Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM IV

Topik : Lingkungan Abiotik


Tujuan : Mengetaui Kondisi Lingkungan Abiotik Melalui
Pengukuran Parameter Lingkungan
Hari/Tanggal :
Tempat :

I. ALAT DAN
BAHAN I. Alat :
1. Lux meter, manual dan digital.
2. Soil tester
3. Termometer
4. Secchi disk
5. Klinometer
6. Higrometer
7. Anemometer manual dan digital

II.CARA KERJA
1. Soil Tester
a. Kegunaan untuk mengukur pH tanah dan kelembaban tanah dengan
satuannya %.
b. Cara penggunaan
1) Menancapkan ujung alat yang runcing ke dalam tanah hingga sel-selnya
terbenam dalam tanah dan membiarkan beberapa saat.
2) Melihat skala besar/atas untuk penentuan pH tanah.
3) Menekan tombol yang berada di samping alat untuk menentukan
kelembaban tanah setelah dibiarkan beberapa saat dan melihat skala
kecil/bawah sebagai penunjuk kelembaban tanah.
2. Anemometer
a. Kegunaan untuk mengukur kecepatan angin dengan satuan km/jam.
b. Cara pengunaan

1) Menormalkan skala pada alat yaitu dengan penunjukkan skala bawah


yang besar dan kecil harus nol.
2) Menggantungkan pada tempat yang agak tinggi dengan arah alat
datangnya angin. Membiarkan beberapa menit (± 5 menit).
3) Setelah itu melihat kedua skala yang ditunjukkan untuk besarnya
kecepatan angin dalam menit kemudian mengubahnya ke dalam
km/jam.
- Digital
1. Mengarahkan alat sesusai dengan arah datangnya angin.
2. Melihat skala yang ditunjukkan pada layar. Untuk menentukan
kecepat minimum maka ditekan tombol yang bertuliskan min,
sedangkan unutk angka maksimum juga ditekan tombol max.
3. Termometer
a. Untuk mengukur suhu udara dengan satuan ºC/ºK/ºF.
b. Cara penggunaan
1. Memegang alat pada pegangannya kemudian melihat skala yang
ditunjukkan.
2. Bila perlu sebelum penggunaan skala alat harus diskala nol dengan
diberi pendingin.
4. Hygrometer
a. Kegunaan untuk mengukur kelembaban udara dengan satuan %.
b. Cara penggunaan
1) Meletakkan alat pada permukaan tempat yang akan diukur dan
membiarkan beberapa saat kemudian melihat skala yang ditunjukkan.
5. Lux meter
a. Kegunaan untuk mengukur intensitas cahaya dengan satuan lux bath
b. Cara penggunaan
1) Mengkalibrasi alat sebelum digunakan yaitu skala 1.
2) Mengarahkan penerima cahaya alat pada datangnya cahaya yang akan
diukur dengan penentuan besarnya intensitas secara bertahap dari 1x,
10x, dan 100x.
3) Apabila skala rendah (1x) masih mengukur skala 1 maka
meningkatkan yang lebih tinggi yaitu 10x dan apabila masih 1
meneruskan pada yang lebih tinggi yaitu 100x.
4) Melihat angka yang ditunjukkan alat yaitu dapat dari angka yang
sering muncul atau kisarannya.
6. Klinometer
a. Untuk mengukur ketinggian pohon
b. Cara penggunaan
1) Menarik jarak 20 m dari pohon yang ingin di ukur ketinggiannya.
2) Meneropong pohon pada sudut busur klinometer, sampai bandul pada
klinometer diam dan menunjukkan pada suatu besaran sudut.
3) Membandingkan besaran sudut dengan tabel ketinggian pohon.
7. Secchi Disk
a. Kegunaan untuk mengukur kecerahan air dengan satuan meter.
b. Cara penggunaan
1) Alat ini berupa porselin berwarna putih yang bisa dilihat dalam
permukaan air kemudian memberinya tali.
2) Memasukkan sechi disk ke dalam permukaan air sampai warna
putihnya tidak terlihat lagi dan bila menariknya sedikit terlihat warna
putihnya, kemudian memegang tali mulai permukaan air.
3) Kemudian mengukur panjang tali dari permukaan air sampai batas
sechi disk.

III. TEORI DASAR


Lingkungan merupakan kompleks dari faktor yang saling berinteraksi
satu sama lainnya, tidak saja faktor-faktor biotic dan abiotik, tetapi juga antara
biotik maupun abiotik itu sendiri. Dengan demikian secara operasional adalah
sulit untuk memisahkan satu faktor terhadap faktor-faktor lainnya tanpa
mempengaruhi kondisi keseluruhannya. Meskipun demikian untuk memahami
struktur dan fungsinya faktor lingkungan ini, secara abstrak kita bisa membagi
faktor-faktor lingkungan ke dalam komponen-komponennya. Berbagai cara
dilakukan oleh pada pakar ekologi dalam pembagian komponen lingkungan ini,
salah satunya adalah pembagian di bawah di bawah ini.
a. Faktor iklim, meliputi parameter iklim utama seperti cahaya, suhu,
ketersediaan air dan angin.
b. Faktor tanah merupakan karakteristika dari tanah seperti nutrisi tanah, reaksi
tanah, kadar air tanah, dan kondisi fisik tanah.
c. Faktor topografi, meliputi pengaruh dari terrain seperti sudut kemiringan,
aspek kemiringan lahan, tinggi dari permukaan laut.
d. Faktor biotik, merupakan gambaran dari semua interaksi dari organisme
hidup seperti kompetisi, peneduhan, dan sebagainya.
IV. HASIL PENGAMATAN

No Pramenter lingkungan Panas Teduh Kisaran


1. Kadar garam ( Refaktor ) % 30 % 30% 30%
2. Kecapatan Angin ( 0,7 2,0 0,7-2,0
Anemometer )
3. Kelembapan Udara ( 55 74 55-74
Higrometer )
4. Intensitas Cahaya ( Lux 198 594 198-594
Meter )
5. Mengukur Kekeruhan Air 15,5 % 15,5 % 15,5 %
(PDS)
6. Mengukur PH ( PH Meter) 7,8 7,8 7,8

7. Mengukur - - -
Kecerahan/kedalaman air (
Secchi disk)
8. Suhu 35°C 31°C 31°C-35°C

9. Mengatur kelembapan dan


PH tanah ( Soil tester )

-Kelembapan 10 10 10

-PH 4,5 4,5 4,5

-Cahaya 1000 1000 1000


V. ANALISIS DATA
Berdasrkan hasil praktikum prameter lingkungan pada pengamatan daerah
panas kadar garamnya 30%, kecepatan angin 0,7, kelembapan udara 55, Intensitas
Cahaya 198, mengukur kekeruhan air 15,5 %, mengukur PH 7,8, suhu 35°C, dan
mengukur kelebapan dan PH tanah terdiri dari tiga macam yaitu kelembapan
bernilai 10, PH bernilai 4,5, cahaya bernilai 1000.
Pengamatan pada tempat teduh kadar garam 30 %, kecepatan angin 2,0,
kelembapan udara 74, Intensitas cahaya 594, kekeruhan air 14,5 %, mengukur PH
7,8, suhu 31°C, dan mengukur kelebapan dan PH tanah terdiri dari tiga macam
yaitu kelembapan bernilai 10, PH bernilai 4,5, cahaya bernilai 1000.

VI. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan maka kami dapat simpulkan
kadar garam pada tempat panas dan teduh berkisar 30 %, kecepatan angin pada
tempat panas dan teduh berkisar 0,7-2,0, kelembapan udara pada tempat panas dan
teduh berkisar 55-74, intensitas cahaya pada panas dan teduh berkisar 198-594,
kekeruhan air 15,5 %, PH pada panas dan teduh berkisar 7,8, suhu pada panas dan
teduh berkisar 31°C-35°C, dan mengukur kelebapan dan PH tanah terdiri dari tiga
macam yaitu kelembapan bernilai 10, PH bernilai 4,5, cahaya bernilai 1000.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Dharmono, dkk. 2010. Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan. FKIP Jurusan


Pendidikan MIPA UNLAM : Banjarmasin.

Hardjosuwarno, S. 1994. Metode Ekologi Tumbuhan. Universitas Gadjah Mada


Fakultas Biologi. Yogyakarta.
VIII. LAMPIRAN

(Gambar 1) (Gambar 2)

(Gambar 3) (Gambar 4)
(Gambar 5) (Gambar 6)

(Gambar 7)
(Gambar 8)

(Gambar 9)

Anda mungkin juga menyukai