Anda di halaman 1dari 69

PROPOSAL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA TERHADAP

VAKSIN COVID-19 DI ASRAMA MAHASISWA PAPUA SURABAYA

OLEH :

LIANCE KOGOYA

NIM : 171141016

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

INSTITUT KESEHATN DAN BISNIS

SURABAYA

2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Telah selesai diberikan bimbingan dalam penulisan Proposal, sehingga Proposal


ini memenuhi syarat dan dapat disetujui untuk dipertahankan dalam Ujian Proposal, oleh:
Nama : Liance Kogoya
NIM : 171141016
Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan
Judul Proposal : Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Terhadap
Vaksin Covid-19 Di Asrama Mahasiswa Papua Surabaya.
Waktu : jumat, 10 juni 2022

Panitia Penguji

Ketua : Eko Budi Santoso S.Kep., Ns., Tr.Kep

Anggota

Penguji 1 : Denis Farida S.Kep., Ns., Tr.Kep

Penguji 2 : Setiya Hartiningtiyaswati S.ST., M.Kep

Mengetahui,
Ketua Program Studi

Octo Zulkarnain S.Kep.,Ns.,M.Imun


LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Liance Kogoya

NIM : 171141016

Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan

Judul Proposal : “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Terhadap Vaksin
Covid-19 di Asrama Mahasiswa Papua Surabaya.”

Menyatakan bahwa Proposal yang berjudul: “Hubungan Tingkat Pengetahuan


dan Sikap Mahasiswa Terhadap Vaksin Covid-19 di Asrama Mahasiswa Papua
Surabaya.” Ini benar-benar hasil kerja saya sendiri dan bukan kerja orang lain baik
sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan
sumbernya. Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar saya bersedia mendapat sanksi dari akademik.

Surabaya, 12 juni 2022

Liance Kogoya
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga dapat terselesaikan Proposal ini dengan baik. Proposal dengan judul

“HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA TERHADAP

VAKSIN COVID-19 DI ASRAMA MAHASISWA PAPUA SURABAYA ” dapat terselesaikan

Proposal ini merupakan salah satu syarat kelulusan program studi S1 Ilmu Keperawatan Intitut

Kesehatan dan Bisnis Surabaya.

Dalam penulisan Proposal ini ada banyak pihak yang membantu untuk mengoreksi,

memberikan bahan dan informasi yang dibutuhkan serta banyak pikiran yang telah

disumbangkan. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada :

1. Dr. Ahmad Hariyanto, M.Si selaku rektor Intitut Kesehatan dan Bisnis Surabaya, yang

telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti pendidikan S1 Ilmu

Keperawatan di Intitut Kesehatan dan Bisnis Surabaya.

2. Octo Zulkarnain, S. Kep., Ns., M.imun selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu

Keperawatan IKBIS yang telah memberi dukungan selama mengikuti pendidikan di

Institut Kesehatan & Bisnis Surabaya.

3. Denis Farida, S.Kep.,Ns., M.Tr. Kep selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, saran, masukan dan kritikan dalam penyusunan Skripsi ini.


4. Setya Hartiningtyaswati, S.Kep.,Ns., M.Keb selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, serta masukan, saran dan kritik dalam penyusunan Skripsi ini.

5. Semua dosen dan Staf di IKBIS yang telah banyak membantu dalam membantu dalam

menyediakan sarana penunjang yang kami butuhkan selama proses penyusunan Skripsi

ini.

6. Orang tua, adik-adik, semua keluarga besarku dan sahabat-sahabat (itin, donna, yosi,

mega, jana,marlin) yang telah memberikan dukungan selama kuliah dan dalam

penyusunan Skripsi.

7. Semua Teman-Teman seperjuangan S1 Ilmu Keperawatan 2017 yang telah memberi

dukungan dan masukan selama penyusunan Skripsi.

Semoga Tuhan yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala amal yang
telah di berikan dan semoga penyusunan Proposal ini berguna baik bagi diri sendiri
maupun pihak lain yang memamfaatkannya.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN...........................................................................................iii
KATA PENGANTAR....................................................................................................iv
DAFTAR ISI...................................................................................................................vi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Batasan Masalah..................................................................................................
C. Rumusan Masalah...............................................................................................
D. Tujuan Penelitian.................................................................................................
E. Manfaat Penelitian...............................................................................................
F. Keaslian Penelitian..............................................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
A. Tinjauan Pustaka.................................................................................................
1. Corona Virus (COVID-19) ................................................................................
2. Pendidikan Kesehatan .......................................................................................
3. Definisi Era Pandemi .........................................................................................
B. Kerangka Teori..................................................................................................
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konseptual........................................................................................
B. Hipotesis Penelitian...........................................................................................
BAB 4 METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian..................................................................................................
B. Rancang Bangun Penelitian ..............................................................................
C. Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................................
D. Populasi dan Sampel Penelitian.........................................................................
E. Kerangka Operasional........................................................................................
F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel.....................................
G. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data..........................................................
H. Analisis Data.....................................................................................................
I. Etika Penelitian...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
LAMPIRAN...................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
COVID-19 (coronavirus disease 2019) adalah jenis penyakit baru yang

disebabkan oleh virus dari golongan coronavirus, yaitu SARS-CoV-2 yang juga sering

disebut virus Corona. Kasus pertama penyakit ini terjadi di kota Wuhan, Cina, pada akhir

Desember 2019. Setelah itu, COVID-19 menular antarmanusia dengan sangat cepat dan

menyebar ke puluhan negara, termasuk Indonesia, hanya dalam beberapa bulan.

Penyebarannya yang cepat membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk

memberlakukan lockdown untuk mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia,

pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk

menekan penyebaran virus ini.

Pada awal tahun 2020, tepatnya pada tanggal 11 Maret 2020, COVID-19

ditetapkan sebagai masalah kesehatan global yang selanjutnya ditetapkan sebagai

pandemi oleh Badan Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO). Coronavirus

Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit yang disebabkan oleh Severe Acute

Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang dapat menular. Virus ini

merupakan coronavirus jenis baru yang tidak pernah ditemukan sebelumnya pada

manusia (Kemenkes, 2020). Gejala umum infeksi COVID-19 adalah gejala gangguan

pernapasan akut. Gejala yang paling sering dirasakan penderita COVID-19 adalah

demam, batuk kering, dan merasa kelelahan. Gejala lainnya yang dapat dirasakan

penderita lain dapat berupa kehilangan indra penciuman dan pengecap, konjungtivitis

(mata merah), sakit kepala, ruam pada kulit dan lain-lain. Gejala berat pada infeksi

COVID-19 ini dapat berupa sesak napas (WHO, 2020).

8
Virus baru ini dilaporkan pertama kali tanggal 31 Desember 2019 oleh WHO

China Country Office yang mendapatkan kasus pneumonia yang belum diketahui

penyebabnya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Dan pada tanggal 2 maret 2020

kasus COVID-19 pertama kali dilaporkan di Indonesia dan jumlahnya terus bertambah

sampai sekarang (Kemenkes, 2020). Per tanggal 16 maret 2022 di dunia sudah terdapat

462.020.518 kasus terkonfirmasi COVID-19, dengan jumlah kematian 6.075.243 kasus.

Di Indonesia perkembangan COVID-19 sudah mencapai angka 6.009.486 kasus positif,

dengan 5.742.931 kasus sembuh, dan 155.000 kasus meninggal. Untuk perkembangan

kasus aktif ada 111.555 kasus di Indonesia. Jawa Timur total kasus mencapai 572.733

orang, sembuh 539.512 orang, dan kasus meninggal 31.360 orang. Untuk Kota Surabaya

total kasus 115.371 orang, kasus sembuh 112.123 orang, dan kasus meninggal 2.889

orang. Berdasarkan data laporan harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 per tanggal

30 Maret 2022, Jawa Timur saat ini masih di laporkan kasus aktif COVID-19 di

Indonesia.

Dikarenakan penyebaran COVID-19 yang sudah menjangkau hampir seluruh

provinsi di Indonesia, dengan kasus konfirmasi dan kematian semakin meningkat

sehingga tentu berdampak pada segala bidang, maka dikeluarkanlah Keputusan Presiden

Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non Alam Penyebaran Coronavirus

Disease 2019 (COVID-19) Sebagai Bencana Nasional (Kemenkes, 2020).

Upaya Pencegahan dengan menerapkan protokol kesehatan sudah dilakukan,

Tetapi masih kurang untuk mencegah penyebaran COVID-19 di Indonesia. Banyaknya

reaksi yang muncul dikalangan masyarakat, seperti sikap acuh yang tidak percaya adanya

virus ini, sehingga masih melakukan aktivitas di tempat yang ramai seperti pasar dan

9
masih melakukan perjalanan ke luar negeri. COVID-19 juga memunculkan paradigma

baru di kalangan masyarakat yang membuat mereka merasa jika salah satu keluarga

mereka menderita COVID-19 dianggap aib bagi keluarga mereka.

Walaupun keadaannya seperti itu protokol kesehatan juga masih belum

dilaksanakan seperti mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, memakai masker,

menjaga jarak serta menghindari kerumunan. Melihat kondisi yang ada seperti negara-

negara di seluruh dunia, Indonesia melakukan upaya semaksimal mungkin mengatasi

tantangan yang ada, seperti Presiden Republik Indonesia (RI) sudah membentuk tim

nasional percepatan pengembangan vaksin COVID-19 pada tanggal 3 September 2020.

Kemudian pada tanggal 6 Oktober 2020, dilakukan penandatanganan Peraturan Presiden

(Perpres) tentang pengadaan vaksin dan pelaksanaan program vaksinasi untuk

menanggulangi pandemi COVID-19 di Indonesia (Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia et al., 2020).

Vaksinasi adalah proses membuat tubuh seseorang menjadi kebal atau terlindungi

dari sebuah penyakit, dengan demikian apabila seseorang terpapar oleh penyakit tersebut

maka ia tidak akan sakit atau mengalami gejala ringan saja. Vaksin adalah produk biologi

yang berisi antigen berupa mikroorganisme, bagiannya, dan atau zat yang dihasilkannya

yang dibuat sedemikian rupa sehingga aman dan jika diberikan kepada seseorang akan

menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap suatu penyakit tertentu. Vaksin

memang bukanlah obat tapi mendorong kekebalan spesifik tubuh agar dapat terhindar

dari penyakit. Selama belum terdapat obat definitif untuk menangani COVID-19,

pemberian vaksin COVID-19 merupakan cara yang aman dan efektif yang dapat

dilakukan agar terhindar dari penyakit COVID-19 (Kemenkes, 2020).

10
Mulai tahun 2020 vaksinasi COVID-19 sudah mulai dilakukan di berbagai negara

di dunia. Indonesia mulai melakukan program vaksinasi COVID-19 ini pada tanggal 13

Januari 2021 dengan Presiden Joko Widodo sebagai orang yang pertama kali di suntik

vaksin buatan Sinovac. Per tanggal 3o Maret 2022 sebanyak 2.023.098 (137.74%) orang

petugas kesehatan telah melakukan vaksin tahap 1 dan 1.963.140 (133.66%) orang yang

sudah melakukan vaksin COVID-19 tahap 2 dari total 1.468.764 orang tenaga kesehatan

yang ada di Indonesia. Pada petugas publik telah terlaksana vaksinasi tahap 1 sebanyak

18.613.223 (107.42%) orang, tahap 2 sebanyak 16.897.360 (97.52%) orang dari total

17.327.167 orang petugas publik. Sedangkan lansia sebanyak 17.101.685 (79.35%) telah

mendapatkan vaksin tahap 1, dan 13.212.338 (61.30%) orang yang sudah mendapatkan

vaksin tahap 2 dari total 21.553.118 orang lansia di Indonesia. Target total sasaran

vaksinasi di Indonesia adalah sebanyak 208.265.720 jiwa yang harus melakukan

vaksinasi COVID-19. Secara total Indonesia membutuhkan waktu sebanyak 15 bulan,

mulai Januari 2021 sampai Maret 2022 untuk merampungkan program vaksinasi COVID

di 34 provinsi.

Dalam pelaksanaan program tersebut pemerintah memiliki banyak kendala,

dikarenakan banyak reaksi yang berbeda yang muncul di tengah masyarakat. Ada yang

setuju melakukan vaksinasi COVID-19 dan tentu saja ada pula pihak yang menolak keras

tidak akan mengikuti program tersebut. Kejadian ini didukung juga oleh maraknya berita

bohong yang tersebar luas di media sosial. Dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap

masyarakat bertolak belakang dengan program vaksinasi yang sedang digalakkan

pemerintah, sehingga menjadi sebuah tantangan besar bagi pemerintah untuk

menyukseskan program tersebut dan memutuskan penyebaran virus COVID-19. Oleh

11
karena itu perlu adanya edukasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat agar dapat

bersikap sebagaimana mestinya dalam menyukseskan program pengendalian COVID-19

ini.

Kurangnya pengetahuan dan sikap masyarakat mengenai vaksinasi COVID-19

seperti apa itu vaksinasi COVID-19, tujuan diberikannya, bagaimana cara pemberian

vaksin dan cara untuk mendapatkannya akan mempengaruhi kesuksesan berjalannya

program vaksinasi COVID-19 di Indonesia. Sementara itu apabila tingkat pemahaman

masyarakat mengenai vaksinasi ini COVID-19 sudah cukup tinggi tentunya akan

mempermudah pelaksanaannya. Selain itu masyarakat akan cenderung mempersiapkan

dirinya untuk mengantisipasi kemungkinan gejala efek samping yang akan didapatkan

setelah menerima vaksin (Hadinegoro, 2015).

Berdasarkan survei penerima vaksin COVID-19 di Indonesia yang dilakukan oleh

ITAGI, UNICEF, WHO, dan Kementerian Kesehatan didapatkan Sekitar 65% responden

menyatakan bersedia menerima vaksin COVID-19 jika disediakan Pemerintah,

sedangkan delapan persen diantaranya menolak. 27% sisanya menyatakan ragu dengan

rencana Pemerintah untuk mendistribusikan vaksin COVID-19. Kelompok ini penting

untuk mendorong keberhasilan program vaksinasi. Situasi ini perlu dipahami dengan

hati-hati, masyarakat mungkinmempunyai tingkat kepercayaan yang berbeda-beda

terhadap vaksin COVID-19 karena keterbatasan informasi mengenai jenis vaksin, kapan

vaksin akan tersedia dan profil keamanannya (Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia et al., 2020).

Maka dari itu untuk meningkatkan pengetahuan sangat di perlukan, untuk membantu

mencegah penyebaran COVID-19 dengan melakukan Vaksin di suatu daerah supaya tidak

12
terjadi peningkatan kasus. Sehingga berdasarkan latar belakang diatas saya tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa

Terhadap Vaksin COVID-19 Di Asrama Mahasiswa Papua Surabaya” untuk mengetahui

tingkat pengetahuan vaksin covid-19 tersebut.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan penelitian ini maka diperluhkan batasan masalah untuk meneliti

Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa terhadap Vaksin Covid-19 di

Asrama Mahasiswa Papua Surabaya.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “untuk mengetahui Bagaimana

hubungan tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa terhadap Vaksin Covid-19 di

Asrama Mahasiswa Papua Surabaya”.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana hubungan tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa

terhadap vaksin covid-19 di asrama mahasiswa papua Surabaya.

2. Tujuan Khusus

a). Mengidentifikasi tingkat pengetahuan dan sikap mahaasiswa sebelum di berikan

vaksin covid-19 di asrama mahasiswa papua Surabaya.

b). mengidentifikasi tingkat pengetahuan dan sikap mahaiswa setelah menerima

vaksin covid-19 di asrama mahasiwa papua

13
c). menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa terhadap vaksin

covid-19 di asrama mahasiswa papua Surabaya

E. Mamfaat Penelitian

1. Mamfaat Teoritis

Mampu menjelaskan tentang mamfaat vaksin covid-19 dalam mencegah

penyebaran covid-19 di Surabaya.

2. Mamfaat Non Teoritis

a. Bagi Responden

penelitian ini dapat di gunakan sebagai bahan masukan untuk

meningkatkan pengetahuan dan sikap dalam mencegah penyebaran covid-19

b.Bagi Peneliti

menambah wawasan dan pengetahuan tentang hubungan dan sikap

mahasiswa terhadap vaksin covid-19

c. Bagi Intitusi

dapat di gunakan sebagai bahan pertimbangan atau masukan untuk

mencegah terjadinya penyebaran covid-19 dan dapat di gunakan sebagai acuan

untuk pengambilan keputusan dalam memperoleh informasi.

F. Keaslian Penelitian

14
Tabel 1.1 Penelitian-Penelitian yang Relevan dengan Penelitian ini

No Author Judul Tahun Metode Hasil

1. Rosa Susanti, Hubungan 2020 Menggunakan Hasil penelitian ini


Nina Sri Pengetahuan jenis menggunakan teknik
Mahasiswa penelitian analisis yaitu analisis
Dengan kuantitatif univariat dan bivariat
Perilaku dengan (Uji Chi Square).
Pencegahan pendekatan
dapat diketahui bahwa
deskriptif
Penyebaran analisis hubungan
Virus Covid- pengetahuan dengan
19 prilaku pencegahan
penyebaran

Virus Covid-19
menunjukkan bahwa

Mahasiswi yang
pengetahuan tinggi

sebanyak 70.6%, lebih


besar dari

pengetahuan rendah
yang berminat menjadi

relawan sebanyak 30.4.


Hasil uji statistik
hubungan

Pengetahuan mahasiswa
dengan prilaku

pencegahan penyebaran

15
Virus COVID -19

didapatkan nilai p value


0.024 yang berarti
terdapat hubungan yang
signifikan antara

pengetahuan dengan
prilaku pencegahan

penyebaran Virus
COVID -19 .

2. Fauzan Pengetahuan 2021 menggunakan Hasil penelitian


Alfikrie, Ali dan sikap desain menunjukan paling
Akbar, Yunita mahasiswa banyak responden
observasional
Dwi berjenis
Dalam analitik.
Anggreini.
pencegahan Pendekatan kelamin perempuan yaitu
covid-19 27
yang
digunakan responden (67,5%).
yaitu cross- Distribusi
sectional.
responden berdasarkan
tingkat

semester paling banyak


adalah

semester I dan semester


III masingmasing 25%.
Penelitian kami juga
menjelaskan

bahwa sebanyak 27,5%

16
pengetahuan

responden baik
menunjukkan

perilaku yang baik,


pengetahuan

kurang baik
menunjukkan perilaku

kurang baik 42,5% dan


sikap

responden yang positif


juga

menunjukkan perilaku
baik yaitu

27,5%. Analisis lebih


lanjut

menunjukkan ada
hubungan antara

pengetahuan dengan
perilaku

pencegahan Covid-19
dengan nilai

p=0,02 (<0,05) dan tidak


ada

hubungan antara sikap

17
dengan

perilaku perilaku
pencegahan Covid19
dengan nilai p=0,06
(>0,05).

Perbedaan penelitian sekarang dan terdahulu terletak pada variabel

penelitian, lokasi penelitian dan analisa data. Pada penelitian ini variabel

independen yaitu hubungan tingkat pengetahuan dan variabel dependen sikap

mahasiswa terhadap vaksin covid-19. Adapun lokasi penelitian di Asrama

Mahasiswa Papua di Surabaya, analisis data pada penelitian ini adalah penelitian

experimental.

18
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Corona Virus (COVID-19)

a. Definisi Covid-19

Corona Virus adalah virus RNA untai positif tidak tersegmentasi tunggal.

Mereka termasuk ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae, dan

Orthocoronavirinae subfamily, yang di bagi menjadi gen α, β, γ dan δ sesuai

dengan karakteristik serotipik dan genomik mereka. Coronavirus milik genus

Coronavirus dari keluarga coronaviridae. Ini di namai tonjolan berbentuk

karangan bunga di amplop virus. Coronavirus merupakan keluarga besar virus

yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya

menyebabkan penyakit infeksi saluran pernafasan, mulai flu biasa hingga

penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan

syndrome pernafasan akut berat atau severeAcute Respiratory Syndrome (SARS).

Coronavirus jenis baru yang di temukan pada manusia sejak kejadian luar biasa

muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian di beri nama Severe

Acute Respiratory Syndrome 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit

Coronavirus Disease-2019 (COVID-19).

1
b. Etiologi COVID-19

Penyebab Corona virus merupakan virus single stranded RNA yang

berasal dari kelompok Coronaviridae. Dinamakan coronavirus karena

permukaannya yang berbentuk seperti mahkota (crown/corona).Virus lain yang

termasuk dalam kelompok yang serupa adalah virus yang menyebabkan Middle

East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory

Syndrome (SARS-CoV) beberapa tahun silam. Namun, virus corona dari Wuhan

ini merupakan virus baru yang belum pernah teridentifikasi pada manusia

sebelumnya. Karena itu, virus ini juga disebut sebagai 2019 Novel Coronavirus

atau 2019-nCoV. Virus corona umumnya ditemukan pada hewan seperti unta,

ular, hewan ternak, kucing, dan kelelawar. Manusia dapat tertular virus apabila

terdapat riwayat kontak dengan hewan tersebut, misalnya pada peternak atau

pedagang di pasar hewan.Namun, adanya ledakan jumlah kasus di Wuhan, China

menunjukkan bahwa corona virus dapat ditularkan dari manusia ke manusia.

Virus bisa ditularkan lewat droplet, yaitu partikel air yang berukuran sangat kecil

dan biasanya keluar saat batuk atau bersin. Apabila droplet tersebut terhirup atau

mengenai lapisan kornea mata, seseorang berisiko untuk tertular penyakit ini.

c. Faktor Resiko COVID-19

Musim gugur dan musim dingin adalah musim yang rawan untuk melihat

prevalensi virus pernafasan seperti influenza, dan berbagai infeksi pernafasan

2
lainnya dapat terjadi. Ini membuatnya sulit untuk membedakan tahap awal

COVID-19 dari infeksi pernafasan atas lainnya.

Sumber utama infeksi pada pneumonia yang di dapat masyarakat di

kaitkan dengan faktor-faktor berikut.

1) Kondisi Lingkungan : polusi udara, kepadatan di ruang terbatas, kelembapan,

kebersihan dalam ruangan, musim, dan suhu.

2) Aksesibilitas dan efektivitas layanan pelayanan kesehatan dan langkah-

langkah pencegahan infeksi : aksesibilitas dan ketersediaan vaksin dan

fasilitas pelayanan kesehatan, serta kemampuan isolasi.

3) Factor Pejamu : usia, kebiasaan merokok,minum-minuman alcohol,

penggunaan obat-obat terlarang (psikotorapika), penularan,status kekebalan

tubuh atau imun, status gizi, infeksi sebelumnya atau koinfeksi pathogen

lain.dan kesehatan secara keseluruhan.

4) Karakteristik pathogen : rute penularan, infektivitas, virulensi,dan populasi

mikroba (ukuran inokulasi)

d. Tanda dan Gejala

Gejala Coronavirus bervariasi, mulai dari flu biasa hingga gangguan

pernapasan berat menyerupai pneumonia. Gejala Corona yang umum dialami oleh

mereka yang mengalami infeksi coronavirus adalah:

1) Demam tinggi di sertai menggigil

2) Batuk kering

3) Pilek

3
4) Hidung berair dan bersin-bersin

5) Nyeri tenggorokan

6) Sesak nafas

e. Klasifikasi

1. Pasien Dalam Pengawasan (PDP)

Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaitu demam

(≥38°C) atau riwayat demam; disertai salah satu gejala/tanda penyakit

pernapasan seperti: batuk, sesak nafas, sakit tenggorokan, pilek, pneumonia

ringan hingga berat DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran

klinis yang meyakinkan DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala

memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di Negara atau wilayah yang

melaporkan transmisi lokal.

Orang dengan demam (≥380C) atau riwayat demam atau ISPA dan

pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan

kasuskonfirmasi COVID19. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang

membutuhkan perawatan di rumah sakit dan tidak ada penyebab lain

berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.

2. Orang Dalam Pantauan (ODP)

Orang yang mengalami demam (≥380C) atau riwayat demam; atau

gejala gangguan system pernapasan seperti pilek/sakit tenggorokan/batuk

DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan

4
DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki Riwayat

perjalanan atau tinggal di negara/wilayah yang melaporkan transmisi local.

Orang yang mengalami gejala gangguan system pernapasan seperti pilek,

sakit tenggorokan, batuk DAN pada 14 hari terakhi rsebelum timbul gejala

memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19.

3. Orang Tanpa Gejala (OTG)

Seseorang yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular dari orang

konfirmasi COVID-19. Orang tanpa gejala (OTG) merupakan kontak erat

dengan kasus konfirmasi COVID-19. Kontak Erat adalah seseorang yang

melakukan kontak fisik atau berada dalam ruangan atau berkunjung (dalam

radius 1 meter dengan kasus pasien dalam pengawasan atau konfirmasi)

dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus

timbul gejala.

f. Patofisiologi

Corona Virus ( Covid-19 ) di awali dengan interaksi protein spike virus

dengan sel manusia. Setelah memasuki sel,encoding genome akan terjadi dan

menfasilitasi ekspresi geng yang membantu adaptasi severe acute respiratory

syndrome virus corona 2 (SARS-CoV-2) pada inang. Rekombinasi, pertukaran

gen, insersi gen, atau delesi, akan menyebabkan perubahan genom yang

menyebabkan outbreak di kemudian hari.

g. Komplikasi

5
Komplikasi Virus Corona Pada kasus yang parah, infeksi virus Corona bisa

menyebabkan beberapa komplikasi berikut ini:

1) Pneumonia (infeksi paru-paru)

2) Infeksi sekunder pada organ lain

3) Gagal ginjal

4) Acute cardiac injury

5) Acute respiratory distress syndrome

6) Kematian

h. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

1) Kondisi Lingkungan : populasi udara, kepadatan di ruang terbatas,

kelembapan, kebersihan dalam ruangan, musim, dan suhu.

2) Aksesibilitas dan efektivitas layanan pelayanan kesehatan dan langkah-

langkah pencegahan infeksi: aksesibilitas dan ketersediaan vaksin dan

fasilitas pelayanan kesehatan, serta kemampuan isolasi.

3) Factor pejamu : usia, kebiasaan merokok, minum-minuman alcohol,

pengguna obat-obat terlarang (Psikotorapika), penularan status kekebalan

tubuh/imun, status gisi,infeksi sebelumnya atau koinfeksi pathogen lain,

dan kesehatan secara keseluruhan.

4) Karakteristik pathogen : rute penularan, infektivitas, virulensi, dan

populasi mikroba (ukuran inokulasi).

i. Pemeriksaan Diagnostik

6
Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi atau menentukan

diagnosis Covid-19 meliputi:

1) Tes cepat atau rapid test corona

Untuk mendeteksi virus corona dengan segera, telah tersedia tes

cepat atau rapid test corona. Tes ini merupakan skrining awal infeksi

virus corona pada orang yang berisiko tinggi untuk

mengalaminya.Sampel yang digunakan adalah darah dari jari atau

pembuluh darah vena. Hasil tes ini bisa keluar dalam waktu 15

menit.Akan tetapi, tingkat keakuratan (sensitivitas) rapid test sangat

beragam, yaitu 33 hingga 93 persen. Orang yang memiliki hasil positif

dari tes ini akan direkomendasikan ke rumah sakit rujukan Covid-19

guna menjalani tes PCR atau swab test corona.

2) Rapid swab test

Rapid swab testatau tes antigen dilakukan dengan swab pada

tenggorokan. Tes ini bertujuan mendeteksi antigen (protein virus).

Hasil pemeriksaan ini bisa keluar dalam waktu sekitar 30 menit. Tapi

tingkat keakuratannya juga tergolong rendah, yaitu 34-80 persen.

3) Antibody serology test

Seperti tes cepat corona, antibody serology test juga menggunakan

darah dari pembuluh darah vena sebagai sampel. Hasil tes ini dapat

keluar dalam waktu 18 menit dengan tingkat keakuratan yang

berbeda-beda, tergantung pada kapan pasien menjalaninya.

4) Tes PCR atau swab test corona

7
Tes PCR dilakukan dengan swab pada tenggorokan atau hidung.

Pemeriksaan ini akan menjadi tes konfirmasi dalam mendeteksi

corona.Tes ini akan mendeteksi materi genetik virus dengan tingkat

keakuratan paling tinggi, yakni sebesar 91-98 persen.

j. Penatalaksanaan Medis

Karena penyebabnya adalah virus, Covid-19 termasuk infeksi yang bisa

sembuh dengan sendirinya. Penanganan dilakukan dengan tujuan meringankan

gejala dan mencegah komplikasi.Hingga sekarang, para pakar medis masih terus

melakukan riset dan pengembangan untuk menemukan cara mengobati

corona.Meski begitu, dokter umumnya akan menganjurkan sederet upaya untuk

meredakan gejala Covid-19 yang masih dapat ditangani sendiri di rumah.

Beberapa langkah mandiri tersebut meliputi:

1) Melakukan isolasi mandiri di rumah dengan menerapkan protokol

kesehatan dari Kementrian Kesehatan.

2) Banyak beristirahat.

3) Minum banyak cairan, terutama air putih.

4) Mengonsumsi obat pereda demam dan nyeri tenggorokan, misalnya

aspirin, ibuprofen, dan paracetamol. Namun harap diingat bahwa aspirin

tidak boleh diberikan pada orang berusia di bawah 19 tahun.

5) Mandi air hangat atau menggunakan humidifier (alat pelembap udara)

untuk mengurangi nyeri tenggorokan.

8
Penderita juga dianjurkan untuk senantiasa memakai masker meski sedang

di rumah. Langkah ini sangat efektif dalam mencegah penularan.Sementara

penderita dengan gejala yang berat harus menjalani perawatan di fasilitas

kesehatan, khususnya rumah sakit rujukan Covid-19. Mereka akan mendapatkan

terapi suportif, seperti ventilator (alat bantu napas). Pada beberapa pasien yang

memerlukan perawatan di rumah sakit, dokter akan memberikan obat-obatan di

bawah ini hingga hasil tes terbukti negatif:

1) Terapi simptomatik sesuai dengan gejala

2) Antibiotik empiris, yakni antibiotik golongan makrolide (azitromicin

1x500 mg selama 5-7 hari) atau golongan fluroquinolone (levofloxacin

1x750 mg selama 7 hari)

3) Obat antivirus

4) Vitamin C dosis tinggi selama 14 hari

5) Chloroquine phosphate pada pasien dengan gejala yang berat

6) Hepatoprotektor (obat pelindung hati) bila ditemukan hasil tes SGOT dan

SGPT mengalami peningkatan

7) Obat-obatan lain sesuai penyakit penyerta

2. Vaksin Covid-19

a. Definisi vaksin

Vaksin adalah suatu substansi yang digunakan untuk memperoleh respon

imun terhadap mikroorganisme patogen. Vaksin merupakan suatu bahan biologi

antara lain berupa peptida, protein, polinukleotida, polisakarida, virus atau

9
organisme utuh lainnya sehingga dapat mempengaruhi terbentuknya imunitas

terhadap suatu penyakit (Susmiarsih, 2018: 108-109).

b. Jenis-Jenis Vaksin

Kementrian Kesehatan menetapkan 7 jenis vaksin COVID-19 yang akan

digunakan untuk pelaksanaan vaksinasi di Indonesia adalah yang diproduksi

oleh,:

1. AstraZeneca

AstraZeneca merupakan vaksin COVID-19 yang dapat menstimulasi

pertahanan alami tubuh (sistem imun), sehingga tubuh menghasilkan antibodi

terhadap virus tersebut dan akan membantu melindungi tubuh dari COVID-19 di

masa yang akan datang. Seperti halnya vaksin lainnya, vaksin COVID-19

AstraZeneca mungkin tidak melindungi semua orang yang divaksinasi, belum

diketahui berapa lama orang yang telah menerima vaksin akan terlindungi (GOV,

2021: 3-4).

Vaksin COVID-19 AstraZeneca masih sementara berada dalam tahap

pelaksanaan uji klinik tahap 3 di Inggris, Amerika Serikat, Afrika Selatan,

Kolombia, Peru dan Argentina. Sebanyak 40.000 sampel yang digunakan pada

pengujian vaksin ini. Dosis vaksin ini yaitu 0,22 ml atau 0,5 ml, yang diberikan

dengan 2 tahap. Pemberian vaksin tahap kedua dilakukan 28 hari setelah

vaksinasi tahap pertama. Vaksin COVID-19 AstraZeneca diinjeksikan melalui

otot biasanya di lengan bagian atas. (Ophinni, 2020: 398-399).

Seperti obat-obatan pada umumnya, vaksin juga dapat menimbulkan efek

samping, meskipun tidak semua orang mengalaminya. Dalam studi klinis pada

vaksin, sebagian besar efek samping ringan sampai sedang dan dapat sembuh

dalam beberapa hari atau seminggu setelah vaksinasi. Efek samping yang terjadi

selama uji klinis pada vaksin COVID-19 AstraZeneca adalah sebagai berikut:

10
1) Sangat Umum (dapat mempengaruhi lebih dari 1 dari 10 orang)

: nyeri, hangat, gatal atau memar dimana suntikan diberikan,

umumnya perasaan tidak enak badan merasa lelah atau letih,

menggigil atau merasa demam, sakit kepala, mual dan nyeri

otot.

2) Umum (dapat mempengaruhi hingga 1 dari 10 orang) :

bengkak, kemerahan atau benjolan di tempat suntikan, demam,

muntah, diare, gejala mirip flu seperti suhu tinggi, sakit

tenggorokan, pilek, batuk dan menggigil.

3) Jarang (dapat mempengaruhi hingga 1 dari 100 orang) :

perasaan pusing, nafsu makan berkurang, nyeri perut,

pembesaran kelenjar getah bening, berkeringat berlebihan dan

kulit gatal atau ruam. (GOV, 2021: 5-6).

2. Sinoparm

BBIBP-CorV oleh Sinopharm merupakan virus yang dibiakkan dalam sel

Vero, dinonaktifkan dengan β-propiolakton. Strain virus yang digunakan adalah

HB02, diperoleh dari sampel Bronchoalveolar Lavage (BAL) dari pasien yang

dirawat di rumah sakit di Wuhan (Ophinni, 2020: 393).

Vaksin yang diproduksi oleh Sinopharm masih berada dalam tahap

pelaksanaan uji klinik tahap 3 di Cina, UEA, Maroko, Mesir, Bahrain, Yordania,

Pakistan, Peru dan Argentina. Sebanyak 31.000 sampel (usia 18-59 tahun) yang

digunakan pada pengujian vaksin ini. Dosis vaksin ini yaitu 4 µg atau 8 µg, yang

diberikan dengan 2 tahap. Pemberian vaksin tahap kedua dilakukan 21 hari

setelah vaksinasi tahap pertama (Ophinni, 2020: 398-399).

3. Moderna

11
MRNA-1273 diproduksi oleh Moderna dengan dukungan dari National

Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID). Vaksin Moderna COVID-

19 merupakan vaksin yang telah diizinkan oleh Food and Drug Administration

(FDA) untuk penggunaan darurat dalam mencegah COVID-19 (FDA, 2020: 1).

Vaksin yang diproduksi oleh Moderna telah melewati uji klinik tahap 3

di Amerika Serikat. Sebanyak >30.000 sampel yang digunakan pada pengujian

vaksin ini. Dosis vaksin ini yaitu 100 µg, yang diberikan dengan 2 tahap.

Pemberian vaksin tahap kedua dilakukan 28 hari setelah vaksinasi tahap pertama

(Ophinni, 2020: 398-399).

Efek samping yang dapat terjadi setelah injeksi vaksin Moderna COVID-

19 yaitu:

1) Reaksi di tempat suntikan: nyeri, pembengkakan kelenjar getah bening di

lengan suntikan yang sama, bengkak (keras) dan kemerahan.

2) Efek samping umum: kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi,

menggigil, mual dan muntah, serta demam. (FDA, 2020: 3)

4. Novavax Inc

NVX-CoV2372 yang diproduksi oleh Novavax yang mengandung

protein S dari SARS-CoV-2 rekombinan dengan bahan pembantu saponin

matriks-M1 yang dikemas dalam nanopartikel. Vaksin yang diproduksi oleh

Novavax masih berada dalam tahap pelaksanaan uji klinik tahap 3 di Inggris,

India, Afrika Selatan dan Meksiko. Sebanyak 15.000 sampel di Inggris (usia 18-

59 tahun) yang digunakan pada pengujian vaksin ini. Dosis vaksin ini yaitu 5 µg

atau 25 µg, yang diberikan dengan 2 tahap. Pemberian vaksin tahap kedua

dilakukan 21 hari setelah vaksinasi tahap pertama (Ophinni, 2020: 397-399).

12
5. Pfizer Inc. dan BioNTech

BNT162b2 diproduksi oleh perusahaan biotek Jerman BioNTech,

bekerja sama dengan Pfizer. Vaksin yang diproduksi oleh BioNTech/Pfizer telah

melewati uji klinik tahap 3 di Amerika Serikat, Jerman, Turki, Afrika Selatan,

Brasil dan Argentina. Sebanyak 43,548 sampel yang digunakan pada pengujian

vaksin ini. Dosis vaksin ini yaitu 30 µg, yang diberikan dengan 2 tahap.

Pemberian vaksin tahap kedua dilakukan 21 hari setelah vaksinasi tahap pertama

(Ophinni, 2020: 397-399).

6. Sinovac

CoronaVac yang diproduksi oleh Sinovac mengandung strain SARS-

CoV2 CN2 yang diekstraksi dari bronchoalveolar lavage (BAL) dari pasien rawat

inap di Wuhan, dikultur dalam sel Vero, dipanen, dinonaktifkan menggunakan

βpropiolactone, kemudian dimurnikan sebelum akhirnya diserap ke dalam

aluminium hidroksida (Ophinni, 2020: 393).

Sinovac saat ini menjalankan uji klinis fase 3 di Indonesia, Turki, Brazil,

dan Chili, Sebanyak >30.000 sampel (usia 18-59 tahun) yang digunakan pada

pengujian vaksin ini. Di Indonesia, Sinovac bekerja sama dengan perusahaan

farmasi milik negara Biofarma. Analisis independen yang dilakukan oleh Badan

Pengawasan Obat dan Makanan Indonesia (BPOM) dan akan memberikan

Otorisasi Penggunaan Darurat jika disetujui. Sinovac akan menjadi vaksin utama

yang akan digunakan oleh Pemerintah Indonesia, dengan biaya ditanggung

sepenuhnya. Gelombang pertama 1,2 juta dosis vaksin Sinovac telah dikirim ke

Indonesia pada 6 Desember, dengan gelombang kedua 1,8 juta dosis. Mirip

13
dengan vaksin tidak aktif lainnya, CoronaVac stabil pada penyimpanan 4°C

(Ophinni, 2020: 397-398).

Dosis vaksin CoronaVac ini yaitu 3 µg atau 6 µg, yang diberikan dengan

2 tahap. Pemberian vaksin tahap kedua dilakukan 14 atau 28 hari setelah

vaksinasi tahap pertama (Ophinni, 2020: 399).

7. PT. Bio Farma

Di Indonesia juga mengembangkan calon vaksin yang diberi nama

vaksin Merah Putih. Vaksin COVID-19 ini dikembangkan oleh beberapa

lembaga diantaranya Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBM Eijkman),

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM),

Kementrian Riset dan Teknologi (Kemenristek) serta sejumlah universitas.

Penelitian, pengembangan serta produksi vaksin dalam negeri tersebut telah

mendapat dukungan dari Komisi IX DPR RI melalui Rapat Kerja Bersama

Kemenristek/BRIN, Kementerian Kesehatan, Badan POM serta PT Bio Farma

(Persero) pada tanggal 14 Juli 2020. LBM Eijkman telah membangun pondasi

pembuatan vaksin dan selanjutnya akan diuji pada tahap praklinik terhadap

hewan yang akan dilakukan di Laboratorium Biosafety Level-3 (BSL-3) LIPI.

Vaksin merah putih ini ditargetkan akan rampung pada 2021 (Yuningsih, 2020:

14-15).

3. Vaksinasi

1. Definisi Vaksinasi

Vaksinasi merupakan cara pencegahan suatu penyakit infeksi yang terbukti

paling efektif, baik ditinjau dari segi biaya ataupun intervensinya terhadap masyarakat

14
(Susmiarsih, 2018: 109). Vaksinasi termasuk cara pencegahan paling efektif karena dapat

menurunkan angka morbiditas dan angka mortalitas serta dapat meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat. Sehingga dalam jangka panjang dapat mengurangi dampak yang

ditimbulkan akibat pandemi COVID-19, seperti dampak sosial, ekonomi dan lain

sebagainya (Yuningsih, 2020: 15).

2. Perencanaan Vaksinasi Covid-19

Dibutuhkan proses perencanaan yang komprehensif untuk meningkatkan

cakupan vaksinasi yang tinggi dan merata melalui peningkatan akses terhadap layanan

vaksinasi yang berkualitas dan sesuai standar, termasuk dalam rangka pelaksanaan

pelayanan vaksinasi COVID-19. Untuk proses penyusunan perencanaan pelaksanaan

vaksinasi COVID-19 dilakukan oleh setiap jenjang administrasi. Dengan perencanaan

yang baik, diharapkan kegiatan pelayanan vaksinasi dapat berjalan dengan baik pula

(Kemenkes, 2021: 4).

Perencanaan pelaksanakan kegiatan pemberian vaksinasi COVID-19 disusun

dengan memperhitungkan data dasar yaitu jumlah fasilitas pelayanan kesehatan atau pos

pelayanan vaksinasi, tenaga pelaksana, daerah sulit, dan lainlain (Kemenkes, 2021: 4).

Berikut ini penjelasan singkat mengenai komponen perencanaan vaksinasi

COVID-19:

Pendataan dan penetapan fasilitas


Pendataan sasaran
pelayanan kesehatan pelaksana
vaksinasi covid-19

Registrasi dan
Verivikasi sasaran

15
Perhitungan kebutuhan serta
penyusunan rencana distribusi
vaksin dan logistik lainnya

Penyusunan rencanaadvokasi, sosialisasi dan pelatihan; penyusunan


rencana kegiatan monitorin dan evaluasi, penyusunan rencana
pendanaan serta penyusunan rencana, operasional daerah sulit.

Gambar Tahapan Perencanaan Vaksinasi Covid-19

2. Pentahapan Kelompok Prioritas Penerima Vaksin

Terdapat 4 tahapan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 dengan

mempertimbangkan ketersediaan, waktu kedatangan dan profil keamanan vaksin. Adapun

tahapan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 dilaksanakan sebagai berikut:

a) Tahap 1

Sasaran vaksinasi COVID-19 tahap ini yaitu tenaga kesehatan, asisten tenaga

kesehatan, tenaga penunjang serta mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan

profesi kedokteran yang bekerja pada fasilitas pelayanan kesehatan, dengan

waktu pelaksanaan Januari-April 2021.

b) Tahap 2

Sasaran vaksinasi COVID-19 tahap ini yaitu kelompok usia lanjut (≥ 60 tahun)

dan petugas pelayanan publik seperti Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian

Negara Republik Indonesia, aparat hukum, dan petugas pelayanan publik lainnya

yang meliputi petugas di bandara, pelabuhan, stasiun, terminal, perbankan,

perusahaan listrik negara, dan perusahaan daerah air minum, serta petugas lain

16
yang terlibat secara langsung memberikan pelayanan kepada masyarakat, dengan

waktu pelaksanaan Januari-April 2021.

c) Tahap 3

Sasaran vaksinasi COVID-19 pada tahap ini yaitu masyarakat rentan dari aspek

geospasial, sosial, dan ekonomi, dengan waktu pelaksanaan April 2021- Maret

2022.

d) Tahap 4

Sasaran vaksinasi tahap ini yaitu masyarakat dan pelaku perekonomian lainnya

dengan pendekatan kluster, dengan waktu pelaksanaan April 2021-Maret 2022.

3. Pendataan Sasaran

Untuk sasaran penerima vaksin dilakukan pendataan secara top-down melalui

sistem informasi satu data vaksinasi COVID-19 yang bersumber dari kementerian atau

lembaga terkait serta sumber lainnya meliputi nama, nomor induk kependudukan, dan

alamat tempat tinggal sasaran. Dilakukan penyaringan data (filtering) melalui sistem

informasi satu data vaksinasi COVID-19 sehingga diperoleh sasaran kelompok penerima

vaksin COVID-19 sesuai kriteria yang telah ditetapkan (Kemenkes, 2020: 6).

4. Pelayanan Vaksinasi Covid-19

Pelayanan Vaksinasi COVID-19 dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan

milik pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota

atau milik masyarakat/swasta yang memenuhi persyaratan. Fasilitas Pelayanan Kesehatan

yang melaksanakan Vaksinasi COVID-19 adalah sebagai berikut:

a). Puskesmas

b). klinik

17
c). Rumah sakit

d). Unit pelayanan kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). (Kemenkes,

2020:6).

4. . Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan

penginderaan terhadap pada suatu objek Notoatmodjo (2012). Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia yakni, indera pendengaran, penglihatan, penciuman,

perasaan dan perabaan. Sebagian pengetahuan manusia didapat melalui mata dan telinga.

Menurut Donsu (2017), pengetahuan merupakan suatu hasil dari rasa keingintahuan lewat

proses sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan

ialah domain yang penting dalam terjadinya perilaku terbuka (open behavior).

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (dalam Wawan dan Dewi, 2010) pengetahuan seseorang

terhadap suatu objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda. Secara garis besar

dibagi menjadi 6 tingkat pengetahuan, yaitu:

a) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai recall atau memanggil memori yang sudah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu yang khusus dan seluruh bahan yang

sudah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu disisni merupakan

tingkatan yang paling rendah. Kata kerja yang digunakan untuk mengukur orang

yang tahu tentang apa yang dipelajari yakni dapat menyebutkan, menguraikan,

mengenali, menyatakan dan sebagainya.

18
b) Memahami (Comprehention)

Memahami diketahui sebagai sesuatu kemampuan untuk memaparkan secara

benar tentang sesuatu objek yang diketahui, dan bisa menginterpretasikan materi

tersebut secara baik dan benar. Seseorang yang paham terhadap objek atau materi

harus mampu menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan

dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang sudah memahami objek yang diartikan

dapat menggunakan ataupun mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut

pada situasi atau kondisi yang lain. Aplikasi juga diartikan aplikasi atau

penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip, rencana program dalam situasi yang

lain.

d) Analisis (analysis)

Analisis merupakan kemahiran seseorang dalam menjabarkan atau memisahkan,

lalu kemudian mencari hubungan antara komponenkomponen dalam suatu objek

atau masalah yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang sudah

sampai pada tingkat ini adalah bila orang tersebut dapat membedakan,

memisahkan, mengelompokkan, menciptakan bagan(diagram) terhadap

pengetahuan objek tersebut.

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis merupakan keterampilan seseorang dalam merangkum atau meletakkan

dalam suatu hubungan yang logis dari komponen pengetahuan yang sudah

dimilikinya. Dengan kata lain suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru

dari formulasi yang telah ada sebelumnya.

f) Evaluasi (evaluation)

19
Evaluasi yakni kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu objek tertentu. Penilaian berdasarkan suatu kriteria yang

ditentukan sendiri atau norma- norma yang berlaku dimasyarakat

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Mubarak (2012), ada tujuh faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang,

yaitu :

a) Tingkat pendidikan

Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan seseorang agar dapat memahami suatu hal. Pendidikan

mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin

mudah orang tersebut menerima informasi. Pengetahuan sangat erat kaitannya

dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi,

maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya.

b) Pekerjaan

Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang harus dilakukan terutama untuk memenuhi

kebutuhan setiap hari. Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak

langsung. Misalnya, seseorang yang bekerja sebagai tenaga medis akan lebih

mengerti mengenai penyakit dan pengelolaanya daripada non tenaga medis.

c) Umur

Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Dengan

bertambahnya umur individu, daya tangkap dan pola pikir seseorang akan lebih

berkembang, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

d) Minat

20
Minat merupakan suatu keinginan yang tinggi terhadap sesuatu hal. Minat

menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni, sehingga seseorang

memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

e) Pengalaman

Pengalaman merupakan suatu kejadian yang dialami seseorang pada masa lalu.

Pada umumnya semakin banyak pengalaman seseorang, semakin bertambah

pengetahuan yang didapatkan.

f) Lingkungan

Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap

proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada didalam

lingkungan tersebut. Contohnya, apabila suatu wilayah mempunyai sikap

menjaga kebersihan lingkungan, maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya

mempunyai sikap menjaga kebersihan lingkungan.

g) Informasi

Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan

mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Pada umumnya semakin mudah

memperoleh informasi semakin cepat seeorang memperoleh pengetahuan yang

baru.

4. Cara Pengukuran Pengetahuan

Menurut Arikunto (2010), pengukuran pengetahuan bisa dilakukan dengan

wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang hendak di ukur dari

subjek atau responden kedalam pengetahuan yang ingin diukur dan disesuaikan dengan

tingkatannya, ada pun tipe pertanyaan yang dapat digunakan untuk pengukuran

pengetahuan secara umum di bagi jadi 2 tipe yaitu:

21
a) Pertanyaan subjektif Pemakaian pertanyaan subjektif dengan tipe pernyataan

esay digunakan dengan penilaian yang melibatkan faktor subjektif dari penilai,

sehingga hasil nilai akan berbeda dari tiap penilai dari waktu kewaktu.

b) Pertanyaan objektif Jenis pertanyaan objektif seperti tipe benar-salah (true false

item), tipe menjodohkan (matching), tipe pilihan ganda (multiple choice) yang

dapat di nilai secara pas oleh penilai

Menurut Arikunto (2010), pengukuran tingkat pengetahuan dapat dikategorikan menjadi

3 yaitu sebagai berikut :

a. Pengetahuan baik bila responden dapat menjawab 76-100% dengan benar dari

total jawaban pertanyaan.

b. Pengetahuan cukup bila responden dapat menjawab 56-75% dengan benar dari

total jawaban pertanyaan

c. Pengetahuan kurang bila responden dapat menjawab <56% dari total jawaban

pertanyaan.

e. Sikap

1. Pengertian Sikap

Sikap merupakan kondisi mental dari kesiapan, yang diatur lewat pengalaman

yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada seluruh

obyek dan situasi yang berkaitan dengannya (Widayatun, 2009). Menurut Aiken dalam

Rahmadani (2009), sikap sebagai predisposisi atau kecendrungan yang dipelajari dari

seorang individu untuk merespon secara positif atau negatif dengan intensitas yang

moderat atau memadai terhadap objek, situasi, konsep atau orang lain. Menurut

Berkowitz dalam Azwar (2005:5) menerangkan sikap seseorang pada suatu objek adalah

perasaan atau emosi dan faktor, keduanya adalah reaksi/respon atau kecenderungan untuk

22
bereaksi. Sebagai reaksi maka sikap selalu berhubungan dengan dua alternatif, yaitu

senang (like) atau tidak senang (dislike), menurut dan melaksanakan atau menjauhi atau

menghindari sesuatu.

Menurut Thurstone dalam bimowalgito (2003) sikap adalah suatu tingkatan

afeksi baik yang bersifat positif maupun negatif dalam hubunganya dengan objekobjek

psikologis. Afeksi yang positif ialah afeksi senang. Sedangkan afeksi negatip adalah

afeksi yang tidak menyenangkan. Sikap merupakan gejala internal yang berdimensi

afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi dengan cara relatip tetap terhadap objek,

baik secara positip maupun negatif. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sikap

merupakan perasaan emosional dan respon atau reaksi untuk bereaksi. Respon dapat

bersifat positif (like) dan negatif (dislike).

Menurut Notoatmodjo (2003), sikap merupakan reaksi atau respon yang masih

tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat

langsung dilihat, tetapi hanya ditafsirkan dari perilaku yang tertutup. Sikap merupakan

kesiapan untuk reaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan

terhadap objek.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap merupakan

kecenderungan seorang individu terhadap suatu objek tertentu, situasi atau orang lain

yang kemudian di deskripsikan dalam bentuk sebuah respon kognitif, afektif, dan

perilaku individu. Serta kesiapan seseorang bertindak, berpersepsi, berfikir dan merasa

dalam menghadapi objek untuk menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap

sesuatu.

2. Ciri-ciri sikap

23
Ciri-ciri sikap menurut Heri Purwanto (1998) dalam buku Notoadmodjo (2003,

p.34) adalah:

a. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang

perkembangan itu dalam hubungannya dengan obyeknya.

b. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat

berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat

tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.

c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu

terhadap suatu obyek. Dengan kata lain sikap itu terbentuk, dipelajari, atau

berubah senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang dapat

dirumuskan dengan jelas.

d. Obyek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan

kumpulan dari hal-hal tersebut.

e. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah yang

membedakan sikap dan kecakapan- kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan

yang dimiliki orang.

3.Komponen Sikap

Menurut Azwar S (2011, p.23) sikap terdiri dari 3 komponen yang saling

menunjang yaitu:

a. Komponen Kognitif

Merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen

kognitif berisi kepercayaan stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat

disamakan penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau yang

kontroversial.

24
b. Komponen Efektif

Merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek emosional inilah

yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek

yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah

sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki

seseorang terhadap sesuatu.

c. Komponen Konatif

Merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai sikap yang dimiliki oleh

seseorang. Aspek ini berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau

bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu.

4. Tingkat Sikap

Sikap belum merupakan suatu tindakan atau kegiatan, akan tetapi merupakan

predisposisi tindakan suatu perilaku. Perilaku merupakan kesiapan untuk bereaksi

terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Tingkat

sikap menurut Notoatmodjo (2007) adalah sebagai berikut:

a. Menerima (receiving), diartikan jika orang (subjek) bersedia dan mencermati

stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespon (responding), adalah bisa berupa memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan dan juga menyelesaikan tugas yang diberikan.

c. Menghargai (valuating), ialah dapat berupa mengajak orang lain untuk mengerjakan

ataupun mendiskusikan suatu kasus.

d. Bertanggung jawab (responsible) atas segala sesuatu yang sudah dipilihnya.

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap

25
Menurut Azwar (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi sikap terhadap objek sikap

antara lain:

a. Pengalaman pribadi. Sebagai dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus

meninggalkan kesan yang mendalam, jika memiliki pengalaman pribadi ini, sikap akan

lebih mudah dibentuk dan terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting. Secara umum, individu cenderung memiliki

sikap penurut atau sikap yang sejalan dengan sikap orang yang dianggap penting. Hal ini

termotivasi karena ingin berafiliasi dan menghindari konflik dengan orang-orang yang

dianggap penting

c. Pengaruh kebudayaan. Tanpa disadari kebudayaan sudah menanamkan garis pengaruh

sikap kita terhadap bermacam permasalahan. Kebudayaan telah memberi warna sikap

anggota masyarakatnya, karna kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman

individu- individu masyarakat asuhannya.

d. Media massa. Dalam pemberitaan surat kabar ataupun radio atau media komunikasi

yang lain, berita yang semestinya faktual disampaikan secara objektif cenderung

dipengaruhi oleh sikap penulis maupun konsumennya.

e. Lembaga pendidikan serta lembaga agama. Konsep moral dan ajaran yang diperoleh dari

lembaga pendidikan dan lembaga agama memberikan pengaruh terhadap sikap dan

sangat ditentukan dengan system keyakinan.

f. Faktor emosi. Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari

emosi yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi maupun pengalihan bentuk mekanisme

pertahanan ego.

6. Fungsi Sikap

Menurut Katz (1964) dalam buku Wawan dan Dewi (2010, p.23) sikap mempunyai

beberapa fungsi, yaitu:

26
a. Fungsi instrumental atau fungsi penyesuaian atau fungsi manfaat

Fungsi ini berkaitan dengan sarana dan tujuan. Orang memandang sejauh mana obyek

sikap dapat digunakan sebagai sarana atau alat dalam rangka mencapai tujuan. Bila obyek

sikap dapat membantu seseorang dalam mencapai tujuannya, maka orang akan bersifat

positif terhadap obyek tersebut. Demikian sebaliknya bila obyek sikap menghambat

pencapaian tujuan, maka orang akan bersikap negatif terhadap obyek sikap yang

bersangkutan.

b. Fungsi pertahanan ego

Ini merupakan sikap yang diambil oleh seseorang demi untuk mempertahankan ego atau

akunya. Sikap ini diambil oleh seseorang pada waktu orang yang bersangkutan terancam

keadaan dirinya atau egonya.

c. Fungsi ekspresi nilai Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagi individu

untuk mengekspresikan nilai yang ada pada dirinya. Dengan mengekspresikan diri

seseorang akan mendapatkan kepuasan dapat menunjukkan kepada dirinya. Dengan

individu mengambil sikap tertentu akan menggambarkan keadaan sistem nilai yang ada

pada individu yang bersangkutan.

d. Fungsi pengetahuan Individu mempunyai dorongan untuk ingin mengerti dengan

pengalamanpengalamannya. Ini berarti bila seseorang mempunyai sikap tertentu terhadap

suatu obyek, menunjukkan tentang pengetahuan orang terhadap obyek sikap yang

bersangkutan.

7. Cara Pengukuran Sikap

Salah satu aspek yang sangat penting guna untuk memahami sikap dan perilaku manusia

adalah masalah pengungkapan (assesment) dan pengukuran (Azwar S, 2011). Selanjutnya

27
menurut Azwar S (2011), ada berbagai cara untuk melakukan pengukuran sikap yaitu sebagai

berikut :

a. Skala Likert

Menurut likert dalam buku Azwar S (2011), sikap dapat diukur menggunakan metode rating

yang dijumlahkan. Metode ini merupakan metode penskalaan pernyataan sikap yang

menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Pada skala likert

menggunakan interval 1,2,3,4.5 interval, dari kata “sangat setuju” sampai sangat tidak

setuju”. Nilai skala oleh setiap pertanyaan tidak ditentukan oleh derajat favourable masing-

masing akan tetapi ditentukan oleh distribusi respon setuju atau tidak setuju dari kelompok

responden yang bertindak sebagai kelompok uji coba (pilot study)

Prosedur penskalaan dengan metode rating yang dijumlahkan didasari oleh 2 asumsi yaitu :

1) Setiap pernyataan sikap yang ditulis dapat disepakati sebagai penyataan yang

favourable atau pernyataan yang unfavourable

2) Jawaban yang diberikan oleh individu yang mempunyai sikap positif harus diberi

bobot atau nilai yang lebih tinggi dari pada jawaban yang diberikan oleh responden

yang mempunyai pernyataan negatif. Menurut Notoatmodjo (2014), Tiap pertanyaan

akan di nilai pengukuran sikap dengan Skala Likert sebagai berikut :

 Pernyataan Positif

Sangat Setuju Setuju(S) Tidak Setuju Sangat Tidak

(SS) (TS) Setuju (STS)

4 3 2 1

 Pernyataan Negatif

Sangat Setuju Setuju (S) Tidak Setuju Sangat Tidak

28
(SS) (TS) Setuju (STS)

1 2 3 4

Sikap positip jika T hitung > T mean

Sikap negatip jika T hitung ≤ T mean (Notoatmodjo, 2014)

B. KERANGKA TEORI

SARS-Cov-2 1. Karakteristik
2. Patogenis

COVID-19 1. Epidemologi
2. Cara penularan
3. Gejala klinis
4. Faktor resiko
1. cara pemberian Pencegahan
5. Diagnosis

2. penyelenggara 6. Pengobatan

pelayanan kesehatan
Vaksin Covid-19
3. tahapan pemberian

4. kejadian ikutan

pasca vaksin

5. dosis dan jenis-

jenis vaksin 29
Gambar Kerangka Teori Priyoto (2015), Arikunto (2013), Suryani dan Mmachteodz

(2013), Notoadmodjo (2012)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Konseptual
Factor Predisposisi
(predisposing factors).
- Tingkat Pengetahuan
- Sikap dan Perilaku
- Pendidikan
- Ekonomi

Factor Pendukung
Mahasiswa Vaksin COVID-19
(enabiling factor).
Ketersediaan fasilitas
kesehatan

Factor Pendorong
(reinforching factor)
- Dukungan
keluarga
- Petugas
30
kesehatan
Keterangan :

Di Teliti :

Tidak Di Teliti :

Dari kerangka konseptual di atas dapat di jelaskan bahwa hubungan Tingkat

pengetahuan dan sikap mahasiswa terhadap vaksin covid-19, ada tiga faktor yang

mempengaruhi yaitu yang pertama adalah faktor predisposisi (predisposing factors) yang

meliputi tingkat pengetahuan dan sikap

Perilaku yang kedua adalah faktor pendukung (enabiling factor) yang meliputi

ketersediannya atau tidak tersedianya fasilitas kesehatan atau sarana-sarana kesehatan, dan

yang terakhir faktor pendorong (reinforching factor) yang meliputi dukungan keluarga dan

petugas kesehatan. Dari ketiga faktor ini yang mempengaruhi hubungan tingkat

pengetahuan dan sikap mahasiswa terhadap vaksin covid-19.

B. Hipotesis Penelitiaan

H1 : Ada hubungan tingkat pengrtahuan dan sikap mahasiswa terhadap vaksin covid-19

di asrama mahasiswa papua di surabaya

H0 : Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa terhadap vaksin

covid-19 di asrama mahasiswa papua di surabaya

31
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif, adalah

penelitian dimana peneliti mengetahui nilai masing-masing variabel baik satu variabel atau

lebih (I Made Laut Mertajaya, 2020) . Dalam penelitian ini akan dilihat hubungan tingkat

pengetahuan mahasiswa terhadap vaksin covid-19 di asrama mahasiswa papua Surabaya.

B. Rancang Bangun Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian

yang menggali, dan menjelaskan bagaimana hubungan tingkat pengetahuan mahasiswa

terhadap vaksin covid-19 di asrama mahasiswa papua Surabaya . Data yang dibutuhkan

berasal dari penyebaran koesioner kepada mahasiswa yang berada di asrama papua surabaya.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

32
Penelitian ini akan dilakukan di asrama mahasiswa papua, yang terletak di Jl. kamasan

no.10 surabaya.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan juni 2022.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah sekumpulan orang atau objek yang memiliki karakteristik yang

secara umum dapat di amati. (Cecep Dani Sucipto, 2020).Populasi dalam penelitian ini

adalah semua populasi mahasiswa yang ada di asrama papua Surabaya.

2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian yang di ambil dari keseluruhan objek yang di teliti dan

di anggap mewakili seluruh populasi. (I Made Laut Merta Jaya,2020). Sampel dalam

penelitian ini sebanyak 36 responden dari 83 mahasiswa.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling.

Caranya adalah membagi jumlah atau anggota populasi dengan perkiraan jumlah

sampel yang diinginkan (Notoatmodjo, 2010).

Sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin, yaitu :

N
n= 2
1+(N . e )

33
75
2
1+(72. 0,05 )

75
1+(75. 0,0025)

75
1+ 0,1875

75
1,1875

n=63,15 (di bulatkan menjadi 63 responden )

Keterangan :

n : Jumlah sampel

N : Jumlah populasi

e : persentase kelonggaran ketidak tertarikan kerena kesalahan pengambilan sampel yang

masih di inginkan (0,05)

4. Besarnnya sampel

Berdasarkan rumus jumlah 63 responden mahasiswa di asrama mahasiswa papua

surabaya, di hitung dari total populasi yang ada pada bulan mei 2022 dengan total 75

orang.

34
E. Kerangka Operasional

Populasi Mahasiswa yang tinggal di asrama


papua Surabaya

Besar Sampling 63

Teknik Sampling : Simple Random


Samplin

Kuesioner

Pengumpulan Data Editing, Coding,


Scoring, Tabulating

Analisis Data : Uji chi square

Penyajian Data

Gambar Kerangka Operasional Hubungan Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Terhadap

Vaksin Covid-19 di Asrama Mahasiswa Papua Surabaya.

F. Variabel Penelitian

35
1. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah suatu yang di tetapkan oleh peneliti berdasarkan

penelitian yang akan dilakukan atau suatu atribut objek yang berdiri, dan dalam variabel

tersebut terdapat data yang melengkapinya. ( I Made Laut Mertha Jaya, 2020). Pada

penelitian ini terdapat 2 macam variabel :

a) Variabel Independen

Variabel Independen disebut juga dengang variabel pengaruh atau

variabelyang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen, ( I

Made Laut Mertha Jaya, 2020). Dalam Penelitian ini variabel independen adalah

hubungan pengetahuan mahasiswa tentang vaksin covid-19

b) Variabel Dependen

Variabel dependen disebut juga dengang variabel terpengaruh atau

variabel tergantung, adalah variabel yang berubah karena adanya perubahan dari

variabel bebas (Cecep Dani Sucipto, 2020). Dalam Penelitian ini variabel

dependen dan variabel dependen yaitu sikap mahasiswa terhadap vaksin covid-19

2. Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah batasan atau pengertian secara operasional tentang

variabel variabel yang diamati yang terdapat dalam kerangka konsep yang

dikembangkan peneliti. Definisi Operasional suatu variabel tidak selalu sama antara suatu

penelitian dengang penelitian yang lain (Cecep Dani Sucipto, 2020).

Variabel Definisi Oprasional Parameter Alat Ukur Skala Data Skor

Variabel Hasil dari tahu Pengukuran menurut Kuesioner Ordinal 1. Baik : 76-

Independen: setelah mahaiswa Kholid dan 100%,

36
Pengetahuan melakukan Notoadmodjo (2012) : 2. Cukup:

mahasiswa pengamatan, melihat 56-75%,


1. tahu
mengenai dan mendengar 3. kurang :
2. memhami
vaksin tentang vaksin covid- <56%

covid-19 19 3. aplikasi

4. analisis

5. sintesis

6.evaluasi

Variabel Adalah Sikap Tindakan dalam Chack list Nominal iya = 1

Dependen: mahasisiwa/i mencegah covid-


Tidak = 0
mengenai vaksin 19 dengan sudah
Sikap
covid-19 yang atau belum
mahasiswa
meliputi salah satu melakukan vaksin
terhadap
langakah untuk covid-19
vaksin covid-
mencegah dan
19
mengakhiri rantai

penyebaran covid-19

Gambar 4.2 : Definisi Operasional Hubungan Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Terhadap

Vaksin Covid-19 di Asrama Mahasiswa Papua Surabaya.

A. Teknik Dan Prosedur Pengumpulan Data

a) Teknik Pengumpulan Data

37
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar kuesioner untuk

memperoleh informasi mengenai tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa terhadap

vaksin covid-19

b) Prosedur Pengumpulan Data

1) Koordinasi dengan pihak kampus Institut Kesehatan dan Bisnis Surabaya

(IKBIS) tentang tujuan dan prosedur penelitian.

7) Koordinasi dengan ketua asrama mahasiswa papua di surabaya

8) Menjelaskan tujuan dan prodesur penelitian kepada responden (Mahasiswa) di

asrama .

9) Setelah responden memahami tujuan penelitian serahkan infom consent untuk di

tanda tangani

10) Peneliti membagikan kuesioner pretest kepada responden untuk di isi

11) Setelah melakukan intervensi pendidikan kesehatan menggunakan quasi

eksperiment melalui zoom atau google drive secara daring lakukan pengukuran

kepatuhan protokol kesehatan kembali (post test)

12) Hasil dari penelitian di olah datanya menggunakan analisis data Uji chiquare

B. Analisis Data

a) Editing data, perupakan proses melengkapi atau merapikan data yang telah di

kumpul kan melalui kuesioner dan di berikan oleh peneliti kepada responden.

b) Coding, merupakan suatu proses pemberian angka pada setiap pertanyaan yang

terdapat dalam kuesioner.

Pengetahuan mahasiswa mengenai vaksin covid-19

Kode 1 : baik

38
Kode 2 : cukup

Kode 3 : kurang

Sikap mahasiswa terhadap vaksin covid-19

Kode 1 : Patuh

Kode 2 : Tidak patuh

c) Scoring adalah penentuan jumblah scor dalam penelitian

Pengetahuan mahasiswa mengenai vaksin covid-19

Baik apabila hasil presentase : 76-100%

cukup apabila hasil presentase : 56-75%

kurang apabila hasil presentase : <56%

Sikap mahasiswa terhadap vaksin covid-19

Sikap patuh : 0-5

Sikap tidak patuh : 6-10

d) Tabulating adalah penyusunan data sesuai dengan tujuan penelitian.

e) Kualitatif adalah analisis data yang di peroleh dengan proses sistematis. Yakni

dengan cara mencari dan mengelolah berbagai data yang bersumber dari hasil

pengamatan lapangan, kajian dokumen, catatan lapangan, wawancara, dokumentasi,

dan lainnya sehinggga dapat menghasilkan sebuah laporan temuan penelitian.

C. Etika Penelitain

39
Etika penelitain menurut Loiselle et al., (2004) dalam Palestin (2007):

a. Lembar Persetujuan (Informed consent )

Dalam penelitian, orang yang diwawancarai mendapatkan informasi yang

lengkap mengenai tujuan penelitian, orang yang diselidiki berhak berpartisipasi

atau menolak menjadi responden.

b. Hak privasi (Right to privacy)

Responden memiliki hak yang cukup untuk meminta data harus dirahasiakan,

untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan rahasia (confidentiality).

c. Keadilan dan inkliusivitas (Respect for justice and Inclusiviness)

Asas keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan kewajaran. Memenuhi

berdasarkan prinsip keterbukaan, melakukan penelitian secara jujur, cermat dan

profesional,manusiawi, peduli, teliti, intim, psikologis subjek penelitian.

40
41
DAFTAR PUSTAKA

Adityo Susilo, C, dkk (2020). Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal
Penyakit Dalam Indonesia. Vol.7 No.1 Maret 2020.
Cecep Dani Sucipto, SKM, M.Sc. (2020). Metodelogi Penelitian Kesehatan.

Gennaro, F. Di, Pizzol, D., Marotta, C., Antunes, M., Racalbuto, V., Veronese, N., & Smith, L.
(2020). Coronavirus Diseases ( COVID-19 ) Current Status and Future Perspectives : A
Narrative Review. International Journal of Environmental Research and Public
HealthEnvironmental Research and Public Health, 17(2690), 1–11.

Kementrian Kesehatan RI, 2021. Covid-19.


Notoatmodjo S. 2012. Pendidikan Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

World Health Organization, 2021. Covid-19.


Vollono, C., Rollo, E., Romozzi, M., Frisullo, G., Servidei, S., Borghetti, A., & Calabresi, P.
(2020). Focal Status Epilepticus as Unique Clinical Feature of Covid-19: A Case Report.
Europian Journal of Epilepsy, 78(2020), 109–112.
Xu, X., Chen, P., Wang, J., Feng, J., Zhou, H., Li, X., … Hao, P. (2020). Evolution of Novel
Coronavirus from The Ongoing Wuhan Outbreak and Modeling of Its Spike Protein For
Risk Of Human Transmission. Science China Life Sciences. Science China Life Sciences,
63(3), 457–460.

Zhu, N., Zhang, D., Wang, W., Li, X., Yang, B., Song, J., … Tan, W. (2020). A Novel
Coronavirus from Patients with Pneumonia in China, 2019. The New England Journal of
Medicine, 382(8), 727–733.

Aidah, Siti Nur. Bacaan Wajib Vaksin Corona. Jogjakarta : KBM Indonesia. 2020.

Febrianti, Noer, dkk. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Kesediaan Vaksinasi COVID-19 Pada
Warga Kelurahan Dukuh Mananggal Kota Surabaya. Surabaya : Universitas PGRI Adi
Buana Surabaya. 2021.

Hidayat, Aziz Alimul. Menyusun Instrumen Penelitian & Uji Validitas Reliabilitas. Surabaya :
Health Books Publishing. 2021.

1
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Seputar Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19. Jakarta:
Kemenkes RI. 2020. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Survei Penerimaan
Vaksin COVID19 di Indonesia. Kemenkes RI, ITAGI, UNICEF dan WHO. 2020.

2
Lampiran 1
Permohonan Bimbingan Proposal

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURABAYA


BIRO ADMINISTRASI AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN 
Raya Medokan Semampir Indah 27 Surabaya Tlp. 031- 5913372, Fax. 031-5939466
Email : baak@stikessurabaya.ac.id Web : www.stikes-sby.ac.id

LEMBAR KONSULTASI
PROPOSAL SKRIPSI /LTA

Nama : Liance Kogoya

Nim : 171141016

Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi/LTA : Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Terhadap Vaksin
covid-19 di Asrama Mahasiswa Papua Surabaya

Dosen Pembimbing I : Denis Farida, S.Kep.,Ns., M. Tr. Kep

Paraf. Tanda
No Hari / Tanggal Konten Bimbingan Saran Pembimbing Tangan
Pembimbing

1 Kamis, 24 Konsul Judul ACC


maret 2022

2 Senin , 16 mei Konsul BAB I-IV lengkapi semua


2022 dan kalau konsul
harus pakai cover.

3 Kamis , 16 mei Konsul BAB I-IV Revisi BAB I-IV


2022 dilengkapi semua
dan agak cepat
karena tidak

3
pandemic lagi.

4.

Lampiran 2
Lembar Konsultasi Pembimbing

4
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURABAYA
BIRO ADMINISTRASI AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN 
Raya Medokan Semampir Indah 27 Surabaya Tlp. 031- 5913372, Fax. 031-5939466
Email : baak@stikessurabaya.ac.id Web : www.stikes-sby.ac.id

LEMBAR KONSULTASI
PROPOSAL SKRIPSI /LTA

Nama : Liance Kogoya

Nim : 171141016

Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi/LTA : Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Terhadap Vaksin
Covid-19 di Asrama Mahasiswa Papua Surabaya

Dosen Pembimbing I : Setya Hartiningtyaswati, S.Kep.,Ns., M.Keb

Paraf. Tanda
No Hari / Tanggal Konten Bimbingan Saran Pembimbing Tangan
Pembimbing
1 kamis, 24 maret Konsul Judul ACC
2022

5
3

6
Lampiran 3

KUISIONER
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWATERHADAP

VAKSIN COVID-19 DI ASRAMA MAHASISWA PAPUA SURABAYA

No. Responden :

Tanggal Wawancara :

IDENTITAS RESPONDEN

Umur :

Jenis Kelamin :

Pendidikan Terakhir :

Kuesioner Tingkat Pengetahuan


Petunjuk Pengisian :
Mohon dengan hormat kepada responden untuk menjawab pertayaan dibawah ini dengan
memberi tanda ( √ ) pada jawaban yang di rasa benar.

No Pertanyaan jawaban

Ya Tidak
1. Apakah Vaksin merupakan produk biologis yang dapat meningkatkan
sistem imun ?
2. Apakah menurut anda dengan melakukan vaksin dapat membantu
membentuk system imun untuk melawan resiko tertular covid-19 ?
3. Apakah Ketersediaan vaksin akan membantu proses penanganan
pandemi COVID19 lebih cepat?
4. Tujuan utama vaksinasi adalah mengurangi penularan virus,

7
menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat COVID-19?
5. Apakah anda tahu jika belum divaksin anda beresiko tinggi terpapar
covid-19 ?
6. Apakah anda percaya dengan covid-19 ?
7. Apakah anda tahu efek samping dari vaksin ?
8. Manfaat vaksinasi dalam jangka panjang dapat mengurangi dampak
sosial dan ekonomi yang ditimbulkan akibat pandemic?
9. Apakah Vaksin COVID-19 diberikan dengan dua tahap, dimana tahap
kedua dilakukan 14 atau 28 hari setelah vaksinasi tahap pertama.
10. Apakah Orang yang telah mengikuti vaksinasi tahap pertama, harus
mengikuti vaksinasi tahap kedua?
11. Apakah anda tahu resiko jika belum atau tidak mau di vaksin ?
12. Apakah Semua orang harus mendapatkan vaksin, baik yang pernah
terkonfirmasi positif COVID-19 maupun yang tidak?
13 Meskipun sudah divaksin, tetap harus mematuhi protokol kesehatan?

Lampiran 4

8
KUISIONER

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN PROTOKOL


KESEHATAN DI ERA PANDEMI PADA MAHASISWA PERAWAT SEMESTER III DI IKBIS
SURABAYA

No. Responden :

Tanggal Wawancara :

IDENTITAS RESPONDEN

Umur :

Jenis Kelamin :

Pendidikan Terakhir :

Sikap Mahasiswa Terhadap Vaksin Covid-19

Petunjuk Pengisian :

Mohon dengan hormat kepada responden untuk menjawab pertayaan dibawah ini dengan memberi tanda (
√ ) pada jawaban yang di rasa benar.

No Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

1 Apakah anda setuju terhadap pembatasan aktivitas yang


diterapkan dalam mencegah COVID-19?

2 Apakah Anda sudah mendapatkan vaksin COVID-19?

3 apakah anda belum mendapat vaksisn ?

4 Apakah anda memiliki riwayat penyakit terentu ?

5 Apakah Anda sedang mengandung atau hamil ?

6 Apakah anda menerapkan pola hidup sehat sebagai pencegahan ?

9
7 Jika anada merasa demam atau gejala seperti flu apakah anda
melakukan isolasi mandiri?

8 Setiap berpergian atau keluar rumah anda selalu menggunakan


masker ?

9. Apakah anda sering keluar kota ?

10. apakah anda sering kumpul bareng teman-teman ?

11. Apakah anda mencuci tangan setiap keluar dan masuk rumah atau
seteleh berjabat tangan dengan teman anada?

12. Apakah anda perokok aktif ?

13 Apakah anda sudah di vaksin ?

14. Apakah anda sudah mendapatkan vaksin lengkap ?

15. Demi kenyamanan anda apakah sebaiknya anda di vaksin?

16. Apakah anda merasa aman-aman saja meskipun belum di vaksin?

10

Anda mungkin juga menyukai