NIM : 19031003
2. Alya Fariani
JURUSAN BIOLOGI
2020
Faktor Lingkungan Abiotik (Mikroklimat)
A. Tujuan Praktikum
C. Dasar Teori
Faktor yang mempengaruhi suhu tanah yaitu faktor luar dan faktor dalam.
Yang dimaksud dengan faktor luar adalah radiasi matahari, awan, curah hujan,
angin, dan kelembaban udara. Sedangkan faktor dalam yaitu meliputi faktor tanah,
struktur tanah, kadar air tanah, kandungan bahan organik, dan warna tanah. Makin
tinggi suhu maka semakin cepat pematangan pada tanaman (Ardhana, 2012).
Ada konsensus yang berkembang di antara beberapa ilmiah literatur yang selama
beberapa dekade mendatang, meningkat suhu dan tingkat variabilitas curah hujan
yang disebabkan oleh perubahan iklim tidak akan menguntungkan bagi
pertumbuhan tanaman dan hasil di banyak kawasan dan negara (FAO, 2008;Yesuf
et al., 2008). Pola curah hujan dan badai acara juga cenderung berubah sementara
beberapa wilayah mungkin memiliki lebih sedikit curah hujan, dan beberapa
mungkin sedikit atau tidak sama sekali perubahan. Intensitas peristiwa curah
hujan kemungkinan besar akan terjadimeningkat rata-rata (Meehl et al., 2007)
(Ogunrayi,2016).
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur
suhu udara atau derajat panas disebut termometer namun dapat pula menggunakan
higrometer seperti pada praktikum kali ini. Pada proses pengukuran, umumnya
terjadi perpindahan panas dari tempat yang akan diukur yang terbaca pada alat
pengukur suhu adalah suhu setelah terjadi kesetaraan (Ardhana, 2012).
Tanah berkembang dari bahan induk yang berupa batuan dan bahan organik.
Selanjutnya batuan di kelompokkan menjadi batuan beku, sedimen dan
metamorfose. Batuan basa umumnya mempunyai pH tinggi dibandingkan dengan
tanah yang berkembang dari batuan masam. Tanah yang berada di bawah kondisi
vegetasi hutan akan cenderung lebih masam di bandingkan dengan yang
berkembang di bawah padang rumput. Hutan tanaman dengan daun kecil (konifer)
dapat menyebabkan lebih masam dibandingkan dengan hutan tanaman berdaun
lebar (Ardhana, 2012).
Suhu merupakan indikasi jumlah energi yang terdapat dalam suatu sistem atau
massa suatu benda. Oleh karena itu erat kaitannya dengan kesetimbangan radiasi
matahari pada sistem atau massa tersebut. Semakin banyak energi yang tersimpan
dalam sistem tersebut maka makin tinggi suhunya (Marheny, 2018).
Efek suhu meningkat oleh defisit air dan kelebihan air tanah yang
menunjukkan bahwa pemahaman interaksi suhu dan air akan diperlukan untuk
mengembangkan strategi adaptasi yang lebih efektif untuk mengimbangi dampak
dari peristiwa suhu ekstrim yang lebih besar yang terkait dengan perubahan iklim
(Hatfield, 2015).
D. Alat dan Bahan
Alat
1. Anemometer
3. Termometer max-min
4. Termometer raksa
5. Termometer tanah
6. Lux meter
8. Meteran
Bahan
E. Cara Kerja
Adalah pH
G. Pembahasan
Faktor abiotik contohnya adalah tanah, air, cahaya, udara, suhu, kelembaban,
curah hujan, dan lain-lain. Baik faktor biotik maupun abiotik memberikan
pengaruh yang sangat besar bagi suatu organisme. Seperti suatu tumbuhan yg
hidup pada iklim A belum tentu hidup pada iklim B , karena iklim dapat
mempengaruhi tumbuhan secara langsung dan tumbuhan memiliki batas
minimum. Maka dari itu, komposisi jenis tanaman pada iklim yang berbeda akan
berbeda pula.
Alat ini mampu mengukur kecepatan angin dengan tingkat ketilitian sangat tinggi
yakni berkisar 0.5 meter setiap detiknya. Dilihat dari tinggkat ketelitian pada
Anemometer itu sendiri merupakan alat pengukur kecepatan angin yang sangat
efektif dan efisien.
a) Sebelum terjadi perubahan suhu, volume air raksa berada pada kondisi
awal.
b) Perubahan suhu lingkungan di sekitar termometer direspon air raksa
dengan perubahan volume.
c) Volume merkuri akan mengembang jika suhu meningkat dan akan
menyusut jika suhu menurun.
d) Skala pada termometer akan menunjukkan nilai suhu sesuai keadaan
lingkungan.
6. Sound lever meter adalah Untuk mengukur suatu intensitas suara .digunakan
untuk mengukur tingkat suara dalam decibel (dB) atau alat untuk mengukur
tingkat kebisingan dimana alat sangat peka terhadap bunyi maupun getaran
disekitarnya.Bagian nya ada mikrofon,setting jarum analog .
7. Meteran adalah mengukir panjang dan tinggi suatu obejek kurang dari 50 m
terdiri dari cm dan inc dimana inc kurang dari 165inc.
Jadi kalo termometer raksa bedanya itu dia didalamnya bewarna putih.
11. Altimeter untuk mengukur Ketinggian Benda atau Tempat di atas Tingkat
yang Tetap Altimeter bekerja Berdasarkan tekanan udara.
12. Caliper untuk mengukur diameter luar atau dalam suatu benda,
13. Digital soil tester untuk mengukur kadar keasaman tanah dan Kelembaban
tanah. Satuan yang digunakan adalah pH.
a) Kalibrasi dahulu
b) Apabila sudah seimbang sempurna, peganglah kompas pada posisi kompas
diletakkan diatas telapak tangan dan dilengketkan pada perut atau sejajar
dengan pinggang agar supaya tidak mudah goyah sambil meluruskan
pengarah ke objek dengan tetap mempertahankan posisi gelembung
ditengah-tengah nivo.
c) Sighting arm (lengan pengarah) dibuka horizontal dan peep sight
ditegakkan dan diarahkan ke objek, dalam keadaan kompas tetap
seimbang.
d) Setel cermin pengarah sehingga titik objek terlihat pada cermin masuk ke
lubang pengarah dan terletak pada garis poros cermin sambil tetap
mempertahankan kompas (perhatikan gelembung udara pada nivo, harus
tetap berada ditengah lingkaran).
e) Pembacaan dilakukan apabila jarum sudah diam.
f) Catat nilai / angka yang ditunjukan pada kompas
15. Barometer untuk mengukur tekanan udara. Barometer umum digunakan dalam
peramalan cuaca, di mana tekanan udara yang tinggi menandakan cuaca yang
“bersahabat”, sedangkan tekanan udara rendah menandakan kemungkinan badai.
a) Kalibrasi dahulu
b) Atur jarum indikator pada barometer
c) Tepatkan atau gantungkan barometer di tempat yang sesuai.
d) Sesekali periksa untuk memastikan barometer bekerja dengan baik.
e) Catatlah hasil pengukuran.
Pada daerah yang lebih tinggi, seharusnya suhu akan lebih rendah, kelembaban
akan lebih tinggi karna O2 terakumulasi dalam bentuk uap air dalam proses
penguapan (ingat kembali).
Sebaliknya, pada daerah yang lebih rendah, suhu akan lebih tinggi, kelembaban
akan lebih rendah.Mungkin, jika kita membandingkan hanya dari tingkat gedung
saja yang tidak seberapa jauh jarak ketinggiannya, hasilnya bisa saja hampir sama
baik dr suhu, kelembaban. Karena situasi disekitar gedung pun mempengaruhi spt
gedung lainnya, pohon-pohon yg sedikit, aktivitas manusia dan lain lain
Faktor lainnya adalah kelembaban udara, yaitu tingkat kebasahan udara karena
air selalu terkandung dalam bentuk uap air. Kelembaban udara berbanding
terbalik dengan suhu udara yaitu semakin tinggi suhu udara pada suatu daerah
maka semakin rendah kelembabannya dan semakin rendah suhu udaranya maka
akan semakin tinggi kelembabannya. Selanjutnya ada beberapa hubungan
kelembapan dengan faktor lain seperti:
H. Kesimpulan
Pada dasarnya ketika kita ingin menggunakan alat hendaknya di kalibrasi terlebih
dahulu,agar ketika kita melakukan suatu pengukuran maka kita dapatka
pengukuran yang akurat.karena jika alat tidak di kalibrasi terlebih dahulu maka
akan mengakibatkan ketidak akuratan dari sebuah penelitian yang kita lakukan.
Daftar Pustaka
Ardhana, I Putu Gede. 2012. Ekologi Tumbuhan. Bali: Udayana University Press.
Campbell, Neil.A., dkk. 2012. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Gibson, J. Phil and Terry R. Gibson. 2006. Plant Ecology. New York : Chelsea
House.
Hatfield Jerry L. And John H. Prueger. 2015. Temperature Extremes : Effect on
Growth and Development. Weather and Climates Extremes. 8:1.
Lampiran