Anda di halaman 1dari 118

Plagiarism Checker X - Report

Originality Assessment

16%
Overall Similarity

Date: Oct 13, 2022 Remarks: Low similarity Verify Report:


Matches: 1715 / 10547 words detected, check with your Scan this QR Code
Sources: 75 supervisor if changes are
required.

v 8.0.7 - WML 4
FILE - SKRIPSI PERBAIKAN MANSYE.F .SOLI.DOCX
SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN MP-ASI DINI TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA

BALITA 6-24 BULAN DI DESA BAREMBENG KECAMATAN

BONTONOMPO KABUPATEN GOWA

OLEH:

MANSYE FENESIA SOLISSA

120031825

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN FAMIKA

MAKASSAR

2022

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN MP-ASI DINI TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA


BALITA 6-24 BULAN DI DESA BAREMBENG KABUPATEN GOWA

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Dalam Program Studi Ilmu Keperawatan Pada

Sekolah 27 Tinggi Ilmu Keperawatan Famika Makassar

OLEH:

MANSYE FENESIA SOLISSA

120031825

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN FAMIKA

MAKASSAR

2022

SURAT PERNYATAAN

Saya bersumpah bahwa skripsi Penelitian ini adalah hasil karya sendiri

dan belum pernah dibuat dan dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari
berbagai jenjang pendidikan di Perguruan Tinggi manapun.

Sungguminasa,Selasa 05-04-2022

Yang menyatakan,

MANSYE FENESIA SOLISSA

120031825

HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN MP-ASI DINI TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA

BALITA 6-24 BULAN DI DESA BAREMBENG

KABUPATEN GOWA

TAHUN 2022

Disusun dan diajukan oleh :

MANSYE FENESIA SOLISSA


120031825

3 Dinyatakan telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diajukan

dalam seminar skripsi

Sungguminasa, Selasa 05-04-2022

Disetujui oleh :

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ns. Muh. Syahrul Alam,S.Kep.,M.Kes Dr.Ns.YuditPatiku,S.Si., S.Kep.,

M.Kes

NIDN: 0930078901 NIDN: 0913029103

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN MP-ASI DINI TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA

BALITA 6-24 BULAN DI DESA BAREMBENG

KABUPATEN GOWA

Disusun dan diajukan oleh :

MANSYE FENESIA SOLISSA

NIM. 120031825

Telah Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji skripsi Penelitian

Pada Hari : RABU

Tanggal : 20 APRIL 2022

3 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk dilakukan penelitian.

Tim Penguji :
1. Ns.Faisal, S.Kep.,M.Kes.,M.Kep ( )

2. Ns.Wiwiek Hidayati Jaya,S.kep.,M.Kes ( )

Tim Pembimbing :

3. Ns.Muh.Syahrul Alam,S.Kep.,M.Kes ( )

4. Dr.Ns. Yudit Patiku, S.Si., S.Kep., M.Kes ( )

Mengetahui,

Ketua STIK Famika Makassar Ketua Program S1 Keperawatan

Dr. Ns. Yudit Patiku, S.Si., S.Kep., M.Kes Ns. Ambo Anto, S.Kep., M.M

NIDN. 0916096903 NIDN : 0913029103

MOTTO

( FILIPI 4 : 13 )

Segala Perkara Dapat Kutanggung Di Dalam Dia Yang Memberi Kekuatan Kepadaku.
Kupersembahkan Hasil Karya ini Kepada :

Orang Tua Tercinta,Oma Opa Tersayang serta Adik-adik dan Spesial For My

Baby,Sebagai Motivator dan Penyemangatku

By. Mansye 2022

KATA PENGANTAR

Syalom… salam Sejahtera.

Puji Tuhan peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yesus dan Bunda Maria, atas rahmat dan

izin-Nya jualah sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi syarat dalam melakukan penelitian guna menyelesaikan

studi pada program studi S1 Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Famika

Makassar.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini dapat selesai karena adanya bantuan dan

kerja sama dari berbagai pihak. 44 Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti

menyampaikan rasa terima kasih tak terhingga buat kedua orang tua ayahanda Yakobus

Solissa dan ibunda Noortje Tanalepy, beserta Oma tercinta Fransina Siahaya dan Opa

Yohanis Tanalepy yang telah mendukung study penulis dan juga saudara-saudariku

Elisabeth Solissa,Sesilia Solissa,Charles Solissa serta penyemangatku

Arshenitha,Marshelinus dan Ezekiel Rosario solissa atas bantuan,baik materi maupun

dukungan dan do’a tulus yang di limpahkan kepada peneliti selama menempuh masa

perkuliahan dan penyusunan Skripsi serta penghormatan 13 yang sebesar-besarnya

kepada :

a. Bapak DR. Oichida, selaku Ketua Yayasan Fani Mitra Karya Makassar.

b. Ibu Ns. Yudit Patiku S.Si.,S.Kep.,M.Kes selaku ketua 38 Sekolah Tinggi Ilmu
Keperawatan (STIK) Famika Makassar.

c. Bapak Ns.Ambo Anto,S.Kep.,M.M.Kep Selaku Ketua Program Studi S-1 Keperawatan

(STIK) Famika Makassar.

d. Ns.Muh.Syahrul Alam,S.Kep.,M.Kes, selaku pembimbing I, dan Dr. Ns. Yudit Patiku,

S.Si., S.Kep., M.Kes 13 selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu,

tenaga dan pikiran dalam membimbing peneliti selama penyusunan skripsi ini.

e. Ns.Faisal, S.Kep.,M.Kes.,M.Kep, selaku Penguji I dan Ns.Wiwiek Hidayati

Jaya,S.kep.,M.Kes selaku penguji II, yang telah memberikan saran-saran kepada peneliti.

f. Seluruh dosen dan staf STIK Famika Makassar.

g. Semua teman-teman mahasiswa-mahasiswi STIK FAMIKA Makassar Angkatan 2018,

serta 13 semua pihak yang telah turut berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu persatu.

Dalam penulisan skripsi ini peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan lapang dada peneliti menerima kritikan dan saran

yang konstruktif demi sempurnanya skripsi ini.

Akhirnya peneliti mengucapkan terima kasih atas segala kebaikan dan bantuan yang

diberikan semoga mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yesus.

Sungguminasa, 20 - April - 2022

Peneliti

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

SURAT PERNYATAAN ii
HALAMAN PERSETUJUAN iii

HALAMAN PENGESAHAN iv

MOTTO v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR LAMPIRAN xii

ABSTRAK xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 6

C. Tujuan Penelitian 7

D. Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

A. Tinjauan umum Tentang Stunting 9

B. Tinjauan Umum Tentang Pemberian MP-ASI Dini 27

BAB III KERANGKA KERJA PENELITIAN 39

A. Kerangka Konsep 39

B. Hipotesis Penelitian 40

C. Data Subjektif Dan Objektif 40

BAB IV METODE PENELITIAN 42

A. Desain Penelitian 42

B. Populasi Dan Sampel 42

C. Pengumpulan Data 43

D. Analisa Data 45

E. Etika Penelitian 46

BAB V METODE PENELITIAN 48

A. Hasil Penelitian 48
B. Pembahasan 57

BAB VI PENUTUP 61

63 A. Kesimpulan 61

B. Saran 61

DAFTAR PUSTAKA 63

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

2.1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak.

2.2 16 Standar Panjang Badan Menurut umur (PB/U) Anak Laki-laki Umur 6-

24 bulan

2.3 Standar Panjang Badan Menurut umur (PB/U) Anak Perempuan Umur 6-24 bulan

2.4 Grafik Panjang Badan Menurut umur Anak Laki-laki 6-24 Bulan

2.5 Grafik Panjang Badan Menurut umur Anak Perempuan 6-24 Bulan

2.6 Grafik Berat Badan menurut Umur Anak Laki-laki 6-24 Bulan

2.7 Grafik Berat Badan menurut Umur Anak Perempuan 6-24 Bulan

2.8 Grafik BB/PB menurut Umur Anak Laki-laki 6-24 Bulan


2.9 Grafik BB/PB menurut Umur Anak Perempuan 6-24 Bulan

2.10 64 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Kelompok Umur Ibu

2.11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin

2.12 Distribusi Frekuensi Umur Balita Stunting di Desa Barembeng Kecamatan

Bontonompo Kabupaten Gowa

2.13 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Balita Stunting di 2 Desa Barembeng Kecamatan

Bontonompo Kabupaten Gowa

2.14 Distribusi Frekuensi Pemberian MP-ASI Dini Balita Stunting di Desa Barembeng

Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa

2.15 Distribusi Frekuensi Balita yang mengalami Stunting di Desa Barembeng Kecamatan

Bontonompo Kabupaten Gowa

2.16 Koefisien

2.17 Hasil Uji T Pemberian MP-ASI Dini Pada Balita Stunting 6-24 Bulan Di Desa

Barembeng Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa

2.18 Hasil Signifikansi Pemberian MP-ASI Dini Pada Balita Stunting 6-24 Bulan Di Desa

Barembeng Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa

2.19 Hasil uji Normalitas


DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : Jadwal Penelitian

LAMPIRAN 2 : Lembar Penjelasan Penelitian

LAMPIRAN 3 : Lembar persetujuan Responden

LAMPIRAN 4 : Instrumen Penelitian ( Lembar Penelitian )

LAMPIRAN 5 : Hasil Pengolahan Data

LAMPIRAN 6 : Surat Keterangan Penelitian

LAMPIRAN 7 : Dokumentasi

SEKOLAH TINGGI IMU KEPERAWATAN

STIK FAMIKA MAKASSAR


JULI,2022

ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN MP-ASI DINI TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA

BALITA 6-24 BULAN DI 2 DESA BAREMBENG KECAMATAN BONTONOMPO

KABUPATEN GOWA

OLEH : MANSYE FENESIA SOLISSA NIM.120031825

(300 word + XV + 62 halaman + 17 tabel +6 lampiran)

1 Stunting merupakan salah satu masalah yang menghambat perkembangan manusia

secara global. Pada saat ini terdapat sekitar 162 juta anak berusia dibawah lima tahun

mengalami stunting. Jika seperti ini terus berlanjut diproyeksikan bahwa pada 2025

terdapat 127 juta anak berusia dibawah lima tahun akan mengalami stunting. Menurut

United Nations Children’s Emergency Fund (UNCEF) lebih dari setengah anak stunting

atau sebesar 56% tinggal di ASIA dan lebih dari sepertiga atau sebesar 37% tinggal di

Afrika. Tujuan penelitian ini 31 untuk mengetahui pengaruh pemberian MP-ASI dini

terhadap kejadian stunting pada balita 6-24 bulan di Desa Barembeng Kecamatan

Bontonompo Kabupaten Gowa.

4 Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan secara

Cross-Sectional dimana pada desain studi ini seluruh variabel diukur dan diamati pada

saat yang sama (one point in time).Penelitian ini dilaksanaka di Desa Barembeng

Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa pada tanggal 9- 28 juni 2022. Penelitian ini

menggunakan kuesioner untuk variabel independen yang dibagikan kepada responden.

Kemudian untuk variabel dependen menggunakan lembar penilaian dengan melakukan

pengukuran tinggi/panjang badan (TB/PB). Selama penelitian diperoleh sampel sebanyak

30 responden. Pengambilan sampel dengan cara purposive sampling. Setelah melakukan

penelitian,data kemudian diolah dengan menggunakan perangkat lunak komputer.

Hasil analisa bivariat menggunakan uji statitic Regresi Linier Sederhana dengan uji T di

dapatkan nilai t hitung > t tabel (3.700 > 2.04523),menunjukan pemberian MP-ASI dini
berpengaruh terhadap kejadian stunting pada balita 6-24 bulan di Desa Barembeng

Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.

