Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN EKOLOGI TUMBUHAN

FAKTOR LINGKUNGAN ABIOTIK (MIKROKLIMAT)

NAMA : Aprilia Muslimah

NIM : 19031003

PRODI/KELAS : Pendidikan Biologi B

DOSEN : Dr.Azwir Anhar,M.Si.

ASISTEN DOSEN : 1. Richard Samea Andrian

2. Alya Fariani

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
Faktor Lingkungan Abiotik (Mikroklimat)

A. Tujuan Praktikum

Mengukur variasi faktor-faktor lingkungan secara vertical dan horizontal pada


suatu daerah tertentu.

B. Waktu dan Tempat

Hari/Tanggal : Jumat /12 Maret 2021

Pukul : 13:20 – 15:50 WIB

Tempat : Sungai Kalu 2,Pakan Rabaa Utara,KPGD,Solok Selatan.

C. Dasar Teori

Lingkungan merupakan tempat berinteraksi antar makhluk hidup dengan


tempat tinggal baik berupa abiotik maupun biotik. Faktor-faktor lingkungan yang
dapat digolongkan menjadi faktor biotik dan abiotik. Faktor lingkungan abiotik
terdiri dari tanah, air udara-angin, cahaya, dan sebagainya. Sedangkan factor
biotic terdiri atas organisme hidup di luar lingkungan biotik yaitu manusia,
tumbuhan, hewan dan mikroorganisme (Campbell. 2012).

Pada dasarnya berbagai pengertian lingkungan hidup sebagaimana dimaksud


,dapat dikatakan bahwa lingkungan pada hakikatnya memiliki cakupan yang
sangat luas.Tidak hanya manusia,hewan ,tumbuh tumbuhan ataubenda –benda
yang bersifat fisik.Lingkungan adalah,mencakup didalamnya berbagai hal ,dari
suatu yang bersifat biotik ,organic (manusia,hewan,tumbuh tumbuhan),yang
bersifat an organic (tanah,sungai,bangunan,gunung,udara)hingga
sosial(masyarakat) (Fadli,2016:32).

Faktor yang mempengaruhi suhu tanah yaitu faktor luar dan faktor dalam.
Yang dimaksud dengan faktor luar adalah radiasi matahari, awan, curah hujan,
angin, dan kelembaban udara. Sedangkan faktor dalam yaitu meliputi faktor tanah,
struktur tanah, kadar air tanah, kandungan bahan organik, dan warna tanah. Makin
tinggi suhu maka semakin cepat pematangan pada tanaman (Ardhana, 2012).
Ada konsensus yang berkembang di antara beberapa ilmiah literatur yang selama
beberapa dekade mendatang, meningkat suhu dan tingkat variabilitas curah hujan
yang disebabkan oleh perubahan iklim tidak akan menguntungkan bagi
pertumbuhan tanaman dan hasil di banyak kawasan dan negara (FAO, 2008;Yesuf
et al., 2008). Pola curah hujan dan badai acara juga cenderung berubah sementara
beberapa wilayah mungkin memiliki lebih sedikit curah hujan, dan beberapa
mungkin sedikit atau tidak sama sekali perubahan. Intensitas peristiwa curah
hujan kemungkinan besar akan terjadimeningkat rata-rata (Meehl et al., 2007)
(Ogunrayi,2016).

Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur
suhu udara atau derajat panas disebut termometer namun dapat pula menggunakan
higrometer seperti pada praktikum kali ini. Pada proses pengukuran, umumnya
terjadi perpindahan panas dari tempat yang akan diukur yang terbaca pada alat
pengukur suhu adalah suhu setelah terjadi kesetaraan (Ardhana, 2012).

Tanah berkembang dari bahan induk yang berupa batuan dan bahan organik.
Selanjutnya batuan di kelompokkan menjadi batuan beku, sedimen dan
metamorfose. Batuan basa umumnya mempunyai pH tinggi dibandingkan dengan
tanah yang berkembang dari batuan masam. Tanah yang berada di bawah kondisi
vegetasi hutan akan cenderung lebih masam di bandingkan dengan yang
berkembang di bawah padang rumput. Hutan tanaman dengan daun kecil (konifer)
dapat menyebabkan lebih masam dibandingkan dengan hutan tanaman berdaun
lebar (Ardhana, 2012).

Distribusi dan pertumbuhan tanaman di padang rumput dipengaruhi oleh


banyak faktor hidup (biotik) dan tidak hidup (abiotik). Misalnya, lokasi lembab di
sepanjang sungai dan kolam mendukung pertumbuhan pohon seperti kapuk dan
willow. Lokasi kering, bagaimanapun, tidak dapat mendukung pertumbuhan
pohon karena rumput (dengan sistem akar berserat tepat di bawah permukaan
tanah) dengan cepat mengambil sedikit air yang tersedia. Area yang baru-baru ini
terbakar di padang rumput mendukung pertumbuhan padat tumbuhan dan
rerumputan karena api meningkatkan ketersediaan nutrisi di dalam tanah.
Ekosistem terdiri dari populasi berbagai spesies yang hidup di suatu daerah, serta
komponen lingkungan yang tidak hidup seperti suhu, ketersediaan air, dan sinar
matahari (Gibson, 2006)

Suhu merupakan indikasi jumlah energi yang terdapat dalam suatu sistem atau
massa suatu benda. Oleh karena itu erat kaitannya dengan kesetimbangan radiasi
matahari pada sistem atau massa tersebut. Semakin banyak energi yang tersimpan
dalam sistem tersebut maka makin tinggi suhunya (Marheny, 2018).

Suhu mempengaruhi tanaman pada laju proses-proses metabolisme. Pengaruh


suhu terutama terlihat pada laju perkembangan tanaman seperti pada
perkecambahan, pembentukan daun dan inisiasi organ reproduktif. Tanaman kelas
tinggi pada umumnya tidak dapat menjaga suhunya dengan tetap sehingga selalu
berada pada atmosfer (Marheny, 2018).

Meskipun banyak benih tidak terpengaruh oleh cahaya selama perkecambahan,


ada beberapa spesies yang sangat bergantung pada cahaya. Pada beberapa
tanaman (misalnya varietas selada, Lactuca sativa, dan beech, Fagus sylvatica)
perkecambahan dirangsang oleh cahaya putih, sedangkan pada tanaman lain
(misalnya varietas Cucumis sativus) cahaya putih bersifat menghambat.
Menariknya, benih dari spesies budidaya yang relatif sedikit peka cahaya,
mungkin sebagai hasil dari seleksi buatan. Namun, beberapa spesies gulma
bersifat polimorfik karena respons cahayanya. Signifikansi adaptif potensial dari
kontras adaptasi cahaya dengan benih jelas. Penghambatan cahaya akan
memastikan perkecambahan hanya ketika benih dikubur. Di sisi lain, benih yang
dirangsang cahaya dapat tetap tidak aktif dalam waktu lama sampai terpapar,
meskipun hanya sebentar, oleh gangguan tanah (Jones, 2014)

Suhu merupakan faktor utama yang mempengaruhi laju perkembangan


tanaman. Temperatur yang lebih hangat diperkirakan dengan perubahan iklim dan
potensi kejadian temperatur yang lebih ekstrim akan mempengaruhi produktivitas
tanaman. Penyerbukan adalah salah satu tahap fenologis paling sensitif terhadap
suhu ekstrem di semua spesies dan selama tahap perkembangan ini suhu ekstrem
akan sangat memengaruhi produksi. Beberapa strategi adaptasi tersedia untuk
mengatasi suhu ekstrim pada tahap perkembangan ini selain memilih tanaman
yang melepaskan serbuk sari selama periode dingin atau tidak dapat ditentukan
sehingga pembungaan terjadi dalam periode yang lebih lama dari musim tanam.
Dalam studi lingkungan terkontrol, suhu hangat meningkatkan laju perkembangan
fenologis; namun, tidak ada pengaruh pada luas daun atau biomassa vegetatif
dibandingkan suhu normal (Hatfield, 2015).

Efek suhu meningkat oleh defisit air dan kelebihan air tanah yang
menunjukkan bahwa pemahaman interaksi suhu dan air akan diperlukan untuk
mengembangkan strategi adaptasi yang lebih efektif untuk mengimbangi dampak
dari peristiwa suhu ekstrim yang lebih besar yang terkait dengan perubahan iklim
(Hatfield, 2015).
D. Alat dan Bahan

 Alat

1. Anemometer

2. Hygrometer atau Sling Psychrometer

3. Termometer max-min

4. Termometer raksa

5. Termometer tanah

6. Lux meter

7. Sound level meter

8. Meteran

9. Buku acuan untuk mengidentifikasi tumbuhan

 Bahan

E. Cara Kerja

1. Pengukuran dilakukan secara vertikal (ketinggian 0 m, 1 m, 2 m, dst.) dan


horizontal (daerah ternaung dan terdedah).
2. Pada setiap stasiun pengamatan lakukanlah pengukuran faktor lingkungan
menggunakan alat yang sesuai atau memungkinkan.
3. Pengukuran dilakukan selama 2 jam dan dilakukan ulangan setiap 15 menit.
4. Data pengamatan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
F. Hasil Pengamatan

No. NAMA ALAT FUNGSI ALAT

1. Anemometer Untuk mengukur arah dan


kecepatan angin

2. Hygrometer atau sling Untuk mengukur kelembapan


Pshycrometer udara

3. Termometer max-min Untuk mengetahui suhu tertinggi


dan terendah di tempat dan waktu
tertentu.

4. Termometer raksa Termometer adalah alat yang


digunakan untuk mengukur
maupun menghitung perubahan
suhu suatu zat.

5. Termometer tanah Untuk mengukur suhu tanah


6. Sound level meter Untuk pengukuran suatu intensitas
suara. Digunakan untuk mengukur
tingkat suara dalam desibel(dB).

7. Lux meter Untuk mengetahui intensitas


cahaya di tempat tertentu

8. Meteran Mengukur panjang suatu objek

9. Soil pH meter Untuk Mengukur pH tanah


10. Altimeter Untuk mengukur Ketinggian
Benda atau Tempat di atas Tingkat
yang Tetap Altimeter bekerja
Berdasarkan tekanan udara.

11. Caliper Untuk mengukur diameter luar


atau dalam suatu benda,

12. Digital soil tester Untuk mengukur kadar keasaman


tanah dan Kelembaban tanah.
Satuan yang digunakan

Adalah pH

13. Kompas brunton Untuk menentukan arah angin.

14. Barometer untuk mengukur tekanan udara.


Barometer umum digunakan
dalam peramalan cuaca, di mana
tekanan udara yang tinggi
menandakan cuaca yang
“bersahabat”, sedangkan tekanan
udara rendah menandakan
kemungkinan badai.

15. Termometer Alkohol Untuk mengukur suhu sampai 78°


Celsius (C), Termometer ini juga
berfungsi mengukur suhu yang
sangat rendah sampai -112° C.

G. Pembahasan

Berdasarkan video yang saya lihat disana melakukan praktikum mengenai


mikroklimat dengan tujuan untuk mengukur faktor-faktor lingkungan pada daerah
secara vertical dan horizontal.

