Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SUHU DAN KELEMBABAN

Disusun oleh

Kelompok 6

1. Malika Fitria A

2. Putri Nur Maniyah

3. Syilmi Eryoni K

4. Muhammad Thoriq Z

5. Shafina Desvita Fariz

6. Santika Permatasari

7. Rizqy Alfi

Dosen Pengajar : 1. Ari Budianto,ST.,M.KM.

2. Agus Riyanto, SKM., M.KM.

PROGRAM STUDI 1D-III B KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA II

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan Karunia Nya
sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Suhu dan Kelembaban” dapat selesai
tepat pada waktunya. Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi
tugas Fisika Lingkungan.

Rasa terima kasih kepada yang terhormat bapak Ari Budianto,ST.,M.KM. dan Agus
Riyanto, SKM., M.KM. selaku pembimbing materi dalam pembuatan makalah ini,
serta semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan makalah. Harapan
penulis pada laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah
wawasan dan pengetahuan.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna, maka
saran dan kritik yang konstrukif agar penulis dapat memperbaiki makalah
selanjutnya.

Jakarta, 07 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan Makalah ......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3

A. Pengertian suhu dan kelembaban ............................................................. 3


B. Alat ukur suhu dan kelembaban ............................................................... 3
C. Faktor yang mempengaruhi suhu dan kelembaban .................................. 5
D. Isolasi termal ............................................................................................. 8
E. Konduksi, konveksi, dan radiasi ............................................................... 9
F. Efek rumah kaca ....................................................................................... 12

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 14

Kesimpulan ..................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suhu dan kelembaban merupakan aspek penting dalam menentukan kondisi


cuaca suatu daerah. Saat ini banyak alat ukur kelembaban yang telah
dikembangkan. Peralatan elektronik juga menjadi mudah berkarat jika udara
disekitarnya memiliki kelembaban yang cukup tinggi. Oleh karena itu, informasi
mengenai kelembaban udara pada suatu area tertentu menjadi sesuatu hal yang
penting untuk diketahui karena menyangkut efek-efek yang ditimbulkannya.
Informasi mengenai nilai kelembaban udara diperoleh dari proses pengukuran.
Alat yang biasanya digunakan untuk mengukur kelembaban udara adalah
higrometer. Seiring dengan perkembangan kebutuhan akan kecepatan,
keakuratan, dan ketelitian hasil pengukuran yang lebih tinggi maka mutlak
diperlukan pengembangan alat ukur baru. Sehubungan dengan hal itu, berbagai
teknik dan material telah dikembangkan sebagai sensor kelembaban dengan
kekurangan dan kelebihannya masing-masing.

Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan temperatur dan kalor


berpindah dari benda temperatur tinggi ke benda temperatur lebih rendah.
Perpindahan panas terjadi dengan tiga cara, yaitu konduksi, konveksi, dan
radiasi. Konduksi adalah perpindahan panas yang terjadi melalui medium yang
diam, misalnya perpindahan panas di dalam benda padat. Sedang konveksi
adalah perpindahan panas yang terjadi antara permukaan dengan fluida yang
bergerak misalnya dari plat ke udara. Radiasi didefinisikan sebagai perpindahan
panas antara dua benda yang tidak membutuhkan medium perantara contohnya
panas sinar matahari sampai ke bumi.

Pada kesempatan kali ini, kami telah menyusun makalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Fisika Lingkungan. Kami mengangkat topik pembahasan yaitu
“Suhu dan Kelembaban”.

1
B. Rumusan Masalah

Dalam penulisan makalah, penulis memiliki rumusan masalah yang digunakan


dalam penyusunan makalah tersebut. Adapun rumusan masah dalam proses
penyusunan makalah ini antara lain:

1. Apa pengertian darisuhu dan kelembaban?

2. Apa saja alat ukur suhu dan kelembaban?

3. Apa faktor yang mempengaruhi suhu dan kelembaban?

4. Apa pengertian dari isolasi termal?

5. Apa itu konduksi, konveksi dan radiasi?

6. Apa itu efek rumah kaca?

C. Tujuan Makalah

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pengertian dari suhu dan kelembaban.

2. Untuk mengetahui alat ukur suhu dan kelembaban

3. Untuk mengetahui faktor mempengaruhi suhu dan kelembaban

4. Untuk mengetahui pengertian dari isolasi termal

5. Untuk mengetahui konduksi, konveksi, dan radiasi

6. Untuk mengetahui efek rumah kaca.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Suhu dan Kelembaban

Suhu adalah tinjauan panas suatu benda atau kemampuan benda dalam hal
membuang atau menerima panas. Suhu biasanya didefinisikan sebagai ukuran atau
derajat panas dinginnya suatu benda atau sistem. Suhu dapat mengakibatkan benda
memuai, baik itu pemuaian panjang, pemuaian luas, hingga pemuaian volume.
Secara garis besar, kita dapat mengelompokkan benda berdasarkan suhunya
menjadi benda panas dan benda dingin. Keduanya tentu sering kita temukan dalam
kehidupan sehari-hari. Benda panas misalnya air mendidih atau panci aluminium
di kompor yang menyala. Sementara itu, benda dingin yang sering kita temukan
adalah es krim dan es batu

Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat
diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan
relatif. Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan
perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat
mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 °C (32 °F).
Kelembaban udara adalah banyaknya kandungan uap air di atmosfer. Udara
atmosfer adalah campuran dari udara kering dan uap air. Kelembaban udara
menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat dinyatakan sebagai
kelembaban mutlak. Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air (dapat
dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya) per satuan volum.

B. Alat Ukur Suhu dan Kelembaban


1. Alat ukur suhu
Satuan yang digunakan dalam pengukuran suhu adalah Celcius, Kelvin,
Fahrenheit, dan Reamur. Namun yang paling sering digunakan dalam

3
pengukuran suhu ialah derajat Celcius. Alat pengukur suhu udara adalah
thermometer. Adapun thermometer yang dipakai ialah

a. Thermometer bola kering dan bola basah

Termometer ini menggunakan air raksa yang berisi zat cair sebagai sensor dan
dipilih jenis kaca yang berdaya hantar panas yang baik. Reservoir tersebut
berhubungan dengan pipa kapiler yang hampa udara sehingga perubahan suhu
yang tertangkap oleh sensor dapat dilihatdari tinggi permukaan pipa kapiler.
Kaca dari pipa kapiler dipilh dari jenis kaca yang tidak mudah menghantarkan
panas. Pada pipa kapiler tertera garis skala untuk mengetahui derajat
pengamatan. Merupakan thermometer air raksa dalam bejana kaca untuk
mengukur suhu udara aktual yang terjadi (thermometer bola kering). Adapun
thermometer bola basah adalah thermometer yang pada bola air raksa (sensor)
dibungkus dengan kain basah agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi/
titik jenuh, yaitu suhu yang diperlukan agar uap air di udara dapat
berkondensasi.

b. Thermometer maksimum

Thermometer air raksa ini memiliki pipa kapiler kecil (pembuluh) didekat
tempat/tabung air raksanya, sehingga air raksa hanya bisa naik bila suhu udara
meningkat, tapi tidak dapat turun kembali pada saat suhu udara mendingin.
Untuk mengembalikan air raksa ketempat semula, thermometer ini harus
dihentakan berkali-kali atau diarahkan dengan menggunakan magnet. Apabila
temperatur naik dan kolom air raksa tidak terputus, maka air raksa terdesak
melalui bagian yang sempit. Ujung kolom menunjukkan temperatur udara.
Apabila suhu turun, kolom air raksa terputus pada bagian yang sempit setelah
air raksa dalam bola temperature menyusut. Ujung lain dari kolom air raksa
tetap pada tempatnya. Untuk pengamatan suhu udara ujung kolom ini
menunjukkan suhu udara karena penyusutan air raksa kecil sekali dan dapat

4
diabaikan. Jadi Thermometer menunjukkan suhu udara tertinggi setelah
terakhir dikembalikan. Thermometer dikembalikan setelah dibaca.

c. Thermometer minimum

Termometer ini biasanya menggunakan alkohol untuk pendeteksi suhu udara


yang terjadi. Hal ini dikarenakan alkohol memiliki titik beku lebih tinggi
dibanding air raksa, sehingga cocok untuk pengukuran suhu minimum. Prinsip
kerja thermometer minimum adalah dengan menggunakan sebuah penghalang
(indeks) pada pipa alkohol, sehingga apabila suhu menurun akan
menyebabkan indeks ikut tertarik kebawah, namun bila suhu meningkat maka
indek akan tetap pada posisi dibawah. Selain itu peletakan thermometer harus
miring sekitar 20-30 derajat, dengan posisi tabung alkohol berada di bawah.
Hal ini juga dimaksudkan untuk mempertahankan agar indek tidak dapat naik
kembali bila sudah beradadiposisi bawah (suhu minimum).

d. Thermograf atau thermohygrograf

Alat ini mencatat otomatis temperatur sebagai fungsi waktu. Thermograph ini
adalah logam panjang yang terdiri dari 2 bagian, kuningan dan invar. Bentuk
bimetal merupakan spiral. Terpasang pada sumbu horizontal dan diluar kotak
Thermograph. Satu ujung bimetal dipasang pada kotak dengan sekrup
penyetel halus, sehingga letak pena dapat diatur. Ujung lain dihubungkan
ketangkai pena melalui sumbu horizontal sehingga dapat menimbulkan track/
rekaman pada kertas pias yang berputar 24 jam per rotasi. Jika temperatur
naik, ujung bimetal menggerakkan tangkai pena keatas, dan sebaliknya.
Sebelum dipakai, thermograph harus dikalibrasi terlebih dahulu. Alat ini harus
ditempatkan dalam sangkar apabila dipakai untuk mengukur atmosphere.

2. Alat ukur Kelembaban


Hygrometer adalah sebuah alat yang dapat digunakan untuk menentukan
kelembaban atmosfer yang mana dapat menunjukkan kelembaban yang relatif.

5
Maksud dari relatif ini adalah persentase dari kelembaban udara, kelembaban
mutlak, atau dari keduanya.

C. Faktor – faktor yang mempengaruhi suhu dan kelembaban


1. Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu
Temperatur udara adalah tingkat atau derajat panas dari kegiatan molekul dalam
atmosfer yang dinyatakan dengan skala Celcius, Fahrenheit, atau skala Reamur.
Perlu diketahui bahwa suhu udara antara daerah satu dengan daerah lain sangat
berbeda. Hal ini sangat dipengaruhi oleh hal-hal tersebut.
a). Sudut Datangnya Sinar Matahari
Sudut datang sinar matahari terkecil terjadi pada pagi dan sore hari, sedangkan
sudut terbesar pada waktu siang hari tepatnya pukul 12.00 siang. Sudut
datangnya sinar matahari yaitu sudut yang dibentuk oleh sinar matahari dan
suatu bidang di permukaan bumi. Semakin besar sudut datangnya sinar
matahari, maka semakin tegak datangnya sinar sehingga suhu yang diterima
bumi semakin tinggi. Sebaliknya, semakin kecil sudut datangnya sinar
matahari, berarti semakin miring datangnya sinar dan suhu yang diterima bumi
semakin rendah.

b). Tinggi Rendahnya Tempat


Semakin tinggi kedudukan suatu tempat, temperatur udara di tempat tersebut
akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya semakin rendah kedudukan suatu
tempat, temperatur udara akan semakin tinggi. Perbedaan temperatur udara
yang disebabkan adanya perbedaan tinggi rendah suatu daerah disebut
amplitudo. Alat yang digunakan untuk mengatur tekanan udara dinamakan
termometer. Garis khayal yang menghubungkan tempat-tempat yang
mempunyai tekanan udara sama disebut Garis isotherm. Salah satu sifat khas
udara yaitu bila kita naik 100 meter, suhu udara akan turun 0,6 °C. Di Indonesia
suhu rata-rata tahunan pada ketinggian 0 meter adalah 26 °C. Misal, suatu
daerah dengan ketinggian 5.000 m di atas permukaan laut suhunya adalah 26 °C

6
× -0,6 °C = -4 °C, jadi suhu udara di daerah tersebut adalah -4 °C. Perbedaan
temperatur tinggi rendahnya suatu daerah dinamakan derajat geotermis. Suhu
udara rata-rata tahunan pada setiap wilayah di Indonesia berbeda-beda sesuai
dengan tinggi rendahnya tempat tersebut dari permukaan laut.

c). Angin dan Arus Laut


Angin dan arus laut mempunyai pengaruh terhadap temperatur udara. Misalnya,
angin dan arus dari daerah yang dingin, akan menyebabkan daerah yang dilalui
angin tersebut juga akan menjadi dingin.

d). Lamanya Penyinaran


Lamanya penyinaran matahari pada suatu tempat tergantung dari letak garis
lintangnya. Semakin rendah letak garis lintangnya maka semakin lama daerah
tersebut mendapatkan sinar matahari dan suhu udaranya semakin tinggi.

