Anda di halaman 1dari 4

PRAKTIKUM MANAJEMEN HUTAN

Materi 1 : Aspek aspek teknis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan dalam Manajemen Hutan

Pengantar :

Pengelolaan hutan untuk tujuan produksi kayu, harus memperhatikan dan mendukung
(compatible) tujuan lain, seperti DAS, wildlife, rekreasi, dll. Pada beberapa kasus,
penggunaan kawasan hutan bertentangan (incompatible) dengan tujuan pengelolaan yang lain
seperti pengelolaan areal penggembalaan di dalam kawasan hutan terkadang tidak compatible
dengan pengelolaan hutan untuk tujuan produksi kayu. Hal ini mengharuskan pengelola hutan
membuat keputusan tentang prioritas penggunaan lahan hutan. Manajemen hutan
membutuhkan pengkajian dan aplikasi teknik-teknik analisis untuk membantu memilih
alternatif manajemen yang memberikan kontribusi terbaik bagi pencapaian tujuan
pengelolaan hutan.

Pengelolaan hutan lestari harus mencakup beberapa fungsi yaitu fungsi teknis, komersil,
finansial, personial, fungsi administrasi, dan fungsi kepemimpinan. Fungsi teknis dalam
manajemen hutan diarahkan untuk mencapai tujuan teknis, fungsi komersiil untuk mencapai
tujuan ekonomi (berkaitan dengan pasar), fungsi finansiil untuk mencapai tujuan finansial
(berkaitan dengan biaya dan pendapatan), fungsi personil berkaitan dengan kuantitas dan
kualitas sumberdaya manusia (SDM), fungsi administrasi merupakan fungsi penunjang,
berkaitan dengan pengembangan, dan fungsi kepemimpinan berkaitan dengan unsur-unsur
manajemen (POAC)

Kegiatan manajemen hutan pada dasarnya berkaitan dengan pemanfaatan hutan sebagai
sumberdaya alam dan sebagai suatu ekosistem. Kegiatan manajemen hutan akan dan harus
berkaitan dengan kegiatan-kegiatan teknis yaitu, penanaman, pemeliharaan, perlinduingan
hutan, pemanenan hutan, pengolahan hasil hutan (industri pengolahan hasil hutan, dan
pemasaran hasil hutan. Untuk dapat mewujudkan aspek-aspek tersebut di atas dalam
pelaksanaan kegiatan manajemen hutan secara operasional di lapangan diperlukan
penguasaan pengetahuan teknis kehutanan.

Untuk dapat melaksanakan dan mewujudkan aspek teknis manajemen hutan, dibutuhkan
investasi (SDM, peralatan dan teknologi) dan analisis-analisis ekonomi dan finansial. Hal ini
terutama karena manajemen hutan berkaitan dengan dimensi waktu yang panjang untuk dapat
menghasilkan produk serta harus bertumpu pada prinsip kelestarian sebagai prinsip dasar
pengelolaan hutan. Untuk dapat mewujudkan manajemen hutan lestari diperlukan adanya
perencanaan yang efisien dan rasional.

Pengelolaan hutan disamping memanfaatkan hutan sebagai sumberdaya alam, harus pula
memperhatikan sisi lain dari hutan yaitu sebagai Ekosistem (ekosistem hutan). Secara
operasional, pengelolaan hutan akan memanfaatkan ekosistem hutan. Ini berarti bahwa dalam
manajemen hutan harus diperhatikan pula pengaruh pemanfaatan tersebut terhadap komponen
ekosistem hutan yang terdiri dari “tanah-biologi hutan-iklim/lingkungan”. Pengelolaan hutan
utamanya hutan alam tropis lembab (tropical rain forest) yang kaya akan jenis penyusun
tegakannya, harus diperhatikan pula adanya “keanekaragaman hayati” didalamnya dalam
perspektif jangka panjang

TUGAS PRAKTIKUM 1:
1. Menjelaskan tujuan dan fungsi pengelolaan Tahura
2. Mendata informasi di Lapangan secara rinci menyusun aspek aspek teknis Sosial, Ekonomi
dan Lingkungan
3. Menjelaskan peran masing masing aspek dalam pengelolaan Tahura yang lestari
4. Menjelaskan stakeholder yang berperan dalam aspek aspek teknis tersebut

Materi 2 : Konsep Silviks, Silvikultur, dan Struktur Tegakan

Pengantar :

Peran silvikultur dalam pengelolaan hutan adalah adanya keuntungankeuntungan yang diperoleh
dengan tercapainya tujuan-tujuan praktek silvikultur. Praktek silvikultur tersebut berupa: 
Pengendalian komposisi tegakan  Pengendalian kerapatan tegakan  Pembangunan areal yang tidak
produktif  Perlindungan hutan  Pengendalian rotasi dan siklus tebang  Tercapainya efisiensi kerja 
Perlindungan tanah dan manfaat tidak lansung huta

TUGAS PRAKTIKUM 2:

1. Melaksanakan praktikum mendata langsung ke lapangan melihat potensi Tahura


2. Menilai apakah diperlukan tindakan silvikultur untuk mewujudkan kelestarian
3. Melihat dan mendapatkan informasi faktor faktor yang menentukan efisiensi kerja dalam
kegiatan pengelolaan

Praktikum 3. PENGENALAN POTENSI KAWASAN

Tujuan Praktikum :

1. Mengetahui jenis tanaman yang tumbuh pada kawasan


2. Mengetahui Volume pohon yang ada pada kawasan

Alat dan bahan :

1. Meteran/pita ukur
2. Kompas
3. Alat pengukur tinggi pohon
4. Alat tulis
5. Tally sheet
Cara Kerja :

1. Membuat plot masing masing kelompok dengan ukuran 20 x 20 m sebanyak 4 plot.


2. Menghitung jumlah jenis pohon yang ada dalam plot
3. Mengukur keliling pada ketinggian 1,5 m dari pangkal, dan mengukur tinggi pohon yang ada
dalam plot
4. Catat hasil pengukuran dalam tally sheet, selanjutnya hitunglah Etat Luas dan Etat Volume

Hasil Tally Sheet

No Jenis pohon Keliling Diameter Tinggi Volume

1
Hasil Volume (V) = π D 2 Tfk
4

Menghitung etat Luas = Luas (ha)/Rotasi (tahun)

Menghitung Etat volume = Etat Luas x volum

Praktikum 4. Pengenalan Vegetasi

Tujuan Praktikum

1. Mengidentifikasi vegetasi kawasan yang meliputi habitat (iklim, tanah dan air)
2. Memperhatikan Kerapatan
3. Mengetahui diversitas atau keanekaragaman flora dan fauna

Alat dan Bahan :

1. Buku dan alat tulis


2. Meteran
3. Pisau

Cara Kerja :

1. Memperhatikan fauna yang dijumpai, lengkapi nama, ciri dan habitat


2. Mencatat kondisi vegetasi khususnya habitat tempat dimana fauna ditemukan
Pendekatan dengan menggunakan satu faktor meliputi:

1. Klasifikasi lokasi. Merupakan hubungan antara pertumbuhan pohon atau tegakan dan lokasi
2. Klasifikasi medan. Menfokuskan pada hubungan antara operasi medan dan kondisi untuk
pemanenan. Untuk kehutanan, klasifikasi ini terutama menyangkut keterjangkauan untuk
pembalakan, silvikultur dan konstruksi jalan.
3. Klasifikasi tanah. Sifat tanah menentukan klasifikasi hutan, klasifikasi ini kadang sangat
mendetail, ada klasifikasi yang menaruh perhatian semata-semata hanya pada pemadatan
tanah dan pengaruhnya terhadap pembalakan dan sifat-sifat pertumbuhan, sedangkan yang
lainnya pada nilai potensi tanah.

Pendekatan faktor ganda, meliputi:


1. Klasifikasi tanah-lahan hutan yang digunakan pada kawasan , sifat-sifat pembatas tanah dan
sebagai pilihan faktor-faktor lokasi lainnya (pembatas pengelolaan) dan menilai bonita tertentu.
Survei tanah merupakan tulang punggung sistem klasifikasi ini.
2. Evaluasi Penggunaan ganda oleh dinas Kehutanan Amerika Serikat. Di Amerika Serikat belum ada
sistem klasifikasi nasional untuk mengevaluasi lahan untuk kehutanan. Dalam sistem ini, lahan di
evaluasi untuk berbagai penggunaan, termasuk kehutanan menurut prinsip-prinsip penggunaan ganda
dan hasil yang lestari.
3. Sistem Klasifikasi Terpadu. Dalam sistem ini, sistem vegetasi dan sistem fisiografi diperhitungkan.
Sistem ini mengkombinasikan vegetasi dan medan dengan kondisi sementara dan memasukkan
penilaian produktivitas. Sistim ini merupakan sistem yang terbaik utk klasifikasi lokasi hutan.

Anda mungkin juga menyukai