Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN KASUS

PEDIATRI
DENGUE HAEMORRHAEGIC FEVER

Oleh:
Cha Cha Astrid Ghesa
201710401011052

SMF ILMU KEDOKTERAN KELUARGA DAN INDUSTRI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019
Definisi
Demam dengue atau Dengue Fever (DF) dan Demam Berdarah
Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah
penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang
disebarkan oleh nyamuk aedes aegypti dengan manifestasi klinis
demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam,
limfadenopati, trombositopenia, dan diatesis hemoragik.

Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh


hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan
cairan di rongga tubuh.
Etiologi
Virus dengue termasuk genus Flavivirus dari keluarga
flaviviridae. Virus Dengue dapat ditularkan oleh
Nyamuk Aedes aegypti .

Nyamuk Aedes aegypti hidup di daerah tropis,


terutama hidup dan berkembang biak di dalam rumah..
Jarak terbang nyamuk ini 100 meter.
Epidemiologi
DBD menjadi perhatian di seluruh dunia terutama di Asia dikarenakan
sebagai penyebab utama kesakitan dan kematian anak.
Epidemiologi
Patofisiologi
Berhubungan dengan:
1. Faktor virus
2. Faktor penjamu, genetik, usia, status gizi, penyakit komorbid.
3. Faktor lingkungan, musim, curah hujan, suhu udara, kepadatan penduduk

Imunopatogenesis:
- Respon imun humoral
- Respon imun selular
- Mekanisme autoimun
- Peran sitokin dan mediator inflamasi
- Peran sistem komplemen
Peran sistem imun dalam infeksi virus dengue sebagai berikut;
◦ Infeksi primer menimbulkan kekebalan seumur hidup untuk serotipe penyebab.
◦ Infeksi sekunder dengan serotipe yang berbeda pada umumnya memberikan manifestasi
klinis yang lebih berat.
◦ Bayi yang lahir dari ibu yang memiliki antibodi dapat menunjukkan manifestasi klinis berat
walaupun infeksi primer.
◦ Perembesan plasma sebagai tanda karakteristik untuk DBD terjadi saat jumlah virus menurun.
◦ Perembesan plasma terjadi dalam waktu singkat (24-48 jam) dan pada pemeriksaan patologi
tidak ditemukan kerusakan dari sel endotel tubuh.
Manifestasi Klinis
Pada dasarnya ada empat sindrom klinis dengue yaitu :
a)Silent dengue atau Undifferentiated fever
b)Demam dengue klasik
c)Demam berdarah Dengue ( Dengue Hemorrhagic fever)
d)Dengue Shock Syndrome (DSS)
Manifestasi Klinis
• Demam tinggi, timbul • Nyeri epigastrik, muntah,
mendadak, kontinua, kadang nyeri abdomen difus,
bifasik, • Kadang disertai sakit
• Berlangsung antara 2-7 hari. tenggorok.
• Muka kemerahan (facial • Faring dan konjungtiva yang
flushing) , anoreksi, mialgia kemerahan
dan artralgia, nyeri • Dapat disertai kejang
retroorbita. demam.
Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis
• Fase demam
ruam makulopapular/ morbiliform
pada fase awal sakit & berlangsung
singkat sehingga sering luput dari
pengamatan orang tua.

• Fase penyembuhan
petekie konfluens, ruam
kemerahan diselingi bintik kulit
normal (white island in the sea
of red)
Manifestasi Klinis
Klasifikasi
Pemeriksaan Penunjang
• Leukosit • Hemostasis
Dapat normal atau menurun. Dilakukan pada keadaan yang
• Trombosit dicurigai terjadi perdarahan atau
Umumnya terdapat kelainan pembekuan darah.
trombositopenia pada hari ke 3-8. • Protein/albumin
• Hematokrit Dapat terjadi hipoalbuminemia
Kebocoran plasma dibuktikan akibat kebocoran plasma
peningkatan hematokrin ≥ 20% • Elektrolit
dari hematokrin awal, umumnya Sebagai parameter pemantauan
dimulai pada hari ke-3 demam pemberian cairan
Pemeriksaan Penunjang
• Serologi
Dilakukan pemeriksaan serologi IgM dan IgG terhadap dengue, yaitu:
• IgM muncul pada hari ke 3-5, meningkat sampai minggu ke 3,
menghilang setelah 60-90 hari
• IgG terdeteksi mulai hari ke 14 (infeksi primer), hari ke 2 (infeksi
sekunder).
• NS1
Antigen NS1 dapat terdeteksi pada awal demam hari pertama sampai
hari kedelapan. Sensitivitas sama tingginya dengan spesitifitas gold
standart kultur virus. Hasil negatif antigen NS1 tidak menyingkirkan
adanya infeksi virus dengue.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang

• Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (cell


culture) ataupun deteksi antigen virus RNA dengue dengan teknik
RT-PCR (Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction),
• Radiologi
Pemantauan klinis, sebagai pedoman pemberian cairan, dan untuk
menilai edema paru karena overload pemberian cairan.
Tatalaksana

Penatalaksanaan bersifat simptomatis dan suportif meliputi :


• Tirah baring selama fase demam akut
• Antipiretik untuk menjaga suhu tubuh tetap dibawah 40 C, sebaiknya
diberikan parasetamol
•Terapi elektrolit dan cairan secara oral dianjurkan untuk pasien yang
berkeringat lebih atau muntah.
Tatalaksana DHF
Bedrest
Terapi simptomatik
Penggantian cairan
Pemberian Antipiretik: Paracetamol 10-15 mg/kgBB/kali
Nutrisi : minum cukup
Kriteria memulangkan pasien
1.Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik
2.Nafsu makan membaik
3.Tampak perbaikan secara klinis
4.Hematokrit stabil
5.Tiga hari setelah syok teratasi
6.Jumlah trombosit diatas 50.000/ml
7.Tidak dijumpai adanya distress pernafasan (akibat efusi pleura atau
asidosis).
Komplikasi
• Ensefalopati dengue dapat terjadi pada DBD dengan maupun tanpa
syok
• Kelainan Ginjal akibat syok berkepanjangan
• Edema paru, akibat over loading cairan.
Pencegahan
• Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
• Melakukan metode 3 M (menguras, Menutup dan Menyingkirkan
tempat perindukan nyamuk) minimal 1 x seminggu
• tempat penampungan air sukar dikuras diberi abate tiap 3 bulan

• Foging Focus dan Foging Masal


• Foging fokus dilakukan 2 siklus dengan radius 200 m dengan selang
waktu 1 minggu
• Foging masal dilakukan 2 siklus diseluruh wilayah suspek KLB
dalam jangka waktu 1 bulan
LAPORAN KASUS
IDENTITAS

Nama : An. R
Umur : 15 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Suku : Jawa
Bangsa : Indonesia
Alamat : Gadingmangu - Jombang
MRS : 22-04-2019, pukul 12.15 WIB
RM : 193063
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Demam

Riwayat Penyakit Sekarang :


Demam sejak hari kamis pagi tanggal 18 April 2019 (Hari ke-5). Awalnya demam mendadak tinggi, dan
sampai saat ini demam masih naik turun. Demam turun sesaat setelah minum obat, tetapi tidak lama
demam kembali tinggi. Pasien mengeluhkan kepala terasa nyeri (+), badan terasa pegal-pegal dan nyeri,
mata terasa panas, mual (+), muntah (+) 1x hari ini, nyeri perut (+) di bagian ulu hati. Selain itu pasien
juga mengeluhkan batuk (+) 2 hari ini, batuk tidak berdahak, dan makan minum berkurang sejak demam.
Bintik-bintik merah pada badan (-), mimisan (-), gusi berdarah (+) saat menggosok gigi, BAB hitam (-). BAK
terakhir jam 09.00 warna urin kuning.
• Riwayat Tumbuh Kembang
Riwayat Penyakit Dahulu :
• tidak ada keluhan dalam perkembangan, ibu
Tidak pernah sakit seperti ini mengatakan tumbang anak normal seperti anak
sebelumnya. biasanya.
• Riwayat Imunisasi
Riwayat Penyakit Keluarga :
• Imunisasi dasar lengkap.
Di keluarga tidak ada yang sakit seperti • Riwayat Prenatal dan Kelahiran
ini.
• 9 bulan/SptB/Bidan/2700.
Riwayat Penyakit Sosial : • Riwayat Pengobatan
Pasien keseharianya sering bermain ke • Hari jumat periksa ke praktek dokter umum
warnet sampai pukul 22.00 malam. diberikan obat.
• Hari senin kembali ke praktek dokter umum
Pemukiman rumah di desa dan kemudian disarankan untuk periksa lab.
tetangga banyak yang sakit seperti ini. • Status Gizi :
• BB : 47,2 kg
• TB : 150 cm
• Status gizi : baik
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : lemah

Tanda-tanda vital :
◦ TD: 110/70 mmHg
◦ Nadi :79 x/mnt
◦ RR : 20 x/mnt
◦ Suhu : 37,2 °C
Kepala :
◦ A/I/C/D -/-/-/-
◦ lidah kotor (-), mata cowong (-), massa (-), pemb KGB
PEMERIKSAAN FISIK
(-)

Pulmo : Abdomen :
◦ Inspeksi : bentuk dinding dada normal, gerakan dada ◦ Inspeksi : flat
simetris, retraksi (-) ◦ Auskultasi : bising usus (+) normal
◦ Palpasi : ekspansi dinding dada simetris, fremitus ◦ Perkusi : timpani, shifting dullnes (-)
taktil simetris ◦ Palpasi : soefl,turgor kembali cepat, undulasi (-)
◦ Perkusi : sonor/sonor nyeri tekan (+) epigastrium, hepar dan lien tidak
teraba.
◦ Auskultasi : ves/ves, Rh -/-, Wh -/-
Ekstremitas : Akral hangat kering merah, CRT <
Cor : 2dtk, edema -/-
◦ Inspeksi : iktus cordis (-)
◦ Palpasi : iktus teraba, kuat angkat (-), thrill (-)
◦ Perkusi : batas jantung normal
◦ Auskultasi : S1 S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop
(-)
Laboratorium
(22 april 2019)
Hb : 16,8 gr/dl
Leukosit : 3100 /cmm
HCT : 45,6 %
Eritrosit : 5.570.000 jt/ul
Trombosit : 30.000 /cmm
Hitung jenis : Eosinofil –
Basofil –
Stab –
Segmen 70
Limfosit 21
Monosit 9
Widal : negatif
INITIAL DIAGNOSIS

Dengue Haemorrhaegic Fever gr II


DD: typhoid fever
Planning Diagnosis Planning teraphy
NS1 dan IgM, IgG serial (bila perlu) Inf RL 500cc/1jam,dilanjutkan Inf RL 7-5-3
cc/kgBB/jam,dilanjutkan 1800 cc/24jam
DL Serial
Inj Ranitidin 2x1 amp
Cek Albumin dan Kalsium
Inj Pyrex 3x50cc
Foto Thorax RLD
Inj Cortidex 1 amp
Diet TKTP
MONITORING

Keluhan dan tanda-tanda vital


Tanda-tanda perdarahan dan plasma leakage
Keseimbangan cairan
DL serial
Komplikasi
EDUKASI
Menjelaskan kepada keluarga bahwa pasien kita mengalami sakit demam berdarah yaitu infeksi akibat
virus yang ditularkan lewat gigitan nyamuk aedes aegepty dengan gejala demam tinggi mendadak hingga
risiko terjadinya shock
Menjelaskan rencana pemeriksaan penunjang yang akan kita lakukan untuk menegakkan diagnosis yaitu
lab DL rutin dan pemeriksaan foto thorax untuk menilai adanyacairan di rongga paru
Menjelaskan rencana terapi, pasien akan diberikan cairan untuk mengganti kekurangan cairan akibat
plasma leakage, diberikan juga obat penurun panas dan terapi suportif lain.
Menjelaskan komplikasi yang dapat terjadi yaitu shock, sindroma overload cairan, perdarahan, dll.
Menjelaskan prognosis baik jika penanganan cepat dan optimal
Tgl 22/04/2019 23/04/2019 24/04/2019
S Demam (+) naik turun, pusing (+), mual (+) badan Demam (-), muntah (-), pusing (+), badan pegel (+), gusi berdarah Demam (-), muntah (-), pusing (+), gusi berdarah (-) Nafsu makan
(-), Nafsu makan meningkat meningkat, BAB BAK dbn
pegel (+),gusi berdarah (+), Makan sulit, BAB/BAK
BAB/BAK dbn
dbn
O KU: lemah KU: lemah KU: lemah
TTV: TTV:
TTV
TD 100/70 TD 100/60
TD : 110/70 N: 72 N: 80
N : 79 RR: 20 RR: 20
RR : 20 T : 36.6 T : 36.8
T : 37.2 K/L: A/I/C/D -/-/-/- PKGB (-) K/L: A/I/C/D -/-/-/- PKGB (-)
Tho: Tho:
K/L: A/I/C/D -/-/-/- PKGB (-)
Pulmo: simetis, retraksi (-) ekspansi dinding dada simetris, Pulmo: simetris, retraksi (-), eksp dinding dada simetris,
Tho: sonor/sonor, ves/ves, Rhonki -/-, Wheezing -/- sonor/sonor, ves/ves, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Pulmo: simetis, retraksi (-) ekspansi dinding dada Cor: S1S2 tunggal Cor: S1S2 tunggal
simetris, sonor/sonor, ves/ves, Rhonki -/-, Abd: flat, BU (+) normal, timpani, NT epigastrium (-), hepar lien Abd: flat, BU (+) normal, timpani, NT epigastrium (-), hepar lien
tidak teraba. tidak teraba.
Wheezing -/-
Ekst: akral hangat, edema (-), CRT <2 det Ekst: akral dingin, edema (-), CRT >2 det
Cor: S1S2 tunggal    
Abd: flat, BU (+) normal, timpani, NT epigastrium Lab (pagi) : Lab (pagi):
(+), hepar lien tidak teraba. Hb :17,8 Hb :16,8
Ekst: akral hangat, edema (-), CRT<2det Leu: 3.400 Leu: 5.600
Hct : 48,3 Hct : 45,7
 
Trom: 21.000 Trom: 17.000
Lab    
Hb : 16.8 Lab (sore): Lab (sore):
Leu : 3.100 Hb : 16,8 Hb :16,6
Leu: 4.200 Leu: 6.600
Hct : 45.6
Hct: 45,8 Hct : 44,6
Trom : 30.000 Tro: 19.000 Trom: 20.000
 
Tgl 22/04/2019 23/04/2019 24/04/2019
A DHF gr II hari ke 5 DHF gr II hari ke 6 DHF gr II hari ke 7
P - Bedrest MRS - Inf RL 1800 cc/24 jam - Inf RL 1800 cc/24 jam
- Inf RL 500cc/1jam,dilanjutkan Inf RL 7- - Inj Ranitidin 2x1 amp - Inj Ranitidin 2x1 amp
5-3 cc/kgBB/jam,dilanjutkan 1800 - Inj Pyrex 3x50cc (bila demam) - Inj Pyrex 3x50cc (bila demam)
cc/24jam - Diet TKTP - Diet TKTP
- Inj Ranitidin 2x1 amp - Observasi Ketat TTV - Observasi Ketat TTV
- Inj Pyrex 3x50cc
- Inj Cortidex 1 amp
- Diet TKTP
- Observasi ketat TTV
Tgl 25/04/2019 26/04/2019

S Demam (-), muntah (-), pusing (-), Nafsu makan baik, BAB/BAK dbn
Demam (-), muntah (-), pusing (-), Nafsu makan membaik, BAB/BAK dbn
O KU: cukup KU: baik
TTV:
TTV
TD 100/70
TD : 100/70 N: 80
N : 76 RR: 20
RR : 20 T : 36.3
T : 36,5 K/L: A/I/C/D -/-/-/- PKGB (-)
Tho:
K/L: A/I/C/D -/-/-/- PKGB (-)
Pulmo: simetis, retraksi (-) ekspansi dinding dada simetris, sonor/sonor, ves/ves, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Tho: Cor: S1S2 tunggal
Pulmo: simetis, retraksi (-) ekspansi dinding dada simetris, sonor/sonor, ves/ves, Abd: flat, BU (+) normal, timpani, NT epigastrium (+), hepar lien tidak teraba.
Rhonki -/-, Wheezing -/- Ekst: akral hangat, edema (-), CRT <2 det
 
Cor: S1S2 tunggal
Lab (pagi)
Abd: flat, BU (+) normal, timpani, NT epigastrium (+), hepar lien tidak teraba. Hb : 16,0
Ekst: akral hangat, edema (-), CRT<2det Leu : 6.500
  Hct : 43,0
Lab Trom : 49.000
 
Hb : 16,4
Lab (sore)
Leu : 6.000 Hb : 15,2
Hct : 44,2 Leu : 6.800
Trom : 30.000 Hct : 43,5
Trom : 93.000

A DHF gr II hari ke 8 DHF gr II hari ke 9


P - Inf RL 1800 cc/24 jam - KRS
- Inj Ranitidin 2x1 amp
- Inj Pyrex 3x50cc (bila demam)
- Diet TKTP
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai