OLEH :
MANSUETUS HANCU
182381243
i
RINGKASAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan
bimbingannya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja lapang
(PKL) yang dilaksankan di UPT KPH Wilayah Kabupaten Manggarai Timur.
Penulis menyadari bahwa kegiatan PKL ini dan penyusun laporan dapat
diselesaikan dengan baik karena adanya dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 . LatarBelakang
Praktek Kerja Lapang ini bertujuan untuk mempelajari tiga (3) yaitu
Bidang Manajemen Hutan, Bidang Silvikultur, dan Bidang Teknologi Hasil
Hutan. Bidang Manajemen Hutan meliputi: perencanaan hutan/inventarisasi,
perhutanan sosial, pemungutan hasil hutan kayu dan pemungutan hasil hutan
bukan kayu (Asam). Bidang silvikultur meliputi: persemaian, perbenihan, dan
1
penyulaman, sedangkan Bidang Teknologi Hasil Hutan meliputi: perlebahan
dan persuteraan alam.
1.3 Manfaat
2
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI
2.1.Sejarah
3
Review RTRW Provinsi dengan luas usulan 1.581.539,47 Ha atau sekitar
33,40% terhadap luas daratan NTT (Pemerintah Provinsi NTT, 2013)
4
KH Pota 17.557,0390 17.557,0390
KH Puntu II 4.428,8626 9.785,8798 14.214,7424
KH Riwu 903,6610 903,6610
KH Sawasange 6.262,1679 6.262,1679
KH Waerana 313,4476 313,4476
KH 40,4856 40,4856
Wuewolomere
Grand Total 32.763,7171 15.570,7224 - - 48.334,4395
C. Potensi Wilayah UPT KPH Wilayah Manggarai Timur
5
kesadaraan untuk membudidayakan tanaman hutan masyarakat di lahan milik
pribadi. Beberapa jenis tanaman yang banyak dibudidayakan masyarakat
antara lain adalah jati (Tectona grandis), Mahoni (Switenia macrophylla), Jati
putih (Gmelina arborea), sengon (Paraserianthes falcataria), jabon
(Anthocephalus cadamba), dan cengkeh namun sampai saat ini Dinas
Kehutanan Kabupaten Manggarai Timur maupun institusi lain dari UPT
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan belum pernah melakukan
inventarisasi untuk mengetahui sebaran jenis dan potensi hutan rakyat yang
ada diwilayah Kabupaten Manggarai Timur.
6
Sampai saat ini belum pernah dilakukan inventarisasi fauna yang
terdapat pada kawasan hutan UPT KPH Wilayah Kabupayen Manggarai
Timur. Namun berdasarkan wawancara dengan masyarakat, flora yang
ditemukan adalah dominana dari jenis anggrek. Sementara jenis fauna yang
ditemukan di Kawasan Hutan UPT KPH Unit III Manggarai Timur antara lain
Rusa Rugu (Biawak), beberapa jenis burung, kera dan babi hutan.
5.Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam
Jasa lingkungan yang dihasilkan oleh Hutan antara lain sebagai
penyerap karbon, Penyediaan Oksigen, dan sebagai daerah tangkapan ai r.
Terkait dengan jasa lingkungan berupa air tanah, menurut Dokumen RPJMD
Manggarai Timur (Bappeda 2014) debit air bawah tanah yang terdapat di
Kabupaten Manggarai Timur yaitu :
1. Debit mata air sangat beragam setempat mencapai 10 liter/detik
yang meliputi seluruh wilayah Kecamatan Borong, Kecamatan Kota
Komba (Kecuali Desa Kota Komba dan Bambo bagian barat) dan
Elar bagian Timur
2. Akuifer dengan produksi sedang meliputi wilayah utara untuk
kecamatan elar (kecuali Pota dan Nanga Rema), Kecamatan Lamba
Leda bagian Timur.
3. Akuifer dengan produksi kecil setempat berarti meliputi Kacamatan
Lamba Leda bagian barat Poco Ranaka dan Sambi Rampas bagian
selatan
7
menarik potensi peluang dibidang wisata Alam di Kabupaten Manggarai
Timur.
1.Tingkat Kemiskinan
Salah satu indikator sosial ekonomi yang dapat digunakan untuk
mengukur tingkat kesejahteraan penduduk adalah perkembangan penduduk
miskin. Tinggi rendahnya tingkat kemiskinan didaerah tergantung dua faktor.
Pertama tigkat pendapatan daerah rata-rata dan kedua lebar sempitnya
kesenjangan dalam distribusi pendapatan yang diperoleh dari jumlah penduduk
miskin serta garis kemiskinan. Kabupaten Manggarai Timur berada pada
tingkat 19 dibandngkan dengan provinsi Nusa tenggara Timur (NTT)
8
2.Pendidikan
Angka melek Huruf adalah proporsi penduduk berusia 15 Tahun keatas
yang dapat membaca dan menulis dalam huruf latin atau yang lainnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Manggarai Timur Angka Melek Huruf
(AHM) di Kabupaten Manggarai Timur selama periode 2017-2019, peringkat
AHM pada tahun 2017 berada pada posisi 95,5% dan pada tagun 2019 berada
pada posisi 95,7%.
3.Mata Pencaharian
9
Tabel.5. Luas Tanam, dan produksi Tanaman Perkebuanan Tahun 2019
KEPALA
6 RESORT
10
BAB III
METODE PELAKSANAAN
11
3 September 2021 Menentukan koordinat secara Desa Rana
manual pada setiap klaster dan Kolong
masing-masing PU
12
22-30 September 2021 Kegiatan Silvikultur (Pembuatan Persemaian
media tanam,pembersihan lokasi Golo Karot
persemaian,pemangkasan kerokot (Borong)
pada tanaman
cendana,perendaman
benih,penanaman benih)
Dalam kegiatan praktek kerja lapang alat dan bahan yang digunakan
yaitu sebagai berikut:
13
4. Roll meter 9. Skop untuk mencampur
5. Pita meter media
6. Klinometer sederhana untuk 10. Gerobak untuk mengangkat
mengukur tinggi pohon media
7. Kertas kalkir 11. Ember
8. Handphone(kamera sebagai 12. Gembor
alat dokumentasi) 13. Polybag
14. Laptop
3.2.2.Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktek kerja lapang antara lain:
1. Peta kawasan hutan sebagai bahan untuk menentukan lokasi peraktek
dan sebagai bahan inti dalam melakukan perencanaan hutan
2. Tally sheet sebagai tabel berisikanbagian yang akan diambil datanya
3. Quisioner sebagai bahan yan ditanyakan kepada narasumber mengenai
informasi yang hendak yang diperoleh
4. Media dalam persemaian(tanah,pasir dan sekam padi)
5. Aplikasi Locus Gis dan Arcmap10.3 untuk pembuatan pet
3.3.Metode Pengumpulan Data
3.3.1.Jenis Data
a.Data Primer
Menurut Suharsimi Arikunto (2013)pengertian data primer adalah data
yang dikumpulkan melalui pihak yang pertama,biasanya melalui
wawancara,jejak dan lain lain.Dari pengertian diatas dapat disimpilkan bahwa
sumber data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data
dari pihak pertama kepada pengumpulan data yang biasanya melalui
wawancara.
b.Data Skunder
14
memahami melalui media lainyang bersumber dari literature,buku buku serta
dokumen.
3.3.3.Analisis Vegetasi
Analisis vegetasi dilakukan pada semua tingkatan pertumbuhan
tegakan denganmenggunakan rumus-rumus berikut:
a. Kerapatan
Kerapatan (K) menunjukan jumlah individu dalam suatu petak ukur
.Kerapatan tiap species dibedakan berdasarkan tingkat pertumbuhan
semai,pancang,tiang,dan pohon.Rumus-rumus yang digunakan adalah:
b. Frekuensi
Frekuensi (F) menunjukan jumlah penyebarantempat ditemukannya suatu
jenis dari semua petak ukur.Frekuensi setiap spesies dibedakan berdasarkan
tingkat pertumbuhan semai,pancang,tiang,dan pohon.Rumus-rumus yang
digunskan adalah:
c. Dominasi
Dominasi(D)digunakan untuk mengetahui spesies yang tumbuh
lebihbanyak mendominasi pada suatu tempat pertumbuhan.Perhitungan
15
dominasidilakukan pada tingkatpertumbuhan tiangdan pohon berdasarkan
rumus berikut:
1
V= X π x D2 x T x f
4
Keterangan:
F=Anka bentuk(0,7)
16
3. Ragam S2 =∑ 2−¿ ¿ ¿
v
4. Simpangan baku S = √ S2
17
6. Melakukan wawancara mengenai luasan lahan keseluruhan dan yang
sudah dikelolah.
Melakukan wawncara mengenai jenis tanaman yang ditanam, serta
pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari tiap jenis tanam yang
ditanam.
1. Melakukan wawancara mengenai masalah atau hambatan yang pernah
dialami.
2. Melakukan survey langsung ke lahan milik anggota kelompok tani
hutan.
3.4.2 Silvikultur.
a. Persemaian
1. Membuat perencanaan mengenai kegiatan persemaian.
2. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
3. Mempersiapkan areal persemaian dan membersihkan areal dari
sampah plastik, sisa polybag, dan semak.
4. Membuat perlakuan benih sengon dengan air panas dan dingin.
5. Mengisi media tanam ke polybag.
6. Melakukan penanaman benih sengon.
7. Membersihkan alat-alat persemaian yang digunakan.
8. Melakukan perawatan dengan menyiram 2 kali sehari.
9. Melakukan pemantauan dan menulis waktu perkecambahan benih.
BAB IV
18
4.1 Bidang Manajemen Hutan
4.1.1 Perencanaan Hutan (kegiatan inventarisasi)
Perencanaan hutan adalah upaya dalam bentuk rencana, dasar acuan
dan pegangan bagi pelaksanaan berbegai kegiatan dalam rangka mencapai
tujuan pengusahaan hutan ssyang bertolak dari kenyataan saat ini dan
memperhitungkan pengaruh masalah dan kendala yang memungkinkan terjadi
selama proses mencapai tujuan tersebut (Soeranggadjiwa,1991). Perencanaan
hutan tersebut dimaksudkan untuk memberikan landasan dan pengarahan yang
rasional bagi kegiatan-kegiatan dan pelaksanaan selanjutnaya. Oleh sebab itu
dalam pencapaian tujuan prinsip kelestarian, maka segala kegiatan dibidang
pengusahaan hutan harus dilaksanakan dengan prinsip kelestarian
(Rahmawaty.1997) Depertemen RI (1999).
Rncana pengelolaan hutan meliputi :Rencana pengelolaan hutan jangka
panjang 10 tahun ;dan rencana pengelolaan hutan jangka pendek 1 tahun
.Rencana kegiatan Kesatuan pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Kabupaten
Manggarai Timur terdiri atas: a).Inventarisasi berkala wilayah kelola dan
penataan hutan, b).Pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu,c).Pemberdayaan
masyarakat, d).Pembinaan dan pemantauan (controling)pada areal KPHP yang
telah ada ijin pemanfaatan maupun penggunaan kawasan hutan ,
e).Penyelenggaraan rehabilitas pada areal di luar ijin (wilayah tertentu),
f).Pembinaan dan pemantauan (controling) pelaksanaan rehabilitas dan
reklamasi pada areal yang suda hada ijin pemanfaatan dan penggunaan
kawasan hutan,g).Penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam,
h).Penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang ijin ,
i).Koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakholder terkait,
j).Pengembangan database, m).Rasioanalisasi Wilayah kelola , n).Review
rencana pengelolaan (minimal 5 tahun sekali) dan o.)Pengembangan investasi
4.1.2.Invevtarisasi Hatan
Menurut Simon (1996), Inventarisasi hutan merupakan suatu usaha
atau kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang kekayaan hutan,
19
menguraikan kuantitas dan kualitas pohon-pohon serta berbagai karakteristik
areal tanah tempat tumbuhnya.
Sebelum melakukan kegiatan inventarisasi langkah-langkah yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Tahap persiapan
1. Penentuan Lokasi
Lokasi yang akan di inventarisasi yaitu di kawasan hutan Bangka
Suka Desa Rana Kolong kecamatan kota komba
2. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan inventarisasi
yaitu tali raffia, pita meter, global positioning system (GPS),
kompas, laser distance meters, handpone, pulpen, dan buku
panduan.
3. Menentukan intensitas sampling
Intensitas sampling yasng digunakan adalah sebesar 25%
karena luasan kawasan yang diinventarisasi sangat kecil yaitu
23,64 Ha.
4. Menentukan metode
Metode yang digunakan pada kegiatan inventarisasi ini yaitu
menggunakan metode stratified systematig sampling with
porpusive start .
5. Menentukan jumlah klaster dan plot
Berdasarkan IS yang telah ditentukan yaitu 25% maka jumlah
klaster dan plot yang digunakan dalam kegiatan inventarisasi di
lokasi HKM Desa Rana Kolong adalah sebagai berikut:
- Luas Total Kawasan (HKM) =23,64 Ha
- Luas kawasan yang diinventarisasi =Luas Total Kawasan x
IS
=23, 64 Ha x 25%
= 5,91 Ha
-Ukuran Klaster = 6 Ha
20
-Jumlah klaster yang dibuat =
luaskawasan yang diinven
ukuran klaster
6 Ha
=
1 Ha
= 6 Klaster
Gambar
21
3. Pengukuran keliling pohon
Pengukuran keliling menggunakan pita meter untuk mengetahui
diameter pohon langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Mengukur keliling pohon setinggi dada pada ketinggian 130 cm dari
permukaan tanah.
2) Melilitkan pita meter pada batang pohon yang akan diukur kelilingnya.
3) Lilitan pita melingkar dan menempel pada batang pohon dengan posisi
horizontal/tegak lurus terhadap batang pohon.
4) Membaca keliling batang pohon pada skala yang rimpit dengan titik
nol.Dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar:
22
5.Pengelolaan Data
1.Volume rata-rata per Ha dan volume total
Kegiatan inventarisasi yang dilakukan di tegakan jati dilapangan ada dua
klaster yang dibuat dengan ukuran masing-masing klaster 0,1 ha dengan luas
kawasan 23,64 ha. Jarak klaster 1 ke klaster 2 tidak menggunakan jarak karena
pemilihan setiap klaster yang dilakukan tergantung kerapatan tegakan
dikawasan tersebut. Hasil perhitungan volume setiap klaster dapat dilihat pada
tabel 11.
No NO PU Jumlah Volume ¿ ¿)
Pohon Pohon/PU
Klaster
(xi) ( m 3 ) ( v 2)
1 1 12 24,25 588,06
2 8 22,74 517,11
3 15 100,64 10128,41
23
4 12 31,82 1012,51
5 11 20,99 440,58
2 1 12 37,5 1406,25
2 8 42,91 1841,27
3 8 44,48 1978,47
4 5 111,68 12472,42
5 11 71,58 5123,70
3 1 14 28,6 817,96
2 13 36,39 1324,23
3 11 22,57 509,40
4 11 50,2 2521,04
5 13 65,92 4345,45
4 1 9 65,02 4227,60
2 9 25,96 673,92
3 7 15,72 247,17
4 2 16,81 261,79
5 10 31,35 982,82
5 1 6 3,79 14,36
2 1 0,51 0,26
3 17 42,31 1790,14
4 2 0,66 0,44
5 10 32,83 1077,81
6 1 1 0,54 0,29
2 1 0,27 0,07
24
3 1 0,49 0,24
4 1 0,67 0,45
5 1 1,06 1,12
25
=V́ – e = ≤(v/pu)≤ V́ + e
=(31,65-9,67 ≤ ¿v/pu) ≤ 31,65 + 9,67) m3
=21,98m 3 ≤ (v/pu) ≤ 41,32 m3
4.1.2.Perhutanan Sosial
Hutan kemasyrakatan (HKM) adalah pemanfaatan utamanya
ditunjukan untuk memberdayakan masyarakat setempat. Pemberdayaan
masyarakat setempat adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan dan
kemandirian masyarakat setempat untuk mendapatkan manfaat sumber daya
hutan secara optimal dan adil pengembangan kapasitas dan pemberian akses
dalam rangka peningkatan masyarakat setempat. Masyarakat setempat adalah
kesatuan sosial yang terdiri dari warga Negara Republik Indonesia yang
tinggal di dalam atau di sekitar kawasan hutan yang memiliki komunitas sosial
dengan kesamaan mata pencaharian yang bergantung pada hutan dan
aktivitasnya dapat mempengaruhi terhadap ekosistem hutan
(Cahyaningsih,2006).
26
Desa Rana Kolong Kecamatan Kota Komba merupakan desa yang
berada di UPT KPH wilayah Manggrai Timur yang saat ini menerapkan
sistem pengelolaan hutan kemasyarakatan (HKM). Kawasan Bangka Suka
ditunjuk dan di tetapkan oleh pemerintah KPH manggrai Timur sebagai
perhutanan sosial. Penunjukan kawasan perhutanan sosial berawal dari kasus
penengkapan sekelompok masyarkat oleh petugas dari KPH manggarai timur
yang sedang melakukan penebagan pohon didalam kawasan hutan lindung
bangka suka. Pada tahun 2017 UPT KPH wilayah kabupaten Manggarai timur
mengusulkan kepada Dinas Kehutaan Provisi untuk memberikan ijin
pengelolaan hutan, dan setelah usulan itu diterima pada tahun 2019 Dinas
kehutanan memberikan ijin usaha pemanfaatan hutan kemasyrakatan kepada
satu gabungan kelompok tani yang berada di kawan hutan lindung Bangka
Suka dengan nama kelompok taninya” SUKA MAJU”. Adapun batas kontrak
yang diberikan oleh UPT KPH wilayah kabupaten Manggrai timur kepada
kelompok tani SUKA MAJU dengan ketentuaan waktu selama 35 tahun. Luas
untuk keseluruhan kawasan hutan yang diberikan ijin kelola oleh gabungan
kelolmpok tani dengan luasan 44 Ha.
Maka dari itu pemerintah menunjuk kawasan bangka suka sebagai
perhutanan sosial sesuai dengan surat keputusan Menteri Lingkungan Hidup
Dan Kehutanan Republik Indonesia No: SK.7600/MENLHK-
PSKL/PKPS/PSL.0/9/2019.
Kendala yang dihadapi masyarakat kelompok tani hutan suka maju :
27
Sebelum ditunjuk sebagai perhutanan sosial kawasan tersebut
merupakan padang rumput. Setelah adanya HKM sudah mulai adanya
perubahan seperti adanya tanamam kehutanan dan tanaman pertanian
( cengkeh, kemiri, coklat, lamtoro, mahoni, nangka, gmelina, jambu mete,
nanas, porang , jahe, dan tanaman pertanian lainya).
KETUA
ANGGOTA
SEKERTARIS BENDAHARA
28
2) Sekertaris kelompok tani bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
administrasi kegiatan non keuangan dengan rinciaan sebagai berikut:
mencatat segala keputusan penting dalam setiap rapat dan menindak
lanjuti hasil rapat.
3) Bendahara kelompok tani bertanggung jawab menangani seluruh
kegiatan administrasi keuangan kelompok dengan rincian sebagai
berikut: menerima pembayaran atas nama kelompok, melakukan
pembayaran atas persetujuaan ketua dan anggota kelompok dan
menyimpan arsip transaksi keuangan.
4) Anggaota kelompok tani memyampaikan usul saran kepada pengurus
baik dalam forum rapat maupun di luar forum rapat, memperoleh
pelayanan yang sama dan sesuai dengan bidang kegiatan yang
dilakukan dalam kelompok.
4.2.Bidang Silvikultur
4.2.1.Persemaian
Persemaian adalah suatu tempat yang digunakan untuk memproduksi
bibit satu atau beberapa jenis tanaman kehutanan yang siap ditanam untuk
priode tanaman kegiatan penanaman tertentu dengan jumlah dan kualitas yang
memadai. Dan juga persemaian merupakan tempat atau areal kegiatan
memproses benih atau bagian dari tanaman menjadi bibit untuk siap ditanam
ke lapangan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses
persemaian adalah sebagai berikut:
1) Menentukan Lokasi
Kegiatan persemaian dilakukan ditempat persemaian BRIFED yang
bekerjasama dengan dinas kehutanan UPT KPH Manggarai Timur
dan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KEMENLHK)
adalah persemaian yang dibuat menetap pada satu lokasi.
2) Persiapan Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu Skop,
ember, polybag, bokasi, tanah, pasir, handphone, dan alat tulis.
29
3) Pembersihan Areal Persemaian
Kegiatan pembersihan yang dilakukan yaitu membersih rumput di
sekitar tempat persemaian, mengeluarkan polybag yang bekas pakai
dari rak tempat penyimpanannya.
4) Pengisihan Polybag
Kegiatan yang dilakukan yaitu mengisih polybag dengan Tanah
dan sekam padi dengan perbandingan(3.1) dan menggunakan 90
ember tanah ,dan 30 ember sekam padi menghasilkan kurang lebih
1300 polybag kecil dan polybag besar sebanyak 6 ember tanah,2
ember pasir dan 2 ember kompos dengan perbandingan (3.1.1)
6) Penanaman Benih
Benih yang sudah di buat perlakuan kemudian di tanam pada polybag
yang sudah berisi tanah, pasir, dan kompos. Dengan kedalaman ± 1 cm,
selanjutnya benih yang sudah ditanam kemudian dilakukan perawatan
meliputi penyiraman.
30
7) Pengamatan
Hasil pengamatan benih sengon dalam waktu 3 hari setelah tanam
nampak terjadinya perubahan ukuran,tinggi anakan menjadi ± 5 cm dan
dalam satu minggu sudah mencapai ± 10 cm.
8) Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah kegiatan yang dilakukan setelah penanaman,
kegiatan pemeliharaan ini yaitu menyiram benih yang sudah ditanam,
penyiramannya dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore, dan
mengamati hama dan penyakit serta mencambut gulma atau rumput yang
tumbuh di polybag.
31
a.Industri Mebel
-Jati merah
-Jatih putih
-Mahoni
-Lemari
-Tempat tidur
-Kursi
-Pintu
KURSI
PINTU
Untuk membuat 1 pintu dikerjakan dalam waktu1 hari dengan harga per
pintunya rp 1.500.000
32
Untuk membuat 1 set tempat tidur dan lemari dikerjakan dalam waktu
2 minggu dengan harga per setnya mencapai Rp. 15.000.000.
Mesin serut/planer
Untuk meratakan permukaan kayu sehingga permukaan sama tinggi.
Mesin bor/driling machint
Wood pouther
Gergaji belah/pembuatan lidah
Gergaji potong
Mesin profil
Mesin cyrcle (pemotong kayu)
Mesin grindo tangan
Mesin amplas kayu Mesin jig jag
33
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktek kerja lapang (PKL) yang telah dilaksanakan di UPT
KPH Wilayah kbupaten Manggarai Timur, dapat disimpulkan bahwah
kegiatan yang dilaksankan berdasarkan bidang adalah sebagai berikut:
1. Bidang Manajemen Hutan
Mengetahui gambaran umumperusahaan(UPT KPH Manggarai
Timur),mempelajari perencanaan hutan di UPT KPH Manggarai
Timur, mempelajari bagaimana cara dan metode yang digunakan
dalam menginventarisasi hutan dikawasan hutan Bangka
Suka,mempelajaribagaimana cara menginven dikawasan hutan dan
cara mengolah data hasil inven, dan juga bagaiman cara mengukur di
lapangan kemudian hasil pengukuran tersebut diolah menjadi sebuah
peta yang dapat digunakan, dapat mempelajari tentang bagaimana
program perhutanan sosial (HKM)
2.Bidang Silvikultur
34
Mempelajari tentang bagaimana cara yang tepat dan benar untuk
teknik perbenihan Sengon untuk persemaiannya menanam.
3.Bidang Teknologi Hasil Hutan
Dalam bidang ini mahasiswa PKL mempelajari untuk mengetahui jenis
–jenis kayu dan cara olahan seperti papan dan balok masing- masing
dari jenis kayu tersebut.
5.2. Saran
Adapun saran dalam kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah
sebagai berikut:
1. Bidang manajemen hutan meliputi kegiatan inventarisasi hutan,
perhutanan sosial, pemungutan hasil hutan. Dari ketiga kegiatan ini
untuk inventarisasi disarankan sebelum melakukan inventarisasi harus
membuat perencanaan yang lebih baik dan alat untuk inventarisasi
harus lengkap lagi, untuk pemasaran hasil hutan harus dibuat nota
angkutan yang pada saat pemasaran ke luar kota dan untuk perhutanan
sosial agar kelompok tani hutan lebih partisipasi lagi dalam kegiatan
pengelolaan hutan.
2. Bidang silvikultur meliputi kegiatan persemaian dan penyulaman,
untuk kegiatan persemain disarankan agar pemeliharaannya lebih
bagus lagi supaya pertumbuhan benihnya bagus .
3. Bidang teknologi hasil hutan meliputi kegiatan mempelajari untuk
mengetahui jenis –jenis kayudan cara olahannya.
35
DAFTAR PUSTAKA
s
Anonim, 1999. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999
Tentang Kehutanan.
Cahyaningsih Nurka. 2006 Hutan Kemasyarakatan Lampung Barat.
Menteri Kehutanan Tahun 2012 penyelenggaraan
Pemungkas dan Huban, 2011. perlebahan. Universitas Hasanudin. Makasar.
Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 18 Tahun 2012 Penebangan
Pohon dan Peredaran Hasil Hutan Hak
Simon H. 1996. Tentang Inventarisasi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
36
Soeranggadjiwa,1991.dan Rahmawaty. 1997. Makalah Kehutanan.
Depertemen kehutananan. 1999.
Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitataif. Bandung: ALFABETA
Sukandarrumidi. 2006. Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk Peneliti
Pemula. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
37