Anda di halaman 1dari 15

A.

Definisi standar pendidikan nasional

Imzakiah (2014) Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005, Standar Nasional
Pendidkan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Berangkat dari definisi diatas dapat difahami bahwa sistem pendidikan indonesia diarahkan pada
tercapainya cita-cita pendidikan yang ideal dalam rangka mewujudkan peradaban bangsa Indonesia
yang bermartabat. Sebagaimana terungkap dalam UU No.20/2003 tentang Sisdiknas pasal 4 ayat 1
yang menyebutkan, “Pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak dan berbudi mulia, sehat, berilmu, cakap, serta
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab terhadap kesejahteraan masyarakat
dan tanah air”.

Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
[1]

Menurut R Indonesia (2005) ( dalam hamza b. Uno google scholar) Lingkup Standar Nasional
Pendidikan meliputi: (a)standar isi; (b)standar proses; (c)standar kompetensi lulusan;(d)standar
pendidik dan tenaga kependidikan; (e)standar sarana dan prasarana; (f)standar pengelolaan;
(g)standar pembiayaan;dan (h)standar penilaian pendidikan.[2]

1. Standar isi

Menurut Fitri Yafrianti (2015) Standar isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi
minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.Standar isi tersebut memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar,
kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan.

Dimana tujuan standar isi ialah meningkatkan mutu pendidikan yang diarahkan untuk
pengembangan potensi peserta didik sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, seni, serta
pergeseran paradigma pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan peserta didik.[3]

Menurut Milakarmila (2013) Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata
pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu, (Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005).

Standar isi adalah suatu bagan rencana lingkup materi minimal, dan tingkat kompetensi minimal
untuk mencapai kompetensi lulusan minimal, pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar
Isi ditetapkan dengan peraturan menteri pendidikan nasional No. 22 Tahun 2006.

Implementasi Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan
kedalam sejumlah peraturan antara lain peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan. Peraturan pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya
disusun dan dilaksanakan dengan delapan standar nasional pendidikan , yaitu: standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Dalam
standar isi mencakup:

a. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan
kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.

b. Beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah.

c. Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan
berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan standar isi.

d. Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang


pendidikan dasar dan menengah.

Standar Isi dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang dibentuk
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005. (sumber: LAMPIRAN PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TANGGAL 23 MEI 2006 STANDAR ISI)[4]

2. Standar kompetensi lulusan

Menurut Ainul Haris (2012) Standar Kompetensi Lulusan (SKL) satuan pendidikan adalah kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencangkup pengetahuan, ketrampilan dan sikap, yang digunakan sebagai
pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi
kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran.

SKL pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut.

SKL pada jenjang pendidikan menengah umum bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.

SKL pada satuan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai
pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. Standar Kompetensi Lulusan
tersebut meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah,
standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan
minimal mata pelajaran. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 23 Tahun
2006 menetapkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Pelaksanaan SI-SKL Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 24 Tahun 2006
menetapkan tentang pelaksanaan standar isi dan standar kompetensi lulusan untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah[5]

Menurut LPMP (dalam hamza b. Uno google scholar) Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan:
1) Pasal 2 ayat (1): Lingkup standar nasional pendidikan meliputi standar: (1) isi, (2) proses, (3)
kompetensi lulusan, (4) pendidik dan tenaga kependidikan, (5) sarana dan prasarana, (6)
pengelolaan, (7) pembiayaan, dan (8) penilaian pendidikan.

2) Pasal 1 butir 4: SKL adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Hal ini lebih ditegaskan pada pasal 25 ayat (4) kompetensi lulusan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan (2) mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

3) Pasal 25 ayat (2): SKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kompetensi untuk seluruh
mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran dan mata kuliah atau kelompok mata kuliah.

4) Pasal 26 ayat (1): SKL pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut. Ayat (2): SKL pada jenjang pendidikan menengah umum bertujuan
untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Ayat (3): SKL pada jenjang pendidikan
menengah kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan
kejuruannya.

5) Pasal 6 (1): Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah kelompok mata pelajaran terdiri atas:

a) agama dan akhlak mulia;

b) kewarganegaraan dan kepribadian;

c) ilmu pengetahuan dan teknologi;

d) estetika; dan

e) jasmani, olahraga, dan kesehatan.

