Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG


PROTOKOL KESEHATAN DALAM PENCEGAHAN
COVID-19

(LITERATUR REVIEW)

OLEH :

SRI WAHYUNI
NIM : 2018.B.19.0496

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN
TAHUN 2021

1
PROPOSAL

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG


PROTOKOL KESEHATAN DALAM PENCEGAHAN
COVID-19

Dibuat Sebagai Syarat Dalam Menempuh Ujian Sidang Proposal dan Melanjutkan
Penelitian Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya

OLEH :

SRI WAHYUNI
NIM : 2018.B.19.0496

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN
TAHUN 2021

2
SURAT PERNYATAAN
KEASLIAN PROPOSAL BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Sri Wahyuni
NIM : 2018.B.19.0496
Program Studi : Diploma Keperawatan
Judul : Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Protokol
Kesehatan Dalam Pencegahan Covid-19

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis tersebut secara


keseluruhan adalah murni karya saya sendiri, bukan buatan oleh orang
lain, baik sebagian maupun keseluruhan, bukan plagiasi sebagian
atau keseluruhan dari karya tulis orang lain, kecuali pada bagian-
bagian yang dirujuk sebagai sumber pustaka sesuai dengan aturan penulis
yang berlaku.
Apabila dikemudian hari didapatkan dibuktikan bahwa karya tulis
saya tersebut merupakan hasil karya orang lain baik sebagian maupun
keseluruhan dan atau plagiasi karya tulis orang lain, saya sanggup
menerima sanksi peninjauan kembali kelulusan saya, pembatalan
kelulusan, pembatalan dan penarikan ijazah saya.
Demikan pernyataan ini saya buat dengan sungguh-sungguh dan
tanpa paksaan dari pihak manapun. Atas perhatianya saya ucapkan terima
kasih.

Palangka Raya, April 2021


Yang menyatakan,

SRI WAHYUNI

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Protokol


Kesehatan Dalam Pencegahan Covid-19
Nama : Sri Wahyuni
NIM : 2018.B.19.0496

Proposal ini telah disetujui untuk diuji


Tanggal, Mei 2021

Pembimbing I

Suryagustina, Ners.,M.Kep

iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI PROPOSAL

Judul : Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Protokol


Kesehatan Dalam Pencegahan Covid-19
Nama : Sri Wahyuni
NIM : 2018.B.19.0496

Proposal Ini Telah Diuji dan Disetujui Oleh Tim Penguji


Tanggal, Mei 2021

PANITIA PENGUJI :

Ketua : Suryagustina, Ners.,M.Kep (...........................)

Anggota I : Dewi Apriliyanti, Ners, M,Kep (...........................)

Mengetahui,
KUP Program Studi D-III Keperawatan

Dewi Apriliyanti, Ners, M,Kep

iv
PENGESAHAN PROPOSAL

Judul : Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Protokol


Kesehatan Dalam Pencegahan Covid-19
Nama : Sri Wahyuni
NIM : 2018.B.19.0496

Proposal Ini Telah Diuji dan Disetujui Oleh Tim Penguji


Tanggal, Mei 2021

PANITIA PENGUJI :

Ketua : Suryagustina, Ners.,M.Kep (...........................)

Anggota I : Dewi Apriliyanti, Ners, M.Kep (...........................)

Mengetahui,
Ketua STIKES Eka Harap KUP Program Studi D-III
Palangka Raya, Keperawatan

Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes Dewi Apriliyanti, Ners, M.Kep

v
MOTTO

Di Tengah-Tengah Kesulitan Terbentang Peluang


-Albert Einstein

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal UAP
(Ujian Akhir Praktikum ini yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Masyarakat
Tentang Protokol Kesehatan Dalam Pencegahan Covid-19” dengan sebaik
mungkin
Proposal ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas UAP
(Ujian Akhir Praktikum). Penulis menyadari bahwa proposal ini masih banyak
kekurangan maupun kekeliruan yang tidak disengaja, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan
kesempurnaan proposal ini. Semoga proposal ini dapat diterima dengan baik dan
memudahan penulis untuk melakukan percobaan

Palangka Raya, April 2021

Penulis

vii
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Coronavirus (covid-19) merupakan keluarga besar virus yang
menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga
penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan
Sindrom Pernapasan Akut Berat/Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Covid-19 dapat menyebabkan gangguan pada organ tubuh, hal ini terjadi karena
proses virus merusak jaringan pada paru-paru, sehingga terjadi pembekakan dan
kurangnya oksigen dalam darah membuat jaringan tersebut terisi cairan, nanah
dan sel yang mati. Infeksi akan menjadi semakin buruk apabila terjadi penurunan
pada system imunitas. Upaya menekan penularan virus, WHO (World Health
Organization) menerapkan protokol kesehatan, Protokol kesehatan adalah aturan
dan ketentuan yang perlu diikuti oleh segala pihak agar dapat beraktivitas secara
aman pada saat pandemic covid-19 (Kemenkes, 2020). Sering terjadi
ketidakpatuhan dan minimnya kesadaran masyarakat untuk dapat menerapkan
protokol kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian ( Sari dkk, 2021) menunjukkan
bahwa ketidakpatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan covid-19
disebabkan kurangnya pemahaman tentang seberapa rentan mereka tertular covid-
19, seberapa parah penyakit ini, apa manfaat melakukan pencegahan, dan
kurangnya petunjuk untuk bertindak. Masyarakat harus diberi cukup informasi
dalam upaya mencegah dan penanganan menghadapi covid-19.
Berdasarkan WHO (World Health Organization), WHO mencatat ada
sekitar 95.966.527 kasus yang terkonfirmasi positif covid 19 dengan jumlah
kematian mencapai 2048.272 jiwa. Data di Indonesia menunjukkan bahwa
sebanyak 927.380 kasus terkonfirmasi covid-19 dan sebanyak 26.590 kasus
kematian serta 753.948 kasus dinyatakan sembuh. Data dari Satuan Tugas
Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2020
menyebutkan bahwa total mencapai 7.409 kasus, pasien dinyatakan sembuh
sebanyak 20 orang dan pasien dinyatakan meninggal dunia sebanyak 220 orang
atau dengan tingkat kematian. Data dari Satuan Tugas Percepatan Penanganan

