Anda di halaman 1dari 82

BAB I

PENDAHULUAN

A. Karakteristik Satuan Pendidikan


Penyusunan kurikulum operasional di satuan pendidikan SD Negeri 56 Kendari
disesuaikan kekhasan, kondisi dan pontensi daerah dengan menyelaraskan kondisi satuan
pendidikan dan karakteristik peserta didik dalam satuan pendidikan. Dalam
pengembangannya, kurikulum operasional sekolah akan mengacu pada capaian
pembelajaran yang telah disusun oleh pusat dan diterjemahkan dalam alur tujuan
pembelajaran yang dikonkretkan dalam proses pembelajaran.
Penyusunan dan pengembangan kurikulum operasional di satuan pendidikan SD
Negeri 56 Kendari berfokus kepada pemenuhan kebutuhan peserta didik dengan
mengembangkan kompetensi dalam perubahan kehidupan abad ke-21 yang memuat ciri
khas dan potensi lokal sekolah. SD Negeri 56 Kendari berdomisili pada daerah yang jauh
dari hiruk pikuk keramaian Kota Kendari di sebelah Timur Kota Kendari tepatnya di
Kelurahan Labibia di Kecamatan Mandonga Kota Kendari yang letaknya strategis di
pinggir jalan yang menghubungkan menuju daerah wisata pantai Batu Gong yang ada
didaerah Kabupaten Konawe Propinsi Sulawesi Tenggara. Perekonomian penduduk
mayoritas mengandalkan dari hasil nelayan atau melaut, buruh,dan tukang Ojek dengan
keterjangkauan lokasi yang mudah ditempuh dengan sarana transportasi yang ada.
Lingkungan sekolah berada dekat dengan sarana kesehatan (Puskesmas), olahraga
angkatan Laut dan keagamaan sehingga menjadi salah satu kekuatan pendukung dalam
proses pembelajaran.
Latar belakang peserta didik berada pada tingkat ekonomi rata-rata dengan sarana
prasarana secukupnyadalam mendukung proses pembelajaran baik intrakurikuler maupun
ekstrakurikuler. Latar belakang keagamaan yang mayoritas bahkan hingga 100% adalah
peserta didik beragama Islam. Secara sosial budaya, peserta didik memiliki latar belakang
orang tua yang heterogenberasal dari berbagai kultur budaya yang disebabkan dari
sebagian penghasilan orang tua merupakan nelayan atau melaut, buruh,dan tukang Ojek
meskipun sebagian lagi sebagai karyawan dan wiraswasta bahkan sebagian kecil ASN
Selain itu, minat bakat peserta didik juga yang sangat beragam. Berdasarkan perbedaan
latar belakang tersebut maka memperkuat alasan Profil Pelajar Pancasila mampu
diimplemetasikan secara utuh di SD Negeri 56 Kendari dengan MOTTO ”BERSATU
(Clean, Beautiful, Friendly,Polite, And Orderly, Superior))”. Maka dalam penyusunan
Kurikulum Operasional, karakteristik peserta didik dengan segala latar belakangnya
1
menjadi satu pertimbangan utama agar menjadi pendidikan yang berkeadilan dalam
kebhinekaan.
Tujuan akhir capaian pembelajaran yang terintegrasi dengan Profil Pelajar
Pancasila. Secara umum adalah untuk membentuk karakter peserta didik untuk
menumbuhkan iman, takwa kepada TuhanYang Maha Esa,dan berakhlak
mulia,berkebhinekaan global,mandiri, bernalar kritis, bergotong royong dan kreatif dengan
mengakomodir keragaman tersebut.
B. Landasan PengembanganKurikulum
Landasan yuridis dalam penyusunan kurikulum operasional disatuan pendidikan
SD Negeri 56 Kendari. mengacu pada Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
sebagai arah tujuan pendidikan sekolah. Dan juga mengacu pada (Landasan hukum
penyusunan KurikulumOperasional)
Landasan filosofis sebagai dasar penyusunan kurikulum operasional di satuan
pendidikan SD Negeri 56 Kendari adalah dengan mempertimbangkan budaya bangsa
sebagai akar penopang pendidikan yang akan tumbuh membentuk pendidikan
berkelanjutan. Generasi penerus tetaplah menjadi generasi penjaga kelestarian budaya
namun peka terhadap perkembangan zaman. Pengalaman belajar menjadi poin utama
dalam menguasai kompetensi.
Peserta didik merupakan pewaris budaya bangsa yang kreatif, mandiri dan inovatif.
Proses pendidikan sebagai suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan potensi dirinya sehingga dapat memiliki kecakapan hidup yang
sesuai minat bakat yang mengembangkan kecerdasan spiritual, intelektual, dan kinestetik.
Berdasarkan landasan tersebut, SD Negeri 56 Kendari dengan kekuatan,
kemampuan, dan keinginan untuk selalu berkembang, berharap akan menjawab tantangan
pendidikan dalam memfasilitasi suatu suasana belajar penuh aktivitas, berkarya dan
menyenangkan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik
dari masa lalu dengan membentuk peserta didik sebagai agen Profil Pelajar Pancasila yang
memiliki kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian,
dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism).

1
Landasan Yuridis atau Landasan Hukum dalam penyusunan kurikulum operasional
di satuan pendidikan SDN 56 Kendari mengacu pada :
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
3. PP No 13 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. Permendikburistek nomor 5 tabun2020 standar Kompetensi lulusan pada pendidikan
anak usia dini,jenjang pendidikan dasar dn pendidikan menengah
5 Permendikbud Permendikburistek nomor 7 tahun 2022 standar isi pendidikan anak
usia dini pendidikan dasar dn pendidikan menegah
6 Permendikbud Permendikburistek nomor 56 tahun 2022 tentang pedoman penerapan
kurikulm pemulihasn pembelajaran
7 Keputusan Kepala BSKAP Nomor 008/H/KR/2022 Pencapaian Pembelajaran Pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar Dn Pendidikan Menengah
8 Keputusan Kepala BSKAP Nomor 009/H/KR/2022 Deensi Elemen Dn Sub Elemen
profil Pelajar Pancasila Pada Kurikulum Merdeka
9 Peraturan Daerah Kota Kendari Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah
10 Peraturan Daerah Kota Kendari Nomor 9 Tahun 2019 tentang Kota Layak Anak

BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN

A. Visi
SD NEGERI 56 KENDARI mengusung visi:
“TERWUJUDNYA GENERASI PELAJAR MUDA SEBAGAI
PEMBELAJAR SEPANJANG HAYAT YANG BERKARAKTER,
INOVATIF DAN BERPRESTASI”
Adapun indikator ketercapaian dari visi sesuai dengan variabelnya antara lain:.
a. Pembelajar sepanjang hayat, membentuk generasi yang memiliki motivasi untuk selalu
belajar dan mengembangkan diri.
b. Berkarakter, mengimplementasikan profil pelajar pancasila dalam aktualisasi kehidupan.
c. Inovatif, kemampuan seluruh warga sekolah memaknai keadaan yang dinamis dan selalu
berubah dengan berbagai tantangan dan hambatan menjadi sebuah celah dalam
mengembangkan diri untuk menemukan solusi yang tepat, bermanfaat dan sesuai dengan
keadaan masa kini dan mempersiapkan masa depan
d. Berprestasi, sebagai hasil akhir dalam sebuah proses, prestasi merupakan tolak ukur
sebuah proses. Prestasi tidak hanya berkisar pada kemampuan kognitif dalam ajang

1
prestasi saja namun lebih pada keberhasilan menemukan kemampuan diri,
mengembangkan talenta dan kecakapan hidup yang bermanfaat
B. Misi
1. Merancang pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dan mampu memotivasi
peserta didik untuk selalu belajar dan menemukan pembelajaran.
2. Membangun lingkungkan sekolah yang membentuk peserta didik memiliki akhlak mulia
melalui rutinitas kegiatan keagamaan dan menerapkan ajaran agama melalui interaksi
disekolah
3. Membangun lingkungan sekolah yang bertoleransi dalam kebhinekaan global, mencintai
budaya lokal, dan menjunjung nilai gotong royong
4. Membangun kemandirian, nalar kritis dan kreativitas yang memfasilitasi keragaman
minat dan bakat peserta didik.
5. Mengembangkan program sekolah yang membentuk ide dan gagasan cepat tanggap
terhadap perubahan yang terjadi untuk merancang inovasi
6. Mengembangkan dan menfasilitasi peningkatan prestasi peserta didik sesuai minat dan
bakatnya melalui proses dan pendampingan dan kerja sama dengan orang tua peserta
didik.

Dalam upaya mengimplementasikan visi sekolah,SD Negeri 56 Kendari menjabarkan misi


sekolah sebagai berikut:
Tujuan
Tujuan yang diharapkan oleh SD Negeri 56 Kendaridalam implementasi kurikulum sebagai
bentuk dan cara mewujudkan misi sekolah yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Jangka Pendek (1 Tahun ke depan)


1. Mengoptimalkan sarana prasaran sekolah untuk menunjang rancangan pembelajaran yang
memotivasi keinginan siswa untu selalu belajar.
2. Menyelenggarakan sistem penilaian dengan sistem digitalisasi.
3. Membentuk peserta didik yang taat dan tepat waktu melaksanakan ibadah.
4. Meningkatkan simpati dan empati peserta didik dalam kepedulian sosial
5. Merancang program sekolah untuk mengenalkan implementasi kebhinekaan golbal di
masyarakat.
6. Merancang pembelajaran yang bangg akan potensi daerah.
7. Menerapkan pondasi gotong royong dalam kegiatan kelas hingga sekolah.
8. Melaksanakan program dan pembelajaran hots untuk memperkuat bernalar kritis dan
kreativitas.
9. Melaksanakan pembelajaran untuk mengasah kemampuan literasi dan numerasi.
10. Mempertahankan prestasi yang sudah tercapai sebelumnya.

2. Tujuan Jangka Menengah (2-3 tahun kedepan)


1. Merancang pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perbedaan kemampuan kognitif
peserta didik mengarahkan pada keterampilan dan kecakapan hidup sesuai bakat dan
minat

1
2. Skolah mampu melaksanakan penilaian secara akuntabel dan valid dengan sistem
digitalisasi.
3. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menghafal surat-surat pendek
4. Membudayakan gerakan kebersihan sebagian daripada iman.
5. Meningkatkan kecintaan dan kebanggan terhadap potensi daerah
6. Melakukan kerjasama dengan stekholder daerah atau corporate social responsibility (csr)
perusahaan untuk merancang program pembelajaran berbasis budaya lokal
7. Memotivsi peserta didik menggagas inovasi sederhana untuk memberikan solusi dalam
kehidupannya
8. Menyelenggarak kegiatan ekstrakurikuler yang optimal dalam mengembangkan prestasi
sesuai bakat dan minat dan potensi peserta didik

3. Tujuan Jangka Panjang (4 tahun kedepan)


a. Merancang pembelajaran dengan model pembelajaran yang menjadi ciri khas sekolah
b. Menghasilkan lulusan yang memiliki mental pembelajar sejati
c. Membentuk peserta didik yang berakhlak mulia dan selalu peduli sosial dalam toleransi
beragama.
d. Menyususn pembelajaran dengan bahan ajar mandiri untuk meningkatkan kecintaan pada
budaya lokal
e. Menjalin kerjasama dengan pihak luar ( sanggar,perguruan tinggi,dan dunia usaha serta
industri) untuk melengkapi program sekolah yang menfasilitasi berbagai keragaman
potensi minat dan bakat peserta didik
f. F.membudayakn lingkungan belajar dan karakter inovatif cepat tanggap dilingkungan
sekolah.
g. Membangun budaya dan kultur sekolah yang kompetitif dan positif.
h. Menyediakan fasilitas untuk mengembangkan kreativitas, inovasi dan minat bakat peserta
didik

Kompetensi Karakteristik Kekhasan LulusanSekolah

Sekolah sebagai tempat menempuh ilmu pengetahuan dan pembentukan


karakter generasi bangsa. Profil Pelajar Pancasila diharapkan mampu membentuk
sumber daya manusia yang unggul sebagai pembelajar sepanjang
hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai- nilai
Pancasila.
Dalam pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah, maka disusun kompetensi
lulusan peserta didik SD Negeri 56 Kendarisebagai alat ukur pencapaian kurikulum
dan target pelaksanaan proses pembelajaran pelaksanaan kurikulum operasional SD
Negeri 56 Kendari.
Adapun kompetensi lulusan SD Negeri 56 Kendarimempertimbangkan
dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara berimbang sesuai capaian
pembelajaran pada setiap fase di sekolah dasar, membentuk Profil Pelajar

1
Pancasila, dan inovatif, tangguh dan memiliki kecakapan hidup yang dibutuhkan
untuk masadepannya.
Berikut adalah kompetensi lulusan yang ingin dicapai SD Negeri 56
Kendari Memiliki perilaku yang menunjukkan akhlak mulia.
1. Memiliki dan menjunjung nilai harmonisasi keragaman dan gotongroyong.
2. Memiliki pengetahuan dan keterampilan sebagai dasar mengembangkan
kecakapan hidup.
3. Memiliki kemampuan bernalar kritis dan berkomunikasiefektif.
4. Memiliki kreativitas, kemandirian dan inovatif dalam menjawab tantangan
perkembangan zaman.
5. Membentuk individu sebagai pembelajar sepanjang hayat yang berpikir global
dengan tetap menjunjung nilai budayabangsa.
Adapun kriteria untuk kelulusan peserta didik dari SD Negeri 56
Kendariadalah sebagai berikut:
a. menyelesaikan seluruh programpembelajaran,
b. memiliki deskripsi sikap minimal baik sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan,
c. lulus ujiansekolah,
d. mencapai nilai rata-rata pencapaian minimal sekolah paling rendah 70,
e. ditetapkan rapat pleno dewan guru dan kepalasekolah.

1
BAB III

PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN
DAN RENCANA PEMBELAJARAN

A. Pengorganisasian Pembelajaran
1. Alur Penyusunan Rancangan Kurikulum Operasional di Satuan
Pendidikan
Kurikulum operasional di satuan pendidikan SD Negeri 56 Kendari
merupakan sebuah bentuk kurikulum operasional untuk melaksanakan Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum yang telah dibuat oleh pusat, baik capaian
pembelajaran, prinsip pembelajaran dan asesmen serta Profil Pelajar Pancasila.
Kurikulum operasional di satuan Pendidikan ini merupakan bentuk penyesuaian
dari kerangka yang disusun pusat dengan menyelaraskan potensi daerah,
kemampuan sekolah dan latar belakangpeserta didik.

Gambar 1. Alur PerancanganKurikulum

Kurikulum operasional di satuan pendidikan disusun mulai dengan


menganalisis mata pelajaran yang akan dimuat dalam kegiatan intrakurikuler
dengan system reguler.Kegiatan intrakurikuler ini dikemas sebagai pembelajaran
rutin enam hari efektif setiap minggunya. Hasil analisis mata pelajaran akan
dilanjutkan dengan mengemas pilihan pembelajaran dalam bentuk tematik dan atau
parsial dengan mengintegrasikan Profil Pelajar Pancasila didalamnya,
kemudian dikemas dalam bentuk yang lebih mengerucut dalam rencana
1
sdn56kdi@gmail.com Page 7
pelaksanaan pembelajaran yang bersifat reflektif.
Dalam menentukan pembelajaran tematik dan parsial. SD Negeri 56
Kendari mempertimbangkan prinsip pembelajaran, penentuan materi esensial dan
juga pengolaborasian pembelajaran terpadu dengan mengambil tema-tema yang
kontekstual dengan peserta didik, mudah dipahami dan dieksplorasi, dan up-date
dengan perkembangan informasi.
2. Intrakurikuler
a. Mata PelajaranUmum
Mata pelajaran yang dilaksanakan oleh SD Negeri 56 Kendari tahun pelajaran
2023/2024 adalah Pendidikan Agama Islam sebagai agama mayoritas peserta didik,
PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial, Seni dan
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Untuk Pendidikan Agama yang lain
maka tetap mendapatkan porsi yang sama dengan Pendidikan Agama Islam dengan
melakukan kerjasama dengan pihak terkait untuk penyediaan tenaga pendidik.
Sedangkan untuk mata pelajaran Seni, SD Negeri 56 Kendarimengakomodir, Seni
lukis/Rupa, seni teater dan Seni Tari.
Pembelajaran dibuat tematik terpadu untuk mata pelajaran PPKn, Bahasa
Indonesia dan IPAS dan Seni. Sedangkan untuk Pendidikan Agama Islam.
Matematika dan PJOK dilakukan parsial. Rencana pembelajaran tematik dan mata
pelajaran memuat tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan penilaian yang
lengkap. Tujuan pembelajaran dibuat terukur, sehingga dapat terlihat progress dan
umpan balik yang jelas pencapaiannya. Dalam kegiatan inti harus tersirat implentasi
model pembelajaran (contohnya: problem based learning, project based learning
dan inquiry based learning dan lainnya) dan strategi pembelajaran yang beragam
untuk mengakomodir perbedaan karakteristik peserta didik. Diharapkan variasi
model pembelajaran bermanfaat untuk mengingkatkan kemampuan peserta didik
dalam menemukan “AHA”, menyampaikan ide dan gagasan, menemukan solusi,
menghasilkan produk dan mengasah kemampuan literasinumerasi.
Rencana pembelajaran bersifat reflektif. Kontinuitas pembelajaran dapat
terlihat dengan harapan tidak terjadi gap dan miskonsepsi dari pembelajaran
sebelumnya. Dapat disusun mingguan yang tertuang ke dalam jadwal
pembelajaran mingguan, namun catatan refleksi menjadi tambahan dalam kegiatan
pembelajaran selanjutnya.

1
sdn56kdi@gmail.com Page 8
Gambar 2. Alur Pelaksanaan Pembelajaran

Selain mata pelajaran umum,SD Negeri 56 Kendaripun mengakomodir


bahasa daerah sebagai salah satu mata pelajaran wajib. Bahasa tolaki/bugis
merupakan bahasa ibu bagi masyarakat Kota Kendari di wilayah tertentu. Bahasa
daerah juga menjadi bahasa pengantar pembelajaran di kelas-kelas awal SD.
Melalui pembelajaran bahasa daerah diperkenalkan kearifan lokal sebagai landasan
etnopedagogis. Pembelajaran bahasa dan sastra daerah diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa
Daerah dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan
apresiasi terhadap budaya dan hasil karya sastradaerah.
Desain pembelajaran mata pelajaran Bahasa Daerah diturunkan dari
kompetensi yang telah disusun oleh tim pengembang kurikulum Bahasa Daerah
Kota Kendari Konten dalam Bahasa Daerah sama halnya dengan Bahasa Indonesia
yang terdiri dari 4 elemen kebahasaan.

b. PengembanganDiri

Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik


untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,
dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru,atau tenaga
kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang
berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial belajar, dan
pengembangan karir peserta didik.
Penilaian pengembangan diri dilakukan secara kualitatif. Adapun tahapan

1
sdn56kdi@gmail.com Page 9
kegiatan pengembangan diri dilakukan dengan cara:
1) Identifikasi yang meliputi daya dukung, potensi bakat dan minat peserta didik
dan potensidaerah.
2) Pemetaan untuk:
a) Jenis layanan pengembangandiri
b) Petugas yangmelayani
c) Peserta didik yangdilayani
3) Pelaksanaanprogram
a) Pelaksanaan ( Orentasi, pemantapan, pengembangan )
b) Monitoring Pelaksanan
c) Penilaian ( terjadwal, terstruktur, kualitatif )
4) Analisis hasil penilaian (berbasis data, proporsional, realistis, valid,
transparan dan akuntabel)
5) Pelaporan berupa format deskripsi dalam buku laporan pengembangan diri.
Pilihan pengembangan diri di SD Negeri 56 Kendari adalah sebagai berikut:
1) Bahasa Inggris. Pembelajaran Bahasa Inggris merupakan program unggulan
SD Negeri 56 Kendari yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
berbahasa Inggris peserta didik melalui berbicara, menulis dan
mendengarkan. Konten materi lebih mengedepankan kepada hal-hal
sederhana yang dapat ditemukan dalan kehidupan sehari-hari seperti
perkenalan diri, keadaan di rumah, kelas, sekolah dan lingkungansekitar.
2) TIK. Pembelajaran TIK merupakan program unggulan SD Negeri 56 Kendari
yang bertujuan mempersiapkan peserta didik dalam menyongsong abad
milenial,revolusi Industri 4.0 yang dilakukan serba komputerisasi dan serba digital. Materi
pembelajaran komputer diawali dari pengenalan sederhana komputer, tool-tool yang yang
ada dikomputer.
3) Pencak Silat, merupakan salah satu kearifan lokal di Kota kendari yang
dikenalkan di sekolah untuk meningkatkan rasa cintaterhadap
budaya lokal sebagai salah satu seni bela diri tradisional.
4). Bulu tangkis merupakan olahraga yang sangat diminati peserta didik SD
Negeri 56 Kendari untuk melatih peserta didik dalam mengalang persatuan
Dan kesatuan memupuk rasa kebangsaan dan rasa nasionalisme
c. ProgramInklusif
SD Negeri 56 Kendari belum termasuk sekolah inklusif, namun SD Negeri
56 Kendari tetap mengusung keadilan dalam pendidikan dimana satuan pendidikan
menerima peserta didik dengan berbagai latar belakang kemampuan diri. Untuk
alasan tersebut, SD merancang program inklusif dalam bentuk program individu
yang dapat memfasilitasi peserta didik berkebutuhan khusus dengan kategori

1
sdn56kdi@gmail.com Page 10
rendah.

Program individu disusun dengan penyesuaian kebutuhan masing- masing


peserta didik, baik akademik maupun non-akademik. Program ini disusun oleh tim
guru dengan melibatkan orang tua dan terapis atau psikolog. Hal utama yang
diperhatikan dalam proses penyusunan program ini adalah bagaimana peserta didik
dengan kebutuhan khusus mampu melakukan kecakapan dasar, keterampilan hidup,
dan penumbuhan percaya diri. Kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan
kompetensi baca, tulis hitung, cara bersosialisasi dan kemandirian merupakan
bentuk program individu tersebut. Program ini pun akan dilakukan evaluasi secara
berkala setiap tiga bulan sekali atau bisa lebih cepat jika ada kondisi khusus untuk
penyesuaian sehingga dapat terlihat bagaimana perkembangan peserta didik.
Pengondisian dalam lingkungan belajar dan bermain menjadi fokus utama
lainnya sehingga peserta didik mampu belajar hal positif dari lingkungan
sekitarnya, penerimaan yang baik dari lingkungan sekitar dan terhindar dari kasus
bullying.
3. Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Dalam kurikulum operasional di satuan pendidikan SD Negeri 56
Kendaridirancang pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan Profil Pelajar
Pancasila. Pembelajaran ini masuk ke dalam ko-kurikuler yang dirancang dalam
sesuai tema besar yang telah ditentukan dengan mengintegrasikan beberapa mata
pelajaran sebagai bentuk proyek implementasi Profil Pelajar Pancasila di
satuanpendidikan.
Penguatan Profil Pelajar Pancasila dikemas dalam dua proyek utama yangdapat
ditampilkan secara terpadu dari mulai kelas 1 sampai 6. Pengalokasian waktu untuk
kegiatan ini terpisah dari alokasi waktu kegiatan intrakurikuler sehingga tidak
mengurangi kegiatan regular mingguan. Selain kedua proyek besar tersebut,
dimensi Profil Pelajar Pancasila pun dikembangkan dalam proses pembelajaran
intrakurikuler dalam pembelajaran tema dan mata pelajaran, dan kegiatan
ekstrakurikuler.
Pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila
diselaraskan dengan potensi lokal yang menjadi ciri khas satuan pendidikan,
capaian operasional pembelajaran, dapat mengakomodir keragaman minat bakat
peserta didik dan mampu mengembangkan kecakapan hidup peserta didik.
Penguatan Profil Pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi yaitu beriman,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan
1
sdn56kdi@gmail.com Page 11
global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.

1
sdn56kdi@gmail.com Page 12
Gambar 3. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek

Dalam membuat rancangan pembelajaran berbasis proyek terdapat langkah-


langkah yang harus disusun secara bertahap mulai dari mengidentifikasi masalah
dengan pertanyaan pemicu yang diambil dari permasalahan kontekstual
implementasi Profil Pelajar Pancasila kemudian merancang proyek secara
kolaboratif antara guru dan peserta didik disertai program penjadwalan yang
disepakati, setelah itu dilanjut ke tahap pelaksanaan. Di bagian akhir ada presentasi
hasil yang akan dievaluasi dan kemudian menjadi refleksi untukperbaikan.

Gambar 4. Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek

Pada tahun pelajaran 2023/2024, pembelajaran berbasis proyek penguatan Profil Pelajar
Pancasila mengusung implemetasi nilai-nilai Pancasila. Diawali dengan menganalisis
permasalahan kontekstual yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari kemudian menentukan
proyek dalam bentuk hasil karya tulis, gerak dan seni, jiwa kewirausahaan dan potensi sumber
daya alam dan budaya lokal di sekitar satuan pendidikan. Proyek ini dikembangkan per jenjang
1
sdn56kdi@gmail.com Page 13
kelas dengan bimbingan guru kelas dan guru mata pelajaran yang kemudian digabungkan
dalam satu event di akhir proyek di tiap-tiap akhir semester. Proyek pertama yang akan
dilaksanakan pada bulan Desember 2022 dengan mengambil tema kewirausahaan yang
mengusung pemanfaatan potensi dan budaya daerah dalam menanggulangi masalah lingkungan
di sekitar sekolah. Proyek kedua dilaksanakan pada bulan Mei bertema Cerlang Budaya Daerah
yang mengemas drama musikal untuk menampilkan proses riset budaya peserta didik untuk
menjadi duta budaya Kota kendari menampilkan pakain adat yang dari seluruh nusantara.
Proyek ini pun sebagai bentuk peringatan Hari Pendidikan Nasional dan Hari Kebangkitan
Nasional yang merupakan tonggak sejarah dalam dunia pendidikan yang mengusung persatuan
dan kesatuan bangsa.
Tahap terakhir adalah tercapainya tujuan akhir dari pembelajaran berbasis proyek
ini, yaitu selain untuk mengimplementasikan dalam keseharian sebagai agen Profil Pelajar
Pancasila, juga untuk merancang pembelajaran ko-kurikuler yang inovatif, menarik dan capaian
pembelajaran yang terkemas berbeda. Pembelajaran ini juga bentuk penguatan karakter yang
membudaya pada satuan pendidikan.
4. Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan penunjang di SD Negeri 56
Kendarisebagai suplemen dalam pendidikan untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan
peserta didik sesuai dengan bakat dan minat serta kompetensi lainnya.
Kegiatan ekstrakurikuler SDN 56 Kendari meliputi:

Indikator Keberhasilan dan Implemetasi Profil Pela


NO Jenis Kegiatan jar Pancasila Sasaran
A Studi klub
1 Science Club Mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi komp Kelas 4-5
etisi atau kejuaraan untuk menjadi yang terbaik dalam
bidangnya masing-masing dengan karakter yang mandi
ri dan memiliki kreativitas.
B Olah raga
1 Bulu Tangkis Mempersiapkan peserta didik dalam mengembangkan Kelas 3-6
dan meningkatkan kemampuan olah raga karate, catur,
silat dan bulu tangkis dengan karakter yang mandiri da
n gotong royong
C Seni dan budaya
1 Mempersiapkan peserta didik dalam mengembangkan Kelas 1-6
Seni lukis dan meningkatkan kemampuan seni lukis dan teater ya
2 Seni teater ng berkarakter kebhinekaan global, mandiri dan kreatif.

1
sdn56kdi@gmail.com Page 14
NO Jenis Kegiatan Indikator Keberhasilan dan Implemetasi Profil Sasaran
Pelajar Pancasila

2 Kriya Mempersiapkan peserta didik dalam Kelas 1, 2, 3


mengembangkan dan meningkatkan kreativitas pengelolaan sampah
dan inovasi dalam pembuatan kriya dari bahan plastik.
dasar alam dan pengelolaan sampah.
Kelas 4, 5, 6
pembuatan kriya dari
kerang laut

D Keorganisasian

Mempersiapkan peserta didik agar memiliki 4,5 kelas 6


sikap kepemimpinan, kebhinekaan global,
1 Pramuka kemandirian, kreatif, disiplin, tanggungjawab dan
semangat nasionalisme.
UKS dan Dokter Mempersiapkan peserta didik agar memiliki Kelas 4, 5
2 Kecil sikap yang mengutamakan kebersihan sebagian dan 6
daripada iman yang mengembangkan nilai
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia dalam kemandirian, bergotong
royong, bernalar kritis dan kreatif dalam menjadi
agen pelopor cinta kebersihan dan kesehatan.

3 Kelas 1
Mempersiapkan peserta didik agar memiliki sampai dengan kelas 6
Pramuka sikap kepemimpinan, kebhinekaan global,
kemandirian, kreatif, disiplin, tanggungjawab
dan semangat nasionalisme.

5. Aktualisasi Budaya Sekolah

Kegiatan pembiasaan merupakan budaya sekolah yang dilaksanakan setiap hari sebagai
upaya pendidikan pembentukkan karakter peserta didik sebagai implementasi Profil Pelajar
Pancasila. Kegiatan pembiasaan dilaksanakan secara rutin, baik harian, mingguan, bulanan dan
tahunan, dan tehnik pelaksanaannya ada yang terstruktur dan spontan atau berupa direct dan
indirect learning, yang bertujuan melatih dan membimbing peserta didik bersikap dan
berperilaku dengan menananmkan nilai-nilai karakter baik sehingga menjadi habituasi yang
terinternalisasi dalam hati dan jiwa pesertadidik.
Berikut adalah budaya sekolah yang dilaksanakan di SD Negeri56 Kendari:
a) Kegiatan Harian, terdiri darikegiatan:
1) Penyambutan pesertadidik
2) Pembiasaan cucitangan
3) Membaca Asmaul Husna di depan kelasmasing-masing
1
sdn56kdi@gmail.com Page 15
4) One day one surah (Surat pendek AlQuran)
5) Menyanyikan lagu daerah dankebangsaan
6) Infaqshodaqoh
7) Gerakan Pungut Sampah(GPS)
8) Literasipagi
b) Kegiatan Mingguan, terdiri darikegiatan:
1) Upacara
2) Pramuka
3) Kerja Bakti
c) Kegiatan bulanan merupakan kegiatan yang dilaksanakan setiap bulan pada hari Sabtu
ke-4 bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kompettitif, sportif dan keberanian, yaitu
dengan melaksanakan student’s performances. Kegiatan bulanan terdiri darikegiatan:
1) Cerita pengalamandiri
2) Tantangan Mendongeng
3) Pidato dan pildacil
d) Kegiatan tahunan ini dilaksanakan setahun sekali yang bertujuan menanamkan dan
meningkatkan kesadaran peserta didik untuk menjalankan perintah Tuhan Yang Maha Esa,
menumbuhkan rasa cinta tanah air, membentuk kecakapan hidup dan mengembangkan minat
bakat peserta didik yang percaya diri,seperti:
1) Bakti sosial di bulanRamadhan.
2) Peringatan hari kemerdekaan Indonesia
3) Pameran kelas
4) Class’Competition
e) Kegiatan insidentil yaitu kegiatan yang dilakukan sewaktu-waktu disesuaikan dan
kondisi riil dan situasi nyata seperti aksi donasi korban Bencana Alam, menengok teman yang
sakit, aksi donasi buku dan lainsebagainya.
f) Kegiatan life skill merupakan kegiatan yang dilaksankan baik di sekolah maupun di
rumah yang bertujuan untuk memberikan bekal kepada peserta didik untuk berinteraksi dalam
sosial kemasyarakatan dan keterampilan dirinya. Materi pengembangan life skill antaralain:
1) Cara mengambil dan menyimpan buku.
2) Tata carrabertamu
3) Cara mengucapkan salam.
4) Cara berbicara yangsantun.

6. Pengaturan Waktu Belajar

Pengaturan waktu belajar intrakurikuler setiap mata pelajaran di SD Negeri 56

1
sdn56kdi@gmail.com Page 16
Kendaridari kelas 1 dan kelas 4 akan dikemas tematik dan sebagian parsial secara reguker per
minggu. Selain itu teerdapat pembelajaran berbasis proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila
dalam bentuk kegiatan kokurikuler.

1
sdn56kdi@gmail.com Page 17
1
sdn56kdi@gmail.com Page 18
Banyak JP Kegiatan Proyek Total
Mata Pelajaran Per Minggu Reguler Profil Per
No Per Pelajar Tahun
Minggu Pancasila

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 JP 108 36 144

2 PPKn 4 JP 144 36 180

3 Bahasa Indonesia 6 JP 198 56 252

4 Matematika 5 JP 170 46 216

5 Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial 5 JP 170 46 216


Seni (Pilihan minimal
1) Seni Musik
Seni Rupa
Seni
6 Teater 3 JP 108 36 144
Seni
Tari
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
7 3 JP 108 36 144
Kesehatan (PJOK)
8 Muatan Lokal (Bahasa Rejang) 2 JP 76 -

Total 28 JP 1006 290 1296


Pengemasan Proyek Profil Pelajar Pancasila berada di luar jam pembelajaran regular
dengan komposisi 20-30% dari alokasi waktu selama satu tahun. Sehingga proyek ini tidak
mengganggu atau mengurangi jumlah jam pembelajaran intrakurikuler.

1
sdn56kdi@gmail.com Page 19
Setelah analisis kebutuhan mapel, maka akan disusun analisis operasional sebagai turunan
dari capaian pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran yang telah disediakan pusat. Analisis
ini akan diselaraskan dengan muatan lokal dan potensi daerah juga program sekolah dengan
menghitung alokasi waktu yang tidak membebani peserta didik agar kenyamanan dan
kebahagiaan dalam belajat tetap terjaga utuh. Kurikulum operasional di satuan Pendidikan SD
Negeri 56 Kendarimempertimbangkan karakteristik peserta didik yang beragam dan
mengedepankan proses dinamis yang reflektif dalam proses pelaksanaannya sehingga tujuan
akhir profil peserta didik sesuai dengan yang diharapkan pada visi, misi dan tujuansekolah.
7. Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar,
waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
Pengembangan Kalender Pendidikan SD Negeri 56 Kendari. mengacu pada rambu-rambu
sebagai berikut:
1. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan, yaitu pada bulan Juli 2023.
2. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan MenteriPendidikan

3. Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya
keagamaan dan Kepala Daerah tingkat kabupaten/kota.
4. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Waktu pembelajaran efektif adalah
jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk
seluruh mata pelajaran termasuk muatanlokal.
5. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat
berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari
libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur
khusus.
6. Kalender Pendidikan SD Negeri 56 Kendaridisusun dengan berpedoman kepada
kalender pendidikan dinas pendidikan kepemudaan dan olahraga Kota Kendari yang
disesuaikan dengan programsekolah.
Berikut alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya beserta
kalender pendidikan SD Negeri 56 Kendari tahun pelajaran 2023/2024.

No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

1
sdn56kdi@gmail.com Page 20
1 Minggu efektifbelajar Minimum Digunakan untuk kegiatan
36 minggu dan pembelajaran efektif pada
maksimum setiap satuan pendidikan
40 minggu

2 Jeda tengah semester Maksimum 2 Satu minggu setiap semester


minggu
3 Jeda antarsemester Maksimum 2 Antara semester I dan II
minggu

4 Libur akhir tahun Maksimum 3 Digunakan untuk


pelajaran minggu persiapan kegiatandan
administrasi akhir dan awal
tahun pelajaran

5 Hari libur keagamaan 2 – 4 minggu Libur keagamaan yang


disesuaikan dengan kebijakan
pemerintah daerah
6 Hari libur umum/nasional Maksimum 2 Disesuaikan dengan
minggu Peraturan Pemerintah

7 Hari libur khusus Maksimum 1 Untuk kegiatan tertentu


minggu
8 Kegiatan khusus sekolah Maksimum 3 Digunakan untuk
minggu kegiatan yang
diprogramkan secara
khusus oleh sekolah tanpa
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif

1
sdn56kdi@gmail.com Page 21
1
sdn56kdi@gmail.com Page 22
KALENDER PENDIDIKAN
SD NEGERI 56 KENDARI
TAHUN 2023/2024

No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

1 Minggu efektif belajar Minimum Digunakan untuk kegiatan


36 minggu dan pembelajaran efektif pada
maksimum setiap satuan pendidikan
40 minggu

2 Jeda tengah semester Maksimum Satu minggu setiap


2 minggu semester

3 Jeda antar semester Maksimum Antara semester I dan II


2 minggu

4 Libur akhir tahun Maksimum Digunakan untuk persiapan


pelajaran 3 minggu kegiatan dan administrasi
akhir dan awal tahun
pelajaran

5 Hari libur keagamaan 2 – 4 minggu Libur keagamaan yang


disesuaikan dengan
kebijakan pemerintah daerah
6 Hari libur umum/nasional Maksimum Disesuaikan dengan
2 minggu Peraturan Pemerintah

7 Hari libur khusus Maksimum Untuk kegiatan tertentu


1 minggu

1
sdn56kdi@gmail.com Page 23
1
sdn56kdi@gmail.com Page 24
1
sdn56kdi@gmail.com Page 25
B. Rencana Pembelajaran
Rencana pembelajaran disusun secara rutin untuk memetakan dan
merencanakan proses pembelajaran secara rimci. Rencana pembelajaran
merupakan kompas bagi guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran
berpusat pada peserta didik yang tetap mengusung kegiatan pembelajaran yang
menarik, menyenangkan dan memotivasi peserta didik menjadi pembelajar
sepanjang hayat.
Tujuan dari penyusunan Rencana pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Pembelajaran menjadi lebihsistematis.
2. Memudahkan analisis keberhasilan belajar pesertadidik.
3. Memudahkan guru dalam penyampaian materiajar.
4. Mengatur pola pembelajaran.
Rencana pembelajaran SD Negeri 56 Kendari terdiri dari silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun rutin secara sederhana, aktual dan
mudah dipahami untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai sehingga
melalui Rencananya seorang guru bisa memastikan seluruh proses pembelajaran
bisa efektif dan efisien.
Silabus SD Negeri 56 Kendari dibuat dalam bentuk matriks yang
memuat alur tujuan pembelajaran, materi ajar, kegiatan pembelajaran, penilaian

1
sdn56kdi@gmail.com Page 26
dan sumber belajar.
1. Alur tujuan pembelajaran disusun untuk menerjemahkan capaian pembelajaran
yang berfungsi mengarahkan guru dalam merencanakan, mengimplementasi
dan mengevaluasi pembelajaran secara keseluruhan sehingga capaian
pembelajaran diperoleh secara sistematis, konsisten, terarah dan terukur.. Alur
pembelajaran mengurutkan tujuan-tujuan pembelajaran sesuai kebutuhan,
meskipun beberapa tujuan pembelajaran harus menggunakan tahapan tertentu
yang meliputi konten/ materi, keterampilan dan konsep inti untuk mencapai
Capaian Pembelajaran setiap fase dan menjelaskan kedalaman setiap konten.
2. Materi ajar merupakan materi esensial yang telah disusun pada alur tujuan
pembelajaran.
3. Kegiatan pembelajaran dikemas secara umum sebagai acuan untuk menyusun
rencana pelaksaanaan pembelajaran.
4. Penilaian merupakan penilaian otentik yang memadukan dimensisikap,
Pengetahuan dan keterampilan selama dan setelah proses
pembelajaran.Sumber belajar dipilah sesuai kebutuhan peserta didik dan
merupakan sumber belajar yang mudah digunakan, berbasis lingkungan, dan mendukung
pembelajaran yang kontekstual dan menyenangkan.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SD Negeri 56 Kendari
disusun dalam bentuk sederhana dengan keterbacaan yang baik yang memuat tiga
poin utama dalam proses pembelajaran, yaitu tujuan pembelajaran, aktivitas atau
kegiatan pembelajaran dan penilaian. Tujuan pembelajaran merupakan
penerjemahan tujuan capaian pembelajaran yang dapat terukur pencapaian dan
keberhasilannya. Kegiatan pembelajaran disusun dalam langkah-langkah aktivitas
peserta didik yang menarik dan menyiratkan model dan strategi pembelajaran yang
kontekstual dan menarik sesuai diferensiasi karakteristik peserta didik serta mampu
mengakomodir minat bakat peserta didik. Dalam kegiatan pembelajaran pun
diintegrasikan penumbuhan dan penguatan Profil Pelajar Pancasila. Selain itu,
dalam kegiatan pembelajaran disusun prediksi respon peserta didik sehingga
menjaga alur pembelajaran yang tetap terkondisikan dengan baik. Untuk penilaian
dilakukan selama proses pembelajaran dan pasca pembelajaran yang dirancang
untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran baik dari dimensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Di akhir bagian RPP, terdapat kolom refleksi untuk
mengulas kekurangan dan kelebihan proses pembelajaran untuk perbaikan
pembelajaran selanjutnya. Hal ini menunjukkan bagaimana dokumen Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran sebagai dokumen yang hidup dandinamis.

1
sdn56kdi@gmail.com Page 27
C. Asesmen Capaian Pembelajaran
Asesmen hasil belajar peserta didik terdiri atas Asesmen hasil belajaroleh
pendidik, Asesmen hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan Asesmen hasil belajar
oleh pemerintah. Asesmen hasil belajar oleh pendidik sebagai proses pengumpulan
informasi dan data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap,
aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan
sistematis yang bertujuan untuk:
1. Memantau proses pembelajaran,
2. Memetakan kemajuan belajar dan penguasaan kompetensi,
3. Perbaikan atau pengayaan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar,
4. Memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya.
Konsep asesmen otentik yang dilakukan mengukur dimensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Variasi bentuk asesmen akan lebih memperlihatkan
kemampuan peserta didik. Rubrik asesmen dibuat berdasarkan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai. Materi pengayaan hanya diperuntukkan peserta didik yang telah
melampaui capaian pembelajaran dan bersifat optional. Sedangkan remedial
merupakan kegiatan wajib dilaksanakan sehingga pembelajaran tetap berkelanjutan.
Asesmen hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar didasarkan
pada prinsip asesmen. Dimana asesmen dilakukan mempertimbangkan
karakteristik peserta didik pada setiap kelas berdasarkan pada hasil proses
pembelajaran dalam mencapai semua aspek kompetensi yang tertera pada tujuan
pembelajaran sehingga jelas kemampuan yang akan diukur dengan prosedur dan
kriteria yang jelas. Prosedur asesmen, kriteria dan dasar pengambilan keputusan
terhadap hasil asesmen dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan. Asesmen di
SD Negeri 56 Kendari bersifat kontinuitas tidak tersekat per kelas, sehingga hasil
asesmen sebelumnya merupakan referensi untuk asesmen kemudian. Sistem
asesmen yang sistematis dan mengacu pada kriteria harus dapat
dipertanggungjawabkan secara teknis, prosedur dan hasilakhirnya.
Lingkup asesmen hasil belajar oleh pendidik mencakup aspek
sikap,aspek pengetahuan,dan aspek keterampilan.Adapun mekanisme asesmen
hasil belajar oleh pendidik meliputi:
1. Rencana strategi asesmen oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP).
2. Asesmen Hasil Belajar oleh pendidik dilakukan untuk memantau proses,
kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan
pengukuran pencapaian satu atau lebih capaianpembelajaran.

1
sdn56kdi@gmail.com Page 28
3. Asesmen aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan sebagai sumber
informasi utama dan pelaporannya menjadi tanggungjawab wali kelas atauguru
kelas.
4. Hasil asesmen pencapaian sikap oleh pendidik disampaikan dalam bentuk
deskripsi.
5. Asesmen aspek pengetahuan dilakukan melalui testertulis,teslisan,dan
penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai disampaikan dalam bentuk
deskripsi.
6. Asesmen keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio,
dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yangdinilai.
7. Hasil asesmen pencapaian pengetahuan dan keterampilan oleh pendidik
disampaikan dalam bentuk angka dan/ataudeskripsi.
Hasil asesmen kemudian dilakukan analisis atau evaluasi hasil belajar.
Evaluasi ini bertujuan untuk menentukan ketercapaian pemahaman peserta didik
terhadap tujuan capaian pembelajaran dan penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Analisis untuk pengetahuan juga dilakukan untuk menentukan umpan balik pasca
penilaian terhadap peserta didik, yaitu pelaksanaan program remedial dan
pengayaan.Proses evaluasi ini dilakukan baik setelah peserta didik mengerjakan
post tes harian, penilaian harian, penilaian tengah semester dan penilaian akhir
semester serta Asesmen akhir tahun.
Kriteria kenaikan kelas setidak-tidaknya harus memenuhi kriteria, yaitu
pertama, keikutsertaan peserta didik dalam pembelajaran, kedua, ketuntasan mata
pelajaran pada kompetensi pengetahuan dan keterampilan,dan ketiga,penilaian baik
pada kompetensi sikap.
D. Pendampingan, Evaluasi, Dan PengembanganProfesional

Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional SD Negeri 56


Kendari dilakukan secara internal oleh satuan pendidikan untuk memastikan
pembelajaran berjalan sesuai rencana untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Proses ini dikelola oleh Kepala Sekolah dan/atau guru yang dianggap sudah
mampu untuk melakukan peran ini. Evaluasi, pendampingan dan pengembangan
profesional dilakukan secara bertahap dan mandiri agar terjadi peningkatan kualitas
secara berkelanjutan di satuan pendidikan, sesuai dengan kemampuan satuan
pendidikan.
Dalam melakukan pendampingan dan pengembangan professional
ditekankan pada prinsip reflektif dan pengembangan diri bagi guru, serta
menggunakan alat penilaian yang jelas dan terukur. Proses pendampingandirancang

1
sdn56kdi@gmail.com Page 29
sesuai kebutuhan dan dilakukan oleh Kepala Sekolah dan/atau guruyang
berkompetensi berdasarkan hasil pengamatan atau evaluasi. Proses pendampingan
dan pengembangan professional ini dilakukan melalui;
a. Program Regular Supervisi Sekolah, yang dilakukan minimal satu bulan sekali
oleh Kepala Sekolah.
b. Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) SD Negeri 56 Kendari, yang
dilaksanakan sesuai program kerja KKG secara reguler, seperti kegiatan
mingguan untuk pendampingan penyusunan atau revisi alur tujuan
pembelajaran dan modul ajar. Kegiatan ini merupakan pendampingan oleh
Kepala Sekolah dan guru yangberkompetensi.
c. Pelaksanaan in-house training (IHT) atau focus group discussion (FGD),
dilakukan minimal enam bulan sekali atau sesuai kebutuhan dengan
mengundang narasumber yang berkompeten dari beberapa perguruan tinggi
yang telah bekerja sama, instansi terkait dan praktisipendidikan.
SD Negeri 56 Kendarimelakukan evaluasi kurikulum secara regular, yaitu
jangka pendek satu tahun sekali dan jangka panjang 4 tahun sekali dengan
mempertimbangkan perubahan yang terjadi baik perubahan kebijakan maupun
update perkembangan terkini dalam proses pembelajaran. Evaluasi kurikulum
dilakukan berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran yang dilakukan secara reflektif,
yaitu:
1. Evaluasi Harian, dilakukan secara individual oleh guru setelah pembelajaran
berdasarkan catatan anekdotal selama proses pembelajaran, penilaian dan
refleksi ketercapaian tujuan pembelajaran. Hasil evaluasi ini digunakan untuk
perbaikan rencana pembelajaran atau RPP pada hariberikutnya.
2. Evaluasi Per Unit Belajar, dilakukan secara kelompok (team teaching) setelah
satu unit pembelajaran atau tema selesai. Hasil ini digunakan untuk
merefleksikan proses belajar, ketercapaian tujuan dan melakukan perbaikan
maupun penyesuaian terhadap proses belajar dan perangkat ajar, yaitu alur
tujuan pembelajaran dan modulajar.
3. Evaluasi Per Semester, dilakukan secara kelompok team teaching) setelah satu
semester selesai. Evaluasi ini dilakukan berdasarkan refleksi pembelajaran dan
hasil asesmen peserta didik yang telah disampaikan pada laporan hasil belajar
peserta didik.
4. Evaluasi Per Tahun, merupakan refleksi ketercapaian profil lulusan,tujuan
sekolah, misi dan visi sekolah.
Pelaksanaan evaluasi kurikulum SD Negeri 56 Kendari dilakukan oleh tim

1
sdn56kdi@gmail.com Page 30
pengembang kurikulum sekolah bersama kepala sekolah dan komite sekolah serta
pihak lainnya yang telah mengadakan kerja sama dengan sekolah. Evaluasi
dilaksanakan berdasarkan data yang telah dikumpulkan pada evaluasi
pembelajaran, hasil supervisi Kepala Sekolah, laporan kegiatan Kelompok Kerja
Guru, hasil kerja peserta didik dan kuesioner peserta didik dan orang tua. Informasi
yang berimbang dan berdasarkan data tersebut diharapkan menjadi bahan evaluasi
untuk semakin meningkatkan kualitas pelayanan sekolah kepada peserta didik,
peningkatan prestasi dan hubungan kerja sama dengan pihakla

1
sdn56kdi@gmail.com Page 31
BAB IV
CAPAIAN PEMBELAJARAN

1. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMDAN BUDI PEKERTI


Rasional Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti secara bertahap dan holistik diarahkan untuk
menyiapkan peserta didik agar mantap secara spiritual, berakhlak mulia, dan memiliki
pemahaman akan dasar-dasar agama Islam serta cara penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pendidikan agama Islam dan Budi
Pekerti secara umum harus mengarahkan peserta didik kepada (1) kecenderungan kepada
kebaikan (al-ḥanīfiyyah), (2) sikap memperkenankan (al-samḥah),(3)akhlakmulia(makārimal-
akhlāq),dan(4)kasihsayanguntukalamsemesta(raḥmatlial-ālamīn). Dengan Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti, dasar-dasar tersebut kemudian diterapkan oleh peserta didik dalam
beriman dan bertakwa kepada Allah Swt., menjaga diri, peduli atas kemanusiaan dan
lingkungan alam. Deskripsidaripenerapan ini akan tampak dalam beberapa elemen Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti terutama dalam akhlak pribadi dan sosial, akidah, syari’at dan
sejarah peradaban Islam. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti bisa menjadi pedoman
bagi peserta didik dalam menjaga diri dan menerapkan akhlak mulia setiap hari. Berbagai
persoalan di masyarakat seperti krisis akhlak, radikalisme dan krisis lingkungan hidup dan
lain-lain mempunyai jawaban dalam tradisi agama Islam. Dengan mempelajaridanmenghayati
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, peserta didik mampu menghindari segala
perubahan negatif yang terjadi di dunia sehingga tidak mengganggu perkembangan dirinya
baik dalam hubungannya dengan Tuhan, diri sendiri, sesama warga negara,sesama manusia,
maupun alam semesta. Dengan konteks Indonesia pada abad 21 yang semakin
kompleks,pemahaman yang mendalam tentang agama sangat dibutuhkan,terutama dalam
menghormati dan menghargai perbedaan. Pelajaranagama tidak hanya membahas hubungan
manusia dengan Allah (ḥabl min Allāh), namun juga hubungan dengan diri sendiri, sesama
warga negara, sesama manusia (ḥabl min al-nās) dan alam semesta. Untuk itu, dibutuhkan
pendekatan yang beragam dalam proses belajar agama yang tidak hanya berupa ceramah,
namun juga diskusi- interaktif, proses belajar yang bertumpu pada keingintahuan dan
penemuan (inquiry and discovery learning), proses belajar yang berpihak pada anak (student-
centered learning), proses belajar yang berbasis pada pemecahan masalah (problem based
learning), pembelajaran berbasis proyek nyata dalam kehidupan(projectbasedlearning), dan
proses belajar yang kolaboratif (collaborative learning). Berbagai pendekatan ini memberi
ruang bagi tumbuhnya keterampilan yang berharga seperti budaya berpikir kritis, kecakapan
berkomunikasi dan berkolaborasi, dan menjadi peserta didik yang kreatif. Melalui muatan
materi yang disajikannya dalam 5 (lima) elemen keilmuan Pendidikan Agama Islam dan Budi
1
sdn56kdi@gmail.com Page 32
Pekerti antara lain al ;Quran dan hadis, akidah, akhlak, fiqih, dan sejarah peradaban
Islam,pelajaranagamaIslamdapatberkontribusidanmenguatkanterbentuknya profil pelajar
pancasila sebagai pelajar sepanjang hayat (min al-mahdi ila al-laḥdi) yang beriman dan
bertakwa, serta berakhlak mulia, menyadari dirinya bagian dari penduduk dunia dengan
berkepribadian dan punya kompetensi global, mandiri,kreatif, kritis, dan bergotong royong.
B. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pada praktiknya, pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ditujukan untuk:
1. memberikan bimbingan kepada peserta didik agar mantap spiritual, berakhlak mulia,
selalu menjadikan kasih sayang dan sikap toleran sebagai landasan dalamhidupnya;
2. membentuk peserta didik agar menjadi pribadi yang memahami dengan baik prinsip-
prinsip
agamaIslamterkaitakhlakmulia,akidahyangbenar(‘aqīdahṣaḥīḥah)berdasarpahamahlus
sunnah wal jamā`ah, syariat, dan perkembangan sejarah 48 peradaban Islam, serta
menerapkannya dalam kehidupan seharihari baik dalam hubungannya dengan sang
pencipta, diri sendiri, sesama warga negara, sesama manusia, maupun lingkungan
alamnya dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
3. Membimbing peserta didik agar mampu menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam berfikir
sehingga benar, tepat, dan arif dalam menyimpulkan sesuatu dan mengambilkeputusan;
4. Mengkonstruksi kemampuan nalar kritis peserta didik dalam menganalisa perbedaan
pendapat sehinggaberperilaku moderat (wasaṫiyyah) dan terhindar dari radikalisme
ataupun liberalisme;
5. Membimbing peserta didik agar menyayangi lingkungan alam sekitarnya dan
menumbuhkan rasa tanggung jawabnya sebagai khalifah Allah di bumi. Dengan demikian
dia aktif dalam mewujudkan upaya-upaya melestarikan dan merawat lingkungan
sekitarnya;dan
6. Membentuk peserta didik yang menjunjung tinggi nilai persatuan sehingga dengan
demikian dapat menguatkan persaudaraan kemanusiaan (ukhuwwah basyariyyah),
persaudaraan seagama (ukhuwwah Islāmiyyah), dan juga persaudaraan sebangsa dan
senegara (ukhuwwah waṫaniyyah) dengan segenap kebinekaan agama, suku dan
budayanya.

1
sdn56kdi@gmail.com Page 33
C. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Islam dan BudiPekerti mencakupelemen keilmuan yang meliputi (1)
Al- Qur’an-Hadis, (2) Akidah, (3) Akhlak, (4) Fikih, dan (5) Sejarah PeradabanIslam.

Elemen-Elemen Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti;


NO ELEMEN DISKRPSI ELEMEN
1 Al-Qur’an Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti menekankan
dan Hadis
kemampuan baca dan tulis Al-Qur’an dan hadis dengan
baik dan benar. Ia juga mengantar peserta didik dalam
memahami makna secara tekstual dan kontekstual serta
mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-
hari. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti juga
menekankan cinta dan penghargaan tinggi kepada Al-
Qur’an dan Hadis Nabi sebagai pedoman hiduputama
seorang muslim
2 Akidah Berkaitan dengan prinsip kepercayaan yang akan
mengantarkan peserta didik dalam mengenal Allah, para
malaikat, kitab-kitab Allah, para Nabi dan Rasul, serta
memahami konsep tentang hari akhir serta qadā’ dan
qadr. Keimanan inilah yang kemudian menjadi landasan
dalam melakukan amal saleh, berakhlak mulia dan taat
hukum.
3 Akhlak Merupakan perilaku yang menjadi buah dari ilmu dan
keimanan. Akhlak akan menjadi mahkota yang
mewarnai keseluruhan elemen dalam Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti. Ilmu akhlak mengantarkan
peserta didik dalam memahami pentingnya akhlak mulia
pribadi dan akhlak sosial, dan dalam membedakan antara
perilaku baik (maḥmūdah) dan tercela
(mażmūmah). Dengan memahami perbedaan ini, peserta
didik bisa menyadari pentingnya menjauhkan diri dari
perilaku tercela dan mendisiplinkan diri dengan perilaku
mulia dalam kehidupan sehari-hari baik dalam konteks
pribadi maupun sosialnya. Peserta didik juga akan
memahami pentingnya melatih (riyāḍah), disiplin
(tahżīb) dan upaya sungguhsungguh dalam
mengendalikan diri (mujāhadah).
Dengan akhlak, peserta didik menyadari bahwa landasan
dari perilakunya, baik untuk Tuhan, dirinya sendiri,
sesama manusia dan alam sekitarnya adalah cinta
(maḥabbah). Pendidikan Akhlak juga mengarahkan
mereka untuk menghormati dan menghargai sesama
manusia sehingga tidak ada kebencian atau prasangka
buruk atas perbedaan agama atau ras yang ada. Elemen
akhlak ini harus menjadi mahkota yang masuk pada
1
sdn56kdi@gmail.com Page 34
semua topik bahasan pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti, akhlak harus menghiasai
keseluruhan konten dan menjadi buah dari pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti .
4 Fiqih Merupakan interpretasi atas syariat. Fikih merupakan
aturan hukun yang berkaitan dengan perbuatan manusia
dewasa (mukallaf) yang mencakup ritual atau hubungan
dengan Allah Swt. (‘ubudiyyah) dan kegiatan yang
berhubungan dengan sesama manusia (mu‘āmalah). Fikih
mengulas berbagai pemahaman mengenai tata cara
pelaksanaan dan ketentuan hukum dalam Islam serta
implementasinya dalam ibadah dan mu‘āmalah.
5 Sejarah Menguraikan catatan perkembangan perjalanan hidup
Peradaban Islam manusia dalam membangun peradaban dari masa ke
masa. Pembelajaran Sejarah Peradaban Islam (SPI)
menekankan pada kemampuan mengambil hikmah dari
sejarah masa lalu, menganalisa pelbagai macam peristiwa
dan menyerap berbagai kebijaksanaan yang telah
dipaparkan oleh para generasi terdahulu. Dengan refleksi
atas kisah-kisah sejarah tersebut, peserta didik
mempunyai pijakan historis dalam menghadapi
permasalahan dan menghindari dari terulangnya
kesalahan untuk masa sekarang maupun masa depan.
Aspek ini akan menjadi keteladanaan (‘ibrah) dan
menjadi inspirasi generasi penerus bangsa dalam
menyikap dan menyelesaikan fenomena sosial, budaya,
politik, ekonomi, iptek, seni, dan lain-lain dalamrangka
membangun peradaban di zamannya.
Capaian Pembelajaran Tiap Fase FASE A (Umumnya Kelas 1-2)
Fase A (kelas I dan II SD)
Pada akhir Fase A, pada elemen Al-Qur’an-Hadis peserta didik dapat mengenal
huruf hijaiah dan harakatnya, huruf hijaiah bersambung, dan mampu membaca surah-surah
pendek AlQur’an dengan baik. Dalam elemen akidah, peserta didik mengenal rukun iman,
iman kepada Allah melalui nama-namanya yang agung (asmaulhusna) dan mengenal para
malaikat dan tugas yang diembannya. Pada elemen akhlak, peserta didik
terbiasa mempraktikkan nilai-nilai baik dalam kehidupan sehari-hari dalam ungkapan-
ungkapan positif baik untuk dirinya maupun sesama manusia, terutama orang tua dan guru.
Peserta didik juga memahami pentingnya tradisi memberi dalam ajaran agama Islam.
Mereka mulai mengenal norma yang ada di lingkungan sekitarnya. Peserta didik juga
terbiasa percaya diri mengungkapkan pendapat pribadinya dan belajar menghargai
pendapat yang berbeda. Peserta didik juga terbiasa melaksanakan tugas kelompok serta
memahami pentingnya mengenalikekurangan diri dan kelebihan temannya demi
terwujudnya suasana saling mendukung satu sama lain. Dalam elemen fikih, peserta didik
dapat mengenal rukun Islam dan kalimah 51 syahadatain, menerapkan tata cara bersuci,
salat fardu, azan, ikamah, zikir dan berdoa setelah salat. Dalam pemahamannya tentang
sejarah, peserta didik mampu menceritakan secara sederhana kisah beberapa nabi yang
1
sdn56kdi@gmail.com Page 35
wajib diimani.

Fase A berdasarkan elemen

Elemen Capaian
Pembelajaran
Al-Qur’an dan Hadis Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti menekankan
kemampuan mengenal huruf hijaiah dan harakatnya, huruf hijaiah
bersambung, dan kemampuan membaca surahsurah pendek Al-
Qur’an dengan baik.
Akidah Peserta didik mengenal rukun iman kepada Allah
melalui nama namanya yang agung (asmaulhusna) dan
mengenal paramalaikat
dan tugas yang diembannya.
Akhlak Peserta didik terbiasa mempraktikkan nilai-nilai baik dalam
kehidupan sehari-hari dalam ungkapan-ungkapan positif baik untuk
dirinya maupun sesama manusia, terutama orang tua dan guru.
Peserta didik juga memahami pentingnya tradisi memberi dalam
ajaran agama Islam. Mereka mulai mengenal norma yang ada di
lingkungan sekitarnya. Peserta didik juga terbiasa percaya diri
mengungkapkan pendapat pribadinya dan belajar menghargai
pendapat yang berbeda. Peserta didik juga terbiasa melaksanakan
tugas kelompok serta memahami
pentingnya mengenali kekurangan diri dan kelebihan temannya
demi terwujudnya suasana saling mendukung satu sama lain.
Fikih Peserta didik mampu mengenal rukun Islam dan kalimah
syahadatain, menerapkan tata cara bersuci, salat fardu, azan,
ikamah, zikir dan berdoa setelah salat.

Sejarah Peserta didik mampu menceritakan secara sederhana kisah


Peradaban Islam beberapa nabi yang wajib diimani.

FASE B (Umumnya Kelas 3-4)


Pada akhir fase B, peserta didik mampu membaca Al-Qur’an dengan baik, dan
mempraktikkannya dalam bacaan surah-surah pendek Al-Qur’an. Peserta didik jugamengenal
definisi Al-Qur’an dan hadis secara sederhana dan mampu menerapkan nilai- nilainya dalam
kehidupan sehari-hari dalam ungkapan-ungkapan positif baik untuk dirinya maupun sesama
manusia, terutama orang tua dan guru. Peserta didik juga mampu menjelaskan sifat-sifat wajib,
jaiz dan mustahil bagi Allah. Peserta didik juga memahami pentingnya cinta ilmu dan
pentingnya berpengetahuan luas dengan senang membaca. Peserta didik juga mengenal para nabi
dan rasul Allah Swt., dan kitab-kitab yang wajib diimani. Peserta didik mulai memahami arti
perbedaan dan penekanan kembali akan adanya keragaman sebagai sebuah ketentuan dari Allah
Swt. (sunnatullâh) sehingga memberikan pengalaman baru yang berharga untuk mereka. Peserta
didik mulai mengenal norma yang ada di lingkungan sekitarnya dan lingkungan yang lebih luas.
Peserta didik juga terbiasa percaya diri mengungkapkan pendapat pribadinya dan memahami
pentingnya pelaksanaan musyawarah untuk mencapai kesepakatan tertentu serta pentingnya

1
sdn56kdi@gmail.com Page 36
persatuan. Pada aspek ibadah, peserta didik mampu melaksanakan salat fardu dan salat sunah
rawatib serta puasa dengan baik, serta mampu mempraktikkan ajaran memberi dalam lingkungan
sosial yang beragam. Dalam pemahamannya tentang sejarah, peserta didik mampu menceritakan
kisah-kisah beberapa nabi serta masa remaja Nabi Muhammad saw. hingga beliau diutus menjadi
rasul dan membangun KotaMadinah.
Fase B berdasarkan elemen

Elemen Capaian Pembelajaran


Al-Qur’an dan Peserta didik mampu membaca surah-surah pendek atau ayat Al
Hadis Qur’an dan menjelaskan pesan pokoknya dengan baik. Peserta didik
mengenal hadis tentang kewajiban salat dan menjaga hubungan baik
dengan sesama serta mampu menerapkan dalam kehidupan seharihari.
Akidah Peserta didik memahami sifat-sifat bagi Allah, beberapa asmaulhusna,
mengenal kitab-kitab Allah, para nabi dan rasul Allah yang wajib
diimani.
Akhlak Pada elemen akhlak, peserta didik menghormati dan berbakti kepada
orang tua dan guru, dan menyampaikan ungkapan-ungkapan positif
(kalimah ṫayyibah) dalam keseharian. Peserta didik memahami arti
keragaman sebagai sebuah ketentuan dari Allah Swt. (sunnatullāh).
Peserta didik mengenal norma yang ada di lingkungan sekitarnya dan
lingkungan yang lebih luas, percaya diri mengungkapkan pendapat
pribadi, memahami pentingnya musyawarah untukmencapai
kesepakatan dan pentingnya persatuan.

Fikih Pada elemen fikih, peserta didik dapat melaksanakan puasa, salat jumat
dan salat sunah dengan baik, memahami konsep balig dan tanggung
jawab yang menyertainya (taklīf).
Sejarah Peradaban Dalam pemahamannya tentang sejarah,peserta didik mampu
Islam menceritakan kondisi Arab pra Islam, masa kanak-kanak dan remaja
Nabi Muhammad saw. Hingga diutus menjadi rasul,berdakwah,hijrahdan
membangun Kota Madinah.

1
sdn56kdi@gmail.com Page 37
2.CAPAIAN PEMBELAJARAN UNTUK SD PADA KURIKULUM
MERDEKA
CAPAIANPEMBELAJARANPENDIDIKANPANCASILA
A. RASIONAL
Pendidikan merupakan kunci untuk menumbuh kembangkan
kehidupanbermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila
sesuaitujuan pendidikan nasional, yaitu untuk berkembangnya potensi
pesertadidik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
TuhanYang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri,dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Pancasila adalah dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa
Indonesia. Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah-mufakat,dan
keadilan adalah nilai-nilai yang harus ditumbuh kembangkan dan
diinternalisasikan dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.
Nilai-nilai itu kemudian ditetapkan sebagai norma dasar atau grundnorm
Indonesia dan diberi nama Pancasila,sehingga menjadi landasan filosofis
bagi pengembangan seluruh aturan diNegara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa Indonesia,nilai-
nilai Pancasila semestinya mewujud dalam setiap sikap dan perbuatan
segenap warga negara Indonesia. Keterwuju dan dalam sikap dan perbuatan
tersebut akan dapat mengantarkan seluruh bangsa pada kehidupan yang adil
makmur sebagaimana cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia. Gambaran
ideal cita-cita bangsa tersebut masih jauh dari terwujud walaupun negara
Indonesia telah menempuh perjalanan lebih dari tiga perempat abad. Masih
banyak tantangan yang harus diatasi baik dalam kehidupan bermasyarakat
maupun berbangsa dan bernegara.
Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara,setiap warga negara
perlu diarahkan menjadi warga negara yang cerdas dan baik (smart andgood
citizen), sehingga dapat memahami negara dan bangsa Indonesia, memiliki
kepribadian Indonesia, memiliki rasa kebangsaan Indonesia, dan mencintai
tanah air. Dengan demikian,warga negara Indonesia dapat melaksanakan hak
dan kewajibannya sebagai warga negara, juga turut aktif membentengi
masyarakat,bangsa dan negara Indonesia dari berbagai
ancaman,tantangan,hambatan dan gangguan yang akan merusak ketahanan
bangsa dan negara Indonesia.
Pendidikan Pancasila memuat nilai-nilai karakter Pancasila yang ditumbuh
kembangkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

1
sdn56kdi@gmail.com Page 38
untuk menyiapkan warga negara yang cerdas dan baik.Pendidikan Pancasila
berisi elemen: Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun1945,Bhinneka Tunggal Ika,dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam upaya meningkatkan keyakinan dan pemahaman filosofi bangsaperlu
dilakukan perbaikan secara konten maupun proses pembelajaran pada mata
pelajaran Pendidikan Pancasila yang di dalamnya terkandung penumbuh
kembangan karakter,literasi-numerasi,dan kecakapan abad 21 yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan perubahan zaman. Dengandemikian,
Pendidikan Pancasila akan menghasilkan warganegara yang mampu berpikir
global (think globally) dengan cara-cara bertindak lokal (actlocally)
berdasarkan Pancasila sebagai jati diri dani dentitas bangsa.
Mata pelajaran Pendidikan Pancasila mempunyai kedudukan strategis dalam
upaya menanamkan dan mewariskan karakter yang sesuai dengan Pancasila
kepada setiap warga negara, dengan menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai
bintang penuntun untuk mencapai Indonesia emas.

B. TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA


Setelah mempelajari Pendidikan Pancasila,peserta didik mampu:
1. Berakhlak mulia dengan didasari keimanan dan ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa melalui sikap mencintai sesama manusia,
mencintai negara dan lingkungannya untuk mewujudkan persatuan dan
keadilan sosial;
2. Memahami makna dan nilai-nilai Pancasila,serta proses perumusannya
sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa, serta
mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupansehari-hari;
3. Menganalisis konstitusi dan norma yang berlaku,serta menyelaraskan
hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara ditengah-tengah masyarakat global;
4. Memahami jati dirinya sebagai bagian dari bangsa Indonesia
yangberbineka, serta mampu bersikap adil dan tidak membeda-bedakan
jenis kelamin, SARA (Suku Agama, Ras, Antar golongan), status sosial-
ekonomi,dan penyandang disabilitas;
5. Menganalisis karakteristik bangsa Indonesia dan kearifan lokal
masyarakat sekitarnya, dengan kesadaran dan komitmen untuk menjaga
lingkungan, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, serta berperan
aktif dalam kancah global.

C. KARAKTERISTIK PENDIDIKAN PANCASILA


1. Wahana pengembangan pendidikan Pancasila dan pendidikan
kewarganegaraan dengan untuk mewujudkan warga negara yang
demokratis dan bertanggungjawab dalam rangka membangun peradaban
bangsa Indonesia;

1
sdn56kdi@gmail.com Page 39
2. Wahana edukatif dalam pengembangan peserta didik menjadi manusia
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh
nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
3. Wahana untuk mempraktikkan perilaku gotong royong, kekeluargaan,
dan keadilan sosial yang dijiwai nilai-nilai Pancasila guna terwujudnya
persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika;
4. Berorientasi pada penumbuh kembangan karakter peserta didik untuk
menjadi warga negara yang cerdas dan baik serta memiliki wawasan
kebangsaan yang menekankan harmonisasi sikap, keterampilan,dan
pengetahuan;
5. Berorientasi pada pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik untuk
menjadi pemimpin bangsa dan negara Indonesia dimasa depan yang
amanah, jujur,cerdas,dan bertanggung jawab.
D. ELEMEN PENDIDIKAN PANCASILA
Pendidikan Pancasila memiliki empat elemen kunci beserta
cakupan/substansinya,sebagai berikut:
No Elemen Deskripsi Elemen

1. Pancasila Mengkaji Pancasila sebagai dasar negara,


ideologi,dan pandangan hidup bangsa. Mengkaji
nilai-nilai Pancasila, proses perumusan Pancasila,
implementasi Pancasila dari masa ke masa, serta
reaktualisasi nilai-nilai yang terkandung
didalamnya dalam kehidupan sehari-hari.
Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
keseharian. Penerapan nilai-nilai Pancasila secara
kolektif dalam beragam kegiatan kelompok
dengan membangun kerjasama untuk mencapai
tujuan bersama. Mengembangkan potensi sebagai
kualitas personal yang bermanfaat dalam
kehidupannya, memberi bantuan yang dianggap
penting dan berharga kepada orang-orang yang
membutuhkan dimasyarakat yang lebih luas
dalam konteks Indonesia dan kehidupan global.
2. Undang-Undang Mengkaji konstitusi dan perwujudan norma
Dasar Negara yangberlaku mulai dari lingkup terkecil
Republik (keluarga, dan masyarakat) sampai pada lingkup
Indonesia negara dan global sehingga dapat mengetahui dan
Tahun1945 mempraktikkan hak dan kewajibannya baik
sebagai manusia, bangsa Indonesia maupun
sebagai warga negara Indonesia dan dunia,
termasuk menyuarakan secara kritis terhadap
pelanggaran hak asasi manusia. Mempraktikkan
sistem musyawarah dari lingkup kelas, sekolah,
dan keluarga. Menyadari dan menjadikan

1
sdn56kdi@gmail.com Page 40
musyawarah sebagai pilihan penting dalam
mengambil keputusan, menjaga persatuan, dan
kehidupan yang demokratis. Peserta didik dapat
menganalisis konstitusi, hubungan antar regulasi
yang berlaku sehingga segala peraturan
perundang-undangan dapat diterapkan secara
kontekstual dan aktual.
3. Bhinneka Mengenali dan menunjukkan rasa bangga
Tunggal Ika Terhadap jati dirinya sebagai anak Indonesia yang
berlandaskan Pancasila, sikap hormat kepada
Bangsa yang beragam, serta memahami dirinya
Menjadi bagian dari warga negara dunia. Peserta
Didik dapat menanggapi secara memadai terhadap
Kondisi dan keadaan yang ada dilingkungan dan
masyarakat untuk menghasilkan kondisi dan
keadaan yang lebih baik. Peserta didik juga
Menerima adanya kebinekaan bangsa Indonesia,
Baik dari segi suku, ras, bahasa, agama dan
Kelompok sosial. Terhadap kebinekaan tersebut,
Peserta didik dapat bersikap adil dan menyadari
Bahwa dirinya setara yang lain,sehingga ia tidak
membeda-bedakan jenis kelamin dan
SARA.
Terhadap kebinekaan itu, peserta didik juga dapat
memiliki sikap tenggang rasa, penghargaan,
Toleransi dan cinta damai sebagai bagian dari jati
Diri bangsa yang perlu dilestarikan. Peserta didik
secara aktif mempromosikan kebinekaan,
mempertautkan kearifan lokal dengan budaya
global, serta mendahulukan produk dalam negeri.
4. Negara Kesatuan Mengkaji karakteristik bangsa, kearifan lokal,
Republik mengenali bahwa dirinya adalah bagian dari
Indonesia lingkungan sekitarnya, sehingga muncul
kesadaranuntuk menjaga lingkungan sekitarnya
agar tetap nyaman dihuni. Bermula dari
kepedulian untuk mempertahankan lingkungan
Sekitarnya yang nyaman tersebut, peserta didik
Dapat mengembangkan kedalam skala yang lebih
besar, yaitu negara, sehingga dapat berperan
Dalam mempertahankan keutuhan wilayah
Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan menumbuh
kembangkan jiwa kebangsaan akan hak dan
Kewajiban bela negara sebagai suatu kehormatan
dan kebanggaan. Peserta didik dapat mengkaji
Secara nalar dan kritis sebagai bagian dari sistem

1
sdn56kdi@gmail.com Page 41
keamanan dan pertahanan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, serta berperan aktif dalam
Kancah global.

E. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA SETIAP


FASE
1. FASE A (umumnya kelas 1 dan 2 SD)
Pada fase ini,peserta didik mampu:
Mengenal dan menceritakan simbol dan sila-sila Pancasila dalam
lambang negara Garuda Pancasila; mengidentifikasi dan menjelaskan
hubungan antara simbol dan sila dalam lambang negara Garuda
Pancasila; menerapkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga dan
sekolah; mengenal aturan dilingkungan keluarga dan sekola;
menceritakan contoh sikap mematuhi dan tidak mematuhi aturan
dikeluarga dan sekolah; menunjukkan perilaku mematuhi aturan
dikeluarga dan sekolah.
Menyebutkan identitas dirinya sesuai dengan jenis kelamin, ciri-ciri
fisik, dan hobinya; menyebutkan identitas diri (fisik dan non fisik)
keluarga dan teman-temannya di lingkungan rumah dan di
sekolah;menceritakan dan menghargai perbedaan baik fisik (contoh :
warnakulit, jenis rambut, dll) maupun nonfisik (contoh: miskin, kaya,
dll)keluarga dan teman-temannya dilingkungan rumah dan sekolah.
Mengidentifikasi dan menceritakan bentuk kerjasama dalam
keberagaman di lingkungan keluarga dan sekolah; mengenal ciri-ciri
fisik lingkungan keluarga dan sekolah, sebagai bagian tidak terpisahkan
dari wilayah NKRI; dan menyebutkan contoh sikap dan perilaku
menjaga lingkungan sekitar serta mempraktikkannya dilingkungan
keluarga dan sekolah.
Capaian Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran

1.Pancasila Peserta didik mampu mengenal dan menceritakan


simbol dan sila-sila Pancasila dalam lambang negara
Garuda Pancasila. Peserta didik mampu
mengidentifikasi dan menjelaskan hubungan antara
simbol dan sila dalam lambangnegara Garuda
Pancasila. Peserta didik mampu menerapkan nilai-
nilai Pancasila dilingkungan keluarga dan sekolah
2. Undang-Undang Peserta didik mampu mengenal aturan dilingkungan
Dasar Negara keluarga dan sekolah. Peserta didik mampu
Republik Indonesia menceritakan contoh sikap mematuhi dan tidak
Tahun1945 mematuhi aturan dikeluarga dan sekolah. Peserta
didik mampu menunjukkan perilaku mematuhi aturan

1
sdn56kdi@gmail.com Page 42
dikeluarga dan sekolah.
3. Bhinneka Peserta didik mampu menyebutkan identitas dirinya
Tunggal Ika sesuai dengan jenis kelamin, ciri-ciri fisik, dan
hobinya. Peserta didik mampu menyebutkan identitas
diri (fisik dan nonfisik) keluarga dan teman-temannya
dilingkungan rumah dan disekolah.
Peserta didik mampu menceritakan dan menghargai
perbedaan baik fisik (contoh:warna kulit, jenis
rambut,dll)maupun non fisik (contoh:miskin,kaya,dll)
keluarga dan teman-temannya dilingkungan rumah dan
sekolah.
4. Negara Peserta didik mampu mengidentifikasi dan
KesatuanRepublikI menceritakan bentuk kerja sama dalam keberagaman
ndonesia dilingkungan keluarga dan sekolah. Peserta didik
mampu mengenal ciri-ciri fisik lingkungan keluarga
dan sekolah,sebagai bagian tidak terpisahkan dari
wilayah NKRI. Peserta didik mampu menyebutkan
contoh sikap dan perilaku menjaga lingkungan sekitar
serta mempraktikkannya dilingkungan keluarga dan
sekolah.

2. FASE B (umumnya kelas 3 dan 4 SD)


Pada fase ini,peserta didik mampu:
Memahami dan menjelaskan makna sila-sila Pancasila serta
menceritakan contoh penerapan sila Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari; menerapkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah,
dan masyarakat; mengidentifikasi aturan dikeluarga, sekolah, dan
lingkungan sekitar tempat tinggal serta melaksanakannya dengan
bimbingan orang tua dan guru; mengidentifikasi dan menyajikan hasil
identifikasi hak dan kewajiban sebagai anggota keluarga dan sebagai
warga sekolah; dan melaksanakan kewajiban dan hak sebagai anggota
keluarga dan sebagai warga sekolah.
Menjelaskan identitas diri, keluarga, dan teman-temannya sesuai
budaya, minat, dan perilakunya; mengenali dan menyebutkan identitas
diri (fisik dan non-fisik) orang dilingkungan sekitarnya; menghargai
perbedaan karakteristik baik fisik (contoh : warna kulit,jenis rambut, dll)
maupun non fisik (contoh : miskin, kaya, dll) orang dilingkungan
sekitar; menghargai kebinekaan suku bangsa, sosial budaya, dalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika; mengidentifikasi dan menyajikan
berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial budaya dilingkungan

1
sdn56kdi@gmail.com Page 43
sekitar; memahami lingkungan sekitar (RT/RW/desa/kelurahan,dan
kecamatan) sebagai bagian tidak terpisahkan dari wilayah NKRI; dan
menampilkan sikap kerja sama dalam berbagai bentuk keberagaman
suku bangsa, sosial, dan budaya diIndonesia yang terikat persatuan dan
kesatuan.
Capaian Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran

Pancasila Peserta didik mampu memahami dan


menjelaskan makna sila-sila Pancasila serta
menceritakan contoh penerapan sila Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan
perkembangan dan konteks peserta didik. Peserta
didik mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila
dilingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Undang- Peserta didik mampu mengidentifikasi aturan
Undang Dasar dikeluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar tempat
Negara tinggal serta melaksanakannya dengan bimbingan
Republik orang tua dan guru. Peserta didik mampu
Indonesia mengidentifikasi dan menyajikan hasil identifikasi
Tahun1945 hak dan kewajiban sebagai anggota keluarga dan
sebagai warga sekolah. Peserta didik
melaksanakan kewajiban dan hak sebagai anggota
keluarga dan sebagai warga sekolah.
Bhinneka Peserta didik mampu menjelaskan identitas
Tunggal diri,keluarga, dan teman-temannya sesuai budaya,
Ika minat, dan perilakunya. Peserta didik mampu
mengenali dan menyebutkan identitas diri (fisik
dan non-fisik) orang dilingkungan sekitarnya.
Peserta didik mampu menghargai perbedaan
karakteristik baik fisik(contoh
:warna kulit, jenis rambut,dll) mau pun nonfisik
(contoh:miskin,kaya,dll) orang dilingkungan
sekitar. Peserta didik mampu menghargai
kebinekaan suku bangsa, sosial budaya, dalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Negara Peserta didik mampu mengidentifikasi dan
Kesatuan menyajikan berbagai bentuk keberagaman suku
Republik bangsa,sosial budaya dilingkungan sekitar.
Indonesia Peserta didik mampu memahami lingkungan
sekitar (RT/RW/desa/kelurahan,dan kecamatan)
sebagai bagian tidak terpisahkan dari wilayah
NKRI. Peserta didik mampu menampilkan sikap
kerja sama dalam berbagai bentuk keberagaman
suku bangsa, sosial,dan budaya diIndonesia yang

1
sdn56kdi@gmail.com Page 44
terikat persatuan dan kesatuan.

3. FASE C (umumnya kelas 5 dan 6 SD)


Pada fase ini,peserta didik mampu:
Memahami dan menyajikan hubungan antar sila dalam Pancasila
sebagai suatu kesatuan yang utuh; mengidentifikasi dan menyajikan
makna nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup berbangsa dan
bernegara; menerapkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga,
sekolah, dan masyarakat; menganalisis dan menyajikan hasil analisis
bentuk-bentuk sederhana norma, aturan, hak, dan kewajiban dalam
kedudukannya sebagai anggota keluarga, warga sekolah, dan bagian dari
masyarakat; menganalisis secara sederhana dan menyajikan hasil
analisis pelaksanaan norma, aturan, hak, dan kewajiban sebagai anggota
keluarga, dan warga sekolah; melaksanakan kewajiban dan hak sebagai
anggota keluarga, warga sekolah, dan bagian dari masyarakat; dan
mempraktikkan membuat kesepakatan dan aturan bersama serta
menaatinya dalam kehidupan sehari-hari di keluarga dan disekolah.
Menganalisis, menyajikan hasil analisis, menghormati, menjaga, dan
melestarikan keragaman budaya dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
dilingkungan sekitarnya; mengenal wilayahnya dalam konteks
kabupaten/kota, provinsi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
wilayah NKRI;dan membangun kebersamaan, persatuan, dan
berkontribusi menciptakan kenyamanan di sekolah dan lingkungan
sekitar.
Capaian Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran

Pancasila Peserta didik mampu memahami dan menyajikan


hubungan antar sila dalam Pancasila sebagai suatu
kesatuan yang utuh. Peserta didik mampu
mengidentifikasi dan menyajikan makna nilai-nilai
Pancasila sebagai pandangan hidup berbangsa dan
bernegara. Peserta didik mampu menerapkan nilai-
nilai Pancasila dilingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
Undang- Peserta didik mampu menganalisis dan menyajikan
Undang Dasar hasil analisis bentuk-bentuk sederhana norma,
Negara aturan, hak, dan kewajiban dalam kedudukannya
Republik sebagai anggota keluarga, warga sekolah, dan
Indonesia bagian dari masyarakat. Peserta didik mampu

1
sdn56kdi@gmail.com Page 45
Tahun1945 menganalisis secara sederhana dan menyajikan hasil
analisis pelaksanaan norma, aturan, hak, dan
kewajiban sebagai anggota keluarga, dan warga
sekolah. Peserta didik melaksanakan kewajiban dan
hak sebagai anggota keluarga, warga sekolah, dan
bagian dari masyarakat. Peserta didik mampu
mempraktikkan membuat kesepakatan dan aturan
bersama serta menaatinya dalam kehidupan sehari-
hari dikeluarga dan disekolah.
Bhinneka Peserta didik mampu menganalisis, menyajikan hasil
Tunggal analisis, menghormati, menjaga, dan melestarikan
Ika keragaman budaya dalam bingkai Bhinneka Tunggal
Ika dilingkungan sekitarnya.
Negara Peserta didik mampu mengenal wilayahnya dalam
Kesatuan konteks kabupaten/kota,provinsi sebagai bagian
Republik yang tidak terpisahkan dari wilayah NKRI. Peserta
Indonesia didik mampu membangun kebersamaan, persatuan,
dan berkontribusi menciptakan kenyamanan
disekolah dan lingkungan sekitar.

3.CAPAIAN PEMBELAJARAN UNTUK SD PADA KURIKULUM


MERDEKA
I.1 CAPAIAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
A. Rasional Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kemampuan berbahasa, bersastra, dan berpikir merupakan fondasi dari
kemampuan literasi. Semua bidang kajian, bidang kehidupan, dan
tujuan-tujuan sosial menggunakan kemampuan literasi. Literasi menjadi
kemampuan sangat penting yang digunakan untuk bekerjadan belajar
sepanjang hayat. Dengan demikian, pembelajaran bahasa Indonesia
merupakan pembelajaran literasi untuk berbagai tujuan berkomunikasi
dalam konteks sosial budaya Indonesia. Kemampuan literasi
dikembangkan ke dalam pembelajaran menyimak, membaca dan
memirsa, menulis, berbicara, dan mempresentasikan untuk berbagai
tujuan berbasis genre yang terkait dengan penggunaan bahasa dalam
kehidupan. Setiap genre memiliki tipe teks yang didasarkan pada alur
pikir—struktur—khas teks tertentu. Tipe teks merupakan alur pikir yang
dapat mengoptimalkan penggunaan bahasa untuk bekerja dan belajar
sepanjang hayat.
Model utama yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia
adalah pedagogi genre. Model ini memiliki empat tahapan,yaitu:
1
sdn56kdi@gmail.com Page 46
penjelasan untuk membangun konteks (explaining,buildingthecontext),
pemodelan (modelling),pembimbingan (joint construction),dan
pemandirian (independentconstruction). Disamping pedagogi genre,
pembelajaran bahasa Indonesia dapat dikembangkan dengan model-
model lain sesuai dengan pencapaian pembelajaran tertentu. Pembinaan
dan pengembangan kemampuan berbahasa Indonesia akan membentuk
pribadi Pancasila yang beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa
dan berakhlak mulia, berpikir kritis, mandiri, kreatif, bergotong
royong, dan berkebinekaan global. Rasional sebagaimana diuraikan
diatas dapat dipaparkan pada gambar 1 sebagai berikut.

Gambar1:Rasional Pembelajaran Bahasa Indonesia


B. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk membantu peserta
didik mengembangkan:
1. Akhlak mulia dengan menggunakan bahasa Indonesia secara santun;
2. sikap pengutamaan dan penghargaan terhadap bahasa Indonesia
sebagai bahasa resmi negara Republik Indonesia;
3. kemampuan berbahasa dengan berbagai teks multimodal
(lisan,tulis,visual,audio,audiovisual) untuk berbagai tujuan (genre)
dan konteks;
4. kemampuan literasi (berbahasa,bersastra,danbernalarkritis-kreatif)
dalam belajar dan bekerja;
5. kepercayaan diri untuk berekspresi sebagai individu yang cakap,
mandiri, bergotong royong, dan bertanggung jawab;
1
sdn56kdi@gmail.com Page 47
6. kepedulianterhadap budayalokal danlingkungan sekitarnya;dan
7. kepedulian untuk berkontribusi sebagai warga Indonesia dan dunia
yang demokratis dan berkeadilan.
C. Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Mata pelajaran Bahasa Indonesia menjadi modal dasar untuk belajar dan
bekerja karena berfokus pada kemampuan literasi (berbahasa dan
berpikir). Kemampuan literasi menjadi indikator kemajuan dan
perkembangan anak-anak Indonesia. Mata pelajaran Bahasa Indonesia
membina dan mengembangkan kepercayaan diri peserta didik sebagai
komunikator, pemikir kritis- kreatif- imajinatif dan warga negara
Indonesia yang menguasai literasi digital dan informasional.
Pembelajaran Bahasa Indonesia membina dan mengembangkan
pengetahuan dan kemampuan literasi dalam semua peristiwa komunikasi
yang mendukung keberhasilan dalam pendidikan dan dunia kerja.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia membentuk keterampilan berbahasa
reseptif (menyimak,membaca dan memirsa) dan keterampilan berbahasa
produktif (berbicara dan mempresentasikan, serta menulis). Kompetensi
berbahasa ini berdasar pada tiga hal yangsaling berhubungan dan saling
mendukung untuk mengembangkan kompetensi peserta didik, yaitu
bahasa (mengembangkan kompetensi kebahasaan),sastra (kemampuan
memahami,mengapresiasi,menanggapi, menganalisis, dan mencipta
karya sastra); dan berpikir (kritis,kreatif,dan imajinatif). Pengembangan
kompetensi berbahasa,bersastra, dan berpikir diharapkan membentuk
peserta didik yang memiliki kemampuan literasi tinggi dan berkarakter
Pancasila.
1. Mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup kemampuan reseptif
(menyimak, membaca dan memirsa) dan kemampuan produktif
(berbicara dan mempresentasikan,menulis).
2. Matapelajaran Bahasa Indonesia menggunakan pendekatan berbasis
genre melalui pemanfaatan beragam tipe teks dan teks multi modal
(lisan,tulis,visual,audio,audiovisual). Model pembelajaran
menggunakan pedagogi genre, yaitu: penjelasan untuk membangun
konteks (explaining, building thecontext), pemodelan (modelling),
pembimbingan (joint construction), dan pemandirian (independent
construction); serta kegiatan yang mendorong peserta didik untuk
berpikir kritis, kreatif, dan imajinatif dalam proses pembelajaran.
1
sdn56kdi@gmail.com Page 48
3. Mata pelajaran Bahasa Indonesia dibelajarkan untuk meningkatkan:
a. Kecakapan hidup peserta didik dalam mengelola diri dan lingkungan;
b. Kesadaran dan kepedulian peserta didik terhadap lingkungan alam,sosial,dan
budaya.

Area Pembelajaran Kemampuan Sub-kemampuan

Reseptif Menyimak

Bahasa Membaca dan memirsa

Berbicara dan
Produktif Mempresentasikan

Menulis

Pengertian kemampuan berbahasa diuraikan sebagai


berikut.
Elemen Deskripsi
Menyimak Menyimak adalah kemampuan peserta didik
menerima, memahami, dan memaknai informasi
yang didengar dengan sikap yang baik agar dapat
menanggapi mitra tutur. Proses yang terjadi dalam
menyimak mencakup kegiatan seperti mendengarkan
dengan konsentrasi, mengidentifikasi, memahami
pendapat, menginterpretasi tuturan bahasa, dan
memaknainya berdasarkan konteks yang melatari
tuturan tersebut. Komponen-komponen yang dapat
dikembangkan dalam menyimak diantaranya
kepekaan terhadap bunyi bahasa,sistem isyarat,kosa
kata,struktur bahasa (tata bahasa),makna,dan
metakognisi.
Membaca Membaca adalah kemampuan peserta didik untuk
dan Memirsa memahami, memaknai, menginterpretasi, dan
merefleksi teks sesuai tujuan dan kepentingannya
untuk mengembangkan sikap, pengetahuan,
keterampilan, dan potensinya. Memirsa merupakan
kemampuan peserta didik untuk memahami,
memaknai, menginterpretasi, dan merefleksi sajian

1
sdn56kdi@gmail.com Page 49
cetak, visual dan/atau audio visual sesuai tujuan dan
kepentingannya untuk mengembangkan sikap,
pengetahuan, keterampilan, dan potensinya.
Komponen-komponen yang dapat dikembangkan
dalam membaca dan memirsa diantaranya kepekaan
terhadap fonem,huruf,sistemi syarat, kosa kata,
struktur bahasa (tata bahasa),makna,dan metakognisi.
Berbicara Berbicara adalah kemampuan peserta didik untuk
dan menyampaikan gagasan, tanggapan, dan perasaan
Mempresen- dalam bentuk lisan dengan santun.
tasikan Mempresentasikan merupakan kemampuan
memaparkan gagasan atau tanggapan secara
fasih,akurat,bertanggung jawab, mengajukan
dan/atau menanggapi pertanyaan/ pernyataan,dan/
atau menyampaikan perasaan secara lisan sesuai
konteks dengan cara yang komunikatif dan santun
melalui beragam media (visual,digital,audio,dan
audio visual).
Komponen-komponen yang dapat dikembangkan
dalam berbicara dan mempresentasikan diantaranya
kepekaan terhadap bunyi bahasa,sistem isyarat,kosa
kata,struktur bahasa(tata bahasa), makna,dan
metakognisi.
Menulis Menulis adalah kemampuan menyampaikan
gagasan,tanggapan,dan perasaan dalam bentuk tulis
secara fasih,akurat,bertanggungjawab,dan/atau
menyampaikan perasaan sesuai konteks.
Komponen-komponen yang dapat dikembangkan
dalam menulis diantaranya penggunaan ejaan,kosa
kata,kalimat,paragraf,struktur bahasa,makna,dan
meta kognisi dalam beragam jenis teks.

D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Setiap Fase


1. Fase A (Umumnya untuk kelas I dan II SD)
Peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan
bernalar,sesuai dengan tujuan,kepada teman sebaya dan orang dewasa di
sekitar tentang diri dan lingkungannya. Peserta didik menunjukkan minat
serta mampu memahami dan menyampaikan pesan; mengekspresikan
perasaan dan gagasan; berpartisipasi dalam percakapan dan diskusi
sederhana dalam interaksi antar pribadi serta didepan banyak pendengar
secara santun. Peserta didik mampu meningkatkan penguasaan kosa kata
baru melalui berbagai kegiatan berbahasa dan bersastra dengan topik yang
beragam. Peserta didik juga mulai mampu mengungkapkan gagasannya
secara lisan dan tulisan dengan sikap yang baik menggunakan kata-kata yang
dikenalinya sehari-hari.

1
sdn56kdi@gmail.com Page 50
Fase A Berdasarkan Elemen.
Elemen Capaian Pembelajaran
Peserta didik mampu bersikap menjadi pendengar
Menyimak yang penuh perhatian. Peserta didik menunjukkan
minat pada tuturan yang didengar serta mampu
memahami pesan lisan daninformasi dari media
audio, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau
didengar), instruksi lisan, dan percakapan
yangberkaitan dengan tujuan berkomunikasi.
Peserta didik mampu bersikap menjadi pembaca dan
Membaca pemirsayang menunjukkan minat terhadap teks yang
dan dibaca ataudipirsa. Peserta didik mampu membaca
Memirsa kata-kata yang dikenalinya sehari-hari dengan fasih.
Peserta didik mampu memahami informasi dari
bacaan dan tayangan yang dipirsa tentang diri dan
lingkungan, narasi imajinatif, dan puisi anak.Peserta
didikmampu memaknai kosa kata baru dari teks yang
dibaca atautayangan yang dipirsa dengan bantuan
ilustrasi.
Peserta didik mampu berbicara dengan santun tentang
Berbicara dan beragam topik yang dikenali menggunakan volume
Mempresentasi dan intonasi yang tepat sesuai konteks. Peserta didik
kan mampu merespons dengan bertanya tentang sesuatu,
menjawab, dan menanggapi komentar orang lain
(teman,guru,dan orang dewasa) dengan baik dan
santun dalam suatu percakapan. Peserta didik mampu
mengungkapkan gagasan secara lisan dengan atau
tanpa bantuan gambar/ilustrasi.
Peserta didik mampu menceritakan kembali suatu isi
informasi yang dibaca atau didengar; dan menceritakan
kembali teks narasi yang dibacakan atau dibaca dengan
topik diri dan lingkungan.
Menulis Peserta didik mampu menunjukkan keterampilan
menulispermulaan dengan benar (cara memegang alat
tulis, jarakmata dengan buku, menebalkan
garis/huruf, dll.) diatas kertas dan/atau melalui media
digital. Peser tadidik mengembangkan tulisan tangan
yang semakin baik.
Peserta didik mampu menulis teks deskripsi dengan
beberapa kalimat sederhana, menulis teks rekon
tentang pengalaman diri, menulis kembali narasi
berdasarkan teks fiksi yang dibaca atau didengar,
1
sdn56kdi@gmail.com Page 51
menulis teksprosedur tentang kehidupan sehari-hari,
dan menulis teks eksposisi tentang kehidupan sehari-
hari.

2. Fase B (Umumnya untuk kelas III dan IV SD) Peserta didik memiliki
kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar, sesuai dengan
tujuan, kepada teman sebaya dan orang dewasa tentang hal-hal menarik
dilingkungan sekitarnya. Peserta didik menunjukkan minat
terhadap teks, mampu memahami dan menyampaikan gagasan dari
teks informatif, serta mampu mengungkapkan gagasan dalam kerja
kelompok dan diskusi, serta memaparkan pendapatnya secara lisan dan
tertulis. Peserta didik mampu meningkatkan penguasaan kosa kata baru
melalui berbagai kegiatan berbahasa dan bersastra dengan topik yang
beragam. Peserta didik mampu membaca dengan fasih dan lancar.
Fase B Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Menyimak Peserta didik mampu memahami ide pokok (gagasan)
suatu pesan lisan, informasi dari media audio, teks
aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar), dan
instruksi lisan yang berkaitan dengan tujuan
berkomunikasi. Peserta didik mampu memahami dan
Memaknai teks narasi yang dibacakan atau dari
media audio.
Membaca Peserta didik mampu memahami pesan dan informasi
dan Memirsa tentang kehidupan sehari-hari, teks narasi, dan puisi
anak dalam bentuk cetak atau elektronik. Peserta
didik mampu membaca kata-kata baru dengan pola
kombinasi huruf yang telah dikenalinya dengan
fasih. Peserta didik mampu memahami ide pokok
dan ide pendukung pada teks informatif. Peserta
didik mampu menjelaskan hal-hal yang dihadapi oleh
tokoh cerita pada teks narasi. Peserta didik mampu
memaknai kosa kata baru dari teks yang dibaca atau
tayangan yang dipirsa sesuai dengan topik.
Berbicara dan Peserta didik mampu berbicara dengan pilihan kata
Mempresentasikan dan sikap tubuh/gestur yang santun, menggunakan
volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks.
Peserta didik mengajukan dan menanggapi
pertanyaan, jawaban, pernyataan, penjelasan dalam
suatu percakapan dan diskusi dengan aktif. Peserta
didik mampu mengungkapkan gagasan dalam suatu
percakapan dan diskusi dengan mematuhi tata
caranya. Peserta didik mampu menceritakan
kembali suatu informasi yang dibaca atau didengar
dari teks narasi dengan topik yang beranekaragam.
Menulis Peserta didik mampu menulis teks narasi, teks
1
sdn56kdi@gmail.com Page 52
deskripsi, teks rekon, teks prosedur, dan teks
eksposisi dengan rangkaian kalimat yang beragam,
informasi yang rinci dan akurat dengan topik yang
beragam. Peserta didik terampil menulis tegak
bersambung.

3. Fase C (Umumnya untuk kelas V dan VI SD)


Pada akhir fase C, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk
berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan dan konteks sosial. Peserta
didik menunjukkan minat terhadap teks, mampu memahami, mengolah, dan
menginterpretasi informasi dan pesan dari paparan lisan dan tulis tentang
topik yang dikenali dalam teks narasi dan informatif.
Peserta didik mampu menanggapi dan mempresentasikan informasi yang
dipaparkan; berpartisipasi aktif dalam diskusi; menuliskan tanggapannya
terhadap bacaan menggunakan pengalaman dan pengetahuannya; menulis
teks untuk menyampaikan pengamatan dan pengalamannya dengan lebih
terstruktur. Peserta didik memiliki kebiasaan membaca untuk hiburan,
menambah pengetahuan, dan keterampilan.

Fase C Berdasarkan Elemen.


Elemen Capaian Pembelajaran
Menyimak Peserta didik mampu menganalisis informasi berupa
fakta, prosedur dengan mengidentifikasikan ciri
objek dan urutan proses kejadian dan nilai-nilai dari
berbagai jenis teks informatif dan fiksi yang
disajikan dalam bentuk lisan, teks aural (teks yang
dibacakan dan/atau didengar) dan audio.
Membaca Peserta didik mampu membaca kata-kata dengan
dan Memirsa berbagai pola kombinasi huruf dengan fasihdan
indah serta memahami informasi dan kosa kata
baruyang memiliki makna denotatif, literal,
konotatif, dan kiasanuntukmengidentifikasi objek,
fenomena, dan karakter. Peserta didik mampu
mengidentifikasi ide pokok dari teks deskripsi,
narasi dan eksposisi, serta nilai-nilai yang
terkandung dalam teks sastra (prosa dan
pantun,puisi) dari teks dan/atau audio visual.
Berbicara dan Peserta didik mampu menyampaikan informasi
Mempresentasikan secara lisan untuk tujuan menghibur dan meyakinkan
mitra tutur sesuai kaidah dan konteks. Menggunakan
kosa kata baru yang memiliki makna denotatif,
konotatif, dan kiasan; pilihan kata yang tepat sesuai
dengan norma budaya; menyampaikan informasi
dengan fasih dan santun. Peserta didik
menyampaikan perasaan berdasarkan fakta, imajinasi
(dari diri sendiri dan orang lain) secara indah dan
menarik dalam bentuk prosa dan puisi dengan
penggunaan kosa kata secara kreatif. Peserta didik
1
sdn56kdi@gmail.com Page 53
mempresentasikan gagasan, hasil pengamatan, dan
pengalaman dengan logis, sistematis, efektif, kreatif,
dan kritis; mempresentasikan imajinasi secara
kreatif.
Menulis Peserta didik mampu menulis teks eksplanasi,
laporan, dan eksposisi persuasif dari gagasan, hasil
pengamatan, pengalaman, dan imajinasi;
menjelaskan hubungan kausalitas,serta menuangkan
hasil pengamatan untuk meyakinkan pembaca.
Peserta didik mampu menggunakan kaidah
kebahasaan dan kesastraan untuk menulis teks sesuai
dengan konteks dan norma budaya; menggunakan
kosa kata baru yang memiliki makna denotatif,
konotatif, dan kiasan.
Peserta didik menyampaikan perasaan berdasarkan
fakta, imajinasi (dari diri sendiri dan orang lain)
secara
Indah dan menarik dalam bentuk prosa dan puisi
dengan penggunaan kosa kata secara kreatif.

4.CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA


A. Rasional Mata Pelajaran Matematika
Matematika merupakan ilmu atau pengetahuan tentang belajar atau berpikir
logis yang sangat dibutuhkan manusia untuk hidup yang mendasari
perkembangan teknologi modern. Matematika mempunyai peran penting
dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Matematika
dipandang sebagai materi pembelajaran yang harus dipahami sekaligus
sebagai alat konseptual untuk mengonstruksi dan merekonstruksi materi
tersebut, mengasah, dan melatih kecakapan berpikir yang dibutuhkan untuk
memecahkan masalah dalam kehidupan. Belajar matematika dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berpikir logis, analitis,
sistematis,kritis, dan kreatif. Kompetensi tersebut diperlukan agar pembelajar
memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi
untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah,penuh dengan
ketidakpastian, dan bersifat kompetitif.
Mata Pelajaran Matematika membekali peserta didik tentang cara berpikir,
bernalar,dan berlogika melalui aktivitas mental tertentu yang membentuk alur
berpikir berkesinambungan dan berujung pada pembentukan alur pemahaman
terhadap materi pembelajaran matematika berupa fakta, konsep, prinsip,
operasi, relasi, masalah,dan solusi matematis tertentu yang bersifat formal-

1
sdn56kdi@gmail.com Page 54
universal. Proses mental tersebut dapat memperkuat disposisi peserta didik
untuk merasakan makna dan manfaat matematika dan belajar matematika serta
nilai-nilai moral dalam belajar Mata Pelajaran Matematika, meliputi
kebebasan, kemahiran, penaksiran, keakuratan, kesistematisan, kerasionalan,
kesabaran, kemandirian, kedisiplinan, ketekunan, ketangguhan, kepercayaan
diri, keterbukaan pikiran, dan kreativitas. Dengan demikian relevansinya
dengan profil pelaja Pancasila, Mata Pelajaran Matematika ditujukan untuk
mengembangkan kemandirian, kemampuan bernalar kritis, dan kreativitas
peserta didik.
B. Tujuan Mata Pelajaran Matematika
Mata Pelajaran Matematika bertujuan untuk membekali peserta didik agar
dapat:
1. Memahami materi pembelajaran matematika berupa fakta, konsep,
prinsip,operasi, dan relasi matematis dan mengaplikasikannya secara
luwes, akurat,efisien, dan tepat dalam pemecahanma salah matematis
(pemahaman matematis dan kecakapan prosedural),
2. menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematis dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika (penalaran dan
pembuktian matematis),
3. memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematis, menyelesaikan model atau
menafsirkan solusi yang diperoleh (pemecahan masalah matematis).
4. mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, serta
menyajikan suatu situasi ke dalam simbol atau model matematis
(komunikasi dan representasi matematis),
5. mengaitkan materi pembelajaran matematika berupa fakta, konsep,
prinsip, operasi, dan relasi matematis pada suatu bidang kajian, lintas
bidang kajian, lintas bidang ilmu, dan dengan kehidupan(koneksi
matematis),dan
6. memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap kreatif, sabar, mandiri, tekun,
terbuka, tangguh, ulet, dan percaya diri dalam pemecahan masalah
(disposisi matematis).
C. Karakteristik Mata Pelajaran Matematika
Mata Pelajaran Matematika diorganisasikan dalam lingkup lima elemen
konten (dengan tambahan 1 elemen sebagai pilihan untuk kelas XI dan XII)
dan lima elemen proses.
1. Elemen konten dalam Mata Pelajaran Matematika terkait dengan
pandangan bahwa matematika sebagai materi pembelajaran
(subjectmatter) yang harus dipahami peserta didik. Pemahaman
matematis terkait erat dengan pembentukan alur pemahaman terhadap
materi pembelajaran matematika berupa fakta, konsep, prinsip,
operasi, dan relasi yang bersifat formal-universal.
Elemen Deskripsi

1
sdn56kdi@gmail.com Page 55
Bilangan Bidang kajian Bilangan membahas tentang angka sebagai
simbol bilangan, konsep bilangan, operasi hitung bilangan,
dan relasi antara berbagai operasi hitung bilangan dalam sub
elemen representasi visual, sifaturutan, dan operasi

Al jabar Bidang kajian Al jabar membahas tentang al jabar non-


formal dalam bentuk simbol gambar sampai dengan al jabar
formal dalam bentuk simbol huruf yang mewakili bilangan
tertentu dalam sub elemen persamaan dan pertidaksamaan,
relasi dan pola bilangan, serta rasio dan proporsi.

Pengukuran Bidang kajian Pengukuran membahas tentang besaran-


besaran pengukuran, cara mengukur besaran tertentu, dan
membuktikan prinsip atau teorema terkait besaran
tertentu dalam sub elemen pengukuran besaran geometris
dan non-geometris.
Geometri BidangkajianGeometrimembahastentangberbagaibentuk
bangundatar danbangun ruangbaik
dalamkajianEuclidesmaupunNon-Euclidessertaciri-
cirinyadalamsubelemengeometridatardangeometriruang.

Analisis Data Bidang kajian Analisis Data dan Peluang membahas tentang
dan Peluang pengertian data,jenis-jenis data, pengolahan data dalam
berbagai bentuk representasi, dan analisis data kuantitatif
terkait pemusatan dan penyebaran data serta peluang
munculnya suatu data atau kejadian tertentu dalam sub elemen
data dan representasinya, serta ketidakpastian dan peluang.

