Anda di halaman 1dari 8

PENGUKURAN FAKTOR ABIOTIK LINGKUNGAN

MEASUREMENT OF ENVIROMENTAL ABIOTIC FACTORS

Feby triutami*, Adjani ramadina rambe, Anis fuadi surya, Mahsa nuraini syahda,
Nabila azzahra kania junaedi
Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
*corresponding author:triutamifebby@gmail.com

Abstrak
Faktor abiotik adalah suatu komponen lingkungan yang memengaruhi kehidupan organism
dan terdiri atas makluk yang tidak hidup seperti tanah, air, cahaya, udara, iklim dan
kelembapan. Faktor abiotik terbagi atas dua kategori, yaitu sumber daya fisik (physical
resources) dan faktor fisik (physical factors). Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui
komponen abiotik lingkungan, mengetahui prinsip kerja, cara kerja dan cara menggunakan
alat–alat pengukur faktor abiotik serta dapat menjelaskan pengaruh komponen abiotik
terhadap lingkungan. Pengukuran parameter factor abiotik dilakukan dengan menggunakan
beberapa alat seperti Lux meter, Weather meter, Soil moisture tester, Termometer tanah, dan
GPS. Percobaan ini dilakukan pada dua tempat berbeda yaitu di bawah naungan dan tanpa
naungan. Praktikum ini menghasilkan data bahwa terdapat perbedaan antara faktor abiotik
antara tempat yang berada di bawah naungan dan tanpa naungan, sehingga membuktikan
bahwa faktor abiotik dipengaruhi oleh kondisi area sekitar vegetasi.
Kata Kunci : Faktor abiotik; Sumber daya fisik; Faktor fisik.

Abstract
The abiotics factor is one of a component in the environment who influenced the organism
and consists of non-living organism such as soil, water, light, air, weather and humidity.
Abiotic factors divided into two categories, they are physical resources and physical factors.
The purpose of this practicum is to analyze the component of abiotics factors in the
environment, know the principals’ work, ways of working, and the method of using the
measuring tool of abiotics factors and be able to explain the influence of abiotic components
in the environment. Parameter measurement of abiotics factors be done using lux meter,
weather meter, soil moisture tester, soil thermometer, and GPS. This experiment carried out
at two different places located at a places under the shade and without the shades. This
practicum provides result that there are differences data between abiotics factors under
shades and without shades, so that prove abiotic factors is influenced by the area
surrounding vegetation.
Key Words : Abiotics factor; Physical resources; Physical factors.

1
PENDAHULUAN dengan gram kalori atau kilogram kalori.
Ekologi adalah ilmu yang Pada pengukuran kualitatif dapat
memepelajari tentang interaksi antara menggunakan alat thermometer.
organism dengan linkungannya. Thermometer sangat erat hubungannya
Komponen-komponen yang ada di dalam dengan kelembapan serta kecepatan angin.
linkungan merupakan satu kesatuan yang Kelembapan udara menandakan yang
tidak dapat dipisahkan dan membentuk terkandung pada sebuah atmosfer. Pada
suatu system kehidupan yang disebut umumnya untuk mengetahui kelembapan
ekosistem. Suatu ekosistem akan udara dapat menggunakan alat sling
menjamin keberlangsungan kehidupan psycometer
apabila lingkungan itu dapat mencukupi Intensitas cahaya adalah intensitas
kebutuhan minimum dari kebutuhan dan lamanya radiasi sinar matahari yang
organisme (Wirakusumah,2003). tidak hanya mempengaruhi energy untuk
Lingkungan terdiri dari dua factor produksi pada tumbuhan dan hewan.
yaitu biotic dan factor abiotik. Faktor Untuk mengukur intensitas cahaya yang
abiotik merupakan faktor-faktor yang ada di bumi dapat diukur dengan
mempengaruhi kehidupan organisme. menggunakan alat lux meter Kecepatan
Komponen lingkungan yang terdiri atas angin merupakan akumulasi jarak tempuh
makhluk yang tidak hidup seperti tanah, dibagi dengan waktu pengamatan dan
air, cahaya, udara, iklim dan kelembapan. dinyatakan dalam satuan meter per detik
Faktor abiotic terbagi menjadi dua (m/s).untuk mengukur kecepatan angin
kategori yaitu sumber daya fisik (physical disuatu tempat dapat menggunakan alat
resources) dan factor fisik (physical anemometer
factors). Sumber daya fisik merupakan Praktikum dilakukan di sekitaran
faktor abiotic yang dibutuhkan oleh pusat laboratorium terpadu memiliki tujuan
organism untuk bertahan hidup. Contoh untuk mengetahui komponen abiotik
dari sumber daya fisik meliputi cahaya, air, lingkungan, mengetahui prinsip, cara kerja,
karbondioksida, nutrisi, dan oksigen. dan cara menggunakan alat-alat pengukur
Sedangkan pada factor fisik merupakan factor abiotik lingkungan serta dapat
faktor abiotic yang membatasi derajat menjelaskan pengaruh komponen abiotic
organism untuk bertahan hidup, dapat terhadap lingkungan.
dikatakan juga sebagai factor pembatas.
Contoh dari factor fisik meliputi pH, MATERIAL DAN METODE
salinitas dan suhu tanah (Magurran, 1998) Praktikum kali ini dilakukan pada
Salah satu contoh factor sumber hari Rabu, pada tanggal 11 Maret 2020.
daya fisik adalah udara, udara mengandung Praktikum dilakukan dimulai dari pukul
oksigen serta karbondioksida dan gas-gas 13.00 sampai dengan pukul 15.30.
lain yang dibutuhkan oleh semua makhluk Praktikum bertempat di lingkungan sekitar
hidup. Pengukuran temperature udara Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) UIN
dapat dilakukan dengan kualitatif dan Syarif Hidayatullah Jakarta.
kuantitatif. Pengukuran kualitatif dapat Alat yang digunakan pada praktikum kali
dinyatakan dengan satuan derajat celcius, ini meliputi lux meter, soil thermometer,
derajat farenheit, dan kelvin. Sedangkan weather meter, GPS, soil pH&moisture
pengukuran kuantitatif dapat dinyatakan tester (analog) Bahan yang digunakan

2
yaitu tanah di sekitar Pusat Laboratorium Hasil dari suhu udara dapat dinyatakan
Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan ˚C. Cara menggunakan alat ini
yang berkanopi, dan yang tidak berkanopi. yaitu dengan cara dikalibrasikan terlebih
Praktikum kali ini diawali dengan dahulu, lalu arahkan ke sumber udara
melakukan percobaan pada intensitas selamat 3 menit. Setelah itu catat hasil
cahaya dengan menggunakan alat lux pada penunjuk alat tersebut.
meter. Caranya sangat sederhana yaitu Percobaan pengukuran suhu tanah
dengan mengarahkan sensor ke sumber dengan menggunakan alat soil
cahaya, setelah tiga menit berlangsung thermometer. Hasil dari suhu tanah dapat
hasil dari pengukuran intensitas cahaya dinyatakan dengan ˚C. Cara menggunakan
tersebut dicatat. Satuan pengukuran pada alat ini yaitu dengan cara menggali tanah
alat lux meter adalah klx. sedikit kemudian soil thermometer
Percobaan pengukuran kecepatan ditancapkan dan ditutup kembali dengan
angin dengan menggunakan alat weather tanah hingga sensornya tertutup. Tunggu
meter. Hasil dari kecepatan angin dapat sampai 3 menit kemudian di catat hasilnya.
jarak tempu h angin Percobaan selanjutnya adalah
dihitung dengan cara
waktu pengamatan pengukuran tingkat keasaman serta
sehingga memiliki satuan meter per sekon kelembaban tanah dengan menggunakan
atau m/s. Cara menggunakan alatnya alat Soil pH & moisture tester. Cara
sangat mudah dengan cara dikalibrasikan menggunakan alat ini yaitu dengan cara
terlebih dahulu, lalu diarahkan ke sumber ditancapkan ke dalam lubang yang sudah
angin selama 3 menit, setelah itu di kunci digali. Kemudian diamkan selama 3 menit.
pada bagian penunjuk hasil kemudian di Setelah itu hasil pengukuran kelembaban
catat. tanah yang ditunukkan dengan arah jarum
Percobaan pengukuran suhu udara dicatat. Untuk mengukur pH tanah tombol
dengan menggunakan alat weather meter. putih pada alat ditekan selama 3 menit,
kemudian hasil pengukuran dicatat.

HASIL

Tabel 1. Hasil pengamatan faktor fisik di tempat berkanopi


Faktor Fisik 1 2 3 Jumla Rata –
h rata
Tana Kelembaban (RH 75 79 78 232 77.333
h %) 33
  Suhu (C) 30 32 32 94 31.333
33
  Ph 6.8 6.6 6.8 20.2 6.7333
33
Udar Kelembapan (RH 77.7 71.8 72.5 222 74
a %)
  Suhu (C) 29.7 30.4 30.4 90.5 30.166
67
  Kecepatan Angin 3.2 13.8 23.5 40.5 13.5
(m/s)

3
Caha Intensitas Cahaya 6.1 4.6 40 50.7 16.9
ya (KLX)

Tabel 2. Hasil pengamatan faktor fisik di tempat tidak berkanopi


Faktor Fisik 4 5 6 Jumla Rata-
h rata
Tana Kelembapan (RH 20 20 15 55 18.333
h %) 33
  Suhu (C) 33 33 33 99 33
  pH 7 6.9 6.9 20.8 6.9333
33
Udar Kelembapan (RH 19.5 49.9 51.9 121.3 40.433
a %) 33
  Suhu (C) 33.3 30 33.3 96.6 32.2
  Kecepatan Angin 4.8 4.9 4.9 14.6 4.8666
(m/s) 67
Caha Intensitas Cahaya 35.2 29.7 24.4 89.3 29.766
ya (KLX) 67

Kelembapan
Suhu Tanah
Tanah
(C)(RH%)
100
80
60
40
20
0

kanopi
kanopi non
non kanopi
kanopi

Kelembapan
pH Tanah
Udara (RH%)
80
100
70
80
60
50
60
40
40
30
20
20
10
00

kanopi non kanopi

4
Kecepatan
Suhu Udara
Angin
(C)m/s udara yaitu dengan proses
35
16 transpirasi. Sedangkan pada wilayah
14
30
12
25
yang tidak berkanopi, tidak terdapat
10
20 banyak vegetasi yang tinggi sehingga
8
15
6 cahaya matahari terkena langsung ke tanah
10
4 dan kadar penguapan air (transpirasi) pun
5
2
0
tinggi. Hal ini menyebabkan kelembaban
tanah menjadi turun dan tanahnya menjadi
kanopi non kanopi
kering.
Pada pengukuran suhu tanah
dengan menggunakan alat soil
thermometer, terdapat perbedaan pada
PEMBAHASAN wilayah yang berkanopi dan wilayah yang
Pada praktikum kali ini, dilakukan tidak berkanopi. Pada wilayah berkanopi
pengukuran faktor abiotik di lingkungan didapati suhu tanah dengan rata-rata
sekitar Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) 31.33˚C sedangkan pada wilayah yang
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta meliputi tidak berkanopi didapati suhu tanah
suhu, kecepatan angin, intensitas cahaya dengan rata-rata 33˚C. Hal ini dikarenakan
dan kelembapan menghasilkan data yang wilayah yang berkanopi merupakan daerah
berbeda beda di setiap lokasinya. Lokasi yang ditutupi oleh vegetasi yang tinggi
dibagi menjadi dua yaitu lokasi berkanopi sehingga panas matahari tidak mengarah
(dibawah pohon rindang) dan tidak ke tanah secara langsung, melainkan ke
berkanopi (tidak ada pohon). bagian atas (daun) vegetasi yang tinggi,
Pada pengukuran kelembaban sehingga suhu tanah pun rendah.
tanah dengan menggunakan alat soil Sedangkan pada wilayah yang tidak
pH&moisture tester (analog), terdapat berkanopi tidak terdapat banyak vegetasi
perbedaan pada wilayah yang berkanopi yang tinggi sehingga panas matahari
dan wilayah yang tidak berkanopi. langsung memancar ke bagian tanah dan
Wilayah berkanopi memiliki kelembaban suhu tanah menjadi tinggi. Berdasarkan
tanah dengan rata-rata 77.33 RH% rata-rata yang didapat suhu tanah di daerah
(normal) sedangkan wilayah yang tidak berkanopi dan tidak berkanopi memang
berkanopi memiliki kelembaban tanah tidak jauh beda dikarenakan adanya hujan
dengan rata-rata 18.33 RH% (kering). Hal sebelum dilakukannya praktikum yang
ini dikarenakan wilayah yang berkanopi mempengaruhi suhu tanah. Dengan
merupakan daerah yang ditutupi oleh demikian suhu tanah pada daerah
vegetasi yang tinggi sehingga kelembaban berkanopi lebih rendah jika
tanah menjadi naik karena cahaya matahari dibandingkan daerah tidak
tidak terkena langsung ke tanah. berkanopi yang tidak memiliki
Menurut, Villegas et al.,(2010) vegetasi sebagai penghalang agar
keberadaan vegetasi memiliki radiasi matahari tidak tertuju
peranan penting dalam langsung ke tanah.
mengontrol penguapan air ke

5
Pada pengukuran pH tanah dengan menggunakan alat weather meter.
menggunakan alat soil pH&moisture tester Kelembaban udara berbanding terbalik
(analog), terdapat perbedaan pada wilayah dengan suhu udara. Semakin tinggi suhu
yang berkanopi dan wilayah yang tidak udara,maka kelembaban udaranya semakin
berkanopi. Pada wilayah berkanopi kecil. Hal ini dikarenakan dengan
memiliki pH tanah rata-rata 6.733 (asam) tingginya suhu udaraakan terjadi
sedangkan pada wilayah yang tidak presipitasi (pengembunan molekul).
berkanopi memiliki pH tanah rata-rata Berdasarkan pengukuran, didapatkan hasil
6.933 (mendekati basa). Hal ini kelembaban udara rata-rata pada wilayah
dikarenakan pada wilayah yang berkanopi berkanopi yaitu sebesar 74% dan pada
memiliki daerah yang ditutupi oleh wilayah tidak berkanopi yaitu sebesar
vegetasi yang tinggi sehingga pH tanah 40.43%. Hal ini sesuai dengan hasil
menjadi asam karena cahaya matahari pengukuran suhu udara yang lebih tinggi
tidak terkena langsung ke tanah sehingga pada wilayah tidak bekanopi daripada
tanah tersebut menjadi asam. Sedangkan wilayah berkanopi, sehingga kelembaban
pada wilayah yang tidak berkanopi tidak pada wilayah tidak berkanopi akan lebih
banyak vegetasi yang tinggi sehingga rendah dibanding dengan kelembaban
kelembaban tanah menjadi mendekati ke wilayah berkanopi.
basa. Berdasarkan praktikum yang Pengukuran selanjutnya adalah
dilakukan didapatkan rata-rata pH tanah pengukuran kecepatan angin menggunakan
yang memiliki perbedaan tidak terlalu jauh alat weather meter. Sifat angin di suatu
di karenakan faktor faktor dari pH tanah wilayah dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu tekstur tanah dan jenis vegetasi yang diantaranya estimasi energi pada angin,
hidup atau berada pada tanah kontur, kekasaran permukaan, topografi,
(Hardjowigeno, 2003). dan penghalang (kanopi). Penghalang atau
Pada pengukuran suhu udara kanopi yang berupa vegetasi akan
dengan menggunakan alat weather meter, menghalangi hembusan angin pada
terdapat perbedaan antara wilayah yang wilayah yang berada dibawahnya, maka
berkanopi dan wilayah yang tidak seharusnya kecepatan angin rata-rata pada
berkanopi. Wilayah berkanopi memiliki wilayah berkanopi lebih rendah dibanding
suhu udara rata-rata 30.16˚C,sedangkan wilayah yang tidak berkanopi, namun hasil
wilayah yang tidak berkanopi memiliki pengukuran menunjukkan angka yang
suhu udara rata-rata 32.2˚C. Hal ini sebaliknya, yaitu 13.5 m/s untuk wilayah
dikarenakan wilayah yang berkanopi berkanopi, dan 4.86 m/s untuk wilayah tak
memiliki suhu yang rendah karena daerah berkanopi. Hal ini terjadi karena adanya
tersebut memiliki vegetasi yang tinggi kendala yaitu kurangnya alat yang tersedia
sehingga cahaya matahari tertutupi oleh sehingga setiap kelompok harus menunggu
pepohonan yang ada di sekitar daerah giliran untuk melakukan pengukuran,
tersebut. Sedangkan daerah yang tidak sedangkan pengukuran ini seharusnya
berkanopi memiliki suhu yang tinggi dilakukan pada waktu yang bersamaan
dikarenakan wilayah tersebut langsung karena kecepatan angin dapat berubah-
terkena cahaya dari matahari. ubah setiap waktunya.
Pengukuran selanjutnya adalah Pengukuran yang terakhir yaitu
pengukuran kelembaban udara pengukuran intensitas cahaya

6
menggunakan alat lux meter. Hasil dipengaruhi cahaya matahari karena tanah
pengukuran menunjukkan bahwa intensitas yang tidak terkena langsung cahaya
cahaya rata-rata pada wilayah berkanopi matahari akan membuat tanah menjadi
sebesar 16.9 KLx, dan pada wilayah tidak asam, dan kering, begitu pula sebaliknya.
berkanopi sebesar 29.7 KLx. Hal ini Pada pengukuran suhu tanah dilakukan
disebabkan oleh cahaya yang masuk ke dengan soil thermometer(termometer
wilayah berkanopi terhalang oleh vegetasi tanah), yang dimana suhu tanah juga
yang tinggi, sehingga sensor dari lux meter dipengaruhi sinar cahaya matahari.
hanya akan menangkap cahaya yang
sedikit. Sedangkan wilayah tidak DAFTAR PUSTAKA
berkanopi tidak memiliki vegetasi tinggi Hardjowigeno, Sarwono. 2003. Ilmu
yang menghalangi datangnya cahaya, Tanah. Jakarta: Akademika
sehingga intensitas cahayanya akan lebih Pressindo.
tinggi. Magurran, A.E.1998. Ecological Diversity
and It’sMeasurement.Princeton
KESIMPULAN University Press. New Jersey
Pada praktikum kali ini dapat ditarik Villegas, J.C., David D.B., Chris B.Z. and
kesimpulan bahwa seluruh faktor abiotik Patrick D.R. 2010. Seasonally
dipengaruhi oleh tinggi rendahnya vegrtasi pulsed heterogeneity in
yang mengelilinginya. Ada pula microclimate: phenology and cover
pengukuran suhu, kecepatan angin, dan effects along deciduous grassland–
kelembapan udara suatu daerah dapat forest continuum. Vadose Zone
diukur dengan menggunakan wheater Journal 9 (3) : 537-547
meter. Suhu udara suatu daerah Wirahkusumah, ES. 2003. Buah Dan
dipengaruhi oleh pancaran sinar matahari. SayurUntukTerapi.PenebarSwaday
Sedangkan pada kecepatan angin suatu a. Jakarta
daerah sangat dipengaruhi besarnya tiupan
angin pada daerah tersebut. Pada LAMPIRAN
Kelembaban udara sangat dipengaruhi oleh
kandungan uap air yang ada di udara.
Dalam hal ini, suhu udara akan
menentukan tinggi rendahnya kelembaban
udara. Udara yang panas memiliki
kelembaban yang lebih tinggi dibanding
udara dingin(cuaca) karena pada suhu
panas penguapan lebih banyak terjadi. Ada
pula pengukuran intensitas cahaya yang Thermometer tanah Soil tester meter
dilakukan dngan lux meter, intensitas
cahaya suatu daerah juga sangat
dipengaruhi oleh pancaran sinar matahari.
Pada pengukuran pH tanah dan
kelembapan tanah dilakukan dengan
menggunakan alat soil pH & moisture
tester, pH dan kelembapan tanah sangat

7
Kecepatan angin Suhu udara Kelembapan udara GPS

Lux meter

Anda mungkin juga menyukai