Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN SUHU DAN KELEMBABAN


UDARA

KLIMATOLOGI DASAR

Dosen Pengampu: Siti Puji Lestariningsih, S.Si, M.Sc

Disusun Oleh
Kelompok 1
Velly Husada G1011181364
Muhammad Amirul Mu’min G1011191257
Hafiznoer G1011191370
Dwi Lara Safitri G1011211007
Handayani G1011211014
Imam Aditya G1011211021
Agus Satria Zebua G1011211042
Cornelia G1011211049
Hendi G1011211056
Martini G1011211063
Putri Partecia Anggreini G1011211070

FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas kebaikan-Nya
yang telah melimpahkan berkat dan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
praktikum ini tentang Pengukuran dan Perhitungan Suhu dan Kelembaban udara Fakultas
KehutananUniversitas Tanjungpura.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan laporan ini. Terimakasih pula kami sampaikan kepada
teman-teman mahasiswa sebagai praktikan maupun kepada dosen pembimbing mata kuliah
Klimatologi Dasar yang telah meluangkan waktu dan tenaga serta ilmunya sehingga setiap
praktikum dapat terlaksana dengan baik.

Terlepas dari semuanya itu, kami menyadari bahwa laporan ini masih memiliki
kekurangan baik dari segi susunan kalimatnya maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan senang hati kami menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca.

Akhir kata kami mengucapkan terimakasih semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi pembaca serta dapat menjadi bahan bacaan untuk percobaan selanjutnya.

Pontianak ,9 Juni 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4

1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................................................... 4

1.2 TUJUAN PRAJTIKUM ....................................................................................................... 4


BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................... 5

2.1 Suhu Udara ..................................................................................................................... 5

2.2 Kelembaban Udara ......................................................................................................... 5

2.3 Perubahan Lain ............................................................................................................... 5

2.4 Kawasan Bervegetasi ...................................................................................................... 5

2.5 Kawasan Tidak Bervegetasi ............................................................................................ 5

2.6 Arboretum ...................................................................................................................... 6


BAB III METODE PRAKTIKUM ........................................................................................................ 7

3.1 Tempat Dan Waktu......................................................................................................... 7

3.2 Langkah Kerja ................................................................................................................. 7


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................... 8

4.1 Hasil Pengukuran ............................................................................................................ 8

4.2 Pembahasan… ................................................................................................................ 9


BAB V PENUTUP .............................................................................................................................. 14

5.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 14

5.2 Saran ............................................................................................................................. 14


DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari keadaan rata-rata cuaca yang terjadi pada
suatu wilayah dalam kurun waktu yang sama. Cuaca merupakan keadaan fisik atmosfer
pada suatu saat dan tempat tertentu dalam jangka pendek.
Klimatologi pertanian ialah cabang ilmu iklim atau cuaca terapan yang mempelajari
tentang hubungan antara proses- proses fisik di atmosfer (unsur-unsur cuaca) dan proses
pertanian. Tercakup didalamnya antara lain hubungan antara faktor iklim dengan
produksi pertanian. Sasaran yang hendak dicapai oleh klimatologi pertanian ialah untuk
memahami dan mengkaji proses-proses yang terjadi pada perubahan lingkungan fisik
disekitar organisme pertanian akibat perkembangan organisme tersebut serta dampak
perubananya bagi organisme itu sendiri.
Fungsi klimatologi atau mengatur iklim . hutan sebagai pengatur iklim seperti
menjaga kelembaban udara, menjaga suhu udara agar tidak terlalu tinggi, dan
mengurangi penguapan air tanah, serta sebagai penghasil oksigen.
Unsur-unsur cuaca yang diamati dalam klimatologi pertanian meliputi: radiasi
matahari, suhu, kelembaban nisbi udara, tekanan udara, evaporasi, curah hujan,
angin,awan dan lain-lain. Sedangkan unsur pertanaian yang diamati tergantung pada
tujuan peneliat pertanian tersebut seperti : fase pertumbuhan tanaman, produksi tanaman,
serangan hama dan penyakit dan lain-lain.

1.2 Tujuan Praktikum


Untuk mengukur suhu dan kelembapan udara pada berbagai tempat seperti hutan,
pemukiman, dan jalan raya.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Suhu Udara


Suhu merupakan karakteristik inherent yang dimiliki oleh suatu benda yang berhubungan
dengan panas dan energi. Suhu udara adalah ukuran energi kinetik rata – rata dari pergerakan
molekul – molekul. Suhu merupakan keadaan yang menentukan kemampuan benda untuk
memindahkan panas benda ke benda lain. Jika panas dialirkan pada suhu benda, maka suhu
benda tersebut akan turun jika benda yang bersangkutan kehilangan panas. Akan tetapi
hubungan antara satuan panas dengan satuan suhu tidak merupakan suatu konstanta, karena
besarnya peningkatan suhu akibat penerimaan panas dalam jumlah tertentu akan dipengaruhi
oleh daya tampung panas (heat capacity) yang dimiliki oleh benda penerima tersebut (Lakitan,
1994: 89).
Suhu udara akan berfluktuasi dengan nyata selama setiap periode 24 jam. Fluktuasi suhu
udara (dan suhu tanah) berkaitan dengan proses pertukaran energi yang berlangsung di
atmosfer. Pada siang hari, sebagian dari radiasi matahari akan diserap oleh gas-gas atmosfer
dan partikel-partikel padat yang melayang di atmosfer. Serapan energi radiasi matahari akan
menyebabkan suhu udara meningkat.
Suhu udara harian maksimum tercapai beberapa saat setelah intensitas cahaya maksimum
tercapai. Intensitas cahaya maksimum tercapai pada saat berkas cahaya jatuh tegak lurus, yakni
pada waktu tengah hari (Lakitan, 1994: 90). Di atas lautan perubahan suhu berlangsung lebih
banyak kurang dari 1°C, dan dalam keadaan tenang variasi suhu udara dekat laut hampir sama.
Sebaliknya diatas daerah pedalaman continental dan padang pasir perubahan suhu udara
permukaan antara siang dan malam mencapai 20°C. Sedangkan pada daerah pantai variasinya
tergantung dari arah angin yang bertiup. Variasinya besar bila angin bertiup dari atas daratan
dan sebaliknya.

2.2 Kelembaban Udara


Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan
dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan relatif.Alat untuk mengukur
kelembapan disebut higrometer.Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan
dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat mencapai
3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 °C (32 °F).
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat dinyatakan
sebagaikelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air.
Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air (dapat dinyatakan dengan massa uap air atau
tekanannya) per satuan volum. Kelembaban nisbi membandingkan antara kandungan/tekanan
uap air aktual dengan keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap
air.Kapasitas udara untuk menampung uap air tersebut (pada keadaan jenuh) ditentukan oleh
suhu udara.Sedangkan defisit tekanan uap air adalah selisih antara tekanan uap jenuh dan
tekanan uap aktual. Masing-masing pernyataan kelembaban udara tersebut mempunyai arti dan
fungsi tertentu dikaitkan dengan masalah yang dibahas (Handoko,1994).

5
Semua uap air yang ada di dalam udara berasal dari penguapan.Penguapan adalah
perubahan air dari keadaan cair kekeadaan gas. Pada proses penguapan diperlukan atau dipakai
panas, sedangkan pada pengembunan dilepaskan panas. Seperti diketahui, penguapan tidak
hanya terjadi pada permukaan air yang terbuka saja, tetapi dapat juga terjadi langsung dari
tanah dan lebih-lebih dari tumbuh- umbuhan.Penguapan dari tiga tempat itu disebut dengan
Evaporasi (Karim,1985).
Kelembaban terbagi menjadi beberapa jenis yaitu:
1. Kelembaban mutlak (absolut), adalah banyak sedikitnya uap air dalam gram pada 1 cm3
atau jumlah uap air yang dikandung udara pada suatu daerah tertentu yang dinyatakan
dalam gram uap air tiap m3 udara. Kelembaban absolut tergantung pada suhu yang
mempengaruhi kekuatan udara untuk memuat uap air. Tiap-tiap suhu mempunyai batas
dari uap air yang dimuatnya.
2. Kelembaban relatif (nisbi), yaitu perbandingan antara uap air di udara pada suhu yang
sama, dengan jumlah uap air maksimum yang dikandung udara dan dinyatakan dengan
persen. Pada suhu udara yang semakin naik maka kelembaban relatif akan semakin kecil.
Kelembaban relatif paling besar adalah 100%. Pada saat itu terjadi titik pengembunan,
artinya pendinginan terus berlangsung dan terjadilah kondensasi yaitu uap air menjadi titik
air dan jika melampaui titik beku terjadilah kristal es atau salju.
3. Kelembaban relatif dari suatu campuran udara-air didefinisikan sebagai rasio dari tekanan parsial
uap air dalam campuran terhadap tekanan uap jenuh air pada temperatur tersebut.Perhitungan
kelembaban relatif ini merupakan salah satu data yang dibutuhkan (selain suhu, curah hujan, dan
observasi visual terhadap vegetasi) (Santoso, 2007).

2.3 Pengaruh Vegetasi Terhadap Suhu Udara dan Kelembaban Udara


Ruang terbuka hijau (RTH) merupakan suatu bentuk pemanfaatan lahan pada suatu
Kawasan yang diperuntukan untuk penghijauan. Fungsi ekologis RTH yaitu menciptakan
iklim mikro hyang nyaman, menyerap air hujan dan memelihara ekosistem. Semakin banyak
jumlah dan jenis tanaman yang terdapat di dalam suatu RTH, maka semakin meningkat
kemampuan RTH dalam menanggulangi permasalahan lingkungan. Selain itu, keberadaan
vegetasi dalam RTH dapat mempengaruhi kondisi iklim mikro, seperti suhu udara, kelembaban
udara dan radiaso matahari.
Keberadaan ruang terbuka hijau (RTH) dengan penataan pohon yang sesuai penting dalam
menciptakan kenyamanan, yaitu dapat menurunkan suhu di nsekitarnya (Egan, 1975). Juga
dapat meningkatkan efisiensi penggunaan alat pendingin ruangan (Silitonga, 2011). Menurut
Ainy (2012), pohon merupakan struktur vegetasi yang paling efektif memberikan kenyamanan
bagi lingkungan sekitarnya. Menurut Lippsmeier (1994) factor-faktor yang menentukan
kenyamanan thermal di suatu Kawasan adalah sistem pembayangan, suhu, dan kelembaban
udara.

6
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu Praktikum


Praktikum pengukuran suhu dan kelembaban udara dilaksanakan pada hari kamis, 03
Maret 2022 sampai dengan 9 maret 2022.
Tempat:
1. Arboretum
Waktu:
1. Pagi
2. Siang
3. Sore/malam
3.2 Alat dan Bahan Praktikum
Untuk melakukan identifikasi suhu udara dan kelembaban cuaca maka di perlukan alat
dan bahan sebagai berikut:
Alat:
1. Thermohigrometer
2. Kamera handphone
3. Alat Tulis
Bahan: -
3.3 Langkah Kerja
Cara Kerja:
Pengamatan dilakukan di Fakultas Kehutanan baru,Arboretum,samping mega
mall,lppkm,imbon.
• Pengamatan dilakukan 3 kali sehari yaitu pagi, siang dan sore atau malam

Cara Pengukuran Suhu

• Letakan thermohygrometer pada area pengamatan kurang lebih setinggi 120 cm di


atas permukaan tanah.
• Catat suhu dan kelembaban yang tertera di thermohygrometer
• Pengamatan dilakukan selama 7 hari berturut-turut

7
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Hasil Pengukuran Suhu dan Kelembaban

4.2 Grafik Hasil Pengukuran Suhu dan Kelembaban

Pagi Siang Malam


Tanggal
T (°C) RH % T (°C) RH % T (°C) RH %
19 Maret 2018 27 76 33,3 63 30,0 71
20 Maret 2018 28,7 88 34,0 50 30,0 67
21 Maret 2018 28,6 81 33,8 55 29,3 72
22 Maret 2018 26,5 86 33,8 51 29,5 67
23 Maret 2018 28,0 79 32,2 69 29,7 78
24 Maret 2018 27,7 78 29,6 84 29,3 77
25 Maret 2018 25,7 82 28,5 89 29,1 71
26 Maret 2018 27,0 76 32,8 60 29,8 62
27 Maret 2018 26,4 82 30,6 66 27,8 83
28 Maret 2018 29,6 77 33,4 54 28,1 70
29 Maret 2018 25,8 87 31,2 61 27,0 86
30 Maret 2018 26,2 83 34,2 56 27,2 81
31 Maret 2018 26,0 70 35,4 49 29,7 70
01 April 2018 26,1 83 30,7 64 27,5 83

4.3 Pembahasan
A. Suhu
Suhu merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin
suatu benda .Selama setiap periode 24 jam , suhu berfluktuasi dengan nyata. Fluktuasi
ini berkaitanerat dengan proses pertukaran energi yang berlangsung di atmosfer. Pada
siang hari, sebagianradiasi matahari diserap oleh gas-gas di atmosfer dan partikel -
partikel padat yang melayang- layang di atmosfer. Serapan energi matahari ini
menyebabkan suhu udarameningkat. Suhu udara harian maksimum tercapai apada saat
cahaya matahari jatuh tegaklurus . sebagian radiasi pantulan dari permukaan bumi juga
akan diserap oleh gas dan partikelyang ada di atmosfer.Dikarenakan kerapatan udara
dekat permukaan lebih tinggi dan lebih punya peluanguntuk menyerap radiasi pantulan
ini, maka pada siang hari suhu udara di dekat permukaanlebih tinggi disbanding dalam
lapisan udara yang lebih tinggi. Sebaliknya , pada malam hari ,terutama menjelang
subuh, suhu udara dekat permukaan menjadi lebih rendah dibanding suhuudara dalam
lapisan yang lebih tinggi.Permukaan bumi merupakan penyerap utama radiasi matahari.
Oleh karena itu permukaan bumi merupakan sumber panas diatasnya dan bagi tanah

8
dibawahnya. Padamalam hari , permukaan bumi tidak menerima masukan energi radiasi
matahari, tetapi permukaan bumi tetap akan memancarkan energi ( radiasi gelombang
panjang ). Prosestersebut menyebabkan permukaan bumi kehilangan panas dan dengan
demikian suhu permukaan bumi turun, kejadian ini menyebabkan fluktuasi suhu
permukaan (bumi) lebih besar disbanding dengan suhu udara di atas dan di bawah.
Suhu udara dapat menjadi acuan penentu tinggi rendahnya tingkatkelembaban
sekaligus acuan untuk mengukur tingkat sejuk atau hangatnyaudara. Tinggi rendahnya
suhu dipengaruhi oleh :
a) Lamanya penyinaran matahari. makin lama permukaan bumi terkena sinar
matahari maka semakin tinggi suhu udaranya, begitu juga sebaliknya
b) Sudut datang sinar matahari, jadi sudut datangnya sinar ini juga
berpengaruhtehadap suhu, semakin tegak arah datang sinar matahari maka
semakintinggi pula suhunya.
B. Hujan
Hujan merupakan sebuah proses penguapan yang terjadi di permukaan bumi dari
wilayah perairan, tumbuhan, atau daratan. Proses terjadinya hujan berhubungan dengan
siklus air atau siklus hidrologi. Siklus tersebut akan menyebabkan air turun dari
atmosfer ke permukaan bumi.
Proses terjadinya hujan atau penyebab terjadinya hujan antara lain sebagai berikut :
a) Seluruh wilayah pada permukaan perairan bumi seperti sungai, danau, laut akan
menguap ke udara karena panas matahari.
b) Uap air kemudian naik terus ke atas kemudian menyatu dengan udara.
Uap air yang dihasilkan melelui proses evapotranspirasi dari berbagai sumber
di permukaan bumi akan bergerak ke lapisan troposfer bumi. Suhu udara pada lapisan
troposfer bumi akan makin rendah dengan bertambahnya ketinggian.Penurunan suhu
udara akan mempercepat tercapainya kejenuhan uap air dalam lapisanudara tersebut ,
dan hal ini akan mendorong terjadinya kondensasi. Naiknya udaramengandung uap air
ke dalam lapisan troposfer dapat terjadi melalui tiga proses yaitu secarakonveksi ,
orografis dan frontal.
- Naiknya udara dari lapisan bawah troposfer secara konveksi adalah akibat
suhuudara lapisan bawah lebih tinggi, sehingga udara tersebut memuai dan
menjadilebih ringan ( lebih renggang ) . udara ingin pada lapisan atas akan turun
karenalebih berat ( lebih rapat )
- Naiknya udara secara orografis adalah akibat udara bergerak yang terhalang
olehadanya pegunungan ( atau penghalang geografis lainnya) sehingga massa udara
dipaksa naik. Masssa udara yang naik akan mengalami penurunan suhu sehingga
proses kondensasi dapat berlangsung.
- Naiknya udara secara frontal dapat terjadi jika massa udara panas bergerak dan
bertemu dengan massa udara dingin dari arah yang berlawanan . massa udara
panasakan naik, sedangkan massa udara dingin akan tetap di lapisan bawah.Bila
massa udara panas tersebut banyak mengandung uap air, maka akan terjadi
kondensasi.Proses kondensasi karena kondisi-kondisi orografis disebut hujan

9
orografis sedangkan proseskondensasi karena peristiwa frontal disebut hujan
frontal.
- Kondensasi juga dapat terjadi lebih cepat jika terdapat partikel-partikel halus yang
bersifat higroskopis sehingga dapat berfungsi sebagai inti kondensasi .
akhirnya,inti kondensasi ini akan mengikat molekul-molekul di sekitarnya
untukselanjutnya membentuk butiran air. Jika suhu udara berada di bawah titik
beku air,maka kristal es dapat terbentuk.Awan yang terbentuk sebagai hasil
kondensasi uap air akan terbawa oleh angin, sehinggamempunyai penyebaran
lebih luas.

- Jika butiran air atau kristal es mencapai ukuran yangcukup besar maka benda
tersebut mulai dipengaruhi ( tidak dapat melawan ) gaya gravitas bumi dan akhirnya
bergerak ke arah permukaan bumi. Proses ini di sebut presipitasi.
Ukuran butiran air yang jatuh dalam proses presipitasi dapat beragam:
• Ukuran dengan diameter > 0,5 mm Hujan
• Ukuran dengan diameter > 0,2 - 0,5mmGerimis
• Ukuran dengan diameter < 0,2 mm Tidak pernah sampai kePermukaan Bumi (
Sebelum sampai permukaan bumi telah menguap, kembali keatmosfer ).

C. Kelembaban Udara

Kelembaban Udara di tentukan oleh kandungan (jumlah) uap air di udara .Total
massa uap air per satuan volume udara disebut kelembaban absolut (kg/m3).
Perbandingan antaramassa uap air dengan massa udara lembab dalam satuan volume
tertentu disebut kelembebanrelatif atan spesifik .Dalam khasanah klimatologi,
kelembaban udara dinyatakan sebagai kelembaban relatifyang disingkat dengan RH.
RH merupakan perbandingan tekanan uap air aktual ( yangterukur ) dengan tekanan
uap air pada kondisi jenuh.RH =X 100%PA = Tekanan uap aktualPs = Tekanan uap
jenuhJika udara jenuh uap air, PA=Ps , dengan demikian RH=100%Tekanan uap air
adalah tekanan parsial uap air dalam udara dengan satuan pascal.Tekanan uap air ini
dipengaruhi oleh kerapatan uap air dan suhu. Pada saat kondisi tekananatau
kerapatan uap air jenuh, Udara tak dapat lagi menampung tambahan uap air. Dengan
demikian penambahan uap air akan diimbangi proses kondensasi sehingga jumlah
uap air yang terkandung tak akan melebihi kapasitas tampung udara.Dari persamaan
diatas menunjukkan bahwa kemampuan udara dalam menampung airdapat
ditingktakan dengan menaikkan suhu. Dengan demikian, jika udara jenuh uap
airdiditingkatkan suhunya, maka udara tersebut menjadi tak jenuh uap air.
Besarnyakelembaban udara antara satu tempat dengan tempat lain dapat berlainan,
untuk beberapaketinggian.Dalam lapisan udara dekat permukaan tanah , fluktuasi
kelembaban lebih besar dariarea yang makin tinggi ( makin jauh) dari permukaan
tanah. Hal ini terjadi karna air bersumber dari permukaan tanah.Pada siang hari,
kelembaban lebih tinggi terjadi dalam udara dekat permukaan , tetapidimalam hari ,
kelembaban lebih rendaah terjadi dalam udara dekat permukaan. Alat pengukur

10
kelembaban udara adalah:

1. Thermohygrometer

Pada hari pertama pengukuran dilakukan di arboretum, fakultas kehutanan,


lppkm, imam bonjol, dan ayani megamall. Disini didapatkan suhu rata-rata
harian mencapai 31,26. Hal ini disebabkan karna daerah arboretum dan fakultas
kehutanan masih terdapat banyak pohon sedangkan di daerah lppkm, ayani
megamall dan imam bonjol pohon sudah berkurang dan banyaknya bangunan:

Begitu juga untuk hari ke 2,3,5,6, dan 7. Suhu rata-rata harian yang didapat tidak
terlalu jauh berbeda. Tetapi untuk hari ke4 didapat suhu rata-rata harian yang
paling rendah karna saat sebelum pengukuran ada turunnya hujan yang
menyebabkan suhu menjadi rendah karna cuaca yang dingin.
• Faktor yang mempengaruhi suhu dan kelembabana.

Faktor-faktor yang mempengaruhi suhuTemperatur udara adalah tingkat


atau derajat panas dari kegiatan molekuldalam atmosfer yang dinyatakan
dengan skala Celcius, Fahrenheit, atau skalaReamur. Perlu diketahui bahwa
suhu udara antara daerah satu dengan daerahlain sangat berbeda. hal ini sangat
dipengaruhi oleh hal-hal tersebut.
1. Sudut datangnya sinar matahari
2. Tinggi rendahnya tempat
3. Angin dan arus laut
4. Lamanya penyinaran
5. Awan

• Faktor-faktor yang mempengaruhi kelembaban


1. Ketinggian tempat
2. Tekanan udara
3. Radiasi matahari
4. Angin
5. Suhu
6. Kerapatan vegetasi

• Perhitungan
Temperatur harian rata-rata didefinisikan sebagai rata-rata dari observasi
selama 24 jam yang dilakukan tiap jam selama 1 hari ( siang dan malam ) .
Rumusnya:
T= ( 2T7 +T13 + T18 ) /4
Dimana : Temperatur harian rata-rata
T7,T13, T18 : Pengamatan jam 07.00, jam 13.00 dan 18.00

4.4 Tabel hasil perhitungan suhu dan kelembaban 19 Maret 2018

11
4.5 Tabel hasil perhitungan suhu dan kelembaban 20 Maret 2018
Lokasi Hasil perhitungan rata-rata
Suhu ° C Kelembaban %
ARBORETUM 23,175 52,25

4.6 Tabel hasil perhitungan suhu dan kelembaban 21 Maret 2018


Lokasi Hasil perhitungan rata-rata
Suhu ° C Kelembaban %
ARBORETUM 22,925 52

4.7 Tabel hasil perhitungan suhu dan kelembaban 22 Maret 2018

Lokasi Hasil perhitungan rata-rata


Suhu ° C Kelembaban %
ARBORETUM 22,575 52,5
Lokasi Hasil perhitungan rata-rata
Suhu ° C Kelembaban %
ARBORETUM 22,45 51

4.8 Tabel hasil perhitungan suhu dan kelembaban 23 Maret 2918


Lokasi Hasil perhitungan rata-rata
Suhu ° C Kelembaban %
ARBORETUM 22,475 56,5

4.9 Tabel hasil perhitungan suhu dan kelembaban 24 Maret 2918


Lokasi Hasil perhitungan rata-rata
Suhu ° C Kelembaban %
ARBORETUM 21,65 59,75

4.10 Tabel hasil perhitungan suhu dan kelembaban 25 Maret 2918


Lokasi Hasil perhitungan rata-rata
Suhu ° C Kelembaban %
ARBORETUM 20,825 60,5

4.11 Tabel hasil perhitungan suhu dan kelembaban 26 Maret 2918


Lokasi Hasil perhitungan rata-rata
Suhu ° C Kelembaban %
ARBORETUM 22,4 49,5

4.12 Tabel hasil perhitungan suhu dan kelembaban 27 Maret 2918

12
Lokasi Hasil perhitungan rata-rata
Suhu ° C Kelembaban %
ARBORETUM 21,2 57,75

4.13 Tabel hasil perhitungan suhu dan kelembaban 28 Maret 2918


Lokasi Hasil perhitungan rata-rata
Suhu ° C Kelembaban %
ARBORETUM 22,775 50,25

4.14 Tabel hasil perhitungan suhu dan kelembaban 29 Maret 2918


Lokasi Hasil perhitungan rata-rata
Suhu ° C Kelembaban %
ARBORETUM 21 58,5

4.15 Tabel hasil perhitungan suhu dan kelembaban 30 Maret 2918


Lokasi Hasil perhitungan rata-rata
Suhu ° C Kelembaban %
ARBORETUM 21,9 55

4.16 Tabel hasil perhitungan suhu dan kelembaban 31 Maret 2918


Lokasi Hasil perhitungan rata-rata
Suhu ° C Kelembaban %
ARBORETUM 22,775 47,25

4.17 Tabel hasil perhitungan suhu dan kelembaban 01 April 2918


Lokasi Hasil perhitungan rata-rata
Suhu ° C Kelembaban %
ARBORETUM 21,075 57,5

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian klimatologi dapat di simpulkan :

13
1. Adanya perbedaan suhu udara di berbagai tempat.

2. Rata-rata suhu udara tertinggi dan kelembaban terendah terdapat di jalan raya

3. Suhu dan kelembaban udara berubah dengan semakin meningkatnya ketinggian permukaan ,
makin tinggi suhu udara, makin banyak uap air yang didapat.

5.2. Saran

Dalam menggunakan alat-alat tersebut ada baiknya kita mempelajari cara kerjanya terlebih
dahulu agar tidak salah dalam melakukan pengukuran. Dan saat melakukan pengukuran dilakukan
dengan teliti agar data yang kita dapatkan akurat. Dalam praktikum ini ada baiknya kita
mempelajari cara kerja alatnya terlebih dahulu agar tidak salah dalam melakukan pengukuran. Dan
saat melakukan pengukuran dilakukan dengan teliti agar data yang kita dapatkan akurat

DAFTAR PUSTAKA

.Efri Yoza. 2009. Klimatologi Hutan. Pekanbaru : Pusbangdik Universitas Riau.Defri Yoza &
Ardian. 2007. Penuntun Praktikum klimatologi Dasar. Fakultas PertanianUniversitas
Riau.Anonim.2012. Hardjodinomo, S. 1975. Ilmu Iklim dan Pengairan. Bandung : Binacipta

14
Lakitan, B. 1994. Dasar-Dasar Klimatologi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. _______2002.
Dasar-Dasar Klimatologi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Swarinoto Y.S., Sugiyono. 2011.
Pemanfaatan Suhu Udara dan Kelembaban Udara dalam Persamaan Regresi untuk Simulasi
Prediksi Total Hujan Bulanan di Bandar Lampung. Jurnal Meteorologi dan Geofisika, 12(3):271-
281. Tjasyono, B. 1992. Klimatologi Terapan. Bandung : Pionir Jaya

15

Anda mungkin juga menyukai