Originality Assessment
49%
Overall Similarity
v 8.0.7 - WML 4
FILE - SKRIPSI RINO.DOCX
SKRIPSI
OLEH:
NIM : 120251816
TAHUN 2022
SKRIPSI
OLEH:
NIM : 120251826
TAHUN 2022
SURAT PERNYATAAN
Saya bersumpah bahwa Skripsi penelitian ini adalah hasil karya sendiri dan belum pernah
dibuat dan dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang
Yang menyatakan,
RINO AMEL NANARIAIN
NIM : 120251816
HALAMAN PERSETUJIAN
SKRIPSI
NIM : 120251816
Dinyatakan telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diajukan dalam seminar Proposal.
Disetujui oleh:
PEMBIMBING I
PEMBIMBING II
NIDN: 19909926628
Ns. Wiwiek Hidayati Jaya, S.Kep., M.Kes
NIDN : 0915129001
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
BAJI
NIM : 120251816
Tim Pembimbing :
Tim Penguji :
Mengetahui
KETUA PRODI S1
Dr. Ns. YUDIT PATIKU ,S.Si.,S.Kep.,M.Kes
NIDN: 0916096903
N NIDN: 9909913589
MOTTO
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat TUHAN yang Maha Esa Yesus Kristus sang
Juruselamat yang oleh karena cinta dan kasih sayang Nya, melalui tuntunan Kuasa Roh
Kudus yang memberi hikmat, pengertian, dan pengetahuan serta kemampuan, bagi
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik, dan dengan penuh
suka cita dan damai sejatrah penulis dapat melewati setiap proses dalam penyusunan
Skripsi ini.
Skripsi dengan judul “Hubungan Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasien Terhadap
Prosedur Pemasangan Infus Pada Pasien Di Ruangan IGD RSUD LABUANG BAJI
MAKASSAR Tahun 2022”dibuat untuk memenuhi syarat dalam melakukan penelitian guna
menyelesaikan studi pada program studi S-1 Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu
kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terima kasih tak terhingga buat keluarga dan kedua orang tuatercinta
yaitu Bapa Pdt Risjens Lourens Nanariain S.Si dan MamaNon Diane Maskikit keluarga
mencukupi segala kebutuhan material, dan selalu memberikan kasih sayang, serta Doa
yang tulus dari kalian, IbuNs. Wiwiek Hidayati Jaya, S.Kep., M.Kes.sebagai Pembimbing
Akademik (PA) Saya Sejak dari semester I-VIII dan juga selaku pembimbing tugas akhir
saya yang telah memberikan support serta sumbang pikiran pada Skripso ini. Ucapan
2. Ibu Dr.Ns. Yudit Patiku, S.Si, S.Kep., M.Kes selaku Ketua STIK FAMIKA Makassar
3. Bapak Ns.Ambo Anto S.Kep., M.Mkepselaku Ketua Program Studi S-1 Keperawatan
waktu, tenaga dan sumbangan fikiran dalam memberikan arahan kepada penulis.
5. IbuNs. Fani Fionita, S.Kep.selaku penguji I dan Bapak Ns. Faisal S.Kep., M.Kes.,
ini.
6. Seluruh dosen dan staf di lingkungan STIK Famika Makassar yang telah membantu
7. Kaka Jek Dan kaka Moses Beserta keluarga dan Semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, atas bantuan moral maupun material dalam penulisan skripsi ini.
8. Rekan seangkatan 2018 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. 69 Terimakasih
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. 31 Oleh karena itu, dengan lapang dada penulis menerima kritikan dan
saran yang konstruktif demi sempurnanya skripsi ini.Akhirnya penulis mengucapkan terima
kebaikan dan bantuan yang diberikan semoga mendapat balasan yang setimpal dari
Penulis
NIM:120251816
DAFTAR ISI
SKRIPSI i
SURAT PERNYATAAN ii
HALAMAN PERSETUJIAN iv
HALAMAN PENGESAHAN v
MOTTO v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR LAMPIRAN 1
ABSTRAK 2
BAB I 3
PENDAHULUAN 3
A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah 9
C. Tujuan Penelitian 9
D. Manfaat Penelitian 9
BAB II 11
TINJAUAN TEORITIS 11
BAB III 53
A. Kerangka Konsep 53
B. Variabel Penelitian 54
C. Hipotesis Penelitian 55
BAB IV 56
METODE PENELITIAN 56
A. Desain Penelitian 56
D. Etika Penelitian 61
BAB V 63
A. Hasil Penelitian 63
B. Pembahasan 70
BAB VI 74
PENUTUP 74
A. Kesimpulan 74
B. SARAN 75
DAFTAR PUSTAKA 76
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 :
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden Diruang IGD 9 RSUD Labuang Baji
Tabel 5.2 :
Tabel 5.3 :
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Diruang IGD RSUD Labuang Baji Makassar,
Tabel 5.4 :
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Caring Perawat Diruang 9 IGD RSUD Labuang Baji
Tabel 5.5 :
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kepuasan Dalam Pemasangan Infus Diruang IGD RSUD
Tabel 5.6 :
DAFTAR LAMPIRAN
JULI, 2022
ABSTRAK
BAJI MAKASSAR
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 75 hubungan caring perawat dengan
kepuasan pasien terhadap prosedur pemasangan infus di ruangan IGD RSUD Labuang
BajiMakassar.
Desai penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode analitik melalui pendekatan Cross
Sectional Study. Sampel 9 dalam penelitian ini adalah adalah semua pasien yang
tercatat diruangan IGD RSUD Labuang Baji Makassar. 43 Penelitian penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 10 Juni - 10 Juli 2022 di Ruangan IGD Labuang Baji Makassar
dengan jumlah sampel 30 responden. Uji yang digunakan adalah uji Chi Square dengan
Fisher Exact.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 30 responden ada 14 (46,7%) responden yang
memiliki perilaku caring perawat baik dan kepuasan adalah puas dalam pemasangan
infus, kemudian ada 6 (20,0%) responden yang memiliki caring perawat baik tetapi
kepuasan tidak puas dalam pemasangan infus, serta 7 (23,0%) responden yang memiliki
caring perawat kurang dan kepuasan puas dalam pemasangan infus, dan 3 (10,0%)
responden yang memiliki caring perawat kurang dan kepuasan tidak puas
Berdasarkan hasil uji statistic pada table 2 x 2 menggunakan uji chi square dengan
turunan Fisher Exact dengan tariff signifikan 0.05 Berdasarkan hasil uji statistiknya
didapatkan p-value = 1.000 atau p-value < 0,05.Dengan demikian dapat dikatakan Ho
diterima Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan caring 9 perawat dengan kepuasan
pasien terhadap prosedur pemasangan infus di ruangan IGD RSUD Labuang Baji
Makassar.
Penelitian ini disarankan kepada petugas kesehatan rumah sakit agar menyampaikan
menjalani perawatan, dan peneliti sarankan kepada perawat rumah sakit untuk
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pendapat pasien tentang perawatan diterima perawat selama rawat inap, untuk penelitian.
Kepuasan pasien dengan asuhan keperawatan memiliki komponen: harapan, fisik rumah
sakit. Pada pasien yang merasa tidak puas terhadap layanan kesehatan yang diterima,
maka pasien memutuskan akan pindah ke rumah sakit lain yang dapat memberikan
pelayanan yang lebih baik (Sitzman et al., 2019). Menilai kepuasan pasien dengan asuhan
keperawatan yang tepat untuk pasien. Faktorfaktor penentu berkontribusi paling besar
terhadap kepuasan pasien dapat membantu perawat dalam meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan. Oleh karena itu, kepuasan pasien dengan perawatan adalah faktor penentu
kualitas perawatan khususnya dalam pengaturan fasilitas klinis / kesehatan. (Risza Apriani
45 Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit terjadi karena adanya perjanjian antara Pasien
dan Rumah Sakit tentang pelayanan kesehatan. Selain itu pelayanan kesehatan yang
yang berlaku. Baik perjanjian yang telah dibuat maupun perundangan yang berlaku wajib
ditaati oleh kedua belah pihak. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam perjanjian
dan peraturan perundang-undangan yaitu hak serta kewajiban parapihak. Pasien dan
Rumah Sakit memiliki hak serta kewajibannya masing-masing sebagaimana diatur dalam
perjanjian yang telah dibuat serta peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang
Peran perawat pelaksana dalam tindakan pemasangan infus juga akan menentukan
kepuasan pasien. 27 Pasien baru akan merasa puas apabila kinerja layanan kesehatan
yang diperolehnya sama atau melebihi harapannya dan sebaliknya, ketidakpuasan atau
perasaan kecewa pasien akan muncul apabila kinerja layanan kesehatan yang
13 Pemberian pelayanan keperawatan yang didasari oleh perilaku caring perawat mampu
dengan pengetahuan biofisikal dan pengetahuan mengenai perilaku manusia akan dapat
Perilaku caring yang dilakukan dengan efektif dapat mendorong kesehatan dan
Menurut Ditzel (2016), prosedur invasif meliputi pemasangan atau pelepasan central
venous dan arterial chateter, pemasangan NGT, kateter urin, intubasi, ekstubasi, pungsi
lumbal, sirkumsisi, dan prosedur lain yang dapat menyebabkan sakit dan stres pada bayi
maupun anak. Prosedur invasif lain yaitu seperti pemasangan infus, pemberian obat
melalui injeksi maupun selang infus dan pengambilan sampel darah (Dwi Wahyuni 2020)
Selama pemasangan infus, 20-80% anak mengalami komplikasi dari pemasangan infus
dan 11-58% anak mempunyai risiko cedera ekstravasasi. Ekstravasasi telah menyebabkan
hilangnya 0,24% lapisan epidermis kulit pada anak. Perawat hendaknya menghindari vena
yang kecil, rapuh dan 52 tidak pada daerah pergelangan atau punggung tangan,
menghindari sebelah sendi, tendon, saraf dan area dekat siku serta menghindari
penusukan kanul berulang pada tempat yang sama (Sri Muliasni Isar 2019)
keperawatan dengan penerima asuhan akan menjadi kekuatan perantara yang penting.
(Paul Morrison dan Philip Burnard 2009). 20 Caring adalah suatu tindakan yang didasari
pada keprihatinan terhadap masalah orang lain atau kebutuhan orang lain dan memiliki
niat dan usaha untuk membantunya (Tri Yuli Susanti & Rista Apriana, 2017)
Persepsi perilaku caring adalah manifestasi 6 dari perhatian kepada orang lain, berpusat
pada orang, menghormati harga diri dan kemanusiaan, komitmen untuk mencegah
terjadinya status yang memburuk, memberi perhatian dan konsen, dan menghormati orang
lain. 14 Seorang perawat harus mampu memahami setiap respon yang berbeda dari
pasien terhadap penderitaan yang dialaminya dan memberikan pelayanan kesehatan yang
tepat dalam setiap respon yang berbeda baik yang sedang maupun akan terjadi. Selain itu,
perilaku persepsi caring hanya dapat ditunjukkan dalam hubungan interpersonal yaitu
hubungan yang terjadi antara perawat dengan pasien, dimana perawat menunjukkan
pasien dan energi positif yang diberikan pada pasien. Perilaku persepsi caringmeliputi
pengetahuan. Dalam praktiknya, perawat ditantang untuk tidak ragu dalam menggunakan
yang memiliki kualitas pelayanan caring yang buruk terdapat pada Negara Irlandia 11%,
keperawatan selalu meliputi empat konsep yaitu merawat adalah apa yang perawat
lakukan, manusia adalah sasaran dari apa yang perawat lakukan, kesehatan adalah
Di Indonesia sendiri caring menjadi salah satu penilaian bagi para pengguna pelayanan
kesehatan. Berdasarkan hasil survei kepuasan klien pada beberapa Rumah Sakit di
Jakarta menunjukan bahwa 14% klien tidak puas terhadap pelayanan kesehatan yang
diberikan, disebabkan oleh perilaku caring kurang baik (Kemenkes RI, dalam Cecep
14 Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdediksi bagi
orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan
cinta atau menyayangi. 13 Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang
32 Caring juga merupakan sikap peduli, menghormati dan menghargai orang lain, artinya
seseorang berfikir dan bertindak. 38 Memberikan asuhan (Caring) secara sederhana tidak
hanya sebuah perasaan emosional atau tingkah laku sederhana, karena caring tercermin
pada mutu pelayanan keperawatan dan mutu pelayanan dapat memunculkan persepsi
apakah pelayanan di rumah sakit tersebut baik atau tidak (FAIZ FAHMI, 2010).
Hasil pengambilan data awal di ruang ICU 25 RSUD Labuang Baji Makassar menunjukan
bahwa jumlah perawat di ruang ICU berjumlah 29 orang, dengan perbandingan jumlah
Berdasarkan uraian di atas calon peneliti berkeinginan untuk meneliti dengan judul
BAJI MAKASSAR
”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka dirumuskan pertanyaan peneliti
76 C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Ruang IGD.
2. Tujuan Khusus
D. 56 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam ilmu keperawanan sebagai teori
keperawatan tentang caring perawat.
2. Manfaat Praktis
Hasilpenelitian ini dapat menjadi pengalaman yang berharga bagi peneliti khususnya
Diharapkan mampu mengetahui dan meningkatkan rasa kepedulian terhadap orang lain
Dapat digunakan sebagai acuan serta masukan bagi rumah sakit untuk meningkatkan dan
Penelitian ini dapat memberikan informasi dalam ilmu bidang keperawatan dengan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Definisi Caring
13 Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi
orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada
orang lain dengan perasaan cinta atau menyangi yang merupakan kehendak 3
Caring dianggap oleh banyak perawat sebagai aspek penting dalam keperawatan, care
merupakan inti sari keperawatan dan karakteristik yang dominan, khusus, serta tidak
terpisahkan dalam keperawatan dan tidak akan ada cure tanpa caring, tetapi dapat ada
caring tanpa curing. Human caring 48 merupakan sebuah fenomena yang universal,
memiliki ekspresi, proses, dan pola yang berbeda antar-budaya Leininger (dalam Kozier,
(kebaikan, kepedulian, cinta terhadap diri sendiri dan orang lain ) (Watson 2010).
18 Caring adalah sentral praktik keperawatan, yang merupakan suatu cara pendekatan
yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meingkatkan kepeduliannya terhadap
pasien. Hal ini adalah esensi dari keperawatan yang berarti juga pertanggungjawaban
memahami tentang kebiasaan manusia dan respon manusia terhadap masalah kesehatan
yang sudah ada atau bepotensi akan timbul (Watson, 1979). Caring didefenisikan sebagai
suatu cara pemeliharaan yang berhubungan dengan menghargai orang lain, disertai
3 Selain itu caring mempengaruhi cara berpikir seseorang, perasaan dan perbuatan
seseorang.orang lain disertai perasaan memiliki dan tanggung jawab (Swanson dalam
Waston, 2005).
Caring juga mempelajari berbagai macam philosofi dan etis perspektif. Caring adalah
sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara pendekatan yang
dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien
Caring dalam keperawatan 13 merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik
keperawatan. 3 Ada beberapa definisi caring yang diungkapkan para ahli keperawatan:
Watson (1979) yang terkenal dengan Theory of Human Caring, mempertegas bahwa
caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan
kemanusiaan, inti dari praktik keperawatan yang bersifat etik dan filosofikal. Caring bukan
semata-mata perilaku. Caring adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi tindakan.
Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan
memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien (Carruth et
al., 1999).
Griffin (1983) membagi konsep caring ke dalam dua domain utama. 12 Salah satu konsep
caring ini berkenaan dengan sikap dan emosi perawat, sementara konsep caring yang lain
yang spesifik dalam sebuah cara dengan menyampaikan ekspresi emosi-emosi tertentu
kepada resepien. Aktivitas tersebut menurut Griffin meliputi membantu, menolong, dan
melayani orang yang mempunyai kebutuhan khusus. Proses ini dipengaruhi oleh
Hall (1969) mengemukakan perpaduan tiga aspek dalam teorinya. Sebagai seorang
perawat, kemampuan care, core, dan cure harus dipadukan secara seimbang sehingga
menghasilkan asuhan keperawatan yang optimal untuk klien. Care merupakan komponen
penting yang berasal dari naluri seorang ibu. Core merupakan dasar dari ilmu sosial yang
terdiri dari kemampuan terapeutik, dan kemampuan bekerja sama dengan tenaga
kesehatan lain. Sedangkan cure merupakan dasar dari ilmu patologi dan terapeutik. Dalam
memberikan asuhan keperawatan secara total kepada klien, maka ketiga unsur ini harus
Berdasarakan beberapa pendapat para ahli diatas maka, dapat disimpulkan bahwa caring
itu adalah suatu perilaku ataupun sikap dan kepedulian perawat terhadap pasien dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan cara merawat pasien dengan sentuhan hati,
komunikasi terapeutik, kepekaan, dukungan yang disertai 12 intervensi fisik oleh perawat.
2. Dimensi Caring
Menurut Swanson (1991) ada lima asumsi yang dikenal dengan Middle Theory of Caring
a. Knowing (mengetahui)
3 Knowing adalah berjuang untuk memahami peristiwa seperti yang dimiliki makna dalam
kehidupan yang lain. 12 Mengetahui melibatkan untuk menghindari asumsi tentang makna
dari suatu peristiwa dengan merawat, yang berpusat pada kebutuhan lain, melakukan
seseorang dengan cara mnghindari asumsi terhadap pasien, mencari petunjuk untuk lebih
3 Being with adalah secara emosional hadir untuk yang lain dengan menyampaikan
tidak membebani orang dirawat. Mengandung makna perawat hadir secara emostional
Doing for adalah melakukan untuk yang lain apa yang dia akan lakukan untuk diri sendiri
jika hal itu mungkin. 12 Melakukan untuk yang lain bearti memberikan perawatan yang
nyaman, protektif, dan antisipatif, serta menjalankan tugasnya terampil dan kompeten
sambil menjaga marabat orang tersebut. Perawat sebisa mungkin melakukan tindakan
terhadap orang lain seperti melakukannya terhadap diri sendiri sehingga perawat dapat
d. Enabling (kemampuan)
3 Enabling adalah memfasilitasi bagian yang lain melalui transisi kehidupan dan
peristtiwa asing dengan memberi informasi, menjelaskan, mendukung, dengan fokus pada
masalah yang relevan, berfikir melalui masalah, dan menghasilkan 12 alternatif, sehingga
3 Maintaining belief adalah mempertahankan iman dalam kapasitas orang lain, untuk
mendapatkan melalui suatu peristiwa atau transisi dan menghadapi masa depan dengan
bermakna. Tujuannya adalah untk memungkinkan yang lain sehingga dalam batas-batas
harapan.
3. Sikap Caring
Sikap caring diberikan melalui kejujuran, kepercayaan, dan niat baik. 29 Bersikap caring
untuk klien dan bekerja sama dengan klien dari berbagai lingkungan merupakan esensi
yang lemah lembut, sentuhan, harapan, comforting dengan pasien, dan dengan
22 Spirit caring seyogyanya harus tumbuh dari dalam diri perawat dan berasal dari hati
perawat yang terdalam. Spirit caring bukan hanya memperlihatkan apa yang dikerjakan
perawat yang bersifat tindakan fisik, tetapi juga mencerminkan siapa dia. Oleh karenanya,
setiap perawat dapat memperlihatkan cara yang berbeda ketika memberikan asuhan
kepada klien.
Sikap caring harus tercermin sepuluh faktor karatif yang berasal dari nilai-nilai humanistik.
Perawat menumbuhkan rasa puas karena mampu memberikan sesuatu kepada klien. 6
pada klien. Dalam keperawatan, humanisme merupakan suatu sikap dan pendekatan yang
sebagai nomor tempat tidur atau sebagai seorang berpenyakit tertentu. 49 Perawat yang
asuhan keperawatan yang holistik. Di samping itu, perawat meningkatkan perilaku klien
Perawat belajar menghargai kesensitifan dan perasaan klien, sehingga ia sendiri dapat
menjadi lebih sensitif, murni, dan bersikap wajar pada orang lain
Perawat memberikan informasi dengan jujur, dan memperlihatkan sikap empati yaitu turut
merasakan apa yang dialami klien. Sehingga karakter yang diperlukan dalam faktor ini
e) Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif klien Perawat
Perawat menggunakan metoda proses keperawatan sebagai pola pikir dan pendekatan
personal klien
Perawat perlu mengenali pengaruh lingkungan internal dan eksternal klien terhadap
kebutuhan komprehensif diri dan klien. Pemenuhan kebutuhan paling dasar perlu dicapai
j) Mengijinkan terjadinya tekanan yang bersifat fenomologis agar pertumbuhan diri dan
kematangan jiwa klien dapat dicapai. Kadan-kadang seseorang klien perlu dihadapkan
pada pengalaman/ pemikiran yang bersifat profokatif. Tujuannya adalah agar dapat
meningkatkan pemahaman lebih mendalam tentang diri sendiri.
4. Manfaat Caring
Perawat yang dapat bersikap caring memberikan manfaat bagi pasien, pasien merasa
aspek penting dalam caring. Membuat klien senyaman mungkin telah menjadi tindakan
keperawatan yang sering dilakukan sejak era florence Nightningale. Perawat selalu
dukungan, dorongan semangat, harapan dan bantuan bagi klien ( Morse dalam Kozier
kondisi tersebut perawat bervariasi, perawat perlu bersikap kreatif dan inovatif untuk
Caring merupakan aplikasi dari proses keperawatan sebagai bentuk kinerja 13 yang
ditampilkan oleh seorang perawat. Gibson, dkk (1993) 46 mengemukakan 3 faktor yang
berpengaruh terhadap kinerja perawat meliputi faktor individu, psikologis dan organisasi.
a) Faktor individu
Faktor 6 individu dikelompokkan pada sub variabel kemampuan dan keterampilan, latar
belakang, dan demografi. Sub variabel kemampuan dan keterampilan merupakan faktor
utama yang mempengaruhi perilaku perawat. Sub variabel demografi mempunyai efek
tidak langsung pada perilaku dan kinerja perawat. Karakteristik demografi meliputi usia,
jenis kelamin, latar belakang pendidikan masa kerja, status perkawinan, dan status
b) Psikologis
Psikologis merupakan hal yang kompleks dan sulit diukur. Variabel ini terdiri dari sub
variabel sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Faktor ini banyak dipengaruhi oleh
keluarga, tingkat sosial, pengalaman, dan karakteristik demokrafis (Gibson, dkk : 1993).
Locus of control merupakan faktor psikologis yang termasuk ke sub variabel dalam
kepribadian.
c) Organisasi
Organisasi adalah suatu sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungannya. Variabel
Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah puas merasa senang perihal (hal
yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan dan sebagainya). 2 Kepuasan dapat diartikan
mengkonsumsi suatu produk atau jasa untuk mendapatkan pelayanan suatu jasa. Menurut
Oliver & Supranto, (didalam Feby Sulastri & Juliani Supriatin) mendefinisikan kepuasan
sebagai tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang
antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja dibawah harapan, maka
pelanggan akan sangat kecewa. Bila kinerja sesuai harapan, maka pelanggan akan sangat
puas. Sedangkan bila kinerja melebihi harapan pelanggan akan sangat puas harapan
pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman masa lampau, komentar dari kerabatnya serta
janji dan informasi dari berbagai media. Pelanggan yang puas akan setia lebih lama,
kurang sensitive terhadap harga dan memberi komentar yang baik tentang perusahaan
tersebut.
Menurut Kotler 1988 (didalam Feby Sulastri & Juliani Supriatin)kepuasan 11 adalah tingkat
kesimpulan dari interaksi antara harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa atau
bukanlah hal yang mudah, Mudie dan Cottom menyatakan bahwa kepuasan pelanggan
total tidak mungkin tercapai, sekalipun hanya untuk sementara waktu (Tjiptono, 1997,
2 Memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dalam hal ini pasien adalah hal
penting yang mempengaruhi kepuasan pasien. Pasien yang puas merupakan aset yang
sangat berharga karena apabila pasien puas mereka akan terus melakukan pemakaian
terhadap jasa pilihannya, tetapi jika pasien merasa tidak puas mereka akan
memberitahukan dua kali lebih hebat kepada orang lain tentang pengalaman buruknya.
Untuk menciptakan kepuasan pasien suatu perusahaan atau rumah sakit harus
menciptakan dan mengelola suatu system untuk memperoleh pasien yang lebih banyak
dan kemampuan untuk mempertahankan pasiennya. Namun upaya untuk perbaikan atau
kesempurnaan kepuasan dapat dilakukan dengan berbagai strategi oleh perusahaan untuk
Junaidi 2002 (didalam Feby Sulastri & Juliani Supriatin) berpendapat bahwa kepuasan
pelanggan atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan konsumen atas poduk
tersebut. Jika kinerja produk lebih tinggi dari harapan konsumen maka konsumen akan
mengalami kepuasan. Hal yang hampir serupa dikemukakan oleh Indarjati (2001, didalam
Feby Sulastri & Juliani Supriatin) yang menyebutkan adanya tiga macam kondisi
kepuasan yang bisa dirasakan oleh konsumen berkaitan dengan perbandingan antara
harapan dan kenyataan, yaitu jika harapan atau kebutuhan sama dengan layanan yang
diberikan maka konsumen akan merasa puas. Jika layanan yang diberikan pada
konsumen kurang atau tidak sesuai dengan kebutuhan atau harapan konsumen maka
harapan yang dimiliki oleh konsumen dengan kenyataan yang diterima oleh konsumen
dengan kenyataan yang diterima oleh konsumen dengan kenyataan yang diterima oleh
Sedangkan Aditama (2002, didalam Feby Sulastri & Juliani Supriatin) berpendapat bahwa
pasien adalah mereka yang di obati dirumah sakit. Serdasarkan uraian dari beberapa ahli
tersebut 2 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan pasien adalah perasaan
senang, puas individu karena terpenuhinya harapan atau keinginan dalam menerima jasa
pelayanan kesehatan.
Pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk atau
jasa yang digunakan berkualitas. Persepsi konsumen terhadap kualitas poduk atau jasa
dipengaruhi oleh dua hal yaitu kenyataan kualitas poduk atau jasa yang sesungguhnya
2. Kualitas Pelayanan
Memegang peranan penting dalam industri jasa. Pelanggan dalam hal ini pasien akan
merasa puas jika mereka memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang
diharapkan.
4 3. Faktor emosional
Pasien yang merasa bangga dan yakin bahwa orang lain kagum terhadap konsumen bila
dalam hal ini pasien memilih rumah sakit yang sudah mempunyai pandangan “rumah sakit
4. 5 Harga
Harga merupakan aspek penting, namun yang terpenting dalam penentuan kualitas guna
mencapai kepuasan pasien. Meskipun demikian elemen ini mempengaruhi pasien dari
segi biaya yang dikeluarkan, biasanya semakin mahal harga perawatan maka pasien
mempunyai harapan yang lebih besar. Sedangkan rumah sakit yang berkualitas sama
tetapi berharga murah, memberi nilai yang lebih tinggi pada pasien.
5. Biaya
Mendapatkan produk atau jasa, pasien yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan
atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan jasa pelayanan, cenderung puas
terhadap jasa pelayanan tersebut.
Tjiptono (1997, didalam Feby Sulastri & Juliani Supriatin) 16 kepuasan pasien ditentukan
1) Kinerja (performance),
Berpendapat pasien terhadap karakteristik operasi dari pelayanan inti yang telah diterima
sangat 5 berpengaruh pada kepuasan yang dirasakan. Wujud dari kinerja ini misalnya :
kemudahan dalam memenuhi kebutuhan pasien dan kenyamanan yang diberikan yaitu
2) Keandalan (reliability)
dengan harapan atas pelayanan yang diberikan. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan
yang dimiliki oleh perawat didalam memberikan jasa keperawatannya yaitu dengan
dirumah sakit.
pengobatan.
4) Daya tahan (durability), berkaitan dengan beberapa lama produk tersebut digunakan.
Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis dalam penggunaan peralatan
5) Service ability
yang diberikan oleh perawat dengan memberikan penanganan yang cepat dan kompetensi
6) Estetika
Merupakan daya tarik rumah sakit yang dapat ditangkap oleh panca indera. Misalnya :
keramahan perawat, peralatan rumah sakit yang lengkap dan modern, desain arsitektur
rumah sakit, dekorasi kamar, kenyamanan ruang tunggu, taman yang indah dan sejuk, dan
sebagainya.
Citra dan reputasi rumah sakit serta tanggung jawab rumah sakit. Bagaimana kesan yang
diterima pasien terhadap rumah sakit tersebut terhadap prestasi dan keunggulan rumah
sakit daripada rumah sakit lainnya dan tangggung jawab rumah sakit selama proses
penyembuhan baik dari pasien masuk sampai pasien keluar rumah sakit dalam keadaan
sehat.
Aspek pengalaman pasien dapat diartikan sebagai suatu perlakuan atau tindakan dari
perawat yang sedang atau pernah dijalani, dirasakan dan ditanggung oleh seseorang
10 Menurut Zeitham dan Berry (Tjiptono; 2002), aspek-aspek kepuasan pasien meliputi:
a. Keistimewaan, yaitu dimana pasien merasa diperlakukan secara istimewa oleh perawat
sama pada setiap kesempatan dengan kata lain pelayanan yang diberikan selalu
konsisten.
Selain itu menurut Krowinski (dalam Suryawati; 2004), terdapat dua aspek kepuasan
pasien yaitu:
a. Kepuasan yang mengacu hanya pada penerapan standar dan kode etik pofesi.
Meliputi: hubungan perawat dengan pasien, kenyamanan pelayanan, kebebasan
keamanan tindakan.
Kemudian menurut Hinshaw dan Atwood (dalam Hajinezhad; 2007), aspek kepuasan
pasien yaitu:
b. Kepercayaan
c. Pendidikan pasien
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek yang digunakan untuk
Kepuasan pelanggan adalah indikator pertama dari standar suatu rumah sakit dan
merupakan suatu ukuran mutu pelayanan. Kepuasan pelanggan 28 yang rendah akan
sakit, sedangkan sikap karyawan terhadap pelanggan juga akan berdampak terhadap
kepuasan pelanggan dimana kebutuhan pelanggan dari waktu ke waktu akan meningkat,
begitu pula tuntutannya akan mutu pelayanan yang diberikan. Kepuasan pelanggan,
pelanggan atau keluarga, kritik dalam kolom surat pembaca, pengaduan mal praktek,
Bentuk kongkret untuk mengukur kepuasan pelanggan rumah sakit, dalam seminar survai
kepuasan pelanggan di RS, Junadi (2007,dalam Feby Sulastri & Juliani Supriatin),
mengemukakan ada empat aspek yang dapat diukur yaitu: Kenyamanan, Hubungan
pelanggan dengan petugas, kompetensi petugas dan biaya. Kenyaman, aspek ini
dijabarkan dalam pertanyaan tentang lokasi rumah sakit, kebersihan, kenyamanan
ruangan, makanan dan minuman, peralatan ruangan, tata letak, penerangan, kebersihan
WC, pembuangan sampah, kesegaran ruangan dll. Hubungan pelanggan dengan petugas
informasi yang diberikan, sejauh mana tingkat komunikasi, responsi, support, seberapa
tanggap dokter/perawat di ruangan IGD, rawat jalan, rawat inap, farmasi, kemudahan
Menurut “Kotler dan Nursalam, 2011, dalam Feby Sulastri & Juliani Supriatin” 8 ada
Seperti kotak saran di lokasi-lokasi strategis, kartu pos berprangko, saluran telepon bebas
c) Ghost Shopping
Salah satu bentuk observasi yang memakai jasa orang yang menyamar sebagai
pelanggan atau pesaing untuk mengamati aspek-aspek pelayanan dan kualitas produk.
Yaitu menghubungi atau mewawacarai pelanggan yang telah beralih dalam rangka
Dalam konsep quality assurance (QA), kepuasan pelanggan dipandang sebagai unsur
penentu penilaian baik buruknya sebuah rumah sakit. Unsur penentu lainnya dari empat
komponen yang mempengaruhi kepuasan adalah: aspek klinis, efisiensi dan efektivitas
menunjuk pada pelayanan yang murah, tepat guna, tidak ada diagnosa dan terapi yang
hal-hal yang dapat membahayakan keselamatan pelanggan, seperti jatuh, kebakaran, dll.
kecepatan pelayanan.
Jaminan mutu pelayanan di Rumah Sakit (RS) merupakan salah satu faktor penting dan
pasalnya dampak dari QA menentukan hidup matinya sebuah rumah sakit. Bagi Rumah
Sakit, adanya QA yang baik tentu saja membuat RS mampu untuk bersaing dan tetap exist
di masyarakat. Bagi pelanggan, QA dapat dijadikan sebagai faktor untuk memilih RS yang
bermutu dan baik. Bagi praktisi medis, selain terikat dengan standar profesinya, dengan
adanya QA para praktisi medis dituntut untuk semakin teliti, telaten, dan hati2 dalam
menjaga mutu pelayanannya. Dan bagi pemerintah sendiri, adanya QA dapat menjadikan
standar dalam memutuskan salah benarnya suatu kasus yang terjadi di Rumah sakit
Manfaat pengukuran kepuasan pasien menurut Soeparmanto dan Astuti (2006, dalam
pelayanan
c) Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan upaya yang perlu
dilakukan.
bersangkutan.
Kualitas pelayanan menjadi suatu keharusan yang harus dilakukan perusahaan supaya
mampu bertahan dan tetap mendapat kepercayaan pelanggan. 17 Pola konsumsi dan
jauh perbedaan antara harapan dan kenyataan para pelanggan atas layanan yang mereka
terima. Service quality dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi pelanggan
atas layanan yang benar-benar mereka terima dengan layanan sesungguhnya yang
tentang inti pelayanan, yaitu sipemberi pelyanan itu sendiri atau keseluruhan organisasi
pelayanan prima, mereka bukan lagi sekedar membutuhkan produk yang bermutu tetapi
Menurut Griffith (1987, dalam Feby Sulastri & Juliani Supriatin) ada beberapa aspek-aspek
a) Sikap pendekatan staf pada pasien yaitu sikap staf terhadap pasien ketika pertama kali
b) Kualitas perawatan yang diterima oleh pasien yaitu apa saja yang telah dilakukan oleh
pemberi layanan kepada pasien, seberapa pelayanan perawatan yang berkaitan dengan
proses kesembuhan penyakit yang diderita pasien dan kelangsungan perawatan pasien
masuk rumah sakit selama perawatan berlangsung sampai keluar dari rumah sakit. Waktu
menunggu yaitu berkaitan dengan waktu yang diperbolehkan untuk berkunjung maupun
untuk menjaga dari keluarga maupun orang lain dengan memperhatikan ruang tunggu
yang memenuhi standar-standar rumah sakit antara lain : ruang tunggu yang nyaman,
tenang, fasilitas yang memadai misalnya televisi, kursi, air minum dan sebagainya.
d) Fasilitas umum yang lain seperti kualitas pelayanan berupa makanan dan minuman,
privasi dan kunjungan. Fasilitas ini berupa bagaimana pelayanan terhadap pemenuhan
kebutuhan pasien seperti makanan dan minuman yang disediakan dan privasi ruang
e) Fasilitas ruang inap untuk pasien yang harus rawat. Fasilitas ruang inap ini disediakan
f) Hasil treatment atau hasil perawatan yang diterima oleh pasien yaitu perawatan yang
berkaitan dengan kesembuhan penyakit pasien baik berapa operasi, kunjungan dokter
atau perawat.
dipengaruhi oleh jasa yang dihasilkan oleh suatu rumah sakit semata, tetapi juga
dipengaruhi oleh pelayanan yang diberikan oleh petugas rumah sakit baik dokter, perawat,
sebagai berikut :
a) Sikap pendekatan staf pada pasien yaitu sikap staf terhadap pasien ketika 2 pertama
b) Kualitas perawatan yang diterima oleh pasien yaitu apa saja yang telah dilakukan oleh
pemberi layanan kepada pasien, seberapa pelayanan perawatan yang berkaitan dengan
proses kesembuhan penyakit yang diderita pasien dan kelangsungan perawatan pasien
masuk rumah sakit selama perawatan berlangsung sampai keluar dari rumah sakit.
d) Fasilitas – fasilitas yang disediakan rumah sakit yaitu fasilitas ruang inap, kualitas
makanan atau kios-kios penjual makanan yang terjamin kesehatannya, privasi dan waktu
kunjungan pasien.
Di era yang semakin global, dimana teknologi informasi semakin maju maka batas antar
dimana saja baik di dalam negeri 10 maupun di luar negeri. Perubahan tersebut perlu pula
diikuti dengan standar mutu rumah sakit di Indonesia. Dalam rangka menghadapi era
globalisasi umumnya dan era masyarakat ekonomi asean (MEA) dan menjalankan
amanah Undang-Undang 63 Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit rumah sakit harus
mutu pelayanan kesehatan, maka dianggap perlu dilakukannya perubahan yang bermakna
terhadap mutu rumah sakit di Indonesia. Masyarakat Indonesia yang semakin selektif dan
untuk berobat keluar negeri. Sesuai dengan Undang-undang No.44 Tahun 2009, pasal, 40
ayat 1, menyatakan bahwa, dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib
dilakukan akreditasi secara berkala menimal 3 (tiga) tahun sekali, diharapkan dengan
Kepuasan pengguna jasa pelayanan kesehatan dapat disimpulkan sebagai selisih kinerja
institusi pelayanan kesehatan dengan harapan pasien (Muninjaya, 2013, dalam Feby
Sulastri & Juliani Supriatin). Dari penjelasan ini, kepuasan pelanggan dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Satisfaction = f (performance-expectation)
Dari rumus ini dihasilkan tiga kemungkinan:
Jika kinerja pelayanan kesehatan lebih jelek daripada apa yang diharapkan para
pengguna, kinerja pelayanan kesehatan akan dipandang jelek oleh penggunanya, karena
Hasilnya, pengguna pelayanan merasa kurang puas dengan pelayanan yang diterima.
b) Performance = Expectation.
Jika kinerja pelayanan kesehatan sama dengan harapan para penggunanya, pengguna
layanan kesehatan akan menerima kinerja pelayanan jasa dengan baik. Pelayanan yang
diterima sesuai apa yang diharapkan penggunanya. Hasilnya, para pengguna pelayanan
Bila kinerja layanan kesehatan lebih tinggi dari apa yang diharapkan pengguna, pengguna
akan menerima layanan yang melebihi harapannya. Hasilnya, para pelanggan merasa
Pelayanan Publik oleh aparatur pemerintahan dewasa ini masih banyak di jumpai
kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang di harapkan masyarakat. Hal
ini di tandai dengan masih adanya berbagai keluhan masyarakat yang di sampaikan
melalui media massa, sehingga dapat menimbulkan citra yang kurang baik terhadap
(PROPERNAS), perlu di susun indeks kepuasan masyarakat sebagai tolak ukur menilai
tingkat kualitas pelayanan. Indeks kepuasan masyarakat (IKM) adalah data dan informasi
tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara
kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari
aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan
menggunakan Data dan Sumber Data, maka peneliti menggunakan penelitian yang
b) Pendapat pasien dan keluarganya terhadap pelayanan petugas medis dan dokter
d) Tingkat kepuasan keluarga pasien terhadap harga pengobatan. Dari hasil penelitian
yang di dapat maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kemudahan dan kecepatan pelayanan
administrasi pada Rumah Sakit Cukup Memuaskan. Ini dapat dilihat pada tanggapan atau
jawaban pasien dan keluarga pasien 80% menyatakan setuju dengan pernyataan
pelayanan atau prosedur administrasi (proses pendaftaran rawat inap, proses pengurusan
1. Pengertian Infus
1 Pengertian Pemasangan infus adalah tindakan yang dilakukan pada pasien yang
memerlukan masukan cairan atau obatl langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam
jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set dengan tetap mempertahankan
a. Pada keadaan gawat, resusitasi jantung dan paru-paru memungkinkan pemberian obat
injeksi intramuskuler
b. Flebitis vena
c. Sklerosis vena
a. Perdarahan
c. Infeksi
a) Perawatan infus
Perawatan infus adalah tindakan yang diberikan perawat kepada pasien yang telah
respon pasien terhadap lokasi vena perifer yang sering digunakan untuk pemasangan
infus
Tahap Persiapan
a. Cairan infus
c. Kateter infus
e. Balutan infus/plester
f. Alas
g. Tourniquet
h. Standar infus
i. Bengkok
3. Cuci tangan
Tahap kerja
6) Pasang alas
7) Pasang infus set ke botol infus dengan cara buka kemasan infus set, tutup roller clamp
8) Buka penutup botol , bila karet buka ring penutup botol dengan teknik aseptik atau
antiseptik , bila tutup botol adalah tutup unicap maka buka top cap dengan sistem putar
10) Pegang leher botol dan tusukan spike infus dengan teknik aseptik,posisi botol 450.
11) Isi air chamber dengan menekan chamber pada infus set agar air turun ke chamber
17) Desinfeksi kulit tempat penusukan dengan gerakan melingkar dari pusat keluar dengan
alkohol swab
18) Pegang tangan/pergelangan tangan pasien dengan tangan kiri sambil fiksasi vena ,
letakkan ibu jari diatas vena untuk mencegah pergerakan dan untuk menegangkan kulit
19) Tusuk vena dengan bevel jarum menghadap keatas dengan sudut 30-40 derajat ,
tusukan searah aliran vena ( terlihat darah akan mengisi tabung kateter vena )
22) Cabut jarum infus dan hubungkan kateter dengan infus set yang sudah disiapkan
23) Lepaskan tourniquet
Tahap terminasi
4. Cuci tangan
meliputi tanggal dan waktu pemasangan, tetesan dan jenis infus, ukuran dan tipe kateter
a. Sarung tangan
b. Alkohol bab
c. Pinset
d. Nacl
e. Salf/lodin cair
f. Alas
g. Kassa steril
h. Plester
i. Bengkok
3. Cuci tangan
Tahap kerja
1. Berikan salam dan menyapa nama pasien
2. Jelaskan kontrak waktu, prosedur, tujuan dan lamanya tindakan pada pasien
6. Pasang alas
Tahap terminasi
4. Cuci tangan
Tahap Persiapan
a. Sarung tangan
b. Alkohol swab
c. Plester
d. Gunting plester
e. Perlak
f. Bengkok
3. Cuci tangan
Tahap kerja
2. Jelaskan kontrak waktu, prosedur, tujuan dan lamanya tindakan pada pasien
6. Pasang alas
9. Tekan tempat tusukan dengan kapas alkohol dan cabut infuse dengan hati-hati
Tahap terminasi
Konsep Infus
1. Pengertian
memerlukan masukan cairan atau obatl langsung ke dalam pembuluh darah vena
dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set dengan tetap
Konsep Infus
1. 1 Pengertian
memerlukan masukan cairan atau obatl langsung ke dalam pembuluh darah vena
dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set dengan tetap
(steril
Konsep Infus
1. 1 Pengertian
memerlukan masukan cairan atau obatl langsung ke dalam pembuluh darah vena
dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set dengan tetap
(steril
Konsep Infus
1. 1 Pengertian
memerlukan masukan cairan atau obatl langsung ke dalam pembuluh darah vena
dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set dengan tetap
(s
Konsep Infus
1. 1 Pengertian
memerlukan masukan cairan atau obatl langsung ke dalam pembuluh darah vena
dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set dengan tetap
Konsep Infus
1. 1 Pengertian
memerlukan masukan cairan atau obatl langsung ke dalam pembuluh darah vena
dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set dengan tetap
BAB III
A. Kerangka Konsep
Caring merupakan bentuk perilaku seseorang dan rasa kepedulian seseorang, dan
menghargai dan menghormati dalam diri seseorang 3 terhadap orang lain dalam
kehidupan sehari-hari, caring juga sangat penting bagi perawat dalam melakukan tindakan
keperawatan.
Pemberian infus merupakan hal dasar bagi pasien di ruang Igd maupun diruang lain,
karena infus sangat penting dalam memenuhi kebutuhan utama pasien, dalam pemberian
infus diharapkan perawat menghargai keputusan pasien, dan perilaku pasien sesuai
Berdasarkan hal diatas, maka kerangka konsep dapat digambarkan sebagai berikut :
Keterangan:
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
: Garis Penghubung
B. Variabel Penelitian
Caring dalam penelitian ini adalah seberapa besarnya rasa kepedulian perawat dalam
menjalankan tindakan dan pelayanan keperawatan bagi pasien yang sedang dirawat
diruang IGD.
Kriteria Objektif :
Kepuasan Pasien 7 dalam penelitian ini adalah bagaimana mengukur kepuasan pasien
terhadap pasien.
Kriteria Objektif :
C. Hipotesis Penelitian
Tidak ada Hubungan Caring 9 Perawat Dengan Kepuasan Pasien Terhadap Prosedur
57 BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah rencana penelitian yang disususn sedemikian rupa sehingga
peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian (Agus Riyanto, 2011).
Desain penelitian yang di gunakan 9 dalam penelitian ini adalah analitik melalui
Pendekatan Cross Setional Study yang bertujuan untuk mengetahui Hubungan Caring
Perawat Dengan Kepuasan pasien Terhadap Prosedur Pemasangan Infus pada Pasien
1. Populasi
Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh pasien yang dirawat diruang IGDRSUD
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang dirawat diruang IGD RSUD
Dalam penelitian ini untuk pengambilan sampel digunakan kriteria inklusi dan eksklusi.
a) Kriteria inklusi
b) Kriteria Eksklusi
a. Lokasi Penelitian
b. Waktu Penelitian
1) Data primer, 7 yaitu data yang diperoleh dari hasil lembar penilaian berupa koesioner
2) Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari tempat instansi terkait dengan prosedur
sebagai berikut:
a. Peneliti mengajukan permohonan izin dari institusi yaitu STIK FAMIKA MAKASSAR
kepada kepala BMKPD sehingga didapatkan surat pengantar ke 9 RSUD Labuang Baji
Makassar.
b. Setelah mendapat izin maka peneliti meminta data-dataperawat responden dari ruang
IGD RSUD Labuang Baji Makassar yang bertanggung jawab terhadap pemberian infus
4. Pengolahan Data
Data sekunder yang dikumpulkan dalam penilaian akan diolah melalui prosedur
1) Editing
Pengecekan, pengkoreksian data untuk melengkapi data yang masih kurang atau kurang
lengkap.
2) Koding
Pengkodean lembar penilaian, pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah memberikan
3) Tabulasi
Setelah pemberian kode, selanjutnya dengan pengolahan data kedalam tabel menurut
4) Analisa Data
64 Data dianalisa melalui persentase dan perhitungan jumlah dengan cara sebagai
berikut:
a) Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari tiap-tiap variabel yang
diteliti.
b) Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan 77 untuk melihat hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen dalam bentuk tabulasi silang atara kedua variabel tersebut.
Yaitu:
Keterangan:
X2 = Chi-square
O = Nilai observasi
Penilaian:
a. Apabila x2 hitung > dari x2 tabel, Ho ditolak atau Ha diterima, artinya ada hubungan
b. Apabila x2 hitung ≤ dari x2 tabel, H0 diterima atau Ha ditolak, artinya tidak ada
D. 41 Etika Penelitian
dengan mengajukan permohonan izin kepada instasi atau lembaga tempat penelitian.
Setelah mendapat persetujuan, maka kegiatan penelitian ini dimulai dengan menekankan
Lembar persetujuan ini berikan kepada responden yang akan diteliti yang memenuhi
kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian. Bila responden
menolak, maka peneliti 65 tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-hak
responden.
Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama, tetapi lembar
3. Kerahasiaan (Confidentiality )
Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan 71 hanya kelompok data
BAB V
A. Hasil Penelitian
1. Pengantar
Penelitian ini dilakukan 30 di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar, kota
Makassar mulai dari 10 juni – 10 juli 2022. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
kriteria untuk diteliti. Hasil penelitian ini diperoleh melalui pembagian kuesioner. Lembar
kuesioner tersebut dibagikan kepada responden dan peneliti mendampingi responden saat
mengisi kuesioner. Hasil pengolahan data pada variabel penelitian ini disajikan secara
analitik 9 dengan pendekatan Cross Sectional Study yang bertujuan untuk mencari
Hubungan caring perawat dengan kepuasan pasien terhadap prosedur pemasangan infus
pada pasien diruangan IGD RSUD Labuang Baji Makassar. Hasil pengolahan data ini
digunakan dengan tujuan penyederhanaan atau meringkas kumpulan data yang telah
diolah dari hasil penelitian yang sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut
2. Gambaran Lokasi
RSUD Labuang Baji Makassar didirikan pada tahun 1938 oleh Zending Gereja
Genoformaf Surabaya, Malang dan Semarang sebagai rumah sakit Zending. RSUD
masa perang dunia ke II, rumah sakit ini digunakan oleh pemerintah Kotapraja
Pada tahun 1946-1948, RSUD Labuang Baji mendapat bantuan dari pemerintah
akibat perang.
Kapasitas tempat tidur yang tersedia pada saat diresmikan adalah 25 tempat tidur. 47
kapasitas tempat tidur menjadi 170 tempat tidur (TT). Pada 39 tahun 1952-1955,
bangunan ruangan, sehingga kapasitas tempat tidur bertambah menjadi 190 TT. 50
Sejak saat itulah (1955) RSUD Labuang Baji dibiayai oleh pemerintah daerah tingkat I
Sulawesi Selatan.
15 Pada tahun 1960, oleh Zending RSUD Labuang Baji diserahkan kepada
pemerintah daerah tingkat I Sulawesi Selatan dan dikelola oleh Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan dengan akreditasi rumah sakit tipe C. Terhitung mulai tanggal
b) Keadaan Geografis
26 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuang Baji terletak di bagian selatan
Kecamatan Mamajang Kota Makassar tepatnya di Jalan Dr. Ratulangi No. 81 Makassar.
a. Analisa Univariat
1) Karakteristik Responden
TABEL 5.1
Umur (Tahun)
Frekuensi (f)
Presentase (%)
20-30 Tahun
12
40.0
31-40 Tahun
23.3
41-50 Tahun
26.7
51-60 Tahun
2
6.7
61-65 Tahun
3.3
Jumlah (n)
30
100
(40,0%) responden dan kelompok terendah adalah umur 61–65 tahun sebanyak 1 (3,3%)
responden.
TABEL 5.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Terakhir Diruangan IGD RSUD Labuang Baji
Pendidikan Terakhir
Frekuensi (f)
Presentase (%)
SD
6.7
SMP
23.3
SMA
18
60.0
S1
10.0
Jumlah (n)
30
100
TABEL 5.3
Pekerjaan
Frekuensi (f)
Presentase (%)
PNS
10
33.3
TNI
6.7
SWASTA
6.7
PETANI
16.7
SUPIR
3.3
IRT
10
33.3
Jumlah (n)
30
100
dan IRT sebanyak 10 (33,3%) responden dan kelompok terendah adalah Supir sebanyak 1
(3,3%) responden.
a) Caring Perawat
TABEL 5.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Caring Perawat Diruangan 9 IGD RSUD Labuang Baji
Caring Perawat
Frekuensi (f)
Presentase (%)
BAIK
20
66.7
KURANG
10
33.3
Jumlah (n)
30
100
berdasarkan Caring Perawat bahwa responden dengan Caring Perawat Baik sebanyak 20
TABEL 5.5
Kepuasan
Frekuensi (f)
Presentase (%)
PUAS
21
70.0
TIDAK PUAS
30.0
Jumlah (n)
30
100
Sumber : Data Primer
berdasarkan Kepuasan bahwa responden dengan Puas sebanyak 21 (70,0%) dan Tidak
b. Analisa Bivariat
TABEL 5.6
CARING PERAWAT
Total
Puas
Tidak Puas
Baik
14
46.7%
6
20.0%
20
66.7%
Kurang
23.3%
10.0%
10
33.3%
Jumlah (n)
21
70.0%
30.0%
30
100.0%
Hasil analisa hubungan 13 caring perawat dengan kepuasan pasien terhadap prosedur
pemasangan infus di ruangan 9 IGD RSUD Labuang Baji Makassar, diperoleh dari 30
responden ada 14 (46,7%) responden yang memiliki perilaku caring perawat baik dan
kepuasan adalah puas dalam pemasangan infus, kemudian ada 6 (20,0%) responden
yang memiliki caring perawat baik tetapi kepuasan tidak puas dalam pemasangan infus,
serta 7 (23,0%) responden yang memiliki caring perawat kurang dan kepuasan puas
dalam pemasangan infus, dan 3 (10,0%) responden yang memiliki caring perawat kurang
Hasil uji statistic pada table 2 x 2 25 menggunakan uji chi square dengan turunan Fisher
Exact dengan tariff signifikan .669 Berdasarkan hasil uji statistiknya didapatkan p-value =
1,000 atau p-value < 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan Ho di terima Ha ditolak,
artinya tidak ada hubungan caring 9 perawat dengan kepuasan pasien terhadap prosedur
pemasangan infus pada pasien di ruangan IGD RSUD Labuang Baji Makassar.
B. Pembahasan
Perilaku caring perawat 20 dalam penelitian ini adalah caring perawat dengan kepuasan
pasien terhadap pemasangan infus. Hasil penelitian yand diperoleh dari 30 responden ada
14 (46,7%) responden 30 yang memiliki pengetahuan baik terhadap caring dan puas
terhadap pemasangan infus. 59 Skor yang lebih tinggi menunjukkan persepsi yang lebih
tinggi terhadap perilaku caring perawat (Thomas dkk., 2019) di dalam Dwi Wahyuni (2020).
13 Perilaku caring perawat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari perawat itu
sendiri maupun faktor eksternal seperti pasien dan keluarga. Menurut asumsi peneliti
dengan pengetahuan yang baik maka akan mempengaruhi pasien dalam menilai caring
perawat, hal ini dikarenakan dari hasil yang didapatkan responden yang berpengetahuan
baik adalah dominan pendidikan sekolah menengah keatas selain itu pengetahuan juga
dapat dipengaruhi oleh usia dalam menilai caring perawat. 42 Pengetahuan merupakan
hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu
obyek tertentu. Penginderaan ini 40 terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. 60 Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang ( Notoatmodjo, 2003).
Kemudian ada 6 (20,0%) 30 yang memiliki pengetahuan baik tetapi tidak puas dalam
pemasangan infus, menurut asumsi peneliti seseorang memiliki pengetahuan yang baik
dalam menilai caring perawat akan tetapi tidak puas dalam prosedur pemasangan infus,
hal ini dikarenakan pasien masih merasa kurang diperhatikan dalam perawatan. Menurut
Hartarto (2014) di dalam Dwi Wahyuni (2020) semakin tua seseorang akan ada perasaan
kesepian, lemah, dan ingin diperhatikan. Oleh karena itu, terdapat kemungkinan bahwa
sebenarnya perawat telah menerapkan caring dengan baik, namun pasien atau keluarga
masih merasa kurang. Maka dalam menunjukkan sikap caring, perawat harus memberikan
perhatian secara penuh dan memenuhi kebutuhannya. Faktor lain yang mempengaruhi
penilaian pasien maupun keluarga kepada perilaku caring perawat adalah lama rawat. 20
Penelitian yang dilakukan oleh Thomas dkk. (2019) yang juga menyebutkan bahwa secara
Serta 7 (23.3%) responden yang memiliki pengetahuan kurang dan puas dalam
pemasangan infus, menurut asumsi peneliti responden yang memiliki pengetahuan yang
perawatan dan merasa puas terhadap tindakan pemasangan infus karena responden
responden yang memiliki pengetahuan kurang dan tidak puas dalam pemasangan infus,
menilai caring perawat dan pemasangan infus, karena pengetahuan yang kurang itulah
Hasil uji statistic pada table 2 x 2 25 menggunakan uji chi square dengan turunan Fisher
Exact dengan tarif signifikan 0,05. Berdasarkan hasil uji statistiknya di dapatkan p-value =
1,000 atau p-value < 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan Ho diterima Ha ditolak,
artinya tidak ada hubungan caring 9 perawat dengan kepuasan pasien terhadap
pemasangan infus di RSUD Labuang Baji Makassar. Menurut asumsi peneliti sangat
berkaitan erat dengan pengetahuan dan perilaku pasien terhadap kepuasan tentang caring
perawat. 59 Skor yang lebih tinggi menunjukkan persepsi yang lebih tinggi terhadap
perilaku caring perawat (Thomas dkk., 2019) di dalam Dwi Wahyuni (2020). Dengan
pelayanan perawatan yang baik melalui caring perawat, menurut asumsi peneliti dengan
tidak ada hubungan antara caring perawat dengan kepuasan pasien terhadap
pemasangan infus menunjukan caring perawat sudah maksimal walaupun masi ada
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelitian yang dilakukan 30 di RSUD Labuang Baji Makassar pada bulan juli
1. Responden dengan caring perawat baik sebanyak 20 (66,7%) responden dan caring
2. Reponden dengan kepuasan puas 21 (70,0%) responden dan kepuasan tidak puas 9
(30,0%) responden.
3. Hasil uji statistic pada table 2 x 2 meggunakan 25 uji chi square dengan turunan Fisher
Exact dengan tarif signifikan 0,05. Berdasarkan hasil uji statisticnya didapatkan p-value =
1,000 atau p-value < 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan Ho diterima Ha ditolak,
artinya tidak ada hubungan caring 9 perawat dengan kepuasan pasien terhadap prosedur
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran sebagai berikut :
Disarankan kepada petugas kesehatan rumah sakit agar menyampaikan informasi tentang
perawatan, dan peneliti sarankan kepada perawat rumah sakit untuk mempertahankan dan
meningkat caring perawat dalam melaksanan pelayanan perawatan selama pasien dirawat
dirumah sakit.
2. Bagi Masyarakat
Disarankan agar lebih banyak mencari tahu informasi tentang mutu pelayanan
Peneliti berharap agar Skripsi ini dapat dijadikan bahan referensi selanjutnya dan dapat
meniliti dengan judul yang sama dengan variabel dan uji statistic yang berbeda.
Lampiran 1.
JADWAL PENELITIAN
No.
Jenis Kegiatan
Bulan / Minggu
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
23 1
4
1
Mengenal Masalah
√
2
Pengajuan Judul
√
√
Mengumpulkan Referensi
√
√
Menyusun Proposal
√
√
5
Asistensi Proposal
√
6
Seminar Proposal
√
7
Revisi Proposal
√
8
√
9
Pelaksanaan Riset
√
61 √
10
11
12
13
14
Lampiran 2.
Kepada Yth,
PASIEN
Di –
Tempat.
Dengan hormat,
N I M : 120251816
pelaksanaan penelitian, dan saya akan menjamin kerahasiaan dan segala bentuk
informasi yang Pasien berikan, dan apabila ada hal-hal yang masih ingin ditanyakan, saya
Demikian penyampaian dari saya, atas perhatian dan kerjasamanya saya mengucapkan
terima kasih.
Makassar,.......2022
Peneliti,
Ttd
RINO A NANARIAIN
NIM. 120251816
Lampiran 3.
Saya bertanda tangan dibawah ini menyatakan untuk berpartisipasi sebagai responden
pada penelitian yang dilaksanakan oleh Mahasiswi STIK FAMIKA Makassar atas nama :
N I M : 120251816
Prosedur Pemasangan Infus Pada Pasien Di Ruangan IGD RSUD LABUANG BAJI”.
Saya menyadari bahwa saya menjadi bagian dari penelitian ini dan akan memberikan
informasi yang sebenar-benarnya yang dibutuhkan oleh peneliti, dan saya mengerti bahwa
penelitian ini tidak merugikan saya dan telah diberikan kesempatan oleh peneliti untuk
Saya mengerti bahwa hasil penelitian ini akan menjadi bahan masukan bagi pihak 9
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka saya menyatakan bersedia menandatangi lembar
Makassar,.................2022
Responden,
( )
Lampiran 4
INSTRUMEN PENELITIAN
(LEMBAR KOISIONER)
A. Pentujuk Pengisian
1. 35 Isilah terlebih dahulu biodata anda pada tempat yang telah disediakan
B. Data Responden
1. No. Responden :
2. Nama (Inisial) :
3. Umur :
4. Jenis Kelamin :
5. Pendidikan :
6. Pekerjaan :
Alternative jawaban
Sangat Puas: 5
Puas : 4
Kurang Puas : 3
Tidak Puas : 2
Petunjuk pengisian:
2. Berilah tanda checklist ( √) pada jawaban yang sesuai dengan pengalaman anda dalam
masa perawatan.
3. Bapak/Ibu/Saudara/i
untukmenetapkanpenilaiansesuaidenganpersepsiBapak/Ibu/Saudara/i
Pilihlahsalahsatualternatifjawabanyangtelahdisediakandengancaramemberitanda(√))
padakolom jawaban:
No
PERTANYAAN
JAWABAN
SP
KP
TP
STP
Perawatperhatiankepadasayaselamamerawatsaya
Perawatmemperhatikanketulusannyadengan
tersenyumsaatmerawatsaya
Perawatmenganjurkansayauntukmengatakan
apapunyangsayakeluhkanatauyangsayarasakan
4
Perawatmemeriksasayadenganteratursesuaijadwal
Perawatmenganjurkansayauntukmelaksanakanhal-
waktudulu.
menjadiberkurang
No
78 SP
KP
TP
STP
Perawatmenjelaskankepadasayatentangkondisi
penyakitsayadantindakanyangperludilakukan
10
Jikaberjanji,perawatcenderunglupamenepati
Janjinya
11
Perawatmelibatkansayaketikaberdiskusimembicarakankesehatansaya
12
Perawatsegeradatangjikasayabutuhkan
13
Perawatmemberikanmotivasi(semangat)kepadasayauntuksembuh
14
Perawatmenganjurkansayauntukbertanyatentanghal-
halyangtidaksayamengertitentangkondisipenyakitsaya
15
Perawatbersikapramah kepadasayadankeluargasaya
16
Perawatmengatakanbahwaperawatmengertidengankeluhanyangsayaalami
17
Perawatmendengarkanungkapanperasaansaya
18
Perawatmembantusayauntuktidakterlalucemas
ataukhawatirdengankondisisaya
19
atauketidakmampuansaya(misalnya:makan,minum,BAB,BAK,mandi, gantipakaian)
20
Sikapperawatmembuatsayamerasanyamanselamasayadirawatdisini
21
Perawatmenganjurkankeluargasayauntukmenanyakanhal-
halyangberhubungandengankondisisaya
22
Perawatbertanyakepadasayaapakahsayasudahmengertidenganpenjelasanyangdiberikanp
erawat
23
Perawatmenyebutnamasaya ketikaberbicara
dengansaya
24
Perawatjarangsekalibertanyaapayangsayabutuhkanselamadirawatdisini
25
Perawatkurangsenangketikasayamenyampaikankeluhansaya
26
27
sayang,sabar,dantelatenketikabertanyatentangkeluhanyangsayarasakansetiaphari
No
SP
KP
TP
STP
28
kebersihan, perlindungkhusustempattidur,peralatanmedisyangmenempeldibadan
30
Perawatmembantusayamemahamiapayangsayarasakansaatinidengancaramenjelaskanseti
apkeluhanyangsayaalami
31
Perawatterlihatsenangketikamerawatsaya
32
Perawatmelakukantindakandengantepatdanbenar
33
untukmelakukankegiatanagamauntukpenyembuhansaya(misalnyamembacakitab,berdoa,dl
l)
34
Perawatmemberikanjawabanyangmemuaskan
ketikasayabertanyatentangkondisipenyakit saya
35
Perawatmembuatsaya menunggulamaketikasayamembutuhkanpertolongan
36
Selamamerawatsaya,perawatkurangmemperhatikankondisisaya
37
Selamasayadirawatdisini,perawatmembatasisayauntukberinteraksidengan keluarga,teman,
atautetangga
38
Perawat kurang memperhatikan kebutuhan
sayauntukberdoadanberibadahselamasayadirawatdisini
39
Perawattidakmenganjurkansayabertanyatentangkondisipenyakitsaya
40
Perawatterlihattidaksabarketikamerawatsaya
Alternative jawaban
Sangat Puas :
Puas :
Kurang Puas :
Tidak Puas :
NO
PERTANYAAN
JAWABAN
SP
KP
TP
STP
1.
Pada saat perawat 27 melakukan pemasangan infus perawat selalu memberi salam
2.
4.
5.
6.
Dalam melakukan tindakan perawat tidak membuat perawat sakit dan kesal
8.
9.
Pada 3 saat perawat melakukan tindakan pemasangan infus apakah anda merasa aman
10.
Perawat menjelaskan tentang pemasangan infus dan apabila perluh bantuan segera
memanggil perawat
GET
CARING_PERAWAT KEPUASAN_PASIEN_DALAM_PEMASANGAN_INFUS
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
[DataSet1]
Statistics
UMUR
JENIS KELAMIN
PENDIDIKAN
PEKERJAAN
CARING PERAWAT
Valid
30
30
30
30
30
30
Missing
37 0
Frequency Table
UMUR
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
20-30
12
40.0
40.0
40.0
31-40
23.3
23.3
63.3
41-50
26.7
26.7
90.0
51-60
6.7
6.7
96.7
61-65
3.3
3.3
100.0
Total
30
100.0
100.0
JENIS KELAMIN
Frequency
79 Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Perempuan
19
63.3
63.3
63.3
Laki-Laki
11
36.7
36.7
100.0
Total
30
100.0
100.0
PENDIDIKAN
53 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
SD
6.7
6.7
6.7
SMP
23.3
23.3
30.0
SMA
18
60.0
60.0
90.0
S1
10.0
10.0
100.0
Total
30
100.0
100.0
PEKERJAAN
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
PNS
10
33.3
33.3
33.3
TNI
6.7
6.7
40.0
Swasta
6.7
6.7
46.7
Petani
16.7
16.7
63.3
Sopir
3.3
3.3
66.7
IRT
10
33.3
33.3
100.0
Total
30
100.0
100.0
CARING PERAWAT
73 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Baik
20
66.7
66.7
66.7
Kurang
10
33.3
33.3
100.0
Total
30
100.0
100.0
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Puas
21
70.0
70.0
70.0
Tidak Puas
30.0
30.0
100.0
Total
30
100.0
100.0
Bar Chart
CROSSTABS
/TABLES=CARING_PERAWAT BY PEMBERIAN_INFUS
74 /FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ
Cases
Valid
Missing
Total
Percent
Percent
Percent
30
100.0%
0.0%
30
100.0%
PEMBERIAN INFUS
Total
PUAS
TIDAK PUAS
CARING PERAWAT
BAIK
Count
14
20
Expected Count
14.0
6.0
20.0
70.0%
30.0%
100.0%
66.7%
66.7%
66.7%
% of Total
46.7%
20.0%
66.7%
KURANG
Count
7
3
10
Expected Count
7.0
3.0
10.0
70.0%
30.0%
100.0%
33.3%
33.3%
33.3%
% of Total
23.3%
10.0%
33.3%
Total
Count
21
30
Expected Count
21.0
9.0
30.0
30.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
% of Total
70.0%
30.0%
100.0%
34 Chi-Square Tests
Value
df
Pearson Chi-Square
.000a
1.000
Continuity Correctionb
.000
1.000
Likelihood Ratio
.000
1.000
1.000
.669
Linear-by-Linear Association
.000
1.000
N of Valid Cases
30
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. 51 The minimum expected count is
3,00.
ii
iv
vi
vii
x
Sources
https://idoc.pub/documents/makalah-infus-34m7wwvwwz46
1 INTERNET
9%
https://123dok.com/article/kepuasan-pasien-pengertian-kepuasan-tinjauan-pustaka.zx514g7v
2 INTERNET
5%
https://text-id.123dok.com/document/dzx1v5dy-bab-2-tinjauan-pustaka-2-1-konsep-caring.html
3 INTERNET
3%
https://materikuliahpskm.blogspot.com/2012/04/manajemen-mutu-kepuasan-pelanggan.html
4 INTERNET
3%
https://www.erisamdyprayatna.com/2020/01/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
5 INTERNET
3%
https://www.kajianpustaka.com/2019/12/perilaku-caring-perawat.html#:~:text=Menurut Meidiana (2007),
caring adalah manifestasi dari perhatian,keberadaan, selalu bersama, empati, pengetahuan, penghargaan dan
6 menyenangkan.
INTERNET
2%
https://www.researchgate.net/publication/51025758_PERSEPSI_MASYARAKAT_TERHADAP_KUALITAS_PELAYAN
7 AN_PASIEN_RAWAT_INAP_DIRUMAH_SAKIT_UMUM_DAERAH_Dr_SAIFUL_ANWAR_MALANG
INTERNET
2%
https://pkmipuh.blogspot.com/2016/09/pengertian-cara-mengukur-dan-faktor.html
8 INTERNET
2%
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/19876/
9 INTERNET
2%
https://text-id.123dok.com/document/q2n93x6q-landasan-teori-hubungan-antara-kualitas-pelayanan-perawat-
10 dengan-kepuasan-pasien-di-rsup-dr-soeradji-tirtonegoro-klaten.html
INTERNET
1%
https://adoc.pub/bab-i-pendahuluan-menurut-kotler-1988-kepuasan-adalah-tingka.html
11 INTERNET
1%
https://www.sijenius.com/2019/12/caring.html
12 INTERNET
1%
https://text-id.123dok.com/document/wye6vvrq7-manfaat-caring-proses-keperawatan-dalam-teori-caring.html
13 INTERNET
1%
https://sehatitumahallho.blogspot.com/2014/09/konsep-caring-dalam-keperawatan.html
14 INTERNET
1%
https://sulselprov.go.id/welcome/post/yahrul-labuang-baji-diwujudkan-menjadi-rumah-sakit-bertaraf-
15 internasional
INTERNET
1%
https://id.linkedin.com/pulse/kepuasan-pasien-terhadap-pelayanan-rumah-sakit-jm-wilson-purba
16 INTERNET
1%
http://www.pendidikanekonomi.com/2012/05/pengertian-tentang-kualitas-pelayanan.html
17 INTERNET
1%
https://text-id.123dok.com/document/oz1goxvpz-pengertian-caring-konsep-caring.html
18 INTERNET
1%
https://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo/article/download/40957/23851
19 INTERNET
1%
https://id.123dok.com/article/perilaku-caring-tinjauan-pustaka-perilaku-caring-perawat-kepuasan.yr175jpq
20 INTERNET
1%
https://debie-keperawatan.blogspot.com/2011/03/perawatan-infus.html
21 INTERNET
<1%
https://teguhyudi-teguhyudi.blogspot.com/2011/07/aplikasi-konsep-caring-dalam-praktek.html
22 INTERNET
<1%
https://core.ac.uk/download/pdf/287201786.pdf
23 INTERNET
<1%
https://mugi24.blogspot.com/2018/12/kepuasan-pelangganpasien.html
24 INTERNET
<1%
https://www.academia.edu/25563193/BEBERAPA_FAKTOR_YANG_BERHUBUNGAN_DENGAN_KEJADIAN_GASTRI
25 TIS_PADA_PASIEN_YANG_DI_RAWAT_DI_RSUD_LABUANG_BAJI_MAKASSAR
INTERNET
<1%
https://www.coursehero.com/file/28103641/BAB-IVdocx/
26 INTERNET
<1%
http://repository.unjaya.ac.id/770/
27 INTERNET
<1%
https://text-id.123dok.com/document/nzwp5xgqe-mengukur-kepuasan-pasien-di-rumah-sakit.html
28 INTERNET
<1%
https://dheaayu08.blogspot.com/
29 INTERNET
<1%
https://www.researchgate.net/publication/342498868_Kejadian_Bayi_Berat_Lahir_Rendah_Di_Rumah_Sakit_Umu
30 m_Daerah_Labuang_Baji_Makassar
INTERNET
<1%
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/7441-Full_Text.pdf
31 INTERNET
<1%
https://www.kompasiana.com/nurazizahsik/592d6455f692730a68caad6b/pengoptimalan-kinerja-perawat-
32 dalam-menerapkan-caring-pada-pasien-yang-mengidap-kanker?page=all
INTERNET
<1%
https://www.erisamdyprayatna.com/2020/01/dimensi-kepuasan-pasien.html
33 INTERNET
<1%
https://www.slideshare.net/DrAtharKhan/chi-square-test-using-spss
34 INTERNET
<1%
https://id.123dok.com/article/saran-bagi-peneliti-selanjutnya-kesimpulan-dan-saran.rz3ev28q
35 INTERNET
<1%
https://e-journal.unair.ac.id/FMNJ/article/download/19651/pdf
36 INTERNET
<1%
https://repository.uir.ac.id/3214/2/kata_pengantar.pdf
37 INTERNET
<1%
http://scholar.unand.ac.id/5592/2/03 BAB I PENDAHULUAN pdf.pdf
38 INTERNET
<1%
https://lapornanku.blogspot.com/
39 INTERNET
<1%
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/10401/4/4. Chapter2.doc.pdf
40 INTERNET
<1%
http://eprints.undip.ac.id/43148/4/5._BAB_III_tesis_revisi.pdf
41 INTERNET
<1%
http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t12554.pdf
42 INTERNET
<1%
https://adoc.pub/bab-iii-metode-penelitian-penelitian-ini-dilaksanakan-pada-t.html
43 INTERNET
<1%
https://www.academia.edu/32452704/Crosstabs_Case_Processing_Summary_Cases_Valid_Missing_Total_N_Perce
44 nt_N_Percent_N_Percent
INTERNET
<1%
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/59/keselamatan-pasien-di-rumah-sakit
45 INTERNET
<1%
http://digilib.unimed.ac.id/39898/8/NIM 8156114001 CHAPTER I.pdf
46 INTERNET
<1%
https://rslabuangbaji.com/profil-rumah-sakit-labuang-baji/
47 INTERNET
<1%
https://aplikasicaringhealth.blogspot.com/2018/11/makalah-aplikasi-caring-dalam-kehidupan.html
48 INTERNET
<1%
https://www.kompasiana.com/nezfine/55004ccca3331118705106f6/humanisme-dalam-peran-dan-fungsi-
49 perawat
INTERNET
<1%
https://www.coursehero.com/file/phr0btg/Sejak-saat-itulah-1955-RSUD-Labuang-Baji-dibiayai-oleh-
50 pemerintah-daerah-tingkat/
INTERNET
<1%
http://repository.unhas.ac.id/14533/3/C011181501_skripsi_05-01-2022 dp.pdf
51 INTERNET
<1%
http://lanterna.or.id/wp-content/uploads/2016/10/6.-Monitoring-IV-perifer.pdf
52 INTERNET
<1%
https://www.coursehero.com/file/p41pana/Frequency-Percent-Valid-Percent-Cumulative-Percent-Valid-
53 Yes-227-847-847-1000-NO/
INTERNET
<1%
https://eprints.umm.ac.id/81524/1/PENDAHULUAN.pdf
54 INTERNET
<1%
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/19876/1/Arjiani Nurcahya Arief_70300114057.pdf
55 INTERNET
<1%
https://text-id.123dok.com/document/rz3o1l48z-manfaat-penelitian-1-manfaat-teoritis-manfaat-praktis.html
56 INTERNET
<1%
https://eprints.umm.ac.id/62538/5/BAB IV.pdf
57 INTERNET
<1%
https://id.123dok.com/article/karakteristik-umum-responden-analisis-data.4yrod77y
58 INTERNET
<1%
https://learn.microsoft.com/id-id/azure/architecture/framework/security/monitor-remediate
59 INTERNET
<1%
http://repository.um-surabaya.ac.id/3168/3/BAB_2.pdf
60 INTERNET
<1%
https://text-id.123dok.com/document/ky60jxo4y-tempat-penelitian-waktu-penelitian-pengajuan-judul-
seminar-proposal-uji-coba-analisa-uji-pelaksanaan-pengolahan-data-pengolahan-dan-analisa-penyusunan-
61 laporan-revisi-populasi-sampel.html
INTERNET
<1%
http://scholar.unand.ac.id/35090/2/BAB 1.pdf
62 INTERNET
<1%
https://idoc.pub/documents/pedoman-peningkatan-mutu-dan-keselamatan-pasien-3no75d62pgld
63 INTERNET
<1%
https://repository.unair.ac.id/94376/7/7. BAB 4 METODE PENELITIAN.pdf
64 INTERNET
<1%
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1503410060/7._BAB_III_.pdf
65 INTERNET
<1%
https://roboguru.ruangguru.com/forum/perhatikan-batas-batas-negara-sebagai-berikut-1-sebelah-utara-
66 berbatasan-dengan-thailand_FRM-NBWHPAK0
INTERNET
<1%
https://123dok.com/article/dimensi-caring-menurut-swanson-perilaku-caring-perawat-profesional.q5954ejz
67 INTERNET
<1%
https://adoc.pub/lembar-persetujuan-responden-saya-telah-mendapat-penjelasan-.html
68 INTERNET
<1%
https://repository.uir.ac.id/13209/1/165210597.pdf
69 INTERNET
<1%
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1401460013/15._BAB_III_.pdf
70 INTERNET
<1%
http://repository.um-surabaya.ac.id/2450/4/BAB_III.pdf
71 INTERNET
<1%
https://adoc.pub/kuesioner-penelitian-perilaku-caring-perawat-dalam-melakukan.html
72 INTERNET
<1%
https://www.coursehero.com/file/p6j9hlf2/Frequency-Percent-Valid-Percent-Cumulative-Percent-Valid-
73 Definitely-1-4-333-333/
INTERNET
<1%
https://www.coursehero.com/file/60724665/Chapter-17pdf/
74 INTERNET
<1%
http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/download/4918/2953
75 INTERNET
<1%
https://core.ac.uk/download/pdf/300553673.pdf
76 INTERNET
<1%
https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125910-S-5438-Hubungan antara-Analisis.pdf
77 INTERNET
<1%
https://id.scribd.com/doc/243955702/Soal-Selidik-TNA-Guru
78 INTERNET
<1%
https://www.coursehero.com/file/p1nnou01/Percent-Valid-Percent-Cumulative-Percent-
79 Valid-0-161-322-322-322-1-200-400-400/
INTERNET
<1%
EXCLUDE QUOTES ON
EXCLUDE BIBLIOGRAPHY ON