Anda di halaman 1dari 93

UNIVERSITAS BOROBUDUR

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT


DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DEWI SRI
KARAWANG

SKRIPSI

MAMAT HIDAYAT
12201054

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
JAKARTA
10 AGUSTUS 2022
UNIVERSITAS BOROBUDUR

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT


DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DEWI SRI
KARAWANG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

MAMAT
HIDAYAT
12201054

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
JAKARTA
10 AGUSTUS 2022
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh:

Nama : Mamat Hidayat

NIM 12201054

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi : Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Kinerja Perawat


DiRawat Inap Rumah Sakit Dewi Sri Karawang

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar sarjana
Keperawatan pada program studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Borobudur.

DEWAN PENGUJI

Penguji 1 : Ns. Sri Mulyatiningsih, S.Kep., MKep (………………)

Penguji 2 : Dr. Roma Tao Toba MR, M.Kep., Ns. Sp.Kep.Kom (………………)

Penguji 3 : Yulianingsih M.Kes., Sp mat (………………)

Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 10 Oktober 2022

i Universitas Borobudur
LEMBAR PERNYATAAN ORINSINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Mamat Hidayat

NPM 12201054

Tanda Tangan :

Tanggal : 10 Agustus 2022

ii Universitas Borobudur
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Borobudur, saya yang bertandatangan dibawah ini

Nama : Mamat Hidayat

NPM 12201054

Program Studi : Ilmu Keperawatan (S1)

Fakultas : Ilmu Kesehatan

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas


Borobudur Hak Bebas Non Royalti Noneksklusif (Non Exclusive Free Right) atas skripsi
saya yang berjudul : “Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Kinerja Perawat di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Dewi Sri Karawang” beserta perangkat yang ada (jika
diperlukan). Dengan Hak Bebas Non Royalti Noneksklusif ini Universitas Borobudur berhak
menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta. Demikian pernyataan ini saya buat
dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 10 Agustus 2022
Yang menyatakan,

Mamat Hidayat
NIM 12201054

iii Universitas Borobudur


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil „alamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat


Allah SWT, karena rahmatn_Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
penelitian yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN
KINERJA PERAWAT DI RAWAT INAP RUMAH SAKIT DEWI SRI
KARAWANG”.

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa
bimbingan, arahan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti
mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya yang secara ikhlas membantu dan
meluangkan waktu, tenaga dan pemikiran untuk kepentingan penyusunan proposal
penelitian ini. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Basir Bartos, selaku rector Universitas Borobudur
2. Dr. Roma Tao Toba MR, , M.Kep., Ns. Sp.Kep.Kom selaku Dekan Fakultas
Kesehatan Universitas Borobudur, sekaligus sebagai pembimbing II dalam
penyusunan proposal penelitian ini.
3. Ns. Asep Paturohman, S.Kep., M Kep selaku Ketua Prodi S1 Fakultas Ilmu
Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawtan Universitas Borobudur.
4. Ns. Sri Mulyaningsih, S.Kep., M.Kep selaku dosen pembimbing I yang
menyediakan waktu, tenaga dan pikirannya untuk mengarahkan peneliti dalam
penyusunan proposal penelitian ini.
5. dr. Inas Susanti, Sp.PA., MARS, selaku Direktur RS Dewi Sri.
6. Aida Yumiarti, SH., MM, Kepala Bidang SDM dan Umum RS Dewi Sri
7. Sumitro, S.Kep., Ners, Kepala Bidang Keperawatan RS Dewi Sri
8. Seluruh staff dosen pengajar di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Borobudur
yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya kepada penulis delama mengikuti
pendidikan.
9. Ayah dan ibu yang selalu memberikan dukungan, doa, perhatian dan kasih sayang
yang begitu luar biasa.
10. Istri dan anak tercinta yang selalu memberikan dukungan, doa, perhatian dan kasih
sayangnya.

iv Universitas Borobudur
11. Teman-teman seperjuangan kelas B yang telah banyak membantu, memotivasi dan
saling mendukung
12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal penelitian ini yang
tidak dapat disebutkan satu-persatu tanpa mengurangi rasa terimakasih.

Semoga proprosal dan penelitian ini dapat memberikan manfaat yang besar meskipun
dengan berbagai keterbatasan yang dimiliki. Besar harapan penulis proposal ini dapat
disetujui dan dilanjutkan ketahap selanjutnya. Atas perhatian dan dukungannya, penulis
menyampaikan terimakasih.

Jakarta, 10 Agustus 2022

Mamat Hidayat

v Universitas Borobudur
UNIVERSITAS BOROBUDUR
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Skripsi, Agustus 2022


Mamat Hidayat

Hubungan Antara Beban Kerja dan Kinereja Perawat di Rawat Inap RS Dewi Sri
Karawang

xii + 54 halaman + 6 gambar + 4 table + 7 lampiran

Abstrak

Beban kerja adalah frekuensi kegiatan rata-rata dari masing-masing pekerjaan dalam
jangka waktu tertentu. Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Tujuan penelitian ini adalah melihat
Hubungan Antara Beban Kerja dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap RS
Dewi Sri Karawang. Jenis penelitian ini adalah Kuantitatif dengan menggunakan
metode ”Cross Sectional”. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat di ruang rawat
inap RS. Dewi Sri Karawang sebanyak 108 perawat dengan sampel 85 perawat dengan
Teknik Slovin. Hasil penelitian didapat sebagian perawat berusia 25-36 tahun (57,6%),
sebagian besar perawat berjenis kelamin perempuan (64,7%), sebagian besar perawat
berpendidikan D3 Keperawatan (56,5%), dan sebagian besar perawat dengan masa kerja
diatas 3 tahun (67,1 %). Beban kerja ringan dengan kinerja baik 67,4%, beban kerja
ringan dengan kinerja kurang baik 32,6%, beban kerja berat dengan kinerja baik 45,2%
beban kerja berat dengan kinerja kurang 54,8%. Uji statistik yang di gunakan chi-
square didapatkan hasil ada hubungan yang bermakna antara beban kerja dengan
kinerja perawat dengan nilai p 0,039. Untuk lebih meningkatkan kinerja perawat harus
meninjau kembali keseimbangan antara beban kerja, jumlah pasien dan jumlah tenaga
Perawat.

Kata kunci: beban kerja, kinerja perawat

vi Universitas Borobudur
BOROBUDUR UNIVERSITY
FACULTY OF HEALTH SCIENCE
NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM
Thesis, August 2022
Mamat Hidayat

The relationship between workload and nurse performance in inpatients at Dewi Sri
Karawang Hospital

xii + 54 pages + 6 pictures + 4 tables + 7 attachments

Abstract
Workload is the average activity frequency of each job in a certain period of time.
Performance is a work achieved by a person in carrying out the tasks assigned to him
based on skills, experience and sincerity and time. The purpose of this study was to see
the relationship between workload and nurse performance in the inpatient installation of
Dewi Sri Karawang Hospital. This type of research is quantitative using the "Cross
Sectional" method. The population in this study were nurses in the inpatient room of the
hospital. Dewi Sri Karawang as many as 108 nurses with a sample of 85 nurses with
Slovin Technique. The results showed that most of the nurses aged 25-36 years (57.6%),
most of the nurses were female (64.7%), most of the nurses had D3 Nursing education
(56.5%), and most of the nurses with years of service above 3 years (67.1 %). Light
workload with good performance 67.4%, light workload with poor performance 32.6%,
heavy workload with good performance 45.2%, heavy workload with poor performance
54.8%. Statistical test used chi-square results obtained that there is a significant
relationship between workload and nurse performance with a p value of 0.039. To
further improve the performance of nurses must review the balance between the
workload, the number of patients and the number of nurses.

Keywords: Workload, Nurse Performance

vii Universitas Borobudur


DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................i
HALAMAN OROSINALITAS.......................................................................................ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...........................................................iii
KATA PENGANTAR....................................................................................................iv
ABSTRAK......................................................................................................................vi
ABSTRACK..................................................................................................................vii
DAFTAR ISI.................................................................................................................viii
DAFTAR TABEL............................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................xii
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 6
1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................................... 6
1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................................ 6
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 8
2.1 Konsep Perawat................................................................................................... 8
2.2 Beban Kerja Perawat........................................................................................... 14
2.3 Konsep Kinerja.................................................................................................... 19
2.4 Perhitungan Ketenagaan Perawat........................................................................ 24
2.5 Kerangka Teori.................................................................................................... 27
BAB 3 METODE PENELITIAN................................................................................28
3.1 Desian penelitian..................................................................................................28
3.2 Kerangka Konsep.................................................................................................28
3.3 Hipotesa Penelitian...............................................................................................30
3.4 Definisi Operasional.............................................................................................30
3.5 Populasi dan Sampel.............................................................................................32
3.6 Tempat Penelitian.................................................................................................32
3.7 Waktu Penelitian..................................................................................................33

3.8 Etika Penelitian.....................................................................................................33


viii Universitas Borobudur
3.9 Metode pengumpulan Data...................................................................................34
3.10 Prosedur Pengumpulan Data................................................................................35
3.11 Analisis Data........................................................................................................36
BAB 4 HASIL PENELITIAN.....................................................................................38
4.1 Karakteristik Perawat...........................................................................................38
4.1.1 Umur Perawat...........................................................................................38
4.1.2 Jenis Kelamin Perawat..............................................................................39
4.1.3 Pendidikan................................................................................................40
4.1.4 Masa Kerja................................................................................................41
4.1.5 Beban Kerja..............................................................................................42
4.1.6 Kinerja Perawat........................................................................................43
4.2 Analisis Bivariat...................................................................................................44
BAB 5 PEMBAHASAN...............................................................................................45
5.1 Interprestasi dan Diskusi Hasil.............................................................................45
5.1.1 Karakteristik Perawat...............................................................................45
5.1.1.1 Jenis Kelamin.............................................................................45
5.1.1.2 Umur...........................................................................................46
5.1.1.3 Pendidikan..................................................................................47
5.1.1.4 Masa Kerja.................................................................................47
5.1.1.5 Beban Kerja................................................................................48
5.1.1.6 Kinerja........................................................................................48
5.1.2 Hasil Analisis Bivariat..............................................................................49
5.2 Keterbatasan Penelitian........................................................................................50
5.3 Implikasi Penelitian..............................................................................................51
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................52
6.1 Kesimpulan...........................................................................................................52
6.2 Saran.....................................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix Universitas Borobudur
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Aktifitas Harian................................................................................................5


Klasifikasi Ketergantungan Klien..................................................................................26
Definisi Operasional......................................................................................................31
Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja........................................................................44

x Universitas Borobudur
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Usia Perawat di RS. Dewi Sri Karawang...................................................38


Gambar 4.2 Jenis Kelamin Perawat di RS. Dewi Sri Karawang...................................39
Gambar 4.3 Pendidikan Perawat di RS. Dewi Sri Karawang........................................40
Gambar 4.4.Masa Kerja Perawat di RS. Dewi Sri Karawang.......................................41
Gambar 4.5.Beban Kerja Perawat di RS. Dewi Sri Karawang......................................42
Gambar 4.6 Kinerja Perawat di RS. Dewi Sri Karawang..............................................43

xi Universitas Borobudur
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden


Lampiran 2 : Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3 : Lembar Kuesioner Penelitian
Lampiran 4 : Lembar Data Hasil Uji Validitas
Lampiran 5 : Lembar Hasil Uji Validitias
Lampiran 6 : Lembar Hasil Analisis Univariat
Lampiran 7 : Lembar Data Penelitian

xii Universitas Borobudur


BAB 1
PENDAHULUAN

Bab ini membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, serta
manfaat penelitian tentang hubungan antara beban kerja dengan kinerja perawat di
ruang rawat inap Rumah Sakit Dewi Sri Karawang.

1.1. Latar Belakang


Rumah Sakit adalah institusi pelayana kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (Peraturan Pemerintah, 2021).
Pelayanan kesehatan yang diberikan harus menyediakan pelayanan bermutu dan
berkualitas agar mampu meningkatkan mutu pelayanan untuk mencapai standar
yang telah ditetapkan pemerintah dengan kompetensi tenaga kesehatan yang baik.
Salah satu kualitas pelayanan yang penting adalah pelayanan keperawatan.
Menurut Permenkes, No. 26 Tahun 2019) Pelayanan Keperawatan adalah suatu
bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat, baik sehat maupun sakit
(Kemenkes, 2019).

Sumber daya manusia pada rumah sakit yang menjadi perhatian utama disini yaitu
pada pelayanan keperawatan karena pada bagian keperawatan ini adalah
pelayanan yang berhubungan langsung dengan pelayanan perawatan pasien yang
ada di rumah sakit
Pelayanan keperawatan mempunyai arti penting bagi pasien. Menurut Permenkes
No.26 Tahun 2019, perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikantinggi
keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Guna menunjang
standar mutu dan kualitas pelayanan, pemerintah mengatur pendidikan, jumlah
dan kompetensi perawat di Permenkes ini.

1 Universitas Borobudur
2

Perawat bekerja selama 24 jam untuk melayani dan memberikan asuhan kepada
pasien terus menerus dan berkesinambungan. Lumenta (1989) menegaskan bahwa
tugas utama dari perawat yaitu memperhatikan kebutuhan pasien, merawat pasien
dengan penuh tanggung jawab dan memberikan pelayanan asuhan keperawatan
individu atau kelompok, orang yang mengalami tekanan karena menderita sakit
(Andalas, 2015). Perawat dalam memberikan pelayanannya dilakukan secara
konstan, terus-menerus dan menjadi kontribusi dalam menentukan kualitas rumah
sakit. Profesionalisme perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan yang
dapat mempengaruhi hasil kerja perawat(Eko, 2021)

Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai oleh individu yang disesuaikan
dengan peran atau tugas individu tersebut dalam suatu perusahaan pada suatu
periode waktu tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai atau standar
tertentu dari perusahaan dimana individu tersebut bekerja(Febrina, 2020). ada 5
faktor yang mempengaruhi kinerja baik yaitu factor personal atau individu, faktor
kepemimpinan, faktor tim, faktor sistem, faktor kontekstual atau situasonal(Beda,
2019).

Beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan
oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu
tertentu(Maharani, 2019). Penelitian (R. Prima et al., 2020) bahwa 56,2% perawat
merasa beban kerja berat. Peningkatan beban kerja dapat terjadi, jika jumlah
perawat tidak sesuai dengan tingkat kebutuhan perawatan pada pasien. Penelitian
(Alfida & Widodo, 2022)menunjukan 87,2% pengaruh kinerja perawat didasarkan
oleh beban kerja dan hanya 12,8 % dipengaruhi variable lain sejalan dengan
penelitian (Shinta & Laily, 2020)yang menyatakan beban kerja berpengaruh
signifikan terhadap kinerja perawat di ruang rawat inap.

Ilyas (2011) keletihan dan kelelahan perawat terjadi apabila perawat bekerja lebih
dari 80 % dari waktu kerja mereka. Dengan kata lain produktifitas perawat kurang
dari 80 %, jika lebih maka beban perawat akan tinggi dengan berimbas kualitas
pelayanan keperawatan dinilai kurang oleh pasien maupun oleh manajemen rumah

Universitas Borobudur
3

sakit. Sehingga bila beban perawat lebih dari 80 % perlu dipertimbangkan


menambah jumlah tenaga perawat di ruang perawatan. Salah satu permasalahan
kualitas pelayanan menurun di suatu rumah sakit adalah beban kerja perawat yang
tidak seimbang yang dapat menyebabkan terjadinya kelelahan kerja pada tenaga
kerja perawat. Walaupun seringkali manajer sulit untuk mengetahui kualitas
beban kerja tersebut karena lebih mendasarkan pada keluhan yang bersifat
subyektif (Ilyas , 2011). Sejalan dengan hasil penelitian (B. Prima et al., 2019)
yang menyatakan perawat dengan beban kerja tinggi menunjukan 54,5%
berkinerja kurang baik. Berbeda dengan penelitian (Sholachudin et al., 2018),
menyatakan dari hasil penelitian menunjukan 61,6% memiliki beban kerja tinggi
berkinerja baikhal ini disebabkan oleh motivasi kerja dan usia masih produktif
(23-40 tahun).

Munandar (2008) menyampaikan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi


beban kerja perawat yaitu kondisi pasien yang berubah, dokumentasi asuhan
keperawatan, keinginan untuk berprestasi kerja, jumlah rata-rata jam perawatan
yang dibutuhkan untuk memberi pelayanan langsung pada pasien melebihi
kemampuan kerja serta tingginya tuntutan pekerjaan. Kinerja perawat merupakan
ukuran keberhasilan dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan dalam
pemberian asuhan keperawatan. kinerja perawat yang kurang baik akan
berdampak pada produktifitas rumah sakit, sehingga organisasi perlu memberi
perhatian kepada berbagai macam kebutuhan pegawainya dalam rangka
meningkatkan motivasi dalam bekerja untuk meningkatkan kinerja pegawainya
(Aprilia et al., 2017).

Rumah Sakit Dewi Sri Karawang merupakan rumah sakit swasta kelas C, yaitu
rumah sakit yang memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis
terbatas. Pasien rawat inap RS Dewi Sri tahun 2018: 1.234 orang kemudian tahun
2019:1.488 orang menurun tahun 2020 dan 2021 dikarenakan kondisi pandemi
dan kembali meningkat diakhir 2021 dan awal 2022. Hal ini diperkuat dengan
Bed Occupancy Ratio (BOR) Rumah Sakit Dewi Sri Karawang yang mencapai
76,84% tahun 2019. Angka BOR tahun 2019 terendah 61,67 % dan tertinggi

Universitas Borobudur
4

84.69 %, pada tahun 2022 bor terendah 59,7 % dan tertinggi 80,7 % (sumber
Medical Record RS Dewi Sri).

RS Dewi Sri Karawang tahun 2022 memiliki 11 ruangan terdiri dari rawat inap,
ICU, HCU, perina, dan ruang bersalin dengan total 171 tempat tidur. Jumlah
perawat yang bekerja di RS Dewi Sri adalah 209 orang, sedangkan perawat
pelaksana rawat inap terdiri dari 108 orang.Penghitungan ketenagaan perawat di
RS Dewi Sri menggunakan metode Yaslist Ilyas dengan menggunakan time and
motion study.

Hasil wawancara dengan 10 perawat rawat inap Rumah Sakit Dewi Sri Karawang
pada bulan Agustus 2022 mengenai kinerja didapatkan, sebanyak 8 orang
mengatakan mereka melakukan pengkajian tetapi tidak melakukan pengkajian
secara menyeluruh (bio-psiko-sosial-spiritual); 4 orang hanya melakukan
pengkajian pada pasien baru saja; 9 orang selalu merumuskan diagnosa, namun
tidak menentukan masalah aktual dan potensial; 10 orang merumuskan rencana
keperawatan; 6 orang mengatakan tidak mengimplementasikan seluruh rencana
keperawatan; 5 orang mengatakan jarang melakukan evaluasi.
Sejalan dengan data SPI RS Dewi Sri, terlihat angka ketidak lengkapan pengisian
catatan medis (KLPCM) 80% dari 600 sample pada semester 1 2022 artinyamasih
ada 120 catatan medis pasien yang tidak lengkap.

Berdasarkan hasil wawancara 10 orang perawat pada Agustus 2022 mengenai


beban kerja perawat, sistem kerja perawat dibagi atas tiga shiftyaitu pagi, siang
dan malam dengan tugas pokok perawat rawat inap yaitu pengkajian, analisa data
merumuskan diagnos keperawatan, melakukan tindakan keperawatan dan
mendokumentasikan asuhan keperawatan, mengikuti visite dokter, melakukan
serah terima pasien, mengadakan pre & post conference. Sebanyak 3 orang
perawat mengatakan aktivitas langsung ke pasien dengan tingkat ketergantungan
total, 6 perawat merawat pasien parsial dan1 orang perawat yang merawat dengan
tingkat ketergantungan mandiri, perawat juga mengatakan sering menghadapi
pasien dan keluarga tidak kooperatif dengan karakter yang berbeda-beda sehingga

Universitas Borobudur
5

menyulitkan perawat dalam melakukan tindakan kepeawaratan. Sebanyak 8


perawat merasa keletihan akibat rotasi kerja dan juga harus mengganti rekan
kerjanya yang sakit atau cuti; 6 perawat merasa lelah karena tuntutan
tanggungjawab terhadap keselamatan dan kesehatan pasien, 5 orang merasa
mental mereka terbebani ketika menghadapi pasien baru yang banyak; 2 orang
merasa tidak nyaman dengan beban kerja yang diberikan kepala ruangan; 6 orang
merasa lelah setelah pulang bekerja.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengkaji
tentang hubungan antara beban kerja dengan kinerja perawat di ruang rawat inap
Rumah Sakit Dewi Sri Karawang.

1.2. Rumusan Masalah


Beban kerja timbul akibat keterbatasan kapasitas dalam memproses informasi.
Keterbatasan tersebut dapat menghambat tercapainya hasil kerja dan menjadi
kesenjangan. Kesenjangan menyebabkan timbulnya kegagalan kinerja, maka dari
itu diperlukan adanya evaluasi agar beban kerja tidak terlalu tinggi. Perencanaan
SDM yang baik merupakan hal yang diperlukan agar beban kerja perawat tidak
melebihi kapasitas dan dapat meningkatkan kinerja perawat yang berimbas
outcome untuk Rumah Sakit Dewi Sri Karawang.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti menetapkan rumusan masalah
sebagai berikut “Adakah hubungan antara beban kerja dengan kinerja perawat di
ruang rawat inap Rumah Sakit Dewi Sri Karawang?”

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan beban kerja dengan kinerja perawat di ruang rawat
inap Rumah Sakit Dewi Sri Karawang.
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini diantaranya :
1.3.2.1 Teridentifikiasi karakteristik (usia, jenis kelamin, tingkat Pendidikan,
masa kerja) perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Dewi Sri
Karawang.
1.3.2.2 Teridentifikasi beban kerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit

Universitas Borobudur
6
Dewi Sri Karawang.

Universitas Borobudur
7

1.3.2.3 Teridentifikasi kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah sakit


Dewi Sri Karawang
1.3.2.4 Teridentifiksi hubungan beban kerja dengan kinerja perawat di ruang
rawat inap Rumah Sakit Dewi Sri Karawang.

1.4. Manfaat Penelitian


1.4.1. Manfaat bagi Rumah Sakit Dewi Sri karawang
Hasil penelitian ini diharapkan dapat disajikan sebagai bahan masukan
dalam meningkatkan kinerja perawat dan evaluasi terkait beban kerja
sebagai acuan dalam perencanaan SDM untuk mengoptimalkan pelayanan
kepada pasien.
1.4.2. Manfaat bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkanmampu diaplikasikan dalam ilmu yang
didapat dari proses pendidikan yang telah ditempuh, penelitian ini juga
dapat memberi tambahan pengetahuan bagi peneliti.
1.4.3. Manfaat bagi peneliti selanjutnya
Untuk bahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk
menindaklanjuti hasil penelitian ini, yaitu mengenai hubungan antara
beban kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Dewi Sri.

Universitas Borobudur
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas konsep perawat, beban kerja perawat, konsep kinerja, dan
perhitungan ketenagaan perawat.

2.1. Konsep Perawat

Ellis dan Hartley (1984), menjelaskan pengertian dasar, seorang perawat yaitu
seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dan
melindungi seseorang karena sakit, cedera dan proses penuaanperaturan
perundang-undangan.(Samsudin, 2020)

Keperawatan telah dijelaskan dalam UU No. 38 Tahun 2014 pasal 1 ayat 1 bahwa
yang dimaksud keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan keperawatan
kepada individu, keluarga, kelompok baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
(Basalamah, 2022). Nidya, (2017) menjelaskan keperawatan adalah pada ilmu dan
kiat keperawatan, berbentuk pelayanan biologis-psikologis-sosiol-spiritual-
kultural yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan
manusia.

Rantung, (2015) mengatakan perawat adalah suatu profesi yang mandiri yang
mempunyai hak untuk memberikan layanan keperawatan secara mandiri dan
bukan profesi sebagai pembantu dokter.

Keperawatan adalah ujung tombak pelayanan kesehatan dan sering digunakan


sebagai indikator pelayanan kesehatan yang bermutu, serta berperan dalam
menentukan tingkat kepuasan klien. Proporsi tenaga perawat di sarana kesehatan
merupakan proporsi terbesar yakni 40% dibanding tenaga kesehatan lainnya.
Tenaga tersebut 65% bekerja di rumah sakit, 28% di puskesmas dan selebihnya
7% di sarana kesehatan lainnya (Basalamah et al., 2022).

8 Universitas Borobudur
9

Perawat adalah suatu profesi yang mempunyai fungsi outonomi yang


diidentifikasi sebagai fungsi profesional keperawatan yaitu membantu mengenali
dan menemukan kebutuhan pasien yang bersifat segera, serta bertangguang jawab
untuk mengetahui kebutuhan pasien dan membantu memenuhinya.

2.1.1. Peran Perawat


Peran perawat dapat diartikan sebagai tingkah laku yang diharapkan oleh
orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dan system, dimana
dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik profesi perawat maupun diluar
profesi perawat yang bersifat konstan Universitas Sumatera Utara, (2016)
menjelaskan peran perawat antaralain :
2.1.2.1. Pemberian suhan keperawatan, dengan memperhatikan keadaan
kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberi
pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.
2.1.2.2. Advokat pasien, dengan menginterpretasikan berbagai informasi
dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam
pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepada pasien serta mempertahankan hak-hak pasien.
2.1.2.3. Pendidik (educator), dengan cara membantu klien dalam
meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit
bahkan tindakan yang diberikan sehingga terjadi perubahan
perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
2.1.2.4. Koordinator, yaitu dengan cara mengarahkan, merencanakan
serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan
sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta
sesuai dengan kebutuhan klien.
2.1.2.5. Kolaborator, peran ini dilakukan karena perawat bekerja
melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli
gizi dan lain-lain yang berupa mengidentifikasi pelayanan
keperawatan yang tidak termasuk diskusi atau tukar pendapat
dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

Universitas Borobudur
10

2.1.2.6. Konsultan, perawat sebagai tempat konsultasi terhadap masalah


atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini
dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang
tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
2.1.2.7. Peneliti, perawat mengadakan perencanaan, kerja sama,
perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode
pemberian pelayanankeperawatan.

2.1.2. Fungsi Perawat


Fungsi perawat adalah suatu pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan
sesuai dengan perannya. Fungsi tersebut dapat berubah disesuaikan
dengan keadaan yang ada. Perawat dalam menjalankan perannya
memiliki beberapa fungsi yaitu (Buanawati;2019):
2.1.3.1. Fungsi independen
a. Dalam fungsi ini, tindakan perawat tidak memerlukan
perintah dokter.
b. Tindakan perawat bersifat mandiri, berdasarkan pada ilmu
keperawatan.
c. Perawat bertanggung jawab pada klien, atas akibat yang
timbul dari tindakan yang diambil. Contohnya adalah saat
perawat melakukan pengkajian keperawatan.
2.1.3.2. Fungsi dependen
a. Perawat membantu dokter dalam memberikan pelayanan
pengobatan dan tindakan khusus yang menjadi wewenang
dokter dan seharusnya dilakukan dokter, seperti pemasangan
infus, pemberian obat dan melakukan suntikan.
b. Setiap tindakan medis menjadi tanggung jawab dokter.
2.1.3.3. Fungsi interdependen
a. Tindakan perawat berdasarkan kerjasma dengan tim
perawatan atau tim kesehatan.
b. Contoh dari fungsi interdependen ini adalah ketika perawat
melakukan perencanaan dengan profesi lain saat
memberikan pelayanan kesehatan.

Universitas Borobudur
11

2.1.3. Hak dan Kewajiban Perawat


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia (2014), pasal 36 hak dan
kewajiban perawat adalah sebagai berikut:
2.1.3.1. Hak perawat
Hak perawat terdiri dari: memperoleh hukum sepanjang
melaksanakan tugas sesuai dengan standar pelayanan, standar
profesi, standar prosedur Operasional dan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan, memperoleh informasi yang benar, jelas dan
jujur dari klien dan keluarga, menerima imbalan jasa atas
pelayanan keperawatan yang diberkan, menolak keinginan klien
atau pihak lain yang bertentangan dengan kode etik, standar
pelayanan, standar profesi, SPO dan peraturan perundang-
undangan, memperoleh fasilitas kerja sesuai sengan standar.

2.1.3.2. Kewajiban Perawat


Kewajiban perawat terdiri dari memberikan pelayanan keperawatan
sesuai dengan kode etik, standar pelayanan keperawatan, standar
profesi, standar prosedur operasional, ketentuan peraturan
perundang-undangan, merujuk klien yang tidak dapat ditangani,
mendokumentasikan asuhan keperawatan, memberikan informasi
lengkap, jujur benar, jelas dan mudah dimengerti mengenai
tindakan keperawatan pasien dan keluarga sesuai dengan batas
kewenangannya, melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang
dari tenaga kesehatan lain yang sesuai dengan kopetensi perawat,
melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh pemerintah.

Universitas Borobudur
12

2.1.4. Karakteristik Perawat


Gambaran dan penampilan menyeluruh perawat dapat kita lihat secara
objektif dari karakteristiknya. Adapun faktor yang mencakup yaitu jenis
kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan masa kerja.
2.1.4.1. Jenis kelamin
Jenis kelamin adalah kata yang umumnya digunakan untuk
membedakan seks seseorang (laki-laki atau perempuan). Kata
seks mendeskripsikan tubuh seseoarang yaitu dapat dikatakan
seorang yang fisiknya laki-laki atau perempuan. Jenis kelamin
meneskripsikan sifat atau karakter seseorang yaitu seseorang
merasa atau melakukan sesuatu bersifat seperti wanita atau seperti
laki-laki.
2.1.4.2. Usia
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) menyatakan bahwa, usia
(umur) adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau
diadakan).
Kategori usia menurut Departemen Kesehatan Repoblik
Indonesaia tahun 2009 sebagai berikut: masa balita usia 0-5
tahun, masa kanak-kanak usia 5-11 tahun, masa remaja awal usia
12-16 tahun, masa remaja akhir 17-25 tahun, masa dewasa awal
usia 26-35 tahun, masa dewasa akhir 36-45 tahun, masa lansia
awal usia 46-55 tahun, masa lansia akhir 56-65 tahun, masa
manula usia 65 tahun ke atas.
Usia mempengaruhi produktivitas, alasannya adanya keyakinan
yang meluas bahwa produktivitas merosot dengan meningkatnya

Universitas Borobudur
13

umur seseorang. Sering diandaikan bahwa keterampilan individu,


terutama kecepatan, kecekatan, kekuatan dan koordinasi menurun
seiring dengan berjalannya waktu. Pada karyawan yang berumur
tua juga dianggap kurang luwes dan menolak teknologi. Namun
dilain pihak ada sejumlah kualitas positif yang ada pada karyawan
yang lebih tua, meliputi: pengalaman, pertimbangan, etika kerja
yang kuat dan komitmen terhadap mutu (Robbins, 2008).
2.1.4.3. Tingkat pendidikan
Pendidikan diartikan sebagai segla upaya yang direncanakan
untuk mempengaruhi usia baik individu, kelompok atau
masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan
oleh pelaku pendidik (Notoatmojo, 2005), Menurut UU nomor 20
tahun 2003, jalur pendidikan sekolah terdiri dari Pendidikan
dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi. Semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang, maka akan mempengaruhi pola
pikir yang nantinya berdampak pada tingkat kepuasan kerja.
2.1.4.4. Masa kerja
Masa kerja adalah kurun waktu atau lamanya tenaga kerja itu
bekerja di suatu tempat (Elysabeth, 2019).
Masa kerja menurut Elysabeth (2019) dikatagorikan menjadi dua,
yaitu masa kerja kategori baru < 3 tahun, masa kerja kategori
lama ≥ 3 tahun. Masa kerja seseorang akan menentukan prestasi
individu yang merupakan dasar prestasi dan kinerja organisasi.
Semakin lama seseorang bekerja di suatu organisasi, maka tingkat
prestasi individu akan semakin meningkat.

Universitas Borobudur
14

2.2. Beban Kerja Perawat

(Sihotang, 2016)beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh
suatu jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kerja antara volume kerja dan
norma waktu. Beban kerja dapat diartikan sebagai keseluruhan susunan pekerjaan
yang dialami seseorang dari pekerjaan dihari itu termasuk organisasi, lingkungan,
pribadi (fisik, psikologi) dan faktor situasional (Buanawati, 2019). Pengertian
beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan
oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.

Pengukuran beban kerja diartikan sebagai suatu teknik untuk mendapatkan


informasi tentang efisiensi dan efektivitas kerja suatu unit organisasi, atau
pemegang jabatan yang dilakukan secara sistematis dengan menggunakan teknik
analisis jabatan, teknik analisis beban kerja atau teknik manajemen lainnya. Lebih
lanjut dikemukakan bahwa pengukuran beban kerja merupakan salah satu teknik
manajemen untuk mendapatkan informasi jabatan, melalui proses penelitian dan
pengkajian yang dilakukan secara analisis. Informasi jabatan tersebut
dimaksudkan agar dapat digunakan sebagai alat untuk menyempurnakan aparatur
baik dibidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan sumberdaya manusia (Utomo,
2008).

2.2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja


Seleman (2011) menyatakan factor yang dapat mempengaruhi beban kerja
sebagai berikut:
2.2.2.1. Faktor External yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja:
a. Tugas (Task): meliuti tugas bersifat fisik seperti ruang kerja,
tata ruang tempat kerja, kondisi ruang kerja, lingkungan
kerja, sikap kerja, cara angkut, beban yang diangkat.
Sedangkan tugas yang bersifat mental meliputi, tanggung
jawab, kompleksipitas pekerjaan, emosi pekerja dan
sebagainya.
b. Organisasi kerja meliputi lamanya waktu kerja, waktu
istirahat, shift kerja, sistem kerja dan sebagainya.

Universitas Borobudur
15

c. Lingkungan kerja meliputi lingkungan kerja fisik, lingkungan


kerja kimiawai, lingkungan kerja biologis dan lingkungan
kerja psikologis.
2.2.2.2. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam tubuh akibat
dari reaksi beban kerja eksternal yang berpotensi sebagai stressor,
meliputi faktor somatic (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status
gizi, kondisi kesehatan dan sebagainya) serta faktor psikis
(motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan , kepuasan dan lain
sebagainya).

(Umansky & Rantanen, 2019)menyatakan bahwa yang


mempengaruhi beban kerja antara lain:
a. Patient-to-nurse ratio, yaitu jumlah pasien yang harus
ditangani oleh masing-masing perawat.
b. Activity type, yaitu jenis kegiatan yang dilakukan perawat
mulai dari kegiatan pokok yang penting seperti melakukan
dokumentasi asuhan keperawatan, kegiatan tambahan yang
bukan bagian tugas pokok seperti menyusun status pasien pada
tempatnya, hingga kegiatan tambahan yang merupakan bagian
tugas pokok seperti pemberian obat.
c. Time Pressure, yaitu rasio waktu yang dibutuhkan (total waktu
yang digunakan untuk mengerjakan tugas pokok) dan waktu
yang tersedia harus diperhitungkan.
d. Physical expenditure, yaitu jumlah, rata-rata serta standar tiap
perawat berjalan selama melaksankan tugas.

Universitas Borobudur
16

2.2.2. PerhitunganBeban Kerja


Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menghitung beban kerja secara
personil antara lain sebagai berikut:
2.2.3.1. Work Sampling
Teknik ini dikembangkan pada dunia industry untuk melihat beban
kerja yang dipangku oleh personil pada suatu unit, bidang maupun
jenis tenaga tertentu. Pada metode work sampling dapat diminati
hal-hal spesifik tentang pekerjaan antara lain:
a. Aktvitas apa yang dilakukan personil pada waktu jam kerja
b. Apakah aktivitas personil berkaitan dengan fungsi dan
tugasnya pada waktu jam kerja
c. Proporsi waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan produktif
atau tidak produktif.
d. Pola beban kerja personil dikaitkan dengan waktu dan jadwal
jam kerja.

Untuk mengetahui hal-hal tersebut perlu dilakukan survei tentang


tenaga kerja personil dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan jenis beban personil yang akan di survei
b. Bila jumlah personil banyak perlu dilakukan sampel sebagai
subjek personil yang akan diamati dengan menggunakan
metode simple ramdom sampling untuk memastikan sampel
yang representative.
c. Membuat formulir kegiatan perawat yang dapat
diklasifikasikan sebagai kegiatan produktif dan tidak produktif
dapat juga dikatagorikan sebagai kegiatan langsung dan tidak
langsung.
d. Melatih pelaksana peniliti tentang cara pengamatan kerja
dengan menggunakan work sampling.
e. Pengamanan kegiatan personil dilakukan dengan interval 2-15
menit tergantung karakteristik pekerjaan yang dilakukan.

Universitas Borobudur
17

Pada teknik work sampling kita akan mendapatkan ribuan


pengamatan kegiatan dari sejumlah personil yang kita amati.
Karena besarnya jumlah pengamatan kegiatan penelitian akan
mendapatkan sebaran normal sampel pengamatan kegiatan
penilitian. Artinya data cukup besar dengan sebaran sehingga dapat
diamati dengan baik. Jumlah pengamatan dapat dihitung.

2.2.3.2. Time and Motion Studi


Pada teknik ini kita mengamati dan mengikuti dengan cermat
tentang kegiatan yang dilakukan oleh personil yang sedang kita
amati. Melalui teknik ini akan didapatkan beban kerja personil dan
berkualitas kerjanya. Langkah-langkah untuk melakukan teknik ini
yaitu:
a. Menentukan personil yang diamati untuk menjadi sampel
dengan metode penelitian purposive sampling.
b. Membuat formulir daftar kegiatan yang dilakukan oleh setiap
personil.
c. Daftar kegiatan tersebut kemudian diklarifikasikan seberapa
banyak personil yang melakukan kegiatan tersebut secara baik
dan rutin selama dilakukan pengamatan.
d. Membuat klasifikasi atas kegiatan yang telah dilakukan
tersebut menjadi kegiatan medis, kegiatan keperawatan dan
kegiatan adminitrasi.
e. Menghitung waktu objektif yang diperlukan oleh personil
dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang dilakukan.
Penelitian dengan menggunakan teknik ini dapat digunakan untuk
melakukan evaluasi tingkat kualitas suatu pelatihan atau
pendidikan yang bersertifikat atau bisa juga digunakan untuk
mengevaluasi pelaksanaan suatu metode yang ditetapkan secara
baku oleh suatu instansi seperti rumah sakit.

Universitas Borobudur
18

2.2.3.3. Daily log


Daily log atau pencatatan kegiatan sendiri merupakan bentuk
sederhana work sampling yaitu pencatatan dilakukan oleh personil
yang diamati. Pencatatan meliputi kegiatan yang dilakukan untuk
melakukan kegiatan tersebut. Penggunaan ini tergantung kerjasama
dan kejujuran dari personil yang diamati. Penelitian ini relative
sederhana dan biaya lebih murah. Peneliti ini bisa membuat
pedoman dan formulir isian yang dapat dipelajari sendiri oleh
informan. Sebelum dilakukan pencatatan kegiatan peneliti
menjelaskan tujuan dan cara pengisian formulir kepada subjek
personil yang diteliti. Menuliskan secara rinci kegiatan dan waktu
yang diperlukan merupakan kunci keberhasilan dari pengamatan
dengan daily log.

2.2.3. Dampak Beban Kerja


Beban kerja yang terlalu berlebihan akan yang terlalu berlebihan akan
menimbulkan kelelahan baik fisik maupun mental dan reaksi-reaksi
emosional seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, dan mudah marah.
Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit dimana pekerjaan yang
terjadi karena pengurangan gerak akan menimbulkan kebosanan dan rasa
monoton. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas dan
pekerjaan terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada
pekerjaan sehingga secara potensial membahayakan pekerja (Waryantini &
Maya, 2020).
Sedangkan menurut (Waryantini & Maya, 2020) mengatakan beban kerja
yang tinggi juga dapat meningkatkan terjadinya komunikasi yang buruk
antar perawat dengan pasien, kegagalan kolaborasi antar perawat dan
dokter keluarnya perawat dan ketidak puasan kerja perawat.

Universitas Borobudur
19

2.3. Konsep Kinerja


Sangatlah sulit untuk menetapkan suatu definisi kinerja yang dapat
memberikan pengertian yang komprehensif. Penggunaan kata kinerja sendiri
pun terkadang di sama artikan dengan prestasi kerja dan berbagai istilah
lainnya (Sinambela, 2016). Sinambela (2016) juga mengemukakan bahwa
kinerja pegawai didefinisikan sebagai kemampuan pegawai dalammelakukan
sesuatu keahlian tertentu. Kinerja pegawai sangatlah perlu, sebab dengan
kinerja ini akan diketahui seberapa jauh kemampuan mereka dalam
melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.

Prawirosentono (1999) mengemukakan kinerja adalah hasil kerja yang dapat


dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya
mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar
hukum dan sesuai dengan moral atau etika (Sutrisno, 2010). Kinerja adalah
hasil dari suatu proses yang mengacu dan diukur selama periode waktu
tertentu berdasarkan ketentuan atau kesepakatan yang telah ditetapkan
sebelumnya (Edison, 2016). Kinerja atau performance menurut Supriyanti dan
Ratna (2007) adalah efforts (upaya atau aktivitas) ditambah achievements
(hasil kerja atau pencapaian hasil upaya). Kinerja perawatmerupakan ukuran
keberhasilan dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan dalam pemberian
asuhan keperawatan (Aprilia, 2017).

2.3.1. Indikator Kinerja


Depkes RI (2006) menjelaskan bahwa kinerja merupakan variabel
untuk mengukur suatu perubahan, baik langsung maupun tidak
langsung, karakteristik indikator tersebut antara lain (Beda, 2019) :
2.3.1.1.Sahih (valid) : indikator benar-benar dapat dipakai untuk
mengukur aspek yang dinilai.
2.3.1.2. Dapat dipercaya (reliable): mampu menunjukkan hasil yang
sama saat digunakan berulang kali, baik pada waktu sekarang
maupun yang akan datang.

Universitas Borobudur
20

2.3.1.3. Peka (sensitive): cukup peka untuk mengukur sehingga


jumlahnya tidak perlu banyak.
2.3.1.4. Spesifik (specific) : memberikan gambaran perubahan ukuran
yang jelas dan tidak tumpang tindih.
2.3.1.5. Berhubungan (relevant):
sesuaidenganaspekkegiatanyangdiukurdan kritis.

Nursalam (2017) menyebutkan bahwa ada enam indikator kinerja


sebagai berikut:
2.3.2.1. Caring adalah sikap perduli yang ditunjukkan oleh perawat kepada
pasiennya. Perawat akan senantiasa memberikan asuhan dengan
sikap yang siap tanggap dan perawat mudah dihubungi pada saat
pasien membutuhkan perawatan
2.3.2.2. Kolaborasi adalah tindakan kerja sama antara perawat dengan
anggota medis lain, pasien, keluarga pasien, dan tim sejawat
keperawatan dalam menyelesaikan prioritas perencanaan pasien.
Disini perawat juga bertanggung jawab penuh dalam kesembuhan
dan memotivasi pasien.
2.3.2.3. Empati sikap yang harus ada pada semua perawat. Perawat akan
selalu memperhatikan dan mendengarkan keluh kesah yang
dialami pasien. Tetapi perawat tidak bersikap simpati, sehingga
perawat dapat membimbing kepercayaan pasien
2.3.2.4. Kecepatan respons suatu sikap perawat yang cepat dan tepat
dalam memberikan asuhan keperawatan. Dimana perawat
menunjukkan sikap yang tidak acuh tak acuh, tetapi akan
memberikan sikap baik kepada pasien.
2.3.2.5. Courtesy adalah sopan santun yang ada pada diri perawat sendiri
Perawat tidak akan cenderung membela satu pihak, tetapi perawat
akan bersikap netral kepada siapapun pasien mereka. Perawat juga
akan menghargai pendapat pasien, keluarga pasien, dan tim medis
lain dalam hal kebaikan dan kemajuan pasien.

Universitas Borobudur
21

2.3.2.6. Sincerity adalah kejujuran dalam diri perawat Jujur juga merupkan
salah satu kunci keberhasilan perawat dalam hal perawatan kepada
pasien. Perawat akan bertanggung jawab atas kesembuhan dan
keluhan yang dialami pasien.

2.3.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja


Prawirosentono mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja karyawan adalah sebagai berikut (Sutrisno, 2010) :
2.3.2.1.Efektivitas dan Efisiensi, yaitu efektif bila tujuan kelompok
tersebut dapat dicapai sesuai dengan kebutuhan yang
direncanakan dan efisien jika berkaitan dengan jumlah
pengorbanan yang dikeluarkan dalam upaya mencapai
tujuanorganisasi.
2.3.2.2. Otoritas dan Tanggung Jawab, yaitu adanya kejelasan
wewenang dan tanggung jawab dari setiap orang dalam suatu
organisasi yang akan mendukung kinerja karyawan tersebut.
2.3.2.3. Disiplin, yaitu berkaitan erat dengan sanksi yang perlu
dijatukan pada karyawan yang melanggar peraturan yang
berlaku.
2.3.2.4. Inisiatif, yaitu berkaitan dengan daya pikir, kreativitas dalam
bentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan
tujuanorganisasi.
Mahmudi (2007) mengemukakan ada lima faktor yang mempengaruhi
kinerja yaitu sebagi berikut (Kewuan, 2016) :
2.3.4.1. Faktor personal/individu : pengetahuan, ketrampilan (skill),
kemampuan, kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang
dimiliki oleh setiapindividu.
2.3.4.2. Faktor kepemimpinan : kualitas yang dimiliki oleh manajer
dan team leader dalam memberikan dorongan, semangat,
arahan dan dukungan.
2.3.4.3. Faktor tim : kualitas dukungan dan semangat yang diberikan
oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama
anggota tim, kekompakan dan keeratan anggota tim.

Universitas Borobudur
22

2.3.4.4. Faktor sistem : sistem kerja, fasilitas kerja yang diberikan oleh
organisasi, proses organisasi dan kultur kinerja dalam
organisasi.
2.3.4.5. Faktor kontekstual/situasional : tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal dan internal.

2.3.3. Jenis-Jenis Kinerja


Terkait dengan kinerja, Rummler dan Branche mengemukakan ada tiga
level kinerja yaitu (Sudarmanto, 2015) :
2.3.3.1. Kinerja Organisasi, yaitu pencapaian hasil (outcome) pada level
atau unit analisis organisasi dan terkait dengan tujuan
organisasi, rancangan organisasi dan manajemenorganisasi.
2.3.3.2. Kinerja Proses, yaitu kinerja pada tahap menghasilkan pelayanan
yang dipengaruhi oleh tujuan proses, rancangan proses dan
manajemen proses.
2.3.3.3. Kinerja Individu/Pekerjaan, yaitu pencapaian pada tingkat
pekerjaan yang dipengaruhi oleh tujuan pekerjaan, rancangan
pekerjaan dan manajemen pekerjaan.

2.3.4. Penilaian Kinerja


Penilaian kinerja ini penting bagi perusahaan atau organisasi. Pada saat
yang bersamaan, pegawai atau karyawan juga membutuhkan feedback
untuk perbaikan-perbaikan dan peningkatan kinerja yang lebih baik
(Edison, 2016).
Sinambela (2016) menjelaskan bahwa ada tiga syarat dalam penilaian
kinerja sebagai berikut :
2.3.4.1. Masukan (input) : harus dicermati agar tidak menjadi
pembiasaan dan agar mencapai sasaran sesuai dengan apa yang
telah ditetapkan oleh organisasi. Perlu ditetapkan dan disepakati
faktor-faktor yang akan dinilai sebelumnya sehingga karyawan
dapat mengetahui pasti apa yang akan dinilai dan
mempersiapkan diri untuk penilaian tersebut.

Universitas Borobudur
23

2.3.4.2. Proses (prosess) : sebelum penilaian kinerja dilakukan,


sebaiknya perlu dilakukan konsultasi dengan sebanyak mungkin
pegawai atau kelompok pegawai untuk memastikan bahwa
semua aspek dan sistem penilaian yang akan dilaksanakan dapat
dihubungkan secara menyeluruh.
2.3.4.3. Keluaran (output) : penilaian kinerja yang dilakukan pada akhirnya
adalah menunjukkan output atau hasil penilaian seperti manfaat,
dampak, resiko dari rekomendasi penilaian yang dilakukan serta
juga perlu diketahui apakah penilaian yang dilakukan dapat
berhasil untuk meningkatkan kualitas kera, motivasi kerja dan
kepuasan kerja yang akan merefleksi pada peningkatan
kinerjakaryawan.

Bernardin dan Russel mengajukan enam pendapat untuk mengukur


kinerja, yaitu (Sutrisno, 2010) :
2.3.6.1. Quality, merupakan tingkat dimana hasil pelaksanaan kegiatan
mendekati kesempurnaan atau yangdiharapkan.
2.3.6.2. Quantity, merupakan jumlah yang dihasilkan.
2.3.6.3.Timeliness, merupakan kegiatan yang di selesaikan dalam waktu
yang dikehendaki.
2.3.6.4. Cost efectiveness, merupakan tingkat dimana sumberdaya organisasi
(manusia, keuangan, teknologi dan material) dimaksimalkan.
2.3.6.5. Need for supervision, merupakan tingkat seorang pekerja melaksanakan
kerja tanpa pengawasan seorang supervisor untuk mencegah kecuragan.
2.3.6.6. Interpersonal impact, merupakan tingkat dimana pegawai memelihara
harga diri, nama baik dan kerja sama diantara rekan kerja dan
bawahan.

2.3.5. Upaya Meningkatkan Kinerja


Kinerja dapat dioptimalkan melalui penetapan deskripsi jabatan yang jelas
dan teratur bagi setiap karyawan, sehingga mereka mengerti apa fungsi
dan tanggung jawabnya, dalam Sinambela (2016) ada beberapa landasan
yang menjadi deskripsi jabatan yang baik yaitu tujuh hal sebagai berikut :

Universitas Borobudur
24

2.3.5.1. Penentuan Gaji, berfungsi menjadi dasar untuk perbandingan


pekerjaan dan dijadikan sebagai acuan pemberian gaji yang adil
bagi karyawan.
2.3.5.2. Seleksi pegawai, sangat dibutuhkan dalam penerimaan, seleksi
dan penetapan pegawai serta sumber untuk pengembangan tingkat
kualifikasi yang dimiliki oleh pelamar.
2.3.5.3. Orientasi, berfungsi mengenalkan tugas-tugas pekerjaan yang baru
kepada karyawan dengan cepat dan efisien.
2.3.5.4. Penilaian kinerja, berfungsi menunjukkan perbandingan bagaimana
seorang karyawan memenuhi tugasnya dan bagaimana tugas ini
seharusnya dipenuhi.
2.3.5.5. Pelatihan dan pengembangan, berfungsi memberikan analisis yang
akurat mengenai pilihan yang diberikan dan perkembangan untuk
membantu perkembangan karier.
2.3.5.6. Uraian dan perencanaan organisasi, berfungsi menunjukkan
dimana kelebihan dan kekurangan dalam pertanggungjawaban
maka ini akan menyeimbangkan tugas dan tanggungjawab.
2.3.5.7. Uraian tanggung jawab, berfungsi membantu individu untuk
memahami berbagai tugas dan tanggung .

2.4. Perhitungan Ketenagaan Perawat


Ketenagaan adalah pengaturan proses mobilisasi potens, proses motivasi dan
pengembangan sumberdaya manusia dalam memenuhi kepuasan melalui karyanya
untuk mencapai tujuan individu, organisasi maupun komunitas dimana ia bekerja.
Keputusan yang diambil tentang ketenagaan sangat dipengaruhi oleh falsafah
yang dianut oleh pimpinan keperawatan tentang pendayagunaan tenaga. Dari
pandangan dasar tersebut akan terbentuk pola ketenagaan yang sesuai dengan
gambaran pimpinan.

Universitas Borobudur
25

Berikut rumus tenaga perawat:


2.4.1. Menurut Ilyas (2011)
Rumus dasar formula Ilyas sebagai berikut:
A X B X 365
Tenaga Perawat =
255 X jam kerja/hari
Keterangan:
A = Jam perawat/24 jam
B = Sensus harian (BOR X jumlah tempat tidur)
Jam kerja / hari = 6 jam per hari
365 = jumlah hari dalam setahun
355 hari kerja efektif perawat/tahun.

2.4.2. Menurut Gillies (1982)


Kebutuhan tenaga perawat sebagai berikut:
A X B X 365
Tenaga Perawat =
(365-c) X jam kerja/hari
Keterangan:
A : Jam efektif / 24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan klien)
B : Sensus harian
C : Jumlah hari libur
365: jumlah hari dalam setahun

2.4.3. Menurut Depkes (2002)


Kebutuhan tenaga perawat di ruang perawatan menggunakan rumus:
Jumlah jam perawatan di ruangan/hari
Tenaga Perawat =
Jam efektif perawat
Untuk menghitung jumlah tenaga tersebut perlu ditambah faktor koreksi
dengan: menambah perawat libur dan tugas non keperawatan.
Jumlah hari minggu/tahun+cuti+hari besar X keb. tenaga
Lost Day =
Jam hari kerja efektif dalam setahun
Tenaga non keperawatan = (kebutuhan tenaga + los day )x 25 %
Jumlah kebutuhan tenaga = kebutuhan tenaga + faktor koreksi.

Universitas Borobudur
26

2.4.4. Menurut Douglas


Perhitungan jumlah tenaga keperawatan menurut Douglas dihitung
berdasarkan tingkat ketergantungan setiap shift, klien dan hasil
keseluruhan ditambah sepertiga untuk perawat yang libur atau cuti.
Kebutuhan tenaga perawat berdasarkan klasifikasi tingkat ketergantungan
untuk setiap shift jaga seperti pada pormula berikut:

Universitas Borobudur
27

2.5 Kerangka Teori

Gambar 2.1

Faktor External
1. Tugas
2. Organisasi
3. Lingkungan kerja

Baban Kerja
Faktor internal 1. Tindakan
1. Rasio Pasien keperawatan
2. Tipe aktifitas langsung Kinerja
3. Waktu yang 2. Tindakan
dibutuhkan keperawatan tidak
4. Jumlah rata-rata langsung
kegiatan fisik

Karakteristik Individu:
1. Jenis kelamin
2. Usia
3. Tingkat pendidikan
4. Masa kerja

Universitas Borobudur
BAB 3
METODE PENELITIAN

Bab ini menerangkan tentang konsep penelitian, hipotesa, desain penelitian, populasi,
sampel, tempat, waktu penelitian, etika, alat pengumpulan data, prosedur pengumpulan
data dan analisis data penelitian

3.1. Desian penelitian


Desain penelitian adalah suatu rencana kerja yang tersetruktur dalam hal
hubungan-hubungan antara variabel secara komprehensif sedemikian rupa agar
hasil risetnya dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan riset.
Rencana tersebut mencakup hal-hal yang akan dilakukan riset, mulai dari
membuat hipotesa dan implikasinya secara operasional sampai analisis akhir
(Umar, 2007).
Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif. Penelitian korelasi adalah
penelitian untuk melihat hubungan antara dua variable atau beberapa variable
deangan variable lain.
Pendekatan penelitian dilakukan secara cros sectional yaitu pengumpulan data
baik untuk variabel independent maupun variabel dependen dilakukan secara
Bersama-sama atau simultan (Notoatmodjo, 2005).

3.2. Kerangka Konsep


Kerangka Konsep adalah penjelasan tentang konsep-konsep yang tergantung
didalam asumsi teoritis yang akan digunakan untuk mengabstrakkan unsur-unsur
yang terkandung didalam fenomena yang akan diteliti dan bagaimana hubungan
diantara konsep-konsep tersebut (Drs. Tjetjep Samsuri, 2003).
Variable adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu
kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain.
Identifikasi Variabel diatas adalah:
1.11.1 Variabel independent/bebas adalah faktor yang dianggap sebagai faktor
yang dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi variable dependen.
Pada penelitian ini variabel independen adalah beban kerja.

28 Universitas Borobudur
29

2.11.1 Variabel dependen/terikat adalah faktor yang dipengaruhi oleh variabel


independen. Pada penelitian ini kualitas pelayanan keperawatan menjadi
variabel dependennya.
3.11.1 Variabel perancu adalah variable yang nilainya mempengaruhi variabel
lainnya.Dalam penelitian ini variabel yang diukur adalah hubungan antara
beban kerja dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Dewi
Sri tahun 2022, untuk lebih jelasnya akan disajikan kerangka konsep dapat
dilihat melalui gambar dibawah ini:

Gambar 3.1.
Kerangka Konsep penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Beban Kerja Perawat Kinerja


1. Baik
 Berat
2. Kurang
 Ringan

Variabel Perancu

Karakteristik:
 Jenis Kelamin
 Usia
 Tingkat Pendidikan
 Masa Kerja

Universitas Borobudur
30

3.3. Hipotesa Penelitian


Menurut Notoatmodjo, Hipotesis penelitian pada hakikatnya adalah suatu
jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan dalam perencanaan
penelitian. Hipotesis merupakan jawaban sementara penelitian, patokan
dugaan, atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam
penelitian tersebut (Drs. Tjetjep Samsuri, 2003). Hipotesis dari penelitian ini
adalah :
H0: Tidak ada hubungan antara beban kerja dengan kualitas pelayanan
keperawatan di Rumah Sakit Dewi Sri Karawang.
H1: Terdapat hubungan antara beban kerja dengan kualitas pelayanan
keperawatan di Rumah Sakit Dewi Sri Karawang.

3.4. Definisi Operasional


Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diminati, sehingga memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu subyek
(Hidayat, 2007)

Universitas Borobudur
31

Tabel 3.4
Definisi Operasional
Alat Cara
NO Variabel Definisi Operasional Hasil ukur Skala
Ukur Ukur
1 Beban Beban kerja perawat Kuesioner Memberi  Berat jika Ordinal
kerja adalah tugas keperawatan tanda ≥1.50
yang harus dilakukan ceklist  Ringan jika
untuk pelayanan pada <1.50
keperawatan yang sesuai Kuesioner
dengan standar
operasional pelaksanaan
2 Kinerja Hasil atau keluaran yang Kuesioner Memberi  Baik jika Ordinal
dihasilkan oleh fungsi- tanda ≥1.43
fungsi atau indicator- ceklist  Kurang jika
indikator suatu pekerjaan pada <1.43
atau suatu profesi dalam Kuesioner
kurun waktu tertentu
3 Usia Lama waktu hidup sejak Kuesioner Memberi  Remaja Ordinal
dilahirkan sampai tanda Tengah (17-
sekarang ceklist 25 tahun)
pada  Dewasa Awal
Kuesioner (26-35 tahun)
 Dewasa
Akhir (36-45
tahun)
 Lansia Awal
(46-55 tahun)
 Lansia Akhir
(56-65 tahun)
4 Jenis Untuk membedakan Kuesioner Memberi  Laki-laki Ordinal
Kelamin gender seseorang tanda  Perempuan
ceklist
pada
Kuesioner
5 Tingkat Pendidikan formal Kuesioner Memberi  D3 Ordinal
Pendidikan terakhir dalam tanda Keperawatan
keperawatan ceklist  S1
pada Keperawatan
Kuesioner  Ners
6 Masa Masa kerja perawat di Kuesioner Memberi  Baru < Ordinal
Kerja Rumah Sakit berdasarkan tanda 3 tahun
surat keputusan yang ceklist  Lama ≥
berwenag pada 3 tahun
kuesioner

Universitas Borobudur
32

3.5. Populasi dan Sampel


4.1.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmojo, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat
Rawat inap di Rumah Sakit Dewi Sri Karawang berjumlah 108 orang
perawat.

4.1.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari sejumlah karateristik yang dimiliki oleh
populasi yang digunakan untuk penelitian (Sujarweni, 2014). Sampel
dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin. Besar sampel
ditentukan dengan rumus d = nilai presisi atau sig =0,05

N
n=
1+N(d)2

106
n=
1+126(0,05)2

106
n=
1+0,265
n = 85,03
Keterangan sampel:
n : Jumlah sampel
N : Jumlah Populasi
d : nilai presisi atau sign = 0,05
jadi sampel yang dipakai 85 orang

3.6. Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Dewi Sri Karawang, berlokasi di Jalan
Arief Rachman Hakim No. 1A, Kelurahan Nagasari, Kecamatan Karawang Barat,
Kabupaten Karawang, Profinsi Jawa Barat. Penelitian ini belum pernah dilakukan
ditempat penelitian ini dan peneliti saat ini bekerja di tempat tersebut.

Universitas Borobudur
33

3.7. Waktu Penelitian


Penelitian ini dari tahap perencanaan sampai tahap akhir berlangsung antara bulan
Agustus dan September tahun 2022.

3.8. Etika Penelitian


Sebelum penelitian dilaksanakan responden diberi penjelasan mengenai rencana
dan tujuan penelitian sehingga responden dapat mengambil keputusan bersedia
atau tidak menjadi responden.
Etika dalam penelitian ini menurut Notoatmodjo (2018) adalah :
3.8.1. Manfaat (Beneficence)
Peneliti memberikan penjalasan kepada responden penelitian tentang
tujuan penelitian serta manfaat penelitian yang akan didapatkan bagi
responden penelitian.
3.8.2. Tidak merugikan (Non-malfincene)
Non-malfincene adalah suatu prinsip yang mana peneliti tidak melakukan
perbuatan yang memperburuk pasien.
3.8.3. Keadilan (Justice)
Peneliti memperlakukan sama rata seluruh responden tanpa membedakan
responden berdasrkan kedudukan sosial, pendidikan maupun status sosial
responden.
3.8.4. Tanpa nama (Autonomy)
Peneliti menyamarkan identitias responden penelitian sebagai upaya
menjaga privasi responden, peneliti menggunakan inisial sebagai ganti
identitas responden.

Universitas Borobudur
34

3.9. Metode pengumpulan Data


Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan
data. Instrumen penelitian ini dapat berupa kuesioner (daftar pertanyaan), formulir
observasi, formulir-formulir yang lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2012).

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam


penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui Teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan
data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2013).

Untuk memudahkan penelitian dalam pengumpulan data penyusunan hasil


penelitian, maka peneliti mengadakan penelitian dengan mengumpulkan data-data
melalui penelitian sebagai berikut:
3.9.1 Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah data/pernyataan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden. Pengumpulan data primer dalam
penelitian ini dilakukan dengan penyebaran Kuesioner. Kuesioner diberikan
kepada para responden yang berisi pertanyaan mengenai kinerja perawat dan
variabel-variable yang berhubungan dengan kinerja perawat di Rumah Sakit
Dewi Sri Karawang. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah
Kuesioner terbuka, dimana responden diminta menjawab pertanyaan dengan
memilih dari sejumlah alternatif jawaban yang sesuai dengan apa yang
didapatkan responden dari rumah sakit.

3.9.2 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas


3.9.2.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Sebuah instrument
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan
(Nursalam, 2013). Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui apakah
pertanyaan dan Kuesioner dapat dimengerti oleh responden serta

Universitas Borobudur
35

mengetahui dari pertanyaan dan menghindari adanya bias dari


Kuesioner. Uji validitas dilaksanakan di RS Intan Barokah yang
setipe dengan RS Dewi Sri Karawang

3.9.2.2 Uji Reliabilitas


Notoatmodjo (2010) berpendapat bahwa reliabelitas adalah index
yang menunjukan apakah suatu alat pengukur dalam penelitian
dapat dipercaya. Hal ini berarti menunjukan sejauh mana hasil
pengukuran dari instrument tersebut tetap konsisten bila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan
menggunakan alat ukur yang sama. Reliabelitas adalah kesamaan
hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup
tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan
(Nursalam, 2013). Uji realibilitas Kuesioner menggunakan metode
Cronbach alpha.

3.10. Prosedur Pengumpulan Data


Sebelum mengumpulkan data, peneliti merencanakan proses jalannya penelitian,
adapun tersebut adalah sebagai berikut:
3.10.1 Tahap Persiapan
Persiapan dimulai pada bulan Juli dan Agustus 2022. Tahap persiapan ini
meliputi persiapan pengajuan judul, studi pendahuluan, penyusunan
proposal, uji proposal, revisi.
3.10.2 Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan peneliti pada dasarnya adalah pelaksanaan
metode pengumpulan dan penelitian, yang meliputi kegiatan menemui
sumber data dan mendapatkan data dengan menggunakan Kuesioner.
Pada tahap ini dilakukan proses pengumpulan data terhadap responden
dan dilakukan sendiri oleh peneliti dengan cara membegikan Kuesioner
kepada responden.
Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan Kuesioner secara
langsung kepada perawat di Rumah Sakit Dewi Sri Karawang untuk
diisi, dengan tahapan yaitu meminta persetujuan dari pembimbing
Universitas Borobudur
36
penelitian

Universitas Borobudur
37

dan surat pengantar dari Universitas Borobudur Jakarta. Pendekatan


kepada responden dilakukan dengan menjelaskan tujuan penelitian
selanjutnya meminta tandatangan responden pada lembar persetujuan.
Kuesioner dibagikan kepada responden dan memberi waktu untuk
mengisi selama 15 menit, setelah Kuesioner diisi oleh responden, peneliti
mengambil kembali memastikan kelengkapan pengisiannya untuk
kemudian dilakukan pengolahan data, tidak lupa peneliti mengucapkan
terimakasih kepada responden atas peran sertanya dalam proses
penelitian.

3.11. Analisis Data


Analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan,
mengelompokan, memberi kode/tanda dan mengkatagorikannya sehingga
diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab.
Analisis data ini sudah dimulai saat peneliti mengumpulkan data dengan cara,
memilih mana data yang penting atau tidak. Ukuran penting atau tidaknya
mengacu pada kontribusi data tersebut pada upaya menjawab fokus
penelitian(Gunawan, 2013). Analisis data dalam penelitian ini adalah:

3.11.1 Analisis Univariat


Analisis univariat digunakan untuk melakukan analisis terhadap distribusi
frekuensi dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
(Hastono, 2009). Variabel univariat yang dianalisis adalah beban kerja dan
kualitas pelayanan keperawatan. Analisis ini yang digunakan yaitu
proporsi dari masing-masing katagori pada variabel yang diteliti.
X
P= X 100%
N
Keterangan:
P = Frekwensi
x = Jumlah yang didapat
n = Jumlah sampel

Universitas Borobudur
38

Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian akan


menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang
hendak dianalisis. Analisis data dapat digunakan dengan analisis
menggunakan analisis univariat. Penelitian analisis univariat adalah
analisis yang dilakukan menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian.
Analisis univariat berfungsi untuk meringkas kumpulan data hasil
pengukuran sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah
menjadi informasi yang berguna. Peringkasan tersebut dapat berupa
ukuran statistic, table, grafik. Analisis univariat dilakukan pada masing-
masing variabel yang diteliti (Notoatmojo, 2010). Analisis data distribusi
frekuensi dan penentuan skor variabel selanjutnya diolah menggunakan
perhitungan computer statistik.

3.11.2 Analisis Bivariat


Analisis bivariat dilakukan untuk mencari hubungan antara dua variabel
yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang dilakukan dengan uji chi
square yaitu uji statistik yang digunakan untuk menguji signifikan
dilakukan dengan menggunakan batas kemaknaan (alpha) = 0,05 dan 95%
confidence interval.
Dengan ketentuan bila:
a) P value ≤ 0,05 berarti Ho ditolak (P = ≤ α ). Uji statistic menunjukan
adanya hubungan yang signifikan.
b) P value > 0,05 berarti Ho gagal ditolak (P Value > α). Uji statistic
menunjukan tidak ada hubungan yang signifikan.

Universitas Borobudur
BAB 4

HASIL PENELITIAN

Bab ini menerangkan hasil penelitian yang dilakukan di RS Dewi Sri Karawang tahun
2022. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui Hubungan antara beban
kerja dengan kinerja perawat di rawat inap RS Dewi Sri Karawang.

Penelitian ini menjelaskan variabel yang dinilai dengan menggunakan analisis


univariate yang berkaitan dengan variabel karakteristik responden yang meliputi unisa,
jenis kelamin, tingkat pendidikan, masa kerja, beban kerja dan kinerja. Sedangkan
analisis bivariate mencari hubungan antara variabel yang berkaitan dengan variabel
indepeden yaitu hubungan antara beban kerja dengan kinerja perawat. Jumlah
responden dalam penelitian ini adalah 108 responden dengan sample 85 orang
menggunakan rumus Slovin. Adapun hasil penelitian adalah sebagai berikut:
4.1. Karakteristik Perawat
4.1.1. Umur Perawat di RS Dewi Sri Karawang
Gambar 4.1
Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Umur di Rumah Sakit
Dewi Sri Karawang

Remaja Tengah 14% (12)

Dewasa Awal 58% (49)

Dewasa Akhir 28% (24)

Distribusi frekuensi berdasarkan umur perawat di RS. Dewi Sri Karawang


didapatkan data sebagian besar perawat adalah Dewasa Awal ( 57,6 %).

38 Universitas Borobudur
39

4.1.2. Distribusi jenis kelamin perawat di RS Dewi Sri Karawang

Gambar 4.2
Distribusi Frekuensi perawat berdasarkan jenis
kelamin di RS Dewi Sri Karawang

Perempuan
Laki-laki
65% (55)
35% (30)
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin di RS. Dewi Sri Karawang
menunjukan bahwa jenis kelamin perawat sebagian besar Perempuan
(64,7%).

Universitas Borobudur
40

4.1.3. Tingkat Pendidikan Perawat di RS. Dewi Sri Karawang

Gambar 4.3
Distribusi frekwensi perawat berdasarkan tingkat pendidikan di RS Dewi Sri
Karawang

D3 S1 Ners
56% (48) 1%(1) 42% (36)

Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat pendidikan perawat di RS. Dewi Sri


Karawang menunjukan bahwa tingkat pendidikan perawat sebagian besar
D3 keperawatan (56,5%).

Universitas Borobudur
41

4.1.4. Masa Kerja Perawat di RS. Dewi Sri Karawang

Gambar 4.4
Distribusi Frekuensi perawat berdasarkan masa kerja di RS Dewi Sri
Karawang

Baru (<3 Tahun)


33% (28)
Lama (>3 Tahun)
67% (57)

Distribusi frekuensi berdasarkan masa kerja perawat di RS. Dewi Sri


Karawang menunjukan bahwa masa kerja respondrn sebagian besar diatas 3
tahun ( 67,1 %).

Universitas Borobudur
42

4.1.5. Beban Kerja Perawat di RS. Dewi Sri Karawang

Gambar 4.5
Distribusi frekuensi perawat berdasarkan beban kerja
di RS Dewi Sri Karawang

Berat
49% (42) Ringan
51% (43)

Distribusi frekuensi berdasarkan beban kerja perawat di RS. Dewi Sri


Karawang menunjukan sebagian besar beban kerja perawat kategori ringan
(51 %)

Universitas Borobudur
43

4.1.6. Kinerja Perawat Perawat di RS. Dewi Sri Karawang


Gambar 4.6
Distribusi frekwensi perawat berdasarkan kinerja
perawat di RS Dewi Sri Karawang

Kurang 44% (37)

Baik 56% (48)

Distribusi frekuensi berdasarkan kinerja perawat di RS. Dewi Sri


Karawang menunjukan bahwa sebagian besar mempunyai kinerja baik
(56%).

Universitas Borobudur
44

4.2. Analisis Bivariat


Penelitian ini menggunakan uji Chi-Square untuk mengetahui anatara beban kerja
dengan kinerja perawat. Hasil analisis yang telah diuji disajikan dalam table 4.1

Tabel 4.1
Hubungan beban kerja dengan kinerja perawat rawat inap RS Dewi Sri Karawang

Kinerja
OR (95%
Beban Kerja TOTAL
CI) Pvalue
Baik Kurang

N % N % N %
3.399
Berat 19 45,2% 23 54,8% 42 100% 0,165 - 0,039
0,962
Ringan 29 67,4% 14 32,6% 43 100%

Hasil hubungan antara beban kerja dengan kinerja perawat rawat inap di RS Dewi
Sri Karawang, diperoleh hasil :

4.2.1. Perawat beban kerja berat 42 perawat : Kinerja baik 45,2% , berkinerja
kurang baik 54,8%

4.2.2. Perawat berkinerja ringan 43 Perawat : Kinerja baik 67,4%, berkinerja kurang
baik 32,6%

4.2.3. Hasil uji statistic dipeoleh Pvalue =0,039 (Pvalue = ≤ = 0,05) maka dapat
disimpulkan terdapat hubungan antara beban kerja dengan kinerja perawat
dengan OR: 3,399.

Universitas Borobudur
BAB 5
PEMBAHASA
N

Bab ini menguraikan tentang interprestasi dan diskusi hasil, keterbatasan penelitian dan
implikasi dari penelitian.

5.1 Interprestasi dan Diskusi Hasil

Pembahasan hasil penelitian sesuai tujuan dan kerangkan konseppenelitian yaitu


difokuskan pada karakteristik responden, beban kerja, kinerja dan hubungan
antara beban kerja dan kinerja.

5.1.1 Karekteristik Perawat di RS. Dewi Sri Karawang

5.1.1.1 Jenis Kelamin


Jenis kelamin adalah perbedaan bentuk, sifat dan fungsi biologis
laki-laki dan perempuan yang menentukan perbedaan peran
mereka dalam menyelenggarakan upaya meneruskan garis
keturunan. Perbedaan ini terjadi karena mereka memiliki alat-alat
untuk meneruskan keturunan yang berbeda, yaitu disebut
reproduksi (Rantung, 2015).

Berdasarkan data dari hasil penelitian yang dilakukan di rawat


inap Rumah Sakit Dewi Sri Karawang, diketahui bahwa dari 85
responden sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu
sebanyak 64,7% atau 55 orang dan sebagian kecil berjenis
kelamin laki-laki 35,3% atau 30 orang responden. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Febrina et al.,
2020) dengan judul hubungan beban kerja dengan kinerja perawat
di instalasi rawat inap Rumah Rakit Harapan Bunda Kota Batam )
didapat hasil sebagian besar responden berjenis kelamin
perempuan sebesar 86%(63) dan 14% (11) laki-laki. Hal ini
sejalan dengan (Arifuddin & Napirah, 2015), Hal ini terjadi

45 Universitas Borobudur
46

bahwa umumnya perempuan termotivasi untuk bekerja adalah


untuk membantu menghidupi keluarga.
Analisis peneliti bahwa pekerjaan perawat banyak diminati oleh
perempuan dibandingkan laki-laki karena perempuan memiliki
sifat yang lembut, teliti dan rajin dibandingkan dengan laki-laki.

5.1.1.2 Usia
Usia mempengaruhi produktivitas, alasannya adanya keyakinan
yang meluas bahwa produktivitas merosot dengan meningkatnya
usia seseorang. Sering diandaikan bahwa keterampilan individu,
terutama kecepatan, kecekatan, kekuatan dan koordinasi menurun
seiring dengan berjalannya waktu. Pada karyawan yang berumur
tua juga dianggap kurang luwes dan menolak teknologi baru.
Namun dilain pihak ada sejumlah kualitas positif yang ada pada
karyawan yang lebih tua, meliputi: pengalaman, pertimbangan,
etika kerja yang kuat dan komitmen terhadap mutu (Maharani,
2019)
Hasil penelitian karakteristik berdasarkan usia di Rumah Sakit
Dewi Sri Karawang sebagian besar adalah perawat perawat
berusia 26 -35 tahun sebanyak 57%(49).
Karyawan yang lebih muda cenderung mempunyai fisik yang
kuat, sehingga diharapkan dapat bekerja keras dan pada umumnya
mereka sudah berkeluarga dengan anak realtif masih sedikit(Iqbal
& Agritubella, 2017).
Penelitian ini sejalan dengan peneltian yang dilakukan oleh
(Rantung, 2015) dengan judul Hubungan kelelahan kerja dengan
kinerja perawat di instalasi rawat inap RSU Pancaran Kasih
Gmim Manado didapatkan hasil usia 26-35 tahun sebanyak 25
responden (56,8%).
Analisis peneliti seseorang yang berusia dewasa awal dianggap
telah memahami pentingnya tanggung jawab dan wewenang yang
telah diberikan kepadanya.

Universitas Borobudur
47

5.1.1.3 Pendidikan
Bedasarkan data dari hasil penelitian yang dilakukan di ruang
rawat inap Rumah Sakit Dewi Sri Karawang, diketahui bahwa
dari 85 responden berpendidikan D3 Keperawatan sebanyak 56,5
%(48), S1 Keperawatan 1,2 % (1) dan yang berpendidikan Ners
sebanyak 42,4 % (36). Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh (Rantung, 2015) dengan berjudul Pengaruh
Kelelahan Kerja, Stress Kerja, Motivasi Kerja dan Beban Kerja
Terhadap Kinerja Perawat Di RSUD Kota Makassar didapatkan
hasil terbanyak adalah D3 Keperawatan sebanyak 77,3% (34).

Pendidikan diartikan sebagai segala upaya yang direncakan untuk


mempengaruhi usia baik individu, kelompok atau masyarakat
sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku
pendidik (Drs. Tjetjep Samsuri, 2003). Pengetahuan yang baik
pada seseorang dapat melakukan evaluasi berkaitan dengan
kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi
atau objek yang ditentukan.

5.1.1.4 Masa Kerja


Masa kerja seseorang akan menentukan prestasi individu yang
merupakan dasar prestasi dan kinerja organisasi. Semakin lama
seseorang bekerja di suatu organisasi, maka tingkat prestasi
individu akan semakin meningkat yang dibuktikan dengan
tingginya tingkat penjualan dan akan berdampak kepada kinerja
dan keuntungan yang menjadi lebih baik, sehingga
memungkinkan untuk mendapatkan promosi atau kenaikan
jabatan(Arifuddin & Napirah, 2015).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan dari 85 responden di


Rumah Sakit Dewi Sri Karawang terdapat 67,7% (58) bekerja ≥ 3
tahun.

Universitas Borobudur
48

5.1.1.5 Beban Kerja


Berdasarkan data dari hasil penelitian yang dilakukan di Rumah
Sakit Dewi Sri Karawang, diketahui bahwa dari 85 Responden
sebagian besar memiliki beban kerja ringan sebanyak 51 % (43)
responden dan 49% lainnya mengatakan berat. Beban kerja adalah
keadaan dimana pekerja dihadapkan pada tugas yang harus
diselesaikan dalam batas waktu tertentu atau jumlah kegiatan
yang harus diselesaikan oleh seseorang ataupun sekelompok
orang selama periode waktu tertentu dalam keadaan normal
(Arifuddin & Napirah, 2015).
Beban kerja memiliki aspek yaitu aspek bekerja terlalu intensif,
tuntutan pekerjaan yang berlebihan, pekerjaan yang semakin
kompleks dan aspek kelelahan yang disebabkan oleh pekerjaan
(Maharani, 2019)
Beban kerja merupakan tugas yang harus diselesaikan sesuai
dengan tanggung jawab yang dimiliki. Faktor-faktor yang
mempengaruhi beban kerja adalah exsternal diantaranya tugas
bersifat fisik, organisasi dan lingkungan, sedangkan faktor
internal adalah faktor dari dalam tubuh manusia itu sendiri seperti
faktor somatis atau fisik dan faktor psikis.

5.1.1.6 Kinerja
Berdasarkan hasil penelitian di rawat inap Rumah Sakit Dewi Sri
Karawang diketahui dari 58 responden sebagian besar memiliki
kinerja baik 56 % (48). Hasil penelitian ini sejalan dengan yang
dilakukan oleh Beda l,( 2019) mengenai Hubungan Beban Kerja
Dengan Kinerja Perawat Dalam Di Rumah Sakit Stella Maris
Makassar sebagian besar perawatnya memiliki kinerja baik 77%
(64).
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya
sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Arifuddin &

Universitas Borobudur
49

Napirah, 2015). Tanda-tanda kinerja perawat baik adalah tingkat


kepuasan klien dan perawat tinggi, zero complain dari
pelanggan(Nidya, 2017).
Kinerja keperawatan adalah prestasi kerja yang ditunjukan oleh
perawat dalam melaksanakan tugas-tugas asuhan keperawatan
sehingga menghasilkan output yang baik kepada costumer
(organisasi, klien, perawat sendiri) dalam kurun waktu tertentu.

5.1.2 Hasil Analisis Bivariat


Hubungan Antara beban kerja dengan kinerja perawat rawat inap Rumah
Sakit Dewi Sri

Berdasarkan data dari hasil penelitian yang dilakukan di ruang rawat inap
rumah Sakit Dewi Sri Karawang, diketahui bahwa dari 85 responden
diperoleh bahwa hasil analisis hubungan antara beban kerja dengan
kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Dewi Sri Karawang,
diperoleh hasil dari 42 responden memiliki beban kerja berat 45% (19)
responden memiliki kinerja baik dan 55% (23) responden memiliki kinerja
kurang baik,sedangkan 43 responden memiliki beban kerja ringan,
memiliki kinerja baik 67% (29).Hasil uji statistic diperoleh P value = 0,039
(Pvalue = ≤@ = 0,05) maka dapat disimpulkan terdapat hubungan antara
beban kerja dengan kinerja perawat OR: 3,399.

Penelitian ini tidak sejalan dengan yang dilakukan oleh Waryantini (2020)
yang berjudul Hubungan beban kerja dengan kinerja perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Soreang
diperoleh nilai uji Pvalue 0,125 > 0,05 yang artinya tidak ada hubungan
antara beban kerja dengan kinerja perawat.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh TrisyaYona


Febrina (2019) dengan judul hubungan beban kerja dengan kinerja perawat
di instalasi rawat inap RS Harapan Bunda kota Batam diperoleh hasil

Universitas Borobudur
50

Pvalue 0,027 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa aterdapat hubungan
beban kerja dengan kinerja perawat.

Berdasarkan hasil penelitian myoritas responden memiliki kinerja baik,


faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan kinerja salah satunya
beban kerja. Baik atau kurangnya kinerja seseorang dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya: keterampilan, persepsi, peran, sikap,
kepribadian, beban kerja, motivasi kerja, kepuasan kerja, struktur
organisasi, desain pekerjaan pengembangan karir, kepemimpinan, serta
sistem penghargaan (reward system). Mangkunegara (2004)
mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja
adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation).

Faktor yang mempengaruhi kinerja perawat Rumah Sakit Dewi Sri


Karawang yaitu faktor personal dimana usia, pengetahuan dan
keterampilan perawat dibutuhkan dalam melakukan tindakan keperawatan.
Adanya perhatian atau motivasi dan dukungan dari rekan kerja serta
semangat dari diri sendiri dapat meningkatkan kinerja dan target penilaian
kerja yang ditetapkan dapat tercapai.

5.2 Keterbatasan Peneliti


Sejauh ini peneliti mengidentifikasi beberapa keterbatasan dalam penelitian antara
lain:
5.2.1 Responden dalam penelitian ini berasal dari satu rumah sakit sehingga
hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan di rumah sakit lain
ataupun populasi lain.
5.2.2 Penelitian ini tidak mengobservasi langsung variabel beban kerja dan
kinerja yang dimiliki perawat melainkan hanya menggunakan kuesioner
sehingga data yang diperoleh bersifat subjektif dari sudut pandang
perawat.

Universitas Borobudur
51

5.2.3 Kuesioner tentang hubungan antara beban kerja dengan kinerja perawat
dibuat oleh peneliti dan telah diuji validitas dan reabilitasnya, tetapi tidak
dapat mengurangi bias yang mungkin muncul pada hasil penelitian.

5.3 Implikasi Penelitian


Beban kerja dan kinerja perawat dari hasil penelitian didapatkan hubungan yang
bermakna antara beban kerja dengan kinerja perawat dengan nilai p=0,035. Maka
beban kerja diruangan perlu dikelola dengan tepat dengan memperhatikan kondisi
pasien, jenis dan lama tindakan yang dibutuhkan pasien, metode asuhan
keperawatan yang digunakan, alat/fasilitas yang tersedia, kebutuhan tenaga baik
jumlah dan kemampuannya.

Berdasarkan uraian diatas walaupun kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah
Sakit Dewi Sri Karawang Baik, namun perlu adanya evaluasi dari seluruh kepala
ruangan, komite keperawatan dan Bidang Keperawtan dalam menerapkan sistem
yang sesuai untuk para perawat agar beban kerja tidak terlalu berat. Perencanaan
SDM dengan baik merupakan hal yang perlu diperhatikan agar beban kerja dari
perawat tidak melebihi kapasitas dan tetap memberikan kinerja terbaiknya dalam
melayani pasien, tentunya untuk meningkatkan mutu pelayanan khususnya
pelayanan dari perawat ruang inap.

Selain sistem dan jumlah perawat perlu diperhatikan juga fasilitas dalam
memberikan asuhan keperawatan, kepuasan kerja, penghargaan, kemempuan
berkembang sehingga perawat bekerja dengan perasaan senang yang tercermin
pada sikap dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien.

Universitas Borobudur
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menjelaskan kesimpulan dan saran dengan maslah penelitian yang
telah dilakukan.
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yant telaah dilakukan mengenai hubungan anatara
beban kerja dengan kinerja di Rumah Sakit Dewi Sri Karawang, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
6.1.1. Perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Dewi Sri dari 85 responden yang
diteliti sebagian besar berusia 26-35 tahun (57,6 %), berjenis kelamin
perempuan (64,7%), tingkat pendidikan D3 keperawatan (56,6%), dengan
masa kerja dengan kategori lama diatas 3 tahun (67,1%).
6.1.2. Beban kerja Perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Dewi Sri
Karawang sebagian besar ringan sebanyak (51%).
6.1.3. Kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Dewi Sri Karawang
sebagian besar katagori baik (56%)
6.1.4. Terdapat hubungan signifikan antara beban kerja dengan kinerja perawat
di ruang rawat inap Rumah Sakit Dewi Sri Karawang dengan Hasil uji
statistik diperoleh Pvalue = 0.039 <@=0,05) dengan OR: 3,299.

6.2. Saran
Hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti mengenai “ Hubungan natara Beban
kerja dengan Kinerja Perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Dewi Sri
Karawang yang telah diuraikan, maka peneliti menyarankan sebagai berikut:
6.2.1. Bagi Manajemen Keperawatan RS Dewi Sri Karawang
Disarankan untuk melakukan evaluasi setiap 1 kali dalam 3 bulan terkait
beban kerja untuk mengoptimalkan pelayanan kepada pasien dan
menambah tenaga kerja sesuai kebutuhan. Memberikan reward kepada
perawat pelaksana yang memiliki kinerja baik dan memberikan teguran
kepada perawat pelaksana yang memiliki kinerja buruk.

52 Universitas Borobudur
53

6.2.2. Bagi Kepala Bidang Keperawatan dan Komite Keperawatan


Disarankan untuk memantau dan mengontrol secara langsung perawat
pelaksana melalui kepala ruangan agar dapat meningkatkan kinerja
perawat di ruangan dalam melaksanakan asuhan keperawatan dan
melakukan pengawasan atau supervisi secara berkala untuk mengontrol
kegiatan perawat, penilaian kinerja secara rutin serta penjelasan kembali
uraian tugas pokok perawat pelaksana dalam memeksimalkan tenaga
perawat pelaksana yang ada.

6.2.3. Bagi Kepala Ruang


Disarankan untuk memberikan kebijakan untuk menghitung kembali
kebutuhan tenaga perawat di unit agar sesuai dengan beban kerja untuk
setiap shiftnya dan memberikan motivasi kepada perawat pelaksana dalam
melakukan pekerjaannya, alokasi penggunaan waktu kerja lebih produktif
untuk mencapai beban kerja yang seimbang.

6.2.4. Bagi Perawat


Disarankan selalu berupaya untuk meningkatkan kinerja dengan
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan operasional prosedur
dan standar asuhan keperawatan sehingga kepuasan pasien dapat tercapai.

6.2.5. Bagi Peneliti


Untuk peneliti lebih lanjut yang akan melakukan penelitian mengenai topik
terkait dapat memperluas area penelitian dengan penelitian kualitatif dapat
menggunakan penelitian sebagai salah satu sumber data untuk penelitian
dan dilakukan penelitian lebih lanjut berdasarkan faktor-faktor lain yang
dapat mempengaruhi kinerja perawat.

Universitas Borobudur
DAFTAR PUSTAKA

Alfida, R., & Widodo, S. (2022). Pengaruh Beban Kerja dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Perawat Ruang Isolasi RSAU Dr. Esnawan Antariksa Halim
Perdanakusuma Jakarta Timur. Jurnal Ilmiah Manajemen Surya Pasca Scientia ,
11(1), 35–44.

Andalas, U. (2015). Di Ruang Rawat Inap Rsud Dr . Rasidin Padang. 1–18.

Aprilia, F., Samsir, P. :, & Pramadewi, A. (2017). Pengaruh Beban Kerja, Stres Kerja
Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Perawat Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
Pekanbaru. JOM Fekon, 4(1), 2017.

Basalamah, F. F., Ahri, R. A., & Arman, A. (2022). Pengaruh Kelelahan Kerja, Stress
Kerja, Motivasi Kerja dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Perawat Di RSUD Kota
Makassar. An Idea Health Journal, 1(02), 67–80.
https://doi.org/10.53690/ihj.v1i02.33

Dindha Amelia. (2020). No Rasa kesehatan tubuh utama pusat analisis struktur ko-
dispersi Judul. 21(1), 1–9. http://mpoc.org.my/malaysian-palm-oil-industry/

Drs. Tjetjep Samsuri, M. P. (2003). Kajian Teori , Kerangka Konsep Dan Hipotesis
dalam Penelitian. Kajian Teori, Kerangka Konsep Dan Hlpotesls Dalam Penelltl
An, 1–7. http://repository.unp.ac.id/1656/1/TJEJEP SAMSURI_209_03.pdf

Eko, A. B. (2021). Program Studi Keperawatan. In The Proceeding of the 7th ….


http://repository.um-surabaya.ac.id/4610/3/Jurnal_Keperawatan.pdf

Erlina, E., Arifin, A., & Salamah, A. U. (2019). Pengaruh Beban Kerja Terhadap
Kinerja Perawat Di Instalasi Rawat Inap Rsud Labuang Baji Makassar. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Maritim, 1(3), 335–341.
https://doi.org/10.30597/jkmm.v1i3.8825

Ernawati, E., & Lusiani, M. (2019). Studi Fenomenologi: Pelaksanaan Patient Center
Care Perspektif Pasien dan Perawat di RS dr. Dradjat Prawiranegara Serang.
Faletehan Health Journal, 6(3), 83–90. https://doi.org/10.33746/fhj.v6i3.17

Fadilah, A., & Yusianto, W. (2019). Hubungan Kualitas Pelayanan Keperawatan


Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Bedah Di Rsud Dr. Loekmono Hadi Kudus.
Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama, 8(1), 35.
https://doi.org/10.31596/jcu.v8i1.303

Febrina, T., Edward, Z., & Nasution, N. (2020). Hubungan Beban Kerja Dengan Kinerja
Perawat Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Harapan Bunda Kota Batam. Jurnal
Kesehatan Saelmakers PERDANA, 3(2), 1–11.

Indriani, I. (2018). Pengaruh Kompetensi Dan Beban Kerja Terhadap Kinerja


Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pada Bagian Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Dr Slamet Garut. Jurnal Wacana Ekonomi, 17(2), 93–100.

Iqbal, M., & Agritubella, S. M. (2017). Hubungan Budaya Organisasi Dengan Kinerja
Universitas Borobudur
Perawat Pelaksana Di Rawat Inap Rs Pmc. Jurnal Endurance, 2(3), 285.
https://doi.org/10.22216/jen.v2i3.1355

Islamy, L. O. S., & Sulima, S. (2020). Kualitas Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Kota Baubau. Jurnal Kesehatan Manarang, 6(1), 20.
https://doi.org/10.33490/jkm.v6i1.153

Johnson, A. B., Simonson, C. J., & Besant, R. W. (1998). Uncertainty analysis in the
testing of air-to-air heat/energy exchangers installed in buildings. ASHRAE
Transactions, 104(Pt 1B), 1639–1650.

Kemenkes. (2019). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun


2019 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014
Tentang Keperawatan. Kemenkes RI, Nomor 65(912), 1–42.
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__26_Th_219_ttg_Pe
raturan_Pelaksanaan_UU_Nomor_38_Tahun_2014_tentang_Keperawatan.pdf

Komariah, E. D., Beda, N. S., Anggriani, E., & Feramita, B. T. (2019). Relationship
Between Work Loads and Nursing Performance in Implementing Safety Patient
in Stella Maris Makassar Hospital. Bali Medikal Jurnal,6(2),173–183.
https://balimedikajurnal.com/index.php/bmj/article/view/80/69

Kusuma, D., Mahfudnurnajamuddin, & Arfah, A. (2021). Pengaruh Beban Kerja dan
Stres Kerja Terhadap Kinerja Perawat di Unit Pelayanan Rawat Inap RSU Andi
Makkasau Kota Parepare. Economs: Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 4(April), 17–27.

Lumintang, P. (2020). Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja Perawat Dalam


Pemberian Asuhan Keperawatan. E-Journal Keperawatan, 3.

Maharani, N., & Kartini, K. S. (2019). Penggunaan google classroom sebagai


pengembangan kelas virtual dalam keterampilan pemecahan masalah topik
kinematika pada mahasiswa jurusan sistem komputer. PENDIPA Journal of
Science Education, 3(3), 167–173. https://doi.org/10.33369/pendipa.3.3.167-173

Maharani, R. (2019). Pengaruh beban kerja terhadap stres kerja dan kinerja perawat
rawat inap dalam. Journal of Management Review Volume 3 Number 2 Page
(327-332), 3(2), 327–332.

Manajemen, D., & Indonesia, U. (n.d.). Metode Pengambilan.

Manap, H. A., & Jambi, K. (2017). 286576-Hubungan-Beban-Kerja-Dan-Supervisi-


Denga-7E720586. 156–159.

Nidya, A. (2017). Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan Dengan Kepuasan Pasien Di


Rumah Sakit Baitul Hikmah Gemuh Kendal. Sarjana (S1/D4) Thesis, Universitas
Muhammadiyah Semarang, 5(2), 40–51.

Peraturan Pemerintah. (2021). Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021 tentang


Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan. 086146.

Prima, B., Wau, H., & Siagian, M. (2019). PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP
RUMAH SAKIT ROYAL PRIMA MEDAN TAHUN 2019 Keywords :
Universitas Borobudur
Leadership Function ( Planning , Supervision and Decision Making ),. Jurnal
Keperawatan Dan Fisioterapi, 2(1), 2.

Prima, R., Oktaini, S., & Putri, S. A. (2020). Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Harapan Ibunda Batusangkar tahun 2020. Media
Bina Ilmiah, 15(4), 4319–4326.

Raharjo, R. (2017). Hubungan Posisi Kerja Dengan Ttimbulnya Kasus Neck Pain Pada
Karyawan Jahit Sepatu PT. Karya Mekar Dewatamali Jombang. Jurnal
Universitas Muhammadiyah Malang, 53(9), 1–54.
https://eprints.umm.ac.id/43247/3/jiptummpp-gdl-ricoraharj-51171-3-babii.pdf

Rantung, F. A. (2015). Hubungan Kelelahan Kerja Dengan Kinerja Perawat Di Instalasi


Rawat Inap Rsu Pancaran Kasih Gmim Manado. E-Journal Keperawatan, 6, 1–6.

Shinta, A. O. E., & Laily, N. (2019). Pengaruh Beban Kerja dan burnout terhadap
Kinerja Karyawan pada RSUH Kota Surabaya. Jurnal Ilmu Dan Riset
Manajemen, 8, 1–18.

Sony, S. (n.d.). Pengaruh Beban Kerja …. (Sony Sanjaya). 317–324.

Universitas Sumatera Utara. (2016).

UU RI. (2014). Undang-undang RI No. 38. Tentang Keperawatan, 10, 2–4.

Windri, T. M., Kinasih, A., & Sanubari, T. P. E. (2019). Pengaruh Aktivitas Fisik
Dengan Kualitas Hidup Lansia Hipertensi Di Panti Wredha Maria Sudarsih
Ambarawa. Jurnal JMP Online, 3(11), 1444–1451.

Yudhistira, S. (2019). No Analisis struktur co-dispersi dari indikator terkait kesehatan


dari orang utamaTitle.

Yuniarti, S., Wuryaningsih, S. H., & Setiawan, H. (2012). Hubungan Beban Kerja
Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Keperawatan.
Jurnal Keperawatan, V(3), 140–146.

Universitas Borobudur
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertandatangan dibawah ini bersedia menjadi responden dalam penelitian
yang berjudul “Hubungan Antara Beban Kerja dengan Kinerja Perawat di Rawat Inap
Rumah Sakit Dewi Sri Karawang” yang dilakukan oleh:
Nama : Mamat Hidayat
NIM 12201054
Setelah saya mendapatkan penjelasan dari peneliti tentang tujuan penelitian ini, saya
memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Saya mengerti bahwa penelitian
ini tidak merugikan saya, dan jawaban yang saya berikan terjamin kerahasiaannya.

Demikian surat pernyataan ini saya tandatngani tanpa adanya paksaan dari pihak lain.
Tanggal :
Tandatangan :

Universitas Borobudur
Lampiran

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
YTH …………..
Di RS Dewi Sri Karawang
Bapak/Ibu Perawat RS Dewi Sri yang terhormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan
pada Universitas Borobudur Jakarta:
Nama : Mamat Hidayat
NIM 12201054

Saat ini sedang melakukan penelitian mengenai "Hubungan Antara Beban Kerja dengan
Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap RS Dewi Sri".
Berikut saya jelaskan beberapa hal terkait dengan penelitian yang dilakukan:
1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara beban kerja
dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RS Dewi Sri
2. Responden diharapkan mengisi kuisioner yang disediakan dengan Google Form
3. Apapun jawaban respunden tidak berpengaruh terhadap penilaian kinerja dari
responden
4. Manfaat penelitian ini yaitu meningkatkan motivasi dalam meningkatkan kinerja
dan menambah wawasan pengetahuan perawat
5. Responden dapat memilih untuk menhentikan atau menolak berpartisipasi dalam
penelitian ini kapanpun.
6. Kerahasiaan semua tindakan yang telah dilakukan akan dijaga dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian.
Saya memohon partisipasi dan bantuan Bapak/Ibu untuk berkenan terlibat dalam
pengisian kuesioner terkait penelitian ini.
Adapun waktu yang dibutuhkan untuk mengisi kuesioner ini adalah sekitar 5-10 menit.
Atas partisipasi dan bantuan dari Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.

Peneliti

Mamat Hidayat

Universitas Borobudur
LAMPIRAN KUESIONER

KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN KINERJA PERAWAT RAWAT
INAP RS DEWI SRI KARAWANG TAHUN 2022

No. Kuesioner :
Tanggal diisi :

A. Data Demografi

B. Jenis Kelamin : □ Laki-laki

□ Perempuan

Usia : ……Tahun

Tingkat Pendidikan : □ D3 Keperawatan


□ S1 Keperawatan
□ Ners
Masa Kerja :.............Tahun

Universitas Borobudur
C. Petunjuk pengisian
Pilihlah jawaban pertanyaan berikut sesuai dengan keadaan diri anda, dengan cara
memberi centang (√) pada kolom yang tersedia dalam setiap item pertanyaan.
Alternative jawaban:
1. = Tidak pernah
2. = Kadang-kadang
3. = Sering
4. = Selalu

I. BEBAN KERJA
JAWABAN
NO PERTANYAAN Tidak Kadang-
Sering Selalu
pernah kadang
1 Saya kehabisan energi saat melakukan
pekerjaan banyak
2 Saya emosi bila melakukan pekerjaan
dengan konsentrasi yang tinggi.
3 Saya terbebani apabila bekerja diawasi
oleh atasan
4 Pekerjaan saya tidak maksimal karena
tidak sebanding dengan tenaga perawat
5 Saya kelelahan karena dituntut merawat
pasien dalam kondisi apapun
6 Saya jenuh apabila mengerjakan
observasi pasien setiap jam
7 Saya enjoy dengan pekerjaan saya
8 Saya kurang nyaman dengan tuntutan
keluarga pasien
9 Saat istirahat saya juga mengerjakan
pekerjaan saya
10 Saya kesulitan menghadapi pasien
dengan karakter berebda
11 Beberapa pekerjaan tertunda apabila
saya kontak langsung dengan pasien
terus menerus
12 Saya tidak bersemangat ketika pasien
banyak
13 Pekerjaan saya terhambat dengan
fasilitas kerja diruangan saya
14 Pekerjaan cepat selesai bila ada
kerjasama dengan teman dalam

Universitas Borobudur
JAWABAN
NO PERTANYAAN Tidak Kadang-
Sering Selalu
pernah kadang
melakukan pekerjaan
15 Saya tidak nyaman kalau ada teman sakit
atau cuti karena akan menggantiakan
jaga mereka
16 Saya tidak nyaman dengan pekerjaan
administrasi
17 Saya lelah setelah pulang kerja
18 Saya tidak nyaman didelegasi oleh tim
kesehatan lain
19 Saya mengerjakan pekerjaan diluar
jobdes saya
20 Saya terlambat kerja karena kelelahan

Universitas Borobudur
II. KINERJA
JAWABAN
NO PERTANYAAN Tidak Kadang-
Sering Selalu
pernah kadang
1 Saya tidak pilih kasih antara pasien satu
dengan pasien yang lain.
2 Saya memberikan pendidikan
kesehatan kepada pasien atau keluarga.
3 Saya bicara dengan sopan dan suara
lembut.
4 Saya merasa puas jika dapat
memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan baik.
5 Saya menanamkan kepercayaan dan
harapan akan keberhasilan pengobatan
kepada pasien.
6 Saya memberikan semangat kepada
pasien dan meyakinkan bahwa
pasien dapat sembuh.
7 Saya memberikan semangat kepada
pasien saat mereka merasa putus asa.
8 Saya memfasilitasi pasien atau keluarga
untuk alternatif pengobatan yang paling
tepat.
9 Saya menghargai perasaan pasien atau
keluarga.
10 Saya merasakan apa yang dirasakan
pasien atau keluarga.
11 Saya mendorong pasien atau keluarga
untuk mengekspresikan perasaannya.
12 Saya memperkenalkan diri dengan
menyebutkan nama kepada pasien atau
keluarga.
13 Saya memberikan perhatian kepada
pasien ketika mereka sedang
berbicara.
14 Saya memberikan respon secara
verbal terhadap panggilan atau keluhan
pasien atau keluarga.
15 Saya tidak menyembunyikan kesalahan
saat melakukan perawatan pada pasien.
16 Saya menjawab pertanyaan yang
ditanyakan pasien dengan baik dan
jujur.
17 Saya menerima ekspresi perasaan
positif dan negatif pasien atau keluarga.

Universitas Borobudur
JAWABAN
NO PERTANYAAN Tidak Kadang-
Sering Selalu
pernah kadang
18 Saya memberikan waktu dan
mendengarkan keluhan pasien.
19 Saya menyusun jadwal kegiatan untuk
pasien sesuai dengan kemampuannya..
20 Saya mendiskusikan masalah
yang menjadi kekhawatiran
pasien.
21 Saya memberikan solusiakan
keluhan maupun perasaan yang di
utarakan oleh pasien.
22 Saya mengidentifikasi masalah yang
dihadapi pasien.
23 Saya menetapkan masalah
berdasarkan identifikasi yang
ditemukan.
24 Saya menetapka rencana tindak lanjut
dari penyelesaian masalah.
25 Saya memberikan informasi yang
jelas mengenai perawatan pada
pasien atau keluarga.
26 Saya mengidentifikasi masalah yang
dihadapi pasien.
27 Saya membantu pasien untuk
penyelesaian masalah.
28 Saya membantu pasien untuk melakukan
suatu tindakan dengan
mempraktekkannya.
29 Saya memfasilitasi pasien agar dapat
melakukan hal-hal yang dapat
dikerjakan.
30 Saya memfasilitasi pasien untuk
bersosialisasi dengan lingkungan.
31 Memberikan tindakan yang memberi
rasa nyaman secara fisik dan privasi.
32 Saya menjaga lingkungan agar selalu
bersih dan tetap tenang.
33 Saya mengenali kebutuhan pasien.
34 Saya membantu pasien dalam
pemenuhan kebutuhan sehari-hari
35 Saya memberikan kebebasan pada
pasien untuk beribadah menurut
agama dan kepercayaannya.

Universitas Borobudur
Universitas Borobudur
Universitas Borobudur
2. HASIL UJI VALIDITAS
Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's Alpha Based on
Alpha Standardized Items N of Items
.901 .898 20

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance Corrected Item- Cronbach's Alpha if


Deleted if Item Deleted Total Correlation Item Deleted
B.1 40.6333 98.930 .492 .898
B.2 41.2000 93.959 .742 .890
B.3 41.0333 90.930 .834 .887
B.4 40.9000 95.266 .608 .894
B.5 41.4000 95.490 .658 .893
B.6 41.1667 95.937 .707 .892
B.7 39.7000 113.597 .342 .918
B.8 41.3333 95.333 .758 .891
B.9 40.2333 103.495 .175 .907
B.10 41.5000 98.741 .614 .895
B.11 40.8333 97.730 .560 .896
B.12 41.5667 98.323 .689 .894
B.13 41.0000 97.862 .603 .895
B.14 39.5667 116.323 .556 .919
B.15 41.2667 98.754 .493 .897
B.16 41.2667 94.685 .648 .893
B.17 40.4333 95.633 .675 .893
B.18 41.2333 93.289 .805 .889
B.19 41.1667 92.695 .798 .890
B.20 41.4667 94.257 .720 .891

Universitas Borobudur
Cronbach's Alpha
Cronbach's Based on
Alpha Standardized Items N of Items
.940 .952 35

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Item Deleted
K.1 120.8667 178.257 .043 .947
K.2 120.6000 173.766 .481 .939
K.3 120.6667 171.954 .672 .938
K.4 120.5333 172.257 .629 .938
K.5 120.5667 173.633 .505 .939
K.6 120.5333 173.016 .675 .938
K.7 120.5667 171.771 .752 .937
K.8 121.5000 167.707 .421 .941
K.9 120.5000 175.293 .499 .939
K.10 121.1000 166.783 .645 .937
K.11 120.9333 165.237 .719 .936
K.12 120.6333 172.861 .400 .940
K.13 120.6000 172.041 .606 .938
K.14 120.4667 175.085 .559 .939
K.15 121.1000 170.369 .364 .941
K.16 120.6333 177.413 .189 .941
K.17 120.7333 169.030 .596 .938
K.18 120.7333 169.375 .753 .937
K.19 121.1333 168.740 .475 .939
K.20 120.8667 165.361 .748 .936
K.21 120.9000 166.369 .747 .936
K.22 120.8667 168.120 .646 .937
K.23 120.6333 170.723 .789 .937
K.24 120.6333 172.240 .665 .938
K.25 120.6000 170.524 .718 .937
K.26 120.6333 169.895 .747 .937
K.27 120.7333 172.271 .553 .938
K.28 120.7000 170.700 .549 .938
K.29 120.9000 164.921 .775 .936
K.30 120.9667 170.102 .482 .939
K.31 120.7333 171.306 .619 .938
K.32 120.5667 175.357 .443 .939
K.33 120.7667 167.771 .662 .937
K.34 120.8000 168.855 .708 .937
K.35 120.5000 174.259 .597 .938

Universitas Borobudur
1. Analisa univariat
Karakteristik Responden

Statistics
USIA JENIS MASA BEBAN
RESPONDEN KELAMIN PENDIDIKAN KERJA KERJA KINERJA

N Valid 85 85 85 85 85 85
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 2.14 1.65 1.86 1.67 1.5059 1.4353
Median 2.00 2.00 1.00 2.00 2.0000 1.0000
Std. Deviation .639 .481 .990 .473 .50293 .49874

USIA RESPONDEN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 17-25tahun 12 14.1 14.1 14.1

26-35tahun 49 57.6 57.6 71.8

36-45tahun 24 28.2 28.2 100.0

Total 85 100.0 100.0

JENIS KELAMIN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid laki-laki 30 35.3 35.3 35.3

perempuan 55 64.7 64.7 100.0

Total 85 100.0 100.0

Universitas Borobudur
PENDIDIKAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid D3 Keperawatan 48 56.5 56.5 56.5

S1 Keperawatan 1 1.2 1.2 57.6

Ners 36 42.4 42.4 100.0

Total 85 100.0 100.0

MASA KERJA

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baru (<3thn) 28 32.9 32.9 32.9

Lama (>3thn) 57 67.1 67.1 100.0

Total 85 100.0 100.0

BEBAN KERJA

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid BERAT 42 49.4 49.4 49.4
RINGAN 43 50.6 50.6 100.0
Total 85 100.0 100.0

KINERJA

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid BAIK 48 56.5 56.5 56.5

KURANG BAIK 37 43.5 43.5 100.0

Total 85 100.0 100.0

Universitas Borobudur
Statistics
meanb meank
N Valid 85 85

Missing 0 0

Mean 35.9647 115.3647

Median 34.0000 117.0000

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
BEBAN KERJA * KINERJA 85 100.0% 0 0.0% 85 100.0%

Universitas Borobudur
2. Analisis Bivariat

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 4.261 1 .039
b
Continuity Correction 3.406 1 .045
Likelihood Ratio 4.298 1 .038
Fisher's Exact Test .050 .032
Linear-by-Linear Association 4.211 1 .040
N of Valid Cases 85
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18.28.
b. Computed only for a 2x2 table

BEBAN KERJA * KINERJA Crosstabulation


KINERJA
BAIK KURANG BAIK Total
BEBAN BERAT Count 19 23 42
KERJA Expected Count 23.7 18.3 42.0

% within BEBAN KERJA 45.2% 54.8% 100.0%

RINGAN Count 29 14 43

Expected Count 24.3 18.7 43.0

% within BEBAN KERJA 67.4% 32.6% 100.0%

Total Count 48 37 85

Expected Count 48.0 37.0 85.0

% within BEBAN KERJA 56.5% 43.5% 100.0%

Universitas Borobudur
Risk Estimate
95% Confidence Interval

Value Lower Upper


Odds Ratio for BEBAN KERJA (BERAT / 3.399 .165 .962
RINGAN)

For cohort KINERJA = BAIK .671 .453 .993


For cohort KINERJA = KURANG BAIK 1.682 1.010 2.802

N of Valid Cases 85

Tests of Homogeneity of the Odds Ratio

Asymptotic Significance (2-


Chi-Squared df sided)
Breslow-Day .000 0 .

Tarone's .000 0 .

Tests of Conditional Independence

Asymptotic Significance (2-


Chi-Squared df sided)
Cochran's 4.261 1 .039

Mantel-Haenszel 3.366 1 .047

Universitas Borobudur
Universitas Borobudur
Universitas Borobudur
Universitas Borobudur
Universitas Borobudur
Universitas Borobudur
Universitas Borobudur

Anda mungkin juga menyukai