php/kimap/index
Abstract
This research is aimed to know how the management of protected forest in UPT of forest
management unit V Mata Allo Enrekang Regency. Kind of this research with 6 persons as the
subject includes the head of forest management unit V Mata Allo Enrekang Regency, the head
of planning and utilization of forest section, forest ranger, and the head of protection an
empowerment of society section. The data was collected through observation, interview, and
documentation, while the data analysis was collected through data reducation, presentation of
the data, anfd the conclusion. The research shows that the management unit V Mata Allo,
Enrekang Regency can be categorized as good. It is proved by the planning, organizing,
implementation, and supervision, but is it not good enough and it still needs to be improved. The
supporting factor in managing this protected forest areas is the principle of “sustainable forest,
society welfare”, and the nhibitor fastor is the limited of human recssources in managing the
forest.
Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengelolaan kawasan hutan lindung di UPT
Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) V Mata Allo Kabupaten Enrekang. Jenis penelitian ini
adalah kualitatif dengan jumlah informan sebanyak 6 orang termasuk kepala UPT Kesatuan
Pengelolaan Hutan (KPH) V Mata Allo Kabupaten Enrekang, Kepala Seksi Perencanaan dan
Pemanfaatan Hutan, Polisi Kehutanan, Kepala Seksi Perlindungan dan Pemberdayaan
Mayarakat dan Masyarakat setempat. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara
dan dokumentasi. Sedangkan analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan kawasan hutan
lindung di UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) V Mata Allo Kabupaten Enrekang bisa
dikatakan cukup baik. Hal ini bisa dilihat perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan namun belum sepenuhnya optimal dan perlu ditingkatkan. Faktor pendukung dalam
pengelolaan kawasan hutan lindung yaitu berprinsipkan hutan lestari masyarakat sejahtera dan
faktor penghambatnya yaitu Sumber daya manusia yang terbatas menjadi penghambat dalam
pengelolaan.
hastuti@gmail.com
Hutan adalah sumber daya hayati antara unit pengelolaan pada kawasan-
efektif dan efesien. Sebaiknya hutan Seperti yang kita ketahui bahwa
harus dikelolah sebaik mungkin dan Indonesia salah atau negara yang
lebih memperhatikan segi aspek-aspek beriklim tropis dan tanah yang subur.
yang ada untuk menuju pada suatu Dengan kata lain untuk meningkatkan
menempati fungsi yang sangat penting lingkungan sesuai dengan corak yang
dan ekosistem. Dilain pihak, hutan juga Pengelolaan hutan lindung diatur
maupun pemerintah terutama dalam era Nomor 3 Tahun 2008. Adapun tujuan
usaha estra dengan memfasilitasi para satwa dan nilai sejarah serta budaya
kawasan-kawasan hutan lindung yang 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan
wujud implementasi perda tata ruang menyebutkan bahwa tata hutan dan
daerah. Tata hutan sebagaiman lebih dari 15%. e.) Kawasan hutan yang
dimaksud diatas dilaksanakan pada merupakan daerah resapan air.
setiap kesatuan pengelolaan hutan Menurut Siagian (dalam Herman,
disemua kawasan hutan serta pada areal 2015), pengertian dari pengelolaan
10 tertentu dalam kawasan hutan. adalah ketatalaksanaan atau merupakan
Pembentukan kesatuan pengelolaan bagian dari fungsi manajemen yang
hutan diatur dalam peraturan menteri dilaksanakan. Pengelolaan disini
kehutanan Nomor P.6/Menhut-II/2009 mengandung pengertian tentang adanya
tentang pembentukan wilayah kesatuan proses atau tahapan-tahapan kegiatan
pengelolaan hutan (Wulandari, 2011). yang sedang dilaksanakan dalam suatu
Hutan sebagai kawasan yan organisasi baik itu organisasi publik
dilindungi, pemerintah mengatur maupun organisasi pemerintahan untuk
kriteria penetapan suatu kawasan mencapai tujuan yang sudah ditentukan
sebagai kawasan lindung yakni melalui memakai orang lain baik yang berasal
Peraturan Pemerintah Republik dari dalam organisasi tersebut maupun
Indonesia nomor 44 Tahun 2004 dari luar organisasi keduanya
Tentang Perencanaan Kehutanan, mempunyai tujuan yang sama.
dimana kriteria penetapan hutan lindung Balderton (Adisasmita 2011),
yaitu dengan memenuhi persyaratannya istilah pengelolaan dengan manajemen
yaitu; a.) Kawasan hutan dengan faktor- adalah merupakan suatu menggerakkan,
faktor kelas lereng, jenis tanah dan mengoganisasikan, dan mengarahkan
intensitas hujan setelah masing-masing usaha manusia untuk memanfaatkan
dikalikan dengan angka penimbang secara efektif material dan fasilitas
mempunyai jumlah nilai (scor) 175 untuk mencapain suatu tujuan.
(seratus tujuh puluh Lima) atau lebih. Hamiseono (dalam Darmawati
b.) kawasan hutan yang mempunyai 2012) pengelolaan adalah subtansi dari
lerenglapangan 40% (empat puluh per kata mengelola. Dalam hal ini berarti
seratus) atau lebih. c.) Kawasan hutan mengelola merupakan suatu kegiatan
yang berada pada ketinggian 2000- yang diawali dengan menyusun data,
meter atau lebih di atas permukaan laut. merencanakan kegiatan yang akan
d.) Kawasan hutan yang dilaksanakan, mengorganisasikan,
mempunyaitanah sangat peka melaksanakan sanpai dengan
terhadaperosi dengan lereng lapangan pengawasan dan penilaian. Kiyasoki
(2000) pengelolaan adalah sebuah kata
menyajikan ikhtisar tentang pengertian, tempat tinggal hidup flora dan fauna,
contoh, hukum dasar, peraturan, dan dan peran penyimpangan lingkungan
masalah-masalah hutan lindung yang serta mencegahtimbulnya pemanasan
terjadi di Indonesia (Dorren 2004). global. Sebagai fungsi penyediaan air
Hutan yaitu suatu wilayah yang bagi kehidupan hutan merupakan salah
mempunyai banyak tumbuhan- satu kawasan yang paling penting
tumbuhan yang lebat seperti pohon, karena hutan merupakan tempat
semak, jamur dan sebagainya serta tumbuhnya berjutata tanaman.
menempati daerah yang cukup luas. Posisi Indonesia yang berada di
Hutan juga merupakan suatu area yang garis katulistiwa, menjadikan Indonesia
luas dikuasai oleh banyak pohon sebagai kawasan tropis, artinya cuaca
termasuk didalamnya tumbuhan kecil mengirinya berimbang antara hujan dan
dan juga terdapat beraneka ragam kemarau. Hal ini berdampak pada jenis-
burung, serangga dan berbagai jenis jenis hutan di Indonesia. Hal ini
binatang yang menjadikan hutan dimungkinan karenadukungan
sebagai habitatnya. lingkungan dan kondisi tanah yang
Suatu kumpulan pepohonan sesuai bagi perkembangan aneka ragam
dianggap hutan jika mampu tanaman di Indonesia disebapkan oleh
menciptakan iklim dan kondisi dukungan lingkungan dan keadaan
lingkungan yang khas setempat, yang tanah sesuai pada perkembangan aneka
berbeda dari yang lain. Jika kita berada ragam tanaman di Indonesia.
dihutan tropis, rasanya masuk kedalam
METODE PENELITAN
ruangan sauna yang hangat dan lembap
yang berbeda dengan daerah peladangan Waktu dan lokasi penelitian ini
lainnya. dilakakukan selama kurang lebih 2
Hutan sebagai suatu ekosistem bulan dan objek penelitian di UPT
tidak hanya menyimpan sumber daya Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH)
alam seperti kayu, tetapi masih banyak Mata Allo Kabupaten Enrekang.
potensi non kayu yang dapat diambil Adapun alasan penulis memilih lokasi
manfaatnya masyarakat melalui tersebut karena potensi dan pengelolaan
budidaya pertanian pada lahan hutan. pembangunan yang telah dicapai selama
Sebagai fungsi ekosistem, hutan sangat ini telah memposisikan hutan lindung
penting dari berbagai hal seperti sebagai aset penting yang dapat
penyedia sumbr air, penghasil oksigen, memberikan manfaat secara langsung
maupun tidak langsung kepada dan data sekunder yang diperoleh dari
masyarakat Kabupaten Enrekang. Selain sumber yang sudah ada, melalui proses
itu, peneliti juga ingin mengetahui studi kepustakaan, referensi-referensi,
tentang pengelolaan kawasan hutan dokumen yang diperoleh dari lokasi
lindung di UPT Kesatuan Pengelolaan tempat penelitian. sedangkan untuk
Hutan (KPH) Mata Allo di Kabupaten pengapsahan data digunakan tiga
Enrekang. triangulasi yaitu triangulasi sumber,
Jenis penelitian ini adalah triangulasi teknik dan triangulasi waktu.
kualitatif dan tipe penelitia ini adalah
HASIL PEMBAHASAN
penelitian deskriptif yang tidak
dimanksudkan untuk menguji hipotesa Kesatuan Pengelolaan Hutan
tertentu melainkan untuk menentukan (KPH) Unit V Mata Allo merupakan
gambaran mengenai pengelolaan salah satu dari 16 Kesatuan Pengelolaan
kawasan hutan lindung. Hutan (KPH) di Provinsi Sulawesi
Adapun yang menjadi informan Selatan yang ditetapkan berdasarkan
penelitian ini adalah kepala UPT Surat Keputusan Lingkungan Hidup dan
Kesatuan Pengelolaan Hutan, Polisis Kehutanan Republik Indonesia No.
Kehutanan, Kepala seksi perencanaan SK.665/MENLHK/SETJEN/PLA.0/11/
dan pemanfaatan hutan dan Kepala 2017 tanggal 28 November 2017, dan
seksi Perlindungan hutan dan peraturan Gubernur Sulawesi Selatan
pemberdayaan masyarakat. Dalam Nomor 45 Tahun 2018, dengan luas
pengumpulan data digunakan teknik wilayah berkisar ± 76.906,5 Ha,
observasi, wawancara serta kawasan hutan Provinsi terbatas (HPT)
dokumnetasi dengan para informan seluas ± 7.866,5 Ha tersebar di 12
untuk memperoleh data dengan kecamatan dan 129 Desa /kelurahan.
menggunakan daftar yang berhubungan Pemerintah dapat membentuk
dengan permasalahan yang durumuskan organisasi/lembaga yang didalamnya
sebelumnya. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH)
Sumber data yang digunakan untuk menangani isu permasalah dalam
dalam penelitian ini ialah data primer kawasan hutan. Sejalan dengan itu, pada
yang diperoleh atau dikumpulkan secara pasal Undang-Undang No. 41 Tahun
langsung atau diperoleh langsung dari 1999 tentang kehutanan menegaskan
sumber aslinya, melalui proses bahwa pembentukan wilayah
wawancara, observasi dan dokumnetasi pengelolaan hutan dilaksanakan untuk
dengan perencanaan dan terkadang juga satu tahun sebelum pengadaan adalah
ada faktor yang menghambat jalannya bukti nyata bahwa sebelum melakkan
program kerja. Sesuai dengan hasil pengadaan perlu melakukan
peneliti yang telah digambarkan pada perencanaan sebaik mungkin.
bagian sebelumnya, makan peneliti Penyusunan RPHJPD tidak seta merta
akan membahas data-data yang ditentukan akan tetapi melakukan
diperoleh, dikaitkan dengan kajian evaluasi terlebih dahulu seperti apa
keputusan atau reverensi dalam yang dibutuhkan dan melakukan
penelitian ini. Berikut dipaparkan lebih peninjauan terlebih dahulu demi
jelas dari hasil penelitian yang diperoleh menunjang pekerjaan pegawai. Hal ini
oleh peneliti. Pengelolaan pada kantor tersebut sesuai yang dikatakan oleh
UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan Alder (Siagian 2010) bahwa
(KPH) V Mata Allo Kabupaten perencanaan adalah suatu proses yang
Enrekang masi tergolong belim optimal mentukan apa yang akan dicapai di
meskipun terdapat beberapa alasan- masa yang akan dating serta
alasan mengenai hal tersebut. Keempat menetapkan tahapan-tahapan untuk
fungsi pengelolaan kawasan hutan mencapainya.
lindung yang menjadi fokus kajian Pengelolaan hutan lindung diatur
penelitian pada kantor UPT Kesatuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6
Pengelolaan Hutan (KPH) V Mata Allo Tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah
Kabupaten Enrekang mulai dari Nomor 3 Tahun 2008. Adapun tujuan
perencanaan, pengorganisasian, dilakukannya pengelolaan kawasan
pelaksanaan, pengawasan dan faktor hutan lindung adalah sebagai berikut: a)
pendukung dan faktor penghambat. Meningkatkan fungsi lindung terhadap
Perencanaan pengelolaan kawasan tanah, air, iklim, tumbuhan, satwa dan
hutan lindung di UPT Kesatuan nilai sejarah serta budaya bangsa. b)
Pengelolaan Hutan (KPH) V Mata Allo Mempertahankan keanekaragaman
Kabupaten Enrekang dimulai dengan tumbuhan, satwa, tipe ekosistem dan
rencana awal yaitu menyusunan RHPJP keunikan alam.
(Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pasal 3 ayat (1) Peraturan
Panjang) yang dibuat satu kali dalam 10 Pemerintah Republik Indonesia Nomor
tahun kemudian ada juga RPHJPD 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan
(Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Penyusunan Rencana Pengelolaan
Pendek), RPHJPD dibuat atau disusun Hutan serta Pemanfaatan Hutan