6) Pasal 7 (1): Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada SD/MI/SDLB/Paket A,
SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/ Paket C, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat
dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu
pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olah raga, dan kesehatan. (2) Kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian pada SD/MI/ SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B,
SMA/MA/SMALB/ Paket C, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan
dan/atau kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan
jasmani. (3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB/Paket A,
atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa,
matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, ketrampilan/kejuruan, dan muatan
lokal yang relevan. (4) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada
SMP/MTs/SMPLB/Paket B, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau
kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,
ketrampilan/kejuruan, dan/atau teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang
relevan. (5) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMA/MA/SMALB/ Paket
C, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa,
matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, ketrampilan/kejuruan, teknologi
informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan. (6) Kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi pada SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui
muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,
keterampilan, kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan. (7)
Kelompok mata pelajaran estetika pada SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B,
SMA/MA/SMALB/ Paket C, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan
dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, ketrampilan, dan muatan lokal yang relevan. (8)
Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan pada SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/
SMPLB/Paket B, SMA/MA/ SMALB/Paket C, SMK/ MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan
melalui muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan kesehatan, ilmu
pengatahuan alam, dan muatan lokal yang relevan.[6]

3. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Menurut Rina ratnasari (2012) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan di bawah ini berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan

1. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembeajaran,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional (pasal 28 ayat 1)

Yang dimaksud dengan pendidik pada ketentuan ini adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi
dan berkompetensi sebagai guru, dosen, konselor, pamong, pamong pelajar, widyaiswara, tutor,
instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannyaserta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan

Yang dimaksud dengan pendidik sebagai agen pembelajaran (learning agent) pada ketentuan ini
adalah peran pendidik antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, dan pemberi inspirasi
belajar bagi peserta didik

2. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat pendidikan minimal
yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikat
keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang – undangan yang berlaku. (pasal 28 ayat 2)

3. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta
pendidikan anak usia dini meliputi (pasal 28 ayat 3):

a. Kompetensi pedagogik;

Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya.

b. Kompetensi kepribadian;

Yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

c. Kompetensi profesional;

Yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi


pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
d. Kompetensi sosial

Yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendiidk,
tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

4. Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan atau sertifikat keahlian sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendiidk
setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan (pasal 28 ayat 4).

5. Kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sampai dengan (4) dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri
(pasal 28 ayat 5).

Pasal 29

1) Pendidik pada pendidikan anak usia dini memiliki:

a. Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S-1);

b. Latar belakang pendidikan tinggi dibidang pendidikan anak usia dini, kependidikan lain, atau
psikologi; dan

c. Sertifikat profesi guru untuk PAUD.

2) Pendidik pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat memiliki:

a. Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S-1);

b. Latar belakang pendidikan tinggi dibidang pendidikan SD/MI, kependidikan lain, atau psikologi;
dan

c. Sertifikat profesi guru untuk SD/MI.

3) Pendidik pada SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat memiliki:

a. Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S-1);

b. Latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan mata
pelajaran yang diajarkan; dan

c. Sertifikat profesi guru untuk SMP/MTs.

4) Pendidik pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat memiliki:

a. Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S-1);

b. Latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan mata
pelajaran yang diajarkan; dan

c. Sertifikat profesi guru untuk SMA/MA.

5) Pendidik pada SDLB/SMPLB/SMALB, atau bentuk lain yang sederajat memiliki:

a. Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S-1) latar
belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai dengan
mata pelajaran yang diajarkan; dan
b. Sertifikat profesi guru untuk SDLB/SMPLB/SMALB.

6) Pendidik pada SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat memiliki:

a. Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S-1);

b. Latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan mata
pelajaran yang diajarkan; dan

c. Sertifikat profesi guru untuk SMK/MAK

Pasal 31

1) Pendidik pada pendidikan tinggi memiliki kualifikasi pendidikan minimum:

a. Lulusan diploma empat (D-IV) atau sarjana (S-1) untuk program diploma;

b. Lulusan program magister (S-2) untuk program sarjana (S-1); dan

c. Lulusan program doktor (S-3) untuk program magister (S-2) dan program doktor (S-3)

2) Selain kualifikasi pendidik sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) butir a, pendidik pada
program vokasi harus memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan tingkat dan bidang keahlian yang
diajarkan yang dihasilkan oleh perguruan tinggi

3) Selain kualifikasi pendidik sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) butir b, pendidik pada
program profesi harus memiliki sertifikat kompetensi setelah sarjana sesuai dengan tingkat dan
bidang keahlian yang diajarkan dan dihasilkan oleh perguruan tinggi.[7]

4. Standar Pengelolaan

Menurut Rieny Susilowati (2012) Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat
satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan satuan pendidikan menjadi tanggung jawab kepala satuan
pendidikan.

Standar Pengelolaan terdiri dari 3 (tiga) bagian, yakni standar pengelolaan oleh satuan pendidikan,
standar pengelolaan oleh Pemerintah Daerah dan standar pengelolaan oleh Pemerintah. Setiap
satuan pendidikan harus memiliki pedoman yang mengatur tentang:

1) Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus.

2) Kalender pendidikan/akademik, yang menunjukkan seluruh kategori aktivitas satuan


pendidikan selama satu tahun dan dirinci secara semesteran, bulanan, dan minggu

3) Struktur organisasi satuan pendidikan

4) Pembagian tugas di antara pendidik

5) Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan

6) Peraturan akademik

7) Tata tertib satuan pendidikan, yang minimal meliputi tata tertib pendidik, tenaga kependidikan
dan peserta didik, serta penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
8) Kode etik hubungan antara sesama warga di dalam lingkungan satuan pendidikan dan
hubungan antara warga satuan pendidikan dengan masyarakat

9) Biaya operasional satuan pendidikan.

Setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang merupakan penjabaran
rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan pendidikan yang meliputi masa 4 (empat) tahun
yaitu:

1) kalender pendidikan/akademik yang meliputi jadwal pembelajaran, ulangan, ujian, kegiatan


ekstrakurikuler, dan hari libur.

2) jadwal penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk tahun ajaran berikutnya.

3) mata pelajaran atau mata kuliah yang ditawarkan pada semester gasal, semester genap, dan
semester pendek bila ada.

4) penugasan pendidik pada mata pelajaran atau mata kuliah dan kegiatan lainnya.

5) buku teks pelajaran yang dipakai pada masing-masing mata pelajaran.

6) jadwal penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran.

7) pengadaan, penggunaan, dan persediaan minimal bahan habis pakai.\

8) program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan yang meliputi sekurang-
kurangnya jenis, durasi, peserta, dan penyelenggara program.

9) jadwal rapat Dewan Pendidik, rapat konsultasi satuan pendidikan dengan orang tua/wali
peserta didik, dan rapat satuan pendidikan dengan komite sekolah/madrasah, untuk jenjang
pendidikan dasar dan menengah.

10) jadwal rapat Dewan Dosen dan rapat Senat Akademik untuk jenjang pendidikan tinggi.

11) rencana anggaran pendapatan dan belanja satuan pendidikan untuk masa kerja satu tahun; l.
Jadwal penyusunan laporan akuntabilitas dan kinerja satuan pendidikan untuk satu tahun terakhir.

Dalam melaksanakan penjaminan mutu standar pengelolaan, sekolah perlu memperhatikan dua hal.
Pertama, kriteria minimal yang harus dicapai berdasarkan Permendiknas No. 19 Tahun 2007,
indikator operasional, dan kriteria pencapaian tujuan. Kedua, sekolah perlu memperhatikan
indikator dan kriteria keunggulan tingkat satuan pendidikan sehingga sekolah dapat memiliki target
yang lebih tinggi daripada kriteria pada standar nasional pendidikan (SNP). Sekolah idealnya memiliki
program peningkatan mutu dan instrumen pengukuran antara lain:

a. Standar

Pengelolaan satuan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal


dengan prinsip manajemen berbasis sekolah, otonomi, akuntabel, jaminan mutu, dan evaluasi yang
trasparan.

b. Kegiatan

Evaluasi, pengembangan, dan pejaminan mutu dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen


berbasis sekolah dengan menitik beratkan pada kegiatan di bawah ini

Menerapkan standar berbasis data


1) Meningkatkan otonomi sekolah

2) Meningkatkan prinsip manajemen peningakatan mutu Melaksanakan sistem penjaminan mutu

3) Melakukan evaluasi berkelanjutan

c. Indikator Kinerja

V Indikator Target Kinerja Pengawas

1) Melaksanakan tugas sesuai jadwal pelaksanakan tugas dengan jadwal yang disepakati bersama
dengan sekolah

2) Memiliki bukti kehadiran.

3) Mendapatkan data profil penerapan standar pengelolaan sekolah binaan melalui pengisian
instrumen penjaminan mutu kinerja.

4) Mengelola sistem informasi kinerja pembinaan.\

5) Melaporkan hasil supervisi kepada Kepala Dinas Pendidikan

V Indikator Target Kinerja Sekolah

Melalui kegiatan supervisi sekolah meningkatkan kinerja dalam meningkatkan mutu dan
melaksanakan penjaminan mutu standar pengelolaan dengan indikator operasional sebagai berikut;

1) Menerapkan standar berbasis data

2) Melakukan evaluasi kinerja

3) Mengolah data hasil evaluasi kinerja

4) Mengelola data kinerja yang diintegrasikan pada sistem informasi sekolah

5) Menafsirkan hasil evaluasi

6) Menggunakan hasil evaluasi untuk mengambil keputusan perbaikan mutu.

7) Meningkatkan otonomi sekolah

8) Menetapkan keputusan bersama

9) Meningkatkan akurasi keputusan berbasis data

10) Menetapkan target mutu dengan dasar pertimbangan hasil evaluasi

11) Menetapkan standar pengelolaan tingkat satuan pendidikan.

12) Mensosialisasikan data secara trasparan

13) Meningkatkan prinsip manajemen peningakatan mutu

14) Menetapkan indikator pencapaian target

15) Menetapkan kriteria minimal pencapai target.

16) Mengembangkan pentahapan kegiatan meliputi plan, do, chek, dan act.[8]
5. Untuk mengetahui definisi Standar Penilaian

Menurut Asmawi Zainul dan Noehi Nasution(dalam marito 2012) mengartikan penilaian adalah
suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui
pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes.

Menurut Djemari Mardapi (1999: 8) penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan
hasil pengukuran. Menurut Cangelosi (1995: 21) penilaian adalah keputusan tentang nilai.

Menurut Akhmat Sudrajat penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan
beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik
atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab
pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat
berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).
Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut secara
khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan
hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik/perbaikan
proses belajar mengajar, dan penentuan kenaikan kelas. Melalui penilaian dapat diperoleh informasi
yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru,
serta proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat dibuat keputusan tentang
pembelajaran, kesulitan peserta didik dan upaya bimbingan yang diperlukan serta keberadaan
kurikukulum itu sendiri.

Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan
pencapaian hasil belajar peserta didik. Berdasarkan pada PP. Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
terdiri atas :

a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik;

b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan;

c. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.

Setiap satuan pendidikan selain melakukan perencanaan dan proses pembelajaran, juga melakukan
penilaian hasil pembelajaran sebagai upaya terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan
efisien.

Berdasarkan pada PP. Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 64 ayat

(1) dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan
untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar dalam bentuk ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.

(2) menjelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk

a) menilai pencapaian kompetensi peserta didik;

b) bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar; dan

c) memperbaiki proses pembelajaran. Dalam rangka penilaian hasil belajar (rapor) pada semester
satu penilaian dapat dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, dan dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti pekerjaan rumah (PR), proyek, pengamatan
dan produk. Hasil pengolahan dan analisis nilai tersebut digunakan untuk mengisi nilai rapor
semester satu. Pada semester dua penilaian dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan kenaikan kelas dan dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti PR, proyek,
pengamatan dan produk. Hasil pengolahan dan analisis nilai tersebut digunakan untuk mengisi nilai
rapor pada semester dua.[9]

6. Standar Sarana Prasaran

Menurut yamilah (2014) Sarana pendidikan adalah fasilitas-fasilitas yang digunakan secara langsung
dalam proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran tercapai. Prasarana pendidikan merupakan
segala sesuatu yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan.

