Anda di halaman 1dari 13

“LAPORAN PENDAHULUAN :

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN PNEUMONIA”

Laporan pendahuluan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas

Praktik Keterampilan Klinik II

Disusun oleh:

Mia Zulfa Safitri

(201905059)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN & NERS

STIKES MITRA KELUARGA

BEKASI
2022

LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan bawah akut
(ISNBA) dengan gejala batuk dengan disertai dengan sesak nafas yang disebabkan agen
infeksius seperti Virus, Bakteri, Mycoplasma (fungi), Dan aspirasi subtansi asing, berupa
radang paru-paru yang sertai eksudasi dan konsolidasi (Nanda, 2015).
Pneumonia merupakan istilah umum yang menandakan inflamasi pada daerah
pertukaran gas dalam pleura; biasanya mengimplikasikan inflamasi parenkim paru yang
disebabkan oleh infeksi (Caia Francis, 2011).
Pneumonia adalah proses inflamatori parenkim paru yang umumnya disebabkan oleh
agens infeksius (Brunner & suddarth, 2012).

2. Etiologi
Menurut Amin dan Hardhi (2015), penyebaran infeksi terjadi melalui droplet dan
sering disebabkan oleh streptoccuspneumonia, melalui selang infus oleh staphylococcus
aureus sedangkan pada pemakaian ventilator oleh peruginosa dan enterobacter, dan masa kini
terjadi karena perubahan keadaan pasien seperti kekebalan tubuh dan penyakit kronis, polusi
lingkungan dan penggunaan antibiotik yang tidak tepat. Setelah masuk keparu-paru
organisme bermultiplikasi dan jika telah berhasil mengalahkan mekanisme pertahan paru,
terjadi pneumonia.
Selain diatas penyebab terjadinya pneumonia sesuai penggolongannya (Asih & Effendy,
2014) yaitu:
a. Bakteri
Diplococcus pneumonia, pneumococcus, streptokokus hemolyticus, Streptokoccusaureus,
Hemaphilus Influenza, Mycobacterum Tuberkolosis, Bacillus Fre
b. Virus
Respiratory Syncytial virus, Adeno virus, V.Sitomegalitik, V. Influenza.
c. Mycoplasma Pneumonia
d. Jamur
Histoplasma Capsulatum, Cryptococcus Neuroformans, Blastomyces Dermatitisdes,
Coccidosdies Immitis, Aspergilus Species, Candida Albicans.
e. Aspirasi
Makanan, Kerosene (bensin, minyak tanah), Cairan Amnion, Benda Asing.
f. Pneumonia Hipostatik.
g. Sindrom Loeffer.

3. Patofisiologi
Mikroorganisme mencapai paru melalui beberapa jalur, yaitu:
a. Ketika individu yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara, mikroorganisme dilepaskan
ke dalam udara dan terhirup oleh orang lain.
b. Mikroorganisme dapat juga terinspirasi denganaerosol dari peralatan terapi pernapasan
yang terkontaminasi.
c. Pada individu yang sakit atau hygiene giginya buruk, flora normal orofaring dapat
menjadi patogenik.
d. Staphilococccus dan bakteri garam negatif dapat menyebar melalui sirkulasi dari infeksi
sistemik, sepsis, atau jarum obat IV yang terkontaminasi.
Pada individu yang sehat, pathogen yang mencapai paru dikeluarkan atau tertahan
dalam pipi melalui mekanisme pertahanan diri seperti reflek batuk, klirens mukosiliaris, dan
fagositosis oleh makrofag alveolar. Pada individu yang rentan, pathogen yang masuk
kedalam tubuh memperbanyak diri, melepaskan toksin yang bersifat merusak dan
menstimulasi respon inflamasi dan respon imun, yang keduanya mempunyai efek samping
merusak. Reaksi antigen-antibodi dan endotoksin yang melepaskan oleh beberapa
mikroorganisme merusak membrane mukosa bronchial dan membrane alveolokapilar
inflamasi dan edema menyebabkan sel-sel acini dan brokhioventilasi perfusi (Asih &
Effendy, 2014).
Umumnya mikroorganisme penyebab terhisap ke paru bagian perifer melalui saluran
respiratori. Mula-mula terjadi edema akibat reaksi jaringan yang mempermudah proliferasi
dan penyebaran kuman ke jaringan sekitarnya. Bagian paru yang terkena mengalami
konsolidasi, yaitu terjadi serbukan sel PMN, fibrin, eritrosit, cairan edema, dan ditemukannya
kuman di alveoli. Stadium ini disebut stadium hepatisasi merah. Selanjutnya, deposisi fibrin
semakin bertambah, terdapat fibrin dan leukosit PMN di alveoli dan terjadi proses fagositosis
yang cepat. Stadium ini disebut stadium hepatisasi kelabu. Selanjutnya, jumlah makrofag
meninkat di alveoli, sel akan mengalami degenerasi, fibrin menipis, kuman dan debris
menghilang. Stadium ini disebut stadium resolusi. Sistem bronkopulmoner jaringan paru
yang tidak terkena akan tetap normal. (Said M, 2015)
4. Manifestasi klinis
Menurut Amin dan Hardhi (2015), tanda dan gejala pneumonia adalah sebagai berikut:
a. Demam
Sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama, Paling sering terjadi pada usia 6
bulan – 3 tahun dengan suhu mencapai 39,5°C – 40,5°C bahkan dengan infeksi
ringan. Mungkin malas dan peka rangsang atau terkadang euforia dan lebih aktif dari
normal, beberapa anak bicara dengan kecepatan tidak biasa.
b. Meningitis
Yaitu tanda – tanda meningeal tanpa infeksi meninges. Terjadi dengan awaitan
demam tiba- tiba dengan disertai sakit kepala, nyeri dan kekakuan pada punggung
dan leher, adanya tanda kernig dan brudzinski, dan akan berkurang saat suhu turun.
c. Anoreksia
Merupakan hal yang umum yang disertai dengan penyakit masa kanak- kanak. Sering
kali merupakan bukti awal dari penyakit. Menetap sampai derajat yang lebih besar
atau lebih sedikit melalui tahap demam dari penyakit, seringkali memanjang sampai
ke tahap pemulihan.
d. Muntah
Anak kecil mudah muntah bersamaan dengan penyakit yang merupakan petunjuk
untuk awitan infeksi. Biasanya berlangsung singkat, tetapi dapat menetap selama
sakit.
e. Diare
Biasanya ringan, diare sementara tetapi dapat menjadi berat. Sering menyetai infeksi
pernafasan, khususnya karena virus,
f. Nyeri abdomen
Merupakan keluhan umum. Kadang tidak bisa dibedakan dari nyeri apendiksitis.
g. Sumbatan nasal
Lubang hidung dari bayi mudah tersumbat oleh pembengkakan mukosa dan eksudasi,
dapat mempengaruhi pernafasan dan menyusui pada bayi.
h. Keluaran nasal
Sering menyertai infeksi pernafasan. Mungkin encer dan sedikit lendir kental dan
purulen, bergantung pada tipe dan tahap infeksi.
i. Batuk,
Merupakan gambaran umum dari penyakit pernafasan.
j. Bunyi pernafasan
Seperti mengi, mengorok, dan krekels.
k. Sakit tenggorokan
Merupakan keluhan yang sering terjadi pada anak yang lebih besar. Ditandai dengan
anak akan menolak untuk minum dan makan peroral.
l. Keadaan berat pada bayi tidak dapat menyusui atau makan/minum, atau
memuntahkan semuanya, kejang, letargis atau tidak sadar, sianosis, distress
pernapasan berat.
m. Disamping batuk atau kesulitan bernapas, terdapat napas cepat
1) Pada anak umur 2 bulan – 11 bulan > 50kali/menit
2) Pada anak umur 1 tahun – 5 tahun > 40kali/menit

5. Komplikasi
Komplikasi pneumonia pada anak meliputi empiema torasis, perikarditis purulenta,
pneumothoraks, atau infeksi ekstrapulmoner seperti meningitis purulenta. Empiema torasis
merupakan komplikasi tersering yang terjadi pada pneumonia bakteri. Ilten F dkk,
melaporkan mengenai komplikasi miokarditis (tekanan sistolik ventrikel kanan meningkat,
kreatinin kinase meningkat, dan gagal jantung) yang cukup tinggi pada seri pneumonia anak
berusia 2-24 bulan (Said M, 2015).

6. Penatalaksanaan
a. Bagi pneumonia yang disebabkan oleh bakteri
Dengan pemberian antibiotik yang tepat. Pengobatan harus komplit sampai benar-benar
tidak lagi muncul gejala pada penderita. Selain itu, hasil pemeriksaan X-Ray dan sputum
tidak tampak adanya bakteri pneumonia (Shaleh, 2013).
1) Untuk bakteri Streptococcus pneumonia
Dengan pemberian vaksin dan antibotik. Ada dua vaksin yaitu pneumococcal
conjugate vaccine yaitu vaksin imunisasi bayi dan untuk anak dibawah usia 2 tahun
dan pneumococcal polysaccharide vaccine direkomendasikan bagi orang dewasa.
Antibiotik yang digunakan dalam perawatan tipe pneumonia ini yaitu penicillin,
amoxicillin, dan clavulanic acid, serta macrolide antibiotics (Shaleh, 2013).
2) Untuk bakteri Hemophilus influenzae
Antibiotik cephalosporius kedua dan ketiga, amoxillin dan clavulanic acid,
fluoroquinolones, maxifloxacin oral, gatifloxacin oral, serta sulfamethoxazole dan
trimethoprim (Shaleh, 2013).
3) Untuk bakteri Mycoplasma
Dengan antibiotik macrolides, antibiotic ini diresepkan untuk mycoplasma
pneumonia, (Shaleh, 2013).
b. Bagi pneumonia yang disebabkan oleh virus
Pengobatannya sama dengan pengobatan pada penderita flu. Yaitu banyak beristirahat
dan pemberian nutrisi yang baik untuk membantu daya tahan tubuh. Sebab bagaimana
pun juga virus akan dikalahkan juka daya tahan yubuh sangat baik, (Shaleh, 2013).
c. Bagi pneumonia yang disebabkan oleh jamur
Cara pengobatannya akan sama dengan cara mengobati penyakit jamur lainnya. Hal yang
paling penting adalah pemberian obat anti jamur agar bisa mengatasi pneumonia (Shaleh,
2013).

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian Keperawatan
Menurut Puspasari (2019), klien yang mengalami Pneumonia tidak harus dirawat di
rumah sakit. Sebaliknya, dirawat jika akan atau beresiko mengalami Pneumonia berat. Data
yang harus dikumpulkan untuk mengakji klien dengan Pneumonia adalah :
a. Biodata
1) Identitas Pasien
Nama/ Nama panggilan, tempat tanggal lahir, usia, jenis kelamin, agama, pendidikan,
alamat, tanggal masuk, tanggal pengkajian, diagnosa medis, rencana terapi.
2) Identitas Orang Tua/Penanggung Jawab
Nama ayah dan ibu atau penanggung jawab, usia, pendidikan, pekerjaan, sumber
penghasilan, agama, alamat.
3) Identitas Saudara Kandung
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Alasan utama mengapa klien mencari pertolongan pada tenaga professional.
a) Riwayat Keluhan Utama
Hal yang berhubungan dengan keluhan utama:
i. Munculnya keluhan
Tanggal munculnya keluhan, waktu munculnya keluhan (gradual/tiba-
tiba), presipitasi/predisposisi (perubahan emosional, kelelahan, kehamilan,
lingkungan, toksin/allergen, infeksi).
ii. Karakteristik
Karakter (kualitas, kuantitas, konsistensi), loksai dan radiasi, timing (terus
menerus/intermiten, durasi setiap kalinya), hal-hal yang
meningkatkan/menghilangkan/mengurangi keluhan, gejala-gejala lain
yang berhubungan.
iii. Masalah sejak muncul keluhan
Perkembangannya membaik, memburuk, atau tidak berubah.
iv. Keluhan pada saat pengkajian
b) Riwayat Masa Lampau (khusus untuk anak usia 0-5 tahun)
i. Prenatal Care
Tempat pemeriksaan kehamilan tiap minggu, keluhan saat hamil, riwayat
terkena radiasi, riwayat berat badan selama hamil, riwayat imunisasi TT,
golongan darah ayah dan ibu.
ii. Natal
Tempat melahirkan, jenis persalinan, penolong persalinan, komplikasi yang
dialami saat melahirkan dan setelah melahirkan.
iii. Post Natal
Kondisi bayi, APGAR, Berat badan lahir, Panjang badan lahir, anomaly
kongenital, penyakit yang pernah dialami, riwayat kecelakaan, riwayat
konsumsi obat dan menggunakan zat kimia yang berbahaya, perkembangan
anak dibanding saudara-saudaranya.
c) Riwayat Keluarga
Penyakit yang pernah atau sedang diderita oleh keluarga (baik berhubungan/tidak
berhubungan dengan penyakit yang diderita klien), gambar genogram dengan
ketentuan yang berlaku (symbol dan 3 generasi).
b. Riwayat Imunisasi
Riwayat imunisasi (imunisasi yang pernah didapat, usia dan reaksi waktu imunisasi).
c. Riwayat Tumbuh Kembang
1) Pertumbuhan Fisik : Berat badan, tinggi badan, waktu tumbuh gigi, jumlah gigi,
pengukuran lingkar lengan atas, pengukuran lingkar kepala.
2) Perkembangan Tiap Tahap : Usia anak saat berguling, duduk, merangkak, berdiri,
berjalan, senyum kepada orang lain pertama kali, bicara pertama kali, kalimat
pertama yang disebutkan dan umur mulai berpakaian tanpa bantuan.
d. Riwayat Nutrisi
1) Pemberian ASI
2) Pemberian Susu Formula : Alasan pemberian, jumlah pemberian dan cara pemberian.
3) Pola Perubahan Nutrisi
e. Riwayat Psikososial
1) Yang mengasuh anak dan alasannya
2) Pembawaan anak secara umum (periang, pemalu, pendiam, dan kebiasaan menghisap
jari, membawa gombal, ngompol)
3) Lingkungan rumah (kebersihan, keamanan, ancaman, keselamatan anak, ventilasi,
letak barang-barang)
f. Riwayat Spiritual
1) Support sistem dalam keluarga
2) Kegiatan keagamaan
g. Reaksi Hospitalisasi
1) Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap : Alasan ibu membawa klien ke
RS, apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak, perasaan orang tua saat ini,
orang tua selalu berkunjung ke RS, yang akan tinggal di RS dengan anak.
2) Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
h. Aktivitas Sehari-hari
1) Nutrisi : Selera makan anak sebelum sakit dan saat sakit.
2) Cairan : Jenis minuman sebelum sakit dan saat sakit, frekuensi minum, kebutuhan
cairan dan cara pemenuhan sebelum sakit serta saat sakit.
3) Pola eliminasi : Tempat pembuangan sebelum sakit dan saat sakit, frekuensi,
konsistensi, kesulitan dan obat pencahar yang diberikan sebelum sakit serta saat sakit.
4) Pola istirahat tidur : Jam tidur anak saat siang dan malam, pola tidur, kebiasaan
sebelum tidur, kesulitan tidur sebelum sakit dan saat sakit.
5) Olahraga : Program olahraga, jenis dan frekuensi, kondisi setelah keluarga sebelum
sakit dan saat sakit.
6) Personal hygiene : Mandi (meliputi cara, frekuensi, dan alat mandi), cuci rambut
(Frekuensi dan cara), gunting kuku (Frekuensi dan cara), gosok gigi (frekuensi dan
cara).
7) Aktifitas mobilitas fisik : Kegiatan sehari-hari, pengaturan jadwal harian, penggunaan
alat bantu aktivitas, serta kesulitan pergerakan tubuh ssebelum sakit dan saat sakit.
8) Rekreasi : Perasaan saat sekolah, waktu luang, perasaan setelah rekreasi, waktu
senggang keluarga dan kegiatan hari libur sebelum sakit dan saat sakit.
i. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : Kesadaran, postur tubuh
2) Tanda – tanda vital : Tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan
3) Ukuran anthropometric : Berat badan, tinggi badan, lingkar kepala
4) Kepala : Kebersihan, warna rambut, benjolan dan tekstur rambut
5) Muka : Bentuk muka, ekspresi wajah dan kelainan
6) Mata : Penglihatan, konjungtiva, sclera, kelainan mata
7) Hidung : Kebersihan, kelainan
8) Telinga : Fungsi pendengaran, kelainan, kebersihan
9) Mulut : Gigi, gusi, lidah dan bibir
10) Tenggorokan : Warna mukosa, nyeri tekan dan nyeri menelan
11) Leher : Inspeksi dan palpasi kelenjar thyroid
12) Thorax dan pernapasan : Inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi
(dada)
2. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane alveolus-kapiler
c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas
d. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
e. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan
f. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit
g. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
h. Resiko hipovolemia ditandai dengan kehilangan cairan secara aktif

3. Intervensi Keperawatan
a. Diagnosa : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan proses infeksi
Intervensi : Manajemen jalan napas
b. Diagnosa : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane
alveolus-kapiler
Intervensi : Pemantauan Respirasi
c. Diagnosa : Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas
Intervensi : Pemantauan respirasi
d. Diagnosa : Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
Intervensi : Manajemen nyeri
e. Diagnosa : Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan
Intervensi : Manajemen Nutrisi
f. Diagnosa : Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit
Intervensi : Manajemen Hipertermia
g. Diagnosa : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen
Intervensi : Manajemen energi
h. Diagnosa : Resiko hipovolemia ditandai dengan kehilangan cairan secara aktif
Intervensi : Manajemen hipovolemia
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Hardi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda Nic, Nic,
Noc. Jogjakarta: Medi Action.

Asih N, Effendy C. Keperawatan medikal bedah : Klien dengan gangguan sistem pernafasan. Jakarta:
EGC; 2014.

Brunner & Suddarth. (2012). Keperawatan Medikal Bedah.(edisi 8). Jakarta : EGC.

Francis, Caia. (2011). Respiratory Care. Diterjemahkan oleh Tini Stella. Jakarta : Erlangga.

Nanda. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10 editor T Heather
Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC.

Puspasari. (2019). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernafasan. Yogyakarta
: PT.Pustaka Baru.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Edisi 1.
Jakarta: Persatuan Perawat Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Edisi 1. Jakarta:
Persatuan Perawat Indonesia.

Said M. Pneumonia. (2015). Buku Ajar Respirologi Anak. edisi pert. Jakarta: IDAI.

Anda mungkin juga menyukai