2. Elemen proses dalam mata pelajaran Matematika terkait dengan


pandangan bahwa matematika sebagai alat konseptual untuk
mengonstruksi dan merekonstruksi materi pembelajaran matematika
berupa aktivitas mental yang membentuk alur berpikir dan alur
pemahaman yang dapat mengembangkan kecakapan-kecakapan.

1
sdn56kdi@gmail.com Page 56
Elemen Deskripsi
Penalaran Penalaran terkait dengan proses penggunaan pola
dan hubungan dalam menganalisis situasi untuk menyusun
Pembuktian serta menyelidiki praduga. Pembuktian matematis terkait
Matematis proses membuktikan kebenaran suatu prinsip, rumus,
atau teorema tertentu.
Pemecahan Pemecahan masalah matematis terkait dengan proses
Masalah penyelesaian masalah matematis atau masalah sehari-hari
Matematis dengan cara menerapkan dan mengadaptasi berbagai
strategi yang efektif. Proses ini juga mencakup konstruksi
dan rekonstruksi pemahaman matematika melalui
pemecahan masalah.
Komunikasi Komunikasi matematis terkait dengan pembentukan alur
pemahaman materi pembelajaran matematika melalui cara
mengomunikasikan pemikiran matematis menggunakan
bahasa matematis yang tepat.
Komunikasi matematis juga mencakup proses
menganalisis dan mengevaluasi pemikiran matematis
orang lain.
Representasi Representasi matematis terkait dengan proses membuat
Matematis dan menggunakan simbol, tabel, diagram, atau bentuk lain
untuk mengomunikasikan gagasan dan pemodelan
matematika. Proses ini juga mencakup fleksibilitas dalam
mengubah dari satu bentuk representasi kebentuk
representasi ainnya, dan memilih representasi yang paling
sesuai untuk memecahkan masalah.

Koneksi Koneksi matematis terkait dengan proses mengaitkan


Matematis antar materi pembelajaran matematika pada suatu bidang
kajian, lintas bidang kajian, lintas bidang ilmu, dan
dengan kehidupan.

D. Capaian Pembelajaran Matematika Setiap Fase


1. Fase A (Umumnya untuk kelas I dan II SD) Pada akhir fase A, peserta
didik dapat menunjukkan pemahaman dan memiliki intuisi bilangan
(numbersense) pada bilangan cacah sampai100, termasuk melakukan
komposisi (menyusun)dandekomposisi (mengurai)
bilangantersebut.Mereka dapat melakukan operasi penjumlahan dan
pengurangan pada bilangan cacah sampai 20, dan dapat memahami
pecahan setengah dan seperempat. Mereka dapat mengenali, meniru,
dan melanjutkan pola-pola bukan bilangan. Mereka
dapat membandingkan panjang, berat, dan durasi waktu, serta
mengestimasi panjang menggunakan satuan tidak baku.
Peserta didik dapat mengenal berbagai bangun datar dan bangun ruang, serta
dapat menyusun dan mengurai bangun datar. Mereka dapat menentukan posisi
benda terhadap benda lain.

Peserta didik dapat mengurutkan, menyortir, mengelompokkan, membandingkan,


dan menyajikan data menggunakan turus dan piktogram paling banyak 4 kategori.
Fase A Berdasarkan Elemen

1
sdn56kdi@gmail.com Page 57
Elemen CapaianPembelajaran
Bilangan Pada akhir fase A, peserta didik menunjukkan pemahaman dan
memiliki intuisi bilangan (numbersense) pada bilangan cacah
sampai 100, mereka dapat membaca, menulis, menentukan nilai
tempat, membandingkan, mengurutkan, serta melakukan
komposisi (menyusun) dan dekomposisi (mengurai) bilangan.
Peserta didik dapat melakukan operasi penjumlahan dan
pengurangan menggunakan benda-benda konkret yang
banyaknya sampai 20.
Peserta didik menunjukkan pemahaman pecahan sebagai bagian
dari keseluruhan melalui konteks membagi sebuah benda atau
kumpulanbenda sama banyak, pecahan yang diperkenalkan
adalah setengah dan seperempat.

Aljabar Pada akhir Fase A, peserta didik dapat menunjukan


pemahaman makna simbol matematika "=" dalam suatu
kalimat matematika yang terkait dengan penjumlahan dan
pengurangan bilangan cacah sampai 20 menggunakan gambar.
Contoh:

Peserta didik dapat mengenali, meniru, dan melanjutkan pola


bukan bilangan (misalnya,gambar,warna,suara)

Pengukur Pada akhir Fase A, peserta didik dapat membandingkan panjang


an dan berat benda secara langsung, dan membandingkan durasi
waktu. Mereka dapat mengukurdan mengestimasi panjang
benda menggunakan satuan tidak baku.

Geometri Pada akhir Fase A, peserta didik dapat mengenal berbagai


bangun datar (segitiga, segiempat, segi banyak, lingkaran) dan
bangun ruang (balok, kubus, kerucut, dan bola). Mereka
dapat menyusun (komposisi) dan mengurai (dekomposisi) suatu
bangun datar (segitiga, segi empat, dan segi banyak). Peserta
didik juga dapat menentukan posisi benda terhadap benda lain
(kanan, kiri, depan belakang).

Analisis Pada akhir fase A, peserta didik dapat mengurutkan, menyortir,


Data mengelompokkan, membandingkan, dan menyajikan data dari
dan banyak benda dengan menggunakan turus dan piktogram paling
Peluang banyak 4 kategori.

2. Fase B (Umumnya untuk kelas III dan IV SD) Pada akhir fase B,
peserta didikdapat menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan
(numbersense) pada bilangan cacah sampai
10.000. Mereka dapat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan
cacah sampai 1.000, dapat melakukan operasi perkalian dan pembagian bilangan
cacah, dapat mengisi nilai yang belum diketahui dalam sebuah kalimat
matematika, dan dapat mengidentifikasi, meniru, dan mengembangkan pola gambar

1
sdn56kdi@gmail.com Page 58
atau obyek sederhana dan pola bilangan yang berkaitan dengan penjumlahan dan
pengurangan bilangan cacah sampai
100. Mereka dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan kelipatan dan faktor,
masalah berkaitan dengan uang menggunakan ribuan sebagai satuan. Mereka dapat
membandingkan dan mengurutkan antar-pecahan, serta dapat mengenali pecahan
senilai. Mereka dapat menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number
sense) pada bilangan desimal, dan dapat menghubungkan pecahan desimal dan
perseratusan dengan persen.
Peserta didik dapat mengukur panjang dan berat benda menggunakan satuan
baku,dan dapat menentukan hubungan antar-satuan baku panjang. Mereka dapat
mengukur dan mengestimasi luas dan volume menggunakan satuan tidak baku dan
satuan baku berupa bilangan cacah. Peserta didik dapat mendeskripsikan ciri
berbagai bentuk bangun datar dan dapat menyusun (komposisi) dan mengurai
(dekomposisi) berbagai bangun datar dengan satu cara atau lebih jika
memungkinkan.
Peserta didik dapat mengurutkan, membandingkan, menyajikan, menganalisis dan
menginterpretasi data dalam bentuk tabel, diagram gambar, piktogram, dan diagram
batang (skala satu satuan).

1
sdn56kdi@gmail.com Page 59
Fase B Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran


Bilangan Pada akhir fase B, peserta didik menunjukkan pemahaman
dan intuisi bilangan (numbersense) pada bilangan cacah
sampai 10.000. Mereka dapat membaca, menulis,
menentukan nilai tempat, membandingkan, mengurutkan,
menggunakan nilai tempat, melakukan komposisi dan
dekomposisi bilangan tersebut. Mereka juga dapat
menyelesaikan masalah berkaitan dengan uang menggunakan
ribuan sebagai satuan. peserta didik dapat melakukan operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai 1.000.
Mereka dapat melakukan operasi perkalian dan pembagian
bilangan cacah sampai
100 menggunakan benda-benda konkret, gambar dan simbol
matematika. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah
berkaitan dengan kelipatan dan faktor.
Peserta didik dapat membandingkan dan mengurutkan antar-
pecahan dengan pembilang satu (misalnya,1,1,1) 23 4
dan antar-pecahan dengan penyebut yang sama
(misalnya, 2,4,7). Mereka dapat mengenali pecahan
88 8
senilai menggunakan gambar dan simbol matematika.
Pesertadidikmenunjukkanpemahamandanintuisibilangan
(number sense) pada bilangan desimal. Mereka dapat
menyatakan pecahan desimal persepuluhan dan perseratusan,
serta menghubungkan pecahan desimal perseratusan dengan
konsep persen.
Aljabar Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mengisi nilai
yangbelum diketahui dalam sebuah kalimat matematika yang
berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan pada
bilangan cacah sampai 100 (contoh:10+…=19,19-…
=10)
Peserta didik dapat mengidentifikasi, meniru, dan
mengembangkan pola gambar atau obyek sederhana dan pola
bilangan membesar dan mengecil yang melibatkan
penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah
sampai100.
Pengukuran Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mengukur panjang
dan berat benda menggunakan satuan baku. Mereka dapat
menentukan hubungan antar-satuan baku panjang (cm,m).
Mereka dapat mengukur dan mengestimasi luas dan volume
menggunakan satuan tidak baku dan satuan baku berupa
bilangan cacah.
Geometri Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mendeskripsikan ciri
berbagai bentuk bangun datar (segi empat, segitiga, segi
banyak). Mereka dapat menyusun (komposisi) dan mengurai
(dekomposisi) berbagai bangun datar dengan lebih dari satu
cara jika memungkinkan.

1
sdn56kdi@gmail.com Page 60
Analisa Data Pada akhir fase B, peserta didik dapat mengurutkan,
dan Peluang membandingkan, menyajikan, menganalisis dan
menginterpretasi data dalam bentuk tabel, diagram gambar,
piktogram, dan diagram batang (skala satu satuan).

3. Fase C (Umumnya untuk kelas V dan VI SD) Pada akhir fase C,


peserta didik dapat menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan
(numbersense) pada bilangan cacah dengan
1.000.000. Mereka dapat melakukan operasi aritmetika pada
bilangan cacah sampai 100.000. Mereka dapat membandingkan dan mengurutkan
berbagai pecahan, melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan, serta
melakukan operasi perkalian dan pembagian pecahan dengan bilangan asli. Mereka
dapat membandingkan dan mengurutkan bilangan desimal dan mengubah pecahan
menjadi desimal. Mereka dapat mengisi nilai yang belum diketahui dalam sebuah
kalimat matematika yang berkaitan dengan operasi arit metika pada bilangan cacah
sampai1000. Mereka dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK
dan FPB dan masalah yangberkaitan dengan uang. Mereka dapat mengidentifikasi,
meniru,dan mengembangkan pola bilangan membesar yang melibatkan perkalian
dan pembagian.Mereka dapat bernalar secara proporsional dan menggunakan
operasi perkalian dan pembagian dalam menyelesaikan masalah sehari-hari dengan
rasio dan atau yang terkait dengan proporsi.
Peserta didik dapat menentukan keliling dan luas beberapa bentuk bangun datar dan
gabungannya. Mereka dapat mengonstruksi dan mengurai beberapa bangun ruang
dan gabungannya, dan mengenali visualisasi spasial. Mereka dapat membandingkan
karakteristik antar bangun datar dan antar bangun ruang. Mereka dapat menentukan
lokasi pada peta yang menggunakan sistem berpetak.
Peserta didik dapat mengurutkan, membandingkan, menyajikan, dan menganalisis
data banyak benda dan data hasil pengukuran dalam bentuk beberapa visualisasi
dan dalam tabel frekuensi untuk mendapatkan informasi. Mereka dapat
menentukan kejadian dengan kemungkinan yang lebih besar dalam suatu percobaan
acak.

Fase C Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran

1
sdn56kdi@gmail.com Page 61
Bilangan Pada akhir fase C, peserta didik dapat menunjukkan
pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada
bilangan cacah sampai 1.000.000. Mereka dapat membaca,
menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan,
mengurutkan, melakukan komposisi dan dekomposisi
bilangan tersebut. Mereka juga dapat menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan uang.
Mereka dapat melakukan operasi penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian bilangan cacah sampai 100.000.
Mereka juga dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan KPK dan FPB.
Peserta didik dapat membandingkan dan mengurutkan
berbagai pecahan termasuk pecahan campuran, melakukan
operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan, serta
melakukan operasi perkalian dan pembagian pecahan dengan
bilangan asli. Mereka dapat mengubah pecahan menjadi
desimal, serta membandingkan dan mengurutkan bilangan
desimal (satu angka dibelakang koma)
Al jabar Pada akhir fase C, peserta didik dapat mengisi nilai yang
belum diketahui dalam sebuah kalimat matematika yang
berkaitan dengan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian pada bilangan cacah sampai 1000
(contoh:10x…=900, dan 900:…=10)
Peserta didik dapat mengidentifikasi, meniru, dan
mengembangkan pola bilangan membesar dan mengecilyang
melibatkan perkalian dan pembagian. Mereka dapat bernalar
secara proporsional untuk menyelesaikan masalah sehari-hari
dengan rasio satuan. Mereka dapat menggunakan operasi
perkalian dan pembagian dalam menyelesaikan masalah
sehari-hari yang terkait dengan proporsi.

Pengukuran Pada akhir fase C, peserta didik dapat menentukan keliling


dan luas berbagai bentuk bangun datar (segitiga,segi
empat,dan segi banyak) serta gabungannya. Mereka dapat
menghitung durasi waktu dan mengukur besar sudut.

Geometri Pada akhir fase C, peserta didik dapat mengonstruksi dan


mengurai bangun ruang (kubus,balok,dan gabungannya) dan
mengenali visualisasi spasial (bagian depan, atas, dan
samping). Mereka dapat membandingkan karakteristik antar
bangun datar dan antar bangun ruang. Mereka dapat
menentukan lokasi pada peta yang menggunakan sistem
berpetak.
Analisa Data Pada akhir fase C, peserta didik dapat mengurutkan,
dan Peluang membandingkan, menyajikan, dan menganalisis data
banyak benda dan data hasil pengukuran dalam bentuk
gambar, piktogram, diagram batang, dan tabel frekuensi
untuk mendapatkan informasi. Mereka dapat menentukan
kejadian dengan kemungkinan yang lebih besar dalam suatu
percobaan acak.
5.CAPAIAN PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN
SOSIAL (IPAS) SD
1
sdn56kdi@gmail.com Page 62
A. Rasional Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS)
Tantangan yang dihadapi umat manusia kian bertambah dari waktu
kewaktu. Permasalahan yang dihadapi saat ini tidak lagi sama dengan
permasalahan yang dihadapi satu decade atau bahkan satu abad yang lalu.
Ilmu pengetahuan dan teknologi terus dikembangkan untuk menyelesaikan
setiap tantangan yang dihadapi. Oleh karenanya, pola pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) perlu disesuaikan agar generasi
muda dapat menjawab dan menyelesaikan tantangan-tantangan yang
dihadapi dimasa yang akan datang.
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) adalah ilmu pengetahuan yang
mengkaji tentang makhluk hidup dan benda mati di alam semesta serta
interaksinya, dan mengkaji kehidupan manusia sebagai individu sekaligus
sebagai makhluk sosial yang berinteraksi dengan lingkungannya. Secara
umum, ilmu pengetahuan diartikan sebagai gabungan berbagai
pengetahuan yang disusun secara logis dan bersistem dengan
memperhitungkan sebab dan akibat (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
2016). Pengetahuan ini melingkupi pengetahuan alam dan pengetahuan
sosial.
Pendidikan IPAS memiliki peran dalam mewujudkan Profil Pelajar
Pancasila sebagai gambaran ideal profil peserta didik Indonesia. IPAS
membantu peserta didik menumbuhkan keingintahuannya terhadap
fenomena yang terjadi di sekitarnya. Keingintahuan ini dapat memicu
peserta didik untuk memahami bagaimana alam semesta bekerja dan
berinteraksi dengan kehidupan manusia di muka bumi. Pemahaman ini
dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan yang
dihadapi dan menemukan solusi untuk mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan. Prinsip-prinsip dasar metodologi ilmiah dalam
pembelajaran IPAS akan melatih sikap ilmiah (keingintahuan yang tinggi,
kemampuan berpikir kritis, analitis dan kemampuan mengambil
kesimpulan yang tepat) yang melahirkan kebijaksanaan dalam diri peserta
didik.
Sebagai negara yang kaya akan budaya dan kearifan lokal, melalui IPAS
diharapkan peserta didik menggali kekayaan kearifan lokal terkait IPAS
termasuk menggunakannya dalam memecahkan masalah. Oleh karena
itu,focus utama yang ingin dicapai dari pembelajaran IPAS di SD
bukanlah pada seberapa banyak konten materi yang dapat diserap oleh
peserta didik, akan tetapi dari seberapa besar kompetensi peserta didik
dalam memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki. Dengan
mempertimbangkan bahwa anak usia SD masih melihat segala sesuatu
secara apa adanya, utuh dan terpadu maka pembelajaran IPA dan IPS
disederhanakan menjadi satumata pelajaran yaitu IPAS. Hal ini juga
dilakukan dengan pertimbangan anak usia SD masih dalam tahap berpikir
konkrit/sederhana, holistik, komprehensif, dan tidak detail.
Pembelajaran di SD perlu memberikan peserta didik kesempatan untuk
melakukan eksplorasi, investigasi dan mengembangkan pemahaman
terkait lingkungan disekitarnya. Jadi mempelajari fenomena alam serta
interaksi manusia dengan alam dan antar manusia sangat penting
dilakukan ditahapan ini.
B. Tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) dengan
mempelajari IPAS, peserta didik mengembangkan dirinya sehingga sesuai
dengan profil Pelajar Pancasila dan dapat:
1. Mengembangkan ketertarikan serta rasa ingin tahu sehingga peserta
didik terpicu untuk mengkaji fenomena yang ada disekitar manusia,
1
sdn56kdi@gmail.com Page 63
memahami alam semesta dan kaitannya dengan kehidupan manusia;
2. berperan aktif dalam memelihara, menjaga, melestarikan lingkungan
alam, mengelola sumber daya alam dan lingkungan dengan bijak;
3. mengembangkan keterampilan inkuiri untuk mengidentifikasi,
merumuskan hingga menyelesaikan masalah melalui aksi nyata;
4. mengerti siapa dirinya, memahami bagaimana lingkungan sosial dia
berada, memaknai bagaimanakah kehidupan manusia dan masyarakat
berubah dari waktu kewaktu;
5. memahami persyaratan yang diperlukan peserta didik untuk menjadi
anggota suatu kelompok masyarakat dan bangsa serta memahami arti
menjadi anggota masyarakat bangsa dan dunia, sehingga diadapat
berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan
dengan dirinya dan lingkungan disekitarnya; dan
6. mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep didalam IPAS
serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS)
Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan juga
senantiasa mengalami perkembangan. Apa yang kita ketahui sebagai
sebuah kebenaran ilmiah dimasa lampau boleh jadi mengalami pergeseran
dimasa kini maupun masa depan. Itu sebabnya ilmu pengetahuan bersifat
dinamis dan merupakan sebuah upaya terus menerus yang dilakukan oleh
manusia untukmengungkap kebenaran dan memanfaatkannya untuk
kehidupan (Sammel,2014).
Daya dukung alam dalam memenuhi kebutuhan manusia dari waktu kewaktu juga
semakin berkurang. Pertambahan populasi manusia yang terjadi secara
eksponensial juga memicu banyaknya permasalahan yang dihadapi. Seringkali
permasalahan yang muncul tidak dapat diselesaikan dengan melihat dari satu sudut
pandang: keilmuan alam atau dari sudut pandang ilmu social saja, melainkan
dibutuhkan pendekatan yang lebih holistik yang meliputi berbagai lintas disiplin
ilmu (Yanitsky,2017). Untuk memberikan pemahaman ini kepada peserta didik,
pembelajaran ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan social perlu dipadukan
menjadi satu kesatuan yang kemudian kita sebut dengan istilah IPAS. Dalam
pembelajaran IPAS, ada 2 elemen utama yakni pemahaman IPAS (sains dan
sosial),dan keterampilan Proses.

Elemen Deskripsi
Pemahama Ilmu pengetahuan mengambil peran penting dalam
n IPAS mengembangkan teori-teori yang membantu kita memahami
(sains dan bagaimana dunia kita bekerja. Lebih jauh lagi, ilmu
sosial) pengetahuan telah membantu kita mengembangkan
teknologi dan system tata kelola yang mendukung
terciptanya kehidupan yang lebih baik. Dengan menguasai
ilmu pengetahuan kita dapat melakukan banyak hal untuk
menyelesaikan permasalahan atau menghadapi tantangan
yang ada.
Memiliki pemahaman IPAS merupakan bukti ketika
seseorang memilih dan mengintegrasikan pengetahuan ilmiah
yang tepat untuk menjelaskan serta memprediksi suatu
fenomena atau fakta dan menerapkan pengetahuan tersebut
dalam situasi yang berbeda. Pengetahuan ilmiah ini berkaitan
dengan fakta, konsep, prinsip, hukum, teori dan model yang
telah ditetapkan oleh para ilmuwan
1
sdn56kdi@gmail.com Page 64
Keterampil Dalam profil Pelajar Pancasila, disebutkan bahwa peserta
an proses didik Indonesia yang bernalar kritis mampu memproses
informasi baik kualitatif maupun kuantitatif secara objektif,
membangun keterkaitan antara berbagai informasi,
menganalisis informasi, mengevaluasi, dan
menyimpulkannya. Dengan memiliki keterampilan proses
yang baik maka profil tersebut dapat dicapai.
Keterampilan proses adalah sebuah proses intensional dalam
melakukan diagnosa terhadap situasi, memformulasikan
permasalahan, mengkritisi suatu eksperimen dan
menemukan perbedaan dari alternatif-alternatif yang ada,
mencari opini yang dibangun berdasarkan informasi yang
kurang lengkap, merancang investigasi, menemukan
informasi, menciptakan model, mendebat rekan sejawat
menggunakan fakta, serta membentuk argumen yang
koheren (Linn, Davis, & Bell 2004). Inkuiri sangat
direkomendasikan sebagai bentuk pendekatan dalam
pengajaran karena hal ini terbukti membuat peserta didik
lebih terlibat dalam pembelajaran (Anderson, 2002).
Dalam pengajaran IPAS, terdapat dua pendekatan
pedagogis: pendekatan deduktif dan induktif (Constantinou
et.al, 2018). Peran guru dalam pendekatan deduktif adalah
menyajikan suatu konsep berikut logika terkait dan
memberikan contoh penerapan. Dalam pendekatan ini,
peserta didik diposisikan sebagai pembelajar yang pasif
(hanya menerima materi). Sebaliknya, dalam pendekatan
induktif, peserta didik diberikan kesempatan yang lebih
leluasa untuk melakukan observasi, melakukan eksperimen
dan dibimbing oleh guru untuk membangun konsep
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki (Rocard, et.al.,
2007).
Pembelajaran berbasis inkuiri memiliki peran penting dalam
pendidikan sains (e.g. Blumenfeld et al., 1991; Linn, Pea, &
Songer, 1994; National Research Council, 1996; Rocard et
al., 2007). Hal ini didasarkan pada pengakuan bahwa sains
secara esensial didorong oleh pertanyaan, proses yang
terbuka, kerangka berpikir yang dapat
dipertanggungjawabkan, dan dapat diprediksi.
Oleh karenanya peserta didik perlu mendapatkan
pengalaman personal dalam menerapkan inkuiri saintifik
agar aspek fundamental IPAS ini dapat membudaya dalam
dirinya (Linn, Songer, & Eylon, 1996; NRC, 1996).
Menurut Ash (2000) dan diadopsi dari Murdoch (2015),
sekurang-kurangnya ada enam keterampilan inkuiri yang
perlu dimiliki peserta didik.
1. Mengamati
Mengamati sebuah fenomena dan peristiwa merupakan awal
dari proses inkuiri yang akan terus berlanjut ketahapan
berikutnya. Pada saat melakukan pengamatan, peserta didik
memperhatikan fenomena dan peristiwa dengan saksama,
mencatat, serta membandingkan informasi yang
dikumpulkan untuk melihat persamaan dan perbedaannya.
Pengamatan bisa dilakukan langsung atau menggunakan
1
sdn56kdi@gmail.com Page 65
instrument lain seperti kuesioner,wawancara.
2. Mempertanyakan dan memprediksi Peserta didik
didorong untuk mengajukan pertanyaan tentang hal-
hal yang ingin
Diketahui pada saat melakukan pengamatan. Pada tahap ini
peserta didik juga menghubungkan pengetahuan yang
dimiliki dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari
sehingga bias memprediksi apa yang akan terjadi dengan
hokum sebab akibat.
3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan setelah
mempertanyakan dan membuat prediksi berdasarkan
pengetahuan dan informasi yang dimiliki, peserta didik
membuat rencana dan menyusun langkah-langkah
operasional berdasarkan referensi yang benar. Peserta
didik dapat menjawab pertanyaan dan membuktikan
prediksi dengan melakukan penyelidikan. Tahapan ini
juga mencakup identifikasi dan inventarisasi faktor-
faktor operasional baik internal maupun eksternal
dilapangan yang mendukung dan menghambat kegiatan.
Berdasarkan perencanaan tersebut, peserta didik
mengambil data dan melakukan serangkaian tindakan
yang dapat digunakan untuk mendapatkan temuan-
temuan.
4. Memproses, menganalisis data dan informasi Peserta
didik memilih dan mengorganisasikan informasi yang
diperoleh. Ia menafsirkan informasi yang didapatkan
dengan jujur dan bertanggungjawab. Selanjutnya,
menganalisis menggunakan alat dan metode yang tepat,
menilai relevansi informasi yang ditemukan dengan
mencantumkan referensi rujukan, serta menyimpulkan
hasil penyelidikan.
5. Mengevaluasi dan refleksi
Pada tahapan ini peserta didik menilai apakah kegiatan yang
dilakukan sesuai dengan tujuan yang direncanakan atau
tidak. Pada akhir siklus ini, peserta didik juga meninjau
kembali proses belajar yang dijalani dan hal-hal yang perlu
dipertahankan dan/atau diperbaiki pada masa yang akan
datang. Peserta didik melakukan refleksi tentang bagaimana
pengetahuan baru yang dimilikinya dapat bermanfaat bagi
diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar dalam
perspektif global untuk masa depan berkelanjutan.
6. Mengomunikasikan hasil
Peserta didik melaporkan hasil secara terstruktur melalui
lisan atau tulisan, menggunakan bagan, diagram maupun
ilustrasi, serta dikreasikan kedalam media digital dan non-
digital untuk mendukung penjelasan. Peserta didik lalu
mengomunikasikan hasil temuannya dengan
mempublikasikan hasil laporan dalam berbagai media, baik
digital dan atau non digital. Pelaporan dapat dilakukan
berkolaborasi dengan berbagai pihak.
Keterampilan proses tidak selalu merupakan urutan langkah,
melainkan suatu siklus yang dinamis yang dapat disesuaikan
berdasarkan perkembangan dan kemampuan peserta didik
1
sdn56kdi@gmail.com Page 66
D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial
(IPAS) Setiap Fase
1. Fase A(Umumnya untuk kelas I dan II SD)
Difase ini, umumnya peserta didik bias mengoptimalkan kemampuan indranya
untuk mengamati, bertanya, mencoba, dan menceritakan pengalaman belajar yang
telah diperolehnya terkaitperistiwa yang terjadi di lingkungan sekitarnya baik
secara verbalmaupun nonverbal dengan menggunakan berbagai media
(gambar/simbol/karya).
Di akhir fase A, peserta didik diharapkan belajar untuk melakukan proses inkuiri,
yaitu: mengamati dan mengajukan pertanyaan terkait apa yang ada pada dirinya
maupun kondisi /fenomena/peristiwa sederhana yang terjadi di lingkungan sekitar
rumah dan sekolah. Selanjutnya peserta didik mengusulkan ide/menalar, melakukan
investigasi/penyelidikan/percobaan, mengomunikasikan, menyimpulkan,
merefleksikan, dan mengaplikasikan pengalaman belajar dari proses inkuiri yang
sudah dilakukannya.

1
sdn56kdi@gmail.com Page 67
Elemen Capaian Pembelajaran
Pemahaman Diakhir Fase A, peserta didik mengidentifikasi dan
IPAS (sains mengajukan pertanyaan tentang apa yang ada pada dirinya
dan sosial) maupun kondisi dilingkungan rumah dan sekolah serta
mengidentifikasi permasalahan sederhana yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari.
Peserta didik mengoptimalkan penggunaan panca indra
untuk melakukan pengamatan dan bertanya tentang
makhluk hidup dan perubahan benda ketika diberikan
perlakuan tertentu. Peserta didik menggunakan hasil
pengamatan untuk menjelaskan pola sebab akibat
sederhana dengan menggunakan beberapa media/alat
bantu.
Peserta didik mengenal anggota tubuh manusia (panca
indra), menjelaskan fungsinya dan cara merawatnya
dengan benar. Peserta didik dapat membedakan antara
hewan dan tumbuhan sesuai dengan bentuk dan ciri-ciri
umumnya.
Peserta didik mampu mengelaborasikan pemahamannya
tentang konsep waktu (pagi-siang-sore-malam), mengenal
nama-nama hari, nama bulan, kondisi cuaca dalam
keterkaitannya dengan aktivitas sehari-hari.
Peserta didik mampu mendeskripsikan identitas diri (ciri-
ciri fisik, kegemaran) dan orang-orang disekitarnya
(keluarga,teman dan tetangga) sehingga dapat menerima
perbedaan yang ada pada diri manusia.
Peserta didik mampu mendeskripsikan silsilah keluarga,
peran serta tanggungjawabnya sebagai anggota
keluarga/kelompok/sekolah.
Peserta didik dapat mendeskripsikan benda-benda
dilingkungan sekitar sebagai bagian dari lingkungan alami
dan buatan, mendeskripsikan kondisi lingkungan rumah dan
sekolah dalam bentuk gambar/ denah sederhana. Peserta
didik dapat membedakan lingkungan sehat dan tidak sehat,
mencerminkan perilaku hidup sehat dan ikut serta menjaga
kebersihan lingkungan rumah dan sekolah.

1
sdn56kdi@gmail.com Page 68
Keteram 1. Mengamati diakhir fase A, peserta didik mengamati
pilan fenomena dan peristiwa secara sederhana dengan
proses mengoptimalkan penggunaan panca indra
2. Mempertanyakan dan memprediksi menyusun dan
menjawab pertanyaan tentang hal-hal yang ingin
diketahui saat melakukan pengamatan. Peserta didik
membuat prediksi mengenai objek dan peristiwa
dilingkungan sekitar. Merencanakan dan melakukan
penyelidikan dengan panduan, peserta didik
berpartisipasi dalam penyelidikan untuk
mengeksplorasi dan menjawab pertanyaan.
Melakukan pengukuran tidak baku dengan cara
sederhana untuk mendapatkan data.
4. Memproses, menganalisis data dan informasi
menggunakan berbagai metode untuk
mengorganisasikan informasi, termasuk gambar, tabel.
Peserta didik mendiskusikan dan membandingkan
antara hasil pengamatan dengan prediksi.
5. Mengevaluasi dan refleksi dengan panduan, peserta
didik membandingkan hasil pengamatan yang
berbeda dengan mengacu pada teori.
Mengomunikasikan hasil Mengomunikasikan hasil
penyelidikan secara lisan dan tertulis dalam format
sederhana

2. Fase B (Umumnya untuk kelas III dan IV SD) Pada Fase B peserta
didik mengidentifikasi keterkaitan antara pengetahuan-pengetahuan
yang baru saja diperoleh serta mencari tahu bagaimana konsep-konsep
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial berkaitan satu sama lain yang ada
dilingkungan sekitar dalam kehidupan sehari-hari. Penguasaan peserta
didik terhadap materi yang sedang dipelajari
ditunjukkan dengan menyelesaikan tantangan yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya peserta didik
mengusulkan ide/menalar, melakukan investigasi/ penyelidikan/
percobaan, mengomunikasikan, menyimpulkan,
merefleksikan, mengaplikasikan dan melakukan tindak lanjut dari
proses inkuiri yang sudah dilakukannya.

Elemen Capaian Pembelajaran

1
sdn56kdi@gmail.com Page 69
Pemahaman Peserta didik menganalisis hubungan antara bentuk
IPAS (sains serta fungsi bagian tubuh pada manusia (panca indra).
dan sosial) Peserta didik dapat membuat simulasi menggunakan
bagan/alat bantu sederhana tentang siklus hidup
makhluk hidup. Peserta didik dapat mengidentifikasi
masalah yang berkaitan dengan pelestarian sumber daya
alam dilingkungan sekitarnya dan kaitannya dengan
upaya pelestarian makhluk hidup.
Peserta didik mengidentifikasi proses perubahan wujud
zat dan perubahan bentuk energy dalam kehidupan
sehari-hari. Peserta didik mengidentifikasi sumber dan
bentuk energy serta menjelaskan proses perubahan
bentuk energy dalam kehidupan sehari-hari
(contoh:energy kalor,listrik,bunyi,cahaya). Peserta
didik memanfaatkan gejala kemagnetan dalam
kehidupan sehari-hari, mendemonstrasikan berbagai
jenis gaya dan pengaruhnya terhadap arah, gerak dan
bentuk benda. Peserta didik mendeskripsikan
terjadinya siklus air dan kaitannya dengan upaya
menjaga ketersediaan air.
Diakhir fase ini, peserta didik menjelaskan tugas,
peran, dan tanggungjawab sebagai warga sekolah serta
mendeskripsikan bagaimana interaksi social yang
terjadi disekitar tempat tinggal dan sekolah. Peserta
didik mengidentifikasi ragam bentang alam dan
keterkaitannya dengan profesi masyarakat.
Peserta didik mampu menunjukkan letak
kota/kabupaten dan provinsi tempat tinggalnya pada
peta konvensional /digital. Peserta didik
mendeskripsikan keanekaragaman hayati, keragaman
budaya, kearifan local dan upaya pelestariannya.
Peserta didik mengenal keragaman budaya, kearifan
lokal, sejarah (baik tokoh maupun periodisasinya) di
provinsi tempat tinggalnya serta menghubungkan
dengan konteks kehidupan saat ini. Peserta didik
mampu membedakan antara kebutuhan dan keinginan,
mengenal nilai mata uang dan mendemonstrasikan
bagaimana uang digunakan untuk mendapatkan nilai
manfaat/memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
Keterampilan proses 1. Mengamati Diakhir fase ini, peserta didik
mengamati fenomena dan peristiwa secara
sederhana dengan menggunakan panca indra dan
dapat mencatat hasil pengamatannya.
2. Mempertanyakan dan memprediksi dengan
menggunakan panduan, peserta didik
mengidentifikasi pertanyaan yang dapat
diselidiki secara ilmiah dan membuat prediksi
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya.
3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan
dengan panduan, peserta didik membuat rencana
dan melakukan langkah-langkah operasional
untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.
1
sdn56kdi@gmail.com Page 70
Menggunakan alat dan bahan yang sesuai
dengan mengutamakan keselamatan. Peserta
didik menggunakan alat bantu pengukuran untuk
mendapatkan data yang akurat.
4. Memproses, menganalisis data dan informasi
Mengorganisasikan data dalam bentuk table dan
grafik sederhana untuk menyajikan data dan
mengidentifikasi pola. Peserta didik
membandingkan antara hasil pengamatan dengan
prediksi dan memberikan alas an yang bersifat
ilmiah.
5. Mengevaluasi dan refleksi Mengevaluasi
kesimpulan melalui perbandingan dengan teori
yang ada. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan
proses penyelidikan.
6. Mengomunikasikan hasil Mengomunikasikan hasil
penyelidikan secara lisan dan tertulis dalam
berbagai format.

3. Fase C (Umumnya untuk kelas V dan VI SD) Pada Fase C peserta


didik diperkenalkan dengan sistem-perangkat unsure yang saling
terhubung satu sama lain dan berjalan dengan aturan-aturan
tertentu untuk menjalankan fungsi tertentu -khususnya yang
berkaitan dengan bagaimana alam dan kehidupan social saling
berkaitan dalam konteks kebhinekaan. Peserta didik melakukan suatu
tindakan, mengambil suatu keputusan atau menyelesaikan
permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
berdasarkan pemahamannya terhadap materi yang telah dipelajari.

Elemen Capaian Pembelajaran


Pemahaman IPAS Peserta didik melakukan simulasi dengan menggunakan
(sains dan sosial) Peserta didik menyelidiki bagaimana hubungan saling
ketergantungan antar komponen biotik-abiotik dapat
memengaruhi kestabilan suatu ekosistem dilingkungan
Berdasarkan pemahamannya terhadap konsep gelombang
(bunyi dan cahaya) peserta didik mendemonstrasikan
bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik mendeskripsikan adanya ancaman krisis
energy yang dapat terjadi serta mengusulkan upaya-upaya
individu maupun kolektif yang dapat dilakukan untuk
menghemat penggunaan energy dan serta penemuan
sumber energy alternative yang dapat digunakan
menggunakan sumber daya yang ada disekitarnya.
Peserta didik mendemonstrasikan bagaimana system tata
surya bekerja dan kaitannya dengan gerak rotasi dan
revolusi bumi. Peserta didik merefleksikan bagaimana
perubahan kondisi alam dipermukaan bumi terjadi akibat
factor alam maupun perbuatan manusia, mengidentifikasi
pola hidup yang menyebabkan terjadinya permasalahan
lingkungan serta memprediksi dampaknya terhadap
kondisi social kemasyarakatan,ekonomi.
Diakhir fase ini peserta didik menggunakan peta
1
sdn56kdi@gmail.com Page 71
konvensional/ digital untuk mengenal letakdan kondisi
geografis negara Indonesia. Peserta didik mengenal
keragaman budaya nasional yang dikaitkan dengan
konteks kebhinekaan.
Peserta didik menceritakan perjuangan bangsa Indonesia
dalam melawan imperialisme, merefleksikan perjuangan
para pahlawan dalam upaya merebut dan
mempertahankan kemerdekaan serta meneladani
perjuangan pahlawan dalam tindakan nyata sehari-hari.
Diakhir fase ini, peserta didik mengenal berbagai
macam kegiatan ekonomi masyarakat dan ekonomi
kreatif dilingkungan sekitar.
Dengan penuh kesadaran, peserta didik melakukan
suatu tindakan atau mengambil suatu keputusan yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari berdasarkan
pemahamannya terhadap kekayaan kearifan lokal yang
berlaku di wilayahnya serta nilai-nilai ilmiah dari
kearifan lokal tersebut.
Keterampilan proses 1. Mengamati Pada akhir fase C, peserta didik
mengamati fenomena dan peristiwa secara
sederhana dengan menggunakan panca indra,
mencatat hasil pengamatannya, serta mencari
persamaan dan perbedaannya.
2. Mempertanyakan dan memprediksi Dengan
panduan, peserta didik dapat mengajukan
pertanyaan lebih lanjut untuk memperjelas hasil
pengamatan dan membuat prediksi tentang
penyelidikan ilmiah.
3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan Secara
mandiri, peserta didik merencanakan dan melakukan
langkah-langkah operasional untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan. Menggunakan alat dan
bahan yang sesuai dengan mengutamakan
keselamatan. Peserta didik menggunakan alat bantu
pengukuran untuk mendapatkan data yang akurat.
4. Memproses, menganalisis data dan informasi
Menyajikan data dalam bentuk table atau grafik
serta menjelaskan hasil pengamatan dan pola atau
hubungan pada data secara digital atau non digital.
Membandingkan data dengan prediksi dan
menggunakannya sebagai bukti dalam menyusun
penjelasan ilmiah.
5. Mengevaluasi dan refleksi Mengevaluasi
kesimpulan melalui perbandingan dengan teori
yang ada. Merefleksikan proses investigasi,

t ermasuk merefleksikan validitas suatu tes.


6. Mengomunikasikan hasil Mengomunikasikan hasil
penyelidikan secara utuh yang ditunjang dengan
argumen, bahasa, serta konvensi sains yang umum
sesuai format yang ditentukan

1
sdn56kdi@gmail.com Page 72
CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA,
DAN KESEHATAN (PJOK)
A. Rasional Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
(PJOK)
Pendidikan jasmani, yang diIndonesia dikenal sebagai Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, menurut William H Freeman
(2007:27-28) adalah pendidikan yang menggunakan aktivitas jasmani
untuk meningkatkan individu peserta didik secara menyeluruh berupa
aspekjasmani, mental, dan emosional. Pendidikan jasmani
memperlakukan setiap peserta didik sebagai satu kesatuan utuh antara
jiwa dan raga. Pernyataan tersebut menjadikan pendidikan jasmani
sebagai bidang kajian yang sangat luas dan menarik dengan titik berat
pada peningkatan pergerakan manusia (humanm ovement).
Pembelajaran pendidikan jasmani dilaksanakan dengan menggunakan
berbagai pendekatan, model, strategi, metode, gaya, dan teknik sesuai
dengan karakteristik tugas gerak, peserta didik, dan lingkungan belajar.
Pembelajaran diarahkan untuk meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan seluruh ranah (psikomotor, kognitif, dan afektif) setiap
peserta didik dengan menekankan pada kualitas kebugaran jasmani dan
perbendaharaan gerak. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
dilaksanakan disekolah secara terencana, bertahap, dan berkelanjutan agar
dapat mengembangkan sikap positif peserta didik yang dapat menghargai
manfaat aktivitas jasmani untuk meningkatkan kualitas hidup secara
menyeluruh.
Berbagai penjelasan ini menyiratkan bahwa pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan bukan semata-mata berurusan dengan pembentukan raga, tetapi
melibatkan seluruh aspek perkembangan manusia sesuai dengan cita-cita
terbentuknya Profil Pelajar Pancasila yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
yang Maha Esa, kreatif, gotong royong, berkebinekaan global, bernalar kritis, dan
mandiri

