Originality Assessment
16%
Overall Similarity
v 8.0.7 - WML 4
FILE - SKRIPSI PERBAIKAN MANSYE.F .SOLI.DOCX
SKRIPSI
OLEH:
120031825
MAKASSAR
2022
SKRIPSI
OLEH:
120031825
MAKASSAR
2022
SURAT PERNYATAAN
Saya bersumpah bahwa skripsi Penelitian ini adalah hasil karya sendiri
dan belum pernah dibuat dan dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari
berbagai jenjang pendidikan di Perguruan Tinggi manapun.
Sungguminasa,Selasa 05-04-2022
Yang menyatakan,
120031825
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI PENELITIAN
KABUPATEN GOWA
TAHUN 2022
Disetujui oleh :
M.Kes
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
KABUPATEN GOWA
NIM. 120031825
Tim Penguji :
1. Ns.Faisal, S.Kep.,M.Kes.,M.Kep ( )
Tim Pembimbing :
3. Ns.Muh.Syahrul Alam,S.Kep.,M.Kes ( )
Mengetahui,
Dr. Ns. Yudit Patiku, S.Si., S.Kep., M.Kes Ns. Ambo Anto, S.Kep., M.M
MOTTO
( FILIPI 4 : 13 )
Segala Perkara Dapat Kutanggung Di Dalam Dia Yang Memberi Kekuatan Kepadaku.
Kupersembahkan Hasil Karya ini Kepada :
Orang Tua Tercinta,Oma Opa Tersayang serta Adik-adik dan Spesial For My
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yesus dan Bunda Maria, atas rahmat dan
izin-Nya jualah sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi syarat dalam melakukan penelitian guna menyelesaikan
studi pada program studi S1 Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Famika
Makassar.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini dapat selesai karena adanya bantuan dan
kerja sama dari berbagai pihak. 44 Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti
menyampaikan rasa terima kasih tak terhingga buat kedua orang tua ayahanda Yakobus
Solissa dan ibunda Noortje Tanalepy, beserta Oma tercinta Fransina Siahaya dan Opa
Yohanis Tanalepy yang telah mendukung study penulis dan juga saudara-saudariku
dukungan dan do’a tulus yang di limpahkan kepada peneliti selama menempuh masa
kepada :
a. Bapak DR. Oichida, selaku Ketua Yayasan Fani Mitra Karya Makassar.
b. Ibu Ns. Yudit Patiku S.Si.,S.Kep.,M.Kes selaku ketua 38 Sekolah Tinggi Ilmu
Keperawatan (STIK) Famika Makassar.
S.Si., S.Kep., M.Kes 13 selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran dalam membimbing peneliti selama penyusunan skripsi ini.
Jaya,S.kep.,M.Kes selaku penguji II, yang telah memberikan saran-saran kepada peneliti.
serta 13 semua pihak yang telah turut berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini yang
Dalam penulisan skripsi ini peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan lapang dada peneliti menerima kritikan dan saran
Akhirnya peneliti mengucapkan terima kasih atas segala kebaikan dan bantuan yang
Peneliti
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
SURAT PERNYATAAN ii
HALAMAN PERSETUJUAN iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
MOTTO v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR TABEL x
ABSTRAK xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 6
C. Tujuan Penelitian 7
D. Manfaat Penelitian 7
A. Kerangka Konsep 39
B. Hipotesis Penelitian 40
A. Desain Penelitian 42
C. Pengumpulan Data 43
D. Analisa Data 45
E. Etika Penelitian 46
A. Hasil Penelitian 48
B. Pembahasan 57
BAB VI PENUTUP 61
63 A. Kesimpulan 61
B. Saran 61
DAFTAR PUSTAKA 63
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
2.2 16 Standar Panjang Badan Menurut umur (PB/U) Anak Laki-laki Umur 6-
24 bulan
2.3 Standar Panjang Badan Menurut umur (PB/U) Anak Perempuan Umur 6-24 bulan
2.4 Grafik Panjang Badan Menurut umur Anak Laki-laki 6-24 Bulan
2.5 Grafik Panjang Badan Menurut umur Anak Perempuan 6-24 Bulan
2.6 Grafik Berat Badan menurut Umur Anak Laki-laki 6-24 Bulan
2.7 Grafik Berat Badan menurut Umur Anak Perempuan 6-24 Bulan
2.13 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Balita Stunting di 2 Desa Barembeng Kecamatan
2.14 Distribusi Frekuensi Pemberian MP-ASI Dini Balita Stunting di Desa Barembeng
2.15 Distribusi Frekuensi Balita yang mengalami Stunting di Desa Barembeng Kecamatan
2.16 Koefisien
2.17 Hasil Uji T Pemberian MP-ASI Dini Pada Balita Stunting 6-24 Bulan Di Desa
2.18 Hasil Signifikansi Pemberian MP-ASI Dini Pada Balita Stunting 6-24 Bulan Di Desa
LAMPIRAN 7 : Dokumentasi
ABSTRAK
KABUPATEN GOWA
secara global. Pada saat ini terdapat sekitar 162 juta anak berusia dibawah lima tahun
mengalami stunting. Jika seperti ini terus berlanjut diproyeksikan bahwa pada 2025
terdapat 127 juta anak berusia dibawah lima tahun akan mengalami stunting. Menurut
United Nations Children’s Emergency Fund (UNCEF) lebih dari setengah anak stunting
atau sebesar 56% tinggal di ASIA dan lebih dari sepertiga atau sebesar 37% tinggal di
Afrika. Tujuan penelitian ini 31 untuk mengetahui pengaruh pemberian MP-ASI dini
terhadap kejadian stunting pada balita 6-24 bulan di Desa Barembeng Kecamatan
4 Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan secara
Cross-Sectional dimana pada desain studi ini seluruh variabel diukur dan diamati pada
saat yang sama (one point in time).Penelitian ini dilaksanaka di Desa Barembeng
Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa pada tanggal 9- 28 juni 2022. Penelitian ini
Hasil analisa bivariat menggunakan uji statitic Regresi Linier Sederhana dengan uji T di
dapatkan nilai t hitung > t tabel (3.700 > 2.04523),menunjukan pemberian MP-ASI dini
berpengaruh terhadap kejadian stunting pada balita 6-24 bulan di Desa Barembeng
Kesimpulan penelitian ini ada pengaruh pemberian MP-ASI dini terhadap kejadian stunting
pada 6-24 bulan. Hasil uji Hasil Uji Regersi Linier Sederhana diperoleh T hitung > T
tabel (3.700 > 2.04523) berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian ada
pengaruh pemberian MP-ASI dini terhadap kejadian stunting pada balita 6-24 bulan di
Pustaka : 32 (2010-2021)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
` Perubahan persoalan kesehatan di anak dapat disebabkan oleh duduk perkara gizi,
dimana gizi artinya galat satu masalah yang masih aktual dan belum dapat diselesaikan
sepenuhnya dan sebagai prioritas buat diperhatikan. Keadaan ini bila berlangsung secara
global,sekitar 162 juta anak berusia dibawah lima tahun mengalami stunting. Jika tren
seperti ini terus berlanjut diproyeksikan bahwa pada tahun 2025 ada 127 juta anak berusia
Emergency Fund (UNICEF) lebih setengah anak stunting atau sebanyak 56% tinggal pada
ASIA serta lebih 1 sepertiga atau sebesar 37% tinggal pada Afrika
Dari Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 2 Tahun 2020 tentang
standar Antropometri anak, pendek serta sangat pendek merupakan status gizi yang
didasarkan pada indeks panjang badan berdasarkan umur (PB/U) atau tinggi badan
menurut umur (TB/U) yg artinya stunted (pendek) serta severely stunted (sangat pendek).
Z - score buat 56 kategori pendek adalah 3 SD hingga menggunakan <-dua SD serta
sangat pendek adalah <-3 Sekolah Dasar. Stunting ialah kegagalan pertumbuhan serta
perkembangan anak yang kurang optimal di sebabkan oleh keadaan gizi kurang yang
berlangsung pada ketika usang yg dihitung sesuai pengukuran tinggi badan berdasarkan
umur (TB/U) dan berat badan dari umur (BB/U), nilai Z – scorenya < - 2 SD.
Di Indonesia pada Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013 mencatat bahwa prevalensi
stunting nasional mencapai 37,2%, hal ini memberikan adanya peningkatan di tahun 2010
yakni sebesar 35,6% serta tahun 2007 sebesar 36,8%. Hal ini membuktikan bahwa
pertumbuhan yang 35 tidak maksimal diderita sekitar 8 juta anak Indonesia atau sepertiga
anak Indonesia menderita stunting yang berarti bahwa lebih sepertiga anak berusia
(RISKESDAS, 2013) di Sulawesi Selatan prevalensi stunting pada tahun 2010 justru lebih
tinggi dari pada angka nasional yakni 38,9%. Dan tahun 2013 4 prevalensi balita stunting
di Sulawesi Selatan semakin tinggi pulang yaitu kurang lebih 41%. Hal ini mengindikasikan
bahwa masalah stunting balita adalah perkara kesehatan warga yang diklaim serius sebab
kognitif, motorik, bahasa serta menaikkan pengeluaran biaya kesehatan selain itu
Pemerintah sudah membuat pedoman pada upaya yg dibuat untuk menurunkan prevalensi
stunting yg dimuat dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 39 tahun 2016. Upaya tadi
dibagi sesuai target yg akan diberi tindakan. Upaya yang dilakukan buat ibu hamil serta ibu
bersalin yaitu dilakukan acara pada 1.000 hari pertama kehidupan, mengupayakan
jaminan mutu ante natal care (ANC) terpadu, mempertinggi persalinan di fasilitas
terdahulu bahwa faktor risiko peristiwa stunting di usia 0-59 bulan merupakan praktik
pemberian ASI,pendidikan ibu, faktor ekonomi famili, serta penyakit infeksi seperti ISPA,
malaria serta diare. Kekurangan nutrisi di masa periode awal kehidupan akan
berdampak pada masa depan balita (Hagos et al., 2017; Chowdhury et al., 2020)
Pemberian ASI pada bayi hanya dilakukan selama 6 bulan selanjutnya bayi perlu
meningkat.Pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) lebih awal ialah salah satu
factor yg berperan pada kejadian stunting hal ini berkaitan menggunakan pemberian gizi
ASI dapat diberikan pada bayi mulai saat 1 jam pertama selesainya lahir menggunakan
inisiasi menyusui dini (IMD) dengan cara hubungan dengan kulit secara pribadi. ASI
diberikan secara ekslusif selama 6 bulan. Dampak ASI ekslusif terhadap stunting yang
bisa dialami desebabkan oleh fungsi berasal ASI yang menjadi anti-infeksi. MP-ASI terlalu
dini bisa menaikkan resiko stunting karena bayi cenderung lebih mudah terjangkit infeksi
Makanan pendamping ASI (MP-ASI) ialah makanan atau minuman tambahan yang
mengandung zat gizi serta diberikan mulai usia 6 -24 bulan buat memenuhi kebutuhan gizi
selain ASI. selesainya bayi berusia 6 bulan, kebutuhan zat gizi makin bertambah seiring
dengan pertumbuhan serta perkembangan bayi, sementara produksi ASI mulai menurun,
karena itu bayi membutuhkan makanan untuk menjadi pendamping ASI. Pemberian
makanan tambahan yang tak sempurna kualitas dan kuantitasnya dapat menyebabkan
gizi kurang yg berdampak di gangguan pertumbuhan dan perkembangan jika tidak segera
Studi Reza Rachmawati (2021) pertanda adanya pengaruh pemberian ASI Ekslusif serta
MP-ASI dini terhadap stunting. Sebab pada ASI terkandung nutrisi yg mampu menaikkan
ketahanan tubuh. Selain itu mampu pada mencegah infeksi dan sangat bermanfaat dalam
pertumbuhan. Sedangkan balita yang diberikan MP-ASI dini daya tahan tubuhnya tidak
Pemantauan Status Gizi (PSG) di Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2015, terdapat dua
daerah kabupaten yang paling tinggi kasus kejadian stunting yaitu Kabupaten Enrekang
dan Kabupaten Bone. Sedangkan secara holistik Stunting yg ada sebesar 11 kabupaten
Kota yg ada di kota Sulawesi Selatan ialah Kabupaten Enrekang, Bone, Pinrang, Gowa,
Pankajene Kepulauan (Pangkep), Tana Toraja, Sinjai, Jeneponto, Toraja Utara, Takalar
Bontonompo Kabupaten Gowa terdiri dari 4 dusun yaitu, dusun Taipajawaya yang terdiri
dari 5 ibu hamil,8 ibu menyusui ,balita 68 anak,dan stunting 1 orang,kemudian dusun
Bontomaira yang terdiri dari 4 ibu hamil,ibu menyusui 11 orang,balita 40 orang dan
stunting 5 orang,kemudian dusun kampong Parang yang terdiri dari ibu hamil 12 orang,ibu
menyusui 42 orang,balita < 100 dan stunting 6 orang,dan terakhir dusun Bontotangnga
terdiri dari 5 ibu hamil,11 ibu menyusui,68 balita dan stunting 4 orang.Dapat disimpulkan
mengenai “ Pengaruh Pemberian MP-ASI Dini Terhadap kejadian Stunting pada balita
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka ditetapkan rumusan masalah yaitu Apakah
ada pengaruh pemberian MP-ASI dini terhadap kejadian Stunting pada balita 6-24 bulan
C. 45 TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Diketahuinya pengaruh pemberian MP-ASI dini terhadap kejadian stunting pada balita 6-24
bulan di Desa Barembeng Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa
2. Tujuan Khusus
A. Untuk menilai pemberian MP-ASI dini pada balita 6-24 bulan di Desa Barembeng
B. Untuk menilai 4 kejadian stunting pada balita 6-24 bulan di Desa Barembeng.
C. Untuk menilai pengaruh pemberian MP-ASI dini pada balita 6-24 bulan terhadap
D. Manfaat Penelitian
a. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan teori khususnya dalam
b. Secara Praktis/KLinis
a. Bagi Peneliti
Peneliti dapat pengalaman baru mengenai judul yang diteliti serta mendapat tambahan
wawasan mengenai factor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita.
b. Bagi Institusi
terhadap anak terutama dalam menyusun askep nutrisi pada balita guna meningkatkan
Dapat menjadi tambahan ilmu dalam melakukan asuhan keperawatan pada balita
Dapat menjadi pengetahuan baru dalam pola asuhnya terkhusunya dalam pemberian MP-
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi Stunting
Stunting artinya persoalan gizi utama yang akan berdampak di kehidupan sosial serta
ekonomi dalam warga . 12 Selain itu, stunting dapat berpengaruh di anak balita pada
kemudian hari. Anak balita stunting cenderung akan sulit mencapai potensi pertumbuhan
anak (pertumbuhan tubuh dan otak )yang disebabkan oleh kurangnya gizi dalam waktu yg
lama ,sehingga anak lebih pendek daripada anak normal seusianya dan terjadi
dalam kandungan sampai sesudah lahir atau 1 1.000 hari pertama kehidupan (Riskesdas
2018).Namun, stunting baru mampu dideteksi sesudah bayi berusia lebih berasal 24 bulan
artinya tinggi badan menurut usia yang <-2 SD (Standar deviasi) dan dibagi 3 menjadi 2
Stunting juga merupakan satu dilema gizi yang berdampak jelek terhadap kualitas hidup
anak dalam mencapai tumbuh kembang yang optimal dan sinkron sesuai potensi
genetiknya. Stunting yg terjadi pada masa anak-anak merupakan faktor risiko yg bisa
dan perkembangan motorik serta fungsi tubuh yang tidak seimbang (Allen serta Gillespie,
2010). Persoalan/problem gizi yakni stunting, underweight, wasting dan Severe Acute
Malnutrition (SAM) dampak merupakan akibat defisiensi mikronutrient dan juga karena
Tinggi Badan (TB) seorang pada keadaan normal akan bertambah seiring dengan
bertambahnya umur. Pertumbuhan tinggi badan tak seperti pertambahan berat badan,
pertumbuhan tinggi badan yang relatif kurang akan sensitif terhadap problem kekurangan
gizi yang terjadi dalam kurun waktu yg singkat. Imbas dari kekurangan zat gizi terhadap
tinggi badan akan tampak dalam saat yang cukup lama sebagai akibatnya indeks ini dapat
2. Balita
Masa balita acapkali dianggap menjadi masa emas atau "golden age". pada masa ini anak
berada dalam proses pertumbuhan serta perkembangan yang bersifat unik, (koordinasi
motorik halus dan motorik kasar) anak balita mempunyai pola pertumbuhan serta
perkembangan fisik, kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan 10 emosi, kecerdasan
sedang dilalui oleh anak balita tadi.Rentang usia tersebut bisa dibagi dalam tiga tahapan
secara psikologis yakni masa sebelum lahir, masa bayi dan masa awal kanak-kanak.
pada ketiga tahapan tersebut banyak terjadi perubahan yang mencolok, baik dalam fisik
Masa balita adalah masa yang dimana proses pertumbuhan anak terjadi sangat cepat
serta membutuhkan perhatian serta afeksi yang lebih besar dari orang tua serta orang
yang berasa di sekelilingnya. Kemudian di masa ini pula anak membutuhkan zat gizi yang
seimbang dan setara agar gizi menjadi baik serta tidak terjadi perlambatan pada masa
pertumbuhan. Zat gizi yang kurang optimal pada anak dapat mengakibatkan anak
Pembangunan wilayah Tertinggal (2017), 1 lebih dari sepertiga atau 8.9 juta balita pada
dunia.Pada tahun 2017 jumlah balita yang mengalami stunting di dunia lebih kurang 150,8
juta. pada tempat Asia Tenggara, Indonesia masuk dalam negara ketiga menggunakan
prevalensinya yaitu 36,4% (UNICEF et al., 2018). Prevalensi balita stunting pada
Indonesia di tahun 2016 sekitar 27,5%, sedangkan di tahun 2017 meningkat dengan
adanya jumlah 29,6% yang terbagi menjadi pendek 9,8% dan sangat pendek 19,8% dari
pemantauan status gizi (Kementerian Kesehatan RI, 2018). Jumlah ini masih diatas batas
3. Penyebab stunting
tak hanya ditimbulkan dari faktor gizi buruk yang dialamai oleh bunda hamil juga
anak balita. intervensi yg paling tepat dipilih agar dapat mengurangi angka
(HPK) dari anak balita (Kemenkes, 2017). Untuk lebih rinci ada beberapa faktor yg
a. Praktek pengasuhan ibu yg kurang baik, termasuk juga defisiensi pengetahuan ibu
akan petingnya kesehatan dan gizi pada saat sebelum dan di masa kehamilan.
(pelayanan kesehatan buat ibu selama masa-masa 28 kehamilan) Post Natal Care
menerima ASI Ekslusif selama 6 bulan lebih beresiko tinggi mengalami stunting (Fikadu,et
al.,2014).Selain pemberian MP-ASI terlalu awal,MP-ASI terlalu dini juga dapat menaikkan
resiko diare dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA),gangguan inilah yang dapat
4. Dampak Stunting
problem gizi primer sebab pada tahun 2015 hingga 2017 prevalensi stunting lebih tinggi
dibandingkan dengan masalah gizi lainnya. Angka prevalensi balita stunting sebanyak
29% di Tahun 2015 Tahun pada 2016 prevalensi kejadian stunting di balita sebesar
27,5% kemudian pada Tahun 2017 sebanyak 29,6% balita stunting (Ditjen Kesmas, 2018).
a. Dampak kesehatan
Akibat kesehatan artinya akibat jangka pendek dari stunting hal ini dapat menimbulkan
gangguan metabolik. Jumlah perubahan yang besar serta ukuran atau dimensi seseorang
bisa diukur dan dilihat menggunakan berat, berukuran panjang, umur tulang dan juga
pada keseimbangan metabolik adalah pertumbuhan. Menurut Adriani & Wirjatman, 2016
anak dengan stunting mengalami konflik yaitu gagal tumbuh yang dapat dikenal dengan
berat lahir rendah, kecil, pendek maupun kurus pada anak. Definisi dari perkembangan
yaitu meningkatnya kemampuan 10 struktur dan fungsi tubuh dengan pola beraturan yang
akan terjadi atas proses pematangan termasuk perkembangan intelektual, emosi juga
menghipnotis kecerdasan seseorang buat masa depannya. Menurut Adriani & Wirjatman,
2016 gangguan perkembangan kognitif ini bersifat tidak bisa diperbaiki lagi , diantaranya
kita tidak bisa mengejar kegagalan perkembangan otak anak (Adriani & Wirjatman, 2016).
obesitas, stroke serta diabetes, gangguan metabolik bisa terjadi pada 4 anak yang
b. Dampak ekonomi
Sesuai data asal The Worldbank Tahun 2016 pada Kementerian Kesehatan (2019)
stunting tidak hanya berpengaruh buruk terhadap kesehatan, yang dimana probem
GDP suatu negara berpotensi mengalami kerugian ekonomi akibat kejadian stunting.
Potensi kerugian yang diperkirakan bakal dialami kira-kira 260-390 triliun rupiah per
tahunnya jika PDB yg diproduksi dari Indonesia sebesar 13.000 triliun rupiah.Dampaknya
negara akan mengalami kendala dalam pertumbuhan ekonomi dan juga produktivitas
pasar kerja yang di akhirnya dapat merusak pembangunan serta kesempatan untuk
menuju negara lebih maju. Sebagai akibat anak stunting bisa mengakibatkan terjadinya
kualitas hidup yg bisa memperburuk perbedaan yaitu mengurangi 10% dari total
penghasilan karna kemampuan kognitif serta Kesehatan terus berlanjut ke masa dewasa
akibat kemampuan kognitif serta kesehatan yg kurang baik yang kemudian menjadi
Berdasarkan temuan penelitian Arini, Mayasari dan Rustam (2019) membagikan bahwa
perkembangan kognitif serta motorik anak bisa berpengaruhi teradap derajat stunting.
dan pula motorik sebagai akibatnya anak diketahui cenderung akan lebih tertutup serta
lebih sulit buat berteman dengan anak sebayanya. Menurut Pardede (2017) hasil
negatif yg berlanjut selama kehidupannya dan sulit buat diperbaiki hal ini terjadi dampak
terjadinya kurang gizi berasal dari awal fase kehidupan anak yang selanjutnya akan
berpengaruh di semua fase kehidupan balita. Stunting tidak saja berpengaruh terhadap
kekurangan gizi melainkan anak yag mengalami stunting akan menghipnotis prestasi
akademik, pendapatan ketika dewasa yg mungkin saja akan menjadi orang dewasa
dengan pendidikan yang rendah, lalu berhubungan dengan pendapatan ekonomi rendah
sebagai akibatnya mensugesti dalam pemenuhan gizi famili dan akan jauh lebih rentan
Pemerintah Indonesia telah membuat usaha guna menurunkan angka prevalensi stunting
(HPK) menjadi hegemoni bagi para ibu buat mencegah terjadinya stunting pada balita.
Berikut beberapa gizi spesifik yang dilakukan oleh pemerintah dapat diidentifikasi menjadi :
a. program terkait hegemoni untuk sasaran ibu hamil,yg dilakukan melalui beberapa
b. Acara yg menyasar bunda menyusui serta anak usia0-6 bulan,termasuk antara lain
dan memastikan edukasi pada ibu buat terus memberikan ASI hingga 6 bulan kepada
anak balitanya.
c. Program yg ditujukan dengan target bunda menyusui serta anak 7-23, dengan
menyediakan obat cacing, menyediakan suplemen zinc, melakukan fortifikasi zat besi
6. Penaksiran Stunting
Stunting sendiri akan mulai nampak waktu bayi berusia dua tahun (TNP2K, 2017). 9
Stunting didefinisikan sebagai keadaan dimana status gizi pada anak dari TB/U
mempunyai akibat Zscore - 3,0 Sekolah Dasar s/d < -2,0 Sekolah Dasar (pendek)
dan Zscore <-tiga,0 SD (sangat pendek). akibat pengukuran Skor Simpang baku (Z-score)
didapatkan menggunakan mengurangi Nilai Individual Subjek (NIS) dengan Nilai Median
baku rujukan (NMBR) di umur yang bersangkutan, sehabis itu hasilnya akan dibagi
menggunakan Nilai Simpang standar Rujuk (NSBR). Bila tinggi badan lebih mungil dari
nilai median, maka NSBR dihasilkan menggunakan cara mengurangi median dengan – 1
SD. Jika tinggi badan lebih besar dari pada median, maka NSBR didapatkan
menggunakan cara mengurangi + 1 Sekolah Dasar dengan median, berikut ini rumus yang
bisa dipergunakan :
warta :
Penggunaan baku Antropometri WHO 2020 berukuran Panjang Badan (PB) digunakan
buat anak umur 0-24 bulan yg diukur telentang. Jika anak umur 0-24 bulan di ukur
ukuran Tinggi Badan (TB) dipergunakan buat anak umur pada atas 24 bulan yang diukur
berdiri.Jika anak diatas 24 bulan diukur telentang ,maka yang akan terjadi pengukurannya
dikoreksi menggunakan mengurangi 0,7cm. Umur dihitung pada bulan penuh model 65 :
Indeks
Ambang Batas
(Z-Score)
Berat Badan menurut Umur (BB/U) anak usia 0
- 60 bulan
underweight)
<-3 SD
(underweight)
- 3 SD sd <- 2 SD
-2 SD sd +1 SD
> +1 SD
Panjang Badan atau Tinggi Badan menurut Umur (PB/U atau TB/U) anak usia 0 - 60
Bulan
stunted)
<-3 SD
Pendek (stunted)
- 3 SD sd <- 2 SD
Normal
-2 SD sd +3 SD
Tinggi2
> +3 SD
Berat Badan menurut Panjang Badan atau Tinggi Badan (BB/PB atau BB/TB) 22 anak
usia 0 - 60 bulan
Gizi buruk (severely
wasted)
<-3 SD
- 3 SD sd <- 2 SD
-2 SD sd +1 SD
> + 1 SD sd + 2 SD
> + 2 SD sd + 3 SD
Obesitas (obese)
>+3 17 SD
0 - 60 bulan
wasted)3
<-3 SD
- 3 SD sd <- 2 SD
-2 SD sd +1 SD
> + 1 SD sd + 2 SD
Gizi lebih (overweight)
> + 2 SD sd +3 SD
Obesitas (obese)
> + 3 SD
Indeks Massa
Tubuh menurut
thinness)
<-3 SD
Umur (bulan)
-3 SD
-2 SD
-1 SD
Median
+1 SD
+2 SD
+3 SD
0
44.2
46.1
48.0
49.9
51.8
53.7
55.6
48.9
50.8
52.8
54.7
56.7
58.6
60.6
52.4
54.4
56.4
58.4
60.4
62.4
64.4
55.3
57.3
59.4
61.4
63.5
65.5
67.6
57.6
59.7
61.8
63.9
66.0
68.0
70.1
59.6
61.7
63.8
65.9
68.0
70.1
72.2
61.2
63.3
65.5
67.6
69.8
71.9
74.0
7
62.7
64.8
67.0
69.2
71.3
73.5
75.7
64.0
66.2
68.4
70.6
72.8
75.0
77.2
65.2
67.5
69.7
72.0
74.2
76.5
78.7
10
66.4
68.7
71.0
73.3
75.6
77.9
80.1
11
67.6
69.9
72.2
74.5
76.9
79.2
81.5
12
68.6
71.0
73.4
75.7
78.1
80.5
82.9
13
69.6
72.1
74.5
76.9
79.3
81.8
84.2
14
70.6
73.1
75.6
78.0
80.5
83.0
85.5
15
71.6
74.1
76.6
79.1
81.7
84.2
29 86.7
16
72.5
75.0
77.6
80.2
82.8
85.4
88.0
17
73.3
76.0
78.6
81.2
83.9
86.5
89.2
18
74.2
76.9
79.6
82.3
85.0
87.7
90.4
19
75.0
77.7
80.5
83.2
86.0
88.8
91.5
20
75.8
78.6
81.4
84.2
87.0
89.8
92.6
21
76.5
79.4
82.3
85.1
88.0
90.9
93.8
22
77.2
80.2
83.1
86.0
89.0
91.9
94.9
23
78.0
81.0
83.9
86.9
89.9
92.9
95.9
24 *
78.7
81.7
84.8
87.8
90.9
93.9
97.0
Umur (bulan)
-3 SD
-2 SD
-1 SD
Median
+1 SD
+2 SD
+3 SD
43.6
45.4
47.3
49.1
51.0
52.9
54.7
47.8
49.8
51.7
53.7
55.6
57.6
59.5
51.0
53.0
55.0
57.1
59.1
61.1
63.2
53.5
55.6
57.7
59.8
61.9
64.0
66.1
55.6
57.8
59.9
62.1
64.3
66.4
68.6
57.4
59.6
61.8
64.0
66.2
68.5
70.7
58.9
61.2
63.5
65.7
68.0
70.3
72.5
60.3
62.7
65.0
67.3
69.6
71.9
74.2
61.7
64.0
66.4
68.7
71.1
73.5
75.8
62.9
65.3
67.7
70.1
72.6
75.0
77.4
10
64.1
66.5
69.0
71.5
73.9
76.4
78.9
11
65.2
67.7
70.3
72.8
75.3
77.8
80.3
12
66.3
68.9
71.4
74.0
76.6
79.2
81.7
13
67.3
70.0
72.6
75.2
77.8
80.5
83.1
14
68.3
71.0
73.7
76.4
79.1
81.7
84.4
15
69.3
72.0
74.8
77.5
80.2
83.0
85.7
16
70.2
73.0
75.8
78.6
81.4
84.2
87.0
17
71.1
74.0
76.8
79.7
82.5
85.4
88.2
18
72.0
74.9
77.8
80.7
83.6
86.5
89.4
19
72.8
75.8
78.8
81.7
84.7
87.6
90.6
20
73.7
76.7
79.7
82.7
85.7
88.7
91.7
21
74.5
77.5
80.6
83.7
86.7
89.8
92.9
22
75.2
78.4
81.5
84.6
87.7
90.8
94.0
23
76.0
79.2
82.3
85.5
88.7
91.9
95.0
24 *
76.7
80.0
83.2
86.4
89.6
92.9
96.1
Tabel. Standar 47 Panjang Badan menurut Umur (PB/U) Anak Perempuan Umur 0-24
Bulan
Grafik 5. Berat Badan / Panjang Badan Menurut Usia Laki-laki 0-2 tahun
Grafik 5. Berat Badan / Panjang Badan Menurut Usia Perempuan 0-2 tahun
ASI eksklusif adalah hanya memberikan ASI pada bayi tanpa penambahan cairan apapun
misalnya susu formula, madu, air putih, air teh, dan jeruk serta tanpa penambahan
makanan padat misalnya pisang, bubur susu, bubur nasi, biskuit, dan pepaya. Bayi
diberikan ASI eksklusif sampai berusia 6 bulan dan baru bisa diperkenlakan makanan
selain ASI pada bayi saat usia 6 bulan serta sat bayi berusia sampai 2 tahun ASI harus
tetap diberikan. Memberikan ASI secara eksklusif kepada bayi akan menjaga dan
melindungi bayi
Ada beberapa hal yang mempengaruhi rendahnya pemberian ASI eksklusif, yaitu:
a. Pengetahuan.
Informasi maupun pengalaman yang di dapat seseorang terkait pemberian ASI eksklusif
dapat mempengaruhi perilaku orang tersebut dalam memberikan ASI eksklusif. Hal ini
telah dibuktikan dalam penelitian yaitu, 8 ibu yang memiliki pengetahuan yang baik
kemungkinan lebih besar untuk menyusui secara eksklusif dibandingkan ibu yang memiliki
b. Kondisi kesehatan
Kondisi kesehatan. Bayi dalam kondisi kesehatan lahir prematur, kelainan pada bibir bayi,
dan penyakit kuning pada bayi baru lahir membuat bayi menjadil sulit dalam menyusu
c. Persepsi.
Faktor persepsi banyak ditemukan pada ibu persepsi negatif, yaitu sindroma ASI kurang.
Pada kasus sindroma ASI kurang ibu merasa ASI yang diproduksi tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan bayi, sehingga ibu merasa payudara sudah tidak memproduksi ASI
karena ketegangannya berkurang. Terdapat 98 ribu dari 100 ribu ibu yang menyatakan
bahwa produksi ASI berkurang, sebenarnya ibu mempunyai ASI yang cukup tetapi kurang
mendapatkan informasi tentang menajemen laktasi yang benar dan posisi menyusui yang
tepat
d. Usia.
58 Usia 20-35 tahun merupakan masa reproduksi sangat baik dan sangat mendukung
dalam pemberian ASI eksklusif. Sedangkan umur yang 18 kurang dari 20 tahun masih
belum matang secara fisik, mental, dan psikologi dalam menghadapi kehamilan,
persalinan, serta pemberian ASI. Pada 24 umur lebih dari 35 tahun dianggap berbahaya,
sebab alat reproduksi maupun fisik ibu sudah jauh berkurang dan menurun, serta
mengakibatkan terjadinya risiko bawaan pada bayi dan dapat meningkatkan kesulitan
e. Pendidikan.
70 Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka semakin tinggi juga jumlah ibu yang tidak
memberikan ASI pada bayinya. 18 Hal ini disebabkan karena ibu yang berpendidikan
bayinya, dan ibu yang berpendidikan rendah lebih banyak tinggal di rumah serta lebih
f. Perkejaan.
Ibu yang bekerja sehingga tidak dapat 28 memberikan ASI eksklusif selama enam bulan
kepada bayi
Mendukung ibu selama memberikan ASI, khususnya dukungan dari suami. Karena jika ibu
merasa di dukung, 8 maka akan muncul emosi positif yang dapat meningkatkan produksi
(Hidajati, 2012).
Promosi ini sangat mempengaruhi pemikiran ibu yang kurang memiliki 18 pengetahuan
yang luas tentang ASI, sehingga terpengaruhi untuk menggantikan ASI sebagai makanan
utama bayi dengan susu formula. Bagi ibu yang menggunakan susu formula dianggap
lebih mendatangkan semacam kemudahan karena tidak perlu selalu siap sedia memberika
j. Budaya.
8 Praktik pemberian ASI eksklusif masih jarang dilakukan karena pengaruh budaya yang
di anut. Biasanya hal yang menghambat keberhasilan ASI eksklusif adalah praktik
pemberian makanan yang seharusnya belum dilakukan pada bayi di bawah usia enam
a. Defenisi MP-ASI
bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain ASI. ASI pun harus tetap diberikan
yang salah satunya adalah pemberian ASI kepada bayi baru lahir
atau Inisiasi Menyusui Dini (IMD). ASI lanjut diberikan kepada bayi 30 tanpa
diberi makanan atau minuman tambahan apapun termasuk air putih (kecuali vitamin
dan obat) (Kemenkes, 2019).Indikator bayi dapat menerima makanan padat (IDAI, 2018) :
2) Anak tetap lapar dan gelisah karena menjadi lebih lapar padahal telah diberikan ASI
dihadapannya, seperti tahu cara membuka mulut, menunjukkan rasa lapar dengan
kedepan ketika ada makanan, atau memalingkan muka ketika tidak tertarik dengan
makanan dihadapannya.
b. Jenis-jenis MP-ASI
1) Makanan Lumat
Makanan lumat adalah makanan yang dihaluskan atau disaring dan bentuknya lebih
lembut dan halus tanpa ampas. Makanan lumat diberikan pada anak berusia 6-9 bulan.
Contoh makanan lumat 6 antara lain berupa bubur susu, bubur sumsum, pisang dikerok,
2) Makanan Lunak
Makanan lunak adalah makanan yang dimasak dengan banyak air atau teksturnya agak
kasar dari makanan lumat. Makanan lunak diberikan pada anak berusia 12 bulan dan
3) Makanan Padat
Makanan padat adalah makanan lunak yang tidak berair dan biasanya disebut makanan
keluarga. Makanan padat mulai dikenalkan pada anak berusia 12-24 bulan. Contoh
makanan padat antara lain berupa nasi, laukpauk, sayur bersantan dan buah-buahan.
c. Frekuensi MP-ASI
1. Usia 6 bulan
Banyaknya energi tambahan yang dibutuhkan dari MP- ASI adalah sebanyak 200 kilo
kalori per hari. Tahap awal dalam memperkenalkan makanan tambahan pada bayi yaitu
Banyaknya energi tambahan yang dibutuhkan dari MP- ASI adalah sebanyak 200 kilo
kalori per hari. Bayi yang berusia 6-9 bulan porsi kebutuhannya diberikan 2 hingga 3 kali
23 Banyaknya energi tambahan yang dibutuhkan dari MP- ASI adalah sebanyak 300 kilo
kalori per hari. Berikan 3 hingga 4 kali makan dan 1 sampai 2 kali selingan tiap harinya
48 Banyaknya energi tambahan yang dibutuhkan dari MP- ASI adalah sebanyak 550 kilo
kalori per hari. Berikan 3 hingga 4 kali makan dan 1 sampai 2 kali selingan tiap harinya.
d. Jumlah MP-ASI
1. Usia 6 bulan
Berikan dua kali sehari sebanyak 2-3 sendok makan penuh dalam sekali makan sebagai
awalan.
Berikan 3-6 sendok penuh tiap kali makan atau tingkatkan secara perlahan menjadi 49
Tingkatkan jumlah MP-ASI secara perlahan menjadi tiga seperempat magkuk berukuran
e. Tekstur MP-ASI
1. Usia 6 bulan
Mulai MP-ASI dengan makanan yang dihaluskan sehingga menjadi bubur kental (puree)
Berikan MP-ASI dengan tekstur 26 bubur kental (puree) atau makanan yang dilumatkan
Berikanan MP-ASI yang dicincang halus (minced), dicincang kasar (chopped) atau
Alasan umum mengapa ibu memberikan MP-ASI secara dini meliputi rasa takut bahwa ASI
2014)
terhadap 4 kejadian stunting pada anak. Teferi, Hassen, Kebede, & Adugnaw (2016)
anak kurang atau lebih dari 6 bulan lebih besar risikonya mengalami stunting dibandingkan
dengan anak yang pemberian makanan pendamping ASI 66 pada usia 6 bulan. Namun,
selain memberi makanan pendamping di usia 6 bulan harus pula di perhatikan jumlah dan
kualitas gizi makanan yang diberikan. Pada masa pertumbuhan seperti saat memasuki
usia balita sangat dianjurkan banyak mengkomsumsi makanan yang bersumber dari
protein, disamping itu tetap membiasakan mengkonsumsi buah dan sayur. Dalam memberi
satu porsi makanan baiknya terdapat sayur dan buah, protein nabati maupun hewani dan
Resiko jangka pendek yang terjadi seperti mengurangi keinginan bayi untuk menyusui
sehingga frekuensi dan kekuatan bayi menyusui berkurang dengan akibat produksi ASI
berkurang, Selain itu pengenalan serelia dan sayur-sayuran tertentu dapat mempengaruhi
penyerapan zat besi dan ASI,walaupun konsentrasi zat besi dalam ASI rendah,tetapi lebih
mudah diserap oleh tubuh bayi. 32 Pemberian makanan dini seperti pisang,nasi di daerah
makanan adalah resiko utama dari pemberian makanan yang terlalu dini pada bayi.
Konsekuensi pada usia-usia selanjutnya adalah kelebihan berat badan ataupun kebiasaan
makan yang tidak sehat. Kandungan natrium ASI yang cukup rendah (± 15 mg/100
ml),namun jika masukan dalam diet bayi dapat meningkat drastic jika makanan telah
kekebalan dari usus pada umur yang dini dapat menyebabkan alergi terhadap makanan.
BAB III
A. Kerangka Konsep
1 Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian secara
nasional bahkan global saat ini. Dimana Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh dan
masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang akibat pemberian
makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan dalam jangka waktu yang lama. Penyebab
langsung terjadinya stunting adalah kurangnya asupan makanan dan adanya penyakit
infeksi. Stunting merupakan salah satu permasalah gizi yang terjadi di Indonesia. Dampak
stunting tidak hanya dirasakan oleh individu yang mengalaminya, tetapi juga berdampak
Berdasarkan dasar pola pemikiran variable tersebut,makan dibuat skema pola variable
sebagai berikut :
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel dependen
B. Hipotesis Penelitian
Bontonompo Kab.Gowa
Tidak ada pengaruh pemberian MP-ASI dini terhadap kejadianstunting pada balita 6-24
1. emberian MP-ASI Dini 8 dalam penelitian ini adalah pemberian makanan pendamping
sebelum waktu ideal atau sebelum bayi berusia 6 bulan selain air susu ibu
Kriteria objektif
2. Stunting 3 dalam penelitian ini adalah kejadian badan/tinggi badan anak di bawah
normal artinya tinggi/panjang badan tidak sesuai umur dan hasil pengukuran antropometri
Kriteria Objektif
Tidak stunting : jika hasil pada antropometri nilai Z score sesuai dengan panjang badan
dan usia
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
4 Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan secara
Cross-Sectional dimana pada desain studi ini seluruh variable diukur dan diamati pada
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki balita yang berada di Desa
2. Sampel
1 Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita 6-23 bulan di Desa
a. Kriteria Inklusi :
25 1. Ibu yang memiliki balita 6-24 bulan
b. Kriteria Eksklusi
C. Pengumpulan Data
Instrumen yang di gunakan 3 dalam penelitian ini adalah lembar Kuesioner merupakan
suatu daftar tertulis yang memuat pertanyaan-pertanyaan peneliti mengenai suatu hal
untuk mengetahui faktor risiko kejadian stunting pada balita usia 6 bulan 24 bulan.
kesalahan, maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas kuesioner terhadap sampel yang
a. Lokasi Penelitian
b. Waktu Penelitian
1) Data primer, yaitu 7 data yang diperoleh langsung dari responden melalui observasi.
15 2) Data sekunder, berupa data yang diperoleh dengan cara menelusuri dan memilah
literatur, serta data yang diperoleh dari Desa Barembeng Kabupaten Gowa
b. Pengolahan Data
Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian akan diolah melalui prosedur pengolahan
1) Editing
2) Koding
Pengkodean lembar kuesioner, pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah
memberikan kode yang disediakan pada lembar kuesioner sesuai dengan jawaban
responden.
3) Tabulasi
Setelah pemberian kode, selanjutnya dengan pengolahan data ke dalam tabel menurut
D. Analisa Data
Setelah memperoleh nilai-nilai dari tiap tabel, selanjutnya data di analisa dengan komputer
1) Analisa Univariat
Analisa ini dilakukan untuk tiap-tiap variabel yang diteliti dari hasil penelitian, yang
2) Analisa Bivariat
Analsa bivariate dilakukan untuk melihat pengaruh variable independen terhadap variable
dependen secara parsial dengan uji statistic dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 dengan
Y = α+bX
Keterangan :
α 59 : Konstanta (titik potong Y)
Y : variable dependen
X : variable independen
Penilaian :
1. Apabila F hitung < F tabel maka H< F tabel maka H< 3 F tabel maka Ho diterima dan
Ha ditolak,artinya tidak ada pengaruh antara variable independen secara serentak atau
2. Apabila F hitung > F tabel maka H< F tabel maka H< F tabel maka Ho ditolak dan Ha
E. Etika Penelitian
Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak subjek antara lain menjamin
Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang diteliti yang memenuhi kriteria
inklusi dan disertai judul penelitian, bila responden menolak maka peneliti tidak akan
Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden, tetapi
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasian informasi responden dijamin oleh peneliti. Hanya kelompok data tertentu yang
A. Hasil Penelitian
1. Pengantar
Gowa pada tanggal 9 Juni – 28 Juni 2022. 7 Penelitian ini menggunakan kuesioner
badan (TB/PJ) pada balita. Selama penelitian diperoleh sampel sebanyak 30 responden.
Desain 1 yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan Cross
Sectional Study dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian mp-asi dini
terhadap kejadian stunting pada balita 6-24 bulan di Desa Barembeng Kab Gowa. Teknik
sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan memenuhi kriteria yang telah
menggunakan computer program SPSS versi 22. Dan menggunakan uji Regresi Linier
Desa Barembeng termasuk salah satu desa diantara 14 desa dan 4 kelurahan di 2
Desa ini mempunyai topografi yang rata-rata dengan ketinggian 3-5 meter diatas
permukaan laut. Luas seluruh wilayah Desa Barembeng adalah 451,86 ha,yang terdiri dari
3. Karakteristik Responden
Tabel 5.1
Umur
Frekuensi
Presentase (%)
20-25 Tahun
12
40.0
26-30 Tahun
11
36.7
31-35 Tahun
13.3
36-40 tahun
2
6.7
>40 Tahun
3.3
Total
30
100.0
Bontonompo Kabupaten Gowa pada bulan Juni 2022 diperoleh distribusi frekuensi
responden menurut umur ibu terbanyak pada rentang umur 20-25 yaitu 12 responden
(40.0%) dan frekuensi responden menurut umur ibu paling sedikit pada rentang umur >40
Tabel 5.2
Jenis Kelamin
Frekuensi
Presentase (%)
Perempuan
30
100
Laki-laki
Total
30
100.0
(100.0)
c. Distribusi Frekuensi Balita Stunting Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Balita
Tabel 5.3
Kabupaten Gowa
Umur
Frekuensi
Presentase (%)
6-11 bulan
12
40.0
12-17 bulan
20.0
18-24 bulan
12
40.0
Total
30
100.0
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Desa Barembeng Kecamatan Bontonompo
Kabupaten Gowa pada bulan Juni 2022 diperoleh distribusi frekuensi balita stunting
berdasarkan umur paling banyak dari umur 6-11 dan 18-24 bulan yaitu 12 orang (40.0%)
dan paling sedikit dari umur 12-17 bulan yaitu 6 orang (20.0%).
Tabel 5.4
Jenis Kelamin
Frekuensi
Presentase (%)
Laki-laki
12
40.0
Perempuan
18
60.0
Total
30
100.0
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Desa Barembeng Kecamatan Bontonompo
Kabupaten Gowa Bulan Juni 2022 diperoleh distribusi frekuensi balita stunting
berdasarkan jenis kelamin paling banyak perempuan yaitu 18 orang (60.0%) sedangkan
a. Analisa Univariat
Tabel 5.5
Frekuensi
Presentase (%)
TIDAK DIBERIKAN
19
63.3
DIBERIKAN
11
36.7
Total
30
100.0
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Desa Barembeng Kecamatan Bontonompo
Kabupaten Gowa Bulan Juni 2022 diperoleh distribusi frekuensi responden yang memilih
pemberian MP-ASI dini kategori tidak diberikan adalah 19 orang (63.3%) dan kategori
Tabel 5.6
Bontonompo
Kabupaten Gowa
Kejadian Stunting
Frekuensi
Presentase (%)
Tidak Stunting
14
46.7
Stunting
16
53.3
Total
30
100.0
Pada tabel 5.6 menunjukan bahwa dari 30 balita terdapat 16 balita yang kategori stunting
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariate dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh variable independen
(pemberian MP-ASI dini) terhadap variable dependen kejadian stunting. Hal ini 61 dapat
Tabel 5.7
Koefisien
Model Summary
Model
R Square
Adjusted R Square
.573a
.328
.304
.423
Nilai R yang merupakan symbol dari koefisien. Pada tabel diatas nilai korelasi adalah
0.573. Melalui tabel diatas juga diperoleh nilai R Square atau Koefisien Determinasi (KD)
yang menunjukan seberapa model regresi dibentuk oleh interaksi variable bebas dan
variable terikat. Dari output tersebut diperoleh koefisien determinasi (R Square) sebesar
0.328 yang mengandung pengertian bahwa pengaruh variable bebas terhadap variable
Tabel 5.8
Hasil Uji T Pemberian MP-ASI Dini pada Balita Stunting 6-24 bulan 72 di Desa Barembeng
Variable Independen
T Hitung
T Tabel
Sig
3.700
2.46714
001
Hasil
signifikan 0.01 < 0.05 dengan t hitung > t tabel (3.700 > 2.46714 ) berarti Ho ditolak dan
Table 5.9
Hasil Signifikansi Pemberian MP-ASI Dini pada Balita Stunting 6-24 bulan di 2 Desa
Kabupaten Gowa
Model
Sig
Regression Residural
13.694
001
Hasil
F Hitung = 13.694
Hasil uji regresi linier sederhana diperoleh variable independen berpengaruh terhadap
variable dependen yaitu pemberian MP-ASI dini terhadap kejadian stunting pada balita
diperoleh nilai F hitung = 13.694 dengan signifikansi sebesar 0.001 < 0.05,maka model
regresi dapat dipakai untuk memprediksi variable Religivitas atau dengan kata lain ada
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,variabel penganggu
atau residural memiliki distribusi normal. Uji normalitas 3 dalam penelitian ini adalah
dilakukan dengan nilai unstardized residural dari model regersi dengan menggunakan uji
one-sample Kolmogorov-Smirnov Tes. Hal ini 17 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.10
Sig
0.50
Hasil
Monte Carlo > 0.05 (0.50 > 0.05). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
B. Pembahasan
a. Analisis Bivariat
1. Pengaruh Pemberian MP-ASI Dini yang tidak diberikan terhadap 4 Kejadian Stunting
Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan dari 30 responden, diapatkan nilai t hitung
> t tabel tabel (3.700 > 2.46714), maka dapat dinyatakan bahwa variable pemberian MP-
ASI dini berpengaruh terhadap kejadian stunting pada balita 6-24 bulan di 2 Desa
stunting . Menurut asumsi peneliti, balita yang berusia 6 bulan keatas kebutuhan akan
energy dan gizi balita juga makin meningkat dan tidak terpenuhi 5 hanya dengan
pemberian ASI saja sehingga balita perlu diperkenalkan dengan MP-ASI jika tidak
dilakukan dengan tepat akan menjadi factor resiko stunting. Saat berusia 6 bulan keatas
produksi ASI ibu semakin berkurang sehingga perlu pengenalan MP-ASI pada balita >6
bulan.
Dalam pemberian MP-ASI ibu perlu memperhatikan asupan gizi yang adekuat,pemenuhan
gizi yang baik pada masa balita akan berpengaruh pada berbagai aspek kehidupan balita
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh (Aridiyah,et al.,2015)
stunting adalah gangguan pertumbuhan linier 46 yang tidak sesuai dengan umur yang
ketidakcukupan konsumsi zat gizi,kondisi kesehatan yang buruk dan pengasuhan yang
tidak memadai.
Hasil penelitian (Abdul Hairudin Angkat ,2018) dengan hasil ada pengaruh waktu
terhadap kejadian stunting. Menurut asumsi peneliti balita 73 yang diberi MP-ASI kurang
dari 6 bulan system pencernaan belum matang sehingga akan berpengaruh pada
Diare yang berulang akan berdampak pada penurunan asupan nutrisi termasuk
penurunan nafsu makan sehingga akan terjadi penurunan asorbsi zat gizi dan terjadi
peningkatan metabolisme yang tentunya akan mengakibatkan tidak terpenuhinya zat gizi
yang berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan,hal ini akan memperbesar
8 Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh (Nuradhiani,202 0)
bahwa pemberian MP-ASI dini dapat menderita penyakit infeksi (diare),dikarenakan
memberikan makanan selain ASI pada bayi berusia 0-6 bulan dapat menyebabkan bayi
Hasil 4 ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ardian candra,et,all bahwa ada
74 BAB VI
A. KESIMPULAN
MP-ASI dini terhadap 4 kejadian stunting pada balita 6-24 bulan. Hasil uji Regresi Linier
Sederhana diperoleh T hitung > T tabel ((3.700 > 2.46714) berarti Ho ditolak dan Ha
stunting pada balita 6-24 bulan di Desa Barembeng Kecamatan Bontonompo Kabupaten
Gowa.
B. SARAN
Diharapkan untuk Dinas kesehatan dan Pemerintah Kabupaten Gowa
status gizi balita sehingga dapat menurunkan angka kejadian stunting. Dengan upaya
menyukseskan program 100 HPK sebagai cara mecegah stunting, bagi para ibu hamil 4
dan ibu yang memiliki balita di harapkan untuk mematuhi dan melaksanakan program ini
serta secara rutin berkunjung ke puskesmas dan posyandu agar dapat mendeteksi
stunting secara dini, petugas kesehatan juga perlu mengedukasi dan melakukan konseling
terkait waktu pemberian MP-ASI 3 yang baik dan benar bagi balita.
LAMPIRAN
No
Jenis Kegiatan
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tahun 2018
Janua
Febuari
April
Mei
Juni
4
1
Mengenal malasalah
Pengajuan Judul
3
Mengumpulkan Referensi
4
Menyusun Proposal
5
Asistensi Proposal
6
Seminar Proposal
Revisi Proposal
8
Uji Validitas
9
Pelaksanaan Riset
10
Penyusunan
Seminar Skripsi
12
Perbaikan Skripsi
Lampiran 2
Kepada Yth,
Bapak/Ibu……..
Di –
33 Tempat
Dengan hormat,
Nim : 120031825
Adalah mahasiswa program pendidikan S-1 Keperawatan STIK FAMIKA Makassar yang
partisipasi Saudara (i) dalam penelitian ini demi kelancaran pelaksanaan penelitian.
Saya menjamin kerahasiaan dan segala bentuk informasi yang saudara(i) berikan,dan
apabila 27 ada hal-hal yang masih ingin ditanyakan,saya memberikan kesempatan yang
Demikian penyampaian dari saya, atas perhatian dan kerjasamanya saya mengucapkan
terima kasih.
Peneliti,
(Mansye)
Lampiran 3
Saya bertanda tangan di bawah ini menyatakan untuk berpartisipasi sebagai responden
Judul Penelitian:
KABUPATEN GOWA
Saya menyadari bahwa menjadi bagian dari penelitian ini dan akan memberikan informasi
Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak merugikan saya dan saya telah memberikan
kesempatan oleh peneliti untuk meminta penjelasan sehubugan dengan penelitian ini.
Responden,
(………….)
LEMBAR KUSIONER
KABUPATEN GOWA
Isilah titik-titik pada tempat yang sudah disediakan,berilah tanda silang (X) pada salah satu
A. Identitas Responden
Hari/tanggal : ……………………………………..
Umur :………………………………………
A. Pertanyaan Tentang 75 Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Dini
Jawablah dan beri tanda centang ( √ ) pada pertanyaan dibawah ini yang ibu anggap
benar .
Keterangan
2.S : Setuju
No
Pertanyaan
SS
TS
STS
1.
2.
3.
5.
Anak yang diberi MP-ASI 68 kurang dari 6 bulan mudah terganggu pencernaannya
6.
7.
No
Nama
Jenis Kelamin
Usia
PB
BB
Ket
HASIL UJI VALIDASI KUESIONER PEMBERIAN MP-ASI DINI
Correlations
PERTANYAAN 1
PERTANYAAN 41 2
PERTANYAAN 3
PERTANYAAN 4
PERTANYAAN 5
PERTANYAAN 6
PERTANYAAN 7
TOTAL
PERTANYAAN 1
Pearson Correlation
.492**
.294
.315
.255
.492**
.294
.614**
Sig. (2-tailed)
.006
.115
.090
.175
.006
.115
20 .000
30
30
30
30
30
30
30
30
PERTANYAAN 2
Pearson Correlation
.492**
.526**
.179
.506**
.441*
.526**
.703**
Sig. (2-tailed)
.006
.003
.344
.004
.015
.003
51 .000
30
30
30
30
30
30
30
30
PERTANYAAN 3
Pearson Correlation
.294
.526**
.170
.712**
.421*
1.000**
.837**
Sig. (2-tailed)
.115
.003
.369
.000
.021
.000
20 .000
30
30
30
30
30
30
30
30
PERTANYAAN 4
Pearson Correlation
.315
.179
.170
.496**
.471**
.170
.539**
Sig. (2-tailed)
.090
.344
.369
.005
.009
.369
52 .002
30
30
30
30
30
30
30
30
PERTANYAAN 5
Pearson Correlation
.255
.506**
.712**
.496**
.384*
.712**
.801**
Sig. (2-tailed)
.175
.004
.000
.005
.036
42 .000
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
PERTANYAAN 6
Pearson Correlation
.492**
.441*
.421*
.471**
.384*
.421*
.719**
Sig. (2-tailed)
.006
.015
.021
.009
.036
.021
53 .000
30
30
30
30
30
30
30
30
PERTANYAAN 7
Pearson Correlation
.294
.526**
1.000**
.170
.712**
.421*
1
.837**
Sig. (2-tailed)
.115
.003
.000
.369
.000
.021
14 .000
30
30
30
30
30
30
30
30
TOTAL
Pearson Correlation
.614**
.703**
.837**
.539**
.801**
.719**
.837**
1
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.002
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
KETERANGAN : item kuesioner dikatakan valid jika r hitung > r tabel . r tabel dapat dilihat
Frequencies
Statistics
UMUR
JENIS KELAMIN
KEJADIAN STUNTING
Valid
30
30
30
30
Missing
31 0
Frequency Table
UMUR IBU
54 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
20-25 TAHUN
12
40.0
40.0
40.0
26-30 TAHUN
11
36.7
36.7
76.7
31-35 TAHUN
13.3
13.3
90.0
36-40 TAHUN
6.7
6.7
96.7
>40 TAHUN
3.3
3.3
100.0
Total
30
100.0
100.0
Frequency
34 Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
PEREMPUAN
30
100.0
100.0
100.0
UMUR BALITA
UMUR
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
6-11 BULAN
12
40.0
40.0
40.0
12-17 BULAN
20.0
20.0
60.0
18-24 BULAN
12
40.0
40.0
100.0
Total
30
21 100.0
100.0
JENIS KELAMIN
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
LAKI-LAKI
12
40.0
40.0
40.0
PEREMPUAN
18
60.0
60.0
100.0
Total
30
100.0
100.0
PEMBERIAN MP ASI DINI
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
TIDAK DIBERIKAN
19
63.3
63.3
63.3
BERIKAN
11
36.7
36.7
100.0
Total
30
100.0
100.0
KEJADIAN STUNTING
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
TIDAK STUNTING
14
46.7
46.7
46.7
STUNTING
16
53.3
53.3
100.0
Total
30
100.0
100.0
Regression
Variables Entered/Removeda
43 Model
Variables Entered
Variables Removed
Method
pemberian pm asib
Enter
Model Summary
Model
R Square
Adjusted R Square
Change Statistics
R Square Change
F Change
df1
df2
Sig. F Change
.573a
.328
.304
.423
.328
13.694
28
.001
ANOVAa
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
Sig.
Regression
2.452
1
2.452
13.694
.001b
Residual
5.014
28
.179
Total
7.467
29
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Sig.
Correlations
Collinearity Statistics
B
Std. Error
Beta
Lower Bound
Upper Bound
Zero-order
Partial
Part
Tolerance
VIF
(Constant)
.722
.232
3.110
.004
.247
1.198
pemberian pm asi
.593
.160
.573
3.700
.001
.265
.922
.573
.573
.573
1.000
1.000
55 Collinearity Diagnosticsa
Model
Dimension
Eigenvalue
Condition Index
Variance Proportions
(Constant)
pemberian pm asi
1.943
1.000
.03
.03
.057
5.843
.97
.97
NPar Tests
DOCUMENTASI
66
66
66
66
66
66
66
Sources
https://idtesis.com/contoh-tesis-deteksi-dini-stunting-tahun-2020
1 INTERNET
2%
https://profil.digitaldesa.id/barembeng-gowakab/infografis
2 INTERNET
1%
https://www.academia.edu/en/8314871/dan_dinyatakan...
3 INTERNET
1%
https://www.researchgate.net/publication/357031168_Faktor_Yang_Mempengaruhi_Kejadian...
4 INTERNET
1%
https://www.curhatbidan.com/bayi/kapan-makanan-pen...
5 INTERNET
1%
https://www.kajianpustaka.com/2019/03/makanan-pendamping-asi-mpasi.html
6 INTERNET
1%
https://id.123dok.com/article/metode-penelitian-a-jenis-dan-metode-penelitian.q0e5m7vy
7 INTERNET
1%
https://www.researchgate.net/publication/341282651_Analisis_Perilaku_Pemberian_ASI...
8 INTERNET
<1%
eprints.poltekkesjogja.ac.id/2334/3/bab 2-dikonversi.pdf
9 INTERNET
<1%
https://www.academia.edu/42684571/STIMULASI...
10 INTERNET
<1%
eprints.poltekkesjogja.ac.id/3119/4/4. Chapter 2.pdf
11 INTERNET
<1%
www.forikes-ejournal.com/index.php/SF/article/view/sf9407
12 INTERNET
<1%
https://www.gramedia.com/literasi/contoh-kata-pengantar-skripsi/
13 INTERNET
<1%
repository.stie-mce.ac.id/1493/8/Lampiran.pdf
14 INTERNET
<1%
bing.com/videos
15 INTERNET
<1%
https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/1361/9/(11...
16 INTERNET
<1%
https://gamefilmdangizi.blogspot.com/2017/01/kategori-dan-ambang-batas-status-gizi.html
17 INTERNET
<1%
https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK/article/view/640
18 INTERNET
<1%
eprints.poltekkesjogja.ac.id/8192/6/BAB II.pdf
19 INTERNET
<1%
https://www.coursehero.com/file/p5p3bru5/Sig-2-tailed-000-174-021-011-642-000-N-30-30...
20 INTERNET
<1%
repository.pkr.ac.id/2034/5/LAMPIRAN.pdf
21 INTERNET
<1%
hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/pmk_no__2_t…
22 INTERNET
<1%
https://www.haibunda.com/.../3-ketentuan-pemberian-mpasi-pada-bayi-usia-9-12-bulan
23 INTERNET
<1%
perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/...
24 INTERNET
<1%
repositori.unsil.ac.id/4705/4/BAB III.pdf
25 INTERNET
<1%
https://kumparan.com/kumparanmom/tips-naik-tekstur...
26 INTERNET
<1%
https://id.jobplanet.com/companies/121783/info/...
27 INTERNET
<1%
https://diskes.baliprov.go.id/cegah-stunting-untuk...
28 INTERNET
<1%
bing.com/images
29 INTERNET
<1%
https://www.kemkes.go.id/article/view/19080300001/...
30 INTERNET
<1%
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MJNF/article/download/8034/5228
31 INTERNET
<1%
https://bahanskripsimu.blogspot.com/2010/05/makanan-pendamping-asi-mp-asi.html
32 INTERNET
<1%
https://www.kanalmu.com/2022/09/contoh-surat-lamaran-pekerjaan.html
33 INTERNET
<1%
https://www.coursehero.com/file/p79aec1/Frequency-Percent-Valid-Percent-Cumulative...
34 INTERNET
<1%
https://www.krjogja.com/berita-lokal/read/316533/...
35 INTERNET
<1%
https://www.kemkes.go.id/article/print/18052800006/...
36 INTERNET
<1%
https://www.coursehero.com/file/p1qh2h4l6/...
37 INTERNET
<1%
https://upeks.co.id/2019/04/mahasiswa-stik-famika...
38 INTERNET
<1%
https://www.studocu.com/id/document/universitas...
39 INTERNET
<1%
repositori.uin-alauddin.ac.id/19152/1/Nur Alda Fadillah-FKIK.pdf
40 INTERNET
<1%
https://adoc.pub/daftar-pertanyaan-penelitian-kuesioner.html
41 INTERNET
<1%
https://kc.umn.ac.id/20466/8/LAMPIRAN.pdf
42 INTERNET
<1%
https://www.academia.edu/9329230/Variables_Entered...
43 INTERNET
<1%
repositori.uin-alauddin.ac.id/19518/1/ANDRYANA...
44 INTERNET
<1%
eprints.undip.ac.id/62297/2/2._BAB_I.pdf
45 INTERNET
<1%
repository.lppm.unila.ac.id/9767/1/Stunting Sutarto 2018.pdf
46 INTERNET
<1%
https://www.jogloabang.com/kesehatan/permenkes-2...
47 INTERNET
<1%
https://www.haibunda.com/parenting/20210826161829...
48 INTERNET
<1%
https://www.donna.id/berapa-kali-memberi-makan-pada-bayi-usia-6-bulan
49 INTERNET
<1%
eprints.stainkudus.ac.id/907/7/7. BAB IV.pdf
50 INTERNET
<1%
https://www.coursehero.com/file/p3kpk2e/2-tailed-220-081-206-000-002-030-268-000-024...
51 INTERNET
<1%
https://dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/...
52 INTERNET
<1%
https://www.coursehero.com/file/p5p3bru5/Sig-2...
53 INTERNET
<1%
https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/124266-S...
54 INTERNET
<1%
digilib.uinsby.ac.id/10746/7/Bab4.pdf
55 INTERNET
<1%
repository.umi.ac.id/251/1/KARAKTERISTIK STUNTING...
56 INTERNET
<1%
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/221433...
57 INTERNET
<1%
eprints.poltekkesjogja.ac.id/2303/5/BAB IV.pdf
58 INTERNET
<1%
https://rumuspintar.com/regresi
59 INTERNET
<1%
https://123dok.com/article/etika-penelitian-meode-penelitian-gambaran-tingkat...
60 INTERNET
<1%
eprints.unisnu.ac.id/id/eprint/2740/5/131120000022_BAB IV.pdf
61 INTERNET
<1%
https://www.coursehero.com/file/p5734duj/950-Confidence-Interval-for-B-Correlations...
62 INTERNET
<1%
https://123dok.com/article/pembahasan-hasil...
63 INTERNET
<1%
https://text-id.123dok.com/document/wq2vo8ry1...
64 INTERNET
<1%
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1220025083-3-BAB II_dharmadi.pdf
65 INTERNET
<1%
https://www.mooimom.id/mamapedia/perkembangan-bayi-6-bulan
66 INTERNET
<1%
https://adoc.pub/lembar-persetujuan-responden-saya-telah-mendapat-penjelasan-.html
67 INTERNET
<1%
https://www.alodokter.com/kelahiran-prematur
68 INTERNET
<1%
perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/P17110183084/bab_2.pdf
69 INTERNET
<1%
download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article...
70 INTERNET
<1%
https://www.haibunda.com/parenting/20210317110038...
71 INTERNET
<1%
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/17410-Full_Text.pdf
72 INTERNET
<1%
https://www.researchgate.net/publication/307531689...
73 INTERNET
<1%
scholar.unand.ac.id/30029/3/BAB VI penutup.pdf
74 INTERNET
<1%
jurnal.aiska-university.ac.id/index.php/gemassika/article/view/212
75 INTERNET
<1%
EXCLUDE QUOTES ON
EXCLUDE BIBLIOGRAPHY ON