Anda di halaman 1dari 101

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN


KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BATITA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOMBA OPU

OLEH :

ENJEL BATKUNDE
120741821

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN (STIK) FAMIKA
MAKASSAR
2022
SKRIPSI
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN
KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BATITA DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS SOMBA OPU

Diajukan untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) dalam


program Studi Ilmu Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan
(STIK) Famika Makassar

OLEH :
ENJEL BATKUNDE
120741821

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN (STIK) FAMIKA
MAKASSAR
2022

i
SURAT PERNYATAAN

Saya bersumpah bahwa Skripsi penelitian ini adalah hasil karya

sendiri dan belum pernah dibuat dan dikumpulkan oleh orang lain untuk

memperoleh gelar dari berbagai jenjang pendidikan di Perguruan Tinggi

manapun.

Sungguminasa, Juli 2022

Yang menyatakan,

ANGEL BATKUNDE
120741821

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN


KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BATITA DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS SOMBA OPU
TAHUN 2022

Disusun dan diajukan oleh :

ANGEL BATKUNDE
NIM.120741821

Disetujui dan dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi.

Sungguminasa, Juli 2022

Disetujui Oleh:

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Ns. Wiwiek Hidayati Jaya, S.Kep., M.Kes Dr.Ns.YuditPatiku,S.Si,S.Kep.,M.Kes


NIDN: 0916096903 NIDN: 0916096903

iii
HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN


KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BATITA DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS SOMBA OPU
TAHUN 2022

Disusun dan diajukan oleh :

ANGEL BATKUNDE
120741821

Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi


Pada Hari : Sabtu
Tanggal : 6 Maret 2021

Dinyatakan telah memenuhi syarat dan disetujui sebagai tugas akhir.

Tim Penguji :
1. Ns. Fani Fionita, S.Kep ( )

2. Ns. Sriwahyuni, S.Kep., M.Kep ( )

Tim pembimbing
3. Ns. Wiwiek Hidayati Jaya, S.Kep., M.Kes. ( )

4. Dr. Ns. Yudit Patiku,S.Si, S.Kep.,M.Kes ( )

Mengetahui,
Ketua STIK Famika Makassar, Ketua Prodi S1 Keperawatan,

DR. Yudit Patiku,S.Si,S.Kep,Ns,M.Kes. Ns. Ambo Anto,S.Kep.,M.M


NIDN. 0916096903 NIDN:0913029103

iv
MOTTO

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

atas berkat dan rahmat-Nya jualah sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Sosial Ekonomi

Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Batita Di Wilayah Kerja Puskesmas

Somba Opu Tahun 2022”

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi syarat dalam melakukan

penelitian guna menyelesaikan studi pada program studi S1 Keperawatan

pada Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Famika Makassar.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai karena adanya

bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini peneliti menyampaikan rasa terima kasih tak terhingga

kepada kedua orang tua yaitu Ayahanda Jonatan Batkunde dan Ibunda

Neltje Marian, serta saudara-saudaraku (Kaka Mon, Kaka Mike, Kaka Ake,

adik Johandan usi Mickha), beserta keluarga besarku, terima kasih atas

segala dukungan, doa dan kasih sayang yang tak pernah pupus, serta

penghormatan yang sebesar-besarnya kepada :


1. Ibu Tabita Nazara, selaku Ketua Yayasan Fani Mitra Karya Makassar.

2. DR. Yudit Patiku, S.Si, S.Kep, Ns. M.Kes, selaku Ketua Sekolah Tinggi
Ilmu Keperawatan (STIK) FAMIKA Makassar.

3. Ns.Ambo Anto, S.Kep., M.M selaku Ketua Program Studi S-1

Keperawatan STIK FAMIKA Makassar.

4. Ns.Wiwiek Hidayati Jaya,S.Kep.,M.Kes. selaku pembimbing I

sekaligus penguji III, dan Dr. Ns. Yudit Patiku, S.Si., S.Kep., M.Kes

vi
selaku pembimbing II sekaligus penguji IV yang telah meluangkan

waktu, tenaga dan sumbangan fikiran dalam memberikan arahan

kepada penulis.

5. Ns.Fani Fionita, S.Kep. selaku penguji I dan Ns.Sriwahyuni,

S,Kep.,M.kep. selaku penguji II yang telah meluangkan waktunya

demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Ns.Wiwiek Hidayati Jaya,S.Kep.,M.Kes. Selaku pembimbing

akademik yang telah membimbing penyusun dalam penyelesaian

skripsi ini.
7. Seluruh dosen dan staf STIK Famika Makassar, selaku pendidik dan

pembimbing dalam penyelesaian tugas dan kewajiban baik teori maupun

praktek selama pendidikan di STIK FAMIKA Makassar.

8. Sahabat seperjuangan ku terkhusus Esi, Yuni, Leny, koce, Jusmi, jeane


dan Yuyun yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini baik

dalam bentuk materi maupun non materi.

9. Rekan seangkatan 2018 yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu. Terimakasih telah menjadi teman seperjuangan dan terus

semangat kawan.

10. Semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan skripsi

ini yang tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu persatu.


Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, dengan lapang dada peneliti menerima kritikan dan

saran yang konstruktif demi sempurnanya skripsi ini.

Akhirnya peneliti mengucapkan terima kasih atas segala kebaikan

dan bantuan yang diberikan semoga mendapat balasan yang setimpal

dari Tuhan Yang Maha Esa.

vii
Sungguminasa, Juli

2022

Peneliti,

ttd

ANGEL BATKUNDE
120741821

viii
SEKOLAH TINGGI ILMU
KEPERAWATAN
(STIK) FAMIKA MAKASSAR
JULI 2021

ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN
STUNTING PADA ANAK BATITA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SOMBA OPU
TAHUN 2022

Oleh : Angel Batkunde, NIM. 120741821


(xv + 11 Tabel + 9 Gambar + 9 Lampiran + 59 Halaman)
Stunting adalah kondisi anak usia 0-59 bulan dimana tinggi badan
menurut umur <-2SD dari standar median WHO. Stunting bisa disebabkan oleh
faktor pengetahuan ibu dan status sosial ekonomi keluarga. Tujuan penelitian ini
adalah diketahuinya hubungan pengetahuan dan sosial ekonomi dengan
kejadian stunting pada anak Batita di wilayah kerja Puskesmas Somba Opu.
Penelitian menggunakan desain Cross Sectional, sampel menggunakan
Non-probabiity sampling dengan purposive sampling yaitu ibu yang memiliki
anak batita sebanyak 31 responden. Selanjutnya data dioalh dengan program
SPSS versi 16.00 dengan uji statistik Chi Square dengan Fisher Exact Test.
Hasil analisis bivariate uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square
dengan Fisher Exact di peroleh masing-masing variabel nilai ρ (0,00) < nilai α
(0,05), berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian ada hubungan
pengetahuan dan sosial ekonomi dengan kejadian stunting pada anak Batita di
wilayah kerja Puskesmas Somba Opu.
Dapat disimpulkan dari penelitian ini bahwa ada hubungan pengetahuan
dan social ekonomi denga kejadian stunting pada anak batita di wilayah kerja
puskesmas somba opu,Kab.Gowa. diharapkan agar pihak puskesmas untuk
meningkatkan kualitas pelayanan dan penyuluhan maupun edukasi kepada ibu
dan anak terkait bahayanya stunting pada anak.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sosial Ekonomi, Kejadian Stunting


Pustaka : 11 (2014 - 2020).

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL---------------------------------------------------------------------i

SURAT PERNYATAAN---------------------------------------------------------------ii

HALAMAN PERSETUJUAN---------------------------------------------------------iii

HALAMAN PENGESAHAN----------------------------------------------------------iv

MOTTO ----------------------------------------------------------------------------------v

KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------vi

DAFTAR ISI------------------------------------------------------------------------------ ix

DAFTAR TABEL------------------------------------------------------------------------ xi

DAFTAR GAMBAR--------------------------------------------------------------------xiii

DAFTAR LAMPIRAN------------------------------------------------------------------xiv

ABSTRAK -------------------------------------------------------------------------------xv

BAB I PENDAHULUAN --------------------------------------------------------1

A. Latar Belakang--------------------------------------------------------1

B. Rumusan Masalah---------------------------------------------------5

C. Tujuan Penelitian-----------------------------------------------------5

D. Manfaat Penelitian---------------------------------------------------6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA --------------------------------------------------8

A. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan------------------------8

B. Tinjauan Umum Tentang Sosial Ekonomi---------------------15

C. Tinjauan Umum Tentang Stunting-------------------------------17

x
D. Tinjauan Umum Tentang Anak Batita---------------------------31

BAB III KERANGKA KERJA PENELITIAN ----------------------------------34

A. Kerangka Konsep Penelitian--------------------------------------34

B. Variabel Penelitian---------------------------------------------------35

C. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif---------------------35

D. Hipotesis Penelitian--------------------------------------------------36

BAB IV METODE PENELITIAN -------------------------------------------------37

A. Desain Penelitian-----------------------------------------------------37

B. Populasi dan Sampel------------------------------------------------37

C. Pengumpulan Data--------------------------------------------------38

D. Analisa Data-----------------------------------------------------------39

E. Etika Penelitian-------------------------------------------------------41

F. Waktu Penelitian-----------------------------------------------------42

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ------------------------43

A. Hasil Penelitian ------------------------------------------------------43

B. Pembahasan----------------------------------------------------------51

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN -------------------------------------------58

A. Kesimpulan------------------------------------------------------------58

B. Saran -------------------------------------------------------------------59

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Standar Antropometeri Anak------------------------------------------------

26

Tabel 5.1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Umur Ibu

Batita Di Wilayah Kerja Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa,

Juni-Juli 2022-------------------------------------------------------------------

44

Tabel 5.2 : Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Ibu Batita Di Wilayah Kerja Puskesmas Somba Opu Kab.

Gowa, Juni-Juli 2022----------------------------------------------------------

44

Tabel 5.3 : Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Umur Ibu

Batita Di Wilayah Kerja Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa,

Juni-Juli 2022-------------------------------------------------------------------

45

Tabel 5.4 : Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Umur Batita

Di Wilayah Kerja Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa, Juni-

Juli 2022--------------------------------------------------------------------------

46

Tabel 5.4 : Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Umur Batita

Di Wilayah Kerja Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa, Juni-

xii
Juli 2022--------------------------------------------------------------------------

46

Tabel 5.4 : Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Umur Batita

Di Wilayah Kerja Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa, Juni-

Juli 2022--------------------------------------------------------------------------

46

Tabel 5.5 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Anak

Batita Di Wilayah Kerja Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa,

Juni-Juli 2022-------------------------------------------------------------------

46

Tabel 5.6 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Ibu Tentang Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Somba

Opu Kab. Gowa, Juni-Juli 2022--------------------------------------------

47

Tabel 5.7 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sosial Ekonomi

Di Wilayah Kerja Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa, Juni-

Juli 2022--------------------------------------------------------------------------

48

Tabel 5.8 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian

Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Somba Opu Kab.

