Oleh
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2024
I. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut
1. Mengetahui Pengertian dari Perencanaan Hutan
2. Mengetahui Komponen Kegiatan Dalam Perencanaan Hutan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
4.1 Hasil
Hasil yang diperoleh dari kegiatan praktikum ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 1.1 Komponen Kegiatan dalam Perencanaan Hutan di KPHP Unit XIV Way
Pisang
No Komponen Deskripsi
1 Inventarisasi Hutan KPHP Unit XIV Way Pisang memiliki
beberapa potensi seperti potensi penutupan
lahan, potensi tegakan, potensi hasil hutan
bukan kayu, keberadaan flora dan fauna, dan
potensi jasa lingkungan serta wisata alam.
2. Pengukuhan Hutan Sasaran lokasi adalah dilaksanakan di 3
wilayah kerja KPH yaitu Kawasan Hutan
Produksi Tetap Register 1 ditetapkan seluas
8.395 ha berdasarkan Keputusan Menteri
Kehutanan RI No SK.105/Menhut-II/2011
Tanggal 18 Maret 2011 dan luas Kawasan
Hutan Produksi Tetap Register 2 ditetapkan
seluas 1.272 ha berdasarkan SK.106/Menhut-
II/2011 Tanggal 18 Maret 2011 sedangkan
luas Kawasan Lindung Pantai Timur Way
Pisang yang berada di Register 1 baru sampai
pada tahap Pengukuran Pemancangan Batas
Definitif Kawasan Hutan seluas 507 ha,
sehingga total luas wilayah kerja KPHP Way
Pisang adalah 10.174 ha.
3. Penatagunaan Hutan Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan
telah merumuskan tujuan, kebijakan dan
strategi; rencana struktur ruang; rencana pola
ruang; penetapan kawasan strategis; arahan
pemanfaatan ruang; dan ketentuan
pengendalian pemanfaatan ruang yang
diundangkan melalui Peraturan Daerah
Kabupaten Lampung Selatan Nomor 15
Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang
Kawasan (RTRW) Kabupaten Lampung
Selatan Tahun 2011-2031. Kebijakan RTRW
ini juga mengatur kebijakan penataan ruang
untuk memfasilitasi penguatan fungsi
ekonomi dan sosial dari kawasan hutan
produksi termasuk wilayah KPHP Unit XIV
Way Pisang. Dengan ini, berarti rencana
pengembangan KPHP Unit XIV Way Pisang
telah sinergis dengan kebijakan pemerintah
pusat melalui pembentukan KPHP sebagai
unit pengelola hutan produksi di tingkat
tapak.
4. Pembagian Wilayah Luas wilayah kerja Kawasan Hutan Produksi
Hutan Tetap Register 1 ditetapkan seluas 8.395 ha
berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan
RI No SK.105/Menhut-II/2011 Tanggal 18
Maret 2011 dan luas Kawasan Hutan
Produksi Tetap Register 2 ditetapkan seluas
1.272 ha berdasarkan SK.106/Menhut-II/2011
Tanggal 18 Maret 2011 sedangkan luas
Kawasan Lindung Pantai Timur Way Pisang
yang berada di Register 1 baru sampai pada
tahap Pengukuran Pemancangan Batas
Definitif Kawasan Hutan seluas 507 ha,
sehingga total luas wilayah kerja KPHP Way
Pisang adalah 10.174 ha.
5. Penyusunan Rencana Rencana kegiatan strategis yang disusun
Kegiatan untuk mencapai tujuan pengelolaan hutan
jangka panjang KPHP Unit XIV Way Pisang
secara ringkas terdiri dari 15 kegiatan yang
akan dimulai pada tahun 2019 sampai dengan
2028, yaitu: (1) Inventarisasi berkala wilayah
kelola serta penataan hutannya, (2)
Pemanfaatan hutan pada Wilayah Tertentu,
(3) Pemberdayaan masyarakat, (4) Pembinaan
dan pemantauan pemanfaatan hutan dan
penggunaan kawasan hutan pada areal yang
berizin, (5) Rehabilitasi pada areal kerja di
luar izin, (6) Pembinaan dan pemantauan
rehabilitasi dan reklamasi di dalam areal yang
berizin, (7) Rencana penyelenggaraan
perlindungan hutan dan konservasi alam, (8)
Rencana penyelenggaraan koordinasi dan
sinkronisasi antar pemegang izin,(9)
Koordinasi dan sinergi dengan instansi dan
stakeholder terkait, (10) Penyediaan dan
peningkatan kapasitas SDM; (11) Penyediaan
pendanaan, (12) Pengembangan database,
(13) Rencana rasionalisasi wilayah kelola;
(14) Penyusunan rencana pengelolaan; dan
(15) Pengembangan investasi, dengan rincian
biaya per tahun berturut-turut adalah sebagai
berikut: Rp 2.660.000.000,00; Rp
4.925.000.000,00; Rp 5.715.000.000,00; Rp
Rp 3.770.000.000,00; Rp 3.910.000.000,00;
Rp 4.250.000.000,00; Rp 2.975.000.000,00;
Rp 3.350.000.000,00; Rp 3.715.000.000,00;
dan Rp 4.750.000.000,00 sehingga total biaya
selama 10 tahun diperkirakan sebesar Rp
40.020.000.000,00.
4.2 Pembahasan
Lemahnya kepastan hukum atas kawasan hutan dan konflik klaim lahan di
dalam kawaan hutan sebenarnya dapat diselesaikan melalu “proses pengukuhan
kawasan hutan, dimana dalam proses pengukuhan kawasan hutan yang terdiri
dari: (1) Penunjukan kawasan hutan, (2)Penatan batas kawasan hutan, (3)
Pemetaan kawasan hutan, dan (4) Penetapan kawasan hutan,”kepemilikan lahan
masyarakatyang berada di daam kawasan hutan dapat diseesaikan dengan upaya-
upaya yangyang ada ( Effendi et al. 2020 ). Sasaran lokasi adalah dilaksanakan di
3 wilayah kerja KPH yaitu Kawasan Hutan Produksi Tetap Register 1 ditetapkan
seluas 8.395 ha berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan RI No
SK.105/Menhut-II/2011 Tanggal 18 Maret 2011 dan luas Kawasan Hutan
Produksi Tetap Register 2 ditetapkan seluas 1.272 ha berdasarkan
SK.106/Menhut-II/2011 Tanggal 18 Maret 2011 sedangkan luas Kawasan
Lindung Pantai Timur Way Pisang yang berada di Register 1 baru sampai pada
tahap Pengukuran Pemancangan Batas Definitif Kawasan Hutan seluas 507 ha,
sehingga total luas wilayah kerja KPHP Way Pisang adalah 10.174 ha.
5.1 Simpulan
Kesimpulan yang di dapat dari praktikum ini adalah
5.2 Saran
Diharapkan partisipasi yang aktif dari peserta praktikum maupun asisten
dosen yang membimbing.
DAFTAR PUSTAKA
Gbedomon, R.C., Floquet, A., Mongbo, R., Salako, V.K., Fandohan, A.B.,
Assogbadjo, A.E., Kakaï, R.G. 2016. Socio-economic and Ecological
Outcomes of Community Based Forest Management: A Case Study
from Tobé-Kpobidon Forest in Benin, Western Africa. Forest Policy
and Economics, 65: 46-55.