Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan yaitu kunci utama untuk menjalani kehidupan. Dalam

kehidupan, pendidikan akan menentukan bagaimana kemajuan manusia pada masa

yang akan mendatang. Melalui pendidikan ini juga manusia dapat belajar banyak

hal mengenai sikap, etika, dan sosial yang dapat membentuk pribadi seseorang

sehingga menjadi lebih baik dan siap untuk menghadapi dunia bermasyarakat

dengan sebaik-baiknya. Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun

2022 Pasal 1 Ayat 1 tentang Standar Nasional Pendidikan menyebutkan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan proses dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara”

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan adalah sebuah upaya dan usaha yang dilakukan dengan berbagai cara

guna membentuk bakat serta pengembangan potensi setiap personalnya. Dimana

potensi-potensi tersebut dikembangkan agar dapat berguna dalam berkehidupan

keseharian, tidak hanya berguna bagi diri sendiri saja. Proses pendidikan meliputi

pembelajaran, dimana adanya korelasi dari keduanya agar tujuan pendidikan dapat

tercapai. Tujuan pendidikan nasional ialah mutu tinggi bagi seluruh warga negara

Indonesia dengan memperluas dan meratakan pendidikan disetiap daerah yang ada

di Indonesia.

1
2

Pelaksanaan proses pembelajaran yang efisien dan efektif berpedoman pada

standar proses, yang mana standarisasi, dari apa yang menjadi rencana,

pelaksanaannya, menilai sehingga mampu dalam perkembangan yang ada.

Sebagaimana Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2022 Pasal 1 tentang Standar

Proses yaitu:

“Standar Proses adalah kriteria minimal proses pembelajaran berdasarkan jalur,


jenjang, dan jenis pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan”.

Perencanaan pembelajaran merupakan aktivitas merumuskan tujuan

pembelajaran yang didasarkan dari perumusan dan penilaian. Pelaksanaan harus

dilakukan ketika dalam keadaan atau suasana belajar yang interaktif penuh

inspirasi, menyenangkan serta menantang yang dapat memotivasi peserta didik

aktif dalam berpartisipasi dengan memberikan ruang agar peserta didik dapat

berkreativitas sesuai dengan bakat, minat dan psikologisnya. Yang kemudian

dilakukan penilaian pembelajaran yang merupakan asesmen terhadap perencanaan

dan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan merefleksikan

hasil belajar untuk meningkatkan proses pembelajaran

Untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 maka perlu adanya

pembangunan pada sumber daya manusia yang berkualitas, menguasai ilmu

pengetahuan dan teknologi, mandiri, mempunyai daya saing tinggi, serta mampu

meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Agar dapat mewujudkan hal tersebut

maka perlu adanya perbaikan yang dimulai dari dunia pendidikan. Oleh sebab itu

pendidikan juga selalu mengalami berbagai perbaikan dan perkembangan dengan

menyesuaikan kebutuhan dan tuntutan zamannya. Pada abad ke-21 ini peserta didik

dituntut harus mampu memiliki keterampilan atau soft skill yang sering dikenal
3

dengan singkatan 4C, yaitu Critical Thinking (Berpikir Kritis), Communication

(Kemampuan berkomunikasi), Creative Thinking (Kreatifitas), dan Collaboration

(Kemampuan bekerja sama), untuk menanamkan keterampilan 4C pada peserta

didik maka tentu ada peran penting dari pengelola pendidikan itu sendiri.

Dunia pendidikan tak lepas dari suatu kurikulum, yang menjadi

perencanaan dalam menaungi pendidikan dengan makna sebagai pengalaman dari

peserta didik, terkait dengan korelasi dengan sekitarnya (Sukatin dan Pahmi,

2020:18). Oleh sebab tersebut, kurikulum jadi tombak, berfungsi sebagai acuan dan

pedoman dalam pembelajarannya, sebagai penunjuk arah dalam dalam pendidikan

di Indonesia.

Tujuan pendidikan ini harus diwujudkan dengan mutu pendidikan, yang

dapat menghadapi tantangan yang ada pada abad ke-21 ini, untuk meningkatkan

kualitas pendidikan maka perlu adanya perbaikan atau pengembangan terhadap

kurikulum sehingga kualitas proses pembelajaran juga mengalami peningkatan.

Adapun pengembangannya, mengacu pada standarisasi pendidikan nasional.

Pengembangan dan perbaikan sebuah kurikulum dapat dikatakan berhasil

jika hasil pengembangan, dari apa yang diperlukan dan efektivitasnya (Indarta, dkk

2022:3011–3024). Oleh sebab itu pengembangan pada kurikulum hendaknya harus

mempunyai landasan yang kuat dan berprinsip dengan memperhatikan kebutuhan

peserta didik sebagai penunjang agar dapat tercapainya sebuah tujuan pendidikan

yang disesuaikan dengan tuntutan zamannya. Salah satu wujud usaha di Indonesia

yang dilakukan oleh pemerintah ialah diluncurkannya kurikulum merdeka.


4

Nadiem Makarim yang merupakan Menteri Pendidikan Indonesia

mengubah dan menetapkan kurikulum merdeka dalam setiap satuan pendidikan

guna memperbaiki atau menyempurnakan kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum

2013. Kurikulum merdeka itu sendiri merupakan sebuah kurikulum dengan

pembelajaran yang identik dan berfokus kepada peserta didik dan juga

pembelajaran dengan intrakurikuler beragam yang mengharapkan hasil dari peserta

didik agar mereka mampu mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Selain

itu, menurut Kurniasih (2022:135) kurikulum merdeka merupakan penyempurna

kurikulum sebelumnya yang menyuguhkan pembelajaran yang sederhana tapi

mendalam, menyesuaikan dan merdeka, serta interaktif dan lebih relevan.

Kurikulum merdeka ini berfokus pada penguatan materi esensial atau

materi-materi pokok yang harus dipahami oleh peserta didik, contoh, dengan

pendalaman kompetensi dasar, dengan yang disesuaikan kebebasan dalam

menggunakan berbagai perangkat, bahan dan sumber ajar sehingga pembelajaran

dapat disesuaikan dengan karakteristik peserta didik.

Kurikulum merdeka berarti mempercayakan sepenuhnya kepada pihak

sekolah guru dan peserta didik untuk berinovasi dengan bebas dan merdeka, kreatif

dan mandiri, dalam diri guru penggeraklah kebebasan ini dapat dipercayakan

(Sherly, dkk. 2020:1). Dalam kurikulum merdeka tidak ada lagi tuntutan

tercapainya nilai kkm, melainkan lebih menekankan pembelajaran yang berkualitas

yang memiliki kompetensi memadai yang siap untuk menghadapi tantangan global.

Penerapan kurikulum merdeka sebagai kurikulum pendidikan di Indonesia

memang banyak menunjukkan hal berbeda, seperti dalam kurikulum merdeka ada
5

beberapa perubahan pada mata pelajarannya, salah satunya yaitu mata pelajaran

ilmu pengetahuan alam dan sosial (IPAS) yang mana pada kurikulum sebelumnya

pembelajaran ini masih terpisah menjadi 2 mata pelajaran berbeda yaitu IPA dan

IPS. IPAS merupakan ilmu dengan kajian mahluk hidup dan benda mati dan

hubungannya.

Penerapan pembelajaran IPAS memang memiliki tantangan tersendiri

dalam pelaksanaannya, hal ini dikarena pembelajaran ini merupakan pembelajaran

baru, guru dituntut harus dapat beradaptasi secara cepat dengan pembelajaran ini,

selain itu guru juga harus memahami bagaimana cara guru dalam menerapkan

pembelajaran tersebut. Guru harus mampu menumbuhkan sikap peserta didik yang

penuh rasa ingin tahu, kapasitas untuk berpikir kritis dan analitis, dan kapasitas

untuk menarik kesimpulan yang tepat yang pada akhirnya akan menimbulkan

kebijaksanaan. Guru, dengan kemampuan yang sejalan dengan penerapan

kurikulum merdeka adalah pembelajaran yang lebih berfokuskan kepada peserta

didik, yaitu pembelajaran berdiferensiasi.

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang dapat

membantu pemenuhan (gaya) belajar, minat dan kesiapan peserta didik yang

beragam, sehingga guru sebagai fasilitator harus mampu untuk mendukung,

memfasilitasi dan memperlakukan peserta didik dengan menyesuaikan pada

kebutuhan peserta didik yang beragam selama proses pembelajaran. Menurut

Purnama (2022:8) pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran alternatif

yang dipakai didasarkan dengan keperluan terkait.


6

Menerapkan apa yang diperlukan, dengan maksud menyesuaikan yang

berbeda. Pembelajaran berdiferensiasi diutamakan agar dapat melihat dan

memperhatikan pada kesiapan belajar, minat, dan profil belajar setiap peserta didik.

Sehingga mereka dapat mengikuti serangkaian proses pembelajaran yang dilakukan

oleh guru sesuai dengan antusias dan penuh semangat dan diharapkan dengan

begitu pelajaran dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh peserta didik.

