Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

KLIMATOLOGI DASAR
“Pengukuran Suhu dan Kelembaban”

Disusun Oleh :

KELOMPOK II

Aji Nur Fajar G1011221042


Arfan Fathurrahman G1011221050

Irvan S. G1011221063
Nurafni Dwika G1011221071
Robertus Wahyu Pratama G1011221074
Dea Amanda Adistya G1011221082
Dessi Pardila G1011221087

Alya Afifa Ananta G1011221090


Ignasia Putri Ayuningtyas G1011221095
Rakhmat Agung Hidayat G1011221098
Egi Septyanda G1011221386
Dosen : Endi Ramadhani, S.Si, M.Sc

Ir. Hj. Ratna Herawatiningsih, M.Si

FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Klimatologi Dasar
“Pengukuran dan Perhitungan Suhu dan Kelembaban Udara” ini tepat pada
waktunya.
Terimakasih kami ucapkan kepada Pak Endi Ramadhani, S.Si, M. Sc dan
Bu Ir. Hj. Ratna Herawatiningsih, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah
Klimatologi Dasar karena telah memberikan mater dan pengarahan sehingga kami
dapat melaksanakan praktikum ini dengan lancar. Kami juga menyadari bahwa
dalam proses penulisan Laporan Praktikum ini masih dari jauh dari kesempurnaan
baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati dan dengan tangan
terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan Laporan
Praktikum ini kedepannya.
Kami berharap semoga Laporan Praktikum ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca. Sekian terima kasih.

Pontianak, 20 Mei 2023

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Praktikum

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Suhu Udara

2.2 Kelembaban Udara

2.3 Pengaruh Vegetasi Terhadap Suhu Udara Dan Kelembaban Udara

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Lokasi Praktikum

3.2 Alat Praktikum

3.3 Langkah Kerja

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.2 Pembahasan

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suhu menyatakan tingkat energi ratar-rata suatu benda. Suhu dinyatakan dalam
satuan derajat Celsius, Fahrenheit, Reaumur dan Kelvin. Namun yang paling
popular adalah yang disebut dua terakhir. Suhu udara merupakan keadaan panas
atau dinginnya udara. Suhu udara tertinggi dipermukaan bumi adalah didaerah tropis
(sekitar Equator) dan semakin kekutub maka suhu udara akan semakin dingin.

Dalam biosfer suhu benda alami, beragam menurut tempat dan waktu yang
disebabkan oleh perbedaan benda dalam menerima energy radiasi surya dan hasil
pengaruh energy ini terhadap sekelilingnya. Menurut tempat ia ditentukan oleh letak
menurut ketinggian dan menurut lintang dibumi. Menurut waktu ia ditentukan oleh
sudutin klinasi surya.

Pengukuran suhu udara hanya memperoleh suatu nilai yang menyatakan nilai
rata-rata suhu atmosfer. Secara fisis, suhu dapat didefinisikan sebagai tingkat
gerakan molekul benda, makin cepat gerakan molekul, makin tinggi suhunya. Suhu
dapat juga didefinisikan sebagai tingkat panas suatu benda. Panas bergerak dari
sebuah benda yang mempunyai suhu tinggi kebenda dengan suhu rendah. Suhu
dikatakan sebagai derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu
dengan mengunakan termometer merupakan unsur cuaca yang sangat penting.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana cara mengukur suhu dan kelembapan udara pada berbagai


tempat?

1.3 Tujuan Praktikum

Untuk mengukur suhu dan kelembapan udara pada berbagai tempat seperti

hutan, pemukiman, dan jalan raya.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Suhu Udara
Suhu merupakan salah satu unsur iklim yang mempunyai peranan
penting dalam kehidupan organisme di permukaan bumi. Kondisi permukaan
bumi sangat bervariasi baik jenis maupun permukaannya. Dengan adanya
variasi tersebut maka penerimaan energi mataharinya juga berbeda-beda.
Mengingat radiasi matahari adalah merupakan gelombang pendek yang sekitar
15% diserap langsung oleh atmosfer, maka energi tersebut merupakan salah
satu bagian energi yang akan menentukan keadaan suhu dipermukaan bumi.

Pengukuran suhu suatu benda dan pengukuran diberbagai tempat pada


dasarnya merupakan pengukuran yang tidak langsung. Pada proses pengukuran,
umumnya terjadi perpindahan panas dari tempat yang akan diukur suhunya ke
alat pengukur suhu. suhu yang terbaca pada alat pengukur suhu.

Suhu udara dapat diukur dengn menggunakan termometer, yaitu


termometer maksimum dan termometer minimum. Termometer maksimum
menggunakan air raksa (Hg). Penyempitan pada bagian kapiler yang berdekatan
dengan bola reservoir Hg menjadi ciri dari termometer maksimum. Seiring
dengan kenaikan suhu, air raksa didalam reservoir memuai dan mendorong
cairan raksa keluar melalui pipa yang menyempit. Air raksa yang keluar dari
pipa yang menyempit menyerupai titik-titik kecil dan setiap titik yang keluar
menambah kenaikan suhu 0,1 0C. Air raksa akan bertambah terus hingga
tercapai suhu maksimum, apabila suhu turun, alur air raksa akan terputus pada
pipi yang menyempit, karena air raksa pada reservoir menyusut. Permukaan air
raksa yang tertinggal dalam pipi kapiler menunjukkan suhu tertinggi yang
terukur selama periode 24 jam. Termometer minimum bukan berisi air raksa
tetapi alkohol. Didalam pipa kapiler yang menghubungkan reservoir ke batang
skala dimasukkan indeks (batang kecil). Penyusutan alkohol yang disebabkan
oleh suhu turun menyebabkan permukaan alkohol yang berada dalam pipa
kapiler (miniskus) akan mendorong indeks tadi ke arah skala lebih kecil (arah
reservoir), hingga suhu terendah tercapai.
2.2 Kelembababn Udara
Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini
dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau
kelembapan relatif. Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer.
Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur tingkat kelembapan udara dalam
sebuah bangunan dengan sebuah pengawal lembab (dehumidifier). Dapat
dianalogikan dengan sebuah termometer dan termostat untuk suhu udara.
Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan perubahan
suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat mencapai 3%
pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 °C (32 °F). Kandungan uap
air dalam udara hangat lebih banyak daripada kandungan uap air dalam udara
dingin. Jika udara banyak mengandung uap air didinginkan maka suhunya turun
dan udara tidak dapat menahan lagi uap air sebanyak itu.Uap air berubah
menjadi titik-titik air. Udara yan mengandung uap air sebanyak yang dapat
dikandungnya disebut udara jenuh. Kelembaban udara padaketinggian lebih
dati 2 meter dari permukaan menunjukkan perbedaan yang nyata antara malam
dan siang hari. Pada lapisan udara yang lebih tinggi tersebut, pengaruh angin
terjadi lebih besar. Udara lembab dan udara kering dapat tercampur lebih cepat
(Benjamin, 1994).

Kelembaban udara disuatu tempat berbeda-beda, tergantung pada


tempatnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya,
diantaranya: Jumlah radiasi yang dipancatkan matahari yang diterima bumi,
pengaruh daratan atau lautan, pengaruh ketinggian (altitude) dan pengaruh
angin (Handoko, 1994).

Kelembaban udara yang lebih tinggi pada udara dekat permukaan pada
siang hari disebabkan karena penambahan uap air hasil evapotranspirasi dari
permukaan. Proses ini berlangsung karena permukaan tanah menyerap radiasi
matahari selama siang hari tersebut. Pada malam hari, akan berlangsung proses
kondensasi atau pengembunan yang memanfaatkan uap air yang berasal dari
udara. Oleh sebab itu, kandungan uap air di udara dekat permukaan tersebut
akan berkurang (Benjamin, 1994).
Dalam kelembaban ini kita mengenal beberapa istilah, yaitu kelembaban
mutlak, kelembaban specifik dan kelembaban relatif. Kelembaban mutlak adalah
massa uap air yang berada dalam satu satuan udara yang dinyatakkan dalam gram/
m, kelembaban specifik merupakan perbandingan massa uap air di udara dengan
satuan massa udara yang dinyatakkan dalam gram/ kilogram, sedangkan
kelembaban relatif merupakan perbandingan jumlah uap air di udara dengan jumlah
maksimum uap air yang kandung panas dan temperatur tertentu yang dinyatakkan
dalam persen ( % ) (Kartasapoetra, 1990).

Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air
selalu terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara hangat
lebih banyak daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Kalau udara banyak
mengandung uap air dingin maka suhunya turun dan udara tidak dapat menahan
lagi uap air sebanyak itu. Uap air berubah menjadi titik-titik air. Udara yan
mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya disebut udara jenuh.

Kelembapan udara (humidity gauge) adalah jumlah uap air diudara


(atmosfer). Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara.Angka konsentasi ini
dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau
kelembapan relatif.Alat yang digunakan untuk mengukur kelembapan disebut
dengan Higrometer. Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur tingkat
kelembapan udara dalam sebuah bangunan dengan sebuah pengawal lembap
(dehumidifier).

Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air
selalu terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara hangat
lebih banyak daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Kalau udara banyak
mengandung uap air didinginkan maka suhunya turun dan udara tidak dapat
menahan lagi uap air sebanyak itu. Uap air berubah menjadi titik-titik air. Udara
yan mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya disebut udara jenuh.
Dapat dianalogikan dengan sebuah termometer dan termostat untuk suhu
udara.Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan perubahan
suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat mencapai 3% pada
30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 °C (32 °F).
Ada dua istilah kelembapan udara, yaitu kelembapan tinggi dan kelembapan
rendah.Kelembapan tinggi adalah jumlah uap air yang banyak diudara, sedangkan
kelembapan rendah adalah jumlah uap air yang sedikit diudara. Kelembapan udara
dapat dinyatakan sebagai kelembapan udara absolut, kelembapan nisbi (relatif),
maupun defisit tekanan uap air. Kelembapan absolut adalah kandungan uap air yang
dapat dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya per satuan volume (kg/m3).
Kelembapan nisbi (relatif) adalah perbandingan kandungan (tekanan) uap air actual
dengan keadaan jenuhnya (g/kg). Defisit tekanan uap air adalah selisih antara
tekanan uap jenuh dengan tekanan uap aktual.

2.3 Pengaruh Vegetasi Terhadap Suhu Udara Dan Kelembaban Udara


Ruang terbuka hijau (RTH) merupakan suatu bentuk pemanfaatan lahan
pada suatu kawasan yang diperuntukan untuk penghijauan. Fungsi ekologis RTH,
yaitu menciptakan iklim mikro yang nyaman, menyerap air hujan dan memelihara
ekosistem.Semakin banyak jumlah dan jenis tanaman yang terdapat di dalam suatu
RTH, maka semakin meningkat kemampuan RTH dalam menanggulangi
permasalahan lingkungan.Selain itu, keberadaan vegetasi dalam RTH dapat
mempengaruhi kondisi iklim mikro, seperti suhu udara, kelembaban udara dan
radiasi matahari.

Keberadaan ruang terbuka hijau (RTH) dengan penataan pohon yang sesuai
penting dalam menciptakan kenyamanan, yaitu dapat menurunkan suhu di
sekitarnya (Egan 1975), juga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan alat
pendingin ruangan (Silitonga 2011). Menurut Ainy (2012), pohon merupakan
struktur vegetasi yang paling efektif memberikan kenyamanan bagi lingkungan
sekitarnya. Menurut Lippsmeier (1994) faktor-faktor yang menentukan
kenyamanan thermal di suatu kawasan adalah :sistem pembayangan, suhu, dan
kelembaban udara.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu Praktikum


Pengamatan dilakukan di Arboretum dan di luar Arboretum pada area
pemukiman dan areal jalan raya pada 3 titik lokasi lain yang telah ditentukan.
Pengamatan dilakukan 3 kali dalam 1 hari, yaitu pagi (± pk 06.00), siang (±
13.00) dan malam (pk 18.00).

3.2 Alat Praktikum

- Thermohygrometer

- Alat Tulis

- Kamera

3.3 Langkah Kerja

a. Letakkan thermohygrometer pada areal pengamatan setinggi 120 cm


di atas permukaan tanah.
b. Amati suhu yang tertera di termometer ± 5 menit.
c. Amati lingkingan lokasi disekitar dan kondisi vegetasi yang ada.
d. Pengamatan dilakukan selama 5 hari berturut-turut dengan
menggunakan tabel tali sheet suhu dan kelembaban.
e. Fotokan hasil pengamatan.
f. Hitung temperatur harian rata-rata dengan rumus :
(2 𝑇7+𝑇13+𝑇18
T=
4

Ket : T7, T13, T18 : Pengamatan jam 07.00, jam 13.00, dan jam
18.00 WIB
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1. Arboretum Sylva UNTAN

No Tanggal Pagi Siang Malam Rerata Harian KETERANGAN


CUACA
T (°C) RH % T (°C) RH % T (°C) RH % T (°C) RH %
1 20/5/2023 28,0° 88% 32,9° 66% 31,0° 80% 45,95° 78%
2 21/5/2023 29,3° 91% 33,7° 50% 31,8° 84% 47,4° 75%
3 22/5/2023 30,6° 93% 34,6° 71% 30,0° 82% 31,3° 82%
4 23/5/2023 28,9° 99% 33,2° 76% 31,7° 79% 46,9° 84,66%
5 24/5/2023 25,0° 84% 30,3° 89% 32,9° 70% 44,1° 81%
4.1.2. Ayani Mega Mall Pontianak

No Tanggal Pagi Siang Malam Rerata Harian KETERANGAN


CUACA
T (°C) RH % T (°C) RH % T (°C) RH % T (°C) RH %
1 20/5/2023 27,8° 88% 33,9° 58% 31,1° 76% 46,4° 74%
2 21/5/2023 31,0° 85% 35,5° 85% 31,6° 87% 49,05° 76,66%
3 22/5/2023 30,9° 87% 33,7° 53% 32,0° 77% 48,3° 72,3%
4 23/5/2023 30,2° 79% 33,5° 61% 31,5° 75% 47,6° 71,66%
5 24/5/2023 29,0° 82% 31,9° 71% 32,6° 67% 46,75° 74,3%
4.1.3. Museum Kalimantan Barat

No Tanggal Pagi Siang Malam Rerata Harian KETERANGAN


CUACA
T (°C) RH % T (°C) RH % T (°C) RH % T (°C) RH %
1 20/5/2023 27,0° 89% 35,3° 50% 31,5° 70% 46,9° 69,66%
2 21/5/2023 29,5° 83% 34,0° 57% 31,1° 87% 47,3° 75,66%
3 22/5/2023 31,4° 73% 35,5° 57% 30,6° 81% 48,75° 70,3%
4 23/5/2023 31,2° 89% 33,9° 60% 31,4° 79% 48,25° 76%
5 24/5/2023 28,1° 81% 32,7° 64% 33,2° 63% 47° 69,3%
GRAFIK SUHU & KELEMBABAN

Hari ke-1
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pagi Siang Malam

Arboretum Ayani Mega Mall Museum Kalbar Kelembaban

Hari ke-2
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pagi Siang Malam

Arboretum Ayani Mega Mall Museum Kalbar Kelembaban


Hari ke-3
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pagi Siang Malam

Arboretum Ayani Mega Mall Museum Kalbar Kelembaban

Hari ke-4
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pagi Siang Malam

Arboretum Ayani Mega Mall Museum Kalbar Kelembaban

Hari ke-5
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pagi Siang Malam

Arboretum Ayani Mega Mall Museum Kalbar Kelembaban


4.2 Pembahasan

Pengukuran suhu cuaca dan kelembapan di pagi, siang, dan malam hari
dapat memberikan informasi yang berharga tentang kondisi lingkungan di sekitar
kita. Berikut adalah hal-hal yang dapat diambil dari hasil pengukuran suhu cuaca
dan kelembapan pada berbagai waktu:

Pagi hari:

Pada pagi hari, suhu cenderung lebih dingin dan kelembapan lebih tinggi,
dibandingkan siang dan malam hari. Hal ini dikarenakan, udara pada pagi hari
belum terlalu panas dan dapat menahan lebih banyak uap air. Oleh karena itu, pagi
hari seringkali menjadi waktu yang ideal untuk berolahraga atau aktivitas di luar
ruangan.

Siang hari:

Pada siang hari, suhu cenderung lebih tinggi dan kelembapan lebih rendah,
dibandingkan pagi dan malam hari. Hal ini disebabkan oleh, paparan sinar matahari
yang langsung ke permukaan bumi. Pada siang hari, kita perlu menjaga diri agar,
tidak terkena dehidrasi akibat kehilangan banyak cairan dari keringat. Pengukuran
cuaca dan kelembapan pada siang hari dapat, memberikan informasi tentang
kondisi cuaca yang mungkin mempengaruhi kesehatan dan kenyamanan kita.

Malam hari:

Pada malam hari, suhu cenderung lebih rendah dan kelembapan lebih tinggi,
dibandingkan siang hari. Hal ini dikarenakan, panas di permukaan bumi
dipancarkan kembali ke atmosfer dan membuat udara menjadi lebih dingin.
Pengukuran cuaca dan kelembapan pada malam hari, dapat memberikan informasi
tentang kondisi lingkungan yang mungkin mempengaruhi kualitas tidur kita.

Pengukuran suhu udara dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur


seperti, termohygrometer. Hasil pengukuran suhu udara, dapat memberikan
informasi yang berguna dalam berbagai bidang seperti, meteorologi, industri, dan
lingkungan.
Dalam lingkungan, pengukuran suhu udara penting dalam memantau
perubahan suhu di berbagai daerah dan mengetahui suhu yang dapat mempengaruhi
organisme hidup, seperti tumbuhan dan hewan. Data suhu udara juga digunakan,
dalam memprediksi kemungkinan terjadinya Hujan dan kebakaran hutan dan
wilayah kering.

Dalam meteorologi, pengukuran suhu udara penting untuk memahami


kondisi cuaca dan iklim. Data suhu udara yang dikumpulkan dari berbagai lokasi
dapat digunakan untuk memprediksi perubahan cuaca dan iklim yang akan terjadi
di masa depan. Selain itu, pengukuran suhu udara juga penting dalam memantau
perubahan iklim yang sedang terjadi di seluruh Wilayah.

Dalam keseluruhan, pengukuran cuaca dan kelembapan pada pagi, siang,


dan malam hari dapat membantu kita memahami kondisi lingkungan di sekitar kita
dan mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi aktivitas sehari-hari.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam
udara air selalu terkandung dalam bentuk uap air. Kelembaban memiliki Alat
Pengukur dan Fungsi masing-masing alat.

Untuk mengetahui cara penghitungan kelembaban udara secara


teoritis, yaitu dengan mengukur kelembapan udara menggunakan termometer
bola basah dan bola kering. Ukuran suhu termometer bola kering dikurang
dengan suhu hasil pengukuran termometer bola basah, kemudian hasilnya
dilihat ditabel berapa persenkah kelembaban udaranya.

Kelembaban udara sangat dipengaruhi oleh ketinggian tempat,


ketinggian tempat akan mempengaruhi penyinaran dan suhu matahari
sehingga secara tidak langsung ketinggian tempat, akan mempengaruhi
keadaan kelembaban udara. Semakin tinggi suhu maka kelembaban rendah,
demikian sebaliknya. Penyerapan suhu lebih tinggi pada siang hari,
dibandingkan pada malam hari. Suhu dan kelembaban di setiap daerah itu
bergantung pada vegetasi dan faktor udara yang ada di setiap daerah itu.

5.2 Saran
Diharapkan, para praktikan dapat melihat garis ukuran suhu yang
ditampilkan termohygrometer dengan baik, sehingga diperoleh data
pengukuran yang tepat. Pengetahuan mengenai pengoperasian alat dan
pencatatan hasil, dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan pengamatan.
Manajemen waktu yang baik, juga diperlukan dalam pengamatan ini.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Gunarsih. 2001. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. Bina
Aksara. Jakarta

Hanum, C. 2013. Klimatologi Pertanian. USU Press. Medan

Hanum, C. 2009. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Program Studi


Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Handoko. 1994. Klimatologi Dasar. PT Dunia Pustaka Jaya. Jakarta.

Hardjodinomo, S.1975. Ilmu Iklim dan Pengairan. Binacipta. Bandung.

Herlina.2003. Jurnal Ilmu-ilmu Hayati. UniversitasBrawijaya. Malang.

Karim, Kamarlis. 1985. Dasar-dasar Klimatologi, UNSYIAH, Banda Aceh.

Kartasapoetra, G.A. 1990. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan


Tanaman, Bumi Aksara. Jakarta.

Lakitan, B. 2002. Dasar-dasar klimatologi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Soekirno. 2010. Ilmu Iklim dan Pengairan. Bina Cipta. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai