaya literasi, budaya bersih,

budaya takwa, dan budaya sopan kepada semua komponen sekolah

l. Manajemen sekolah berupaya mewujudkan lingkungan sekolah yang

nyaman, aman, rindang, asri, dan bersih sesuai dengan wawasan wiyata

mandala dalam mendukung pencapaian prestasi sekolah.

2. Tujuan Jangka Pendek (1 Tahun)


a. Mengembangkan kurikulum sekolah yang mendukung proses pendidikan era

milenial, secara terus menerus dan berkelanjutan

b. Melaksanakan pembelajaran yang lebih variatif, inovatif, dan efektif dengan

mengoptimalkan penggunaan teknologi

c. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik peserta didik agar

memiliki daya saing di tingkat regional, nasional maupun internasional.

7
d. Meningkatkan pelaksanaan PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) pada nilai

utama yaitu: Religius, Nasionalisme, Gotong Royong, Kemandirian, dan

Integritas yang melibatkan seluruh warga sekolah.

e. Mengembangkan Budaya Literasi dan Numerasi secara efektif, efisien dan

berkelanjutan

f. Meningkatkan kepedulian warga sekolah terhadap pelaksanaan program

adiwiyata dengan mewujudkan sekolah nyaman, aman, rindang, asri dan

bersih

8
BAB III
PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN DAN RENCANA PEMBELAJARAN

A. Struktur Kurikulum
1. Struktur Kurikulum Merdeka

Berdasarkan Kepmendikbudristek Nomor 262 Tahun 2022 tentang

perubahan kepmendikbud nomor 56 tahun 2022 tentang pedoman penerapan

kurikulum dalam rangka pemulihan pembelajaran, bahwa pengembangan kurikulum

satuan pendidikan mengacu pada kurikulum merdeka untuk pendidikan anak usia

dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah secara utuh. Struktur kurikulum

SMP/MTs/bentuk lain yang sederajat terdiri atas 1 (satu) fase yaitu Fase D. Fase D

yaitu untuk kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX. Struktur kurikulum pada pendidkkan

dasar dan menengah dibagi menjadi 2 kegiatan utama, yaitu Pembelajaran

Intrakurikuler, dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Kegiatan

pembelajaran intrakulikuler untuk setiap mata pelajaran mengacu pada capaian

pembelajaran (CP). Kegiatan proyek penguatan profil pelajar Pancasila ditujukan

untuk memperkuat upaya pencapaian profil Pelajar Pancasila yang mengacu pada

standar kompetensi lulusan. Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila

dilakukan secara fleksibel, baik secara muatan maupun secara waktu pelaksanaan.

Secara muatan, projek profil harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila

sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian

pembelajaran pada mata pelajaran. Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek

dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari semua mata

pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak harus

sama.

B. Kegiatan Intrakurikuler
1. Muatan Mata Pelajaran

Kurikulum di SMP Negeri 28 Malang dikembangkan dengan

memperhatikan empat ranah yaitu sosial-emosional, intelektual, keterampilan, dan

9
perilaku dengan kompetensi spiritual sebagai payungnya, yang dilaksanakan dalam

bentuk Pembelajaran berbasis tema atau integrated curriculum pada mata Pelajaran

PPKn, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam-Sosial, dan Bahasa Inggris.

Sedangkan untuk mata Pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Seni,

Matematika dan PJOK dilaksanakan dalam bentuk parsial. Pelaksanaan

Pembelajaran dilaksanakan dalam waktu 5 hari masuk sekolah.

Pelaksanaan proses Pembelajaran di SMP Negeri 28 Malang dilaksanakan

dengan mengacu pada Panduan Pembelajaran dan Asesmen yang diterbitkan oleh

Pusat Asesmen dan Pembelajaran, Badan Penelitian dan Pengembangan dan

Perbukuan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Muatan

kurikulum dalam satuan Pendidikan memuat beberapa komponen antara lain muatan

pembelajaran intrakurikuler, proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila, dan

ekstrakurikuler.

Intrakurikuler adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan materi

Pembelajaran yang ditempuh peserta didik. Adapun mata Pelajaran yang

diselenggarakan oleh SMP Negeri 28 Malang adalah Pendidikan Agama dan Budi

Pekerti, Pendidikan Pancasila, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Bahasa Inggris, Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan (PJOK), Informatika, Mata Pelajaran Pilihan (Seni Budaya

dan Prakarya) serta Mata Pelajaran muatan lokal.

2. Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan bahan kajian pada satuan pendidikan yang berisi

muatan dan proses Pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksud

untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap potensi di daerah tempat

tinggalnya. Muatan lokal di SMP Negeri 28 Malang sesuai dengan peraturan

Gubernur Jawa Timur adalah Bahasa Daerah (Jawa).

10
3. Jenis dan Strategi Muatan Lokal

Strategi pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Jawa sesuai dengan peraturan

Gubernur Jawa Timur yaitu 2 jam pelajaran per minggu dengan berbasis pada

budaya, tata nilai, dan kearifan lokal yang berkembang di lingkungan masyarakat

untuk menciptakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Pembelajaran bahasa daerah di ajarkan dengan memperhatikan aspek pragmatik,

atraktif, rekreatif, dan komunikatif.

Pembelajaran bahasa Jawa diarahkan supaya peserta didik memiliki

kemampuan dan keterampilan berkomunikasi menggunakan bahasa tersebut dengan

baik dan benar, secara lisan maupun tulisan serta

menumbuhkembangkan apresiasi terhadap hasil karya sastra dan budaya daerah.

Pembelajaran pada SMP Negeri 28 Malang menekankan pada pembelajaran

berbasis literasi dengan mengangkat nilai luhur budaya lokal dan mengacu pada

tema-tema yang sudah ditentukan dalam capaian pembelajaran. Dalam

pembelajaran berbasis literasi ini peserta didik diharapkan mampu untuk

mengkreasikan ide/gagasan untuk memperoleh sebuah karya dalam bentuk tulisan.

Pada akhirnya karya ini akan didokumentasikan dalam berbagai bentuk contohnya

buku, artikel, atau publikasi digital.

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran berbasis literasi ini tetap harus

mengimplementasikan model dan sintak pembelajaran yang sudah ada, diantaranya

Problem Based Learning, Project Based Learning, Discovery Learning, Inquiry

Based Learning, dan model pembelajaran lain yang relevan, yang berpusat pada

peserta didik.

Adapun muatan kurikulum pada kegiatan intrakurikuler sebagaimana

yang tertuang pada tabel 3.1 berikut.

11
Tabel 3.1 Muatan/Struktur Kurikulum
KEGIATAN, ALOKASI WAKTU
MATA PELAJARAN REGULER/ PROYEK/ JUMLAH
MINGGU MINGGU JP/TAHUN
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 72 (2) 36 (1) 108
Pendidikan Pancasila 72 (2) 36 (1) 108
Bahasa Indonesia 180 (5) 36 (1) 216
Matematika 144 (4) 36 (1) 180
IPA 144 (4) 36 (1) 180
IPS 108 (3) 36 (1) 144
Bahasa Inggris 108 (3) 36 (1) 144
PJOK 72 (2) 36 (1) 108
Informatika 72 (2) 36 (1) 108
Mata Pelajaran Pilihan
a. Seni Budaya 72 (2) 18 (0,5) 108
Muatan Lokal
Bahasa Jawa 72 (2) 18 (0,5) 108
JUMLAH 1116 (31) 360 (10) 1512

Adapun penataan muatan kurikulum tersebut secara teknis per minggu kami

susun sebagai berikut.

MINGGU, ALOKASI JP PER


MATA PELAJARAN MINGGU
I II III IV
Pendidikan Agama dan Budi 3 3 3 (3)
Pekerti
Pendidikan Pancasila 3 3 3 (3)
Bahasa Indonesia 6 6 6 (6)
Matematika 5 5 5 (5)
IPA 5 5 5 (5)
IPS 4 4 4 (4)
Bahasa Inggris 4 4 4 (4)
PJOK 3 3 3 (3)
Informatika 3 3 3 (3)
Mata Pelajaran Pilihan
a. Seni Budaya 3 3 3 (3)
Muatan Lokal
Bahasa Jawa 2 2 2 (2)
JUMLAH 41 41 41 41

Pembelajaran intrakurikuler per mata pelajaran atau muatan lokal dalam

satu bulan difokuskan pada minggu I, II, dan III. Sementara kegiatan Projek

12
Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada setiap minggunya dikumpulkan dan

diselenggarakan pada setiap minggu keempat/terakhir setiap bulannya

C. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


1. Diskripsi Perencanaan Projek

Kegiatan Proyek Penguatan Pelajar Pancasila merupakan kegiatan yang

dilaksanakan di luar jam pelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan untuk lebih

memperdalam dan menghayati materi Pelajaran yang telah dipelajari dalam kegiatan

intrakurikuler di dalam kelas. Kegiatan ini dapat dilakukan secara individual maupun

kelompok. Ada beberapa bentuk kegiatan penguatan di SMP Negeri 28 Malang.

Pelaksanaan kegiatan proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di SMP

Negeri 28 Malang dilaksanakan pada minggu terakhir pada setiap bulan. Peseta didik

harus menyelesaikan 3 tema di setiap tahun ajaran dengan alokasi waktu 8 minggu.

Pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila diselaraskan

dengan potensi lokal yang menjadi ciri khas satuan pendidikan,capaian operasional

pembelajaran, dapat mengakomodir keragaman minat bakat peserta peserta didik

dan mampu mengembangkan mengembangkan kecakapan kecakapan hidup peserta

peserta didik. Penguatan Profil Pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi yaitu

beriman,bertakwa bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak berakhlak

mulia, berkebhinekaan berkebhinekaanglobal, gotong royong, mandiri, bernalar

kritis dan kreatif.

Kegiatan proyek profil pelajar Pancasila dilaksanakan dengan mengacu

pada model pembelajaran berbasis proyek (PJBL). Langkah kegiatan pembelajaran

berbasis proyek ini antara lain: (1) mengambil topik yang sesuai dengan realitas

dengan menentukan pertanyaan mendasar untuk memulai proyek; (2) mendesain

pelaksaan proyek ; (3) menyusun jadwal proyek; (4) memonitor peserta didik dan

kemajuan proyek ; (5) menguji hasil; (6) mengevaluasi pengalaman yang sudah

diperoleh oleh peserta didik. Pelaksanaan kegiatan ini didampingi oleh guru mata

13
Pelajaran, pembina dan wali kelas dengan tetap melibatkan orang tua baik secara

langsung maupun tidak langsung. Pihak sekolah mengadakan pemantauan terkait

kegiatan proyek tersebut.

2. Tim Proyek Profil Pelajar Pancasila

Jabatan dalam Jabatan diluar


No. Nama
Kepanitiaan Kepanitiaan
1. Siti Kholipah, S.Pd Penanggung Jawab Kepala sekolah

2. Novita Tri Indrasari, S.Pd Monev Waka. Kurikulum

3. Dewi Perwita Sari, S.Pd, M.Pd Ketua Guru Bahasa Inggris

4. Endang Sulistyowati, S.Pd Sekretaris 1 Guru IPA

5. Lies Setyaningsih, S.Pd Sekretaris 2 Guru IPS


Penanggung Jawab
6. Anggik Setiyo Budi,S.Pd Guru PPKn
Kelas 7A
Penanggung Jawab
7. Nur Rika Wiji Astuti, S.Pd Guru Seni Budaya
Kelas 7B
Penanggung Jawab
8. Indah Sonalia E., S.Pd Guru Matematika
Kelas 7C
9 Drs. H. Moh Heri, M.PdI Anggota Guru PAI
Guru Bahasa
10 Efi Supriatin,S.Pd Anggota
Indonesia
12 Farida Ariani, S.Pd Anggota Guru BK

13 Ervin Dwi Rahayu, S.Pd, M.Pd Anggota Guru Penjaskes

14 Zaenul Arifin, S.Pd Anggota Guru Bahasa Jawa

14
3. Tema projek, dimensi, elemen, sub elemen

Berikut adalah Kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang dirancang SMP Negeri 28 Malang Tahun Pelajaran 2022/2023.

1. Proyek Semester Gasal

RANCANGAN PROYEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


TAHUN PELAJARAN 2022/2023

No Kelas Semester Tema Topik Tahapan pelaksanaan Dimensi Waktu pelaksanaan


1 VII Gasal Kearifan Lokal Krelangdupanlang • Melakukan Asesmen 1. Kreatif 1. 29 Agustus - 2
(Kreasi Bunga Telang SMP Diagnostik 2. Gotong September 2022
Negeri 28 Malang) • Penyampaian materi bunga royong 2. 19- 23 September 2022
telang 3. Bernalar
• Membuat peta konsep kritis
• Membuat poster mengenai
bunga telang
• Menanam bunga telang
• Membuat ecoprint bunga
telang
• Membuat laporan hasil
kegiatan dan refleksi
• Presentasi hasil
2 VII Gasal Gaya Hidup Sehat Jiwa Raga Siswa SMP • Melakukan Asesmen 1. Berakhlaq 3. 24 -28 Oktober 2022
Berkelanjutan Negeri 28 Malang Diagnostik Mulia 4. 21-25 November 2022
• Penyampaian materi 2. Gotong
• Membuat SOP lingkungan Royong
sekolah

15
No Kelas Semester Tema Topik Tahapan pelaksanaan Dimensi Waktu pelaksanaan
• Membuat poster tentang 3. Bernalar
kebersihan Kritis
• Membuat laporan hasil 4. Kreatif
kegiatan dan refleksi
• Presentasi hasil
3 VII Gasal Kewirausahaan KECAP MANIS • Melakukan Asesmen 1. Kreatif 5. 25- 30 Januari 2023
SPENDUPAN (Kreatif Diagnostik 2. Gotong 6. 20- 24 Februari 2023
Cakap Mandiri Inovasi dan • Penyampaian materi royong 7. 27- 30 Maret 2023
Inspiratif Siswa SMP Negeri kewirausahaan 3. Bernalar 8. 22- 26 Mei 2023
28) • Membuat resume kritis
• Membuat desain produk
• demo e- promotion
• praktek membuat olahan
produk (fashion dan kuliner)
• Membuat laporan hasil
kegiatan dan refleksi
• Pameran

16
4. Pengaturan Waktu

Tabel 4.1 Struktur Kurikulum SMPN 28 Malang


Integrasi P5 di pekan ke 4 pada setiap bulan Tahun Ajaran 2022/2023
Bulan Hari
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
Agustus P5 P5 P5 P5 P5
Pekan 4 (8 JP) (9 JP) (9 JP) (9 JP) (7 JP)
Sebtember P5 P5 P5 P5 P5
Pekan 4 (8 JP) (9 JP) (9 JP) (9 JP) (7 JP)
Oktober P5 P5 P5 P5 P5
Pekan 4 (8 JP) (9 JP) (9 JP) (9 JP) (7 JP)
November P5 P5 P5 P5 P5
Pekan 4 (8 JP) (9 JP) (9 JP) (9 JP) (7 JP)

5. Asesmen

Kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dievaluasi melalui refleksi

yang diisi oleh siswa dalam bentuk Google Form. Penilaian Proyek dilakuykan secara

menyeluruh oleh pendidik terkait dimensi Profil Pelajar Pancasila di setiap proyek. Rapor

Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila diberikan pada akhir tahun pembelajaran.

D. Ektrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler dalam Kurikulum Merdeka di SMP Negeri 28 Malang

dikelompokkan berdasarkan kaitan kegiatan tersebut dengan kurikulum, yakni ekstrakurikuler

wajib dan ekstrakurikuler pilihan.

Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh

seluruh peserta didik, terkecuali peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak

memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Kepramukaan

ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib di SMP Negeri 28 Malang.

Ekstrakurikuler pilihan merupakan kegiatan yang antara lain merupakan kegiatan

ekstrakurikuler yang bertujuan mengembangkan bakat dan minat peserta didik sesuai dengan

bidangnya. Misal : Bidang Bidang Bela Negara dan Sosial Kemasyarakatan, Bidang Imtak

dan Iptek, Bidang Seni Budaya, Bidang Olahraga Prestasi. Rincian jenis ekstrakurikuler yang

dikembangkan di SMP Negeri 28 Malang Tahun Pelajaran 2022 – 2023 adalah sebagai

berikut :

17
1. Tujuan Masing-masing Jenis Kegiatan

1) Bidang Bela Negara dan Sosial Kemasyarakatan


a) Pendidikan Kepramukaan (Wajib)
Tujuan:
(1) memberi wahana kepada siswa untuk berlatih berorganisasi
(2) melatih siswa agar terampil dan mandiri
(3) melatih siswa untuk mempertahankan hidup
(4) menanamkan rasa bangga dan cinta terhadap tanah airnya.
b) Paskibra
Tujuan:
(1) memberi wahana kepada siswa untuk berlatih berorganisasi
(2) melatih siswa agar terampil dan mandiri
(3) melatih siswa untuk mempertahankan hidup
(4) menanamkan rasa bangga dan cinta terhadap tanah airnya.
c) PMR
Tujuan:
(1) memberi wahana kepada siswa untuk berlatih berorganisasi
(2) melatih siswa agar terampil dan mandiri
(3) melatih siswa untuk mempertahankan hidup
(4) menanamkan rasa bangga dan cinta terhadap tanah airnya.

2) Bidang Imtak dan Iptek


a) Baca Tulis Al Quran
Tujuan:
(1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca dan menulis Al Quran
(2) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap isi kandungan Al Quran.
(3) Mengembangkan bakat siswa dalam seni membaca Al Quran.

