Anda di halaman 1dari 12

PRESKRIPSI

PENGELOLAAN HUTAN
Mata Kuliah MANAJEMEN HUTAN
Fakultas Kehutanan UNANDA
Oleh
ASNIANA, S.Hut,. M. Hut
PENDAHULUAN
PRESKRIPSI PENGELOLAAN HUTAN YANG BAIK
HARUS BERPEDOMAN PADA EMPAT HAL YAITU:

1. Keutuhan dan kelanjutan ekologi.


Preskripsi pengelolaan hutan harus mempertimbangkan berbagai fungsi
lingkungan maupun jasa-jasa yang diberikan oleh hutan antara lain,
pemeliharaan keanekaragaman hayati hutan, perlindungan daerah
aliran sungai, pemeliharaan fungsi daur ulang zat hara yang penting,
perlindungan iklim mikro dan iklim setempat, dan lain-lain.
2. Penggunaan produk dan jasa hutan oleh manusia secara
berkelanjutan dan adil.
Preskripsi pengelolaan hutan mempertimbangkan ciri-ciri ekologi, faktor-
faktor sosial dan demografi, serta potensi ekonomi pada setiap unit
manajemen.
Biaya-biaya dan manfaat-manfaat ekonomi baik perlindungan maupun
produksi hutan sama-sama dipikul masyarakat setempat, sektor
swasta, dan pemerintah.
3. Pengelolaan terpadu pada skala yang tepat.
Hutan dikelola dalam suatu kerangka perencanaan wilayah,
pengambilan keputusan dan pengelolaan yang
memperhitungkan permukiman manusia di sekitarnya, tanah-
tanah pertanian, dan berbagai macam kegiatan ekonomi.
Pertimbangan-pertimbangan ekologi dan sosial menentukan
ukuran wilayah pengelolaan.
Pemerintah, masyarakat, swasta, dan kepentingan-kepentingan
lain bersama-sama merumuskan pilihan-pilihan pengelolaan
untuk memenuhi kebutuhan manusia secara berkelanjutan baik
pada kawasan hutan maupun pada lahan-lahan masyarakat dan
mengatasi masalah-masalah penggunaan lahan.
4. Keikutsertaan yang adil dan bijaksana
oleh semua pihak yang
berkepentingan.

Memberikan kewenangan dan hak atas


informasi dan partisipasi kepada semua
pihak yang berkepentingan dalam
proses perumusan keputusan -
keputusan pengelolaan dan kebijakan
kehutanan.
ELEMEN – ELEMEN DASAR MEMBANGUN
PRESKRIPSI PENGELOLAAN HUTAN

1. KLASIFIKASI LAHAN (LAND TYPE


CLASSIFICATION)
Klassifikasi lahan menggambarkan paket atau tipe-
tipe lahan menurut lokasi, potensi tegakan,
kerapatan, jenis, tanah, kelerengan, dan atribut-
atribut lahan yang lain.
2. SKEDULE KEGIATAN (MANAGEMENT ACTIVITY
SCHEDULE)
Skedule kegiatan menggambarkan tata waktu (timing), metode,
dan kondisi - kondisi terhadap vegetasi dan sumberdaya
yang lain yang akan dimanipulasi atau diperlakukan untuk
mencapai hasil yang diinginkan, mencakup: aturan - aturan
eksploitasi (logging rules), schedule penjarangan dan
pemanenan hasil (timber thinning and harvest schedule),
dan teknik regenerasi (regeneration technique for the next
tree crop).
Contoh implementasi pengaturan schedule kegiatan
dalam pengelolaan hutan alam produksi dengan
sistem silvikultur TPTI mengikuti tahap-tahap
sebagai berikut :
1. Penataan Areal Kerja (Et-3)
2. Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan
(Et-2)
3. Pembukaan Wilayah Hutan (Et-1)
4. Penebangan (Et - 0)
5. Perapihan (Et+1)
6. Inventarisasi Tegakan Tingggal (Et+2)
7. Pembebasan Tahap I (Et+2)
8. Pengadaan bibit (Et+2)
9. Pengayaan/rehabilitasi (Et+3)
10. Pemeliharaan tanaman (Et+3,4,5)
11. Pembebasan Tahap II dan III (Et+4,6)
12. Penjaranagan tegakan tinggal (Et+10,15,20)
3. PREDIKSI PERTUMBUHAN DAN HASIL (QUANTITIATIVE
GROWTH AND YIELD PROJECTION),

Hal ini menggambarkan secara numeric berapa banyak kayu


yang diharapkan dari penebangan komersial khususnya
volume yang akan ditebang pada penjarangan dan
tebangan akhir dari tegakan yang ada sekarang dan
tegakan berikutnya dari hasil regenerasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai