OLEH :
MARIA MASRIAT
7120481424
CI LAHAN CI INSTITUSI
(.................................) (.................................)
1. Definisi Pneumonia
yang disebabkan pengisian rongga alveoli oleh eksudat. Pertukaran gas tidak
dengan aliran darah disekitar alveoli, menjadi terhambat dan tidak berfungsi
yang disebut Alveoli, yang mengisi dengan udara ketika orang yang sehat
2. Klasifikasi Pneumonia
disebabkan oleh :
Streptococcus pneumonia
7
Disebabkan oleh :
Pneumonia aspirasi
Disebabkan oleh :
Pneumonia Jamur
Pneumonia Lobaris
Pneumonia yang terjadi pada satu lobus baik kanan maupun kiri.
Bronkopneumonia
tempat di paru. Bisa kanan maupu kiri yang disebabkan oleh virus
atau bakteri dan sering terjadi pada orang tua dan bayi.
8
(2012) diantaranya :
Pneumonia berat
Bukan Pneumonia
Tidak ada nafas cepat dan tidak ada tarikan dinding dada bagian
bawah ke dalam.
Pneumonia berat
Pneumonia
Bukan Pneumonia
Batuk pilek biasa tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke
3. Etiologi Pneumonia
a. Bakteri
b. Virus
c. Mycoplasma Pneumonia
d. Jamur
Albicans.
e. Aspirasi
Asing.
f. Pneumonia Hipostatik.
g. Sindrom Loeffer.
10
4. Manifestasi Klinis
Menurut Amin dan Hardhi (2015), tanda dan gejala pneumonia adalah
sebagai berikut:
peka rangsang atau terkadang euforia dan lebih aktif dari normal,
Terjadi dengan awaitan demam tiba- tiba dengan disertai sakit kepala,
nyeri dan kekakuan pada punggung dan leher, adanya tanda kernig dan
masa kanak- kanak. Sering kali merupakan bukti awal dari penyakit.
Menetap sampai derajat yang lebih besar atau lebih sedikit melalui
pemulihan.
dan sedikit lendir kental dan purulen, bergantung pada tipe dan tahap
infeksi.
yang lebih besar. Ditandai dengan anak akan menolak untuk minum
5. Patofisiologi Pneumonia
lain.
12
c. Pada individu yang sakit atau hygiene giginya buruk, flora normal
terkontaminasi.
alveolar. Pada individu yang rentan, pathogen yang masuk kedalam tubuh
Effendy, 2014).
13
7. Pemeriksaan Penunjang
adalah:
organisme khusus
asing
8. Penatalaksanaan Pneumonia
antibiotik per oral dan tetap tinggal dirumah. Penderita yang lebih tua dan
penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau penyakit paru
diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik.
15
Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
c. Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap
9. Komplikasi Pneumonia
terjadi adalah:
Infeksi aliran darah atau bakterimia terjadi akibat adanya bakteri yang
lain.
c. Efusi Pleura.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal atau dasar dalam proses keperawatan dan
merupakan tahap paling menentukan bagi tahap berikutnya yang berasal dari
tidak harus dirawat di rumah sakit. Sebaliknya, dirawat jika akan atau beresiko
2. Biodata
a. Identitas Pasien
Nama/ Nama panggilan, tempat tanggal lahir, usia, jenis kelamin, agama,
rencana terapi.
Nama ayah dan ibu atau penanggung jawab, usia, pendidikan, pekerjaan,
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
professional.
Munculnya keluhan
Prenatal Care
Natal
Post Natal
saudaranya.
d. Riwayat Keluarga
generasi).
4. Riwayat Imunisasi
Riwayat imunisasi (imunisasi yang pernah didapat, usia dan reaksi waktu
imunisasi).
Tabel 2.2
Imunisas
i
e. BCG
f. DPT (I,II,III)
g. Polio
(I,II,III,IV)
h. Campak
i. Hepatitis
20
berdiri, berjalan, senyum kepada orang lain pertama kali, bicara pertama
kali, kalimat pertama yang disebutkan dan umur mulai berpakaian tanpa
bantuan.
6. Riwayat Nutrisi
a. Pemberian ASI
pemberian.
Tabel 2.3
Pola Perubahan Nutrisi
7. Riwayat Psikososial
8. Riwayat Spiritual
b. Kegiatan keagamaan
9. Reaksi Hospitalisasi
a. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap : Alasan ibu membawa
orang tua saat ini, orang tua selalu berkunjung ke RS, yang akan tinggal di
RS dengan anak.
b. Cairan : Jenis minuman sebelum sakit dan saat sakit, frekuensi minum,
kebutuhan cairan dan cara pemenuhan sebelum sakit serta saat sakit.
d. Pola istirahat tidur : Jam tidur anak saat siang dan malam, pola tidur,
kebiasaan sebelum tidur, kesulitan tidur sebelum sakit dan saat sakit.
f. Personal hygiene : Mandi (meliputi cara, frekuensi, dan alat mandi), cuci
rambut (Frekuensi dan cara), gunting kuku (Frekuensi dan cara), gosok
waktu senggang keluarga dan kegiatan hari libur sebelum sakit dan saat
sakit.
tenaga.
tertentu dan dilakukan oleh otot halus sehingga tidak perlu tenaga,
a. Laboratorium
b. Foto Rontgen
penumpukan secret
berlebihan
1 Bersihan jalan napas tidak Setelah dilakukan tindakan Mandiri : 1. Takipnea, pernapasan
efektif berhubungan keperawatan dalam 1. Kaji frekuensi/kedalaman dangkal, dan gerak dada
dengan Penumpukan waktu….x24 jam maka pernapasan dan gerak dada. tak simetris sering terjadi
secret masalah keperawatan dapat 2. Auskultasi area paru, catat arena karena ketidaknyamanan
diatasi dengan kriteria hasil : penurunan/tak ada aliran udara gerakan dinding dada
a) Mengidentifikasi/ dan bunyi napas adventisus, misal dan/atau cairan paru.
menunjukkan perilaku : krekels, mengi. 2. Penurunan aliran udara
mencapai bersihan 3. Bantu pasien latihan napas sering. terjadi pada area
jalan napas. Tunjukkan/bantu pasien konsolidasi dengan cairan.
b) Menunjukkan jalan mempelajari melakukan batuk, Bunyi napas bronchial
napas paten dengan misal : menekan dada dan batuk (normal pada bronkus)
napas bersih, tak ada efektif sementara posisi batuk dapat terjadi juga pada
dispnea, sianosis. tinggi. area konsolidasi. Krekels,
4. Berikan cairan sedikitnya 2500 ronki dan mengi terdengar
ml/hari (kecuali kontraindikasi). pada inspirasi dan/atau
Tawarkan air hangat, daripada ekspirasi pada respons
dingin. terhadap pengumpulan
5. Penghisapan sesuai indikasi cairan, sekret kental dan
spasme jalan
Kolaborasi : napas/obstruksi.
1. Bantu mengawasi efek 3. Napas dalam
pengobatan nebuliser dan memudahkan ekspansi
fisioterapi lain. Lakukan maksimum paru-paru/
tindakan diantara waktu makan jalan napas lebih kecil.
dan batasi cairan bila mungkin. Batuk adalah mekanisme
2. Berikan cairan tambahan, pembersihan jalan napas
misal : IV, oksigen alami, membantu silia
humudifikasi, dan ruangan untuk mempertahankan
humudifikasi. jalan napas paten.
Penekanan menurunkan
ketidaknyamanan dada
26
dan posisi duduk
memungkinkan upaya
napas lebih dalam dan
lebih kuat.
4. Cairan (khususnya air
hangat) memobilisasi dan
mengeluarkan secret
5. Merangsang batuk atau
pembersihan jalan napas
secara mekanik pada
pasien yang tidak mampu
melakukan karena batuk
tak efektif atau penurunan
tingkat kesadaran.
Kolaborasi :
1. Memudahkan
pengenceran dan
pembuangan sekret.
Koordinasi
pengobatan/jadwal dan
masukan oral menurunkan
muntah karena batuk,
pengeluaran sputum.
2. Cairan diperlukan untuk
menggantikan kehilangan
dan memobilisasi sekret.
2 Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji frekuensi, kedalaman dan 1. Manifestasi distress
berhubungan dengan keperawatan dalam kemudahan bernapas. pernapasan tergantung
perubahan membran waktu….x24 jam maka 2. Tinggikan kepala dan dorong pada indikasi derajat
alveolar-kapiler. masalah keperawatan dapat sering mengubah posisi, napas keterlibatan paru dan
diatasi dengan kriteria hasil : dalam dan batuk efektif. status kesehatan umum.
1. Menunjukkan 3. Pertahankan istirahat tidur. 2. Tindakan ini
perbaikan ventilasi dan Dorong menggunakan teknik meningkatkan inspirasi
oksigenasi jaringan relaksasi dan aktifitas senggang. maksimal, meningkatkan
dengan GDA dalam 4. Observasi penyimpangan kondisi, pengeluaran sekret untuk
rentang normal dan tak cacat hipotensi banyaknya jumlah memperbaiki ventilasi.
ada gejala distress sputum merah mudah/berdarah, 3. Mencegah terlalu lelah
pernapasan. pucat, sianosis, perubahan tingkat dan menurunkan
27
2. Berpartisipasi pada kesadaran, dispnea berat, gelisah kebutuhan/ konsumsi
tindakan untuk oksigen untuk
memaksimalkan memudahkan perbaikan
oksigenasi. infeksi.
4. Syok dan edema paru
adalah penyebab umum
kematian pada pneumonia
dan membutuhkan
intervensi medik segera.
3 Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji frekuensi kedalaman 1. kecepatan biasanya
nafas berhubungan dengan keperawatan dalam pernafasan dan ekspansi dada. mencapai kedalaman
compliance paru menurun waktu….x24 jam maka Catat upaya pernafasan termasuk pernafasan bervariasi
masalah keperawatan dapat penggunaan otot bantu tergantung derajat gagal
diatasi dengan kriteria hasil : pernafasan / pelebaran nasal. nafas. Expansi dada
2. Auskultasi bunyi nafas dan catat terbatas yang
1. Pola nafas efektif, adanya bunyi nafas seperti berhubungan dengan
2. bunyi nafas normal atau krekels, wheezing. atelektasis dan atau nyeri
bersih, 3. Tinggikan kepala dan bantu dada
3. TTV dalam batas mengubah posisi. 2. Ronki dan wheezing
normal, 4. Observasi pola batuk dan menyertai obstruksi jalan
4. ekspansi paru karakter sekret. nafas / kegagalan
mengembang. 5. Dorong/bantu pasien dalam pernafasan.
nafas dan latihan batuk. 3. Duduk tinggi
memungkinkan ekspansi
paru dan memudahkan
pernafasan.
4. Kongesti alveolar
mengakibatkan batuk
sering/iritasi.
5. Dapat
meningkatkan/banyaknya
sputum dimana gangguan
ventilasi dan ditambah
ketidak nyaman upaya
bernafas.
4 Kekurangan volume cairan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji perubahan tanda vital, 2. Peningkatan
berhubungan dengan keperawatan dalam contoh : peningkatan suhu/memanjangnya
kehilangan cairan waktu….x24 jam maka suhu/demam memanjang, demam meningkatkan laju
28
berlebihan, penurunan masalah keperawatan dapat takikardia, hipotensi ortostatik. metabolik dan kehilangan
masukan oral. diatasi dengan kriteria hasil : 2. Kaji turgor kulit, kelembaban cairan melalui evaporasi.
membran mukosa (bibir, lidah). TD ortostatik berubah dan
1. Mempertahankan urin 3. Pantau masukan dan haluaran, peningkatan takikardia
output sesuai dengan catat warna, karakter urine, menunjukkan kekurangan
usia dan BB, BJ, urine hitung keseimbangan cairan. cairan sistemik.
normal, HT normal 3. Indikator langsung
2. Tekanan darah, nadi, Kolaborasi : keadekuatan volume
suhu dalam batas normal 1. Kolaborasi dengan tim medis cairan, meskipun
3. Tidak ada tanda-tanda pemberian anti piretik, anti membran mukosa mulut
dehidrasi, elastis turgor emetic. mungkin kering karena
kulit baik, membrane nafas mulut dan oksigen
mukosa lembab, tidak tambahan
ada rasa haus yang 4. Memberikan informasi
berlebihan. tentang keadekuatan
volume cairan dan
kebutuhan penggantian.
Kolaborasi :
1. Berguna menurunkan
kehilangan cairan.
Kolaborasi :
1. Digunakan untuk
mengurangi demam dengan
aksi sentralnya pada
hipothalamus, meskipun
demam mungkin dapat
berguna dalam membatasi
pertumbuhan organisme,
dan meningkatkan
autodestruksi dari sel-sel
yang terinfeksi.
30
. 17. Implementasi Keperawatan
pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan
(Nursalam, 2013).
Efenddy, C. & Niluh, G.Y. 2010. Keperawatan medical bedah klien dengan
gangguan system pernapasan. Jakarta:buku kedokteran EGC.
Oktiawati, A. & Julianti, E. 2019. Buku Ajar Konsep dan Aplikasi Keperawatan
Anak. Jakarta:Trans Info Media.