Anda di halaman 1dari 76

BAB I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemahaman terhadap pendidikan yang memerdekakan penting untuk saat ini.


Pendidikan yang memerdekakan merupakan sebuah wacana yang dapat membuka
kesadaran kita untuk melihat keadaan pendidikan yang ada di negeri ini. Untuk
mempelajari pendidikan yang memerdekakan seseorang perlu belajar dari sejarah.
Dalam kajian sejarah, kesadaran akan jatidiri sebagai bangsa Indonesia yang merdeka
tidak terlepas dari peran pendidikan. Pendidikan seringkali dimaknai hanya sebagai
proses pengembangan intelektual yang parsial saja, hanya terkait dengan mata pelajaran
yang diajarkan. Seringkali pendidikan dianggap selesai ketika anak didik sudah
memahami materi pelajaran.
Persoalan kemanusiaan seakan-akan dilepaskan dari konteks pembelajaran.
Padahal dalam sejarahnya, pendidikan selalu diupayakan dengan tujuan untuk
menyelesaikan persoalan-persoalan kemanusiaan, bukan terlepas darinya.1 Dalam
sejarah menuju kemerdekaan yang diperjuangkan oleh bangsa Indonesia, wacana
pendidikan memiliki peranan yang penting. Cita-cita perjuangan bangsa Indonesia dalam
bidang pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa serta membentuk manusia
Indonesia berpendidikan.
Melalui strategi/gerakan pendidikan pada masa Kebangkitan Nasional, bangsa
Indonesia berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang nantinya akan
membentuk kesadaran untuk menjadi manusia yang merdeka. Untuk memahami usaha
mencapai kemerdekaan dengan strategi mencerdaskan kehidupan bangsa, kita perlu
mencari makna pendidikan. Yang dimaksud pendidikan di sini adalah pendidikan yang
bertujuan untuk memerdekakan.
Pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Karena yang
dibentuk dalam proses pendidikan adalah keseluruhan aspek yang menjiwai kehidupan
seseorang, termasuk dalam pola pikir dan tindakan yang ditata, sehingga membentuk
pola hidup yang semakin manusiawi. Penataan pola pikir dan tindakan yang baik (etis)
akan terlihat dalam sikap hidup seseorang. Antara pola pikir dan tindakan seseorang
selalu dijembatani oleh benih-benih falsafah pendidikan.
Dalam proses pembinaan, anak didik diarahkan, dibina untuk bertumbuh dan
berkembang (crescat et floreat) menjadi pribadi yang rendah hati, murah hati, pemaaf,

[Date]
1
peduli dengan sesama dan lingkungan sekitar, mampu menghargai sesama, tulus dan
ikhlas dalam membantu orang lain, harmonis dalam relasi dengan diri sendiri, sesama,
dan lingkungan. Hal semacam ini perlu pembinaan secara terus-menerus di setiap
lembaga pendidikan formal agar anak semakin dewasa mengimplementasikan serta
mengaktualisasikan nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena
itu, perlu adanya pengertian (ngerti), kesadaran (ngrasa), dan kesungguhan untuk
melakukan (ngelakoni) sesuatu secara tanggung jawab sebagai bentuk aplikasi dari
pengetahuan yang dimiliki oleh anak didik. Mereka mendapatkan pengetahuan lewat
pengajaran dan pendidikan yang dilakukan oleh seorang guru (pamong). Menurut Ki
Hajar Dewantara, tahu dan mengerti saja tidak cukup, kalau tidak merasakan dan
menyadari, dan tidak ada artinya kalau tidak melaksanakan.
Dengan demikian tugas pendidikan adalah bertanggung jawab untuk
membentuk para peserta didik menjadi pribadi-pribadi yang berkarakter dewasa
sehingga mampu menghayati dan menjalani hidup secara bermakna. Dalam perspektif
itu kiranya semboyan non scholae sed vitae discimus “Kita belajar bukan untuk sekolah,
melainkan untuk hidup” demikian menegaskan bahwa belajar merupakan sebuah upaya
untuk membangun kehidupan dari waktu ke waktu agar semakin baik.
B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang
Standar Nasional Pendidikan;
4. Permendikbudristek Republik Indonesia no 5 tahun 2022 tentang Standar Kompetensi
Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang
Pendidikan Menengah;
5. Permendikbudristek Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2022 tentang Standar Isi
pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan
Menengah;
6. Permendikbudristek Republik Indonesia No. 16 Tahun 2022 Tentang Standar Proses
pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan
Menengah;
7. Permendikbudristek Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2022 tentang Standar
Penilaian pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang
Pendidikan Menengah;
8. Permendikbud No. 34 tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan SMK/MAK;

[Date]
2
9. Peraturan Pemerintah No 19 th 2017 tentang Guru;
10. Permendiknas No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Dan Kompetensi Guru;
11. Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia
Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan
Pembelajaran
12. Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan Nomor
009/H/Kr/2022 tentang Dimensi, Elemen, Dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila
Pada Kurikulum Merdeka
13. Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi No 033/H/KR/2022 tentang Capaian
Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang
Pendidikan Menengah Pada Kurikulum Merdeka;
14. Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia
Nomor 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka
Pemulihan Pembelajaran;
15. Hasil rapat sekolah;

[Date]
3
C. Prinsip Pengembangan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan

1. Berpusat pada Peserta Didik


Pembelajaran harus memenuhi potensi, kebutuhan perkembangan dan tahapan
belajar, serta kepentingan peserta didik. Profil Pelajar Pancasila selalu menjadi
rujukan pada semua tahapan dalam penyusunan kurikulum operasional sekolah.

2. Kontekstual
Menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, konteks
sosial budaya dan lingkungan, serta  dunia kerja dan industri.

3. Esensial
Semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan oleh para pemegang
kepentingan tentang kurikulum yang digunakan di satuan pendidikan dapat diperoleh
di dokumen tersebut. Bahasanya lugas dan mudah dipahami, tidak mengulang
naskah/kutipan yang sudah ada di naskah lain. Dokumen tidak perlu memuat kembali
misalnya lampiran Kepmendikbud seperti CP, struktur, dll., dalam dokumen
kurikulum operasional.

4. Akuntabel
Dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan aktual

5. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan


Pengembangan kurikulum satuan pendidikan melibatkan komite satuan pendidikan dan
berbagai pemangku kepentingan antara lain orang tua, organisasi, berbagai sentra, serta
industri dan dunia kerja untuk SMK, di bawah koordinasi dan supervisi dinas Pendidikan
atau kantor kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama
sesuai dengan kewenangannya.
Prinsip-prinsip ini bertujuan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan 
kurikulum operasional yang kontekstual dan relevan bagi satuan pendidikan dan terutama
peserta didik dalam mencapai profil Pelajar Pancasila dan Capaian Pembelajaran.
Satuan pendidikan memiliki kebebasan untuk mengembangkan dengan cara lain selama selaras
dengan tujuan utama dari kurikulum operasional sekolah.

[Date]
4
BAB II. KARAKTERISTIK SMK MITRA MARITIM

A. Karakteristik SMK Mitra Maritim

SMK Mitra Maritim Indramayu berdomisili di Jalan Pantai Song no. 169 blok BTN
cinderaya desa Karangsong, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, Indonesia, yang
secara geografis terletak di sebelah selatan Laut Jawa.
Kekuatan SMK Mitra Maritim Indramayu adalah sebagai berikut :
1) Sekolah berada di lokasi yang strategis,
2) Jumlah gurunya sebanyak 20 orang sehingga relatif memadai untuk membimbing 12
rombongan belajar,
3) Kualifikasi Tenaga Pendidik 20 adalah lulusan S2,S1/D3 ahli praktisi dalam bidang
nautika dan food processing,
4) Tenaga Kependidikan 5 orang,
5) Penjaga Sekolah 1 orang,
6) Tersedia Lapangan Olah Raga/UP,
7) Ruang Perpustakaan,
8) laboratorium pengolahan Standar HACCP,
9) Input siswa relatif baik.
10) Menganut sisitem Ketarunaan (semi militer)
Kelemahan SMK Mitra Maritim Indramayu yang perlu mendapat perhatian adalah :
1) Luas lahan yang tidak standar dan belum di pagar,
2) Belum tersedianya ruang media, Lab Bahasa dan Lab Komputer,
3) kurang Ruang Kelas .
Peluang SMK Mitra Maritim Indramayua dalah :
1) Perhatian KPL terhadap pembiayaan pendidikan cukup memadai,
2) Lingkungan sekitar seperti laut jawa, Tempat Pelelangan Ikan dapat dijadikan sumber
belajar,
3) Terdapat forum MGMP,
4) Suasana Lingkungan yang relatif kondusif dan agamis,
5) Laboratorium pengolahan yang memadai dan berkejasama dengan Anita Conte Franc.
Ancaman yang dihadapi SMK Mitra Maritim Indramayu adalah :
1) Persaingan Prestasi antar SMK di lingkungan Kabupaten Indramayu sangat ketat,
2) Persaingan mendapatkan siswa baru pada saat PPDB,

[Date]
5
3) Persepsi masyarakat yang masih menganggap bahwa sekolah swasta mahal dan
kurang berkualitas.
Berdasarkan Analisis kondisi sekolah di atas, SMK Mitra Maritim Indramayu menyusun
Kurikulum SMK Mitra Maritim Indramayu Tahun Pelajaran 2022/20123 agar memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk :
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memahami dan menghayati,
serta mengamalkan ajaran agama masing-masing;
2. Meningkatkan pengembangan keragaman potensi, minat dan bakat, serta
kecerdasan intelektual, emosional, spriritual dan kinestetik secara optimal dengan
tingkat perkembangannya;
3. Mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam bidang
perikanan;
4. Meningkatkan potensi fisik dan membudayakan sportifitas serta kesadaran hidup
sehat;
5. Meningkatkan kepekatan (sensitivitas), kemampuan mengekspresikan keindahan
dan keseimbangan (harmoni);
6. Mampu hidup bermasyarakat, berguna untuk diri sendiri dan orang lain, dan
membangun menentukan jati diri melalui proses belajar yangb aktif, kreatif, efektif,
inovasi dan menyenangkan.

B. SKL Satuan Pendidikan


B.1. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SMK
1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan
remaja
2. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta
memperbaiki kekurangannya
3. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan
pekerjaannya
4. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial
5. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi
dalam lingkup global
6. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif,
dan inovatif
7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan
keputusan
8. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri
9. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik
10. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks
11. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial
12. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab
13. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara
demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
14. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya
15. Mengapresiasi karya seni dan budaya
16. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok
17. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan

[Date]
6
18. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun
19. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat
20. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain
21. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis
22. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa
Indonesia dan Inggris
23. Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk memenuhi
tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan
kejuruannya.

C. Karakteristik Program Keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan

Kompetensi keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI) merupakan Kompetensi


Keahlian yang mencetak tenaga-tenaga professional di bidang penangkapan ikan. Untuk
mencapai tenaga professional tersebut dengan cara memperkenalkan dan mempelajari ilmu-
ilmu bidang penangkapan ikan, navigasi kapal, perbaikan alat tangkap ikan. Membekali peserta
didik dengan pengetahuan, keterampilan dan karakter supaya kompeten dalam Melakukan
pekerjaan sebagai perwira kapal penangkap ikan bagian deck, melakukan pekerjaaan teknisi
perawatan alat tangkap ikan dan peralatan navigasi, berwirausaha dalam bidang usaha
pendukung penangkapan ikan.
Tamatan Kompetensi Keahlian NKPI diharapkan memiliki profil kompetensi umum yang
mengacu kepada tujuan pendidikan nasional yaitu beriman, berakhlak mulia,sehat,cakap, kreatif,
mandiri, demokratis, tanggung jawab, disiplin, jujur, memiliki kecakapan hidup/ life skill
mumpuni dan berkarakter tangguh. Disamping itu juga dibekali dengan keterampilan yang
mengacu pada SKKNI dan sertifikat keahlian dan keterampilan yang mengacu STCWF-IMO
amandemen Manila 2010. Sertifikat keahlian yaitu sertifikat Ahli Nautika Kapal Penangkap Ikan
(Ankapin) II dan sertifikat keterampilan sesuai standar STCW-IMO seperti BST, AFF,STCW,
GMDSS, ARPA serta sertifikat kompetensi keterampilan bidang Nautika Kapal Penangkap Ikan
yang dikeluarkan oleh BNSP.

D. Karakteristik Program Keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Perikanan

Program studi ini mempelajari bagaimana mengolah hasil perikanan mulai dari pasca panen
hingga menghasilkan produk perikanan berkualitas tinggi yang zero waste dan ramah
lingkungan. Selain diajarkan bagaimana untuk mengolah produk perikanan dengan kualitas
terbaik, siswa juga diajarkan bagaimana cara menjual atau memasarkan produk yang mereka
buat. Dengan kegiatan tersebut diharapkan siswa dapat berwirausaha secara mandiri.

1. Tujuan Program Studi Keahlian

Membekali peserta didik dengan ketrampilan dan sikap agar kompeten dalam:

1. Melakukan pekerjaan sebagai pengolah hasil perikanan secara mandiri atau wirausaha
2. Mengembangkan  palayanan sebagai pelaksana pengolahan dan pengujian hasil
perikanan yang ada di dunia usaha dan dunia industri
3. Melakukan pekerjaan sebagai pelaksana penanganan dan pengolahan serta pengujian
mutu hasil perikanan yang professional dalam indusri pengolahan hasil perikanan.

[Date]
7
4. Memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup, dengan secara aktif turut memelihara
dan melestarikan lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam dengan
efektif dan efisien.

2. Profil Tamatan

Tamatan kompetensi  keahlian APHPi memiliki kompetensi umum yang mengacu kepada
tujuan pendidikan nasional dan kecakapan hidup generic dan kompetensi kejuruan
mengacu kapada SKKNI.

1. Kompetensi umum:
Berdasarkan UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 profil kompetensi adalah sebagai
berikut:
Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
2.   Kompetensi kejuruan
Level kualifikasi tamatan kompetensi  keahlian APHPi adalah asisten pengolah
ikan. Pada level ini tamatan mempunyai kompetensi sebagai berikut:

1. Menerapkan manajemen mutu terpadu


2. Mengikuti prosedur kerja, menjaga prektek pengolahan yang baik
3. Menerapkan Sanitasi dan Higiene Hasil Perikanan
4. Membersihkan dan Sanitasi Peralatan yang baik
5. Merencanakan produksi
6. Memasarkan produk perikanan
7. Melakukan Pengemasan dan Penyimpanan Produk Hasil Perikanan
8. Melakukan pengawasan terhadap proses pemasaran
9. Mengerjakan transportasi ikan dalam keadaan hidup
10. Mengenal Peralatan, Bahan Baku dan Reagens Kimia
11. Mengindentifikasi mikroba pada produk perikanan
12. Menentukan Komposisi dan Nilai Gizi Produk Hasil Perikanan
13. Mengolah produk perikanan secara tradisional
14. Mengolah Produk Perikanan dengan Fermentasi
15. Membuat diversifikasi produk perikanan
16. Memanfaatkan hasil samping produk perikanan
17. Melakukan Pendinginan secara Mekanik
18. Menangani Produk Perikanan dengan Refrigerasi
19. Melakukan pengalengan hasil perikanan
20. Melakukan pembekuan hasil perikanan
21. Mengolah hasil perikanan untuk ekspor utama
22. Mengidentifikasi komoditi hasil perikanan
23. Melakukan Pengesan dan Penyimpanan Hasil Perikanan
24. Mendapatkan bahan baku pengolahan
25. Menjaga Kualitas Bahan baku
26. Mengoperasikan Alat dan mesin Pengolahan Hasil Perikanan
27. Membuat lay out pabrik pengolahan hasil perikanan

[Date]
8
28. Melakukan perencaaan industri hasil perikanan
29. Memenuhi persyaratan kerja DU/DI
30. Memenuhi persyaratan kerja, keselamatan dan lingkungan kerja
31. Membina kerjasama
32. Membuat perencanaan kerja
33. Memelihara komunikasi

[Date]
9
BAB III. VISI, MISI, DAN TUJUAN

A. Visi Sekolah
“ Santun Mandiri Aktif Religius Terampil dan berdaya saing”

B. Misi Sekolah
Misi SMK Mitra Maritim Indramayu adalah :
(1) Menciptakan sumberdaya manusia yang ahli dibidang kelautan
(2) Pusat pendidikan, pelatihan,penelitian dan pengembangan teknologi
Kelautan berbasis potensi local
(3) Menciptakan technopreneurship muda yang handal

C. Tujuan Sekolah
Tujuan pendidikan di Sekolah SMK Mitra Maritim Indramayu adalah :
I. Tujuan Jangka 1 Tahun.
1. Meningkatkan perolehan hasil rata-rata nilai UN/US minimal 6,00
2. Meningkatkan hasil perolehan prosentase UN/US siswa lulus 100%
3. Meningkatkan hasil belajar dengan KKM minimal 75
4. 90 % siswa mampu melaksanakan ibadah dengan benar sesuai dengan ajaran
agama yang dianutnya
5. Mengembangkan potensi diri melalui kegiatan kreatifitas, guru mampu
mengembangkan bahan ajar dan penggunaan ICT dalam proses pembelajaran
6. Mewujudkan suasana belajar yang kondusif dan nyaman
II. Tujuan jangka 3 Tahun
1. Peningkatan rata-rata nilai UN 0,75
2. Mempertahankan kelulusan 100 %
3. Standar Hasil Belajar dengan KKM minimal 75
4. Berprestasi tingkat Kabupaten dan Propinsi di Bidang Kesenian, Olah Raga,
Olimpiade Sains, TIK, dan KIR.
5. 95 % siswa mampu melaksanakan ibadah dengan benar sesuai dengan ajaran
agama yang dianutnya.
6. Peningkatan pengembangan potensi diri melalui kegiatan kreatifitas dan ekstra
kurikuler/ BK
7. Peningkatan guru dalam mengembangkan profesional khusus implementasi
pembelajaran berbasis ICT

[Date]
10
8. Mewujudkan suasana belajar yang kondusif dan nyaman.
III. Tujuan Jangka 8 Tahun
1. Mendesain pembelajaran Student Company
2. Membangun mitra desa/ desa binaan SMK Mitra Maritim Indramayu
IV. TUJUAN UMUM
1. Menghasilkan tamatan yang produktif, berkualitas dan ber-akhlak mulia
2. Mencerdaskan masyarakat yang berada di lingkungan lembaga pendidikan
3. Menjadi pusat perekrutan tenaga kerja tamatan sekolah tingkat SLTA/SMK di
Kabupaten Indramayu melalui program G to G
4. Menjadi pusat rujukan informasi dalam bidang Kelautan, maritime industri dan
teknologi informasi yang menjadi rujukan masyarakat.
V. TUJUAN KHUSUS

1. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu


bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan
dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan
kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya; berdasarkan 5 pilar
utama (Disiplin, Jujur,Bertanggung jawab, kerjasama, Peduli)
2. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam
berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap
profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya;
3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar
mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun
melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi;
4. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan
program keahlian yang dipilih.
D. TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN Nautika Kapal Penangkapan Ikan
Tujuan program keahlian Nautika Kapal Penangkapan Ikan bertujuan membekali peserta
didik agar mampu:
1. Membekali peserta didik dalam program pelayaran seperti olah gerak kapal/navigasi kapal,
merawat dan memelihara serta melayarkan kapal, membuat, mengoprasikan dan memperbaiki
alat penangkapa ikan, mampu mengoprasikan alat komunikasi antar kapal berupa sandi dan
bendera, serta mampu melakukan penanganan dan pengelolahan usaha penangkapan ikan,
mampu bekerja secara mandiri sebagai pegawai menengah dan memiliki sikap dan mental yang
kuat dan bertanggung jawab.
2. Seluruh kemampuan tersebut terinci menjadi 87 kompetensi yang tertuang dalam Standar
Kompetensi Nasional (SKKNI).

E. Tujuan Kompetensi Keahlian Agribinis Pengolahan Hasil Perikanan


Tujuan Kompetensi Kaahlian Agribinis Pengolahan Hasil Perikanan adalah :
1. Mengembangkan Kompetensi Keahlian Agribinis Pengolahan Hasil Perikanan yang
tersistem untuk menjadi lembaga diklat yang bermutu dan professional serta selalu

[Date]
11
mengupayakan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan etos kerja sesuai
perkembangan IPTEK;
2. Menyiapkan tamatan yang memiliki iman dan taqwa, berkepribadian unggul dan mampu
mengembangkan diri;
3. Menghasilkan tamatan yang kompeten, professional dan mampu mandiri untuk
memenuhi kebutuhan pasar kerja baik tingkat local, nasional maupun internasional;
4. Menjadi salah satu sumber informasi IPTEK bagi industry – industry local, khususnya
industry kecil dan menengah dalam bidang Agribinis Pengolahan Hasil Perikanan;
5. Mengembangkan kemitraan dan kerjasama yang saling menguntungkan dengan institusi
pasangan dan masyarakat dalam bisnis dan unit produksi membekali peserta didik
dengan keerampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten dan bidang Agribinis
Pengolahan Hasil Perikanan.

[Date]
12
BAB IV. PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum SMK Mitra Maritim

Struktur kurikulum mengatur beban belajar untuk setiap muatan atau mata pelajaran
dalam Jam Pelajaran (JP) tahunan dan/atau per 3 (tiga) tahun atau dikenal dengan sistem blok.
Oleh karena itu, satuan pendidikan dapat mengatur pembelajaran secara fleksibel dimana
alokasi waktu setiap minggunya tidak selalu sama dalam 1 (satu) tahun. Berkaitan dengan hal
tersebut, struktur kurikulum program keahlian Pemasaran menggunakan mekanisme blok per
fase yang meliputi fase E di kelas X serta fase F di kelas XI dan XII. Implementasi sistem blok per
fase ini berlaku untuk mata pelajaran pada kelompok umum dan kelompok kejuruan.
Sedangkan kelompok mata pelajaran pilihan menggunakan mekanisme blok tahunan.
Kemudian dalam mata pelajaran pilihan, SMK Mitra Maritim memfokuskan pada
penguatan Bahasa dan kompetensi kejuruan lintas minat untuk semua program keahlian
termasuk Pemasaran. Mata pelajaran pilihan penguatan Bahasa wajib diikuti oleh seluruh
peserta didik program keahlian Pemasaran. Bahasa asing yang ditawarkan adalah Bahasa
Jepang. Kemudian dalam mata pelajaran pilihan rumpun kejuruan yang ditawarkan merupakan
mata pelajaran yang dibutuhkan oleh Industri serta didukung oleh SDM yang ada di SMK Mitra
Maritim. Mata pelajaran rumpun kejuruan ini diperuntukkan untuk peserta didik di luar
program keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Perikanan.

1. Struktur Kurikulum Nautika Kapal Penangkap Ikan

Tabel 1. Stuktur Kurikulum


MATA PELAJARAN ALOKASI
WAKTU
A. KELOMPOK UMUM
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 270
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 180
3 Bahasa Indonesia 306
4 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 180
5 Sejarah 144
6 Seni ... 72

Jumlah JP (26,00 % ) 1152


B. KELOMPOK KEJURUAN

[Date]
13
7 Matematika 306
8 Bahasa Inggris 234
9 Informatika 144
10 Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial ** 216
11 Kejuruan Teknik Mesin 1062
12 Projek Kreatif dan Kewirausahaan 270
13 Praktik Kerja Lapangan 792
14 Mata Pelajaran Pilihan Nautika Kapal Penangkap Ikan 252
15 Mulok Bahasa Jepang
Mulok SMK Mitra Maritim 180

Jumlah JP (74,00 % ) 3456

Jumlah A + B 4608
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
16 Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja 504

Jumlah total 5112

[Date]
14
2. Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu

Tabel 2. Daftar Mata Pelajaran dan Alokasi


Waktu
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 3 4 5 6
A. KELOMPOK UMUM
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 -
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 -
3 Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 -
4 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 3 3 2 2 - -
5 Sejarah 2 2 2 2 - -
6 Seni 2 2 - - - -
B. KELOMPOK KEJURUAN
7 Matematika 4 4 3 3 3 -
8 Bahasa Inggris 2 2 3 3 3 -
9 Informatika 4 4 - - - -
10 Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 6 6 - - - -
11 Kejuruan Teknik Mesin 6 6 15 15 17 -
12 Projek Kreatif dan Kewirausahaan - - 5 5 5 -
13 Praktik Kerja Lapangan - - - - - 44
14 Mata Pelajaran Pilihan Nautika Kapal Penangkap - - 4 4 6 -
Ikan
15 Mulok Bahasa Jepang 2 2 2 2 - -
Mulok SMK Mitra Maritim - - - - 2 -
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
16 Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan
8 8 4 4 4 -
Budaya Kerja
TOTAL 48 48 48 48 48 44

[Date]
15
3. Struktur Kurikulum Agribisnis Pengolahan Hasil Perikanan

Tabel 3 Stuktur Kurikulum


MATA PELAJARAN ALOKASI
WAKTU
A. KELOMPOK UMUM
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 270
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 180
3 Bahasa Indonesia 306
4 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 180
5 Sejarah 144
6 Seni ... 72

Jumlah JP (26,00 % ) 1152


B. KELOMPOK KEJURUAN
7 Matematika 306
8 Bahasa Inggris 234
9 Informatika 144
10 Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial ** 216
11 Kejuruan Teknik Mesin 1062
12 Projek Kreatif dan Kewirausahaan 270
13 Praktik Kerja Lapangan 792
14 Mata Pelajaran Pilihan Agribisnis Pengolahan Hasil Perikanan 252
15 Mulok Bahasa Jepang
Mulok SMK Mitra Maritim 180

Jumlah JP (74,00 % ) 3456

Jumlah A + B 4608
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
16 Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja 504

Jumlah total 5112

[Date]
16
4. Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu

Tabel 4. Daftar Mata Pelajaran dan Alokasi


Waktu
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 3 4 5 6
A. KELOMPOK UMUM
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 -
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 -
3 Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 -
4 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 3 3 2 2 - -
5 Sejarah 2 2 2 2 - -
6 Seni 2 2 - - - -
B. KELOMPOK KEJURUAN
7 Matematika 4 4 3 3 3 -
8 Bahasa Inggris 2 2 3 3 3 -
9 Informatika 4 4 - - - -
10 Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 6 6 - - - -
11 Kejuruan Teknik Mesin 6 6 15 15 17 -
12 Projek Kreatif dan Kewirausahaan - - 5 5 5 -
13 Praktik Kerja Lapangan - - - - - 44
14 Mata Pelajaran Pilihan Agribisnis Pengolahan Hasil - - 4 4 6 -
Perikanan
15 Mulok Bahasa Jepang 2 2 2 2 - -
Mulok SMK Mitra Maritim - - - - 2 -
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
16 Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan
8 8 4 4 4 -
Budaya Kerja
TOTAL 48 48 48 48 48 44

[Date]
17
5. Penetapan Konsentrasi
Konsentrasi adalah pengkhususan studi yang diambil dalam sebuah
program keahlian pada awal fase F (Kelas XI dan XII). Konsentrasi mempelajari
kompetensi yang lebih spesifik, sesuai dengan tujuan di dunia kerja atau
peluang usaha yang akan ditempati oleh lulusan. Peserta didik hanya
diperbolehkan mengambil satu konsentrasi, karena konsentrasi dimaksudkan
agar peserta didik benar-benar fokus dan kompeten, sehingga siap memasuki
dunia kerja atau bewirausaha.
SMK Mitra Maritim, penetapan konsentrasi pada Program Keahlian
Kemaritiman membuka 2 (dua) konsentrasi, yaitu Program Keahlian Nautika
Kapal Penangkap Ikan dan Agribisnis Pengolahan Hasil Perikanan.
Pemilihan konsentrasi berdasarkan minat dan bakat atau passion peserta didik,
setelah memiliki pengalaman belajar pada fase E (kelas X), sehingga peserta
didik diharapkan benar-benar telah memahami secara mendalam ruang lingkup
Program Keahlian, antara lain profesi kerja setelah lulus, jabatan dalam
pekerjaan, peluang usaha, jenis kompetensi, fasilitas yang digunakan.
Seluruh mata pelajaran yang ditawarkan dalam struktur kurikulum
tersebut cara pencapaian kompetensinya dikemas dalam Capaian Pembelajaran
(CP) diterjemahkan ke dalam Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) dengan
menggunakan berbagai model dan metode pembelajaran yang disesuaikan
dengan masing-masing karakteristik mata pelajaran. Bukti pencapaian CP
berupa portofolio hasil pekerjaan peserta didik didokumentasikan dengan baik
sebagai bentuk pertanggungjawaban guru pada saat melakukan asesmen
melalui berbagai instrumen pendukung dan melaporkannya kepada orang tua
dalam bentuk buku Laporan Pencapaian Hasil Belajar (raport).
1. Mata pelajaran
Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat kelas
tercantum pada struktur kurikulum. Kelas X-XII meliputi 14 mata pelajaran dan
1 Jam BK, . Satu jam pembelajaran berlangsung selama 45 menit.Jumlah jam
pelajaran per minggu 38-40 jam
Pelaksanaan pembelajaran di SMK MITRA MARITIM INDRAMAYU adalah
sistem paket yaitu semua peserta didik diwajibkan mengikuti semua mata
pelajaran.
2. Muatan Lokal

[Date]
18
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata
pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran
tersendiri. Dengan mengacu pada visi SMK Mitra Maritim Indramayu dan
keadaan /letak geografis sekolah maka SMK Mitra Maritim Indramayu
menentukan muatan lokalnya adalah Bahasa Jepang. Muatan lokal ini sekaligus
menjadi salah satu bagian dari keunggulan SMK Mitra Maritim Indramayu sesuai
kebutuhan peserta didik dan tuntutan duni kerja/dunia industri.
3. Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan
diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai
dengan kondisi sekolah.Berdasarkan hasil analisis potensi, minat, dan bakat
peserta didik, serta keberadaan pembina kegiatan, SMK Mitra Maritim
Indramayu memfasilitasi berbagai jenis kegiatan pengembangan diri.
Pengembangan diri di SMK Mitra Maritim Indramayu meliputi:
Kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi
dan kehidupan sosial, belajar, dan pembentukan karir peserta didik.
Pengembangan diri bagi peserta didik SMK Mitra Maritim Indramayu terutama
ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karir.
Kegiatan Pengembangan Pribadi dan Kreativitas peserta didik dilaksanakan
melalui kegiatan ekstrakurikuler, yang mencakup Kegiatan:
● Paskibra
● Drum band
● Angklung
● Paduan suara
● Pramuka
● Futsal
● Bola voli
● Unit Produksi
Setiap peserta didik diberi kesempatan untuk memilih kegiatan
ekstrakurikuler yang ada di SMK Mitra Maritim Indramayu, minimal 1 dan
maksimal 2 jenis kegiatan. Semua aktivitas peserta didik berkenaan dengan
kegiatan ekstrakurikuler di bawah pembinaan dan pengawasan pembina yang
[Date]
19
ditugasi oleh Kepala Sekolah. Setiap pembina kegiatan ekstra kurikuler membuat
program kegiatan pengembangan diri (terlampir).
4. Pengaturan Beban Belajar
Beban belajar yang diatur di SMK Mitra Maritim Indramayu menggunakan
Sistem Paket yaitu sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta
didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar
yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang
berlaku di SMK Mitra Maritim Indramayu. Beban belajar setiap mata pelajaran
pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran (jp). Satu jam
pembelajaran berlangsung selama 45 menit, dan minggu efektif dalam satu
tahun (dua semester) adalah 34-38 minggu. Penjurusan program keahlian
dilakukan di kelas X semester I.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan
oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap
muka, dan praktek di sekolah dan praktek kerja industri. Semua itu dimaksudkan
untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat
perkembangan peserta didik.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses
interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Jumlah jam tatap muka yang
tercantum dalam struktur kurikulum SMK Mitra Maritim Indramayu adalah
sebagai berikut:
NO Kelas Jumlah Jam Pembelajaran Per Minggu
1 10 48
2 11 48
3 12 48

Praktek sekolah adalah kegiatan pembelajaran yang berupa praktek yang


dilakukan di laboratorium pengolahan pangan hasil kelautan dan praktek
industri adalah kegiatan pembelajaran yang berupa praktek di dunia industri
selama 3 bulan. Peserta didik wajib melaporkan hasil praktek kerja industri
dalam bentuk laporan tertulis dan di uji oleh guru penguji satu bulan setelah
Praktek kerja industri.

