Anda di halaman 1dari 67

PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT


TERHADAP PERILAKU PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI
BERBASIS KOMPUTER DI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

TITIEN MULYANINGSIH
NIM: 132111123041

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2022

i
PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT


TERHADAP PERILAKU PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI
BERBASIS KOMPUTER DI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

TITIEN MULYANINGSIH
NIM: 132111123041

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2022

ii
PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT


TERHADAP PERILAKU PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI
BERBASIS KOMPUTER DI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)


Pada Program Studi Keperawatan Fakultas Keperawatan UNAIR

TITIEN MULYANINGSIH
NIM: 132111123041

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2022

iii
SURAT PERNYATAAN

Saya bersumpah bahwa proposal skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan
belum pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai
jenjang Pendidikan di Perguruan Tinggi manapun

Surabaya, 15 Juni 2022


Yang Menyatakan

Titien Mulyaningsih
NIM: 132111123041

iv
HALAMAN PERNYATAAN

PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN


AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Airlangga, saya yang bertandatangan


dibawah ini:

Nama : Titien Mulyaningsih


NIM : 132111123041
Program Studi : Keperawatan
Fakultas : Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Airlangga Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-Exclusive
Royalty Free Right ) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

“Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Perawat Terhadap Perilaku


Penerapan Teknologi Informasi Berbasis Komputer Di RSUD Dr. Soetomo
Surabaya”

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Non_Ekslusif ini Universitas Airlangga berhak menyimpan, alih media/format,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (data base), merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis (pencipta) dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Surabaya, 15 Juni 2022


Yang Menyatakan

Titien Mulyaningsih
NIM: 132111123041

v
PROPOSAL
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT
TERHADAP PERILAKU PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI
BERBASIS KOMPUTER DI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

Oleh :

TITIEN MULYANINGSIH
NIM: 132111123041

SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI


TANGGGAL 15 JUNI 2022

Oleh :

Pembimbing Ketua

Dr. Eka Yuni Widyawati, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep., MB.


NIP: 197806052008122001

Pembimbing

Zaenal Abidin, S.Kep., Ns., M.Kep.


NIP: 198608292010121005

Mengetahui
a.n Dekan
Wakil Dekan I

Dr. Ika Yuni Widyawati, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep., MB.

vi
NIP: 197806052008122001
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas

berkat rahmat, hidayah dan limpahan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan

proposal skripsi dengan judul “HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN

DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP PERILAKU PENERAPAN

TEKNOLOGI INFORMASI BERBASIS KOMPUTER DI RSUD DR.

SOETOMO SURABAYA”. Proposal skripsi ini merupakan satu syarat untuk

melakukan penelitian skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Keperawatan

(S.Kep) pada Program Studi Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas

Airlangga. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan atas

bimbingan Ibu Dr. Eka Yuni Widyawati, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep., MB. dan

Bapak Zaenal Abidin, S.Kep., Ns., M.Kep., sebagai pembimbing I dan II yang

telah memberikan motivasi dan arahan, sehingga dapat menyelesaikan proposal

skripsi ini dengan baik.

Dalam menyelesaikan proposal skripsi ini juga tidak lepas dari kesulitan

dan hambatan, namun berkat dukungan dan bantuan berbagai pihak proposal ini

dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti

mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada :

1. Prof. Dr. Ah Yusuf, S.Kp., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan kesempatan dan

vii
fasilitas pembelajaran kepada penulis sehingga dapat mengikuti studi di

Fakultas Keperawatan Airlangga.

2. Dr. Ika Yuni Widyawati, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep., MB., selaku

Wakil Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya,

yang selalu memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan

proposal skripsi ini.

3. Bapak dan Ibu Dosen serta staff pengajar Program Studi Pendidikan

Keperawatan pada Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga yang telah

mendidik dan membimbing serta memberikan ilmu kepada penulis selama

proses perkuliahan.

4. Bapak dan Ibu serta saudara kandung saya yang telah memberikan

motivasi dan semangat dalam mengikuti perkuliahan.

5. Seluruh responden yang telah berpartisipasi dalam proses pengambilan

data.

6. Suami (Suwarno) dan anak-anakku (Difa dan Jihan) yang selalu

mensupport dan mendoakan penulis.

7. Kepala Ruangan Tindakan Paru Ibu Sri Soenarti, S.Kep., Ns., yang telah

memberikan support untuk bisa kuliah kembali.

8. Kepala Ruang Bedah Melati Ibu Tri Juningaju Ambarwati, S.Kep., Ns.,

dan teman-teman yang sudah bekerja sama selama perkuliahan saya.

9. Teman-teman seperjuangan Angkatan B24, khususnya rekan Soetomo

(Singgih, Tutik, Vina, Agus, Chimi, Ifa, Bambang, Guguk,) yang

menemani dalam suka dan duka selama penulis mengikuti perkuliahan.

viii
10. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang turut andil

dalam penyusunan proposal skripsi hingga dapat terselesaikan tepat waktu.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan semua pihak yang telah

membantu penulis. Penulis menyadari bahwa roposal skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai

pihak sangat penulis harapkan, demi perbaikan ke depan. Semoga penelitian ini

bermanfaat bagi profesi keperawatan.

Surabaya, 15 Juni 2022

Titien Mulyaningsih
NIM: 132111123041

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN...................................................................... i

HALAMAN SAMPUL DALAM..................................................................... ii

HALAMAN PRASYARAT GELAR............................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS............................................. iv

HALAMAN PERNYATAAN.......................................................................... v

HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... vi

KATA PENGANTAR...................................................................................... vii

DAFTAR ISI.................................................................................................... x

DAFTAR TABEL............................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xiv

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

1.3.1 Tujuan Umum.................................................................. 5

1.3.2 Tujuan Khusus................................................................. 5

1.4 Manfaat Penelitian Keperawatan................................................. 6

1.4.1 Manfaat Teoritis.............................................................. 6

1.4.2 Manfaat Praktis................................................................ 6

x
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 7

2.1 Konsep Teknologi Informasi....................................................... 7

2.1.1 Pengertian Teknologi Informasi...................................... 7

2.1.2 Komponen Sistem Komputer.......................................... 8

2.1.3 Peran Komputer Dalam Dunia Kesehatan....................... 8

2.2 Konsep Pengetahuan................................................................... 12

2.2.1 Pengertian Pengetahuan................................................... 12

2.2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan........... 12

2.2.3 Tingkat Pengetahuan....................................................... 14

2.2.4 Cara Memperoleh Pengetahuan....................................... 15

2.2.4.1 Cara Tradisional.................................................. 15

2.2.4.2 Cara Ilmiah.......................................................... 19

2.2.5 Pengukuran Pengetahuan................................................. 19

2.3 Konsep Sikap............................................................................... 21

2.3.1 Pengertian Sikap.............................................................. 21

2.3.2 Komponen Sikap............................................................. 22

2.3.3 Tingkatan Sikap............................................................... 22

2.3.4 Pengukuran Sikap............................................................ 23

2.3.5 Kriteria Pengukuran Sikap............................................... 24

2.4 Keaslian Penelitian...................................................................... 26

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS............................. 30

3.1 Kerangka Konsep........................................................................ 30

3.2 Hipotesis...................................................................................... 30

xi
BAB 4 METODE PENELITIAN..................................................................... 31

4.1 Jenis Penelitian............................................................................ 31

4.2 Populasi, Sampel Penelitian, dan Sampling................................ 31

4.2.1 Populasi Penelitian.......................................................... 31

4.2.2 Sampel............................................................................. 31

4.2.3 Teknik Pengambilan Sampel (Sampling)........................ 32

4.2.4 Besar Sampel................................................................... 32

4.3 Variabel Penelitian...................................................................... 33

4.3.1 Variabel Independen........................................................ 33

4.3.2 Variabel Dependen.......................................................... 33

4.4 Definisi Operasional.................................................................... 34

4.5 Pengumpulan dan Pengolahan Data............................................ 34

4.5.1 Instrumen......................................................................... 34

4.5.2 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................... 35

4.5.3 Prosedur Pengambilan Data............................................. 35

4.6 Etika Penelitian............................................................................ 37

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 40

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keaslian Penelitian.......................................................................... 26

Tabel 4.1 Definisi Operasional........................................................................ 34

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian.................................................. 30

xiv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi saat ini membuat semua orang

berlomba-lomba agar dapat memahami dan menguasainya. Teknologi

informasi tidak dapat dipisahkan dengan sistem komputer. Sistem komputer

merupakan gabungan dari berbagai perangkat keras (hardware), perangkat

lunak (software), dan perangkat otak (brainware).

Pemanfaatan teknologi informasi juga dibutuhkan khususnya dalam

bidang kesehatan. Kondisi ini didukung dengan adanya kebijakan dari

Menteri Kesehatan Indonesia tentang penggunaan teknologi informasi untuk

bidang kesehatan (e-health) yang telah diatur dalam Undang-Undang No 36

Tahun 2009 tentang penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang efisien

melalui sistem informasi yang terkait dengan berbagai sektor yang lain.

Sumber daya manusia di rumah sakit yang lebih banyak adalah

perawat dan jumlah ini merupakan proporsi terbesar dibandingkan dengan

tenaga kesehatan yang lain sehingga pelayanan keperawatan merupakan

bentuk pelayanan yang profesional yang menjadi indikator terbesar dalam

1
2

mewujudkan kualitas pelayanan rumah sakit. Pendokumentasian asuhan

keperawatan yang diberikan kepada pasien adalah salah satu tugas perawat.

Teknologi informasi disini dapat membantu perawat dalam melakukan

pendokumentasian asuhan keperawatan tersebut.

Namun hal ini tidak sesuai dengan fakta dilapangan bahwa banyak

perawat yang mengeluh kesulitan dengan penerapan sistem berbasis

komputer tersebut, menurut survei yang dilakukan oleh peneliti kebanyakan

perawat mengeluh karena sarana dan prasarana (komputer) yang masih

kurang memadai, tidak sebanding dengan jumlah perawat di ruangan. Data

kelengkapan rekam medis dari rumah sakit juga masih banyak yang belum

terisi semua sehingga menyebabkan kurangnya informasi yang diperlukan,

input data oleh perawat senior lebih lama dibandingkan oleh perawat junior

yang masih muda, tindakan oleh perawat lebih banyak langsung ke pasien

sehingga menyebabkan perawat biasanya lupa untuk mengisi data tindakan.

Selain itu faktor pengetahuan yang dimiliki perawat sendiri menentukan

apakah perawat tersebut cakap atau tidak dalam melaksanakan tugas yang

diterimanya.
3

Undang-undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang

rumah sakit menyatakan yaitu setiap rumah sakit wajib melakukan

pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan rumah

sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS).

Berdasarkan data Kemenkes melalui Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS),

pedoman bagi rumah sakit untuk melakukan pencatatan dan pelaporan rutin,

sampai dengan akhir November 2016 diperoleh bahwa 1257 dari 2588 (atau

sekitar 48%) rumah sakit di Indonesia telah memiliki Sistem Informasi

Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) yang fungsional. Terdapat 128 rumah

sakit (5%) yang melaporkan sudah memiliki Sistem Informasi Manajemen

Rumah Sakit (SIMRS) namun tidak berjalan secara fungsional, 425 rumah

sakit (16%) yang belum memiliki Sistem Informasi Manajemen Rumah

Sakit (SIMRS), dan 745 rumah sakit (28%) yang tidak melaporkan sudah

memiliki Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) atau belum.

Berdasarkan data olahan SIRS 2016 bahwa jumlah Sistem Informasi

Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) fungsional banyak ditemukan di RS tipe

C (597 RS) disusul oleh RS tipe B (267). Namun dari sisi proporsinya,

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) yang fungsional lebih

banyak ditemukan di RS tipe A (79%) dan RS tipe B (73%) (Odelia, 2018).

Pendokumentasian berbasis elektronik ini dapat memberikan

keakuratan data kepada pasien serta perencanaan untuk menghasilkan

3
4

kualitas dan kinerja perawat dalam melakukan asuhan keperawatan kepada

pasien dengan baik. Namun dalam kenyataannya masih banyak rumah sakit

yang belum menerapkannya terkait dengan berbagai kendala.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan

Februari tahun 2022 di Rumah Sakit RSUD Dr Soetomo Surabaya masih

terjadi hambatan dalam pengunaan dan pemanfaatan teknologi informasi

dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Hasil wawancara yang dilakukan

kepada beberapa perawat, 6 dari 10 perawat yang berpendidikan diploma

dan berusia <35 tahun mengatakan bahwa pendokumentasian asuhan

keperawatan berbasis komputer sangat mudah dilakukan, membuat

pekerjaan lebih cepat terselesaikan, menghemat waktu dan tenaga.

Sedangkan 5 dari 10 orang perawat yang berpendidikan diploma dan berusia

>40 tahun mengatakan melakukan asuhan keperawatan berbasis teknologi

komputer tidak efisien, karena butuh waktu yang lama untuk memasukkan

data, apalagi jika ada gangguan atau eror dari sistem komputernya.

Pemanfaatan teknologi komputer dalam melakukan asuhan keperawatan

kurang bisa dioptimalkan karena salah satu penyebabnya adalah usia

perawat yang sudah tua, tingkat pendidikan, dan kurangnya pengetahuan

serta pemahaman perawat dalam pemanfaatan teknologi. Menulis

dokumentasi keperawatan yang tidak sesuai standar akan menyebabkan


5

kesalahan diagnosis dan pelaksanaan tindakan yang tidak tepat (Nursalam,

2011).

Faktor kesiapan dari perawat sebagai tenaga kesehatan untuk

mendukung penggunaan teknologi informasi sangatlah besar sehingga dapat

meningkatkan mutu serta kualitas pelayanan kesehatan. Pada penelitian

yang dilakukan oleh Pramithasari tahun 2016 di RSUD Banyumas dapat

diketahui adanya beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja perawat

dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan berbasis komputer yaitu

faktor jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan masa bekerja. Faktor-

faktor tersebut sangat mempengaruhi perawat dalam melakukan

pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis komputer sehingga

pengembangan sumber daya manusia dapat meningkatkan kinerja dan mutu

pelayanan rumah sakit.

Banyak faktor yang mendasari sifat manusia, tidak terkecuali saat

sedang bekerja, sepeti contohnya usia, pendidikan, pengetahuan,

pengalaman, sikap, dan lingkungan. Seperti halnya saat ini analisis faktor

yang mempengaruhi kinerja perawat dalam pemanfaatan teknologi berbasis

komputer sudah banyak dilakukan diberbagai rumah sakit, tetapi di RSUD

Dr Soetomo Surabaya analisis faktor pengetahuan perawat sendiri dalam

melakukan penerapan teknologi informasi berbasis komputer belum dapat

dijelaskan. Oleh karena itu, peneliti memiliki ketertarikan untuk melakukan

5
6

penelitian di RSUD Dr Soetomo Surabaya dengan judul Analisis Faktor

Pengetahuan Perawat Terhadap Perilaku Penerapan Teknologi Informasi

Berbasis Komputer di Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya.

1.2 Rumusan Masalah

Apa ada hubungan faktor pengetahuan perawat terhadap perilaku

penerapan teknologi informasi berbasis komputer di RSUD Dr Soetomo

Surabaya?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisis faktor pengetahuan perawat terhadap perilaku perawat

terhadap penerapan teknologi informasi berbasis komputer di RSUD Dr

Soetomo Surabaya.
7

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menganalisis hubungan faktor pengetahuan perawat terhadap perilaku

penerapan teknologi informasi berbasis komputer di RSUD Dr Soetomo

Surabaya.

1.4 Manfaat Penelitian Keperawatan

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain:

1.4.1 Manfaat Teoritis

7
8

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan

pengembangan kinerja perawat dalam pemahaman dan pelaksanaan asuhan

keperawatan berbasis komputer.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi instansi rumah sakit

Sebagai bahan evaluasi rumah sakit mengenai hubungan pengetahuan

dan sikap perawat terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan berbasis

komputer.

2. Bagi profesi keperawatan


9

Meningkatkan kualitas pengetahuan dan sikap pada perawat sehingga

memperbaiki kualitas pelayanan disuatu instansi rumah sakit.

3. Bagi pendidikan keperawatan

Sebagai bahan awal untuk meningkatkan kualitas pendidikan

keperawatan dalam mendidik calon tenaga keperawatan.

9
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Teknologi Informasi

2.1.1 Pengertian Teknologi Informasi

Teknologi Informasi (TI), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan

istilah Information technology (IT) adalah istilah umum untuk teknologi apa

pun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan,

mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi. TI menyatukan

komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video.

Contoh dari Teknologi Informasi bukan hanya berupa komputer pribadi,

tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan peranti

genggam modern (misalnya ponsel).

Kemajuan teknologi informasi dalam bidang kesehatan dapat dilihat

dari hasil temuan baru yang didapatkan melalui riset dalam bentuk proses

pengorganisasian lembaga kesehatan, pengobatan pasien, maupun penelitian

dan pengembangan dari ilmu kesehatan itu sendiri. 

Dunia teknologi komputer masuk ke dunia kesehatan tidak seiring

dengan awal mulanya komputer diciptakan, manfaat yang didapatkan dari

komputer dimulai pada akhir tahun 1960-an dan 1970-an pada masa itu

dunia kedokteran dan keperawatan mulai ada catatan didalam komputer,

10
11

harapannya dengan adanya data didalam komputer dapat dengan mudah

untuk mengeluarkan data-data yang diinput menjadi sebuah laporan.

2.1.2 Komponen Sistem Komputer

Sistem informasi mengandung komponen-komponen seperti berikut:

1) Perangkat keras (hardware), yang mencakup piranti-piranti fisik seperti

komputer dan printer.

2) Perangkat lunak (software) atau program, yaitu sekumpulan instruksi

yang memungkinkan perangkat keras memproses data.

3) Prosedur, yaitu sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan

pemrossan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.

4) Orang, yakni semua pihak yang bertanggung jawab dalam

pengembangan sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran

sistem informasi.

5) Basis data (database), yaitu kumpulan tabel, hubungan, dan lain-lan

yang berkaitan dengan penyimpanan data.

6) Jaringan komputer dan komunikasi data, yaitu sistem penghubung yang

memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses

oleh sejumlah pemakai.

2.1.3 Peran Komputer Dalam Dunia Kesehatan

Peran komputer pada zaman sekarang sangat penting, dengan adanya

komputer manfaat yang dirasakan tidak hanya oleh user atau penggunanya
12

tetapi juga oleh instansi terkait, seperti klinik, puskesmas maupun rumah

sakit. Peran komputer juga seharusnya dirasakan oleh pasien, karena

pelayanan utama untuk setiap institusi kesehatan adalah kepada pasien, jadi

yang utama adalah yang dirasakan secara langsung oleh pasien, diantaranya:

1) Patient Safety

Setiap instansi pelayanan kesehatan harus mengarah kepada patient

safety. Begitu juga keberadaan teknologi komputer harapannya dapat

mendukung keselamatan pasien. Sebuah perangkat komputer yang

digunakan di rumah sakit untuk memasukkan data pasien ke dalam

komputer, secara tidak langsung dapat menolong jiwa pasien.

Keberadaan teknologi komputer bisa seperti mata pisau. Jika

penggunaannya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, maka

akan sangat membantu. Jika tidak sesuai yang menjadi korban adalah

pasiennya sendiri.

2) Administrasi Kesehatan

Setiap orang dari kita pasti pernah ke rumah sakit ataupun ke

puskesmas. Hal yang pertamadilakukan pasti pendaftaran/mendaftarkan

diri sebelum nantinya diperiksa oleh dokter. Kegiatan pendaftaran

mungkin bisa dibilang kegiatan yang mudah, bahkan begitu mudahnya

terkadang disepelehkan. Mungkin lima atau sepuluh pasien bisa

dilakukan manual/mendaftarkannya dengan secarik kertas karena untuk


13

melaporkan kegiatan hanya 10 pasien tidaklah sulit. Adanya komputer

di area pendaftaran sangat penting untuk kegiatan menghimpun data,

agar dapat dikeluarkan menjadi laporan kunjungan pasien, mengetahui

data demografi pasien yang sudah diolah misalnya menurut alamat

pasien, jenis kelamin, umur pasien dan lain-lain, tentunyasesuai

kebutuhan pelaporan.

3) Apotik/Farmasi

Apotik atau farmasi tentunya mengurus tentang obat-obatan. Mulai dari

pengadaan obat, mengatur obat masuk dan keluar, mengatur keberadaan

obat jika ada item obat yang kurang maka harus pengadaan lagi.

Manajemen obat tersebut harus ada didalam setiap instansi kesehatan.

Belum lagi jika mengenai hubungan obat dengan diagnosis, beberapa

obat yang harus keluar jika diagnosisnya A. Keadaan tersebut tidak bisa

kita menghitung manual dengan kondisi pekerjaan yang banyak. Maka

dari itu peran teknologi komputer yang tertuang dalam sistem informasi

dapat diaplikasikan.

4) Penyimpanan Data Pasien

Biasanya dokumen rekam medis disimpan dalam rak penyimpanan,

diurutkan sesuai penomoran rekam medis yang benar serta diberikan

tanda warna agar apabila dokumen rekam medis tersebut dibutuhkan

dapat mudah ditemukan. Konsep penyimpanan berkas dan manajemen


14

berkas tersebut sudah ada sebelum jurusan RMIK muncul. Hanya saja

jika data pasien mengandalkan satu cara penyimpanan akan riskan jika

terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kebakaran, atau hilang

oleh sebab-sebab lain. Maka dari itu teknologi komputer untuk

penyimpanan dokumen pasien dapat disimpan ke dalam sebuah

komputer dengan ditambahkan sistem informasi didalamnya maka

pemanggilan data seseorang pasien dapat dilakukan dengan mudah.

Adanya data di rumah sakit misalnya, data rekam medis pasien itu

sendiri diharapkan dapat dimiliki oleh pasien. Karena pada prinsipnya

data riwayat pasien adalah milik pasien itu sendiri.

5) Penelitian

Salah satu tujuan dari adanya rekam meds adalah untuk penelitian.

Sekarang kita mau penelitian dengan berkas rekam medisnya langsung,

mungkin saja bisa, tetapi itu juga terbatas pada jenis penelitiannya.

Mungkun cakupannya hanya dalam lingkup yang berhubungan dengan

dokumen rekam medis saja. Apabila ingin meneliti dengan variabel

yang sangat banyak, mungkin kita akan kewalahan, karena waktu habis

dalam dalam pengambilan data. Dengan adanya teknologi komputer

kita bisa membuat query atau sejenis filter yang akan mencari variabel-

variabel yang dibutuhkan sehingga sesuai dengan apa yang diinginkan.

6) Alat pengambil keputusan


15

Teknologi komputer di dunia kesehatan sangat penting dalam

pengambil sebuah keputusan. Apalagi untuk kebutuhan dokter yang

harus memutuskan diagnosis, tindakan dan terapi apa yang harud

diberikan. Proses dari pengambilan keputusan tentu saja harus ada alat

yang membantu untuk melihat dan menganalisis organ tubuh, diantara

contoh alatnya adalah:

a) System Computerized Axial Tomography (CAT)

b) System Dynamic Spatial Reconstructor (DSR)

c) Single Photon Emission Computer Tomography (SPECT)

d) Position Emission Tomography (PET)

e) Magnetic Resonance Imaging (MRI)

f) Ultra Sonography (USG)

2.2 Konsep Pengetahuan

2.2.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga, dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang

memungkinkan seseorang dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.

Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun

melalui pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2010).


16

Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana

diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan

semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan lagi, bukan

berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah

pula.

2.2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu:

1) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

2) Media masa / sumber informasi

Sebagai sarana komunikasi, sebagai bentuk media massa seperti

televisi, radio, surat kabar, majalah, internet, dan lain-lain mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.

3) Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang-orang tenpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik dan buruk.

4) Lingkungan
17

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.

5) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi

masa lalu.

Dalam bukunya Notoatmodjo (2003) juga menambahkan ada 3

faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang:

1) Faktor internal

Faktor dalam diri sendiri, misalnya intelegensia, minat, kondisi fisik.

2) Faktor eksternal

Faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat, sarana.

3) Faktor pendekatan belajar

Faktor upaya belajar, misalnya strategi dan metode dalam

pembelajaran.

2.2.3 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan seseorang terhadap objek

mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya

dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yaitu:

1) Tahu (know)
18

Diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Untuk mengetahui atau

mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-

pertanyaan.

2) Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut,

tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat

menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

3) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang

dimaksut dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang

diketahui tersebut pada situasi yang lain.

4) Analisa (analisys)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen

yang terjadi dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.


19

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum

atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-

komponen pengetahuan yang dimiliki.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.

2.2.4 Cara Memperoleh Pengetahuan

2.2.4.1 Cara Tradisional

Cara kuno atau traditional ini dipakai orang untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau

metode penemuan secara sistematik dan logis tanpa melalui penelitian.

Cara-cara penemuan pengetahuannya adalah:

1) Cara coba salah (trial and error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan

mungkin sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang

apabila menghadapi persoalan atau masalah, upaya pemecahannya

dilakukan dengan coba-coba saja. cara coba-coba ini digunakan

dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan

masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba

dengan kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal


20

juga maka akan dicoba dengan kemungkinan yang ketiga, dan apabila

kemungkinan ketiga ini gagal juga maka akan dicoba dengan

kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat

terpecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial

(coba) and error (gagal atau salah) atau metode salah (coba-coba),

(Notoatmodjo, 2010).

2) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja

oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh adaah penemuan

enzim urease oleh Summers pada tahun 1926. Pada suatu hari

Summers bekerja dengan ekstrak acetone, dan karena terburu-buru

bermain tennis, maka ekstrak acetone tersebut dsimpan didalam

kulkas. Keesokan harinya ketika ingin meneruskan percobaannya,

ternyata ekstrak acetone yang disimpan ddalam kulkas tersebut timbul

kristal-kristal yang kemudian disebut enim urease, (Notoatmodjo,

2010).

3) Cara kekuasaan atau otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-

kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-


21

kebiasaan ini biasanya dwariskan turun-temurun dari generasi ke

generasi berikutnya, (Notoatmodjo, 2010).

4) Berdasarkan pengalaman pribadi

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang

diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi pada masa lalu.

Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat

memecahkan masalah yang dihadapi, maka untuk memecahkan

masalah lain yang sama, orang dapat pula menggunakan atau merujuk

cara tersebut.Tetapi bila ia gagal menggunakan cara tersebut, ia tidak

akan mengulangi cara itu, dan berusaha untuk mencari cara yang lain,

sehingga berhasil memecahkannya, (Notoatmodjo, 2010).

5) Cara akal sehat (common sense)

Terkadang akal sehat dapat menemukan teori atau kebenaran.

Sebelum ilmu pendidikan in berkembang, para orang tua zaman

dahulu agar anaknya mau menuruti nasihat orang tuanya, atau agar

anak disiplin menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat

salah, misalnya dengan dijewer telinganya atau dengan dicubit,

(Notoatmodjo, 2010).

6) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran atau agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari

Tuhan melalui Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh
22

pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah

kebenaran tersebut rasioanl atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima

oleh para Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha

penalaran atau penyelidikan manusia, (Notoatmodjo, 2010).

7) Kebenaran secara instuitif

Kebenaran yang dperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena

kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara yang rasional dan yang

sistematis. Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan

intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja, (Notoatmodjo, 2010).

8) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara

berfikir manusiapun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu

menggunakan penalarannyadalam memperoleh pengetahuannya.

Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia

telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun

deduksi. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara

melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-

pernyataan yang dikemukakan, kemudian dicari hubungannya

sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan, (Notoatmodjo, 2010).

9) Induksi
23

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari

pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal

ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut

berdasarkan pengalaman-pengalaman empiris yang ditangkap oleh

indra. Kemudian sisimpulkan ke dalam suatu konsep yang

memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala,

(Notoatmodjo, 2010).

10) Deduksi

Didalam proses berfikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang

dianggap benar secara umum pada kelas tertentu berlaku juga

kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi pada setiap yang

termasuk dalam kelas itu, (Notoatmodjo,2010).

2.2.4.2 Cara Ilmiah

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada

dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode

penelitian ilmiah, atau lebih populer disebut metodologi penelitian

(research methodology). Mula-mula dilakukan pengamatan

1) Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada

saat dilakukan pengamatan.

2) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul

pada saat dilakukan pengamatan.


24

3) Gejala-gejala yang muncul bervariasi, yaitu gejala-gejala yang

berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu, (Notoatmodjo, 2010).

2.2.5 Pengukuran Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2014), pengetahuan tentang kesehatan

dapat diukur berdasarkan jenis penelitiannya, kuantitatif dan kualitatif:

1) Penelitian kuantitatif

Pada umumnya mencari jawaban atas kejadian/fenomena yang

menyangkut berapa banyak, berapa sering, berapa lama, dan

sebagainya, maka biasanya menggunakan metode wawancara dan

angket.

a) Wawancara tertutup dan terbuka, dengan menggunakan instrumen

(alat pengukur/pengumpul data) kuesioner. Wawancara tertutup

adalah wawancara dengan jawaban responden atas pertanyaan yang

diajukan telah tersedia dalam opsi jawaban, responden tinggal

memilih jawaban yang dianggap mereka paling benar atau paling

tepat. Sedangkan wawancara terbuka, yaitu pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan bersifat terbuka, dan responden boleh menjawab

sesuai dengan pendapat atau pengetahuan responden sendiri.

b) Angket tertutup dan terbuka, seperti halnya wawancara, angket

juga dalam bentuk tertutup dan terbuka. Instrumen atau apat

ukurnya seperti wawancara, hanya jawaban responden disampaikan


25

lewat tulisan. Metode pengukuran melalui angket ini sering disebut

“self administered” atau metode mengisi sendiri.

2) Penelitian kualitatif

Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjawab bagaimana suatu

fenomena itu terjadi atau mengapa terjadi. Misalnya penelitian

kesehatan tentang demam berdarah disuatu komunitas tertentu.

Penelitian kualitatif mencari jawaban mengapa dikomunitas ini sering

terjadi kasus demam berdarah, dan mengapa masyarakat tidak mau

melakukan 3M, dan sebagainya. Metode pengukuran pengetahuan

dalam penelitian kualitatif antara lain:

a) Wawancara mendalam

Mengukur variabel pengetahuan dengan metode wawancara

mendalam, adalah peneliti mengajukan suatu pertanyaan sebagai

pembuka, yang akan membuat responden menjawab sebanyak-

banyaknya dari pertanyaan tersebut. Jawaban responden akan

dikuti pertanyaan selanjutnya dan terus menerus sehingga

diperoleh informasi dari responden dengan sejelas-jelasnya.

b) Diskusi kelompok terfokus (DKT)

Diskusi kelompok terfokus atau “focus group discussion” dalam

menggali informasi dari beberapa orang responden sekaligus dalam

kelompok. Peneliti mengajukan pertanyaan yang aan memperoleh


26

jawaban yang berbeda dari semua responden dalam kelompok

tersebut. Jumlah kelompok dalam diskusi kelompok terfokus

sebenarnya tidak terlalu banyak tetapi juga tidak terlalu sedikit

anatar 6-10 orang (Notoatmodjo 2014).

2.3 Konsep Sikap

2.3.1 Pengertian Sikap

Sikap adalah bagaimana pendapat atau penilaian orang atau

responden terhadap hal yang terkait dengan kesehatan, sehat-sakit, dan

faktor yang terkait dengan faktor risiko kesehatan, (Notoatmodjo, 2014).

Sikap menurut Campbell (1950) dalam Notoatmodjo (2014)

mendefinisikan sangat sederhana yakni “An individual’s attitude is

syndrome of respons consistency with regard to object”. Jadi jelas dikatakan

bahwa sikap itu suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam merespons

stimulus atau objek sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan,

perhatian, dan gejala kejiwaan yang lan.

2.3.2 Komponen Sikap

Menurut Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2014) menjelaskan,

sikap terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu:


27

1) Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek, yang

artinya bagaimana keyakinan, pendapat atau pemikiran seseorang

terhadap objek.

2) Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya

bagaimana penilaian (terkandung didalamnya faktor emosi) orang

tersebut terhadap objek.

3) Kecendrungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap

merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka.

Sikap adalah ancang-ancang untuk bertindak atau berperlaku terbuka.

Ketiga komponen tersebut bersama-sama membentuk sikap yang

utuh (total attitude). Pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi sangat

berperan penting dalam menentukan sikap.

2.3.3 Tingkatan Sikap

Menurut Notoatmodjo (2012), tingkatan sikap terbagi menjadi 4 yaitu:

1) Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan objek.

2) Merespon (responding)

Memberikan jawaban bila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan atau suatu indikasi dari sikap. Karena dengan

suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas


28

diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, berarti bahwa

orang menerima ide itu.

3) Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah atau suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4) Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

2.3.4 Pengukuran Sikap

Menurut Notoatmodjo (2014) pengukuran sikap dapat dilakukan

berdasarkan jenisatau metode penelitian yang digunakan.

1) Kuantitatif

Pengukuran sikap dalam penelitian kuantitatif digunakan dengan dua

cara seperti pengukuran pengetahuan, yaitu:

a) Wawancara

Metode wawancara untuk pengukuran sikap sama dengan

pengukuran pengetahuan, bedanya pada substansi pertanyaannya

saja. Jika pada pengukuran pengetahuan pertanyaannya menggali

jawaban yang diketahui oleh responden, sedangkan pengukuran

sikap pertanyaannya menggali pendapat atau penilaian responden

terhadap objek.
29

b) Angket

Demikian pengukuran sikap menggunakan metode angket, juga

menggali pendapat atau penilaian responden terhadap objek

kesehatan melalui pertanyaan dan jawaban tertulis.

2) Kualitatif

Pengukuran sikap dengan metode kalitatif, substansi pertanyaannya

sama dengan pertanyaan pada metode penelitian kuantitatif, yaitu

wawancara mendalam dan Diskusi Kelompok Terfokus (DKT). Dalam

wawancara mendalam dan diskusi kelompok terfokus yakni seperti

pertanyaan dalam metode penelitian kuantitatif untuk sikap, tetapi

pertanyaannya bersifat menggali pendapat atau penilaian responden

terhadap objek (Notoatmodjo, 2014).

2.3.5 Kriteria Pengukuran Sikap

Menurut Notoatmodjo (2014), mengukur sikap berbeda dengan mengukur

pengetahuan. Sebab mengukur sikap berarti menggali pendapat atau

penilaian orang terhadap objek yang berupa fenomena, gejala, kejadian dan

sebagainya yang bersifat abstrak. Beberapa konsep tentang sikap yang dapat

dijadikan acuan untuk pengukuran sikap, antara lain sebagai berikut:


30

a) Sikap merupakan tingkatan afeksi yang positif atau negatif yang

dihubungkan dengan objek, menurut Thurstone dalam Notoatmodjo

(2014).

b) Sikap dilihat dari individu yang menghubungkan efek positif dengan

objek (individu menyenangi objek) atau negatif (tidak menyenangi

objek), menurut Edward dalam Notoatmodjo (2014).

c) Sikap merupakan penilaian dan atau pendapat individu terhadap objek,

menurut Lickert dalam Notoatmodjo (2014).

Oleh sebab itu, dalam mengukur sikap biasanya hanya dilakukan dengan

meminta pendapat atau penilaian terhadap fenomena, yang diwakili dengan

“pernyataan” (bukan pertanyaan). Kriteria untuk mengukur sikap perlu

diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.

2) Pernyataan haruslah sependek mungkin, kurang lebih dua puluh kata.

3) Bahasanya jelas dan sederhana.

4) Tiap satu pertanyaan hanya memiliki satu pemikiran saja.

5) Tidak menggunakan kalimat bentuk negatif rangkap.

Mengukur sikap dapat dilakukan dengan wawancara dan observasi,

dengan mengajukan pernyataan yang disusun berdasarkan kriteria tersebut.

Kemudian penyataan tersebut dirumuskan dalam bentuk “instrumen”.


31

Dengan instrumen, pendapat atau penilaian responden terhadap objek dapat

diperoleh melalui wawancara atau angket (Notoatmodjo, 2014).

2.4 Keaslian Penelitian

Tabel 2.1 Keaslian Penelitian

No Judul Penulis dan Metode Desain, Sample, Hasil


Peneliti Variable, Instrumen,
Analisis
1. Gambaran Kinerja D : Deskriptif eksploratif Berdasarkan standar minimal
Perawat Dalam dengan pendekatan pelayanan yang dikembangkan
Mendokumentasikan kuantitatif oleh Departemen kesehatan,
Asuhan S : Seluruh perawat maka dapat dinyatakan bahwa
Keperawatan pelaksana berjumlah kinerja perawat dalam
Berbasis Komputer 218 orang,tersebar di mendokumentasikan asuhan
di RSUD Banyumas 18 ruang rawat inap keperawatan berbasis komputer
Pramithasari (2016) V : Karakteristik perawat di RSUD Banyumas dalam
dan kinerja perawat kategori baik. Hasil distribusi
I : Kuisioner dan lembar frekuensi ditemukan bahwa
observasi sebagian besar perawat di RSUD
A : Distribusi frekuensi Banyumas berjenis kelamin
perempuan, pendidikan diploma,
dengan rata-rata umur perawat
berada pada rentang umur kerja
optimal dan memiliki masa kerja
pada rentang masa kerja madya
2. Pengembangan D : Pendekatan kualitatif 1. Proses pengambilan
Kapasitas dengan tipe keputusan, kejelasan dalam
Organisasi Melalui pendekatan deskriptif proses maupun siapa saja
Penerapan Sistem S : Teknik purpose untuk yang terlibat dalam
Informasi responden perawat pengambilan keputusan
32

No Judul Penulis dan Metode Desain, Sample, Hasil


Peneliti Variable, Instrumen,
Analisis
Manajemen Rumah dan accidental untuk tersebut dapat diketahui
Sakit (SIMRS) responden pasien bahwa capacity building yng
Untuk V : Pengembangan ada pada aspek proses
Meningkatkan Mutu kapasitas organisasi pembuatan keputusan sudah
Pelayanan dan penerapan sistem dapat dikatakan berjalan
Kesehatan di RSUD informasi manajemen dengan baik.
dr. Mohamad rumah sakit (SIMRS) 2. Prosedur dan meknisme
Soewandhie I : Data primer pekerjaan, dapat diketahui
Surabaya Evi (2018) (Wawancara, bahwa capacity building yang
observasi, ada pada tingkat organisasi
dokumentasi) Data pada aspek prosedur dan
sekunder ( Artikel, mekanisme kerja dapat
internet, dan data dari dikatakan sudah baik.
rumah sakit) Pengembangan kapasitas
A : Reduksi data, dalam aspek prosedur dan
penyajian data, dan mekanisme pekerjaan tersebut
penarikan kesimpulan tentunya membantu
dalamupaya penerapan Sistem
Informasi Manajemen Rumah
Sakit (SIMRS)
3. Pengaturan sarana dan
prasarana, pada aspek sarana
dan prasarana memaparkan
bagaimana pengelolaan sarana
dan prasarana yang ada, serta
kendala apa yang dialami oleh
RSUD dr. Mohamad
Soewandhie Surabaya perihal
sarana dan prasarana tersebut,
dapat diketahui bahwa
pengembangan kapasitas
(capacity building) yang ada
pada tingkat organisasi pada
aspek pengelolaan sarana dan
prasarana dapat dikatakan
sudah berjalan dengan baik
dalam aspek pengelolaannya,
namun masih terdapat kendala
33

No Judul Penulis dan Metode Desain, Sample, Hasil


Peneliti Variable, Instrumen,
Analisis
pada sarana dan prasrana
penunjang yang ada, sehingga
perlu dilakukan
pengembangan kapasitas pada
aspek sarana dan prasarana
yang dimiliki oleh RSUD dr.
Mohamad Soewandhie
Surabaya sehingga penerapan
Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit (SIMRS) bisa
optimal
4. Jaringan atau hubungan, pada
aspek jaringan atau hubungan
memaparkan bagaimana
kerjasama yang terjalin
dengan pihak internal maupun
eksternal
3. Motivasi kinerja D : Kuantitatif analitik Ada hubungan motivasi dengan
perawat dalam dengan pendekatan kinerja perawat dalam
pelaksanaan Cross sectional pelaksanaan dokumentasi asuhan
pendokumentasian S : Perawat di ruang keperawatan di ruang rawat inap
asuhan keperawatan rawat inap RSUD RSUD Sukadana Lampung
Riska (2016) Sukadana Lampung Timur.
Timur berjumlah 64
orang
V : Motivasi perawat dan
kinerja pelaksanaan
pendokumentasian
asuhan keperawatan
I : Observasi dan
wawancara
A : Chi Square
4. Efektifitas pedoman D : Quasi exsperiment 1. Aplikasi PAskep memiliki
pendokumentasian S : 35 perawat diruang informasi yang berisi
diagnosa dan rawat inap rumah sakit pedoman untuk
intervensi SM mendokumentasikan diagnosa
keperawatan V : Efektifitas pedoman dan intervensi keperawatan
berbasis android pendokumentasian yang mengacu pada standar
34

No Judul Penulis dan Metode Desain, Sample, Hasil


Peneliti Variable, Instrumen,
Analisis
terhadap diagnosa dan NANDA, NIC NOC, SDKI
peningkatan mutu intervensi dan Q-DIO dan didasarkan
dokumentasi keperawatan berbasis pada 10 kasus besar penyakit
keperawatan di android terhadap di Rumah Sakit SM
ruang rawat inap peningkatan mutu 2. Menyatakan bahwa mutu
Puji, dkk (2020) dokumentasi dokumentasi keperawatan
keperawatan meningkat dengan adopsi
I : Kuesioner dan penggunaan Q-DIO (Quality
pelatihan P-Askep of Nursing Diagnosis,
aplikasi berbasis Intervensi, and Outcomes)
android
A : Wilcoxon
5. Faktor-faktor yang D : Survei analitik 1. Pengujian menggunakan
mempengaruhi S : 120 responden Outer Model
penggunaan rekam V : Persepsi kemanfaatan 2. Pengujian dilanjutkan pada
medis elektronik (delapan indikator), pengujian goodness of fit
rawat jalan oleh persepsi kemudahan model. Fit model PLS dapat
perawat (empat indikator), dilihat dari nilai Standardized
Sugiharto, dkk pengaruh sosial Root Mean Residual (SMRM)
(2022) (empat indikator), model. Model PLS
kondisi yang dinyatakan telah memenuhi
memfasilitasi (empat kriteria goodness of fit model
indikator) dan jika nilai SRMR< 0,10 dan
penggunaan RME model dinyatakan perfect fit
(satu indikator) jika nilai SRMR< 0,08
I : Angket
A : Structural Equation
Modeling- Partial
Least Square
(SEMPLS)
6. Faktor yang D : Kuantitatif 1. Variabel umur, pendidikan,
berhubungan dengan S : 152 perawat pengetahuan, pemanfaatan
kualitas dan V : Dokumentasi teknologi informasiI menjadi
kelengkapan keperawatan, kualitas, variabel yang paling dominan
dokumentasi kelengkapan berhubungan dengan
keperawatan I : Kuesioner kelengkapan(completeness)
Saputra, dkk (2019) A : Univariat, Bivariat, pelaksanaan dokumentasi
Multivariat keperawatan
35

No Judul Penulis dan Metode Desain, Sample, Hasil


Peneliti Variable, Instrumen,
Analisis
2. Peneliti berasumsi bahwa
faktor dominan pemanfaatan
teknologi informasi ini
menunjukkan bahwa, proses
pelaksanaan dokumentasi
pada saat sekarang ini tidak
terlepas dari kebutuhan akan
penggunaan perangkat
komputer
7. Kepuasan perawat D : Kuantitatif dengan 1. Tidak ada hubungan yang
terhadap kualitas rancangan cross bermakna antara kepuasan
pendokumentasian sectional perawat dengan kualitas
asuhan keperawatan S : 81 perawat pendokumentasian asuhan
berbasis komputer V : Hubungan kepuasan keperawatan berbasis
Amalia, dkk (2018) perawat, dan kualitas komputer
dokumentasi asuhan
keperawatan dengan
SIMRS
I : Kuesioner
A : Chi Square
BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Faktor yang mempengaruhi


pengetahuan:
1. Pendidikan
2. Media masa/sumber informasi

Perilaku penerapan
teknologi informasi
3. Lingkungan
berbasis komputer

3. Sosial budaya dan ekonomi


4. Pengalaman

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti

3.2 Hipotesis

36
37

HI : Ada hubungan antara faktor pengetahuan perawat terhadap perilaku

penerapan teknologi informasi berbasis komputer di RSUD Dr.

Soetomo Surabaya.
BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik. Metode yang

digunakan dengan metode cross sectional, dimana peneliti menekankan

penelitian dengan mengambil data variabel independen dan dependen

hanya satu kali atau pada satu saat untuk mempelajarinya dan hanya

diobservasi sekali dan pengukurannya dilakukan terhadap suatu karakter

atau variabel sebjek pada saat pemeriksaan, (Notoatmodjo, 2012).

Peneliti ingin mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap

terhadap penerapan teknologi informasi berbasis komputer.

4.2 Populasi, Sampel Penelitian, dan Sampling

4.2.1 Populasi Penelitian

38
39

Populasi penelitian adalah perawat diruang Rawat Inap Bedah Rs Dr

Soetomo Surabaya berjumlah 100 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah perawat yang ada di ruang rawat

inap bedah. Penentuan sampel pada penelitian ini juga mengacu pada

kriteris inklusi dan eksklusi.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

1. Perawat pelaksana

2. Masa kerja > 1 tahun

3. Umur >25 tahun

4. Perawat laki-laki dan perempuan


40

Kiteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

1. Perawat yang tidak mengisi data kuesioner dengan benar dan lengkap

4.2.3 Teknik Pengambilan Sampel (Sampling)

Teknik pengambilan sampel adalah teknik pengambilan sampel yang

akan digunakan alam penelitian (Sugiyono, 2013).

Penelitian ini menggunakan Purposive Sampling yaitu pengambilan

sampel yang didasarkan atas suatu pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat

populasi ataupun ciri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo,

2010).

4.2.4 Besar Sampel


41

Rumus yang digunakan untuk menghitung sampel jika populasi

kurang dari 10.000 (Nursalam, 2016), yaitu :

n =

Keterangan :

n : Perkiraan besar sampel

N : Perkiraan besar populasi

d : Tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan yaitu 0,05

Jika jumlah perkiraan jumlah populasi (N) adalah 100 responden,

maka berdasarkan rumus diatas perkiraan jumlah sampel dalam penelitian

ini adalah:

n=

n=

n = 89

Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 89 responden.


42

4.3 Variabel Penelitian

4.3.1 Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi nilai atau

menentukan variabel lain. Variabel ini biasanya diamati, diukur,

dimanipulasi untuk diketahui pengaruhnya terhadap variabel yang lain

(Nursalam, 2013). Variabel independen penelitian ini adalah pengetahuan

perawat di RSUD Dr Soetomo Surabaya.

4.3.2 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

yang lain. Variabel akan muncul akibat manipulasi dari variabel

independen. Dengan kata lain, variabel ini merupakan variabel yang

diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau

pengaruh dengan variabel bebas (nursalam, 2013). Variabel dependen pada

penelitin ini adalah sikap perawat di RSUD Dr Soetomo Surabaya.


43

Variabel/Sub Definisi Parameter Alat ukur Skala Skor


Variabel Operasional
Perilaku Respon atau Sikap Kuesioner Ordinal 1 = Sangat
penerapan reaksi seseorang Tidak Setuju
teknologi terhadap 2 = Tidak
informasi penerapan Setuju
berbasis teknologi 3 = Setuju
komputer inromasi 4 = Sangat
berbasis Setuju
komputer
Pengetahuan Hasil Tingkat Kuesioner Ordinal 1 = SPK
penginderaan pendidikan 2 = D3
manusia, atau 3 = D4
hasil tahu 4 = S1
seseorang 5 = S2
terhadap objek
melalui indera
yang
dimilikinya.
Media Sumber yang Sumber Kuesioner Ordinal 1 = Televisi
masa/sumber diperoleh untuk informasi 2 = Radio
informasi menambah 3 = Website
pengetahuan 4 = Pelatihan
5 = Media sosial
Sosial budaya Segala aspek Jenjang karir Kuesioner Ordinal 1 = PNS
dan ekonomi kehidupan 2 = Honorer
3 = BLUD
Pengalaman Sesuatu yang Lama bekerja Kuesioner Ordinal 1= < 1 Tahun
pernah dialami 2= 1-4 Tahun
atau dijalani 3= > 5 Tahun
maupun
dirasakan

4.4 Definisi Operasional


44

Tabel 4.1 Definisi Operasional

4.5 Pengumpulan dan Pengolahan Data

4.5.1 Instrumen

Alat yang digunakan dalam pengumpulan data untuk variabel

penelitian ini adalah kuesioner:

1) Kuesioner pengetahuan

Lembar kuesioner digunakan untuk variabel independen dan variabel

dependen. Untuk variabel independen pengetahuan yang diteliti

meliputi pendidikan, media masa/sumber informasi, sosial budaya dan

ekonomi, pengalaman lama bekerja dari perawat RSUD Dr Soetomo

Surabaya.
45

2) Kuesioner sikap

Untuk variabel dependen yaitu sikap, kuesioner yang diteliti berjumlah

20 pertanyaan dimana setiap pertanyaan dapat dinilai dengan; 1 =

sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = setuju, 4 = sangat setuju.

Kemudian peneliti menjumlahkan dan mengubah dalam bentuk

presentase lalu memberikan kode pada penilaian sikap.

4.5.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah di ruang Rawat Inap Bedah RSUD Dr

Soetomo Surabaya. Sedangkan waktu penelitian dilakukan pada bulan

Juni-Juli 2022.
46

4.5.3 Prosedur Pengambilan Data

1. Tahap persiapan

a. Peneliti mengajukan permohonan ijin untuk persetujuan

pembimbing skripsi ke bagian kemahasiswaan Fakultas

Keperawatan.

b. Peneliti mengajukan permohonan ijin pengambilan data awal ke

rumah sakit ke bagian Akademik Fakultas Keperawatan dan

ruangan rumah sakit.

c. Selanjutnya, peneliti melakukan studi pendahuluan ke rumah sakit

untuk mendapatkan data awal penelitian dan mendata populasi

penelitian.

d. Setelah diketahui populasi, peneliti akan mendata ulang

berdasarkan perhitungan sampel dan disesuaikan dengan kriteria


47

inklusi penelitian yang telah ditentukan untuk dijadikan sebagai

calon responden penelitian.

e. Selanjutnya peneliti mempersiapkan instrumen penelitian.

Instrumen penelitian tersebut telah melalui tahap uji validitas dan

uji reliabilitas sehingga layak untuk dipakai dalam penelitian.

f. Selanjutnya peneliti akan melakukan uji proposal dan uji etik.

g. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan permohonan

ijnb penelitian ke bagian Akademik Fakultas Keperawatan dan

rumah sakit.

h. Peneliti selanjutnya akan berkolaborasi dengan perawat di ruangan

untuk mendapatkan data dari responden.

i. Setelah mendapatkan data responden, peneliti melakukan kontrak

dengan calon responden penelitian.


48

2. Tahap pelaksanaan

a. Setelah melaksanakan kontrak dengan calon responden, peneliti

memperkenalkan diri, melakukan informed consent sebagai

persetujuan menjadi responden penelitian, menjelaskan manfaat

dan tujuan dari penelitian kepada responden.

b. Calon responden diberikan hak keebbaan untuk ikut berpartisipasi

atau menolak dalam penelitian.

c. Responden yang diteliti adalah perawat. Penelitian dilakukan pada

saat perawat tidak sedang melakukan pelayanan asuhan

keperawatam yaitu setelah shift bekerja selesai dilaksanakan.

d. Reward yang diberikan kepada responden berupa souvenir.

4.6 Etika Penelitian

Apabila manusia dijadikan sebagai subjek penelitian, hak sebagai

manusi harus dilindungi (Nursalam, 2013). Sebelum dilakukan


49

pengumpulan data peneliti terlebih dahulu mengajukan permohonan untuk

mendapatkan rekomendasi dari Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan

Fakultas Universitas Airlangga dengan tembusan kepada Direktur RSUD

Dr Soetomo Surabaya. Setelah mendapatkan persetujuan peneliti

melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika menurut

Notoatmodjo (2012) yang meliputi:

1. Informed Consent

Sebelum menjadi responden, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan

penelitian. Setelah responden mengerti maksud dan tujuan penelitian,

responden menandatangani lembar persetujuan.

2. Anonimity

Didalam surat pengantar penelitian dijelaskan bahwa nama responden

atau subjek penelitian tidak harus dicantumkan. Peneliti akan


50

memberikan kode-kode pada tiap lembar jawaban yang telah diisi oleh

responden.

3. Confidentialy

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden selaku subjek

penelitian dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

4. Justice

Lingkungan penelitian perlu dikondisikan sehingga memenuhi prinsip

keterbukaan, yakni dengan menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip

keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian memperoleh

perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan gender,

agama, etnis, dan sebagainya.

5. Benefits
51

Peneliti hendaknya meminimalkan dampak yang merugikan bagi

responden. Maka pelaksanaan penelitian harus dapat mencegah atau

paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stres, maupun kematian

responden. Berdasarkan prinsip tersebut, maka hal yang perlu

diperhatikan oelh penelitt kesehatan anata lain (1) memenuhi kaidah

keilmuan dan dilakukan berdasarkan hati nurani, moral, kejujuran,

kebebasan, dan tanggung jawab (2) upaya untuk mewujudkan ilmu

pengetahuan, kesejahteraan, martabat, dan peradaban manusia, serta

terhindar dari segala sesuatu yang menimbulkan kerugian atau

membahayakan responden pada umumnya.


DAFTAR PUSTAKA

Abuya, B. A., Ciera, J., & Kimani-Murage, E., 2012. Effect of mother’s education
on child’s nutritional status in the slums of Nairobi, Bmc Pediatrics, 12(1).

Ali, A & Angesti, D. (2019). Buku Ajar Teknologi Informasi Kesehatan (TIK) –
II. Sidoarjo. Indomedia Pustaka.

Azizah, N.& Setiawan, M. (2017). Pengelolaan Informasi Kesehatan Secara


Terintegrasi untuk Memaksimalkan Layanan Kesehatan kepada Pasien di
Rumah Sakit. Jurnal Ilmu Farmasi dan Teknologi Indonesia, 4(1), 80.
http://journal.unpad.ac.id/ijpst/article/view/12886/6528

Junaedi, F & Barsasella, D. (2018). Teknologi Informasi Kesehatan 1 Aplikasi


Komputer Dasar. Jakarta: Tim P2M2.

Odelia, Evi. (2018). Pengembangan Kapasitas Organisasi Melalui Penerapan


Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Untuk Meningkatkan
Mutu Pelayanan Kesehatan di RSUD dr. Mohamad Soewandhie Surabaya.
Kebijakan Dan Manajemen Publik, 6(1), 3.
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmp943047242efull.pdf

Pemerintah Indonesia. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah


Sakit. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072. Sekretariat
Negara. Jakarta. uu44-2009.pdf

Pramithasari, I. (2016). Gambaran Kinerja Perawat Dalam Mendokumentasikan


Asuhan Keperawatan Berbasis Komputer di RSUD Banyumas. Jurnal
keperawatan Muhammadiyah, 1(1), 40-48.
http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/PMT

Notoatmodjo, S, (2003). Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka


Cipta.

Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo,S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

52
53

Nursalam. (2011). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu


keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Yani, A. (2018). Pemanfaatan Teknologi dalam Bidang Kesehatan Masyarakat.


Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(1), 98.
https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/10571

Anda mungkin juga menyukai