Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 3

PENGANTAR ILMU KEHUTANAN

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA

OLEH :
NAMA : MUHAMMAD ALI AL FATTAH
NPM : 221110015401024

SAMARINDA, 12 APRIL 2023


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Allah SWT, yang selalu memberikan kelimpahan
nikmat dan kemudahan kepada setiap umatnya, sehingga makalah Rangkuman
Materi Pengantar Ilmu Kehutanan ini dapat diselesaikan.
Rangkuman Materi Pengantar Ilmu Kehutanan ini merupakan tugas yang
diberikan oleh pengajar mata kuliah Pengantar Ilmu Kehutanan pada Universitas
17 Agustus Samarinda, Fakultas Pertanian, Program Studi Kehutanan.
Penghargaan yang setinggi-tingginya disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu dalam memberikan informasi dan dukungan penuh
terhadap penyusunan makalah ini.
Semoga Rangkuman Materi Pengantar Ilmu Kehutanan ini dapat bermanfaat
bagi kita semua terutama bagi mahasiswa Program Studi Kehutanan pada
Universitas 17 Agustus Samarinda.

Penyusun,

Muhammad Ali Al Fattah

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB II ISI................................................................................................................1

1. Pengertian Manajemen Hutan....................................................................1

2. Tujuan dan Fungsi Manajemen Hutan.......................................................2

3. Aspek Teknis, Sosial Ekonomi, dan Lingkungan dalam Manajemen


Hutan .........................................................................................................3

4. Ruang Lingkup Perencanaan Kehutanan...................................................4

5. Perencanaan Hutan merujuk pada UU Nomor 41 Tahun 1999.................5

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................6

ii
BAB I
ISI

1. Pengertian Manajemen Hutan


Manajemen dapat diartikan sebagai seni, ilmu, dan proses untuk mencapai
tujuan yang telah dirumuskan melalui kegiatan dengan orang lain. Manajemen
Hutan, dalam pandangan luas, adalah integrasi faktor-faktor biologi, sosial,
ekonomi, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi keputusan pengelolaan
hutan. Setiap sesuatu mempengaruhi sesuatu yang lain dalam pengelolaan hutan,
oleh karena itu, seseorang harus mengetahui segala sesuatu untuk membuat
keputusan. Hal ini mungkin benar, tetapi hanya pada tingkatan tertentu.
Pandangan yang luas tersebut tidak diadopsi pada mata kuliah ini sebab
kebutuhan pengetahuan tersebut tidak mungkin dicapai dan karena keputusan
manajemen hutan tidak dibuat segera saat ini, tetapi melalui proses yang panjang.1

1
Supratman, Alam Syamsu, ‘Buku Pengantar Manajemen Hutan’, 2009.

1
2. Tujuan dan Fungsi Manajemen Hutan
 Tujuan Manajemen Hutan

Hutan dikelola untuk tujuan serbaguna, dengan tujuan akhir adalah untuk
mendapatkan nilai manfaat bersih total yang paling tinggi. Pengelolaan hutan
untuk tujuan produksi kayu, harus memperhatikan dan mendukung (compatible)
tujuan lain, seperti DAS, wildlife, rekreasi, dll. Pada beberapa kasus, penggunaan
kawasan hutan bertentangan (incompatible) dengan tujuan pengelolaan yang lain
seperti pengelolaan areal penggembalaan di dalam kawasan hutan terkadang tidak
compatible dengan pengelolaan hutan untuk tujuan produksi kayu. Hal ini
mengharuskan pengelola hutan membuat keputusan tentang prioritas penggunaan
lahan hutan. Manajemen hutan membutuhkan pengkajian dan aplikasi teknik-
teknik analisis untuk membantu memilih alternatif manajemen yang memberikan
kontribusi terbaik bagi pencapaian tujuan pengelolaan hutan.2
 Fungsi Manajemen Hutan

Pengelolaan hutan lestari harus mencakup beberapa fungsi yaitu fungsi teknis,
komersil, finansial, personial, fungsi administrasi, dan fungsi kepemimpinan.
Fungsi teknis dalam manajemen hutan diarahkan untuk mencapai tujuan teknis,
fungsi komersiil untuk mencapai tujuan ekonomi (berkaitan dengan pasar), fungsi
finansiil untuk mencapai tujuan finansial (berkaitan dengan biaya dan
pendapatan), fungsi personil berkaitan dengan kuantitas dan kualitas sumberdaya
manusia (SDM), fungsi administrasi merupakan fungsi penunjang, berkaitan
dengan pengembangan, dan fungsi kepemimpinan berkaitan dengan unsur-unsur
manajemen (POAC).3

3. Aspek Teknis, Sosial Ekonomi, dan Lingkungan dalam Manajemen


Kehutanan
 Aspek Teknis
2
Supratman, Alam Syamsu, ‘Buku Pengantar Manajemen Hutan’, 2009.
3
Supratman, Alam Syamsu, ‘Buku Pengantar Manajemen Hutan’, 2009.

2
Kegiatan manajemen hutan pada dasarnya berkaitan dengan pemanfaatan
hutan sebagai sumberdaya alam dan sebagai suatu ekosistem. Kegiatan
manajemen hutan akan dan harus berkaitan dengan kegiatan-kegiatan teknis yaitu,
penanaman, pemeliharaan, perlinduingan hutan, pemanenan hutan, pengolahan
hasil hutan (industri pengolahan hasil hutan, dan pemasaran hasil hutan. Untuk
dapat mewujudkan aspek-aspek tersebut di atas dalam pelaksanaan kegiatan
manajemen hutan secara operasional di lapangan diperlukan penguasaan
pengetahuan teknis kehutanan.4
 Aspek Sosial Ekonomi

Kegiatan manajemen hutan pada dasarnya adalah kegiatan pengusahaan


hutan. Oleh karena itu, aspek-aspek perusahaan yaitu aspek ekonomi dan aspek
keuangan sangat erat hubungannya dengan manajemen hutan. Untuk dapat
melaksanakan dan mewujudkan aspek teknis manajemen hutan, dibutuhkan
investasi (SDM, peralatan dan teknologi) dan analisis-analisis ekonomi dan
finansial. Hal ini terutama karena manajemen hutan berkaitan dengan dimensi
waktu yang panjang untuk dapat menghasilkan produk serta harus bertumpu pada
prinsip kelestarian sebagai prinsip dasar pengelolaan hutan. Untuk dapat
mewujudkan manajemen hutan lestari diperlukan adanya perencanaan yang
efisien dan rasional.5
 Aspek Lingkungan

Pengelolaan hutan disamping memanfaatkan hutan sebagai sumberdaya


alam, harus pula memperhatikan sisi lain dari hutan yaitu sebagai Ekosistem
(ekosistem hutan). Secara operasional, pengelolaan hutan akan memanfaatkan
ekosistem hutan. Ini berarti bahwa dalam manajemen hutan harus diperhatikan
pula pengaruh pemanfaatan tersebut terhadap komponen ekosistem hutan yang
terdiri dari “tanah-biologi hutan-iklim/lingkungan”. Pengelolaan hutan utamanya
hutan alam tropis lembab (tropical rain forest) yang kaya akan jenis penyusun

4
Suryaman, Alam Syamsu, ‘Buku Pengantar Manajemen Hutan’, 2009.
5
Suryaman, Alam Syamsu, ‘Buku Pengantar Manajemen Hutan’, 2009.

3
tegakannya, harus diperhatikan pula adanya “keanekaragaman hayati” didalamnya
dalam perspektif jangka panjang.6

4. Ruang Lingkup Perencanaan Kehutanan


Dalam P. 42 Menhut-II 2010 tentang Sistem Perencanaan Kehutanan,
Rencana Kehutanan dibagi menjadi 2 ranah:
 Rencana Kawasan Hutan
 Rencana Pembangunan Kehutanan

Rencana Kehutanan berdasarkan fungsi pokok kawasan Hutan terbagi


menjadi 3 wilayah, yaitu: Hutan Produksi, Hutan Konservasi, dan Hutan Lindung.
Sedangkan berdasarkan jangka waktu pelaksanaan dibagi menjadi 3 jangka, yaitu:
Jangka Panjang, Jangka Menengah, dan Jangka Pendek.
Rencana Kawasan Hutan disusun berdasarkan skala geografis, fungsi
pokok kawasan hutan, dan jangka perencanaan. Rencana Kawasan Hutan
berdasarkan skala geografis terbagi menjadi 4 Rencana, yaitu:
 Rencana Kehutanan Tingkat Nasional (RKTN)
 Rencana Kehutanan Tingkat Provinsi (RKTP)
 Rencana Kehutanan Tingkat Kabupaten/Kota (RKTK)
 Rencana Pengelolaan Hutan di tingkat Kesatuan Pengelolaan
Hutan (RKPH)

Rencana Pembangunan Kehutanan terbagi menjadi 8 Rencana, yaitu:


 Rencana Strategis Kementerian Kehutanan
 Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD)
Provinsi
 Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD)
Kabupaten/Kota
 Rencana Strategis Kesatuan Pengelolaan Hutan (Renstra KPH)
 Rencana Kerja Kementerian Kehutanan
6
Suryaman, Alam Syamsu, ‘Buku Pengantar Manajemen Hutan’, 2009.

4
 Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD)
Provinsi
 Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD)
Kabupaten/Kota
 Rencana Kerja Kesatuan Pengelolaan Hutan (Renja KPH)

Penyusunan Rencana Pembangunan Kehutanan mengacu pada


Rencana Kawasan Hutan.7
5. Perencanaan Hutan merujuk pada UU Nomor 41 Tahun 1999
Perencanaan kehutanan dimaksudkan untuk memberikan pedoman dan
arah yang menjamin tercapainya tujuan penyelenggaraan kehutanan.
Penyelenggaraan kehutanan bertujuan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat yang berkeadilan dan berkelanjutan dengan:
 menjamin keberadaan hutan dengan luasan yang cukup dan sebaran yang
proporsional
 mengoptimalkan aneka fungsi hutan yang meliputi fungsi konservasi,
fungsi lindung, dan fungsi produksi untuk mencapai manfaat lingkungan,
sosial, budaya, dan ekonomi, yang seimbang dan lestari.
 meningkatkan daya dukung daerah aliran sungai.
 meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan kapasitas dan
keberdayaan masyarakat secara partisipatif, berkeadilan, dan berwawasan
lingkungan sehingga mampu menciptakan ketahanan sosial dan ekonomi
serta ketahanan terhadap akibat perubahan eksternal.
 menjamin distribusi manfaat yang berkeadilan dan berkelanjutan.8

7
Permenhut Republik Indonesia No. 42, ‘Sistem Perencanaan Kehutanan’, 2010
8
‘Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan’

5
DAFTAR PUSTAKA
(Suryaman dan Alam 2009; Nurbaya 2010; Ketentuan Umum, Kesatu, dan Pasal
1999)

Anda mungkin juga menyukai