Anda di halaman 1dari 9

BUDIDAYA TANAMAN KAYU PUTIH

Untuk melaksanakan budidaya tanmanan kayu putih, meliputi beberapa tahapan


kegiatan yaitu:
1. Pembuatan Bibit Tanam (BST), yang bisa dilakukan dengan cara :
a. Persemaian Secara Generatif (Biji)
b. Persemaian Secara Vegetatif, meliputi :
b.1 Persemaian dengan stek pucuk
b.2 Persemaian dengan internodia
2. Penanaman
3. Pemanenan
4. Prosessing / Penyulingan

I. PERSEMAIAN

I.I PERSEMAIAN SECARA GENERATIF / BIJI


a. Perlakuan Biji / Benih
- Biji perlu dilakukan pengeringan dan pembersihan. Biji di jemur dilantai jemur
menggunakan baki benih dan dipisahkan menurut kelompok benih, penjemuran
dilakukan sampai sungkup buah mongering (kadar air biji 10-12%)
- Biji / benih disimpan di tempat kering dan sejuk. Lakukan seleksi benih

b. Persiapan Media Semai


b.1 Tempat Penaburan
- Bedeng tabur ukuran 500 cm x 100 cm yang dibuat dari papan kayu di atas tiang setinggi
± 70 cm untuk penaburan benih 5 gr
- Bak / bedeng tabur perlu di buatkan sungkup plastic dan dalam areal tempat bak tabur
perlu dibuatkan naungan dengan menggunakan para net / shading net

b.2 Persiapan Media Tabur


- Media tabur menggunakan pasir kasar, topsoil dan pupuk kandang/ kompos (yang sudah
masak dan diayak halus), dengan perbandingan (1:1:1) dicampur secara merata kemudian
diberi lapisan tipis pasir halus ± 1 mm
- Semua media disterilkan dengan cara disangrai selama 4 jam

b.3 Penaburan Benih


- Sebelum ditabur benih dicampur dengan pasir halus yang steril, agar benih tidak
menggumpal dan bisa tersebar merata
- Benih ditabur merata diatas bak tabur, kemudian ditutup dengan sedikit lapisan pasir
halus
- Untuk menjaga kelembaban, bak tabur perlu ditutup dengan sungkup
plastik transparan
- Penyiraman dlakukan dengan menggunakan sprayer halus pada pagi dan sore. Setelah
penyiraman selesai plastic harus ditutup kembali
- Setelah ± 7 hari dibedeng tabur benih akan mulai berkecambah
- Perlu dilakukan pembersihan gulma dan rumput liar agar tidak mengganggu
perkecambahan benih
- Setelah kecambah memiliki 2 pasang daun (± 45 hari) sudah bisa disapih secara selektif
dan pada umur 8 minggu sudah selesai disapih seluruhnya.

b.4 Penyapihan
b.4.1 Tempat Penyapihan
- Menyiapkan bedeng sapih dengan ukuran (5 m x 1 m) agar memudahkan dalam
perawatan. Diusahankan agar bedeng sapih dibuat dalam tanah.
- Pemasangan naungan cahaya (shading net) selama ± 1 bulan agar intensitas cahaya tidak
terlalu tinggi dan dibuka pada pagi hari agar bibit tumbuh dengan sehat.

b.4.2 Persiapan Media sapih


- Media sapih yang digunakan adalah top soil yang ditambahkan kompos 0.16 gr / polybag
ukuran 10x15 cm
- Setelah bibit berada dalam bak tabur selama ± 45 hari (sudah memiliki 2 – 4 pasang daun)
disapih secara selektif
- Penyapihan menggunakan alat solet untuk menghindarkan kerusakan saat penyapihan
- Dibuat lubang tanam pada media sapih di polybag sedalam akarnya agar akar tidak patah/
melipat
- Bibit ditanam perlahan kemudian ditutup dengan media serta dipadatkan dengan cara
ditekan perlahan. Media sapih harus dalam keadaan basah pada saat penyapihan.
- Setelah disapih dilakukan penyiraman halus (kabut) dengan menggunakan sprayer / nozel
halus

b.5 Pemeliharaan Bibit (Open Area)

Bibit kayu puith siap tanam pada umur 4 bulan setelah penyapihan. Agar menghasilkan
bibit yang berkualitas dalam jangka waktu tersebut dan untuk meminimalisir kematian
bibit perlu dilakukan pemeliharaan, meliputi :
a. Penyiraman
- Dilakukan 2 kali sehari pagi dan sore atau tergantung tingkat kebasahan media
b. Penegakan batang
c. Pemupukan
- Diaplikasikan saat bibit berumur 2 bulan dengan menggunakan pupuk NPK 15-15-15
dengan dosis 0,25 gr/polibag atau 4 butir / polibag dengan jarang 1,5 cm dikanan kiri
batang
d. Seleksi bibit
e. Penyiangan
f. Pemangkasan akar

I.2 PERSEMAIAN KAYU PUTIH SECARA VEGETATIF / STEK PUCUK

1.2.1 PERSIAPAN PEMBUATAN KEBUN PANGKAS


a. Pembersihan Lahan dan Pengolahan Tanah
- Lakukan pembersihan lahan dari sisa tanaman / kayu
- Tanah diratakan dengan cangkul atau garu
- Dilakukan pengemburan tanah sedalam 20 – 40 cm dengan bajak atau cangkul
- Pembuatan dan pemasangan acir dengan jarak 1.0 m x 1.0 m

b. Pembuatan Lubang Tanam


- Pembuatan lubang tanam dalam pembangunan kebun pangkas dapat dilakukan sepanjang
tahun baik musim hujan maupun kemarau
- Lubang tanam dibuat dengan ukuran panjang 40 cm x kedalaman 30 cm x penampang
bagian bawah / dasar lubang 30 cm

c. Pemasukan Pupuk kandang ke Dalam Lubang Tanam


- Pupuk kandang di masukkan dalam lubang tanam sebanyak 2 kg/ lubang tanam. Untuk
tanah dengan pH masam perlu ditambahkan dolomite sebanyak 200 gr/ lubang. Sebelum
pupuk kandang dimasukkan ke dalam lubang tanam dicampur dengan topsoil yang
diambil dari pembuatan lubang tanam.
- Aplikasi pemberian pupuk kandang dilakukan 1 minggu sebelum dilakukan penanaman.

d. Penanaman Indukan Kebun Pangkas


- Materi bibit untuk pohon indukan harus berasal dari bibit hasil pembiakan vegetative dari
klon yang baik dan terpilih
- Sebelum di tanam bibit harus ditata di tempat sementara sebelum dilakukan penanaman
dan dilakukan penyiraman.
- Bibit ditanam dengan hati hati, posisi tegak, tidak terlalu dalam atau terlalu dangkal
- Setelah bibit ditanam sekeliling batang bibit dibuat gundukan piringan
- Penanaman tiap klon harus terpisah dan diberi tanda

e. Pemeliharaan Kebun Pangkas


- Setalah selesai dilakukan penanaman dalam satu areal/ petak/ anak petak langsung
dilakukan pendangiransedalam ± 20 cm, yang dilakukan dengan membentuk jalur jalur
guludan searah dengan baris tanaman, sesuai arah yang ditentukan yaitu arah utara –
selatan
- Pemeliharaan meliputi pengairan, pembersihan gulma, pemupukan dan pemberantasan
gulma
- Lakukan Pemangkasan cabang dan daun sebanyak 3 x dengan interval 2 minggu atau sesuai
dengan pertumbuhan tanaman untuk memperbanyak tumbuhnya pucuk/ cabang

1.2.2 PELAKSANAAN PERSEMAIAN STEK PUCUK KAYU PUTIH

a. Persiapan Media
- Media yang digunakan adalah topsoil : kompos : pasir dengan perbandingan ( 3 : 1 : 1),
kompos bisa digantikan dengan pupuk kandang yang benar benar sudah matang untuk
menghindari kegagalan stek
- Sebelum dicampur media yang digunakan harus sudah diayak dengan ayakan pasir
ukuran 0,2 x 0,2 cm – 0,5 x 0,5 cm sedang ayakan topsoil dan kompos ukuran 1 x 1 cm
atau disterilkan. Media disterilkan dengan cara dijemur dibawah sinar matahari
- Media dimasukkan dalam plastik polibag ukuran p = 15 cm x l = 10 cm . tebal 0,005 cm
- Polibag ditata dalam bedeng semai berukuran 1 x 5 m

b. Pemanenan Pucuk
Pucuk bahan stek yang diambil dari kebun pangkas, harus memenuhi persyaratan
s.b.b :
- Tunas masih berumur 12 – 15 hari
- Batang masih lunak dan tidak berbulu
- Tinggi 5 – 7 cm
- Warna masih hijau
Pengambilan pucuk dilakukan pada pagi atau sore hari untuk menghindari
penguapan bahan stek yang menyebabkan layu/ kering. Pada saat pengambilan harus
menggunakan gunting pangkas yang tajam dan diusahakan dalam sekali iris bahan stek
sudah terpotong.

c. Penanaman Pucuk
Dalam kegiatan penanaman pucuk yang harus disiapakan adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan hormone perangsang akar atau hormone IBA / roton F yaitu sebanyak 0,02 gr
yang dilarutkan dalam 1 liter air (20 ppm) untuk 1.000 pucuk
2. Pemanenan menggunakan gunting pangkas yang tajam dan langsung di rendam dalam
rendaman IBA selama 5 – 10 menit.
3. Pucuk yang dipanen adalah yang berumur 10 – 12 hari dengan panjang maksimal 7 cm,
tunas masih berwarna hijau pucat, batang lentur agak putih kehijauam dan belum keluar
bulu
4. Media yang sudah tertata di bedeng induksi akar disiram sampai jenuh sehingga waktu
penanaman stek pucuk tidak luka
5. Penanaman pucuk, dalam hal ini pucuk bahan stek langsung di tanam ke polibag yang
sudah disiapkan
6. Penanaman sedalam 2 cm dan pucuk harus lurus ke atas, setelah itu dilakukan
penyiraman dan dialkuakn penyiraman tidak langsung ke pucuk tetapi cukup diuapkan
saja untuk menghindari bibit roboh atau lepas dari polibag
7. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari pagi sore atau sesuai dengan kelembaban tanah
8. Setelah berumur 3 minggu bibit sudah mulai ada yang berakar, sehingga mulai umur 1 – 2
bulan harus dilakukan seleksi bibit yang berakar secara periodic

d. Pemeliharaan
d.1 Pemeliharaan di bedeng induksi akar
a. Pengamatan bibitnya harus dilakukan secara periodic selama 1 – 2 bulan, karena stek
berumur 3 minggu bibit sudah berakar. Kecepatan tumbuh akar tergantung dari bahan
stek yang diambil dan juga kondisi lingkungan
b. Penyiraman dilakukan dua kali sehari atau sesuai kondisi lingkungan
c. Lakukan penyiangan gulma
d. Kelembaban harus dipertahankan 70 – 83 % dan suhu dalam bedeng induksi akar sekitar
40 – 50 oC
e. Setelah penyiraman plastic sungkup harus segera ditutup lagi
f. Pembersihan dan penyemprotan untuk mengantisipasi serangan jamur
g. Bersihkan plastic dari serangan lumut
h. Setelah stek banyak yang berakar dilakukan aklimatisasi selama 1 minggu. Pilih bibit yang
sudah berakar dalam satu areal dibawah naungan shading net selama 2 minggu.

d.2. Pemeliharaan di Bedeng Aklimatisasi


a. Bibit diseleksi secara periodic selama 1 – 2 bulan, yang sudah berakar dipisahkan ke
bedeng tersendiri (shading area), sementara yang belum berakar tetap ditinggal dibedeng
induksi akar, dan setelah dilakukan seleksi sungkup ditutup lagi
b. Bibit yang sudah berakar yang sudah terseleksi, sungkupnya dibuka sedikit demi sedikit
selama ± 2minggu agar bibit dapat menyesuaikan diri dengan kondisi di luar bedeng
induksi (Aklimatisasi)
c. Penyiraman ditahap aklimatisasi dilakukan 2 kali sehari atau sesuai kondisi tanah dengan
cara tidak disemprotkan secara langsung
d. Lakukan penyemprotan pupuk daun dengan menggunakan gandasil D atau kristalon
dengan dosis 2 gr/liter. Untuk tangki semprot 14 liter memerlukan 32 gr untuk 2.500
polibag. Pemupupkan dilakukan 3 hari sekali.
e. Penyiangan gulma juga perlu dilakukan

d.3 Pemeliharaan di Shading Area / Dibawah Naungan


- Setelah selama 2 minggu bibit melelui proses aklimatisasi dan daunnya kelihatan hijau
segar, tahap selanjutnya bibit dipindahkan ke shading area selama ± 2 minggu
- Apabila selama aklimatisasi ada bibit yang layu maka bibit tersebut dikembalikan ke
bedeng induksi akar
- Penyiraman dilakukan pagi dan sore
- Pembersihan gulma dan penyemprotan hama penyakit
- Lakukan seleksi bibit dan penambahan media

d.4 Pemeliharaan di Open Area / Areal terbuka


Apabila selama 2 minggu dalam tahap shading area bibit masih kelihatan hijau
segar dan mulai ada penambahan panjang tunas maka tahapan selanjutnya adalah
pemindahan bibit ke open area yaitu lokasi dimana bibit langsung menerima pancaran
sinar matahari / tanpa naungan shading net selama bibit siap tanam. Jika ada bibit mati
harus segera dipisahkan
Tahapan Perawatan Bibit di Open Area :
a. Penyiraman (2 kali sehari pagi dan sore)
b. Penegakan batang
c. Pemupukan dengan pupuk NPK 15-15-15 dosis 0.25 gr/polibag setalah bibit berumur 2
bulan dengan jarak 1,5 cm dari batang
d. Seleksi bibit
e. Penyiangan
f. Pemangkasan akar, dilakukan jika akar sudah menembus keluar polibag dengan cara
memotong dengan gunting akar
g. Wiwil Tunas, dilakukan jika bibit sudah mencapai tinggi ± 30 cm (umur 3 bulan) yaitu
dengan cara meninggalkan 3 – 4 tunas yang bagus dan lurus
h. Penjarangan bibit dilakukan untuk memberi ruang tumbuh buat bibit dengan baik
i. Pemberantasan hama dan penyakit

1.3 METODE PERBANYAKAN BIBIT DENGAN INTERNODIA


a. Stek Tanaman Kayu Putih Unggul
Bertujuan untuk mempercepat pencapaian target pembuatan persemaian. Selama
ini untuk stek pucuk menggunakan bahan dari tunas sebagai bahan eksplan dan diperoleh
satu bibit, akan tetapi dengan tehnik internodia akan didapat 4 – 5 internodia sebagai
bahan eksplan.
Stek diambil dari stek pucuk dari media induksi akar. Dipilih staek yang segar dan
berwarna hijau. Tunas dipotong ± 7 cm dan dikumpulkan dalam larutan berisi air. Pucuk
dipotong masing masing 2 daun. Selanjutnya di tanam dalam media induksi akar .
Tahapan tahapan selanjutnya sama dengan penanaman stek pucuk.

II. PENANAMAN

a. Pemilihan Lokasi
Pada umumnya kayu putih relative mudah ditanam, terutama pada jenis tanah
grumusol, latosol maupun regosol

b. Sistem Tanam

b.1 Full Kebun


- Kayu putih di tanam full petak di areal petak. Sistem ini sangat dianjurkan untuk lahan
perkebunan untuk mendapatkan populasi yang sangat baik dalam suatu hamparan
- Jarak tanam yang dianjurkan 1 m x 1 m atau 1,5 m x 1,5 m
- Buat pancang arah timur barat selanjutnya pasang ajir
- Buat lubang tanam ukuran panjang 30 cm x kedalaman 30 cm x dasar 30 cm

b.2 Tumpangsari (Plong Plongan)


Yaitu tanaman tumpangsari dengan pola tanam :
- Lebar tanaman kayu putih 12 m dengan jarak tanam 1,5 x 1,5 m
- Lebar jalan pemeriksaan 1,5 m
- Lebar jalur tanaman tumpangsari 9 meter
- Arah larikan timur barat untuk menghindari persaingan cahaya antara tanaman pokok
dengan tanaman tumpangsari

c. Tehnik Penanaman
1. Persiapan Tanaman
- Pemancangan dan pemasangan patok batas tanaman
- Pembersihan lahan
- Pembuatan dan pemasangan ajir
- Pembuatan jalan pemeriksaan
- Pembuatan gubuk kerja tanaman
- Pengadaan pupuk kandang

2. Pembuatan lubang tanaman


- Ukuran lubang 30 x 30 cm dan kedalaman 30 cm
- Pemberian pupuk kandang 3 kg/ lubang minimal sebulan sebelum penanaman

3. Penanaman
- Bibit diangkut menggunakan kotak bibit
- Bibit yang akan ditanam dipilih bibit yang berkualitas (sehat dan siap tanam)
- Bibit dimasukkan dalam lubang tanam dalam posisi tegak lurus

III. PEMELIHARAAN

A. Penyulaman
Tanaman yang mati perlu segera disulam agar memperoleh umur tegakan yang
sama, juga tanaman yang pertumbuhan terlambat dan tidak sehat segera diganti dengan
tanaman yang sehat

B. Babat Tanaman Bawah / Pengendalian Gulma


Untuk mengurangi persaingan tanaman pokok dengan gulma maka perlu
dilakukan babat tanaman pengganggu atau gulma minimal 2 kali dalam setahun triwulan
I (akhir musim hujan) dan triwulan ke IV (awal musim hujan)

C. Pendangiran
Bertujuan untuk memperbaiki struktur dan aerasi tanah, dilakukan pada tanaman
sampai umur 3 tahun yang selanjutnya dilakukan pemeliharaan lanjutan tahun ke 4 – 5

D. Pemupukan
Bertujuan untuk memacu pertumbuhan tanaman kayu putih dengan periode dan
dosis disesuaikan dengan kondisi tempat tumbuh dan pertumbuhan tanaman.
- Pupuk anorganik yang dibutuhkan tanaman kayu putih adalah jenis urea dengan dosis
tanaman tahun ke- I (50 gr/pohon), dilakukan setelah selesai penanaman dengan batas
maksimal 1 bulan dari saat penanaman
- Tanaman tahun ke- II dan ke – III masing masing 50 gr/ pohon dilakukan pada triwulan
ke IV
- Pemupukan dibuat lubang pupuk dengan kedalaman 5 – 10 cm, disebelah barat dan timur
batang tanaman, dan dilakukan saat curah hujan relative masih banyak
E. Pemangkasan
- Bertujuan untuk pembentukan cabang dan memudahkan dalam pemungutan daun. Untuk
tegakan yang telah berumur 3 tahun
- Pemangkasan pemotongan bagian pucuk tanaman dilakukan pada ketinggian 110 cm dari
muka tanah
- Pemangkasan menggunakan alat pemotong seperti gergaji, parang yang tajam untuk
mengurangi kerusakan batang pohon
- Sebaiknya pemangkasan dilakukan pada musim kemarau untuk menghindari serangan
penyakit. Dan untuk menghindari penguapan setelah pemotongan dilakukan penutupan
bekas potongan dengan menggunakan teer/ cat
- Setelah dilakukan pemangkasan akan tumbuh sejumlah tunas percabangan baru. Lakukan
pemilihan 3 tunas baru yang nampak sehat dan berkedudukan simetris ketiga arah

F. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kayu Putih


- Pengelolaan hama penyakit tanaman bertujuan untuk melindungi tanaman dari serangan
hama penyakit, mengurangi kerusakan yang ditimbulkan akibat serangan hama dan
penyakit
- Hama yang menyerang tanaman kayu putih adalah hama rayap dan serangan ulat daun.

IV. PEMANENAN DAN PROSESSING/ PENYULINGAN

a. Pemanenan
- Daun kayu putih siap untuk dipanen / dipungut daunnya setelah tanaman berumur 4 tahun
- Periode panen kayu putih adalah setiap 8 bulan
- Cabang dan tunas berukuran 1 cm di panen menggunakan parang/ atau sabit
- Cabang/ ranting tunas yang telah di tebas dikumpulkan, ditumbuk sejajar dan bersilangan
antas cabang agar menjadi tumpukan rapi dan diikat menjadi satu menjadi ikatan cabang.
- Selanjutnya ikatan cabang/ ranting dan daun kayu putih diangkut ke pabrik dengan
menggunakan truk / pick up. Dalam kegiatan panen daun kayu putih biasanya
dihasilkan 1 – 1,3 Kg daun / pohon/ tahun

b. Prosessing / Penyulingan Kayu Putih


Tahapan prosessing / Penyulingan Kayu putih adalah s.b.b :
1. Penimbangan Bahan Baku
Daun, cabang kayu putih yang dikirim dari lapangan selanjutnya ditimbang di
pabrik untuk mengetahui berat bahan baku

2. Penimbunan Bahan Baku


Daun/ bahan baku yang sudah ditimbang selanjutnya di bongkar dan dikumpulkan
di gudang penampungan sesuai dengan tempat yang telah ditentukan. Penimbunan dan
penumpukan bahan baku bertujuan untuk memudahkan proses selanjutnya karena kayu
putih harus segera diproses dan tidak boleh lebih 2 hari karena akan menurunkan
rendemen dan kualitas hasil penyulingan. Dalam hal ini prinsip FIFO harus benar benar
diterapkan
3. Pencetakan Bahan Baku
Selanjutnya bahan baku daun dan ranting dilakukan pencetakan ke dalam sumur
cetak yang dibawahnya sudah ada alas dan rantai untuk mengangkat hasil cetakan. Daun
dan ranting dimasukkan dalam sumur cetak, ditekan dan diinjak supaya merata dan
padat. Biasanya kapasitas sumur cetakan adalah 1 – 1.5 ton bahan baku sesuai dengan
kapasitas tungku penyulingan. Selanjutnya bahan baku yang sudah dicetak diangkat dan
dimasukkan ke dalam tungku penguapan

4. Penguapan Daun/ Bahan Baku


Daun / cabang kayu putih yang sudah dimasukkan dalam tungku, dilakukan
penguapan atau dialiri uap panas yang dialirkan dari uap hasil pemanasan air dalam
dalam ketel air. Selama 4 jam uap air di alirkan kedalam tungku berisi daun / cabang
kayu putih dengan tekanan tetap 0.5 bar dengan suhu konstan 90 o C sehingga menghasil
uap berisi minyak kayu putih.

5. Penyulingan / Penurunan Suhu Uap Minyak Kayu Putih


Selanjutnya uap minyak kayu putih diturun suhu nya dengan cara dialirkan dalam
tangki pendingin yang mengakibatkan uap minyak kayu putih menjadi cairan yang
bercampur dengan air.

6. Penampungan dan Pemisahan Minyak Kayu Putih


Cairan air dan minyak kayu putih selanjutnya di alirkan dan ditampung dalam
container penampung yang akan memisahkan minyak kayu putih dengan air dengan
prinsip perbedaan berat jenis nya. Oleh karena berat jenis minyak kayu putih lebih
rendah dari berat jenis air , maka dengan sendiri minyak kayu putih akan mengapung
diatas air. Selanjutnya minyak kayu putih yang sudah terpisah ditampung dalam wadah
khusus. Setiap selesai prosessing tiap tungkunya ditimbang hasil minyaknya untuk
mengetahui rendemen hasilnya. Rata rata rendemen penyulingan minyak kayu putih
adalah 0,072 % atau tiap 1 ton bahan baku minyak kayu putih akan menghasilkan sebesar
7 kg minyak kayu putih.

7. Pengangkatan Limbah Padat


Setelah proses penyulingan minyak kayu putih kurang lebih 4 jam, maka daun /
ranting kayu putih harus diangkat dari tungku dan digantikan dengan daun/ ranting yang
baru untuk dilakukan proses penyulingan berikutnya. Selanjutnya Limbah diangkut dan
dibuang ke tempat pembuangan limbah

Anda mungkin juga menyukai