Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM PENYEHATAN UDARA

DISUSUN OLEH :

EFDA HAMDA HIDAYAH (P1337433116019)

2A

D-III KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat, taufiq, serta ridho-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
praktikum yang berjudul “Penyehatan Udara” ini dengan baik. Laporan praktikum ini
ditujukan untuk memahami lebih detail tentang materi praktikum Penyehatan udara, diharapkan
pembaca dapat memahami materi praktikum yang kami tulis ini.

Dan tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Tri Cahyono selaku dosen
pembimbing kami dalam materi Penyehatan udara, Kami juga mengucapkan terimakasih kepada
teman-teman yang telah membantu dalam pembuatan laporan praktikum ini.

Laporan praktikum ini juga ditujukan untuk memenuhi tugas individu. Saya hanya
manusia biasa tempat dimana ada kesalahan-kesalahan, maka saya mohon maaf apabila ada
kesalahan ataupun kekurangan dalam laporan praktikum yang saya buat ini. Semoga laporan
praktikum yang saya buat ini dapat bermanfaat untuk pengetahuan kita semua. Untuk
tercapainya kesempurnaan laporan praktikum ini, kami mohon kritik dan saran dari dosen dan
teman-teman yang membacanya.

Purwokerto, 5 November 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang
Rumusan masalah
Tujuan Penulisan
Manfaat Penulisan
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Udara mempunyai arti yang sangat penting di dalam kehidupan mahluk hidup dan
keberadaan benda-benda lainnya. Sehingga udara merupakan sumber daya alam yang harus
dilindungi untuk hidup baik menjadi kebutuhan manusia atau makhluk lainnya, maka udara perlu
dijaga agar tidak tercemar oleh bahan-bahan yang bersifat racun. Pencemaran udara berwujud
gas dalam pertikel-partikel. Pencemaran udara yang berwujud gas antara gas metana, gas
belerang oksida, gas hidrogen sulfida, dan karbon monoksida, adapun pencemaran udara
berwujud partikel antara lain debu, abu, dan asap. Faktor yang mempengaruhi kualitas udara
adalah suhu udara, kelembapan udara, tekanan udara,angin, matahari dan curah hujan
Keputusan Mentri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup R.I KEP 03/MENKLH/II/1991
“Pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy, dan atau
kelompok lain ke udara oleh kegiataan manusia atau proses alam, sehingga kualitas udara turun
sampai ke tingkat tertentu yang menjadikan udara tidak dapat berfungsi sesuai peruntukannya
”(mulia,2005).
Udara merupakan komponen utama dalam bagi manusia, tetapi seiring dengan
perkembangaan zaman kualitas udara saat ini mengalami penurunan hal ini terjadi dikarenakan
akibat aktifitas manusia seperti kegiatan industry, trasportasi perkantoran, dan perumahaan.
Kualitas udara dalam ruangan juga dapat mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang karena
orang tersebut setiap harinya melakukan aktifitas kegiatan. Kualitas fisik udara dalam ruangan
dalam rumah seperti suhu udara, kelembapan udara, tekanan udara,angin, matahari dan curah
hujan

Peraturan Mentri Kesehatan no 1077/Menkes/Per/V/2011 Tentang pedoman penyehatan


udara dalam ruangan rumah , maka diharuskan standar yang digunakan tersebut menjadi acuan
standart keadaan komponen udara dalam ruangan. Kasus penyakit akibat pencemaran udara
dalam ruangan banyak terjadi terutama di dalam lingkungan kerja. Menurut Mukono (2003),
faktor- faktor yang dapat mempengaruhi pencemaran udara di atmosfer adalah Kelembaban,
Suhu, Sinar matahari, Pergerakan udara. Oleh karena itu, untuk mendapatkan udara sesuai
dengan tingkat kualitas yang diinginkan maka pengendalian pencemaran udara menjadi sangat
penting untuk dilakukan melalui pengukuran kualitas udara.
B. Rumusan Masalah
1. Peralatan apakah yang digunakan untuk menguji kualitas udara di dalam rumah?
2. Bagaimana prosedur pengukuran kualitas udara di dalam rumah?
3. Faktor apa saja kah yang berpengaruh dalam kualitas udara di dalam rumah?
4. Penyehatan udara di dalam ruangan rumah?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui metode pengujian udara di dalam ruangan
2. Mengukur kelembaban, suhu, intensitas cahaya, kecepatan angin dan arah mata angin
yang terdapat di dalam ruangan.
3. Mengetahui dan mempraktekan cara pengoprasian alat yang digunakan dalam
pengujian kulitas fisik udara di dalam ruangan

D. Manfaat
1. Mahasiswa mampu melakukan pengujian fisik kualitas udara.
2. Mahasiswa dapat mengukur tingkat kelembaban, suhu, intensitas cahaya, dan
kecepatan angin.
3. Mahasiswa dapat menentukan kualitas fisik udara di dalam ruangan dengan
menggunakan peralatan yang sudah tersedia.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran lokasi
B. Hasil pengukuran
1. Hasil pengukuran suhu dan kelembapan

Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air selalu
terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara hangat lebih banyak
daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Kalau udara banyak mengandung uap air
didinginkan maka suhunya turun dan udara tidak dapat menahan lagi uap air sebanyak itu.
Uap air berubah menjadi titik-titik air. Udara yang mengandung uap air sebanyak yang dapat
dikandungnya disebut udara jenuh. Kelembaban udara (humidity gauge) adalah jumlah uap
air diudara (atmosfer). Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Alat yang
digunakan untuk mengukur kelembaban udara disebut dengan Hygrometer. Sedangkan, alat
yang digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban udara adalah thermohygrometer.
Ada dua istilah kelembaban udara yaitu :
1. Kelembaban tinggi adalah jumlah uap air yang banyak diudara
2. Kelembapan rendah adalah jumlah uap air yang sedikit di udara.

Suhu adalah besaran fisika yang menyatakan derajat panas suatu zat. Mudahnya, semakin
tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Suhu juga disebut temperatur, dalam
bahasa Inggris disebut temperature. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang
dimiliki oleh suatu benda. Kenaikan suhu untuk menaikan suhu suatu zat di perlukan kalor
(Q), besarnya tergantung jenis zatnya, banyaknya zat yang dipanaskan dan kenaikan suhu
yang diinginkan.
Kalor jenis (c) adalah kalor yang dibutuhkan 1 kg zat untuk menaikan 1°C. Meskipun
sesungguhnya suhu dapat dirasakan oleh indera manusia. Tetapi, hasilnya tidak akan akurat
apabila tersentuh oleh tangan/kulit manusia karena suhu tubuh manusia akan mempengaruhi
hasilnya dan tidak dapat digunakan di tempat yang terlalu panas atau dingin.
Satuan suhu ada derajat Celcius (°C), derajat Reamur (°R), derajat Farenheit (°F), dan
derajat Kelvin (°K).

 Metodologi Praktikum
a. Alat dan Bahan :
- Hygrometer
- Pencatat waktu
- Alat tulis
b. Tempat dan Waktu :
- Tempat : Rumah Kos Bpk Riyanto
- Hari/Tanggal : Rabu,8 November 2017
- Waktu : 10.00 WIB
c. Cara Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Tentukan titik lokasi pengukuran
3. Letakkan atau pegang alat setinggi 1 meter di atas permukaan tanah dengan waktu
±5menit per titik lokasi pengambilan sampel. Namun, jangan sampai tersentuh
tangan karena suhu badan akan mempengaruhi hasilnya
4. Lihat menunjukkan ke angka berapa jarum suhu dan kelembaban
5. Catat dan foto hasil pengukuran

d. Hasil :

No Parameter Fisik Lokasi dan Kondisi Hasil Nilai ambang


Ruangan pengukuran batas menurut
permenkes no.
1077/V/2011
1 Kelembapan Kamar tidur dengan 85 % 40% - 60 %
jendela terbuka
2 Suhu Kamar tidur dengan 24˚C 23 ˚C - 26 ˚C
jendela terbuka
Berdasarkan praktikum yang telah saya lakukan menggunakan hygrometer dengan titik
lokasi pengambilan sampel, hasil rata – rata kelembabannya yaitu 85%. Menurut Peraturan
Manteri Kesehatan 261/Menkes/SK/X/1998 (NAB : 40% – 60%), maka dikatakan tidak
memenuhi syarat dan hasil rata – rata suhunya yaitu 24ᵒC. Menurut Peraturan Manteri

Kesehatan 261/Menkes/SK/X/1998 (NAB : 22ᵒ - 26ᵒC), maka dikatakan memenuhi syarat.

C. PENCAHAYAAN/INTENSITAS CAHAYA
Intensitas cahaya tentunya mempunyai pengaruh terhadap suatu lingkungan dan komonen
komponen di dalamnya. Besar atau kecilnya intensitas cahaya ditentukan oleh posisi
matahari, cuaca, dan posisinya terhadap benda atau organisme lain, yaitu dalam bayangan
atau tidak. Satuan intensitas cahaya adalah lux dan alatnya dinamakan luxmeter.
Lightmeter atau sering disebut dengan Luxmeter adalah alat untuk mengukur intensitas
cahaya. Semakin besar intensitas cahaya, maka suhunya juga akan semakin meningkat,
sehingga menurunkan nilai kelembaban (Hariyanto, dkk., 2008).

 Metodologi Penelitian
a. Alat dan Bahan :
- Luxmeter
- Pencatat waktu
- Alat tulis
b. Tempat dan Waktu :
- Tempat : Rumah Kos Bpk Riyanto
- Hari/Tanggal : Rabu,8 November 2017
- Waktu : 10.00 WIB
-
c. Cara Kerja :
- Siapkan alat dan bahan
- Perhatikan cuaca dan posisi dalam melakukan praktikum, jangan sampai terdapat
bayangan dari kita
- Pegang alat (Luxmeter) lalu arahkan kedepan
- Tekan tombol ON dan atur sesuai prosedur, lihat apakah angka sudah
menunjukkan angka nol
- Buka tutup luxmeter, tunggu hingga angka berhenti
- Catat hasilnya dan foto.

d. Hasil :
Lokasi dan Pengukuran Hasil Nilai Ambang batas Menurut
kondisi pengukuran Permenkes
ruangan insensitas cahaya No.1077/MENKES/PER/201
(lux)
Kamar tidur TITIK 1
dengan jendela TITIK 2
terbuka TITIK 3 >= 60
TITIK 4
TITIK 5

Berdasarkan praktikum yang telah saya lakukan menggunakan luxmeter dengan 5


titik lokasi pengambilan sampel, hasil rata – rata pencahayaannya yaitu 389,4 Lux.
Menurut SE Menaker No. 01 Tahun 1998 (NAB : 300 – 900 lux), maka dikatakan
memenuhi syarat.

D. KECEPATAN ARAH ANGIN


Angin adalah gerakan atau perpindahan masa udara pada arah horizontal yang
disebabkan oleh perbedaan tekanan udara dari satu tempat dengan tempat lainnya. Angin
diartikan pula sebagai gerakan relatif udara terhadap permukaan bumi, pada arah horizontal
atau hampir horinzontal. Masa udara ini mempunyai sifat yang dibedakan antara lain oleh
kelembaban (RH) dan suhunya, sehingga dikenal adanya angin basah, angin kering dan
sebagainya.
Sifat-sifat ini dipengaruhi oleh tiga hal utama, yaitu:
a. Daerah asalnya;
b. Daerah yang dilewatinya; dan
c. Lama atau jarak pergerakannya.
d. Dua komponen angin yang diukur ialah kecepatan dan arahnya.

Alat yang digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angin disebut Anemometer.
Alat ini banyak digunakan dalam bidang meteorologi dan geofisika. Kata Anemometer
berasal dari Yunani anemos, yang berarti angin. Anemometer ini pertama kali diperkenalkan
oleh Leon Battista Alberti dari Italia pada tahun 1450.

 Metodologi Penelitian
a. Alat dan Bahan :
- Anemometer
- Pencatat waktu
- Alat tulis
b. Tempat dan Waktu :
- Tempat : Rumah Kos Bpk Riyanto
- Hari/Tanggal : Rabu,8 November 2017
- Waktu : 10.00 WIB
c. Cara Kerja :
- Siapkan alat dan bahan
- Aktifkan dan atur anemometer sesuai prosedur
- Pegang Anemometer kearah datangnya angin
- Pada saat angin ada, kincir pada Anemometer akan berputar dan menunjukkan
hasilnya
- Lihat berapa besar kecepatan angin yang ada
- Catat hasil dan foto hasilnya.
c. Hasil :
Parameter fisik Lokasi dan Hasil Nilai ambang batas menurut
kondisi pengukuran PerMenkes
ruangan No.1077/MENKES/PER/V/2011
KECEPATAN Kamar tidur
ANGIN dengan 0.15 – 0.25 m/s
jendela
terbuka

Berdasarkan praktikum yang telah saya lakukan menggunakan anemometer dengan 5


titik lokasi pengambilan sampel, hasil rata – rata kecepatan arah anginya yaitu 0,2 m/s.
Menurut Peraturan Manteri Kesehatan 261/Menkes/SK/X/1998 (rata – rata 0,15 m/s sd
1,5 m//s), maka dikatakan memenuhi syarat.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bedasarkan pengukuran yang telah saya lakukan terhadap pengukuran fisik udara yang
meliputi kelembapan dan suhu, insensitas cahaya, arah mata angin dan kecepatan angin, rumah
kamar kos bpk Riyanto masih tergolong memiliki kualitas fisik udara yang baik.
Hal terssebut dibuktikan dengan kondisi suhu ruangan yang masih baik berbeda dengan
kondisi kelembapan yang tidak sesuai dengan permenkes no 1077/menkes/per/v/2011tentang
pedoman penyehatan udara dalam ruangan rumah.
Untuk intensitas cahaya/pencahayaan tergolong baik karena tidak melebihi/kurang dari
standar baku dan pada saat pengukuran posisi matahari tidak tepat di tengah-tengah serta tidak
dalam keadaan cuaca mendung. Kemudian untuk kecepatan angin sendiri tergolong cukup
maksimal karena hasil dari pengukuran diatas batas minimum dari standar baku mutu.
Penentuan arah mata angin menunjukan bahwa arah mata angin berasal dari utara yang
berarti udara datang dari gunung slamet menuju daerah dataran rendah

B. SARAN

Dalam melakukan pengukuran kendala yang dialami yaitu susahnya meminjam alat
dikarenakana adanya keterbatasaan alat ya ng menyebabkan saya harus menunggu antiran dalam
melakukan pengukuran parameter fisik.
DAFTAR PUSTAKA

1. Tricahyono.2017.Penyehataan Udara.Yogyakarta: penerbit ANDI


2. https://sehatafiat.com/pencemaran-udara/

3. http://faisolhezim1994.blogspot.co.id/2013/11/laporan-parameter-fisika-dan-kimia.html
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai