Anda di halaman 1dari 15

https://journal.unismuh.ac.id/index.

php/kimap/index

PENGELOLAAN KAWASAN HUTAN LINDUNG DI UNIT


PELAKSANA TEKNIS KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN
MATA ALLO KABUPATEN ENREKANG

Hastuti1 , Mappamiring2, Abdi3

1. Ilmu Administrasi Negara, Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia


2. Ilmu Administrasi Negara, Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia
3. Ilmu Administrasi Negara, Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia

Abstract

This research is aimed to know how the management of protected forest in UPT of forest
management unit V Mata Allo Enrekang Regency. Kind of this research with 6 persons as the
subject includes the head of forest management unit V Mata Allo Enrekang Regency, the head
of planning and utilization of forest section, forest ranger, and the head of protection an
empowerment of society section. The data was collected through observation, interview, and
documentation, while the data analysis was collected through data reducation, presentation of
the data, anfd the conclusion. The research shows that the management unit V Mata Allo,
Enrekang Regency can be categorized as good. It is proved by the planning, organizing,
implementation, and supervision, but is it not good enough and it still needs to be improved. The
supporting factor in managing this protected forest areas is the principle of “sustainable forest,
society welfare”, and the nhibitor fastor is the limited of human recssources in managing the
forest.

Keywords: managing, protected forest areas

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengelolaan kawasan hutan lindung di UPT
Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) V Mata Allo Kabupaten Enrekang. Jenis penelitian ini
adalah kualitatif dengan jumlah informan sebanyak 6 orang termasuk kepala UPT Kesatuan
Pengelolaan Hutan (KPH) V Mata Allo Kabupaten Enrekang, Kepala Seksi Perencanaan dan
Pemanfaatan Hutan, Polisi Kehutanan, Kepala Seksi Perlindungan dan Pemberdayaan
Mayarakat dan Masyarakat setempat. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara
dan dokumentasi. Sedangkan analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan kawasan hutan
lindung di UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) V Mata Allo Kabupaten Enrekang bisa
dikatakan cukup baik. Hal ini bisa dilihat perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan namun belum sepenuhnya optimal dan perlu ditingkatkan. Faktor pendukung dalam
pengelolaan kawasan hutan lindung yaitu berprinsipkan hutan lestari masyarakat sejahtera dan
faktor penghambatnya yaitu Sumber daya manusia yang terbatas menjadi penghambat dalam
pengelolaan.

Kata Kunci: pengelolaan, kawasan hutan lindung


hastuti@gmail.com

Volume 2, Nomor 1, Februari 2021


https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

PENDAHULUAN kemungkinan pengembangan terpadu

Hutan adalah sumber daya hayati antara unit pengelolaan pada kawasan-

yang bisa diperbaharui. Namun bukan kawasan budidaya untuk ikut

berarti bahwa hutan dibiarkan begitu memelihara kawasan-kawasan hutan

saja tanpa adanya pengelolaan yang lindung.

efektif dan efesien. Sebaiknya hutan Seperti yang kita ketahui bahwa

harus dikelolah sebaik mungkin dan Indonesia salah atau negara yang

lebih memperhatikan segi aspek-aspek beriklim tropis dan tanah yang subur.

yang ada untuk menuju pada suatu Dengan kata lain untuk meningkatkan

pengelolaan hutan yang berkelanjutan. ekonomi, manusia mengolah,

Selain berfungsi ekonomi, hutan memanfaatkan dan membentuk

menempati fungsi yang sangat penting lingkungan sesuai dengan corak yang

dalam terciptanya keseimbangan iklim diinginkan atau yang diharapkan.

dan ekosistem. Dilain pihak, hutan juga Pengelolaan hutan lindung diatur

mempunyai manfaat ekonomi yang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6

sangat dibutuhkan oleh masyarakat Tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah

maupun pemerintah terutama dalam era Nomor 3 Tahun 2008. Adapun tujuan

otonomi daerah ini. dilakukannya pengelolaan kawasan

Dalam rangka mewujudkan hutan lindung adalah sebagai berikut:

berbagai upaya tersebut pemerintah Meningkatkan fungsi lindung

sebagai regulator perlu mendorong terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan,

usaha estra dengan memfasilitasi para satwa dan nilai sejarah serta budaya

pihak serta mengajak komponen daerah bangsa. Mempertahankan

baik private sector, lembaga swadaya keanekaragaman tumbuhan, satwa, tipe

masyarakat dan masyarakat untuk ekosistem dan keunikan alam.

secara kreatif mengembangkan bentuk- Pasal 3 ayat (1) Peraturan

bentuk kolaboratif pengelolaan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

kawasan-kawasan hutan lindung yang 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan

telah ditetapkan dalam perda tata Penyusunan Rencana Pengelolaan

ruang. Ini juga sekaligus merupakan Hutan serta Pemanfaatan Hutan

wujud implementasi perda tata ruang menyebutkan bahwa tata hutan dan

dalam mendorong serta lebih penyusunan rencana pengelolaan hutan

berpartisipatif. Perlu juga dipikirkan di seluruh kawasan hutan merupakan


kewenangan pemerintah dan pemerintah

Volume 2, Nomor 1, Februari 2021 172


https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

daerah. Tata hutan sebagaiman lebih dari 15%. e.) Kawasan hutan yang
dimaksud diatas dilaksanakan pada merupakan daerah resapan air.
setiap kesatuan pengelolaan hutan Menurut Siagian (dalam Herman,
disemua kawasan hutan serta pada areal 2015), pengertian dari pengelolaan
10 tertentu dalam kawasan hutan. adalah ketatalaksanaan atau merupakan
Pembentukan kesatuan pengelolaan bagian dari fungsi manajemen yang
hutan diatur dalam peraturan menteri dilaksanakan. Pengelolaan disini
kehutanan Nomor P.6/Menhut-II/2009 mengandung pengertian tentang adanya
tentang pembentukan wilayah kesatuan proses atau tahapan-tahapan kegiatan
pengelolaan hutan (Wulandari, 2011). yang sedang dilaksanakan dalam suatu
Hutan sebagai kawasan yan organisasi baik itu organisasi publik
dilindungi, pemerintah mengatur maupun organisasi pemerintahan untuk
kriteria penetapan suatu kawasan mencapai tujuan yang sudah ditentukan
sebagai kawasan lindung yakni melalui memakai orang lain baik yang berasal
Peraturan Pemerintah Republik dari dalam organisasi tersebut maupun
Indonesia nomor 44 Tahun 2004 dari luar organisasi keduanya
Tentang Perencanaan Kehutanan, mempunyai tujuan yang sama.
dimana kriteria penetapan hutan lindung Balderton (Adisasmita 2011),
yaitu dengan memenuhi persyaratannya istilah pengelolaan dengan manajemen
yaitu; a.) Kawasan hutan dengan faktor- adalah merupakan suatu menggerakkan,
faktor kelas lereng, jenis tanah dan mengoganisasikan, dan mengarahkan
intensitas hujan setelah masing-masing usaha manusia untuk memanfaatkan
dikalikan dengan angka penimbang secara efektif material dan fasilitas
mempunyai jumlah nilai (scor) 175 untuk mencapain suatu tujuan.
(seratus tujuh puluh Lima) atau lebih. Hamiseono (dalam Darmawati
b.) kawasan hutan yang mempunyai 2012) pengelolaan adalah subtansi dari
lerenglapangan 40% (empat puluh per kata mengelola. Dalam hal ini berarti
seratus) atau lebih. c.) Kawasan hutan mengelola merupakan suatu kegiatan
yang berada pada ketinggian 2000- yang diawali dengan menyusun data,
meter atau lebih di atas permukaan laut. merencanakan kegiatan yang akan
d.) Kawasan hutan yang dilaksanakan, mengorganisasikan,
mempunyaitanah sangat peka melaksanakan sanpai dengan
terhadaperosi dengan lereng lapangan pengawasan dan penilaian. Kiyasoki
(2000) pengelolaan adalah sebuah kata

Volume 2, Nomor 1, Februari 2021 173


https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

yang sangat begitu besar karena manajer/pimpinan dalam organisasi,


mencakup beberapa hal yaitu yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pengelolaan uang, waktu, orang, sumber pemimpin, dan pengawasan.
daya, dan terutama pengelolaan Siagian, (2010) pengelolaan
informasi. Pengelolaan merupakan merupakan tindakan dalam mencapai
upaya untuk mengurangi terjadinya tujuan organisasi dengan perencanaan,
kemungkinan resiko terhadap pengorganisasian, pelaksanaan dan
lingkungan hidup, mengingat bahan pengawasan agar tujuan organisasi
berbahaya dan beracun mempunyai tercapai terdapat target yang telah
potensi yang cukup besar untuk ditentukan. Adapun fungsi pengelolaan
menimbulkan efek negatif. menurut Siagian (2010) menyatakan
Selanjutnya Soekanto (dalam bahwa kegiatan atau fungsi pengelolaan
Adisasmita 2014) mengemukakan yaitu Perencanaan, pengorganisasian,
bahwa pengelolaan adalah suatu proses pelaksanaan dan pengawasan.
yang diawali dengan proses Ekawati (2010) menyatakan
perencanaan dalam organisasi, bahwa antara pengelolaan dan
pengaturan pengawasan pemerintah, manejemen tidak ada perbedaan
penggerak sampai pada tujuan yang dengan ditunjukkan dari hasil
akan dicapai. penelitiannya dimana beliau
Richard, (2002) manajemen menerjemahkan pengelolaan hutan
merupakan tercapainya tujuan dalam lindung dengan menggunakan istilah
organisasi yang efektif dan efesien manajemen, yaitu management of
dengan cara perencanaan protejted forest. Dalam aspek yang
pengorganisasian, kepemimpinan yang menyangkut pengelolaan hutan
baik dan dapat mengatur tata kelola berbasis masyarakat dapat ditemui
sumber daya organisasi agar tercapai pengelolaan hutan yang juga dirujuk
tujuan yang efektif dan efesien. dari istilah manajemen dalam
Handoko, (2000) mengemukakan pengelolaan hutan berbasis
bahwa bekerja sama dengan orang masyarakat (communyty based forest
dalam menetapkan atau menentukan, management=CBFM) (Rianse 2010).
menginterprestasikan, dan mencapai Untuk mengetahui arti
tujuan-tujuan organisasi dengan manejemen itu sendiri, dapat dilihat
pelaksanaan tujuan utama yang dari konsep yang diberikan oleh
kemudian ditampilkan oleh seorang Benowitz (2001) dimana manejemen

Volume 2, Nomor 1, Februari 2021 174


https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

adalah suatu proses pengelolaan dan controlling dalam kegiatan


mengkoordinasikan sumber daya pengelolaan kawasan hutan lindung
secara secara efektif dan efesien yang meliputi : (a) tata hutan serta
dalam upaya untuk mencapai tujuan penyusunan strategi dalam
organisasi. Menurut Benowez, fungsi pengelolaan hutan, (b) pemanfaatan
Manajemen menyangkut 5 prinsip hutan, c rehabilitas dan reklamasi
dasar yaitu plening, organizing, hutan, (d) perlindungan hutan serta
staffing, leading, controling. konservasi alam.
Menurut Betinger, dkk (2009), Hutan lindung yaitu kawasan
pengelolaan hutan melibatkan konsep hutan yang mempunyai fungsi
praktek kehutanan dan konsep bisnis pokoksebagai perlindungan sistem
(seperti analisis alternatif ekonomi) penyangga kehidupanuntuk mengatur
untuk mencapai tujuan sesuai tatanan air, mencegahbanjir,
kepentingan pemilik hutan. mengendalikan menjagakesuburan
Selanjutnya mereka mengatakan tanah (UU RI NO 41 tahun 1999).
bahwa pengelolaan menyaratkan Apabila hutan lindung diganggu, maka
suatu rencana serta penilaian aktivitas hutan tersebut akan kehilangan
pengelolaan hutan dalam rangka fungsinya sebagai pelindung,bahakan
mencapai tujuan. Kangas,etal (2008) erosi, mencegah ilustrasi, air laut dan
menyatakan bahwa perencanaan akan menimbulkan bencana alam
pengelolaan hutan merupakan suatu sepertibanjir, tanah longsor dan erosi
cara yang penting dalam kaitannya dan kemungkinan akan berakibat fatal
dengan mengambil keputusan yang dalam kawasan tersebut. Aset utama
berhubungan dengan kehutanan. dari hutan lindung ini yaitu pepohonan
Dengan melihat pengkajian yang berdiri sebagai penghalang untuk
mengenai istilah pengelolaan dan menurunkan gerakan massa seperti batu
manajemen, maka pada prinsipnya karang, erosi, longsoran tanah, aliran
istilah pengelolaan tidak ada puing, dan banjir. Efek perlindungan
perbedaan dengan istilah manajemen, dari hutan lindung ini hanya dapat
Oleh karena itu pengertian dipastikan jika tata kelola sistem
pengelolaan hutan lindung dapat silvikultur yang digunakan
disimpulkan segala aspek yang ketahanannya tidak memberikan
berhubungan dengan planing, dampak buruk yang signifikan terhadap
organizing, staffing, leading, dan lingkungan sekitar. Tulisan ini

Volume 2, Nomor 1, Februari 2021 175


https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

menyajikan ikhtisar tentang pengertian, tempat tinggal hidup flora dan fauna,
contoh, hukum dasar, peraturan, dan dan peran penyimpangan lingkungan
masalah-masalah hutan lindung yang serta mencegahtimbulnya pemanasan
terjadi di Indonesia (Dorren 2004). global. Sebagai fungsi penyediaan air
Hutan yaitu suatu wilayah yang bagi kehidupan hutan merupakan salah
mempunyai banyak tumbuhan- satu kawasan yang paling penting
tumbuhan yang lebat seperti pohon, karena hutan merupakan tempat
semak, jamur dan sebagainya serta tumbuhnya berjutata tanaman.
menempati daerah yang cukup luas. Posisi Indonesia yang berada di
Hutan juga merupakan suatu area yang garis katulistiwa, menjadikan Indonesia
luas dikuasai oleh banyak pohon sebagai kawasan tropis, artinya cuaca
termasuk didalamnya tumbuhan kecil mengirinya berimbang antara hujan dan
dan juga terdapat beraneka ragam kemarau. Hal ini berdampak pada jenis-
burung, serangga dan berbagai jenis jenis hutan di Indonesia. Hal ini
binatang yang menjadikan hutan dimungkinan karenadukungan
sebagai habitatnya. lingkungan dan kondisi tanah yang
Suatu kumpulan pepohonan sesuai bagi perkembangan aneka ragam
dianggap hutan jika mampu tanaman di Indonesia disebapkan oleh
menciptakan iklim dan kondisi dukungan lingkungan dan keadaan
lingkungan yang khas setempat, yang tanah sesuai pada perkembangan aneka
berbeda dari yang lain. Jika kita berada ragam tanaman di Indonesia.
dihutan tropis, rasanya masuk kedalam
METODE PENELITAN
ruangan sauna yang hangat dan lembap
yang berbeda dengan daerah peladangan Waktu dan lokasi penelitian ini
lainnya. dilakakukan selama kurang lebih 2
Hutan sebagai suatu ekosistem bulan dan objek penelitian di UPT
tidak hanya menyimpan sumber daya Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH)
alam seperti kayu, tetapi masih banyak Mata Allo Kabupaten Enrekang.
potensi non kayu yang dapat diambil Adapun alasan penulis memilih lokasi
manfaatnya masyarakat melalui tersebut karena potensi dan pengelolaan
budidaya pertanian pada lahan hutan. pembangunan yang telah dicapai selama
Sebagai fungsi ekosistem, hutan sangat ini telah memposisikan hutan lindung
penting dari berbagai hal seperti sebagai aset penting yang dapat
penyedia sumbr air, penghasil oksigen, memberikan manfaat secara langsung

Volume 2, Nomor 1, Februari 2021 176


https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

maupun tidak langsung kepada dan data sekunder yang diperoleh dari
masyarakat Kabupaten Enrekang. Selain sumber yang sudah ada, melalui proses
itu, peneliti juga ingin mengetahui studi kepustakaan, referensi-referensi,
tentang pengelolaan kawasan hutan dokumen yang diperoleh dari lokasi
lindung di UPT Kesatuan Pengelolaan tempat penelitian. sedangkan untuk
Hutan (KPH) Mata Allo di Kabupaten pengapsahan data digunakan tiga
Enrekang. triangulasi yaitu triangulasi sumber,
Jenis penelitian ini adalah triangulasi teknik dan triangulasi waktu.
kualitatif dan tipe penelitia ini adalah
HASIL PEMBAHASAN
penelitian deskriptif yang tidak
dimanksudkan untuk menguji hipotesa Kesatuan Pengelolaan Hutan
tertentu melainkan untuk menentukan (KPH) Unit V Mata Allo merupakan
gambaran mengenai pengelolaan salah satu dari 16 Kesatuan Pengelolaan
kawasan hutan lindung. Hutan (KPH) di Provinsi Sulawesi
Adapun yang menjadi informan Selatan yang ditetapkan berdasarkan
penelitian ini adalah kepala UPT Surat Keputusan Lingkungan Hidup dan
Kesatuan Pengelolaan Hutan, Polisis Kehutanan Republik Indonesia No.
Kehutanan, Kepala seksi perencanaan SK.665/MENLHK/SETJEN/PLA.0/11/
dan pemanfaatan hutan dan Kepala 2017 tanggal 28 November 2017, dan
seksi Perlindungan hutan dan peraturan Gubernur Sulawesi Selatan
pemberdayaan masyarakat. Dalam Nomor 45 Tahun 2018, dengan luas
pengumpulan data digunakan teknik wilayah berkisar ± 76.906,5 Ha,
observasi, wawancara serta kawasan hutan Provinsi terbatas (HPT)
dokumnetasi dengan para informan seluas ± 7.866,5 Ha tersebar di 12
untuk memperoleh data dengan kecamatan dan 129 Desa /kelurahan.
menggunakan daftar yang berhubungan Pemerintah dapat membentuk
dengan permasalahan yang durumuskan organisasi/lembaga yang didalamnya
sebelumnya. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH)
Sumber data yang digunakan untuk menangani isu permasalah dalam
dalam penelitian ini ialah data primer kawasan hutan. Sejalan dengan itu, pada
yang diperoleh atau dikumpulkan secara pasal Undang-Undang No. 41 Tahun
langsung atau diperoleh langsung dari 1999 tentang kehutanan menegaskan
sumber aslinya, melalui proses bahwa pembentukan wilayah
wawancara, observasi dan dokumnetasi pengelolaan hutan dilaksanakan untuk

Volume 2, Nomor 1, Februari 2021 177


https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

tingkat unit pengelolaan. yang Kabupaten Enrekang terbagi lagi dalam


dimaksud dengan unit pengelolaan satuan wilayah yang lebih kecil yaitu
adalah kesatuan pengelolaan terkecil terdiri dari 129 wilayah desa/kelurahan.
sesuai dengan fungsi pokok dan Penelitian ini membahas tentang
peruntukannya yang dapat dikelola pengelolaan kawasan hutan lindung di
secara efesien dan lestari. Secara UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan
geografis, Wilayah kesatuan (KPH) Mata Allo Kabupaten Enrekang.
Pengelolaan Hutan (KPH) Mata Allo Dalam penelitian ini peneliti
Unit V terletak antara 300140’36’’- menggunakan indikator-indikator yang
30050’00’’ Lintang selatan dan antara telah dikemukakan oleh Siagian, (2010)
119040’53’’- 120006’33’’ Bujur Timur, pengelolaan merupakan tindakan dalam
sedangkan ketinggiannya bervariasi mencapai tujuan organisasi dengan
antara 47 meter dan wilayah kelolah perencanaan, pengorganisasian,
kesatuan Pengelolaan Kawasan Hutan pelaksanaan dan pengawasan agar
Lindung (KPHL) Unit V Mata Allo tujuan organisasi tercapai terdapat target
terbagi menjadi 12 kecamatan dan yang telah ditentukan. Adapun fungsi
secara keseluruhan terbagi lagi dalam pengelolaan yaitu Perencanaan,
satuan wilayah yg lebih kecil yaitu pengorganisasian, pelaksanaan dan
terdiri dari 129 wilayah Desa/kelurahan. pengawasan. Berikut merupakan
Berdasarkan wilayah administrasi unsure-unsur yang menjadi inti yaitu:
pemerintahan, Kesatuan Pengelolaan
Perencanaan
Hutan Lindung (KPHL) Unit V Mata
Allo terletak di Kabupaten Enrekang, Perencanaan adalah Hal yang
dengan luas wilayah 79.906,5 Ha, paling esensi dalam setiap pelaksanaan
terdiri dari Hutan Lindung (HL) 69.040 kegiatan dalam organisasi ialah
Ha, dan Hutan Produksi Terbatas (HPT) bagaimana organisasi tersebut mampu
7.866,5 Ha. Luas wilayah kelolah merencanakan setiap program yang
kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung akan dilakukan untuk mencapai
(KPHL) Unit V Mata Allo disajikan tujuannya sebagai bagian yang tidak
pada tabel 2.1 pai 3.329 meter di atas terpisahkan dalam fungsi manajemen,
permukaan laut. Luas Wilayah tentulah perencanaan memegang
Kabupaten Enrekang adalah 1.786,01 peranan penting untuk berjalannya suatu
km atau sebesar 2,83 persen dari luas organisasi. Perencanaan merupakan
provinsi Sulawesi Selatan. Wilayah proses terpenting dari semua fungsi

Volume 2, Nomor 1, Februari 2021 178


https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

manajemen tanpa perencanaan fungsi- 2019) Pelaksanaan merupakan tindakan


fungsi pengorganisasian, pengarahan yang sumber daya dapat bergerak untuk
dan pengontrolan tidak dapat berjalan. melakukan aktivitas dalam mencapai
Perencanaan merupakan tahap paling tujuan rganisasi. Pelaksanaan selalu
penting dari suatu fungsi pengelolaan menghendaki kemampuan untuk
terutama dalam menghadapi lingkungan menggerakkan tenaga dan memberikan
eksternal yang berubah dinamis. Dalam bimbingan kepada sumber daya
era globalisasi ini, perencanaan harus manusia agar setiap aktivitasnya kepada
mengandalkan prosedur yang rasional sasaran yang hendak dicapai.
dan sistematis dan bukan hanya Dan tentunya pelaksanaan sangat
paintuisi dan dugaan. Hal ini juga penting dan merupakan bagian
berlaku bagi organisasi yang mengelola terpenting, bisa kita bayangkan kita
kawasan hutan. merencanakan dan mengorganisasikan
Berdasarkan hasil wawancara tapi tidak ada implementasi.
yang dilakukan peneliti dengan SL Pelaksanaan khususnya berhubungan
selaku Kepala Seksi Perencanaan dan dengan orang-orang. Hasil wawancara
Pemanfaatan Hutan di UPT Kesatuan dengan informan salah seorang
Pengelolaan Hutan (KPH) V Mata Allo responden (AK Tanggal 1 September
Kabupaten Enrekang Menyatakan 2019) menyatakan bahwa:
bahwa : “Pertama kami lakukan adalah Cara pengarahan yang kami
rencana pengelolaan hutan jangka lakukan adalah memberikan tugas
panjang yang jangkanya 10 tahun pokok dan tanggung jawab anggota
kemudian itu ada juga rencana organisasi dalam mencapai tujuan
pengelolaan jangka pendek yang hanya organisasi. Setiap angota organisasi
berkisar 1 tahunan dan itu RPHJP bekerja sesuai dengan tugas dan
kemudian dijabarkan ke RPHJPD yang tanggung jawab masing-masing dengan
kemudian akan dikelolah pertahunnya demikian otomatis akan mampu
jadi itu RPHJP hanya dibuat satu kali melaksanakan fungsi pengawasan dan
dalam 10 tahun jadi itu yang dijadikan penilaian program-program yang sudah
pedoman dasar kemudian kalau itu direncanakan sebelumnya”. (Hasil
RPHJPD itu setiap tahunnya akan wawancara dengan AK, 1 September
berubah-berubah sesuai dengan apa 2019.
yang kita lakukan setiap tahunnya”.
(Wawancara dengan SL, 08 Agustus

Volume 2, Nomor 1, Februari 2021 179


https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

Terdapat pula pendapat yang dan saya sebagai perencanaan


sama dari MR selaku kepala UPT melaksanakan tugas kita”. ( Wawancara
kesatuan pengelolaan hutan (KPH) V dengan SL, 08 Agustus 2019).
Mata Allo Kabupate nEnrekang
Pengorganisasian
mengatakan bahwa Terkadang untuk
mendapatkan hasil yang diharapakan Fungsi pengorganisasian adalah
dalam organisasi agar terwujudnya suatu kegiatan pengaturan pada sumber
pencapaian maka tak lain dan tak bukan daya manusia dan sumber daya fisik
adalah pembagian kerja sesuai dengan lainnya yang dimiliki suatu organisasi
bidang masing-masing dan dalam untuk menjalankan rencana yang telah
pelaksanaan penggerakkan organisasi ditetapkan serta menaggapai tujuan
pengelolaan kawasan hutang lindung bersama. Kami mengidentifikasi
melibatkan semua anggota di UPT pekerjaan apa yang harus dilakukan
Kesatuan pengelolaan Hutan agar oleh organisasi dan siapa yang
pelaksanaan berjalan sesuai dengan bertanggung jawab dalam pekerjaan
perencanaan”. (Hasil wawancara MR, tersebut meskipun kita ketahui bahwa
25 Agustus 2019) untuk mendapatkan pembagian kerja berdasarkan bidang
informasi lebih, maka peneliti kembali masing-masing akan tetapi karena
melakukan wawancara dengan kepala personil disini sangat terbatas makanya
seksi perencanaan dan pemanfaatan sistem kerjanya adalah sistem kerja tim,
hutan mengatakan bahwa: “Pembagian sehingga dengan ini memudahkan
kerja sudah ditentukan sesuai dengan dalam pengelolaan dan mengetahui
topsi masing-masing akan tetapi kita seperti apa kebutuhan dan manfaat dari
kerjanya masi kerja tim karena tenaga pengelolaan”. (Hasil wawancara dengan
kerja disini masi terbatas, misalnya ada MR, 25 Agustus 2019).
teman yang kerja sebagai penyuluhan,
Pengawasan
sebagai pengamanan dan disitulah kami
sama-sama turun kelapangan. Dibilang Pengawasan yaitu salah satu
mau ambil tanggung jawab itu tidak fungsi manajemen yang berupa
hanya saja kita sama-sama turun mengadakan penilaian, bila perlu
kelapangan dengan tugas masing- mengadakan koreksi sehingga apa yang
masing misalnya polisi kehutanan dilakukan bawahan dapat diarahkan
mengerjakan tugasnya, yang penyuluh kejalan yang benar dengan maksud
kehutanan juga mengerjakan tugasnya tercapainya yang sudah digariskan

Volume 2, Nomor 1, Februari 2021 180


https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

semula. Dalam melaksanakan kegiatan sesuai yang kami harapkan dan


control, atasan mengadakan masyarakat juga sejahtera.
pemeriksaan, mencocokkan, serta Faktor pendukung dan faktor
mengusahan agar kegiatan-kegiatan penghambat Setiap pengelolaan
yang dilaksanakan sesuai dengan tentunya tidak akan berjalan sesuai
rencana yang telah ditetapkan serta dengan perencanaan sebelunya ketika
tujuan yang dicapai. Pengawasan sudah ada dilapangan bisa saja berubah
merupakan usaha agar pencapaian bahkan dengan adanya masalah yang
tujuan organisasi dapat rencana yang tiba-tiba terjadi mengakibatkan
telah ditargetkan. Dalam pelaksanaan pengelolaan terhambat. Begitupun
pengawasan secara operasional harus dengan pengelolaan di UPT Kesatuan
mengukur yang hendak dicapai, melalui pengelolaan hutan (KPH) V Mata Allo
pelaksanaan kerja secara operasional, Kabupaten Enrekang yang diman
mengadakan tindakan perbaikan serta pastinya memiliki berbagai faktor
penyesuaian yang dipandang ada pendukung dan penghambat.
penyimpangan. Faktor pendukung dan faktor
Berdasarkan hasil wawancara penghambat tidak akan pernah lepas
yang dilakukan peneliti dengan MR dalam satu kegiatan yang telah
selaku kepala di UPT Kesatuan dikerjakan baik dalam hal pengelolaan
pengelolaan hutan (KPH) V Mata Allo ataupu manajemen karena dimana
Kabupaten Enrekang yang mengatakan faktor penghambat maksudnya adalah
bahwa: bisa membuat bisa berjalan, pekerjaan
Sejauh ini pengawasan yang kami bisa tidak lancar dan sebagainya
lakukan berupa memonitoring samapai sedangkan faktor pendukung
sejauh mana kegiatan itu berjalan merupakan sesuatu yang bisa
apakah sesuai dengan rencana menunjang, membantu jalannya
sebelumnya atau tidak, kemudian pekerjaan.
apabila terdapat kendala dalam Seperti halnya dalam pengelolaan
pelaksanaan maka kami merapatkan kawasan hutan lindung di UPT
dan memecahkan masalah dalam Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) V
pengelolaan memberikan masukan Mata Allo Kabupaten Enrekang dimana
sehinggan dengan pengawasan ini setiap dalam penglolaan terdapat berbagai
kegiatan dapat terevaluasi dengan baik faktor-faktor yang akan membuat
pengelolaan tersebut berjalan sesuai

Volume 2, Nomor 1, Februari 2021 181


https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

dengan perencanaan dan terkadang juga satu tahun sebelum pengadaan adalah
ada faktor yang menghambat jalannya bukti nyata bahwa sebelum melakkan
program kerja. Sesuai dengan hasil pengadaan perlu melakukan
peneliti yang telah digambarkan pada perencanaan sebaik mungkin.
bagian sebelumnya, makan peneliti Penyusunan RPHJPD tidak seta merta
akan membahas data-data yang ditentukan akan tetapi melakukan
diperoleh, dikaitkan dengan kajian evaluasi terlebih dahulu seperti apa
keputusan atau reverensi dalam yang dibutuhkan dan melakukan
penelitian ini. Berikut dipaparkan lebih peninjauan terlebih dahulu demi
jelas dari hasil penelitian yang diperoleh menunjang pekerjaan pegawai. Hal ini
oleh peneliti. Pengelolaan pada kantor tersebut sesuai yang dikatakan oleh
UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan Alder (Siagian 2010) bahwa
(KPH) V Mata Allo Kabupaten perencanaan adalah suatu proses yang
Enrekang masi tergolong belim optimal mentukan apa yang akan dicapai di
meskipun terdapat beberapa alasan- masa yang akan dating serta
alasan mengenai hal tersebut. Keempat menetapkan tahapan-tahapan untuk
fungsi pengelolaan kawasan hutan mencapainya.
lindung yang menjadi fokus kajian Pengelolaan hutan lindung diatur
penelitian pada kantor UPT Kesatuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6
Pengelolaan Hutan (KPH) V Mata Allo Tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah
Kabupaten Enrekang mulai dari Nomor 3 Tahun 2008. Adapun tujuan
perencanaan, pengorganisasian, dilakukannya pengelolaan kawasan
pelaksanaan, pengawasan dan faktor hutan lindung adalah sebagai berikut: a)
pendukung dan faktor penghambat. Meningkatkan fungsi lindung terhadap
Perencanaan pengelolaan kawasan tanah, air, iklim, tumbuhan, satwa dan
hutan lindung di UPT Kesatuan nilai sejarah serta budaya bangsa. b)
Pengelolaan Hutan (KPH) V Mata Allo Mempertahankan keanekaragaman
Kabupaten Enrekang dimulai dengan tumbuhan, satwa, tipe ekosistem dan
rencana awal yaitu menyusunan RHPJP keunikan alam.
(Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pasal 3 ayat (1) Peraturan
Panjang) yang dibuat satu kali dalam 10 Pemerintah Republik Indonesia Nomor
tahun kemudian ada juga RPHJPD 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan
(Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Penyusunan Rencana Pengelolaan
Pendek), RPHJPD dibuat atau disusun Hutan serta Pemanfaatan Hutan

Volume 2, Nomor 1, Februari 2021 182


https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

menyebutkan bahwa tata hutan dan Pengawasan di UPT Kesatuan


penyusunan rencana pengelolaan hutan Pengelolaan Hutan (KPH) V Mata Allo
di seluruh kawasan hutan merupakan Kabupaten Enrekang dilakukan oleh
kewenangan pemerintah dan pemerintah LSM, BPDAS, Mahasiswa jadi banyak
daerah. Tata hutan sebagaiman yang melakukan pengawan dalam
dimaksud diatas dilaksanakan pada menyangkut kegiatan. Demi kelancaran
setiap kesatuan pengelolaan hutan pengelolaan kawasan hutan lindung dan
disemua kawasan hutan serta pada areal memastikan bahwa semua aktivitas
10 tertentu dalam kawasan hutan. yang terlaksana telah sesuai dengan apa
Pembentukan kesatuan pengelolaan yang direncanakan. Hal yang ini
hutan diatur dalam peraturan menteri dikatakan oleh (Siagian 2010) bahwa
kehutanan Nomor P.6/Menhut-II/2009 pengawasan sebagai medertiminasi apa
tentang pembentukan wilayah kesatuan yang telah dilaksanakan, maksudnya
pengelolaan hutan (Wulandari, 2011). mengevaluasi prestasi kerja dan apabila
dengan peran, tugas dan tanggung perlu, menetapkan tindakan-tindakan
jawabnya. Hal yang penting korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai
diperlihatkan dalam pelaksanaan ini dengan yang direncanakan.
yaitu seorang pegawai akan termotivasi
KESIMPULAN
mengerjakan sesuatu jika merasa yakin
akan mampu mengerjakan. Pengelolaan Dari hasil observasi, wawancara
kawasan hutan lindung dari aspek peneliti, dan pembahsan yang penulis
pelaksanaan di UPT Kesatuan telah lakukan dengan judul
Pengelolaan Hutan (KPH) V Mata Allo “Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung
Kabupaten Enrekang yaitu diliat dari di UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan
pelaksanaan sudah ada hasil tapi belu (KPH) V Mata Allo Kabupaten
optimal dikarenakan UPT Kesatuan Enrekang” maka dapat ditarik
Pengelolaan Hutan (KPH) V Mata Allo kesimpulan berdasarkan pengelolaan
Kabupaten Enrekang masi baru berjalan kawasan hutan lindung yang menjadi
sekitar 1 tahun, RPHJPD tahun 2018 faktor penelitian yang meliputi 1)
baru selesai artinya sekarang itu hanya Perencanaan, Perencanaan pada kantor
melakukan pembinaan dan masi UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan
memiliki dana yang sangat minim (KPH) V Mata Allo Kabupaten
sehingga terkendala dalam pelaksanaan. Enrekang sudah dikategorikan baik,
karena perencanaan terlebih dahulu

Volume 2, Nomor 1, Februari 2021 183


https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

dibuatkan Rencana Pengelolaan Hutan DAFTAR PUSTAKA


Jangka Panjang (RPHJP) yang mampu
Adisasmita, Raharjo. 2011. Manajemen
mempermudah dalam pengelolaa2) Pemerintah Daerah. Yogyakarta:
Penerbit Graha Ilmu.
Pengorganisasian, Pengorganisasian di
Adisasmita, Raharjo. 2014. Pengelolaan
kantor UPT Kesatuan Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran
Daerah, Yogyakarta: Graha ilmu.
Hutan (KPH) V Mata Allo Kabupaten
Betingers dkk. (2009). Forest
Enrekang sudah dikategorikan baik Management and Planning. USA
: Elsevier.
karena pegawai sudah melaksanakan
Darmawati. 2012. Pengelolaan objek
tugasnya sesuai dengan topsi masing- Wisata Danau Mawang di
Kelurahan RomangLompoa
masing meskipun masi kerja tim karena
Kecamatan BontoMarannu
personil yang masih terbatas 3) Kabupaten Gowa, jurnal ilmu
pemerintahan, Vol ll, No2.
Pelaksanaan, Pelaksanaan pada kantor
Tanggal 06 juni
UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan 20017.http://journal .unismuh.ac.
id/index. php/otoritassearc.
(KPH) V Mata Allo Kabupaten
Dorren. 2004. Integryty, stability and
Enrekang sudah dikategorikan baik management of protection forests
in the European Alps. journal of
karena program kerja yaitu penghijauan
Forest Ecology and Management
sudah terlaksana. 4) Pengawasan , 196 (2004) https://forecterac. com
hutan-lindung.
Pengawasan pada kantor UPT Kesatuan
Ekawati. (2010). Tata Hubungan Kerja
Pengelolaan Hutan (KPH) V Mata Allo Administrasi Kehutanan dalam
Pengelolaan Hutan Lindung di
Kabupaten Enrekang sudah
Era Otonomi Daerah. Jurnal
dikategorikan baik karena pengawasan Analisis Kebijakan Kehutanan
Vol 7 No. 3, Desember: 211-225.
pada pengelolaan kawasan hutan
Handoko T. 2000. Manajemen
lindung dilakukan oleh BPEDAS, LSM Personalidaan Sumber Daya
Manusia. Edisi ll Cetakan ke
dan juga mahasiswa dan bukan Cuma
Empat Belas.BPFE.Yogyakarta.
pegawai di UPT Kesatuan Pengelolaan Herman, K .2015. Komunikasi
Pemerintah Dalam Pengelolaan
Hutan (KPH) V Mata Allo Kabupaten
Tambang di Kabupaten Gowa,
Enrekang sudah dikategorikan yang Jurnal Ilmu Pemerintahan. Vol V,
No 2. Tanggal 09 juni
mengawasi.
2017.http://journal.unismuh.ac.
id/index. php/otoritassearc/.
Kiyasoki, 2000.Manjenen pelayanan
umun di Indonesia. Jakatra: Bumi
Aksara.
Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 6
Tahun 2007 tentang Tata Hutan
dan Penyusunan Rencana

Volume 2, Nomor 1, Februari 2021 184


https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kimap/index

Pengelolaan Hutan serta


Pemanfaatan Hutan.
Benowitz. 2001. chilfs Quick review
principles of management.
Published by hungry minds,
inc.new York.
Rianse. 2010. Agroforestry: Solusi
Sosial dan Ekonomi Pengelolaan
Sumber Daya Hutan. Bandung:
Alfabeta.
Richard. 2002. Manajemen Edisi
Kelima Jilid Satu. Jakarta :
Erlannga.
Sondang P. Sagian. 2010. Manajemen
Sumber Daya Manusia, Bumi
Aksara: Jakarta.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian
Kualitatif, kuantitatif dan R &D.
Bandung: Alfabeta.
Undang-Undang Republik Indonesia
No. 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan kementrian kehutanan.

Volume 2, Nomor 1, Februari 2021 185

Anda mungkin juga menyukai