Secara horizontal ada 3 daerah :

1. Terdedah adalah penyinaran sinar matahari langsung sampai ke permukaan


tanah
2. Ternaung adalah penyinaran sinar matahari tidak sampai ke permukaan tanah

3. Transisi ini adalah gabungan dari kedua daerah diatas.

Mikroklimat sendiri merupakan faktor


lingkungan(suhu,kelembapan,angin)yang berhubungan dengan tumbuhan yang
menyebabkan adanya variasi dan tipe pada komposisi tumbuhan. Secara garis
besar, faktor lingkungan terbagi atas dua, yaitu faktor biotik dan abiotik. Faktor
biotik terdiri atas manusia, hewan, tumbuhan dan mikroorganisme. Sedangkan
faktor-faktor abiotik contohnya adalah tanah, air, cahaya, udara, suhu,
kelembaban, curah hujan, dan lain-lain.Baik faktor biotik maupun abiotik
memberikan pengaruh yang sangat besar bagi suatu organisme. Sebagai
contohnya adalah air yang merupakan faktor lingkungan yang sangat penting bagi
makhluk hidup. Begitu juga dengan tanah, suhu, cahaya, udara, kelembaban, dan
lain-lain. Semuanya merupakan faktor lingkungan yang sangat dibutuhkan oleh
makhluk hidup. Faktor tanah, merupakan karakteristika dari tanah seperti nutrisi
tanah, reaksi tanah, kadar air tanah dan kondisi fisika tanah. Faktor topografi,
yaitu meliputi pengaruh dari terrain seperti sudut kemiringan, aspek kemiringan
dan ketinggian tempat dari permukaan laut. Faktor biotik, merupakan gambaran
semua interaksi dari organisme hidup seperti kompetisi, peneduhan dan lain-lain.

Faktor abiotik contohnya adalah tanah, air, cahaya, udara, suhu, kelembaban,
curah hujan, dan lain-lain. Baik faktor biotik maupun abiotik memberikan
pengaruh yang sangat besar bagi suatu organisme. Seperti suatu tumbuhan yg
hidup pada iklim A belum tentu hidup pada iklim B , karena iklim dapat
mempengaruhi tumbuhan secara langsung dan tumbuhan memiliki batas
minimum. Maka dari itu, komposisi jenis tanaman pada iklim yang berbeda akan
berbeda pula.

Perbedaan iklim dapat kita gambarkan baik secara horizontal ( berdasarkan


garis lintang dan garis bujur), maupun vertikal ( ketinggian ). Maka dari itu, untuk
menjelaskan mengapa komposisi jenis tanaman pada setiap daerah berbeda-beda,
dibutuhkan alat-alat yang dapat menggambarkan perbedaan-perbedaan faktor
lingkungan secara akurat.
Berdasarkan hasil pengamatan ,mengenai alat alat dari mikroklimat didapatkan 15
alat diantaranya yaitu :

1. Anemoneter adalah pengukur kecepatan angin.

Cara kerja alat ini yaitu :

a) Menekan tombol ON/OFF


b) Akan tampil semua item pengukuran pada layar
c) Memilih mode pengukuran yang diinginkan
d) Menekan tombol HOLD untuk melihat hasil pengukuran
e) Mencatat hasil pengukuran

Alat ini mampu mengukur kecepatan angin dengan tingkat ketilitian sangat tinggi
yakni berkisar 0.5 meter setiap detiknya. Dilihat dari tinggkat ketelitian pada
Anemometer itu sendiri merupakan alat pengukur kecepatan angin yang sangat
efektif dan efisien.

2. Termometer tanah adalah untuk mengukur suhu tanah ,termometer ini


menggunakan satuan celcius.

Cara kerja alat ini adalah :

a) Kalibrasi dahulu dengan dicelupkan ke air sampai ada batas pada


termometer nantinya.
b) Tancapkan ketanah
c) Termometer tanah diletakkan dalam kedalaman masing-masing (sesuai
jenisnya)
d) Dibiarkan hingga skala pada thermometer konstan
e) Mencatat hasilnya

3. Termometer max-min adalah untuk mengetahui suhu tertinggi dan terendah di


temnpat dan waktu tertentu.

Cara kerja alat ini adalah :


a) Mengkalibrasi alat dengan menekan tombol reset
b) Meletakan Termometer pada tempat yang ingin diukur suhu selama
kurang lebih 24 jam
c) Indeks tertinggi pada termometer max merupakan suhu tertinggi dan
indeks tertinggi pada termometer min merupakan suhu terendah pada hari
tersebut

4. Sling hygrometer adalah untuk mengukur kelembapan udara , menggunakan


satuan derjad Celcius basah dan kering nya.namun saat presentasi kelompok
menggunakan satuan persen , bagian bagian nya ada ganggangnya lalu diatas itu
untuk mengukur kering dan dibawah suhu basah karena langsung tersambung ke
tabung putih.

Cara kerja alat ini adalah :

a) Menyiapkan Sling Psychrometer dengan mengecek kebasahan kapas


pembungkus termometer
b) Kalibrasi dengan memasukkan air kedalam tabung putih yang ada di
pangkal alat sampai benar2 terkalibrasi.
c) rentangkan tangan sekitar 90 derjad diputar dalam 1 detik 4 kali harus
konstan,nanti saat penghitungannya ada tabelnya nanti.
d) Membaca kelembabannya
e) Mencocokkan dengan grafik suhu-kelembaban

5. Termometer raksa adalah Alat yang digunakan untuk mengukur maupun


menghitung perubahan suhu (temperature)suatu zat.

Cara kerja alat ini adalah :

a) Sebelum terjadi perubahan suhu, volume air raksa berada pada kondisi
awal.
b) Perubahan suhu lingkungan di sekitar termometer direspon air raksa
dengan perubahan volume.
c) Volume merkuri akan mengembang jika suhu meningkat dan akan
menyusut jika suhu menurun.
d) Skala pada termometer akan menunjukkan nilai suhu sesuai keadaan
lingkungan.

6. Sound lever meter adalah Untuk mengukur suatu intensitas suara .digunakan
untuk mengukur tingkat suara dalam decibel (dB) atau alat untuk mengukur
tingkat kebisingan dimana alat sangat peka terhadap bunyi maupun getaran
disekitarnya.Bagian nya ada mikrofon,setting jarum analog .

Cara kerja alat ini adalah :

a) Menyalakan sound level meter dengan menekan tombol on/off(bath untuk


melihat daya batrai) , sebeum digunakan Sound level meter harus
dikalibrasi terlebih dahulu dengan menekan tombol reset sampai angka
pada layar 00.
b) setting tombol frekuensi sekitar 80 sampai 120
c) Mengarahkan mikrofon pada objek suara yang akan di teliti dan pastikan
tekan tombol fast.
d) Menunggu selama 5 menit dan lihat pada layar menunjukan angka tingkat
suara dalam satuan dB.
e) Setelah terdeteksi tingkat suara objek, mencatat hasil dan matikan sound
level meter dan lepas baterai.

7. Meteran adalah mengukir panjang dan tinggi suatu obejek kurang dari 50 m
terdiri dari cm dan inc dimana inc kurang dari 165inc.

Cara kerja alat ini adalah :

a) Memberi tanda pada benda yang diukur


b) Meletakkan skala angka 0(nol) pada alat ukur tersebut dan memberi tanda
c) Membaca angka skala alat ukur pada ujung yang lain untukvmengetahui
panjang benda tersebut

8. Lux meter digital untuk mengetahui intensitas cahaya di tempat tertentu.ada 3


range Pertama itu range 200(puluhan sampai ratusan)range 2000(seratus sampai
ribuan)range 20000(sepuluh kali lebih besar dari sebelumnya,) pembacaan nya
kita menggunakan atau tekan tombol hog
Mengubah energi dari foton menjadi elektron. Idealnya satu foton dapat
membangkitkan satu elektron. Cahaya akan menyinari sel foto yang kemudian
akan ditangkap oleh sensor sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi
arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan pun
semakin besar.

