PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
[Date]
1
peduli dengan sesama dan lingkungan sekitar, mampu menghargai sesama, tulus dan
ikhlas dalam membantu orang lain, harmonis dalam relasi dengan diri sendiri, sesama,
dan lingkungan. Hal semacam ini perlu pembinaan secara terus-menerus di setiap
lembaga pendidikan formal agar anak semakin dewasa mengimplementasikan serta
mengaktualisasikan nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena
itu, perlu adanya pengertian (ngerti), kesadaran (ngrasa), dan kesungguhan untuk
melakukan (ngelakoni) sesuatu secara tanggung jawab sebagai bentuk aplikasi dari
pengetahuan yang dimiliki oleh anak didik. Mereka mendapatkan pengetahuan lewat
pengajaran dan pendidikan yang dilakukan oleh seorang guru (pamong). Menurut Ki
Hajar Dewantara, tahu dan mengerti saja tidak cukup, kalau tidak merasakan dan
menyadari, dan tidak ada artinya kalau tidak melaksanakan.
Dengan demikian tugas pendidikan adalah bertanggung jawab untuk
membentuk para peserta didik menjadi pribadi-pribadi yang berkarakter dewasa
sehingga mampu menghayati dan menjalani hidup secara bermakna. Dalam perspektif
itu kiranya semboyan non scholae sed vitae discimus “Kita belajar bukan untuk sekolah,
melainkan untuk hidup” demikian menegaskan bahwa belajar merupakan sebuah upaya
untuk membangun kehidupan dari waktu ke waktu agar semakin baik.
B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang
Standar Nasional Pendidikan;
4. Permendikbudristek Republik Indonesia no 5 tahun 2022 tentang Standar Kompetensi
Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang
Pendidikan Menengah;
5. Permendikbudristek Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2022 tentang Standar Isi
pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan
Menengah;
6. Permendikbudristek Republik Indonesia No. 16 Tahun 2022 Tentang Standar Proses
pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan
Menengah;
7. Permendikbudristek Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2022 tentang Standar
Penilaian pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang
Pendidikan Menengah;
8. Permendikbud No. 34 tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan SMK/MAK;
[Date]
2
9. Peraturan Pemerintah No 19 th 2017 tentang Guru;
10. Permendiknas No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Dan Kompetensi Guru;
11. Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia
Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan
Pembelajaran
12. Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan Nomor
009/H/Kr/2022 tentang Dimensi, Elemen, Dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila
Pada Kurikulum Merdeka
13. Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi No 033/H/KR/2022 tentang Capaian
Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang
Pendidikan Menengah Pada Kurikulum Merdeka;
14. Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia
Nomor 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka
Pemulihan Pembelajaran;
15. Hasil rapat sekolah;
[Date]
3
C. Prinsip Pengembangan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan
2. Kontekstual
Menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, konteks
sosial budaya dan lingkungan, serta dunia kerja dan industri.
3. Esensial
Semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan oleh para pemegang
kepentingan tentang kurikulum yang digunakan di satuan pendidikan dapat diperoleh
di dokumen tersebut. Bahasanya lugas dan mudah dipahami, tidak mengulang
naskah/kutipan yang sudah ada di naskah lain. Dokumen tidak perlu memuat kembali
misalnya lampiran Kepmendikbud seperti CP, struktur, dll., dalam dokumen
kurikulum operasional.
4. Akuntabel
Dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan aktual
[Date]
4
BAB II. KARAKTERISTIK SMK MITRA MARITIM
SMK Mitra Maritim Indramayu berdomisili di Jalan Pantai Song no. 169 blok BTN
cinderaya desa Karangsong, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, Indonesia, yang
secara geografis terletak di sebelah selatan Laut Jawa.
Kekuatan SMK Mitra Maritim Indramayu adalah sebagai berikut :
1) Sekolah berada di lokasi yang strategis,
2) Jumlah gurunya sebanyak 20 orang sehingga relatif memadai untuk membimbing 12
rombongan belajar,
3) Kualifikasi Tenaga Pendidik 20 adalah lulusan S2,S1/D3 ahli praktisi dalam bidang
nautika dan food processing,
4) Tenaga Kependidikan 5 orang,
5) Penjaga Sekolah 1 orang,
6) Tersedia Lapangan Olah Raga/UP,
7) Ruang Perpustakaan,
8) laboratorium pengolahan Standar HACCP,
9) Input siswa relatif baik.
10) Menganut sisitem Ketarunaan (semi militer)
Kelemahan SMK Mitra Maritim Indramayu yang perlu mendapat perhatian adalah :
1) Luas lahan yang tidak standar dan belum di pagar,
2) Belum tersedianya ruang media, Lab Bahasa dan Lab Komputer,
3) kurang Ruang Kelas .
Peluang SMK Mitra Maritim Indramayua dalah :
1) Perhatian KPL terhadap pembiayaan pendidikan cukup memadai,
2) Lingkungan sekitar seperti laut jawa, Tempat Pelelangan Ikan dapat dijadikan sumber
belajar,
3) Terdapat forum MGMP,
4) Suasana Lingkungan yang relatif kondusif dan agamis,
5) Laboratorium pengolahan yang memadai dan berkejasama dengan Anita Conte Franc.
Ancaman yang dihadapi SMK Mitra Maritim Indramayu adalah :
1) Persaingan Prestasi antar SMK di lingkungan Kabupaten Indramayu sangat ketat,
2) Persaingan mendapatkan siswa baru pada saat PPDB,
[Date]
5
3) Persepsi masyarakat yang masih menganggap bahwa sekolah swasta mahal dan
kurang berkualitas.
Berdasarkan Analisis kondisi sekolah di atas, SMK Mitra Maritim Indramayu menyusun
Kurikulum SMK Mitra Maritim Indramayu Tahun Pelajaran 2022/20123 agar memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk :
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memahami dan menghayati,
serta mengamalkan ajaran agama masing-masing;
2. Meningkatkan pengembangan keragaman potensi, minat dan bakat, serta
kecerdasan intelektual, emosional, spriritual dan kinestetik secara optimal dengan
tingkat perkembangannya;
3. Mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam bidang
perikanan;
4. Meningkatkan potensi fisik dan membudayakan sportifitas serta kesadaran hidup
sehat;
5. Meningkatkan kepekatan (sensitivitas), kemampuan mengekspresikan keindahan
dan keseimbangan (harmoni);
6. Mampu hidup bermasyarakat, berguna untuk diri sendiri dan orang lain, dan
membangun menentukan jati diri melalui proses belajar yangb aktif, kreatif, efektif,
inovasi dan menyenangkan.
[Date]
6
18. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun
19. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat
20. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain
21. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis
22. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa
Indonesia dan Inggris
23. Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk memenuhi
tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan
kejuruannya.
Program studi ini mempelajari bagaimana mengolah hasil perikanan mulai dari pasca panen
hingga menghasilkan produk perikanan berkualitas tinggi yang zero waste dan ramah
lingkungan. Selain diajarkan bagaimana untuk mengolah produk perikanan dengan kualitas
terbaik, siswa juga diajarkan bagaimana cara menjual atau memasarkan produk yang mereka
buat. Dengan kegiatan tersebut diharapkan siswa dapat berwirausaha secara mandiri.
Membekali peserta didik dengan ketrampilan dan sikap agar kompeten dalam:
1. Melakukan pekerjaan sebagai pengolah hasil perikanan secara mandiri atau wirausaha
2. Mengembangkan palayanan sebagai pelaksana pengolahan dan pengujian hasil
perikanan yang ada di dunia usaha dan dunia industri
3. Melakukan pekerjaan sebagai pelaksana penanganan dan pengolahan serta pengujian
mutu hasil perikanan yang professional dalam indusri pengolahan hasil perikanan.
[Date]
7
4. Memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup, dengan secara aktif turut memelihara
dan melestarikan lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam dengan
efektif dan efisien.
2. Profil Tamatan
Tamatan kompetensi keahlian APHPi memiliki kompetensi umum yang mengacu kepada
tujuan pendidikan nasional dan kecakapan hidup generic dan kompetensi kejuruan
mengacu kapada SKKNI.
1. Kompetensi umum:
Berdasarkan UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 profil kompetensi adalah sebagai
berikut:
Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
2. Kompetensi kejuruan
Level kualifikasi tamatan kompetensi keahlian APHPi adalah asisten pengolah
ikan. Pada level ini tamatan mempunyai kompetensi sebagai berikut:
[Date]
8
28. Melakukan perencaaan industri hasil perikanan
29. Memenuhi persyaratan kerja DU/DI
30. Memenuhi persyaratan kerja, keselamatan dan lingkungan kerja
31. Membina kerjasama
32. Membuat perencanaan kerja
33. Memelihara komunikasi
[Date]
9
BAB III. VISI, MISI, DAN TUJUAN
A. Visi Sekolah
“ Santun Mandiri Aktif Religius Terampil dan berdaya saing”
B. Misi Sekolah
Misi SMK Mitra Maritim Indramayu adalah :
(1) Menciptakan sumberdaya manusia yang ahli dibidang kelautan
(2) Pusat pendidikan, pelatihan,penelitian dan pengembangan teknologi
Kelautan berbasis potensi local
(3) Menciptakan technopreneurship muda yang handal
C. Tujuan Sekolah
Tujuan pendidikan di Sekolah SMK Mitra Maritim Indramayu adalah :
I. Tujuan Jangka 1 Tahun.
1. Meningkatkan perolehan hasil rata-rata nilai UN/US minimal 6,00
2. Meningkatkan hasil perolehan prosentase UN/US siswa lulus 100%
3. Meningkatkan hasil belajar dengan KKM minimal 75
4. 90 % siswa mampu melaksanakan ibadah dengan benar sesuai dengan ajaran
agama yang dianutnya
5. Mengembangkan potensi diri melalui kegiatan kreatifitas, guru mampu
mengembangkan bahan ajar dan penggunaan ICT dalam proses pembelajaran
6. Mewujudkan suasana belajar yang kondusif dan nyaman
II. Tujuan jangka 3 Tahun
1. Peningkatan rata-rata nilai UN 0,75
2. Mempertahankan kelulusan 100 %
3. Standar Hasil Belajar dengan KKM minimal 75
4. Berprestasi tingkat Kabupaten dan Propinsi di Bidang Kesenian, Olah Raga,
Olimpiade Sains, TIK, dan KIR.
5. 95 % siswa mampu melaksanakan ibadah dengan benar sesuai dengan ajaran
agama yang dianutnya.
6. Peningkatan pengembangan potensi diri melalui kegiatan kreatifitas dan ekstra
kurikuler/ BK
7. Peningkatan guru dalam mengembangkan profesional khusus implementasi
pembelajaran berbasis ICT
[Date]
10
8. Mewujudkan suasana belajar yang kondusif dan nyaman.
III. Tujuan Jangka 8 Tahun
1. Mendesain pembelajaran Student Company
2. Membangun mitra desa/ desa binaan SMK Mitra Maritim Indramayu
IV. TUJUAN UMUM
1. Menghasilkan tamatan yang produktif, berkualitas dan ber-akhlak mulia
2. Mencerdaskan masyarakat yang berada di lingkungan lembaga pendidikan
3. Menjadi pusat perekrutan tenaga kerja tamatan sekolah tingkat SLTA/SMK di
Kabupaten Indramayu melalui program G to G
4. Menjadi pusat rujukan informasi dalam bidang Kelautan, maritime industri dan
teknologi informasi yang menjadi rujukan masyarakat.
V. TUJUAN KHUSUS
[Date]
11
mengupayakan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan etos kerja sesuai
perkembangan IPTEK;
2. Menyiapkan tamatan yang memiliki iman dan taqwa, berkepribadian unggul dan mampu
mengembangkan diri;
3. Menghasilkan tamatan yang kompeten, professional dan mampu mandiri untuk
memenuhi kebutuhan pasar kerja baik tingkat local, nasional maupun internasional;
4. Menjadi salah satu sumber informasi IPTEK bagi industry – industry local, khususnya
industry kecil dan menengah dalam bidang Agribinis Pengolahan Hasil Perikanan;
5. Mengembangkan kemitraan dan kerjasama yang saling menguntungkan dengan institusi
pasangan dan masyarakat dalam bisnis dan unit produksi membekali peserta didik
dengan keerampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten dan bidang Agribinis
Pengolahan Hasil Perikanan.
[Date]
12
BAB IV. PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN
Struktur kurikulum mengatur beban belajar untuk setiap muatan atau mata pelajaran
dalam Jam Pelajaran (JP) tahunan dan/atau per 3 (tiga) tahun atau dikenal dengan sistem blok.
Oleh karena itu, satuan pendidikan dapat mengatur pembelajaran secara fleksibel dimana
alokasi waktu setiap minggunya tidak selalu sama dalam 1 (satu) tahun. Berkaitan dengan hal
tersebut, struktur kurikulum program keahlian Pemasaran menggunakan mekanisme blok per
fase yang meliputi fase E di kelas X serta fase F di kelas XI dan XII. Implementasi sistem blok per
fase ini berlaku untuk mata pelajaran pada kelompok umum dan kelompok kejuruan.
Sedangkan kelompok mata pelajaran pilihan menggunakan mekanisme blok tahunan.
Kemudian dalam mata pelajaran pilihan, SMK Mitra Maritim memfokuskan pada
penguatan Bahasa dan kompetensi kejuruan lintas minat untuk semua program keahlian
termasuk Pemasaran. Mata pelajaran pilihan penguatan Bahasa wajib diikuti oleh seluruh
peserta didik program keahlian Pemasaran. Bahasa asing yang ditawarkan adalah Bahasa
Jepang. Kemudian dalam mata pelajaran pilihan rumpun kejuruan yang ditawarkan merupakan
mata pelajaran yang dibutuhkan oleh Industri serta didukung oleh SDM yang ada di SMK Mitra
Maritim. Mata pelajaran rumpun kejuruan ini diperuntukkan untuk peserta didik di luar
program keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Perikanan.
[Date]
13
7 Matematika 306
8 Bahasa Inggris 234
9 Informatika 144
10 Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial ** 216
11 Kejuruan Teknik Mesin 1062
12 Projek Kreatif dan Kewirausahaan 270
13 Praktik Kerja Lapangan 792
14 Mata Pelajaran Pilihan Nautika Kapal Penangkap Ikan 252
15 Mulok Bahasa Jepang
Mulok SMK Mitra Maritim 180
Jumlah A + B 4608
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
16 Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja 504
[Date]
14
2. Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu
[Date]
15
3. Struktur Kurikulum Agribisnis Pengolahan Hasil Perikanan
Jumlah A + B 4608
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
16 Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja 504
[Date]
16
4. Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu
[Date]
17
5. Penetapan Konsentrasi
Konsentrasi adalah pengkhususan studi yang diambil dalam sebuah
program keahlian pada awal fase F (Kelas XI dan XII). Konsentrasi mempelajari
kompetensi yang lebih spesifik, sesuai dengan tujuan di dunia kerja atau
peluang usaha yang akan ditempati oleh lulusan. Peserta didik hanya
diperbolehkan mengambil satu konsentrasi, karena konsentrasi dimaksudkan
agar peserta didik benar-benar fokus dan kompeten, sehingga siap memasuki
dunia kerja atau bewirausaha.
SMK Mitra Maritim, penetapan konsentrasi pada Program Keahlian
Kemaritiman membuka 2 (dua) konsentrasi, yaitu Program Keahlian Nautika
Kapal Penangkap Ikan dan Agribisnis Pengolahan Hasil Perikanan.
Pemilihan konsentrasi berdasarkan minat dan bakat atau passion peserta didik,
setelah memiliki pengalaman belajar pada fase E (kelas X), sehingga peserta
didik diharapkan benar-benar telah memahami secara mendalam ruang lingkup
Program Keahlian, antara lain profesi kerja setelah lulus, jabatan dalam
pekerjaan, peluang usaha, jenis kompetensi, fasilitas yang digunakan.
Seluruh mata pelajaran yang ditawarkan dalam struktur kurikulum
tersebut cara pencapaian kompetensinya dikemas dalam Capaian Pembelajaran
(CP) diterjemahkan ke dalam Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) dengan
menggunakan berbagai model dan metode pembelajaran yang disesuaikan
dengan masing-masing karakteristik mata pelajaran. Bukti pencapaian CP
berupa portofolio hasil pekerjaan peserta didik didokumentasikan dengan baik
sebagai bentuk pertanggungjawaban guru pada saat melakukan asesmen
melalui berbagai instrumen pendukung dan melaporkannya kepada orang tua
dalam bentuk buku Laporan Pencapaian Hasil Belajar (raport).
1. Mata pelajaran
Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat kelas
tercantum pada struktur kurikulum. Kelas X-XII meliputi 14 mata pelajaran dan
1 Jam BK, . Satu jam pembelajaran berlangsung selama 45 menit.Jumlah jam
pelajaran per minggu 38-40 jam
Pelaksanaan pembelajaran di SMK MITRA MARITIM INDRAMAYU adalah
sistem paket yaitu semua peserta didik diwajibkan mengikuti semua mata
pelajaran.
2. Muatan Lokal
[Date]
18
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata
pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran
tersendiri. Dengan mengacu pada visi SMK Mitra Maritim Indramayu dan
keadaan /letak geografis sekolah maka SMK Mitra Maritim Indramayu
menentukan muatan lokalnya adalah Bahasa Jepang. Muatan lokal ini sekaligus
menjadi salah satu bagian dari keunggulan SMK Mitra Maritim Indramayu sesuai
kebutuhan peserta didik dan tuntutan duni kerja/dunia industri.
3. Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan
diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai
dengan kondisi sekolah.Berdasarkan hasil analisis potensi, minat, dan bakat
peserta didik, serta keberadaan pembina kegiatan, SMK Mitra Maritim
Indramayu memfasilitasi berbagai jenis kegiatan pengembangan diri.
Pengembangan diri di SMK Mitra Maritim Indramayu meliputi:
Kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi
dan kehidupan sosial, belajar, dan pembentukan karir peserta didik.
Pengembangan diri bagi peserta didik SMK Mitra Maritim Indramayu terutama
ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karir.
Kegiatan Pengembangan Pribadi dan Kreativitas peserta didik dilaksanakan
melalui kegiatan ekstrakurikuler, yang mencakup Kegiatan:
● Paskibra
● Drum band
● Angklung
● Paduan suara
● Pramuka
● Futsal
● Bola voli
● Unit Produksi
Setiap peserta didik diberi kesempatan untuk memilih kegiatan
ekstrakurikuler yang ada di SMK Mitra Maritim Indramayu, minimal 1 dan
maksimal 2 jenis kegiatan. Semua aktivitas peserta didik berkenaan dengan
kegiatan ekstrakurikuler di bawah pembinaan dan pengawasan pembina yang
[Date]
19
ditugasi oleh Kepala Sekolah. Setiap pembina kegiatan ekstra kurikuler membuat
program kegiatan pengembangan diri (terlampir).
4. Pengaturan Beban Belajar
Beban belajar yang diatur di SMK Mitra Maritim Indramayu menggunakan
Sistem Paket yaitu sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta
didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar
yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang
berlaku di SMK Mitra Maritim Indramayu. Beban belajar setiap mata pelajaran
pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran (jp). Satu jam
pembelajaran berlangsung selama 45 menit, dan minggu efektif dalam satu
tahun (dua semester) adalah 34-38 minggu. Penjurusan program keahlian
dilakukan di kelas X semester I.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan
oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap
muka, dan praktek di sekolah dan praktek kerja industri. Semua itu dimaksudkan
untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat
perkembangan peserta didik.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses
interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Jumlah jam tatap muka yang
tercantum dalam struktur kurikulum SMK Mitra Maritim Indramayu adalah
sebagai berikut:
NO Kelas Jumlah Jam Pembelajaran Per Minggu
1 10 48
2 11 48
3 12 48
5. Ketuntasan Belajar
[Date]
20
Guru mata pelajaran sejenis di SMK Mitra Maritim Indramayu ada
beberapa orang. Guru - guru mata pelajaran sejenis membentuk Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP) di sekolah. Ada MGMP Bahasa Indonesia, MGMP
Bahasa Inggris, MGMP Matematika, MGMP IPAS, MGMP Produktif dan
sebagainya. Setiap seminggu sekali MGMP SMK Mitra Maritim Indramayu
mengadakan pertemuan di sekolah untuk mengevaluasi keberhasilan dan
kendala pembelajaran yang telah dilaksanakan, mencari solusi pemecahan
masalah terhadap kendala pembelajaran, membahas rencana pembelajaran
seminggu mendatang, dan mendiskusikan perkembangan pendidikan terutama
yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diampu.
Menjelang tahun pelajaran baru semua MGMP di SMK Mitra Maritim
Indramayu menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap mata
pelajaran setiap tingkat kelas. Penentuan KKM dilakukan melalui analisis setiap
indikator dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata (intake)
peserta didik, kompleksitas setiap indikator, dan kemampuan sumber daya
pendukung (SDM dan sarana prasarana). Dari KKM indikator diperoleh KKM
setiap Kompetensi Dasar, KKM setiap Standar Kompetensi, dan akhirnya KKM
setiap mata pelajaran. KKM setiap mata pelajaran diserahkan kepada wakil
kepala sekolah bidang akademik (kurikulum) dan disosialisasikan kepada semua
warga sekolah serta orangtua peserta didik. KKM setiap mata pelajaran setiap
tingkat kelas disajikan pada tabel- tabel berikut.
Semua pendidik dan peserta didik SMK Mitra Maritim Indramayu
bersepakat untuk berupaya meningkatkan KKM secara bertahap dan terus
menerus untuk mencapai ketuntasan ideal dengan cara penambahan KKM pada
semester berikutnya.
Kenaikan Kelas dan Kelulusan
a. Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria kenaikan kelas SMK
Mitra Maritim Indramayu diatur berdasarkan SK Dirjen Mandikdasmen No.
12/C/Kep/TU/2008 sebagai berikut.:
● Peserta didik memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir tahun pelajaran untuk
seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
[Date]
21
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan serta kelompok mata pelajaran
Produktif.
● Peserta didik dinyatakan naik ke kelas XI, apabila yang bersangkutan memiliki mata
pelajaran yang belum tuntas 3 (tiga) mata pelajaran atau kurang.
● Peserta didik dinyatakan naik ke kelas XII, apabila yang bersangkutan tidak mencapai
kriteria ketuntasan minimal, 3 (tiga) mata pelajaran atau kurang dan mengikuti Prakerin serta
mengumpulkan laporan Prakerin.
b. Kelulusan
Kriteria kelulusan SMK Mitra Maritim Indramayu mengacu pada aturan pemerintah. Sesuai
dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan
pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
● memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan
dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga, dan kesehatan;serta kelompok mata pelajaran Produktif
Ujian Sekolah dan Ujian Nasional diselenggarakan pada akhir semester 6 dengan ketentuan
waktunya ditetapkan melalui Permendiknas dan Prosedur Operasional Standar ( POS ) SMK Mitra
Maritim Indramayu mentargetkan tingkat kelulusan 100 %, sehingga dilakukan upaya untuk
mencapai target tersebut dengan mengadakan tambahan jam pelajaran setelah jam pelajaran
wajib, pemantapan materi pelajaran yang di UN kan. Jika ada siswa yang belum lulus ujian akhir
akan diberikan motivasi disamping pemantapan materi pelajaran untuk menghadapi ujian ulangan.
SMK Mitra Maritim Indramayu menerapkan pendidikan kecakapan hidup (yang mencakup
kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan kecakapan vokasional) secara
terpadu dan merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata pelajaran, muatan lokal dan
pengembangan diri.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan
keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa,
teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi
pengembangan kompetensi peserta didik. Melalui analisis potensi dan kebutuhan daerah, serta
analisis potensi sekolah yang meliputi SDM dan sarana prasarana, SMK Mitra Maritim Indramayu
menetapkan bahasa jepang sebagai keunggulan lokal sekaligus keunggulan global. Pendidikan
[Date]
22
berbasis keunggulan lokal dan global ini diberikan dalam bentuk muatan lokal dan juga terintegrasi
dalam semua mata pelajaran.
9. Pendidikan Karakter
(1) Religius
● Jujur
● Bertanggung jawab
● Disiplin
● Kerja keras
● Percaya diri
● Berjiwa wirausaha
● Mandiri
● Ingin tahu
● Cinta ilmu
● Peduli
● Bekerja sama
● Santun
● Demokratis
[Date]
23
(4). Nilai Karakter dalam hubungannya dengan lingkungan
● Nasionalis
● Menghargai keberagaman
10.Mutasi
Peserta didik SMK Mitra Maritim Indramayu dimungkinkan untuk pindah pada satuan
pendidikan lain. Dalam proses perpindahan program keahlian dan tingkat atau kelas dari SMK
Mitra Maritim Indramayu asal ke SMK Lain dengan jurusan sama. Proses pindah dimulai dari
permohonan orang tua/wali dari peserta didik, kemudian dilanjutkan oleh Kepala SMK Mitra
Maritim Indramayu ke Kepala SMK tujuan dengan persetujuan Kepala Cabang Dinas Pendidikan.
1. Pembelajaran di Sekolah
keahlian yang luas, kuat, mendasar, serta penguasaan alat dan teknik bekerja yang tepat.
● Industri dapat dilibatkan dalam proses pembelajaran di SMK Mitra Maritim Indramayu
terutama untuk meningkatkan penguasaan peserta terhadap dasar-dasar keahlian yang benar
serta memberikan wawasan tentang dunia kerja.
● Siswa yang berminat untuk bekerja mandiri (berwirausaha), perlu mendapatkan bimbingan
khusus yang memadai dari pihak sekolah. Siswa yang bersangkutan tidak cukup diberikan
pengetahuan bisnis secara teoritis, tetapi ia harus dibina dan dilatih dengan pengalaman
berwirausaha atau berbisnis secara nyata dan bertahap.
yang lebih banyak, maka sekolah dapat menyesuaikan jumlah jam yang ada di dalam Struktur
Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan, baik program pendidikan nasional, Kewilayahan, maupun
Program Keahlian (C1, C2, C3). Pengaturan tersebut dilakukan secara rasional, selaras, dan
seimbang.
pembukaan kelas wirausaha yang sesuai dengan minat siswa dan potensi pasar.
berikut:
● Peserta didik yang mengikuti pelatihan di industri adalah mereka yang memenuhi
persyaratan minimal yang telah ditetapkan, baik pada saat penerimaan maupun pada saat
pemilihan program pendidikan.
pekerjaan yang sesungguhnya, untuk menguasai kompetensi yang benar dan terstandar,
sekaligus menginternalisasi sikap dan etos kerja yang positif sesuai dengan persyaratan tenaga
kerja profesional pada bidangnya.
waktu latihan yang dipersyaratkan untuk menguasai kompetensi yang akan dipelajarinya.
Waktunya berkisar antara 3 bulan dan dilakukan pada jenjang XI semester ganjil.
[Date]
25
12.Penilaian hasil belajar
a. evaluasi
Evaluasi (penilaian) hasil belajar peserta didik pada dasarnya merupakan bagian integral dari
proses pembelajaran, yang diarahkan untuk menilai kinerja peserta didik (memantau proses,
kemajuan, dan perbaikan hasil belajar) secara berkesinambungan. Pelaksanaan penilaian dapat
dilakukan secara langsung pada saat peserta didik melakukan aktivitas belajar, maupun secara
tidak langsung melalui bukti hasil belajar sesuai dengan kriteria kinerja (performance criteria).
Konsisten dengan pendekatan kompetensi yang digunakan dalam pengembangan Kurikulum SMK
Mitra Maritim Indramayu edisi 2022/2023, maka sistem penilaian menitik beratkan pada penilaian
hasil belajar berbasis kompetensi (competency based assessment) dengan ciri:
3) keberhasilan peserta didik hanya dikategorikan dalam bentuk 'kompeten' dan 'belum
kompeten';
b. Penilaian
Penilaian terhadap peserta didik hanya dilakukan oleh guru mata pelajaran yang
bersangkutan. Penilaian dilakukan untuk mengukur peserta didik secara individual mengenai suatu
kompetensi yang telah diperolehnya selama proses pembelajaran. Penilaian dimulai dari tingkat
kompetensi dasar hingga kompetensi inti, yang dapat dilakukan secara klasikal maupun lapangan,
disesuaikan dengan tuntutan kompetensinya. Guru wajib melakukan penilaian pada tahap
kompetensi dasar dan kompetensi inti. Peserta didik harus harus tuntas dalam memenuhi kriteria
minimal. Proses ini dilakukan pada akhir kompetensi dasar dan kompetensi inti. Pada akhir
semester guru kembali melakukan penilaian terhadap seluruh kompetensi inti. Untuk kompetensi
dasar, guru dapat memilih sendiri dengan memperhatikan kisi-kisi, tingkat frekuensi kegunaan di
lapangan dan tingkat kesulitan. Untuk memudahkan dan menyeragamkan pelaksanaan penilaian
ini maka Pusat Pendidikan dan kebudayaan menerbitkan Pedoman Penilaian Peserta Didik.
c. Verifikasi Penilaian
Dalam rangka pengakuan terhadap kompetensi yang telah dikuasai oleh peserta didik, perlu
dikembangkan mekanisme pengakuan sebagai berikut.
SMK Mitra Maritim Indramayu yaitu pihak manajemen sekolah yang terdiri dari wakil kepala
sekolah bidang pengajaran, wakil kepala sekolah bidang sarana pendidikan dan wakil kepala
sekolah bidang kesiswaan. Dalam proses ini pihak manajemen dapat melakukan secara individu
atau secara sampling random. Hal ini perlu dilakukan agar proses pembelajaran sampai dengan
penilaian telah berjalan dengan benar atau masih perlu penyempurnaan oleh pihak eksternal, agar
[Date]
26
apa yang telah dicapai peserta didik dapat disertifikasi oleh dunia kerja pemakai lulusan yaitu dunia
usaha/industri.
Penilaian ini diperlukan untuk memperoleh pengakuan dari pihak eksternal (lembaga
independen/pemerintah di luar SMK Mitra Maritim Indramayu seperti industri pengolahan pangan
pertanian dan perikanan serta teknologi informasi dan Lembaga Sertifikasi Profesi teknologi
pengolahan pangan pertanian dan perikanan serta teknologi informasi). Verifikasi terhadap hasil
penilaian terbatas pada mata pelajaran yang akan diterbitkan sertifikat keahlian tertentu sesuai
program keahlian.
1.1. Sertifikasi
a. Ijazah
b. Sertifikat Kompetensi
Sertifikat Kompetensi diberikan kepada peserta didik yang lulus uji kompetensi pada keahlian
tertentu untuk setiap program keahlian. Ujian ini dapat dilaksanakan pada akhir semester atau
pada akhir program pendidikan. Uji kompetensi ini dilaksanakan oleh lembaga eksternal seperti
tersebut di atas, dan SMK Mitra Maritim Indramayu sebagai penyelenggara ujian.
Program kokurikuler pada program keahlian pemasaran dilakukan melalui kegiatan Projek
Pengutan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja. Profil Pelajar Pancasila terdiri atas (1)
Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia, (2) Berkebhinekaan global, (3)
Gotong royong, (4) Mandiri, (5) Bernalar kritis, (6) Kreatif. Profil Pelajar Pancasila berbentuk
softskill dan harus diterapkan dalam proses pembelajaran, bukan dipisahkan dalam
pembelajaran.
Adapun indikator perilaku belajar peserta didik dalam rangka implementasi profil pelajar
Pancasila dan Budaya Kerja sebagai berikut:
[Date]
28
Pada tahun pelajaran 2022/2023, implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila dan Budaya Kerja dilaksanakan di kelas X dengan bobot 288 Jam Pelajaran. Tema
yang dipilih meliputi dua tema wajib (kebekerjaan dan budaya kerja) dan satu tema pilihan
(Bangunlah Jiwa Dan Raganya).
Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja di kelas X
dilaksanakan dengan menggunakan sistem blok bulanan seperti tergambar pada tabel berikut:
Pelaksanaan/Alokasi Waktu
Tema
Semester Bulan Jumlah JP
Bangunlah Jiwa Dan 1 September, 32 JP setiap
Raganya Oktober dan bulan
November
Kebekerjaan 2 Januari dan 48 JP setiap
Februari bulan
Budaya kerja 2 Maret dan April 48 JP setiap
bulan
Khusus untuk sekolah menengah kejuruan pengembangan diri terutama ditujukan untuk
pengembangan kreativitas dan bimbingan karier. Pengembangan diri bukan merupakan mata
pelajaran. Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif
seperti pada mata pelajaran.
8. Rencana Pembelajaran
Bobot pembelajaran pada program keahlian Pemasaran yakni 70% praktik dan 30%
teori. Pembelajaran yang dikembangkan pada program keahlian pemasaran berlandasakan
pada pendekatan Production Based Educational Training (PBET) dan Competency Based
Training (CBT). Hal ini dilakukan untuk agar pembelajaran yang diberikan dapat relevan
dengan kebutuhan industri Pemasaran saat ini dan menjamin lulusan dapat terserap dengan
mudah di Industri retail.
PBET merupakan penggabungan pola kerja industri (workplace) dengan lingkungan
pembelajaran siswa (learning environment), konsep ini dikenal pula dengan sebutan Teaching
Factory yang memiliki paradigma dasar market–oriented yang diwujudkan dalam bentuk Projek.
Pendekatan ini merupakan penyempurnaan “Dual System”, dimana workplace menyatu ke
dalam nuansa belajar siswa, sedang Sistem CBT melengkapinya untuk proses asesmen yang
terukur, berdasarkan standar mutu lingkungan kerja industri. Sehingga implementasi
pembelajarannya mengandung unsur–unsur; hardskill, theoritical focus dan softskill yang
masing-masing dilengkapi dengan metoda perencanaan, pelaksanaan dan pendampingan
serta pengukuran dan pengujian yang adil dan transparan. Siklus pembelajaran berbasis CBT
dan PBET adalah:
a. Tahap Perencanaan Pembelajaran, hal ini meliputi pemahaman capaian
pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran, dimana secara konten sudah
ditentukan dalam kurikulum SMK PK. Kemudian pola penyajian berupa modul atau
perangkat ajar, sebagai upaya pencapaian hardskill - softskill. Perangkat ajar yang
digunakan dalam bentuk modul ajar yang dikembangkan dari Alur Tujuan
Pembelajaran (ATP). Dokumen modul ajar dan alur tujuan pembelajaran terlampir.
b. Tahap Proses Pembelajaran, pemenuhan media dan bahan ajar, sumber belajar,
metode dan model pembelajaran, rasio jumlah alat dan bahan terhadap peserta
30
didik, pendampingan proses pembelajaran, beban jam pembelajaran dan
pengukuran keterserapan materi pembelajaran.
c. Tahap Pengukuran dan Pengujian, sebagai bentuk evaluasi hasil belajar peserta
didik yang pengukuran capaian Hardskill dan softskill, sebagai dasar evaluasi,
dengan menggunakan prinsip Fair, Valid, Relible, dan Flexible.
31
BAB V. RENCANA PEMBELAJARAN
A. Peraturan Akademik
Kurikulum Operasional SMK Negeri 4 Semarang memuat peraturan akademik
tentang persyaratan dan pemilihan konsentrasi, asesmen, kriteria kenaikan kelas, dan
kriteria kelulusan.
2. Asesmen
Prosedur asesmen yang ditetapkan dalam kegiatan asesmen oleh pendidik dan
sekolah sebagai berikut :
a. Asesmen hasil belajar oleh pendidik dilakukan melalui tahapan sebagai berikut.
1) Perencanaan metode dan teknik asesmen oleh pendidik mengacu
kepada Capaian Pembelajaran.
2) Penyusunan instrumen asesmen disesuaikan dengan perencanaan
metode dan teknik asesmen serta ditelaah/divalidasi oleh sejawat
pendidik mata pelajaran yang sama.
3) Pelaksanaan kegiatan asesmen bersifat fleksibel, menggunakan
strategi, bentuk, dan teknik yang sesuai.
4) Pendidik memfasilitasi pelaksanaan asesmen mandiri oleh peserta
didik pada setiap penyelesaian proses belajar pada setiap unit
kompetensi. Hasil asesmen mandiri diverifikasi oleh pendidik
untuk membantu memastikan kesesuaiannya.
33
pembeajaran, maka dapat digunakan dalam Uji Kompetensi
Keahlian (UKK).
8) Pelaksanaan kegiatan sertifikasi kompetensi menggunakan
strategi, bentuk, dan teknik yang sesuai dengan tujuan sertifikasi
kompetensi.
9) Pelaporan hasil asesmen kepada LSP P1 untuk dirapatkan oleh
tim yang ditunjuk.
10) Penerbitan sertifikat kompetensi bagi peserta uji yang dinyatakan
kompeten.
11) Pemanfaatan hasil analisis sertifikasi kompetensi dapat
digunakan untuk pemetaan mutu program, dan perumusan
kebijakan satuan pendidikan.
34
4. Kriteria Kelulusan
Kriteria Kelulusan peserta didik dari SMK Negeri 4 Semarang ditetapkan berdasarkan:
a. Permendikbud Nomor 4 Tahun 2018 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh
Satuan Pendidikan dan Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah.
b. Pedoman Penyelenggaraan UKK Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
c. Rapat Dewan Guru
B. Pengelolaan Pembelajaran
Pengelolaan pembelajaran meliputi pengorganisasian seluruh komponen
yang terkait penyelenggaraan sekolah mulai dari program pembelajaran
(kurikulum), pengelolaan pengajar (guru dan tenaga kependidikan/GTK dan
guru tamu/instruktur), pengelolaan peserta didik, pengelolaan sarana
prasarana, serta pengelolaan link and match.
38
1. Prosedur Penyusunan Kalender Akademik
Minimum 34 minggu
Minggu efektif Digunakan untuk kegiatan
1. dan maksimum 36
belajar pembelajaran efektif
minggu
Penilaian tengah Maksimum 1
2. Didalam minggu efektif
semester minggu
Penilaian akhir Maksimum 2
3. Didalam minggu efektif
semester gasal minggu
Penilaian akhir Maksimum 2
4. Didalam minggu efektif
tahun minggu
Maksimum 2
5. Ujian sekolah Didalam minggu efektif
minggu
39
3. Pengaturan Waktu Libur
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang bersangkutan. Waktu libur
dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun
pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari libur
nasional dan hari libur khusus.
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya tertera
pada tabel dibawah.
KALENDER PENDIDIKAN
Kalender Pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun ajaran.Kalender Pendidikan mencangkup permulaan tahun pelajaran,
minggu efektif, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
Adapun Kalender Pendidikan SMK Mitra Maritim Indramayu disusun sebagai berikut :
40
A. Awal Tahun Pelajaran
Masuk Awal Tahun Pelajara 2022/2023 dimulai tanggal 18 Juli 2022, diisi dengan kegiatan :
1. Untuk kelas X : Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), Tes Kesegaran Jasmani
(TKJ), LDKK, Pembagian Ruang Kelas, Jadwal Pelajaran dan Pengenalan Lingkungan
Sekolah, serta sosialisasi Kurikulum SMK Mitra Maritim Indramayu
2. Untuk Kelas XI dan kelas XII : Sosialisasi Kurikulum SMK Mitra Maritim Indramayu Tahun
Pelajaran 2022/2023, Pembagian Kelas dan Jadwal Pelajaran Tahun 2022/2023,
dilanjutkan belajar efektif sesuai dengan jadwal pelajaran.
B. Minggu Efektif untuk Tahun Pelajaran 2022/2023, mengacu pada Kalender Pendidikan
Nasional sebagai berikut :
1. Semester Ganjil : minggu efektif
1.1. Juli 2022 : 1 minggu
1.2. Agustus 2022 : 5 minggu
1.3. September 2022 : 4 minggu
1.4. Oktober 2022 : 3 minggu
1.5. Nopember 2022 : 4 minggu
1.6. Desember 2022 : 1 minggu
2. Semester Genap : minggu efektif
2.1. Januari 2023 : 5 minggu
2.2. Februari 2023 : 4 minggu
2.3. Maret 2023 : 3 minggu
2.4. April 2023 : 4 minggu
2.5. Mei 2023 : 5 minggu
2.6. Juni 2023 : 1 minggu
C. Pembelajaran Efektif disesuaikan dengan Kalender Pendidikan yang berlaku.
D. Waktu Libur
Waktu libur terbagi atas libur umum dan libur khusus sesuai dengan kalender pendidikan
yang berlaku, yaitu kalender pendidikan yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan dengan
memperhatikan kalender yang berlaku di SMK Mitra Maritim Indramayu.
E. Uraian Kegiatan
Kegiatan selama satu tahun pelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum SMK Mitra
Maritim Indramayu dengan mengacu pada kalender pendidikan dapat dilihat dari tabel di
bawah, mulai dari perencanaan (awal tahun pelajaran), pelaksanaan dan
evaluasi/pelaporan , dengan rincian sebagai berikut :
1. Kegiatan Awal/Perencanaan
Tujuan
41
Pembagian Tugas Mengajar, menyusun jadwal pelajaran dan rencana pengajaran sesuai
dengan muatan kurikulum kemampuan pelaksanaan :
Sumber
No Jenis Waktu Sasaran Pelaksana Dana
2. Pelaksana
Tujuan
Tersajinya muatan Kurikulum dengan tingkat daya serap yang optimal
Rutin dan
DS
42
Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan
4. Libur akhir tahun Maksimum 3 Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan
pelajaran minggu administrasi akhir dan awal tahun
pelajaran
7. Hari libur khusus Maksimum 1 Untuk satuan pendidikan sesuai dengan
minggu ciri kekhususan masing-masing
43
JULI 2022 TANGGAL URAIAN KEGIATAN
Jumlah
1 2 3
Minggu
Minggu 17 24 31
Senin 18 25
Selasa 19 26
Sabtu 23 30 HBE = 10 LU = 1
Jumlah
1 2 3 4 5
Minggu
Minggu 7 14 21 28
Senin 1 8 15 22 29
Rabu 3 10 17 24 31
Jenjang
Jum'at 5 12 19 26 SMK/MAK/SMA/MA/Paket C
Sabtu 6 13 20 27 HBE = 23 LU = -
Jumlah
1 2 3 4 5
Minggu
Jenjang
Senin 5 12 19 26 SMK/MAK/SMA/MA/Paket C
Rabu 7 14 21 28
Sabtu 3 10 17 24 HBE = 22 LU = -
Jumlah
1 2 3 4 5 6
Minggu
Selasa 4 11 18 25
Rabu 5 12 19 26
Kamis 6 13 20 27
Jum'at 7 14 21 28
Sabtu 1 8 15 22 29 HBE = 21 LU =1
Jumlah
1 2 3 4 5
Minggu
Minggu 6 13 20 27
Senin 7 14 21 28
Selasa 1 8 15 22 29
Rabu 2 9 16 23 30
Kamis 3 10 17 24
Jum'at 4 11 18 25 HBE = 22 LU = -
Sabtu 5 12 19 26
Jumlah
1 2 3 4 5
Minggu
45
26 Des
Rabu 7 14 21 28 2022 Libur Akhir semester I
s/d 7 Jan
Kamis 1 8 15 22 29 2023
Jum'at 2 9 16 23 30
Sabtu 3 10 17 24 31 HBE = 3 LU = - LS = 5
Jumlah
1 2 3 4 5
Minggu
Kamis 5 12 19 26
Jum'at 6 13 20 27
Jumlah
1 2 3 4 5
Minggu
Senin 6 13 20 27
Selasa 7 14 21 28
Rabu 1 8 15 22
Kamis 2 9 16 23
Jum'at 3 10 17 24
Sabtu 4 11 18 25 HBE = 20 LU = 1
Jumlah
1 2 3 4 5
Minggu
46
Senin 6 13 20 27 13 - 18 Jeda PTS Genap
Jum'at 3 10 17 24 31
Sabtu 4 11 18 25 HBE = … LU = …
Jumlah
1 2 3 4 5 6
Minggu
Rabu 5 12 19 26
Kamis 6 13 20 27
Jum'at 7 14 21 28
Sabtu 1 8 15 22 29 HBE = … LU = 0…
Jumlah
1 2 3 4
Minggu
Kamis 4 11 18 25
Jum'at 5 12 19 26
Sabtu 6 13 20 27 HBE = … LU = 0…
Jumlah 1 2 3 4 5
47
Minggu
Kamis 1 8 15 22 29
Jum'at 2 9 16 23 30
Sabtu 3 10 17 24 HBE = … LU = 0…
Jumlah
1 2 3 4 5
Minggu 1 - 16 Libur Akhir Tahun Pelajaran
Senin 3 10
Selasa 4 11
Rabu 5 12
Kamis 6 13
Jum'at 7 14
Sabtu 1 8 15
Keterangan:
LU = Libur Umum
LS = Libur Sem
48
BAB VI. PENDAMPINGAN, EVALUASI & PENGEMBANGAN PROFESIONAL
A. Pendampingan
Pendampingan pengembangan diri bagi guru dikembangkan melalui supervisi akademik
dan klinis.
1. Supervisi Akademis
Supervisi akademik adalah suatu proses pengawasan yang dilakukan oleh seseorang
(biasanya kepala sekolah) kepada guru, yang bertujuan untuk menguatkan dan
meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar di sekolah, dan pada gilirannya akan
berkontribusi untuk meningkatkan kualitas proses belajar peserta didik melalui kegiatan
supervisi akademik, kepala sekolah memastikan bahwa guru melaksanakan tugas
mengajar mereka dengan baik dan peserta didik menerima layanan pembelajaran yang
terbaik. Melalui supervisi akademik, guru diharapkan dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran, dan kepala sekolah juga dapat membuat program pengembangan
profesionalisme guru. Hal ini dapat dicapai bila guru mendapatkan bantuan dari kepala
sekolah dalam mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran
dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran.
Dalam pelaksanaan supervisi akademik, kepala sekolah berlaku adil terhadap semua
guru tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, status sosial
ekonomi, dan yang berkebutuhan khusus dalam mengembangkan kemampuannya
mencapai tujuan pembelajaran.
Pengembangan profesionalsime guru dalam konteks supervisi akademik tidak hanya
fokus pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, tetapi juga
pada pembaharuan komitmen (commitment), kemauan (willingness), dan motivasi
(motivation) guru. Peningkatkan pada kemampuan dan motivasi kerja guru tentu akan
berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran.
Minimal terdapat 3 (tiga) tujuan supervisi akademik dalam peningkatan kualitas
pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
a) Supervisi akademik dilaksanakan untuk membantu guru meningkatkan
kemampuan profesionalnya, yang mencakup pengetahuan akademik, pengelolaan
kelas, keterampilan proses pembelajaran, dan dapat menggunakan semua
kemampuannya ini untuk memberikan pengalaman belajar yang berkualitas bagi
peserta didik.
b) Supervisi akademik dilakukan untuk memeriksa atau memastikan proses
pembelajaran di sekolah berjalan sesuai ketentuan dan tujuan yang ditetapkan.
Kegiatan pengawasan ini dapat dilakukan melalui kunjungan ke kelas-kelas di saat guru
sedang mengajar, percakapan pribadi dengan guru, teman sejawatnya, maupun dengan
peserta didik.
c) Supervisi akademik dilakukan untuk mendorong guru meningkatkan
49
kompetensinya, melaksanakan tugas mengajarnya dengan lebih baik dengan
menerapkan pengetahuan dan keterampilannya, dan memiliki perhatian yang sungguh-
sungguh (commitment) terhadap tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru.
Supervisi akademik berkaitan erat dengan pembelajaran berkualitas, karena proses
pembelajaran yang berkualitas memerlukan guru yang profesional, dan guru
profesional dapat dibentuk melalui supervisi akademik yang efektif. Guru sebagai
pelaku utama dalam proses pembelajaran dapat ditingkatkan profesionalitasnya melalui
supervisi akademik sehingga tercapai tujuan pembelajaran.
Melalui supervisi akademik, refleksi praktis untuk asesmen unjuk kerja guru dapat
dilaksanakan, kesulitan dan permasalahan dalam proses pembelajaran dapat
diidentifikasi, informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola kegiatan
pembelajaran dapat diketahui, dan program tindak lanjut untuk pengembangan
profesionalitas guru dapat disusun. Dengan demikian, supervisi akademik adalah bagian
dari proses pengembangan keberlanjutan profesionalitas guru agar semakin mampu
menyediakan layanan belajar yang berkualitas bagi peserta didik.
2. Supervisi Klinis
Supervisi klinis adalah supervisi akademik yang menggunakan model pendekatan
berbasis permintaan/kebutuhan guru. Supervisi klinis berlangsung dalam bentuk
hubungan tatap muka antara kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala
sekolah/pengawas dan guru. Fokus pengamatan pada saat supervisi klinis adalah hal
yang menjadi permasalahan bagi guru yang disupervisi, dan pengamatan dilakukan
secara teliti dan mendetail. Hubungan antara kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk
kepala sekola/pengawas sebagai supervisor dan guru sebagai hubungan kolegial, bukan
atasan bawahan, karena supervisi klinis dilakukan secara bersama antara kepala
sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala sekolah/pengawas dan guru. kepala
sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala sekolah/pengawas melakukan supervisi klinis
atas dasar permintaan guru yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan proses
pembelajaran, karena itu kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala
sekola/pengawas dalam melaksanakan supervisi didasarkan pada semangat tolong
menolong. Langkah-langkah yang dilakukan dalam supervisi klinis meliputi langkah
awal, observasi, dan umpan balik.
50
pembelajaran, dan menentukan aspek-aspek yang akan diobservasi dan cara
mengobservasinya. Hasil akhir pertemuan awal ini adalah kesepakatan (contract) kerja
antara supervisor dan guru.
b. Tahap Observasi Pembelajaran
Tahap kedua dalam proses supervisi klinis adalah mengamati proses pembelajaran
secara sistematis dan objektif, dimana supervisor mengamati guru mengajar
sebagaimana digariskan dalam ATP. Aspek-aspek yang akan diobservasi harus sesuai
dengan hasil diskusi antara supervisor dan guru pada pertemuan awal.
c. Tahap Pertemuan Balikan
Pertemuan balikan atau pertemuan pemberian umpan balik dilakukan segera setelah
melaksanakan observasi proses pembelajaran, dengan ketentuan bahwa hasil observasi
sudah dianalisis terlebih dahulu. Tujuan utama pertemuan balikan ini adalah bersama-
sama membahas hasil pengamatan proses belajar-mengajar yang dilakukan oleh
sekolah. Inti pembicaraan dalam pertemuan balikan ini difokuskan pada identifikasi dan
analisis persamaan dan perbedaan antara perilaku guru dan peserta didik yang
diharapkan dengan perilaku aktual guru dan peserta didik, serta membuat keputusan
tentang apa dan bagaimana langkah yang seharusnya diambil untuk menindaklanjuti
perbedaan tersebut.
B. Evaluasi
Evaluasi di SMK Mitra Maritim Indramayu dikategorikan menjadi 2 (dua), yaitu evaluasi
pembelajaran dan evaluasi kurikulum.
1. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran dimaksudkan untuk mendapatkan data dan informasi yang
diperlukan dalam menentukan sejauh mana dan bagaimana pembelajaran yang telah
berjalan agar dapat membuat asesmen (judgement) dan perbaikan yang dibutuhkan
untuk memaksimalkan hasil pembelajaran peserta didik.
Tujuan dari evaluasi pembelajaran adalah antara lain untuk: (1) meningkatkan hasil
belajar, keterlibatan, dan kepuasan belajar peserta didik; (2) menunjukkan kekuatan
dari program belajar sebagai implementasi kurikulum operasional; (3) mengevaluasi
perubahan terkini dari implementasi yang dilakukan; (4) mengidentifikasi program
belajar yang perlu diperbaiki; (5) mengukur ketercapaian visi dan misi lewat program
yang diajarkan di sekolah; dan (6) sarana pemberian umpan balik pada kompetensi
mengajar guru, yang selaras dengan tujuan dan kebutuhan belajar peserta didik.
Beberapa aspek yang ditinjau dalam evaluasi pembelajaran antara lain: (1) alur
pembelajaran dan tujuan pembelajaran; (2) pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
akan disasar; (3) sumber materi ajar, perlengkapan visual maupun auditori, kesesuaian
dengan tahapan perkembangan anak; (4) persepsi peserta didik dalam proses belajar;
(5) persepsi DUDIKA dalam melihat perkembangan penguasaan kompetensi; dan (6)
persepsi orang tua peserta didik dalam melihat perkembangan peserta didik.
51
Beberapa cara yang ditempuh dalam melakukan evaluasi pembelajaran antara lain
sebagai berikut.
a) Kolaboratif: Melibatkan seluruh stakeholder sekolah.
b) Reflektif: Melihat kembali pencapaian dan kekurangan dari berbagai aspek, jujur,
dan berdasarkan bukti.
c) Berdasarkan Data: Membuat kesimpulan berdasarkan fakta yang ditelaah secara
seksama.
d) Berpusat pada Anak: Mengedepankan kepentingan anak dalam mengambil
kesimpulan maupun keputusan.
e) Fokus pada perbaikan dan pengembangan kompetensi peserta didik.
Kegiatan evaluasi pembelajaran melibatkan berbagai pihak, agar hasilnya objektif
dan mendalam. Pihak-pihak yang terlibat tersebut antara lain: guru mata pelajaran
umum dan kejuruan, wakasek bidang kurikulum, kepala sekolah, peserta didik, orang
tua peserta didik, dan duni industry, dunia usaha, dan dunia kerja.
Langkah terakhir dari evaluasi pembelajaran adalah refleksi dan pemberian umpan
balik, yang dilakukan secara terus menerus dalam keseharian belajar mengajar. Guru
diwajibkan untuk melakukan refleksi mandiri terhadap kriteria kesuksesan yang telah
ditetapkan (Capaian Pembelajaran, ATP, Profil Pelajar Pancasila). Beberapa pertanyaan
yang dapat digunakan guru dalam melakukan evaluasi pembelajaran antara lain data
apa yang dibutuhkan dalam proses evaluasi?; Bagaimana program/pembelajaran
dijalankan?; Faktor apa saja yang memengaruhi keberhasilan program/pembelajaran?;
Faktor apa saja yang menjadi tantangan pelaksanaan program/pembelajaran?; Apa saja
hal-hal yang dibutuhkan untuk meningkatkan keberhasilan pembelajaran?; Bagaimana
pemimpin satuan pendidikan dapat mendukung pengembangan profesional guru?; Apa
saja yang sudah dilakukan dengan baik dalam pelaksanaan pembelajaran?; Faktor apa
saja yang mempengaruhinya?; dan Apa yang perlu diperbaiki ke depannya?. Guru dapat
mengembangkan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang dirasa dapat mengumpulkan
data yang lebih akurat dan mendalam.
2. Evaluasi Kurikulum
Kurikulum operasional SMK Mitra Maritim Indramayu dievaluasi secara periodik, untuk
mendapatkan perbaikan sesegera mungkin. Guru dan/atau instuktur industri setiap hari
membuat catatan secara informal mengenai bagaimana proses belajar berjalan,
bagaimana tujuan belajar tercapai, bagaimana peserta didik merespon proses kegiatan
belajar, bagaimana persepsi DUDIKA. Setelah melakukan asesmen formatif, secara
individual maupun tim, guru dan/atau instruktur industri mereview proses belajar dan
tercapainya tujuan dan melakukan perbaikan maupun penyesuaian terhadap proses
belajar untuk setiap unit pembelajaran. Setiap akhir semester, dan/atau instruktur
industri dan tim melihat kontinum pencapaian, serta setiap akhir tahun pembelajaran,
52
dan/atau instruktur industri dan tim melakukan evaluasi terhadap pencapaian satu
tahun dan bagaimana hal tersebut berkontribusi dengan tujuan sekolah, serta visi dan
misi sekolah. Sumber-sumber informasi yang dapat digunakan dalam melakukan
evaluasi kurikulum antara lain data asesmen: hasil asesmen peserta didik per unit;
proyek peserta didik; survey lulusan; refleksi proses belajar oleh dan/atau instruktur
industri; observasi Kepala Sekolah; karya yang dihasilkan peserta didik; portofolio
peserta didik, dan pameran karya hasil belajar peserta didik.
Dalam pengumpulan informasi untuk evaluasi kurikulum operasional sekolah dilakukan
dengan berbagai metode antara lain: belajar mandiri; melakukan asesmen berupa
refleksi mandiri secara individual terhadap kriteria kesuksesan yang telah ditetapkan
(tujuan belajar, capaian pembelajaran, ATP, profil pelajar pancasila); focus group
discussion dan dialog data per level ajar; melakukan diskusi secara berkelompok untuk
melihat hubungan antar data yang dimiliki pada catatan anekdotal, hasil belajar peserta
didik, serta refleksi dalam self-study, untuk menganalisa masalah dan menarik
kesimpulan, persepsi DUDIKA, serta mengambil keputusan untuk melakukan perbaikan;
kuesioner peserta didik; mengumpulkan persepsi peserta didik terhadap proses,
materi/bahan ajar, serta bagaimana peserta didik memaknai hasil belajarnya; kuesioner
orang tua untuk mengumpulkan persepsi orang tua peserta didik terhadap
perkembangan belajar peserta didik.
C. Pengembangan Profesi
SMK Mitra Maritim Indramayudalam meningkat profesional guru dilakukan dengan
berbagai program, antara lain sebagai berikut.
1. Sertifikasi guru
SMK Mitra Maritim Indramayu memiliki 15 guru belum memiliki sertifikat pendidik
karena masih dalam proses penilaian dan pengajuan. Pengajuan sertifikasi guru
ditetapkan dengan ketat dan berdasarkan pada persyaratan yang telah diterapkan oleh
pusat. Sertifikasi adalah sebagai penghargaan dan peningkatan profesionalitas guru,
sehingga guru yang telah memiliki sertifikasi memiliki etos kerja yang tinggi.
2. Magang industri
Peningkatan profesionalitas pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) dilakukan dengan
magang industri. Setiap tahun sekolah merancang program magang bagi PTK, tetapi
setiap PTK juga diberi kesempatan untuk magang secara mandiri. Magang diutamakan
bagi guru kejuruan untuk meningkatkan kompetensinya.
Perencanaan magang diawali dengan analisis kebutuhan peningkatan kompetensi guru,
selanjutnya disusun prioritas disesuaikan dengan kemampuan pendanaan sekolah dan
kemitraan dengan DUDIKA.
Beberapa DUDIKA mitra sekolah memiliki program magang secara periodik bagi guru
kejuruan. Biaya magang yang dilaksanakan atas dasar kemitraan dilakukan dalam dua
strategi, yaitu: (1) magang dengan biaya penuh dari DUDIKA; dan (2) magang dengan
53
sharing pendanaan antara sekolah dan DUDIKA.
3. Pelatihan kompetensi pedagogik dan profesional
Mengirim beberapa guru atau tenaga kependidikan ke lembaga-lembaga pelatihan.
4. Studi banding
SMK Mitra Maritim Indramayusetiap tahun memberi kesempatan kepada PTK untuk
studi di industri dan pameran karya untuk penambahan wawasan, khususnya untuk
melihat tren di bidang Teknologi Manufaktur dan Rekayasa masa kini dan yang akan
datang, profesi dan jabatan yang ada di industri, manajemen bisnis, pemasaran produk,
kemitraan/kolaborasi dalam berbisnis, kewirausahaan, penerapan teknologi 4.0, serta
isu-isu penting lainnya yang berkaitan dengan industri Teknologi Manufaktur dan
Rekayasa
5. Inovasi karya dan pameran
SMK Mitra Maritim Indramayujuga memberi kesempatan kepada guru kejuruan
melakukan pameran secara periodik di sekolah atau di luar sekolah, dalam rangka
memberikan kesempatan pada guru kejuruan untuk meningkatkan kompetensi dalam
bidang Teknologi Manufaktur dan Rekayasa masing-masing, sehingga diharapkan guru
secara terus menerus meningkatkan kemampuannya dalam bidangnya.
6. Kewirausahaan
Sekolah memberi kesempatan pada guru untuk mengembangkan kemampuan dalam
bidang kewirausahaan, melalui peningkatan usaha mandiri yang telah dilakukan secara
individu atau mendorong guru untuk menjadi pengusaha pemula bekerja sama dengan
DUDIKA.
Tujuan utama dari program ini adalah memberikan keteladanan bagi peserta didik dan
diharapakan guru dapat membimbing peserta didik secara maksimal dalam
berwirausaha, mengingat guru telah memiliki kemampuan nyata dalam bidang
tersebut, sehingga guru tidak sekedar teoritis semata. Di samping itu dengan guru
memiliki usaha secara mandiri akan memberikan inspirasi bagi peserta didik.
7. Seminar, lokakarya, dan keterlibatan dalam MGMP
Sekolah mendorong PTK untuk aktif dalam kegiatan seminar/webinar, lokakarya, dan
kegiatan di MGMP.
8. Studi lanjut
Sekolah memberikan kesempatan kepada PTK untuk melanjutkan studi ke jenjang yang
lebih tinggi. Studi lanjut sampai saat ini dilakukan secara individu, sekolah hanya
memberikan regulasi untuk memermudah proses studinya. Sekolah juga berupaya
untuk mencarikan peluang-peluang beasiswa peserta didik dari pemerintah, lembaga-
lembaga swasta, dan DUDIKA.
54
MODUL
TEMA : KEARIFAN LOKAL
OLEH :
Tim Pengajar Projek Penguatan Profil Pemuda Pancasila dan Budaya Kerja SMK Mitra
Maritim
55
Deskripsi singkat projek Projek pada tema Kearifan Lokal dimaksudkan untuk mengenali
bentuk dan fungsi kearifan local yang ada di daerah Jawa Barat serta menemukan hubungan
antara identitas diri, identitas budayanya dan belajar untuk memahami bahwa identitas
adalahsebuah konsepsi yang dinamis dan selalu berubah.
Tujuan Umum
• Refleksi
(Aksi Pelestarian
• Cerita Perjalanan Aksiku
budayaku)
MODUL AJAR
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA DAN BUDAYA KERJA
TEMA : KEARIFAN LOKAL
A. INFORMASI UMUM
Nama Penulis Tim Pengajar P5BK
Sarana dan 1) Gawai/laptop;
Prasarana 2) Akses internet;
3) LCD Proyektor
4) Speker Mini
5) Buku teks;
6) Papan Tulis dan Spidol;
Target Peserta Didik Peserta didik mendefinisikan berbagai bentuk kearifan
local
Relevansi Tema ke Mengimplementasikan kompetensi yang didapat dalam
Sekolah menyelesaikan permasalahan disekitar dengan memaksimalkan
fungsi ruang praktek siswa (RPS)
Alokasi Waktu 7 JP
Fase : (Kelas X)
Jenjang / Kelas SMK / X
Mapel Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya
kerja (P5BK)
B. KOMPETENSI INTI
Berkebinekaan Global:
1. Mendalami budaya dan identitas budaya
2. Mengeksplorasi dan membandingkan pengetahuan
budaya, kepercayaan, serta praktiknya
3. Menumbuhkan rasa menghormati
terhadap keanekaragaman budaya
4. Aktif membangun masyarakat yang inklusif, adil, dan
berkelanjutan
Tujuan Spesifik Peserta didik mendefinisikan berbagai bentuk kearifan
local
Peran Guru Fasilitator
Alur Kegiatan Persiapan
Guru membekali diri dengan pengetahuan akan
definisi dan berbagai bentuk kearifan lokal yang
memiliki hubungan dengan keberlanjutan sumber daya
alam.
Pelaksanaan
Guru mengawali projek dengan meminta peserta didik untuk
menuliskan pepatah / peribahasa / nasihat- nasihat orang
tua atau orang dewasa yang masih diingat sampai saat ini.
Setelah peserta didik selesai menulis, guru bersama dengan
peserta didik membahas hasil tulisan peserta didik dan
menanyakan jika ada peserta didik lain yang menuliskan hal
serupa.
Guru menggali lebih dalam apakah peserta didik tahu arti
dari pepatah / peribahasa / nasihat-nasihat tersebut.
Kemudian guru memberi pengantar bahwa pepatah /
peribahasa / nasihat-nasihat merupakan salah satu bentuk
kearifan lokal.
Setelah itu, guru bertanya kepada peserta didik tentang
pengertian dan bentuk kearifan lokal yang diketahui.
Beberapa pertanyaan pemantik yang bisa dipakai:
Apa yang terlintas di pikiranmu ketika mendengar kata
kearifan lokal?
Menurutmu, apa itu kearifan lokal? Seperti apa
bentuknya?
Kearifan lokal apa yang kamu ketahui? Berasal dari
daerah mana kearifan lokal tersebut?
Bagaimana kamu bisa mengetahui bentuk kearifan
lokal tersebut? Apakah kamu tahu atau pernah
4.Tugas
Peserta didik diminta untuk mencari tahu salah satu bentuk
kearifan lokal “Pill Pesenggiri” di daerah Jawa Timur dari
berbagai sumber
Alur Project Project
Virtual kearifan Lokal (Bermain peran)
Guru mempersiapakn berbagai video tentang kearifan
lokal
Guru dan siswa mempersiapkan layar dan lcd sebanyak 4
atau lebih
Setiap layar di diberikan penangung jawab untuk mejaga
dan mengawasi materi (Siswa)
Siswa yang lain sebagai penonton teater virtual secara
pergantian bermain peran sebagai penonton dan bergantian
menjadi pegawai teater.
Guru menilai cara penyampaian dan tutur kata
LAMPIRAN
1.Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik;
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD);
3. Glosarium;
4. Daftar Pustaka.
MODUL AJAR
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA DAN BUDAYA KERJA TEMA :
KEARIFAN LOKAL
C. INFORMASI UMUM
Nama Penulis Tim Pengajar P5BK
Sarana dan Prasarana 1. Gawai/laptop;
2. Akses internet;
3. LCD Proyektor
4. Speker Mini
5. Buku teks;
6. Papan Tulis dan Spidol;
Target Peserta Didik Peserta didik mampu menjadi generasi cinta terhadap
budaya
Relevansi Tema ke Mengimplementasikan kompetensi yang didapat dalam
Sekolah menyelesaikan permasalahan disekitar dengan
memaksimalkan fungsi ruang praktek siswa (RPS)
Alokasi Waktu 2 JP
Fase : (Kelas X)
Jenjang / Kelas SMK / X
Mapel Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya
kerja (P5BK)
D. KOMPETENSI INTI
Deskripsi singkat Projek pada tema kearifan lokal dimaksudkan untuk mengenali
bentuk dan fungsi kearifan local yang ada di daerah Jawa Timur
serta menemukan hubungan antara identitas diri,identitas
budayanya dan belajar untuk memahami bahwa identitas adalah
sebuah konsepsi yang
dinamis dan selalu berubah.
Dimensi Bernalar Kritis dan Berkebinekaan Global
Elemen Bernalar kritis:
1. Memperoleh dan memproses informasi dan
gagasan
2. Menganalisis dan mengevaluasi penalaran
3. Merefleksikan pemikiran dan proses berfikir
4. Mengambil keputusan
Berkebinekaan Global:
1. Mendalami budaya dan identitas budaya
2. Mengeksplorasi dan membandingkan pengetahuan
3. budaya, kepercayaan, serta praktiknya
4. Menumbuhkan rasa menghormati
terhadap keanekaragaman budaya
5. Aktif membangun masyarakat yang inklusif, adil,
dan berkelanjutan
Tujuan Spesifik Mengenali bentuk keairifan local “Budaya Pendalungan”
Pelaksanaan
Guru meminta peserta didik untuk menceritakan hasil
temuan mereka dari tugas aktivitas 1 tentang “Budaya
Pendalungan”
Guru memutar video “Budaya Pendalungan” untuk
penguatan dan berjaga-jaga jika ada peserta didik yang
tidak mengerjakan tugas
Guru menggali lebih dalam pengetahuan peserta didik
akan “Budaya Pendalungan”. Beberapa pertanyaan
pemantik yang dapat dipakai adalah sebagai berikut:
Menurutmu, mengapa “Budaya Pendalungan” ada?
Guru lalu menceritakan bentuk kearifan lokal yang
beragam, mulai dari cerita rakyat Jawa Timur, legenda,
lagu daerah Jawa Timur, peribahasa, nasihat, tarian,
dlsb. yang memiliki fungsi beragam
pula.
Pelaksanaan
Guru meminta peserta didik untuk menceritakan hasil
temuan mereka dari tugas aktivitas 1 tentang “Budaya
Pendalungan”
Guru memutar video “Budaya Pendalungan” untuk
penguatan dan berjaga-jaga jika ada peserta didik yang
tidak mengerjakan tugas
Guru menggali lebih dalam pengetahuan peserta didik
akan “Budaya Pendalungan”. Beberapa pertanyaan
pemantik yang dapat dipakai adalah sebagai berikut:
Menurutmu, mengapa “Budaya Pendalungan” ada?
Guru lalu menceritakan bentuk kearifan lokal yang
beragam, mulai dari cerita rakyat Jawa Timur, legenda,
lagu daerah Jawa Timur, peribahasa, nasihat, tarian,
dlsb. yang memiliki fungsi
beragam pula.
E. INFORMASI UMUM
Nama Penulis Tim Pengajar P5BK
Sarana dan Prasarana 1. Kartu Bermain Peran
2. Lembar Kerja Siapakah Aku;
3. Akses internet;
4. LCD Proyektor
5. Speker Mini
6. Buku teks;
7. Papan Tulis dan Spidol;
Target Peserta Didik Peserta didik menjadi personal branding ( Memahami
tentang diri sendiri )
Relevansi Tema ke Mengimplementasikan kompetensi yang didapat dalam
Sekolah menyelesaikan permasalahan disekitar dengan memaksimalkan fungsi
ruang praktek siswa (RPS)
Alokasi Waktu 2 JP
Fase : (Kelas X)
Jenjang / Kelas SMK / X
Mapel Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya
kerja (P5BK)
F. KOMPETENSI INTI
Deskripsi singkat Projek pada tema kearifan lokal dimaksudkan untuk mengenali
bentuk dan fungsi kearifan local yang ada di daerah Jawa Timur serta
menemukan hubungan antara identitas diri, identitas budayanya dan
belajar untuk memahami bahwa identitas adalah sebuah konsepsi
yang
dinamis dan selalu berubah.
Dimensi Bernalar kritis dan Berkebinekaan Global
Elemen Bernalar kritis:
1. Memperoleh dan memproses informasi dan
gagasan
2. Menganalisis dan mengevaluasi penalaran
3. Merefleksikan pemikiran dan proses berfikir
4. Mengambil keputusan
Berkebinekaan Global:
1. Mendalami budaya dan identitas budaya
2. Mengeksplorasi dan membandingkan pengetahuan
3. budaya, kepercayaan, serta praktiknya
4. Menumbuhkan rasa menghormati terhadap
keanekaragaman budaya
5. Aktif membangun masyarakat yang inklusif, adil,
dan berkelanjutan
Tujuan Spesifik Peserta didik mampu mengenal identitasnya
Peran Guru Fasilitator
Alur Kegiatan Persiapan
Guru mempersiapkan kartu bemain peran dan memahami
cara bermain peran
Pelaksanaan
Guru membagi peserta didik menjadi 4-5 kelompok. Setiap
kelompok akan diberi satu kartu role play yang tidak boleh
diketahui oleh kelompok lainnya.
(Penjelasan cara bermain ada di halaman selanjutnya)
Setelah selesai bermain peran, guru merangkum seluruh tebakan
peserta didik pada saat bermain,, misalnya pada peran kelompok
rock dapat ditebak dari simbol tangan, gaya bernyanyi, dan lagu
yang dibawakan. Ciri khas setiap kelompok yang dimainkan oleh
setiap anggota dapat membuat orang lain mengenali kelompok
tersebut. Ini merupakan analogi bahwa identitas kelompok atau
identitas budaya dapat mempengaruhi identitas diri tiap orang di
dalam kelompok tersebut, sebaliknya identitas diri juga dapat
mencerminkan identitas kelompok yang melekat padanya.
Guru kemudian mengantar peserta didik untuk mengenali identitas
kelompok yang melekat pada diri dengan beberapa pertanyaan
berikut:
Hal apa yang melekat pada dirimu yang mencerminkan
identitas kelompokmu? (jika terkait kelompok suku maka bisa
jadi logat bicara, aksesoris yang dipakai, dlsb.
Ceritakan bagaimana proses identitas kelompok itu dapat
melekat pada dirimu. (Apakah kebiasaan di rumah atau
terinspirasi kelompok tertentu)
Tugas
Guru meminta peserta didik untuk memetakan identitas dirinya
dan identitas sosial yang melekat padanya dengan melengkapi
lembar kerja pemetaan identitas diri
“Siapakah Aku?”
LAMPIRAN
1.Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik;
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD);
3. Glosarium;
4. Daftar Pustaka.
MODUL AJAR
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA DAN BUDAYA KERJA
TEMA : KEARIFAN LOKAL
G. INFORMASI UMUM
Nama Penulis Tim Pengajar P5BK
Sarana dan 1. Gawai/laptop;
Prasarana 3. Akses internet;
4. LCD Proyektor
5. Speker Mini
6. Buku teks;
7. Papan Tulis dan Spidol;
Target Peserta Didik Peserta didik menjadi personal branding ( Memahami
tentang diri sendiri )
Relevansi Tema ke Mengimplementasikan kompetensi yang didapat dalam
Sekolah menyelesaikan permasalahan disekitar dengan
memaksimalkan fungsi ruang praktek siswa (RPS)
Alokasi Waktu 4 JP
Fase : (Kelas X)
Jenjang / Kelas SMK / X
Mapel Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya
kerja (P5BK)
H. KOMPETENSI INTI
Deskripsi singkat Projek pada tema kearifan lokal dimaksudkan untuk mengenali
bentuk dan fungsi kearifan local yang ada di daerah Jawa Timur
serta menemukan hubungan antara identitas diri, identitas
budayanya dan belajar untuk memahami bahwa identitas adalah
sebuah konsepsi yang
dinamis dan selalu berubah.
Dimensi Bernalar kritis dan Berkebinekaan Global
Elemen Bernalar kritis:
1. Memperoleh dan memproses informasi dan
gagasan
2. Menganalisis dan mengevaluasi penalaran
3. Merefleksikan pemikiran dan proses berfikir
4. Mengambil keputusan
Berkebinekaan Global:
1. Mendalami budaya dan identitas budaya
2. Mengeksplorasi dan membandingkan pengetahuan
3. budaya, kepercayaan, serta praktiknya
4. Menumbuhkan rasa menghormati terhadap
keanekaragaman budaya
5. Aktif membangun masyarakat yang inklusif, adil,
dan berkelanjutan
Tujuan Spesifik Peserta didik mampu mengenal identitasnya dan bentuk
sebuah kelompok
Peran Guru Narasumber dan Fasilitator
Alur Kegiatan Pelaksanaan
Guru melihat dan memberi masukan atas lembar kerja
peserta didik, kemudian menceritakan bahwa identitas diri
dapat dipengaruhi oleh orang terdekat, seperti keluarga,
teman, tetangga, dlsb.
Setelah selesai, peserta didik diminta untuk menyimpan
lembar kerja dengan baik atau mendokumentasikan lembar
kerja tersebut agar dapat dipakai kembali pada kegiatan
berikutnya.
Guru mengajak peserta didik untuk memetakan identitas
kelompok di mana ia bergabung, misalnya: tim paskibra,
basket, teman bermain dan mengerjakan tugas bersama,
bahkan teman yang sering kumpul bersama di warung
depan sekolah (peserta didik memilih satu kelompok saja)
Di dalam lembar kerja terdapat pertanyaan pemantik,
seperti:
- Siapa saja anggota dalam kelompok tersebut?
- Apa kekuatan / potensi / kelebihan yang dimiliki teman
- Bahasa apa yang sering digunakan? Jargon apa yang
sering muncul?
- Kegiatan apa yang sering dilakukan bersama- sama,
relasi seperti apa yang dibangun?
- Apakah ada tantangan yang pernah dihadapi bersama-
sama? Misalnya lomba, pertandingan, mengerjakan
tugas bersama dlsb.
- Setelah selesai, guru kemudian menceritakan bahwa
sebuah kelompok dapat membentuk budaya yang
dibutuhkan oleh kelompok itu sendiri, lalu mengajak
peserta didik untuk melihat identitas kelompok
masyarakat adat didaerah Jawa Timur.
- Guru bersama dengan peserta didik merefleksikan video
yang telah ditonton
Asesmen -
Pertanyaan 1. Siapa saja anggota dalam kelompok tersebut?
Pemantik 2. Apa kekuatan / potensi / kelebihan yang dimiliki
teman
3. Bahasa apa yang sering digunakan? Jargon apa yang
sering muncul?
4. Kegiatan apa yang sering dilakukan bersama- sama,
relasi seperti apa yang dibangun?
5. Apakah ada tantangan yang pernah dihadapi
bersama-sama? Misalnya lomba, pertandingan,
mengerjakan tugas bersama dlsb
Pengayaan dan Pengayaan :
remedial Diberikan pada peserta didik yang telah mencapai Capaian materi.
Remedial :
Diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai Capaian
Pembelajaran, untuk membantu mereka dalam mencapainya.
LAMPIRAN
1.Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik;
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD);
3. Glosarium;
4. Daftar Pustaka.
MODUL AJAR
I. INFORMASI UMUM
Nama Penulis Tim Pengajar P5BK
Sarana dan 1. Gawai/laptop;
Prasarana 2. Akses internet;
3. LCD Proyektor
4. Speker Mini
5. Buku teks;
6. Papan Tulis dan Spidol;
Target Peserta Didik Peserta didik menjadi agen perubahan
Relevansi Tema ke Mengimplementasikan kompetensi yang didapat dalam
Sekolah menyelesaikan permasalahan disekitar dengan
memaksimalkan fungsi ruang praktek siswa (RPS)
Alokasi Waktu 2 JP
Fase : (Kelas X)
Jenjang / Kelas SMK / X
Mapel Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya
kerja (P5BK)
J. KOMPETENSI INTI
Deskripsi singkat Projek pada tema kearifan lokal dimaksudkan untuk mengenali
bentuk dan fungsi kearifan local yang ada di daerah Jawa Timur
serta menemukan hubungan antara identitas diri, identitas
budayanya dan belajar untuk memahami bahwa identitas adalah
sebuah konsepsi yang
dinamis dan selalu berubah.
Dimensi Mandiri, bernalar kritis dan kreatif
Elemen Mandiri:
1.Kemandirian keadaan seseorang dapat berdiri sendiri
2.Tidak bergantung kepada orang lain .
Bernalar kritis:
1. Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan
2. Menganalisis dan mengevaluasi penalaran
3. Merefleksikan pemikiran dan proses berfikir
4. Mengambil keputusan
Kreatif:
1. Menghasilkan gagasan yang original
2. Menghasilkan karya dan tindakan yang original
Tujuan Spesifik Peserta didik mampu memanfaatkan focus indranya
terhadap perubahan lingkungan disekitarnya.
Peran Guru Pendamping dan Fasilitator
Alur Kegiatan Pelaksanaan
Di dalam kelas, guru mengajak peserta didik untuk
mengingat kembali masalah apa yang terjadi di sekitarnya
yang paling meresahkan baginya.
Peserta didik diminta menuliskannya pada lembar kerja.
Setelah itu, guru membentuk kelompok berjumlah 4-5
peserta didik di tiap kelompok, kemudian mengajak peserta
didik untuk pergi ke area luar sekolah untuk merasakan
tantangan atau masalah yang terjadi di lingkungan sekitar
sekolah dengan menggunakan inderanya.
Peserta didik diminta untuk mendokumentasikan tantangan
atau masalah yang dirasakan.
Setelah selesai, seluruh peserta didik kembali ke kelas,
melengkapi catatan lembar kerja, lalu perwakilan tiap
kelompok diminta untuk menceritakan masalah yang paling
dirasa meresahkan.
Guru mengingatkan peserta didik untuk menyimpan lembar
kerja tersebut agar dapat dipakai pada kegiatan
berikutnya.
4.Tugas
Guru meminta peserta didik untuk melakukan
refleksi pada lembar “Sungai Rasa”
LAMPIRAN
1.Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik;
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD);
3. Glosarium;
4. Daftar Pustaka.
MODUL AJAR
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA DAN BUDAYA KERJA
TEMA : KEARIFAN LOKAL
K. INFORMASI UMUM
Nama Penulis Tim Pengajar P5BK
Sarana dan 1. Gawai/laptop;
Prasarana 2. Akses internet;
3. LCD Proyektor
4. Speker Mini
5. Buku teks;
6. Papan Tulis dan Spidol;
Target Peserta Didik Peserta didik mampu mengidentifikasi kearifan local yang
ada di daerah Jawa Timur, susur sejarah Jawa Timur
Relevansi Tema ke Mengimplementasikan kompetensi yang didapat dalam
Sekolah menyelesaikan permasalahan disekitar dengan memaksimalkan
fungsi ruang praktek siswa (RPS)
Alokasi Waktu 2 JP
Fase : (Kelas X)
Jenjang / Kelas SMK / X
Mapel Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya
kerja (P5BK)
L. KOMPETENSI INTI
Deskripsi singkat
Projek pada tema kearifan lokal dimaksudkan untuk mengenali
bentuk dan fungsi kearifan local yang ada di daerah Jawa Timur
serta menemukan hubungan antara identitas diri,identitas
budayanya dan belajar untuk memahami bahwa identitas
adalah sebuah konsepsi yang
Dimensi
dinamis dan selalu berubah.
Elemen
Berkebinekaan Global
Berkebinekaan Global:
1. Mendalami budaya dan identitas budaya
2. Mengeksplorasi dan membandingkan pengetahuan
3. budaya, kepercayaan, serta praktiknya
4. Menumbuhkan rasa menghormati terhadap
keanekaragaman budaya
5. Aktif membangun masyarakat yang inklusif,
adil,
dan berkelanjutan
Tujuan Spesifik Peserta didik mampu mengidentifikasi kearifan local yang ada di
daerah Jawa Timur.
Peran Guru Pendamping dan Fasilitator
Alur Kegiatan Persiapan
Guru mempersiapkan perjalanan menuju destinasi
virtual yang lekat dengan budaya lokal di wilayah Jawa
Timur
Pelaksanaan
Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok dan
memberi arahan apa saja yang perlu dipersiapkan peserta
didik sebelum memulai perjalanan.
Peserta didik diminta untuk menuliskan asumsi tentang
identitas kelompok masyarakat yang dituju.
Guru bersama dengan peserta didik menuju destinasi secara
virtual
Peserta didik diminta untuk menelusur dan mengalami yang
ada dalam video bentuk-bentuk kearifan lokal yang ada di
wilayah tersebut.
Peserta didik diminta untuk mencari tahu tujuan atau
manfaat dari kearifan lokal yang ditemukan
LAMPIRAN
1.Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik;
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD);
3. Glosarium;
4. Daftar Pustaka.
MODUL AJAR
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA DAN BUDAYA KERJA TEMA :
KEARIFAN LOKAL
M. INFORMASI UMUM
Nama Penulis Tim Pengajar P5BK
Sarana dan 1. Ruang Pentas
Prasarana 2. Meja dan kursi
Target Peserta Didik Muda Berkarya dan Berkreasi
Relevansi Tema ke Mengimplementasikan kompetensi yang didapat dalam
Sekolah menyelesaikan permasalahan disekitar dengan memaksimalkan
fungsi ruang praktek siswa (RPS)
Alokasi Waktu 4 JP
Fase : (Kelas X)
Jenjang / Kelas SMK / X
Mapel Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya
kerja (P5BK)
N. KOMPETENSI INTI
Deskripsi singkat Projek pada tema kearifan lokal dimaksudkan untuk mengenali
bentuk dan fungsi kearifan local yang ada di daerah Jawa Timur
serta menemukan hubungan antara identitas diri,identitas
budayanya dan belajar untuk memahami bahwa identitas
adalah sebuah konsepsi yang
dinamis dan selalu berubah.
Dimensi Berkebinekaan Global
Elemen Berkebinekaan Global:
1. Mendalami budaya dan identitas budaya
2. Mengeksplorasi dan membandingkan pengetahuan
budaya, kepercayaan, serta praktiknya
3. Menumbuhkan rasa menghormati terhadap
keanekaragaman budaya
4. Aktif membangun masyarakat yang inklusif, adil, dan
berkelanjutan
Pelaksanaan
Peserta didik siap siaga untuk menampilkan pentas
kesenianya berdasarkan persiapan yang telah dilakukan,
dalam bentuk tarian adat Jawa Timur, pagelaran seni musik,
bersajak pantun dan lain-lain.
Pengunjung pagelaran terdiri dari pemimpin sekolah, guru,
orang tua ,pentas ini bisa dilakukan pula sbagai bagian acara
pelepasan siswa tingkat atas, dan yang melakukan
pegelaran adalah adik tingkat satu sebagai bentuk hiburan
dan tradisi melekatkan budaya Jawa Timur keseluruh warga
masyarakat sekolah.
Setelah proses pentas selasai, penilaian dilakukan dengan
cara, setiap pengunjung diberikan stiker bintang pada saat
memasuki ruang pentas, dan penilaian dilakukan dengan
cara pemberian bintang di profil peserta pentas oleh
pengunjung.
Pemenang penghargaan peserta terbaik adalah peserta
yang memperoleh bintang terbanyak.