Bentuk pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya bisa diterapkan di dalam kelas

saja, melainkan juga bisa diterapkan dalam pembelajaran di luar kelas. Hal tersebut

merupakan inovasi yang bisa dilakukan dan diterapkan oleh guru dalam upaya

menyukseskan pembelajaran berdiferensiasi.

Hasil wawancara atau tanya jawab dari Sekolah Dasar tepatnya SD Negeri

1/IV Kota Jambi, yang juga merupakan sekolah percontohan yang ada di Kota

Jambi yang sudah menerapkan kurikulum merdeka dari angkatan pertama yaitu

pada kelas I, II, IV, dan V. Sekolah Dasar Negeri 1/IV Kota Jambi juga ditunjuk

sebagai sekolah penggerak dan sudah memiliki 4 orang guru penggerak. Salah satu

guru penggerak di SD tersebut ialah guru kelas IV A, yang mana pada kelas IV A

itu sendiri guru menyatakan bahwa pembelajaran berdiferensiasi sudah diterapkan

pada mata pelajaran IPAS. Guru juga mengatakan sebelum melakukan

pembelajaran IPAS di kelas guru sudah menyiapkan video pembelajaran terlebih

dahulu dirumah, ketika pembelajaran dimulai guru mengajak peserta didik untuk

menonton bersama-sama, video yang ditampilkan oleh guru ialah video yang sesuai

dengan materi pembelajaran. Lalu guru menjelaskan dan menguatkan pemahaman

peserta didik dengan memberikan contoh dan tugas kepada peserta didik, yang
7

diharapkan dapat tumbuh rasa ingin tahu dalam diri, berpikir kritis dan kemampuan

memecahkan masalah dari peserta didik.

Berdasarkan pada observasi peneliti lakukan diperoleh bahwa dalam

pembelajaran peserta didik terlihat bersemangat ketika guru mengajak peserta didik

untuk memperhatikan dan membandingkan siklus hidup pada makhluk hidup,

peserta didik juga terlihat antusias untuk menanggapi dan menjawab pertanyaan

yang dilontarkan oleh guru, tetapi masih terdapat beberapa peserta didik yang

terlihat kurang antusias dalam belajar. Dengan demikian agar tujuan pembelajaran

dapat tercapai guru tetap berusaha dengan maksimal agar pembelajaran

berlangsung dengan baik sehingga dapat sesuai dengan target yang ingin dicapai.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan tersebut, dengan begitu peneliti

bermaksud menggali lebih lanjut dengan melakukan penelitian untuk

mendeskripsikan seperti apa dan bagaimana strategi guru dalam

mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi pada proses pembelajaran

IPAS. Maka, peneliti melakukan penelitian tentang “Strategi guru dalam

melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi pada mata pelajaran IPAS di kurikulum

merdeka Sekolah Dasar”

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini sesuai dengan latar belakang yang

sudah dijabarkan adalah: “Bagaimana strategi guru dalam melaksanakan

pembelajaran berdiferensiasi pada mata pelajaran IPAS di kurikulum merdeka

sekolah dasar?”
8

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah

diatas adalah bertujuan untuk mendeskripsikan strategi guru dalam melaksanakan

pembelajaran berdiferensiasi pada mata pelajaran IPAS di kurikulum merdeka

Sekolah Dasar.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu peneliti berharap dapat

memberikan manfaat secara teoritis maupun bermanfaat secara praktis:

1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menjadi pengetahuan baru

mengenai strategi yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan

pembelajaran berdiferensiasi pada mata pelajaran IPAS di Sekolah

Dasar.

b. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi pengetahuan baru

tentang pembelajaran berdiferensiasi di Sekolah Dasar.

c. Hasil penelitian ini juga diharapkan mampu menjadi pengetahuan

baru bagi para pendidik dalam melaksanakan pembelajaran

berdiferensiasi.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu menjadi solusi

dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi pada mata

pelajaran IPAS di kurikulum merdeka.


9

b. Bagi Guru

Mampu, dijadikan pengetahuan bagi pendidk Sekolah Dasar tentang

strategi guru dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi pada

mata pelajaran IPAS di kurikulum merdeka.

c. Bagi Peneliti Lainnya

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

dan juga pengetahuan baru bagi peneliti lain mengenai bagaimana

Strategi guru dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi pada

mata pelajaran IPAS di kurikulum merdeka Sekolah Dasar.

Anda mungkin juga menyukai