1
2

Covid-19 di Palangka Raya sebanyak 97 kasus terkonfirmasi. Berdasarkan hasil


data dari (Meher, 2021) diketahui bahwa dari 82 responden yang diamati, yakni
sebanyak 70,7% responden yang memiliki pengetahuan baik dan sebanyak 29,3%
responden yang belum mengetahui tentang protokol kesehatan covid-19.
Covid-19 dapat menyerang siapa saja, virus ini menular dengan sangat
cepat dan mudah menginfeksi tubuh manusia, dikarenakan penyebaran virus
covid-19 melalui droplet dari ludah ataupun ingus yang hanya berukuran sekitar
120 nanometer keluar pada saat penderita positif covid-19 batuk ataupun bersin
(WHO,2020). Droplet di udara selanjutnya terhirup oleh orang sekitar, melalui
hidung ataupun mulut. Kemudian, droplet menginfeksi jaringan pada paru-paru.
Covid-19 menyebabkan fulminant myocarditis yang mengaktifkan sitokin atau
menyebabkan badai sitokin, sehingga mengakibatkan kerusakan multiorgan dan
apabila tidak segera ditagani dapat menimbulkan dampak berbagai masalah
kesehatan dari ringan sampai berat (Ridhoi, 2020). Gejala yang timbul pada setiap
orang berbeda tergantung pada faktor-faktor terkait. Covid-19 dapat menjadi
tanda-tanda bahaya infeksi yang menyebabkan penderita mengalami pneumonia,
sindrom pernapasan akut bahkan menyebabkan kematian. Dampak negatif dari
perilaku masyarakat yang kurang baik untuk dapat menerapkan protokol
kesehatan membuat terjadinya penyebaran virus yang semakin meluas dalam
waktu sangat singkat. Faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan masyarakat
untuk dapat menerapkan protokol kesehatan diantaranya adalah pengetahuan
masyarakat dalam memiliki persepsi diri yang harus didasari pengetahuan yang
benar tentang protokol kesehatan dalam pencegahan covid-19. Dampak negatif
dari perilaku masyarakat yang kurang baik membuat terjadinya penyebaran virus
yang semakin meluas dalam waktu sangat singkat.
Rantai untuk menekan penyebaran penularan covid-19 sangat tergantung
pada masyarakat, masyarakat yang tahu tentang pencegahan dan memiliki
perilaku yang baik dalam menerapkan protokol kesehatan apabila masyarakat
memiliki pengetahuan yang baik ( Sari dkk, 2020). Peran perawat juga dibutuhkan
masyarakat dalam pencegahan covid-19, yaitu melalui promotif dengan
memberikan informasi dan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
pentingnya penerapan protokol kesehatan dalam pencegahan covid-19.
3

Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi covid-19


adalah dengan disiplin mematuhi protokol kesehatan 3M (memakai masker,
mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak serta menjauh dari kerumunan)
untuk menghentikan rantai penyebaran covid-19. Berdasarkan uraian dari kejadian
diatas, serta pentingnya protokol kesehatan dalam pencegahan covid-19 maka hal
tersebut mendorong dan menarik penulis untuk mengetahui “Tingkat Pengetahuan
Masyarakat Tentang Protokol Kesehatan Dalam Pencegahan Covid-19”.

1.2 Rumusan Masalah


Salah satu hal yang penting untuk memutuskan rantai penularan virus
covid-19 dengan melakukan langkah-langkah penanggulangan terpadu
keterlibatan seluruh komponen masyarakat yakni mematuhi penerapan protokol
kesehatan meliputi memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga
jarak dengan orang lain dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan perilaku
hidup bersih dan sehat. Berdasarkan uraian tersebut maka dirumuskan
“Bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat tentang protokol kesehatan dalam
pencegahan covid-19?”

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan
masyarakat tentang protokol kesehatan dalam pencegahan covid-19
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Penelitian ini diharapkan dapat membantu pengembangan ilmu,
pengetahuan dan teknologi dalam bidang keperawatan serta menambah
pengetahuan bagi perawat maupun mahasiswa keperawatan dalam pengetahuan
terkait tentang protokol kesehatan dalam pencegahan covid-19.
1.4.2 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa memperoleh pengetahuan serta menambah wawasan
pengetahuan dan sebagai acuan agar dapat menerapkan peran perawat sebagai
edukator agar dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
BAB 2
4

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Pengetahuan


2.1.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui proses
sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan
merupakan domain yang penting dalam terbentuknya perilaku terbuka atau open
behavior (Donsu, 2017). Pengetahuan adalah suatu hasil tau dari manusia atas
penggabungan atau kerjasama antara suatu subyek yang mengetahui dan objek
yang diketahui. Segenap apa yang diketahui tentang sesuatu objek tertentu
(Suriasumantri dalam Nurroh 2017).
2.1.2 Kriteria Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu hasil tau dari manusia atas penggabungan atau
kerjasama antara suatu subyek yang mengetahui dan objek yang diketahui.
Segenap apa yang diketahui tentang sesuatu objek tertentu (Suriasumantri dalam
Nurroh 2017). Menurut Notoatmodjo dalam Yuliana (2017), pengetahuan adalah
hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui
indera yang dimiliki (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Jadi pengetahuan
adalah berbagai macam hal yang diperoleh oleh seseorang melalui panca indera.
Menurut Wawan dan Dewi (2018) pengetahuan merupakan hasil tahu
seseorang terhadap suatu objek yang diteliti melalui panca indra manusia yaitu
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan adalah ranah
yang sangat penting untuk terbentuknya suatu tindakan karna tindakan seseorang
dipengaruhi dari pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan dapat diperoleh secara
alami maupun terencana yaitu melalui proses pendidikan (Nurjannah, 2016).
2.1.2 Tingkat Pengetahuan
Menurut Sulaiman (2015) tingkatan pengetahuan terdiri dari 4 macam,
yaitu pengetahuan deskriptif, pengetahuan kausal, pengetahuan normatif dan
pengetahuan esensial. Pengetahuan deskriptif yaitu jenis pengetahuan yang dalam
cara penyampaian atau penjelasannya berbentuk secara objektif dengan tanpa
adanya unsur subyektivitas. Pengetahuan kausal yaitu suatu pengetahuan yang
memberikan jawaban tentang sebab dan akibat. Pengetahuan normatif yaitu suatu

4
5

pengetahuan yang senantiasa berkaitan dengan suatu ukuran dan norma atau
aturan. Pengetahuan esensial adalah suatu pengetahuan yang menjawab suatu
pertanyaan tentang hakikat segala sesuatu dan hal ini sudah dikaji dalam bidang
ilmu filsafat.
Sedangkan menurut Daryanto dalam Yuliana (2017), pengetahuan
seseorang terhadap objek mempunyai intensitas yang berbeda-beda, dan
menjelaskan bahwa ada enam tingkatan pengetahuan yaitu sebagai berikut:
2.1.2.1 Pengetahuan (knowledge)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (ingatan). Seseorang dituntut untuk
mengetahui fakta tanpa dapat menggunakannya.
2.1.2.2 Pemahaman (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu, tidak sekedar dapat
menyebutkan, tetapi harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek
yang diketahui.
2.1.2.3 Penerapan (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek tersebut
dapat menggunakan dan mengaplikasikan prinsip yang diketahui pada situasi
yang lain.
2.1.2.4 Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponenkomponen yang
terdapat dalam suatu objek.
2.1.2.5 Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang telah ada. Sintesis menunjukkan suatu kemampuan
seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis
dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.
2.1.2.6 Penilaian (evaluation)
Yaitu suatu kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian terhadap
suatu objek tertentu didasarkan pada suatu kriteria atau norma-norma yang
berlaku di masyarakat.
2.1.3 Jenis Pengetahuan
6

Pemahaman masyarakat mengenai pengetahuan dalam konteks kesehatan


sangat beraneka ragam. Pengetahuan merupakan bagian perilaku kesehatan.
Menurut Saranailmu, (2018) dalam https://www.weschool.id jenis pengetahuan
diantaranya sebagai berikut :
2.1.4.1 Pengetahuan implisit
Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam
bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata,
seperti keyakinan pribadi, persfektif, dan prinsip. Biasanya pengalaman seseorang
sulit untuk ditransfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun lisan. Pengetahuan
implisit sering kali berisi kebiasaan dan budaya bahkan bisa tidak disadari.
Contoh seseorang mengetahui tentang bahaya merokok bagi kesehatan, namun
ternyata ia merokok.
2.1.4.2 Pengetahuan eksplisit
Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan
atau tersimpan dalam wujud nyata, bisa dalam wujud perilaku kesehatan.
Pengetahuan nyata dideskripsikan dalam tindakan-tindakan yang berhubungan
dengan kesehatan. Contoh seseorang yang telah mengetahui bahaya merokok bagi
kesehatan dan ia tidak merokok.
2.1.4.3 Pengetahuan empiris
Pengetahuan empiris adalah pengetahuan yang lebih mengedepankan
pengamatan serta pengalaman atau yang lebih dikenal dengan sebutan
pengetahuan empiris atau pengetahuan posteriori. Untuk mendapatan pengetahuan
ini memerlukan pengamatan yang harus di lakukan secara empiris dan rasional.
Pengetahuan empiris bisa di kembangkan menjadi pengetahuan deskriptif yang
mana jika seseorang melukiskan atau menguraikan dengan berbagai penjelasan
berkenaan dengan semua ciri-ciri, karakteristik serta efek yang terdapat pada
objek empiris. Pengetahuan empiris sebenarnya bisa di dapatkan dengan melalui
pengalaman pribadi manusia yang terjadi secara berulang-ulang. Contohnya saja,
seseorang apabila terpilih untuk menjadi pimpinan pada suatu organisasi maka di
pastikan mendapatkan pengetahuan mengenai bagaimana manajemen organisasi.

2.1.4.4 Pengetahuan Rasionalisme


7

Pengetahuan Rasionalisme merupakan suatu pengetahuan yang di


dapatkan dari lewat akal. Rasionalisme lebih menekankan berdasarkan
pengetahuan yang tidak ada penekanan berdarkan pengalaman. Contohnya dari
pengetahuan matematika yang maka dalam ilmu matematika hasil dari 1 + 1 = 2
tidak di dapatkan dari pengalaman atau pengamatan empiris, tetapi lebih melalui
pikiran untuk dapat berpikir logis.
2.1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Fitriani dalam Yuliana (2017), faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan adalah sebagai berikut:
2.1.4.1 Pendidikan
Pendidikan mempengaruhi proses dalam belajar, semakin tinggi
pendidikan seseorang, maka semakin mudah seseorang tersebut untuk menerima
sebuah informasi. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan
formal, akan tetapi dapat diperoleh juga pada pendidikan non formal. Pengetahuan
seseorang terhadap suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan
aspek negatif. Kedua aspek ini menentukan sikap seseorang terhadap objek
tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek yang diketahui akan
menumbuhkan sikap positif terhadap objek tersebut. pendidikan tinggi seseorang
didapatkan informasi baik dari orang lain maupun media massa. Semakin banyak
informasi yang masuk, semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang
kesehatan.
2.1.4.2 Media massa/ sumber informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non
formal dapat memberikan pengetahuan jangka pendek (immediatee impact),
sehingga menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan. Kemajuan
teknologi menyediakan bermacam-macam media massa yang dapat
mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang informasi baru. Sarana
komunikasi seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, penyuluhan, dan lain-lain
yang mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan
orang.

2.1.3.3 Sosial budaya dan Ekonomi


8

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan seseorang tanpa melalui penalaran


apakah yang dilakukan baik atau tidak. Status ekonomi seseorang juga akan
menentukan ketersediaan fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,
sehingga status sosial ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
2.1.3.4 Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap
proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada pada lingkungan
tersebut. Hal tersebut terjadi karena adanya interaksi timbal balik yang akan
direspon sebagai pengetahuan.
2.1.3.5 Pengalaman
Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman pribadi ataupun pengalaman
orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran
suatu pengetahuan.
2.1.3.6 Usia
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Bertambahnya
usia akan semakin berkembang pola pikir dan daya tangkap seseorang sehingga
pengetahuan yang diperoleh akan semakin banyak.
2.1.4 Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetauan dapat dilakukan dengan cara wawancara atau
angket menayakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat
kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas (Nursalam, 2016)
2.1.5 Kriteria Tingkat Pengetahuan
Menurut Nursalam (2016) pengetahuan seseorang dapat di interpretasikan
dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :
1) Baik : hasil presentase 76%-100%
2) Cukup : hasil presentase 56%-75%
3) Kurang : hasil presentase <56%

2.1 Konsep Dasar Masyarakat


9

2.2.1 Pengertian Masyarakat


Dalam bahasa Inggris dipakai istilah society yang berasal dari kata Latin
socius, berarti “kawan”. Istilah masyarakat sendiri berasal dari akar kata Arab
syaraka yang berarti “ikut serta, berpartisipasi”. Masyarakat adalah sekumpulan
manusia saling “bergaul”, atau dengan istilah ilmiah, saling “berinteraksi”
(Koentjaraningrat, 2017). Phil Astrid S. Susanto (2018) menyatakan bahwa
masyarakat atau society merupakan manusia sebagai satuan sosial dan suatu
keteraturan yang ditemukan secara berulang-ulang. Dannerius Sinaga (2016)
menyatakan bahwa masyarakat merupakan orang yang menempati suatu wilayah
baik langsung maupun tidak langsung saling berhubungan sebagai usaha
pemenuhan kebutuhan, terkait sebagai satuan sosial melalui perasaan solidaritas
karena latar belakang sejarah, politik ataupun kebudayaan yang sama.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat dimaknai bahwa masyarakat
merupakan kesatuan atau kelompok yang mempunyai hubungan serta beberapa
kesamaan seperti sikap, tradisi, perasaan dan budaya yang membentuk suatu
keteraturan.
2.2.2 Ciri-ciri Masyarakat
Efendy & Nasrul (2018) mengemukakan bahwa masyarakat memiliki ciri-
ciri sebagai berikut :
2.2.2.1 Ada interaksi antara sesama anggota masyarakat.
Di dalam masyarakat terjdi interaksi sosial yang merupakan hubungan
sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara perseorangan,antara
kelompok-kelompok, maupun antara perseorangan dengan kelompok. Untuk
terjadinya interaksi sosial harus ada 2 syarat, yaitu :
1) Kontak Sosial
2) Komunikasi.
2.2.2.2 Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu.
Suatu kelompok masyarakat menempati suatu wilayah tertentu menurut
suatu keadaan geografis sebagai tempat tinggal komunitasnya, baik dalam ruang
lingkup yang kecil (RT/RW), desa, kecamatan, kabupaten, propinsi dan bahkan
negara.
2.2.2.3 Saling tergantung satu dengan yang lainnya.
10

Anggota masyarakat yang hidup pada suatu wilayah tertentu saling


tergantung satu dengan yang lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tiap-
tiap anggota masyarakat mempunyai keterampilan sesuai dengan kemampuan dan
profesi masing-masing dan saling melengkapi.
2.2.2.4 Memiliki adat istiadat/budaya tertentu.
Adat istiadat dan budaya diciptakan untuk mengatur tatanan kehidupan
bermasyarakat yang mencakup bidang yang sangat luas diantara tata cara
berinteraksi antara kelompok-kelompok yang ada di masyarakat, apakah itu dalam
perkawinan, kesenian, mata pencaharian ataupun system kekerabatan dan
sebagainya.
2.2.2.5 Memiliki identitas bersama.
Suatu kelompok masyarakat memiliki identitas yang dapat dikenali oleh
anggota masyarakat lainnya. Hal ini penting untuk menopang kehidupan dalam
bermasyarakat yang lebih luas. Identitas kelompok dapat berupa lambang-
lambang, bahasa, pakaian, simbol-simbol tertentu dari perumahan, benda-benda
tertentu, seperti : alat pertanian, senjata tajam, kepercayaan, dsb.
2.2.3 Tipe-tipe Masyarakat
Gilin and Gilin (2018) menyatakan bahwa lembaga masyarakat dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
2.2.3.1 Berdasarkan perkembangannya
1) Cresive Institution
Merupakan lembaga masyarakat yang paling Primer, yang secara tidak sengaja
tumbuh dari adat istiadat masyarakatnya. Misalnya : yang berkaitan dengan
hak milik, perkawinan, agama dsb.
2) Enacted Institution
Lembaga masyarakat yang secara sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan
tertentu. Misalnya: lembaga utang-piutang, perdagangan, pertanian,
pendidikan.
2.2.3.2 Berdasarkan sistem nilai yang diterima oleh masyarakat

1) Basic Institution
11

Merupakan lembaga masyarakat yang sangat penting untuk memelihara dan


mempertahankan tata tertib dalam masyarakat, diantaranya adalah keluarga dan
sekolah-sekolah yang dianggap sebagai institusi dasar yang pokok.
2) Subsidiary Institution
Lembaga-lembaga masyarakat yang muncul tetapi dianggap kurang penting
karena hanya untuk memenuhi kegiatan-kegiatan tertentu saja.
2.2.3.3 Berdasarkan sudut penerimaan masyarakat
1) Approved / Social Sanctioned Institution
Sebuah lembaga masyarakat yang memang diterima oleh masyarakat yang lain.
2) UnSanctioned Institution
Merupakan lembaga-lembaga masyarakat yang ditolak oleh masyarakat yang
lain, walaupun kadang-kadang tidak mungkin untuk diberantas.
2.2.3.4 Berdasarkan penyebarannya
1) General Institution
Merupakan lembaga masyarakat yang didasarkan atas factor penyebarannya,
seperti agama, karena dapat dikenal semua masyarakat dunia.
2) Restricted Institution
Lembaga masyarakat yang banyak menganut agama-agama tertentu saja,
seperti Budha banyak dianut oleh masyarakat Thailand, Vietnam; Kristen
Katolik banyak dianut masyarakat Itali, perancis dan Islam banyak dianut
masyarakat Arab.
2.2.3.5 Berdasarkan fungsinya
1) Operative Institution
Lembaga masyarakat yang menghimpun pola-pola atau tata cara yang
diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan, seperti
misalnya lembaga industri.
s2) Regulative Institution
Lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat istiadat atau tata kelakuan
yang tidak menjadi bagian mutlak dari lembaga itu sendiri.
12

2.3 Konsep Dasar Covid-19


2.3.1 Pengertian Covid-19
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit
pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi
saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle
East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat/ Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS). Penyakit ini terutama menyebar di antara
orang- orang melalui tetesan pernapasan dari batuk dan bersin. Virus ini dapat
tetap bertahan hingga tiga hari dengan plastik dan stainless steel SARS CoV-2
dapat bertahan hingga tiga hari,atau dalam aerosol selama tiga jam. Virus ini juga
telah ditemukan di feses, tetapi hingga maret 2020 tidak diketahui apakah
penularan melalui feses mungkin, dan risikonya diperkirakan rendah (Doremalen
et al, 2020).
Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar
biasa muncul di Wuhan China, pada desember 2019, kemudian diberi nama
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS- COV2), dan
menyebabkan penyakit Corona virus Disease-2019. Covid-19 termasuk dalam
genus dengan flor elliptic dan sering berbentuk pleomorfik, dan berdiameter 60-
140 nm. Virus ini secara genetic sangat berbeda dari virus SARS-CoV dan
MERS-CoV. Homologi antara covid-19 dan memiliki karakteristik DNA
coronavirus pada kelelawar-SARS yaitu dengan kemiripan lebih dari 85%. Ketika
dikultur pada vitro, covid- 19 dapat ditemukan dalam sel epitel pernapasan
manusia setelah 96 jam. Sementara itu untuk mengisolasi dan mengkultur vero E6
dan Huh-7 garis sel dibutuhkan waktu sekitar 6 hari. Paru-paru adalah organ yang
paling terpengaruh oleh covid-19, karena virus mengakses sel inang melalui
enzim ACE2, yang paling melimpah di sel alveolar tipe II paru-paru. Virus ini
menggunakan glikoprotein permukaan khusus, yang disebut “spike”, untuk
terhubung ke ACE2 dan memasuki sel inang (Letko et al, 2020). Kepadatan
ACE2 di setiap jaringan berkorelasi dengan tingkat keparahan penyakit di
jaringan itu dan beberapa ahli berpedapat bahwa penurunan aktivitas ACE2
mungkin bersifat protektif. Dan seiring perkembangan penyakit alveolar,
13

kegagalan pernapasan mungkin terjadi dan kematian mungkin terjadi (Xu et al,
2020).
Sub-family virus corona dikategorikan ke dalam empat genus; α, β, γ, dan
δ. Selain virus baru ini (covid-19), ada tujuh virus corona yang telah diketahui
menginfeksi manusia. Kebanyakan virus corona menyebabkan infeksi saluran
pernapasan atas (ISPA), tetapi Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus
(MERSr CoV), severe acute respiratory syndrome associated coronavirus
(SARSr CoV) dan novel coronavirus 2019 dapat menyebabkan pneumonia ringan
dan bahkan berat, serta penularan yang dapat terjadi antar manusia. Virus corona
sensitif terhadap sinar ultraviolet dan panas, dan dapat di nonaktifkan (secara
efektif dengan hampir semua disinfektan kecuali klorheksidin). Oleh karena itu,
cairan pembersih tangan yang mengandung klorheksidin tidak direkomendasikan
untuk digunakan dalam wabah ini (Safrizal dkk, 2020).
2.3.2 Etiologi
Diagnosis awal dari Rencana Perawatan Penyakit Virus Corona 2019 yang
disusun Pemerintah China, deskripsi etiologi COVID-19 didasarkan pada
pemahaman sifat fisikokimia dari penemuan virus corona sebelumnya. Dari
penelitian lanjutan, edisi kedua pedoman tersebut menambahkan “corona virus
tidak dapat dinonaktifkan secara efektif oleh chlorhexidine’, juga kemudian
definisi baru ditambahkan dalam ed isi keempat, “nCov-19 adalah genus b,
dengan envelope, bentuk bulat dan sering berbentuk pleomorfik, dan berdiameter
60-140 nm. Karakteristik genetiknya jelas berbeda dari SARSr- CoV dan MERSr-
CoV. Homologi antara nCoV- 2019 dan bat-SL-CoVZC45 lebih dari 85%. Ketika
dikultur in vitro, nCoV-2019 dapat ditemukan dalam sel epitel pernapasan
manusia setelah 96 jam, sementara itu membutuhkan sekitar 6 hari untuk
mengisolasi dan membiakkan VeroE6 dan jaringan sel Huh-7“, serta ”corona
virus sensitif terhadap sinar ultraviolet” (Safrizal dkk, 2020).
CoV adalah virus RNA positif dengan penampilan seperti mahkota di
bawah mikroskop elektron (corona adalah istilah latin untuk mahkota) karena
adanya lonjakan glikoprotein pada amplop. Subfamili Orthocoronavirinae dari
keluarga Coronaviridae (orde Nidovirales) digolongkan ke dalam empat gen
CoV: Alphacoronavirus (alphaCoV), Betacoronavirus (betaCoV),
14

Deltacoronavirus (deltaCoV), dan Gammacoronavirus (deltaCoV). Selanjutnya,


genus betaCoV membelah menjadi lima sub- genera atau garis keturunan10.
Karakterisasi genom telah menunjukkan bahwa mungkin kelelawar dan tikus
adalah sumber gen alphaCoVs dan betaCoVs. Sebaliknya, spesies burung
tampaknya mewakili sumber gen deltaCoVs dan gammaCoVs. Anggota keluarga
besar virus ini dapat menyebabkan penyakit pernapasan, enterik, hati, dan
neurologis pada berbagai spesies hewan, termasuk unta, sapi, kucing, dan
kelelawar (Safrizal dkk, 2020). Sampai saat ini, tujuh CoV manusia (HCV) yang
mampu menginfeksi manusia telah diidentifikasi. Beberapa HCoV diidentifikasi
pada pertengahan 1960-an, sementara yang lain hanya terdeteksi pada milenium
baru. Dalam istilah genetik, Chan et al. telah membuktikan bahwa genom HCoV
baru, yang diisolasi dari pasien kluster dengan pneumonia atipikal. Setelah
mengunjungi Wuhan diketahui memiliki 89% identitas nukleotida dengan
kelelawar SARS- seperti-CoVZXC21 dan 82% dengan gen manusia SARS-
CoV11. Untuk alasan ini, virus baru itu bernama SARS-CoV-2. Genom RNA
untai tunggal-nya mengandung 29891 nukleotida, yang mengkode 9860 asam
amino. Meskipun asalnya tidak sepenuhnya dipahami, analisis genom ini
menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 mungkin berevolusi dari strain yang
ditemukan pada kelelawar. Namun, potensi mamalia yang memperkuat, perantara
antara kelelawar dan manusia, belum diketahui. Karena mutasi pada strain asli
bisa secara langsung memicu virulensi terhadap manusia, maka tidak dipastikan
bahwa perantara ini ada (Safrizal dkk, 2020).

2.3.3 Karakteristik Epidemiologi


Menurut (Safrizal dkk, 2020) karakteristik epidemiologi meliputi:
2.3.3.1 Orang dalam pemantauan
Seseorang yang mengalami gejala demam (≥38°C) atau memiliki riwayat
demam atau ISPA tanpa pneumonia. Selain itu seseorang yang memiliki riwayat
perjalanan ke negara yang terjangkit pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala
juga dikategorikan sebagai dalam pemantauan.
2.3.3.2 Pasien dalam pengawasan
15

1) Seseorang yang mengalami memiliki riwayat perjalanan ke negara yang


terjangkit pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala-gejala covid-19 dan
seseorang yang mengalami gejala- gejala, antara lain: demam (>38°C); batuk,
pilek, dan radang tenggorokan, pneumonia ringan hingga berat berdasarkan
gejala klinis dan/atau gambaran radiologis; serta pasien dengan gangguan
sistem kekebalan tubuh (immunocompromised) karena gejala dan tanda
menjadi tidak jelas.
2) Seseorang dengan demam >38°C atau ada riwayat demam atau ISPA ringan
sampai berat dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala, memiliki salah
satu dari paparan berikut: Riwayat kontak dengan kasus konfirmasi covid-19,
bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan pasien
konfirmasi covid-19, memiliki riwayat perjalanan ke wilayah endemik,
memiliki sejarah kontak dengan orang yang memiliki riwayat perjalanan pada
14 hari terakhir ke wilayah endemik.
2.3.4 Mekanisme Penularan
Covid-19 paling utama ditransmisikan oleh tetesan aerosol penderita dan
melalui kontak langsung. Aerosol kemungkinan ditransmisikan ketika orang
memiliki kontak langsung dengan penderita dalam jangka waktu yang terlalu
lama. Konsentrasi aerosol di ruang yang relatif tertutup akan semakin tinggi
sehingga penularan akan semakin mudah (Safrizal dkk, 2020).
2.3.5 Manisfestasi Klinis
Menurut (Safrizal dkk, 2020) berdasarkan penyelidikan epidemiologi saat
ini, masa inkubasi covid-19 berkisar antara 1 hingga 14 hari, dan umumnya akan
terjadi dalam 3 hingga 7 hari. Demam, kelelahan dan batuk kering dianggap
sebagai manifestasi klinis utama. Gejala seperti hidung tersumbat, pilek,
pharyngalgia, mialgia dan diare relative jarang terjadi pada kasus yang parah,
dispnea dan / atau hipoksemia biasanya terjadi setelah satu minggu setelah onset
penyakit, dan yang lebih buruk dapat dengan cepat berkembang menjadi sindrom
gangguan pernapasan akut, syok septik, asidosis metabolik sulit untuk dikoreksi
dan disfungsi perdarahan dan batuk serta kegagalan banyak organ. Pasien dengan
penyakit parah atau kritis mungkin mengalami demam sedang hingga rendah, atau
tidak ada demam sama sekali. Kasus ringan hanya hadir dengan sedikit demam,
16

kelelahan ringan dan sebagainya tanpa manifestasi pneumonia Dari kasus yang
ditangani saat ini, sebagian besar pasien memiliki prognosis yang baik. Orang tua
dan orang-orang dengan penyakit kronis yang mendasari biasanya memiliki
prognosis buruk sedangkan kasus dengan gejala yang relatif ringan sering terjadi
pada anak-anak. Beberapa gejala yang mungkin terjadi, antara lain :
2.3.5.1 Penyakit Sederhana (ringan)
Pasien-pasien ini biasanya hadir dengan gejala infeksi virus saluran
pernapasan bagian atas, termasuk demam ringan, batuk (kering), sakit
tenggorokan, hidung tersumbat, malaise, sakit kepala, nyeri otot, atau malaise.
Tanda dan gejala penyakit yang lebih serius, seperti dispnea, tidak ada.
Dibandingkan dengan infeksi HCoV sebelumnya, gejala non-pernapasan seperti
diare sulit ditemukan.
2.3.5.2 Pneumonia Sedang
Gejala pernapasan seperti batuk dan sesak napas (atau takipnea pada anak-
anak) hadir tanpa tanda-tanda pneumonia berat.
2.3.5.3 Pneumonia Parah
Demam berhubungan dengan dispnea berat, gangguan pernapasan,
takipnea (> 30 napas / menit), dan hipoksia (SpO2 <90% pada udara kamar).
Namun, gejala demam harus ditafsirkan dengan hati- hati karena bahkan dalam
bentuk penyakit yang parah, bisa sedang atau bahkan tidak ada. Sianosis dapat
terjadi pada anak-anak. Dalam definisi ini, diagnosis adalah klinis, dan pencitraan
radiologis digunakan untuk mengecualikan komplikasi.
2.3.5.4 Sindrom Gangguan Pernapasan Akut (ARDS)
Diagnosis memerlukan kriteria klinis dan ventilasi. Sindrom ini
menunjukkan kegagalan pernapasan baru-awal yang serius atau memburuknya
gambaran pernapasan yang sudah diidentifikasi. Berbagai bentuk ARDS
dibedakan berdasarkan derajat hipoksia.
2.3.6 Pencegahan Penularan Covid-19
Menurut Kemenkes RI dalam Health Line (2020) pencegahan penularan
covid-19 meliputi :
2.3.6.1 Sering-Sering Mencuci Tangan
17

Sekitar 98 persen penyebaran penyakit bersumber dari tangan. Mencuci


tangan hingga bersih menggunakan sabun dan air mengalir efektif membunuh
kuman, bakteri, dan virus, termasuk virus Corona. Pentingnya menjaga kebersihan
tangan membuat memiliki risiko rendah terjangkit berbagai penyakit.
2.3.6.2 Hindari Menyentuh Area Wajah
Virus Corona dapat menyerang tubuh melalui area segitiga wajah, seperti
mata, mulut, dan hidung. Area segitiga wajah rentan tersentuh oleh tangan,
sadar atau tanpa disadari. Sangat penting menjaga kebersihan tangan sebelum
dan sesudah bersentuhan dengan benda atau bersalaman dengan orang lain.
2.3.6.3 Hindari Berjabat Tangan dan Berpelukan
Menghindari kontak kulit seperti berjabat tangan mampu mencegah
penyebaran virus Corona. Untuk saat ini menghindari kontak adalah cara terbaik.
Tangan dan wajah bisa menjadi media penyebaran virus Corona.
2.3.6.4 Jangan Berbagi Barang Pribadi
Virus Corona mampu bertahan di permukaan hingga tiga hari. Penting
untuk tidak berbagi peralatan makan, sedotan, handphone, dan sisir. Gunakan
peralatan sendiri demi kesehatan dan mencegah terinfeksi virus Corona.
2.3.6.5 Etika ketika Bersin dan Batuk
Satu di antara penyebaran virus Corona bisa melalui udara. Ketika bersin
dan batuk, tutup mulut dan hidung agar orang yang ada di sekitar tidak terpapar
percikan kelenjar liur. Lebih baik gunakan tisu ketika menutup mulut dan hidung
ketika bersin atau batuk. Cuci tangan hingga bersih menggunakan sabun agar
tidak ada kuman, bakteri, dan virus yang tertinggal di tangan.
2.3.6.6 Bersihkan Perabotan di Rumah
Tidak hanya menjaga kebersihan tubuh, kebersihan lingkungan tempat
tinggal juga penting. Gunakan disinfektan untuk membersih perabotan yang ada
di rumah. Bersihkan permukaan perabotan rumah yang rentan tersentuh, seperti
gagang pintu, meja, furnitur, laptop, handphone, apa pun, secara teratur. Bisa
membuat cairan disinfektan buatan sendiri di rumah menggunakan cairan pemutih
dan air. Bersihkan perabotan rumah cukup dua kali sehari.
2.3.6.7 Jaga Jarak Sosial
18

Satu di antara pencegahan penyebaran virus Corona yang efektif adalah


jaga jarak sosial. Pemerintah telah melakukan kampanye jaga jarak fisik atau
physical distancing. Dengan menerapkan physical distancing ketika beraktivitas di
luar ruangan atau tempat umum, sudah melakukan satu langkah mencegah
terinfeksi virus Corona. Jaga jarak dengan orang lain sekitar satu meter. Jaga jarak
fisik tidak hanya berlaku di tempat umum, di rumah pun juga bisa diterapkan.
2.3.6.8 Hindari Berkumpul dalam Jumlah Banyak
Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Kepolisian Republik Indonesia
telah membuat peraturan untuk tidak melakukan aktivitas keramaian selama
pandemik virus corona. Tidak hanya tempat umum, seperti tempat makan, gedung
olah raga, tetapi tempat ibadah saat ini harus mengalami dampak tersebut.
Tindakan tersebut adalah upaya untuk mencegah penyebaran virus corona. Virus
corona dapat ditularkan melalui makanan, peralatan, hingga udara. Untuk saat ini,
dianjurkan lebih baik melakukan aktivitas di rumah agar pandemik virus corona
cepat berlalu.
2.3.6.9 Mencuci Bahan Makanan
Selain mencuci tangan, mencuci bahan makanan juga penting dilakukan.
Rendam bahan makanan, seperti buah-buah dan sayur- sayuran menggunakan
larutan hidrogen peroksida atau cuka putih yang aman untuk makanan. Simpan di
kulkas atau lemari es agar bahan makanan tetap segar ketika ingin dikonsumsi.
Selain untuk membersihkan, larutan yang digunakan sebagai mencuci memiliki
sifat antibakteri yang mampu mengatasi bakteri yang ada di bahan makanan.
23

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah literatur
review. Literatur review adalah analisis terintegrasi tulisan ilmiah yang terkait
langsung dengan pertanyaan penelitian (Nursalam, 2020).
Pada penelitian ini, peneliti membahas

3.2 Kriteria Kelayakan Literatur Review


Startegi yang digunakan untuk mencari literature dalam penelitin ini
adalah menggunakan PICOS dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Adapaun
kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria Inklusi Eksklusi

Masyarakat
Population

Intervensi Tidak ada intervensi Ada intervensi


Comparison Tidak ada pembanding Tidak ada pembanding
Outcome Ada hubungan tingkat Tidak ada hubungan
pengetahuan tingkat pengetahuan
masyarakat tentang masyarakat tentang
protokol kesehatan protokol kesehatan
dalam pencegahan dalam pencegahan
covid-19 covid-19
Study Design Deskritif, Cross- Quasi Eksperiment,
sectional Observasional
Analitik, Focus Grup
Discussion Systemic
review, survey study,
pra-eksperiment

Publication Years Artikel atau jurnal terbitArtikel atau jurnal yang


dari tahun 2018-2021 terbit sebelum 2018

Language Bahasa Indonesia Bahasa China, Bahasa


Arab, Bahasa Jerman
24

3.3 Sumber Literatur


Data sebagai sumber literatur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti-peneliti terdahulu. Adapaun sumber data sekunder yang didapat berupa
artikel jurnal nasional. Dalam pencarian sumber literatur data sekunder peneliti
menggunakan database Google Scholar dengan keyword “Protokol Kesehatan”
OR “Pencegahan Covid-19”.
3.4.1 Tahap Pengumpulan Data
Tahapan dan prosedur pengumpulan data dalam penelitian Literatur ini
meliputi beberapa tahap sebagai berikut.
1) Menyusun Proposal
Dalam memulai penelitian ini peneliti terlebih dahulu menyusun latar belakang
dan menentukan tujuan yang sesuai dengan topik penelitian yaitu tingkat
pengetahuan masyarakat tentang protokol kesehatan dalam pencegahan covid-
19.
2) Menentukan Pertanyaan Penelitian
Peneliti menentukan pertanyaan dalam penelitian ini yaitu bagaimana
pengetahuan masyarakat tentang protokol kesehatan dalam pencegahan covid-
19.
3) Mencari Literatur
Pencarian literatur dalam penelitian ini menggunakan database google scholar
dan dengan menggunakan kata kunci “Protokol Kesehatan” OR “Pencegahan
Covid-19”.
4) Seleksi Literatur Sesuai Kriteria
Untuk mendapatkan literatur yang layak sesuai denga topik, peneliti
menentukan kriteria kelayakan artikel adengan strategi seleksi artikel
menggunakan PICOS yang disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
5) Seleksi Literatur yang Berkualitas
Setelah artikel penelitian ditemukan dan sesuai dengan kriteria inklusi, maka
selanjutnya peneliti melakukan seleksi studi dengan membaca lengkap
25

keseluruhan isi artikel mulai dari judul, abstrak, latar belakang, metode, hasil,
pembahasan dan daftar pustaka, apabila ditemukan artikel yang tidak lengkap
akan dibuang.
6) Melakukan Ekstraksi Data
Setelah mendapatkan artikel yang sesuai melalui seleksi literatur, langkah
selanjutnya peneliti akan membaca dan menganalisa artikel satu persatu dan
melakukan ekstraksi (mengambil data hasil penelitian dari setiap artikel) data
sesuai dengan tujuan dan pertanyaan penelitian.
7) Melakukan Sintesis Hasil Dengan Metode Naratif
Setelah dilalakukan ekstraksi data dan telah ditemukan data-data hasil
penelitian tentang tingkat pengetahuan masyarakat tentang protokol kesehatan
dalam pencegahan covid-19 kemudian peneliti melakukan pembahasan tentang
hasil penelitian yang didapatkan serta melakukan sintesis atau menuangkan ide,
gagasan berupa data-data informasi baru yang sebelumnya belum pernah di
tulis oleh orang lain dalam bentuk naratif.
3.1 Metode Analisis
Metode analisis literatur dalam penelitian ini menggunakan metode
analisis deskriftif yaitu menyajikan data dan menjabarkan secara naratif hasil-hasil
penelitian yang didapatkan dari artikel yang dijadikan sebagai sumber literatur.

Anda mungkin juga menyukai