5. Ketuntasan Belajar

[Date]
20
Guru mata pelajaran sejenis di SMK Mitra Maritim Indramayu ada
beberapa orang. Guru - guru mata pelajaran sejenis membentuk Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP) di sekolah. Ada MGMP Bahasa Indonesia, MGMP
Bahasa Inggris, MGMP Matematika, MGMP IPAS, MGMP Produktif dan
sebagainya. Setiap seminggu sekali MGMP SMK Mitra Maritim Indramayu
mengadakan pertemuan di sekolah untuk mengevaluasi keberhasilan dan
kendala pembelajaran yang telah dilaksanakan, mencari solusi pemecahan
masalah terhadap kendala pembelajaran, membahas rencana pembelajaran
seminggu mendatang, dan mendiskusikan perkembangan pendidikan terutama
yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diampu.
Menjelang tahun pelajaran baru semua MGMP di SMK Mitra Maritim
Indramayu menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap mata
pelajaran setiap tingkat kelas. Penentuan KKM dilakukan melalui analisis setiap
indikator dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata (intake)
peserta didik, kompleksitas setiap indikator, dan kemampuan sumber daya
pendukung (SDM dan sarana prasarana). Dari KKM indikator diperoleh KKM
setiap Kompetensi Dasar, KKM setiap Standar Kompetensi, dan akhirnya KKM
setiap mata pelajaran. KKM setiap mata pelajaran diserahkan kepada wakil
kepala sekolah bidang akademik (kurikulum) dan disosialisasikan kepada semua
warga sekolah serta orangtua peserta didik. KKM setiap mata pelajaran setiap
tingkat kelas disajikan pada tabel- tabel berikut.
Semua pendidik dan peserta didik SMK Mitra Maritim Indramayu
bersepakat untuk berupaya meningkatkan KKM secara bertahap dan terus
menerus untuk mencapai ketuntasan ideal dengan cara penambahan KKM pada
semester berikutnya.
Kenaikan Kelas dan Kelulusan

a. Kenaikan Kelas

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria kenaikan kelas SMK
Mitra Maritim Indramayu diatur berdasarkan SK Dirjen Mandikdasmen No.
12/C/Kep/TU/2008 sebagai berikut.:

● Peserta didik harus menyelesaikan seluruh program pembelajaran di kelas yang


bersangkutan, dan kehadiran sekurang-kurangnya 75%.

● Peserta didik memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir tahun pelajaran untuk
seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
[Date]
21
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan serta kelompok mata pelajaran
Produktif.

● Peserta didik dinyatakan naik ke kelas XI, apabila yang bersangkutan memiliki mata
pelajaran yang belum tuntas 3 (tiga) mata pelajaran atau kurang.

● Peserta didik dinyatakan naik ke kelas XII, apabila yang bersangkutan tidak mencapai
kriteria ketuntasan minimal, 3 (tiga) mata pelajaran atau kurang dan mengikuti Prakerin serta
mengumpulkan laporan Prakerin.

b. Kelulusan

Kriteria kelulusan SMK Mitra Maritim Indramayu mengacu pada aturan pemerintah. Sesuai
dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan
pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:

● menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

● memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan
dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga, dan kesehatan;serta kelompok mata pelajaran Produktif

● lulus ujian sekolah;

● lulus ujian nasional.

Ujian Sekolah dan Ujian Nasional diselenggarakan pada akhir semester 6 dengan ketentuan
waktunya ditetapkan melalui Permendiknas dan Prosedur Operasional Standar ( POS ) SMK Mitra
Maritim Indramayu mentargetkan tingkat kelulusan 100 %, sehingga dilakukan upaya untuk
mencapai target tersebut dengan mengadakan tambahan jam pelajaran setelah jam pelajaran
wajib, pemantapan materi pelajaran yang di UN kan. Jika ada siswa yang belum lulus ujian akhir
akan diberikan motivasi disamping pemantapan materi pelajaran untuk menghadapi ujian ulangan.

7. Pendidikan Kecakapan Hidup

SMK Mitra Maritim Indramayu menerapkan pendidikan kecakapan hidup (yang mencakup
kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan kecakapan vokasional) secara
terpadu dan merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata pelajaran, muatan lokal dan
pengembangan diri.

 8. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan
keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa,
teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi
pengembangan kompetensi peserta didik. Melalui analisis potensi dan kebutuhan daerah, serta
analisis potensi sekolah yang meliputi SDM dan sarana prasarana, SMK Mitra Maritim Indramayu
menetapkan bahasa jepang sebagai keunggulan lokal sekaligus keunggulan global. Pendidikan

[Date]
22
berbasis keunggulan lokal dan global ini diberikan dalam bentuk muatan lokal dan juga terintegrasi
dalam semua mata pelajaran.

9. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang menghendaki nilai-nilai kehidupan yang


melandasi prilaku manusia berdasarkan norma agama, kebudayaan, hokum/konstitusi,
adat,istiadat dan estetika. Pelaksanaanya terintegrasi dalam perencanaan, proses, dan penilaian
pembelajaran. Nilai yang dikembangkan di SMK Mitra Maritim Indramayu antara lain:

a) Nilai karakter dalam hubungannya dengan tuhan

(1) Religius

(2) Nilai karakter (dalam hubungannya dengan diri sendiri

● Jujur

● Bertanggung jawab

● Bergaya hidup sehat

● Disiplin

● Kerja keras

● Percaya diri

● Berjiwa wirausaha

● Berfikir logis, kritis, kreatif dan inofatif

● Mandiri

● Ingin tahu

● Cinta ilmu

● Peduli

● Bekerja sama

(3) Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama :

● Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain

● Patuh dalam aturan social

● Menghargai karya dan prestasi orang lain

● Santun

● Demokratis

[Date]
23
(4). Nilai Karakter dalam hubungannya dengan lingkungan

● Peduli social dan lingkungan

(5). Nilai Kebangsaan

● Nasionalis

● Menghargai keberagaman

10.Mutasi

Peserta didik SMK Mitra Maritim Indramayu dimungkinkan untuk pindah pada satuan
pendidikan lain. Dalam proses perpindahan program keahlian dan tingkat atau kelas dari SMK
Mitra Maritim Indramayu asal ke SMK Lain dengan jurusan sama. Proses pindah dimulai dari
permohonan orang tua/wali dari peserta didik, kemudian dilanjutkan oleh Kepala SMK Mitra
Maritim Indramayu ke Kepala SMK tujuan dengan persetujuan Kepala Cabang Dinas Pendidikan.

11. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi bertujuan untuk memenuhi program


pembelajaran yang telah ditetapkan, sehingga tujuan program pendidikan dapat tercapai.
Pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dilakukan dengan pengaturan sebagai berikut:

(1) Pembelajaran di Sekolah

(2) Prakerin /Pembelajaran di Industri (dunia kerja)

1. Pembelajaran di Sekolah

Ciri/operasionalisasi pembelajaran di sekolah adalah sebagai berikut:

● Pembelajaran di sekolah meliputi pembelajaran program Nasional, Kewilayahan, dan


Program Keahlian (C1, C2, C3).

● Pembelajaran program produktif ditekankan pada penguasaan dasar-dasar

keahlian yang luas, kuat, mendasar, serta penguasaan alat dan teknik bekerja yang tepat.

● Industri dapat dilibatkan dalam proses pembelajaran di SMK Mitra Maritim Indramayu
terutama untuk meningkatkan penguasaan peserta terhadap dasar-dasar keahlian yang benar
serta memberikan wawasan tentang dunia kerja.

● Keterlaksanaan program di SMK Mitra Maritim Indramayu, baik akademis maupun


administrative menjadi tanggung jawab Kepala Sekolah dengan koordinasi Komite Sekolah.

● Siswa yang berminat untuk bekerja mandiri (berwirausaha), perlu mendapatkan bimbingan
khusus yang memadai dari pihak sekolah. Siswa yang bersangkutan tidak cukup diberikan
pengetahuan bisnis secara teoritis, tetapi ia harus dibina dan dilatih dengan pengalaman
berwirausaha atau berbisnis secara nyata dan bertahap.

● Bimbingan berwirausaha antara lain mencakup aspek menganalisis pasar,


[Date]
24
merencanakan, melaksanakan produksi (barang atau jasa), memasarkan

hasil, mengevaluasi, dan membuat laporan hasil usaha serta membuka

jejaring kerja dengan pihak lain.

● Apabila praktik berwirausaha tersebut membutuhkan waktu pembelajaran

yang lebih banyak, maka sekolah dapat menyesuaikan jumlah jam yang ada di dalam Struktur
Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan, baik program pendidikan nasional, Kewilayahan, maupun
Program Keahlian (C1, C2, C3). Pengaturan tersebut dilakukan secara rasional, selaras, dan
seimbang.

● Pengalaman berwirausaha dapat dilaksanakan di sekolah melalui

pembukaan kelas wirausaha yang sesuai dengan minat siswa dan potensi pasar.

2. Prakerin (Pembelajaran di Industri (Dunia Kerja))

Ciri/operasionalisasi pembelajaran di dunia kerja/industri adalah sebagai

berikut:

● Peserta didik yang mengikuti pelatihan di industri adalah mereka yang memenuhi
persyaratan minimal yang telah ditetapkan, baik pada saat penerimaan maupun pada saat
pemilihan program pendidikan.

● Industri dapat melakukan pemilihan peserta dan memberikan pembekalan kemampuan


tambahan, agar benar-benar siap dan memenuhi standar minimal sesuai dengan persyaratan kerja
yang ada.

● Kegiatan pelatihan di industri merupakan kegiatan bekerja langsung pada

pekerjaan yang sesungguhnya, untuk menguasai kompetensi yang benar dan terstandar,
sekaligus menginternalisasi sikap dan etos kerja yang positif sesuai dengan persyaratan tenaga
kerja profesional pada bidangnya.

● Lamanya peserta berada di suatu industri, ditentukan atas dasar jumlah

waktu latihan yang dipersyaratkan untuk menguasai kompetensi yang akan dipelajarinya.
Waktunya berkisar antara 3 bulan dan dilakukan pada jenjang XI semester ganjil.

● Pelaksanaan pembelajaran di industri dilengkapi dengan perangkat antara lain: jurnal


kegiatan peserta, termasuk daftar kemajuan hasil belajar peserta; perangkat monitoring; kontrak
kerja/perjanjian peserta (jika diperlukan); asuransi kecelakaan kerja bagi peserta; lain-lain yang
dianggap perlu.

● Kegiatan pembelajaran berbasis kompetensi dilakukan setelah penyiapan

komponen-komponen/sarana pembelajaran dipastikan kesiapannya, untuk mengantisipasi


terjadinya hambatan dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

[Date]
25
12.Penilaian hasil belajar

a. evaluasi

Evaluasi (penilaian) hasil belajar peserta didik pada dasarnya merupakan bagian integral dari
proses pembelajaran, yang diarahkan untuk menilai kinerja peserta didik (memantau proses,
kemajuan, dan perbaikan hasil belajar) secara berkesinambungan. Pelaksanaan penilaian dapat
dilakukan secara langsung pada saat peserta didik melakukan aktivitas belajar, maupun secara
tidak langsung melalui bukti hasil belajar sesuai dengan kriteria kinerja (performance criteria).
Konsisten dengan pendekatan kompetensi yang digunakan dalam pengembangan Kurikulum SMK
Mitra Maritim Indramayu edisi 2022/2023, maka sistem penilaian menitik beratkan pada penilaian
hasil belajar berbasis kompetensi (competency based assessment) dengan ciri:

1) menggunakan Penilaian Acuan Patokan (Criterion Reference Assesment);

2) diberlakukan secara perseorangan (Individualized);

3) keberhasilan peserta didik hanya dikategorikan dalam bentuk 'kompeten' dan 'belum
kompeten';

4) dilaksanakan secara berkelanjutan.

b. Penilaian

Penilaian terhadap peserta didik hanya dilakukan oleh guru mata pelajaran yang
bersangkutan. Penilaian dilakukan untuk mengukur peserta didik secara individual mengenai suatu
kompetensi yang telah diperolehnya selama proses pembelajaran. Penilaian dimulai dari tingkat
kompetensi dasar hingga kompetensi inti, yang dapat dilakukan secara klasikal maupun lapangan,
disesuaikan dengan tuntutan kompetensinya. Guru wajib melakukan penilaian pada tahap
kompetensi dasar dan kompetensi inti. Peserta didik harus harus tuntas dalam memenuhi kriteria
minimal. Proses ini dilakukan pada akhir kompetensi dasar dan kompetensi inti. Pada akhir
semester guru kembali melakukan penilaian terhadap seluruh kompetensi inti. Untuk kompetensi
dasar, guru dapat memilih sendiri dengan memperhatikan kisi-kisi, tingkat frekuensi kegunaan di
lapangan dan tingkat kesulitan. Untuk memudahkan dan menyeragamkan pelaksanaan penilaian
ini maka Pusat Pendidikan dan kebudayaan menerbitkan Pedoman Penilaian Peserta Didik.

c. Verifikasi Penilaian

Dalam rangka pengakuan terhadap kompetensi yang telah dikuasai oleh peserta didik, perlu
dikembangkan mekanisme pengakuan sebagai berikut.

1) Verifikasi terhadap hasil penilaian dapat dilakukan oleh pihak internal

SMK Mitra Maritim Indramayu yaitu pihak manajemen sekolah yang terdiri dari wakil kepala
sekolah bidang pengajaran, wakil kepala sekolah bidang sarana pendidikan dan wakil kepala
sekolah bidang kesiswaan. Dalam proses ini pihak manajemen dapat melakukan secara individu
atau secara sampling random. Hal ini perlu dilakukan agar proses pembelajaran sampai dengan
penilaian telah berjalan dengan benar atau masih perlu penyempurnaan oleh pihak eksternal, agar

[Date]
26
apa yang telah dicapai peserta didik dapat disertifikasi oleh dunia kerja pemakai lulusan yaitu dunia
usaha/industri.

2) Verifikasi terhadap hasil penilaian dapat dilakukan oleh pihak eksternal.

Penilaian ini diperlukan untuk memperoleh pengakuan dari pihak eksternal (lembaga
independen/pemerintah di luar SMK Mitra Maritim Indramayu seperti industri pengolahan pangan
pertanian dan perikanan serta teknologi informasi dan Lembaga Sertifikasi Profesi teknologi
pengolahan pangan pertanian dan perikanan serta teknologi informasi). Verifikasi terhadap hasil
penilaian terbatas pada mata pelajaran yang akan diterbitkan sertifikat keahlian tertentu sesuai
program keahlian.

1.1. Sertifikasi

a. Ijazah

Mengacu pada Undang-Undang Sisdiknas, SMK Mitra Maritim Indramayu menyelenggarakan


ujian akhir dan memberikan ijazah yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan kebudayaan, KKP
kepada peserta didik yang dinyatakan lulus ujian sebagai pengakuan terhadap penyelesaian pada
jenjang pendidikan SMK Mitra Maritim Indramayu dan atau prestasi belajar peserta didik.

b. Sertifikat Kompetensi

Sertifikat Kompetensi diberikan kepada peserta didik yang lulus uji kompetensi pada keahlian
tertentu untuk setiap program keahlian. Ujian ini dapat dilaksanakan pada akhir semester atau
pada akhir program pendidikan. Uji kompetensi ini dilaksanakan oleh lembaga eksternal seperti
tersebut di atas, dan SMK Mitra Maritim Indramayu sebagai penyelenggara ujian.

6. Kokurikuler/ Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja

Program kokurikuler pada program keahlian pemasaran dilakukan melalui kegiatan Projek
Pengutan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja. Profil Pelajar Pancasila terdiri atas (1)
Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia, (2) Berkebhinekaan global, (3)
Gotong royong, (4) Mandiri, (5) Bernalar kritis, (6) Kreatif. Profil Pelajar Pancasila berbentuk
softskill dan harus diterapkan dalam proses pembelajaran, bukan dipisahkan dalam
pembelajaran.
Adapun indikator perilaku belajar peserta didik dalam rangka implementasi profil pelajar
Pancasila dan Budaya Kerja sebagai berikut:

No Profil Pelajar Pancasila Indikator perilaku belajar peserta didik


1 Beriman, Bertakwa  Memiliki akhlak pribadi yang sopan dan santun
kepada Tuhan YME, dan (Grooming)
Berakhlak Mulia  Menghormati kepercayaan dan keagamaan masing-
masing
2 Berkebhinekaan global  Belajar bahasa asing
[Date]
27
 Mempelajari budaya Negara lain agar dapat
menghargai dan mengerti kebutuhan tamu
 Mendalami budaya dalam Negeri agar tercermin
kearifan lokal dalam diri
3 Gotong royong  Kerjasama antar semua peserta didik pada kegiatan
operasional
4 Mandiri  Mengerti dan bertanggung jawab Job Desk masing-
masing
5 Bernalar kritis  Menganalisis dan mengevaluasi kebutuhan retail
pada saat pandemi
 Mengambil keputusan untuk mengimplementasikan
perencanaan yang disusun oleh TIM dalam
menghadapi suatu masalah
6 Kreatif  Mencari ide-ide kreatif ketika industri retail
mengalami masalah-masalah tertentu.
 Menciptakan ide kreatif dalam system penjualan
barang

[Date]
28
Pada tahun pelajaran 2022/2023, implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila dan Budaya Kerja dilaksanakan di kelas X dengan bobot 288 Jam Pelajaran. Tema
yang dipilih meliputi dua tema wajib (kebekerjaan dan budaya kerja) dan satu tema pilihan
(Bangunlah Jiwa Dan Raganya).

Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja di kelas X
dilaksanakan dengan menggunakan sistem blok bulanan seperti tergambar pada tabel berikut:
Pelaksanaan/Alokasi Waktu
Tema
Semester Bulan Jumlah JP
Bangunlah Jiwa Dan 1 September, 32 JP setiap
Raganya Oktober dan bulan
November
Kebekerjaan 2 Januari dan 48 JP setiap
Februari bulan
Budaya kerja 2 Maret dan April 48 JP setiap
bulan

7. Pengembangan Diri Melalui Ekstrakurikuler

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada


peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri
difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat
dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah
diri pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik. Sedangkan
untuk kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan kepramukaan,
kepemimpinan, dan kelompok ilmiah remaja.

Khusus untuk sekolah menengah kejuruan pengembangan diri terutama ditujukan untuk
pengembangan kreativitas dan bimbingan karier. Pengembangan diri bukan merupakan mata
pelajaran. Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif
seperti pada mata pelajaran.

Pengembangan diri pada SMK Negeri 1 Tasikmalaya meliputi kegiatan :


a. Kegiatan pengembangan kreativitas dan bimbingan karier, yaitu kegiatan yang
lebih bersifat individualistis untuk menggali dan mengembangkan potensi pribadi
untuk menimba karier dibidang yang sesuai dengan program studi keahlian dan
sesuai dengan kompetensi keahliannya, terkoordinasi dibawah koordinator BP
kompetensi keahliannya masing-masing.
29
b. Kegiatan ekstrakurikuler, yang bersifat pengembangan kemampuan prestatif
dan pengembangan kemampuan individual untuk berorganisasi diantaranya :
1) OSIS/MPK
2) Pramuka
3) Palang Merah Remaja ( PMR )
4) Paskibra
5) PKS (Patroli Keamanan Sekolah)
6) Seni (Teater, Tari, Karawitan dan Paduan Suara)
7) Sanggar Bahasa
8) ISSMA (Ikatan Siswa-Siswi Mesjid Al-Amanah)
9) Olah Raga (Basket Ball, Volly Ball, Futsal dan beladiri)
10) FIK-R

8. Rencana Pembelajaran
Bobot pembelajaran pada program keahlian Pemasaran yakni 70% praktik dan 30%
teori. Pembelajaran yang dikembangkan pada program keahlian pemasaran berlandasakan
pada pendekatan Production Based Educational Training (PBET) dan Competency Based
Training (CBT). Hal ini dilakukan untuk agar pembelajaran yang diberikan dapat relevan
dengan kebutuhan industri Pemasaran saat ini dan menjamin lulusan dapat terserap dengan
mudah di Industri retail.
PBET merupakan penggabungan pola kerja industri (workplace) dengan lingkungan
pembelajaran siswa (learning environment), konsep ini dikenal pula dengan sebutan Teaching
Factory yang memiliki paradigma dasar market–oriented yang diwujudkan dalam bentuk Projek.
Pendekatan ini merupakan penyempurnaan “Dual System”, dimana workplace menyatu ke
dalam nuansa belajar siswa, sedang Sistem CBT melengkapinya untuk proses asesmen yang
terukur, berdasarkan standar mutu lingkungan kerja industri. Sehingga implementasi
pembelajarannya mengandung unsur–unsur; hardskill, theoritical focus dan softskill yang
masing-masing dilengkapi dengan metoda perencanaan, pelaksanaan dan pendampingan
serta pengukuran dan pengujian yang adil dan transparan. Siklus pembelajaran berbasis CBT
dan PBET adalah:
a. Tahap Perencanaan Pembelajaran, hal ini meliputi pemahaman capaian
pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran, dimana secara konten sudah
ditentukan dalam kurikulum SMK PK. Kemudian pola penyajian berupa modul atau
perangkat ajar, sebagai upaya pencapaian hardskill - softskill. Perangkat ajar yang
digunakan dalam bentuk modul ajar yang dikembangkan dari Alur Tujuan
Pembelajaran (ATP). Dokumen modul ajar dan alur tujuan pembelajaran terlampir.
b. Tahap Proses Pembelajaran, pemenuhan media dan bahan ajar, sumber belajar,
metode dan model pembelajaran, rasio jumlah alat dan bahan terhadap peserta

30
didik, pendampingan proses pembelajaran, beban jam pembelajaran dan
pengukuran keterserapan materi pembelajaran.
c. Tahap Pengukuran dan Pengujian, sebagai bentuk evaluasi hasil belajar peserta
didik yang pengukuran capaian Hardskill dan softskill, sebagai dasar evaluasi,
dengan menggunakan prinsip Fair, Valid, Relible, dan Flexible.

31
BAB V. RENCANA PEMBELAJARAN

A. Peraturan Akademik
Kurikulum Operasional SMK Negeri 4 Semarang memuat peraturan akademik
tentang persyaratan dan pemilihan konsentrasi, asesmen, kriteria kenaikan kelas, dan
kriteria kelulusan.

1. Persyaratan dan Pemilihan Konsentrasi


Peserta didik seharusnya dapat memilih salah satu konsentrasi yang ada di sekolah.
Namun di SMK Mitra Maritim saat ini pada Program Keahlian Nautika Kapal Penangkap
Ikan, dengan persyaratan sebagai berikut:
a. Nilai pada Mapel Dasar-dasar Kejuruan;
b. Minat dan Bakat;
c. Rekomendasi Wali Kelas; dan
d. Rekomendasi orang tua peserta didik.

2. Asesmen
Prosedur asesmen yang ditetapkan dalam kegiatan asesmen oleh pendidik dan
sekolah sebagai berikut :
a. Asesmen hasil belajar oleh pendidik dilakukan melalui tahapan sebagai berikut.
1) Perencanaan metode dan teknik asesmen oleh pendidik mengacu
kepada Capaian Pembelajaran.
2) Penyusunan instrumen asesmen disesuaikan dengan perencanaan
metode dan teknik asesmen serta ditelaah/divalidasi oleh sejawat
pendidik mata pelajaran yang sama.
3) Pelaksanaan kegiatan asesmen bersifat fleksibel, menggunakan
strategi, bentuk, dan teknik yang sesuai.
4) Pendidik memfasilitasi pelaksanaan asesmen mandiri oleh peserta
didik pada setiap penyelesaian proses belajar pada setiap unit
kompetensi. Hasil asesmen mandiri diverifikasi oleh pendidik
untuk membantu memastikan kesesuaiannya.

5) Analisis hasil asesmen untuk mengetahui level capaian


kompetensi dan/atau ketuntasan belajar, kelebihan, dan
kekurangan pembelajaran baik tingkat peserta didik maupun
tingkat kelas.
6) Pemanfaatan hasil analisis untuk merancang pembelajaran
remedial, pengayaan, dan peningkatan mutu pembelajaran dan
32
kualitas lulusan.
7) Pelaporan berbentuk profil pencapaian kompetensi peserta didik
dan profil kelas serta angka dan/atau deskripsi capaian belajar.
b. Asesmen hasil belajar peserta didik oleh satuan pendidikan dilakukan
melalui tahapan sebagai berikut.
1) Asesmen hasil belajar peserta didik oleh satuan pendidikan
dilakukan mengacu kepada Capaian Pembelajaran dan
turunannya.
2) Penyusunan instrumen asesmen disesuaikan dengan perencanaan
metode dan teknik asesmen serta ditelaah/divalidasi oleh tim
yang ditunjuk oleh satuan pendidikan.
3) Pelaksanaan kegiatan asesmen bersifat fleksibel, menggunakan
strategi, bentuk, dan teknik yang sesuai.
4) Analisis hasil asesmen untuk mengetahui daya serap materi
pembelajaran pada tingkat peserta didik maupun tingkat kelas.
5) Pemanfaatan hasil analisis untuk peningakatan mutu satuan pendidikan.
6) Pelaporan berbentuk profil kelas, profil satuan pendidikan yang
berupa angka dan/atau deskripsi.
c. Prosedur uji kompetensi meliputi perencanaan, penyusunan
instrumen, pelaksanaan kegiatan, analisis, dan penerbitan sertifikat
kompetensi. Prosedur pengujian dilakukan sesuai ketentuan Lembaga
Sertifikasi Profesi P1 (LSP P1) SMK Mitra Maritim Indramayu. Secara
umum prosedur pengujian melalui Uji Kompetensi Keahalian dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1) Perencanaan metode dan teknik asesmen oleh LSP P1 mengacu
kepada skema sertifikasi.
2) Pembukaan pendaftaran untuk penetapan peserta uji kompetensi
dilanjutkan dengan asesmen mandiri.

3) Penyusunan materi uji kompetensi sesuai dengan skema


sertifikasi kemasan okupasi atau kemasan kualifikasi dengan
memerhatikan perencanaan metode dan teknik asesmen.
4) Validasi materi uji kompetensi oleh tim yang ditunjuk oleh LSP P1.
5) Penunjukan asesor kompetensi sesuai dengan skema sertifikasi
yang akan diujikan.
6) Penetapan Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang telah terverifikasi
7) Asesmen mandiri peserta, bila sudah dilakukan selama proses

33
pembeajaran, maka dapat digunakan dalam Uji Kompetensi
Keahlian (UKK).
8) Pelaksanaan kegiatan sertifikasi kompetensi menggunakan
strategi, bentuk, dan teknik yang sesuai dengan tujuan sertifikasi
kompetensi.
9) Pelaporan hasil asesmen kepada LSP P1 untuk dirapatkan oleh
tim yang ditunjuk.
10) Penerbitan sertifikat kompetensi bagi peserta uji yang dinyatakan
kompeten.
11) Pemanfaatan hasil analisis sertifikasi kompetensi dapat
digunakan untuk pemetaan mutu program, dan perumusan
kebijakan satuan pendidikan.

3. Kriteria Kenaikan Kelas


Kenaikan kelas adalah pernyataan yang menegaskan bahwa peserta didik
telah mengikuti pembelajaran dan berhak melanjutkan ke kelas
selanjutnya. Pernyataan ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan kinerja
peserta didik yang meliputi aspek sebagai berikut:
a. Aspek Akademik
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester
pada tahun pelajaran yang diikuti.
2) Memiliki sikap sekurang-kurangnya BAIK sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan satuan pendidikan.
3) Pernyataan kenaikan kelas dilakukan melalui pembagian buku
Laporan Hasil Belajar (raport) yang dilakukan di akhir tahun
pelajaran yang berisi laporan hasil belajar sesuai dengan jumlah
kompetensi yang telah dilaluinya.
b. Aspek Non Akademik
1) Sikap/kepribadian minimal B (ada peningkatan/perubahan sikap
kearah lebih baik terkait dengan nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa serta nilai-nilai kewirausahaan), tidak terlibat tindak
asusila, peredaran serta penyalahgunaan narkoba, psikotropika
dan zat adiktif lainnya, perkelahian/tawuran, tidak melawan
tenaga pendidik/tenaga kependidikan secara fisik dan/atau non
fisik dan/atau tindak kriminal lainnya.
2) Untuk kelas X nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan
sekurang- kurangnya BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

34
4. Kriteria Kelulusan
Kriteria Kelulusan peserta didik dari SMK Negeri 4 Semarang ditetapkan berdasarkan:
a. Permendikbud Nomor 4 Tahun 2018 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh
Satuan Pendidikan dan Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah.
b. Pedoman Penyelenggaraan UKK Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
c. Rapat Dewan Guru

Berdasarkan ketentuan/pertimbangan diatas maka peserta didik dinyatakan lulus dari


satuan SMK Mitra Maritim setelah memenuhi kriteria baik aspek akademik maupun
non akademik sebagai berikut:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
b. Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik selama proses pembelajaran.
c. Dinyatakan lulus ujian sekolah dengan nilai minimal sesuai ketentuan.
d. Telah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan dinyatakan lulus
dengan dibuktikan kepemilikan sertifikat PKL yang dikeluarkan oleh
DUDIKA.
e. Sikap/kepribadian minimal B (ada peningkatan/perubahan sikap kearah
lebih baik terkait dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa serta
nilai-nilai kewirausahaan), tidak terlibat tindak asusila, peredaran serta
penyalahgunaan narkoba, psikotropika dan zat adiktif lainnya,
perkelahian/tawuran, tidak melawan tenaga pendidik/tenaga
kependidikan secara fisik dan/atau non fisik dan/atau tindak kriminal
lainnya.

B. Pengelolaan Pembelajaran
Pengelolaan pembelajaran meliputi pengorganisasian seluruh komponen
yang terkait penyelenggaraan sekolah mulai dari program pembelajaran
(kurikulum), pengelolaan pengajar (guru dan tenaga kependidikan/GTK dan
guru tamu/instruktur), pengelolaan peserta didik, pengelolaan sarana
prasarana, serta pengelolaan link and match.

1. Pengelolaan Program Pembelajaran


Pengelolaan program pembelajaran kurikulum yang didalamnya memuat
pengelolaan Capaian Pembelajaran, Modul Ajar, dan Sumber Belajar.
a. Pengelolaan Capaian Pembelajaran
Capaian Pembelajaran merupakan kompetensi pembelajaran yang harus
35
dicapai oleh peserta didik pada setiap tahap perkembangan didik untuk
setiap mata pelajaran berisi sekumpulan kompetensi dan lingkup materi
yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi ini. Untuk dapat
mencapai kompetensi yang diharapkan, maka guru dan/atau bersama
instruktur industri dapat melakukan beberapa hal di bawah ini:
1) menganalisis kedalaman dan keluasaan capaian pembelajaran (CP)
yang harus kuasai oleh peserta didik, meliputi soft skills, hard skills,
dan karakter dalam bidang seni rupa;
2) menetapkan prosentase pembelajaran aspek soft skills dan hard
skills. Untuk kelas X, semester 1, muatan soft skills 80% dan hard
skills 20%, sedangkan semester 2, muatan soft skills 70% dan hard
skills 30%.
3) mengurutkan kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh peserta didik;
4) mengidentifikasi kalender pendidikan yang telah disusun sekolah,
untuk sinkronisasi dengan kegiatan belajar peserta didik;
5) membuat jadwal pelajaran sesuai urutan kegiatan belajar
peserta didik dan kalender pendidikan;
6) menganalisis dan menetapkan strategi pembelajaran, meliputi: (1)
tempat belajar, di kelas, bengkel/studio, industri; (2) belajar
kelompok dan individu;
(3) luring dan daring;
7) menginventarisir sumber-sumber belajar, antara lain sumber belajar
berupa cetak, audio, dan audio visual untuk mendukung
ketercapaian pembelajaran;
8) Dalam hal kajian pengelolaan capaian pembelajaran dilakukan oleh
guru tanpa melibatkan instruktur industri, maka guru wajib
mengkomunikasikan hasil kajiannya kepada instruktur industri.
b. Pengelolaan Modul Ajar
Dalam hal pengelolaan modul ajar, guru dapat membuatnya dengan
bimbingan dan arahan dari Komite Pembelajaran, Waka Kurikulum, Kepala
Sekolah, Pengawas atau guru atau pihak lain yang dipandang mampu
melaksanakan pembimbingan.
Dokumen Modul ajar yang disusun oleh guru dari tiap mata pelajaran yang
dikelola oleh bagian Kurikulum, disusun berdasarkan sistematika sebagai
berikut:
1) Informasi Umum, memuat :
- Identitas sekolah,
36
- Kompetensi awal,
- Profil Pelajar Pancasila,
- Sarana dan Prasarana,
- Target Peserta Didik, dan
- Model pembelajaran yang digunakan.
2) Kompetensi Inti, meliputi :
- Tujuan Pembelajaran,
- Pemahaman Bermakna,
- Pertanyaan Pemantik,
- Persiapan Pembelajaran,
- Kegiatan Pembelajaran,
- Asesmen,
- Pengayaan dan remedial, serta
- Refleksi Peserta Didik dan Guru
3) Lampiran, terdiri dari :
- Lembar Kerja Peserta Didik
- Bahan Bacaan guru dan Peserta Didik
- Glosarium
- Daftar Pustaka
c. Pengelolaan Sumber Belajar
Dalam pengelolaan sumber belajar, guru dan/atau bersama instruktur
industri melakukan beberapa hal di bawah ini:
1) Guru atau guru bersama instruktur industri menetapkan sumber-
sumber belajar yang akan dibuat oleh guru dan instruktur industri;
2) Guru atau guru bersama instruktur industri menetapkan jadwal
pembuatan sumber-sumber belajar;
3) Dalam hal kajian pengelolaan sumber belajar dilakukan oleh guru
tanpa melibatkan instruktur industri, maka guru wajib
mengkomunikasikan hasil kajiannya kepada instruktur industri.

2. Pengelolaan Peserta Didik


Dalam melakukan pengelolaan terhadap peserta didik, guru dan/atau
bersama instruktur industri dapat:
a) Menganalisis karakter belajar peserta didik;
b) Mengelompokan peserta didik berdasarkan karakter atau
pertimbangan lainnya, seperti task planning groups, teaching groups,
seating groups, joint learning groups, collaborative-groups;
37
c) Dalam hal kajian pengelolaan peserta didik dilakukan oleh guru tanpa
melibatkan instruktur industri, maka guru wajib mengkomunikasikan
hasil kajiannya kepada instruktur industri.

3. Pengolaan Pengajar (Guru dan Tenaga Kependidikan/GTK dan Guru


Tamu/Instruktur)
Pada pengelolaan Pengajar (Guru dan Tenaga Kependidikan/GTK dan
Guru Tamu/Instruktur), guru dan/atau bersama instruktur industri dapat:
a) Menganalisis dan menetapkan kegiatan belajar yang akan diampu
oleh guru dan instruktur industri;
b) Membuat jadwal pembelajaran yang akan diampu oleh guru dan
instruktur industri;
c) Dalam hal kajian pengelolaan pengajar dilakukan oleh guru tanpa
melibatkan instruktur industri, maka guru wajib mengkomunikasikan
hasil kajiannya kepada instruktur industri.
4. Pengelolaan link and match
a) Kurikulum disusun bersama dan berstandar DUDIKA. Penguatan aspek
soft skills dan karakter kebekerjaan untuk melengkapi aspek hard skills
yang sesuai kebutuhan DUDIKA;
b) Pembelajaran berbasis riil dari DUDIKA (PjBL) sejak awal.
Memastikan hard skills akan disertai soft skills dan karakter kesiapan
kerja yang kuat;
c) Jumlah dan peran guru/ahli dari DUDIKA ditingkatkan secara
signifikan, minimal mencapai 50 jam/semester/program keahlian;
d) Magang/praktik kerja lapangan (PKL) minimal satu semester;
e) Sertifikasi kompetensi yang sesuai standar dan kebutuhan DUDIKA,
baik bagi lulusan maupun guru;
f) Guru secara rutin mendapatkan update teknologi dan pelatihan dari
DUDIKA untuk proses belajar mengajar;
g) Riset terapan yang bermula dari kasus atau kebutuhan nyata DUDIKA
dan masyarakat, sebagai basis teaching industry/teaching factory,
berkolaborasi dengan DUDIKA dan stakeholders.
C. Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pemelajaran
peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun
pelajaran, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

38
1. Prosedur Penyusunan Kalender Akademik

Prosedur penyusunannya dengan mempelajari terlebih dahulu aturan


tentang kelender pendidikan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Jawa Barat sebagai acuan pokok, kegiatan khusus yang ada di
sekolah juga merupakan pertimbangan tersendiri. Disusun oleh tim
pengembang kurikulum serta disyahkan oleh kepala sekolah, apabila ada
perubahan sekolah melaporkan kepada Dinas Pendidikan.

2. Pengaturan Waktu Belajar Efektif

Minggu pembelajaran efektif jumlah minggu kegiatan untuk setiap tahun


pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap


minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran
termasuk muatan lokal ditambah jam untuk pengembangan diri.
Pembagian jam mengajar dilakukan sebelum awal pelajaran dimulai
dengan memperhitungkan jumlah jam pelajaran pada tiap mapel dan
jumlah pengajar/pengampu yang ada, kemudian dikeluarkan SK pembagian
tugas mengajar.
Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1
tahun pelajaran menjadi semester 1 (satu) dan semester 2 (dua) dengan
waktu pembelajaran sebagai berikut: Senin s.d Kamis Jam 07.00 – 15.30
WIB sedangkan pada hari jumat Jam 07.00 s.d 14.00 WIB. Pada masa
pembelajaran kebiasaan baru (New Normal), kegiatan akan dilaksanakan
sesuai regulasi pemerintah.

Tabel `16. Alokasi waktu belajar efektif

No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

Minimum 34 minggu
Minggu efektif Digunakan untuk kegiatan
1. dan maksimum 36
belajar pembelajaran efektif
minggu
Penilaian tengah Maksimum 1
2. Didalam minggu efektif
semester minggu
Penilaian akhir Maksimum 2
3. Didalam minggu efektif
semester gasal minggu
Penilaian akhir Maksimum 2
4. Didalam minggu efektif
tahun minggu
Maksimum 2
5. Ujian sekolah Didalam minggu efektif
minggu

39
3. Pengaturan Waktu Libur
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang bersangkutan. Waktu libur
dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun
pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari libur
nasional dan hari libur khusus.

Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya tertera
pada tabel dibawah.

Tabel 17. Alokasi Waktu Libur


Alokasi
No Kegiatan Keterangan
Waktu

1. Jeda tengah Maksimum 2 Satu minggu setiap semester.


semester minggu

2. Jeda antar Maksimum 2 Antara semester I dan II.


semester minggu
3. Libur akhir Maksimum 3 Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan
tahun pelajaran minggu administrasi akhir dan awal tahun
pelajaran.
4. Hari libur 2 – 4 minggu Daerah khusus yang memerlukan libur
keagamaan keagamaan lebih panjang dapat
mengaturnya sendiri tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif.
5. Hari libur Maksimum 2 Disesuaikan dengan Peraturan
umum/nasional minggu Pemerintah.
6. Hari libur Maksimum 1 Untuk satuan pendidikan sesuai dengan
khusus minggu ciri kekhususan masing masing.

7. Kegiatan Maksimum 3 Digunakan untuk kegiatan yang


khusus minggu diprogramkan secara khusus oleh sekolah
sekolah / /madrasah tanpa mengurangi jumlah
madras minggu efektif belajar dan waktu
ah pembelajaran efektif.

KALENDER PENDIDIKAN
Kalender Pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun ajaran.Kalender Pendidikan mencangkup permulaan tahun pelajaran,
minggu efektif, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
Adapun Kalender Pendidikan SMK Mitra Maritim Indramayu disusun sebagai berikut :

40
A. Awal Tahun Pelajaran
Masuk Awal Tahun Pelajara 2022/2023 dimulai tanggal 18 Juli 2022, diisi dengan kegiatan :
1. Untuk kelas X : Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), Tes Kesegaran Jasmani
(TKJ), LDKK, Pembagian Ruang Kelas, Jadwal Pelajaran dan Pengenalan Lingkungan
Sekolah, serta sosialisasi Kurikulum SMK Mitra Maritim Indramayu
2. Untuk Kelas XI dan kelas XII : Sosialisasi Kurikulum SMK Mitra Maritim Indramayu Tahun
Pelajaran 2022/2023, Pembagian Kelas dan Jadwal Pelajaran Tahun 2022/2023,
dilanjutkan belajar efektif sesuai dengan jadwal pelajaran.
B. Minggu Efektif untuk Tahun Pelajaran 2022/2023, mengacu pada Kalender Pendidikan
Nasional sebagai berikut :
1. Semester Ganjil : minggu efektif
1.1. Juli 2022 : 1 minggu
1.2. Agustus 2022 : 5 minggu
1.3. September 2022 : 4 minggu
1.4. Oktober 2022 : 3 minggu
1.5. Nopember 2022 : 4 minggu
1.6. Desember 2022 : 1 minggu
2. Semester Genap : minggu efektif
2.1. Januari 2023 : 5 minggu
2.2. Februari 2023 : 4 minggu
2.3. Maret 2023 : 3 minggu
2.4. April 2023 : 4 minggu
2.5. Mei 2023 : 5 minggu
2.6. Juni 2023 : 1 minggu
C. Pembelajaran Efektif disesuaikan dengan Kalender Pendidikan yang berlaku.
D. Waktu Libur
Waktu libur terbagi atas libur umum dan libur khusus sesuai dengan kalender pendidikan
yang berlaku, yaitu kalender pendidikan yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan dengan
memperhatikan kalender yang berlaku di SMK Mitra Maritim Indramayu.
E. Uraian Kegiatan
Kegiatan selama satu tahun pelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum SMK Mitra
Maritim Indramayu dengan mengacu pada kalender pendidikan dapat dilihat dari tabel di
bawah, mulai dari perencanaan (awal tahun pelajaran), pelaksanaan dan
evaluasi/pelaporan , dengan rincian sebagai berikut :
1. Kegiatan Awal/Perencanaan
Tujuan

41
Pembagian Tugas Mengajar, menyusun jadwal pelajaran dan rencana pengajaran sesuai
dengan muatan kurikulum kemampuan pelaksanaan :
Sumber
No Jenis Waktu Sasaran Pelaksana Dana

1. Pembagian Tugas 4 Juli 2022 Pembagian Kepsek DS


Guru Tugas PKS
Mengajar kurikulum
2. 6 Juli 2018 Semester PKS DS
Penyusunan Jadwal Ganjil; kurikulum
3. Pelajaran 15 Juli 2022 Jadwal Guru Mata Rutin dan
Pelajaran Pelajaran DS
Penyusun Perangkat Semester
KMB Ganjil;
2. Prog. Tahunan Perangkat
3. Prog. Semester KBM
4. Silabus
5. RPP
6. Prog. Remedial

2. Pelaksana
Tujuan
Tersajinya muatan Kurikulum dengan tingkat daya serap yang optimal

No Jenis Waktu Sasaran Pelaksana Sumber


Dana

1. Pelaksana KBM Juli Siswa Guru Mapel Rutin dan


2022 - DS
2. UH/MTT Juni Siswa Guru Mapel
2023 Rutin dan
3. Analisis Hasil Evaluasi Juli Pekerjaan Siswa Guru Mapel DS
Harian 2022 -
4. Program Perbaikan Juni Perolehan Nilai Guru Mapel Rutin dan
Dan Pengayaan 2023 Siswa DS

Rutin dan
DS

42
Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan

No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

1.      Minggu efektif  Minimum 34 Digunakan untuk kegiatan pembelajaran


  belajar minggu dan efektif pada setiap satuan pendidikan
maksimum 38
minggu

2.      Jeda tengah Maksimum 2 Satu minggu setiap semester


  semester minggu

3.      Jeda antar Maksimum 2 Antara semester I dan II


  semester minggu
 

4.      Libur akhir tahun Maksimum 3 Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan
  pelajaran minggu administrasi akhir dan awal tahun
pelajaran

5.      Hari libur  2 – 4 minggu Daerah khusus yang memerlukan libur


  keagamaan keagamaan lebih panjang dapat
mengaturnya sendiri tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif

6.      Hari libur Maksimum 2 Disesuaikan dengan Peraturan


  umum/nasional minggu Pemerintah

7.      Hari libur khusus Maksimum 1 Untuk satuan pendidikan sesuai dengan
  minggu ciri kekhususan masing-masing

8.      Kegiatan khusus Maksimum 3 Digunakan untuk kegiatan yang


  sekolah/madrasah minggu diprogramkan secara khusus oleh
sekolah/madrasah tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif

KEPALA CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH IX


SMK MITRA MARITIM INDRAMAYU
KALENDER KEGIATAN
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
                 

43
JULI 2022 TANGGAL URAIAN KEGIATAN

Jumlah
    1 2 3      
Minggu

Minggu 17 24 31  

Senin 18 25  

Selasa 19 26  

Rabu 20 27   18 Hari Pertama Masuk Sekolah

Masa Pengenalan Lingkungan


Kamis 21 28   18 - 22 Sekolah

Libur Tahun Baru Islam 1444


Jum'at 22 29    30 Hijriyah

Sabtu 23 30       HBE = 10 LU = 1

AGUSTUS 2022 TANGGAL URAIAN KEGIATAN

Jumlah
  1 2 3 4  5    
Minggu

Minggu 7 14 21 28

Senin 1 8 15 22 29

Selasa 2 9 16 23 30 17 HUT Kemerdekaan RI

Rabu 3 10 17 24 31    

Kamis 4 11 18 25 27 - 31 Pelaksanaan Asesmen Nasional

Jenjang
Jum'at 5 12 19 26 SMK/MAK/SMA/MA/Paket C

Sabtu 6 13 20 27 HBE = 23 LU = -

SEPTEMBER 2022 TANGGAL URAIAN KEGIATAN

Jumlah
1 2 3 4 5      
Minggu

Minggu 4 11 18 25   01 Pelaksanaan Asesmen Nasional

Jenjang
Senin 5 12 19 26   SMK/MAK/SMA/MA/Paket C

Selasa 6 13 20 27   19 - 24 Perkiraan PTS Ganjil

Rabu 7 14 21 28  

Kamis 1 8 15 22 29   26 - 30 Jeda PTS Ganjil


44
Jum'at 2 9 16 23 30  

Sabtu 3 10 17 24     HBE = 22 LU = -

OKTOBER 2022 TANGGAL URAIAN KEGIATAN

Jumlah
1 2 3 4 5 6     
Minggu

Minggu 2 9 16 23 30 01 Jeda PTS Ganjil

Senin 3 10 17 24 31  08 Maulid Nabi Muhammad SAW

Selasa 4 11 18 25  

Rabu 5 12 19 26  

Kamis 6 13 20 27    

Jum'at 7 14 21 28      

Sabtu 1 8 15 22 29     HBE = 21 LU =1

NOVEMBER 2022 TANGGAL URAIAN KEGIATAN

Jumlah
 1 2 3 4 5      
Minggu

Minggu 6 13 20 27

Senin 7 14 21 28

Selasa 1 8 15 22 29

Rabu 2 9 16 23 30  

Kamis 3 10 17 24    

Jum'at 4 11 18 25     HBE = 22 LU = -

Sabtu 5 12 19 26  

             

DESEMBER 2022 TANGGAL URAIAN KEGIATAN

Jumlah
1 2 3 4 5      
Minggu

Prakiraan Penilaian Akhir


Minggu 4 11 18 25   5 - 17 SEMESTER I

Senin 5 12 19 26   23 Pembagian Raport Semester 1

Selasa 6 13 20 27   25 Hari Natal

45
26 Des
Rabu 7 14 21 28   2022 Libur Akhir semester I

s/d  7 Jan
Kamis 1 8 15 22 29   2023

Jum'at 2 9 16 23 30  

Sabtu 3 10 17 24 31   HBE = 3 LU = - LS = 5

JANUARI 2023 TANGGAL URAIAN KEGIATAN

Jumlah
1 2 3 4 5      
Minggu

Minggu 1 8 15 22 29 1 Tahun Baru 2023

Senin 2 9 16 23 30 2-7 Libur Akhir Semester I

Selasa 3 10 17 24 31   9 Hr Pertama masuk sekolah

Rabu 4 11 18 25   22 Tahun Baru Imlek 2574

Kamis 5 12 19 26  

Jum'at 6 13 20 27    

Sabtu 7 14 21 28     HBE = …LU = …. LS = …

FEBRUARI 2023 TANGGAL URAIAN KEGIATAN

Jumlah
1 2 3 4  5      
Minggu

Minggu 5 12 19 26   18 Libur Isra Mi’raj

Senin 6 13 20 27  

Selasa 7 14 21 28  

Rabu 1 8 15 22  

Kamis 2 9 16 23  

Jum'at 3 10 17 24  

Sabtu 4 11 18 25     HBE = 20 LU = 1

MARET 2023 TANGGAL URAIAN KEGIATAN

Jumlah
1 2 3 4  5      
Minggu

Minggu 5 12 19 26 6 - 11 Prakiraan PTS Genap

46
Senin 6 13 20 27 13 - 18 Jeda PTS Genap

Selasa 7 14 21 28 22 Hari raya nyepi

Rabu 1 8 15 22 29   23 - 25 Libur Awal Ramadhan 1444 H

Kamis 2 9 16 23 30   27 - 31 Kegiatan SMATREN RAMADHAN

Jum'at 3 10 17 24 31      

Sabtu 4 11 18 25     HBE = … LU = …

APRIL 2023 TANGGAL URAIAN KEGIATAN

Jumlah
1 2 3 4 5 6     
Minggu

Minggu 2 9 16 23 30  3 - 15 Kegiatan SMATREN RAMADHAN

Senin 3 10 17 24   7 Wafat Isa Almasih

Selasa 4 11 18 25   17 - 29 Libur Hari Raya Idul Fitri 1444 Hi

Rabu 5 12 19 26  

Kamis 6 13 20 27  

Jum'at 7 14 21 28      

Sabtu 1 8 15 22 29     HBE = … LU = 0…

MEI 2023 TANGGAL URAIAN KEGIATAN

Jumlah
  1 2 3 4      
Minggu

Minggu 7 14 21 28 1 Hari Buruh

Senin 1 8 15 22 29 3-4 Uji Kompetensi Keahlian

Selasa 2 9 16 23 30 6 Hari Raya Waisak

Rabu 3 10 17 24 31 18 Hari Kenaikan Isa Almasih

Kamis 4 11 18 25

Jum'at 5 12 19 26    

Sabtu 6 13 20 27     HBE = … LU = 0…

JUNI 2023 TANGGAL URAIAN KEGIATAN

Jumlah 1 2 3 4  5      
47
Minggu

Minggu 4 11 18 25   1 Hari Pancasila

Senin 5 12 19 26   5 - 17 Prakiraan Penilaian Akhir Tahun

Selasa 6 13 20 27   23 Pembagian Rapot Semester 2

Rabu 7 14 21 28   26 - 30 Libur Akhir Tahun Pelajaran

Kamis 1 8 15 22 29  

Jum'at 2 9 16 23 30  

Sabtu 3 10 17 24     HBE = … LU = 0…

JULI 2023 TANGGAL URAIAN KEGIATAN

Jumlah
1 2 3 4 5
Minggu    1 - 16 Libur Akhir Tahun Pelajaran 

Minggu 2 9 16 Mei - Juli Masa PPDB TP 2023/2024

Senin 3 10

Selasa 4 11

Rabu 5 12    

Kamis 6 13    

Jum'at 7 14    

Sabtu 1 8 15    

Keterangan:

HBE = Hari Belajar Efektif

LU = Libur Umum

LS = Libur Sem

48
BAB VI. PENDAMPINGAN, EVALUASI & PENGEMBANGAN PROFESIONAL

A. Pendampingan
Pendampingan pengembangan diri bagi guru dikembangkan melalui supervisi akademik
dan klinis.
1. Supervisi Akademis
Supervisi akademik adalah suatu proses pengawasan yang dilakukan oleh seseorang
(biasanya kepala sekolah) kepada guru, yang bertujuan untuk menguatkan dan
meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar di sekolah, dan pada gilirannya akan
berkontribusi untuk meningkatkan kualitas proses belajar peserta didik melalui kegiatan
supervisi akademik, kepala sekolah memastikan bahwa guru melaksanakan tugas
mengajar mereka dengan baik dan peserta didik menerima layanan pembelajaran yang
terbaik. Melalui supervisi akademik, guru diharapkan dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran, dan kepala sekolah juga dapat membuat program pengembangan
profesionalisme guru. Hal ini dapat dicapai bila guru mendapatkan bantuan dari kepala
sekolah dalam mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran
dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran.
Dalam pelaksanaan supervisi akademik, kepala sekolah berlaku adil terhadap semua
guru tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, status sosial
ekonomi, dan yang berkebutuhan khusus dalam mengembangkan kemampuannya
mencapai tujuan pembelajaran.
Pengembangan profesionalsime guru dalam konteks supervisi akademik tidak hanya
fokus pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, tetapi juga
pada pembaharuan komitmen (commitment), kemauan (willingness), dan motivasi
(motivation) guru. Peningkatkan pada kemampuan dan motivasi kerja guru tentu akan
berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran.
Minimal terdapat 3 (tiga) tujuan supervisi akademik dalam peningkatan kualitas
pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
a) Supervisi akademik dilaksanakan untuk membantu guru meningkatkan
kemampuan profesionalnya, yang mencakup pengetahuan akademik, pengelolaan
kelas, keterampilan proses pembelajaran, dan dapat menggunakan semua
kemampuannya ini untuk memberikan pengalaman belajar yang berkualitas bagi
peserta didik.
b) Supervisi akademik dilakukan untuk memeriksa atau memastikan proses
pembelajaran di sekolah berjalan sesuai ketentuan dan tujuan yang ditetapkan.
Kegiatan pengawasan ini dapat dilakukan melalui kunjungan ke kelas-kelas di saat guru
sedang mengajar, percakapan pribadi dengan guru, teman sejawatnya, maupun dengan
peserta didik.
c) Supervisi akademik dilakukan untuk mendorong guru meningkatkan

49
kompetensinya, melaksanakan tugas mengajarnya dengan lebih baik dengan
menerapkan pengetahuan dan keterampilannya, dan memiliki perhatian yang sungguh-
sungguh (commitment) terhadap tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru.
Supervisi akademik berkaitan erat dengan pembelajaran berkualitas, karena proses
pembelajaran yang berkualitas memerlukan guru yang profesional, dan guru
profesional dapat dibentuk melalui supervisi akademik yang efektif. Guru sebagai
pelaku utama dalam proses pembelajaran dapat ditingkatkan profesionalitasnya melalui
supervisi akademik sehingga tercapai tujuan pembelajaran.
Melalui supervisi akademik, refleksi praktis untuk asesmen unjuk kerja guru dapat
dilaksanakan, kesulitan dan permasalahan dalam proses pembelajaran dapat
diidentifikasi, informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola kegiatan
pembelajaran dapat diketahui, dan program tindak lanjut untuk pengembangan
profesionalitas guru dapat disusun. Dengan demikian, supervisi akademik adalah bagian
dari proses pengembangan keberlanjutan profesionalitas guru agar semakin mampu
menyediakan layanan belajar yang berkualitas bagi peserta didik.
2. Supervisi Klinis
Supervisi klinis adalah supervisi akademik yang menggunakan model pendekatan
berbasis permintaan/kebutuhan guru. Supervisi klinis berlangsung dalam bentuk
hubungan tatap muka antara kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala
sekolah/pengawas dan guru. Fokus pengamatan pada saat supervisi klinis adalah hal
yang menjadi permasalahan bagi guru yang disupervisi, dan pengamatan dilakukan
secara teliti dan mendetail. Hubungan antara kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk
kepala sekola/pengawas sebagai supervisor dan guru sebagai hubungan kolegial, bukan
atasan bawahan, karena supervisi klinis dilakukan secara bersama antara kepala
sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala sekolah/pengawas dan guru. kepala
sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala sekolah/pengawas melakukan supervisi klinis
atas dasar permintaan guru yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan proses
pembelajaran, karena itu kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala
sekola/pengawas dalam melaksanakan supervisi didasarkan pada semangat tolong
menolong. Langkah-langkah yang dilakukan dalam supervisi klinis meliputi langkah
awal, observasi, dan umpan balik.

a. Tahap Pertemuan Awal


Pertemuan awal, bertujuan agar kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala
sekola/pengawas dan guru bersama-sama mengembangkan kerangka kerja observasi
kelas yang akan dilaksanakan. Guru yang akan disupervisi menyiapkan CP dan ATP, dan
kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala sekola/pengawas sebagai supervisor
mempelajari dan memahami tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Langkah
selanjutnya menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan supervisi, proses pelaksanaan

50
pembelajaran, dan menentukan aspek-aspek yang akan diobservasi dan cara
mengobservasinya. Hasil akhir pertemuan awal ini adalah kesepakatan (contract) kerja
antara supervisor dan guru.
b. Tahap Observasi Pembelajaran
Tahap kedua dalam proses supervisi klinis adalah mengamati proses pembelajaran
secara sistematis dan objektif, dimana supervisor mengamati guru mengajar
sebagaimana digariskan dalam ATP. Aspek-aspek yang akan diobservasi harus sesuai
dengan hasil diskusi antara supervisor dan guru pada pertemuan awal.
c. Tahap Pertemuan Balikan
Pertemuan balikan atau pertemuan pemberian umpan balik dilakukan segera setelah
melaksanakan observasi proses pembelajaran, dengan ketentuan bahwa hasil observasi
sudah dianalisis terlebih dahulu. Tujuan utama pertemuan balikan ini adalah bersama-
sama membahas hasil pengamatan proses belajar-mengajar yang dilakukan oleh
sekolah. Inti pembicaraan dalam pertemuan balikan ini difokuskan pada identifikasi dan
analisis persamaan dan perbedaan antara perilaku guru dan peserta didik yang
diharapkan dengan perilaku aktual guru dan peserta didik, serta membuat keputusan
tentang apa dan bagaimana langkah yang seharusnya diambil untuk menindaklanjuti
perbedaan tersebut.
B. Evaluasi
Evaluasi di SMK Mitra Maritim Indramayu dikategorikan menjadi 2 (dua), yaitu evaluasi
pembelajaran dan evaluasi kurikulum.
1. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran dimaksudkan untuk mendapatkan data dan informasi yang
diperlukan dalam menentukan sejauh mana dan bagaimana pembelajaran yang telah
berjalan agar dapat membuat asesmen (judgement) dan perbaikan yang dibutuhkan
untuk memaksimalkan hasil pembelajaran peserta didik.
Tujuan dari evaluasi pembelajaran adalah antara lain untuk: (1) meningkatkan hasil
belajar, keterlibatan, dan kepuasan belajar peserta didik; (2) menunjukkan kekuatan
dari program belajar sebagai implementasi kurikulum operasional; (3) mengevaluasi
perubahan terkini dari implementasi yang dilakukan; (4) mengidentifikasi program
belajar yang perlu diperbaiki; (5) mengukur ketercapaian visi dan misi lewat program
yang diajarkan di sekolah; dan (6) sarana pemberian umpan balik pada kompetensi
mengajar guru, yang selaras dengan tujuan dan kebutuhan belajar peserta didik.
Beberapa aspek yang ditinjau dalam evaluasi pembelajaran antara lain: (1) alur
pembelajaran dan tujuan pembelajaran; (2) pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
akan disasar; (3) sumber materi ajar, perlengkapan visual maupun auditori, kesesuaian
dengan tahapan perkembangan anak; (4) persepsi peserta didik dalam proses belajar;
(5) persepsi DUDIKA dalam melihat perkembangan penguasaan kompetensi; dan (6)
persepsi orang tua peserta didik dalam melihat perkembangan peserta didik.

51
Beberapa cara yang ditempuh dalam melakukan evaluasi pembelajaran antara lain
sebagai berikut.
a) Kolaboratif: Melibatkan seluruh stakeholder sekolah.
b) Reflektif: Melihat kembali pencapaian dan kekurangan dari berbagai aspek, jujur,
dan berdasarkan bukti.
c) Berdasarkan Data: Membuat kesimpulan berdasarkan fakta yang ditelaah secara
seksama.
d) Berpusat pada Anak: Mengedepankan kepentingan anak dalam mengambil
kesimpulan maupun keputusan.
e) Fokus pada perbaikan dan pengembangan kompetensi peserta didik.
Kegiatan evaluasi pembelajaran melibatkan berbagai pihak, agar hasilnya objektif
dan mendalam. Pihak-pihak yang terlibat tersebut antara lain: guru mata pelajaran
umum dan kejuruan, wakasek bidang kurikulum, kepala sekolah, peserta didik, orang
tua peserta didik, dan duni industry, dunia usaha, dan dunia kerja.
Langkah terakhir dari evaluasi pembelajaran adalah refleksi dan pemberian umpan
balik, yang dilakukan secara terus menerus dalam keseharian belajar mengajar. Guru
diwajibkan untuk melakukan refleksi mandiri terhadap kriteria kesuksesan yang telah
ditetapkan (Capaian Pembelajaran, ATP, Profil Pelajar Pancasila). Beberapa pertanyaan
yang dapat digunakan guru dalam melakukan evaluasi pembelajaran antara lain data
apa yang dibutuhkan dalam proses evaluasi?; Bagaimana program/pembelajaran
dijalankan?; Faktor apa saja yang memengaruhi keberhasilan program/pembelajaran?;
Faktor apa saja yang menjadi tantangan pelaksanaan program/pembelajaran?; Apa saja
hal-hal yang dibutuhkan untuk meningkatkan keberhasilan pembelajaran?; Bagaimana
pemimpin satuan pendidikan dapat mendukung pengembangan profesional guru?; Apa
saja yang sudah dilakukan dengan baik dalam pelaksanaan pembelajaran?; Faktor apa
saja yang mempengaruhinya?; dan Apa yang perlu diperbaiki ke depannya?. Guru dapat
mengembangkan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang dirasa dapat mengumpulkan
data yang lebih akurat dan mendalam.

2. Evaluasi Kurikulum
Kurikulum operasional SMK Mitra Maritim Indramayu dievaluasi secara periodik, untuk
mendapatkan perbaikan sesegera mungkin. Guru dan/atau instuktur industri setiap hari
membuat catatan secara informal mengenai bagaimana proses belajar berjalan,
bagaimana tujuan belajar tercapai, bagaimana peserta didik merespon proses kegiatan
belajar, bagaimana persepsi DUDIKA. Setelah melakukan asesmen formatif, secara
individual maupun tim, guru dan/atau instruktur industri mereview proses belajar dan
tercapainya tujuan dan melakukan perbaikan maupun penyesuaian terhadap proses
belajar untuk setiap unit pembelajaran. Setiap akhir semester, dan/atau instruktur
industri dan tim melihat kontinum pencapaian, serta setiap akhir tahun pembelajaran,

52
dan/atau instruktur industri dan tim melakukan evaluasi terhadap pencapaian satu
tahun dan bagaimana hal tersebut berkontribusi dengan tujuan sekolah, serta visi dan
misi sekolah. Sumber-sumber informasi yang dapat digunakan dalam melakukan
evaluasi kurikulum antara lain data asesmen: hasil asesmen peserta didik per unit;
proyek peserta didik; survey lulusan; refleksi proses belajar oleh dan/atau instruktur
industri; observasi Kepala Sekolah; karya yang dihasilkan peserta didik; portofolio
peserta didik, dan pameran karya hasil belajar peserta didik.
Dalam pengumpulan informasi untuk evaluasi kurikulum operasional sekolah dilakukan
dengan berbagai metode antara lain: belajar mandiri; melakukan asesmen berupa
refleksi mandiri secara individual terhadap kriteria kesuksesan yang telah ditetapkan
(tujuan belajar, capaian pembelajaran, ATP, profil pelajar pancasila); focus group
discussion dan dialog data per level ajar; melakukan diskusi secara berkelompok untuk
melihat hubungan antar data yang dimiliki pada catatan anekdotal, hasil belajar peserta
didik, serta refleksi dalam self-study, untuk menganalisa masalah dan menarik
kesimpulan, persepsi DUDIKA, serta mengambil keputusan untuk melakukan perbaikan;
kuesioner peserta didik; mengumpulkan persepsi peserta didik terhadap proses,
materi/bahan ajar, serta bagaimana peserta didik memaknai hasil belajarnya; kuesioner
orang tua untuk mengumpulkan persepsi orang tua peserta didik terhadap
perkembangan belajar peserta didik.
C. Pengembangan Profesi
SMK Mitra Maritim Indramayudalam meningkat profesional guru dilakukan dengan
berbagai program, antara lain sebagai berikut.
1. Sertifikasi guru
SMK Mitra Maritim Indramayu memiliki 15 guru belum memiliki sertifikat pendidik
karena masih dalam proses penilaian dan pengajuan. Pengajuan sertifikasi guru
ditetapkan dengan ketat dan berdasarkan pada persyaratan yang telah diterapkan oleh
pusat. Sertifikasi adalah sebagai penghargaan dan peningkatan profesionalitas guru,
sehingga guru yang telah memiliki sertifikasi memiliki etos kerja yang tinggi.
2. Magang industri
Peningkatan profesionalitas pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) dilakukan dengan
magang industri. Setiap tahun sekolah merancang program magang bagi PTK, tetapi
setiap PTK juga diberi kesempatan untuk magang secara mandiri. Magang diutamakan
bagi guru kejuruan untuk meningkatkan kompetensinya.
Perencanaan magang diawali dengan analisis kebutuhan peningkatan kompetensi guru,
selanjutnya disusun prioritas disesuaikan dengan kemampuan pendanaan sekolah dan
kemitraan dengan DUDIKA.
Beberapa DUDIKA mitra sekolah memiliki program magang secara periodik bagi guru
kejuruan. Biaya magang yang dilaksanakan atas dasar kemitraan dilakukan dalam dua
strategi, yaitu: (1) magang dengan biaya penuh dari DUDIKA; dan (2) magang dengan

53
sharing pendanaan antara sekolah dan DUDIKA.
3. Pelatihan kompetensi pedagogik dan profesional
Mengirim beberapa guru atau tenaga kependidikan ke lembaga-lembaga pelatihan.
4. Studi banding
SMK Mitra Maritim Indramayusetiap tahun memberi kesempatan kepada PTK untuk
studi di industri dan pameran karya untuk penambahan wawasan, khususnya untuk
melihat tren di bidang Teknologi Manufaktur dan Rekayasa masa kini dan yang akan
datang, profesi dan jabatan yang ada di industri, manajemen bisnis, pemasaran produk,
kemitraan/kolaborasi dalam berbisnis, kewirausahaan, penerapan teknologi 4.0, serta
isu-isu penting lainnya yang berkaitan dengan industri Teknologi Manufaktur dan
Rekayasa
5. Inovasi karya dan pameran
SMK Mitra Maritim Indramayujuga memberi kesempatan kepada guru kejuruan
melakukan pameran secara periodik di sekolah atau di luar sekolah, dalam rangka
memberikan kesempatan pada guru kejuruan untuk meningkatkan kompetensi dalam
bidang Teknologi Manufaktur dan Rekayasa masing-masing, sehingga diharapkan guru
secara terus menerus meningkatkan kemampuannya dalam bidangnya.
6. Kewirausahaan
Sekolah memberi kesempatan pada guru untuk mengembangkan kemampuan dalam
bidang kewirausahaan, melalui peningkatan usaha mandiri yang telah dilakukan secara
individu atau mendorong guru untuk menjadi pengusaha pemula bekerja sama dengan
DUDIKA.
Tujuan utama dari program ini adalah memberikan keteladanan bagi peserta didik dan
diharapakan guru dapat membimbing peserta didik secara maksimal dalam
berwirausaha, mengingat guru telah memiliki kemampuan nyata dalam bidang
tersebut, sehingga guru tidak sekedar teoritis semata. Di samping itu dengan guru
memiliki usaha secara mandiri akan memberikan inspirasi bagi peserta didik.
7. Seminar, lokakarya, dan keterlibatan dalam MGMP
Sekolah mendorong PTK untuk aktif dalam kegiatan seminar/webinar, lokakarya, dan
kegiatan di MGMP.
8. Studi lanjut
Sekolah memberikan kesempatan kepada PTK untuk melanjutkan studi ke jenjang yang
lebih tinggi. Studi lanjut sampai saat ini dilakukan secara individu, sekolah hanya
memberikan regulasi untuk memermudah proses studinya. Sekolah juga berupaya
untuk mencarikan peluang-peluang beasiswa peserta didik dari pemerintah, lembaga-
lembaga swasta, dan DUDIKA.

54
MODUL
TEMA : KEARIFAN LOKAL

OLEH :

Tim Pengajar Projek Penguatan Profil Pemuda Pancasila dan Budaya Kerja SMK Mitra
Maritim

55
Deskripsi singkat projek Projek pada tema Kearifan Lokal dimaksudkan untuk mengenali
bentuk dan fungsi kearifan local yang ada di daerah Jawa Barat serta menemukan hubungan
antara identitas diri, identitas budayanya dan belajar untuk memahami bahwa identitas
adalahsebuah konsepsi yang dinamis dan selalu berubah.

Tujuan Umum

Sub Tema Modul Kearifan Lokal

untuk menggali dan mengembangkan potensi peserta didik agar memahami


kearifan lokal.

Tahap Temukan • Pengantar Kearifan Lokal


(Mengenali dan
• Bentuk dan fungsi kearifan lokal
membangun kesadaran
• Identitas diri dan kelompok
murid terhadap
pengetahuan lokal ) • Lingkunganku

• menelusuri warisan masa lampaui


Tahap Bayangkan • Pakaian adatku
(Menggali Bentuk-bentuk
• Tarian adatku
kearifan lokal)

Tahap Lakukan • lestarikan budayaku (identifikasi diri dan kelompok)


(Mewujudkan pelajaran • lestarikan budayaku (Menentukan aksi pertunjukan)
yang mereka dapat • lestarikan budayaku (persiapan aksi)
melalui aksi) • lestarikan budayaku (Simulasi aksi)

• Aksi Lestari budayaku


Tahap Bagikan • evaluasi aksi

• Refleksi
(Aksi Pelestarian
• Cerita Perjalanan Aksiku
budayaku)
MODUL AJAR
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA DAN BUDAYA KERJA
TEMA : KEARIFAN LOKAL

SUB-TEMA 01. PENGANTAR MATERI KEARIFAN LOKAL

A. INFORMASI UMUM
Nama Penulis Tim Pengajar P5BK
Sarana dan 1) Gawai/laptop;
Prasarana 2) Akses internet;
3) LCD Proyektor
4) Speker Mini
5) Buku teks;
6) Papan Tulis dan Spidol;
Target Peserta Didik Peserta didik mendefinisikan berbagai bentuk kearifan
local
Relevansi Tema ke Mengimplementasikan kompetensi yang didapat dalam
Sekolah menyelesaikan permasalahan disekitar dengan memaksimalkan
fungsi ruang praktek siswa (RPS)
Alokasi Waktu 7 JP
Fase : (Kelas X)
Jenjang / Kelas SMK / X
Mapel Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya
kerja (P5BK)

B. KOMPETENSI INTI

Deskripsi singkat Projek pada tema kearifan lokal dimaksudkan untuk


mengenali bentuk dan fungsi kearifan local yang ada di
daerah Jawa Timur serta menemukan hubungan antara
identitas diri,identitas budayanya dan belajar untuk
memahami bahwa identitas adalah sebuah konsepsi yang
dinamis dan selalu berubah.

Dimensi Bernalar kritis dan Berkebinekaan global


Elemen Bernalar kritis:
1.Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan
2. Menganalisis dan mengevaluasi penalaran
3. Merefleksikan pemikiran dan proses berfikir
4. Mengambil keputusan

Berkebinekaan Global:
1. Mendalami budaya dan identitas budaya
2. Mengeksplorasi dan membandingkan pengetahuan
budaya, kepercayaan, serta praktiknya
3. Menumbuhkan rasa menghormati
terhadap keanekaragaman budaya
4. Aktif membangun masyarakat yang inklusif, adil, dan
berkelanjutan
Tujuan Spesifik Peserta didik mendefinisikan berbagai bentuk kearifan
local
Peran Guru Fasilitator
Alur Kegiatan Persiapan
 Guru membekali diri dengan pengetahuan akan
definisi dan berbagai bentuk kearifan lokal yang
memiliki hubungan dengan keberlanjutan sumber daya
alam.

Pelaksanaan
 Guru mengawali projek dengan meminta peserta didik untuk
menuliskan pepatah / peribahasa / nasihat- nasihat orang
tua atau orang dewasa yang masih diingat sampai saat ini.
 Setelah peserta didik selesai menulis, guru bersama dengan
peserta didik membahas hasil tulisan peserta didik dan
menanyakan jika ada peserta didik lain yang menuliskan hal
serupa.
 Guru menggali lebih dalam apakah peserta didik tahu arti
dari pepatah / peribahasa / nasihat-nasihat tersebut.
Kemudian guru memberi pengantar bahwa pepatah /
peribahasa / nasihat-nasihat merupakan salah satu bentuk
kearifan lokal.
 Setelah itu, guru bertanya kepada peserta didik tentang
pengertian dan bentuk kearifan lokal yang diketahui.
Beberapa pertanyaan pemantik yang bisa dipakai:
 Apa yang terlintas di pikiranmu ketika mendengar kata
kearifan lokal?
 Menurutmu, apa itu kearifan lokal? Seperti apa
bentuknya?
 Kearifan lokal apa yang kamu ketahui? Berasal dari
daerah mana kearifan lokal tersebut?
 Bagaimana kamu bisa mengetahui bentuk kearifan
lokal tersebut? Apakah kamu tahu atau pernah
4.Tugas
Peserta didik diminta untuk mencari tahu salah satu bentuk
kearifan lokal “Pill Pesenggiri” di daerah Jawa Timur dari
berbagai sumber
Alur Project Project
Virtual kearifan Lokal (Bermain peran)
Guru mempersiapakn berbagai video tentang kearifan
lokal
Guru dan siswa mempersiapkan layar dan lcd sebanyak 4
atau lebih
Setiap layar di diberikan penangung jawab untuk mejaga
dan mengawasi materi (Siswa)
Siswa yang lain sebagai penonton teater virtual secara
pergantian bermain peran sebagai penonton dan bergantian
menjadi pegawai teater.
Guru menilai cara penyampaian dan tutur kata

Asesmen  Rubrik Penilaian membangun impian;


 Refleksi peserta didik;

Pertanyaan 1. Apa yang terlintas di pikiranmu ketika mendengar kata


Pemantik kearifan lokal?
2. Menurutmu, apa itu kearifan lokal? Seperti apa
bentuknya?
3. Kearifan lokal apa yang kamu ketahui? Berasal dari
daerah mana kearifan lokal tersebut?
4. Bagaimana kamu bisa mengetahui bentuk kearifan lokal
tersebut? Apakah kamu tahu atau pernah
Pengayaan dan 1.Pengayaan :
remedial Diberikan pada peserta didik yang telah mencapai Capaian
materi.
2. Remedial :
Diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai Capaian
Pembelajaran, untuk membantu mereka dalam
mencapainya.
Refleksi Peserta Didik 1. Refleksi membekali diri dengan pengetahuan kearifan local
dan Guru pada peserta didik:
 Menurut anda, apakah sudah tergambar apa itu
pengetahuan local,kearifan local dan degredasi
lingkungan?
 Berikan beberapa contoh kearifan local yang ada
didaerah kalian masing-masing ?
 Apakah kalian sudah mengenal salah satu
kearifan lokal daerah tersebut?

LAMPIRAN
1.Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik;
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD);
3. Glosarium;
4. Daftar Pustaka.
MODUL AJAR
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA DAN BUDAYA KERJA TEMA :
KEARIFAN LOKAL

SUB-TEMA 02. BENTUK DAN FUNGSI KEARIFAN LOKAL

C. INFORMASI UMUM
Nama Penulis Tim Pengajar P5BK
Sarana dan Prasarana 1. Gawai/laptop;
2. Akses internet;
3. LCD Proyektor
4. Speker Mini
5. Buku teks;
6. Papan Tulis dan Spidol;
Target Peserta Didik Peserta didik mampu menjadi generasi cinta terhadap
budaya
Relevansi Tema ke Mengimplementasikan kompetensi yang didapat dalam
Sekolah menyelesaikan permasalahan disekitar dengan
memaksimalkan fungsi ruang praktek siswa (RPS)
Alokasi Waktu 2 JP
Fase : (Kelas X)
Jenjang / Kelas SMK / X
Mapel Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya
kerja (P5BK)

D. KOMPETENSI INTI
Deskripsi singkat Projek pada tema kearifan lokal dimaksudkan untuk mengenali
bentuk dan fungsi kearifan local yang ada di daerah Jawa Timur
serta menemukan hubungan antara identitas diri,identitas
budayanya dan belajar untuk memahami bahwa identitas adalah
sebuah konsepsi yang
dinamis dan selalu berubah.
Dimensi Bernalar Kritis dan Berkebinekaan Global
Elemen Bernalar kritis:
1. Memperoleh dan memproses informasi dan
gagasan
2. Menganalisis dan mengevaluasi penalaran
3. Merefleksikan pemikiran dan proses berfikir
4. Mengambil keputusan

Berkebinekaan Global:
1. Mendalami budaya dan identitas budaya
2. Mengeksplorasi dan membandingkan pengetahuan
3. budaya, kepercayaan, serta praktiknya
4. Menumbuhkan rasa menghormati
terhadap keanekaragaman budaya
5. Aktif membangun masyarakat yang inklusif, adil,
dan berkelanjutan
Tujuan Spesifik Mengenali bentuk keairifan local “Budaya Pendalungan”

Peran Guru Fasilitator

Alur Kegiatan Persiapan


 Guru membekali diri dengan pengetahuan akan
salah satu bentuk kearifan lokal: “Budaya
Pendalungan” dan bagaimana dampaknya terhadap
masyarakat Jawa Timur dan masyarakat pendatang.

Pelaksanaan
 Guru meminta peserta didik untuk menceritakan hasil
temuan mereka dari tugas aktivitas 1 tentang “Budaya
Pendalungan”
 Guru memutar video “Budaya Pendalungan” untuk
penguatan dan berjaga-jaga jika ada peserta didik yang
tidak mengerjakan tugas
 Guru menggali lebih dalam pengetahuan peserta didik
akan “Budaya Pendalungan”. Beberapa pertanyaan
pemantik yang dapat dipakai adalah sebagai berikut:
 Menurutmu, mengapa “Budaya Pendalungan” ada?
 Guru lalu menceritakan bentuk kearifan lokal yang
beragam, mulai dari cerita rakyat Jawa Timur, legenda,
lagu daerah Jawa Timur, peribahasa, nasihat, tarian,
dlsb. yang memiliki fungsi beragam
pula.

Asesmen  Rubrik Penilaian;

Pertanyaan Pemantik 1. Apa Itu Budaya Pendalungan?


2. Mengapa Budaya Pendalungan diperlukan dalam
kehidupan masyarakat Jawa Timur ?

Pengayaan dan remedial 1. Pengayaan :


Diberikan pada peserta didik yang telah mencapai Capaian
materi.
2. Remedial :
Diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai Capaian
Pembelajaran, untuk membantu mereka dalam mencapainya.
Refleksi Peserta Refleksi membangun impian peserta didik:
Didik dan Guru  Menurut anda, apakah sudah tergambar apa itu
Budaya Pendalungan?
Menurut anda, Bagaimana penerapan Budaya Pendalungan di
masyarakat Jawa Timur?
 Menurut anda, apakah bisa Budaya Pendalungan dapat
diterapkan disekolah?
 Sebutkan unsur-unsur yang ada didalam Budaya
Pendalungan?
Tujuan Spesifik Mengenali bentuk keairifan local “Budaya
Pendalungan”
Peran Guru Fasilitator
Alur Kegiatan Persiapan
 Guru membekali diri dengan pengetahuan akan
salah satu bentuk kearifan lokal: “Budaya
Pendalungan” dan bagaimana dampaknya terhadap
masyarakat Jawa Timur dan masyarakat
pendatang.

Pelaksanaan
 Guru meminta peserta didik untuk menceritakan hasil
temuan mereka dari tugas aktivitas 1 tentang “Budaya
Pendalungan”
 Guru memutar video “Budaya Pendalungan” untuk
penguatan dan berjaga-jaga jika ada peserta didik yang
tidak mengerjakan tugas
 Guru menggali lebih dalam pengetahuan peserta didik
akan “Budaya Pendalungan”. Beberapa pertanyaan
pemantik yang dapat dipakai adalah sebagai berikut:
 Menurutmu, mengapa “Budaya Pendalungan” ada?
 Guru lalu menceritakan bentuk kearifan lokal yang
beragam, mulai dari cerita rakyat Jawa Timur, legenda,
lagu daerah Jawa Timur, peribahasa, nasihat, tarian,
dlsb. yang memiliki fungsi
beragam pula.

Asesmen  Rubrik Penilaian;


Pertanyaan 1. Apa Itu Budaya Pendalungan?
Pemantik 2. Mengapa Budaya Pendalungan
diperlukan Dalam kehidupan masyarakat Jawa Timur ?

Pengayaan dan 1. Pengayaan :


remedial Diberikan pada peserta didik yang telah mencapai Capaian
materi.
2. Remedial :
Diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai
Capaian Pembelajaran, untuk membantu mereka dalam
mencapainya.
Refleksi Refleksi membangun impian peserta didik:
Peserta Didik  Menurut anda, apakah sudah tergambar apa itu
dan Guru Budaya Pendalungan?
Menurut anda, Bagaimana penerapan Budaya Pendalungan
di masyarakat Jawa Timur?
 Menurut anda, apakah bisa Budaya Pendalungan dapat
diterapkan disekolah?
 Sebutkan unsur-unsur yang ada didalam Budaya
Pendalungan?
LAMPIRAN
1.Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik;
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD);
3. Glosarium;
4. Daftar Pustaka.
MODUL AJAR

PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA DAN BUDAYA KERJA


TEMA : KEARIFAN LOKAL
SUB-TEMA 03. PENGARUH IDENTITAS KELOMPOK PADA IDENTITAS DIRI

E. INFORMASI UMUM
Nama Penulis Tim Pengajar P5BK
Sarana dan Prasarana 1. Kartu Bermain Peran
2. Lembar Kerja Siapakah Aku;
3. Akses internet;
4. LCD Proyektor
5. Speker Mini
6. Buku teks;
7. Papan Tulis dan Spidol;
Target Peserta Didik Peserta didik menjadi personal branding ( Memahami
tentang diri sendiri )
Relevansi Tema ke Mengimplementasikan kompetensi yang didapat dalam
Sekolah menyelesaikan permasalahan disekitar dengan memaksimalkan fungsi
ruang praktek siswa (RPS)
Alokasi Waktu 2 JP
Fase : (Kelas X)
Jenjang / Kelas SMK / X
Mapel Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya
kerja (P5BK)

F. KOMPETENSI INTI

Deskripsi singkat Projek pada tema kearifan lokal dimaksudkan untuk mengenali
bentuk dan fungsi kearifan local yang ada di daerah Jawa Timur serta
menemukan hubungan antara identitas diri, identitas budayanya dan
belajar untuk memahami bahwa identitas adalah sebuah konsepsi
yang
dinamis dan selalu berubah.
Dimensi Bernalar kritis dan Berkebinekaan Global
Elemen Bernalar kritis:
1. Memperoleh dan memproses informasi dan
gagasan
2. Menganalisis dan mengevaluasi penalaran
3. Merefleksikan pemikiran dan proses berfikir
4. Mengambil keputusan

Berkebinekaan Global:
1. Mendalami budaya dan identitas budaya
2. Mengeksplorasi dan membandingkan pengetahuan
3. budaya, kepercayaan, serta praktiknya
4. Menumbuhkan rasa menghormati terhadap
keanekaragaman budaya
5. Aktif membangun masyarakat yang inklusif, adil,
dan berkelanjutan
Tujuan Spesifik Peserta didik mampu mengenal identitasnya
Peran Guru Fasilitator
Alur Kegiatan Persiapan
 Guru mempersiapkan kartu bemain peran dan memahami
cara bermain peran

Pelaksanaan
 Guru membagi peserta didik menjadi 4-5 kelompok. Setiap
kelompok akan diberi satu kartu role play yang tidak boleh
diketahui oleh kelompok lainnya.
(Penjelasan cara bermain ada di halaman selanjutnya)
 Setelah selesai bermain peran, guru merangkum seluruh tebakan
peserta didik pada saat bermain,, misalnya pada peran kelompok
rock dapat ditebak dari simbol tangan, gaya bernyanyi, dan lagu
yang dibawakan. Ciri khas setiap kelompok yang dimainkan oleh
setiap anggota dapat membuat orang lain mengenali kelompok
tersebut. Ini merupakan analogi bahwa identitas kelompok atau
identitas budaya dapat mempengaruhi identitas diri tiap orang di
dalam kelompok tersebut, sebaliknya identitas diri juga dapat
mencerminkan identitas kelompok yang melekat padanya.
 Guru kemudian mengantar peserta didik untuk mengenali identitas
kelompok yang melekat pada diri dengan beberapa pertanyaan
berikut:
 Hal apa yang melekat pada dirimu yang mencerminkan
identitas kelompokmu? (jika terkait kelompok suku maka bisa
jadi logat bicara, aksesoris yang dipakai, dlsb.
 Ceritakan bagaimana proses identitas kelompok itu dapat
melekat pada dirimu. (Apakah kebiasaan di rumah atau
terinspirasi kelompok tertentu)

Tugas
Guru meminta peserta didik untuk memetakan identitas dirinya
dan identitas sosial yang melekat padanya dengan melengkapi
lembar kerja pemetaan identitas diri
“Siapakah Aku?”

Asesmen  Rubrik Penilaian;


 Refleksi peserta didik;
Pertanyaan 1. Siapakah kamu ?
Pemantik 2. Berapakah Usiamu ?
3. Apakah Hobi mu ?
Pengayaan dan 1. Pengayaan :
remedial Diberikan pada peserta didik yang telah mencapai Capaian materi.
2. Remedial :
Diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai Capaian
Pembelajaran, untuk membantu mereka dalam mencapainya.

Refleksi peserta didik:


 Hal apa yang melekat pada dirimu yang mencerminkan
Refleksi Peserta
identitas kelompokmu? (jika terkait kelompok suku maka bisa
Didik
jadi logat bicara, aksesoris yang dipakai, dlsb.
 Ceritakan bagaimana proses identitas kelompok itu dapat
melekat pada dirimu. (Apakah kebiasaan di rumah atau
terinspirasi kelompok tertentu)

LAMPIRAN
1.Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik;
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD);
3. Glosarium;
4. Daftar Pustaka.
MODUL AJAR
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA DAN BUDAYA KERJA
TEMA : KEARIFAN LOKAL

SUB-TEMA 04. IDENTITAS DIRI DAN KELOMPOK

G. INFORMASI UMUM
Nama Penulis Tim Pengajar P5BK
Sarana dan 1. Gawai/laptop;
Prasarana 3. Akses internet;
4. LCD Proyektor
5. Speker Mini
6. Buku teks;
7. Papan Tulis dan Spidol;
Target Peserta Didik Peserta didik menjadi personal branding ( Memahami
tentang diri sendiri )
Relevansi Tema ke Mengimplementasikan kompetensi yang didapat dalam
Sekolah menyelesaikan permasalahan disekitar dengan
memaksimalkan fungsi ruang praktek siswa (RPS)
Alokasi Waktu 4 JP
Fase : (Kelas X)
Jenjang / Kelas SMK / X
Mapel Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya
kerja (P5BK)

H. KOMPETENSI INTI
Deskripsi singkat Projek pada tema kearifan lokal dimaksudkan untuk mengenali
bentuk dan fungsi kearifan local yang ada di daerah Jawa Timur
serta menemukan hubungan antara identitas diri, identitas
budayanya dan belajar untuk memahami bahwa identitas adalah
sebuah konsepsi yang
dinamis dan selalu berubah.
Dimensi Bernalar kritis dan Berkebinekaan Global
Elemen Bernalar kritis:
1. Memperoleh dan memproses informasi dan
gagasan
2. Menganalisis dan mengevaluasi penalaran
3. Merefleksikan pemikiran dan proses berfikir
4. Mengambil keputusan

Berkebinekaan Global:
1. Mendalami budaya dan identitas budaya
2. Mengeksplorasi dan membandingkan pengetahuan
3. budaya, kepercayaan, serta praktiknya
4. Menumbuhkan rasa menghormati terhadap
keanekaragaman budaya
5. Aktif membangun masyarakat yang inklusif, adil,
dan berkelanjutan
Tujuan Spesifik Peserta didik mampu mengenal identitasnya dan bentuk
sebuah kelompok
Peran Guru Narasumber dan Fasilitator
Alur Kegiatan Pelaksanaan
 Guru melihat dan memberi masukan atas lembar kerja
peserta didik, kemudian menceritakan bahwa identitas diri
dapat dipengaruhi oleh orang terdekat, seperti keluarga,
teman, tetangga, dlsb.
 Setelah selesai, peserta didik diminta untuk menyimpan
lembar kerja dengan baik atau mendokumentasikan lembar
kerja tersebut agar dapat dipakai kembali pada kegiatan
berikutnya.
 Guru mengajak peserta didik untuk memetakan identitas
kelompok di mana ia bergabung, misalnya: tim paskibra,
basket, teman bermain dan mengerjakan tugas bersama,
bahkan teman yang sering kumpul bersama di warung
depan sekolah (peserta didik memilih satu kelompok saja)
 Di dalam lembar kerja terdapat pertanyaan pemantik,
seperti:
- Siapa saja anggota dalam kelompok tersebut?
- Apa kekuatan / potensi / kelebihan yang dimiliki teman
- Bahasa apa yang sering digunakan? Jargon apa yang
sering muncul?
- Kegiatan apa yang sering dilakukan bersama- sama,
relasi seperti apa yang dibangun?
- Apakah ada tantangan yang pernah dihadapi bersama-
sama? Misalnya lomba, pertandingan, mengerjakan
tugas bersama dlsb.
- Setelah selesai, guru kemudian menceritakan bahwa
sebuah kelompok dapat membentuk budaya yang
dibutuhkan oleh kelompok itu sendiri, lalu mengajak
peserta didik untuk melihat identitas kelompok
masyarakat adat didaerah Jawa Timur.
- Guru bersama dengan peserta didik merefleksikan video
yang telah ditonton
Asesmen -
Pertanyaan 1. Siapa saja anggota dalam kelompok tersebut?
Pemantik 2. Apa kekuatan / potensi / kelebihan yang dimiliki
teman
3. Bahasa apa yang sering digunakan? Jargon apa yang
sering muncul?
4. Kegiatan apa yang sering dilakukan bersama- sama,
relasi seperti apa yang dibangun?
5. Apakah ada tantangan yang pernah dihadapi
bersama-sama? Misalnya lomba, pertandingan,
mengerjakan tugas bersama dlsb
Pengayaan dan Pengayaan :
remedial Diberikan pada peserta didik yang telah mencapai Capaian materi.
Remedial :
Diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai Capaian
Pembelajaran, untuk membantu mereka dalam mencapainya.

Refleksi Peserta Didik Refleksi peserta didik:


dan Guru  Guru dan peserta didik merefleksikan video yang telah
ditonton.

LAMPIRAN
1.Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik;
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD);
3. Glosarium;
4. Daftar Pustaka.
MODUL AJAR

PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA DAN BUDAYA KERJA


TEMA : KEARIFAN LOKAL
SUB-TEMA 05. TANTANGAN DI SEKITARKU

I. INFORMASI UMUM
Nama Penulis Tim Pengajar P5BK
Sarana dan 1. Gawai/laptop;
Prasarana 2. Akses internet;
3. LCD Proyektor
4. Speker Mini
5. Buku teks;
6. Papan Tulis dan Spidol;
Target Peserta Didik Peserta didik menjadi agen perubahan
Relevansi Tema ke Mengimplementasikan kompetensi yang didapat dalam
Sekolah menyelesaikan permasalahan disekitar dengan
memaksimalkan fungsi ruang praktek siswa (RPS)
Alokasi Waktu 2 JP
Fase : (Kelas X)
Jenjang / Kelas SMK / X
Mapel Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya
kerja (P5BK)

J. KOMPETENSI INTI
Deskripsi singkat Projek pada tema kearifan lokal dimaksudkan untuk mengenali
bentuk dan fungsi kearifan local yang ada di daerah Jawa Timur
serta menemukan hubungan antara identitas diri, identitas
budayanya dan belajar untuk memahami bahwa identitas adalah
sebuah konsepsi yang
dinamis dan selalu berubah.
Dimensi Mandiri, bernalar kritis dan kreatif
Elemen Mandiri:
1.Kemandirian keadaan seseorang dapat berdiri sendiri
2.Tidak bergantung kepada orang lain .

Bernalar kritis:
1. Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan
2. Menganalisis dan mengevaluasi penalaran
3. Merefleksikan pemikiran dan proses berfikir
4. Mengambil keputusan

Kreatif:
1. Menghasilkan gagasan yang original
2. Menghasilkan karya dan tindakan yang original
Tujuan Spesifik Peserta didik mampu memanfaatkan focus indranya
terhadap perubahan lingkungan disekitarnya.
Peran Guru Pendamping dan Fasilitator
Alur Kegiatan Pelaksanaan
 Di dalam kelas, guru mengajak peserta didik untuk
mengingat kembali masalah apa yang terjadi di sekitarnya
yang paling meresahkan baginya.
 Peserta didik diminta menuliskannya pada lembar kerja.
 Setelah itu, guru membentuk kelompok berjumlah 4-5
peserta didik di tiap kelompok, kemudian mengajak peserta
didik untuk pergi ke area luar sekolah untuk merasakan
tantangan atau masalah yang terjadi di lingkungan sekitar
sekolah dengan menggunakan inderanya.
 Peserta didik diminta untuk mendokumentasikan tantangan
atau masalah yang dirasakan.
 Setelah selesai, seluruh peserta didik kembali ke kelas,
melengkapi catatan lembar kerja, lalu perwakilan tiap
kelompok diminta untuk menceritakan masalah yang paling
dirasa meresahkan.
 Guru mengingatkan peserta didik untuk menyimpan lembar
kerja tersebut agar dapat dipakai pada kegiatan
berikutnya.

4.Tugas
Guru meminta peserta didik untuk melakukan
refleksi pada lembar “Sungai Rasa”

LAMPIRAN
1.Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik;
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD);
3. Glosarium;
4. Daftar Pustaka.
MODUL AJAR
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA DAN BUDAYA KERJA
TEMA : KEARIFAN LOKAL

SUB-TEMA 06. MENELUSUR WARISAN MASA LAMPAU

K. INFORMASI UMUM
Nama Penulis Tim Pengajar P5BK
Sarana dan 1. Gawai/laptop;
Prasarana 2. Akses internet;
3. LCD Proyektor
4. Speker Mini
5. Buku teks;
6. Papan Tulis dan Spidol;
Target Peserta Didik Peserta didik mampu mengidentifikasi kearifan local yang
ada di daerah Jawa Timur, susur sejarah Jawa Timur
Relevansi Tema ke Mengimplementasikan kompetensi yang didapat dalam
Sekolah menyelesaikan permasalahan disekitar dengan memaksimalkan
fungsi ruang praktek siswa (RPS)
Alokasi Waktu 2 JP
Fase : (Kelas X)
Jenjang / Kelas SMK / X
Mapel Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya
kerja (P5BK)
L. KOMPETENSI INTI

Deskripsi singkat
Projek pada tema kearifan lokal dimaksudkan untuk mengenali
bentuk dan fungsi kearifan local yang ada di daerah Jawa Timur
serta menemukan hubungan antara identitas diri,identitas
budayanya dan belajar untuk memahami bahwa identitas
adalah sebuah konsepsi yang
Dimensi
dinamis dan selalu berubah.
Elemen
Berkebinekaan Global
Berkebinekaan Global:
1. Mendalami budaya dan identitas budaya
2. Mengeksplorasi dan membandingkan pengetahuan
3. budaya, kepercayaan, serta praktiknya
4. Menumbuhkan rasa menghormati terhadap
keanekaragaman budaya
5. Aktif membangun masyarakat yang inklusif,
adil,
dan berkelanjutan
Tujuan Spesifik Peserta didik mampu mengidentifikasi kearifan local yang ada di
daerah Jawa Timur.
Peran Guru Pendamping dan Fasilitator
Alur Kegiatan Persiapan
 Guru mempersiapkan perjalanan menuju destinasi
virtual yang lekat dengan budaya lokal di wilayah Jawa
Timur

Pelaksanaan
 Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok dan
memberi arahan apa saja yang perlu dipersiapkan peserta
didik sebelum memulai perjalanan.
 Peserta didik diminta untuk menuliskan asumsi tentang
identitas kelompok masyarakat yang dituju.
 Guru bersama dengan peserta didik menuju destinasi secara
virtual
 Peserta didik diminta untuk menelusur dan mengalami yang
ada dalam video bentuk-bentuk kearifan lokal yang ada di
wilayah tersebut.
 Peserta didik diminta untuk mencari tahu tujuan atau
manfaat dari kearifan lokal yang ditemukan

Pengayaan dan Pengayaan :


remedial Diberikan pada peserta didik yang telah mencapai Capaian
materi.
Remedial :
Diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai
Capaian Pembelajaran, untuk membantu mereka dalam
mencapainya.
Refleksi peserta didik:
 Peserta didik diminta langsung untuk mencari tau
Refleksi Peserta
Didik tujuan warisan masa lampau secara virtual.
 Peserta didik diminta langsung untuk mencari tau
manfaat warisan masa lampau secara virtual.
 Mendokumentasikan warisan masa lampau dengan
gaway pribadi

LAMPIRAN
1.Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik;
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD);
3. Glosarium;
4. Daftar Pustaka.
MODUL AJAR
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA DAN BUDAYA KERJA TEMA :
KEARIFAN LOKAL

SUB-TEMA 11 Lestarikan Budaya Lokalku Menentukan Bentuk Aksi

M. INFORMASI UMUM
Nama Penulis Tim Pengajar P5BK
Sarana dan 1. Ruang Pentas
Prasarana 2. Meja dan kursi
Target Peserta Didik Muda Berkarya dan Berkreasi
Relevansi Tema ke Mengimplementasikan kompetensi yang didapat dalam
Sekolah menyelesaikan permasalahan disekitar dengan memaksimalkan
fungsi ruang praktek siswa (RPS)
Alokasi Waktu 4 JP
Fase : (Kelas X)
Jenjang / Kelas SMK / X
Mapel Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya
kerja (P5BK)

N. KOMPETENSI INTI
Deskripsi singkat Projek pada tema kearifan lokal dimaksudkan untuk mengenali
bentuk dan fungsi kearifan local yang ada di daerah Jawa Timur
serta menemukan hubungan antara identitas diri,identitas
budayanya dan belajar untuk memahami bahwa identitas
adalah sebuah konsepsi yang
dinamis dan selalu berubah.
Dimensi Berkebinekaan Global
Elemen Berkebinekaan Global:
1. Mendalami budaya dan identitas budaya
2. Mengeksplorasi dan membandingkan pengetahuan
budaya, kepercayaan, serta praktiknya
3. Menumbuhkan rasa menghormati terhadap
keanekaragaman budaya
4. Aktif membangun masyarakat yang inklusif, adil, dan
berkelanjutan

Tujuan Spesifik Peserta didik mengimplementasikan susur budaya kedalam


pentas seni atas bentuk cinta terhadap budaya
Jawa Timur
Peran Guru Pendamping
Alur Kegiatan Persiapan
Guru bersama peserta didik mempersiapkan pagelaran
gebyar seni Jawa Timur yang dipersiapkan selama satu
semester dan mengatur ruang pameran seni

Pelaksanaan
 Peserta didik siap siaga untuk menampilkan pentas
kesenianya berdasarkan persiapan yang telah dilakukan,
dalam bentuk tarian adat Jawa Timur, pagelaran seni musik,
bersajak pantun dan lain-lain.
 Pengunjung pagelaran terdiri dari pemimpin sekolah, guru,
orang tua ,pentas ini bisa dilakukan pula sbagai bagian acara
pelepasan siswa tingkat atas, dan yang melakukan
pegelaran adalah adik tingkat satu sebagai bentuk hiburan
dan tradisi melekatkan budaya Jawa Timur keseluruh warga
masyarakat sekolah.
 Setelah proses pentas selasai, penilaian dilakukan dengan
cara, setiap pengunjung diberikan stiker bintang pada saat
memasuki ruang pentas, dan penilaian dilakukan dengan
cara pemberian bintang di profil peserta pentas oleh
pengunjung.
 Pemenang penghargaan peserta terbaik adalah peserta
yang memperoleh bintang terbanyak.

Anda mungkin juga menyukai