3) Bidang Seni Budaya


a) Seni Karawitan
Tujuan:
(1)Mengembangkan minat dan bakat siswa dalam bidang seni karawitan
(2)Menumbuhkembangkan rasa cinta terhadap seni tari nusantara sebagai warisan
leluhur

18
b) Seni Tari
Tujuan:
(1) mengembangkan minat, bakat, dan prestasi siswa dalam bidang seni tari
(2) meningkatkan daya kreasi, apresiasi, dan kepekaan bidang seni tari

4) Bidang Olahraga
a) Futsal
Tujuan:
(1) Mengembangkan bakat, minat, dan prestasi siswa dalam bidang futsal
(2) Meningkatkan kualitas kesehatan fisik dan mental siswa.
b) Pencak Silat
Tujuan:
(1) mengembangkan minat dan bakat serta prestasi bidang silat
(2) meningkatkan keterampilan dasar-dasar ilmu silat
(3) Menumbuhkembangkan jiwa sportif.
c) Voli
Tujuan:
(4) Mengembangkan bakat, minat, dan prestasi siswa dalam bidang voli
(5) Meningkatkan kualitas kesehatan fisik dan mental siswa.

2. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan


a. Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan di luar jam pembelajaran, difokuskan
pelaksanaannya pada hari Senin – Sabtu sepulang sekolah, dibina oleh pendidik,
praktisi, atau alumni yang memiliki kualifikasi yang baik berdasarkan surat
keputusan kepala sekolah.

b. Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler


No. Nama Kegiatan Kelas Hari Pukul
1. Ekstrakurikuler
Bidang Bela Negara dan VII,VIII, dan Senin s.d
. 15.00 s.d
Sosial Kemasyarakatan: IX Jumat 17.00
a. Pramuka (Wajib)
b. Paskibra
c. PMR
Bidang Imtak dan Iptek:
d. Baca Tulis Al Quran
Bidang Seni Budaya:
e. Seni karawitan
f. Seni tari
Bidang Olahraga Prestasi:
g. Futsal
h. Voli
i. Pencak silat

19
c. Alokasi Waktu
Kegiatan ekstrakurikuler untuk kelas VII, VIII, dan IX dialokasikan 2 jam
Pengembangan diri untuk kelas IX diarahkan pada program tutor sebaya dan
pembelajaran intensif dalam rangka persiapan menghadapi Ujian Sekolah.

d. Penilaian
Kegiatan pengembangan diri dinilai dan dilaporkan secara berkala (setiap akhir
semester) kepada sekolah dan orang tua dalam bentuk nilai kualitatif.

Format Penilaian Kegiatan Ekstrakurikuler:


Ekstrakurikuler : .............................................
Pembina : .............................................

NO. NAMA SISWA KELAS NILAI KETERANGAN

Keterangan Nilai:
A : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
D : Kurang
E : Sangat Kurang

C. Pembiasaan

Penumbuhan karakter juga dilakukan melalui kegiatan pembiasaan. Kegiatan


pembisaan yang dilaksanakan bersifat rutin dan insidental. Kegiatan pembiasaan itu meliputi:
1) Pembiasaan Harian antara lain:
a) Kegiatan PPK setiap pagi
1. Asmaul Husna/Baca Quran setiap pagi bagi peserta didik beragama Islam
sedangkan yang beragama selain Islam melaksanakan Renungan Kitab
Suci
2. Menyanyikan Indonesia raya dan Mars SMP Negeri 28 setiap pagi
3. Pembinaan kedisiplinan
b) Budaya 5 S

20
c) Sholat Dhuhur dan Shalat Jumat berjamaah
2) Pembiasaan Mingguan pada hari Jumat
a) Minggu pertama Jumat Literasi (audio, video, buku)
b) Minggu kedua Jumat Sehat (senam)
c) Minggu ketiga Jumat Bersih
d) Minggu keempat Jumat Religi (istighosah dan doa bersama)
3) Insidental tetap antara lain
a) Peringatan hari besar nasional dan agama
b) Kelas inspirasi yaitu alumni mengajar (orang tua, masyarakat, pejabat)
c) Pembina upacara dari orang tua, masyarakat, pejabat

D. Kenaikan Kelas

Kriteria kenaikan kelas khusus bagi peserta didik kelas VII Tahun Pelajaran

2022/2023 Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi

Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2022 Tentang Standar Penilaian Pendidikan, Model

Penilaian Pencapaian Kompetensi Peserta Didik SMP, dan Petunjuk Pengolahan Rapor SMP

yang dikeluarkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengan Pertama, Direktorat

Jenderal Manajemen Dikdasmen Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2022, serta

ketentuan yang ditetapkan manajemen SMP Negeri 28 Malang, peserta didik dinyatakan naik

kelas apabila memenuhi kriteria sebagai berikut.

KRITERIA AKADEMIS :

1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester (ganjil dan genap) di

kelas yang diikuti;

2. Memiliki nilai rapor lengkap pada semester ganjil dan genap di kelas yang diikuti;

3. Peserta Didik dapat menyelesaikan tugas proyek dengan kategori minimal Baik.

4. Nilai Raport terdiri dari nilai akhir sumatif hasil dari rata-rata nilai sumatif lingkup

materi atau tujuan pembelajaran

5. Tidak memiliki lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran yang masing-masing nilai sumatif di

bawah KKTP yang ditentukan satuan pendidikan;

21
6. Ketuntasan belajar pada kenaikan kelas adalah ketuntasan rerata dari tiap nilai mata

pelajaran selama satu tahun sbb:

N1 + N2 : N (mencapai KKTP)
2
Ket :
N1 : Nilai Akhir Sumatif Semester Gasal
N2 : Nilai Akhir Sumatif Semester Genap
N : Rerata

KRITERIA NON AKADEMIS :


1. Kehadiran selama 1 tahun pelajaran 2022/2023 minimal 96% dari hari efektif belajar

dengan rumus :

2. Wajib mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dengan nilai minimal B (Baik);

E. Kelulusan

Mengacu Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi

Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2022 tentang Standart Nasional Pendidikan yang

berkaitan dengan kriteria kelulusan peserta didik SMP Negeri 28 Malang ditetapkan sebagai

berikut. Peserta didik dinyatakan lulus apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Aspek Akademis

1. Peserta didik telah menyelesaikan seluruh program pembelajaran fase D sampai

dibuktikan dengan memiliki nilai rapot semester 1 sampai dengan semester 6;

2. Peserta didik telah menyelesaikan seluruh program projek pelajar pancasila

dibuktikan dengan memiliki rapot projek profil pelajar pencasila semester 1 sampai

dengan semester 6;

b. Aspek Non Akademis


1. Peserta Didik memiliki nilai sikap / perilaku minimal Baik

22
2. Ketidak hadiran siswa di sekolah tanpa keterangan (alpha), maksimum 10% dari

hari efektif

Proses penentuan kriteria kelulusan dan/atau kelulusan berdasarkan hasil rapat

bersama antara kepala sekolah, staf sekolah, dewan guru, guru mata pelajaran/muatan lokal,

wali kelas, dan guru Bimbingan Konseling (BK).

F. Mutasi

Mutasi peserta didik adalah proses perpindahan peserta didik dari sekolah satu ke

sekolah lain, Beberapa ketentuan dalam proses mutasi peserta didik SMP Negeri 28 Malang

adalah:

1. Peserta didik mutasi keluar

2. Peserta didik mencari sekolah yang akan dituju

3. Jika peserta didik sudah menerima surat rekomendasi diterima, sekolah

mengeluarkan surat pindah

4. Peserta didik mutasi masuk

5. Peserta didik bisa melakukan mutasi masuk jika ada tempat kosong di SMP Negeri

28 Malang

6. Peserta didik melengkapi dokumen administrasi yang meliputi:

✓ Surat pengantar dari sekolah asal

✓ Rapor asli dan fotocopy dari sekolah asal

✓ Ijazah SD asli dan fotocopy

✓ Kartu Keluarga

✓ Akte kelahiran

✓ Mengisi form data

G. Pengembangan Literasi Sekolah

1. Ketentuan umum pengembangan literasi di sekolah

Penumbuhan literasi di SMP Negeri 28 Malang dilakukan melalui kegiatan rutin

dan kegiatan insidental. Kegiatan literasi dilaksanakan masuk dalam kegiatan pembelajaran

yang dilaksanakan setiap hari. Setiap hari jumat minggu pertama dijadwalkan literasi sekolah

23
2. Model program literasi

Hal yang sangat mendasar dalam upaya mengembangkan literasi adalah Gerakan

Literasi Sekolah (GLS). Pengembangan literasi membaca ini mewajibkan peserta didik untuk

membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai, tetapi bukan membaca buku teks pelajaran,

melainkan buku-buku pengayaan, baik pengayaan pengetahuan, keterampilan, maupun

kepribadian. Pada Kurikulum 2004 telah ditentukan jumlah buku yang harus dibaca siswa,

namun karena tidak dimasukan ke dalam pembelajaran, pembiasaan hal ini kerap diabaikan

para guru. Pada KOSP pun diungkap tentang perlunya membaca sejumlah buku, namun

karena tidak menjadi tagihan sebagai hasil pembelajaran, kemampuan ini menjadi seremonial

kembali. Pada K13 pembelajaran literasi membaca dilakukan dan dimasukkan ke dalam KD

yang harus menjadi tagihan oleh guru sebagai hasil belajar. Siswa SD/MI yang dinyatakan

telah tuntas belajar Pelajaran Bahasa Indonesia jika mereka telah membaca minimal 6 judul

buku, selain buku teks pelajaran. Buku-buku yang dimaksud adalah buku-buku pengayaan

pengetahuan, keterampilan, dan kepribadian.Hal ini berarti sejak siswa berada di kelas 4 harus

dapat literasi membaca minimal 2 judul buku, sehingga sampai dengan kelas VI ia akan telah

dapat membaca 6 judul buku. Sementara itu, bagi siswa SMP/MTs harus telah membaca

minimal 12 judul buku, sehingga pada setiap tingkat kelas harus membaca minimal 4 judul

buku atau 2 judul setiap semester. Demikian pula bagi siswa harus telah membaca minimal

18 judul buku.

Pengembangan literasi membaca ini dimasukkan ke dalam KD sehingga pendidik

dapat mengukur kinerja membaca peserta didik. Pendidik juga dapat menerapkan berbagai

teori membaca kepada siswa. Dampak dari pengembangan literasi membaca ini diharapkan

dapat juga mendorong para pendidik untuk menjadi pendidik yang pembelajar, sehingga

mereka pun akan rajin membaca seiring dengan rajinnya para siswa membaca untuk mencari

berbagai informasi tentang strategi dan model pembelajaran yang dapat meningkatkan

kemampuan peserta didik dalam setiap mata pelajaran. Derngan demikian diharapkan akan

tumbuh ekosistem pendidikan yang baik, termasuk juga dengan kalangan penerbitan buku.

Mereka akan terus dipacu untuk meningkatkan buku bacaan yang bermutu. Pengembangan

literasi membaca buku, selain buku teks pelajaran ini dalam rangka memberikan fondasi

24
literasi kepada mereka, agar dapat membekali mereka dengan literasi yang dibutuhkan dalam

kehidupannya. Memang bukan target pencapaian jumlah buku yang harus dibaca, melainkan

membiasakan mereka membaca dan membudayakan mereka untuk berpikir kritis berdasarkan

wawasan yang dapat dikembangkan melalui kegiatan membaca. Para siswa harus memiliki

kemampuan literasi lingkungan, literasi spasial, literasi matematikal, literasi teknologi, literasi

budaya, literasi sosial, dan aspek-aspek lain yang bersentuhan dengan kehidupan peserta didik

di masa yang akan datang. Pengembangan kemampuan literasi ini telah terlambat

dikembangkan di lembaga pendidikan, namun demikian kita harus dapat memulainya sejak

sekarang agar SDM SMP Negeri 28 Malang yang diharapkan dapat tercapai.

3. Evaluasi Program Literasi

Gerakan Literasi Nasional yang telah diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan telah menjadi gerakan yang menasional, salah satunya adalah gerakan literasi

yang ada di unit sekolah atau yang sering disebut sebagai Gerakan Literasi Sekolah (GLS).

Perlunya sebuah gerakan bersama dari berbagai pihak, hal ini penting dilakukan agar gerakan

literasi sekolah ini mengarah kepada keberhasilan, diantaranya oleh penggerak, perintis dan

guru pendamping program literasi. Secara luas, literasi tidaklah sekedar membaca dan

menulis. Literasi juga bermakna praktik dan hubungan sosial yang terkait dengan

pengetahuan, bahasa, dan budaya. Penanaman nilai-nilai budi pekerti luhur ini penting

dilakukan sejak dini sebab proses pendidikan sejatinya bukan hanya untuk mencetak manusia

yang cerdas secara intelektual, tapi juga cerdas emosional dan spiritual Implementasi Gerakan

Literasi Sekolah (GLS) di SMP Negeri 28 Malang pun tidak luput adanya kendala atau

hambatan, baik itu secara internal maupun eksternal. Kondisi demikian mendorong upaya

keterlaksanaan evalusi program literasi agar kedepan nanti kegiatan tersebut sesuai dengan

tujuan sekolah. Beberapa evaluasi dari Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMP Negeri 28

Malang sbb:

a. Evaluasi Konteks

25
Evaluasi konteks ini meliputi latar belakang program literasi serta dukungan sekolah terhadap

program literasi tersebut. Kegiatan Literasi Sekolah ini bertujuan agar peserta didik terbiasa

dengan membaca dan menulis. Selain itu, adanya pengaruh yang signifikan dari kondisi sosial

dari orangtua terhadap prestasi siswa, khususnya orangtua yang bekerja, yang harapannya bisa

menyediakan berbagai keperluan studi anak-anaknya, seperti sarana buku, komputer/laptop,

dan sarana lain yang dapat mendukung aktivitas Kurikulum Operasional SMP Negeri 28

Malang. Kondisi pemilikan sarana belajar, buku, dan komputer juga menunjukan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara kepemilikan terhadap kompetensi literasi peserta didik.

Selain itu, peran pihak sekolah yang sangat mendukung kegiatan literasi ditandai dengan

menyediakan berbagai fasilitas sampai mencarikan pendanaan untuk keperluan kegiatan

literasi tersebut

b. Evaluasi Input

Evaluasi input meliputi minat membaca dan menulis siswa dalam mengikuti program literasi

dan kelengkapan sarana prasarananya. Dalam evaluasi ini peserta didik terlihat bersemangat

dalam mengikuti kegiatan literasi, hal ini menjadi lebih kuat setelah sekolah memberikan

semacam stimulus dengan memberikan hadiah kepada siswa-siswi yang rajin membaca, dan

sekolah pun melengkapi fasilitas untuk meningkatkan literasi dengan taman baca dan rak buku

di sekolah, meskipun masih terdapat kekurangan berupa sarana yang kurang maksimal dan

koleksi yang terbatas

c. Evaluasi Proses

Evaluasi proses terkait tentang program GLS di sekolah, dimana sekolah berpegang pada

buku panduan pada Gerakan Literasi Sekolah (GLS), khususnya jenjang SMP, yang meliputi

pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran. Kegiatan ini dimulai dari membaca 15 menit

sebelum pelajaran dimulai, selain itu siswa juga meresume buku yang telah dibaca dan

menceritakan kembali tentang isi buku yang telah dibaca di depan kelas, selain itu juga

mengadakan lomba-lomba yang berkaitan dengan literasi.

d. Evaluasi Produk

26
Evaluasi produk yang berupa hasil program literasi di SMP nampak bahwa sebagian siswa

sudah menyukai kegiatan membaca dan menulis karena telah dibiasakan oleh sang siswa,

kemudian siswa tersebut juga menjadi lebih kreatif, termasuk menjadi lebih meningkat

wawasannya, terutama dalam hal literasi. Produk literasi peserta tidak fokus pada tulisan saja,

tetapi juga berupa video, poster, jurnal, dan komik / gambar bercerita.

K. Kalender Pendidikan

Setiap permulaan tahun Pelajaran, tim penyusun program sekolah menyusun

kalender pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan Pembelajaran, minggu efektif belajar,

waktu Pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu belajar di sekolah mengacu

kepada standar isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah,

kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah daerah. Kalender

Pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan Pembelajaran peserta didik selama satu

tahun Pelajaran yang mencakup permulaan tahun Pelajaran, minggu efektif belajar, waktu

Pembelajaran efektif dan hari libur.

Penetapan Kalender Pendidikan SMP Negeri 28 Malang Tahun Pelajaran

2022/2023 adalah sebagai berikut:

1. Permulaan tahun Pelajaran 2022/2023 dimulai 18 Juli 2022 dan berakhir bulan Juni

tahun 2023.

2. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan,

Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Kementerian Agama dalam hal yang berkait

dengan hari raya keagamaan dan WaliKota Malang.

3. Kalender pendidikan SMP Negeri 28 Malang disusun berdasarkan kebutuhan dan

kegiatan-kegiatan sekolah dipadukan dengan kalender pendidikan yang disusun Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Timur serta memperhatikan peraturan dan kalender kegiatan

pemerintah daerah Kota Malang .

4. Kalender pendidikan dapat berubah sewaktu-waktu mengikuti peraturan dan

ketentuan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah sesuai situasi dan kondisi.

27
Mengingat hal tersebut, maka kalender pendidikan disajikan dalam bentuk lampiran,

sedangkan di sini hanya dipaparkan secara umum atau garis besarnya saja.

Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya tertera pada tabel

berikut ini.

No. Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

1. Minggu efektif belajar Minimal 36 Digunakan untuk kegiatan

reguler minggu pembelajaran efektif pada

setiap tahun maksimal 40 setiap satuan pendidikan

(Kelas VII-VIII) minggu

2. Minggu efektif semester Minimal 18

ganjil minggu

tahun terakhir

setiap satuan

pendidikan (Kelas

IX)

3. Minggu efektif semester Minimal 14

genap minggu

tahun terakhir

setiap satuan

pendidikan (Kelas

IX)

4. Jeda tengah semester Maksimal 2 Satu minggu setiap

minggu semester

5. Jeda antar semester Maksimal 2 Antara semester I dan II

minggu

6. Libur akhir tahun Maksimal 3 Digunakan untuk

Pelajaran minggu penyiapan

28
No. Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

kegiatan dan administrasi

akhir dan awal tahun

Pelajaran, serta PPDB

7. Hari libur keagamaan Maksimal 4 Disesuaikan dengan

minggu peraturan pemerintah

8. Hari libur umum/ Maksimal 2 Disesuaikan dengan

nasional minggu peraturan

Pemerintah

9. Kegiatan Akhir Semester Maksimum 1 Memberi kesempatan

minggu kepada peserta didik

untuk menampilkan

hasil pengembangan

diri (Ekskul).

Rincian KegiatanPembelajaran Efektif Kelas VII, VIII, dan IX

Juli 2022 Tanggal Uraian Kegiatan


Senin 4 11 18 25 1-15 Juli Libur Semester Genap 2021/2022

Selasa 5 12 19 26 9 Juli Hari Raya Idul Adha 1443 H

Rabu 6 13 20 27 Masa Pengenalan Lingkugan


18 - 20 Juli
Sekolah (MPLS)
Kamis 7 14 21 28 30 Juli Tahun Baru Hijriyah 1443 H
Jum'at 1 8 15 22 29
Sabtu 2 9 16 23 30
Minggu 3 10 17 24 31

Agustus 2022 Tanggal Uraian Kegiatan


17 Agustus Hari Kemerdekaan RI
Senin 1 8 15 22 29
Hut SMPN 18 SMP Negeri 28
23 Agustus
Selasa 2 9 16 23 30 Malang
23 s.d 27 Agustus Kegiatan Proyek Pelajar Pancasila
Rabu 3 10 17 24 31

Kamis 4 11 18 25

29
Jum'at 5 12 19 26

Sabtu 6 13 20 27

Minggu 7 14 21 28

September 2022 Tanggal Uraian Kegiatan


Senin 5 12 19 26
12 -17 PTS Kelas 7,8 dan 9
Selasa 6 13 20 27
Rabu 7 14 21 28 26 s.d 30 September Kegiatan Proyek Pelajar Pancasila

Kamis 1 8 15 22 29
Jum'at 2 9 16 23 30
Sabtu 3 10 17 24
Minggu 4 11 18 25

Oktober 2022 Tanggal Uraian Kegiatan


Senin 3 10 17 24/31 9 – 10 Oktober LDK OSIS
Selasa 4 11 18 25 8 Oktober Maulid Nabi Muhammad SAW
Rabu 5 12 19 26 24 s.d 29 Oktober Kegiatan Proyek Pelajar Pancasila
Kamis 6 13 20 27
Jum'at 7 14 21 28
Sabtu 1 8 15 22 29
Minggu 2 9 16 23 30

November 2022 Tanggal Uraian Kegiatan

Senin 7 14 21 28 28 – 30 November PAS Ganjil Kelas 7,8 dan 9


Selasa 1 8 15 22 29 21 s.d 26 November Kegiatan Proyek Pelajar Pancasila
Rabu 2 9 16 23 30
Kamis 3 10 17 24
Jum'at 4 11 18 25
Sabtu 5 12 19 26
Minggu 6 13 20 27

Desember 2022 Tanggal Uraian Kegiatan


Senin 5 12 19 26
1 – 3 Desember PAS Ganjil kelas 7,8 dan 9
Selasa 6 13 20 27
Raportan Semester Gasal
22 Desember

30
Rabu 7 14 21 28 25 Desember Hari Raya Natal
Kamis 1 8 15 22 29
26 – 31 Desember Libur Semester Gasal
Jum'at 2 9 16 23 30
Sabtu 3 10 17 24 31

Minggu 4 11 18 25

Januari 2023 Tanggal Uraian Kegiatan


Senin 2 9 16 23/30 1 Januari 2022 Libur Tahun Baru Masehi 2023
Selasa 3 10 17 24/31 22 Januari Tahun Baru Imlek 2574
Rabu 4 11 18 25 Kegiatan Proyek Pelajar
23 s.d 27 Januari
Pancasila Geraji Baja
Kamis 5 12 19 26
Jum'at 6 13 20 27
Sabtu 7 14 21 28
Minggu 1 8 15 22 29

Februari 2023 Tanggal Uraian Kegiatan

Senin 6 13 20 27 18 Februari Isro' Miroj 1444 H

Selasa 7 14 21 28 13 – 20 Februari Ujian Praktek Kelas 9

Rabu 1 8 15 22 PTS Kelas 7 dan 8


20 – 24 Februari
PAS Kelas 9
Kamis 2 9 16 23 Kegiatan Proyek Pelajar Pancasila
13 – 20 Februari
Geraji Baja
Jum'at 3 10 17 24

Sabtu 4 11 18 25

Minggu 5 12 19 26

Maret 2023 Tanggal Uraian Kegiatan

Senin 6 13 20 27 Hari Raya Nyepi Tahun Saka


22 Maret
1945
Selasa 7 14 21 28 13 – 20 Maret Ujian Sekolah Kelas 9
Rabu 1 8 15 22 29
23 - 25 Maret Libur Awal Puasa
Kamis 2 9 16 23 30
27 – 29 Maret Pondok Romdhon
Jum'at 3 10 17 24 31

Sabtu 4 11 18 25

Minggu 5 12 19 26

Tanggal Uraian Kegiatan

31
April 2023 7 April Wafat Isa Al - Masih

Senin 3 10 17 24 3 – 15 April Ujian Sekolah


Selasa 4 11 18 25 20 – 29 April Libur Hari Raya Idul Fitri
Rabu 5 12 19 26 Kegiatan Proyek Pelajar Pancasila
10 s.d 14 April
Geraji Baja
Kamis 6 13 20 27

Jum'at 7 14 21 28

Sabtu 1 8 15 22 29

Minggu 2 9 16 23 30

Mei 2023 Tanggal Uraian Kegiatan

Senin 1 8 15 22 29 1 Mei Hari Buruh Internasional

Selasa 2 9 16 23 30 6 Mei Hari Waisak 2575

Rabu 3 10 17 24 31 18 Mei Kenaikan Isa Al-Masih


Kamis 4 11 18 25 Penilaian Akhir Tahun Kelas 7 dan
29 - 31 Mei
8
Jum'at 5 12 19 26

Sabtu 6 13 20 27

Minggu 7 14 21 28

Juni 2022 Tanggal Uraian Kegiatan

Senin 5 12 19 26 1 Juni Hari lahir Pancasila


Selasa 6 13 20 27 Penilaian Akhir Tahun Kelas 7
2 – 5 Juni
dan 8
Rabu 7 14 21 28 Pembagian Raport Kenaikan
22 Juni
Kelas
Kamis 1 8 15 22 29
29 Juni Hari Raya Idul Adha 1444 H
Jum'at 2 9 16 23 30
Libur Semester Genap
26 – 31 Juni
Sabtu 3 10 17 24 31

Minggu 4 11 18 25

Juli 2022. Tanggal Uraian Kegiatan


Senin 3 10 17 24 Libur Semester Genap
3 – 15 Juli
Selasa 4 11 18 25

Rabu 5 12 19 26

Kamis 6 13 20 27

Jum'at 7 14 21 28

Sabtu 1 8 15 22 29

Minggu 2 9 16 23

32
L. Program Inklusif

Program Inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan

kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi

kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau Pembelajaran dalam

lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.

SMP Negeri 28 Malang belum termasuk sekolah inklusif, namun SMP Negeri 28

Malang berusaha mewadahi keadilan dalam pendidikan dimana SMP Negeri 28 Malang

menerima peserta didik dengan berbagai latar belakang kemampuan diri. Dalam

memfasilitasi program tersebut SMP Negeri 28 Malang merencanakan program inklusif

dengan cara pembimbingan individu pada peserta didik yang berkebutuhan khusus, baik

akademik maupun non-akademik dengan melibatkan berbagai pihak. Pihak tersebut

diantaranya orang tua dan psikolog. Diharapkan peserta didik yang berkebutuhan khusus

mampu mengembangkan kemampuan yang mereka miliki. Evaluasi dari kegiatan ini

direncanakan tiap trimester oleh dewan guru dan pihak- pihak yang berkompeten.

M. Layanan Bimbingan dan Konseling

Layanan Bimbingan dan konseling merupakan seperangkat kegiatan yang

diselenggarakan untuk mencapai tujuan pada periode tertentu. Dimana tujuan layanan sangat

dipengaruhi oleh berbagai factor salah satunya factor karakteristik sekolah. Peserta

didik/konseli akan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang berrkembang dilingkungan dan

karakterristik sekolah. Rumusan tujuan layanan Bimbingan dan Konseling yang mendukung

terwujudnya Profil Pelajar Pancasila, Antara lain: beriman, bertaqwa kepada Tuhan Ynag

Maha Esa, Berakhlak mulia, berkhebinekaan global, bergotong royong, kreatif, bernalar

kritis dan mandiri. Layanan pendidikan psikoedukasi diberikan kepada peserta didik /

konseling agar dapat mencapai kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya. Tugas-

tugas perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, karier diharapkan

dapat dikembangkan secara utuh dan optimal.

Program Bimbingan dan Konseling diperoleh berdasarkan hasil asesmen

kebutuhan peserta didik. Penyusunan program bimbingan dan konseling disampaikan kepada

33
kepala sekolah dan dewan guru sebagai bentuk membangun kerja sama dan menciptakan

dukungan sistem yang kondusif di satuan pendidikan.

Karakteristis peserta didik yang perlu dipahami meliputi aspek fisik, kognisi,

sosial, emosi, moral, dan spiritual. Layanan bimbingan dan konseling merupakan salah satu

bentuk fasilitasi peserta didik / konseling untuk mencapai tugas-tugas perkembangannya.

Keberhasilan peserta didik / konseli menyelesaikan tugas perkembangan dapat membuat

mereka bahagia dan akan menjadi modal bagi penyelesaian tugas-tugas perkembangan fase

berikutnya.

Lingkup capaian layanan bimbingan dan konseling mencakup 4 bidang layanan.

4 bidang layanan tersebut mencakup 10 aspek perkembangan yang dikembangkan dari tugas

perkembangan peserta didik fase D (kelas 7, 8, dan 9). Capaian layanan bimbingan dan

konseling dijabarkan pada 3 tahapan internalisasi yang mencakup pengenalan (pengetahuan),

akomodasi (sikap), dan tindakan (keterampilan). Peserta didik/konseli harus memiliki dalam

satu atau lebih kegiatan layanan, yang menjadi prasyarat untuk dapat mencapai Capaian

Layanan Bimbingan dan Konseling. Peserta didik mencapai tugas perkembangan yang

terdapat pada Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling yang dikaitkan dengan upaya

mewujudkan peserta didik/konseling yang memiliki psychological wellbeing, dan Profil

Pelajar Pancasila.

34
BAB IV
PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN

A. Rencana Pembelajaran Untuk Ruang Lingkup Satuan Pendidikan


1. Capaian Pembelajaran (menjelaskan sumber CP)
Kurikulum Merdeka mulai diterapkan pada tahun 2022 melalui skema pilihan oleh

sekolah. Pemerintah memberikan tiga opsi pilihan kurikulum: (1) kurikulum 2013, (2)

kurikulum darurat, dan (3) kurikulum merdeka kepada sekolah untuk diterapkan pada tahun

pelajaran 2022/2023 sesuai pilihan dan kondisi sekolah masing-masing. Kementerian telah

memberikan contoh inspirasi bagi sekolah sebagai persiapan implementasi kurikulum pada

platform Merdeka Mengajar dan Link Pilihan Kurikulum Merdeka yang dibagikan serta diisi

oleh sekolah kemudian sekolah-sekolah yang wajib menerapkannya telah di tetapkan melalui

SK BSKAP Nomor 034/H/KP/2022. Sekolah dapat mempelajari contoh-contoh tersebut untuk

disesuaikan dengan kondisi sekolah atau dapat menerapkannya langsung. Walaupun

demikian, guru-guru tetap bertanggungjawab secara akademik mengenai perencanaan,

pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran yang diterapkan dalam Kurikulum Merdeka ini.

Tulisan ini dibuat agar guru-guru yang ingin mengembangkan Perangkat Ajar secara mandiri

dengan menganalisis CP, menentukan Tujuan Pembelajaran (TP), menyusun Alur Tujuan

Pembelajaran (ATP) serta Modul Ajar memperoleh cara yang mudah untuk mengembangkan

perangkat ajar.

Capaian Pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melalui internalisasi

pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, dan akumulasi pengalaman kerja.

Istilah kerapkali digunakan bergantian dengan kompetensi, meskipun memiliki pengertian

yang berbeda dari segi ruang lingkup pendekatannya. Capaian pembelajaran dirumuskan per

fase karena untuk membedakannya dengan kelas karena peserta didik di satu kelas yang sama

bisa jadi belajar dalam fase pembelajaran yang berbeda. Rumusan pembelajaran disusun 4

unsur yaitu sikap dan tata nilai, kemampuan kerja, penguasaan pengetahuan, dan wewenang

dan tanggung jawab.

Capaian Pembelajaran perlu dianalisis karena perlu diketahui kompetensi, materi

ajarnya, dan variasi yang meliputi strategi dan pendekatan pembelajaran menjadi tujuan-

35
tujuan pembelajaran yang selanjutnya disusun beraturan diurutkan dari yang mudah ke yang

sukar, sederhana ke kompleks, dan dari konkret menuju abstrak. Urutan tujuan-tujuan belajar

ini disebut alur tujuan pembelajaran (ATP). Guru memiliki alternatif untuk merumuskan

tujuan pembelajaran dengan beberapa alternatif di bawah ini:

1. Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung berdasarkan CP

2. Merumuskan tujuan pembelajaran dengan menganalisis kompetensi’ dan ‘lingkup

Materi pada CP.

3. Merumuskan tujuan pembelajaran Lintas Elemen CP

Setelah merumuskan tujuan pembelajaran, langkah berikutnya dalam perencanaan

pembelajaran menyusun alur tujuan pembelajaran. Alur tujuan pembelajaran sebenarnya

memiliki fungsi yang serupa dengan apa yang dikenal selama ini sebagai “silabus”, yaitu

untuk perencanaan dan pengaturan pembelajaran dan asesmen secara garis besar untuk jangka

waktu satu tahun. Oleh karena itu, Guru dapat menggunakan alur tujuan pembelajaran saja,

dan alur tujuan pembelajaran ini dapat diperoleh pendidik dengan: (1) merancang sendiri

berdasarkan CP, (2) mengembangkan dan memodifikasi contoh yang disediakan, ataupun (3)

menggunakan contoh yang disediakan pemerintah.

Guru yang merancang alur tujuan pembelajarannya sendiri, tujuan-tujuan

pembelajaran yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya akan disusun sebagai satu

alur yang berurutan secara sistematis, dan logis dari awal hingga akhir fase. Alur tujuan

pembelajaran juga perlu disusun secara linier, satu arah, dan tidak bercabang, sebagaimana

urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari.

Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, ada beberapa prinsip dalam Panduan

Pembelajaran dan Asesmen yang perlu diperhatikan antara lain :

1. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum bukan tujuan pembelajaran

harian (goals , bukan objectives)

2. Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah jalan;

3. Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan secara kolaboratif, (apabila guru

mengembangkan, maka perlu kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan dalam satu fase.

Contoh: kolaborasi antara guru mata pelajaran Fase D;

36
4. Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai karakteristik dan kompetensi yang

dikembangkan setiap mata pelajaran. Oleh karena itu sebaiknya dikembangkan oleh

pakar mata pelajaran, termasuk guru yang mahir dalam mata pelajaran tersebut;

5. Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis, dari kemampuan yang

sederhana ke yang lebih rumit, dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata pelajaran,

pendekatan pembelajaran yang digunakan (misal: matematik realistik);

6. Tampilan tujuan pembelajaran diawali dengan alur tujuan pembelajarannya terlebih

dahulu, baru proses berpikirnya (misalnya, menguraikan dari elemen menjadi tujuan

pembelajaran) sebagai lampiran agar lebih sederhana dan langsung ke intinya untuk

guru;

7. Karena alur tujuan pembelajaran yang disediakan Kemendikbudristek merupakan

contoh, maka alur tujuan pembelajaran dapat bernomor/huruf (untuk menunjukkan

urutan dan tuntas penyelesaiannya dalam satu fase);

8. Alur tujuan pembelajaran menjelaskan SATU alur tujuan pembelajaran, tidak

bercabang (tidak meminta guru untuk memilih). Apabila sebenarnya urutannya dapat

berbeda, lebih baik membuat alur tujuan pembelajaran lain sebagai variasinya,

urutan/alur perlu jelas sesuai pilihan/keputusan penyusun, dan untuk itu dapat

diberikan nomor atau kode; dan

9. Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, bukan profil pelajar Pancasila

dan tidak perlu dilengkapi dengan pendekatan/strategi pembelajaran (pedagogi)

2. Karakteristik Setiap Mata Pelajaran


2.1 Bahasa Indonesia

Menjadi modal dasar untuk belajar dan bekerja karena berfokus pada

kemampuan literasi (berbahasa dan berpikir). Kemampuan literasi menjadi indikator

kemajuan dan perkembangan anak-anak Indonesia. Mata pelajaran Bahasa Indonesia

membina dan mengembangkan kepercayaan diri peserta didik sebagai komunikator,

pemikir kritis-kreatif-imajinatif dan warga negara Indonesia yang menguasai literasi

digital dan informasional. Pembelajaran Bahasa Indonesia membina dan

37
mengembangkan pengetahuan dan kemampuan literasi dalam semua peristiwa

komunikasi yang mendukung keberhasilan dalam pendidikan dan dunia kerja. Mata

pelajaran Bahasa Indonesia membentuk keterampilan berbahasa reseptif (menyimak,

membaca dan memirsa) dan keterampilan berbahasa produktif (berbicara dan

mempresentasikan, serta menulis). Kompetensi berbahasa ini berdasar pada tiga hal

yang saling berhubungan dan saling mendukung untuk mengembangkan kompetensi

peserta didik, yaitu bahasa (mengembangkan kompetensi kebahasaan), sastra

(kemampuan memahami, mengapresiasi, menanggapi, menganalisis, dan mencipta

karya sastra); dan berpikir (kritis, kreatif, dan imajinatif). Pengembangan kompetensi

berbahasa, bersastra, dan berpikir diharapkan membentuk peserta didik yang memiliki

kemampuan literasi tinggi dan berkarakter Pancasila.

✓ Mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup kemampuan reseptif (menyimak,

membaca dan memirsa) dan kemampuan produktif (berbicara dan

mempresentasikan, menulis).

✓ Mata pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan pendekatan berbasis genre

melalui pemanfaatan beragam tipe teks dan teks multimodal (lisan, tulis,

visual, audio, audiovisual). Model pembelajaran menggunakan pedagogi

genre, yaitu: penjelasan untuk membangun konteks (explaining, building the

context), pemodelan (modelling), pembimbingan (joint construction), dan

pemandirian (independent construction); serta kegiatan yang mendorong

peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif, dan imajinatif dalam proses

pembelajaran.

✓ Mata pelajaran Bahasa Indonesia dibelajarkan untuk meningkatkan kecakapan

hidup peserta didik dalam mengelola diri dan lingkungan, kesadaran dan

kepedulian peserta didik terhadap lingkungan alam, sosial, dan budaya.

Elemen Capaian Pembelajaran

Menyimak Peserta didik mampu menganalisis dan memaknai informasi berupa gagasan,
pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang tepat dari berbagai jenis teks
(nonfiksi dan fiksi) audiovisual dan aural dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar
wicara. Peserta didik mampu mengeksplorasi dan mengevaluasi berbagai informasi
dari topik aktual yang didengar. Membaca dan Memirsa Peserta didik mem

38
Elemen Capaian Pembelajaran

Membaca dan Peserta didik memahami informasi berupa gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau
Memirsa pesan dari berbagai jenis teks misalnya teks deskripsi, narasi, puisi, eksplanasi dan
eksposisi dari teks visual dan audiovisual untuk menemukan makna yang tersurat
dan tersirat. Peserta didik menginterpretasikan informasi untuk mengungkapkan
simpati, kepedulian, empati atau pendapat pro dan kontra dari teks visual dan
audiovisual. Peserta didik menggunakan sumber informasi lain untuk menilai
akurasi dan kualitas data serta membandingkan informasi pada teks. Peserta didik
mampu mengeksplorasi dan mengevaluasi berbagai topik aktual yang dibaca dan
dipirsa.
Berbicara dan Peserta didik mampu menyampaikan gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau
Mempresentasikan pesan untuk tujuan pengajuan usul, pemecahan masalah, dan pemberian solusi
secara lisan dalam bentuk monolog dan dialog logis, kritis, dan kreatif. Peserta didik
mampu menggunakan dan memaknai kosakata baru yang memiliki makna denotatif,
konotatif, dan kiasan untuk berbicara dan menyajikan gagasannya. Peserta didik
mampu menggunakan ungkapan sesuai dengan norma kesopanan dalam
berkomunikasi. Peserta didik mampu berdiskusi secara aktif, kontributif, efektif, dan
santun. Peserta didik mampu menuturkan dan menyajikan ungkapan simpati, empati,
peduli, perasaan, dan penghargaan dalam bentuk teks informatif dan fiksi melalui
teks multimoda. Peserta didik mampu mengungkapkan dan mempresentasikan
berbagai topik aktual secara kritis.
Menulis Peserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan
tertulis untuk berbagai tujuan secara logis, kritis, dan kreatif. Peserta didik juga
menuliskan hasil penelitian menggunakan metodologi sederhana dengan mengutip
sumber rujukan secara etis. Menyampaikan ungkapan rasa simpati, empati, peduli,
dan pendapat pro/kontra secara etis dalam memberikan penghargaan secara tertulis
dalam teks multimodal. Peserta didik mampu menggunakan dan mengembangkan
kosakata baru yang memiliki makna denotatif, konotatif, dan kiasan untuk menulis.
Peserta didik menyampaikan tulisan berdasarkan fakta, pengalaman, dan imajinasi
secara indah dan menarik dalam bentuk prosa dan puisi dengan penggunaan kosa
kata secara kreatif.

2.2 Pendidikan Pancasila

✓ .Wahana pengembangan pendidikan Pancasila dan pendidikan kewarganegaraan

dengan untuk mewujudkan warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab

dalam rangka membangun peradaban bangsa Indonesia;

✓ Wahana edukatif dalam pengembangan peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila,

Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangat

Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia;

✓ Wahana untuk mempraktikkan perilaku gotong royong, kekeluargaan, dan keadilan

sosial yang dijiwai nilai-nilai Pancasila guna terwujudnya persatuan dan kesatuan

bangsa dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika; 21

✓ Berorientasi pada penumbuhkembangan karakter peserta didik untuk menjadi

warga negara yang cerdas dan baik serta memiliki wawasan kebangsaan yang

menekankan harmonisasi sikap, keterampilan, dan pengetahuan;

39
✓ Berorientasi pada pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik untuk menjadi

pemimpin bangsa dan negara Indonesia di masa depan yang amanah, jujur, cerdas,

dan bertanggung jawab.

Elemen Capaian Pembelajaran

Pancasila Peserta didik mampu menganalisis kronologis lahirnya Pancasila; mengkaji fungsi
dan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa, serta
mengenal Pancasila sebagai ideologi negara. Peserta didik memahami implementasi
Pancasila dalam kehidupan bernegara dari masa ke masa. Peserta didik mampu
mengidentifikasi hubungan Pancasila dengan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia; serta melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari. Peserta didik mengidentifikasi kontribusi Pancasila sebagai pandangan
hidup dalam menyelesaikan persoalan lokal dan global dengan menggunakan sudut
pandang Pancasila.
Undang-Undang Peserta didik memahami periodisasi pemberlakuan dan perubahan Undang-Undang
Dasar Negara Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; memahami UndangUndang Dasar
Republik Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai sumber hukum tertinggi. Peserta
Indonesia Tahun didik memahami bentuk pemerintahan yang berlaku dalam kerangka Negara
1945 Kesatuan Republik Indonesia. Peserta didik memahami peraturan
perundangundangan dan tata urutannya; mematuhi pentingnya norma dan aturan,
menyeimbangkan hak dan kewajiban warga negara.
Bhinneka Tunggal Peserta didik mampu mengidentifikasi keberagaman suku, agama, ras dan
Ika antargolongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika, dan mampu menerima
keragaman dan perubahan budaya sebagai suatu kenyataan yang ada di dalam
kehidupan bermasyarakat, dan menanggapi secara proporsional terhadap kondisi
yang ada di lingkungan sesuai dengan peran dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
Peserta didik memahami urgensi pelestarian nilai tradisi, kearifan lokal dan budaya;
menunjukkan contoh pelestarian nilai tradisi, kearifan lokal dan budaya. Peserta
didik menumbuhkan sikap tanggung jawab dan berperan aktif dalam menjaga dan
melestarikan praktik nilai tradisi, kearifan lokal dan budaya dalam masyarakat
global.
Negara Kesatuan Peserta didik mampu mengidentifikasi wilayah Negara Kesatuan Republik
Republik Indonesia sebagai satu kesatuan utuh dan wawasan nusantara dalam konteks Negara
Indonesia Kesatuan Republik Indonesia; peserta didik turut menjaga keutuhan wilayah NKRI.
Peserta didik mampu menunjukkan perwujudan demokrasi yang didasari oleh nilai-
nilai Pancasila serta menunjukkan contoh serta praktik kemerdekaan berpendapat
warga negara dalam era keterbukaan informasi. Peserta didik mampu
mengidentifikasi sistem pemerintahan Indonesia, kedudukan, tugas, wewenang, dan
hubungan antarlembaga-lembaga negara, hubungan negara dengan warga negara
baik di bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya maupun pertahanan dan
keamanan. Peserta didik menyusun laporan singkat tentang sistem pemerintahan
Indonesia, kedudukan, tugas, wewenang, dan hubungan antarlembaga-lembaga
negara, hubungan negara dengan warga negara

2.3. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti mencakup elemen keilmuan yang

meliputi (1) Al-Qur’an-Hadis, (2) Akidah, (3) Akhlak, (4) Fikih, dan (5) Sejarah Peradaban

Islam.

Elemen Capaian Pembelajaran

Al-Qur’an dan Peserta didik memahami definisi Al-Qur’an dan Hadis Nabi dan posisinya sebagai
Hadis sumber ajaran agama Islam. Peserta didik juga memahami pentingnya pelestarian
alam dan lingkungan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam ajaran Islam.
Peserta didik juga mampu menjelaskan pemahamannya tentang sikap moderat dalam
beragama. Peserta didik juga memahami tingginya semangat keilmuan beberapa
intelektual besar Islam.

40
Elemen Capaian Pembelajaran

Akidah Peserta didik mendalami enam rukun Iman.


Akhlak Peserta didik mendalami peran aktivitas salat sebagai bentuk penjagaan atas diri
sendiri dari keburukan. Peserta didik juga memahami pentingnya verifikasi
(tabayyun) informasi sehingga dia terhindar dari kebohongan dan berita palsu.
Peserta didik juga memahami definisi toleransi dalam tradisi Islam berdasarkan ayat-
ayat Al-Qur’an dan HadisHadis Nabi. Peserta didik juga mulai mengenal dimensi
keindahan dan seni dalam Islam termasuk ekspresi-ekspresinya.
Fikih Peserta didik memahami internalisasi nilai-nilai dalam sujud dan ibadah salat,
memahami konsep muʿāmalah, riba, rukhsah, serta mengenal beberapa mazhab
fikih, dan ketentuan mengenai ibadah qurban.
Sejarah Peradaban Peserta didik mampu menghayati penerapan akhlak mulia dari kisah-kisah penting
Islam dari Bani Umayyah, Abbasiyyah, Turki Usmani, Syafawi dan Mughal sebagai
pengantar untuk memahami alur sejarah masuknya Islam ke Indonesia.

2.4. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

Pendidikan Agama Kristen merupakan usaha yang dilakukan secara terencana

dan berkelanjutan dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan

pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan Allah di dalam

Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap sesama dan

lingkungan. Setiap orang yang terlibat dalam proses pembelajaran PAK memiliki

keterpanggilan untuk mewujudkan kebenaran dan tandatanda Kerajaan Allah dalam

kehidupan pribadi maupun sebagai bagian dari komunitas dalam konteks masyarakat

majemuk. Masyarakat Indonesia yang majemuk dipandang sebagai berkat Tuhan dan

dalam konteks pemahaman iman Kristen merupakan medan layan bagi orang Kristen untuk

membangun kehidupan bersama yang adil dan setara. Panggilan iman orang Kristen ini

secara historis telah dibangun sejak proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu,

karakteristik Pendidikan Agama Kristen yang kontekstual harus menegaskan peran 51

hidup orang beriman dalam mewujudkan tanggungjawabnya membangun bangsa

Indonesia yang berketuhanan, bersatu, setara, dan berkeadilan, serta menghargai

kemajemukan dalam masyarakat dan bangsa Indonesia. Pendidikan Agama Kristen harus

mampu menyikapi perkembangan zaman, sehingga peserta didik mampu menyelesaikan

dan menjawab segala problematika yang dihadapi. Dengan demikian, Pendidikan Agama

Kristen harus memiliki muatan pembelajaran kontekstual, artinya materi yang ada di dalam

Pendidikan Agama Kristen selalu dikaitkan dengan situasi dan konteks agar dapat

menjelaskan kasuskasus yang dialami dalam kehidupan nyata. Fakta yang diperoleh dari

41
kajian bagi program pendidikan Kristen, yaitu: 1) Pelaku telah diberi karunia Roh; 2)

Bertujuan mendewasakan umat melayani; 3) Menghasilkan dan hubungan harmonis; 4)

Bersifat kebenaran teologis; 5) Penuh kasih karunia dan kebenaran; 6) Saling membantu

dan berkembang secara harmonis.

Elemen Sub Elemen Capaian Pembelajaran

Al-Qur’an Allah Memahami Karya Allah dalam hidup manusia yang mengubah masa
dan Hadis Berkarya depan manusia dan dunia secara keseluruhan, mensyukuri
perkembangan IPTEK dan bertanggungjawab terhadap IPTEK,
memahami karya Allah melalui berbagai perubahan yang dihadirkan
gereja.
Allah Memahami dan menyajikan bukti-bukti Allah memelihara seluruh
Pemelihara ciptaan-Nya, bahwa hidup manusia yang dinamis berada dalam kuasa
dan pemeliharaan Allah, meyakini bahwa Allah memelihara, memberi
isnpirasi kehidupan dan mensyukuri pemeliharaan Allah sepanjang
kehidupan.
Allah Mengakui bahwa hanya Allah yang dapat mengampuni dan
Penyelamat menyelamatkan manusia dalam Yesus Kristu dan meneladani Yesus
dalam hidup beriman melalui berbagai aktifitas.
Allah Bersikap sebagai orang yang dipimpin dan dibaharui oleh Roh Kudus
Pembaru dan menerapkan makna hidup beriman dan berpengharapan dalam
menghadapi berbagai tantangan.
Manusia dan Hakikat Memahami teladan Yesus Kristus dan menerapkan-nya dalam
Nilainilai Manusia kehidupan bagi sesama manusia, memahami berbagai bentuk fenomena
Kristiani dan tantangan pergaulan remaja masa kini.
Nilai-nilai Menerapkan nilai-nilai kristiani dalam kehidupan sehari-hari, bersikap
Kristiani rendah hati, dan peduli terhadap sesama.
Gereja dan Tugas Memahami karya Allah dalam pelayanan gereja yang membawa
Masyarakat Panggilan pembaruan bagi dunia secara keseluruhan, memperkenalkan misi
Majemuk Gereja pelayanan gereja masa kini serta memahami makna kehadiran gereja
bagi umat Kristen dan bagi dunia, memahami berbagai bentuk
pelayanan gereja masa kini dan mengkritisinya.
Masyarakat Mengembangkan sikap terbuka, toleran, dan inklusif terhadap sesama
Majemuk dalam masyarakat majemuk, memahami model-model dialog dan kerja
sama antar agama dalam rangka moderasi beragama serta
merencanakan kegiatan sederhana yang dapat menunjukkan sikap hidup
inklusif dalam masyarakat majemuk.
Alam dan Alam Ciptaan Memahami bahwa pemeliharaan Allah terus berlangsung terhadap alam
Lingkungan Allah dan manusia dalam segala situasi dan manusia meresponsnya melalui
Hidup tanggung jawab dan berbagai aktifitas memelihara alam.
Tanggung Memahami bahwa manusia diberi tugas oleh Allah untuk mengolah
Jawab serta memelihara alam dan lingkungan hidup
Manusia
Terhadap
Alam

2.5. Pendidikan Agama Katolik Dan Budi Pekerti

Kecakapan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

adalah memahami, menghayati, mengungkapkan, dan mewujudkan. Dengan memiliki

kecakapan memahami, peserta didik diharapkan memiliki pemahaman ajaran iman Katolik

yang otentik. Kecakapan menghayati membantu peserta didik dapat menghayati iman

Katoliknya sehingga mampu mengungkapkan iman dalam berbagai ritual ungkapan iman

42
dan pada akhirnya mampu mewujudkan iman dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

Kecakapan ini merupakan dasar pengembangan konsep belajar Pendidikan Agama Katolik

dan Budi Pekerti.

Elemen Capaian Pembelajaran

Pribadi Peserta Peserta didik mampu memahami manusia sebagai citra Allah yang unik, dan
Didik sederajat, baik sebagai perempuan ataupun laki-laki, yang memiliki kemampuan dan
keterbatasan, sehingga bangga dan bersyukur. Peserta didik menyadari dirinya yang
tumbuh dan berkembang berkat peran keluarga, teman, sekolah dan Gereja.
Yesus Kristus Peserta didik mengenal dan memahami pribadi Yesus yang berbelas kasih dan
pengampun sehingga mampu membangun relasi dengan-Nya. Peserta didik mampu
memahami pribadi dan karya Yesus sebagai pemenuhan janji Allah, yang
mewartakan Kerajaan Allah melalui sabda, tindakan, dan mukjizat-Nya; yang
memanggil dan mengutus para murid-Nya, mengalami sengsara, wafat dan
kebangkitan serta naik ke surga, selanjutnya mengutus Roh Kudus yang memberi
daya dan kekuatan bagi para murid.
Gereja Peserta didik memahami Gereja sebagai komunitas yang hidup, yang melakukan
berbagai karya, dan menjadi tanda dan sarana keselamatan serta mewujudkan
sakramen keselamatan, melalui sakramen Inisiasi dan Sakramen Penyembuhan.
Pada akhirnya Peserta didik dapat mewujudkan dalam hidupnya sehari-hari sebagai
murid-murid Yesus dan anggota Gereja. Peserta didik mampu memahami makna
Sakramen Perkawinan, Sakramen Tahbisan, dan membangun masa depan.
Masyarakat Peserta didik mewujudkan imannya melalui upaya membangun kehidupan bersama
berlandaskan pada Kebebasan sebagai Anak-anak Allah dan Sabda Bahagia. Peserta
didik mengimani Allah sebagai sumber keselamatan yang sejati dan menanggapinya
dalam kebersamaan dengan jemaat serta meneladan Maria; beriman di tengah
masyarakat dengan mewujudkan hak dan kewajiban sebagai anggota Gereja dan
masyarakat, menghargai keluhuran martabat manusia dengan mengembangkan
budaya kehidupan, mengembangkan keadilan dan kejujuran, bersahabat dengan
alam; beriman dengan membangun persaudaraan dengan semua orang berdasar
sikap Gereja Katolik terhadap agama dan kepercayaan lain sehingga dapat
membangun kebersamaan. Akhirnya peserta didik dapat mewujudkan makna iman
dalam perilaku hidupnya sehari-hari, karena iman tanpa perbuatan adalah mati

2.6. Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti diorganisasikan

dalam 5 elemen (strand) kecakapan dan konten. Elemen kecakapan yang ada dalam Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti terdiri dari: empati, komunikasi,

refleksi, berpikir kritis, kreatif, dan kolaborasi.

Elemen Capaian Pembelajaran

Sraddha dan Peserta didik dapat, menerapkan dan mengaplikasikan asta asiwarya dan catur marga
Bhakti dalam kehidupan sosial keagamaan. Hal ini dilakukan untuk melatih dirinya untuk
memahami akan kecintaanya kepada Hyang Widhi Wasa dan menerapkanya dalam
kehidupan keluarga, sekolah, masyarakat.
Susila Peserta didik dapat menerapkan, menilai dari tri hita karana, catur purusartha dan
panca yama dan nyama sebagai aplikasi nilai-nilai susila untuk diterapkan dalam
kehidupan untuk keseimbangan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia
dan manusia dengan alam agar terbentuk pribadi yang unggul.
Acara Peserta didik dapat menganalisis dan mengidentifikasi bentuk kearifan lokal
kaitannya dengan nilai-nilai budaya bangsa dan kebangsaan. Hal ini dilakukan untuk
melestarikan budaya daerah dan penerapan nilai keagamaan Hindu di Nusantara.
Kitab suci Weda Peserta didik dapat menganalisis kitab suci Hindu bagian upaweda, wedangga dan
jyotisa dengan penerapan tri kerangka Hindu (tattwa, susila dan acara) sebagai
pedoman kehidupan pada lingkup keluarga.

43
Elemen Capaian Pembelajaran

Sejarah Peserta didik dapat menganalisis kontribusi sejarah Hindu dalam perkembangan
kekinian. Peserta didik dapat menjadikan sejarah sebagai sumber pembelajaran
positif pada kehidupan kekinian dan berupaya melestarikan peninggalan sejarah dan
kebudayaan Hindu di Indonesia.

2.7. Pendidikan Agama Buddha Dan Budi Pekerti

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti berorientasi untuk membentuk peserta

didik yang berakhlak mulia dan berkebinekaan global berlandaskan nilai-nilai agama

Buddha serta nilai-nilai Pancasila yang terintegrasi dalam ajaran moralitas, meditasi, dan

kebijaksanaan. Menurut Grimmitt (2000) belajar dari agama melibatkan peserta didik

dalam mengevaluasi yang telah mereka pelajari tentang agama, baik secara impersonal

maupun personal. Mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti diarahkan

untuk mempelajari konten Pendidikan Agama Buddha pada penerapan esensi nilai, tidak

hanya berada pada ranah pengetahuan keagamaan. Auto kritik terhadap ajaran agama

Buddha dimungkinkan terjadi, akan tetapi diarahkan pada pengembangan kondisi batin

sesuai dengan entitas Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti. Proses pelaksanaan

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti harus didukung oleh pendidik dan lingkungan

sosial yang membudayakan pengembangan kebijaksanaan dan cinta kasih serta dilakukan

melalui tiga tahapan Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti yang terintegrasi yaitu

antara mempelajari teori, mempraktikkan teori, dan memperoleh hasil dari mempraktikkan

teori. Tiga tahapan tersebut merupakan tahapan belajar dharma atau Buddhasasana yang

dalam 85 proses Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti dilakukan peserta didik

dengan: (1) belajar dari nilai-nilai agama Buddha serta nilai-nilai Pancasila dasar negara

melalui internalisasi nilai oleh pendidik dan lingkungan dengan menerapkan pembelajaran

nilai dan pembelajaran berpusat pada siswa, melalui teladan, dan pembiasaan untuk

mengamalkan nilai-nilai; (2) praktik nilai-nilai agama Buddha serta nilai-nilai Pancasila

dasar negara dengan menerima dan menghayatinya; dan (3) mencapai hasil belajar nilai-

nilai agama Buddha serta nilai-nilai Pancasila dasar negara yaitu menjadi Pelajar Pancasila

yang berakhlak mulia dan berkebinekaan global dengan memiliki empat pengembangan

44
holistik mencakup pengembangan fisik, pengembangan moral atau sosial, pengembangan

mental, dan pengembangan pengetahuan atau kebijaksanaan. Pengembangan fisik adalah

perilaku peserta didik yang dikembangkan dalam keterhubungannya dengan lingkungan

fisik dan lingkungan alam. Pengembangan dilakukan menggunakan indra dan pikiran

dengan penuh kesadaran melalui kegiatan ritual, meditasi, maupun aktivitas fisik lainnya

untuk memperhatikan jasmani dan perilaku secara bijaksana dalam keterhubungannya

dengan lingkungan dan alam. Melalui pengembangan fisik, peserta didik memiliki dasar

keterampilan hidup dan perilaku yang baik, menghayati kebenaran, mampu menghayati

kehidupan secara bijak, dan penuh perhatian terhadap aktivitas jasmani. Pengembangan

moral atau sosial adalah perilaku baik yang dikembangkan dalam keterhubungan peserta

didik dengan lingkungan sosial yang berbeda, negara dan bangsa yang majemuk, dan

makhluk lain. Pengembangan moral dan sosial merupakan perilaku yang berlandaskan

ajaran moralitas dan disiplin yang tercermin melalui ucapan benar, perbuatan benar, mata

pencaharian benar, dan kebijaksanaan sebagai bentuk keterampilan hidup di lingkungan

sosial. Pengembangan mental adalah kesadaran yang dikembangkan melalui usaha benar,

perhatian, dan meditasi, didukung kegiatan ritual, dan menghayati ajaran kebenaran.

Pengembangan mental menghasilkan konsentrasi, kesadaran, kesehatan mental,

kecerdasan emosional, senang belajar, dan kemauan meningkatkan kualitas diri maupun

batin. Pengembangan mental peserta didik tercermin melalui ucapan 86 dan perilaku yang

berlandaskan pikiran cinta kasih, belas kasih, simpati, dan keseimbangan batin. Perilaku

peserta didik yang memiliki mental sehat akan memiliki rasa terima kasih, murah hati, malu

berbuat jahat, takut akibat perbuatan jahat, bersikap hormat, lemah lembut, tidak serakah,

semangat, sabar, jujur, dan bahagia dalam keterhubungannya dengan diri sendiri,

lingkungan sosial, dan lingkungan alam. Pengembangan pengetahuan atau kebijaksanaan

adalah pengembangan pengetahuan terhadap nilai-nilai agama Buddha yang

dikembangkan melalui pandangan benar dan berdasarkan keyakinan yang bijaksana

terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Tiratana, dan hukum kebenaran. Pengembangan

pengetahuan dan kebijaksanaan diarahkan pada kemampuan berpikir kritis dan berpikir

benar bagi peserta didik yang berfungsi untuk mengikis keserakahan, kebencian, dan

45
kebodohan batin. Pengembangan pengetahuan dan kebijaksanaan tercermin dari

pengalaman keagamaan peserta didik yang mampu memaknai hidup, memaknai diri

sendiri, mengontrol emosi, penuh kesadaran, membedakan baik dan buruk, mampu

berkomunikasi, serta mampu mengelola dan memecahkan permasalahan dalam semua

aspek kehidupan, berlandaskan pengetahuan terhadap nilai-nilai agama Buddha serta nilai-

nilai Pancasila dasar negara.

2.8. Mata Pelajaran Matematika

Mata Pelajaran Matematika diorganisasikan dalam lingkup lima elemen konten

(dengan tambahan 1 elemen sebagai pilihan untuk kelas XI dan XII) dan lima elemen

proses yaitu : Bilangan, Aljabar, Pengukuran, Geometri, Analisis Data dan Peluang.

Elemen Capaian Pembelajaran

Bilangan Di akhir fase D, peserta didik dapat membaca, menulis, dan membandingkan bilangan
bulat, bilangan rasional dan irasional, bilangan desimal, bilangan berpangkat bulat dan
akar, bilangan dalam notasi ilmiah. Mereka dapat menerapkan operasi aritmetika pada
bilangan real, dan memberikan estimasi/perkiraan dalam menyelesaikan masalah
(termasuk berkaitan dengan literasi finansial). Peserta didik dapat menggunakan
faktorisasi prima dan pengertian rasio (skala, proporsi, dan laju perubahan) dalam
penyelesaian masalah.
Aljabar Di akhir fase D peserta didik dapat mengenali, memprediksi dan menggeneralisasi pola
dalam bentuk susunan benda dan bilangan. Mereka dapat menyatakan suatu situasi ke
dalam bentuk aljabar. Mereka dapat menggunakan sifat-sifat operasi (komutatif, asosiatif,
dan distributif) untuk menghasilkan bentuk aljabar yang ekuivalen. Peserta didik dapat
memahami relasi dan fungsi (domain, kodomain, range) dan menyajikannya dalam bentuk
diagram panah, tabel, himpunan pasangan berurutan, dan grafik. Mereka dapat
membedakan beberapa fungsi nonlinear dari fungsi linear secara grafik. Mereka dapat
menyelesaikan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. Mereka dapat
menyajikan, menganalisis, dan menyelesaikan masalah dengan menggunakan relasi,
fungsi dan persamaan linear. Mereka dapat menyelesaikan sistem persaman linear dua
variabel melalui beberapa cara untuk penyelesaian masalah.
Pengukuran Di akhir fase D peserta didik dapat menjelaskan cara untuk menentukan luas lingkaran
dan menyelesaikan masalah yang terkait. Mereka dapat menjelaskan cara untuk
menentukan luas permukaan dan volume bangun ruang (prisma, tabung, bola, limas dan
kerucut) dan menyelesaikan masalah yang terkait. Mereka dapat menjelaskan pengaruh
perubahan secara proporsional dari bangun datar dan bangun ruang terhadap ukuran
panjang, besar sudut, luas, dan/atau volume.
Geometri Di akhir fase D peserta didik dapat membuat jaringjaring bangun ruang (prisma, tabung,
limas dan kerucut) dan membuat bangun ruang tersebut dari jaring-jaringnya. Peserta
didik dapat menggunakan hubungan antarsudut yang terbentuk oleh dua garis yang
berpotongan, dan oleh dua garis sejajar yang dipotong sebuah garis transversal untuk
menyelesaikan masalah (termasuk menentukan jumlah besar sudut dalam sebuah segitiga,
menentukan besar sudut yang belum diketahui pada sebuah segitiga). Mereka dapat
menjelaskan sifat-sifat kekongruenan dan kesebangunan pada segitiga dan segiempat, dan
menggunakannya untuk menyelesaikan masalah. Mereka dapat menunjukkan kebenaran
teorema Pythagoras dan menggunakannya dalam menyelesaikan masalah (termasuk jarak
antara dua titik pada bidang koordinat Kartesius). Peserta didik dapat melakukan
transformasi tunggal (refleksi, translasi, rotasi, dan dilatasi) titik, garis, dan bangun datar
pada bidang koordinat Kartesius dan menggunakannya untuk menyelesaikan masalah.
Analisa Data dan Di akhir fase D, peserta didik dapat merumuskan pertanyaan, mengumpulkan,
Peluang menyajikan, dan menganalisis data untuk menjawab pertanyaan. Mereka dapat
menggunakan diagram batang dan diagram lingkaran untuk menyajikan dan
menginterpretasi data. Mereka dapat mengambil sampel yang mewakili suatu populasi

46
Elemen Capaian Pembelajaran

untuk mendapatkan data yang terkait dengan mereka dan lingkungan mereka. Mereka
dapat menentukan dan menafsirkan rerata (mean), median, modus, dan jangkauan (range)
dari data tersebut untuk menyelesaikan masalah (termasuk membandingkan suatu data
terhadap kelompoknya, membandingkan dua kelompok data, memprediksi, membuat
keputusan). Mereka dapat menginvestigasi kemungkinan adanya perubahan pengukuran
pusat tersebut akibat perubahan data. Peserta didik dapat menjelaskan dan menggunakan
pengertian peluang dan frekuensi relatif untuk menentukan frekuensi harapan satu
kejadian pada suatu percobaan sederhana (semua hasil percobaan dapat muncul secara
merata).

2.9. Mata pelajaran Bahasa Inggris

✓ Jenis teks yang diajarkan dalam bahasa Inggris umum beragam, misalnya narasi,

deskripsi, eksposisi, prosedur, argumentasi, diskusi, teks khusus (pesan singkat,

iklan), dan teks otentik. Beragam teks ini disajikan bukan hanya dalam bentuk teks

tulisan saja, tetapi juga teks lisan (monolog atau dialog), teks visual, teks audio, dan

teks multimodal (teks yang mengandung aspek verbal, visual dan audio), baik

otentik maupun teks yang dibuat untuk tujuan pengajaran, baik tunggal maupun

teks ganda, yang diproduksi dalam kertas maupun layar. Hal ini diupayakan untuk

memfasilitasi peserta didik agar terampil menggunakan teknologi (literasi

teknologi), sehingga dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam menavigasi

informasi digital.

✓ Guru dapat menentukan jenis teks yang ingin diajarkan sesuai dengan kondisi di

kelas. Pembelajaran dapat dimulai dari jenis teks yang memuat topik yang sudah

dikenal oleh peserta didik untuk membantu mereka memahami isi teks yang

dibacanya dan kemudian mampu menghasilkan teks jenis tersebut dalam bentuk

lisan dan tulisan. Selanjutnya, guru dapat memperkenalkan peserta didik dengan

jenis teks yang baru diketahui oleh peserta didik. Guru dapat membantu mereka

membangun pemahaman terhadap jenis teks baru tersebut, sehingga peserta didik

mampu menghasilkan karya dalam jenis teks tersebut, baik lisan maupun tulisan.

Pemilihan jenis teks juga dapat disesuaikan dengan kondisi yang sering dialami

oleh peserta didik baik di dalam konteks sekolah, maupun konteks di rumah agar

peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari dan mempraktikkan teks

tersebut dalam kehidupan nyata.

47
✓ Proses belajar berfokus pada peserta didik (learner-centred) (Tyler, 1949, 1990),

yakni bahwa proses belajar harus difokuskan pada upaya mengubah perilaku

peserta didik (yang asalnya dari tidak mampu menjadi mampu), dalam

menggunakan bahasa Inggris pada enam keterampilan berbahasa dalam berbagai

jenis teks.

✓ Pembelajaran bahasa Inggris umum difokuskan pada kemampuan berbahasa

peserta didik sesuai dengan tahapan perkembangan kemampuan berbahasa.

Pembelajaran bahasa Inggris umum 153 mencakup elemen keterampilan reseptif

(menyimak, membaca, dan memirsa), serta keterampilan produktif (berbicara,

menulis, dan mempresentasikan).

Elemen Capaian Pembelajaran

Menyimak – Pada akhir Fase D, peserta didik menggunakan bahasa Inggris untuk berinteraksi
Berbicara dan saling bertukar ide, pengalaman, minat, pendapat dan pandangan dengan guru,
teman sebaya dan orang lain dalam berbagai macam konteks familiar yang formal
dan informal. Dengan pengulangan dan penggantian kosakata, peserta didik
memahami ide utama dan detil yang relevan dari diskusi atau presentasi mengenai
berbagai macam topik yang telah familiar dan dalam konteks kehidupan di sekolah
dan di rumah. Mereka terlibat dalam diskusi, misalnya memberikan pendapat,
membuat perbandingan dan menyampaikan preferensi. Mereka menjelaskan dan
memperjelas jawaban mereka menggunakan struktur kalimat dan kata kerja
sederhana.
Membaca – Pada akhir fase D, peserta didik membaca dan merespon teks familiar dan tidak
Memirsa familiar yang mengandung struktur yang telah dipelajari dan kosakata yang familiar
secara mandiri. Mereka mencari dan mengevaluasi ide utama dan informasi spesifik
dalam berbagai jenis teks. Teks ini dapat berbentuk cetak atau digital, termasuk
diantaranya teks visual, multimodal atau interaktif. Mereka mengidentifikasi tujuan
teks dan mulai melakukan inferensi untuk memahami informasi tersirat dalam
sebuah teks.
Mempresentasikan Pada akhir Fase D, peserta didik mengomunikasikan ide dan pengalaman mereka
melalui paragraf sederhana dan terstruktur, menunjukkan perkembangan dalam
penggunaan kosakata spesifik dan struktur kalimat sederhana. Menggunakan contoh,
mereka membuat perencanaan, menulis, dan menyajikan teks informasi, imajinasi
dan persuasi dengan menggunakan kalimat sederhana dan majemuk untuk
menyusun argumen dan menjelaskan atau mempertahankan suatu pendapat.

2.10. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu pengetahuan (sains) merupakan sebuah sistem pengetahuan tentang dunia

fisik serta fenomena terkait yang memerlukan observasi tanpa bias serta eksperimentasi

yang sistematis (Gregersen, 2020). Ilmu pengetahuan berkembang seiring dengan

perkembangan zaman. Apa yang diketahui sebagai sebuah kebenaran ilmiah pada masa

lampau mungkin mengalami pergeseran pada masa kini ataupun masa depan. Jadi, ilmu

pengetahuan bersifat dinamis dan perlu terus dikembangkan untuk mengungkap kebenaran

48
dan memanfaatkannya untuk kehidupan. Pendidikan IPA secara terpadu berfokus pada

kompetensi penerapan kaidah penelitian ilmiah dalam proses belajar. Dengan demikian,

diharapkan setelah menguasai IPA, peserta didik memiliki landasan berpikir dan bertindak

yang kokoh yang didasarkan atas pemahaman kaidah penelitian ilmiah.

Dalam pengajaran sains, terdapat dua pendekatan pedagogis: pendekatan deduktif

dan induktif (Constantinou et.al, 2018). Peran guru dalam pendekatan deduktif adalah

menyajikan suatu konsep dengan logika terkait dan memberikan contoh penerapannya.

Peserta didik diposisikan sebagai pembelajar pasif, yaitu hanya menerima materi.

Sebaliknya, pendekatan proses inkuiri (yang merupakan pendekatan induktif), peserta

didik diberikan kesempatan yang luas untuk melakukan observasi, melakukan eksperimen

dan dibimbing oleh guru untuk membangun konsep berdasarkan pengetahuan yang

dimilikinya (Rocard, et.al., 2007). Ada dua elemen utama dalam pendidikan IPA yakni

pemahaman IPA dan keterampilan proses (inkuiri) untuk menerapkan sains dalam

kehidupan sehari-hari. Setiap elemen berlaku untuk empat cakupan konten yaitu makhluk

hidup, zat dan sifatnya, energi dan perubahannya, serta bumi dan antariksa.

Elemen Capaian Pembelajaran

Pemahaman IPA Peserta didik memiliki kompetensi berpikir ilmiah jika peserta didik memiliki
pemahaman sains yang utuh. Kemampuan berpikir akan berdampak progresif bagi
pengembangan ilmu pengetahuan jika seseorang memiliki pemahaman bidang
keilmuan tertentu. Bernalar kritis dalam pemahaman cakupan konten merupakan hal
yang diharapkan dari peserta didik. Pemahaman IPA selalu dapat dikaitkan dengan
kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Karenanya, dalam mencapai
kompetensi itu peserta didik diharapkan memiliki pemahaman konsep sains yang
sesuai dengan cakupan setiap konten dan perkembangan jenjang belajar.
Pemahaman atas cakupan konten yang dibangun dalam diri peserta didik haruslah
menunjukkan keterkaitan antara biologi, fisika dan kimia. Akibatnya, peserta didik
memahami sains secara menyeluruh untuk cakupan konten tertentu. Pemahaman ini
meliputi kemampuan berpikir sistemik, memahami konsep, hubungan antar konsep,
hubungan kausalitas (sebab-akibat) serta tingkat hierarkis suatu konsep
Keterampilan Dalam profil Pelajar Pancasila, disebutkan bahwa peserta didik Indonesia yang
proses bernalar kritis mampu memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif
secara objektif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis
informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya. Dengan memiliki keterampilan
proses yang baik maka profil tersebut dapat dicapai.
1. Mengamati
Mengamati sebuah fenomena dan peristiwa merupakan awal dari proses inkuiri
yang akan terus berlanjut ke tahapan berikutnya.
2. Mempertanyakan dan memprediksi
Peserta didik didorong untuk mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang ingin
diketahui pada saat melakukan pengamatan. Pada tahap ini peserta didik juga
menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan baru yang akan
dipelajari sehingga bisa memprediksi apa yang akan terjadi dengan hukum sebab
akibat
3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan Setelah mempertanyakan dan
membuat prediksi berdasarkan pengetahuan dan informasi yang dimiliki, peserta
didik membuat rencana dan menyusun langkahlangkah operasional berdasarkan

49
Elemen Capaian Pembelajaran

referensi yang benar. Peserta didik dapat menjawab pertanyaan dan membuktikan
prediksi dengan melakukan penyelidikan.
4. Memproses, menganalisis data dan informasi Peserta didik memilih dan
mengorganisasikan informasi yang diperoleh. Ia menafsirkan informasi yang
didapatkan dengan jujur dan bertanggung jawab.
5. Mengevaluasi dan refleksi
6. Mengomunikasikan hasil Peserta didik melaporkan hasil secara terstruktur
melalui lisan atau tulisan, menggunakan bagan, diagram maupun ilustrasi, serta
dikreasikan ke dalam media digital dan non-digital untuk mendukung penjelasan.
Peserta didik lalu mengomunikasikan hasil temuannya dengan mempublikasikan
hasil laporan dalam berbagai media, baik digital dan atau non digital. Pelaporan
dapat dilakukan berkolaborasi dengan berbagai pihak.
Keterampilan proses tidak selalu merupakan urutan langkah, melainkan suatu siklus
yang dinamis yang dapat disesuaikan berdasarkan perkembangan dan kemampuan
peserta didik.

2.11. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Karakteristik IPS adalah perilaku sosial, ekonomi, dan budaya manusia di

masyarakat dalam konteks ruang dan waktu yang mengalami perubahan. Oleh karena itu,

masyarakat menjadi sumber utama IPS. Perlu ditekankan bahwa materi-materi

pembelajaran hanya kendaraan menuju capaian pembelajaran. Artinya proses

pembelajaran tidak berfokus utama pada penyelesaian materi, tapi lebih kepada

ketercapaian kompetensi. Penyelenggara pendidikan mempunyai peluang untuk

mengembangkan materi secara mandiri. 228 Pembahasan materi pembelajaran tidak

disampaikan secara terpisah antara Geografi, Ekonomi, Sejarah, Sosiologi, namun harus

terintegrasi sehingga pelajar mendapatkan pemahaman dan keterampilan yang utuh yang

sesuai dengan karakteristik pembelajaran abad ke-21.

Elemen Capaian Pembelajaran

Pemahaman Pada akhir fase ini, peserta didik mampu memahami dan memiliki kesadaran akan
keberadaan diri serta mampu berinteraksi dengan lingkungan terdekatnya. Ia mampu
menganalisis hubungan antara kondisi geografis daerah dengan karakteristik
masyarakat dan memahami potensi sumber daya alam serta kaitannya dengan
mitigasi kebencanaan . Ia juga mampu menganalisis hubungan antara keragaman
kondisi geografis nusantara terhadap pembentukan kemajemukan budaya. Ia mampu
memahami bagaimana masyarakat saling berupaya untuk dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya. Ia mampu menganalisis peran pemerintah dan masyarakat
dalam mendorong pertumbuhan perekonomian. Peserta didik juga mampu
memahami dan memiliki kesadaran terhadap perubahan sosial yang sedang terjadi
di era kontemporer. Ia dapat menganalisis perkembangan ekonomi di era digital.
Peserta didik memahami tantangan pembangunan dan potensi Indonesia menjadi
negara maju. Ia menyadari perannya sebagai bagian dari masyarakat Indonesia dan
dunia di tengah isu-isu regional dan global yang sedang terjadi dan ikut memberikan
kontribusi yang positif.
Keterampilan Pada akhir fase ini, Peserta didik mampu memahami dan menerapkan materi
Proses pembelajaran melalui pendekatan keterampilan proses dalam belajarnya, yaitu
mengamati, menanya dengan rumus 5W 1H. Kemudian mampu memperkirakan apa

50
Elemen Capaian Pembelajaran

yang akan terjadi berdasarkan jawaban-jawaban yang ditemukan. Peserta didik juga
mampu mengumpulkan informasi melalui studi pustaka, studi dokumen, lapangan,
wawancara, observasi, kuesioner, dan teknik pengumpulan informasi lainnya.
merencanakan dan mengembangkan penyelidikan. Peserta didik mengorganisasikan
informasi dengan memilih, mengolah dan menganalisis informasi yang diperoleh.
Proses analisis informasi dilakukan dengan cara verifikasi, interpretasi, dan
triangulasi informasi. Peserta didik menarik kesimpulan, menjawab, mengukur dan
mendeskripsikan serta menjelaskan permasalahan yang ada dengan memenuhi
prosedur dan tahapan yang ditetapkan. Peserta didik mengungkapkan seluruh hasil
tahapan di atas secara lisan dan tulisan dalam bentuk media digital dan non-digital.
Peserta didik lalu mengomunikasikan hasil temuannya dengan mempublikasikan
hasil laporan dalam bentuk presentasi digital dan atau non digital, dan sebagainya.
Selain itu peserta didik mampu mengevaluasi pengalaman belajar yang telah dilalui
dan diharapkan dapat merencanakan proyek lanjutan dengan melibatkan lintas mata
pelajaran secara kolaboratif.

2.12. Mata Pelajaran Seni Rupa

✓ Pembelajaran berpusat pada peserta didik; dimana mereka memiliki ruang kreativitas

untuk menemukan gagasan dan caranya sendiri dalam berkarya, sesuai dengan

kemampuan, minat, bakat dan kecepatan belajarnya masing-masing.

✓ Pembelajaran melalui pengalaman mengamati, mencipta, menikmati, mengetahui,

memahami, bersimpati, berempati, peduli dan toleransi terhadap beragam nilai,

budaya, proses dan karya.

✓ Pembelajaran yang menyenangkan, bermakna, relevan, dan mengembangkan

keterampilan bekerja dan berpikir artistik bagi kehidupan sehari-hari.

✓ Pembelajaran seni rupa merayakan keunikan individu dan bersifat khas/kontekstual

sesuai potensi yang dimiliki peserta didik, satuan pendidikan dan daerahnya.

✓ Pembelajaran seni rupa terhubung erat dengan aspek seni maupun bidang ilmu lainnya

dan mendorong kolaborasi interdisipliner.

✓ Pembelajaran seni rupa memiliki dampak bagi diri peserta didik dan lingkungannya.

Kesadaran akan dampak sebuah karya akan mendorong terbentuknya sikap

bertanggung jawab

Elemen Capaian Pembelajaran

Mengalami Pada akhir fase D, peserta didik mampu mengamati, mengenal, merekam dan
(Experiencing) menuangkan pengalaman dan pengamatannya terhadap lingkungan, perasaan
atau empatinya secara visual dengan menggunakan proporsi, gestur dan ruang.
Peserta didik terbiasa menggunakan alat, bahan dan prosedur dasar yang tepat
dalam menggambar, mewarnai, membentuk, memotong, dan merekat.
Menciptakan Pada akhir fase D, peserta didik mampu menciptakan karya seni dengan
(Making/Creating) menggunakan dan menggabungkan pengetahuan elemen seni rupa atau prinsip

51
Elemen Capaian Pembelajaran

desain dan keterampilan yang telah dipelajari sebelumnya, dalam konteks


ekspresi pribadi atau sesuai topik tertentu.
Merefleksikan Pada akhir fase D, peserta didik mampu mengevaluasi dan menganalisa
(Reflecting) Pada efektivitas pesan dan penggunaan medium sebuah karya pribadi maupun orang
lain, serta menggunakan informasi tersebut untuk merencanaka
Berpikir dan Bekerja Pada akhir fase D, peserta didik mampu berkarya dan mengapresiasi
Artistik (Thinking and berdasarkan perasaan, empati dan penilaian pada karya seni secara ekspresif,
Working Artistically) produktif, inventif dan inovatif. Peserta didik mampu menggunakan
kreativitasnya, mengajukan pertanyaan yang bermakna dan mengembangkan
gagasan untuk memecahkan masalah, menjawab tantangan dan peluang yang
ada di lingkungan sekitarnya. Peserta didik mampu melihat hubungan dengan
bidang keilmuan lainnya. Peserta didik mampu mencari alternatif alat, dan
bahan untuk membuat karya, berdasarkan ketersediaan sumber daya di
sekitarnya
Berdampak(Impacting) Pada akhir fase D, peserta didik mampu membuat karya sendiri atas dasar
perasaan, minat, dan sesuai akar budaya sehari-hari.

2.13. Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan (PJOK)

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan sebagai sebuah bidang kajian

memiliki karakteristik:

✓ Diorientasikan pada pembentukan peserta didik yang terliterasi secara jasmani dan

mampu menerapkannya dalam kehidupan nyata sepanjang hayat. 2

✓ Melibatkan peserta didik dalam pengalaman langsung, riil, dan otentik untuk

meningkatkan kreativitas, penalaran kritis, kolaborasi, dan keterampilan

berkomunikasi, serta berfikir ke tingkat yang lebih tinggi melalui aktivitas jasmani.

✓ Mempertimbangkan karakteristik peserta didik, tugas gerak (movement task), dan

dukungan lingkungan yang berprinsip developmentally appropriate practices (DAP).

✓ Penyelenggaraan di sekolah didasari nilai-nilai luhur bangsa untuk membentuk Profil

Pelajar Pancasila.

✓ Memuat elemen-elemen keterampilan gerak, pengetahuan gerak, pemanfaatan gerak,

serta pengembangan karakter dan internalisasi nilai-nilai gerak.

Elemen Capaian Pembelajaran

Elemen Pada akhir fase D peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam
Keterampilan mempraktikkan hasil analisis keterampilan gerak spesifik berupa permainan dan
Gerak olahraga, aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan aktivitas permainan dan
olahraga air (kondisional)
Elemen Pada akhir fase D peserta didik dapat menganalisis fakta, konsep, dan prosedur
Pengetahuan dalam melakukan berbagai keterampilan gerak spesifik berupa permainan dan
Gerak olahraga, aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan aktivitas permainan dan
olahraga air (kondisional).
Elemen Pada akhir fase D peserta didik dapat menganalisis fakta, konsep, dan prosedur
Pemanfaatan serta mempraktikkan latihan pengembangan kebugaran jasmani terkait kesehatan
Gerak (physicsl fittness related health) dan kebugaran jasmani terkait keterampilan
(physicsl fittness related skills), berdasarkan prinsip latihan (Frequency, Intensity,

52
Elemen Capaian Pembelajaran

Time, Type/FITT) untuk mendapatkan kebugaran dengan status baik. Peserta didik
juga dapat menunjukkan kemampuan dalam mengembangkan pola perilaku hidup
sehat berupa melakukan pencegahan bahaya pergaulan bebas dan memahami peran
aktivitas jasmani terhadap pencegahan penyakit tidak menular disebabkan
kurangnya aktivitas jasmani.
Elemen Pada akhir fase D peserta didik proaktif melakukan dan mengajak untuk
Pengembangan memelihara dan memonitor peningkatan derajat kebugaran jasmani dan
Karakter dan kemampuan aktivitas jasmani lainnya, serta menunjukkan keterampilan bekerja
Internalisasi sama dengan merujuk peraturan dan pedoman untuk menyelesaikan perbedaan dan
konflik antar individu. Peserta didik juga dapat

2.14. Mata Pelajaran Informatika

Mata pelajaran Informatika mengintegrasikan kemampuan berpikir komputasional,

keterampilan menerapkan pengetahuan Informatika, serta pemanfaatan teknologi

(khususnya TIK) secara tepat dan bijak sebagai objek kajian dan alat bantu untuk

menghasilkan solusi efisien dan optimal dari persoalan yang dihadapi masyarakat dengan

menerapkan rekayasa dan prinsip keilmuan Informatika. Elemen mata pelajaran

Informatika saling terkait satu sama lain membentuk keseluruhan mata pelajaran

Informatik. TIK : Teknologi Informasi dan Komunikasi SK : Sistem Komputer JKI :

Jaringan Komputer dan Internet AD : Analisis Data AP : Algoritma dan Pemrograman DSI

: Dampak Sosial

Pada akhir fase D, peserta didik mampu memahami dampak dan menerapkan etika

sebagai warga digital, memahami komponen, fungsi, cara kerja, dan kodifikasi data sebuah

komputer serta proses kodifikasi dan penyimpanan data dalam sistem komputer, jaringan

komputer, dan internet, mengakses, mengolah, dan mengelola data secara efisien,

terstruktur, dan sistematis, menganalisis, menginterpretasi, dan melakukan prediksi

berdasarkan data dengan menggunakan perkakas atau secara manual, menerapkan berpikir

komputasional secara mandiri untuk menyelesaikan persoalan 221 dengan data diskrit

bervolume kecil dan mendisposisikan berpikir komputasional dalam bidang lain,

mengembangkan atau menyempurnakan program dalam bahasa blok (visual),

menggunakan berbagai aplikasi untuk berkomunikasi, mencari, dan mengelola konten

informasi, serta bergotong royong untuk menciptakan produk dan menjelaskan

karakteristik serta fungsi produk dalam laporan dan presentasi yang menggunakan aplikasi.

53
Elemen Capaian Pembelajaran

Berpikir Pada akhir fase D, peserta didik mampu menerapkan berpikir komputasional untuk
Komputasional menghasilkan beberapa solusi dalam menyelesaikan persoalan dengan data diskrit
bervolume kecil dan mendisposisikan berpikir komputasional dalam bidang lain
terutama dalam literasi, numerasi, dan literasi sains (computationally literate)
Teknologi Pada akhir fase D, peserta didik mampu menerapkan praktik baik dalam
Informasi dan memanfaatkan aplikasi surel untuk berkomunikasi, aplikasi peramban untuk
Komunikasi pencarian informasi di internet, content management system (CMS) untuk
pengelolaan konten digital, dan memanfaatkan perkakas TIK untuk mendukung
pembuatan laporan, presentasi serta analisis dan interpretasi data.
Sistem Komputer Pada akhir fase D, peserta didik mampu mendeskripsikan komponen, fungsi, dan
cara kerja komputer yang membentuk sebuah sistem komputasi, serta menjelaskan
proses dan penggunaan kodifikasi untuk penyimpanan data dalam memori komputer
Jaringan Pada akhir fase D, peserta didik mampu memahami konektivitas jaringan lokal,
Komputer dan komunikasi data via ponsel, konektivitas internet melalui jaringan kabel dan nirkabel
Internet (bluetooth, wifi, internet).
Analisis Data Pada akhir fase D, peserta didik mampu mengakses, mengolah, mengelola, dan
menganalisis data secara efisien, terstruktur, dan sistematis untuk menginterpretasi
dan memprediksi sekumpulan data dari situasi konkret seharihari yang berasal dari
suatu sumber data dengan menggunakan perkakas TIK atau manual.
Algoritma dan Pada akhir fase D, peserta didik mampu memahami objekobjek dan instruksi dalam
Pemrograman sebuah lingkungan pemrograman blok (visual) untuk mengembangkan program
visual sederhana berdasarkan contoh-contoh yang diberikan, mengembangkan karya
digital kreatif (game, animasi, atau presentasi), menerapkan aturan translasi konsep
dari satu bahasa visual ke bahasa visual lainnya, dan mengenal pemrograman
tekstual sederhana.
Dampak Sosial Pada akhir fase D, peserta didik mampu memahami ketersediaan data dan informasi
Informatika lewat aplikasi media sosial, memahami keterbukaan informasi, memilih informasi
yang bersifat publik atau privat, menerapkan etika dan
Praktika Lintas Pada akhir fase D, peserta didik mampu bergotong royong untuk mengidentifikasi
Bidang persoalan, merancang, mengimplementasi, menguji, dan menyempurnakan artefak
komputasional sebagai solusi persoalan masyarakat serta mengomunikasikan
produk dan proses pengembangannya dalam bentuk karya kreatif yang
menyenangkan secara lisan maupun tertulis.

B. Rencana pembelajaran untuk ruang lingkup kelas (ATP dan modul ajar).
Tujuan pembelajaran yang di kembangkan ini perlu di capai peserta didik dalam

satu atau lebih jam pelajaran, hingga akhirnya pada penghujung Fase mereka dapat

mencapai CP. Oleh karena itu, untuk CP dalam satu fase, pendidik perlu mengembangkan

beberapa tujuan pembelajaran. Dalam tahap merumuskan tujuan pembelajaran ini,

pendidik belum mengurutkan tujuan-tujuan tersebut, cukup merancang tujuan-tujuan

belajar yang lebih operasional dan konkret saja terlebih dahulu. Urutan-urutan tujuan

pembelajaran akan di susun pada tahap berikutnya.

Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya memuat 2 komponen utama, yaitu:

1. Kompetensi, yaitu kemampuan atau keterampilan yang perlu di tunjukkan/di

demonstrasikan oleh peserta didik.

2. Lingkup materi, yaitu konten dan konsep utama yang perlu di pahami pada akhir satu

unit pembelajaran.

54
SMP Negeri 28 Menggunakan Taksonomi Bloom dalam proses perumusan tujuan

pembelajaran dengan mempertimbangkan level dari kemampuan yang paling dasar ke

yang paling tinggi sebagai berikut:

1. Mengingat, termasuk di dalamnya mengingat kembali informasi yang telah di

pelajari, termasuk definisi, fakta-fakta, daftar urutan, atau menyebutkan kembali suatu

materi yang pernah di ajarkan kepadanya.

2. Memahami, termasuk di dalamnya menjelaskan ide atau konsep seperti menjelaskan

suatu konsep menggunakan kalimat sendiri, menginterpretasikan suatu informasi,

menyimpulkan, atau membuat parafrasa dari suatu bacaan.

3. Mengaplikasikan, termasuk di dalamnya menggunakan konsep, pengetahuan, atau

informasi yang telah di pelajarinya pada situasi berbeda dan relevan.

4. Menganalisis, termasuk dalam kemampuan ini adalah memecah- mecah informasi

menjadi beberapa bagian, kemampuan untuk mengeksplorasi hubungan/korelasi atau

membandingkan antara dua hal atau lebih, menentukan keterkaitan antarkonsep, atau

mengorganisasikan beberapa ide dan/atau konsep

5. Mengevaluasi, termasuk kemampuan untuk membuat keputusan, penilaian,

mengajukan kritik dan rekomendasi yang sistematis.

6. Menciptakan, yaitu merangkaikan berbagai elemen menjadi satu hal baru yang utuh,

melalui proses pencarian ide, evaluasi terhadap hal/ide/benda yang ada sehingga

kreasi yang di ciptakan menjadi salah satu solusi terhadap masalah yang ada.

Setelah merumuskan tujuan pembelajaran, langkah berikutnya dalam perencanaan

pembelajaran adalah menyusun alur tujuan pembelajaran. Alur tujuan pembelajaran

sebenarnya memiliki fungsi yang serupa dengan apa yang dikenal selama ini sebagai

“silabus”, yaitu untuk perencanaan dan pengaturan pembelajaran dan asesmen secara garis

besar untuk jangka waktu satu tahun. Oleh karena itu, pendidik dapat menggunakan alur

tujuan pembelajaran saja, dan alur tujuan pembelajaran ini dapat diperoleh pendidik

dengan: (1) merancang sendiri berdasarkan CP, (2) mengembangkan dan memodifikasi

contoh yang disediakan, ataupun (3) menggunakan contoh yang disediakan pemerintah.

Guru yang merancang alur tujuan pembelajarannya sendiri, tujuan-tujuan pembelajaran

55
yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya akan disusun sebagai satu alur

(sequence) yang berurutan secara sistematis, dan logis dari awal hingga akhir fase. Alur

tujuan pembelajaran juga perlu disusun secara linier, satu arah, dan tidak bercabang,

sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari. Dalam

menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik dapat mengacu pada berbagai cara yang

diuraikan pada tabel di bawah ini

Pengurutan dari yang Metode pengurutan dari konten yang konkret dan

Konkret ke yang Abstrak berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis.

Contoh: memulai pengajaran dengan menjelaskan

tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu

sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris

tersebut (abstrak).

Pengurutan Deduktif Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten

yang spesifik. Contoh: mengajarkan konsep database

terlebih dahulu sebelum mengajarkan tentang tipe

database, seperti hierarki atau relasional.

Pengurutan dari Mudah ke Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten

yang lebih Sulit paling sulit. Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-

kata pendek dalam kelas bahasa sebelum mengajarkan

kata yang lebih panjang.

Pengurutan Hierarki Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan

keterampilan komponen konten yang lebih mudah

terlebih dahulu sebelum mengajarkan keterampilan yang

lebih kompleks.

Pengurutan Prosedural Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap

pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu

siswa untuk menyelesaikan tahapan selanjutnya. Contoh:

56
dalam mengajarkan cara menggunakan t-test dalam

sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap

prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis,

menentukan tipe tes yang akan digunakan, memeriksa

asumsi, dan menjalankan tes dalam sebuah perangkat

lunak statistik.

Scaffolding Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa

sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh:

dalam mengajarkan berenang, guru perlu menunjukkan

cara mengapung, dan ketika siswa

mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini,

bantuan yang diberikan akan berkurang secara bertahap.

Pada akhirnya, siswa dapat berenang sendiri.

Rencana pembelajaran dirancang untuk memandu guru melaksanakan

pembelajaran sehari-hari untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Dengan demikian,

rencana pembelajaran disusun berdasarkan alur tujuan pembelajaran yang digunakan

pendidik sehingga bentuknya lebih rinci dibandingkan alur tujuan pembelajaran. Perlu

diingatkan kembali bahwa alur tujuan pembelajaran tidak ditetapkan oleh pemerintah

sehingga pendidik yang satu dapat menggunakan alur tujuan pembelajaran yang berbeda

dengan pendidik lainnya meskipun mengajar peserta didik dalam fase yang sama. Rencana

pembelajaran ini dirancang dengan memperhatikan berbagai factor-faktor peserta didik

yang berbeda, lingkungan sekolah, ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran, dan

lainlain. Setiap pendidik perlu memiliki rencana pembelajaran untuk membantu

mengarahkan proses pembelajaran mencapai CP. Rencana pembelajaran yang

dikembangkan SMP Negeri 28 Malang yaitu dalam bentuk modul ajar. Berikut adalah

Komponen minimum dalam modul ajar yang dikembangkan oleh sekolah antara lain :

57
1. Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan dalam alur tujuan pembelajaran).

2. Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran. Biasanya untuk satu tujuan

pembelajaran yang dicapai dalam satu atau lebih pertemuan.

3. Rencana asesmen untuk di awal pembelajaran beserta instrumen dan cara

penilaiannya.

4. Rencana asesmen di akhir pembelajaran untuk mengecek ketercapaian tujuan

pembelajaran beserta instrumen dan cara penilaiannya.

5. Media pembelajaran yang digunakan, termasuk, misalnya bahan bacaan yang

digunakan, lembar kegiatan, video, atau tautan situs web yang perlu dipelajari peserta

didik.

C. Pelaksanaan
Kurikulum Merdeka di SMP Negeri 28 Malang menekankan pentingnya

keterpaduan pembelajaran dengan asesmen, terutama asesmen formatif, sebagai suatu

siklus belajar. Prinsip Pembelajaran dan Asesmen. Pembelajaran ini dilakukan dengan

memberikan materi pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan pemahaman peserta didik

(Deferensisai). Tujuan dari diferensiasi ini adalah agar setiap anak dapat mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan. Dengan demikian, pembelajaran yang berorientasi pada

kompetensi membutuhkan asesmen yang bervariasi dan berkala. Pendekatan pembelajaran

seperti inilah yang sangat dikuatkan dalam Kurikulum Merdeka. Berikut ini adalah siklus

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen di SMP Negeri 28 Malang :

1. Pendidik menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, termasuk di dalamnya

rencana asesmen formatif yang akan dilakukan di awal pembelajaran dan asesmen di

akhir pembelajaran

2. Pendidik melakukan asesmen di awal pembelajaran untuk menilai kesiapan setiap

individu peserta didik untuk mempelajari materi yang telah dirancang

3. Pendidik memodifikasi rencana yang dibuatnya dan/ atau membuat penyesuaian untuk

sebagian peserta didik

4. Melaksanakan pembelajaran dan menggunakan berbagai metode asesmen formatif

untuk memonitor kemajuan belajar

58
5. Melaksanakan asesmen di akhir pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian tujuan

pembelajaran. Asesmen ini dapat digunakan sebagai asesmen awal pada pembelajaran

berikutnya.

Pendidik berupaya untuk menyesuaikan strategi pembelajaran agar sesuai dengan

kebutuhan belajar peserta didik. Namun demikian, bagi sebagian pendidik melakukan

pembelajaran terdiferensiasi bukanlah hal yang sederhana untuk dilakukan. Sebagian

pendidik mengalami tantangan karena keterbatasan waktu untuk merancang pembelajaran

yang berbeda-beda berdasarkan kebutuhan individu peserta didik. Sebagian yang lain

mengalami kesulitan untuk mengelompokkan peserta didik berdasarkan kesiapan karena

jumlah peserta didik yang banyak dan ruangan kelas yang terbatas. dengan adanya

tantangan-tantangan tersebut, pendidik menyesuaikan dengan kesiapan pendidik serta

kondisi yang dihadapi pendidik. Beberapa alternatif pendekatan pembelajaran sesuai tahap

capaian peserta didik yang dapat dilakukan pendidik adalah sebagai berikut:

1. Alternatif 1: Berdasarkan asesmen yang dilakukan di awal pembelajaran, peserta didik

di kelas yang sama dibagi menjadi dua atau lebih kelompok menurut capaian belajar

mereka, dan keduanya diajarkan oleh guru yang sama atau disertai guru

pendamping/asisten. Selain itu, satuan pendidikan juga menyelenggarakan program

pelajaran tambahan untuk peserta didik yang belum siap untuk belajar sesuai dengan

Alternatif 2: Berdasarkan asesmen yang

2. dilakukan di awal pembelajaran, peserta didik di kelas yang sama dibagi menjadi dua

atau lebih kelompok menurut capaian belajar mereka, dan keduanya diajarkan oleh

guru yang sama atau disertai guru pendamping/asisten fase di kelasnya.

3. Alternatif 3: Berdasarkan asesmen yang dilakukan di awal pembelajaran, pendidik

mengajar seluruh peserta didik di kelasnya sesuai dengan hasil asesmen tersebut.

Untuk sebagian kecil peserta didik yang belum siap, pendidik memberikan

pendampingan setelah jam pelajaran berakhir.

Dalam melakukan pembelajaran terdiferensiasi SMP Negeri 28 Malang memilih

salah satu atau kombinasi ketiga cara di bawah ini.

59
1. Konten (materi yang akan diajarkan). Bagi peserta didik yang memerlukan

bimbingan dapat mempelajari 3 (tiga) hal terpenting terkait materi, bagi siswa yang

cukup mahir dapat mempelajari keseluruhan materi dan bagi peserta didik yang sudah

sangat mahir dapat diberikan pengayaan.

2. Proses (cara mengajarkan). Proses pembelajaran dan bentuk pendampingan dapat

didiferensiasi sesuai kesiapan peserta didik, bagi siswa yang membutuhkan bimbingan

pendidik perlu mengajarkan secara langsung, bagi peserta didik yang cukup mahir

dapat diawali dengan Modeling yang dikombinasi dengan kerja mandiri, praktik, dan

peninjauan ulang (review), bagi peserta didik yang sangat mahir dapat diberikan

beberapa pemantik untuk tugas mandiri kepada peserta didik yang sangat mahir.

3. Produk (luaran atau performa yang akan dihasilkan). Diferensiasi pembelajaran juga

dapat dilakukan melalui produk yang dihasilkan. Contohnya, bagi peserta didik yang

memerlukan bimbingan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai konten inti

materi, sedangkan bagi peserta didik yang cukup mahir dapat membuat presentasi

yang menjelaskan penyelesaian masalah sederhana, dan bagi peserta yang sangat

mahir bisa membuat sebuah inovasi atau menelaah permasalahan yang lebih

kompleks.

Untuk memastikan proses pembelajaran dan asesmen berjalan dengan baik, SMP

Negeri 28 Malang menetapkan Prinsip Pembelajaran dan Asesmen. Prinsip pembelajaran

dan prinsip asesmen diharapkan dapat memandu pendidik dalam merencanakan dan

melaksanakan pembelajaran yang bermakna agar peserta didik lebih kreatif, berpikir kritis,

dan inovatif. Dalam menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran, pendidik diharapkan

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Prinsip Pembelajaran Pelaksanaan Prinsip Pembelajaran


Pembelajaran dirancang dengan • Pada awal tahun ajaran, pendidik berusaha
mempertimbangkan tahap mencari tahu kesiapan belajar peserta didik
perkembangan dan tingkat dan pencapaian sebelumnya. Misalnya,
pencapaian peserta didik saat ini, melalui dialog dengan peserta didik, sesi
sesuai dengan kebutuhan belajar, diskusi kelompok kecil, tanya jawab,
serta mencerminkan karakteristik dan

60
Prinsip Pembelajaran Pelaksanaan Prinsip Pembelajaran
perkembangan peserta didik yang pengisian survei/angket, dan atau metode
beragam sehingga pembelajaran lainnya yang sesuai.
menjadi bermakna da menyenangkan; • Pendidik merancang atau memilih alur
tujuan pembelajaran sesuai dengan tahap
perkembangan peserta didik, atau pada
tahap awal. Pendidik dapat menggunakan
atau mengadaptasi contoh tujuan
pembelajaran, alur tujuan pembelajaran
dan modul ajar yang telah disusun oleh
MGMPS
• Pendidik merancang pembelajaran yang
menyenangkan agar peserta didik
mengalami proses belajar sebagai
pengalaman yang menimbulkan emosi
positif.
Pembelajaran dirancang dan • Pendidik mendorong peserta didik untuk
dilaksanakan untuk membangun melakukan refleksi untuk memahami
kapasitas untuk menjadi pembelajar kekuatan diri dan area yang perlu
sepanjang hayat; dikembangkan.
• Pendidik senantiasa memberikan umpan
balik langsung yang mendorong
kemampuan peserta didik untuk terus
belajar dan mengeksplorasi ilmu
pengetahuan.
• Pendidik menggunakan pertanyaan terbuka
yang menstimulasi pemikiran yang
mendalam.
• Pendidik memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif agar terbangun sikap
pembelajar mandiri.
• Pendidik memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian
sesuai bakat, minat, dan perkembangan
fisik, serta psikologis peserta didik.
• Pendidik memberikan tugas atau pekerjaan
rumah ditujukan untuk mendorong
pembelajaran yang mandiri dan untuk

61
Prinsip Pembelajaran Pelaksanaan Prinsip Pembelajaran
mengeksplorasi ilmu pengetahuan dengan
mempertimbangkan beban belajar peserta
didik.
• Pendidik merancang pembelajaran untuk
mendorong peserta didik terus
meningkatkan kompetensinya melalui
tugas dan aktivitas dengan tingkat kesulitan
yang tepat

Proses pembelajaran mendukung • Pendidik menggunakan berbagai metode


perkembangan kompetensi dan pembelajaran yang bervariasi dan untuk
karakter peserta didik secara holistik; membantu peserta didik mengembangkan
kompetensi, misalnya belajar berbasis
inkuiri, berbasis projek, berbasis masalah,
dan pembelajaran terdiferensiasi.
• Pendidik merefleksikan proses dan
sikapnya untuk memberi keteladanan dan
sumber inspirasi positif bagi peserta didik.
• Pendidik merujuk pada profil pelajar
Pancasila dalam memberikan umpan balik
(apresiasi maupun koreksi)
pembelajaran yang relevan, yaitu • Pendidik menyelenggarakan pembelajaran
pembelajaran yang dirancang sesuai sesuain kebutuhan dan dikaitkan dengan
konteks, lingkungan, dan budaya dunia nyata, lingkungan, dan budaya yang
peserta didik, serta melibatkan orang menarik minat peserta didik.
tua dan komunitas sebagai mitra; • Pendidik merancang pembelajaran
interaktif untuk memfasilitasi interaksi
yang terencana, terstruktur, terpadu, dan
produktif antara pendidik dengan peserta
didik, sesame peserta didik, serta antara
peserta didik dan materi belajar.
• Pendidik memberdayakan masyarakat
sekitar, komunitas, organisasi, ahli dari
berbagai profesi sebagai narasumber untuk
memperkaya dan mendorong pembelajaran
yang relevan.

62
Prinsip Pembelajaran Pelaksanaan Prinsip Pembelajaran

pembelajaran berorientasi pada masa • Pendidik berupaya untuk mengintegrasikan


depan yang berkelanjutan. kehidupan
• keberlanjutan (sustainable living) pada
berbagai kegiatan
• pembelajaran dengan mengintegrasikan
nilai-nilai dan perilaku yang menunjukkan
kepedulian terhadap lingkungan dan masa
depan bumi, misalnya menggunakan
sumber daya secara bijak (hemat air, listrik,
dll.), mengurangi sampah, dsb.
• Pendidik memotivasi peserta didik untuk
menyadari bahwa masa depan adalah milik
mereka dan mereka perlu mengambil peran
dan tanggung jawab untuk masa depan
mereka.
• Pendidik melibatkan peserta didik dalam
mencari solusi permasalahan di keseharian
yang sesuai dengan tahapan belajarnya.
• Pendidik memanfaatkan projek penguatan
profil pelajar Pancasila untuk membangun
karakter dan kompetensi peserta didik
sebagai warga dunia masa depan.