1
sdn56kdi@gmail.com Page 73
6..
B. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
(PJOK)
Tujuan mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan untuk
jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah membentuk individu yang
terliterasi secara jasmani, dengan uraian sebagai berikut:
1. Mengembangkan kesadaran arti penting aktivitas jasmani untuk
mencapai pertumbuhan dan perkembangan individu, serta gaya hidup
aktif sepanjang hayat.
2. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan pengelolaan
diridalam upaya meningkatkan dan memelihara kebugaran jasmani,
kesejahteraan diri, serta pola perilaku hidup sehat.
3. Mengembangkan pola gerak dasar (fundamental movement pattern) dan
keterampilan gerak (motorskills) yang dilandasi dengan penerapan
konsep, prinsip, strategi, dan taktik secara umum.
4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi
nilai-nilai kepercayaan diri, sportif, jujur, disiplin, kerjasama,
pengendalian diri, kepemimpinan, dan demokratis dalam melakukan
aktivitas jasmani sebagai cerminan rasa tanggung jawab personal dan
sosial (personal and social responsibility).
5. Menciptakan suasana rekreatif yang berisi keriangan, interaksisosial,
tantangan, dan ekspresi diri.
6. Mengembangkan Profil Pelajar Pancasila yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan yang Maha Esa, kreatif, gotong royong, berkebinekaan
global, bernalar kritis, dan mandiri melalui aktivitas jasmani.
C. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan (PJOK)
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan sebagai sebuah bidang
kajian memiliki karakteristik:
1. Diorientasikan pada pembentukan peserta didik yang terliterasi secara
jasmani dan mampu menerapkannya dalam kehidupan nyata
sepanjang hayat.
2. Melibatkan peserta didik dalam pengalaman langsung, riil, dan
otentik untuk meningkatkan kreativitas, penalarankritis, kolaborasi,
dan keterampilan berkomunikasi, serta berfikir ketingkat yang lebih
tinggi melalui aktivitas jasmani.
3. Mempertimbangkan karakteristik peserta didik, tugas gerak
(movementtask),dan dukungan lingkungan yang berprinsip develop
mentallyap propriate practices (DAP).
4. Penyelenggaraan di sekolah didasari nilai-nilai luhur bangsa untuk
membentuk Profil Pelajar Pancasila.
5. Memuat elemen-elemen keterampilan gerak, pengetahuan gerak,
pemanfaatan gerak, serta pengembangan karakter dan internalisasi
nilai-nilai gerak. Adapun elemen-elemen tersebut dideskripsikan
sebagaimana dalam tabel berikut.
Elemen-elemen Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran PJOK serta
Deskripsinya
1
sdn56kdi@gmail.com Page 74
No Elemen Deskripsi
1. Keterampilan Elemen ini berupa kekhasan pembelajaran PJOK yang
Gerak merupakan proses pendidikan tentang dan melalui
aktivitas jasmani, terdiri dari sub elemen:
a) Aktivitas Pengembangan Pola Gerak Dasar
(Fundamental Movement Pattern),dan
b) Aktivitas Pengembangan Keterampilan Gerak
(Motor Skills) berupa Aktivitas Pilihan
Permainan dan Olah raga, Aktivitas Senam,
Aktivitas Gerak Berirama, serta Aktivitas
Permainan dan Olahraga Air (kondisional)
2. Pengetahuan Elemen ini berupa pemahaman, penerapan, analisis,
Gerak evaluasi, serta kreasi konsep, prinsip, prosedur, taktik
dan strategi gerak sebagai landasan dalam melakukan
keterampilan, kinerja,serta budaya hidup aktif pada
setiap sub elemen:
a) Aktivitas Pengembangan Pola Gerak
Dasar(Fundamental Movement Pattern),dan
b) Aktivitas Pengembangan Keterampilan Gerak
(Motor Skills) berupa Aktivitas Pilihan
Permainan dan Olahraga, Aktivitas
Senam,Aktivitas Gerak Berirama,serta Aktivitas
Permainan dan Olahraga Air (kondisional)
3. Pemanfaatan Elemen ini berupa pengetahuan dan keterampilan
Gerak gerak serta pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-
hari,terdiri dari sub elemen:
a) Aktivitas Pemeliharaan dan Peningkatan
Kebugaran Jasmani Terkait Kesehatan dan
Keterampilan, dan
b) Pola Perilaku Hidup Sehat
4. Pengembang Elemen ini berupa pengembangan karakter dan
an Karakter internalisasi nilai-nilai gerak secara gradual yang
dan dirancang melalui berbagai aktivitas jasmani,t
Internalisasi erdiridari sub elemen:
Nilai-nilai a) Tanggung Jawab Personal dan Sosial,serta
Gerak b) Nilai-nilai Keriangan, Tantangan, Ekspresi
Diri,dan Interaksi Sosial

D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan


Kesehatan (PJOK) Setiap Fase
1. Fase A (Umumnya Kelas I dan II SD)
Pada akhir fase A, peserta didik dapat menunjukkan berbagai
aktivitas pola gerak dasar dan keterampilan gerak sebagai hasil
peniruan dari berbagai sumber, memahami konsep dan prinsipgerak
yang benar, memahami dan mempraktikkan aktivitas jasmani untuk

1
sdn56kdi@gmail.com Page 75
pengembangan kebugaran dan pola perilaku hidup sehat,
menunjukkan perilaku awal tanggung jawab personal dan sosial,serta
menerima nilai-nilai aktivitas jasmani.
Elemen Capaian Pembelajaran
Elemen Pada akhir fase A peserta didik menunjukkan
Keterampilan kemampuan dalam menirukan aktivitas pola gerak
Gerak dasar,aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan
aktivitas permainan dan olah ragaair (kondisional).
Elemen Pada akhir fase A peserta didik memahami prosedur
Pengetahuan Gerak dalam melakukan pola gerak dasar, aktivitas senam,
aktivitas gerak berirama, dan aktivitas permainan dan
olahraga air (kondisional).
Elemen Pada akhir fase A peserta didik memahami prosedur
Pemanfaatan dan mampu mempraktikkan latihan pengembangan
Gerak kebugaran jasmani terkait kesehatan. Peserta didik
juga memahami prosedur dan mampu mempraktikkan
pola perilaku hidup sehat berupa mengenali nama dan
fungsi anggota tubuh, serta menjaga kebersihan diri
dan lingkungan.
Elemen Pada akhir fase A peserta didik menunjukkan perilaku
Pengembangan bertanggung jawab dalam menyimak arahan dan
Karakter dan umpan balik yang diberikan guru, mulai dapat
Internalisasi menghormatioranglain,serta menerima ragam
Nilai-nilai keriangan yang didapat melalui aktivitas jasmani.
Gerak

2. Fase B (Umumnya Kelas III dan IV SD)


Pada akhir fase B, peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam
memvariasikan dan mengombinasikan berbagai aktivitas pola gerak dasar
dan keterampilan gerak secara mandiri (tanpa meniru contoh) dilandasi
dengan penerapan prosedur gerak yang benar, menerapkan prosedur
aktivitas jasmani untuk pengembangan kebugaran dan pola perilaku hidup
sehat, menunjukkan perilaku tanggungjawab personal dan sosial dalam
jangka waktu tertentu secara konsisten, serta mendukungnilai-nilai
aktivitas jasmani.

Elemen Capaian Pembelajaran

Elemen Pada akhir fase B peserta didik menunjukkan


Keterampilan kemampuan dalam mempraktikkan variasi dan
Gerak kombinasi aktivitas pola gerak dasar dan
keterampilan gerak secara mandiri (tanpa meniru
1
sdn56kdi@gmail.com Page 76
contoh) berupa permainan dan olahraga, aktivitas
senam, aktivitas gerak berirama, dan aktivitas
permainan dan olah raga air (kondisional).
Elemen Pada akhir fase B peserta didik menerapkan
Pengetahuan prosedur variasi dan kombinasi pola gerak dasar dan
Gerak keterampilan gerak berupa permainan dan olahraga,
aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan
aktivitas permainan dan olah raga air (kondisional).
Elemen Pada akhir fase B peserta didik dapat menerapkan
Pemanfaatan prosedur dan mempraktikkan latihan pengembangan
Gerak kebugaran jasmani sesuai ukuran dan intensitas
aktivitas jasmani (ringan hingga sedang),
menunjukkan kemampuan dalam menerapkan pola
perilaku hidu psehat
Berupa perlunya aktivitas jasmani,istirahat,
Elemen Capaian Pembelajaran

Pengisian waktu luang, serta memilih makanan


bergizi dan seimbang. Peserta didik juga dapat
menunjukkan kemampuan dalam menerapkan
prosedur pemeliharaan kebersihan dan kesehatan
alat reproduksi, serta kesehatan diri dan orang lain
dari penyakit menular dan tidak menular.
Elemen Pada akhir fase B peserta didik dapat menunjukkan
Pengembangan perilaku bertanggungjawab untuk belajar mengarahkan
Karakter dan diri dalam proses pembelajaran, menerima dan
Internalisasi Nilai- mengimplementasikan arahan dan umpan balik yang
nilai Gerak diberikan guru,serta mendukung adanya keriangan
didalam aktivitas jasmani.

3. Fase C( Umumnya KelasV dan VI SD)


Pada akhir fase C, peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam
mempraktikkan modifikasi berbagai aktivitas pola gerak dasar dan
keterampilan gerak, dilandasi dengan penerapan konsep dan prinsip gerak
yang benar, menerapkan konsep dan prinsip aktivitas untuk
pengembangan kebugaran jasmani, serta pola perilaku hidup
sehat,menunjukkan perilaku tanggung jawab personal dan sosial dalam
jangka waktu yang lebih lama secara konsisten, serta meyakini nilai-nilai
aktivitas jasmani.

Elemen Capaian Pembelajaran

Elemen Pada akhir fase C peserta didik dapat


Keterampilan menunjukkan kemampuan dalam
Gerak mempraktikkan modifikasi berbagai aktivitas
pola gerak dasar dan keterampilan gerak berupa
permainan dan olahraga, aktivitas senam,
1
sdn56kdi@gmail.com Page 77
aktivitas gerak berirama, dan aktivitas permainan
dan olah raga air (kondisional).
Elemen Pada akhir fase C peserta didik dapat
Pengetahuan menerapkan konsep dan prinsip modifikasi
Gerak berbagai aktivitas pola gerak dasar dan
keterampilan gerak berupa permainan dan
olahraga, aktivitas senam, aktivitas gerak
berirama,dan aktivitas permainan dan olah raga
air (kondisional).
Elemen Pada akhir fase C peserta didik dapat
Pemanfaatan menerapkan konsep dan prinsip serta
Gerak mempraktikkan aktivitas untuk pengembangan
kebugaran jasmani terkait kesehatan (physical
fittness related health), dan prosedur
pengukurannya untuk mengetahui status
kebugaran pribadi. Pada fase ini,peserta didik
juga memiliki pengetahuan pengembangan
pola perilaku hidup sehat berupa bahaya
merokok,meminum minuman keras,dan
menyalah gunakan narkotika,zat-zataditif
(NAPZA)dan obat berbahaya lainnya, serta
memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk
menghindari cidera dan berbagai risiko dalam
aktivitas jasmani dan olah raga.
Elemen Capaian Pembelajaran

Elemen Pada akhir fase C peserta didik terlibat secara


Pengembangan aktif dalam proses pembelajaran yang
Karakter dan didasari kesadaran personal dan
Internalisasi Nilai- tanggungjawab sosial berupa penggunaan alat
nilai Gerak dan fasilitas pembelajaran, serta menghargai
orang lain.
Selain itu peserta didik juga meyakini
adanya interaksi sosial melalui aktivitas
jasmani.

1
sdn56kdi@gmail.com Page 78
V.1. 7. CAPAIAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS
A. Rasional Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Bahasa Inggris adalah salah satu bahasa yang dominan digunakan secara
global dalam aspek pendidikan, bisnis, perdagangan, ilmu pengetahuan,
hukum, pariwisata, hubungan internasional,kesehatan,dan teknologi.
Mempelajari bahasa Inggris memberikan peserta didik kesempatan untuk
berkomunikasi dengan warga dunia dari latar belakang budaya yang
berbeda. Denga nmenguasai bahasa Inggris, maka peserta didik akan
memiliki kesempatan yang lebih besar untuk berinteraksi dengan
menggunakan berbagai teks. Dari interaksi tersebut,mereka memperoleh
pengetahuan, mempelajari berbagai keterampilan, dan perilaku manusia
yang dibutuhkan untuk dapat hidup dalam budaya dunia yang
beranekaragam.
Pembelajaran bahasa Inggris umum pada jenjang Pendidikan Dasar dan
Menengah (SD; SMP/MTs/Program Paket B;dan SMA/MA/Program Paket
C) dalam kurikulum nasional memberikan kesempatan bagi peserta didik
untuk membuka wawasan yang berkaitan dengan diri sendiri, hubungan
sosial, kebudayaan, dan kesempatan kerja yang tersedia secara global.
Mempelajari bahasa Inggris memberikan peserta didik kemampuan untuk
mendapatkan akses kedunia luar dan memahami cara berpikir yang
berbeda. Pemahaman mereka terhadap pengetahuan sosial-budaya dan
interkultural ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Dengan
memahami budaya lain dan interaksinya dengan budaya Indonesia,
merekamengembangkan pemahaman yang mendalam tentang budaya
Indonesia, memperkuat identitas dirinya, dan dapat menghargai perbedaan.
Pembelajaran bahasa Inggris difokuskan pada penguatan kemampuan
menggunakan bahasa Inggris dalam enam keterampilan berbahasa,yakni
menyimak, berbicara, membaca, memirsa, menulis, dan mempresentasikan
secara terpadu, dalam berbagai jenis teks. Capaian Pembelajaran minimal
keenam keterampilan bahasa Inggris ini mengacu pada Common European
Frameworkof Referencefor Languages:Learning,Teaching, Assessment
(CEFR) dan setara levelB1. Level B1 (CEFR) mencerminkan spesifikasi
yang dapat dilihat dari kemampuan peserta didik untuk:
- mempertahankan interaksi dan menyampaikan sesuatu
yang diinginkan,dalam berbagai konteks dengan artikulasi jelas;
- mengungkapkan pokok pikiran utama yang ingin disampaikan secara
komprehensif;dan
- mempertahankan komunikasi walaupun terkadang masih terdapat jeda.
Pembelajaran bahasa Inggris pada jenjang Pendidikan Dasar dan
Menengah (SD; SMP/MTs/Program Paket B; dan SMA/MA/Program
Paket C) diharapkan dapat membantu peserta didik berhasil mencapai
kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris sebagai bagian dari life
skills. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris
umum adalah pendekatan berbasis teks (genre-basedapproach),yakni
pembelajaran difokuskan pada teks, dalam berbagai moda,baik
lisan,tulisan,visual,audio, maupun multi modal. Hal ini sesuai dengan
pernyataan yang dikatakan oleh Halliday dan Mathiesen (2014: 3) bahwa
“When people speak or write,they producetext,andtext is what listeners
and readers engage withandinterpret.”Ada empat tahapan dalam
pendekatan berbasis teks, dan keempat tahapan ini dilakukan dalam
pembahasan mengenai topik yang sama.

1
sdn56kdi@gmail.com Page 79
1. Building Knowledge of the Field (BKOF): Guru membangun
pengetahuan atau latar belakang pengetahuan peserta didik terhadap
topik yang akan ditulis atau dibicarakan. Pada tahapan ini, guru juga
membangun konteks budaya dariteks yang diajarkan.
2. Modelling of the Text (MOT): Guru memberikan model/contoh teks
sebagai acuan bagi peserta didik dalam menghasilkan karya, baik
secara lisan maupun tulisan.
3. Joint Construction of the Text(JCOT):Guru membimbing peserta didik
dan bersama-sama memproduksi teks.
4. Independent Construction of the Text(ICOT): peserta didik
memproduksi teks lisan dan tulisan secara mandiri (Emilia,2011).
Komunikasi akan terjadi pada tingkat teks, bukan hanya sekadar
kalimat.Artinya,makna tidak hanya disampaikan oleh kata-kata,melainkan
harus didukung oleh konteks. Setiap teks memiliki tujuan, seperti
mendeskripsikan,menjelaskan,bercerita,dsb. (Agustien,2020).
Pembelajaran bahasa Inggris umum didalam kurikulum nasional
membantu peserta didik untuk menyiapkan diri menjadi pembelajar
sepanjang hayat, yang memiliki Profil Pelajar Pancasila seperti berimandan
berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, gotong royong,dan
berkebhinekaan global. Profil ini dapat dikembangkan dalam pembelajaran
bahasa Inggris umum, karena pembelajarannya yang bersifat dinamis dan
fluid, yaitu memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk terlibat
dalam pemilihan teks atau jenis aktivitas belajarnya. Pembelajaran bahasa
Inggris memiliki peluang untuk mencapai Profil Pelajar Pancasila melalui
materi teks tertulis, visual,teks oral, maupun aktivitas-aktivitas yang
dikembangkan dalam proses belajar mengajar.
Mata pelajaran Bahasa Inggris pada jenjang Pendidikan Dasar dan
Menengah (SD; SMP/MTs/Program Paket B; dan SMA/MA/Program
Paket C) dapat diselenggarakan sebagai mata pelajaran pilihan bagi satuan
pendidikan yang memiliki kesiapan sumber daya. Satuan pendidikan yang
belum siap memberikan mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai mata
pelajaran pilihan dapat mengintegrasikan muatan Bahasa Inggris ke dalam
mata pelajaran lain dan/atau ekstrakurikuler dengan melibatkan
masyarakat, komite sekolah, relawan mahasiswa,dan/atau bimbingan orang
tua.
B. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Mata pelajaran bahasa Inggris bertujuan untuk memastikan peserta didik
dapat melakukan hal-hal sebagai berikut.
1. Mengembangkan kompetensi komunikatif dalam bahasa Inggris
dengan berbagai teks multi modal (lisan,tulisan,visual,dan audio
visual).
2. Mengembangkan kompetensi interkultural untuk memahami dan
menghargai perspektif, praktik, dan produk budaya Indonesia dan
budaya asing.
3. Mengembangkan kepercayaan diri untuk berekspresi sebagai individu
yangmandiri dan bertanggungjawab.
C. Mengembangkan keterampilan bernalar kritis dan kreatif. Karakteristik
Mata Pelajaran Bahasa Inggris
1. Jenis teks yang diajarkan dalam bahasa Inggris umum beragam,
misalnya narasi,deskripsi,eksposisi,prosedur,argumentasi,diskusi,teks
1
sdn56kdi@gmail.com Page 80
khusus (pesan singkat,iklan), dan teks otentik. Beragam teks ini
disajikan bukan hanya dalam bentuk teks tulisan saja, tetapi juga teks
lisan (monolog atau dialog), teks visual,teks audio,dan teks multi modal
(teks yang mengandung aspek verbal,visual dan audio) ,baik otentik
maupun teks yang dibuat untuk tujuan pengajaran, baik tunggal maupun
teks ganda, yang diproduksi dalam kertas maupun layar. Hal ini
diupayakan untuk memfasilitasi peserta didik agar terampil
menggunakan teknologi (literasi teknologi), sehingga dapat
meningkatkan kemampuan mereka dalam menavigasi informasi digital.
2. Guru dapat menentukan jenis teks yang ingin diajarkan sesuai dengan
kondisi di kelas. Pembelajaran dapat dimulai dari jenis teks yang
memuat topik yang sudah dikenal oleh peserta didik untuk membantu
mereka memahami isi teks yang dibacanya dan kemudian mampu
menghasilkan teks jenis tersebut dalam bentuklisan dan tulisan.
Selanjutnya, guru dapat memperkenalkan peserta didik dengan jenis
teks oleh peserta didik.Guru dapat membantu mereka membanyang
baru diketahui gun pemahaman terhadap jenis teks baru tersebut,
sehingga peserta didik mampu menghasilkan karya dalam jenis teks
tersebut, baik lisan maupun tulisan. Pemilihan jenis teks juga dapat
disesuaikan dengan kondisi yang sering dialami oleh peserta didik baik
didalam konteks sekolah,maupun konteks dirumah agar peserta didik
memiliki kesempatan untuk mempelajari dan mempraktikkan teks
tersebutdalamkehidupannyata.
3. Proses belajar berfokus pada peserta didik (learner-centred)
(Tyler,1949,1990),yakni bahwa proses belajar harus difokuskan pada
upayamengubah perilaku peserta didik (yang asalnya dari tidak mampu
menjadi mampu), dalam menggunakan bahasa Inggris pada enam
keterampilan berbahasa dalam berbagai jenis teks.
4. Pembelajaran bahasa Inggris umum difokuskan pada kemampuan
berbahasa peserta didik sesuai dengan tahapan perkembangan
kemampuan berbahasa. Pembelajaran bahasa Inggris umum mencakup
elemen keterampilan reseptif (menyimak, membaca, dan memirsa),
serta keterampilan produktif (berbicara, menulis, dan
mempresentasikan).

1
sdn56kdi@gmail.com Page 81
Berikut elemen-elemen mata pelajaran serta deskripsinya
Elemen Deskripsi
Menyimak Kemampuan memahami informasi, memberikan
apresiasi kepada lawan bicara, dan memahami informasi
yang didengar, sehingga dapat menyampaikan
tanggapan secara relevan dan kontekstual. Proses yang
terjadi dalam menyimak mencakup kegiatan seperti
mendengarkan, mengidentifikasi, memahami,
menginterpretasi bunyi bahasa,lalu memahami makna.
Keterampilanmenyimakjugamerupakankemampuankomu
nikasinon-verbal yang mencakup seberapa baik seseorang
menangkap makna (tersirat dan tersurat) pada sebuah
paparan lisan dan memahami ide pokok dan pendukung
pada konten informasi maupun konteks yang melatari
paparan tersebut (Petri,2017).
Membaca Kemampuan memahami, menggunakan, dan merefleksi
teks sesuai tujuan dan kepentingannya, untuk
mengembangkan pengetahuan dan potensi seseorang
agar ia dapat berpartisipasi dengan masyarakat
(OECD,2000).
Memirsa Kemampuan memahami, menggunakan, dan merefleksi
teks visual sesuai tujuan dan kepentingannya.

Berbicara Kemampuanmen yampaikan gagasan, pikiran, serta


perasaan secara lisan dalam interaksi sosial.
Menulis Kemampuan menyampaikan, mengomunikasikan
gagasan, mengekspresikan kreativitas dan mencipta
dalam berbagai genre teks tertulis, dengan cara yang
efektif dan dapat dipahami, serta diminati oleh pembaca
dengan struktur organisasi dan unsur kebahasaan yang
tepat.
Mempresent Kemampuan memaparkan gagasan secara fasih, akurat,
asikan dapatdipertanggungjawabkan dengan cara yang
komunikatif melalui beragam media(visual,digital,dan
audiovisual), dan dapat dipahami oleh pendengar.
Penyampaian dalam berbicara dan mempresentasikan
perlu disusun dan dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan atau karakteristik penyimak.

Pada pembelajaran bahasa Inggris umum diFase A difokuskan pada


pengenalan bahasa Inggris dan kemampuan berbahasa Inggris lisan. Pada
Fase B, pembelajaran difokuskan pada kemampuan bahasa Inggris lisan,
tapi mulai diperkenalkan bahasa tulisan. Pada pembelajaran

1
sdn56kdi@gmail.com Page 82

Anda mungkin juga menyukai