Kesimpulan penelitian ini ada pengaruh pemberian MP-ASI dini terhadap kejadian stunting

pada 6-24 bulan. Hasil uji Hasil Uji Regersi Linier Sederhana diperoleh T hitung > T

tabel (3.700 > 2.04523) berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian ada

pengaruh pemberian MP-ASI dini terhadap kejadian stunting pada balita 6-24 bulan di

Desa Barembeng Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa

Kata Kunci : MP-ASI Dini,Stunting

Pustaka : 32 (2010-2021)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

` Perubahan persoalan kesehatan di anak dapat disebabkan oleh duduk perkara gizi,

dimana gizi artinya galat satu masalah yang masih aktual dan belum dapat diselesaikan

sepenuhnya dan sebagai prioritas buat diperhatikan. Keadaan ini bila berlangsung secara

terus menerus bisa mengakibatkan stunting (Ngaisyah,2015)

Stunting merupakan salah satu dilema yg Mengganggu perkembangan manusia secara

global,sekitar 162 juta anak berusia dibawah lima tahun mengalami stunting. Jika tren

seperti ini terus berlanjut diproyeksikan bahwa pada tahun 2025 ada 127 juta anak berusia

dibawah lima tahun akan mengalami stunting,berdasarkan United Nations Children's

Emergency Fund (UNICEF) lebih setengah anak stunting atau sebanyak 56% tinggal pada

ASIA serta lebih 1 sepertiga atau sebesar 37% tinggal pada Afrika

Dari Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 2 Tahun 2020 tentang

standar Antropometri anak, pendek serta sangat pendek merupakan status gizi yang

didasarkan pada indeks panjang badan berdasarkan umur (PB/U) atau tinggi badan

menurut umur (TB/U) yg artinya stunted (pendek) serta severely stunted (sangat pendek).
Z - score buat 56 kategori pendek adalah 3 SD hingga menggunakan <-dua SD serta

sangat pendek adalah <-3 Sekolah Dasar. Stunting ialah kegagalan pertumbuhan serta

perkembangan anak yang kurang optimal di sebabkan oleh keadaan gizi kurang yang

berlangsung pada ketika usang yg dihitung sesuai pengukuran tinggi badan berdasarkan

umur (TB/U) dan berat badan dari umur (BB/U), nilai Z – scorenya < - 2 SD.

Di Indonesia pada Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013 mencatat bahwa prevalensi

stunting nasional mencapai 37,2%, hal ini memberikan adanya peningkatan di tahun 2010

yakni sebesar 35,6% serta tahun 2007 sebesar 36,8%. Hal ini membuktikan bahwa

pertumbuhan yang 35 tidak maksimal diderita sekitar 8 juta anak Indonesia atau sepertiga

anak Indonesia menderita stunting yang berarti bahwa lebih sepertiga anak berusia

dibawah 5 tahun pada Indonesia tinggi badannya berada dibawah normal.

(RISKESDAS, 2013) di Sulawesi Selatan prevalensi stunting pada tahun 2010 justru lebih

tinggi dari pada angka nasional yakni 38,9%. Dan tahun 2013 4 prevalensi balita stunting

di Sulawesi Selatan semakin tinggi pulang yaitu kurang lebih 41%. Hal ini mengindikasikan

bahwa masalah stunting balita adalah perkara kesehatan warga yang diklaim serius sebab

mencapai prevalensi stunting ≥ 40 %.

Akibat stunting berkaitan dengan terganggunya morbilitas, penurunan perkembangan

kognitif, motorik, bahasa serta menaikkan pengeluaran biaya kesehatan selain itu

mempertinggi resiko obesitas,penurunan kesehatan reproduksi, penurunan kecerdasan,

kapasitas belajar, kemampuan dan kapasitas kerja. (Hanum 2019 )

Pemerintah sudah membuat pedoman pada upaya yg dibuat untuk menurunkan prevalensi

stunting yg dimuat dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 39 tahun 2016. Upaya tadi

dibagi sesuai target yg akan diberi tindakan. Upaya yang dilakukan buat ibu hamil serta ibu

bersalin yaitu dilakukan acara pada 1.000 hari pertama kehidupan, mengupayakan

jaminan mutu ante natal care (ANC) terpadu, mempertinggi persalinan di fasilitas

kesehatan.Buat balita dilakukan pemantauan pertumbuhan balita,menyelenggarakan

stimulasi dini perkembangan anak,dan berbagai upaya lainnya (Kementrian RI,2018)

Peristiwa stunting di Indonesia terjadi pada rentang periode 1 pemberian makanan


pendamping ASI, di mana ASI tidak bisa buat memenuhi kebutuhan gizi bayi. Sesuai riset

terdahulu bahwa faktor risiko peristiwa stunting di usia 0-59 bulan merupakan praktik

pemberian ASI,pendidikan ibu, faktor ekonomi famili, serta penyakit infeksi seperti ISPA,

malaria serta diare. Kekurangan nutrisi di masa periode awal kehidupan akan

menghambat pertumbuhan fisik yg optimal dan perkembangan kognitif yang akan

berdampak pada masa depan balita (Hagos et al., 2017; Chowdhury et al., 2020)

Pemberian ASI pada bayi hanya dilakukan selama 6 bulan selanjutnya bayi perlu

diberikan makanan tambahan lain buat memenuhi kebutuhan gizi yg mulai

meningkat.Pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) lebih awal ialah salah satu

factor yg berperan pada kejadian stunting hal ini berkaitan menggunakan pemberian gizi

yg tidak adekuat (Hanum,2019)

ASI dapat diberikan pada bayi mulai saat 1 jam pertama selesainya lahir menggunakan

inisiasi menyusui dini (IMD) dengan cara hubungan dengan kulit secara pribadi. ASI

diberikan secara ekslusif selama 6 bulan. Dampak ASI ekslusif terhadap stunting yang

bisa dialami desebabkan oleh fungsi berasal ASI yang menjadi anti-infeksi. MP-ASI terlalu

dini bisa menaikkan resiko stunting karena bayi cenderung lebih mudah terjangkit infeksi

serta diare (Nurkomala,2017).

Makanan pendamping ASI (MP-ASI) ialah makanan atau minuman tambahan yang

mengandung zat gizi serta diberikan mulai usia 6 -24 bulan buat memenuhi kebutuhan gizi

selain ASI. selesainya bayi berusia 6 bulan, kebutuhan zat gizi makin bertambah seiring

dengan pertumbuhan serta perkembangan bayi, sementara produksi ASI mulai menurun,

karena itu bayi membutuhkan makanan untuk menjadi pendamping ASI. Pemberian

makanan tambahan yang tak sempurna kualitas dan kuantitasnya dapat menyebabkan

gizi kurang yg berdampak di gangguan pertumbuhan dan perkembangan jika tidak segera

diatasi (Mutalib, 2014).

Studi Reza Rachmawati (2021) pertanda adanya pengaruh pemberian ASI Ekslusif serta

MP-ASI dini terhadap stunting. Sebab pada ASI terkandung nutrisi yg mampu menaikkan

ketahanan tubuh. Selain itu mampu pada mencegah infeksi dan sangat bermanfaat dalam
pertumbuhan. Sedangkan balita yang diberikan MP-ASI dini daya tahan tubuhnya tidak

sebaik balita yang menerima ASI Ekslusif.

Pemantauan Status Gizi (PSG) di Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2015, terdapat dua

daerah kabupaten yang paling tinggi kasus kejadian stunting yaitu Kabupaten Enrekang

dan Kabupaten Bone. Sedangkan secara holistik Stunting yg ada sebesar 11 kabupaten

Kota yg ada di kota Sulawesi Selatan ialah Kabupaten Enrekang, Bone, Pinrang, Gowa,

Pankajene Kepulauan (Pangkep), Tana Toraja, Sinjai, Jeneponto, Toraja Utara, Takalar

serta Kepulauan Selayar.

Berdasarkan Data saat pengambilan data awal di 2 Desa Barembeng Kecamatan

Bontonompo Kabupaten Gowa terdiri dari 4 dusun yaitu, dusun Taipajawaya yang terdiri

dari 5 ibu hamil,8 ibu menyusui ,balita 68 anak,dan stunting 1 orang,kemudian dusun

Bontomaira yang terdiri dari 4 ibu hamil,ibu menyusui 11 orang,balita 40 orang dan

stunting 5 orang,kemudian dusun kampong Parang yang terdiri dari ibu hamil 12 orang,ibu

menyusui 42 orang,balita < 100 dan stunting 6 orang,dan terakhir dusun Bontotangnga

terdiri dari 5 ibu hamil,11 ibu menyusui,68 balita dan stunting 4 orang.Dapat disimpulkan

4 bahwa kejadian stunting di Desa Barembeng sebanyak 16 orang anak.

Berdasarkan uraian-uraian diatas maka peniliti sangat tertarik melakukan penelitian

mengenai “ Pengaruh Pemberian MP-ASI Dini Terhadap kejadian Stunting pada balita

6-24 bulan di Desa Barembeng Kec.Kabupaten Gowa “.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka ditetapkan rumusan masalah yaitu Apakah

ada pengaruh pemberian MP-ASI dini terhadap kejadian Stunting pada balita 6-24 bulan

di Desa Barembeng Kec. Bontonompo Kabupaten Gowa…?

C. 45 TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Diketahuinya pengaruh pemberian MP-ASI dini terhadap kejadian stunting pada balita 6-24
bulan di Desa Barembeng Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa

2. Tujuan Khusus

A. Untuk menilai pemberian MP-ASI dini pada balita 6-24 bulan di Desa Barembeng

B. Untuk menilai 4 kejadian stunting pada balita 6-24 bulan di Desa Barembeng.

C. Untuk menilai pengaruh pemberian MP-ASI dini pada balita 6-24 bulan terhadap

kejadian stunting di 2 Desa Barembeng Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.

D. Manfaat Penelitian

a. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan teori khususnya dalam

keperawatan pada anak.

b. Secara Praktis/KLinis

a. Bagi Peneliti

Peneliti dapat pengalaman baru mengenai judul yang diteliti serta mendapat tambahan

wawasan mengenai factor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita.

b. Bagi Institusi

Dapat dijadikan bahan refleksi dalam meningkatan pemahaman mengenai keperawatan

terhadap anak terutama dalam menyusun askep nutrisi pada balita guna meningkatkan

kualitas kesehatan balita.

c. Bagi Tenaga keperawatan

Dapat menjadi tambahan ilmu dalam melakukan asuhan keperawatan pada balita

terutama dalam segi nutrisi

d. Bagi Para Ibu yang Memiliki Balita

Dapat menjadi pengetahuan baru dalam pola asuhnya terkhusunya dalam pemberian MP-

ASI 3 yang baik dan benar.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Stunting

1. Defenisi Stunting

Stunting artinya persoalan gizi utama yang akan berdampak di kehidupan sosial serta

ekonomi dalam warga . 12 Selain itu, stunting dapat berpengaruh di anak balita pada

jangka panjang yaitu menghambat kesehatan, pendidikan serta produktifitasnya di

kemudian hari. Anak balita stunting cenderung akan sulit mencapai potensi pertumbuhan

serta perkembangan yang optimal baik secara fisik juga psikomotorik.

Kementrian Kesehatan RI,2018 Stunting artinya kondisi gagalnya 36 pertumbuhan pada

anak (pertumbuhan tubuh dan otak )yang disebabkan oleh kurangnya gizi dalam waktu yg

lama ,sehingga anak lebih pendek daripada anak normal seusianya dan terjadi

keterlambatan berpikir.Kekurangan asupan gizi tadi umumnya terjadi semenjak bayi

dalam kandungan sampai sesudah lahir atau 1 1.000 hari pertama kehidupan (Riskesdas

2018).Namun, stunting baru mampu dideteksi sesudah bayi berusia lebih berasal 24 bulan

( Tim Nasional percepatan Penanggulangan Kemisikinan,2017). WHO (2010) Stunting

artinya tinggi badan menurut usia yang <-2 SD (Standar deviasi) dan dibagi 3 menjadi 2

golongan yaitu pendek (-2SD) dan sangat pendek (-3SD).

Stunting juga merupakan satu dilema gizi yang berdampak jelek terhadap kualitas hidup

anak dalam mencapai tumbuh kembang yang optimal dan sinkron sesuai potensi

genetiknya. Stunting yg terjadi pada masa anak-anak merupakan faktor risiko yg bisa

menyebabkan meningkatnya nomor kematian, rendahnya kemampuan kognitif

dan perkembangan motorik serta fungsi tubuh yang tidak seimbang (Allen serta Gillespie,
2010). Persoalan/problem gizi yakni stunting, underweight, wasting dan Severe Acute

Malnutrition (SAM) dampak merupakan akibat defisiensi mikronutrient dan juga karena

rendahnya asupan makanan yg majemuk (Uauy R et al, 2012)

Tinggi Badan (TB) seorang pada keadaan normal akan bertambah seiring dengan

bertambahnya umur. Pertumbuhan tinggi badan tak seperti pertambahan berat badan,

pertumbuhan tinggi badan yang relatif kurang akan sensitif terhadap problem kekurangan

gizi yang terjadi dalam kurun waktu yg singkat. Imbas dari kekurangan zat gizi terhadap

tinggi badan akan tampak dalam saat yang cukup lama sebagai akibatnya indeks ini dapat

digunakan buat mendeskripsikan status gizi di masa balita (Supariasa, 2016).

2. Balita

Masa balita acapkali dianggap menjadi masa emas atau "golden age". pada masa ini anak

berada dalam proses pertumbuhan serta perkembangan yang bersifat unik, (koordinasi

motorik halus dan motorik kasar) anak balita mempunyai pola pertumbuhan serta

perkembangan fisik, kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan 10 emosi, kecerdasan

spiritual), sosio-emosional (perilaku serta perilaku serta kepercayaan ), bahasa serta

komunikasi yg spesifik sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang

sedang dilalui oleh anak balita tadi.Rentang usia tersebut bisa dibagi dalam tiga tahapan

secara psikologis yakni masa sebelum lahir, masa bayi dan masa awal kanak-kanak.

pada ketiga tahapan tersebut banyak terjadi perubahan yang mencolok, baik dalam fisik

maupun psikologis (Lestari L et.al 2014).

Masa balita adalah masa yang dimana proses pertumbuhan anak terjadi sangat cepat

serta membutuhkan perhatian serta afeksi yang lebih besar dari orang tua serta orang

yang berasa di sekelilingnya. Kemudian di masa ini pula anak membutuhkan zat gizi yang

seimbang dan setara agar gizi menjadi baik serta tidak terjadi perlambatan pada masa

pertumbuhan. Zat gizi yang kurang optimal pada anak dapat mengakibatkan anak

mengalami gizi buruk, stunting serta kurus.Sumber data Kementerian Desa,

Pembangunan wilayah Tertinggal (2017), 1 lebih dari sepertiga atau 8.9 juta balita pada

Indonesia ukuran tinggi badannya berada di bawah normal (stunting).


Sekarang ini balita stunting ialah problem gizi yg paling utama di Indonesia bahkan di

dunia.Pada tahun 2017 jumlah balita yang mengalami stunting di dunia lebih kurang 150,8

juta. pada tempat Asia Tenggara, Indonesia masuk dalam negara ketiga menggunakan

prevalensi tertinggi selesainya Timur Leste (50,dua%) serta India (38,4%) yg

prevalensinya yaitu 36,4% (UNICEF et al., 2018). Prevalensi balita stunting pada

Indonesia di tahun 2016 sekitar 27,5%, sedangkan di tahun 2017 meningkat dengan

adanya jumlah 29,6% yang terbagi menjadi pendek 9,8% dan sangat pendek 19,8% dari

pemantauan status gizi (Kementerian Kesehatan RI, 2018). Jumlah ini masih diatas batas

sasaran yg telah ditetapkan oleh WHO (20%).

3. Penyebab stunting

Menurut TNPPK Stunting disebabkan karena faktor multi dimensi dan

tak hanya ditimbulkan dari faktor gizi buruk yang dialamai oleh bunda hamil juga

anak balita. intervensi yg paling tepat dipilih agar dapat mengurangi angka

prevalensi stunting oleh

karenanya perlu dilakukan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan

(HPK) dari anak balita (Kemenkes, 2017). Untuk lebih rinci ada beberapa faktor yg

menjadi akibat stunting bisa dilihat sebagai berikut :

a. Praktek pengasuhan ibu yg kurang baik, termasuk juga defisiensi pengetahuan ibu

akan petingnya kesehatan dan gizi pada saat sebelum dan di masa kehamilan.

b. Minimnya layanan kesehatan khususnya layanan ANC-Ante Natal Care

(pelayanan kesehatan buat ibu selama masa-masa 28 kehamilan) Post Natal Care

(pelayanan setelah melahirkan) dan juga pada pembelajaran dini yg berkualitas.

c. Masih kurangnya sarana 46 keluarga ke makanan bergizi.

d. Masih kurangnya sarana air higienis dan sanitasi.

e. ASI Ekslusif serta MP-ASI Dini

Penelitian yang dilakukan di Ethiopia Selatan menyatakan bahwa,balita yang tidak

menerima ASI Ekslusif selama 6 bulan lebih beresiko tinggi mengalami stunting (Fikadu,et

al.,2014).Selain pemberian MP-ASI terlalu awal,MP-ASI terlalu dini juga dapat menaikkan
resiko diare dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA),gangguan inilah yang dapat

menyebabkan stunting atau keterlambatan pertumbuhan (Lamid A,2015)

4. Dampak Stunting

39 Berdasarkan data Pemantauan Status Gizi (PSG) Stunting di Indonesia menjadi

problem gizi primer sebab pada tahun 2015 hingga 2017 prevalensi stunting lebih tinggi

dibandingkan dengan masalah gizi lainnya. Angka prevalensi balita stunting sebanyak

29% di Tahun 2015 Tahun pada 2016 prevalensi kejadian stunting di balita sebesar

27,5% kemudian pada Tahun 2017 sebanyak 29,6% balita stunting (Ditjen Kesmas, 2018).

Menurut Kementerian Kesehatan (2019) menerangkan bahwa stunting bisa berdampak

pada keluarga serta negara antara lain menjadi berikut.

a. Dampak kesehatan

Akibat kesehatan artinya akibat jangka pendek dari stunting hal ini dapat menimbulkan

adanya peningkatan kematian dan kesesakitan.Dampak stunting terhadap Kesehatan

diantaranya mempengaruhi 4 pertumbuhan dan perkembangan anak serta menyebabkan

gangguan metabolik. Jumlah perubahan yang besar serta ukuran atau dimensi seseorang

bisa diukur dan dilihat menggunakan berat, berukuran panjang, umur tulang dan juga

pada keseimbangan metabolik adalah pertumbuhan. Menurut Adriani & Wirjatman, 2016

anak dengan stunting mengalami konflik yaitu gagal tumbuh yang dapat dikenal dengan

berat lahir rendah, kecil, pendek maupun kurus pada anak. Definisi dari perkembangan

yaitu meningkatnya kemampuan 10 struktur dan fungsi tubuh dengan pola beraturan yang

akan terjadi atas proses pematangan termasuk perkembangan intelektual, emosi juga

tingkah laku yg merupakan akibat dari hubungan dengan lingkungan sekeliling.Anak

stunting bisa menderita gangguan perkembangan koginitif serta motorik sehingga

menghipnotis kecerdasan seseorang buat masa depannya. Menurut Adriani & Wirjatman,

2016 gangguan perkembangan kognitif ini bersifat tidak bisa diperbaiki lagi , diantaranya

kita tidak bisa mengejar kegagalan perkembangan otak anak (Adriani & Wirjatman, 2016).

Gangguan metabolik ialah kelainan kesehatan yg mensugesti tubuh insan, yang

mengakibatkan terjadinya gangguan pada kemampuan metabolisme tubuh manusia.


Risiko buat menerima penyakit tidak menular sangat tinggi seperti penyakit jantung,

obesitas, stroke serta diabetes, gangguan metabolik bisa terjadi pada 4 anak yang

mengalami stunting pada masa dewasa anak nantinya.

b. Dampak ekonomi

Sesuai data asal The Worldbank Tahun 2016 pada Kementerian Kesehatan (2019)

stunting tidak hanya berpengaruh buruk terhadap kesehatan, yang dimana probem

kesehatan selalu berhubungan dengan kondisi ekonomi. Setiap tahunnya sebesar 2 – 3 %

GDP suatu negara berpotensi mengalami kerugian ekonomi akibat kejadian stunting.

Potensi kerugian yang diperkirakan bakal dialami kira-kira 260-390 triliun rupiah per

tahunnya jika PDB yg diproduksi dari Indonesia sebesar 13.000 triliun rupiah.Dampaknya

negara akan mengalami kendala dalam pertumbuhan ekonomi dan juga produktivitas

pasar kerja yang di akhirnya dapat merusak pembangunan serta kesempatan untuk

menuju negara lebih maju. Sebagai akibat anak stunting bisa mengakibatkan terjadinya

kualitas hidup yg bisa memperburuk perbedaan yaitu mengurangi 10% dari total

penghasilan karna kemampuan kognitif serta Kesehatan terus berlanjut ke masa dewasa

akibat kemampuan kognitif serta kesehatan yg kurang baik yang kemudian menjadi

dampak terjadinya kemiskinan antar generasi.

Berdasarkan temuan penelitian Arini, Mayasari dan Rustam (2019) membagikan bahwa

perkembangan kognitif serta motorik anak bisa berpengaruhi teradap derajat stunting.

Anak stunting dapat mempunyai keterlambatan dalam proses perkembangan kognitif

dan pula motorik sebagai akibatnya anak diketahui cenderung akan lebih tertutup serta

lebih sulit buat berteman dengan anak sebayanya. Menurut Pardede (2017) hasil

penelitiannya menerangkan bahwa 4 balita yang mengalami stunting akan berpengaruh

negatif yg berlanjut selama kehidupannya dan sulit buat diperbaiki hal ini terjadi dampak

terjadinya kurang gizi berasal dari awal fase kehidupan anak yang selanjutnya akan

berpengaruh di semua fase kehidupan balita. Stunting tidak saja berpengaruh terhadap

kekurangan gizi melainkan anak yag mengalami stunting akan menghipnotis prestasi

akademik, pendapatan ketika dewasa yg mungkin saja akan menjadi orang dewasa
dengan pendidikan yang rendah, lalu berhubungan dengan pendapatan ekonomi rendah

sebagai akibatnya mensugesti dalam pemenuhan gizi famili dan akan jauh lebih rentan

mengalami sakit degeneratif.

5. Upaya Pencegahan Stunting

Pemerintah Indonesia telah membuat usaha guna menurunkan angka prevalensi stunting

diantaranya dengan memberi pengenalan Seribu 1 (1000) Hari Pertama Kehidupan

(HPK) menjadi hegemoni bagi para ibu buat mencegah terjadinya stunting pada balita.

Berikut beberapa gizi spesifik yang dilakukan oleh pemerintah dapat diidentifikasi menjadi :

a. program terkait hegemoni untuk sasaran ibu hamil,yg dilakukan melalui beberapa

program menjadi berikut :

1) Pemberian makanan tambahan untuk bumil untuk mengatasi kekurangan energy

dan protein kronis.

2) Program buat mengatasi Fe dan asam folat.

69 3) Program untuk mengatasi kekurangan iodium.

4) Program obat cacing buat menanggulangi kecacingan untuk bumil.

5) Program buat melindungi bunda hamil terhadap malaria.

b. Acara yg menyasar bunda menyusui serta anak usia0-6 bulan,termasuk antara lain

mendorong IMD (inisiasi menyusui dini) melalui pemberian ASI jolong/colostrum

dan memastikan edukasi pada ibu buat terus memberikan ASI hingga 6 bulan kepada

anak balitanya.

c. Program yg ditujukan dengan target bunda menyusui serta anak 7-23, dengan

mendorong penerusan aASI hingga 23 bulan didampingi oleh pendampingn MP-ASI,

menyediakan obat cacing, menyediakan suplemen zinc, melakukan fortifikasi zat besi

kedalam kuliner, menyampaikan 57 perlindungan terhadap malaria, memberikan imunisasi

lengkap, dan melakukan pencegahan serta pengobatan diare.

6. Penaksiran Stunting

Stunting sendiri akan mulai nampak waktu bayi berusia dua tahun (TNP2K, 2017). 9

Stunting didefinisikan sebagai keadaan dimana status gizi pada anak dari TB/U
mempunyai akibat Zscore - 3,0 Sekolah Dasar s/d < -2,0 Sekolah Dasar (pendek)

dan Zscore <-tiga,0 SD (sangat pendek). akibat pengukuran Skor Simpang baku (Z-score)

didapatkan menggunakan mengurangi Nilai Individual Subjek (NIS) dengan Nilai Median

baku rujukan (NMBR) di umur yang bersangkutan, sehabis itu hasilnya akan dibagi

menggunakan Nilai Simpang standar Rujuk (NSBR). Bila tinggi badan lebih mungil dari

nilai median, maka NSBR dihasilkan menggunakan cara mengurangi median dengan – 1

SD. Jika tinggi badan lebih besar dari pada median, maka NSBR didapatkan

menggunakan cara mengurangi + 1 Sekolah Dasar dengan median, berikut ini rumus yang

bisa dipergunakan :

Gambar 1. Rumus Skor Simpang standar 19 (Z-score) sumber : TPNK, 2017

warta :

NIS : Nilai Individual Subjek (Tinggi badan anak)

NMBR : Nilai Median standar rujukan

NSBR : Nilai Simpang standar Rujuk

6. 17 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak

Penggunaan baku Antropometri WHO 2020 berukuran Panjang Badan (PB) digunakan

buat anak umur 0-24 bulan yg diukur telentang. Jika anak umur 0-24 bulan di ukur

berdiri,maka hasil pengukuran dikoreksi menggunakan menambahkan 0,7cm.

ukuran Tinggi Badan (TB) dipergunakan buat anak umur pada atas 24 bulan yang diukur

berdiri.Jika anak diatas 24 bulan diukur telentang ,maka yang akan terjadi pengukurannya

dikoreksi menggunakan mengurangi 0,7cm. Umur dihitung pada bulan penuh model 65 :

umur 2 bulan 29 hari dihitung sebagai 2 bulan.

Indeks

Kategori Status Gizi

Ambang Batas

(Z-Score)
Berat Badan menurut Umur (BB/U) anak usia 0

- 60 bulan

Berat badan sangat kurang (severely

underweight)

<-3 SD

Berat badan kurang

(underweight)

- 3 SD sd <- 2 SD

Berat badan normal

-2 SD sd +1 SD

Risiko Berat badan lebih1

> +1 SD

Panjang Badan atau Tinggi Badan menurut Umur (PB/U atau TB/U) anak usia 0 - 60

Bulan

Sangat pendek (severely

stunted)

<-3 SD

Pendek (stunted)

- 3 SD sd <- 2 SD

Normal

-2 SD sd +3 SD

Tinggi2

> +3 SD

Berat Badan menurut Panjang Badan atau Tinggi Badan (BB/PB atau BB/TB) 22 anak

usia 0 - 60 bulan
Gizi buruk (severely

wasted)

<-3 SD

Gizi kurang (wasted)

- 3 SD sd <- 2 SD

Gizi baik (normal)

-2 SD sd +1 SD

Berisiko gizi lebih

(possible risk of overweight)

> + 1 SD sd + 2 SD

Gizi lebih (overweight)

> + 2 SD sd + 3 SD

Obesitas (obese)

>+3 17 SD

Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) anak usia

0 - 60 bulan

Gizi buruk (severely

wasted)3

<-3 SD

Gizi kurang (wasted)3

- 3 SD sd <- 2 SD

Gizi baik (normal)

-2 SD sd +1 SD

11 Berisiko gizi lebih

(possible risk of overweight)

> + 1 SD sd + 2 SD
Gizi lebih (overweight)

> + 2 SD sd +3 SD

Obesitas (obese)

> + 3 SD

Indeks Massa

Tubuh menurut

Gizi buruk (severely

thinness)

<-3 SD

Table. Standar 1 Panjang Badan menurut Umur (PB/U)

Anak Laki-Laki Umur 0 - 24 Bulan

Umur (bulan)

Panjang Badan (cm)

-3 SD

-2 SD

-1 SD

Median

+1 SD

+2 SD

+3 SD

0
44.2

46.1

48.0

49.9

51.8

53.7

55.6

48.9

50.8

52.8

54.7

56.7

58.6

60.6

52.4

54.4

56.4

58.4

60.4

62.4

64.4

55.3

57.3

59.4

61.4
63.5

65.5

67.6

57.6

59.7

61.8

63.9

66.0

68.0

70.1

59.6

61.7

63.8

65.9

68.0

70.1

72.2

61.2

63.3

65.5

67.6

69.8

71.9

74.0

7
62.7

64.8

67.0

69.2

71.3

73.5

75.7

64.0

66.2

68.4

70.6

72.8

75.0

77.2

65.2

67.5

69.7

72.0

74.2

76.5

78.7

10

66.4

68.7

71.0

73.3
75.6

77.9

80.1

11

67.6

69.9

72.2

74.5

76.9

79.2

81.5

12

68.6

71.0

73.4

75.7

78.1

80.5

82.9

13

69.6

72.1

74.5

76.9

79.3

81.8

84.2

14
70.6

73.1

75.6

78.0

80.5

83.0

85.5

15

71.6

74.1

76.6

79.1

81.7

84.2

29 86.7

16

72.5

75.0

77.6

80.2

82.8

85.4

88.0

17

73.3

76.0

78.6

81.2
83.9

86.5

89.2

18

74.2

76.9

79.6

82.3

85.0

87.7

90.4

19

75.0

77.7

80.5

83.2

86.0

88.8

91.5

20

75.8

78.6

81.4

84.2

87.0

89.8

92.6

21
76.5

79.4

82.3

85.1

88.0

90.9

93.8

22

77.2

80.2

83.1

86.0

89.0

91.9

94.9

23

78.0

81.0

83.9

86.9

89.9

92.9

95.9

24 *

78.7

81.7

84.8

87.8
90.9

93.9

97.0

Keterangan: *Pengukuran panjang badan dilakukan dalam keadaan anak telentang

Umur (bulan)

Panjang Badan (cm)

-3 SD

-2 SD

-1 SD

Median

+1 SD

+2 SD

+3 SD

43.6

45.4

47.3

49.1

51.0

52.9

54.7

47.8

49.8

51.7

53.7

55.6

57.6
59.5

51.0

53.0

55.0

57.1

59.1

61.1

63.2

53.5

55.6

57.7

59.8

61.9

64.0

66.1

55.6

57.8

59.9

62.1

64.3

66.4

68.6

57.4

59.6
61.8

64.0

66.2

68.5

70.7

58.9

61.2

63.5

65.7

68.0

70.3

72.5

60.3

62.7

65.0

67.3

69.6

71.9

74.2

61.7

64.0

66.4

68.7

71.1

73.5
75.8

62.9

65.3

67.7

70.1

72.6

75.0

77.4

10

64.1

66.5

69.0

71.5

73.9

76.4

78.9

11

65.2

67.7

70.3

72.8

75.3

77.8

80.3

12

66.3

68.9
71.4

74.0

76.6

79.2

81.7

13

67.3

70.0

72.6

75.2

77.8

80.5

83.1

14

68.3

71.0

73.7

76.4

79.1

81.7

84.4

15

69.3

72.0

74.8

77.5

80.2

83.0
85.7

16

70.2

73.0

75.8

78.6

81.4

84.2

87.0

17

71.1

74.0

76.8

79.7

82.5

85.4

88.2

18

72.0

74.9

77.8

80.7

83.6

86.5

89.4

19

72.8

75.8
78.8

81.7

84.7

87.6

90.6

20

73.7

76.7

79.7

82.7

85.7

88.7

91.7

21

74.5

77.5

80.6

83.7

86.7

89.8

92.9

22

75.2

78.4

81.5

84.6

87.7

90.8
94.0

23

76.0

79.2

82.3

85.5

88.7

91.9

95.0

24 *

76.7

80.0

83.2

86.4

89.6

92.9

96.1

Tabel. Standar 47 Panjang Badan menurut Umur (PB/U) Anak Perempuan Umur 0-24

Bulan

Keterangan: * Pengukuran PB dilakukan dalam keadaan anak telentang

1. Grafik Pertumbuhan Anak

Grafik 1. Panjang Badan menurut Umur Anak Laki-laki 6-24 Bulan


Grafik 2. Panjang Badan Menurut Umur (PB/U)

Perempuan 6-24 Bulan

Grafik 3. Berat Badan menurut Umur Anak Laki-laki 6-24 Bulan

Grafik.4 Berat Badan menurut Umur Anak Perempuan 6-24 Bulan

Grafik 5. Berat Badan / Panjang Badan Menurut Usia Laki-laki 0-2 tahun

Grafik 5. Berat Badan / Panjang Badan Menurut Usia Perempuan 0-2 tahun

B. Tinjauan Umum Pemberian MP-ASI Dini

a. Pengertian ASI Ekslusif

ASI eksklusif adalah hanya memberikan ASI pada bayi tanpa penambahan cairan apapun

misalnya susu formula, madu, air putih, air teh, dan jeruk serta tanpa penambahan
makanan padat misalnya pisang, bubur susu, bubur nasi, biskuit, dan pepaya. Bayi

diberikan ASI eksklusif sampai berusia 6 bulan dan baru bisa diperkenlakan makanan

selain ASI pada bayi saat usia 6 bulan serta sat bayi berusia sampai 2 tahun ASI harus

tetap diberikan. Memberikan ASI secara eksklusif kepada bayi akan menjaga dan

melindungi bayi

b. Faktor penyebab rendahnya pemberian ASI Eksklusif.

Ada beberapa hal yang mempengaruhi rendahnya pemberian ASI eksklusif, yaitu:

a. Pengetahuan.

Informasi maupun pengalaman yang di dapat seseorang terkait pemberian ASI eksklusif

dapat mempengaruhi perilaku orang tersebut dalam memberikan ASI eksklusif. Hal ini

telah dibuktikan dalam penelitian yaitu, 8 ibu yang memiliki pengetahuan yang baik

kemungkinan lebih besar untuk menyusui secara eksklusif dibandingkan ibu yang memiliki

pengetahuan rendah (Pertiwi, 2012).

b. Kondisi kesehatan

Kondisi kesehatan. Bayi dalam kondisi kesehatan lahir prematur, kelainan pada bibir bayi,

dan penyakit kuning pada bayi baru lahir membuat bayi menjadil sulit dalam menyusu

kepada ibunya (Prasetyono, 2012).

c. Persepsi.

Faktor persepsi banyak ditemukan pada ibu persepsi negatif, yaitu sindroma ASI kurang.

Pada kasus sindroma ASI kurang ibu merasa ASI yang diproduksi tidak cukup untuk

memenuhi kebutuhan bayi, sehingga ibu merasa payudara sudah tidak memproduksi ASI

karena ketegangannya berkurang. Terdapat 98 ribu dari 100 ribu ibu yang menyatakan

bahwa produksi ASI berkurang, sebenarnya ibu mempunyai ASI yang cukup tetapi kurang

mendapatkan informasi tentang menajemen laktasi yang benar dan posisi menyusui yang

tepat

d. Usia.

58 Usia 20-35 tahun merupakan masa reproduksi sangat baik dan sangat mendukung

dalam pemberian ASI eksklusif. Sedangkan umur yang 18 kurang dari 20 tahun masih
belum matang secara fisik, mental, dan psikologi dalam menghadapi kehamilan,

persalinan, serta pemberian ASI. Pada 24 umur lebih dari 35 tahun dianggap berbahaya,

sebab alat reproduksi maupun fisik ibu sudah jauh berkurang dan menurun, serta

mengakibatkan terjadinya risiko bawaan pada bayi dan dapat meningkatkan kesulitan

pada kehamilan, persalinan, dan nifas (Yanti, 2012).

e. Pendidikan.

70 Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka semakin tinggi juga jumlah ibu yang tidak

memberikan ASI pada bayinya. 18 Hal ini disebabkan karena ibu yang berpendidikan

tinggi biasanya memiliki kesibukan di luar rumah sehingga cenderung meninggalkan

bayinya, dan ibu yang berpendidikan rendah lebih banyak tinggal di rumah serta lebih

banyak waktu untuk menyusui bayinya (Pertiwi, 2012).

f. Perkejaan.

Ibu yang bekerja sehingga tidak dapat 28 memberikan ASI eksklusif selama enam bulan

kepada bayi

g. Dukungan orang terdekat.

Mendukung ibu selama memberikan ASI, khususnya dukungan dari suami. Karena jika ibu

merasa di dukung, 8 maka akan muncul emosi positif yang dapat meningkatkan produksi

hormon oksitosin sehingga produksi ASI pun lancar (Prasetyono, 2012).

h. Dukungan petugas kesehatan.

Kurangnya petugas kesehatan dalam memberikan informasi mengenai ASI, sehingga

masyarakat kurang mendapat dorongan tentang manfaat pemberian ASI eksklusif

(Hidajati, 2012).

i. Promosi susu formula.

Promosi ini sangat mempengaruhi pemikiran ibu yang kurang memiliki 18 pengetahuan

yang luas tentang ASI, sehingga terpengaruhi untuk menggantikan ASI sebagai makanan

utama bayi dengan susu formula. Bagi ibu yang menggunakan susu formula dianggap
lebih mendatangkan semacam kemudahan karena tidak perlu selalu siap sedia memberika

ASI kepada bayi (Prasetyono, 2012).

j. Budaya.

8 Praktik pemberian ASI eksklusif masih jarang dilakukan karena pengaruh budaya yang

di anut. Biasanya hal yang menghambat keberhasilan ASI eksklusif adalah praktik

pemberian makanan yang seharusnya belum dilakukan pada bayi di bawah usia enam

bulan (Pertiwi, 2012).

c. Pemberian Makanan Tambahan ASI (MP-ASI)

a. Defenisi MP-ASI

Makanan Pendamping ASI (MP -ASI) adalah makanan tambahan

yang diberikan kepada bayi setelah usia 6 bulan sampai usia 24

bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain ASI. ASI pun harus tetap diberikan

kepada bayi karena ASI tetap menjadi bagian

terpenting dari makanan bayi (IDAI, 2018). Pemberian makanan

untuk menyesuaikan kebutuhan anak atau disebut pola asuh gizi

yang salah satunya adalah pemberian ASI kepada bayi baru lahir

atau Inisiasi Menyusui Dini (IMD). ASI lanjut diberikan kepada bayi 30 tanpa

diberi makanan atau minuman tambahan apapun termasuk air putih (kecuali vitamin

dan obat) (Kemenkes, 2019).Indikator bayi dapat menerima makanan padat (IDAI, 2018) :

1) Bayi mampu menegakkan kepala dengan baik tanpa disanggaja

2) Anak tetap lapar dan gelisah karena menjadi lebih lapar padahal telah diberikan ASI

3) Bayi mampu mengekspresikan keinginannya terhadap makanan yang ada

dihadapannya, seperti tahu cara membuka mulut, menunjukkan rasa lapar dengan

memajukan tangan atau badan

kedepan ketika ada makanan, atau memalingkan muka ketika tidak tertarik dengan

makanan dihadapannya.

b. Jenis-jenis MP-ASI

1) Makanan Lumat
Makanan lumat adalah makanan yang dihaluskan atau disaring dan bentuknya lebih

lembut dan halus tanpa ampas. Makanan lumat diberikan pada anak berusia 6-9 bulan.

Contoh makanan lumat 6 antara lain berupa bubur susu, bubur sumsum, pisang dikerok,

pepaya saring dan nasi tim saring.

2) Makanan Lunak

Makanan lunak adalah makanan yang dimasak dengan banyak air atau teksturnya agak

kasar dari makanan lumat. Makanan lunak diberikan pada anak berusia 12 bulan dan

berupa bubur nasi, bubur ayam dan nasi tim.

3) Makanan Padat

Makanan padat adalah makanan lunak yang tidak berair dan biasanya disebut makanan

keluarga. Makanan padat mulai dikenalkan pada anak berusia 12-24 bulan. Contoh

makanan padat antara lain berupa nasi, laukpauk, sayur bersantan dan buah-buahan.

c. Frekuensi MP-ASI

1. Usia 6 bulan

Banyaknya energi tambahan yang dibutuhkan dari MP- ASI adalah sebanyak 200 kilo

kalori per hari. Tahap awal dalam memperkenalkan makanan tambahan pada bayi yaitu

diberikan dua 71 kali sehari pada bayi berusia 6 bulan.

2. Usia 6-9 bulan

Banyaknya energi tambahan yang dibutuhkan dari MP- ASI adalah sebanyak 200 kilo

kalori per hari. Bayi yang berusia 6-9 bulan porsi kebutuhannya diberikan 2 hingga 3 kali

makan dan 1 sampai 2 kali selingan tiap harinya.

3. Usia 9-12 bulan

23 Banyaknya energi tambahan yang dibutuhkan dari MP- ASI adalah sebanyak 300 kilo

kalori per hari. Berikan 3 hingga 4 kali makan dan 1 sampai 2 kali selingan tiap harinya

4. Usia 12-24 bulan

48 Banyaknya energi tambahan yang dibutuhkan dari MP- ASI adalah sebanyak 550 kilo

kalori per hari. Berikan 3 hingga 4 kali makan dan 1 sampai 2 kali selingan tiap harinya.

d. Jumlah MP-ASI
1. Usia 6 bulan

Berikan dua kali sehari sebanyak 2-3 sendok makan penuh dalam sekali makan sebagai

awalan.

2. Usia 6-9 bulan

Berikan 3-6 sendok penuh tiap kali makan atau tingkatkan secara perlahan menjadi 49

setengah mangkuk berukuran 250 ml.

3. Usia 9-12 bulan

Berikan setengah mangkuk berukuran 250 ml.

4. Usia 12-24 bulan

Tingkatkan jumlah MP-ASI secara perlahan menjadi tiga seperempat magkuk berukuran

250 ml sekali makan.

e. Tekstur MP-ASI

1. Usia 6 bulan

Mulai MP-ASI dengan makanan yang dihaluskan sehingga menjadi bubur kental (puree)

atau sari buah.

2. Usia 6-9 bulan

Berikan MP-ASI dengan tekstur 26 bubur kental (puree) atau makanan yang dilumatkan

hingga halus (mashed).

3. Usia 9-12 bulan

Berikanan MP-ASI yang dicincang halus (minced), dicincang kasar (chopped) atau

makanan yang dapat dipegang oleh anak (finger foods).

4. usia 12-24 bulan

Berikan makanan keluarga yang dihaluskan atau dicincang seperlunya.

f. Alasan Pemberian MP-ASI Terlalu Dini

Alasan umum mengapa ibu memberikan MP-ASI secara dini meliputi rasa takut bahwa ASI

yang mereka hasilkan kualitasnya buruk,keterlambatan memulai pemberian ASI dan

praktek membuang kolostrum,teknik pemberian ASI yang salah,kebiasaan yang keliru

bahwa bayi memerlukan cairan tambahan,dukungan yang kurang dari pelayan


kesehatan,dan pemasaran formula pengganti ASi .( Gibney,MJ et 2009 dalam Muriana

2014)

g. Dampak atau Resiko Pemberian MP-ASI Terlalu Dini

Noverian (2018) dalam penelitiannya menumukan adanya hubungan pemberian MPASI

terhadap 4 kejadian stunting pada anak. Teferi, Hassen, Kebede, & Adugnaw (2016)

dalam penelitiannya menemukan bahwa 6 pemberian makanan pendamping ASI pada

anak kurang atau lebih dari 6 bulan lebih besar risikonya mengalami stunting dibandingkan

dengan anak yang pemberian makanan pendamping ASI 66 pada usia 6 bulan. Namun,

selain memberi makanan pendamping di usia 6 bulan harus pula di perhatikan jumlah dan

kualitas gizi makanan yang diberikan. Pada masa pertumbuhan seperti saat memasuki

usia balita sangat dianjurkan banyak mengkomsumsi makanan yang bersumber dari

protein, disamping itu tetap membiasakan mengkonsumsi buah dan sayur. Dalam memberi

satu porsi makanan baiknya terdapat sayur dan buah, protein nabati maupun hewani dan

juga protein harus lebih banyak dari pada karbohidrat.

Adapun resiko pemberian makanan tambahan terlalu dini, lainnya yaitu :

a) Resiko Jangka Pendek

Resiko jangka pendek yang terjadi seperti mengurangi keinginan bayi untuk menyusui

sehingga frekuensi dan kekuatan bayi menyusui berkurang dengan akibat produksi ASI

berkurang, Selain itu pengenalan serelia dan sayur-sayuran tertentu dapat mempengaruhi

penyerapan zat besi dan ASI,walaupun konsentrasi zat besi dalam ASI rendah,tetapi lebih

mudah diserap oleh tubuh bayi. 32 Pemberian makanan dini seperti pisang,nasi di daerah

pedesaan di Indonesia sering menyebabkan penyumbatan saluran cerna /diare serta

meningkatnya resiko terkena infeksi.

b) 5 Resiko Jangka panjang

Resiko jangka panjang dihubungkan dengan obesitas,kelebihan dalam memberikan

makanan adalah resiko utama dari pemberian makanan yang terlalu dini pada bayi.

Konsekuensi pada usia-usia selanjutnya adalah kelebihan berat badan ataupun kebiasaan

makan yang tidak sehat. Kandungan natrium ASI yang cukup rendah (± 15 mg/100
ml),namun jika masukan dalam diet bayi dapat meningkat drastic jika makanan telah

dikenalkan. Konsekuensi di kemudian hari akan menyebabkan kebiasaan makan yang

memudahkan terjadinya gangguan hipertensi. Selain itu,belum matangnya system

kekebalan dari usus pada umur yang dini dapat menyebabkan alergi terhadap makanan.

BAB III

KERANGKA KERJA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

1 Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian secara

nasional bahkan global saat ini. Dimana Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh dan

masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang akibat pemberian

makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan dalam jangka waktu yang lama. Penyebab

langsung terjadinya stunting adalah kurangnya asupan makanan dan adanya penyakit

infeksi. Stunting merupakan salah satu permasalah gizi yang terjadi di Indonesia. Dampak

stunting tidak hanya dirasakan oleh individu yang mengalaminya, tetapi juga berdampak

terhadap roda perekonomiaan dan pembangunan bangsa.

Berdasarkan dasar pola pemikiran variable tersebut,makan dibuat skema pola variable

sebagai berikut :

Variable Independen variable Dependen

Keterangan :

: Variabel Independen

: Variabel dependen

: Penghubung Antar Variabel

B. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis Alternative (Ha)


Ada pengaruh pemberian MP-ASI dini terhadap 4 kejadian

stunting pada balita 6-24 bulan di Desa Barembeng Kec.

Bontonompo Kab.Gowa

2. Hipotesis Nol (H0)

Tidak ada pengaruh pemberian MP-ASI dini terhadap kejadianstunting pada balita 6-24

bulan di Desa Barembeng Kec. Bontonompo Kab.Gowa

C. Data Subjektif dan Kriteria Objektif

1. emberian MP-ASI Dini 8 dalam penelitian ini adalah pemberian makanan pendamping

sebelum waktu ideal atau sebelum bayi berusia 6 bulan selain air susu ibu

Kriteria objektif

Tidak Diberikan : jika responden menjawab dengan total skor ≥ 10.5

Berikan : jika respoden menjawab dengan total skor < 10.5

2. Stunting 3 dalam penelitian ini adalah kejadian badan/tinggi badan anak di bawah

normal artinya tinggi/panjang badan tidak sesuai umur dan hasil pengukuran antropometri

menunjukan Z score kurang -2 SD sampai -3 (pendek) dan kurang -3 SD (sangat pendek).

Kriteria Objektif

Stunting : jika hasil Z score <-2 SD

Tidak stunting : jika hasil pada antropometri nilai Z score sesuai dengan panjang badan

dan usia
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

4 Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan secara

Cross-Sectional dimana pada desain studi ini seluruh variable diukur dan diamati pada

saat yang sama (one point in time).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki balita yang berada di Desa

Barembeng Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa

2. Sampel

1 Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita 6-23 bulan di Desa

Barembeng Kabupaten Gowa dengan teknik purposive sampling yaitu pengambilan

sampel dengan kriteria sebagai berikut.

a. Kriteria Inklusi :
25 1. Ibu yang memiliki balita 6-24 bulan

2. Ibu yang berdomisili di Desa Barembeng Kec.Bontonompo Kabupaten Gowa

3. Ibu yang bersedia menjadi respoden

b. Kriteria Eksklusi

1. Ibu yang memiliki balita < 6 dan > 24 bulan

2. Ibu yang tidak berdomisili di Desa Barembeng Kec.Bontonompo Kabupaten Gowa

3. Ibu yang tidak bersedia menjadi respoden

C. Pengumpulan Data

1. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang di gunakan 3 dalam penelitian ini adalah lembar Kuesioner merupakan

suatu daftar tertulis yang memuat pertanyaan-pertanyaan peneliti mengenai suatu hal

tertentu untuk mengumpulkan data melalui proses wawancara dengan responden 40

untuk mengetahui faktor risiko kejadian stunting pada balita usia 6 bulan 24 bulan.

7 Sebelum pengumpulan data, demi kesempurnaan instrumen dan untuk menghindari

kesalahan, maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas kuesioner terhadap sampel yang

serupa dengan responden. Jika ada pertanyaan/pernyataan yang kurang dimengerti

responden, maka pertanyaan/pernyataan tersebut akan diubah atau dihilangkan sehingga

kuesioner benar-benar akurat.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Desa Barembeng Kab Gowa

b. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan mei 2022

3. Prosedur Pengumpulan Data

a. Metode Pengumpulan Data

1) Data primer, yaitu 7 data yang diperoleh langsung dari responden melalui observasi.
15 2) Data sekunder, berupa data yang diperoleh dengan cara menelusuri dan memilah

literatur, serta data yang diperoleh dari Desa Barembeng Kabupaten Gowa

b. Pengolahan Data

Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian akan diolah melalui prosedur pengolahan

data secara manual dengan melakukan :

1) Editing

Pengecekan, pengkoreksian data untuk melengkapi data.

yang masih kurang atau kurang lengkap.

2) Koding

Pengkodean lembar kuesioner, pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah

memberikan kode yang disediakan pada lembar kuesioner sesuai dengan jawaban

responden.

3) Tabulasi

Setelah pemberian kode, selanjutnya dengan pengolahan data ke dalam tabel menurut

sifat yang dimilikinya.

D. Analisa Data

Setelah memperoleh nilai-nilai dari tiap tabel, selanjutnya data di analisa dengan komputer

menggunakan program SPSS for Windows Versi 16.00.

1) Analisa Univariat

Analisa ini dilakukan untuk tiap-tiap variabel yang diteliti dari hasil penelitian, yang

kemudian akan mendapatkan gambaran dari karakteristik responden,factor 4 yang

mempengaruhi kejadian Stunting pada balita

2) Analisa Bivariat

Analsa bivariate dilakukan untuk melihat pengaruh variable independen terhadap variable

dependen secara parsial dengan uji statistic dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 dengan

menggunakan rumus regresi linier sederhana yaitu :

Y = α+bX

Keterangan :
α       59 : Konstanta (titik potong Y)

b : koefisien dari variable X

Y : variable dependen

X : variable independen

Penilaian :

1. Apabila F hitung < F tabel maka H< F tabel maka H< 3 F tabel maka Ho diterima dan

Ha ditolak,artinya tidak ada pengaruh antara variable independen secara serentak atau

bersamaan terhadap variable dependen.

2. Apabila F hitung > F tabel maka H< F tabel maka H< F tabel maka Ho ditolak dan Ha

diterima,artinya ada pengaruh antara variable independen secara serentak atau

bersamaan terhadap variable dependen.

E. Etika Penelitian

Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak subjek antara lain menjamin

kerahasiaan identitas, hak privasi dan martabat responden. Penelitian menekankan 7

masalah etika yang meliputi :

1. Informed Concent (lembar persetujuan)

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang diteliti yang memenuhi kriteria

inklusi dan disertai judul penelitian, bila responden menolak maka peneliti tidak akan

memaksakan dan tetap menghormati hak-hak responden.

60 2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden, tetapi

lembaran tersebut diberikan kode.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasian informasi responden dijamin oleh peneliti. Hanya kelompok data tertentu yang

akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.


BAB V

HASIL DAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Pengantar

Penelitian ini dilaksanakan di 2 Desa Barembeng Kecamatan Bontonompo Kabupaten

Gowa pada tanggal 9 Juni – 28 Juni 2022. 7 Penelitian ini menggunakan kuesioner

untuk variable independent yang dibagikan kepadresponden. Kemudian untuk variable

dependent menggunakan lembar penilain dengan melakukan pengukuran tinggi/panjang

badan (TB/PJ) pada balita. Selama penelitian diperoleh sampel sebanyak 30 responden.

Desain 1 yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan Cross

Sectional Study dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian mp-asi dini

terhadap kejadian stunting pada balita 6-24 bulan di Desa Barembeng Kab Gowa. Teknik

sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan memenuhi kriteria yang telah

ditentukan sebelumnya.Setelah melakukan penelitian, data kemudian diolah dengan

menggunakan computer program SPSS versi 22. Dan menggunakan uji Regresi Linier

sederhana dengan tingkat kemaknaan 0.05%.

2. Gambaran umum lokasi penelitian

Desa Barembeng termasuk salah satu desa diantara 14 desa dan 4 kelurahan di 2

Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa. Desa Barembeng adalah pecahan

Bontolangkasa yang dibentuk berdasarkan SK Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 1974

Desa Barembeng terletak 3 km dari ibukota kecamatan,21 km dari Kabupaten dan 31 km


dari ibukota Provinsi Sulawesi Selatan.

Adapun batas-batas administrative Desa Barembeng 3 adalah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bonto Biraeng Selatan

2. Sebalah Timur berbatasan dengan Desa Bontolangkasa Selatan/Utara

3. Sebalah Barat beratasan dengan Desa Kalebarembeng

4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sengka

Desa ini mempunyai topografi yang rata-rata dengan ketinggian 3-5 meter diatas

permukaan laut. Luas seluruh wilayah Desa Barembeng adalah 451,86 ha,yang terdiri dari

5 Dusun Taipajawaya, Bontomaira, Kampong Parang,dan Dusun Bontotangnga.

3. Karakteristik Responden

a. Distribusi frekuensi responden berdasarkan kelompok umur ibu

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Kelompok Umur Ibu Di Desa

Barembeng Kec. Bontonompo Kab.Gowa

Umur

Frekuensi

Presentase (%)

20-25 Tahun

12

40.0

26-30 Tahun

11

36.7

31-35 Tahun

13.3

36-40 tahun

2
6.7

>40 Tahun

3.3

Total

30

100.0

Sumber : Data Primer,2022

3 Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Desa Barembeng 2 Kecamatan

Bontonompo Kabupaten Gowa pada bulan Juni 2022 diperoleh distribusi frekuensi

responden menurut umur ibu terbanyak pada rentang umur 20-25 yaitu 12 responden

(40.0%) dan frekuensi responden menurut umur ibu paling sedikit pada rentang umur >40

yaitu 1 responden (3.3% ).

b. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Responden

Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin di Desa Barembeng Kec.Bontonompo Kab.Gowa

Jenis Kelamin

Frekuensi

Presentase (%)

Perempuan

30

100

Laki-laki

Total
30

100.0

Sumber : Data Primer,2022

3 Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Desa Barembeng Kecamatan

Bontonompo,Kabupaten Gowa pada bulan Juni 2022 diperoleh distribusi frekuensi

responden berdasarkan jenis kelamin semuanya adalah perempuan yaitu 30 responden

(100.0)

c. Distribusi Frekuensi Balita Stunting Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Balita

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Umur Balita Stunting Di 2 Desa Barembeng Kecamatan Bontonompo

Kabupaten Gowa

Umur

Frekuensi

Presentase (%)

6-11 bulan

12

40.0

12-17 bulan

20.0

18-24 bulan
12

40.0

Total

30

100.0

Sumber : Data Primer,2022

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Desa Barembeng Kecamatan Bontonompo

Kabupaten Gowa pada bulan Juni 2022 diperoleh distribusi frekuensi balita stunting

berdasarkan umur paling banyak dari umur 6-11 dan 18-24 bulan yaitu 12 orang (40.0%)

dan paling sedikit dari umur 12-17 bulan yaitu 6 orang (20.0%).

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Balita Stunting

Di 2 Desa Barembeng Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa

Jenis Kelamin

Frekuensi

Presentase (%)

Laki-laki

12

40.0

Perempuan
18

60.0

Total

30

100.0

Sumber : Data Primer,2022

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Desa Barembeng Kecamatan Bontonompo

Kabupaten Gowa Bulan Juni 2022 diperoleh distribusi frekuensi balita stunting

berdasarkan jenis kelamin paling banyak perempuan yaitu 18 orang (60.0%) sedangkan

perempuan yaitu 12 orang (40.0%)

4. Karakteristik variable yang diteliti

a. Analisa Univariat

1). Pemberian MP-ASI Dini

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Pemberian MP-ASI Dini

Balita Stunting Di 2 Desa Barembeng Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa

Pemberian MP-ASI Dini

Frekuensi

Presentase (%)

TIDAK DIBERIKAN

19

63.3

DIBERIKAN

11

36.7
Total

30

100.0

Sumber : Data primer,2022

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Desa Barembeng Kecamatan Bontonompo

Kabupaten Gowa Bulan Juni 2022 diperoleh distribusi frekuensi responden yang memilih

pemberian MP-ASI dini kategori tidak diberikan adalah 19 orang (63.3%) dan kategori

diberikan sebanyak 11 orang (36.7%).

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Balita yang Mengalami Stunting Di 2 Desa Barembeng Kecamatan

Bontonompo

Kabupaten Gowa

Kejadian Stunting

Frekuensi

Presentase (%)

Tidak Stunting

14

46.7

Stunting

16

53.3

Total

30
100.0

Sumber : Data Primer,2022

Pada tabel 5.6 menunjukan bahwa dari 30 balita terdapat 16 balita yang kategori stunting

(53.3%) dan terdapat 14 balita yang kategori tidak stunting (46.7%).

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariate dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh variable independen

(pemberian MP-ASI dini) terhadap variable dependen kejadian stunting. Hal ini 61 dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.7

Koefisien

Model Summary

Model

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

.573a

.328

.304

.423

a. Predictors: (Constant), MP-ASI DINI

Nilai R yang merupakan symbol dari koefisien. Pada tabel diatas nilai korelasi adalah
0.573. Melalui tabel diatas juga diperoleh nilai R Square atau Koefisien Determinasi (KD)

yang menunjukan seberapa model regresi dibentuk oleh interaksi variable bebas dan

variable terikat. Dari output tersebut diperoleh koefisien determinasi (R Square) sebesar

0.328 yang mengandung pengertian bahwa pengaruh variable bebas terhadap variable

terikat adalah sebesar 32.8%

Tabel 5.8

Hasil Uji T Pemberian MP-ASI Dini pada Balita Stunting 6-24 bulan 72 di Desa Barembeng

Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa

Variable Independen

T Hitung

T Tabel

Sig

Pemberian MP-ASI Dini

3.700

2.46714

001

Hasil

T hitung > T Tabel (3.700 > 2.46714)

Sumber : Data Primer,2022


Berdasarkan tabel 5.7 menunjukan hasil uji t pemberian MP-ASI dini diperoleh nilai

signifikan 0.01 < 0.05 dengan t hitung > t tabel (3.700 > 2.46714 ) berarti Ho ditolak dan

Ha diterima.Dengan demikian disimpulkan bahwa pemberian MP-ASI dini berpengaruh

terhadap kejadian stunting.

Table 5.9

Hasil Signifikansi Pemberian MP-ASI Dini pada Balita Stunting 6-24 bulan di 2 Desa

Barembeng Kecamatan Bontonompo

Kabupaten Gowa

Model

Sig

Regression Residural

13.694

001

Hasil

F Hitung = 13.694

Sumber : Data Primer,2022

Hasil uji regresi linier sederhana diperoleh variable independen berpengaruh terhadap

variable dependen yaitu pemberian MP-ASI dini terhadap kejadian stunting pada balita

6-24 bulan di Desa Barembeng Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa dengan

diperoleh nilai F hitung = 13.694 dengan signifikansi sebesar 0.001 < 0.05,maka model

regresi dapat dipakai untuk memprediksi variable Religivitas atau dengan kata lain ada

pengaruh variable Religivitas (X) terhadap variable Agresivitas (Y).


c. 50 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,variabel penganggu

atau residural memiliki distribusi normal. Uji normalitas 3 dalam penelitian ini adalah

dilakukan dengan nilai unstardized residural dari model regersi dengan menggunakan uji

one-sample Kolmogorov-Smirnov Tes. Hal ini 17 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.10

Hasil Pengukuran Uji Normalitas

One- Sample Kolmogorov- Sminorov Test

Sig

0.50

Hasil

Sig > 0.05

Sumber : Data Primer,2022

Berdasarkan hasil pengujian One- Sample Kolmogorov- Sminorov Test menghasilkan

Monte Carlo > 0.05 (0.50 > 0.05). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

data tersebut berdistribusi normal dan

3 telah memenuhi syarat untuk dilakukan uji regresi.

B. Pembahasan

a. Analisis Bivariat

1. Pengaruh Pemberian MP-ASI Dini yang tidak diberikan terhadap 4 Kejadian Stunting

Pada Balita 6-24 bulan

Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan dari 30 responden, diapatkan nilai t hitung

> t tabel tabel (3.700 > 2.46714), maka dapat dinyatakan bahwa variable pemberian MP-

ASI dini berpengaruh terhadap kejadian stunting pada balita 6-24 bulan di 2 Desa

Barembeng Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.


Pemberian MP-ASI dini yang tidak diberikan diberikan berpengaruh terhadap kejadian

stunting . Menurut asumsi peneliti, balita yang berusia 6 bulan keatas kebutuhan akan

energy dan gizi balita juga makin meningkat dan tidak terpenuhi 5 hanya dengan

pemberian ASI saja sehingga balita perlu diperkenalkan dengan MP-ASI jika tidak

dilakukan dengan tepat akan menjadi factor resiko stunting. Saat berusia 6 bulan keatas

produksi ASI ibu semakin berkurang sehingga perlu pengenalan MP-ASI pada balita >6

bulan.

Dalam pemberian MP-ASI ibu perlu memperhatikan asupan gizi yang adekuat,pemenuhan

gizi yang baik pada masa balita akan berpengaruh pada berbagai aspek kehidupan balita

di masa depan.gizi yang yang kurang akan menghambat pertumbuhan balita.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh (Aridiyah,et al.,2015)

stunting adalah gangguan pertumbuhan linier 46 yang tidak sesuai dengan umur yang

mengindifikasikan kejadian jangka panjang serta merupakan dampak akumulatif dari

ketidakcukupan konsumsi zat gizi,kondisi kesehatan yang buruk dan pengasuhan yang

tidak memadai.

Hasil penelitian (Abdul Hairudin Angkat ,2018) dengan hasil ada pengaruh waktu

pemberian MP-ASI dengan Kejadian stunting (OR = 7,62,95% CI : 1, 15,35)

2. MP-ASI dini yang diberikan berpengaruh

terhadap kejadian stunting. Menurut asumsi peneliti balita 73 yang diberi MP-ASI kurang

dari 6 bulan system pencernaan belum matang sehingga akan berpengaruh pada

kesehatan pencernaan balita seperti diare.

Diare yang berulang akan berdampak pada penurunan asupan nutrisi termasuk

penurunan nafsu makan sehingga akan terjadi penurunan asorbsi zat gizi dan terjadi

peningkatan metabolisme yang tentunya akan mengakibatkan tidak terpenuhinya zat gizi

yang berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan,hal ini akan memperbesar

kemungkinan terjadi kegagalan 1 pertumbuhan dan perkembangan balita atau stunting .

8 Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh (Nuradhiani,202 0)
bahwa pemberian MP-ASI dini dapat menderita penyakit infeksi (diare),dikarenakan

memberikan makanan selain ASI pada bayi berusia 0-6 bulan dapat menyebabkan bayi

mengalami gangguan pencernaan,salah satunya diare jika perawatannya tidak benar

dapat menyebabkan stunting pada anak.

Hasil 4 ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ardian candra,et,all bahwa ada

pengaruh kejadian diare dengan kejadian stunting (ρ = 0,092).

74 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Penelitian telah dilaksanakan di Desa Barembeng Kecamatan Bontonompo Kabupaten

Gowa,pada tanggal 09 – 30 Juni 2022. Diperoleh kesimpulan ada pengaruh pemberian

MP-ASI dini terhadap 4 kejadian stunting pada balita 6-24 bulan. Hasil uji Regresi Linier

Sederhana diperoleh T hitung > T tabel ((3.700 > 2.46714) berarti Ho ditolak dan Ha

diterima.Dengan demikian ada pengaruh pemberian MP-ASI dini terhadap kejadian

stunting pada balita 6-24 bulan di Desa Barembeng Kecamatan Bontonompo Kabupaten

Gowa.

B. SARAN
Diharapkan untuk Dinas kesehatan dan Pemerintah Kabupaten Gowa

dapat memperhatikan dan memberikan solusi bagi masayarakat Desa

Barembeng sehingga dapat mengeluarkan kebijakan-kebijakan dalam hal meningkatkan

status gizi balita sehingga dapat menurunkan angka kejadian stunting. Dengan upaya

menyukseskan program 100 HPK sebagai cara mecegah stunting, bagi para ibu hamil 4

dan ibu yang memiliki balita di harapkan untuk mematuhi dan melaksanakan program ini

serta secara rutin berkunjung ke puskesmas dan posyandu agar dapat mendeteksi

stunting secara dini, petugas kesehatan juga perlu mengedukasi dan melakukan konseling

terkait waktu pemberian MP-ASI 3 yang baik dan benar bagi balita.
LAMPIRAN

No

Jenis Kegiatan
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tahun 2018

Janua

Febuari

April

Mei

Juni

4
1

Mengenal malasalah

Pengajuan Judul
3

Mengumpulkan Referensi
4

Menyusun Proposal
5

Asistensi Proposal
6

Seminar Proposal

Revisi Proposal
8

Uji Validitas
9

Pelaksanaan Riset
10

Penyusunan

dan Pengolahan data


11

Seminar Skripsi

12

Perbaikan Skripsi
Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Kepada Yth,

Bapak/Ibu……..

Di –

33 Tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Mansye Fenesia Solissa

Nim : 120031825

Alamat : Jalan Kenanga

Adalah mahasiswa program pendidikan S-1 Keperawatan STIK FAMIKA Makassar yang

mengadakan penelitian tentang “PENGARUH PEMBERIAN MP-ASI DINI TERHADAP

KEJADIAN STUNTING PADA BALITA 6-24 BULAN DI 2 DESA BAREMBENG

KECAMATAN BONTONOMPO KABUPATEN GOWA “. Saya sangat mengharapkan

partisipasi Saudara (i) dalam penelitian ini demi kelancaran pelaksanaan penelitian.

Saya menjamin kerahasiaan dan segala bentuk informasi yang saudara(i) berikan,dan

apabila 27 ada hal-hal yang masih ingin ditanyakan,saya memberikan kesempatan yang

sebesar-besarnya untuk meminta penjelasan dari peneliti.

Demikian penyampaian dari saya, atas perhatian dan kerjasamanya saya mengucapkan
terima kasih.

Sungguminasa, Juni 2022

Peneliti,

(Mansye)

Lampiran 3

67 LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya bertanda tangan di bawah ini menyatakan untuk berpartisipasi sebagai responden

pada penelitian dilaksanakan oleh

Nama : Mansye Fenesia Solissa

Alamat : Jalan Kenanga

Judul Penelitian:

“PENGARUH PEMBERIAN MP-ASI DINI TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA

BALITA 6-24 BULAN DI 2 DESA BAREMBENG KECAMATAN BONTONOMPO

KABUPATEN GOWA

Saya menyadari bahwa menjadi bagian dari penelitian ini dan akan memberikan informasi

yang sebenar-benarnya yang dibutukan oleh peneliti.

Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak merugikan saya dan saya telah memberikan

kesempatan oleh peneliti untuk meminta penjelasan sehubugan dengan penelitian ini.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka saya menyatakan bersedia menandatangani

lembar persetujuan ini untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Sungguminasa, Juni 2022

Responden,
(………….)

LEMBAR KUSIONER

PENGARUH PEMBERIAN MP-ASI DINI TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA

BALITA 6 – 24 BULAN DI 2 DESA BAREMBENG KECAMATAN BONTONOMPO

KABUPATEN GOWA

Isilah titik-titik pada tempat yang sudah disediakan,berilah tanda silang (X) pada salah satu

nomor pilihan anda.

A. Identitas Responden

Hari/tanggal : ……………………………………..

Nama (inisial) :………………………………………

Umur :………………………………………

Jenis kelamin : ………………………………………

A. Pertanyaan Tentang 75 Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Dini

Jawablah dan beri tanda centang ( √ ) pada pertanyaan dibawah ini yang ibu anggap

benar .

Keterangan

1.SS : Sangat Setuju

2.S : Setuju

3.TS : Tidak Setuju

4.STS : Sangat Tidak Setuju

No
Pertanyaan

SS

TS

STS

1.

Pemberian MP-ASI kurang dari 6 bulan

2.

Beri MP-ASI dan tetap beri ASI 35 sampai usia 2 tahun

3.

Pemberian MP-ASI tidak perlu terlalu dini


4.

Bahan MP-ASI tidak sama dengan yang dikonsumsi keluarga

5.

Anak yang diberi MP-ASI 68 kurang dari 6 bulan mudah terganggu pencernaannya

6.

Gigi bayi tubuh kurang dari 6 bulan biasa di beri MP-ASI

7.

Kebersihan yang kurang dalam pemberian MP-ASI dapat menyebabkan infeksi

Sumber ; Lanny Tan 2018


Lembar Observasi Stunting

No

Nama

Jenis Kelamin

Usia

PB

BB

Ket
HASIL UJI VALIDASI KUESIONER PEMBERIAN MP-ASI DINI

Correlations

PERTANYAAN 1

PERTANYAAN 41 2

PERTANYAAN 3

PERTANYAAN 4

PERTANYAAN 5

PERTANYAAN 6

PERTANYAAN 7

TOTAL

PERTANYAAN 1

Pearson Correlation

.492**

.294

.315

.255

.492**

.294
.614**

Sig. (2-tailed)

.006

.115

.090

.175

.006

.115

20 .000

30

30

30

30

30

30

30

30

PERTANYAAN 2

Pearson Correlation

.492**

.526**

.179

.506**

.441*

.526**
.703**

Sig. (2-tailed)

.006

.003

.344

.004

.015

.003

51 .000

30

30

30

30

30

30

30

30

PERTANYAAN 3

Pearson Correlation

.294

.526**

.170

.712**

.421*

1.000**
.837**

Sig. (2-tailed)

.115

.003

.369

.000

.021

.000

20 .000

30

30

30

30

30

30

30

30

PERTANYAAN 4

Pearson Correlation

.315

.179

.170

.496**

.471**

.170
.539**

Sig. (2-tailed)

.090

.344

.369

.005

.009

.369

52 .002

30

30

30

30

30

30

30

30

PERTANYAAN 5

Pearson Correlation

.255

.506**

.712**

.496**

.384*

.712**
.801**

Sig. (2-tailed)

.175

.004

.000

.005

.036

42 .000

.000

30

30

30

30

30

30

30

30

PERTANYAAN 6

Pearson Correlation

.492**

.441*

.421*

.471**

.384*

.421*
.719**

Sig. (2-tailed)

.006

.015

.021

.009

.036

.021

53 .000

30

30

30

30

30

30

30

30

PERTANYAAN 7

Pearson Correlation

.294

.526**

1.000**

.170

.712**

.421*

1
.837**

Sig. (2-tailed)

.115

.003

.000

.369

.000

.021

14 .000

30

30

30

30

30

30

30

30

TOTAL

Pearson Correlation

.614**

.703**

.837**

.539**

.801**

.719**

.837**
1

Sig. (2-tailed)

.000

.000

.000

.002

.000

.000

.000

30

30

30

30

30

30

30

30

**. 37 Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

KETERANGAN : item kuesioner dikatakan valid jika r hitung > r tabel . r tabel dapat dilihat

pada r statistic,dimana nilai df =2, jadi df = (30-2),nilai df= 28 dari = 0,3061

Frequencies
Statistics

UMUR

JENIS KELAMIN

PEMBERIAN MP ASI DINI

KEJADIAN STUNTING

Valid

30

30

30

30

Missing

31 0

Frequency Table

UMUR IBU

54 Frequency

Percent
Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

20-25 TAHUN

12

40.0

40.0

40.0

26-30 TAHUN

11

36.7

36.7

76.7

31-35 TAHUN

13.3

13.3

90.0

36-40 TAHUN

6.7

6.7

96.7

>40 TAHUN

3.3

3.3

100.0
Total

30

100.0

100.0

JENIS KELAMIN IBU

Frequency

34 Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

PEREMPUAN

30

100.0

100.0

100.0

UMUR BALITA

UMUR

Frequency

Percent

Valid Percent
Cumulative Percent

Valid

6-11 BULAN

12

40.0

40.0

40.0

12-17 BULAN

20.0

20.0

60.0

18-24 BULAN

12

40.0

40.0

100.0

Total

30

21 100.0

100.0

JENIS KELAMIN BALITA

JENIS KELAMIN

Frequency
Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

LAKI-LAKI

12

40.0

40.0

40.0

PEREMPUAN

18

60.0

60.0

100.0

Total

30

100.0

100.0
PEMBERIAN MP ASI DINI

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

TIDAK DIBERIKAN

19

63.3

63.3

63.3

BERIKAN

11

36.7

36.7

100.0

Total

30

100.0

100.0
KEJADIAN STUNTING

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

TIDAK STUNTING

14

46.7

46.7

46.7

STUNTING

16

53.3

53.3

100.0

Total

30

100.0

100.0
Regression

Variables Entered/Removeda

43 Model

Variables Entered

Variables Removed

Method

pemberian pm asib

Enter

a. Dependent Variable: kejadian

b. All requested variables entered.

Model Summary

Model

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics

R Square Change
F Change

df1

df2

Sig. F Change

.573a

.328

.304

.423

.328

13.694

28

.001

a. Predictors: (Constant), pemberian pm asi

ANOVAa

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

Sig.

Regression

2.452
1

2.452

13.694

.001b

Residual

5.014

28

.179

Total

7.467

29

a. Dependent Variable: kejadian

b. Predictors: (Constant), pemberian pm asi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Sig.

95.0% 62 Confidence Interval for B

Correlations

Collinearity Statistics
B

Std. Error

Beta

Lower Bound

Upper Bound

Zero-order

Partial

Part

Tolerance

VIF

(Constant)

.722

.232

3.110

.004

.247

1.198

pemberian pm asi

.593

.160

.573
3.700

.001

.265

.922

.573

.573

.573

1.000

1.000

a. Dependent Variable: kejadian

55 Collinearity Diagnosticsa

Model

Dimension

Eigenvalue

Condition Index

Variance Proportions

(Constant)

pemberian pm asi

1.943

1.000

.03

.03

.057
5.843

.97

.97

a. Dependent Variable: kejadian

NPar Tests

DOCUMENTASI
66

66

66

66

66

66

66
Sources
https://idtesis.com/contoh-tesis-deteksi-dini-stunting-tahun-2020
1 INTERNET
2%
https://profil.digitaldesa.id/barembeng-gowakab/infografis
2 INTERNET
1%
https://www.academia.edu/en/8314871/dan_dinyatakan...
3 INTERNET
1%
https://www.researchgate.net/publication/357031168_Faktor_Yang_Mempengaruhi_Kejadian...
4 INTERNET
1%
https://www.curhatbidan.com/bayi/kapan-makanan-pen...
5 INTERNET
1%
https://www.kajianpustaka.com/2019/03/makanan-pendamping-asi-mpasi.html
6 INTERNET
1%
https://id.123dok.com/article/metode-penelitian-a-jenis-dan-metode-penelitian.q0e5m7vy
7 INTERNET
1%
https://www.researchgate.net/publication/341282651_Analisis_Perilaku_Pemberian_ASI...
8 INTERNET
<1%
eprints.poltekkesjogja.ac.id/2334/3/bab 2-dikonversi.pdf
9 INTERNET
<1%
https://www.academia.edu/42684571/STIMULASI...
10 INTERNET
<1%
eprints.poltekkesjogja.ac.id/3119/4/4. Chapter 2.pdf
11 INTERNET
<1%
www.forikes-ejournal.com/index.php/SF/article/view/sf9407
12 INTERNET
<1%
https://www.gramedia.com/literasi/contoh-kata-pengantar-skripsi/
13 INTERNET
<1%
repository.stie-mce.ac.id/1493/8/Lampiran.pdf
14 INTERNET
<1%
bing.com/videos
15 INTERNET
<1%
https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/1361/9/(11...
16 INTERNET
<1%
https://gamefilmdangizi.blogspot.com/2017/01/kategori-dan-ambang-batas-status-gizi.html
17 INTERNET
<1%
https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK/article/view/640
18 INTERNET
<1%
eprints.poltekkesjogja.ac.id/8192/6/BAB II.pdf
19 INTERNET
<1%
https://www.coursehero.com/file/p5p3bru5/Sig-2-tailed-000-174-021-011-642-000-N-30-30...
20 INTERNET
<1%
repository.pkr.ac.id/2034/5/LAMPIRAN.pdf
21 INTERNET
<1%
hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/pmk_no__2_t…
22 INTERNET
<1%
https://www.haibunda.com/.../3-ketentuan-pemberian-mpasi-pada-bayi-usia-9-12-bulan
23 INTERNET
<1%
perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/...
24 INTERNET
<1%
repositori.unsil.ac.id/4705/4/BAB III.pdf
25 INTERNET
<1%
https://kumparan.com/kumparanmom/tips-naik-tekstur...
26 INTERNET
<1%
https://id.jobplanet.com/companies/121783/info/...
27 INTERNET
<1%
https://diskes.baliprov.go.id/cegah-stunting-untuk...
28 INTERNET
<1%
bing.com/images
29 INTERNET
<1%
https://www.kemkes.go.id/article/view/19080300001/...
30 INTERNET
<1%
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MJNF/article/download/8034/5228
31 INTERNET
<1%
https://bahanskripsimu.blogspot.com/2010/05/makanan-pendamping-asi-mp-asi.html
32 INTERNET
<1%
https://www.kanalmu.com/2022/09/contoh-surat-lamaran-pekerjaan.html
33 INTERNET
<1%
https://www.coursehero.com/file/p79aec1/Frequency-Percent-Valid-Percent-Cumulative...
34 INTERNET
<1%
https://www.krjogja.com/berita-lokal/read/316533/...
35 INTERNET
<1%
https://www.kemkes.go.id/article/print/18052800006/...
36 INTERNET
<1%
https://www.coursehero.com/file/p1qh2h4l6/...
37 INTERNET
<1%
https://upeks.co.id/2019/04/mahasiswa-stik-famika...
38 INTERNET
<1%
https://www.studocu.com/id/document/universitas...
39 INTERNET
<1%
repositori.uin-alauddin.ac.id/19152/1/Nur Alda Fadillah-FKIK.pdf
40 INTERNET
<1%
https://adoc.pub/daftar-pertanyaan-penelitian-kuesioner.html
41 INTERNET
<1%
https://kc.umn.ac.id/20466/8/LAMPIRAN.pdf
42 INTERNET
<1%
https://www.academia.edu/9329230/Variables_Entered...
43 INTERNET
<1%
repositori.uin-alauddin.ac.id/19518/1/ANDRYANA...
44 INTERNET
<1%
eprints.undip.ac.id/62297/2/2._BAB_I.pdf
45 INTERNET
<1%
repository.lppm.unila.ac.id/9767/1/Stunting Sutarto 2018.pdf
46 INTERNET
<1%
https://www.jogloabang.com/kesehatan/permenkes-2...
47 INTERNET
<1%
https://www.haibunda.com/parenting/20210826161829...
48 INTERNET
<1%
https://www.donna.id/berapa-kali-memberi-makan-pada-bayi-usia-6-bulan
49 INTERNET
<1%
eprints.stainkudus.ac.id/907/7/7. BAB IV.pdf
50 INTERNET
<1%
https://www.coursehero.com/file/p3kpk2e/2-tailed-220-081-206-000-002-030-268-000-024...
51 INTERNET
<1%
https://dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/...
52 INTERNET
<1%
https://www.coursehero.com/file/p5p3bru5/Sig-2...
53 INTERNET
<1%
https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/124266-S...
54 INTERNET
<1%
digilib.uinsby.ac.id/10746/7/Bab4.pdf
55 INTERNET
<1%
repository.umi.ac.id/251/1/KARAKTERISTIK STUNTING...
56 INTERNET
<1%
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/221433...
57 INTERNET
<1%
eprints.poltekkesjogja.ac.id/2303/5/BAB IV.pdf
58 INTERNET
<1%
https://rumuspintar.com/regresi
59 INTERNET
<1%
https://123dok.com/article/etika-penelitian-meode-penelitian-gambaran-tingkat...
60 INTERNET
<1%
eprints.unisnu.ac.id/id/eprint/2740/5/131120000022_BAB IV.pdf
61 INTERNET
<1%
https://www.coursehero.com/file/p5734duj/950-Confidence-Interval-for-B-Correlations...
62 INTERNET
<1%
https://123dok.com/article/pembahasan-hasil...
63 INTERNET
<1%
https://text-id.123dok.com/document/wq2vo8ry1...
64 INTERNET
<1%
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1220025083-3-BAB II_dharmadi.pdf
65 INTERNET
<1%
https://www.mooimom.id/mamapedia/perkembangan-bayi-6-bulan
66 INTERNET
<1%
https://adoc.pub/lembar-persetujuan-responden-saya-telah-mendapat-penjelasan-.html
67 INTERNET
<1%
https://www.alodokter.com/kelahiran-prematur
68 INTERNET
<1%
perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/P17110183084/bab_2.pdf
69 INTERNET
<1%
download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article...
70 INTERNET
<1%
https://www.haibunda.com/parenting/20210317110038...
71 INTERNET
<1%
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/17410-Full_Text.pdf
72 INTERNET
<1%
https://www.researchgate.net/publication/307531689...
73 INTERNET
<1%
scholar.unand.ac.id/30029/3/BAB VI penutup.pdf
74 INTERNET
<1%
jurnal.aiska-university.ac.id/index.php/gemassika/article/view/212
75 INTERNET
<1%

EXCLUDE CUSTOM MATCHES OFF

EXCLUDE QUOTES ON

EXCLUDE BIBLIOGRAPHY ON

Anda mungkin juga menyukai