Gowa, Juni-Juli 2022----------------------------------------------------------

48

xiii
Tabel 5.9 : Analisis Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Stunting

Pada Anak Batita Di Wilayah Kerja Puskesmas Somba Opu

Kab. Gowa, Juni-Juli 2022---------------------------------------------------

49

Tabel 5.10: Analisis Hubungan Sosial Ekonomi dengan Kejadian Stunting

Pada Anak Batita Di Wilayah Kerja Puskesmas Somba Opu

Kab. Gowa, Juni-Juli 2022---------------------------------------------------

50

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Grafik Berat Badan Menurut Umur Anak Laki-Laki 24-60

Bulan (z-scores)----------------------------------------------------------------

27

Gambar 2.2 : Grafik Tinggi Badan Menurut Umur Anak Laki-Laki 24-60

Bulan (z-scores)----------------------------------------------------------------

27

xiv
Gambar 2.3 : Grafik Berat Badan Menurut Tinggi Badan Anak Laki-Laki

24-60 Bulan (z-scores)-------------------------------------------------------

28

Gambar 2.4 : Grafik Indeks Massa Tubuh Menurut Umur Anak Laki-Laki

24-60 Bulan (z-scores)-------------------------------------------------------

28

Gambar 2.5 : Grafik Berat Badan Menurut Umur Anak Perempuan 24-60

Bulan (z-scores)----------------------------------------------------------------

29

Gambar 2.6 : Grafik Tinggi Badan Menurut Umur Anak Perempuan 24-60

Bulan (z-scores)----------------------------------------------------------------

29

Gambar 2.7 : Grafik Berat Badan Menurut Tinggi Badan Anak Perempuan

24-60 Bulan (z-scores)-------------------------------------------------------

30

Gambar 2.8 : Grafik Indeks Massa Tubuh Menurut Umur Anak Perempuan

24-60 Bulan (z-scores)-------------------------------------------------------

30

Gambar 3.1 : Skema Kerangka Konsep -------------------------------------------------

35

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Penjelasan Responden

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 3 : Instrumen Penelitian

Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 5 : Master Tabel Hasil Penelitian

Lampiran 6 : Hasil Pengolahan Data Penelitian

Lampiran 7 : Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Institusi

Lampiran 8: Surat Izin Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan

Politik Provinsi Sulawesi Selatan dan Kab. Gowa

Lampiran 9 : Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian.

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peristiwa stunting timbul sebagai akibat dari kondisi yang

berlangsung lama serupa kemiskinan, sikap pola asuh yang tidak

tepat, serta kerap mengidap penyakit secara berulang karena higiene

ataupun sanitasi yang kurang baik. Stunting pada anak balita ialah

salah satu penanda status gizi kronis yang bisa membagikan cerminan

kendala kondisi sosial ekonomi secara keseluruhan di masa lampau

serta pada 2 tahun awal kehidupan anak bisa memberikan akibat yang

susah diperbaiki .

Secara global, diperkirakan 26% balita mengalami stunting.

Pada tahun 2017 22,2% ataupun kurang lebih 150,8 juta balita di dunia

hadapi stunting. Pada tahun 2017, lebih dari separuh balita stunting di

dunia berasal dari Asia (55%) sebaliknya lebih dari sepertiganya (39%)

tinggal di Afrika. Dari 83, 6 juta balita stunting di Asia, proporsi paling

banyak berasal dari Asia Selatan (58,7%) serta proporsi paling sedikit

di Asia Tengah (0,9%). Menurut World Health Organization Indonesia

tercantum ke dalam negara ketiga dengan prevalensi paling tinggi di

regional Asia Tenggara/SouthEast Asia Regional (SEAR) .

Prevalensi stunting di Indonesia menurut Riset Kesehatan

Dasar 2018 sebesar 30,8% terjadi penurunan dari tahun 2013 sebesar

1
37,2% serta pada tahun 2007 sebesar 36,8% . Prevalensi stunting

dikabupaten gowa pada tahun 2018 berada di angka 40,5 persen

kemudian tahun 2019 menurun diangka 36,9 persen namun target

pemerintah kab.gowa prevalensi stunting dibawah 14 persen pada

tahun 2024 mendatangPada tahun 2018 prevalensi stunting lebih

besar dibanding dengan kasus gizi pada bayi yang lain semacam gizi

kurang baik, gizi kurang gizi kurus serta obesitas .Permasalahan

stunting perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak dan lintas

sektor karena stunting kasusnya masih cukup tinggi. Berbagai aspek

yang dapat memengaruhi tingginya angka kejadian stunting yaitu

aspek ekonomi, politik, pelayanan kesehatan, pendidikan, sosial,

budaya, dan lingkungan (9). Faktor sosial ekonomi yang

mempengaruhi proses pertumbuhan anak adalah pendapatan,

pendidikan, dan pengetahuan orang tua. Kondisi ekonomi berkaitan

dengan kemampuan suatu keluarga dalam memenuhi kebutuhan

asupan yang bergizi dan bagaimana seseorang memilih pelayanan

kesehatan untuk ibu hamil dan balita.

Penelitian Rizwiki Oktavia (2021) menyatakan hasil literature

review dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara status

sosial ekonomi keluarga dengan kejadian stunting. Pendapatan

keluarga dan pendidikan orangtua dapat merupakan faktor sosial

ekonomi keluarga yang dapat menyebabkan terjadinya stunting pada

anak. Namun meskipun demikian, faktor tersebut tetap tergantung

2
pada cara seseorang dalam mengimplementasikan pendapatan serta

pendidikan yang dimilikinya dalam memenuhi kebutuhan gizi anak

yang baik serta masih terdapat faktor lain yang dapat menjadi

penyebab kejadian stunting. (Hairil Akbar dan Mauliadi Ramli, 2022).

Kejadian stunting muncul sebagai akibat dari keadaan yang

berlangsung lama seperti kemiskinan, perilaku pola asuh yang tidak

tepat, dan sering menderita penyakit secara berulang karena higiene

maupun sanitasi yang kurang baik. Stuntingpada anak balita

merupakan salah satu indikator status gizi kronis yang dapat

memberikan gambaran gangguan keadaan sosial ekonomi secara

keseluruhan di masa lampau dan Salah satu penyebab tidak langsung

dari masalah stunting adalah status sosial ekonomi keluarga yang

dipengaruhi oleh tingkat Pendidikan orang tua, karena jika Pendidikan

tinggi semakin besar peluangnya untuk mendapatkan penghasilan

yang cukup supaya bisa berkesempatan untuk hidup dalam lingkungan

yang baik dan sehat, sedangkan pekerjaan yang lebih baik orang tua

selalu sibuk bekerja sehingga tidak tertarik untuk memperhatikan

masalah yang dihadapi anak- anaknya, padahal sebenarnya anak-

anak tersebut benar-benar membutuhkan kasih sayang orangtua

(Adriani, 2012).

Masalah gizi kurang yang ada sekarang ini antara lain adalah

adalah disebabkan karena konsumsi yang tidak adekuat dipandang

sebagai suatu permasalahan ekologis yang tidak saja disebabkan oleh

3
ketidak cukupanketersediaan pangan dan zat-zat gizi tertentu tetapi

juga dipengaruhi oleh kemiskinan, sanitasi lingkunga yang kurang baik

dan ketidaktahuan tentang gizi. Tingkat social ekonomi mempengaruhi

kemampuan keluarga untuk mencukupi kebutuhan zat gizi balita,

disamping itu keadaan sosial ekonomi juga berpegaruh pada pemilihan

macam makanan tambahan dan waktu pemberian makananya serta

kebiasan hidup sehat. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kejadian

stunting balita. Status sosial ekonomi juga sangat dipengaruhi oleh

tingkat pendapatan keluarga, apabila akses pangan ditingkat rumah

tangga terganggu, terutama akibat kemiskinan, maka penyakit kurang

gizi (malnutrisi) salah satunya stunting pasti akan muncul.( Dian

Wahyuni dan Rinda Fitrayuna, 2020 ) . begitupun dengan Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Widianti (2016) pada anak usia 5-19

tahun ditemukan beberapa hal yang menjadi faktor resiko terjadinya

stunting, salah satunya yaitu, pendidikan orang tua yang rendah dan

kelas sosial yang rendah. Pendidikan ibu yang rendah merupakan

faktor resiko terjadinya stunting yang paling tinggi dibanding dengan

faktor lain. Menurutnya hal tersebut dapat disebabkan karena ibu

dengan pendidikan yang tinggi cenderung memiiki finansial yang lebih

mapan dan dapat meningkatkan pendapatan keluarga.

Dari beberapa penelitian di atas membahas tentang Faktor

Sosial Ekonomi dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 6-59 Bulan

di Kota Kotamobagu ( Hairil Akbar dan Mauliadi Ramli 2022).Kemudian

4
penelitian dari (Dian Wahyuni dan Rinda Fitrayuna, 2020) Pengaruh

Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Desa Kualu

Tambang Kampar.

Dari penelitian itu maka peneliti mengambil judul penelitian yaitu

Hubungan pengetahuan dan sosial ekonomi dengan kejadian stuntuing

pada anak Balita di wilayah kerja Puskesmas Somba Opu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ apakah

Pengetahuan dan Sosial Ekonomi berhubungan dengan kejadian

stunting pada anak batita di wilayah kerja puskesmas Somba Opu”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan pengetahuan dan sosial ekonomi dengan

kejadian stunting pada anak Batita di wilayah kerja Puskesmas

Somba Opu.

2. Tujuan Khusus

a. Diidentifikasinya pengetahuain ibu tentang stunting di wilayah

kerja Puskesmas Somba Opu.

b. Diidentifikasinya sosial ekonomi ibu di wilayah kerja Puskesmas

Somba Opu.

5
c. Dianalisanya hubungan pengetahuan dengan kejadian stunting

pada anak Batita di wilayah kerja Puskesmas Somba Opu.

d. Dianalisanya hubungan sosial ekonomi dengan kejadian

stunting pada anak Batita di wilayah kerja Puskesmas Somba

Opu.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti : Sebagai peningkatan wawasan dalam hal

pengetahuan tentang kejadian stunting pada anak batita yang

berhubungan dengan pengetahuan dan status sosial ekonomi

b. Bagi Responden : Meningkatkan pengetahuan responden

dalam hal terkait kejadian stuntingpada anak batita dan

hubungannya dengan status social ekonomi

c. Bagi Instansi : Diharapkan kepada pihak yang bersangkutan

agar penelitian ini menjadi pedoman dalam melakukan

observasi kepada anak batita

d. Bagi Institusi : dapat di jadikan sebagai referensi untuk

penelitian berikutnya

2. Manfaat Teoritis : Penelitian ini berkaitan dengan departemen

keperawatan anak. Dimana Departemen tersebut membahas

tentang masalah-masalah Kesehatan yang terjadi pada anak begitu

juga dengan penanngulangannya.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil pengideraan manusia, atau hasil

tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya

(mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut

sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap

objek. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Karena dalam pengalaman dan penelitian, ternyata perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku

yang tidak didasari oleh pengetahuan (Soekidjo Notoatmodjo,

2010).

2. Tingkatan Pengetahuan

Menurut Bloom, secara garis besar pengetahuan dibagi dalam

6 (enam) tingkatan, yaitu :

a. Tahu(know)

7
Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat

peristilahan, definisi, kata-kata, gagasan, pola, urutan,

metodologi,

8
prinsip dasar, dan sebagainya. Misalnya seseorang diminta

untuk menjelaskan tentang mobilisasi dini, orang yang berada

pada tahapan ini dapat menguraikan dengan baik dari definisi

dan manfaat dari mobilisasi dini.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan

dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi(aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi tersebut secara benar.

d. Analisis(analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi /suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih

di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu

sama lain.

e. Sintesis(synthesis)

Sintesis merujuk pada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi(evaluation)

9
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau

objek (Agus Riyanto, 2013).

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah (baik

formal maupun formal) dan berlangsung seumur hidup.

Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata

laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan

dimana seseorang dengan pendidikan tinggi, orang tersebut

akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun seseorang

dengan pendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan

rendah pula, karena pengetahuan tidak mutlak diperoleh di

pendidikan formal, akan tetapi dapat juga diperoleh dari

pendidikan nonformal.

b. Informasi atau media massa

Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui. Informasi

tersebut dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

melalui media elektronik maupun media cetak.

10
c. Sosial budaya dan ekonomi

Status ekonomi seseorang akan menentukan tersedianya

suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu sehingga

status social ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan

seseorang.

d. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar

individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.

Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya

pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan

tersebut.

e. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu

cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara

mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam

memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.

f. Usia

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola piker

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang

pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik (Agus Riyanto, 2013).

11
4. Pengukuran Tingkat Pengetahuan.

Menurut Skinner, bila seseorang mampu menjawab

mengenai materi tertentu baik secara lisan maupun tulisan, maka

dikatakan orang tersebut mengetahui bidang tersebut.

