I. PENDAHULUAN
memiliki tujuan pengelolaan ekonomi, sosial dan ekologi yang jelas yang
ditetapkan melalui rencana pengelolaan jangka panjang, rencana kerja tahunan
dan rencana usaha yang terkait erat dengan fungsi hutan utama (misalnya hutan
produksi, hutan lindung). Tugas operasional dan administrasi ditentukan oleh
tujuan pengelolaan jangka panjang dan oleh pengelola hutan (perusahaan
komersial, masyarakat, perusahaan hutan negara) yang beroperasi di wilayah
tersebut. Dengan demikian perlu dipertimbangkan dalam cara pengelolaan perlu
direncanakan secara baik dan matang. Dalam hal ini perlu diketahui kegiatan yang
dilakukan dalam Kesatuan Pengelolaan Hutan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuannya adalah:
1. Mahasiswa dapat mengetahui atau memahami berbagai konsep dan strategi
dasar tentang manajemen KPH.
2. Mahasiswa dapat mengetahui atau memahami cara penyusunan rencana kerja
kelola kawasan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui atau memahami cara menginventarisasi serta
menilai potensi di kawasan kelola KPH.
4. Mahasiswa dapat mengetahui atau memahami pelaksanaan monitoring dan
evaluasi dalam melaksanakan rencana kerja.
3
KPH memiliki tujuan pengelolaan ekonomi, sosial dan ekologi yang jelas
yang ditetapkan melalui rencana pengelolaan jangka panjang, rencana kerja
tahunan dan rencana usaha yang terkait erat dengan fungsi hutan utama (misalnya
hutan produksi, hutan lindung). Tugas operasional dan administrasi ditentukan
oleh tujuan pengelolaan jangka panjang dan oleh pengelola hutan (perusahaan
komersial, masyarakat, perusahaan hutan negara) yang beroperasi di wilayah
tersebut. (Dephut. 2010)
Jenis-jenis dalam KPH umunya terdiri dari berbagai kawasan hutan yaitu :
1. KPH Lindung (KPHL) adalah KPH yang luas wilayahnya seluruh atau
sebagian besar terdiri dari kawasan hutan lindung.
2. KPH Produksi (KPHP) adalah KPH yang luas wilayahnya seluruh atau
sebagian besar terdiri dari kawasan hutan produksi.
3. KPH konservasi (KPHK) adalah KPH yang luas wilayahnya seluruhnya
atau didominasi oleh kawasan hutan konservasi
Apabila KPH terdiri atas lebih dari satu fungsi pokok hutan, maka
penetapan KPH didasarkan kepada fungsi pokok hutan yang luasannya dominan.
1. KPH Pusat. KPH Pusat berupa KPH yang luas wilayahnya seluruhnya
atau didominasi oleh kawasan hutan konservasi atau KPH yang wilayah
kerjanya lintas provinsi.
2. KPH Provinsi adalah KPHL dan KPHP yang wilayah kerjanya lintas
kabupaten/kota.
3. KPH Kabupaten/Kota adalah KPHL dan KPHP yang wilayah kerjanya
dalam satu wilayah kabupaten/kota.
KPHP Barito Hulu dan KPHP Kahayan Tengah adalah KPH yang memiliki
prosen jumlah SDM yang berlebih jika dibandingkan dengan luas wilayah KPH.
KPH yang memiliki jumlah SDM paling banyak adalah KPHP Kahayan Tengah
dengan jumlah SDM total sebanyak 114 orang sedangkan KPHP Barito Hulu
jumlah SDM nya sebanyak 29 orang. KPHP Kahayan Tengah sudah menempati
kantor akan tetapi status kantornya masih menyewa. Sedangkan untuk KPHP
Barito Hulu masih belum menempati kantor. Fasilitas yang terdapat pada KPHP
Kahayan Tengah dan KPHP Barito Hulu yaitu, KPHP Kahayan Tengah memiliki
1 buah boat, 4 unit mobil, 7 unit motor, 1 unit mobil damkar, 1 buah drone, laptop
1 buah, 2 buah GPS dan 2 buah mesin pompa air. Sedangkan KPHP Barito Hulu
tidak memiliki boat, memiliki 3 unit mobil, 10 unit motor, 2 unit laptop, 1 buah
drone, 4 buah GPS, 1 unit mobil damkar dan 3 buah mesin pompa air.
Potensi HHBK dan jasa di KPHP Kahayan Tengah yaitu rotan, anggrek,
tanaman obat-obatan, madu, jamur, getah damar, karamunting, kantong semar,
perdagangan karbon, jasa air, dan ekowisata. Sedangkan untuk KPHP Barito Hulu
potensi yang dimiliki yaitu rotan, tanaman anggrek, tanaman obat-obatan, bambu,
madu, jamur, gaharu, getah damar, perdagangan karbon, jasa air, ekowisata.
KPHP Kahayan Tengah merupakan salah satu KPH yang memiliki ijin
Perhutanan Sosial dalam wilayah KPH di Provinsi Kalimantan Tengah, sementara
untuk KPHP Barito Hulu masih belum ada. Terdapat 98 IPPKH di dalam wilayah
KPH di Provinsi Kalimantan Tengah dengan luas total 134.988,03 Ha. Ke-98
IPPKH tersebut tersebar di 13 KPH di Provinsi Kalimantan Tengah. Ke-13 KPH
tersebut adalah KPHL Gerbang Barito, KPHL Kapuas-Kahayan, KPHP Barito
Hilir, KPHP Barito Hulu, KPHP Barito Tengah, KPHP Kahayan Hulu, KPHP
Kahayan Tengah, KPHP Kapuas Hulu, KPHP Kapuas Tengah, KPHP Katingan
Hilir, KPHP Mentaya Hulu - Seruyan Tengah, KPHP Murung Raya dan KPHP
Sukamara-Lamandau. KPHP Barito Hulu dan KPHP Kahayan Tengah merupakan
IPPKH Tambang.
7
Tutupan lahan hutan sekunder KPHP Kahayan Tengah dan Barito Hulu
terus mengalami penurunan luas mulai tahun 2009, 2014, sampai 2017 sedangkan
KPH lannya mengalami dinamika perubahan luas.
1.
8
IV. MATERI
1. Apa yang dimaksud dengan KPH serta apa tugas dan fungsinya?
2. Jelaskan yang dimaksud pengukuhan kawasan hutan beserta tahapan-
tahapannya?
3. Pembagian wilayah KPH dalam blok dan petak merupakan salah satu
tahapan dalam proses tata hutan wilayah KPH. Jelaskan pengaturan
pembagian blok dalam wilayah KPH baik untuk Hutan Lindung dan
Hutan Produksi.
4. Sebutkan dan jelaskan kendala dan tantangan KPHP Kahayan Tengah
dalam Pengendalian Karhutla
5. Jelaskan strategi apa saja yang telah dilakukan oleh KPHP Kahayan
Tengah dalam pengendalian Karhutla ?
6. Apa saja permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam
pengembangan HHBK ?
7. Jelaskan upaya upaya yang telah dilakukan dalam pengembangan HHBK
di wilayah KPHP Kahayan Tengah?
Materi II :
4.3.2 Hasil
Materi I :
1. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) adalah unit terkecil pengelola kawasan
hutan di tingkat tapak. Adapun tugas dan fungsi dari KPH adalah :
18
a) Kepastian hukum mengenai status, fungsi, letak, batas, dan luas kawasan
hutan
b) Penyelesaian hak-hak pihak ketiga dalam KPH dilakukan dengan Penataan
Kawasan Hutan melalui : TORA, pengelolaan PS, perubahan peruntukan
dan fungsi kawasan hutan, dan penggunaan kawasan hutan
c) Penggunaan teknologi penginderaan jauh dengan memanfaatkan koordinat
geografis dan satelit dapat dilakukan.
Tahapan pengukuhan kawasan hutan yaitu
• Penunjukan kawasan hutan
• Penataan batas kawasan hutan
• Pemetaan kawasan hutan
• Penetrapan kawasan hutan
• Pengukuhan kawasan hutan
3. Pada pembagian blok dalam wilayah KPH Hutan Lindung :
a) Blok inti (Sebagai perlindungan tata air dan lainnya)
b) Blok pemanfaatan (untuk pemanfaatan terbatas sesuai ketentuan
pemanfaatan hutan pada kawasan HL
c) Blok khusus (untuk menampung kepentingan-kepentingan khusus yang ada
di wilayah KPH)
d) Blok perlindungan (Perlindungan tata air dan perlindungan lainnya)
Pada pembagian blok dalam wilayah KPH Hutan Produksi :
a) Blok pemanfaatan kawasan jasling, HHBK (Telah ada ijin atau akan
direncanakan untuk pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan dan HHBK
sesuai dengan potensi kawasan)
b) Blok pemanfataan HHK-HA (Telah ada ijin pemanfaatan HHK-HA dan
yang direncanakan untuk pemanfaatan HHK-HA)
c) Blok pemanfataan HHK-HT (Telah ada ijin pemanfaatan HHK-HT dan
yang direncanakan untuk pemanfaatan HHK-HT)
d) Blok pemberdayaan (Ada HD, HKm, HTR dan direncanakan untuk upaya
pemberdayaan masyarakat)
20
b) Implementasi peran KPH ditingkat tapak belum optimal, antara lain karena
SDM yang belum sepenuhnya kompeten serta perencanaan pengelolaan
yang kurang akurat.
c) Konsistensi peraturan dan sinergitas dalam pemanfaatan dan peningkatan
produksi HHBK antara pemerintah pusat, provinsi dan pelaku usaha belum
optimal.
d) Izin perhutanan sosial (HKm, HD, Hutan Adat) belum terfasilitasi pasca izin
dalam hal perencanaan pemanfaatan HHBK, Penatausahaan HHBK, dan
Pembayaran PNBP.
e) Pemanfaatan dan pemungutan HHBK masih mengandalkan dari hasil
tumbuh alami (belum menggunakan tanaman dengan bibit unggul) dan hasil
rehabilitasi.
f) Kepastian pasar yang mampu menampung hasil hutan bukan kayu dengan
harga yang menguntungkan.
7. Hasil hutan bukan kayu binaan UPT KPHP Kahayan Tengah yang diharapkan
dapat menjadi panggung bisnis baru untuk pertumbuhan ekonomi di Indonesia
yang berbasis masyarakat yang pemanfaatannya tetap mengedepankan
pengelolaan hutan secara bertanggung jawab.
Materi II :
1. perencanaan rencana anggaran dan biaya program perhutanan sosial kegiatan
pembuatan persemaian jenis kumis kucing yang dilakukan oleh masyarakat dan
mahasiswa sebagai pendamping adalah sebagai berikut :
NO KOMPONEN BIAYA VOLUME SATUAN HARGA JUMLAH
SATUAN BIAYA
1 2 3
pembuatan/pencapuran
media
Jumlah A + B RP.193.861.050
DAFTAR PUSTAKA