D. Asesmen
Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif

dan/atau kualitatif terhadap hasil asesmen. Hasil asesmen untuk setiap Tujuan Pembelajaran

diperoleh melalui data kualitatif (hasil amatan atau rubrik) maupun data kuantitatif (berupa

angka). Data-data ini diperoleh dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta

didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran, baik pada capaian pembelajaran di

akhir fase, maupun tujuan-tujuan pembelajaran turunannya.

1. Asesmen Formatif

Asesmen formatif, yaitu asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi atau

umpan balik bagi pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki proses belajar.

63
Penilaian atau asesmen formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses

pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran. Asesmen ini

dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, hambatan atau

kesulitan yang mereka hadapi, dan juga untuk mendapatkan informasi perkembangan

peserta didik. Informasi tersebut merupakan umpan balik bagi peserta didik dan juga

pendidik.

Contoh asesmen formatif dengan teknik observasi

Tujuan pembelajaran yang diukur :


Asesmen formatif :
Instrumen :
Lembar observasi kegiatan :
Nama Peserta Didik :
Tanggal Pengamatan :
No Aspek yang diamati Teramati Tidak teramati
Tujuan Pembelajaran Mata Pelajaran
1
2
3

Dengan menggunakan lembar observasi tersebut, pendidik dapat memantau

perkembangan dan memberikan umpan balik. Misalnya, untuk peserta didik yang belum

mencapai tujuan pembelajaran, diberikan umpan balik seketika dengan memberikan

motivasi dan informasi tambahan atau memberikan arahan secara bertahap. Untuk

peserta yang telah mencapai atau melebihi pencapaian, dapat diberikan apresiasi atau

tantangan pembelajaran yang lebih tinggi. Namun demikian, pendidik dapat

memberikan umpan balik lain di luar tujuan pembelajaran yang membangun peserta

didik secara utuh, bisa perilaku maupun kompetensi lain di luar mapel yang disasar.

Contoh asesmen formatif dengan rubrik


Penilaian Kinerja :
Tujuan pembelajaran :
Instrumen :

Skor
Indikator
1 2 3 4

64
Pendidik menggunakan rubrik untuk mengukur ketercapaian peserta didik. Karena

asesmen ini merupakan asesmen formatif sehingga rubric ini digunakan untuk

memberikan umpan balik kepada peserta didik. Pendidik juga dapat memberikan rubrik

ini sebagai asesmen diri dan mengajak peserta didik untuk merefleksikan prosesnya.

2. Asesmen Sumatif

Asesmen sumatif dilaksanakan secara periodik setiap selesai satu atau lebih tujuan

pembelajaran. Hasil asesmen perlu diolah menjadi capaian dari tujuan pembelajaran setiap

peserta didik. Pendidik dapat menggunakan data kualitatif sebagai hasil asesmen tujuan

pemeblajaran peserta didik. Namun, dapat juga menggunakan data kuantitaif dan

mendsikripsikannya secara kualitatif. Pendidik diberi keleluasaan untuk mengolah data

kuantitatif, baik secara rerata maupun proporsional.

Contoh Rubrik penilaian sumatif pada mata pelajaran IPA dapat ditunjukkan pada tabel di

bawah ini :

Bukti (evidence) Perlu Cukup Baik Sangat Baik


Tujuan Bimbingan
Pembelajaran (0 - 60) (61 - 70) (71 - 80) (81 - 100)

Mampu menguraikan Belum mampu Menguraikan Menguraikan Menguraikan

manfaat sumber Menguraikan 1 contoh 2 contoh 3 contoh

energi manfaat manfaat manfaat manfaat

sumber energi sumber energi sumber energi sumber energi

Mampu melakukan Memerlukan Melakukan Melakukan Mampu

pengamatan sesuai bimbingan prosedur prosedur mengarahkan

prosedur dalam pengamatan pengamatan teman yang

melakukan secara mandiri, secara mandiri lain dalam

prosedur namun masih dengan tepat melakukan

pengamatan ditemukan prosedur

1 atau 2 kali pengamatan

kesalahan

Pendidik menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran pada kualitas yang

diyakininya, misalkan pada kualitas cukup, peserta didik dianggap telah mencapai kriteria

ketercapaian kompetensi. Berdasarkan hasil asesmen pilihan ganda/ esai untuk indikator 1

65
dan unjuk kerja untuk indikator 2 yang telah dilaksanakan pendidik, untuk pengolahan hasil

asesmen tujuan pembelajaran dapat disajikan seperti dalam tabel berikut ini.

Kualitas Kualitas

Bukti Kualitas Bukti


Nama Deskripsi Nilai
(evidence) (evidence)

1 Indikator 2

Amar Baik (75) Cukup (69) Mampu menguraikan 2 contoh 72


manfaat sumber energi dan

dapat melakukan

prosedur pengamatan secara

mandiri meskipun masih

ditemukan 1 atau 2 kali

kesalahan

Dalam mengolah dan menentukan hasil akhir asesmen sumatif, pendidik perlu

membagi asesmennya ke dalam beberapa kegiatan asesmen sumatif agar peserta didik

dapat menyelesaikan asesmen sumatifnya dalam kondisi yang optimal (tidak terburu-buru

atau tidak terlalu padat). Untuk situasi ini, nilai akhir merupakan gabungan dari beberapa

kegiatan asesmen tersebut.

3. Pengolahan Hasil Asesmen untuk Rapor

Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan memanfaatkan hasil formatif dan

sumatif. Terdapat 2 jenis data, yaitu data hasil asesmen yang berupa angka (kuantitatif)

serta data hasil asesmen yang berupa narasi (kualitatif). Pengolahan hasil asesmen dalam

bentuk angka (kuantitatif) didasarkan hanya pada hasil asesmen sumatif, sementara

asesmen formatif sebagaimana diuraikan sebelumnya, berupa data atau informasi yang

bersifat kualitatif, digunakan sebagai umpan balik untuk perbaikan pembelajaran sekaligus

sebagai bahan pertimbangan menyusun deskripsi capaian kompetensi. Berikut adalah tabel

contoh Pengolahan Nilai Rapor dengan menggunakan data kuantitatif :

66
Suamtif Akhir Semester
Sumatif Lingkup Materi (S) Nilai
(AS)
Nama Peserta NA Rapor
didik Suamtif (Rerata
Sumatif 1 Sumatif 2 Sumatif 3 Sumatif 4 Na Sumatif Non tes Tes
Akhir (S+AS)
Semester

67
BAB V
EVALUASI PENDAMPINGAN DAN PENGEMBANGAN PROFESIOANAL

A. Pendampingan Implementasi Kurikulum


Evaluasi dibutuhkan untuk melihat sejauh mana ketercapaian, kesesuaian

tujuan, dan keselarasan di dalam pelaksanaan pembelajaran dengan kondisi yang

berkembang SMP Negeri 28 Malang menempuh kegiatan yang tertuang dalam tabel berikut.

Bentuk Teknik
Pendampingan Pendampingan
dan SDM yang
dan Waktu Keterangan
Terlibat
Pengembangan Pengembangan
Profesional Profesional
Pendampingan Coaching bagi Per tahun Guru Pemula,
guru pemula Guru yang
ditunjuk, KS
Coaching Menyesuaikan Guru mata Dinas/organisasi/Lembaga
program- pelajaran, KS terkait sebagai
program terbaru penyelenggara
Pendampingan - Juni – Juli 2022 Guru mata Diselenggarakan internal
penyusunan - Desember 2022 pelajaran, KS, sekolah dan melalui
perencanaan – Januari 2023 Pengawasa pembinaan Pengawas
pembelajaran Sekolah Sekolah
Pendampingan - Juli – Agustus Guru mata Disiapkan penjadwalan
perencanaan 2022 pelajaran, Tim khusus per guru
pembelajaran - Januari – E-Rapor, KS
dan penilaian Februari 2023
dalam E-Rapor
Pendampingan - November Guru mata Disiapkan penjadwalan
input nilai 2022 pelajaran, Tim khusus per guru
dalam E-Rapor - Mei 2023 E-Rapor, KS
Pendampingan - Juni 2023 Fasilitator P5, Dikoordinir oleh Komite
input data rapor Komite Pembelajaran
Projek Pembelajaran
Penguatan
Profil Pelajar
Pancasila
Pemanfaatan - Agustus 2022 Guru, KS, Dilaksanakan secara internal
akun belajar.id, – Mei 2023 Pengawas dan eksternal melalui
Platform Sekolah, kegiatan mandiri dengan
Merdeka Fasilitator, melibatkan pihak luar
Mengajar Narasumber
Implementasi - Agustus 2022 – Guru mata Penyusunan modul ajar,
pembelajaran Mei 2023 pelajaran, pelaksanaan, dan pelaporan
berdiferensiasi komite hasil
model “Bela pembelajaran,
Guru You” KS, Pengawas
Sekolah
Supervisi Kelas - Agustus 2022 – Guru, KS, Sebagai Penilaian Kinerja
Mei 2023 Pengawas Guru
Sekolah
Pengembangan Pelatihan - Desember 2022 Semua guru, Dilaksanakan pada libur
Profesi Pengembangan - Juli 2023 KS, Pengawas akhir semester dan akhir
Keprofesian Sekolah, tahun
Narasumber
Seminat, - Agustus 2022 – Guru, KS, Penugasan sekolah atau
Workshop, Mei 2023 Tenaga mandiri, dengan melibatkan
Pelatihan (menyesuaikan) Kependidikan dinas terkait,
Profesi sesuai lembaga/instansi yang
bidang relevan

68
Bentuk Teknik
Pendampingan Pendampingan
dan SDM yang
dan Waktu Keterangan
Terlibat
Pengembangan Pengembangan
Profesional Profesional
Penerbitan Satu semester Guru, KS, Bekerja sama dengan
Buletin Sekolah sekali Pengawas penerbit
Ber-ISSN Sekolah,
Tenaga
Kependidikan,
Siswa
Penyusunan - Agustus 2022 – Guru, KS. Dikembangkan secara
Bahan Ajar/ Mei 2023 Pengawas mandiri atau melalui
worksheet Sekolah MGMPS
online

B. Evaluasi implementasi kurikulum


Bentuk Evaluasi Strategi dalam Waktu SDM yang Keterangan
Evaluasi Terlibat
Evaluasi Menggunakan jurnal Per hari Guru, peserta Dari capaian
Pembelajaran dan harian dan penilaian didik, orang tua, pembelajaran,
Evaluasi Kurikulum sikap BK, lingkungan melalui angket
Operasional Sekolah peserta didik
Mengaktifkan peran Per tiga bulan Pengurus Komite, Evaluasi program
komite sekolah, sekali Paguyuban Kelas, dan pelaksanaan
paguyuban kelas, dan Orang Tua, guru, pembelajaran
orang tua
peserta didik, KS, (intrakurikuler, P5,
Pengawas dan ekstrakurikuler)
Sekolah
Asesmen formatif Di setiap awal Guru, peserta Berdasarkan capaian
pembelajaran didik, orang tua pembelajaran dan
lingkup materi angket peserta didik
Asesmen sumatif Per unit/lingkup Guru, peserta Berdasarkan capaian
lingkup materi materi didik, orang tua pembelajaran dan
pembelajaran angket peserta didik
Asesmen sumatif akhir Per semester Guru, peserta Berdasarkan capaian
semester didik, orang tua, pembelajaran dan
BK, KS angket peserta didik
Evaluasi Diri Sekolah Per tahun Guru, peserta Berdasarkan capaian
didik, orang tua, pembelajaran,
BK, KS, Komite angket peserta didik,
Sekolah, dan koisioner orang
lingkungan tua
Evaluasi Program Memonitoring Setiap selesai Guru, Komite, Pelaksanaan
Kegiatan Sekolah program/kegiatan mulai program/kegiatan KS, Pengawas program digilir agar
dari tahap perencanaan, Sekolah, Tim ada pemerataan
pelaksanaan, pelaporan,
Supermonev peran.
dan tindak lanjut
kegiatan Internal Sekolah Sekolah membentuk
Tim Supermonev
Internal yang
beranggotakan
Wakil Kepala
Sekolah

69
Seluruh tahapan dalam proses pendampingan, pengembangan profesional

dilaksanakan melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan oleh masing-

masing bidang yang bertanggung jawab. Program pendampingan dan pengembangan

profesional di bawah kewenangan dan tanggung jawab Standar Pendidik dan Tenaga

Kependidikan. Sementara untuk tahapan evaluasi di koordinasikan oleh Tim Supervisi,

Monitoring, dan Evaluasi internal sekolah, yang beranggotakan tiga Wakil Kepala Sekolah.

Pada Setiap prlaksanaan program dan kegiatan, Tim Supermonev internal selalu

menyiapkan instrumen supervisi, monitoring, dan evaluasi sesuai dengan jenis program dan

kegiatan.

C. Program Pengembangan Profesional


Program Pengembangan Pofesional merupakan proses berkelanjutan yang

dilakukan oleh guru sepanjang masa kariernya. Proses pengembangan ini tentu tidak

mungkin dilakukan sekali waktu pada awal karier, namun harus terus dilakukan secara terus

menerus. Urgensi program pengembangan professional guru sendiri didasarkan pada sebuah

asumsi bahwa tidak semua guru dan tenaga kependidikan yang dihasilkan telah memenuhi

kriteria guru profesional.

Dengan berdasarkan pada asumsi-asumsi tersebut, agar guru dapat memberikan

kontribusinya secara maksimal bagi pencapaian tujuan pendidikan dan peningkatan mutu

pendidikan di Indonesia, maka harus ada upaya pengembangan profesi guru yang dilakukan

secara bertahap dan berkesinambungan (terus-menerus) . Secara pribadi, seorang guru

seharusnya memposisikan diri sebagai guru pembelajar, dimana ia akan selalu berusaha

mengupgrade kapasitas dirinya dengan proses belajar mandiri sehingga pengetahuan dan

skill yang dimiliki semakin terasah dan memenuhi kriteria sebagai guru yang profesional.

Secara umum, dibuthkan konsiestensi dan komitmen dari guru untuk menikuti kegiatan

pengembangan profesi guru. Yang dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan

meningkatkan kompetensi guru dalam memecahkan masalah pendidkan dan pembelajaran

yang berdampak pada peningkatan mutu belajar siswa yang selanjutnya meningkatkan mutu

pendidikan. Berikut beberapa program pengembangan profesional guru yang direncakan di

SMP Negeri 28 Malang.

70
BAB VI
PENUTUP

A. Simpulan
Dengan telah selesainya Kurikulum Operasional SMP Negeri 28 Malang pada Tahun

Pelajaran 2022/2023 maka salah satu pedoman dan acuan dalam kegiatan belajar mengajar

telah dimiliki oleh SMP Negeri 28 Malang. Dengan mengacu pada peraturan perundangan

yang berlaku maka SMP Negeri 28 Malang menetapkan penggunaan dokumen Kurikulum

Operasional SMP Negeri 28 Malang tahun Pelajaran 2022/2023 ini.

Besar harapan kami, semoga Kurikulum Operasional SMP Negeri 28 Malang ini

memenuhi syarat sehingga rencana pengembangan SMP Negeri 28 Malang dapat terlaksana

dengan baik. Penyusun juga sangat mengharapkan dukungan dari berbagai pihak, khususnya

guru, karyawan maupun para peserta didik serta masyarakat yang diwakili oleh orang tua

peserta didik. Atas bantuan yang sudah diberikan kepada kami dari berbagai pihak, kami

mengucapkan terima kasih. Semoga Kurikulum Operasional SMP Negeri 28 Malang mampu

menjadi sarana bagi sekolah untuk ikut mentransfer ilmu kepada peserta didik dan ikut dalam

mendukung pelaksanaan kurikulum merdeka

B. Saran
Apabila ada kesalahan dalam pengetikan dan kesalahan konsep, dokumen akan

diperbaiki berdasarkan masukan dari beberapa pihak.

71
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 5 Tahun

2022 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan

Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah;

Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2022

Tentang Standar Isi Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang

Pendidikan Menengah

Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 16 Tahun

2022 Tentang Standar Proses Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan

Jenjang Pendidikan Menengah

Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 21 Tahun

2022 Tentang Standar Penilaian Pendidikan Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan

Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah

Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 56/M/2022

Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran sebagaimana telah

diubah dengan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik

Indonesia Nomor 262/M/2022 Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Pendidikan,

Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 Tentang Pedoman

Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran

Anggraena, Yogi, dkk. 2022. Panduan Pembelajaran dan Asesmen. Jakarta: Badan Standar, Kurikulum,

dan Asesmen Pendidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Hastasasi, Windy, dkk. 2022. Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan.

Jakarta: Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kementerian Pendidikan,

Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Satria, Rizky, dkk. 2022. Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Jakarta:

Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,

dan Teknologi

72
DAFTAR ISI

BAB I KARAKTERISTIK SEKOLAH ..................................................................................1


A. Latar Belakang ................................................................................................................1

B. Landasan Hukum ............................................................................................................3

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH ....................................................................5


A. Visi SMP Negeri 28 Malang ...........................................................................................5

B. Misi SMP Negeri 28 Malang ..........................................................................................5

C. Tujuan .............................................................................................................................6

BAB III PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN DAN RENCANA


PEMBELAJARAN ...................................................................................................................9
A. Struktur Kurikulum .........................................................................................................9

B. Kegiatan Intrakurikuler ...................................................................................................9

C. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ...................................................................13

D. Ektrakurikuler ...............................................................................................................17

BAB IV PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN ..35


A. Rencana Pembelajaran Untuk Ruang Lingkup Satuan Pendidikan ..............................35

B. Rencana pembelajaran untuk ruang lingkup kelas (ATP dan modul ajar). ..................54

C. Pelaksanaan ...................................................................................................................58

D. Asesmen ........................................................................................................................63

BAB V EVALUASI PENDAMPINGAN DAN PENGEMBANGAN PROFESIOANAL 68


A. Pendampingan Implementasi Kurikulum .....................................................................68

B. Evaluasi implementasi kurikulum.................................................................................69

C. Program Pengembangan Profesional ............................................................................70

BAB VI PENUTUP .................................................................................................................71


A. Simpulan .......................................................................................................................71

B. Saran .............................................................................................................................71

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................72

73

Anda mungkin juga menyukai