Pengukuran bobot pengetahuan seseorang ditetapkan

menurut hal-hal sebagai berikut :

a. Bobot I : tahap tahu dan pemahaman.

1) Tahu (know)

Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat

peristilahan, definisi, kata-kata, gagasan, pola, urutan,

metodologi, prinsip dasar, dan sebagainya.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan

dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar

(Agus Riyanto, 2013).

b. Bobot II : tahap tahu, paham, aplikasi dan analisis.

1) Tahu(know)

Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat

peristilahan, definisi, kata-kata, gagasan, pola, urutan,

metodologi, prinsip dasar, dan sebagainya.

2) Memahami(comprehension)

12
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan

dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi(aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi tersebut secara benar.

4) Analisis(analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi /suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi

masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada

kaitannya satu sama lain (Agus Riyanto, 2013).

c. Bobot III : tahap tahu, paham, aplikasi, analisis, sintesis,

evaluasi.

1) Tahu(know)

Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat

peristilahan, definisi, kata-kata, gagasan, pola, urutan,

metodologi, prinsip dasar, dan sebagainya.

2) Memahami(comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan

dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi(aplication)

13
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi tersebut secara benar.

4) Analisis(analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi /suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi

masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada

kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis(synthesis)

Sintesis merujuk pada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam

suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi(evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian (Agus Riyanto, 2013).

Menurut Arikunto (2006) dalam bukunya Agus Riyanto

(2013), kategori tingkat pengetahuan seseorang dibagi menjadi tiga

tingkatan yang didasarkan pada nilai persentase yaitu :

a. Tingkat pengetahuan kategori baik jika nilainya > 75%.

b. Tingkat pengetahuan kategori sedang jika nilainya 56-74%.

c. Tingkat pengetahuan kategori kurang jika nilainya <55%.

Dalam membuat kategori tingkat pengetahuan jika yang

diteliti masyarakat umum, yaitu :

14
a. Tingkat pengetahuan kategori baik jika nilainya > 50%.

b. Tingkat pengetahuan kategori kurang baik jika nilainya <50%.

Namun, jika yang diteliti respondennya petugas kesehatan,

maka persentasenya akan berbeda , yaitu :

a. Tingkat pengetahuan kategori baik jika nilainya > 75%.

b. Tingkat pengetahuan kategori kurang baik jika nilainya <75%

(Agus Riyanto, 2013).

B. Tinjauan Umum Tentang Sosial Ekonomi

1. Pengertian

Status sosial ekonomi adalah gambaran tentang keadaan

seseorang atau suatu masyarakat ditinjau dari segi sosial ekonomi,

gambaran itu seperti tingkat pendidikan, pendapatan, pekerjaan

dan sebagainya. Status ekonomi kemungkinan besar merupakan

bentuk gaya hidup keluarga. Pendapatan keluarga yang memadahi

akan menunjang tumbuh kembang anak. orang tua dapat

menyediakan semua kebutuhan anak baik primer maupun

sekunder (Soetjiningsih, 2004) dalam Rahmawati L (2020).

Sedangkan menurut Marpadi (2002) Rahmawati L (2020)

mempelajari keadaan status sosial ekonomi seseorang atau

keluarga tidak cukup hanya ditinjau dari pekerjaan saja, tetapi

ditinjau dari hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut

seperti pendapatan atau penghasilan, tingkat pendidikan atau

barang-barang yang dimiliki, termasuk materi yang digunakan

15
untuk rumah yang di tempati. Status sosial ekonomi yang seperti

pendapatan, pendidikan, pekerjaan, dan harta benda yang dimiliki,

termasuk materi yang digunakan oleh keluarga tersebut.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi status social ekonomi

1) Pengetahuan ibu.

Menurut Haile, et al. (2016) menyatakan bahwa faktor yang

meningkatkan kemungkinan stunting pada balita di Ethiopia

adalah selang kelahiran pendek, memiliki anemia, orang tua

yang tidak memiliki pendidikan formal, IMT ibu yang niral dan

kurang, latar belakang keluarga miskin dan tidak memiliki

fasilitas jamban yang baik. Mukunya, et al. (2014) menyatakan

bahwa tingkat pengetahuan pengasuh mengenai C-IMCI

(Integrted Management of Childhood Illnesses) yang rendah

(13,3%, N= 59) dan tempat tinggal pedesaan juga

mempengaruhi terjadinya gizi buruk dan stunting pada balita

Namun hasil penelitian Kusumawati (2015) bertentangan

dengan hasil penelitian sebelumnya, yaitu tidak ada hubungan

yang signifikkan antara pengetahuan gizi pada ibu dengan

status gizi balita, tetapi terdapat hubungan antara tingkat status

sosial eonomi keluarga dengan status gizi balita di kelurahan

Gajahmungkur, Semarang. Khuil’in,( 2015) menyatakan bahwa

terdapat hubungan antara pengetahuan gizi ibu dengan

16
konsumsi ikan, sayur, dan buah pada anak usia prasekolah di

Sidoharjo.

2) Pendapata keluarga

Ketersediaan kebutuhan rumah tangga tergantung dari

pendapatan keluarga. Selain itu, pendapatan keluarga juga

menentukan jenis pangan yang dibeli. Keluarga dengan

pendapatan terbatas akan kurang memenuhi kebetuhan

makanannya terutama untuk memenuhi kebutuhan zat gizi

dalam tubuh. Tingkat pendapatan juga ikut menentukan jenis

pangan yang akan dibeli (Adriani dan Wirjatmadi, 2014)

Standart hidup yang layak dihitung dari pendapatan per

kapita(tingkat ekonomi). Pendapatan keluarga merupakan salah

satu faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas makanan.

Tingkat pendapatan akan menujukan jenis pangan yang akan

dibeli. Status sosial ekonomi dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan karena orang dengan pendidikan tinggi

C. Tinjauan Umum Tentang Stunting

1. Pengertian

Stunting didefinisikan sebagai kondisi anak usia 0 – 59

bulan, dimana tinggi badan menurut umur berada di bawah minus 2

Standar Deviasi (<-2SD) dari standar median WHO (Kemenkes,

2018).

17
2. Penyebab

Faktor determinan penting terjadinya stunting di Indonesia,,

yaitu :

a. Bayi tidak diberi ASI eksklusif.

b. Kelahiran prematur.

c. Bayi lahir pendek.

d. Kurangnya akses pelayanan kesehatan.

e. Akses jamban dan air minum yang tidak memadai.

f. Ibu yang berpostur pendek.

g. Pendidikan ibu yang rendah.

h. Tinggal di pedesaan.

i. Status sosio-ekonomi runag tangga yang rendah (Doddy

Izwardy, 2018).

Kondisi kesehatan dan gizi ibu sebelum dan saat kehamilan

serta setelah persalinan mempengaruhi pertumbuhan janin dan

risiko terjadinya stunting. Tidak terlaksananya inisiasi menyusu dini

(IMD), gagalnya pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif, dan proses

penyapihan dini dapat menjadi salah satu faktor terjadinya stunting.

Sedangkan dari sisi pemberian makanan pendamping ASI (MP

ASI) hal yang perlu diperhatikan adalah kuantitas, kualitas, dan

keamanan pangan yang diberikan. Faktor lainnya pada ibu yang

mempengaruhi adalah postur tubuh ibu (pendek), jarak kehamilan

yang terlalu dekat, ibu yang masih remaja, serta asupan nutrisi

18
yang kurang pada saat kehamilan. Menurut Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan

Masa sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa sesudah

Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta

Pelayanan Kesehatan Seksual, faktor-faktor yang memperberat

keadaan ibu hamil adalah terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering

melahirkan, dan terlalu dekat jarak kelahiran. Usia kehamilan ibu

yang terlalu muda (di bawah 20 tahun) berisiko melahirkan bayi

dengan berat lahir rendah (BBLR). Bayi BBLR mempengaruhi

sekitar 20% dari terjadinya stunting. Kondisi sosial ekonomi dan

sanitasi tempat tinggal juga berkaitan dengan terjadinya stunting.

Kondisi ekonomi erat kaitannya dengan kemampuan dalam

memenuhi asupan yang bergizi dan pelayanan kesehatan untuk ibu

hamil dan balita. Sedangkan sanitasi dan keamanan pangan dapat

meningkatkan risiko terjadinya penyakit infeksi (Kemenkes, 2018).

3. Dampak

Dampak yang ditimbulkan stunting dapat dibagi menjadi

dampak jangka pendek dan jangka panjang.

a. Dampak Jangka Pendek :

1) Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian.

2) Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal pada anak tidak

optimal.

3) Peningkatan biaya kesehatan.

19
b. Dampak Jangka Panjang :

1) Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa (lebih pendek

dibandingkan pada umumnya).

2) Meningkatnya risiko obesitas dan penyakit lainnya.

3) Menurunnya kesehatan reproduksi.

4) Kapasitas belajar dan performa yang kurang optimal saat

masa sekolah.

5) Produktivitas dan kapasitas kerja yang tidak optimal

(Kemenkes, 2018).

Stunting dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang

anak terutama pada anak berusia di bawah dua tahun. Anak-anak

yang mengalami stunting pada umumnya akan mengalami

hambatan dalam perkembangan kognitif dan motoriknya yang akan

mempengaruhi produktivitasnya saat dewasa. Selain itu, anak

stunting juga memiliki risiko yang lebih besar untuk menderita

penyakit tidak menular seperti diabetes, obesitas, dan penyakit

jantung pada saat dewasa (Kemenkes, 2018).

Menurut Doddy Izwardy (2018), dampak stunting terjadi

proses “3G”, yaitu :

a. Gagal tumbuh, seperti berat lahir rendah, kecilm pendek, kurus,

daya tahan rendah, dan mudah sakit.

b. Gagal Kembang, seperti gangguan kognitif, lambat menyerap

pengetahuan.

20
c. Gangguan metabolism tubuh, seperti berisiko gemuk dan

terkena penyakit tidak menular.

4. Pencegahan

Stunting merupakan salah satu target Sustainable

Development Goals (SDGs) yang termasuk pada tujuan

pembangunan berkelanjutan ke-2 yaitu menghilangkan kelaparan

dan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030 serta mencapai

ketahanan pangan. Target yang ditetapkan adalah menurunkan

angka stunting hingga 40% pada tahun 2025.

Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah menetapkan

stunting sebagai salah satu program prioritas. Berdasarkan

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan

Pendekatan Keluarga, upaya yang dilakukan untuk menurunkan

prevalensi stunting di antaranya sebagai berikut:

a. Ibu Hamil dan Bersalin

1) Intervensi pada 1.000 hari pertama kehidupan.

2) Mengupayakan jaminan mutu ante natal care (ANC) terpadu.

3) Meningkatkan persalinan di fasilitas kesehatan.

4) Menyelenggarakan program pemberian makanan tinggi

kalori, protein, dan mikronutrien (TKPM).

5) Deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular).

6) Pemberantasan kecacingan.

21
7) Meningkatkan transformasi Kartu Menuju Sehat (KMS) ke

dalam Buku KIA.

8) Menyelenggarakan konseling Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

dan ASI eksklusif.

9) Penyuluhan dan pelayanan KB.

b. Balita

1) Pemantauan pertumbuhan balita.

2) Menyelenggarakan kegiatan Pemberian Makanan

Tambahan (PMT) untuk balita.

3) Menyelenggarakan stimulasi dini perkembangan anak.

4) Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.

c. Anak Usia Sekolah

1) Melakukan revitalisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

2) Menguatkan kelembagaan Tim Pembina UKS.

3) Menyelenggarakan Program Gizi Anak Sekolah (PROGAS).

4) Memberlakukan sekolah sebagai kawasan bebas rokok dan

narkoba

d. Remaja

1) Meningkatkan penyuluhan untuk perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS), pola gizi seimbang, tidak merokok, dan

mengonsumsi narkoba.

2) Pendidikan kesehatan reproduksi.

e. Dewasa Muda

22
1) Penyuluhan dan pelayanan keluarga berencana (KB).

2) Deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular).

3) Meningkatkan penyuluhan untuk PHBS, pola gizi seimbang,

tidak merokok/mengonsumsi narkoba (Kemenkes, 2018).

5. Cara Mengatasi Masalah Stunting

Merujuk pada pola pikir UNICEF/Lancet, masalah stunting

terutama disebabkan karena ada pengaruh dari pola asuh, cakupan

dan kualitas pelayanan kesehatan, lingkungan, dan ketahanan

pangan, maka berikut ini mencoba untuk membahas dari sisi pola

asuh dan ketahanan pangan tingkat keluarga (Kemenkes, 2018).

Dari kedua kondisi ini dikaitkan dengan strategi

implementasi program yang harus dilaksanakan. Pola asuh

(caring), termasuk di dalamnya adalah Inisiasi Menyusu Dini (IMD),

menyusui eksklusif sampai dengan 6 bulan, dan pemberian ASI

dilanjutkan dengan makanan pendamping ASI (MPASI) sampai

dengan 2 tahun merupakan proses untuk membantu tumbuh

kembang bayi dan anak (Kemenkes, 2018).

Amanat pada UU Nomor 36 Tahun 2009 adalah:

a. Setiap bayi berhak mendapatkan ASI Eksklusif sejak dilahirkan

selama 6 bulan, kecuali atas indikasi medis.

b. Selama pemberian ASI pihak keluarga, pemerintah, pemerintah

daerah, dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara

23
penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus

(Kemenkes, 2018).

Amanat UU tersebut diatur dalam PP Nomor 33 Tahun 2013

tentang ASI yang menyebutkan:

a. Setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI Eksklusif.

Pengaturan pemberian ASI Eksklusif bertujuan untuk: a.

menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI

Eksklusif sejak dilahirkan sampai dengan berusia 6 (enam)

bulan dengan memperhatikan pertumbuhan dan

perkembangannya; b. memberikan perlindungan kepada ibu

dalam memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya; dan c.

meningkatkan peran dan dukungan keluarga, masyarakat,

pemerintah daerah, dan pemerintah terhadap pemberian ASI

Eksklusif.

b. Tenaga kesehatan dan penyelenggara fasilitas pelayanan

kesehatan wajib melakukan inisiasi menyusu dini terhadap bayi

yang baru lahir kepada ibunya paling singkat selama 1 (satu)

jam. Inisiasi menyusu dini sebagaimana dimaksud dilakukan

dengan cara meletakkan bayi secara tengkurap di dada atau

perut ibu sehingga kulit bayi melekat pada kulit ibu (Kemenkes,

2018).

24
Beberapa program yang terekam dari lapangan dan sudah

dilaksanakan antara lain :

a. Beras Miskin (Raskin)/Beras Sejahtera (Rastra) (Bulog).

b. Bantuan Pangan Non Tunai (Kementerian Sosial).

c. Program Keluarga Harapan/PKH (Kementerian Sosial).

d. Pemberian Makanan Tambahan/PMT ibu hamil (Kementerian

Kesehatan).

e. Bantuan pangan asal sumber lain (Pemda, LSM, dan lain-lain)

(Kemenkes, 2018).

25
Tabel. 2.1
Standar Antropometri Anak

26
Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 Tentang Standar Antropometri Anak

27
28
29
30
D. Tinjauan Umum Tentang Anak Batita

1. Pengertian

Toodler atau batita merupakan anak usia 12-36 bulan (1-3

tahun), dimana pada periode ini anak berusaha mencari tahu

bagaimana sesuatu bekerja dan mengontrol orang lain melalui

penolakan, kemarahan, dan tindakan keras kepala. Pada periode

ini adalah periode pertumbuhan dan perkembangan anak

berkembang secara optimal (Wong, 2000).

Pada periode anak usia toddler terdapat beberapa ciri-ciri

perkembangan yaitu anak selalu ingin mencoba hal yang

diinginkannya dan rasa ingin tahu tentang sesuatu lebih tinggi,

anak usia toddler menolak atau menuntut apa yang dia inginkan

atau yang tidak diinginkan, dan didalam anak usia toddler sudah

tertanam rasa otonomi . Anak usia 1-3 tahun atau batita adalah

konsumen pasif, yang artinya anak menerima makanan apa yang

diberikan oleh ibunya sehingga batita sebaiknya dikenalkan dengan

berbagai makanan. Laju pertumbuhan batita lebih besar

dibandingkan usia prasekolah sehingga memerlukan jumlah

makanan yang relatif besar dengan pola makan yang diberikan

dalam porsi kecil, Saat usia batita anak masih tergantung penuh

kepada orang tuanya untuk melakukan kegiatan yang penting

seperti mandi,buang air besar dan kecil, dan makan.

31
Perkembangan berbicara dan berjalan sudah baik tetapi

kemampuan lain masih terbatas (Hidayat, 2008).

2. Karakteristik

Perkembangan pada anak usia 1-3 tahun ditandai dengan

peningkatan dalam gerakan motorik kasar dan halus yang cepat.

Khusus anak usia 12-24 bulan perkembangan yang penting yaitu

antara lain adalah berjalan, mengeksplorasi rumah dan sekeliling,

menyusun 2-3 kotak, mengatakan 5-10 kata, naik turun tangga,

menunjukan mata dan hidungnya, dan menyusun kata (Supartini,

2004). Sedangkan pertumbuhan pada anak usia batita menjadi

lebih lambat karena rata rata berat badannya hanya bertambah

0,23 kg perbulan dan pertambahan tinggi badan 1 cm perbulan.

Pertumbuhan batita seperti ini hal normal, namun asupan energi

dan zat-zat lain yang adekuat yang sangatlah penting untuk

memenuhi kebutuhan gizi (Soenardi, 2006).

Menurut Soetjiningsih (2004) tumbuh kembang setiap anak

berbeda-beda, namun melewati 3 pola yang sama, yakni:

pertumbuhan dimulai dari tubuh bagian atas kemudian menuju

bagian bawah yaitu mulai dari kepala menuju ujung

kaki,Perkembangan dimulai dari batang tubuh ke arah luar.

Contohnya anak lebih dulu menguasai penggunaan telapak tangan

untuk mengengam, sebelum mampu meraih benda, dan Setelah 2

32
pola sebelumnya anak belajar mengeksplorasi

keterampilan.Contohnya melempar,menendang, dan berlari.

33
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan adalah hasil pengideraan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata,

hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu

penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

Status sosial ekonomi adalah gambaran tentang keadaan

seseorang atau suatu masyarakat ditinjau dari segi sosial ekonomi,

gambaran itu seperti tingkat pendidikan, pendapatan, pekerjaan dan

sebagainya. Status ekonomi kemungkinan besar merupakan bentuk

gaya hidup keluarga. Pendapatan keluarga yang memadahi akan

menunjang tumbuh kembang anak. orang tua dapat menyediakan

semua kebutuhan anak baik primer maupun sekunder (Soetjiningsih,

2004) dalam Rahmawati L (2020).

Stunting didefinisikan sebagai kondisi anak usia 0 – 59 bulan,

dimana tinggi badan menurut umur berada di bawah minus 2 Standar

Deviasi (<-2SD) dari standar median WHO (Kemenkes, 2018).

34
Adapun bentuk kerangka konsep dalam penelitian ini yaitu :

PENGETAHUA
N STUNTING PADA
BATITA
SOSIAL
EKONOMI

B. Variabel Penelitian

1. Varabel Independen

a. Pengetahuan

b. Sosial ekonomi

2. Variabel Dependen

a. Stunting pada batita

C. Defenisi Operasional Dan Kriteria Objektif

1. Pengetahuan dalam penelitian ini adalah segala hal yang diketahui

oleh ibu tentang stunting pada balita.

Baik jika : responden mendapat mendapat total skor > 5

Kurang jika : responden mendapat total skor <5

2. Social ekonomi dalam penelitian ini adalah status social ekonomi

keluarga maupun latar belakang Pendidikan dalam keluarga

tersebut.

Baik jika : responden mendapat mendapat total skor > 25

Kurang jika : responden mendapat total skor < 25

35
3. Stunting dalam penlitian ini adalah semua balita yang memiliki gizi

kurang .

Normal : -2 SD sampai dengan +3 SD

Stunting : < -2 SD sampai dengan -3 SD

D. Hipotesis Penelitian

Ha : Terdapat hubungan antar pengetahutan dan status social

ekonomi terhadap kejadian stunting pada batita di wilayah kerja

puskesmas Somba Opu.

36
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian

analitik dengan pendekatan cross sectional study yaitu, bertujuan

untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan social ekonomi

terhadap kejadian stunting pada anak abatita di wilayah kerja

Puskesmas Somba Opu Kabupaten Gowa

B. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semuaibu di wilayah

kerja Puskesmas SombaKabupaten Gowa.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki

anak balita diwilayah kerja Puskesmas Somba, Kabupaten

Gowa.Dengan teknik Non-probabiity samplingdengan

menggunakan metode Purposive sampling.

a. Kriteria Inklusi

1) Ibu yang memiliki anak batita

2) Ibu yang ada ditempat saat penelitian berlangsung

3) Ibu yang bersedia menjadi responden

b. Kriteria Eksklusi

37
1) Ibu yang tidak memiliki anak batita

2) Ibu yang tidak ada ditempat saat penelitian berlangsung

3) Ibu yang tidak bersedia menjadi responden

C. Pengumpulan Data Dan Alisa Data

1. Instrumen Pengumpulan Data

Untuk vaiabel independen pengetahuan Instrument yang

digunakan dalam penelitian adalah kuisioner sebanyak 10 nomor

dengan pengkuran skala guttman berdasarkan jawaban “ ya ”

diberikan skor 1 dan jawaban “tidak” diberikan skor 0.

Untuk variabel independen, sosial ekonomi Instrumen yang

digunakan dalam penelitian adalah kuisioner sebanyak 10 nomor

dengan pengkuran skala likert berdasarkan jawaban “ A ” diberikan

skor 4, “ B” diberikan skor 3, “ C” diberikan skor 2, “ D ” diberikan

skor 1.

Untuk variabel dependen (kejadian stunting), menggunakan

pengukuran langsung panjang atau tinggi badan ke anak batita,

dengan kriteria objektif normal jika nilai SD -2 sampai +3 dan

stunting jika nilai SD < -2 sampai dengan -3.

2. Lokasi dan waktu penelitian

a. Lokasi

Penelitian telah dilaksanakan diwilayah kerja Puskesmas

Somba Opu, Kabupaten Gowa.

38
b. Waktu

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 8 Juni Sampai dengan 8

Juli 2022.

3. Prosedur Pengumpulan Data

a. Data Primer

Data yang diambil secara langsung dari responden dengan

mengunakan instrument penelitian yaitu kuesoner.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari peneliti melalui Analisa data dan

pengolahan data di wilayah kerja Puskesmas Somba Opu pada

saat penelitian.

D. Analisa Data

1. Analisa univariat

Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dalam hasil

pengumpulan data untuk distribusi dan presentase dari setiap

variabel yang diteliti ( sugiyono 2017 ) .

2. Analisa Bivariat

Analisa brivariat dilakukan untuk melihat hubungan variabel

independen dan dependen dalam bentuk tabulasi silang antara

kedua variabel tersebut. Menggunakan uji statistik denga tingkat

kemaknaan α = 0,05 (5%) dengan menggunakan rumus chi-square

yaitu :

39
X2 = ∑

Keterangan :

X2 = Chi-square

O = Nilai observasi

E = Nilai yang diharpkan

∑ = Jumlah data

Penialaian :

a. Apabila x2 hitung > x2 tabel, maka H ditolak atau Ha diterima,

artinya ada hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen

b. Apabila x2 hitung ≤ x2 tabel, maka H diterima atau Ha

ditolak,artinya tidak ada hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen.

E. Etika Peneitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti mendapat perlu adanya

rekomendasi dari institusinya aatas pihak dengan mengajukan

permohonan izin kepada institusi atau lembaga tempat penelitian

setelah mendapat persetujuan barulah melakukan peneltian dengan

menekankan masalah etika yang meliputi :

1. Informen Concent ( Lembar Persetujuan)

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan

diteliti yang memenuhi kriteria inklusi disertai judul penelitian. Bila

40
subjek menolak, maka peneliti tidak akan memaksakan kehendak

dan tetap menghormati hak-hak subjek

2. Anonymity( Tanpa nama )

Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan

nama responden, tetapi lembar tersebut diberikan kode,

3. Confodentiality ( kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan

hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil

peneliti.

F. Waktu Penelitian

Bulan
No Kegiatan
April Mei Juni Juli Agust Sept

1 Ujian Proposal

2 Izin Etik & Administrasi

3 Pengambilan data

4 Analisa Data

5 Ujian Hasil

41
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pengantar

Penelitian telah dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas

Somba Opu Kab. Gowa, dari tanggal 8 Juni Sampai dengan 8 Juli

2022. Hasil penelitian diperoleh dengan menggunakan lembar

kuesioner kepada ibu dan melakukan pengukuran tinggi badan dan

berat badan pada anak usia batita 0-36 bulan. Penelitian

menggunakan desain Cross Sectional dengan pengambilan sampel

menggunakan Non-probabiity sampling dengan metode purposive

sampling yaitu ibu yang memiliki anak batita diwilayah kerja

Puskesmas Somba sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 31

responden. Setelah melakukan penelitian, data kemudian diolah

dengan menggunakan laptop program SPSS versi 22 dengan uji

statistik Chi Square dengan Fisher Exact Test.

2. Karakteristik Responden

a. Kelompok Umur Ibu Batita

Tabel 5.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Umur Ibu
Batita Di Wilayah Kerja Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa
Juni-Juli, 2022
Kelompok Umur Ibu Frekuensi (f) Persentase (%)
19-22 Tahun 4 12,9
23-26 Tahun 5 16,1

42
27-30 Tahun 6 19,4
31-34 Tahun 9 29,0
35-38 Tahun 7 22,6
Jumlah (n) 31 100
Sumber : Data Primer, 2022

Berdasarkan hasil penelitian dari 31 responden diperoleh

kelompok umur ibu batita yang paling banyak adalah 31-34

tahun sebanyak 9 (29,0%) responden, dan paling sedikit adalah

kelompok umur 19-22 tahun sebanyak 4 (12,9%) responden.

Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 5.1 diatas ini.

b. Pendidikan Terakhir Ibu Balita

Tabel 5.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Ibu Batita Di Wilayah Kerja Puskesmas Somba Opu Kab.
Gowa
Juni-Juli, 2022
Pendidikan Terakhir Frekuensi (f) Persentase (%)
SD 3 9,7
SMP 8 25,8
SMA 20 64,5
Jumlah (n) 31 100
Sumber : Data Primer, 2022

Berdasarkan hasil penelitian dari 31 responden diperoleh

yang berpendidikan terakhir paling tinggi adalah SMA sebanyak

20 (64,5%) responden, dan SD sebanyak 3 (9,7%) responden.

Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 5.2 diatas ini.

c. Pekerjaan Ibu Batita

43
Berdasarkan hasil penelitian dari 31 responden diperoleh

pekerjaan yang terbanyak adalah ibu rumah tangga (IRT)

sebanyak 30 (96,8%) responden, dan pekerjaan yang paling

kurang adalah wiraswasta sebanyak 1 (3,2%) responden. Hal

tersebut dapat dilihat pada tabel 5.3 diatas ini.

Tabel 5.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu Batita
Di Wilayah Kerja Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa
Juni-Juli, 2022
Pekerjaan Ibu Balita Frekuensi (f) Persentase (%)
Wiraswasta 1 3,2
IRT 30 96,8
Jumlah (n) 31 100
Sumber : Data Primer, 2022

d. Kelompok Umur Anak Batita (Usia 1-36 Bulan)

Tabel 5.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Umur
Batita
Di Wilayah Kerja Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa
Juni-Juli, 2022
Kelompok Umur
Frekuensi (f) Persentase (%)
Anak Batita
2-8 Bulan 9 29,0
9-15 Bulan 3 9,7
16-22 Bulan 5 16,1
23-29 Bulan 9 29,0
30-36 Bulan 5 16,1
Jumlah (n) 31 100
Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan hasil penelitian dari 31 responden diperoleh

kelompok umur anak batita yang paling banyak adalah 2-8

44
bulan dan 23-29 bulan masing-masing sebanyak 9 (29,0%)

responden, dan paling sedikit adalah kelompok umur 9-15 bulan

sebanyak 3 (9,7%) responden. Hal tersebut dapat dilihat pada

tabel 5.4 dibawah ini.

e. Jenis Kelamin Anak Batita

Tabel 5.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Anak
Batita Di Wilayah Kerja Puskesmas Somba Opu
Kabupaten Gowa
Juni-Juli, 2022
Jenis Kelamin Anak Frekuensi (f) Persentase (%)
Batita
Laki-Laki 13 41,9
Perempuan 18 58,1
Jumlah (n) 31 100

Berd

Sumber : Data Primer, 2022

berdasarkan hasil penelitian dari 31 responden diperoleh

jenis kelamin laki-laki sebanyak 13 (41,9%) responden, dan

perempuan sebanyak 18 (58,1%) responden. Hal tersebut

dapat dilihat pada tabel 5.5 diatas ini.

3. Data Khusus

a. Analisa Univariat

1) Variabel Independen : Pengetahuan

Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Pengetahuan Ibu Tentang Stunting Di Wilayah Kerja
Puskesmas Somba Opu
Kabupaten Gowa
Juni-Juli, 2022

45
Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)
Baik 27 87,1
Kurang 4 12,9
Jumlah (n) 31 100
Sumber : Data Primer

berdasarkan hasil penelitian dari 31 responden

diperoleh pengetahuan ibu yang baik tentang stunting

sebanyak 27 (87,1%) responden, dan pengetahuan ibu yang

kurang tentang stunting sebanyak 4 (12,9%) responden. Hal

tersebut dapat dilihat pada tabel 5.6 diatas ini.

2) Variabel Independen : Sosial Ekonomi

Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sosial
Ekonomi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Somba Opu
Kabupaten Gowa
Juni-Juli, 2022
Sosial Ekonomi Frekuensi (f) Persentase (%)
Baik 25 80,6
Kurang 6 19,4
Jumlah (n) 31 100
Sumber : Data Primer, 2022

Berdasarkan hasil penelitian dari 31 responden

diperoleh status sosial ekonomi yang baik sebanyak 25

(80,6%) responden, dan status sosial ekonomi yang kurang

sebanyak 6 (19,4%) responden. Hal tersebut dapat dilihat

pada tabel 5.7 dibawah ini.

3) Variabel Dependen : Kejadian Stunting

46
Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian
Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Somba Opu
Kabupaten Gowa
Juni-Juli, 2022
Kejadian Stunting Frekuensi (f) Persentase (%)
Normal 25 80,6
Stunting 6 19,4
Jumlah (n) 31 100
Sumber : Data Primer, 2022

Berdasarkan hasil penelitian dari 31 responden

diperoleh tinggi badan anak yang normal sebanyak 25

(80,6%) responden, dan stunting sebanyak 6 (19,4%)

responden. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 5.8 diatas

ini.

b. Analisa Bivariat

1) Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Stunting

Tabel 5.9
Analisis Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian
Stunting Pada Batita Di Wilayah Kerja Puskesmas
Somba Opu Kabupaten Gowa
Juni-Juli, 2022
Kejadian Stunting Nilai
Total
Pengetahuan Normal Stunting Ρ
F % f % n %
Baik 25 80,6 2 6,5 27 87,1 0,0
Kurang 0 0,0 4 12,9 4 12,9
Jumlah (n) 25 80,6 6 19,4 31 100
Sumber : Data Primer, 2022

Berdasarkan hasil analisis hubungan pengetahuan ibu

dengan kejadian stunting dari 31 responden diperoleh

47
pengetahuan ibu yang baik dan anak batita memiliki panjang

badan/tinggi badan yang normal sebanyak 25 (80,6%)

responden, dan pengetahuan ibu yang baik akan tetapi anak

batita mengalami stunting sebanyak 2 (6,5%) responden.

Selain itu, diperoleh pengetahuan ibu yang kurang dan anak

batita memiliki panjang badan/tinggi badan yang normal

sebanyak 0 (0,0%) responden, pengetahuan ibu yang

kurang dan anak batita mengalami stunting sebanyak 4

(12,9%) responden. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 5.9

diatas ini.

Hasil uji statistik menggunakan uji Chi Square dengan

fisher exact di peroleh nilai ρ (0,00) < α (0,05), berarti ada

hubungan pengetahuan dengan kejadian stunting pada anak

batita di wilayah kerja Puskesmas Somba Opu.

2) Hubungan Sosial Ekonomi dengan Kejadian Stunting

Tabel 5.10
Analisis Hubungan Sosial Ekonomi dengan Kejadian
Stunting Pada Batita Di Wilayah Kerja Puskesmas
Somba Opu Kabupaten Gowa
Juni-Juli, 2022
Kejadian Stunting Nilai
Sosial Total
Normal Stunting ρ
Ekonomi
f % f % n %
Baik 25 80,6 0 0,0 25 80,6 0,0
Kurang 0 0,0 6 19,4 6 19,4
Jumlah (n) 25 80,6 6 19,4 31 100

Berda

Sumber : Data Primer, 2022

48
berdasarkan hasil analisis hubungan sosial ekonomi

dengan kejadian stunting dari 31 responden diperoleh sosial

ekonomi yang baik dan anak batita memiliki panjang

badan/tinggi badan yang normal sebanyak 25 (80,6%)

responden, dan sosial ekonomi yang baik akan tetapi anak

batita mengalami stunting sebanyak 0 (0,0%) responden.

Selain itu, diperoleh sosial ekonomi yang kurang dan anak

batita memiliki panjang badan/tinggi badan yang normal

sebanyak 0 (0,0%) responden, sosial ekonomi yang kurang

dan anak batita mengalami stunting sebanyak 6 (19,4%)

responden. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 5.10 diatas

ini.

Hasil uji statistik menggunakan uji Chi Square dengan

fisher exact di peroleh nilai ρ (0,00) < α (0,05), berarti ada

hubungan sosial ekonomi dengan kejadian stunting pada

anak batita di wilayah kerja Puskesmas Somba Opu.

B. Pembahasan

1. Hubungan Pengetahuan Dengan Kejadian Stunting

Berdasarkan hasil analisis hubungan pengetahuan ibu

dengan kejadian stunting dari 31 responden diperoleh pengetahuan

ibu yang baik dan anak batita memiliki panjang badan/tinggi badan

yang normal sebanyak 25 (80,6%) responden. Menurut asumsi

peneliti, hasil penelitian ini memberikan makna bahwa semakin baik

pengetahuan ibu tentang stunting maka perilaku ibu akan baik

49
untuk menjaga kesehatan selama masa kehamilan dan mengasuh

anak dengan baik setelah lahir dengan memperhatikan asupan gizi

yang baik, sehingga anak pada usia batita memiliki pertumbuhan

dan perkembangan yang normal.

Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2010), pengetahuan adalah

hasil pengideraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap

objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai

menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh

intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Pengetahuan

atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Karena dalam

pengalaman dan penelitian, ternyata perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak

didasari oleh pengetahuan.

Berdasarkan hasil analisis hubungan pengetahuan ibu

dengan kejadian stunting dari 31 responden diperoleh pengetahuan

ibu yang baik akan tetapi anak batita mengalami stunting sebanyak

2 (6,5%) responden. Menurut asumsi peneliti, hal tersebut

disebabkan oleh faktor sosial ekonomi yang kurang yang

berdampak terhadap daya beli makanan bergizi yang serba

terbatas dan kekurangan, sehingga gizi ibu selama hamil tidak

tercukupi dengan baik, begitupun kebutuhan gizi anak setelah lahir

50
yang tidak terpenuhi dengan baik sehingga anak mengalami

stunting.

Menurut Adriani (2012), kondisi ekonomi berkaitan dengan

kemampuan suatu keluarga dalam memenuhi kebutuhan asupan

yang bergizi dan bagaimana seseorang memilih pelayanan

kesehatan untuk ibu hamil dan balita. Tingkat sosial ekonomi

mempengaruhi kemampuan keluarga untuk mencukupi kebutuhan

zat gizi selama hamil dan status gizi balita, disamping itu keadaan

sosial ekonomi juga berpegaruh pada pemilihan macam makanan

tambahan dan waktu pemberian makananya serta kebiasan hidup

sehat. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kejadian stunting balita.

Berdasarkan hasil analisis hubungan pengetahuan ibu

dengan kejadian stunting dari 31 responden diperoleh pengetahuan

ibu yang kurang dan anak batita mengalami stunting sebanyak 4

(12,9%) responden. Menurut asumsi peneliti, tanpa adanya

pengetahuan yang baik tentang kejadian stunting, maka bisa

dipastikan responden tidak akan berperilaku baik dalam memenuhi

kebutuhan gizi selama hamil dan pemenuhan kebutuhan gizi anak

setelah lahir, sehingga anak batita mengalami stunting.

Menurut Admin (2019), bahwa pengetahuan adalah pemahaman

yang dibangun oleh analisis informasi. Pengetahuan sering tertanam di

dalam orang dan dapat ditingkatkan melalui informasi yang didapat

serta hasil interaksi dengan orang lain. Pengetahuan memegang

peranan penting dalam penentuan perilaku yang utuh karena

51
pengetahuan akan membentuk kepercayaan yang selanjutnya dalam

mempersepsikan kenyataan, memberikan dasar bagi pengambilan

keputusan dan menentukan perilaku terhadap objek tertentu sehingga

akan mempengaruhi seseorang dalam berperilaku.

Hasil uji statistik menggunakan uji Chi Square dengan fisher

exact di peroleh nilai ρ (0,00) < α (0,05), berarti ada hubungan

pengetahuan dengan kejadian stunting pada anak batita di wilayah

kerja Puskesmas Somba Opu.

Menurut asumsi peneliti, hasil penelitian tersebut

memberikan makna bahwa semakin baik pengetahuan tentang

stunting, maka akan berdampak positif terhadap perilaku pola hidup

sehat dalam kehidupan sehari-hari, dimana seorang ibu akan selalu

memperhatikan kecukupan kebutuhan gizi selama masa kehamilan

dan kecukupan gizi untuk anaknya setelah lahir sehingga anak

akan memiliki pertumbuhan dan perkembanhan yang baik.

Idealnya, seorang ibu akan bertindak yang didasarkan pada

pengetahuan yang dimilikinya, karena tindakan merupakan

cerminan dari pengetahuan yang dimiliki.

Menurut Notoatmodjo Soekidjo (2010), pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk

tindakan seseorang (overt behavior). Karena dalam pengalaman

dan penelitian, ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan

akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan. Teori tersebut didukung oleh Wikipedia (2019),

52
bahwa pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal

budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum

pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Pengetahuan adalah

informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan

potensi untuk menindaki yang lkantas melekat di benak seseorang.

2. Hubungan Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Stunting

Berdasarkan hasil analisis hubungan sosial ekonomi dengan

kejadian stunting dari 31 responden diperoleh sosial ekonomi yang

baik dan anak batita memiliki panjang badan/tinggi badan yang

normal sebanyak 25 (80,6%) responden. Menurut asumsi peneliti,

suatu keluarga dengan status sosial ekonomi yang baik, maka

memiliki kemudahan untuk membeli bahan makanan yang baik dan

bergizi. Hal tersebut akan berdampak positik terhadap kesehatan

anak batita untuk pertumbuhan dan perkembangan yang baik dan

memiliki panjang/tinggi badan yang normal.

Menurut Soetjiningsih (2004) dalam Rahmawati L (2020),

bahwa pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang

tumbuh kembang anak, dimana orang tua dapat menyediakan

semua kebutuhan anak baik primer maupun sekunder.

Berdasarkan hasil analisis hubungan sosial ekonomi dengan

kejadian stunting dari 31 responden diperoleh sosial ekonomi yang

kurang dan anak batita mengalami stunting sebanyak 6 (19,4%)

responden. Menurut asumsi peneliti, status kesehatan suatu

53
keluarga sangat dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi, dimana

pemenuhan akan sandang dan pangan tidak tercukupi dan

terpenuhi dengan baik, sehingga berdampak terhadap status

kesehatan anak sampai mengalami stunting.

Menurut Adriani dan Wirjatmadi (2014), ketersediaan

kebutuhan rumah tangga tergantung dari pendapatan keluarga.

Selain itu, pendapatan keluarga juga menentukan jenis pangan

yang dibeli. Keluarga dengan pendapatan terbatas akan kurang

memenuhi kebetuhan makanannya terutama untuk memenuhi

kebutuhan zat gizi dalam tubuh.

Hasil uji statistik menggunakan uji Chi Square dengan fisher

exact di peroleh nilai ρ (0,00) < α (0,05), berarti ada hubungan

sosial ekonomi dengan kejadian stunting pada anak batita di

wilayah kerja Puskesmas Somba Opu.

Menurut asumsi peneliti, hasil penelitian tersebut memberikan

makna bahwa semakin baik status sosial ekonomi suatu keluarga,

maka akan berdampak positif terhadap daya beli bahan makanan

yang penuh dengan zat gizi, sehingga anak memiliki pertumbuhan

dan perkembangan yang normal dan tidak mengalami stunting.

Menurut Marpadi (2002) Rahmawati L (2020) mempelajari

keadaan status sosial ekonomi seseorang atau keluarga tidak

cukup hanya ditinjau dari pekerjaan saja, tetapi ditinjau dari hal-hal

yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut seperti pendapatan atau

54
penghasilan, tingkat pendidikan atau barang-barang yang dimiliki,

termasuk materi yang digunakan untuk rumah yang di tempati.

Status sosial ekonomi yang seperti pendapatan, pendidikan,

pekerjaan, dan harta benda yang dimiliki, termasuk materi yang

digunakan oleh keluarga tersebut. Menurut Adriani dan Wirjatmadi

(2014), ketersediaan kebutuhan rumah tangga tergantung dari

pendapatan keluarga. Selain itu, pendapatan keluarga juga

menentukan jenis pangan yang dibeli. Keluarga dengan

pendapatan terbatas akan kurang memenuhi kebetuhan

makanannya terutama untuk memenuhi kebutuhan zat gizi dalam

tubuh.

55
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian telah dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Somba

Opu Kab. Gowa, pada tanggal 8 Juni Sampai dengan 8 Juli 2022,

diperoleh kesimpulan ada hubungan pengetahuan dengan kejadian

stunting pada anak batita Hasil uji statistik menggunakan uji Chi

Square dengan fisher exact di peroleh nilai ρ (0,00) < α (0,05),

Dengan demikian ada hubungan pengetahuan dengan kejadian

stunting pada anak batita di wilayah kerja Puskesmas Somba

Opu.Kab.Gowa

B. Saran

1. Bagi Diharapkan menjadi sumber informasi bagi institusi

pendidikan, dan bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti faktor-

faktor lain yang bisa mempengaruhi kejadian stunting.

2. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber

informasi bagi Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa agar lebih

meningkatkan promosi kesehatan akan pentingnya makanan yang

bergizi bagi ibu hamil, pentingnya makanan bergizi bagi anak,

sehingga anak bisa tumbuh dan berkembang secara optimal.

3. Diharapkan orang tua bisa memperhatikan asupan nutrisi anak

sehingga anak bisa memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang

normal, sehingga tidak mengalami stunting.

56
DAFTAR PUSTAKA

Admin, 2019. Pengertian Pengetahuan : Definisi, Jenis, Sumber dan


Manfaat. Diakses melalui
https://jagad.id/pengertian-pengetahuan/2019 All rights reserved.

Andrani, M, Wirjatmadi. 2014. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: PT.


Fajar Interpratama Mandiri.

Doddy Izwardy, 2018. Peran Kementerian Kesehatan Dalam Pencegahan


dan Penanganan Stunting di Indonesia. Direktur Gizi Masyarakat.
Kemenkes RI.

Haile, D., M. Azage, T. Mola, and R. Rainey. 2016. Exploraring Spatial


Variations And Factors Associated Eith Childhood Stunting In
Ethiopia: Spatial And Multilevel Analysis. BMC pediatrics (2016)
16:49.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018. Hasil Utama


Riskesdas 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan kesehatan
Kemenkes RI, Jakarta.

Kusumawati, L. 2015. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Gizi Ibu


Dan Tingkat Sosial Ekonomi Terhadap Status Gizi Balita Di
Posyandu Melati Putih RW. V Kelrahan Gajahmungkur Kota
Semarang. [skripsi]. Semarang : Jurusan Pendidikan Kesejahteraan
Keluarga . Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.

Mukunya, D., S Krizito, T. Orach, R. Ndagire, E. Tumwakire, G.Z. rukundo,


E. Murpere, and S. Kiguli. 2014. Knowedge Of Integrated
Management Of Childhood Ilinesses Community And Family Practice

57
(C-Imci) And Association With Child Undernutrition In Nirthern
Uganda: A Cross- Sectional Study. BMC public health 2014, 14:976.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasinya.


Jakarta, Rineka Cipta.

Riyanto Agus, Budiman. 2013. Pengetahuan dan Sikap dalam penelitian.


Kapita Selekta Kuesioner. Jakarta: Salemba Medika

Rahmawati, Linda. 2020. “Hubungan Status Sosial Ekonomi Dan Pola


Makan Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia Dini Di Desa
Gemantar, Kecamatan Selogiri.” Rahmawati, L. (2020). Hubungan
Status Sosial Ekonomi Dan Pola Makan Dengan Kejadian Stunting
Pada.

Wikipedia, 2019. Pengetahuan. Diakses melalui https://id.wikipedia.org/


wiki/Pengetahuan.

58
Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN RESPONDEN

Kepada Yth,
Ibu ……………
Di –
Tempat

Dengan hormat,
Saya bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Angel Batkunde
NIM : 120741821
Alamat : Sungguminasa.
Adalah mahasiswa program pendidikan S-1 Keperawatan STIK FAMIKA
Makassar yang akan mengadakan penelitian tentang “Hubungan
Pengetahuan dan Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Stunting Pada Anak
Batita Di Wilayah Kerja Puskesmas Somba Opu Tahun 2022”.

Saya sangat mengharapkan partisipasi Ibu dalam penelitian ini demi


kelancaran pelaksanaan penelitian.
Saya menjamin kerahasiaan dan segala bentuk informasi yang Ibu
berikan, dan apabila ada hal-hal yang masih ingin ditanyakan, saya
memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya untuk meminta
penjelasan dari peneliti.
Demikian penyampaian dari saya, atas perhatian dan kerjasamanya
saya mengucapkan terima kasih.
Sungguminasa, Juni 2022
ttd
Peneliti,

59
Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya bertanda tangan dibawah ini menyatakan untuk berpartisipasi


sebagai responden pada penelitian yang dilaksanakan oleh :

Nama : Angel Batkunde


NIM : 120741821
Alamat : Sungguminasa.
Judul Penelitian : Hubungan Pengetahuan dan Sosial Ekonomi
Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Batita Di
Wilayah Kerja Puskesmas Somba Opu Tahun 2022 ”.

Saya menyadari bahwa saya menjadi bagian dari penelitian ini dan akan
memberikan informasi yang sebenar-benarnya yang dibutuhkan oleh
peneliti.
Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak merugikan saya dan saya telah
memberikan kesempatan oleh peneliti untuk meminta penjelasan
sehubungan dengan penelitian ini.

Saya mengerti bahwa hasil penelitian ini akan menjadi bahan masukan
bagi Puskesmas Somba Opu Kab. Gowa demi menurunkan kejadian
stunting pada anak batita.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka saya menyatakan bersedia


menandatangi lembar persetujuan ini untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Sungguminasa, Juni2022
Responden,

( )

60
KUESIONER PENELITIAN

JUDUL PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SOSIAL EKONOMI TERHADAP


KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BATITA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SOMBA OPU.
TAHUN 2022

A. Petunjuk Pengisian
1. Isilah terlebih dahulu identitas responden pada tempat yang
telah disediakan.
2. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar dan
tepat, dengan memberi tanda ( √ ) pada kolom yang telah
disediakan.

B. Identitas Responden Ibu

Hari/TanggaL :

No. Responden :

Nama (inisial) :

Umur (Tahun) :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :

C. Identitas Responden Anak

Nama (inisial) :

Umur (Tahun) :

Jenis Kelamin :

61
Panjang/Tinggi Badan : cm

D. Variable pengetahuan ibu tentang stunting

1. Apa yang dimaksud dengan stunting ?

a. Kejadian gagal tumbuh kembang anak pada awal masa

kehamilan

b. Keadaan gagal tumbuh kembang anak karena factor

kemiskinan

c. Keadaan gagal tumbuh kembang pada seribu hari pertama

kehidupan

d. Keadaan gagal tumbuh kembang anak karena anak

mengalami infeksi

2. Stunting adalah penyakit gagal tumbuh kembang. Apa penyebab

hal tersebut ?

a. Kekurangan gizi secara kronis yang dipengaruhi oleh

masalah ekonomi keluarga

b. Masalah yang bisah mengalami gizi buruk

c. Kuranganya karbohidrat dalam tubuh anak

d. Anak dengan garis kurang dari -2 standar defiasi WHO

3. Bagaimana ciri-ciri anak yang mengalami stunting ?

a. Tubuh pendek

b. Tubuh kurus

c. Perut buncit

62
d. Wajah lebi mudah

4. Manakah dari penyakit dibawah ini yang menyebabkan stunting ?

a. Sakit kepala

b. Mata merah

c. Diare dengan dehidrasi

d. Diabetes mellitus ( DM )

5. Manakah pernyataan yang benar mengenai factor resiko anak

stunting ?

a. Factor pengasuh orang tua yang kurang baik

b. Factor penyakit infeksi yang berulang

c. Factor asupan yang bergizi harus cukup

d. Factor air bersih yang cukup

6. Apakah pencegahan yang dapat dilakukan pada kejadan stunting ?

a. Pemberian air susu ibu ( ASI ) esklusif

b. Pemberian makanan pengganti air susu ibu ( MP-ASI )

c. Melakukan interfensi gizi spesifik

d. Melakukan interfensi gizi sensitive

7. Apa interfensi spesifik pada ibu hamil ?

a. Pemberian suplementasi ZINK

b. Pemberian suplementasi kapsul vit A

c. Pemberian suplementasi pada ibu hamil

d. Pemberian menejemen balita sakit ( MTBS )

63
8. Bagaimana peran Ante Natal Care( ANC ) tehadap kejadian

stunting ?

a. Datang ANC sebanyak 4 kali dalam keajdian stunting

b. Datang ANC sebanyak 2-3 kali dalam pencegahan stunting

c. Dating ANC sebanyak 1-2 kali dalam pencegahan stunting

d. Tidak berperan sama sekali dalam pencegahan stunting

9. Apa yang termasuk intervensi sensitive dalam peningkatan akses

dan kualitas pelayanan gizi dan kesehatan yang paling pertama ?

a. Akses jaminan kesehatan nasional ( JKN )

b. Akses sanitasi yang layak

c. Akses bantuan uang tunai untuk keluarga kurang mampu

(PKH)

d. Pemberian akses pelayanan KB

10. Apakah program pemerintah dalam rencana pembagunan jangka

menegah daerah ( RPJMD ) untuk mengatasi stunting

a. pengendalian penyakit

b. meningkatakan mutu dan akses kesehatan

c. meningkatkan pelayanan tenaga kesehatan

d. meningkatkan status kesehatan gizi ibu dan anak

E. Variabel status sosial ekonomi

1. Termasuk di dalam kategori manakah bapak/ibu/saudara di dalam

pernyataan pililah jawaban di bawah ini

64
a. Saya mempunyai keluarga yang besar dan mempunyai

kebutuhan serta pengeluaran yang besar setiap bulan dan

pendapatan saya di atas 4 juta rupiah per bulannya.

b. Saya mempunyai keluarga dan kebutuhan serta pengeluaran

yang tidak begitu besar setiap bulannya dan sesuai dengan

pendapatan yang saya dapatkan yaitu diantara 2 juta-4 juta

rupiah

c. Saya belum mampu untuk memenuhi kebutuhan keluarga saya

dengan sempurna dikarenakan penghasilan saya antara 1-2

juta rupiah setiap bulannya.

d. Saya belum mampu untuk memenuhi kebutuhan keluarga saya

dengan sempurna dikarenakan penghasilan saya di bawah 1

juta rupiah setiap bulannya.

2. Berapa jumlah minimal penegluaran bapak/ibu/saudara per bulan

a. Di bawah Rp.1.000.000

b. Rp.1.000.000 – Rp.2.000.000

c. Rp. 2.000.000 – Rp.4.000.000

d. Di atas Rp. 4.000.000.

3. Pekerjaan tetap dan pekerjaan tambahan yang bapak/ibu/saudara

tekuni apakah sudah mencukupi kebutuhan pribadi

bapak/ibu/saudara

65
a. Sangat mencukupi

b. Mencukupi

c. Kurang mencukupi

d. Tidak mencukupi

4. Apakah semua kebutuhan keluarga bapak/ibu/saudara terpenuhi

dengan pendapatan yang di peroleh

a. Terpenuhi

b. Cukup

c. Sangat Kurang

d. Tidak terpenuhi

5. Siapakah yang didalam keluarga yang mencari biayaya hidup

sehari-hari ?

a. Bapak/ibu

b. Hanya bapak

c. Hanya ibu

d. Keduanya tidak bekerja

6. Apakah bapak/ibu/saudara mempunyai tabungan

a. Ada tabungan di > 4 bank

b. Ada tabungan di 1-2 bank

c. Ada tabungan di 1 bank

d. Tidak ada tabungan di bank

7. Bagaimanakah status rumah tempat tinggal bapak/ibu/saudara

a. Milik sendiri

66
b. Dalam angsuran

c. Menyewa

d. Menumpang

8. Apakah bapak/ibu/saudara mempunyai alat elektrtonik seperti TV,

CD, DVD Player, Telephone, Antena Parabola, Mesin Cuci, Kulkas,

Komputer, AC dan lain sebagainya

a. Ya, semua ada

b. Hanya Sebagian saja

c. Hanya sedikit saja

d. Tidak ada

9. Apakah kebutuhan bapak/ibu/saudara sudah cukup terpenuhi

setiap bulannya

a. Sangat terpenuhi

b. Cukup terpenuhi

c. Kurang terpenuhi

d. Tidak terpenuhi

10. Apakah bapak ibu saudara mempunyai kendaraan bermesin seperti

berikut ini

a. Mempunyai mobil dan sepeda motor

b. Mempunyai mobil

c. Mempunyai sepeda motor

d. Tidak memilki kendaraan ber

67
uJI VALIDITASI

A. HASIL UJI VALIDITAS PENGETAHUAN

Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 TOTAL
P Pearson Correlation 1 1.000 **
1.000 **
.667 *
.667
*
1.000 **
.667
*
.667 *
1.000 **
.667 *
.885**
1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .035 .035 .000 .035 .035 .000 .035 .001
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P Pearson Correlation 1.000 **
1 1.000 **
.667 *
.667
*
1.000 **
.667
*
.667 *
1.000 **
.667 *
.885**
2 Sig. (2-tailed) .000 .000 .035 .035 .000 .035 .035 .000 .035 .001
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P Pearson Correlation 1.000 **
1.000 **
1 .667 *
.667
*
1.000 **
.667
*
.667 *
1.000 **
.667 *
.885**
3 Sig. (2-tailed) .000 .000 .035 .035 .000 .035 .035 .000 .035 .001
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P Pearson Correlation .667* .667* .667* 1 1.000** .667* 1.000** 1.000** .667* 1.000** .937**
4 Sig. (2-tailed) .035 .035 .035 .000 .035 .000 .000 .035 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P Pearson Correlation .667* .667* .667* 1.000** 1 .667* 1.000** 1.000** .667* 1.000** .937**
5 Sig. (2-tailed) .035 .035 .035 .000 .035 .000 .000 .035 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P Pearson Correlation 1.000** 1.000** 1.000** .667* .667* 1 .667* .667* 1.000** .667* .885**
6 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .035 .035 .035 .035 .000 .035 .001
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P Pearson Correlation .667* .667* .667* 1.000** 1.000** .667* 1 1.000** .667* 1.000** .937**
7 Sig. (2-tailed) .035 .035 .035 .000 .000 .035 .000 .035 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P Pearson Correlation .667 *
.667 *
.667 *
1.000 **
1.000 **
.667 *
1.000 **
1 .667 *
1.000 **
.937**
8 Sig. (2-tailed) .035 .035 .035 .000 .000 .035 .000 .035 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P Pearson Correlation 1.000 **
1.000 **
1.000 **
.667 *
.667 *
1.000 **
.667 *
.667 *
1 .667 *
.885**
9 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .035 .035 .000 .035 .035 .035 .001
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P Pearson Correlation .667 *
.667 *
.667 *
1.000 **
1.000 **
.667 *
1.000 **
1.000 **
.667 *
1 .937**
1 Sig. (2-tailed) .035 .035 .035 .000 .000 .035 .000 .000 .035 .000
0
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
T Pearson Correlation .885 **
.885 **
.885 **
.937 **
.937 **
.885 **
.937 **
.937 **
.885 **
.937 **
1
O
T Sig. (2-tailed) .001 .001 .001 .000 .000 .001 .000 .000 .001 .000
A N
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
L
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Keterangan :
Valid jika : r hasil > r tabel
r tabel = 0.632 untuk n = 10, sedangkan r hasil bisa dilihat di nilai Total Pearson Correlation

70
B. HASIL UJI VALIDITAS SOSIAL EKONOMI

Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 TOTAL
P1 Pearson Correlation 1 1.000 **
.667
*
1.000 **
.667 *
.667 *
.667
*
1.000 **
1.000 **
1.000 **
.963**
Sig. (2-tailed) .000 .035 .000 .035 .035 .035 .000 .000 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P2 Pearson Correlation 1.000 **
1 .667
*
1.000 **
.667 *
.667 *
.667
*
1.000 **
1.000 **
1.000 **
.963**
Sig. (2-tailed) .000 .035 .000 .035 .035 .035 .000 .000 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P3 Pearson Correlation .667*
.667 *
1 .667 *
1.000
**
1.000 **
1.000 **
.667 *
.667*
.667 *
.843**
Sig. (2-tailed) .035 .035 .035 .000 .000 .000 .035 .035 .035 .002
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P4 Pearson Correlation 1.000 **
1.000 **
.667
*
1 .667 *
.667 *
.667
*
1.000 **
1.000 **
1.000 **
.963**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .035 .035 .035 .035 .000 .000 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P5 Pearson Correlation .667* .667* 1.000** .667* 1 1.000** 1.000** .667* .667* .667* .843**
Sig. (2-tailed) .035 .035 .000 .035 .000 .000 .035 .035 .035 .002
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P6 Pearson Correlation .667*
.667 *
1.000 **
.667 *
1.000
**
1 1.000 **
.667 *
.667*
.667 *
.843**
Sig. (2-tailed) .035 .035 .000 .035 .000 .000 .035 .035 .035 .002
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P7 Pearson Correlation .667*
.667 *
1.000 **
.667 *
1.000
**
1.000 **
1 .667 *
.667*
.667 *
.843**
Sig. (2-tailed) .035 .035 .000 .035 .000 .000 .035 .035 .035 .002

71
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P8 Pearson Correlation 1.000 **
1.000 **
.667 *
1.000 **
.667 *
.667 *
.667 *
1 1.000 **
1.000 **
.963**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .035 .000 .035 .035 .035 .000 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P9 Pearson Correlation 1.000** 1.000** .667* 1.000** .667* .667* .667* 1.000** 1 1.000** .963**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .035 .000 .035 .035 .035 .000 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P10 Pearson Correlation 1.000** 1.000** .667* 1.000** .667* .667* .667* 1.000** 1.000** 1 .963**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .035 .000 .035 .035 .035 .000 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
TOTA Pearson Correlation .963 **
.963 **
.843 **
.963 **
.843 **
.843 **
.843 **
.963 **
.963 **
.963 **
1
L
Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .000 .002 .002 .002 .000 .000 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Keterangan :
Valid jika : r hasil > r tabel
r tabel = 0.632 untuk n = 10, sedangkan r hasil bisa dilihat di nilai Total Pearson Correlation

Uji Reabilitas

72
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items

.792 11

Item-Total Statistics
Corrected Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Item-Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
P1 16.0000 43.556 .958 .765
P2 16.0000 43.556 .958 .765
P3 15.9000 45.433 .829 .778
P4 16.0000 43.556 .958 .765
P5 15.9000 45.433 .829 .778
P6 15.9000 45.433 .829 .778
P7 15.9000 45.433 .829 .778
P8 16.0000 43.556 .958 .765
P9 16.0000 43.556 .958 .765

73
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
P10 16.0000 43.556 .958 .765
TOTAL 8.4000 12.267 1.000 .978

74
MASTER TABEL HASIL PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SOSIAL EKONOMI TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BATITA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOMBA OPU
TAHUN 2022

Identitas Responden Variabel Independen Variabel Independen (Sosial Tot


Variabel Dependen (Kejadian Stunting)
N (Pengetahuan) Ekonomi) al
Nama Umur Tot
o Pendidikan KO KO
Pekerjaan al Inisia Jenis
. (Inisi (Tahu Terakhir 1 1 Umur
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 l Kelami TB (cm) KO
al) n) 0 0 (Bulan)
Anak n
1 NB 21 SMK IRT 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 6 Baik 4 3 3 4 3 2 4 3 4 2 32 Baik D 4 P 63.3 NORMAL
2 M 38 SD IRT 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 6 Baik 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 28 Baik A 6 L 64.3 NORMAL
3 SR 25 SMK WIRASWASTA 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 Baik 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 34 Baik M 15 L 75.6 NORMAL
4 S 22 SMA IRT 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 6 Baik 4 3 3 4 3 2 4 3 4 2 32 Baik P 22 P 79.9 NORMAL
5 R 22 SMA IRT 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 Baik 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 30 Baik A 2 P 56.7 NORMAL
6 KA 24 SMA IRT 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 Baik 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 27 Baik K 2 P 54.1 NORMAL
7 N 25 SMK IRT 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 Baik 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 29 Baik R 22 P 84 NORMAL
8 F 34 SMK IRT 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8 Baik 3 3 3 3 3 1 4 3 3 2 28 Baik M 25 P 81.1 NORMAL
9 NR 28 SMK IRT 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 Baik 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 29 Baik A 27 P 86.0 NORMAL
1
A 32 SMP IRT 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 7 Baik 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 31 Baik A 4 P 63.0 NORMAL
0
1
AR 38 SMA IRT 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 7 Baik 1 3 3 3 3 1 4 3 3 2 26 Baik N 32 P 85.8 NORMAL
1
1 Kura Kura
RI 24 SMA IRT 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 4 1 4 2 2 4 1 2 2 2 1 21 M 3 L 57.2 STUNTING
2 ng ng
1
RJ 34 SMA IRT 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 Baik 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29 Baik F 25 P 84.4 NORMAL
3
1
C 35 SMA IRT 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 29 Baik A 20 L 81.0 NORMAL
4
1
N 34 SMP IRT 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 6 Baik 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29 Baik K 25 P 81.0 NORMAL
5

75
1
IB 31 SMA IRT 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 Baik 3 4 3 4 3 2 1 3 3 2 28 Baik M 8 L 68.5 NORMAL
6
1
IM 19 SMK IRT 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 6 Baik 3 3 3 4 3 1 4 3 3 2 29 Baik M 9 L 68.2 NORMAL
7
1
IH 28 SMA IRT 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 6 Baik 3 2 3 4 3 2 4 3 3 2 29 Baik A 24 P 87.6 NORMAL
8
1
TN 35 SMP IRT 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 6 Baik 3 3 3 4 3 2 1 3 3 2 27 Baik M 18 L 79.0 NORMAL
9
2
M 30 SMP IRT 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8 Baik 2 4 3 3 3 2 2 2 3 2 26 Baik M 8 L 68.4 NORMAL
0
2 Kura Kura
EM 36 SMP IRT 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 5 1 3 2 3 3 1 1 2 3 2 21 A 13 L 71.0 STUNTING
1 ng ng
2 Kura
D 28 SD IRT 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 Baik 3 3 3 3 3 1 1 3 3 2 25 S 25 P 79 STUNTING
2 ng
2 Kura
RD 32 SMK IRT 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 7 Baik 1 2 3 3 4 1 1 3 3 2 23 DZ 27 P 81 STUNTING
3 ng
2
SA 38 SMK IRT 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 6 Baik 3 2 2 4 3 1 4 4 4 2 29 Baik Z 8 L 70.5 NORMAL
4
2
NR 23 SMA IRT 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 1 4 3 4 3 1 4 3 4 2 29 Baik R 22 P 82.6 NORMAL
5
2 Kura Kura
M 35 SMP IRT 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 5 1 3 2 1 3 1 1 3 1 1 17 J 36 P 85.3 STUNTING
6 ng ng
2
AR 31 SMA IRT 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 7 Baik 3 2 3 4 3 4 4 3 3 2 31 Baik I 36 P 93 NORMAL
7
2 Kura Kura
SU 30 SD IRT 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 4 1 3 2 1 3 1 2 2 2 1 18 M 36 P 92 NORMAL
8 ng ng
2
SM 32 SMP IRT 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 6 Baik 3 3 3 3 3 1 4 3 3 2 28 Baik H 24 L 83 NORMAL
9
3
WH 30 SMK IRT 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3 3 2 4 3 2 4 4 4 3 32 Baik W 33 P 87 NORMAL
0
3
RS 33 SMP IRT 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 Baik 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 31 Baik P 28 L 90 NORMAL
1

76
77
Frekuensi

Statistics

PENDIDIKA
N KELOMPO JENIS
KELOMPOK TERAKHIR PEKERJAA K UMUR KELAMI PENGET SOSIAL KEJADIAN
UMUR IBU IBU N IBU ANAK N ANAK AHUAN EKONOMI STUNTING
N Valid
31 31 31 31 31 31 31 31

Missing
0 0 0 0 0 0 0 0

KELOMPOK UMUR IBU

Valid
Frequency Percent Percent Cumulative Percent
Valid 19-22 TAHUN 4 12.9 12.9 12.9

23-26 TAHUN 5 16.1 16.1 29.0

27-30 TAHUN 6 19.4 19.4 48.4

31-34 TAHUN 9 29.0 29.0 77.4

35-38 TAHUN 7 22.6 22.6 100.0

Total
31 100.0 100.0

77
PENDIDIKAN TERAKHIR IBU
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD/SEDERAJAT 3 9.7 9.7 9.7
SMP/SEDERAJAT 8 25.8 25.8 35.5
SMA/SEDERAJAT 20 64.5 64.5 100.0
Total 31 100.0 100.0

PEKERJAAN IBU
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid WIIRASWASTA 1 3.2 3.2 3.2
IRT 30 96.8 96.8 100.0
Total 31 100.0 100.0

KELOMPOK UMUR ANAK

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2-8 BULAN 9 29.0 29.0 29.0

9-15 BULAN 3 9.7 9.7 38.7

16-22 BULAN 5 16.1 16.1 54.8

23-29 BULAN 9 29.0 29.0 83.9

30-36 BULAN 5 16.1 16.1 100.0

Total 31 100.0 100.0

78
JENIS KELAMIN ANAK
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid LAKI-LAKI 13 41.9 41.9 41.9
PEREMPUAN 18 58.1 58.1 100.0
Total 31 100.0 100.0

VARIABEL INDEPENDEN (PENGETAHUAN)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid BAIK 27 87.1 87.1 87.1

KURANG 4 12.9 12.9 100.0

Total 31 100.0 100.0

VARIABEL INDEPENDEN (SOSIAL EKONOMI)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid BAIK 25 80.6 80.6 80.6

KURANG 6 19.4 19.4 100.0

Total 31 100.0 100.0

VARIABEL DEPENDEN (KEJADIAN STUNTING)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid NORMAL 25 80.6 80.6 80.6

79
JENIS KELAMIN ANAK
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid LAKI-LAKI 13 41.9 41.9 41.9
PEREMPUAN 18 58.1 58.1 100.0
STUNTING 6 19.4 19.4 100.0

Total 31 100.0 100.0

Uji Bivariat

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PENGETAHUAN *
31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
KEJADIAN STUNTING
SOSIAL EKONOMI *
31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
KEJADIAN STUNTING

SOSIAL EKONOMI  KEJADIAN STUNTING

KEJADIAN STUNTING
NORMAL STUNTING Total
SOSIAL EKONOMI BAIK Count 25 0 25
Expected Count 20.2 4.8 25.0
% within SOSIAL EKONOMI 100.0% .0% 100.0%
% within KEJADIAN
100.0% .0% 80.6%
STUNTING
% of Total 80.6% .0% 80.6%
KURANG Count 0 6 6
Expected Count 4.8 1.2 6.0
% within SOSIAL EKONOMI .0% 100.0% 100.0%

80
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PENGETAHUAN *
31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
KEJADIAN STUNTING
% within KEJADIAN
.0% 100.0% 19.4%
STUNTING
% of Total .0% 19.4% 19.4%
Total Count 25 6 31
Expected Count 25.0 6.0 31.0
% within SOSIAL EKONOMI 80.6% 19.4% 100.0%
% within KEJADIAN
100.0% 100.0% 100.0%
STUNTING
% of Total 80.6% 19.4% 100.0%

Uji Bivariat

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PENGETAHUAN *
KEJADIAN 31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
STUNTING
SOSIAL EKONOMI
* KEJADIAN 31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
STUNTING

Crosstab
KEJADIAN
STUNTING
NORMA STUNTI
L NG Total
BAIK Count 25 2 27

81
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PENGETAHUAN *
KEJADIAN 31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
STUNTING
PENGETAHUA Expected Count 21.8 5.2 27.0
N
% within
92.6% 7.4% 100.0%
PENGETAHUAN
% within
KEJADIAN 100.0% 33.3% 87.1%
STUNTING
% of Total 80.6% 6.5% 87.1%
KURANG Count 0 4 4
Expected Count 3.2 .8 4.0
% within
.0% 100.0% 100.0%
PENGETAHUAN
% within
KEJADIAN .0% 66.7% 12.9%
STUNTING
% of Total .0% 12.9% 12.9%
Total Count 25 6 31
Expected Count 25.0 6.0 31.0
% within
80.6% 19.4% 100.0%
PENGETAHUAN
% within
KEJADIAN 100.0% 100.0% 100.0%
STUNTING
% of Total 80.6% 19.4% 100.0%

Chi-Square Tests

82
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PENGETAHUAN *
KEJADIAN 31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
STUNTING

Asymp. Exact Exact


Sig. (2- Sig. (2- Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-
19.136a 1 .000
Square
Continuity
13.663 1 .000
Correctionb
Likelihood Ratio 16.203 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
Association 18.519 1 .000

N of Valid Casesb 31
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is .77.

b. Computed only for a 2x2


table

DOKUMENTASI PENELITIAN

83
84

Anda mungkin juga menyukai