Anda di halaman 1dari 120

Plagiarism Checker X - Report

Originality Assessment

49%
Overall Similarity

Date: Oct 9, 2022 Remarks: High similarity Verify Report:


Matches: 6182 / 12664 words detected, you must improve the Scan this QR Code
Sources: 79 document.

v 8.0.7 - WML 4
FILE - SKRIPSI RINO.DOCX
SKRIPSI

HUBUNGAN CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP

PROSEDUR PEMASANGAN INFUS PADA PASIEN DI RUANGAN IGD 9 RSUD

LABUANG BAJI MAKASSAR

OLEH:

RINO AMEL NANARIAIN

NIM : 120251816

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU

KEPERAWATAN(STIK) FAMIKA MAKASSAR

TAHUN 2022

SKRIPSI

HUBUNGAN CARING PERWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP

PROSEDUR PEMASANGAN INFUS PADA PASIEN


DI RUANGAN IGD RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Dalam Program Studi Ilmu Keperawatan Pada

Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan (STIK) Famika Makassar

OLEH:

RINO AMEL NANARIAIN

NIM : 120251826

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU

KEPERAWATAN(STIK) FAMIKA MAKASSAR

TAHUN 2022

SURAT PERNYATAAN

Saya bersumpah bahwa Skripsi penelitian ini adalah hasil karya sendiri dan belum pernah

dibuat dan dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang

pendidikan di Perguruan Tinggi manapun.

Sungguminasa, 14 Juli 2022

Yang menyatakan,
RINO AMEL NANARIAIN

NIM : 120251816

HALAMAN PERSETUJIAN

SKRIPSI

HUBUNGAN CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP

PROSEDUR PEMASANGAN INFUS PADA PASIEN DI RUANGAN IGD 9 RSUD

LABUANG BAJI MAKASSAR

Disusun dan diajukan oleh :

RINO AMEL NANARIAIN

NIM : 120251816

Dinyatakan telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diajukan dalam seminar Proposal.

Sungguminasa, 14 Juli 2022

Disetujui oleh:

PEMBIMBING I

PEMBIMBING II

Ns.SEPTI HENDY TELAUMBANUA,S.Kep

NIDN: 19909926628
Ns. Wiwiek Hidayati Jaya, S.Kep., M.Kes

NIDN : 0915129001

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

HUBUNGAN CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP

PROSEDUR PEMASANGAN INFUS PADA PASIEN DI RUANGAN IGD RSUD LABUANG

BAJI

Disusun dan diajukan oleh :

RINO AMEL NANARIAIN

NIM : 120251816

Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji dalam seminar Skripsi

Pada Hari : KAMIS

Tanggal :14 Juli 2022

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk seminar Proposal

Tim Pembimbing :

1. Ns. Septi Hendy Telaumbanua, S.Kep. ( )

2. Ns. Wiwiek Hidayati Jaya, S.Kep., M.Kes ( )

Tim Penguji :

1. Ns. Fani Fionita, S.Kep ()

2. Ns. Faisal.,S.Kep.,M.Kes., M.Kep ()

Mengetahui

KETUA STIK FAMIKA

KETUA PRODI S1
Dr. Ns. YUDIT PATIKU ,S.Si.,S.Kep.,M.Kes

NIDN: 0916096903

Ns. Ambo Anto,S.Kep.,M.Mkep

N NIDN: 9909913589

MOTTO

Siapa Mencintai Didikan, Mencintai Pengetahuan; Tetapi Siapa Membenci Teguran,

Adalah Dungu. Orang Baik DiKenan TUHAN, Tetapi Si Penipu Di Hukum-nya.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat TUHAN yang Maha Esa Yesus Kristus sang

Juruselamat yang oleh karena cinta dan kasih sayang Nya, melalui tuntunan Kuasa Roh

Kudus yang memberi hikmat, pengertian, dan pengetahuan serta kemampuan, bagi

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik, dan dengan penuh

suka cita dan damai sejatrah penulis dapat melewati setiap proses dalam penyusunan

Skripsi ini.

Skripsi dengan judul “Hubungan Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasien Terhadap

Prosedur Pemasangan Infus Pada Pasien Di Ruangan IGD RSUD LABUANG BAJI

MAKASSAR Tahun 2022”dibuat untuk memenuhi syarat dalam melakukan penelitian guna

menyelesaikan studi pada program studi S-1 Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu

Keperawatan (STIK) Famika Makassar.


Penulis menyadari bahwa penulisan Skripsi ini dapat selesai karena adanya bantuan dan

kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

menyampaikan rasa terima kasih tak terhingga buat keluarga dan kedua orang tuatercinta

yaitu Bapa Pdt Risjens Lourens Nanariain S.Si dan MamaNon Diane Maskikit keluarga

besar Nanariain/Maskikittersayang yang tiada henti-hentinya berusaha dan berjuang untuk

mencukupi segala kebutuhan material, dan selalu memberikan kasih sayang, serta Doa

yang tulus dari kalian, IbuNs. Wiwiek Hidayati Jaya, S.Kep., M.Kes.sebagai Pembimbing

Akademik (PA) Saya Sejak dari semester I-VIII dan juga selaku pembimbing tugas akhir

saya yang telah memberikan support serta sumbang pikiran pada Skripso ini. Ucapan

terimakasih dan penghormatan yang sebesar-besarnya kepada :

1. DR. Oichida selaku KetuaYayasan Fani Mitra Karya Makassar.

2. Ibu Dr.Ns. Yudit Patiku, S.Si, S.Kep., M.Kes selaku Ketua STIK FAMIKA Makassar

beserta seluruh stafnya.

3. Bapak Ns.Ambo Anto S.Kep., M.Mkepselaku Ketua Program Studi S-1 Keperawatan

STIK FAMIKA Makassar.

4. BapakNs. Septi Hendy Telaumbanua, S.Kep. 37 Selaku pembimbing I dan

IbuNs.Wiwiek Hidayati Jaya S.Kep., M.Kepselaku pembimbing II yang telah meluangkan

waktu, tenaga dan sumbangan fikiran dalam memberikan arahan kepada penulis.

5. IbuNs. Fani Fionita, S.Kep.selaku penguji I dan Bapak Ns. Faisal S.Kep., M.Kes.,

M.Kepselaku 54 penguji II yang telah meluangkan waktunya demi kesempurnaan skripsi

ini.

6. Seluruh dosen dan staf di lingkungan STIK Famika Makassar yang telah membantu

dalam proses penyelesaian skripsi.

7. Kaka Jek Dan kaka Moses Beserta keluarga dan Semua pihak yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu, atas bantuan moral maupun material dalam penulisan skripsi ini.

8. Rekan seangkatan 2018 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. 69 Terimakasih

telah menjadi teman seperjuangan dan terus semangat kawan.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. 31 Oleh karena itu, dengan lapang dada penulis menerima kritikan dan

saran yang konstruktif demi sempurnanya skripsi ini.Akhirnya penulis mengucapkan terima

kasih atas segala

kebaikan dan bantuan yang diberikan semoga mendapat balasan yang setimpal dari

Tuhan Yang Maha Esa.

Sungguminasa, 14 Juli 2022

Penulis

RINO AMEL NANARIAIN

NIM:120251816

DAFTAR ISI

SKRIPSI i

SURAT PERNYATAAN ii

HALAMAN PERSETUJIAN iv

HALAMAN PENGESAHAN v

MOTTO v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR LAMPIRAN 1

ABSTRAK 2

BAB I 3

PENDAHULUAN 3

A. Latar Belakang 3

B. Rumusan Masalah 9

C. Tujuan Penelitian 9
D. Manfaat Penelitian 9

BAB II 11

TINJAUAN TEORITIS 11

A. Tinjauan Umum Tentang Caring 11

B. Tinjauan Umum Tentang Kepuasan Pasien 22

C. Tinjauan Umum Tentang Pemasangan Infus 43

BAB III 53

KERANGKA KERJA PENELITIAN 53

A. Kerangka Konsep 53

B. Variabel Penelitian 54

C. Hipotesis Penelitian 55

BAB IV 56

METODE PENELITIAN 56

A. Desain Penelitian 56

B. Populasi dan Sampel 56

C. PengumpulanData dan Analisa Data 58

D. Etika Penelitian 61

BAB V 63

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 63

A. Hasil Penelitian 63

B. Pembahasan 70

BAB VI 74

PENUTUP 74

A. Kesimpulan 74

B. SARAN 75

DAFTAR PUSTAKA 76
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 :

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden Diruang IGD 9 RSUD Labuang Baji

Makassar, Kota Makassar, Juli 2022

Tabel 5.2 :

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Terakhir Diruang 55 IGD RSUD Labuang

Baji Makassar, Kota Makassar, Juli 2022

Tabel 5.3 :

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Diruang IGD RSUD Labuang Baji Makassar,

Kota Makassar, Juli 2022

Tabel 5.4 :

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Caring Perawat Diruang 9 IGD RSUD Labuang Baji

Makassar, Kota Makassar, Juli 2022

Tabel 5.5 :

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kepuasan Dalam Pemasangan Infus Diruang IGD RSUD

Labuang Baji Makassar, Kota Makassar, Juli 2022

Tabel 5.6 :

ANALISA MENCARI HUBUNGAN CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN

TERHADAP PROSEDUR PEMASANGAN INFUS PADA PASIEN DI RUANGAN IGD

RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR, Kota Makassar, Juli 2022

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Penelitian

Lampiran 2 : Lembaran Penjelasan Penelitian

Lampiran 3 : Lembaran Persetujuan Responden


Lampiran 4 : Instrumen Penelitian

Lampiran 5 : Hasil Uji Validitas Kuesioner

Lampiran 6 : Hasil olah Data Penelitian

Lampiran 7 : Tabel Chi Square

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN

(STIK) FAMIKA MAKASSAR

JULI, 2022

ABSTRAK

HUBUNGAN CARING 9 PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP

PROSEDUR PEMASANGAN INFUS PADA PASIEN DI RUANGAN IGD RSUD LABUANG

BAJI MAKASSAR

OLEH RINO AMEL NANARIAIN, NIM : 120251816

( xiii + 6 Tabel + 9 Lampiran + 52 Halaman )

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 75 hubungan caring perawat dengan

kepuasan pasien terhadap prosedur pemasangan infus di ruangan IGD RSUD Labuang

BajiMakassar.
Desai penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode analitik melalui pendekatan Cross

Sectional Study. Sampel 9 dalam penelitian ini adalah adalah semua pasien yang

tercatat diruangan IGD RSUD Labuang Baji Makassar. 43 Penelitian penelitian ini

dilaksanakan pada tanggal 10 Juni - 10 Juli 2022 di Ruangan IGD Labuang Baji Makassar

dengan jumlah sampel 30 responden. Uji yang digunakan adalah uji Chi Square dengan

Fisher Exact.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 30 responden ada 14 (46,7%) responden yang

memiliki perilaku caring perawat baik dan kepuasan adalah puas dalam pemasangan

infus, kemudian ada 6 (20,0%) responden yang memiliki caring perawat baik tetapi

kepuasan tidak puas dalam pemasangan infus, serta 7 (23,0%) responden yang memiliki

caring perawat kurang dan kepuasan puas dalam pemasangan infus, dan 3 (10,0%)

responden yang memiliki caring perawat kurang dan kepuasan tidak puas

Berdasarkan hasil uji statistic pada table 2 x 2 menggunakan uji chi square dengan

turunan Fisher Exact dengan tariff signifikan 0.05 Berdasarkan hasil uji statistiknya

didapatkan p-value = 1.000 atau p-value < 0,05.Dengan demikian dapat dikatakan Ho

diterima Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan caring 9 perawat dengan kepuasan

pasien terhadap prosedur pemasangan infus di ruangan IGD RSUD Labuang Baji

Makassar.

Penelitian ini disarankan kepada petugas kesehatan rumah sakit agar menyampaikan

informasi tentang kesehatan khususnya tentang pelayanan keperawatan selama pasien

menjalani perawatan, dan peneliti sarankan kepada perawat rumah sakit untuk

mempertahankan dan meningkat caring perawat dalam melaksanan pelayanan perawatan

selama pasien dirawat dirumah sakit.

Kata kunci : Hubungan, Caring Perawat, Kepuasan Pasien, Pemasangan Infus

Pustaka : 13 ( 2010 – 2020 )

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perawat Amerika mendefinisikan asosiasi tentang kepuasan pasien dengan keperawatan,

pendapat pasien tentang perawatan diterima perawat selama rawat inap, untuk penelitian.

Kepuasan pasien dengan asuhan keperawatan memiliki komponen: harapan, fisik rumah

sakit, lingkungan, komunikasi dan informasi, partisipasi dan keterlibatan, hubungan

interpersonal, dan kompetensi (Risza Apriani Fauziyah dan Endiyono 2020).

Rendahnya 62 angka kepuasan pasien akan berdampak terhadap perkembangan rumah

sakit. Pada pasien yang merasa tidak puas terhadap layanan kesehatan yang diterima,

maka pasien memutuskan akan pindah ke rumah sakit lain yang dapat memberikan

pelayanan yang lebih baik (Sitzman et al., 2019). Menilai kepuasan pasien dengan asuhan

keperawatan adalah penting dalam mengevaluasi apakah kebutuhan pasien memenuhi

dan kemudian memfasilitasi dalam perencanaan serta menerapkan intervensi

keperawatan yang tepat untuk pasien. Faktorfaktor penentu berkontribusi paling besar

terhadap kepuasan pasien dapat membantu perawat dalam meningkatkan kualitas asuhan

keperawatan. Oleh karena itu, kepuasan pasien dengan perawatan adalah faktor penentu

kualitas perawatan khususnya dalam pengaturan fasilitas klinis / kesehatan. (Risza Apriani

Fauziyah dan Endiyono 2020).

45 Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit terjadi karena adanya perjanjian antara Pasien

dan Rumah Sakit tentang pelayanan kesehatan. Selain itu pelayanan kesehatan yang

diberikan oleh Rumah Sakit harus senantiasa memperhatikan peraturan perundangan

yang berlaku. Baik perjanjian yang telah dibuat maupun perundangan yang berlaku wajib

ditaati oleh kedua belah pihak. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam perjanjian

dan peraturan perundang-undangan yaitu hak serta kewajiban parapihak. Pasien dan

Rumah Sakit memiliki hak serta kewajibannya masing-masing sebagaimana diatur dalam

perjanjian yang telah dibuat serta peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang

kesehatan (Risza Apriani Fauziyah dan Endiyono 2020).

Peran perawat pelaksana dalam tindakan pemasangan infus juga akan menentukan

kepuasan pasien. 27 Pasien baru akan merasa puas apabila kinerja layanan kesehatan
yang diperolehnya sama atau melebihi harapannya dan sebaliknya, ketidakpuasan atau

perasaan kecewa pasien akan muncul apabila kinerja layanan kesehatan yang

diperolehnya itu tidak sesuai dengan harapannya.(Agus Widodo 2011).

13 Pemberian pelayanan keperawatan yang didasari oleh perilaku caring perawat mampu

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Penerapan caring yang diintegrasikan

dengan pengetahuan biofisikal dan pengetahuan mengenai perilaku manusia akan dapat

meningkatkan kesehatan individu dan memfasilitasi pemberian pelayanan kepada pasien.

Perilaku caring yang dilakukan dengan efektif dapat mendorong kesehatan dan

pertumbuhan individu. (Haijah 2019).

Menurut Ditzel (2016), prosedur invasif meliputi pemasangan atau pelepasan central

venous dan arterial chateter, pemasangan NGT, kateter urin, intubasi, ekstubasi, pungsi

lumbal, sirkumsisi, dan prosedur lain yang dapat menyebabkan sakit dan stres pada bayi

maupun anak. Prosedur invasif lain yaitu seperti pemasangan infus, pemberian obat

melalui injeksi maupun selang infus dan pengambilan sampel darah (Dwi Wahyuni 2020)

Selama pemasangan infus, 20-80% anak mengalami komplikasi dari pemasangan infus

dan 11-58% anak mempunyai risiko cedera ekstravasasi. Ekstravasasi telah menyebabkan

hilangnya 0,24% lapisan epidermis kulit pada anak. Perawat hendaknya menghindari vena

yang kecil, rapuh dan 52 tidak pada daerah pergelangan atau punggung tangan,

menghindari sebelah sendi, tendon, saraf dan area dekat siku serta menghindari

penusukan kanul berulang pada tempat yang sama (Sri Muliasni Isar 2019)

23 Caring merupakan proses interpersonal, dan hubungan antara pemberi asuhan

keperawatan dengan penerima asuhan akan menjadi kekuatan perantara yang penting.

(Paul Morrison dan Philip Burnard 2009). 20 Caring adalah suatu tindakan yang didasari

pada keprihatinan terhadap masalah orang lain atau kebutuhan orang lain dan memiliki

niat dan usaha untuk membantunya (Tri Yuli Susanti & Rista Apriana, 2017)

Persepsi perilaku caring adalah manifestasi 6 dari perhatian kepada orang lain, berpusat

pada orang, menghormati harga diri dan kemanusiaan, komitmen untuk mencegah

terjadinya status yang memburuk, memberi perhatian dan konsen, dan menghormati orang
lain. 14 Seorang perawat harus mampu memahami setiap respon yang berbeda dari

pasien terhadap penderitaan yang dialaminya dan memberikan pelayanan kesehatan yang

tepat dalam setiap respon yang berbeda baik yang sedang maupun akan terjadi. Selain itu,

perilaku persepsi caring hanya dapat ditunjukkan dalam hubungan interpersonal yaitu

hubungan yang terjadi antara perawat dengan pasien, dimana perawat menunjukkan

perilaku persepsi caring melalui perhatian, intervensi untuk mempertahankan kesehatan

pasien dan energi positif yang diberikan pada pasien. Perilaku persepsi caringmeliputi

komitmen untuk memberikan pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu

pengetahuan. Dalam praktiknya, perawat ditantang untuk tidak ragu dalam menggunakan

pengetahuan yang dimilikinya dalam praktik keperawatan (Nathania Hangewa, et al 2020).

Penelitian Cecep Solehudin Firmansyah, et al (2019) menunjukkan 36 persentase perawat

yang memiliki kualitas pelayanan caring yang buruk terdapat pada Negara Irlandia 11%,

dan Yunani 47%. 19 International Association of Human Caring menjelaskan bahwa

keperawatan selalu meliputi empat konsep yaitu merawat adalah apa yang perawat

lakukan, manusia adalah sasaran dari apa yang perawat lakukan, kesehatan adalah

tujuannya dan lingkungan adalah tempat dimana perawat merawat.

Di Indonesia sendiri caring menjadi salah satu penilaian bagi para pengguna pelayanan

kesehatan. Berdasarkan hasil survei kepuasan klien pada beberapa Rumah Sakit di

Jakarta menunjukan bahwa 14% klien tidak puas terhadap pelayanan kesehatan yang

diberikan, disebabkan oleh perilaku caring kurang baik (Kemenkes RI, dalam Cecep

Solehudin Firmansyah, et al 2019).

14 Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdediksi bagi

orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan

cinta atau menyayangi. 13 Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang

penting terutama dalam praktik keperawatan (FAIZ FAHMI, 2010).

32 Caring juga merupakan sikap peduli, menghormati dan menghargai orang lain, artinya

memberi perhatian dan mempelajari kesukaan – kesukaan seseorang dan bagaimana

seseorang berfikir dan bertindak. 38 Memberikan asuhan (Caring) secara sederhana tidak
hanya sebuah perasaan emosional atau tingkah laku sederhana, karena caring tercermin

pada mutu pelayanan keperawatan dan mutu pelayanan dapat memunculkan persepsi

apakah pelayanan di rumah sakit tersebut baik atau tidak (FAIZ FAHMI, 2010).

Hasil pengambilan data awal di ruang ICU 25 RSUD Labuang Baji Makassar menunjukan

bahwa jumlah perawat di ruang ICU berjumlah 29 orang, dengan perbandingan jumlah

keseluruhan perawat di RSUD Labuang Baji berjumlah

Berdasarkan uraian di atas calon peneliti berkeinginan untuk meneliti dengan judul

“HUBUNGAN CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP

PROSEDUR PEMASANGAN INFUS PADA PASIEN DI RUANGAN IGD RSUD LABUANG

BAJI MAKASSAR

”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka dirumuskan pertanyaan peneliti

“Hubungan Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasien Terhadap Prosedur Pemasangan

Infus Pada Paien Di Ruangan IGD RSUD Labuang Baji Makassar” ?

76 C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahuiHubungan Caring Perawat Terhadap Pemberian Infus pada Pasien Di

Ruang IGD.

2. Tujuan Khusus

a) Terukurnya Caring Perawat di Ruang IGD

b) Terukurnya Kepuasan Pasien Dalam Pemasang Infus

c) TeranalisisnyaHubungan Caring Perawat Terhadap Kepuasan Pasien Dalam

Pemasangan Infus pada Pasien Di Ruang IGD.

D. 56 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam ilmu keperawanan sebagai teori
keperawatan tentang caring perawat.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat Bagi Peneliti

Hasilpenelitian ini dapat menjadi pengalaman yang berharga bagi peneliti khususnya

dalam peningkatan wawasan dalam bidang penelitian serta menambah pengetahuan

tentang hal-hal yang menyangkutdengan Caring.

b. Manfaat Bagi Responden

Diharapkan mampu mengetahui dan meningkatkan rasa kepedulian terhadap orang lain

sesuai dengan teori caring.

c. Manfaat Bagi Instansi

Dapat digunakan sebagai acuan serta masukan bagi rumah sakit untuk meningkatkan dan

mengetahui tentang caring perawat dalam pelayanan keperawanan.

d. Manfaat Bagi Institusi

Penelitian ini dapat memberikan informasi dalam ilmu bidang keperawatan dengan

menambah kepustakaan di bidang ilmu keperawatan.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Tinjauan Umum Tentang Caring

1. Definisi Caring

13 Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi

orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada

orang lain dengan perasaan cinta atau menyangi yang merupakan kehendak 3

keperawatan (Potter & Perry, 2005).

Caring dianggap oleh banyak perawat sebagai aspek penting dalam keperawatan, care

merupakan inti sari keperawatan dan karakteristik yang dominan, khusus, serta tidak

terpisahkan dalam keperawatan dan tidak akan ada cure tanpa caring, tetapi dapat ada
caring tanpa curing. Human caring 48 merupakan sebuah fenomena yang universal,

memiliki ekspresi, proses, dan pola yang berbeda antar-budaya Leininger (dalam Kozier,

2010 ). 12 Praktik caring sebagai pusat keperawatan, menggambarkan caring sebagai

dasar dalam sebuah kesatuan nilai-nilai kemanusiaan yang universal

(kebaikan, kepedulian, cinta terhadap diri sendiri dan orang lain ) (Watson 2010).

18 Caring adalah sentral praktik keperawatan, yang merupakan suatu cara pendekatan

yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meingkatkan kepeduliannya terhadap

pasien. Hal ini adalah esensi dari keperawatan yang berarti juga pertanggungjawaban

hubungan antara perawat-pasien, dimana perawat harus mampu mengetahui dan

memahami tentang kebiasaan manusia dan respon manusia terhadap masalah kesehatan

yang sudah ada atau bepotensi akan timbul (Watson, 1979). Caring didefenisikan sebagai

suatu cara pemeliharaan yang berhubungan dengan menghargai orang lain, disertai

perasaan memiliki tanggung jawab terhadap perlakuannya atau tindakannya kepada

pasien (Potter & Perry, 2009).

3 Selain itu caring mempengaruhi cara berpikir seseorang, perasaan dan perbuatan

seseorang.orang lain disertai perasaan memiliki dan tanggung jawab (Swanson dalam

Waston, 2005).

Caring mempengaruhi cara berpikir seseorang, perasaan dan perbuatan seseorang.

Caring juga mempelajari berbagai macam philosofi dan etis perspektif. Caring adalah

sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara pendekatan yang

dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien

(Sartika & Nanda, 2011).

Caring dalam keperawatan 13 merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik

keperawatan. 3 Ada beberapa definisi caring yang diungkapkan para ahli keperawatan:

Watson (1979) yang terkenal dengan Theory of Human Caring, mempertegas bahwa

caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan

penerima asuhan untuk 12 meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia,

dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.


3 Marriner dan Tomey (1994) menyatakan bahwa caring merupakan pengetahuan

kemanusiaan, inti dari praktik keperawatan yang bersifat etik dan filosofikal. Caring bukan

semata-mata perilaku. Caring adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi tindakan.

Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan

memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien (Carruth et

al., 1999).

Griffin (1983) membagi konsep caring ke dalam dua domain utama. 12 Salah satu konsep

caring ini berkenaan dengan sikap dan emosi perawat, sementara konsep caring yang lain

terfokus pada aktivitas yang dilakukan perawat saat melaksanakan fungsi

keperawatannya. 3 Griffin menggambarkan caring dalam keperawatan sebagai sebuah

proses interpersonal esensial yang mengharuskan perawat melakukan aktivitas peran

yang spesifik dalam sebuah cara dengan menyampaikan ekspresi emosi-emosi tertentu

kepada resepien. Aktivitas tersebut menurut Griffin meliputi membantu, menolong, dan

melayani orang yang mempunyai kebutuhan khusus. Proses ini dipengaruhi oleh

hubungan antara perawat dengan pasien.

Hall (1969) mengemukakan perpaduan tiga aspek dalam teorinya. Sebagai seorang

perawat, kemampuan care, core, dan cure harus dipadukan secara seimbang sehingga

menghasilkan asuhan keperawatan yang optimal untuk klien. Care merupakan komponen

penting yang berasal dari naluri seorang ibu. Core merupakan dasar dari ilmu sosial yang

terdiri dari kemampuan terapeutik, dan kemampuan bekerja sama dengan tenaga

kesehatan lain. Sedangkan cure merupakan dasar dari ilmu patologi dan terapeutik. Dalam

memberikan asuhan keperawatan secara total kepada klien, maka ketiga unsur ini harus

dipadukan (Julia, 1995).

Berdasarakan beberapa pendapat para ahli diatas maka, dapat disimpulkan bahwa caring

itu adalah suatu perilaku ataupun sikap dan kepedulian perawat terhadap pasien dalam

memberikan asuhan keperawatan dengan cara merawat pasien dengan sentuhan hati,

komunikasi terapeutik, kepekaan, dukungan yang disertai 12 intervensi fisik oleh perawat.

2. Dimensi Caring
Menurut Swanson (1991) ada lima asumsi yang dikenal dengan Middle Theory of Caring

mendasari konsep caring diantaranya:

a. Knowing (mengetahui)

3 Knowing adalah berjuang untuk memahami peristiwa seperti yang dimiliki makna dalam

kehidupan yang lain. 12 Mengetahui melibatkan untuk menghindari asumsi tentang makna

dari suatu peristiwa dengan merawat, yang berpusat pada kebutuhan lain, melakukan

kajian mendalam, mencari petunjuk verbal nonverbal dan mengikutsertakan dari

keduanya. Perawat 67 berusaha mengerti kejadian yang berarti dalam kehidupan

seseorang dengan cara mnghindari asumsi terhadap pasien, mencari petunjuk untuk lebih

mengenal pasien dan membangun hubungan terapeutik.

b. Being with (melakukan bersama)

3 Being with adalah secara emosional hadir untuk yang lain dengan menyampaikan

ketersediaan berkelanjutan, perasaan berbagi, dan pemantauan yang peduli memberikan

tidak membebani orang dirawat. Mengandung makna perawat hadir secara emostional

bersama dengan pasien dalam menghadapi berbagai masalahnya.

c. Doing for (melakukan untuk)

Doing for adalah melakukan untuk yang lain apa yang dia akan lakukan untuk diri sendiri

jika hal itu mungkin. 12 Melakukan untuk yang lain bearti memberikan perawatan yang

nyaman, protektif, dan antisipatif, serta menjalankan tugasnya terampil dan kompeten

sambil menjaga marabat orang tersebut. Perawat sebisa mungkin melakukan tindakan

terhadap orang lain seperti melakukannya terhadap diri sendiri sehingga perawat dapat

merasakan respon yang mungkin ditimbulkan dari tindakan tersebut.

d. Enabling (kemampuan)

3 Enabling adalah memfasilitasi bagian yang lain melalui transisi kehidupan dan

peristtiwa asing dengan memberi informasi, menjelaskan, mendukung, dengan fokus pada

masalah yang relevan, berfikir melalui masalah, dan menghasilkan 12 alternatif, sehingga

meningkatkan penyembuhan pasien, pertumbuhan dan perawatan diri. Perawat

senantiasa memiliki kemampuan untuk membantu dalam mencari alternatif pemecahan


masalah.

e. Maintaining belief (mengatasi kepercayaan)

3 Maintaining belief adalah mempertahankan iman dalam kapasitas orang lain, untuk

mendapatkan melalui suatu peristiwa atau transisi dan menghadapi masa depan dengan

bermakna. Tujuannya adalah untk memungkinkan yang lain sehingga dalam batas-batas

kehidupannya, ia mampu menemukan makna dan mempertahankan sikap yang penuh

harapan.

3. Sikap Caring

Sikap caring diberikan melalui kejujuran, kepercayaan, dan niat baik. 29 Bersikap caring

untuk klien dan bekerja sama dengan klien dari berbagai lingkungan merupakan esensi

keperawatan. Dalam memberikan asuhan, perawat dituntut menggunakan keahlian , kata

yang lemah lembut, sentuhan, harapan, comforting dengan pasien, dan dengan

menggunakan spirit caring (Momison 2009).

22 Spirit caring seyogyanya harus tumbuh dari dalam diri perawat dan berasal dari hati

perawat yang terdalam. Spirit caring bukan hanya memperlihatkan apa yang dikerjakan

perawat yang bersifat tindakan fisik, tetapi juga mencerminkan siapa dia. Oleh karenanya,

setiap perawat dapat memperlihatkan cara yang berbeda ketika memberikan asuhan

kepada klien.

Sikap caring harus tercermin sepuluh faktor karatif yang berasal dari nilai-nilai humanistik.

Sepuluh faktor tersebut adalah :

a) Pembentukan 20 sistem nilai humanistik dan altruistik.

Perawat menumbuhkan rasa puas karena mampu memberikan sesuatu kepada klien. 6

Perawat juga memperlihatkan kemampuan diri dengan memberikan pendidikan kesehatan

pada klien. Dalam keperawatan, humanisme merupakan suatu sikap dan pendekatan yang

memperlakukan pasien sebagai manusia yang mempunyai kebutuhan bukan hanya

sebagai nomor tempat tidur atau sebagai seorang berpenyakit tertentu. 49 Perawat yang

menggunakan pendekatan humanistik dalam praktiknya memperhitungkan semua yang

diketahuinya tentang pasien yang meliputi pikiran, perasaan, nilai-nilai, pengalaman,


kesukaan, perilaku dan bahasa tubuh

b) Memberikan kepercayaan-harapan 20 dengan cara memfasilitasi dan meningkatkan

asuhan keperawatan yang holistik. Di samping itu, perawat meningkatkan perilaku klien

dalam mencari pertolongan kesehatan.

c) 6 Menumbuhkan kesensitifan terhadap diri dan orang lain

Perawat belajar menghargai kesensitifan dan perasaan klien, sehingga ia sendiri dapat

menjadi lebih sensitif, murni, dan bersikap wajar pada orang lain

d) Mengembangkan hubungan saling percaya

Perawat memberikan informasi dengan jujur, dan memperlihatkan sikap empati yaitu turut

merasakan apa yang dialami klien. Sehingga karakter yang diperlukan dalam faktor ini

antara lain adalah kongruen, empati, dan kehangatan

e) Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif klien Perawat

memberikan waktunya dengan mendengarkan semua keluhan dan perasaan klien.

f) Penggunaan sistematis metode penyelesaian masalah untuk pengambilan keputusan

Perawat menggunakan metoda proses keperawatan sebagai pola pikir dan pendekatan

asuhan kepada klien.

g) Peningkatan pembelajaran dan pengajaran interpersonal, memberikan asuhan mandiri,

menetapkan kebutuhan personal, dan memberikan kesempatan untuk pertumbuhan

personal klien

h) Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spritual yang mendukung.

Perawat perlu mengenali pengaruh lingkungan internal dan eksternal klien terhadap

kesehatan dan kondisi penyakit klien

i) Bimbingan dalam memuaskan kebutuhan manusiawi Perawat perlu mengenali

kebutuhan komprehensif diri dan klien. Pemenuhan kebutuhan paling dasar perlu dicapai

sebelum beralih ke tingkat selanjutnya.

j) Mengijinkan terjadinya tekanan yang bersifat fenomologis agar pertumbuhan diri dan

kematangan jiwa klien dapat dicapai. Kadan-kadang seseorang klien perlu dihadapkan

pada pengalaman/ pemikiran yang bersifat profokatif. Tujuannya adalah agar dapat
meningkatkan pemahaman lebih mendalam tentang diri sendiri.

4. Manfaat Caring

Perawat yang dapat bersikap caring memberikan manfaat bagi pasien, pasien merasa

comforting. Comforting merupakan karakteristik unik dalam keperawatan dan merupakan

aspek penting dalam caring. Membuat klien senyaman mungkin telah menjadi tindakan

keperawatan yang sering dilakukan sejak era florence Nightningale. Perawat selalu

memberikan berbagai tindakan kenyamanan yang membawa kekuatan, kesejukan,

dukungan, dorongan semangat, harapan dan bantuan bagi klien ( Morse dalam Kozier

2010 ). Tindakan kenyamanan dimulai saat perawat mengobservasi distress atau

ketidaknyamanan klien, atau saat klien menunjukkan kebutuhan kenyamanannya. Karena

kondisi tersebut perawat bervariasi, perawat perlu bersikap kreatif dan inovatif untuk

memberikan asuhan tersebut. Asuhan kenyamanan dapat berupa tindakan fisik,

komunikasi secara langsung.

5. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Caring

Caring merupakan aplikasi dari proses keperawatan sebagai bentuk kinerja 13 yang

ditampilkan oleh seorang perawat. Gibson, dkk (1993) 46 mengemukakan 3 faktor yang

berpengaruh terhadap kinerja perawat meliputi faktor individu, psikologis dan organisasi.

a) Faktor individu

Faktor 6 individu dikelompokkan pada sub variabel kemampuan dan keterampilan, latar

belakang, dan demografi. Sub variabel kemampuan dan keterampilan merupakan faktor

utama yang mempengaruhi perilaku perawat. Sub variabel demografi mempunyai efek

tidak langsung pada perilaku dan kinerja perawat. Karakteristik demografi meliputi usia,

jenis kelamin, latar belakang pendidikan masa kerja, status perkawinan, dan status

kepagawaian (Gibson,dkk : 1993).

b) Psikologis

Psikologis merupakan hal yang kompleks dan sulit diukur. Variabel ini terdiri dari sub

variabel sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Faktor ini banyak dipengaruhi oleh

keluarga, tingkat sosial, pengalaman, dan karakteristik demokrafis (Gibson, dkk : 1993).
Locus of control merupakan faktor psikologis yang termasuk ke sub variabel dalam

kepribadian.

c) Organisasi

Organisasi adalah suatu sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungannya. Variabel

organisasi yang mempengaruhi kinerja perawat meliputi : sumber daya, kemimpinan,

imbalan, struktur, dan desain pekerjaan (Gibson, dkk : 1993)

B. Tinjauan Umum Tentang Kepuasan Pasien

1. Pengertian Kepuasan Pelangan

Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah puas merasa senang perihal (hal

yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan dan sebagainya). 2 Kepuasan dapat diartikan

sebagai perasaan puas, rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan

mengkonsumsi suatu produk atau jasa untuk mendapatkan pelayanan suatu jasa. Menurut

Oliver & Supranto, (didalam Feby Sulastri & Juliani Supriatin) mendefinisikan kepuasan

sebagai tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang

dirasakannya dengan harapannya. Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan

antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja dibawah harapan, maka

pelanggan akan sangat kecewa. Bila kinerja sesuai harapan, maka pelanggan akan sangat

puas. Sedangkan bila kinerja melebihi harapan pelanggan akan sangat puas harapan

pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman masa lampau, komentar dari kerabatnya serta

janji dan informasi dari berbagai media. Pelanggan yang puas akan setia lebih lama,

kurang sensitive terhadap harga dan memberi komentar yang baik tentang perusahaan

tersebut.

Menurut Kotler 1988 (didalam Feby Sulastri & Juliani Supriatin)kepuasan 11 adalah tingkat

kepuasan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan

dibandingkan dengan harapannya. 16 Jadi kepuasan atau ketidakpuasan adalah

kesimpulan dari interaksi antara harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa atau

pelayanan yang diberikan. 11 Upaya untuk mewujudkan kepuasan pelanggan total

bukanlah hal yang mudah, Mudie dan Cottom menyatakan bahwa kepuasan pelanggan
total tidak mungkin tercapai, sekalipun hanya untuk sementara waktu (Tjiptono, 1997,

didalam Feby Sulastri & Juliani Supriatin).

2 Memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dalam hal ini pasien adalah hal

penting yang mempengaruhi kepuasan pasien. Pasien yang puas merupakan aset yang

sangat berharga karena apabila pasien puas mereka akan terus melakukan pemakaian

terhadap jasa pilihannya, tetapi jika pasien merasa tidak puas mereka akan

memberitahukan dua kali lebih hebat kepada orang lain tentang pengalaman buruknya.

Untuk menciptakan kepuasan pasien suatu perusahaan atau rumah sakit harus

menciptakan dan mengelola suatu system untuk memperoleh pasien yang lebih banyak

dan kemampuan untuk mempertahankan pasiennya. Namun upaya untuk perbaikan atau

kesempurnaan kepuasan dapat dilakukan dengan berbagai strategi oleh perusahaan untuk

dapat merebut pelanggan.

Junaidi 2002 (didalam Feby Sulastri & Juliani Supriatin) berpendapat bahwa kepuasan

pelanggan atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan konsumen atas poduk

tersebut. Jika kinerja produk lebih tinggi dari harapan konsumen maka konsumen akan

mengalami kepuasan. Hal yang hampir serupa dikemukakan oleh Indarjati (2001, didalam

Feby Sulastri & Juliani Supriatin) yang menyebutkan adanya tiga macam kondisi

kepuasan yang bisa dirasakan oleh konsumen berkaitan dengan perbandingan antara

harapan dan kenyataan, yaitu jika harapan atau kebutuhan sama dengan layanan yang

diberikan maka konsumen akan merasa puas. Jika layanan yang diberikan pada

konsumen kurang atau tidak sesuai dengan kebutuhan atau harapan konsumen maka

konsumen menjadi tidak puas. Kepuasan konsumen merupakan perbandingan antara

harapan yang dimiliki oleh konsumen dengan kenyataan yang diterima oleh konsumen

dengan kenyataan yang diterima oleh konsumen dengan kenyataan yang diterima oleh

konsumen pada saat mengkonsumsi produk atau jasa.

Sedangkan Aditama (2002, didalam Feby Sulastri & Juliani Supriatin) berpendapat bahwa

pasien adalah mereka yang di obati dirumah sakit. Serdasarkan uraian dari beberapa ahli

tersebut 2 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan pasien adalah perasaan
senang, puas individu karena terpenuhinya harapan atau keinginan dalam menerima jasa

pelayanan kesehatan.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelangan

11 Menurut pendapat Budiastuti (2002, didalam Feby Sulastri & Juliani

Supriatin) mengemukakan bahwa pasien dalam mengevaluasi kepuasan terhadap jasa

pelayanan yang diterima mengacu pada beberapa faktor, antara lain :

1. Kualitas produk atau jasa

Pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk atau

jasa yang digunakan berkualitas. Persepsi konsumen terhadap kualitas poduk atau jasa

dipengaruhi oleh dua hal yaitu kenyataan kualitas poduk atau jasa yang sesungguhnya

dan komunikasi perusahaan terutama iklan dalam mempromosikan rumah sakitnya.

2. Kualitas Pelayanan

Memegang peranan penting dalam industri jasa. Pelanggan dalam hal ini pasien akan

merasa puas jika mereka memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang

diharapkan.

4 3. Faktor emosional

Pasien yang merasa bangga dan yakin bahwa orang lain kagum terhadap konsumen bila

dalam hal ini pasien memilih rumah sakit yang sudah mempunyai pandangan “rumah sakit

mahal”, cenderung memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi.

4. 5 Harga

Harga merupakan aspek penting, namun yang terpenting dalam penentuan kualitas guna

mencapai kepuasan pasien. Meskipun demikian elemen ini mempengaruhi pasien dari

segi biaya yang dikeluarkan, biasanya semakin mahal harga perawatan maka pasien

mempunyai harapan yang lebih besar. Sedangkan rumah sakit yang berkualitas sama

tetapi berharga murah, memberi nilai yang lebih tinggi pada pasien.

5. Biaya

Mendapatkan produk atau jasa, pasien yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan

atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan jasa pelayanan, cenderung puas
terhadap jasa pelayanan tersebut.

Tjiptono (1997, didalam Feby Sulastri & Juliani Supriatin) 16 kepuasan pasien ditentukan

oleh beberapa faktor antara lain, yaitu :

1) Kinerja (performance),

Berpendapat pasien terhadap karakteristik operasi dari pelayanan inti yang telah diterima

sangat 5 berpengaruh pada kepuasan yang dirasakan. Wujud dari kinerja ini misalnya :

kecepatan, kemudahan, dan kenyamanan bagaimana perawat dalam memberikan jasa

pengobatan terutama keperawatan pada waktu penyembuhan yang relatif cepat,

kemudahan dalam memenuhi kebutuhan pasien dan kenyamanan yang diberikan yaitu

dengan memperhatikan kebersihan, keramahan dan kelengkapan peralatan rumah sakit.

2) Keandalan (reliability)

Sejauh mana kemungkinan kecil akan mengalami ketidakpuasan atau ketidaksesuaian

dengan harapan atas pelayanan yang diberikan. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan

yang dimiliki oleh perawat didalam memberikan jasa keperawatannya yaitu dengan

kemampuan dan pengalaman yang baik terhadap memberikan pelayanan keperawatan

dirumah sakit.

3) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to spesification)

Sejauh mana karakteristik pelayanan memenuhi standart-standart yang telah ditetapkan

sebelumnya. Misalnya : standar keamanan dan emisi terpenuhi seperti peralatan

pengobatan.

4) Daya tahan (durability), berkaitan dengan beberapa lama produk tersebut digunakan.

Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis dalam penggunaan peralatan

rumah sakit, misalnya : peralatan bedah, alat transportasi, dan sebagainya.

5) Service ability

Meliputi kecepatan, kompetensi, serta penanganan keluhan yang memuaskan. Pelayanan

yang diberikan oleh perawat dengan memberikan penanganan yang cepat dan kompetensi

yang tinggi terhadap keluhan pasien sewaktu-waktu.

6) Estetika
Merupakan daya tarik rumah sakit yang dapat ditangkap oleh panca indera. Misalnya :

keramahan perawat, peralatan rumah sakit yang lengkap dan modern, desain arsitektur

rumah sakit, dekorasi kamar, kenyamanan ruang tunggu, taman yang indah dan sejuk, dan

sebagainya.

7) Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality)

Citra dan reputasi rumah sakit serta tanggung jawab rumah sakit. Bagaimana kesan yang

diterima pasien terhadap rumah sakit tersebut terhadap prestasi dan keunggulan rumah

sakit daripada rumah sakit lainnya dan tangggung jawab rumah sakit selama proses

penyembuhan baik dari pasien masuk sampai pasien keluar rumah sakit dalam keadaan

sehat.

3. Aspek-aspek Kepuasan Pasien

18 Penilaian pasien terhadap pelayanan perawat bersumber dari pengalaman pasien. 24

Aspek pengalaman pasien dapat diartikan sebagai suatu perlakuan atau tindakan dari

perawat yang sedang atau pernah dijalani, dirasakan dan ditanggung oleh seseorang

yang menggunakan pelayanan perawat.

10 Menurut Zeitham dan Berry (Tjiptono; 2002), aspek-aspek kepuasan pasien meliputi:

a. Keistimewaan, yaitu dimana pasien merasa diperlakukan secara istimewa oleh perawat

selama proses pelayanan.

b. Kesesuaian, yaitu sejauhmana pelayanan yang diberikan perawat sesuai dengan

keinginan pasien, selain itu ada ketepatan waktu dan harga.

c. 24 Keajegan dalam memberikan pelayanan, artinya pelayanan yang diberikan selalu

sama pada setiap kesempatan dengan kata lain pelayanan yang diberikan selalu

konsisten.

10 d. Estetika, estetika dalam pelayanan berhubungan dengan kesesuaian tata letak

barang maupun keindahan ruangan.

Selain itu menurut Krowinski (dalam Suryawati; 2004), terdapat dua aspek kepuasan

pasien yaitu:

a. Kepuasan yang mengacu hanya pada penerapan standar dan kode etik pofesi.
Meliputi: hubungan perawat dengan pasien, kenyamanan pelayanan, kebebasan

menentukan pilihan, pengetahuan dan kompetensi teknis, efektivitas pelayanan dan

keamanan tindakan.

b. Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan kesehatan.

Meliputi: ketersediaan, kewajaran, kesinambungan, penerimaan, keterjangkauan,

efisiensi, dan mutu pelayanan kesehatan.

Kemudian menurut Hinshaw dan Atwood (dalam Hajinezhad; 2007), aspek kepuasan

pasien yaitu:

a. Teknik pelayanan professional

b. Kepercayaan

c. Pendidikan pasien

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek yang digunakan untuk

mengukur kepuasan pasien adalah keistimewaan, kesesuaian, keajegan, dan estetika.

4. Mengukur Kepuasan Pelangan di Rumah Sakit

Kepuasan pelanggan adalah indikator pertama dari standar suatu rumah sakit dan

merupakan suatu ukuran mutu pelayanan. Kepuasan pelanggan 28 yang rendah akan

berdampak terhadap jumlah kunjungan yang akan mempengaruhi provitabilitas rumah

sakit, sedangkan sikap karyawan terhadap pelanggan juga akan berdampak terhadap

kepuasan pelanggan dimana kebutuhan pelanggan dari waktu ke waktu akan meningkat,

begitu pula tuntutannya akan mutu pelayanan yang diberikan. Kepuasan pelanggan,

sangat berhubungan dengan kenyaman, keramahan, dan kecepatan pelayanan. 4

Kepuasan pelanggan, merupakan indikator yang berhubungan dengan jumlah keluhan

pelanggan atau keluarga, kritik dalam kolom surat pembaca, pengaduan mal praktek,

laporan dari staf medik dan perawatan.

Bentuk kongkret untuk mengukur kepuasan pelanggan rumah sakit, dalam seminar survai

kepuasan pelanggan di RS, Junadi (2007,dalam Feby Sulastri & Juliani Supriatin),

mengemukakan ada empat aspek yang dapat diukur yaitu: Kenyamanan, Hubungan

pelanggan dengan petugas, kompetensi petugas dan biaya. Kenyaman, aspek ini
dijabarkan dalam pertanyaan tentang lokasi rumah sakit, kebersihan, kenyamanan

ruangan, makanan dan minuman, peralatan ruangan, tata letak, penerangan, kebersihan

WC, pembuangan sampah, kesegaran ruangan dll. Hubungan pelanggan dengan petugas

Rumah Sakit, dapat dijabarkan dengan pertanyaan yang menyangkut keramahan,

informasi yang diberikan, sejauh mana tingkat komunikasi, responsi, support, seberapa

tanggap dokter/perawat di ruangan IGD, rawat jalan, rawat inap, farmasi, kemudahan

dokter/perawat dihubungi, keteraturan pemberian meal, obat, dan pengukuran suhu.

Kompetensi teknis petugas, dapat dijabarkan dalam pertanyaan kecepatan pelayanan

pendaftaran, ketrampilan dalam penggunaan teknologi, pengalaman petugas medis, gelar

medis yang dimiliki, terkenal, keberanian mengambil tindakan.

Menurut “Kotler dan Nursalam, 2011, dalam Feby Sulastri & Juliani Supriatin” 8 ada

beberapa cara mengukur kepuasan pelanggan atau pasien antara lain:

a) Sistem Keluhan Dan Saran

Seperti kotak saran di lokasi-lokasi strategis, kartu pos berprangko, saluran telepon bebas

pulsa, website, email dan lain-lain.

b) Survei Kepuasan Pelanggan

Baik via pos, telepon, email, maupun tatap muka langsung.

c) Ghost Shopping

Salah satu bentuk observasi yang memakai jasa orang yang menyamar sebagai

pelanggan atau pesaing untuk mengamati aspek-aspek pelayanan dan kualitas produk.

d) 33 Lost Costumer Analysis

Yaitu menghubungi atau mewawacarai pelanggan yang telah beralih dalam rangka

memahami penyebab dengan melakukan perbaikan pelayanan.

4 5. Kepuasan Pelanggan mencerminkan mutu pelayanan Rumah sakit

Dalam konsep quality assurance (QA), kepuasan pelanggan dipandang sebagai unsur

penentu penilaian baik buruknya sebuah rumah sakit. Unsur penentu lainnya dari empat

komponen yang mempengaruhi kepuasan adalah: aspek klinis, efisiensi dan efektivitas

dan keselamatan pelanggan. Aspek Klinis, merupakan komponen yang menyangkut


pelayanan dokter, perawat dan terkait dengan teknis medis. Efisiensi dan efektivitas,

menunjuk pada pelayanan yang murah, tepat guna, tidak ada diagnosa dan terapi yang

berlebihan. Aspek Keselamatan pelanggan, adalah upaya perlindungan pelanggan dari

hal-hal yang dapat membahayakan keselamatan pelanggan, seperti jatuh, kebakaran, dll.

Kepuasan pelanggan, sangat berhubungan dengan kenyaman, keramahan, dan

kecepatan pelayanan.

Jaminan mutu pelayanan di Rumah Sakit (RS) merupakan salah satu faktor penting dan

fundamental khsususnya bagi manajemen RS itu sendiri dan para stakeholdernya,

pasalnya dampak dari QA menentukan hidup matinya sebuah rumah sakit. Bagi Rumah

Sakit, adanya QA yang baik tentu saja membuat RS mampu untuk bersaing dan tetap exist

di masyarakat. Bagi pelanggan, QA dapat dijadikan sebagai faktor untuk memilih RS yang

bermutu dan baik. Bagi praktisi medis, selain terikat dengan standar profesinya, dengan

adanya QA para praktisi medis dituntut untuk semakin teliti, telaten, dan hati2 dalam

menjaga mutu pelayanannya. Dan bagi pemerintah sendiri, adanya QA dapat menjadikan

standar dalam memutuskan salah benarnya suatu kasus yang terjadi di Rumah sakit

(Heriandi, 2007, dalam Feby Sulastri & Juliani Supriatin).

6. 8 Manfaat Pengukuran Kepuasan Pasien

Manfaat pengukuran kepuasan pasien menurut Soeparmanto dan Astuti (2006, dalam

Feby Sulastri & Juliani Supriatin) , yaitu:

a) Mengetahui kekurangan masing-masing tingkat kelemahan penyelengaraan pelayanan.

b) Mengetahui kinerja penyelenggaraan pelayanan yang telah dilaksanakan oleh unit

pelayanan

c) Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan upaya yang perlu

dilakukan.

d) Mengetahui indeks kepuasan masyarakat secara pelayanan publik pada lingkup

pemerintahan pusat dan daerah.

e) Memacu persaingan positif antar unit penyelenggara pelayanan dalam upaya

peningkatan kinerja pelayanan


f) Bagi masyarakat dapat mengetahui gambaran tentang kinerja pelayanan unit yang

bersangkutan.

7. 28 Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien

Kualitas pelayanan menjadi suatu keharusan yang harus dilakukan perusahaan supaya

mampu bertahan dan tetap mendapat kepercayaan pelanggan. 17 Pola konsumsi dan

gaya hidup pelanggan menuntut perusahaan mampu memberikan pelayanan yang

berkualitas. Keberhasilan perusahaan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas

dapat ditentukan dengan peendekatan servicequality. Service quality adalah seberapa

jauh perbedaan antara harapan dan kenyataan para pelanggan atas layanan yang mereka

terima. Service quality dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi pelanggan

atas layanan yang benar-benar mereka terima dengan layanan sesungguhnya yang

mereka harapkan. Kualitas pelayanan mengacu pada penilaian penilaian pelanggan

tentang inti pelayanan, yaitu sipemberi pelyanan itu sendiri atau keseluruhan organisasi

pelayanan, sebagian besar masyarakat sekarang mulai menampakkan tuntutan terhadap

pelayanan prima, mereka bukan lagi sekedar membutuhkan produk yang bermutu tetapi

mereka lebih senang menikmati kenyamanan pelayanan. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien.

8. Aspek – aspek yang mempengaruhi 2 kepuasan pasien

Menurut Griffith (1987, dalam Feby Sulastri & Juliani Supriatin) ada beberapa aspek-aspek

yang mempengaruhi perasaan puas pada seseorang yaitu :

a) Sikap pendekatan staf pada pasien yaitu sikap staf terhadap pasien ketika pertama kali

datang di rumah sakit.

b) Kualitas perawatan yang diterima oleh pasien yaitu apa saja yang telah dilakukan oleh

pemberi layanan kepada pasien, seberapa pelayanan perawatan yang berkaitan dengan

proses kesembuhan penyakit yang diderita pasien dan kelangsungan perawatan pasien

selama berada dirumah sakit.

c) Prosedur administrasi yaitu berkaitan dengan pelayanan administrasi pasien dimulai

masuk rumah sakit selama perawatan berlangsung sampai keluar dari rumah sakit. Waktu
menunggu yaitu berkaitan dengan waktu yang diperbolehkan untuk berkunjung maupun

untuk menjaga dari keluarga maupun orang lain dengan memperhatikan ruang tunggu

yang memenuhi standar-standar rumah sakit antara lain : ruang tunggu yang nyaman,

tenang, fasilitas yang memadai misalnya televisi, kursi, air minum dan sebagainya.

d) Fasilitas umum yang lain seperti kualitas pelayanan berupa makanan dan minuman,

privasi dan kunjungan. Fasilitas ini berupa bagaimana pelayanan terhadap pemenuhan

kebutuhan pasien seperti makanan dan minuman yang disediakan dan privasi ruang

tunggu sebagai sarana bagi orang-orang yang berkunjung di rumah sakit.

e) Fasilitas ruang inap untuk pasien yang harus rawat. Fasilitas ruang inap ini disediakan

berdasarkan permintaan pasien mengenai ruang rawat inap yang dikehendakinya.

f) Hasil treatment atau hasil perawatan yang diterima oleh pasien yaitu perawatan yang

berkaitan dengan kesembuhan penyakit pasien baik berapa operasi, kunjungan dokter

atau perawat.

16 Kepuasan pasien atau konsumen berdasarkan teori-teori diatas tidak hanya

dipengaruhi oleh jasa yang dihasilkan oleh suatu rumah sakit semata, tetapi juga

dipengaruhi oleh pelayanan yang diberikan oleh petugas rumah sakit baik dokter, perawat,

dan karyawan-karyawan lainnya. Berdasarkan pandangan beberapa ahli diatas dapat

disimpulkan bahwa aspek-aspek yang mempengaruhi kepuasan pada pasien adalah

sebagai berikut :

a) Sikap pendekatan staf pada pasien yaitu sikap staf terhadap pasien ketika 2 pertama

kali datang di rumah sakit.

b) Kualitas perawatan yang diterima oleh pasien yaitu apa saja yang telah dilakukan oleh

pemberi layanan kepada pasien, seberapa pelayanan perawatan yang berkaitan dengan

proses kesembuhan penyakit yang diderita pasien dan kelangsungan perawatan pasien

selama berada dirumah sakit.

c) Prosedur administrasi yaitu berkaitan dengan pelayanan administrasi pasien dimulai

masuk rumah sakit selama perawatan berlangsung sampai keluar dari rumah sakit.

d) Fasilitas – fasilitas yang disediakan rumah sakit yaitu fasilitas ruang inap, kualitas
makanan atau kios-kios penjual makanan yang terjamin kesehatannya, privasi dan waktu

kunjungan pasien.

9. Standar Pelayanan (Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien)

Di era yang semakin global, dimana teknologi informasi semakin maju maka batas antar

negara semakin tidak kelihatan. Masyarakat dengan mudahnya mencari pengobatan

dimana saja baik di dalam negeri 10 maupun di luar negeri. Perubahan tersebut perlu pula

diikuti dengan standar mutu rumah sakit di Indonesia. Dalam rangka menghadapi era

globalisasi umumnya dan era masyarakat ekonomi asean (MEA) dan menjalankan

amanah Undang-Undang 63 Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit rumah sakit harus

melaksanakan dan melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan 45

kesehatan di rumah sakit

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi makin maju,

meningkatnya kesejahteraan serta makin kritisnya masyarakat Indonesia dalam menilai

mutu pelayanan kesehatan, maka dianggap perlu dilakukannya perubahan yang bermakna

terhadap mutu rumah sakit di Indonesia. Masyarakat Indonesia yang semakin selektif dan

berhak mendapatkan pelayanan yang bermutu dan aman, diharapkan dengan 9

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan diharapkan dapat mengurangi minat masyarakat

untuk berobat keluar negeri. Sesuai dengan Undang-undang No.44 Tahun 2009, pasal, 40

ayat 1, menyatakan bahwa, dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib

dilakukan akreditasi secara berkala menimal 3 (tiga) tahun sekali, diharapkan dengan

dilakukan akreditasi pelayanan kepada masyarakat dapat diberikan dengan standar 45

mutu dan keselamatan pasien yang terjamin.

10. 8 Rumus Kepuasan Pasien

Kepuasan pengguna jasa pelayanan kesehatan dapat disimpulkan sebagai selisih kinerja

institusi pelayanan kesehatan dengan harapan pasien (Muninjaya, 2013, dalam Feby

Sulastri & Juliani Supriatin). Dari penjelasan ini, kepuasan pelanggan dapat dirumuskan

sebagai berikut :

Satisfaction = f (performance-expectation)
Dari rumus ini dihasilkan tiga kemungkinan:

a) Performance < Expectation.

Jika kinerja pelayanan kesehatan lebih jelek daripada apa yang diharapkan para

pengguna, kinerja pelayanan kesehatan akan dipandang jelek oleh penggunanya, karena

tidak sesuai dengan harapan pengguna sebelum menerima pelayanan kesehatan.

Hasilnya, pengguna pelayanan merasa kurang puas dengan pelayanan yang diterima.

b) Performance = Expectation.

Jika kinerja pelayanan kesehatan sama dengan harapan para penggunanya, pengguna

layanan kesehatan akan menerima kinerja pelayanan jasa dengan baik. Pelayanan yang

diterima sesuai apa yang diharapkan penggunanya. Hasilnya, para pengguna pelayanan

merasa puas dengan layanan yang diterima

c) Performance > Expectation.

Bila kinerja layanan kesehatan lebih tinggi dari apa yang diharapkan pengguna, pengguna

akan menerima layanan yang melebihi harapannya. Hasilnya, para pelanggan merasa

sangat puas dengan pelayanan kesehatan yang diterima.

11. 7 Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Pelayanan Pasien

Pelayanan Publik oleh aparatur pemerintahan dewasa ini masih banyak di jumpai

kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang di harapkan masyarakat. Hal

ini di tandai dengan masih adanya berbagai keluhan masyarakat yang di sampaikan

melalui media massa, sehingga dapat menimbulkan citra yang kurang baik terhadap

aparatur pemerintahan. Mengingat fungsi utama pemerintah perlu terus berupaya

meningkatkan kualitas pelayanan. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas

pelayanan publik, sebagaimana telah di amanatkan dalam Undang- Undang Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang program pembangunan nasional

(PROPERNAS), perlu di susun indeks kepuasan masyarakat sebagai tolak ukur menilai

tingkat kualitas pelayanan. Indeks kepuasan masyarakat (IKM) adalah data dan informasi

tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara

kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari
aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan

kebutuhannya. Dalam uraian Metodologi Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

menggunakan Data dan Sumber Data, maka peneliti menggunakan penelitian yang

bersifat Deskriptif dengan analisa data kualitatif. Bagaimana Persepsi Masyarakat

Terhadap Kualitas Pelayanan Pasien :

a) Pengetahuan pasien tentang pelayanan administrasi

b) Pendapat pasien dan keluarganya terhadap pelayanan petugas medis dan dokter

c) Pendapat pasien dan keluarganya tentang fasilitas penunjang rumah sakit

d) Tingkat kepuasan keluarga pasien terhadap harga pengobatan. Dari hasil penelitian

yang di dapat maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kemudahan dan kecepatan pelayanan

administrasi pada Rumah Sakit Cukup Memuaskan. Ini dapat dilihat pada tanggapan atau

jawaban pasien dan keluarga pasien 80% menyatakan setuju dengan pernyataan

pelayanan atau prosedur administrasi (proses pendaftaran rawat inap, proses pengurusan

ASKES, proses kepulangan pasien dan proses pembayaran) cukup mudah.

C. Tinjauan Umum Tentang Pemasangan Infus

1. Pengertian Infus

1 Pengertian Pemasangan infus adalah tindakan yang dilakukan pada pasien yang

memerlukan masukan cairan atau obatl langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam

jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set dengan tetap mempertahankan

prinsip perawatan infus dilakukan dengan prinsip aseptik (steril)

2. Macam-macam kateter selang infus/albocet

a. No 18 untuk transfusi ( warna hijau )

b. No 20 untuk pasien dewasa umumnya ( warna pink )

c. No 22 untuk pasien anak-anak dan lanjut usia ( warna biru tua)

d. No 24 dan No 26 untuk pasien pediatrik dan neonatus ( warna kuning)

3. Indikasi pemasangan infus

a. Pada keadaan gawat, resusitasi jantung dan paru-paru memungkinkan pemberian obat

secara langsung kedalam intravena


b. Untuk memberikan respon yang cepat terhadap pemberian obat

c. Untuk memasukkan dosis obat dalam jumlah yang besar

d. Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi kebutuhan dengan

injeksi intramuskuler

4. Kontra indikasi dari pemasangan infus

a. Infeksi kulit sekitar

b. Flebitis vena

c. Sklerosis vena

d. Infiltrasi intravena sebelumnya

e. Luka bakar di sekitar lokasi venipuncture

f. Cedera trauma proksimal dari lokasi pemasangan

g. Prosedur bedah yang mempengaruhi ekstremitas

5. Resiko pemasangan infus

a. Perdarahan

b. Infiltrasi ( cairan infus masuk kedalam jaringan disekitar pembuluh darah)

c. Infeksi

d. Overdosis ( karena respon obat intravena lebih cepat)

e. Inkompabilitas antara obat dengan cairan infus ketika dicampur

a) Perawatan infus

Perawatan infus adalah tindakan yang diberikan perawat kepada pasien yang telah

dilakukan pemasangan infus sesuai prosedur.

b) Indikasi perawatan infus

a. Pada pasien yang terpasang infus

b. Pasien dengan kesulitan bergerak

c. Pasien dengan pemasangan infus yang relatif lama

c) Kontra indikasi perawatan infus

a. Pada pasien yang oedem atau bengkak

b. Pasien yang mengalami pendarahan pada bagian yang tertusuk jarum.


d) Tujuan perawatan infus

Untuk mencegah terjadinya infeksi dan mengecek infus secara berkala

6. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan infus

a. Ganti kassa 21 steril penutup luka setiap 24-48 jam

b. Evaluasi tanda infeksi

c. Observasi tanda/reaksi alergi terhadap infus atau komplikasi lain

d. Kencangkan klem infus sehingga tidak mengalir saat melakukan perawatan.

1 e. Bersihkan lokasi penusukan dengan antiseptic

f. Dokumentasikan waktu pemeriksaan vena cateter terhadap adanya embolus serta

respon pasien terhadap lokasi vena perifer yang sering digunakan untuk pemasangan

infus

1) Standar Operasional Prosedur pemasangan infus

Tahap Persiapan

1. Persiapan alat yang diperlukan

a. Cairan infus

b. Infus set ( makro, mikro )

c. Kateter infus

d. Kapas alkohol/swab alcohol

e. Balutan infus/plester

f. Alas

g. Tourniquet

h. Standar infus

i. Bengkok

2. Lakukan pengecekan catatan keperawatan

3. Cuci tangan

4. Mendekatkan alat didekat pasien

Tahap kerja

1) Berikan salam dan menyapa nama pasien


2) Jelaskan kontrak waktu, prosedur, tujuan dan lamanya tindakan pada pasien

3) Tanyakan kesiapan klien sebelum tindakan dilakukan

4) Jaga privasi pasien

5) Atur posisi pasien senyaman mungkin

6) Pasang alas

7) Pasang infus set ke botol infus dengan cara buka kemasan infus set, tutup roller clamp

pada selang infus , jaga sterilisasi ujung spike infus

8) Buka penutup botol , bila karet buka ring penutup botol dengan teknik aseptik atau

antiseptik , bila tutup botol adalah tutup unicap maka buka top cap dengan sistem putar

dan lakukan desinfeksi pada lubang penusukan dengan alcohol

9) Buka penutup spike

10) Pegang leher botol dan tusukan spike infus dengan teknik aseptik,posisi botol 450.

11) Isi air chamber dengan menekan chamber pada infus set agar air turun ke chamber

12) Isi cairan hingga garis batas pada chamber

13) Naikkan ujung infus set dibuat sejajar dengan chamber

14) Buka roller clamp perlahan sampai cairan memenuhi selang

15) Pilih vena yang baik

16) Pasang torniquet 4-6 inchi diatas tempat penusukan

17) Desinfeksi kulit tempat penusukan dengan gerakan melingkar dari pusat keluar dengan

alkohol swab

18) Pegang tangan/pergelangan tangan pasien dengan tangan kiri sambil fiksasi vena ,

letakkan ibu jari diatas vena untuk mencegah pergerakan dan untuk menegangkan kulit

melawan arah penusukan

19) Tusuk vena dengan bevel jarum menghadap keatas dengan sudut 30-40 derajat ,

tusukan searah aliran vena ( terlihat darah akan mengisi tabung kateter vena )

20) Tangan kanan menahan/memegang jarum infus

21) Tangan kiri mendorong sampai kateter masuk semua

22) Cabut jarum infus dan hubungkan kateter dengan infus set yang sudah disiapkan
23) Lepaskan tourniquet

24) Alirkan cairan infus, cek lancar/tidak, adakah tanda-tanda bengkak

25) Fiksasi , atur tetesan infus

26) Beri label

27) apikan alat

Tahap terminasi

1. Evaluasi respon pasien : adanya pembengkakan

2. Kontrak waktu selanjutnya

3. Bersihkan alat dan lingkungan

4. Cuci tangan

5. Dokumentasikan prosedur tindakan yang telah dilakukan pada catatan keperawatan

meliputi tanggal dan waktu pemasangan, tetesan dan jenis infus, ukuran dan tipe kateter

serta toleransi pasien tergadap prosedur yang dilakukan.

2) Standar Operasional Prosedur perawatan infus Tahap Persiapan

1. Persiapan alat yang diperlukan

a. Sarung tangan

b. Alkohol bab

c. Pinset

d. Nacl

e. Salf/lodin cair

f. Alas

g. Kassa steril

h. Plester

i. Bengkok

2. Lakukan pengecekan catatan keperawanan

3. Cuci tangan

4. Mendekatkan alat didekat pasien

Tahap kerja
1. Berikan salam dan menyapa nama pasien

2. Jelaskan kontrak waktu, prosedur, tujuan dan lamanya tindakan pada pasien

3. Tanyakan kesiapan klien sebelum tindakan dilakukan

4. Jaga privasi pasien

5. Atur posisi pasien senyaman mungkin

6. Pasang alas

7. Basahi plester dengan alcohol

8. Buka balutan dengan menggunakan pinset

9. Bersihkan bekas plester

10. Bersihkan daerah tusukan dan sekitarnya dengan Nacl

11. Olesi tempat tusukan dengan lodin cair/salf

12. Tutup dengan kassa steril yang rapi

13. Pasang plester penutup

14. Atur tetesan infus sesuai program

Tahap terminasi

1. Evaluasi respon pasien selama tiindakan

2. Kontrak waktu selanjutnya

3. Bersihkan alat dan lingkungan

4. Cuci tangan

5. Dokumentasikan prosedur tindakan yang telah dilakukan pada catatan keperawatan

3) Standar Operasional Prosedur melepas infus

Tahap Persiapan

1. Persiapan alat yang diperlukan

a. Sarung tangan

b. Alkohol swab

c. Plester

d. Gunting plester

e. Perlak
f. Bengkok

2. Lakukan pengecekan catatan keperawatan

3. Cuci tangan

4. Mendekatkan alat didekat pasien

Tahap kerja

1. Berikan salam dan menyapa nama pasien

2. Jelaskan kontrak waktu, prosedur, tujuan dan lamanya tindakan pada pasien

3. Tanyakan kesiapan klien sebelum tindakan dilakukan

4. Jaga privasi pasien

5. Atur posisi pasien senyaman mungkin

6. Pasang alas

7. Pasang sarung tangan

8. Basahi plester yang melekat pada kulit dengan alcohol

9. Tekan tempat tusukan dengan kapas alkohol dan cabut infuse dengan hati-hati

10. Tekan dengan kapas alkohol dan plester

11. Bereskan alat dan rapikan pasien

12. Lepas sarung tangan

13. Informasikan pada pasien bahwa tindakan sudah selesai.

Tahap terminasi

1. Evaluasi respon pasien selama tiindaka

2. Bersihkan alat dan lingkungan

3. Dokumentasikan prosedur tindakan yang telah dilakukan pada catatan keperawanan.

Konsep Infus

1. Pengertian

Pemasangan infus adalah tindakan yang dilakukan pada pasien yang

memerlukan masukan cairan atau obatl langsung ke dalam pembuluh darah vena

dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set dengan tetap

mempertahankan 21 prinsip perawatan infus dilakukan dengan prinsip aseptik


(steril

Konsep Infus

1. 1 Pengertian

Pemasangan infus adalah tindakan yang dilakukan pada pasien yang

memerlukan masukan cairan atau obatl langsung ke dalam pembuluh darah vena

dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set dengan tetap

mempertahankan prinsip 21 perawatan infus dilakukan dengan prinsip aseptik

(steril

Konsep Infus

1. 1 Pengertian

Pemasangan infus adalah tindakan yang dilakukan pada pasien yang

memerlukan masukan cairan atau obatl langsung ke dalam pembuluh darah vena

dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set dengan tetap

mempertahankan prinsip 21 perawatan infus dilakukan dengan prinsip aseptik

(steril

Konsep Infus

1. 1 Pengertian

Pemasangan infus adalah tindakan yang dilakukan pada pasien yang

memerlukan masukan cairan atau obatl langsung ke dalam pembuluh darah vena

dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set dengan tetap

mempertahankan prinsip perawatan infus dilakukan dengan prinsip aseptik

(s

Konsep Infus

1. 1 Pengertian

Pemasangan infus adalah tindakan yang dilakukan pada pasien yang

memerlukan masukan cairan atau obatl langsung ke dalam pembuluh darah vena

dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set dengan tetap

mempertahankan prinsip 21 perawatan infus dilakukan dengan prinsip aseptik


(steril

Konsep Infus

1. 1 Pengertian

Pemasangan infus adalah tindakan yang dilakukan pada pasien yang

memerlukan masukan cairan atau obatl langsung ke dalam pembuluh darah vena

dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set dengan tetap

mempertahankan prinsip perawatan infus dilakukan dengan prinsip asepti

BAB III

KERANGKA KERJA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Caring merupakan bentuk perilaku seseorang dan rasa kepedulian seseorang, dan

menghargai dan menghormati dalam diri seseorang 3 terhadap orang lain dalam

kehidupan sehari-hari, caring juga sangat penting bagi perawat dalam melakukan tindakan

keperawatan bagi pasien unutuk meningkat 13 kepuasan pasien terhadap pelayanan

keperawatan.

Pemberian infus merupakan hal dasar bagi pasien di ruang Igd maupun diruang lain,

karena infus sangat penting dalam memenuhi kebutuhan utama pasien, dalam pemberian

infus diharapkan perawat menghargai keputusan pasien, dan perilaku pasien sesuai

dengan teori caring Perawat.

Berdasarkan hal diatas, maka kerangka konsep dapat digambarkan sebagai berikut :

Keterangan:

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

: Garis Penghubung

B. Variabel Penelitian

1. Klasifikasi Variabel Penelitian


a. Variabel Independen : Hubungan Caring Perawat

b. Variabel Dependen :Kepuasan Pasien Dalam Pemasangan Infus

2. Defenisi 43 Operasional dan Kriteria Objektif

a) Hubungan Caring Perawat

Caring dalam penelitian ini adalah seberapa besarnya rasa kepedulian perawat dalam

menjalankan tindakan dan pelayanan keperawatan bagi pasien yang sedang dirawat

diruang IGD.

Kriteria Objektif :

Puas : Jika nilai rata-rata jawaban responden >80.

Tidak Puas : Jika nilai rata-rata jawaban responden <80.

b) Kepuasan Pasien Dalam Pemasangan Infus

Kepuasan Pasien 7 dalam penelitian ini adalah bagaimana mengukur kepuasan pasien

terhadap tindakan keperawatan dan pelayanan kesehatan yang diterapkan perawat

terhadap pasien.

Kriteria Objektif :

Puas : Jika nilai rata-rata jawaban responden >20

Tidak Puas : Jika nilai rata-rata responden <20

C. Hipotesis Penelitian

Tidak ada Hubungan Caring 9 Perawat Dengan Kepuasan Pasien Terhadap Prosedur

Pemasangan infus di Ruang IGD RSUD Labuang Baji Makassar.

57 BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rencana penelitian yang disususn sedemikian rupa sehingga

peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian (Agus Riyanto, 2011).
Desain penelitian yang di gunakan 9 dalam penelitian ini adalah analitik melalui

pendekatan Cross Setional Studyyang merupakan suatu penelitian yang semua

variabelnya baik dependen maupun independen diobservasi atau dikumpulkan sekaligus

dalam waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010)

Pendekatan Cross Setional Study yang bertujuan untuk mengetahui Hubungan Caring

Perawat Dengan Kepuasan pasien Terhadap Prosedur Pemasangan Infus pada Pasien

IGD RSUD Labuang Baji Makassar.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh pasien yang dirawat diruang IGDRSUD

Labuang Baji Makassar.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang dirawat diruang IGD RSUD

Labuang Baji Makassar. 25 Dengan teknik pengambilan sampel adalahtotal samplingyaitu

pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi.

Dalam penelitian ini untuk pengambilan sampel digunakan kriteria inklusi dan eksklusi.

a) Kriteria inklusi

1) Seluruh Pasien yang dirawat di IGD

2) Pasienyang bersedia menjadi responden

3) Pasien yang sedang rawat diruang IGD

b) Kriteria Eksklusi

1) Pasien rawat jalan.

2) 70 Pasien yang tidak bersedia menjadi responden

C. PengumpulanData dan Analisa Data

1. Instrument Pengumpulan Data

20 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Koesioneruntuk variabel


caring perawat, kepuasan pasien,dan pemberian infus. Lembar koesioner di buat oleh

peneliti berdasarkan tinjauan teori.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan 25 di RSUD Labuang Baji Makassar.

b. Waktu Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 10 Juni– 10 Juli2022.

3. Prosedur Pengumpulan Data

a. Metode Pengumpulan Data

1) Data primer, 7 yaitu data yang diperoleh dari hasil lembar penilaian berupa koesioner

2) Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari tempat instansi terkait dengan prosedur

sebagai berikut:

a. Peneliti mengajukan permohonan izin dari institusi yaitu STIK FAMIKA MAKASSAR

kepada kepala BMKPD sehingga didapatkan surat pengantar ke 9 RSUD Labuang Baji

Makassar.

b. Setelah mendapat izin maka peneliti meminta data-dataperawat responden dari ruang

IGD RSUD Labuang Baji Makassar yang bertanggung jawab terhadap pemberian infus

dengan menerapkan caring perawat.

4. Pengolahan Data

Data sekunder yang dikumpulkan dalam penilaian akan diolah melalui prosedur

pengolahan data secara manual dengan melakukan:

1) Editing

Pengecekan, pengkoreksian data untuk melengkapi data yang masih kurang atau kurang

lengkap.

2) Koding

Pengkodean lembar penilaian, pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah memberikan

kode yang disediakan pada lembar penilaian sesuai dengan jawaban.

3) Tabulasi
Setelah pemberian kode, selanjutnya dengan pengolahan data kedalam tabel menurut

sifat yang dimilikinya.

4) Analisa Data

64 Data dianalisa melalui persentase dan perhitungan jumlah dengan cara sebagai

berikut:

a) Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari tiap-tiap variabel yang

diteliti.

b) Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan 77 untuk melihat hubungan antara variabel independen dan

variabel dependen dalam bentuk tabulasi silang atara kedua variabel tersebut.

Menggunakan uji statistic dengan tingkat kemaknaan (α) = 0, 05 (5%) dengan

menggunakan rumus Chi-Square.

Yaitu:

Keterangan:

X2 = Chi-square

O = Nilai observasi

E = Nilai yang diharapkan

  = Jumlah data

Penilaian:

a. Apabila x2 hitung > dari x2 tabel, Ho ditolak atau Ha diterima, artinya ada hubungan

antara variabel independen dengan variabel dependen.

b. Apabila x2 hitung ≤ dari x2 tabel, H0 diterima atau Ha ditolak, artinya tidak ada

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

D. 41 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu mendapat rekomendasi dari institusi

dengan mengajukan permohonan izin kepada instasi atau lembaga tempat penelitian.
Setelah mendapat persetujuan, maka kegiatan penelitian ini dimulai dengan menekankan

masalah etika yang meliputi:.

1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Lembar persetujuan ini berikan kepada responden yang akan diteliti yang memenuhi

kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian. Bila responden

menolak, maka peneliti 65 tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-hak

responden.

2. Tanpa Nama (Anonymity )

Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama, tetapi lembar

tersebut diberikan kode.

3. Kerahasiaan (Confidentiality )

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan 71 hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pengantar

Penelitian ini dilakukan 30 di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar, kota

Makassar mulai dari 10 juni – 10 juli 2022. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik

accidental sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 30 responden yang memenuhi

kriteria untuk diteliti. Hasil penelitian ini diperoleh melalui pembagian kuesioner. Lembar

kuesioner tersebut dibagikan kepada responden dan peneliti mendampingi responden saat

mengisi kuesioner. Hasil pengolahan data pada variabel penelitian ini disajikan secara

analitik 9 dengan pendekatan Cross Sectional Study yang bertujuan untuk mencari

Hubungan caring perawat dengan kepuasan pasien terhadap prosedur pemasangan infus
pada pasien diruangan IGD RSUD Labuang Baji Makassar. Hasil pengolahan data ini

digunakan dengan tujuan penyederhanaan atau meringkas kumpulan data yang telah

diolah dari hasil penelitian yang sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut

menjadi informasi yang bermanfaat.

2. Gambaran Lokasi

a) Sejarah singkat 15 RSUD Labuang Baji Makassar.

RSUD Labuang Baji Makassar didirikan pada tahun 1938 oleh Zending Gereja

Genoformaf Surabaya, Malang dan Semarang sebagai rumah sakit Zending. RSUD

Labuang Baji diresmikan pada tanggal 12 Juni 1938. Pada

masa perang dunia ke II, rumah sakit ini digunakan oleh pemerintah Kotapraja

Makassar untuk menampung penderita korban perang. 26

Pada tahun 1946-1948, RSUD Labuang Baji mendapat bantuan dari pemerintah

Negara Indonesia Timur (NIT) dengan merehabilitasi gedung-gedung yang hancur

akibat perang.

Kapasitas tempat tidur yang tersedia pada saat diresmikan adalah 25 tempat tidur. 47

Pada tahun 1949-1951, Zending mendirikan bangunan permanen sehingga

kapasitas tempat tidur menjadi 170 tempat tidur (TT). Pada 39 tahun 1952-1955,

oleh pemerintah daerah Kotapraja Makassar diberikan tambahan beberapa

bangunan ruangan, sehingga kapasitas tempat tidur bertambah menjadi 190 TT. 50

Sejak saat itulah (1955) RSUD Labuang Baji dibiayai oleh pemerintah daerah tingkat I

Sulawesi Selatan.

15 Pada tahun 1960, oleh Zending RSUD Labuang Baji diserahkan kepada

pemerintah daerah tingkat I Sulawesi Selatan dan dikelola oleh Dinas Kesehatan

Provinsi Sulawesi Selatan dengan akreditasi rumah sakit tipe C. Terhitung mulai tanggal

16 januari 1996,melalui Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan No. 2 Tahun

1996, kelas rumah sakit ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas B.

b) Keadaan Geografis

26 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuang Baji terletak di bagian selatan
Kecamatan Mamajang Kota Makassar tepatnya di Jalan Dr. Ratulangi No. 81 Makassar.

Adapun batas-batas geografis RSUD Labuang Baji adalah sebagai berikut:

1. 66 Sebelah utara berbatasan dengan Jalan Landak Lama

2. Sebelah timur berbatasan dengan Jalan Tupai

3. Sebelah selatan berbatasan dengan Perumahan Pendeta Ekss

4. Sebelah barat berbatasan dengan Jalan Dr. Ratulangi

3. Analisa Variabel Yang Diteliti

a. Analisa Univariat

1) Karakteristik Responden

a) Karakteristik Responden berdasarkan Umur

TABEL 5.1

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden Diruangan 9 IGD RSUD Labuang

Baji Makassar, Kota Makassar, Juli 2022

Umur (Tahun)

Frekuensi (f)

Presentase (%)

20-30 Tahun

12

40.0

31-40 Tahun

23.3

41-50 Tahun

26.7

51-60 Tahun

2
6.7

61-65 Tahun

3.3

Jumlah (n)

30

100

Sumber : Data Primer

7 Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa distribusi frekuensi

berdasarkan umur, kelompok umur tertinggi adalah umur 20 – 30 tahun sebanyak 12

(40,0%) responden dan kelompok terendah adalah umur 61–65 tahun sebanyak 1 (3,3%)

responden.

b) Karakteristik 58 Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir

TABEL 5.2

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Terakhir Diruangan IGD RSUD Labuang Baji

Makassar, Kota Makassar, Juli 2022

Pendidikan Terakhir

Frekuensi (f)

Presentase (%)

SD

6.7

SMP

23.3

SMA

18
60.0

S1

10.0

Jumlah (n)

30

100

Sumber : Data Primer

7 Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa distribusi frekuensi

berdasarkan kelompok Pendidikan Terakhir, kelompok tertinggi adalah SMA sebanyak 18

(60,0%) responden dan kelompok terendah adalah SD sebanyak 2 (6,7%) responden.

c) Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan

TABEL 5.3

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Diruangan 9 IGD RSUD Labuang Baji

Makassar, Kota Makassar, Juli 2022

Pekerjaan

Frekuensi (f)

Presentase (%)

PNS

10

33.3

TNI

6.7

SWASTA

6.7
PETANI

16.7

SUPIR

3.3

IRT

10

33.3

Jumlah (n)

30

100

Sumber : Data Primer

7 Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa distribusi frekuensi

berdasarkan Pekerjaan, kelompok tertinggi adalah PNS sebanyak 10 (33,3%) responden,

dan IRT sebanyak 10 (33,3%) responden dan kelompok terendah adalah Supir sebanyak 1

(3,3%) responden.

2) Karakteristik Variabel Yang Diteliti

a) Caring Perawat

TABEL 5.4

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Caring Perawat Diruangan 9 IGD RSUD Labuang Baji

Makassar, Kota Makassar, Juli 2022

Caring Perawat

Frekuensi (f)

Presentase (%)

BAIK

20

66.7
KURANG

10

33.3

Jumlah (n)

30

100

Sumber : Data Primer

7 Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa distribusi frekuensi

berdasarkan Caring Perawat bahwa responden dengan Caring Perawat Baik sebanyak 20

(66,7%) dan Caring Perawat Kurang sebanyak 10 (33,3%) responden.

b) Kepuasan Pasien Terhadap Pemasangan Infus

TABEL 5.5

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kepuasan Dalam Pemasangan Infus Diruangan 9 IGD

RSUD Labuang Baji Makassar, Kota Makassar, Juli 2022

Kepuasan

Frekuensi (f)

Presentase (%)

PUAS

21

70.0

TIDAK PUAS

30.0

Jumlah (n)

30

100
Sumber : Data Primer

7 Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa distribusi frekuensi

berdasarkan Kepuasan bahwa responden dengan Puas sebanyak 21 (70,0%) dan Tidak

Puas sebanyak 9 (30,0%) responden.

b. Analisa Bivariat

TABEL 5.6

ANALISA MENCARI HUBUNGAN CARING 9 PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN

TERHADAP PROSEDUR PEMASANGAN INFUS PADA PASIEN DI RUANGAN IGD

RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR, Kota Makassar, Juli 2022

CARING PERAWAT

Kepuasan Pasien Dalam Pemasangan Infus

Total

Puas

Tidak Puas

Baik

14

46.7%

6
20.0%

20

66.7%

Kurang

23.3%

10.0%

10

33.3%

Jumlah (n)

21

70.0%

30.0%

30

100.0%

Sumber : Data Primer

Hasil analisa hubungan 13 caring perawat dengan kepuasan pasien terhadap prosedur

pemasangan infus di ruangan 9 IGD RSUD Labuang Baji Makassar, diperoleh dari 30

responden ada 14 (46,7%) responden yang memiliki perilaku caring perawat baik dan

kepuasan adalah puas dalam pemasangan infus, kemudian ada 6 (20,0%) responden

yang memiliki caring perawat baik tetapi kepuasan tidak puas dalam pemasangan infus,

serta 7 (23,0%) responden yang memiliki caring perawat kurang dan kepuasan puas

dalam pemasangan infus, dan 3 (10,0%) responden yang memiliki caring perawat kurang

dan kepuasan tidak puas.

Hasil uji statistic pada table 2 x 2 25 menggunakan uji chi square dengan turunan Fisher

Exact dengan tariff signifikan .669 Berdasarkan hasil uji statistiknya didapatkan p-value =
1,000 atau p-value < 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan Ho di terima Ha ditolak,

artinya tidak ada hubungan caring 9 perawat dengan kepuasan pasien terhadap prosedur

pemasangan infus pada pasien di ruangan IGD RSUD Labuang Baji Makassar.

B. Pembahasan

Perilaku caring perawat 20 dalam penelitian ini adalah caring perawat dengan kepuasan

pasien terhadap pemasangan infus. Hasil penelitian yand diperoleh dari 30 responden ada

14 (46,7%) responden 30 yang memiliki pengetahuan baik terhadap caring dan puas

terhadap pemasangan infus. 59 Skor yang lebih tinggi menunjukkan persepsi yang lebih

tinggi terhadap perilaku caring perawat (Thomas dkk., 2019) di dalam Dwi Wahyuni (2020).

13 Perilaku caring perawat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari perawat itu

sendiri maupun faktor eksternal seperti pasien dan keluarga. Menurut asumsi peneliti

dengan pengetahuan yang baik maka akan mempengaruhi pasien dalam menilai caring

perawat, hal ini dikarenakan dari hasil yang didapatkan responden yang berpengetahuan

baik adalah dominan pendidikan sekolah menengah keatas selain itu pengetahuan juga

dapat dipengaruhi oleh usia dalam menilai caring perawat. 42 Pengetahuan merupakan

hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu

obyek tertentu. Penginderaan ini 40 terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. 60 Pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang ( Notoatmodjo, 2003).

Kemudian ada 6 (20,0%) 30 yang memiliki pengetahuan baik tetapi tidak puas dalam

pemasangan infus, menurut asumsi peneliti seseorang memiliki pengetahuan yang baik

dalam menilai caring perawat akan tetapi tidak puas dalam prosedur pemasangan infus,

hal ini dikarenakan pasien masih merasa kurang diperhatikan dalam perawatan. Menurut

Hartarto (2014) di dalam Dwi Wahyuni (2020) semakin tua seseorang akan ada perasaan

kesepian, lemah, dan ingin diperhatikan. Oleh karena itu, terdapat kemungkinan bahwa

sebenarnya perawat telah menerapkan caring dengan baik, namun pasien atau keluarga

masih merasa kurang. Maka dalam menunjukkan sikap caring, perawat harus memberikan
perhatian secara penuh dan memenuhi kebutuhannya. Faktor lain yang mempengaruhi

penilaian pasien maupun keluarga kepada perilaku caring perawat adalah lama rawat. 20

Penelitian yang dilakukan oleh Thomas dkk. (2019) yang juga menyebutkan bahwa secara

signifikan waktu perawatan dapat mempengaruhi persepsi pasien tentang perawatan.

Serta 7 (23.3%) responden yang memiliki pengetahuan kurang dan puas dalam

pemasangan infus, menurut asumsi peneliti responden yang memiliki pengetahuan yang

kurang dapat mempengaruhi responden dalammenilai caring perawat selama masa

perawatan dan merasa puas terhadap tindakan pemasangan infus karena responden

merasa perawat melakukan pemasangan infus dengan hati-hati, sedangkan 3 (10,0%)

responden yang memiliki pengetahuan kurang dan tidak puas dalam pemasangan infus,

menurut asumsi pengetahuan yang kurang sangat mempengaruhi responden dalam

menilai caring perawat dan pemasangan infus, karena pengetahuan yang kurang itulah

yang mempengaruhi penilaian responden terhadap caring 27 perawat dalam pemasangan

infus karena kurang pengetahuannya.

Hasil uji statistic pada table 2 x 2 25 menggunakan uji chi square dengan turunan Fisher

Exact dengan tarif signifikan 0,05. Berdasarkan hasil uji statistiknya di dapatkan p-value =

1,000 atau p-value < 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan Ho diterima Ha ditolak,

artinya tidak ada hubungan caring 9 perawat dengan kepuasan pasien terhadap

pemasangan infus di RSUD Labuang Baji Makassar. Menurut asumsi peneliti sangat

berkaitan erat dengan pengetahuan dan perilaku pasien terhadap kepuasan tentang caring

perawat. 59 Skor yang lebih tinggi menunjukkan persepsi yang lebih tinggi terhadap

perilaku caring perawat (Thomas dkk., 2019) di dalam Dwi Wahyuni (2020). Dengan

demikian factor-faktor 10 yang mempengaruhi kepuasan pasien dapat diatasi dengan

pelayanan perawatan yang baik melalui caring perawat, menurut asumsi peneliti dengan

tidak ada hubungan antara caring perawat dengan kepuasan pasien terhadap

pemasangan infus menunjukan caring perawat sudah maksimal walaupun masi ada

pasien yang tidak puas dengan relative rendah.


BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian yang dilakukan 30 di RSUD Labuang Baji Makassar pada bulan juli

dengan jumlah sampel 30 responden . berdasarkan analisis karakteristik responden,

analisis univariat dan analisa bivariate dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Responden dengan caring perawat baik sebanyak 20 (66,7%) responden dan caring

perawat kurang sebanyak 10 (33,3%) responden.

2. Reponden dengan kepuasan puas 21 (70,0%) responden dan kepuasan tidak puas 9

(30,0%) responden.

3. Hasil uji statistic pada table 2 x 2 meggunakan 25 uji chi square dengan turunan Fisher

Exact dengan tarif signifikan 0,05. Berdasarkan hasil uji statisticnya didapatkan p-value =

1,000 atau p-value < 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan Ho diterima Ha ditolak,

artinya tidak ada hubungan caring 9 perawat dengan kepuasan pasien terhadap prosedur

pemasangan infus di ruangan IGD RSUD Labuang Baji Makassar.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi 9 RSUD Labuang Baji Makassar

Disarankan kepada petugas kesehatan rumah sakit agar menyampaikan informasi tentang

kesehatan khususnya tentang pelayanan keperawatan selama pasien menjalani

perawatan, dan peneliti sarankan kepada perawat rumah sakit untuk mempertahankan dan

meningkat caring perawat dalam melaksanan pelayanan perawatan selama pasien dirawat

dirumah sakit.

2. Bagi Masyarakat

Disarankan agar lebih banyak mencari tahu informasi tentang mutu pelayanan

keperawatan agar dapat menilai kinerja perawat dirumah sakit.


25 3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti berharap agar Skripsi ini dapat dijadikan bahan referensi selanjutnya dan dapat

meniliti dengan judul yang sama dengan variabel dan uji statistic yang berbeda.

Lampiran 1.

JADWAL PENELITIAN

No.

Jenis Kegiatan

Bulan / Minggu

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

23 1

4
1

Mengenal Masalah


2

Pengajuan Judul


Mengumpulkan Referensi

√ 

Menyusun Proposal


5

Asistensi Proposal


6

Seminar Proposal


7

Revisi Proposal


8

Uji Validitas dan Reliablitas


9

Pelaksanaan Riset


61 √

10

Pengolahan Data dan Analisa Data


11

Menyusun Hasil Riset


12

Asistensi Hasil Riset (Skripsi)


13

SeminarHasil Riset (Skripsi)


14

Revisi Hasil Riset (Skripsi)


Lampiran 2.

LEMBAR PENJELASAN RESPONDEN

Kepada Yth,

PASIEN

Di –

Tempat.

Dengan hormat,

Saya bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Rino Amel Nanariain

N I M : 120251816

Alamat : Sungguminasa Kab. Gowa

Saya adalah mahasiswa program pendidikan S-1 Keperawatan/Ners STIK FAMIKA

Makassar yang akan mengadakan penelitian tentang

“Hubungan Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasien Terhadap Prosedur Pemasangan

Infus Pada Pasien Di Ruangan IGD RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR”.

Saya sangatmengharapkan partisipasi Pasien dalam penelitian ini demi kelancaran

pelaksanaan penelitian, dan saya akan menjamin kerahasiaan dan segala bentuk

informasi yang Pasien berikan, dan apabila ada hal-hal yang masih ingin ditanyakan, saya

memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya untuk meminta penjelasan dari peneliti.

Demikian penyampaian dari saya, atas perhatian dan kerjasamanya saya mengucapkan

terima kasih.

Makassar,.......2022

Peneliti,

Ttd

RINO A NANARIAIN

NIM. 120251816

Lampiran 3.

68 LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya bertanda tangan dibawah ini menyatakan untuk berpartisipasi sebagai responden

pada penelitian yang dilaksanakan oleh Mahasiswi STIK FAMIKA Makassar atas nama :

Nama : RINO AMEL NANARIAIN

N I M : 120251816

Alamat : Sungguminasa Kab. Gowa

Judul Penelitian :“Hubungan Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasien Terhadap

Prosedur Pemasangan Infus Pada Pasien Di Ruangan IGD RSUD LABUANG BAJI”.
Saya menyadari bahwa saya menjadi bagian dari penelitian ini dan akan memberikan

informasi yang sebenar-benarnya yang dibutuhkan oleh peneliti, dan saya mengerti bahwa

penelitian ini tidak merugikan saya dan telah diberikan kesempatan oleh peneliti untuk

meminta penjelasan sehubungan dengan penelitian ini.

Saya mengerti bahwa hasil penelitian ini akan menjadi bahan masukan bagi pihak 9

RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka saya menyatakan bersedia menandatangi lembar

persetujuan ini untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Makassar,.................2022

Responden,

( )

Lampiran 4

INSTRUMEN PENELITIAN

(LEMBAR KOISIONER)

HUBUNGAN CARING PERAWAT TERHADAP PEMBERIAN INFUS PADA PASIEN IGD

RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

Nomor Responden : ………………………….

A. Pentujuk Pengisian

1. 35 Isilah terlebih dahulu biodata anda pada tempat yang telah disediakan

2. Bacalah dengan seksama setiap pertanyaan sebelum anda menjawabnya

B. Data Responden

1. No. Responden :

2. Nama (Inisial) :
3. Umur :

4. Jenis Kelamin :

5. Pendidikan :

6. Pekerjaan :

 Untuk Variabel Caring Perawat

Alternative jawaban

Sangat Puas: 5

Puas : 4

Kurang Puas : 3

Tidak Puas : 2

Sangat Tidak Puas : 1

Petunjuk pengisian:

72 1. Bacalah baik-baik setiap item pernyataan

2. Berilah tanda checklist ( √) pada jawaban yang sesuai dengan pengalaman anda dalam

masa perawatan.

3. Bapak/Ibu/Saudara/i

untukmenetapkanpenilaiansesuaidenganpersepsiBapak/Ibu/Saudara/i

terhadappernyataanmengenaiperilakucaringperawat dalam 5 kemungkinan:

Pilihlahsalahsatualternatifjawabanyangtelahdisediakandengancaramemberitanda(√))

padakolom jawaban:

No

PERTANYAAN

JAWABAN

Selama saya menjadi pasien disini sikap dan perilakuperawatkepada saya

SP

KP
TP

STP

Perawatperhatiankepadasayaselamamerawatsaya

Perawatmemperhatikanketulusannyadengan

tersenyumsaatmerawatsaya

Perawatmenganjurkansayauntukmengatakan

apapunyangsayakeluhkanatauyangsayarasakan
4

Perawatmemeriksasayadenganteratursesuaijadwal

Perawatmenganjurkansayauntukmelaksanakanhal-

halyangberhubungandengankeyakinansaya(sepertisholat, berdoa, dzikir, dll)

Perawatmenanyakankepadasayatentangpengalaman perawatan yang pernah saya alami

waktudulu.

Perawatmemberikanpenjelasankepadasaya dengan bahasayangtidaksayamengerti


8

Perawatterlihatsibukdenganpekerjaannyasendirisehingga waktu untuk merawat saya

menjadiberkurang

No

Selama saya menjadi pasien disini sikap danperilakuperawatkepada saya

78 SP

KP

TP

STP

Perawatmenjelaskankepadasayatentangkondisi

penyakitsayadantindakanyangperludilakukan
10

Jikaberjanji,perawatcenderunglupamenepati

Janjinya

11

Perawatmelibatkansayaketikaberdiskusimembicarakankesehatansaya

12

Perawatsegeradatangjikasayabutuhkan
13

Perawatmemberikanmotivasi(semangat)kepadasayauntuksembuh

14

Perawatmenganjurkansayauntukbertanyatentanghal-

halyangtidaksayamengertitentangkondisipenyakitsaya

15

Perawatbersikapramah kepadasayadankeluargasaya

16

Perawatmengatakanbahwaperawatmengertidengankeluhanyangsayaalami
17

Perawatmendengarkanungkapanperasaansaya

tentangpenyakit sayadengan penuhkesabaran

18

Perawatmembantusayauntuktidakterlalucemas

ataukhawatirdengankondisisaya

19

Perawat membantu saya dalam melaksanakankeperluan saya sesuai dengan kemampuan

atauketidakmampuansaya(misalnya:makan,minum,BAB,BAK,mandi, gantipakaian)
20

Sikapperawatmembuatsayamerasanyamanselamasayadirawatdisini

21

Perawatmenganjurkankeluargasayauntukmenanyakanhal-

halyangberhubungandengankondisisaya

22

Perawatbertanyakepadasayaapakahsayasudahmengertidenganpenjelasanyangdiberikanp

erawat
23

Perawatmenyebutnamasaya ketikaberbicara

dengansaya

24

Perawatjarangsekalibertanyaapayangsayabutuhkanselamadirawatdisini

25

Perawatkurangsenangketikasayamenyampaikankeluhansaya
26

Perawatmenghormatikeinginansaya terkaitprivasi mengenaikondisisaya

27

Perawat menunjukkan sikap penuh kasih

sayang,sabar,dantelatenketikabertanyatentangkeluhanyangsayarasakansetiaphari

No

Selama saya menjadi pasien disini sikap danperilakuperawatkepada saya

SP

KP

TP

STP

28

Perawatmemberitahusaya bahwaadayangmengatur kehidupantermasukkesembuhansaya


29

Perawat memperhatikan kenyamanan dan keamananlingkungan sekitar seperti

kebersihan, perlindungkhusustempattidur,peralatanmedisyangmenempeldibadan

30

Perawatmembantusayamemahamiapayangsayarasakansaatinidengancaramenjelaskanseti

apkeluhanyangsayaalami

31

Perawatterlihatsenangketikamerawatsaya
32

Perawatmelakukantindakandengantepatdanbenar

33

Perawat menganjurkan keluarga saya

untukmelakukankegiatanagamauntukpenyembuhansaya(misalnyamembacakitab,berdoa,dl

l)

34

Perawatmemberikanjawabanyangmemuaskan

ketikasayabertanyatentangkondisipenyakit saya
35

Perawatmembuatsaya menunggulamaketikasayamembutuhkanpertolongan

36

Selamamerawatsaya,perawatkurangmemperhatikankondisisaya

37

Selamasayadirawatdisini,perawatmembatasisayauntukberinteraksidengan keluarga,teman,

atautetangga

38
Perawat kurang memperhatikan kebutuhan

sayauntukberdoadanberibadahselamasayadirawatdisini

39

Perawattidakmenganjurkansayabertanyatentangkondisipenyakitsaya

40

Perawatterlihattidaksabarketikamerawatsaya

 Untuk Variabel Kepuasan dalam pemasangan Infus

Alternative jawaban
Sangat Puas :

Puas :

Kurang Puas :

Tidak Puas :

Sangat Tidak Puas :

NO

PERTANYAAN

JAWABAN

SP

KP

TP

STP

1.

Pada saat perawat 27 melakukan pemasangan infus perawat selalu memberi salam

sebelum dan sesudah pemasangan infus

2.

Dalam pemasangan infus perawat selalu menjaga privasi pasien


3.

Perawat menjelaskan apa pemberian infus

4.

Perawat menjelaskan tujuan dan manfaat dalam pemasangan infus

5.

Sebelum melakukan tindakan perawat selalu menayakan nama pasien

6.

Perawat melakukan tindakan dengan hati-hati


7.

Dalam melakukan tindakan perawat tidak membuat perawat sakit dan kesal

8.

Perawat teliti 20 dalam melakukan tindakan keperawatan

9.

Pada 3 saat perawat melakukan tindakan pemasangan infus apakah anda merasa aman

dan tidak cemas

10.

Perawat menjelaskan tentang pemasangan infus dan apabila perluh bantuan segera

memanggil perawat
GET

FILE='C:\Users\ACER\Documents\JURNAL RISKY T\Hasil Olah Data MOCE\DATA

VIEW VARIABEL RIN0.sav'.

DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT.

FREQUENCIES VARIABLES=UMUR JENIS_KELAMIN PENDIDIKAN PEKERJAAN

CARING_PERAWAT KEPUASAN_PASIEN_DALAM_PEMASANGAN_INFUS

/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

[DataSet1]

Statistics

UMUR

JENIS KELAMIN

PENDIDIKAN

PEKERJAAN

CARING PERAWAT

KEPUASAN PASIEN DALAM PEMASANGAN INFUS

Valid

30
30

30

30

30

30

Missing

37 0

Frequency Table

UMUR

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

20-30

12

40.0
40.0

40.0

31-40

23.3

23.3

63.3

41-50

26.7

26.7

90.0

51-60

6.7

6.7

96.7

61-65

3.3

3.3

100.0

Total

30

100.0

100.0
JENIS KELAMIN

Frequency

79 Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

Perempuan

19

63.3

63.3

63.3

Laki-Laki

11

36.7

36.7

100.0

Total

30

100.0

100.0
PENDIDIKAN

53 Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

SD

6.7

6.7

6.7

SMP

23.3

23.3

30.0

SMA

18

60.0

60.0

90.0

S1

10.0

10.0
100.0

Total

30

100.0

100.0

PEKERJAAN

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

PNS

10

33.3

33.3

33.3

TNI

6.7

6.7

40.0

Swasta

6.7
6.7

46.7

Petani

16.7

16.7

63.3

Sopir

3.3

3.3

66.7

IRT

10

33.3

33.3

100.0

Total

30

100.0

100.0

CARING PERAWAT

73 Frequency

Percent
Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

Baik

20

66.7

66.7

66.7

Kurang

10

33.3

33.3

100.0

Total

30

100.0

100.0

KEPUASAN PASIEN DALAM PEMASANGAN INFUS

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

Puas
21

70.0

70.0

70.0

Tidak Puas

30.0

30.0

100.0

Total

30

100.0

100.0

Bar Chart
CROSSTABS

/TABLES=CARING_PERAWAT BY PEMBERIAN_INFUS

74 /FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ

/CELLS=COUNT EXPECTED ROW COLUMN TOTAL

/COUNT ROUND CELL.


44 Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid

Missing

Total

Percent

Percent

Percent

CARING PERAWAT * PEMBERIAN INFUS

30

100.0%

0.0%

30

100.0%

CARING PERAWAT * PEMBERIAN INFUS Crosstabulation

PEMBERIAN INFUS
Total

PUAS

TIDAK PUAS

CARING PERAWAT

BAIK

Count

14

20

Expected Count

14.0

6.0

20.0

% within CARING PERAWAT

70.0%

30.0%

100.0%

% within PEMBERIAN INFUS

66.7%

66.7%

66.7%

% of Total

46.7%

20.0%

66.7%

KURANG

Count

7
3

10

Expected Count

7.0

3.0

10.0

% within CARING PERAWAT

70.0%

30.0%

100.0%

% within PEMBERIAN INFUS

33.3%

33.3%

33.3%

% of Total

23.3%

10.0%

33.3%

Total

Count

21

30

Expected Count

21.0

9.0

30.0

% within CARING PERAWAT


70.0%

30.0%

100.0%

% within PEMBERIAN INFUS

100.0%

100.0%

100.0%

% of Total

70.0%

30.0%

100.0%

34 Chi-Square Tests

Value

df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square

.000a

1.000
Continuity Correctionb

.000

1.000

Likelihood Ratio

.000

1.000

Fisher's Exact Test

1.000

.669

Linear-by-Linear Association

.000

1.000

N of Valid Cases

30
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. 51 The minimum expected count is

3,00.

b. Computed only for a 2x2 table


i

ii

iv

vi

vii

x
Sources
https://idoc.pub/documents/makalah-infus-34m7wwvwwz46
1 INTERNET
9%
https://123dok.com/article/kepuasan-pasien-pengertian-kepuasan-tinjauan-pustaka.zx514g7v
2 INTERNET
5%
https://text-id.123dok.com/document/dzx1v5dy-bab-2-tinjauan-pustaka-2-1-konsep-caring.html
3 INTERNET
3%
https://materikuliahpskm.blogspot.com/2012/04/manajemen-mutu-kepuasan-pelanggan.html
4 INTERNET
3%
https://www.erisamdyprayatna.com/2020/01/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
5 INTERNET
3%
https://www.kajianpustaka.com/2019/12/perilaku-caring-perawat.html#:~:text=Menurut Meidiana (2007),
caring adalah manifestasi dari perhatian,keberadaan, selalu bersama, empati, pengetahuan, penghargaan dan
6 menyenangkan.
INTERNET
2%
https://www.researchgate.net/publication/51025758_PERSEPSI_MASYARAKAT_TERHADAP_KUALITAS_PELAYAN
7 AN_PASIEN_RAWAT_INAP_DIRUMAH_SAKIT_UMUM_DAERAH_Dr_SAIFUL_ANWAR_MALANG
INTERNET
2%
https://pkmipuh.blogspot.com/2016/09/pengertian-cara-mengukur-dan-faktor.html
8 INTERNET
2%
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/19876/
9 INTERNET
2%
https://text-id.123dok.com/document/q2n93x6q-landasan-teori-hubungan-antara-kualitas-pelayanan-perawat-
10 dengan-kepuasan-pasien-di-rsup-dr-soeradji-tirtonegoro-klaten.html
INTERNET
1%
https://adoc.pub/bab-i-pendahuluan-menurut-kotler-1988-kepuasan-adalah-tingka.html
11 INTERNET
1%
https://www.sijenius.com/2019/12/caring.html
12 INTERNET
1%
https://text-id.123dok.com/document/wye6vvrq7-manfaat-caring-proses-keperawatan-dalam-teori-caring.html
13 INTERNET
1%
https://sehatitumahallho.blogspot.com/2014/09/konsep-caring-dalam-keperawatan.html
14 INTERNET
1%
https://sulselprov.go.id/welcome/post/yahrul-labuang-baji-diwujudkan-menjadi-rumah-sakit-bertaraf-
15 internasional
INTERNET
1%
https://id.linkedin.com/pulse/kepuasan-pasien-terhadap-pelayanan-rumah-sakit-jm-wilson-purba
16 INTERNET
1%
http://www.pendidikanekonomi.com/2012/05/pengertian-tentang-kualitas-pelayanan.html
17 INTERNET
1%
https://text-id.123dok.com/document/oz1goxvpz-pengertian-caring-konsep-caring.html
18 INTERNET
1%
https://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo/article/download/40957/23851
19 INTERNET
1%
https://id.123dok.com/article/perilaku-caring-tinjauan-pustaka-perilaku-caring-perawat-kepuasan.yr175jpq
20 INTERNET
1%
https://debie-keperawatan.blogspot.com/2011/03/perawatan-infus.html
21 INTERNET
<1%
https://teguhyudi-teguhyudi.blogspot.com/2011/07/aplikasi-konsep-caring-dalam-praktek.html
22 INTERNET
<1%
https://core.ac.uk/download/pdf/287201786.pdf
23 INTERNET
<1%
https://mugi24.blogspot.com/2018/12/kepuasan-pelangganpasien.html
24 INTERNET
<1%
https://www.academia.edu/25563193/BEBERAPA_FAKTOR_YANG_BERHUBUNGAN_DENGAN_KEJADIAN_GASTRI
25 TIS_PADA_PASIEN_YANG_DI_RAWAT_DI_RSUD_LABUANG_BAJI_MAKASSAR
INTERNET
<1%
https://www.coursehero.com/file/28103641/BAB-IVdocx/
26 INTERNET
<1%
http://repository.unjaya.ac.id/770/
27 INTERNET
<1%
https://text-id.123dok.com/document/nzwp5xgqe-mengukur-kepuasan-pasien-di-rumah-sakit.html
28 INTERNET
<1%
https://dheaayu08.blogspot.com/
29 INTERNET
<1%
https://www.researchgate.net/publication/342498868_Kejadian_Bayi_Berat_Lahir_Rendah_Di_Rumah_Sakit_Umu
30 m_Daerah_Labuang_Baji_Makassar
INTERNET
<1%
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/7441-Full_Text.pdf
31 INTERNET
<1%
https://www.kompasiana.com/nurazizahsik/592d6455f692730a68caad6b/pengoptimalan-kinerja-perawat-
32 dalam-menerapkan-caring-pada-pasien-yang-mengidap-kanker?page=all
INTERNET
<1%
https://www.erisamdyprayatna.com/2020/01/dimensi-kepuasan-pasien.html
33 INTERNET
<1%
https://www.slideshare.net/DrAtharKhan/chi-square-test-using-spss
34 INTERNET
<1%
https://id.123dok.com/article/saran-bagi-peneliti-selanjutnya-kesimpulan-dan-saran.rz3ev28q
35 INTERNET
<1%
https://e-journal.unair.ac.id/FMNJ/article/download/19651/pdf
36 INTERNET
<1%
https://repository.uir.ac.id/3214/2/kata_pengantar.pdf
37 INTERNET
<1%
http://scholar.unand.ac.id/5592/2/03 BAB I PENDAHULUAN pdf.pdf
38 INTERNET
<1%
https://lapornanku.blogspot.com/
39 INTERNET
<1%
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/10401/4/4. Chapter2.doc.pdf
40 INTERNET
<1%
http://eprints.undip.ac.id/43148/4/5._BAB_III_tesis_revisi.pdf
41 INTERNET
<1%
http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t12554.pdf
42 INTERNET
<1%
https://adoc.pub/bab-iii-metode-penelitian-penelitian-ini-dilaksanakan-pada-t.html
43 INTERNET
<1%
https://www.academia.edu/32452704/Crosstabs_Case_Processing_Summary_Cases_Valid_Missing_Total_N_Perce
44 nt_N_Percent_N_Percent
INTERNET
<1%
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/59/keselamatan-pasien-di-rumah-sakit
45 INTERNET
<1%
http://digilib.unimed.ac.id/39898/8/NIM 8156114001 CHAPTER I.pdf
46 INTERNET
<1%
https://rslabuangbaji.com/profil-rumah-sakit-labuang-baji/
47 INTERNET
<1%
https://aplikasicaringhealth.blogspot.com/2018/11/makalah-aplikasi-caring-dalam-kehidupan.html
48 INTERNET
<1%
https://www.kompasiana.com/nezfine/55004ccca3331118705106f6/humanisme-dalam-peran-dan-fungsi-
49 perawat
INTERNET
<1%
https://www.coursehero.com/file/phr0btg/Sejak-saat-itulah-1955-RSUD-Labuang-Baji-dibiayai-oleh-
50 pemerintah-daerah-tingkat/
INTERNET
<1%
http://repository.unhas.ac.id/14533/3/C011181501_skripsi_05-01-2022 dp.pdf
51 INTERNET
<1%
http://lanterna.or.id/wp-content/uploads/2016/10/6.-Monitoring-IV-perifer.pdf
52 INTERNET
<1%
https://www.coursehero.com/file/p41pana/Frequency-Percent-Valid-Percent-Cumulative-Percent-Valid-
53 Yes-227-847-847-1000-NO/
INTERNET
<1%
https://eprints.umm.ac.id/81524/1/PENDAHULUAN.pdf
54 INTERNET
<1%
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/19876/1/Arjiani Nurcahya Arief_70300114057.pdf
55 INTERNET
<1%
https://text-id.123dok.com/document/rz3o1l48z-manfaat-penelitian-1-manfaat-teoritis-manfaat-praktis.html
56 INTERNET
<1%
https://eprints.umm.ac.id/62538/5/BAB IV.pdf
57 INTERNET
<1%
https://id.123dok.com/article/karakteristik-umum-responden-analisis-data.4yrod77y
58 INTERNET
<1%
https://learn.microsoft.com/id-id/azure/architecture/framework/security/monitor-remediate
59 INTERNET
<1%
http://repository.um-surabaya.ac.id/3168/3/BAB_2.pdf
60 INTERNET
<1%
https://text-id.123dok.com/document/ky60jxo4y-tempat-penelitian-waktu-penelitian-pengajuan-judul-
seminar-proposal-uji-coba-analisa-uji-pelaksanaan-pengolahan-data-pengolahan-dan-analisa-penyusunan-
61 laporan-revisi-populasi-sampel.html
INTERNET
<1%
http://scholar.unand.ac.id/35090/2/BAB 1.pdf
62 INTERNET
<1%
https://idoc.pub/documents/pedoman-peningkatan-mutu-dan-keselamatan-pasien-3no75d62pgld
63 INTERNET
<1%
https://repository.unair.ac.id/94376/7/7. BAB 4 METODE PENELITIAN.pdf
64 INTERNET
<1%
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1503410060/7._BAB_III_.pdf
65 INTERNET
<1%
https://roboguru.ruangguru.com/forum/perhatikan-batas-batas-negara-sebagai-berikut-1-sebelah-utara-
66 berbatasan-dengan-thailand_FRM-NBWHPAK0
INTERNET
<1%
https://123dok.com/article/dimensi-caring-menurut-swanson-perilaku-caring-perawat-profesional.q5954ejz
67 INTERNET
<1%
https://adoc.pub/lembar-persetujuan-responden-saya-telah-mendapat-penjelasan-.html
68 INTERNET
<1%
https://repository.uir.ac.id/13209/1/165210597.pdf
69 INTERNET
<1%
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1401460013/15._BAB_III_.pdf
70 INTERNET
<1%
http://repository.um-surabaya.ac.id/2450/4/BAB_III.pdf
71 INTERNET
<1%
https://adoc.pub/kuesioner-penelitian-perilaku-caring-perawat-dalam-melakukan.html
72 INTERNET
<1%
https://www.coursehero.com/file/p6j9hlf2/Frequency-Percent-Valid-Percent-Cumulative-Percent-Valid-
73 Definitely-1-4-333-333/
INTERNET
<1%
https://www.coursehero.com/file/60724665/Chapter-17pdf/
74 INTERNET
<1%
http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/download/4918/2953
75 INTERNET
<1%
https://core.ac.uk/download/pdf/300553673.pdf
76 INTERNET
<1%
https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125910-S-5438-Hubungan antara-Analisis.pdf
77 INTERNET
<1%
https://id.scribd.com/doc/243955702/Soal-Selidik-TNA-Guru
78 INTERNET
<1%
https://www.coursehero.com/file/p1nnou01/Percent-Valid-Percent-Cumulative-Percent-
79 Valid-0-161-322-322-322-1-200-400-400/
INTERNET
<1%

EXCLUDE CUSTOM MATCHES OFF

EXCLUDE QUOTES ON

EXCLUDE BIBLIOGRAPHY ON

Anda mungkin juga menyukai