Sarana dan prasarana pendidikan menjadi penting karena mutu pendidikan dapat ditingkatkan
melalui pengadaan sarana dan prasarana.

Standar sarana dan prasarana merupakan kebutuhan utama sekolah yang harus terpenuhi sesuai
dengan amanat Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, PP No 19 tahun
2005, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007. Selain itu, juga harus
memenuhi dari ketentuan pembakuan sarana dan prasarana pendidikan yang telah dijabarkan
dalam1) Keputusan Mendiknas Nomor 129a/U/2004 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Pendidikan;

(2) Pembakuan Bangunan dan Perabot Sekolah Menengah Pertama Tahun 2004 dari Direktorat
Pembinaan SMP; dan (3) Panduan Pelaksanaan dan Panduan Teknis Program Subsidi Imbal Swadaya:
Pembangunan Ruang Laboratorium Sekolah Tahun 2007 dari Direktorat Pembinaan SMP. Standar
sarana dan prasarana pendidikan yang dimaksudkan di sini baik mengenai jumlah, jenis, volume,
luasan, dan Iain-lain sesuai dengan kategori atau tipe sekolahnya masing-masing.

Landasan hukum dikeluarkannya standar sarana dan prasarana yaitu berdasarkan:

1. Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab XII Pasal 45 tentang
Sarana dan Prasarana Pendidikan berbunyi :

(a) Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang
memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik,
kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.

(b) Ketentuan mengenai penyediaan sarana dan prasarana pendidikan pada semua satuan
pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah

2. Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Peraturan pemerintah yang mengatur standar sarana dan prasarana tercantum dalam peraturan
pemerintah No.24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana yang berbunyi:

Pasal 1

(1) Standar sarana dan prasarana untuk sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), sekolah
menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs), dan sekolah menengah atas/madrasah aliyah
(SMA/MA) mencakup kriteria minimum sarana dan kriteria minimum prasarana.

(2) Standar Sarana dan Prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada Lampiran
Peraturan Menteri ini.
Pasal 2

Penyelenggaraan pendidikan bagi satu kelompok pemukiman permanen dan terpencil yang
penduduknya kurang dari 1000 (seribu) jiwa dan yang tidak bisa dihubungkan dengan kelompok
yang lain dalam jarak tempuh 3 (tiga) kilo meter melalui lintasan jalan kaki yang tidak
membahayakan dapat menyimpangi standar sarana dan prasarana sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri ini.

Pasal 3

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Berdasarkan PP No.24 tahun 2007, beberapa kriteria minimum standar sarana dan prasarana yaitu
sebagai berikut:

V Lahan

· terhindar dari potensi bahaya

· Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15%\

· Lahan terhindar dari : pencemaran air dan udara, serta kebisingan

· mendapat izin pemanfaatan tanah dari Pemerintah Daerah setempat.

· memiliki status hak atas tanah

V Bangunan

· memenuhi ketentuan rasio minimum luas lantai terhadap peserta didik seperti tercantum pada
lampiran PP No 24 tahun 2007

· Bangunan gedung memenuhi ketentuan tata bangunan

· Bangunan gedung memenuhi persyaratan keselamatan,keamanan dan kenyamanan

· Bangunan gedung menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman
termasuk bagi penyandang cacat.

· Bangunan gedung dilengkapi sistem keamanan Bangunan gedung dilengkapi instalasi listrik
dengan daya minimum 1300 watt.

· Pembangunan gedung atau ruang baru harus dirancang, dilaksanakan, dan diawasi secara
professional

· Kualitas bangunan gedung minimum permanen kelas B, sesuai dengan PP No. 19 Tahun 2005
Pasal 45, dan mengacu pada Standar PU.

· dapat bertahan minimum 20 tahun

· Bangunan gedung dilengkapi izin mendirikan bangunan dan izin penggunaan.[10]

7. Standar Proses

Menurut nurul fauziah (2017) Proses merupakan kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada
satuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan dasar menengah untuk mencapai kompetensi
lulusan. Standar proses mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran.[11]

Menurut Noviastrini chemsunj (2010) Standar proses pendidikan adalah suatu bentuk teknis yang
merupakan acuan atau kriteria yang dibuat secara terencana atau didesain dalam pelaksanaan
pembelajaran.

Dasar hukum yang mengatur standar proses pendidikan terdapat dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan.[12]

8. Standar Biaya

Menurut Imzakiah (2014) Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005, Standar Nasional
Pendidkan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Berangkat dari definisi diatas dapat difahami bahwa sistem pendidikan indonesia diarahkan pada
tercapainya cita-cita pendidikan yang ideal dalam rangka mewujudkan peradaban bangsa Indonesia
yang bermartabat. Sebagaimana terungkap dalam UU No.20/2003 tentang Sisdiknas pasal 4 ayat 1
yang menyebutkan, “Pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak dan berbudi mulia, sehat, berilmu, cakap, serta
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab terhadap kesejahteraan masyarakat
dan tanah air”.

Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

Standar Pembiayaan adalah kriteria mengenai komponen dan besarnya biaya operasi satuan
pendidikan yang berlaku selama satu tahun.

Ada tiga macam biaya dalam standar ini :

a. Biaya investasi satuan pendidikan yaitu biaya penyediaan sarana dan prasarana,
pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap.

b. Biaya personal sebagaimana adalah biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik
untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.

c. Biaya operasi satuan pendidikan, meliputi :

1) Gaji dan tunjangan pendidik dan tenaga kependidikan

2) Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan

Biaya operasi pendidikan tak langsung seperti air, pemeliharaan sarana dan prasarana, pajak,
asuransi, lain sebagainya.[13]

BAB III

Pendapat
Menurut saya pendidikan sangat berarti, jadi untuk meningkatkan mutu pendidikan kita harus
menetapkan standar pendidikan mengingat bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang penting
dalam kehidupan bangsa, membuat segala pihak berasumsi dengan arti serta pendefinisian yang
berbeda-beda, hal tersebut bisa saja berdampak buruk bagi pemikiran orang awam. Di karenakan
orang awam(orang tidak berpindidikan) belum mengerti/paham mengenai dunia pendidikan.

Standar pendidikan sangat berperan penting agar para siswa dan pengajar dapat memahami dan
tanggap mata pelajaran yang di ajarkan. Adapun tujuan pendidikan yaitu meliputi :

· Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu

· Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

· Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan


sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.

Jadi dengan adanya standar-standar pendidikan ini para siswa akan mendapatkan fasilitas-fasilatas
pendidikan untuk menambah pengagetahuan para siswa dan dapat bersaing dengan siswa lain untuk
meraih prestasi dari tingkat privinsi, nasional maupun internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Ainun haris 2012 (http://nasrudinhadi.blogspot.co.id/2012/05/makalah-standar-kompetensi-


lulusan-skl.html) di akses pada tanggal 7 November 2017 pukul 21:15

Fitri yafrianti 2015 (http://sakura-ilmi.blogspot.co.id/2015/01/pengertian-dan-hakikat-standar-


isi.html ) di akses pada tanggal 7 November 2017 pukul 21:41

Hamza B. Uno. (https://scholar.google.co.id/scholar?


cites=11786483726198492655&as_sdt=2005&sciodt=0,5&hl=id ) di akses pada tanggal 7 November
2017 pukul 21:20

Hamza B. Uno (https://scholar.google.co.id/scholar?


cites=14190154992714899268&as_sdt=2005&sciodt=0,5&hl=id ) di akses di akses pada tanggal 7
November 2017 pukul 20:40

Imzakiah 2014 (http://kiaelf.blogspot.co.id/2014/05/standar-nasional-pendidikan.html) di akses


pada tanggal 7 November 2017 pukul 20:23

Imzakiah 2014( http://kiaelf.blogspot.co.id/2014/05/standar-nasional-pendidikan.html) di akses


pada tanggal 7 November 2017 pukul 22:30

Marito 2012 (http://maritosukses.blogspot.co.id/2012/02/pengertian-penilaian.html) di akses pada


tanggal 8 November 2017 pukul 21:40

Milakarmila 2013 (http://karya-karmilamila.blogspot.co.id/2013/01/standar-isi-makalah-


kurikulum.html) di akses pada tanggal 8 November pukul 18:31
Novriantini chemsunj 2010 (https://noviastrinichemsunj.wordpress.com/2010/05/30/standar-
proses-pendidikan/ ) di akses pada tanggal 7 November 2017 pukul 22:00

Nurul fauziah 2017 (https://www.scribd.com/document/362887248/Standar-Proses-Merupakan-


Kriteria-Mengenai-Pelaksanaan-Pembelajaran-Pada-Satuan-Pendidikan-Dasar-Dan-Satuan-
Pendidikan-Dasar-Menengah-Untuk-Mencapai-K) di akses pada tanggal 8 November 2017 pukul
21:30

Rieny Susilowati 2012 (http://rienysusilowati.blogspot.co.id/2012/12/standar-pengelolaan-


pendidikan.html) di akses pada tanggal 8 November 2017 pukul 20:20

[1] Imzakiah 2014 (http://kiaelf.blogspot.co.id/2014/05/standar-nasional-pendidikan.html) di akses


pada tanggal 7 November 2017 pukul 20:23

[2] Hamza B. Uno (https://scholar.google.co.id/scholar?


cites=14190154992714899268&as_sdt=2005&sciodt=0,5&hl=id ) di akses di akses pada tanggal 7
November 2017 pukul 20:40

[3] Fitri yafrianti 2015 (http://sakura-ilmi.blogspot.co.id/2015/01/pengertian-dan-hakikat-standar-


isi.html ) di akses pada tanggal 7 November 2017 pukul 21:41

[4] Milakarmila 2013 (http://karya-karmilamila.blogspot.co.id/2013/01/standar-isi-makalah-


kurikulum.html) di akses pada tanggal 8 November pukul 18:31

[5] Ainun haris 2012 (http://nasrudinhadi.blogspot.co.id/2012/05/makalah-standar-kompetensi-


lulusan-skl.html) di akses pada tanggal 7 November 2017 pukul 21:15

[6] Hamza B. Uno (https://scholar.google.co.id/scholar?


cites=11786483726198492655&as_sdt=2005&sciodt=0,5&hl=id ) di akses pada tanggal 7 November
2017 pukul 21:20

[7] Rina ratnasari 2012( https://riedushine.wordpress.com/2012/12/31/standar-pendidik-dan-


tenaga-kependidikan/) di akses pada tanggal 8 November 2017 pukul 20:01

[8] Rieny Susilowati 2012 (http://rienysusilowati.blogspot.co.id/2012/12/standar-pengelolaan-


pendidikan.html) di akses pada tanggal 8 November 2017 pukul 20:20

[9] Marito 2012 (http://maritosukses.blogspot.co.id/2012/02/pengertian-penilaian.html) di akses


pada tanggal 8 November 2017 pukul 21:40

[10] Yamilah 2014 (http://yamilah2014.blogspot.co.id/2015/01/standar-sarana-dan-prasarana-


pendidikan.html ) di akses pada tanggal 8 November 2017 pukul 21:19

[11] Nurul fauziah 2017 (https://www.scribd.com/document/362887248/Standar-Proses-


Merupakan-Kriteria-Mengenai-Pelaksanaan-Pembelajaran-Pada-Satuan-Pendidikan-Dasar-Dan-
Satuan-Pendidikan-Dasar-Menengah-Untuk-Mencapai-K) di akses pada tanggal 8 November 2017
pukul 21:30
[12] Novriantini chemsunj 2010 (https://noviastrinichemsunj.wordpress.com/2010/05/30/standar-
proses-pendidikan/ ) di akses pada tanggal 7 November 2017 pukul 22:00

[13] Imzakiah 2014( http://kiaelf.blogspot.co.id/2014/05/standar-nasional-pendidikan.html) di akses


pada tanggal 7 November 2017 pukul 22:30

Unknown di 13.39

Berbagi

1 komentar:

Ofiliaoatis1 Maret 2022 14.44

Best Sportsbooks To Bet On Soccer | Sporting 100

Soccer 토토커뮤니티 Betting Guide: Best Soccer Betting Sites, Betting Picks & 메이플 캐릭터 슬롯
Odds ✓ 온라인 카지노 운영 Soccer News 샌즈 카지노 가입 쿠폰 & Picks ✓ Free Soccer Predictions!
메이저 토토 사이트

Balas

Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

Unknown

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai