Anda di halaman 1dari 5

REKLAMASI LAHAN PASCA ERUPSI MERAPI

Rajiman

A. Latar Belakang
Peristiwa letusan gunung merapi telah membawa dampak perubahan lahan
yang sangat signifikan, terutama terkait dengan perubahan tata guna lahan.
Letusan gunung Merapi membawa dampak terhadap lahan yang terkenan erupsi.
Letusan Merapi telah memberikan konsekuensi terhadap bahan material yang
berupa pasir dan abu vulkan.
Dampak timbunan material panas yang berupa batu dan pasir di atas
permukaan tanah di area aliran erupsi yang lantas menjadi banjir lahar dingin bila
terjadi hujan. Erupsi merapi telah mengubah topografi aliran sungai, rusaknya
sistem sumber daya khususnya air, rusaknya area produktif persawahan,
merupakan gejala yang relevan dengan persoalan dinamika ekosistem.
Kerusakan sumberdaya lahan yang terjadi akibat letusan Gunung Merapi
adalah erupsi abu dan pasir yang menutupi lahan pertanian dengan ketebalan abu
dan pasir yang bervariasi untuk setiap lokasi tergantung jarak dari pusat letusan
dan arah dan kecepatan angin. Kerusakan lahan mencakup 2 Propinsi yaitu
Jawa`Tengah dan Provinsi DI. Yogyakarta. Provinsi Jawa Tengah mencakup
Kabupaten Magelang, Boyolali, dan Klaten, sedangkan Provinsi DI. Yogyakarta
hanya kabupaten Sleman. Dampak yang langsung terhadap lahan adalah
penutupan lapisan olah bagianatas tanah oleh abu dan rusaknya tanaman yang
tumbuh diatasnya. Kerusakan tanaman tergantung dari jenis, dan umur tanaman.
seperti untuk tanaman sayuran lebih peka dibandingkan dengan anaman padi.
Mengenai sifat abu yang jatuh di daerah ini telah dilakukan analisis di laboratorium,
sementara di lapangan yang dapat diukur adalah pH. Lahan yang terkena tutupan
abu dan pasir yang tebal seperti untuk kabupaten Sleman dan sebagian Klaten
yang tebalnya > 10 perlu dilakukan perbaikan lahan.
Tanaman perkebunan yang rusak cukup parah adalah tanaman salak.
Tanaman salak pada umumnya roboh dan pucuk tanaman tertutup oleh abu

volkanik. Sebagian tanaman mulai dikurangi daunnya dengan cara dipangkas.


Tanaman sayuran yang menggunakan mulsa plastik, sebagian lubang tanam
tertutup oleh abu volkanik. Abu volkanik yang menutupi bersifat seperti semen dan
keras, sehingga kalau tidak segera diolah tanahnya pertumbuhan tanaman sayuran
akan terganggu.
Abu vulkanik Gunung Merapi yang diambil pada Juli 2008 mengandung Al,
Mg, Si dan Fe yang dianalisis dengan metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN)
berturut-turut berkisar antara 1,8-15,9 % Al, 0,1-2,4% Mg, 2,6-28,7% Si dan 1,49,3% Fe (Sudaryo dan Sutjipto, 2009). Menurut Zuarida (1999), abu vulkanik
Gunung Kelud Jawa Timur mengandung 45,9% SiO2 dan mineral yang dominan
adalah plagioklas intermedier. Abu vulkanik Gunung Kelud dapat meningkatkan pH
tanah, meningkatkan tinggi tanaman, berat kering tanaman dan akar jagung.
Semakin halus abu vulkan semakin efektif terhadap pertumbuhan tanaman jagung.
Abu G. Merapi saat ini umumnya bertekstur agak kasar sehingga dampak
kerusakan terhadap tanaman cukup besar

B. Kondisi Tanah
Erupsi merapi memilik pengaruh pada lahan yang disebabkan oleh
penambahan abu vulkan dan material pasir. Penambahan abu vulkan akan
memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan kesuburan tanah. Namun
penambahan bahan apsir akan memberikan dampak yang negative terhadap
perubahan kesuburan lahan.
Pada daerah yang menerima abu vulkan dapat menigkatkan kesuburan
tanah, karena abu vulkan memiliki kandungan hara yang relative tinggi.
Kandungan hara abu vulkan disajikan pada Tabel 1. Menurut Tabel 1 menunjukkan
bahwa abu vulkan hasil erupsi merapi tahun 2010 memiliki kandungan P yang
cukup tinggi, pH abu vulkan cenderung netral agakmasam. Abu vulkan
mengandung hara makro dan mikro yang relative baik.

Tabel 1. Sifat Kimia Abu Vulkan Hasil Erupsi Merapi

Sumber : Suriadikarta, 2011

Namun pada lahan yang terkena bahan pasir mengalami kendala dalam
pengelolaannya. Permasalahan yang terjadi pada tanah pasir adalah : memiliki
kendala tekstur pasiran dengan komposisi fraksi pasir sekitar97-99%. Sebagai
konsekuensi

tanah dengan tekstur pasir memiliki struktur tunggal/ tidak dan

konsistensi lepas. Tanah ini memiliki porositas yang tinggi, namun air tidak tersedia
dan kemantapan agregatnya rendah. Secara umum sifat tanah pasir hasil erupsi
merapai dapat disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Sifat Fisika tanah Hasil Erupsi Merapi

Sumber : Suriadikarta, 2011


C. Usaha Penanganan pasca erupsi
Usaha yang dapat dilakukan untuk mengelola lahan pasca erupsi merapi
antara lain :
1. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah di lahan

pasca erupsi merapi bertujuan

untuk

memecahkan lapisan keras, tanah menjadi gembur, meningkat pori tanah


(khususnya pori mikro) dan meningkatkan permeabilitas tanah.
2. Penambahan bahan organic
Penambahan bahan organic bertujuan untuk meningkatkan agregasi tanah,
karena bahan organic dapat berperanan sebagai bahan sementasi . Di samping itu
bahan organic akan mampu meningkatkan daya simpan air,sehingga mampu
menyediakan air dan hara. Bahan organic yang mempunyai humus yang tinggi
akan memingkatkan KTK tanah.

3. Konservasi secara mekanis dan Vegetatif


Pada lahan pasca erupsi merapi

diperlukan langka konservasi secara

vegetative. Konservasi vegetative bertujuan untuk membentuk iklim mikro dan


mengikat tanah melalui perakaran. Dalam aplikasi konservasi vegetative diperlukan
pemilihan tanaman

yang mampu beradaptasi pada lingkungannya. Beberapa

tanaman yang mampu beradaptasi cepat dilingkungan tanah berpasir antara lain
Rumput , Umbi-umbian ,Pisang , Bambu ,Empon-empon

(Idjudin et al, 2011).

Penerapan konservasi mekanis dapat dilakukan melalui teknologi Kontur , Parit ,


Rorak , Embung, Teras dan Penanaman Strip

Bacaan
Idjudin, Erfandi dan. Sutono. 2011. Teknologi Peningkatan Produktivitas Lahan
Endapan
Volkanik
Pasca
Erupsi
G.
Merapi.
www.ballitanah.litbang.deptan.go.id. diunduh 12 Desember 2012
Suriadikarta, D.A., Abdullah Abbas Id., Sutono, Dedi Erfandi, Edi Santoso, A.
Kasno.2011. Identifikasi Sifat Kimia Abu Volkan, Tanah Dan Air Di Lokasi
Dampak Letusan Gunung Merapi. www.ballitanah.litbang.deptan.go.id.
diunduh 12 Desember 2012

Anda mungkin juga menyukai