Sesak Dan Batuk Pada Anak
Muh Syawal Fitriadi AB (C011171003)
Ismiatun (C011171346)
Keluhan beringus dan batuk yang hilang timbul
sejak 3 bulan terakhir → terutama malam hari
1 bulan terakhir batuk beringus tidak berhenti,
kadang disertai sesak
BB bulan lalu 10 kg
Kedua kakaknya sering alami keluhan yang
sama
PERTANYAAN PERTANYAAN
1. Bagaimana anatomi, histologi dan fisiologi dari
organ yang terkait?
2. Apakah diagnosis banding dari skenario
tersebut?
3. Bagaimana patofisiologi dari penyakit
tersebut?
4. Apa saja pemeriksaan yang perlu dilakukan
untuk menunjang diagnosis?
5. Bagaimana penatalaksanaan yang dapat
dilakukan pada penyakit tersebut?
ANATOMI
HISTOLOGI
FISIOLOGI
1.Ventilasi
2. Respirasi Eksternal
3.Transpor Oksigen
4.Respirasi Internal
DIFFERENSIAL DIAGNOSIS
Pneumonia
TB Anak Anak
Rhinitis Asma Anak
TABEL DD
Pembanding Pneumonia Anak TB Anak Asma Anak Rhinitis Alergi
1. Etiologi Streptococcus Mycobacterium Alergen, Genetik, Rhinovirus, RSV,
pneumonia, RSV, tuberculosis. Lingkungan Parainfluenza,
Haemophilus Kontak langsung TB
influenza, dewasa
Mycoplasma
pneumonia
2. Umur ≤ 5 Tahun < 1 tahun (45%) Bisa Pada Semua Bisa Pada Semua Umur
15 tahun (25%) Umur (sering pada anakanak)
3. Demam + >2 minggu tanpa +/ +
sebab jelas
4. Batuk Berlendir, Mukopurulent, +
Mukoid → purulent Sputum ↑
5. Beringus + ++
6. Sesak + + ++
(ketika serangan)
7. Penanda khas • Infiltrat pada • Tes tuberkulin + Pemfis : bunyi Rhinore berlebihan
gambaran • Perbesaran KGB wheezing
radiologi
• ABG +
8. Status gizi Terganggu / ↓ ↓ +/ ↓( sulit makan)
9. Riwayat keluarga +/ +/
PNEUMONIA
ANAK
Pneumonia merupakan infeksi akut parenkim
paru yang meliputi alveolus dan jaringan
interstisial.
Epidemiologi
Pneumonia merupakan penyebab utama
morbiditas dan mortilitas anak berusia <5 tahun.
Insidens pneumonia pada anak berusia <5 tahun
adalah 1020 kasus/100 anak/tahun di negara
berkembang dan 24 kasus/anak/tahun di negara
maju.
KLASIFIKASI PNEUMONIA
Klinis :
Pneumonia komuniti
Pneumonia nosoklomial
Pneumonia pada penderita immunocompromised
Bakteri penyebab :
Pneumonia bakterial/tipikal
Pneumonia atipikal
Pneumonia virus
Pneumonia jamur
Predileksi Infeksi :
Pneumonia lobaris
Bronkopneumonia
Pneumonia interstisial
• Kapita Selekta Kedokteran edisi 4
• Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid II.ed.IV
PATOFISIOLOGI
Somantri I. Keperawatan medikal bedah?: Asuhan Keperawatan pada
pasien gangguan sistem pernafasan. Jakarta: Salemba Medika; 2007
FAKTOR RESIKO
Malnu
trisi Defisie
Usia nsi
muda Vitami
n A
Tidak
vaksin Tidak
FAKTO
asi ASI
R
dasar eksklu
RISIKO
lengka sif
p
Rendah
nya
status Bayi
sosial berat
ekonomi badan
dan Polusi lahir
pendidi udara rendah
kan ibu
Misnadiarly. (2008). Penyakit infeksi saluran nafas
pneumonia pada anak, orang dewasa, dan usia lanjut
MANIFESTASI KLINIS
Pada anakanak:
• Demam tinggi Pada orang dewasa:
•Demam
• Nafas cepat/sulit
•Menggigil
• Batuk •Berekeringat
• Menggigil •Batuk
• Sakit kepala •sakit dada karena
• Kehilangan nafsu makan pleuristik dan sesak
• Mengi
• Pada bayi mungkin menderita kejangkejang,
ketidaksadaran, hipotermia.
Pneumonia the forgotten killer of children, The United Nations Children’s Fund (UNICEF)/World Health Organization (WHO)
Referat Pneumonia Fakultas Kedokteran Uniersitas Yarsi
PEMERIKSAAN
FISIK
Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di
paru.
Inspeksi → terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu
bernapas
Palpasi→ fremitus dapat mengeras,
Perkusi →redup,
Auskultasi →terdengar suara napas broncovesikuler sampai
bronkial yang mungkin disertai ronki basa halus, yang
kemudian menjadi ronki basah kasar pada stadium resolusi.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
LAB
a. Darah perifer lengkap
Pada pneumonia virus dan juga pada pneumonia mikoplasma umumnya ditemukan leukosit dalam batas
normal atau sedikit meningkat. Akan tetapi, pada pneumonia bakteri didapatkan leukositosis yang berkisar antara
15.00040.000/mm3 dengan predominan PMN. Kadangkadang terdapat anemia ringan dan laju endap darah (LED)
yang meningkat. Secara umum, hasil pemeriksaan darah perifer lengkap dan LED tidak dapat membedakan antara
infeksi virus dan infeksi bakteri secara pasti.
b. CReactive Protein (CRP)
Secara klinis CRP digunakan sebagai alat diagnostik untuk membedakan antara faktor infeksi dan noninfeksi, infeksi
virus dan bakteri, atau infeksi bakteri superfisialis dan profunda. Kadar CRP biasanya lebih rendah pada infeksi virus
dan infeksi bakteri superfisialis daripada infeksi bakteri profunda. CRP kadangkadang digunakan untuk evaluasi
respons terapi antibiorik. Suatu penelitian melaporkan bahwa CRP cukup sensitif tidak hanya untuk diagnosis
empiema torasis, tetapi juga untuk memantau respons
pengobatan.
c. Uji serologis
Uji serologik untuk mendeteksi antigen dan antibodi pada infeksi bakteri tipik mempunyai sensitivitas dan spesifisitas
yang rendah.
d. Pemeriksaan mikrobiologis
Pemeriksaan mikrobiologik untuk diagnosis pneumonia anak tidak rutin dilakukan kecuali pada pneumonia berat yang
dirawat di RS. Untuk pemeriksaan mikrobiologik, spesimen dapat berasal dari usap tenggorok, sekret nasofaring,
bilasan bronkus, darah,
pungsi pleura, atau aspirasi paru. Diagnosis dikatakan definitif bila kuman ditemukan dari darah, cairan pleura, atau
aspirasi paru
RADIOLOGI
Pneumonia Anak,kita lakukan foto Thorax pada
Cavum Thorax pada posisi lateral,AP,PA
1. Pneumonia Lobaris
2. Pneumonia Interstitial dan Difusi Alveolar
3. Bronchopneumonia
4. Pneumonia Round
5. Pneumonia Apirasi ( Akibat berenang/Menyelam)
1. PNEUMONIA LOBARIS
a. Pneumonia Lobaris Kanan pada
Bagian Superior (RUL)
B.PNEUMONIA LOBARIS KANAN
BAGIAN MEDIAL (RML)
C.PNEUMONIA LOBARIS KANAN
BAGIAN LATERAL (RLL)
D. PNEUMONIA LOBARIS KIRI BAGIAN
SUPERIOR (LUL)
E. PNEUMONIA LOBARIS KIRI BAGIAN
LATERAL (LLL)
2. PNEUMONIA INTERSTITIAL DAN
DIFUSI ALVELOAR
3. BRONCHOPNEUMONIA
4.PNEUMONIA ROUND
5. PNEUMONIA ASPIRASI
Buku Ajar Respirologi Anak 2014
PENATA LAKSANAAN
Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi:
a.Penderita rawat jalan
Pengobatan suportif / simptomatik
Istirahat di tempat tidur
Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran
Pemberian Antibiotik
b.Penderita rawat inap di ruang rawat biasa
Pengobatan suportif / simptomatik
Pemberian terapi oksigen
Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik, mukolitik
Pemberian Antibiotik
c. Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif
Pengobatan suportif / simptomatik
Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi
kalori dan elektrolit Pemberian obat
simptomatik antara lain antipiretik, mukolitik
Pemberian Antibiotik
Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator
mekanik
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia 2003
PENCEGAHAN
Suatu upaya alternatif untuk mencegah
infeksi pneumococcal pneumonia pada bayi
adalah dengan memberikan imunisasi pada ibu
dan meningkatkan kadar antibodi
spesifik pneumococcal yang ditransmisikan ke
tubuh bayi melalui plasenta maupun air susu ibu
(ASI).
Rahayu, Agnes S. 2011. Pneuomina Pada Anak.