Sebaliknya, semakin tinggi letak garis lintang maka intensitas penyinaran


matahari semakin kecil sehingga suhu udaranya semakin rendah. Indonesia
yang terletak di daerah lintang rendah (6 °LU – 11 °LS) mendapatkan
penyinaran matahari relatif lebih lama sehingga suhu rata-rata hariannya cukup
tinggi.

e). Awan
Awan merupakan penghalang pancaran sinar matahari ke bumi. Jika suatu
daerah terjadi awan (mendung) maka panas yang diterima bumi relatif sedikit,
hal ini disebabkan sinar matahari tertutup oleh awan dan kemampuan awan
menyerap panas matahari. Permukaan daratan lebih cepat menerima panas dan
cepat pula melepaskan panas, sedangkan permukaan lautan lebih lambat
menerima panas dan lambat pula melepaskan panas. Apabila udara pada siang

7
hari diselimuti oleh awan, maka temperatur udara pada malam hari akan
semakin dingin.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelembaban


 Tekanan udara
Tekanan udara erat kaitannya dengan pergerakaan angin.
 Radiasi matahari
Lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan mempunyai pengaruh yang besar
terhadap berbagai proses fisiologi tumbuhan. Cahaya mempengaruhi
pembentukan klorofil, fotosintesis, fototropisme, dan fotoperiodisme.
 Angin
Semakin tinggi kecepatan pergerakan angin akan lebih mempercepat
pegangkatan uap air menggempul diudara.
 Suhu
Suhu udara adalah ukuran energi kinetik rata – rata dari pergerakan molekul-
molekul. Suhu udara adalah derajat panas dari aktifitas molekul dalam
atmosfer. Suhu dan kelembaban udara sangat erat hubungannya, karena jika
kelembaban udara berubah, maka suhu juga akan berubah. Di musim
penghujan suhu udara rendah, kelembaban tinggi, memungkinkan tumbuhnya
jamur pada kertas, atau kertas menjadi bergelombang karena naik turunnya
suhu udara.
 Kerapatan vegetasi
Semakin banyak vegetasi suatu daerah semakin mempengaruhi tingkat
kelembaban suatu daerah, mengingat tanaman termasuk salah satu penghasil
uap air melaui proses transpirasi.

D. Isolasi Termal
Isolasi termal adalah metode atau proses yang digunakan untuk mengurangi
perpindahan panas (kalor). Bahan yang digunakan untuk mengurangi laju
perpindahan panas itu disebut isolator. Energi panas (kalor) dapat ditransfer secara

8
konduksi, konveksi, dan radiasi. Panas dapat lolos meskipun ada upaya untuk
menutupinya, tapi isolator mengurangi panas yang lolos tersebut. Isolasi termal
dapat menjaga wilayah tertutup seperti bangunan atau tubuh agar terasa hangat
lebih lama dari yang sewajarnya, tetapi itu tidak mencegah hasil akhirnya, yaitu
masuknya dingin dan keluarnya panas. Isolator juga dapat bekerja sebaliknya,
yaitu menjaga bagian dalam suatu wadah terasa dingin lebih lama dari biasanya.
Insulator digunakan untuk memperkecil perpindahan energi panas.
Untuk analisa transfer panas yang sempurna, maka perlu memahami tiga
mekanisme transfer panas yaitu
– Konduksi
– Konveksi
– Radiasi
Penggunaan Isolator
- Isolator yang umum digunakan sebagai pelapis yang fleksibel pada kawat
listrik dan kabel. Karena udara adalah isolator, tidak ada substansi lain yang
diperlukan untuk menjaga daya mana seharusnya. Kabel listrik tegangan tinggi
yang biasa digunakan hanya udara, karena padat (misalnya, plastik) coating akan
tidak praktis.
- Sebuah kawat terisolasi atau kabel memiliki rating tegangan dan rating suhu
konduktor maksimum
- Dalam komponen mikro elektronik seperti transistor dan sirkuit terpadu (I8),
bahan silikon biasanya konduktor karena doping, tetapi dengan mudah dapat
selektif berubah menjadi insulator yang baik dengan penerapan panas dan oksigen.
Silikon kuarsa teroksidasi, yaitu silikon dioksida.
- Beberapa metode isolasi sistem tegangan tinggi adalah bagian yang
membungkus kawat keramik atau kaca, gas, vakum, dan hanya menempatkan
kabel dengan pemisahan besar, menggunakan udara sebagai isolasi.

E. Konduksi, Konveksi, dan Radiasi

9
1. Konduksi
Perpindahan energy panas secara konduksi merupakan perpindahan energy
panas yang disalurkan secara langsung antar molekul tanpa adanya
perpindahan dari molekul yang bersangkutan. Proses konduksi terjadi pada
benda padat, cair maupun gas jika terjadi kontak secara langsung dari ketiga
macam benda tersebut ada empat hal penting dalam konduksi yaitu
– Konduktivitas panas
– Konduktansi panas
– Resistivitas panas
– Resistansi panas.
Konduktivitas panas (k) merupakan perhitungan kapasitas hantar panas suatu
material atau disebut dengan indeks hantar per unit luas konduksi per gradient
temperature dari suatu material.
Contoh Terjadinya Konduksi :
 Benda yang terbuat dari logam akan terasa hangat atau panas jika ujung
benda dipanaskan, misalnya ketika saat kita memegang kembang api yang
sedang dibakar.
 Knalpot motor menjadi panas saat mesin dihidupkan.
 Tutup panci akan menjadi panas saat dipakai untuk menutup rebusan air.
 Mentega yang dipanaskan di wajan menjadi meleleh karena panas.

Rumus:

Q : kalor (J) atau (kal)


k : konduktivitas termal (W/mK)
A : luas penampang (m2)
ΔT : perubahan suhu (K)

10
L : panjang (m)
H : kalor yang merambat persatuan waktu (J/s atau watt)
t : waktu (sekon)

2. Konveksi
Perpindahan energy panas dengan proses konveksi terjadi hanya pada benda
cair dan gas. Perpindahan ini disertai dengan perpindahan benda cair secara
fisik. Pada saat energy panas yang diterima oleh benda cair tersebut melebihi
titik batas maka benda cair itu mengalami perubahan fasa.
Contoh Terjadinya Konveksi :
 Gerakan naik dan turun air ketika saat dipanaskan.
 Gerakan naik dan turun kacang hijau, kedelai dan lainnya pada saat
dipanaskan.
 Terjadinya angin darat dan angin laut.
 Gerakan balon udara.
 Asap cerobong pabrik yang membumbung tinggi.

Rumus:

H: laju kalor (kal/s atau J/s)


h: koefisien konveksi

3. Radiasi
Perpindahan panas dengan proses radiasi ini berbeda dengan proses-proses
yang telah dijelaskan sebelumnya. Energy radiasi dirambatkan menggunakan
gelombang elektromaknetik diantara dua objek yang dipisahkan oleh jarak dan
perbedaan temperature dan tanpa medium penghantar. Hal ini sangat berbeda
dengan perambatan energy cahaya yang hanya menggunakan panjang

11
gelombang masing-masing. Gelombang elektromaknetik ini (radiant energy)
dapat melalui ruangan hampa dengan sangat cepat dan juga dapat melalui cair,
gas dan beberapa benda yang dikenainya dengan jumlah yang berbeda-beda.
Hal ini tergantung pada kemampuan menyerap dari benda yang dikenainya.
Matahari merupakan contoh yang mudah untuk perpindahan panas dengan
radiasi. Radiant energy dari matahari dirambatkan melalui ruang hampa dan
atmosfer bumi. Energy yang dirambatkan ini akan diserap dan tergantung pada
karakteristik permukaan. Semua objek yang memiliki warna yang gelap
terutama berwarna hitam akan lebih mudah menyerap energy ini.
Contoh Terjadinya Radiasi :
 Panas matahari sampai ke bumi walau hanya melalui ruang hampa.
 Tubuh terasa hangat pada saat berada di dekat sumber api.
 Menetaskan telur unggas dengan lampu.
 Pakaian menjadi kering ketika dijemur di bawah terik matahari.

Rumus:

e : koefisien yang disebut emisivitas

σ : tetapan Stefan-Boltzmann yang mempunyai nilai 5,67 x 10-8 Wm-2K-4

F. Green House Effect (efek rumah kaca)


A. Istilah Efek Rumah Kaca
Bangunan yang memiliki dinding dan atap yang terbuat dari kaca disebut
rumah kaca. Biasanya, rumah kaca dimanfaatkan sebagai tempat
bercocok tanam, baik untuk buah-buahan, sayur-sayuran, dan bunga-
bunga tertentu. Negara yang kerap membangun rumah kaca ialah negara-
negara yang memiliki empat musim.

12
Rumah kaca diketahui memiliki kemampuan memerangkap panas
matahari sehingga mampu menghangatkan bagian dalam bangunan
walaupun saat musim dingin.
Dengan demikian, suhu tetap hangat untuk menjaga pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, baik siang atau malam hari. Dalam hal ini, kaca
dapat disamakan dengan gas-gas yang ada di atmosfer.
Artinya, istilah efek rumah kaca adalah gambaran dari sistem kenaikan
suhu yang terjadi dalam rumah kaca.
Jika kaca dapat disamakan sebagai gas-gas yang ada di atmosfer, maka
rumah kaca dikatakan sebagai gambaran bumi. Oleh karena itu, istilah
efek rumah kaca dipakai untuk mewakili apa yang terjadi saat ini.
B. Penyebab Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca disebabkan oleh gas-gas di atmosfer. Selain Karbon
dioksida (CO2) yang memiliki persentasi kontribusi sebesar 9-26%, efek
ini juga disebabkan gas-gas lainnya, seperti uap air (H2O) sebesar 36-
70%, metana (CH4) yang menyumbang 4-9%, ozon (O3) sebesar 3-7%,
Nitrousoxide (N2O), CFC, dan HFC.
C. Dampak Efek Rumah Kaca Sangat Berbahaya
Sebaiknya, kita bergerak untuk menanggulangi efek rumah kaca yang
berbahaya. Jika tidak, dampaknya semakin besar dan mengancam
kehidupan.
• Pertama, dampak efek rumah kaca adalah pemanasan global. Hal ini
mengancam seluruh ekosistem akibat kenaikan suhu bumi.
• Dampak kedua adalah mencairnya es di kutub yang juga mengancam
ekosistem. Kemudian, mencairnya es ini menyebabkan kenaikan air
laut sehingga menenggelamkan daerah-daerah rendah.
• Ketiga, laut akan semakin asam karena konsentrasi gas-gas rumah kaca
yang meningkat. Asamnya air laut akan mematikan terumbu karang
dan ekosistem lainnya.

13
• Keempat, menipisnya lapisan ozon membuat sinar ultraviolet yang
berbahaya sampai ke permukaan bumi.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Suhu adalah tinjauan panas suatu benda atau kemampuan benda dalam halmembuang
atau menerima panas. Suhu biasanya didefinisikan sebagai ukuran atau derajat panas
dinginnya suatu benda atau sistem. Sedangkan kelembaban adalah konsentrasi uap air
di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut,
kelembapan spesifik atau kelembapan relatif.
Alat pengukur suhu udara adalah thermometer. Adapun thermometer yang dipakai
ialah thermometer bola kering dan bola basah, thermometer maksimum, minimum,
dan thermograph. Sedangkan alat ukur kelembaban yaitu hygrometer. Adapun faktor
yang mempengaruhi suhu yaitu sudut datangnya sinar matahari, awan, dll. Sedangkan
kelembaban yaitu angin, radiasi, dll.
Isolasi termal adalah metode atau proses yang digunakan untuk mengurangi
perpindahan panas (kalor). Bahan yang digunakan untuk mengurangi laju
perpindahan panas itu disebut isolator. Energi panas (kalor) dapat ditransfer secara
konduksi, konveksi, dan radiasi.
Istilah efek rumah kaca adalah gambaran dari sistem kenaikan suhu yang terjadi
dalam rumah kaca. Jika kaca dapat disamakan sebagai gas-gas yang ada di atmosfer,
maka rumah kaca dikatakan sebagai gambaran bumi. Oleh karena itu, istilah efek
rumah kaca dipakai untuk mewakili apa yang terjadi saat ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Dora, laporan praktikum kesehatan kerja "suhu dan


kelembapan".https://www.academia.edu/7405568/laporan_praktikum_kesehatan_kerj
a_suhu_dan_kelembapan_. Waktu akses: 07 Oktober 2020

Yuniarba, 2012, Suhu dan kelembaban.


http://blog.ub.ac.id/firmansyufi/2012/05/24/suhu-dan-kelembaban/. Waktu akses: 07
Oktober 2020

https://www.academia.edu/37839048/KLIMATOLOGI_SUHU_DAN_KELEMBAB
AN. Waktu Akses: 07 Oktober 2020

https://www.academia.edu/30695734/MODUL_4_KONDUKTIVITAS_ISOLATOR
_PANAS

15

Anda mungkin juga menyukai