9. Termometer alkohol Untuk mengukur suhu sampai 78° Celsius (C),


Termometer ini juga berfungsi mengukur suhu yang sangat rendah sampai -112°
C. dikatakan alkohol karena didalamnya ada bagian merah dinamakan dengan
alkohol satuannya derajat Celcius kalibrasi dahulu dengan direndam selama
beberapa menit setelah kalibrasi pegang ujung atas atau gantung ke pohon.

Jadi kalo termometer raksa bedanya itu dia didalamnya bewarna putih.

10. Soil pH meter untuk mengukur PH tanah.

Cara kerja alat ini adalah :

a) Siapkan batere 9 volt sebagai tenaga/power untuk mengoperasikan alat.


b) Buka bagian belakang alat sebagai tempat batere berada secara hati hati,
pasang batere dan jangan lupa sesuaikan dengan kutub min dan plusnya.
c) Nyalakan tombol on.
d) Kalibrasi dahulu.
e) Sesuaikan posisi saklar yang berada di bagian belakang alat (diatas kotak
batere), jika mau mengukur suhu, geser saklar ke posisi huruf yang
menunjukan derajat Celsius, jika mau mengukur pH tanah, atur saklar di
posisi pH.
f) Sebelum ditancapkan ke tanah pastikan batang “Probe” dalam keadaan
bersih dan buka tutup/pelindung Probe (warna putih”
g) Pastikan jika tanah dalam keadaan keras/padat/Compact, harus
digemburkan dahulu (tidak perlu disiram air, karena bisa berpengaruh
pada kelembabannya), bisa digemburkan dengan Cetok/ Cangkul.
Usahakan jangan langsung menancapkan ke tanah jika tanah dalam
keadaan keras/kompak.
h) Setelah pemakaian, bersihkan alat dengan Aquades dan di lap dengan kain
bersih dan lembut (Flanel) atau bisa dengan Tissue. Simpan di tempat
Kering.

11. Altimeter untuk mengukur Ketinggian Benda atau Tempat di atas Tingkat
yang Tetap Altimeter bekerja Berdasarkan tekanan udara.

Cara kerja alat ini adalah :

a) Tempatkan altimeter pada posisi datar dan pastikan gelembung nivo


berada tepat di tengah lingkaran.
b) Selanjutnya, aturlah jarum indikator yang memiliki tanda minus dan
plusagar berada di tengah. Untuk mengaturnya, putarlah tuas pemutar
besar yang berada pada altimeter.
c) Kemudian, aturlah skala ketinggian pada titik 0 meter. Caranya, tariklah ke
atas lalu putar tuas pemutar kecil.
d) Setelah itu, pindahkan altimeter ke tempat yang akan diukur
ketinggiannya.
e) Terakhir, carilah ketinggian tempat yang diinginkan dengan cara memutar
atau mengatur jarum indikator hingga berada di tengah lalu bacalah skala
yang muncul.

12. Caliper untuk mengukur diameter luar atau dalam suatu benda,

Cara kerja alat ini adalah :

a) Kalibrasi terlebih dahulu


b) Geserlah salah satu rahang untuk menjepit benda yang hendak diukur.
Jangka sorong memiliki dua jenis rahang. Rahang yang lebih besar
menjepit sekeliling benda, untuk mengukur bentangan/ketebalannya.
Rahang yang lebih kecil ditempatkan ke dalam bukaan/lubang benda,
kemudian dapat ditekan untuk mengukur diameter bagian dalam (lubang)
dari benda tersebut. Anda dapat menyesuaikan pasangan rahang tersebut
dengan cara menggeser skala yang lebih kecil (skala geser/vernier/nonius).
Setelah Anda mendapatkan salah satu rahang pada posisinya, kencangkan
sekrup pengunci jika ada.
c) Bacalah skala utama yang berimpit dengan angka nol pada skala geser.
Pada prinsipnya, skala utama pada jangka sorong menunjukkan angka
bulat ditambah angka desimal (persepuluhan) yang pertama.Bacalah
pengukuran angka nol pada skala geser vernier sebagaimana Anda
membaca penggaris biasa.
d) Bacalah skala vernier. Carilah garis pertama pada skala vernier yang
berimpit secara sempurna dengan garis mana pun pada skala utama. Garis
tersebut menunjukkan nilai dari digit tambahan.
e) Jumlahkan kedua angka yang diperoleh. Jumlahkan hasil pembacaan dari
skala utama dan skala vernier untuk mendapatkan jawaban akhir. Pastikan
Anda menggunakan satuan yang benar sesuai yang tercantum pada setiap
skala.

13. Digital soil tester untuk mengukur kadar keasaman tanah dan Kelembaban
tanah. Satuan yang digunakan adalah pH.

14. Kompas brunton menetukan arah angin.

Cara kerja alat ini adalah :

a) Kalibrasi dahulu
b) Apabila sudah seimbang sempurna, peganglah kompas pada posisi kompas
diletakkan diatas telapak tangan dan dilengketkan pada perut atau sejajar
dengan pinggang agar supaya tidak mudah goyah sambil meluruskan
pengarah ke objek dengan tetap mempertahankan posisi gelembung
ditengah-tengah nivo.
c) Sighting arm (lengan pengarah) dibuka horizontal dan peep sight
ditegakkan dan diarahkan ke objek, dalam keadaan kompas tetap
seimbang.
d) Setel cermin pengarah sehingga titik objek terlihat pada cermin masuk ke
lubang pengarah dan terletak pada garis poros cermin sambil tetap
mempertahankan kompas (perhatikan gelembung udara pada nivo, harus
tetap berada ditengah lingkaran).
e) Pembacaan dilakukan apabila jarum sudah diam.
f) Catat nilai / angka yang ditunjukan pada kompas
15. Barometer untuk mengukur tekanan udara. Barometer umum digunakan dalam
peramalan cuaca, di mana tekanan udara yang tinggi menandakan cuaca yang
“bersahabat”, sedangkan tekanan udara rendah menandakan kemungkinan badai.

a) Kalibrasi dahulu
b) Atur jarum indikator pada barometer
c) Tepatkan atau gantungkan barometer di tempat yang sesuai.
d) Sesekali periksa untuk memastikan barometer bekerja dengan baik.
e) Catatlah hasil pengukuran.

Kecepatan angin satuannya m/s, kelembaban % , intensitas cahaya Cd, tingkat


kebisingan dB, suhu °C.

Pada daerah yang lebih tinggi, seharusnya suhu akan lebih rendah, kelembaban
akan lebih tinggi karna O2 terakumulasi dalam bentuk uap air dalam proses
penguapan (ingat kembali).

Sebaliknya, pada daerah yang lebih rendah, suhu akan lebih tinggi, kelembaban
akan lebih rendah.Mungkin, jika kita membandingkan hanya dari tingkat gedung
saja yang tidak seberapa jauh jarak ketinggiannya, hasilnya bisa saja hampir sama
baik dr suhu, kelembaban. Karena situasi disekitar gedung pun mempengaruhi spt
gedung lainnya, pohon-pohon yg sedikit, aktivitas manusia dan lain lain

Perbedaan hasil pengukuran di daerah terdedah, ternaung, transisi :

Semakin tinggi intensitas cahaya matahari semakin tinggi temperatur udara.


Jika di urutkan dari yang tertinggi ke yang rendah yaitu terdedah, transisi dan
ternaung. Dan jika semakin tinggi temperatur udara maka kelembaban udara juga
semakin tinggi. Jika di urutkan dari yang tertinggi ke yang rendah yaitu terdedah,
transisi dan ternaung.

Pada keadaan horizontal, intensitas cahaya yang paling berpengaruh. Karena


tumbuhan berfotosintesis, maka cahaya menjadi salah faktor pentingnya. Bisa
dibayangkan pada keadaan terdedah pasti beragam komposisi jenis tumbuhannya,
sedangkan di ternaung, pasti lebih sedikit, karena cahaya yang masuk hanya
sedikit saja.

Faktor lainnya adalah kelembaban udara, yaitu tingkat kebasahan udara karena
air selalu terkandung dalam bentuk uap air. Kelembaban udara berbanding
terbalik dengan suhu udara yaitu semakin tinggi suhu udara pada suatu daerah
maka semakin rendah kelembabannya dan semakin rendah suhu udaranya maka
akan semakin tinggi kelembabannya. Selanjutnya ada beberapa hubungan
kelembapan dengan faktor lain seperti:

1. Hubungan antara suhu dan kelembapan udara berbanding terbalik, jadi


ketika suhu udara tinggi maka kelembaban akan rendah, dan sebaliknya,
apabila suhu semakin rendah maka kelembaban semakin tinggi.

2. Hubungan kebisingan dengan kelembaban yaitu udara yang lembab berarti


banyak partikel air di udara. Partikel air tersebut tentu dapat meredam
gelombang yang ada di udara, sehingga tingkat kebisingan berkurang, jadi
intinya makin lembab udara, makin kecil tingkat kebisingan yang terjadi.

H. Kesimpulan

Mikroklimat adalah faktor lingkungan yang berhubungan dengan tumbuhan yang


menyebabkan adanya variasi dan tipe pada komposisi tumbuhan. Faktor
lingkungan terbagi atas dua, yaitu faktor biotik dan abiotik. Faktor-faktor abiotik
contohnya adalah tanah, air, cahaya, udara, suhu, kelembaban, curah hujan, dan
lain-lain. Perbedaan iklim dapat kita gambarkan baik secara horizontal
( berdasarkan garis lintang dan garis bujur), maupun vertikal ( ketinggian ). Secara
horizontal ada 3 daerah :
a) Terdedah adalah penyinaran sinar matahari langsung sampai ke
permukaan tanah
b) Ternaung adalah penyinaran sinar matahari tidak sampai ke
permukaan tanah
c) Transisi ini adalah gabungan dari kedua daerah diatas.

Ketinggian suatu tempat dari permukaan tanah akan mempengaruhi temperatur


dan kelembapan tanah. Semakin tinggi suatu tempat dari permukaan tanah maka
temperatur udara dan kelembapan udara akan semakin rendah. Kecepatan angin
satuannya m/s, kelembaban % , intensitas cahaya Cd, tingkat kebisingan dB, suhu
°C

Pada dasarnya ketika kita ingin menggunakan alat hendaknya di kalibrasi terlebih
dahulu,agar ketika kita melakukan suatu pengukuran maka kita dapatka
pengukuran yang akurat.karena jika alat tidak di kalibrasi terlebih dahulu maka
akan mengakibatkan ketidak akuratan dari sebuah penelitian yang kita lakukan.

Daftar Pustaka

Ardhana, I Putu Gede. 2012. Ekologi Tumbuhan. Bali: Udayana University Press.

Campbell, Neil.A., dkk. 2012. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Fadli,Moh,dkk.2016.Hukum dan Kebijakan Lingkungan.Malang: UB Press.

Gibson, J. Phil and Terry R. Gibson. 2006. Plant Ecology. New York : Chelsea
House.
Hatfield Jerry L. And John H. Prueger. 2015. Temperature Extremes : Effect on
Growth and Development. Weather and Climates Extremes. 8:1.

Jones, Hamlyn G. 2014. Plants and Microclimate. New York : Cambridge


University Press.

Marhenny lukitasari 2018. Ekologi Tumbuhan. Madiun : Universitas PGRI.

Ogunrayi,Olujumoke.A ,dkk.2016.Descriptive Analysis of Rainfall and


Temperature Trends Over Akure,Nigeria.Journal of Geography and Regional
Planning.vol.9(11) : 196.

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai