Anda di halaman 1dari 27

DISKUSI KASUS

“DEMAM TIFOID”
Andi Faiz Batara Achdar
Giovanni F Popang
Gunawan Wirakusuma

Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
2021
IDENTITAS PASIEN
• Nama : tn. AA
• Jenis Kelamin : Laki-Laki
• Usia : 28 tahun 7 Bulan 3 hari
• Alamat : TOA DG 3 LR.10
• No. Rekam Medis : 186365
• Tanggal Masuk : 26-05-2021 (23:46)
ANAMNESIS
• Keluhan Utama : Demam
• Demam dirasakan sudah 4 hari. Demam meningkat pada
malam hari disertai dengan keluhan menggigil. Pasien juga
mengeluhkan sakit kepala, sakit perut, mual, dan batuk yang
dialami sejak demam timbul. Buang air besar dikeluhkan
encer. Buang air kecil lancar. Riwayat alergi tidak ada.
Riwayat keluhan serupa pada keluarga tidak ada. Riwayat
keluhan yang sama sebelumnya tidak ada.
PEMERIKSAAN FISIS
Keadaan Umum
Keadaan umum : baik
Status gizi : Gizi baik
Tinggi badan : 168 cm
Berat Badan : 65kg
IMT : 23,03

Status Vital
Kesadaran : E4M6V5 (Compos mentis)
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 68x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu :38oC
PEMERIKSAAN FISIS
• Kepala: Normocephal, rambut hitam, sulit dicabut
• Mata : pupil isokor, konjungtiva tidak anemis,
sclera tidak ikterik, eksoftalmus(-)
• Telinga : normal
• Hidung : normal
• Mulut : lidah kotor
• Leher : Normal
PEMERIKSAAN FISIS
Paru
Inspeksi : Simetris kanan dan kiri
Palpasi : Tidak teraba massa, vocal fremitus normal
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Bunyi napas vesikuler, ronkhi tidak ada, wheezing tidak ada

Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi jantung I/II regular, tidak ada murmur

Abdomen
Inspeksi : Normal
Auskultasi : Peristaltik ada kesan normal
Palpasi : Tidak ada asites, tidak ada pembesaran organ
Perkusi : Timpani

Ekstremitas : Akral hangat,


PEMERIKSAAN LAINNYA
Pemeriksaan Laboratorium :

• Darah rutin (26/05/2021) • Darah rutin (28/05/2021)

WBC : 3200
WBC : 4200
HB : 13,1
HB : 13 PLT : 135.000
PLT : 144.000 HCT : 38,1
HCT : 37,5 Eritrosit : 4.770.000
Eritrosit : 4.700.000 Neu : 51%
• Tes Widal :

Salmonella Typhii O 1/160 Salmonella Typhii H 1/160


Salmonella Paratyphii Ao 1/80 Salmonella Paratyphii AH 1/160
Salmonella Paratyphii Bo 1/80 Salmonella Paratyphii BH 1/160
Salmonella Paratyphii Co 1/80 Salmonella Paratyphii CH 1/160
Assesment
Assessment Planning Therapy
Demam Tifoid (Probable) Berdasarkan • Pasang infus RL 28 tpm
temuan klinis: • Omeprazole 40mg 24 jam IV
• Demam line
• Lidah Kotor • Paracetamol 500mg/8jam/
• Mual dan muntah intravena
Pemeriksaan lab: • Cefixim 200mg/12 jam/oral
• Pantau tanda vital
Tes Widal :
Salmonella Typhii O 1/160, H 1/160
Salmonella Paratyphii AH 1/160
Salmonella Paratyphii BH 1/160
Salmonella Paratyphii CH 1/160
Salmonella Paratyphii Ao 1/80
Salmonella Paratyphii Bo 1/80
Salmonella Paratyphii Co 1/80
Pembahasan
DEFINISI

Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut pada usus
halus yang disebabkan oleh Salmonella enterica serotype typhi (Salmonella
typhi). Demam tifoid ditandai dengan gejala demam satu minggu atau lebih
disertai gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan
kesadaran.
ETIOLOGI
Genus: Salmonella
Spesies: Salmonella typhii

Berbentuk batang, Gram-negatif, tidak


membentuk spora, motil, berkapsul dan
mempunyai flagela. Bakteri ini dapat hidup
sampai beberapa minggu di alam bebas seperti
di dalam air, es, sampah dan debu. Bakteri ini
dapat mati dengan pemanasan (suhu 66o C)
selama 15 – 20 menit, pasteurisasi, pendidihan
dan klorinasi.

Masa inkubasi: 10-14 hari


PATOGENESIS
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS
Pada minggu pertama, ditemukan keluhan dan gejala yaitu demam,
nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi
atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk, dan epistaksis.
Karakteristik demamnya adalah demam yang meningkat secara
perlahan-lahan berpola seperti anak tangga dengan suhu makin
tinggi dari hari ke hari, lebih rendah pada pagi hari dan tinggi
terutama pada sore hingga malam hari. Pada akhir minggu
pertama, demam akan bertahan pada suhu 39-40°C.
MANIFESTASI KLINIS
Pada minggu kedua, gejala klinis menjadi semakin berkembang
jelas, berupa demam, bradikardia relatif dimana setiap peningkatan
1o C tidak diikuti peningkatan denyut nadi 8 kali per menit,
kemudian didapatkan pula lidah yang berselaput (kotor ditengah,
tepi dan ujung lidah merah serta tremor), hepatomegali,
splenomegali, meteroismus, gangguan mental berupa somnolen,
stupor, koma, delirium, atau psikosis.
Kriteria Diagnostik

Probable case ( Kasus mungkin Tifoid )


• Diagnosis probable case hanya dibuat pada pelayanan
kesehatan dasar. Pada tahapan ini ditemukan gejala klinis
demam tifoid yang belum jelas.

Possible case
• Fase ini telah ditemukan gejala klinis dan pemeriksaan lab
untuk menunjang kemungkinan tegaknya diagnosis demam
tifoid (titer widal O > 1/160 atau H > 1/160 satu kali
pemeriksaan atau Tubex atau Ig M ). Diagnosis ini dibuat
pada fasilitas kesehatan rujukan RS tingkat I dan II ( RS tipe C
dan B )
Definite case

• Diagnosis pasti, ditemukan S.typhi pada pemeriksaan


biakan atau positif S.typhi pada pemeriksaan PCR atau
terdapat kenaikan titer Widal 4 kali lipat ( pada
pemeriksaan ulang 5-7 hari kemudian setelah
pemeriksaan pertama kali) atau titer Widal O > 1/320, H
> 1/640 (pada pemeriksaan sekali). Tegaknya Diagnosis
ini dapat ditemukan pada layanan RS tingkat III (RS tipe A
).
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Uji widal
Uji tubex
Kultur darah
PENATALAKSANAAN
• Istirahat
• Diet
• Pengobatan
- Terapi simptomatik : antiemetik, antipiretik
- Terapi spesifik : pemberian antibiotik
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
Pencegahan

- Higiene peorangan dan lingkungan

Demam tifoid ditularkan melalui rute fekal-


oral, maka pencagahan utama memutuskan
rantai tersebut dengan meningkatkan higiene
perorangan dan lingkungan, seperti mencuci
tangan sebelum makan, penyediaan air bersih,
dan penanganan pembuangan limbah feses.
- Imunisasi

Imunisasi aktif terutama diberikan bila terjadi kontak dengan pasien


demam tifoid, terjadi kejadian luar biasa dan untuk turis yang
bepergian ke daerah endemik.

o Vaksin polisakarida (capsular Vi polysacharide), pada usia 2 tahun atau lebih


diberikan secara intramuscular dan diulang setiap 3 tahun.
o Vaksin tifoid oral , diberikan pada usia >6 tahun dengan interval selang sehari
(hari 1,3 dan 5), ulangan setiap 3-5 tahun. Vaksin ini belum beredar di Indonesia,
terutama direkomendasikan untuk turis yang bepergian ke daerah endemik.
KOMPLIKASI Ekstraintestinal
Kardiovaskular: Kegagalan sirkulasi perifer
(syok, sepsis) , miokarditis, trombosis, dan
tromboflebitis,
Intestinal Darah: anemia hemolitik, tombositopenia,
Pendarahan gastrointestinal koagulasi
Paru: Pneumoni, empiema, pleuritis
Perforasi intestinal Ginjal: glomerulonefritis, pielonefritis,
perinefritis
Tulang: Osteomielitis, periostitis, spondilitis
dan Arthritis,
Neuropsikiatrik/ tifoid toksik
PROGNOSIS

• Demam tifoid biasanya memiliki respon yang baik


terhadap pengobatan. Pemberian tatalaksana non
farmakologi dan farmakologi yang tepat dapat
memberikan hasil yang baik dalam proses
pengobatan penyembuhan demam tifoid
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai