Anda di halaman 1dari 148

SKRIPSI

EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA


VIDEO DAN LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN
SIKAP PENANGGULANGAN COVID-19 PADA KADER
POSYANDU DI DESA KATIKAN

Oleh:
TRISNA ANGGI PUTRI
NIM : 201703038

PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN


PROGAM STUDI SI KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2021
SKRIPSI
LEMBAR SAMPUL
EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA
VIDEO DAN LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN
SIKAP PENANGGULANGAN COVID-19 PADA KADER
POSYANDU DI DESA KATIKAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mencapai


Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)

Oleh:
TRISNA ANGGI PUTRI
NIM : 201703038

PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN


PROGAM STUDI SI KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah


Dinyatakan layak mengikuti Ujian Skripsi

SKRIPSI
EFEKTIFITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA VIDEO DAN
LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP
PENANGGULANGAN COVID-19 PADA KADER POSYANDU DI DESA
KATIKAN

Menyetujui, Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid) Pipid Ari Wibowo, S.KM., M.KKK
NIDN. 0217097601 NIS. 20140109

Mengetahui,
Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

Avicena Sakufa marsanti, S.KM., M.Kes


NIDN. 717059101

ii
PENGESAHAN

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Tugas Akhir Skripsi dan dinyatakan
telah memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar S.KM
Pada Tanggal 5 Juli 2021

1. Dewan Penguji : Riska Ratnawati, S.KM., M.Kes (..............................)

2. Penguji I : Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid) (..............................)

3. Penguji II : Pipid Ari Wibowo, S,KM., M.KKK (..............................)

Mengesahkan
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Ketua,

Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid)


NIDN.0217091701

iii
HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Trisna Anggi Putri

NIM : 201703038

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan

didalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan dalam memperoleh gelar

sarjana disuatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan

yang diperoleh dari hasil penerbitan baik yang sudah maupun belum/tidak

dipublikasikan, sumbernya dijelaskan dalam tulisan dan daftar pustaka.

Madiun, 2 Juli 2021

Trisna Anggi Putri


NIM. 201703038

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Trisna Anggi Putri

Tempat, Tanggal Lahir : Ngawi, 12 Juli 1999

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Desa Katikan, RT.01/RW.06, Kecamatan

Kedunggalar, Kabupaten Ngawi

Email : Trisnapu3@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. Taman Kanak-Kanak (2004-2005)

2. MI Islamiyah Kedungwaru (2005-2011)

3. SMP Muhammadiyah 5 Ngawi (2011-2014)

4. MAN 2 Kota Madiun (2014-2017)

5. STIKES BHM Madiun (2017-Sekarang)

v
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2021
ABSTRAK

TRISNA ANGGI PUTRI

EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA VIDEO DAN


LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP
PENANGGULANGAN COVID-19 PADA KADER POSYANDU DI DESA
KATIKAN
146 halaman + 14 tabel + 4 gambar + 18 lampiran

Coronavirus Disease-2019 (Covid-19) adalah penyakit menular yang


disebabkan oleh Coronavirus jenis baru. Edukasi dan promosi kesehatan
memegang peran utama dalam penanganan COVID-19. Upaya untuk mencegah
penyebaran COVID-19 yaitu dengan menggunakan masker, mencuci tangan, dan
menjaga jarak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas promosi
kesehatan melalui media video dan leaflet terhadap pengetahuan dan sikap
penanggulangan covid-19.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan Pre-
Eksperiment dengan metode Pre-test dan Post-test. Sampel berjumlah 40
responden, 20 orang pada kelompok video, 20 orang pada kelompok leaflet.
Analisis data menggunakan paired t-test dan independent t-test.
Hasil efektifitas kedua metode terhadap peningkatan pengetahuan sebelum
dan sesudah intervensi memperoleh p-value 0,031<0,05 (α) dengan selisih rata-
rata antara metode video 2,00 dan leaflet 2,55 dengan nilai IK95% 0,52-1,048.
Untuk efektifitas kedua metode terhadap peningkatan sikap sebelum dan sesudah
intervensi memperoleh p-value 0,000<0,05 (α) dengan selisih rata-rata antara
metode video 2,60 dan leaflet 3,60 dengan nilai IK95 0,59-1,41.
Metode leaflet lebih efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap
tentang pencegahan COVID-19 dibandingkan dengan metode video. Metode
promosi kesehatan dengan metode leaflet yang kreatif dan inovatif dapat menarik
minat membaca kader posyandu dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap
yang lebih baik.
Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu adanya pengaruh promosi kesehatan
melalui video dan leaflet terhadap pengetahuan dan sikap tentang penanggulangan
covid-19 pada kader posyandu di Desa Katikan. Saran bagi peneliti selanjutnya
diharapkan dapat menambahkan variabel yang berbeda, jumlah sampel yang lebih
banyak, serta metode penelitian yang berbeda.

Kata Kunci : Covid-19, video, leaflet, kader posyandu

vi
PUBLIC HEALTH PROGRAM
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2021

ABSTRACT

TRISNA ANGGI PUTRI

EFFECTIVENESS OF HEALTH PROMOTION THROUGH VIDEO


AND LEAFLET MEDIA ON COVID-19 PREVENTION KNOWLEDGE
AND ATTITUDES TO POSYANDU CADRES IN KATIKAN VILLAGE
146 page + 15 tables + 4 pictures + 18 appendixs

Background: Coronavirus Disease-2019 (Covid-19) is an infectious disease


caused by a new type of coronavirus. Health education and promotion play a
major role in the handling of COVID-19. Efforts to prevent the spread of COVID-
19 are to use masks, wash hands, and keep your distance. The purpose of this
study is to find out the effectiveness of health promotion through video media
and leaflets on knowledge and attitudes to counter covid-19.

The methods of this research: In this research is quantitative research using Pre-
Experimental with Post-test and Pre-test method. The sample numbered 40
respondents, 20 people in the video group, 20 people in the leaflet group. Data
analysis using paired t-test and independent t-test.

The result: The effectiveness of the two methods on increasing knowledge before
and after the intervention obtained p-value 0.031<0.05 (α) with an average
difference between the video method 2.00 and leaflet 2.55 with a IK95% 0.52-
1.048. For the effectiveness of the two methods to increase attitude before and
after the intervention obtained p-value 0.000<0.05 (α) with an average difference
between video method 2.60 and leaflet 3.60 with an IK95 0.59-1.41.

Analysis: Leaflet methods are more effective at improving knowledge and


attitudes about COVID-19 prevention than video methods. Health promotion
methods with creative and innovative leaflet methods can attract the interest of
reading posyandu cadres in improving knowledge and better attitude.

Discus and Conclusion: The conclusion in this study is the influence of health
promotion through videos and leaflets on knowledge and attitudes about covid-19
prevention in posyandu cadres in Katikan Village. Further advice for researchers
is expected to add different variables, more sample counts, as well as different
research methods.

Keywords: Covid-19, video, leaflet, posyandu cadre

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

rahmat dan hdayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi

iniyang berjudul “Efektivitas promosi kesehatan melalui media video dan leaflet

terhadap penanggulangan covid-19 pada kader posyandu di desa katikan”. Dalam

penyusunan proposal skripsi ini penulis menghadapi banyak hambatan dan

tantangan namun tidak mengurangi rasa semangat penulis dalam melaksanakan

tugas dan tanggung jawab sebagai mahasiswa semester akhir. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan jenjang Sarjana Kesehatan

Masyarakat di Prodi Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia

Madiun.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu proses penulisan ini :

1. Bapak Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid) selaku Ketua STIKES Bhakti

Husada Mulia Madiun dan Dosen Pembimbing 1, yang telah memberi

kesempatan menyusun proposal skripsi dan memberikan bimbingan dalam

penyusunan proposal skripsi ini.

2. Ibu Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi

S1 Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

3. Bapak Pipid Ari Wibowo, S.KM., M.KKK selaku Dosen Program Studi

S1 Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun dan

viii
Dosen Pembimbing 2, yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk

dalam penyusunan proposal skripsi ini.

4. Ibu Riska Ratnawati, S.KM., M.Kes selaku Ketua Dewan Penguji, yang

senantiasa mendampingi dan membantu dalam proposal skripsi ini.

5. Seluruh teman-teman saya Prodi S1 Kesehatan Masyarakat angkatan 2017

yang sudah memberi bantuan dan motivasi dalam menyelesaikan proposal

skripsi ini.

6. Kedua orang tua saya, bapak dan ibu, yang senantiasa memberikan doa

dan semangat, mulai dari awal hingga tiada akhir. Terimakasih untuk

pelajaran hidup yang kalian berikan yang dapat menguatkan hati dan

belajar untuk selalu bersyukur dengan keadaan.

7. Dan terimakasih saya ucapkan kepada semua pihak yang tidak bisa saya

sebutkan satu persatu yang telah membantu pembuatan proposal skripsi

ini.

Peneliti menyadari bahwa proposal skripsi ini masih ada

kekurangan baik isi maupun penyajiannya. Oleh karena itu mohon saran

dan masukan dari berbagai pihak agar senantiasa penulis harapkan demi

kesempurnaan proposal skripsi ini.

Madiun, 29 Maret 2021


Penyusun

Trisna Anggi Putri


NIM. 201703038

ix
PERSEMBAHAN

Dengan segala puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa dan atas

dukungan serta doa dari orang-orang tercinta, akhirnya Skripsi ini dapat saya

selesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan rasa

bangga dan bahagia saya haturkan rasa syukur dan terimakasih saya kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, ridho, dan berkah yang luar biasa

kepada saya sehingga mendapat kelancaran dan kemudahan dalam

menyelesaikan Skripsiini.

2. Ayah dan Ibu saya, yang telah memberikan dukungan moril maupun materi

serta doa yang tiada henti untuk kesuksesan saya, karena tiada kata seindah

lantunan doa dan tiada doa yang paling khusuk selain doa yang terucap dari

orang tua. Ucapan terimaksih saja tidak akan pernah cukup untuk membalas

semua kabaikan yang diberikan orang tua, karena itu terimalah persembahan

bakti dan cintaku dengan gelar yang sudah berhasil saya raih semoga dapat

sedikit membalas dan membahagiakan Ayah danIbu.

3. Bapak Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes dan Bapak Pipid Ari Wibowo, S.KM.,

M.KKK selaku dosen pembimbing, yang selama ini telah tulus dan ikhlas

meluangkan waktu untuk menuntun dan mengarahkan saya, agar saya menjadi

lebih baik dan dapat menyelesaikan Skripsi saya dengan baik dan tepat waktu.

Terimakasih Bapak dosen Pembimbing atas semua ilmu yang sudah diberikan

kepada saya, jasa kalian akan selalu terpatri dihati.

4. Ibu Riska Ratnawati, S.KM., M.Kes selaku dosen penguji, terimakasih Ibu

sudah banyak membantu selama ini, terimakasih sudah memberikan semangat,

x
masukan, nasehat serta bantuan dalam penyelesaian Skripsi ini. Kebaikan dan

keikhlasan Ibu akan selalu terukir di hati.

Terimakasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua, akhir kata

saya persembahkan Skripsi ini untuk semuanya. Dan semoga Skripsi ini dapat

bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan di masa yang akan

datang. Aamiin..

xi
DAFTAR ISI

LEMBAR SAMPUL ................................................................................................ i


LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii
PENGESAHAN ..................................................................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
ABSTRACK ............................................................................................................v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 5
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................. 5
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 6
1.5 Keaslian Penelitian ............................................................................... 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 10
2.1 Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) ............................................ 10
2.2 Kader Posyandu .................................................................................. 20
2.3 Promosi Kesehatan ............................................................................. 21
2.4 Domain Perilaku Kesehatan................................................................ 23
2.5 Kerangka Teoritis ............................................................................... 43

xii
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESA ............................................. 44
3.1 Kerangka Konseptual .......................................................................... 44
3.2 Hipotesis Penelitian ............................................................................ 45
BAB 4 METODE PENELITIAN.......................................................................... 46
4.1 Desain Penelitian ................................................................................ 46
4.2 Populasi dan Sampel ........................................................................... 47
4.3 Teknik Sampling ................................................................................. 50
4.4 Kerangka Kerja Penelitian .................................................................. 50
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ...................... 52
4.6 Instrumen Penelitian ........................................................................... 55
4.7 Validitas dan Reabilitas ...................................................................... 55
4.8 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 59
4.9 Prosedur dan Pengumpulan Data ........................................................ 60
4.10 Teknik Analisis Data .......................................................................... 62
4.11 Etika Penelitian ................................................................................... 65
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................67
5.1 Gambaran umum dan lokasi penelitian ................................................67
5.2 Hasil Penelitian ......................................................................................68
5.3 Pembahasan ..........................................................................................77
5.4 Keterbatasan penelitian .........................................................................85
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................86
6.1 Kesimpulan ...........................................................................................86
6.2 Saran .....................................................................................................87
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................89

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas ....................................................................................... 57


Tabel 4.3 Nilai Alpha Cronbach’s ............................................................................... 58
Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas .................................................................................... 59
Tabel 5.1 Deskripsi data demografi responden ............................................................ 69
Tabel 5.2 Gambaran rata-rata skor pengetahuan ibu kader posyandu sebelum dan
sesudah diberikan intervensi video dan leaflet ............................................. 70
Tabel 5.3 Gambaran rata-rata skor sikap ibu kader posyandu sebelum dan sesudah
diberikan intervensi video dan leaflet .......................................................... 71
Tabel 5.4 Distribusi Hasil Normalitas Pengetahuan Responden Tentang
Pencegahan COVID-19 Sebelum Dilakukan Intervensi Video dan
Leaflet Pada Kader Posyandu ...................................................................... 73
Tabel 5.5 Distribusi Hasil Normalitas Sikap Responden Tentang Pencegahan
COVID-19 sebelum dilakukan intervensi menggunakan video dan
leaflet pada kader posyandu ......................................................................... 74
Tabel 5.6 Distribusi penngetahuan kader posyandu sebelum dan sesudah
penggunaan media video.............................................................................. 74
Tabel 5.7 Distribusi pengaruh metode video melalui whatsapp group terhadap
sikap ibu posyandu sebelum dan sesudah intervensi .................................... 75
Tabel 5.8 Distribusi pengetahuan kader posyandu sebelum dan sesudah
penggunaan media leaflet ............................................................................ 76
Tabel 5.9 Distribusi pengaruh metode leaflet terhadap sikap ibu kader posyndu
sebelum dan sesudah intervensi ................................................................... 76
Tabel 5.10 Distribusi perbedaan efektifitas metode video dan leaflet terhadap
pengetahuan kader posyandu sebelum dan sesudah intervensi. .................... 77
Tabel 5.11 Distribusi perbedaan efektifitas metode video dan leaflet terhadap sikap
kader posyandu sebelum dan sesudah intervensi. ........................................ 77

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori 32


Gambar 3.1 Kerangka konseptual 33
Gambar 4.1 Skema rancangan penelitian 35
Gambar 4.2 Kerangka Kerja Penelitian 39

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat izin pengambilan data awal ................................................. 91


Lampiran 2 : Surat Permohonan uji validitas dan reabilitas ............................... 91
Lampiran 3 : Surat izin penelitian KESBANGPOL Kab. Ngawi ....................... 92
Lampiran 4 : Surat izin penelitian UPT Puskesmas Kedunggalar ...................... 93
Lampiran 5 : Surat keterangan telah selesai penelitian ...................................... 94
Lampiran 6 : Lembar persetujuan menjadi responden ....................................... 95
Lampiran 7 : Lembar Kuesioner Pre-test............................................................ 96
Lampiran 8 : kuesioner Post-test ........................................................................ 99
Lampiran 9 : Hasil Quisioner ........................................................................... 102
Lampiran 10 : Tampilan video Pencegahan Virus COVID-19 .......................... 109
Lampiran 11 : Lembar Leaflet tentang Pencegahan COVID-19 ....................... 110
Lampiran 12 : Output hasil Uji Validitas dan raebilitas ..................................... 112
Lampiran 13 : Uji Normalitas Kuesioner ........................................................... 112
Lampiran 14 : Output Hasil Univariat Frekuensi Responden ............................ 116
Lampiran 15 : Output Hasil Bivariat Menggunakan Dependent T-test.............. 120
Lampiran 16 : Output Hasil Bivariat Menggunakan Independent T-test ........... 123
Lampiran 17 : Dokumentasi Kegiatan ................................................................ 124
Lampiran 18 : Lembar Bimbingan Skripsi ......................................................... 128

xvi
DAFTAR SINGKATAN

ARDS : Acute Respiratory Distress Syndrome


CERDIK : Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin
aktifitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat
yang cukup, dan Kelola stress
COVID-19 : Coronavirus Disease-2019
ICTV : International Committee on Taxonomy of Viruses
MERS : Middle East Respiratory
PHBS : Pola Hidup Bersih dan Sehat
PTM : Penyakit Tidak Menular
SARS-CoV-2 : Severe Acute Respiratory Sydrome Coronavirus 2
UKBM : Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat
WHO : World Health Organisation

xvii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Coronavirus Disease-2019 (Covid-19) adalah penyakit menular

yang disebabkan oleh Coronavirus jenis baru (Kemenkes RI, 2020).

Penyakit ini diawali dengan munculnya kasus pneumonia yang tidak

diketahui etiologinya di daerah Wuhan, China pada akhir bulan desember

2019 (Li et al., 2020). Berdasarkan hasil penyidikan yang telah dilakukan

bahwa kasus tersebut diduga berbuhungan dengan Pasar Seafood di

Wuhan. Pada tanggal 7 Januari 2020, Pemerintah China kemudian

mengumumkan bahwa penyebab kasus tersebut adalah Coronavirus jenis

baru yang kemudian diberi nama SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory

Sydrome Coronavirus 2). Virus corona ini ternyata berasal dari famili yang

sama dengan virus penyebab SARS dan MERS.

Indonesia melaporkan kasus pertama COVID-19 pada tanggal 2 Maret

2020 dan jumlahnya terus bertambah hingga sekarang. Sampai dengan

tanggal 6 Desember 2020 Kementerian Kesehatan melaporkan sebanyak

575.796 kasus yang sudah terkonfirmasi COVID-19 dengan 17.740 kasus

meninggal (Covid-19, 2020). di jawa Timur, kasus konfirmasi 65012

dengan 4.584 kasus meninggal (infocovid19.jatimprov.go.id, 2021). Di

kabupaten Ngawi, kasus terkonfirmasi sebanyak 366 dengan 18 kasus

meninggal (infocovid19.jatimprov.go.id, 2021). Badan Pusat Statistik

Nasional, (2020) Indonesia telah melakukan survei sosial demografi

1
dampak covid-19 dengan hasil bahwa masyarakat mempunyai pengetahuan

covid-19 kebijakan physical distancing sebanyak 87% dan 75% masyarakat

menerapkan kebijakan social distancing (bps.go.id).

Dengan meningkatnya penularan virus COVID-19 di Indonesia,

masyarakat diharapkan tidak timbul rasa kecemasan atau stress yang

berlebih. sehingga masyarakat perlu mendapatkan edukasi cara pencegahan

penularan virus COVID-19. WHO telah menyarankan bagaimana cara

pencegahan covid-19 yaitu degan rajin mencuci tangan dengan sabun pada

air yang mengalir, menjaga jarak dari orang saat bicara, jangan menyentuh

wajah dengan tangan yang kotor. Dan selalu untuk memakai masker serta

menutup hidung dan mulut dengan tisu atau siku yang tertekuk ketika batuk

(World Health Organisation, 2020). Ada beberapa cara yang dapat kita

lakukan untuk menghentikan penyebaran virus corana yang sudah di

informasikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, diantaranya

adalah Selalu cuci tangan pakai sabun, Menggunakan masker bila batuk

atau pilek, Konsumsi gizi seimbang dengan perbanyak sayur dan buah,

Berhati-hati kontak dengan hewan, Rajin olahraga serta istirahat cukup,

jangan mengkonsumsi daging yang tidak dimasak, apabila batuk, pilek

serta sesak nafas segera ke fasilitas kesehatan (Kemenkes RI, 2020).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, video merupakan rekaman

gambar hidup atau program televisi untuk ditayangkan lewat pesawat

televisi, atau dengan kata lain video merupakan tayangan gambar bergerak

yang disertai suara. media video meruapakan salah satu jenis media audio

2
visual. Media audio visual adalah media yang mengandalkan indera

pendengaran dan indera penglihatan. Media audio visual meruapakan salah

satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran menyimak.

Peneliti Saban, (2017) menyatakan bahwa video merupakan media

perantara yang materi dan penyerapannya melalui pandangan dan

pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa

mampu memperoleh pengetahuan dan ketrampilan. Materi dalam video

dikemas berupa efek gambar yang bergerak dengan alur cerita yang

menarik serta suara sehingga memberikan gambaran yang lebih nyata.

Leaflet merupakan media berbentuk selembaran kertas yang diberi

gambar dan tulisan biasanya lebih banyak berisi tulisan (Sabarudin et al.,

2020). Media leaflet digunakan sebgai media pendidikan kesehatan

dikarenakan dalam media ini sasaran dapat menyesuaikan dengan belajar

mandiri, pengguna dapat melihat isinya disaat santai, informasi dapat

dibagi dengan keluarga dan teman, dapat memberikan informasi lebih

detail mengenai informasi yang tidak dapat diberikan secara lisan dan

mengurangi kebutuhan mencatat (Rokhmawati, 2015).

Peneliti Eka Ristin Tarigan, (2016), menyatakan bahwa media video

lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja tentang

HIV/AIDS dibandingkan media leaflet berdasarkan nilai mean ranks media

leaflet sebanyak 4,1 dan nilai probabilitas (p) >0,002 sedangkan media

video diperoleh nilai mean ranks sebanyak 5,1 dan nilai probabilitas (p)

>0,002. Peneliti Saban, (2017), menyatakan bahwa media video lebih

3
efektif dibandingkan media leaflet terhadap pengetahuan tentang anemia

siswi SMAN 2 Ngaglik Sleman dilihat dari rerata kedua kelompok dengan

rerata tinggi adalah pada kelompok eksperimen yaitu sebesar 18,57 standar

deviasi 1,284 sedangkan rerata pada kelompok control sesudah diberi

penyuluhan sebesar 15,76 dengan standar deviasi 1,446.

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber

Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama

masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan

kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan

dasar (Kemenkes Rl, 2011). Upaya peningkatan peran fungsi posyandu

bukan semata-mata tanggungjawab pemerintah saja, namun semua

komponen yang ada di masyarakat, termasuk kader. Peran kader dalam

penyelenggaraan posyandu sangat besar karena selain sebagi pemberi

informasi kesehatan kepada masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat

untuk dating ke posyandu dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan

sehat (Kemenkes RI, 2014).

Disini peneliti tertarik untuk mengambil judul ini karena ingin

mengetahui media apa yang efektif digunakan ketika kegiatan promosi

kesehatan di saat pandemi covid-19 seperti ini, apakah media video atau

leaflet yang seharusnya dipakai. Serta mengetahui seberapa jauh tingkat

pengetahuan dan sikap kader posyandu mengenai covid-19, karena kader

posyandu memiliki peranan yang sangat penting dalam pencegahan virus

4
ini, terutama diperuntukkan bagi orang yang rentan terkena virus covid-19

yaitu mulai dari bayi, balita, anak-anak, serta ibu hamil.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan permasalahan diatas, maka rumusan masalah peneliti ini

adalah Apakah ada perbedaan Efektifitas Promosi Kesehatan melalui

Media Video dan Leaflet terhadap pengetahuan dan sikap penanggulangan

Covid-19 pada kader posyandu di desa katikan.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui perbedaan efektifitas promosi kesehatan melalui

media video dan leaflet terhadap pengetahuan dan sikap

penanggulangan covid-19 pada kader posyandu di desa katikan

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pengaruh promosi kesehatan melalui media

video terhadap pengetahuan tentang penanggulangan Covid-19

pada kader posyandu di desa katikan

b. Mengidentifikasi pengaruh promosi kesehatan melalui media

video terhadap sikap tentang penanggulangan Covid-19 pada

kader posyandu di desa katikan

c. Mengidentifikasi pengaruh promosi kesehatan melalui media

Leaflet terhadap pengetahuan tentang penanggulangan Covid-19

pada kader posyandu di desa katikan

5
d. Mengidentifikasi pengaruh promosi kesehatan melalui media

Leaflet terhadap sikap tentang penanggulangan Covid-19 pada

kader posyandu di desa katikan

e. Menganalisis perbedaan Efektifitas promosi kesehatan melalui

media video dan leaflet tentang penanggulangan Covid-19

terhadap pengetahuan kader posyandu di desa katikan.

f. Menganalisis perbedaan Efektifitas promosi kesehatan melalui

media video dan leaflet tentang penanggulangan Covid-19

terhadap sikap kader posyandu di desa katikan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Kader Posyandu Desa Katikan

Hasil penelitian ini sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan

pengetahuan dan sikap para kader dalam upaya penanggulangan

Covid-19 sehingga mereka dapat memberikan contoh yang baik

kepada para masyarakat.

1.4.2 Bagi Instansi Pendidikan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Manfaat bagi institusi sebagai bahan masukan dan evaluasi

keilmuan, serta dapat digunakan sebagai informasi dalam rangka

pengembangan proses belajar mengajar, khususnya program studi

S1 Kesehatan Masyarakat

1.4.3 Bagi Mahasiswa

Manfaat yang diperoleh mahasiswa dari kegiatan penelitian ini

sebagai berikut :

6
1. Memberikan pengalaman baru bagi peneliti dalam proses

belajar khususnya mengenai pemberian promosi kesehatan

yaitu efektivitas media video dan leaflet serta menambah

wawasan dan penentuan metode yang tepat dan efektif dalam

penyampaian penanggulangan Covid-19 pada kader posyandu.

2. Peneliti dapat mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah di

dapat dari proses pendidikan atau hasil penelitian ini nantinya

dapat diimplementasikan dalam dunia kerja.

3. Peneliti dapat memberikan referensi kepada adik tingkat yang

telah sampai pada tahap penyusunan skripsi ditahun yang akan

datang.

7
1.5 Keaslian Penelitian
Dari hasil yang telah ditemukan oleh peneliti, ada beberapa judul penelitian yang hampir sama dengan judul penelitian
yang akan dilakukan oleh peneliti, antara lain :
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
No Perbedaan Peneliti Sebelumnya Peneliti
Saharyah Saban Sabarudin Tri Suraning Trisna Anggi Putri
1 Judul Penelitian Efektifitas Media Video Efektivitas Pemberian Pengaruh Pendidikan Efektivitas Promosi
dan Leaflet terhadap Edukasi secara Online Kesehatan dengan Media Kesehatan melalui
pengetahuan tentang melaui Media Video dan Leaflet untuk meningkatkan Media Video dan
anemia siswi SMAN 2 Leaflet terhadap Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Leaflet terhadap
Ngaglik Sleman. Pengetahuan Pencegahan Dalam Upaya menerapkan Pengetahuan dan
Covid-19 di Kota Baubau. Protokol Kesehatan pada sikap Penanggulangan
pedagang di car free day Covid-19 pada Kader
temanggung. Posyandu Di Desa
Katikan.
2 Tahun 2017 2020 2020 2021
3 Tempat SMAN 2 Ngaglik Kota Baubau Car Free Day Temanggung Di Desa Katikan
Sleman
4 Metode Penelitian ini Penelitian ini merupakan Penelitian ini merupakan Penelitian ini adalah
menggunakan penelitian kuantitatif penelitian kuantitatif penelitian kuantitatif
rancangan Quasi menggunakan Quasi- dengan desain penelitian menggunakan Quasi-
Experimental Design Experimental Design yaitu Pre Experimental Experimental Design
dengan Non Equivalent dengan pendekatan design dengan dengan pendekatan
Control Group (pretest nonequivalent control grup. menggunakan pendekatan nonequivalent control
posttest contol group one grup pre-test post-test. group design.
design)

8
5 Variabel Variabel dependen Variable Terikat pada Variabel Terikat Variabel Terikat
penelitian ini adalah penelitian ini adalah penelitian ini adalah penelitian ini adalah
efektifitas media video pemberian edukasi secara pengaruh pendidikan Efektivitas promosi
dan leaflet, dan variabel online melalui media video kesehatan dengan kesehatan melalui
independen penelitian dan leaflet. Variabel bebas media leaflet, variabel media video dan
ini adalah peningkatan adalah pengetahuan bebas adalah leaflet, dan variabel
pengetahuan siswi pencegahan Covid-19 pengetahuan dan bebas adalah
SMAN 2 Ngaglik perilaku dalam upaya peningkatan
Sleman tentang menerapkan protokol pengetahuan dan sikap
Anemia. kesehatan. pada kader posyandu
terhadap
penanggulangan
Covid-19 di desa
katikan.
6 Hasil Hasil penelitian Hasil penelitian ini dapat Hasil penelitian ini -
menunjukan media disimpulkan bahwa edukasi dapat disimpulkan ada
video lebih efektif yang dilakukan secara perbedaan yang
dibandingkan media online efektif dalam signifikan antara
leaflet terhadap meningkatkan pengetahuan perilaku pedagang
pengetahuan tentang masyarakat di Kota baubau sebelum dilakukan
anemia siswi SMAN 2 dalam pencegahan Covid-19 pendidikan kesehatan
Ngaglik Sleman. adalah dengan menggunakan media
menggunakan media video leaflet dengan
sekaligus leaflet. perilaku pedagang
setelah di lakukan
pendidikan kesehatan
menggunakan media
leaflet.

9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)

2.1.1 Pengertian Coronavirus Disease 2019/ COVID-19

Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan

penyakit terhadap manusia dan hewan. Pada manusia biasanya

menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga

penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory (MERS) dan

Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome

(SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak

kejadian luar biasa muncul di Wuhan China, pada Desember 2019,

kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus

2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019

(COVID-19) (Kemenkes Rl, 2020).

Thailand merupakan salah satu negara yang pertama di luar

China yang melaporkan telah adanya kasus COVID-19. Setelah negara

Thailand, ada negara berikutnya yang telah melaporkan kasus

pertamanya COVID-19 adalah negara Jepang dan Korea Selatan yang

kemudian berkembanglah ke negara-negara yang lainnya. Sampai pada

tanggal 30 Juni 2020, WHO telah melaporkan 10.185.374 kasus

terkonfirmasi dengan 503.862 kematian di seluruh dunia (CFR 4,9%).

Adapun negara yang paling banyak melaporkan kasus terkonfirmasi

adalah Amerika Serikat, Brasil, Rusia, India, dan United Kingdom.

10
Sementara negara yang memiliki jumlah angka kematian paling tinggi

adalah Amerika Serikat, United Kingdom, Italia, Perancis, dan Spanyol

(Kemenkes RI, 2020).

Indonesia pertama melaporkan kasus COVID-19 pada tanggal 2

maret 2020 dengan jumlah yang terus bertambang hingga sekarang ini.

Sampai pada tanggal 30 Juni 2020 dengan kasus 2.875 meninggal (CFR

5,1%) yang sudah tersebar di 34 provinsi. Kasus terjadi pada laki-laki

sebanyak 51,1 %. Namun, kasus dengan jumlah paling banyak terjadi

pada rentan usia 45-54 tahun dan paling sedikit terjadi usia 0-5 tahun.

Angka dengan jumlah kematian tertinggi ditemukan pada pasien dengan

usia 55-64 tahun (Kemenkes RI, 2020).

2.1.2 Etiologi

Penyebab COVID-19 adalah virus yang tergolong dalam famili

coronavirus. Coronavirus merupaka tergolong virus RNA strain tunggal

positif, berkapsul dan tidak bersegmen. Coronavirus juga terdapat 4

struktur protein utama yaitu : protein N (nukleokapsid), glikoprotein M

(membrane), glikoprotein spike S (spike), protein E (selubung).

Coronavirus dapat menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia.

Terdapat 4 genus yaitu alphacoronavirus, betacoronavirus,

gammacoronavirus, dan deltacoronavirus. Sebelum adanya virus

COVID-19, ada 6 jenis coronavirus yang dapat menginfeksi pada

manusia, yaitu HCoV-229E (alphacoronavirus), HCoV-OC43

(betacoronavirus), HCoVNL63 (alphacoronavirus), HCoV-HKU1

11
(betacoronavirus), SARS-CoV (betacoronavirus), dan MERS-CoV

(betacoronavirus).

Coronavirus yang etiologi virus COVID-19 termasuk dalam genus

betacoronavirus, umumnya berbentuk bundar dengan beberapa

pleomorfik, dan berdiameter 60-140 nm. Dari hasil analisis filogenetik

menunjukan bahwa virus ini masuk dalam subgenus yang sama dengan

coronavirus yang menjadi penyebab wabah SARS pada 2002-2004

silam, yaitu Sarbecovirus. Atas dasar penelitian tersebut, International

Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV) memberikan nama penyebab

COVID-19 sebagai SARS-CoV-2.

Belum dapat dipastikan berapa lama virus penyebab COVID-19

bertahan di atas permukaan, tetapi perilaku virus ini hampir sama jenis-

jenis coronavirus lainnya. Lamanya coronavirus bisa bertahan mungkin

dipengaruhi oleh kondisi-kondisi yang berbeda (seperti jenis permukaan,

suhu atau kelembapan lingkungan). Peneliti Van Doremalen N, (2020)

menunjukan bahwa SARS-CoV-2 dapat bertahan selama 72 jam di

permukaan plastik dan stainless steel, kurang dari 4 jam pada tembaga

dan kurang dari 24 jam pada kardus. Seperti virus corona lain, SARS-

Cov sensitif terhadap sinar ultraviolet dan panas. Efektif dapat

dinonaktifkan dengan pelarut lemak (lipid solvents) seperti eter, ethanol,

etanol 75%, disinfektan yang mengandung klorin, asam peroksiasetat,

dan chloroform (kecuali khlorheksidin).

12
2.1.3 Penularan

Coronavirus merupakan virus yang dapat menularkan antara

hewan dan manusia, atau yang bisa disebut zoonosis. Penelitian

menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cat)

ke manusia dan MERS dari unta kepada manusia. Adapun, hewan yang

menjadi sumber penularan COVID-19 ini belum dapat diketahui.

Masa inkubasi COVID-19 rata-rata 5 sampai 6 hari, dengan range

antara 1 dan 14 hari, namun dapat mencapai 14 hari. Risiko penularan

tertinggi diperoleh di awalan hari pertama penyakit disebabkan oleh virus

pada secret yang tinggi. Orang yang terinfeksi dapat langsung

menularkan sampai dengan 48 jam sebelum onset gejala

(presimptomatik) dan sampai dengan 14 hari setelah onset gejala. Sebuah

studi Du Z et. At, (2020) sudah melaporkan bahwa 12,6% menunjukan

penularan presimptomatik. Penting untuk mengetahui periode

presimptomatik karena memungkinkan virus menyebar melalui droplet

atau pun kontak dengan benda yang sudah terkontaminasi. Sebagai

tambahan, bahwa terdapat kasus terkonfirmasi yang tidak bergejala

(asimptomatik), meskipun risiko penularan sangat rendah namun masih

ada kemungkinan kecil untuk terjadi penularan.

Berdasarkan studi epidemiologi dan virology saat ini membuktikan

bahwa COVID-19 terutama ditularkan dari orang yang bergejala

(simptomatik) ke orang lain yang berada jarak dekat melalui droplet.

Droplet merupakan partikel berisi air dengan diameter >5-10 µm.

13
Penularan droplet bisa terjadi ketika seseorang berada pada jarak dekat (1

meter) dengan seseorang yang memiliki gejala pernapasan (misalnya,

batuk atau bersin) sehingga droplet berisiko mengenai mukosa mulut dan

hidung atau konjungtiva (mata). Penularan juga bisa terjadi melalui

benda mati dan permukaan yang terkontaminasi droplet disekitar orang

yang sudah terinfeksi. Oleh karena itu, penularan virus COVID-19 dapat

terjadi melalui kontak langsung dengan orang yang sudah terinfeksi dan

kontak tidak langsung dengan permukaan atau benda yang digunakan

pada orang yang terinfeksi (stetoskop,thermometer).

Dalam konteks COVID-19, transmisi melalui udara yang dapat

memungkinkan dalam keadaan khusus dimana prosedur atau perawatan

suportif yang menghasilkan aerosol seperti intubasi endotrakeal,

bronkoskopi, suction terbuka, pemberian pengobatan nebulisasi, ventilasi

manual sebelum intubasi, mengubah pasien ke posisi tengkurap,

memutus koneksi ventilator, ventilasi tekanan positif noninvasive,

trakeostomi, dan resusitasi kardiopulmoner. Dan masih diperlukan

penelitian lebih lanjut mengenai transmisi melalui udara.

2.1.4 Manifestasi klinis

Gejala-gejala yang biasanya dialami bersifat ringan dan muncul

secara bertahap. Beberapa orang yang terinfeksi tidak menujukkan gejala

apapun dan tetap merasa dirinya sehat. Gejala COVID-19 yang paling

umum ialah demam, batuk kering, rasa lelah. Beberapa pasien mungkin

mengalami rasa nyeri, hidung tersumbat, nyeri kepala, pilek,

14
konjungtivitis, diare, sakit tenggorokan, hilang penciuman dan pembauan

atau ruam kulit.

Menurut data dari berbagai negara yang terdampak di awal

pandemic, 40% kasus akan mengalami penyakit ringan, 40% akan

mengalami penyakit sedang termasuk pneumonia, 15% kasus akan

mengalami penyakit parah, dan 5% kasus akan mengalami kondisi kritis.

Pasien dengan gejala ringan dilaporkan sembuh setelah waktu 1 minggu.

Pada kasus berat akan mengalami Acute Respiratory Distress Syndrome

(ARDS), syok septik dan sepsis, gagal multiorgan, termasuk gagal ginjal

atau gagal jantung akut hingga berakibat kejadian kematian.orang yang

lanjut usia (lansia) dan orang dengan kondisi medis yang sudah ada

sebelumnya seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung, paru,

diabetes dan kanker berisiko lebih besar mengalami keparahan.

2.1.5 Pencegahan

Masyarakat memiliki peran sangat penting dalam mamutus mata

rantai penularan COVID-19 agar tidak menimbulkan sumber penularan

baru. Mengingat cara penularannya melalui droplet infection dari

individu ke individu, maka penularan dapat terjadi antara lain di rumah,

perjalanan, tempat kerja, tempat ibadah, tempat wisata maupun tempat

lain dimana terdapat orang berinteraksi social. Prinsipnya pencegahan

dan pengandalian COVID-19 di masyarakat dapat dilakukan dengan :

15
A. Pencegahan penularan pada individu

Penularan COVID-19 terjadi melalui droplet yang

mengandung virus SARS-CoV-2 yang masuk ke dalam tubuh

manusia melalui hidung, mulut dan mata. Untuk itu pencegahan

penularan COVID-19 pada individu dilakukan dengan beberapa

tindakan, seperti :

1. Membersihkan tangan secara teratur dengan mencuci tangan

pakai sabun dan air mengalir selama 40-60 detik atau

menggunakan cairan antiseptic berbasis alcohol

(handsanitazer) minimal 20-30 detik. Serta hindari

menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan dalam

keadaan tidak bersih.

2. Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang

menutup hidung dan mulut jika harus keluar rumah atau

berinteraksi dengan orang lain yang tidak diketahui status

kesehatannya yang memungkinkan dapat menularkan

COVID-19.

3. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain agar

menghindari terkena droplet dari orang yang batuk atau

bersin.

4. Membatasi diri terhadap interaksi (komunikasi) atau kontak

dengan orang lain yang tidak diketahui status kesehatannya.

16
5. Saat tiba di rumah setelah dari berpergian, segera mandi dan

berganti pakaian sebelum kontak dengan anggota keluarga

dirumah.

6. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan pola

hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti mengkonsumsi gizi

seimbang, aktifitas fisik minimal 30 menit sehari, istirahat

yang cukup termasuk pemanfaatan kesehatan tradisional.

7. Mengelola penyakit penyerta/komorbid agar tetap terkontrol

8. Mengelola kesehatan jiwa dan psikososial

9. Apabila sakit menerapkan etika batuk dan bersin. Jika

berlanjut segera berkonsultasi dengan dokter/tenaga

kesehatan

10. Menerapkan adaptasi kebiasaan baru dengan melaksanakan

protokol kesehatan dalam setiap aktivitas.

B. Perlindungan pada masyarakat

COVID-19 merupakan suatu penyakit dengan tingkat

penularan cukup tinggi, sehingga perlu dilakukan upaya

pelindungan kesehatan masyarakat yang dilakukan secara

komprehensif. Perlindungan kesehatan masyarakat memiliki tujuan

untuk mencegah terjadinya penularan dalam skala luas yang dapat

menimbulkan beban besar terhadap fasilitas pelayanan kesehatan.

Tingkat penularan COVID-19 di masyarakat dapat di pengaruhi

oleh adanya pergerakan orang, interaksi antar manusia dan

17
mengumpulnya banyak orang, oleh karena itu perlindungan

kesehatan masyarakat harus dilakukan oleh semua unsur yang ada

di masyarakat baik pemerintah, dunia usaha serta apparat penegak

hokum serta komponen masyarakat lainnya. Ada beberapa

perlindungan kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan :

1. Upaya pencegahan (prevent)

a. Kegiatan promosi kesehatan (promote) dilakukan melalui

sosialisasi, edukasi dan penggunaan berbagai macam

media informasi untuk memberikan pengetahuan dan

pemahaman bagi semua orang, serta keteladanan dari

pimpinan, para tokoh masyarakat, dan melalui media

mainstream.

b. Kegiatan perlindungan (protect) antara lain dilakukan

melalui penyediaan sarana cuci tangan dengan sabun

yang mudah diakses dan memenuhi standar ataupun

penyediaan handsanitazer, upaya penapisan kesehatan

orang yang akan masuk ke tempat fasilitas umum,

disinfeksi terhadap permukaan, pengaturan jaga jarak,

ruangan, peralatan secara berkala, serta pengakkan

kedisiplinan terhadap perilaku masyarakat yang memiliki

risiko dalam penularan dan tertular COVID-19 seperti

tidak menggunakan masker, berkerumun, merokok di

tempat fasilitas umum dan lain sebagainya.

18
2. Upaya penemuan kasus (detect)

a. Deteksi dini untuk mengantisipasi persebaran COVID-19

dapat dilakukan pada semua unsur dan kelompok

mayarakat melalui koordinasi dengan dinas kesehatan

setempat atau fasilitas pelayan kesehatan.

b. Melakukan pemantauan kondisi kesehatan (gejala demam,

batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan sesak nafas)

terhadap semua orang yang berada di lokasi kegiatan

tertentu misalnya tempat kerja, tempat fasilitas umum

atau kegiatan yang lainnya.

3. Unsur penanganan dengan cepat dan efektif (respond)

Melakukan penanganan untuk mencegah terjadinya

penyebaran yang lebih luas antara lain berkoordinasi dengan

dinas kesehatan setempat atau fasilitas pelayanan kesehatan

untuk melakukan pelacakan kontak erat, pemeriksaan

laboratorium serta penanganan lain yang sesuai kebutuhan.

Penanganan kesehatan masyarakat terkait respond dengan

adanya kasus COVID-19 diantaranya :

a. Pembatasan Fisik dan Pembatasan Sosial

b. Penerapan Etika Batuk dan Bersin

c. Isolasi Mandiri/Perawatan di Rumah

d. Pelaksanaan Tindakan Karantina Terhadap Populasi

Berisiko

19
2.2 Kader Posyandu

Kader posyandu merupakan anggota yang berasal dari masyarakat

tersebut serta bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk

menyelenggarakan kegiatan posyandu secara sukarela. Kader posyandu

memiliki peran sebagai penyelenggara posyandu dituntut untuk memenuhi

kriteria yaitu anggota masyarakat setempat, dapat membaca dan menulis

huruf latin, memiliki minat dan bersedia menjadi kader, bekerja secara

sukarela, dan mempunyai kemampuan dan waktu luang (Kementerian

Kesehatan RI, 2011).

Pembentukan kader merupakan salah satu metode pendekatan edukatif

yang bertujuan untuk mengaktifkan masyarakat dalam pembangunan

khususnya di bidang kesehatan. Selain itu kader posyandu diharapkan

menjadi pelopor pembaharuan dalam pembanunan bidang kesehatan. Untuk

meingkatkan peran serta masyarakat tersebut, maka dilakukan adanya

pelatihan dalam upaya memberikan ketrampilan dan pengetahuan tentang

pelayanan kesehatan disesuaikan dengan tugas yang diemban.

Dengan terbentuk kader kesehatan, pelayanan kesehatan yang selama

ini dikerjakan oleh para petugas kesehatan saja dapat dibantu oleh

masyarakat. Dengan demikian masyarakat bukan hanya sebagai objek

pembangunan, tetapi juga mitra pembangunan itu sendiri. Selanjutnya

dengan adanya para kader maka pesan-pesan yang diterima tidak akan

terjadi penyimpangan. Agar pesan yang sudah disampaikan dapat diterima

dengan sempurna dengan adanya kader tersebut.

20
2.3 Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh dan untuk masyarakat agar dapat

menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber

daya masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan

public yang memiliki wawasan kesehatan (Notoatmodjo, 2012).

Sedangkan WHO memberi pegertian promosi kesehatan merupakan

“the process of enabling individuals and communities to increase control

over the determinants of health and thereby improve their health” (proses

mengupayakan para individu dan masyarakat untuk meningkatkan

kemampuan dalam mengendalikan berbagai factor yang mempengaruhi

kesehatan, serta meningkatkan derajat kesehatan).

Promosi kesehatan pada prinsipnya merupakan upaya dalam

meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk

dan bersama masyarakat agar mereka bisa menolong diri sendiri serta

kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai dengan kondisi social

budaya setempat dan didukung kebijakan public yang memiliki wawasan

kesehatan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Direktorat

Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan mengajak

masyarakat untuk dapat menuju masa muda yang sehat dan hari tua nikmat

tanpa Penyakit Tidak Menular (PTM) dengan perilaku “CERDIK”.

“CERDIK” merupakan jargon kesehatan yang setiap hurufnya memiliki

makna tersendiri yaitu : Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok,

21
Rajin aktifitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat yang cukup,

dan Kelola stress. Penerapan “CERDIK” dapat mengurangi factor-faktor

risiko dan deteksi dini PTM.

Berdasarkan rumusan WHO (1994), dalam Notoatmodjo (2007), strategi

promosi kesehatan secara global terdiri dari tiga hal, yaitu :

1. Advokasi (advocacy)

Advokasi adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk menyakinkan

orang lain agar orang tersebut membantu atau mendukung terhadap

tujuan yang akan dicapai. Dalam konteks promosi kesehatan, advokasi

adalah pendekatan kepada para pembuat keputusan atau penentu

kebijakan di berbagai sector dan di berbagai tingkat, sehingga para

pejabat dapat mendukung program kesehatan yang kita inginkan.

2. Dukungan Sosial (social support)

Strategi dukungan social merupakan suatu kegiatan untuk mencari

dukungan social melalui para tokoh formal maupun informal. Tujuan

utama kegiatan tersebut adalah agar para tokoh masyarakat sebagai

penghubung antara sector kesehatan sebagai pelaksana program

kesehatan dengan masyarakat penerima program kesehatan. Bentuk

kegiatan dukungan social contohnya pelatihan-pelatihan para tokoh

masyarakat, seminar, lokakarya, bimbingan kepada tokoh masyarakat

dan sebagainya.

22
3. Pemberdayaan masyarakat (empowerment)

Pemberdayaan merupakan strategi promosi kesehatan yang ditujukan

kepada masyarakat secara langsung. Tujuan utama dari pemberdayaan

adalah dapat mewujudkan kemapuan masyarakat dalam memlihara dan

meningkatkan kesehatan untuk diri mereka pribadi. Bentuk kegiatan ini

antara lain keorganisasian, penyuluhan kesehatan, pengembangan

masyarakat dalam bentuk koperasi, pelatihan-pelatihan untuk

kemampuan peningkatan pendapatan keluarga (Notoatmodjo, 2007).

2.4 Domain Perilaku Kesehatan

Perilaku manusia itu sangatlah komplek dan mempunyai ruang

lingkup yang sangat luas. Beyamin Bloom (1908) dalam Notoatmodjo

(2011) membagi perilaku ke dalam tiga domain (ranah), pembagian

kawasan itu dapat dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan. Bahwa

dalam tujuan pendidikan adalah telah mengembangkan atau meningkatkan

ketiga domain perilaku tersebut, yang terdiri dari : ranah afektif, dan ranah

psikomotor. Menurut L.Green dalam Notoatmodjo (2011) menjelaskan

bahwa perilaku itu dilatar belakangi dan dipengaruhi oleh tiga faktor pokok,

yaitu faktor predisposisi (predisposing factors) faktor yang mendukung

(enabling factors) dan faktor yang memperkuat atau mendorong, atau

penguat (reinforcing factors).

Oleh karena itu pendidikan kesehatan sebagai upaya intervensi

perilaku harus diarahkan pada ketiga faktor tersebut:

23
1. Faktor predisposisi (predisposing factors)

Faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya

perilaku seseorang yang terwujud dalam lingkungan pengetahuan sikap

kepercayaan keyakinan nilai kehidupan dan lainnya. Selain

mempengaruhi perilaku faktor ini juga mempunyai hubungan timbal

balik dengan faktor penguat.

A. Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan adlah hasil „tahu‟,dan ini dapat terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni : indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian

besar pengetahuan manusia dapat diperoleh melalui mata dan

telinga.

Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih bertahan

lama dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Sbelum orang mengadopsi perilaku baru, dalam diri orang tersebut

terjadi proses yang berurutan, yang di sebut AIETA (Rogers, 1974

dalam Notoatmodjo, 2011), yakni :

1. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari

dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus atau

objek.

2. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut.

Disini sikap subjek sudah mulai timbul.

24
3. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan buruknya

stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden

sudah lebih baik lagi.

4. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu yangs

sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

5. Adoption, dimana subjek sudah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

B. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2014) Pengetahuan tercangkup dalam

domain kognitif yang mempunyai enam tingkatan, yaitu :

1. Tahu (know)

Tahu bisa diartikan sebagai mengingat suatu materi

yang telah dipelajari sbelumnya. Termasuk ke dalam

pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap

sesuatu yang spesifik dari seluruh rangsangan yang telah

diterima. „Tahu‟ merupakan tingkat pengetahuan yang

paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang

tahu tentang apa yang telah dipeajari antara lain :

menyebutkan, menguraikan, megidentifikasikan,

menyatakan, dan sebagainya. Contoh : dapat menguraikan

apa makna dari covid-19 dan lain sebagainya.

2. Memahami (comprehension)

25
Memahami diartikan sebagai sesuatu kemampuan

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan

dapat menginterpretasikan meteri tersebut secara baik dan

benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi

harus dapat menjelaskan, menyebutkan. Contoh,

menyimpulkan, meramalkan, dan sebagaina. Misalnya

dapat menjelaskan mengapa kita harus melakukan

pencegahan covid-19.

3. Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang dipelajari pada situasi atau

kondisi secara benar atau nyata. Misalnya dapat

menerapkan langkah-langkah protokol kesehatan covid-19.

4. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabakan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen,

tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan

masih ada kaitannya satu dengan lainnya. Kemampuan

analisis dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja.

5. Sintesis

Sintesis merujuk pada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam

suatu bentuk keseluruhan yang baru. Misalnya, dapat

26
merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan

sebagianya.

6. Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan suatu penilaian terhadap suatu materi. Penilaian

itu berdasarkan cerita yang ada, misalnya, dapat

membandingkan antara mencuci tangan dengan sabun

dengan cuci tangan tanpa menggunakan sabun.

C. Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan

1. Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam

pemberian respon terhadap sesuatu yang datangnya dari luar.

Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon

yang lebih rasional terhadap informasi yang datang akan

berfikir sejauh mana keuntungan yang akan mereka dapatkan.

2. Usia

Usia seseorang dapat mempengaruhi pola piker dan daya

tangkap seseorang. Dengan bertambahnya usia seseorang, pola

piker dan daya tangkap seseorang akan lebih berkembang,

sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin membaik.

3. Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun

kebutuhan sekunder, keluarga dengan status ekonomi baik

27
akan lebih mencukupi bila dibandingkan keluarga dengan

status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan akan informasi pendidikan yang

termasuk kedalam kebutuhan sekunder.

4. Pengalaman

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman baik dari

pengalaman pribadi maupun dari pengalaman orang lain.

Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk memperoleh

kebenaran suatu pengetahuan.

5. Lingkungan sosial ekonomi

Manusia adalah makhluk sosial dimana kehidupan saling

berinteraksi satu dengan yang lainnya. Individu yang dapat

berinteraksi lebih banyak dan baik, maka akan lebih besar ia

terpapar informasi.

6. Informasi

Seseorang yang memiliki sumber informasi yang lebih

banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas. Semakin

mudah seseorang memperoleh informasi, maka akan semakin

cepat seseorang memperoleh pengetahuan baru.

D. Sumber-sumber pengetahuan

Pengetahuan sesorang biasanya diperoleh dari pengalaman

yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya media

28
massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan,

media poster, kerabat dekat dan sebagainya. Menurut

Notoatmodjo (2007) sumber pengetahuan dapat berupa

pemimpin- pemimpin masyarakat baik formal maupun

informal, ahli agama, pemegang pemerintah dan sebagainya.

E. Sikap (attitude)

1. Pengertian

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang terhadap

rangsangan atau objek tertentu, yang telah melibatkan sudut

pandang dan faktor emosional terkait (kebahagiaan,

ketidakpuasan, ketidaksetujuan, baik atau buruk, dll)

(Notoatmodjo, 2014). Melalui sikap, kita dapat memahami

proses kesadran, yang menentukan tindakan spesifik yang

menentuksn tindakan spesifik yang mungkin dilakukan

individu dalam kehidupan sosial. Dalam penentuan sikap yang

utuh, pengetahuan, berpikir, keyakinan, dan emosi memegang

peranan sangat penting.

2. Tingkatan Sikap

Menurut Notoatmodjo (2010), berdasarkan intensitasnya

sikap memiliki tingkatan, yaitu antara lain :

a. Menerima (receiving)

Menerima, dapat diartikan bahwa orang mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan. Misalnya sikap

29
orang terhadap pencegahan covid-19 dapat dilihat dari

ketersediaan dan memperhatikan terhadap penyuluhan

tentang pencegahan covid-19.

b. Merespon

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi

dari sikap.

c. Menghargai

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah

adalah suatu indikasi sikap tingkat ketiga. Missal, seorang

ibu yang mengajak masyarakat untuk menggunakan

masker ketika berpergian

d. Bertanggung jawab

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah

dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang

paling tinggi. Misalnya, seorang ibu kader menjadi panutan

dalam pencegahan covid-19.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap

Menurut Yudhaningtyas (2018) faktor yang mempengaruhi

sikap antara lain :

1. Pengalaman pribadi

30
Pengalaman pribadi menjadi dasar pembentukan sikap

jika pengalaman itu memberikan kesan kuat. Sikap lebih

mudah terbentuk jika pengalaman tersebut terjadi pada

situasi emosional.

2. Pengaruh orang lain

Individu cenderung punya sikap konformis atau searah

dengan orang yang dianggap penting. Ini searah dengan

orang yang dianggap penting. Ini akan dimotivasi keinginan

untuk berafiliasi dan untuk menghindari konflik dengan

orang tersebut

3. Pengaruh kebudayaan

Kebudayaan memberi corak pengalaman pada

individual. Akibatnya, tanpa disadari kebudayaan telah

menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai

masalah.

4. Media massa

Dalam media massa berita yang sebenarnya factual

disampaikan secara objektif berpengaruh terhadap sikap

konsumennya.

5. Lembaga pendidikan

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan

lembaga agama sangat menentukan system kepercayaan.

31
Tindaklah mengherankan apabila konsep tersebut

mempengaruhi sikap.

6. Faktor emosional

Kadang bentuk sikap merupakan pernyataan yang

didasari oleh emosi sebagai penyaluran frustasi atau

mekanisme pertahanan ego.

Notoatmodjo (2014) dalam (Yudhaningtyas, 2018)

mengukur sikap berbeda dengan mengukur pengetahuan.

Mengukur sikap berarti menggali pendapat atau penilaian

terhadap objek berupa fenomena atau suatu kejadian yang

bersifat abstrak. Konsep sikap yang dapat dijadikan acuan

pengukuran sikap antara lain :

a. Sikap merupakan tingkatan afeksi yang positif ataupun

negative yang dihubungkan dengan objek

b. Sikap dilihat dari individu yang menghubungkan efek

positif dengan objek (menyenangkan objek) atau

negative (membenci objek).

c. Sikap adalah penilaian dan pendapat individu terhadap

suatu objek.

Oleh sebab itu dalam mengukur sikap dapat

dilakukan dengan meminta pendapat atau penilaian

terhadap fenomena yang mewakili dengan “pernyatan”

(bukan pertanyaan) kriteria untuk melakukan

32
pengukuran sikap perlu diperhatikan hal-hal sebagai

berikut :

a. Dirumuskan dalam bentuk pernyataan

b. Pernyataan sependek mungkin, kurang lebih dua

puluh kata

c. Bahasa jelas dan sederhana

d. Tiap satu pernyataan hanya memiliki satu pemikiran

saja

e. Tidak menggunakan kalimat bentuk negatif rangkap.

2. Faktor pendukung (enabling factor)

Adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi

perilaku atau tindakan. Yang dimaksud dengan faktor pendukung

adalah sarana dan prasarana atau fasilitas biasanya berupa media untuk

terjadinya perilaku kesehatan. Faktor pendukung terwujud dalam

fasilitas atau sarana-sarana kesehatan.

a. Metode penyuluhan

Bagaimana cara penyampaian pesan kepada sasaran agar

tujuan promosi kesehatan tercapai. Metode dan cara kesehatan

tergantung pada tujuan promosi kesehatan yang ingin dicapai.

Tujuan bisa dikelompok menjadi 3 bagian yaitu bidang

pengetahuan, sikap dan ketrampilan atau tindakan. Jadi metode

tergantung pada bidang apa yang ingin dicapai.

33
Pada garis besarnya metode tersebut dibagi menjadi 2

macam lagi, yaitu metode didaktik dan metode sokratik.

1. Metode didaktik

Metode ini didasarkan pada cara satu arah atau one

way method. Pendidik aktif dan peserta didik pasif.

Kelemahannya, sulit dievaluasi keberhasilannya.

Contohnya : siaran radio, tulisan dimedia cetak, tv, dan

film.

2. Metode sokratik

Metode ini adalah metode dengan dua arah atau two-

way traffic method, dengan demikian peserta didik dapat

aktif dan kreatif. Contohnya : seminar, sosiodrama,

demonstrasi, role playing, dan lain-lain.

b. Alat Bantu dan Media Pendidikan Kesehatan

Alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang digunakan oleh

pendidik untuk menyampaikan bahan pendidikan/pengajaran. Alat

bantu ini lebih sering disebut “alat peraga” karena berfungsi untuk

membantu dan meragakan sesuatu dalam proses pendidikan atau

pengajaran. Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa

pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu bisa diterima atau

ditangkap melalui panca indra. Semakin banyak panca indra yang

digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan

semakin jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh.

34
Dengan kata lain, alat peraga ini dimaksudkan untuk mengarahkan

indra sebanyak mungkin kepada suatu objek sehingga

mempermudah penerimaan pesan.

Alat peraga akan membantu dalam melakukan penyuluhan,

agar pesan-pesan kesehatan dapat disampaikan lebih jelas, dan

masyarakat sasaran dapat menerima pesan tersebut dengan jelas

dan tepat. Dengan alat peraga, orang dapat lebih mengerti

informasi kesehatan yang dianggap rumit sehingga mereka dapat

menghargai betapa bernilainya kesehatan itu bagi kehidupan

(Notoatmodjo S, 2011).

A. Macam-Macam Alat Bantu Pendidikan

Pada garis besarnya, hanya ada dua macam alat bantu

pendidikan (alat peraga):

1. Alat bantu lihat (visual aids)

Alat ini digunakan dalam membantu menstimulasi

indra mata (penglihatan) pada waktu terjadinya proses

pendidikan. Alat ini ada dua bentuk yaitu :

a. Alat yang diproyeksikan, misalnya : slide, film, film

strip, dan sebagainya.

b. Alat-alat yang tidak diproyeksikan :

1. Dua dimensi, gambar peta, bagan, dan sebagainya.

2. Tiga dimensi misalnya, bola dunia, boneka, dan

sebagainya

35
2. Alat-alat bantu dengar (audio aids)

Adalah alat yang dapat membantu menstimulasi

indra pendengaran, pada waktu peoses penyampaian bahan

pendidikan/pengajaran. Misalnya piringan hitam, radio,

pita suara, dan sebagainya.

3. Alat bantu lihat-dengar, seperti : televisi dan video

B. Pemilihan media

Pemanfaatan media dalam berkomunikasi sebaiknya

direncanakan dengan matang, disesuaikan dengan materi,

tempat, maupun sasaran. Pada kenyataannya sering kali

pemilihan media didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan

seperti merasa sudah akrab dengan media yang telah tersedia,

merasa bahwa media yang digunakan dapat menggambarkan

dengan lebih baik, media yang digunakan dapat menarik, serta

mempu menuntun secara lebih sistematis.

Menurut Widodo (1991) dalam (Gejir, I Nyoman, 2017),

pada umumnya ada beberapa prinsip yang perlu

dipertimbangkan dalam memilih media antara lain :

1. Mengetahui dengan jelas tujuan mengapa memilih media

tersebut.

2. Tidak didasarkan atas kesenangan pribadi.

3. Menyadari bahwa setiap media memiliki kelebihan dan

kekurangan, atau tidak ada media yang sempurna.

36
4. Media harus disesuaikan dengan materi yang akan

disampaikan.

5. Penggunaan media perlu memahami ciri-ciri media,

sehingga dapat disesuaikan dengan media yang akan

digunakan.

6. Pemilihan media harus disesuaikan dengan kondisi

lingkungan.

7. Pemilihan media didasarkan atas tingkatan kemampuan

sasaran.

C. Menetapkan Media

Belajar yang mudah adalah dengan menggunakan media.

Media yang dipilih harus tergantung pada jenis sasaran, aspek

yang dicapai, tingkat pendidikan, metode yang digunakan dan

sumber daya yang ada, kemampuan fasilitator untuk

menggunakan media. Media promosi kesehatan pada

hakikatnya sebagai alat bantu pendidikan (AVA). Disebut

media promosi kesehatan karena alat-alat tersebut merupakan

alat-alat saluran (channel) untuk menyampaikan pesan

kesehatan karena alat-alat tersebut dapat digunakan untuk

mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi

masyarakat. Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-

pesan kesehatan. Media ini dibagi menjadi 3 yaitu media cetak,

media elektronik, dan media papan.

37
a. Media cetak : media cetak sebagi alat untuk menyampaikan

pesan-pesan kesehatan sangat bervariasi antara lain :

1. Booklet

Ialah suatu media untuk menyampaikan pesan-

pesan kesehatan yang berbentuk buku, baik tulisan

maupun gambar.

2. Leaflet

Ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan-

pesan kesehatan melalui lembaran yang bisa dilipat, isi

informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar,

atau kombinasi keduanya.

3. Flyer (selembaran)

Ialah bentuk penyampaian informasi maupun pesan-

pesan kesehatan seperti leaflet tetapi tidak dalam

bentuk lipatan

4. Flip chart (lembar balik)

Media penyampaian pesan atau informasi kesehatan

dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk

buku, dimana tips lembar (halaman) berisi gambar

peragaan dan dibaliknya berisi kalimat sebagai pesan

atau informasi berkaitan dengan gambar tersebut.

5. Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau

majalah yang mengenai bahasan suatu masalah

38
kesehatan atau hal-hal yang berkaitan dengan

kesehatan.

6. Poster

Ialah bentuk media cetak yang berisi pesan/informasi

kesehatan, biasanya ditempel di tembok-tembok,

ditempat-tempat umum, atau di kendaraan umum.

b. Media Audio-visual

Ialah media penyampaian informasi yang memiliki

karakteristik audio (suara) dan visual (gambar). Jenis

media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena

meliputi kedua karakteristik tersebut. Media audio-visual

juga merupakan salah satu sarana alternative dalam

melakukan proses pembelajaran berbasis teknologi. Audio-

visual pembelajaran berbasis teknologi dapat digunakan

sebagai sarana alternative dalam mengoptimalkan proses

pembelajaran, dikarenakan beberapa aspek antara lain :

a) Mudah dikemas dalam proses pembelajaran.

b) Lebih menarik untuk pembelajaran,

c) Dan dapat diedit atau diperbaiki setiap saat (haryoko,

2009).

1. Media Video

Media video merupakan salah satu jenis media

audiovisual. Media video adalah suatu media perantara

39
yang dapat dinikmati dengan indera penglihatan dan

pendengaran. Penggunaan media video dapat

memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah antara

guru dan peserta didik didalam proses belajar mengajar,

karena pembelajaran media video mengandung unsur

penyampaian pesan dalam bentuk audio dan visual

yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian,

dan kemauan peserta didik sehingga dapat terjadi

proses belajar mengajar yang efisien dan efektif

(Prestiyowati, 2019).

3. Faktor Penguat (Reinforcing factor)

a. Faktor Pendukung

Tersedia atau tidak tersedianya fasilitas kesehatan dapat menjadi

penentu, dalam arti sebagai faktor pendukung dari terwujudnya

perilaku kesehatan (Notoatmodjo, 2012).

1. Dukungan Petugas Kesehatan

Dukungan petugas kesehatan senidri, baik itu dokter, bidan,

perawat maupun kader kesehatan, sebenarnya memiliki peran

yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan pencegahan

Covid-19 selama pandemic. dukungan berupa informasi berupa

pemberian nasehat, informasi dan pengarahan, saran, petunjuk-

petunjuk dan umpan balik. Bantuan berupa penyedia informasi

dan pengetahuan yang dapat membantu seseorang untuk

40
meningkatkan efisiensi dalam menyelesaikan masalah.

Misalnya: seorang bidan menjelaskan pada ibu kader posyandu

apa itu covid-19,serta bagaimana pencegahan covid-19 dll.

2. Dukungan Tokoh Masyarakat

Tokoh masyarakat adalah orang-orang terkemuka karena

mempunyai kelebihan-kelebihan tertentu. Kelebihan dalam

memberikan bimbingan, maka menjadikan sikap dan

perbuatannya diterima dan dipatuhi serta ditakuti. Partisipasi

masyarakat merupakan partisipasi seluruh anggota masyarakat

dalam menyelesaikan masalah masyarakat . keterlibatan

masayarakat dalam bidang kesehatan berarti seluruh anggota

masyarakat berperan serta dalam menyelesaikan segala

masalah. Dalam hal ini masyarakat sendiri secara aktif

memikirkan, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi

rencana kesehatan masyarakatnya. Lembaga-lembaga yang ada

di masyarakat hanya dapat mendukung , menginspirasi dan

membimbingnya (Notoatmodjo, 2012).

Dengan adanya tokoh masyarakat yang memiliki perilaku

yang sehat di masyarakat, sehigga akan menjadi panutan bagi

masyarakat sekitar. Masyarakat selalu memandang tokoh

masyarakat (formal dan informal) sebgai panutan atau referensi

mereka. Dukungan tokoh masyarakat dapat dibedakan

menjadi dukungan emosional, antara lain simpati dan

41
kepedulian. Apresiasi dan dukungan termasuk menunjukan rasa

hormat dan dorongan untuk maju. Dukungan instrumental

termasuk memberikan bantuan langsung sesuai kebutuhan

masayrakat. Dukungan informasi meliputi saran, petunjuk, dan

umpan balik.

42
2.5 Kerangka Teoritis

Faktor Predisposisi :
2.6
1. Pendidikan
2. Umur
3.
2.7 Pengetahuan
4. Sikap
5. Informasi
2.8

Faktor Pemungkin : Perilaku kader


2.9 posyandu terhadap
1. Metode
penanggulangan
Penyuluhan
covid-19
2. Alat bantu dan 2.10
Media penyuluhan
3. Lingkungan 2.11

2.12
Faktor Penguat :
1. Dukungan Petugas
2.13
Kesehatan
2. Dukungan Tokoh
Masyarakat

Bagan 2.1 Kerangka Teori


Sumber : teori L. Green dalam Notoatmodjo, 2012

43
BAB 3
HIPOTESIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka Konseptual penelitian ini menggambarkan bahwa yang

diteliti adalah Efektifitas promosi kesehatan menggunakan media video dan

media leaflet terhadap penanggulangan covid-19 pada kader posyandu.

Untuk mengetahui pengetahuan sebelum dilakukan promosi kesehatan

tersebut maka dari itu peneliti mengukur dengan pre-test dan untuk

mengukur sejauh mana pengaruh efektifitas promosi kesehatan dengan

media leaflet dan video tersebut dapat diukur dengan hasil post-test.

Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1

PRE TEST
Pengetahuan dan Sikap
kader terhadap
penangulangan Covid-19
Kelompok 1 Kelompok 2

Intervensi Intervensi
Penyuluhan dengan Penyuluhan dengan
Media Video Media Leaflet

POST TEST
Pengetahuan dan Sikap
kader terhadap
penangulangan Covid-19

Bagan 3.1 Kerangka konseptual


Sumber : Data Primer, 2021

44
3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu kegiatan penelitian

yang kebenarannya dibuktikan dalam penelitian setelah melalui

pembuktian hasil dari peneliti maka hipotesis dapat dinyatakan benar atau

juga dapat salah, dapat diterima atau ditolak (S. Notoatmodjo, 2012).

Hipotesis penelitian ini adalah :

H1:

1. Adanya pengaruh promosi kesehatan melalui media video terhadap

pengetahuan tentang penanggulangan covid-19 pada kader

posyandu di desa katikan.

2. Adanya pengaruh promosi kesehatan melalui media video tentang

penanggulangan covid-19 terhadap sikap kader posyandu di desa

katikan.

3. Adanya pengaruh promosi kesehatan melalui media leaflet tentang

penanggulangan covid-19 terhadap pengetahuan kader posyandu di

desa katikan.

4. Adanya pengaruh promosi kesehatan melalui media leaflet tentang

penanggulangan covid-19 terhadap sikap kader posyandu di desa

katikan.

5. Adanya perbedaan efektifitas promosi kesehatan melalui media

video dan leaflet tentang penanggulangan covid-19 terhadap

pengetahuan dan sikap kader posyandu di desa katikan.

45
BAB 4
METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Menurut Sugiyono, (2017) metode penelitian merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode Pre

Eksperiment dengan rancangan one group Pretest-Posttest. Penelitian ini

melakukan uji coba dua intervensi berbeda kepada dua kelompok berbeda.

Model jenis penelitian adalah sebagai berikut :

PRE TEST POST

TEST

V O1 X1 V O2

L O3 X2 L O4

Bagan 4.1 skema rancangan penelitian


Sumber : Data Primer, 2021
Keterangan:

a. O1 adalah hasil pre-test skor pengetahuan dan sikap kader posyandu

tentang penanggulangan covid-19 sebelum mendapat penyuluhan

dengan media video.

b. X1 adalah perlakuan yang diberikan, yaitu penyuluhan tentang

penanggulangan covid-19 dengan media video.

46
c. O2 adalah hasil post-test skor pengetahuan dan sikap kader posyandu

tentang penanggulangan covid-19 setelah diberi perlakuan penyuluhan

dengan media video.

d. O3 adalah hasil pre-test skor pengetahuan dan sikap tentang

penanggulangan covid-19 sebelum mendapat perlakuan penyuluhan

dengan media leaflet.

e. X2 adalah perlakuan yang diberikan penyuluhan tentang

penanggulangan covid-19 dengan media leaflet.

f. O4 adalah hasil post-test skor pengetahuan dan sikap tentang

penanggulangan covid-19 setelah diberi perlakuan penyuluhan dengan

media leaflet.

g. V adalah kelompok dengan penyuluhan dengan media video.

h. L adalah kelompok dengan penyuluhan dengan media leaflet.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Menurut Sugiyono, (2016) Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek atau subjek Tehnik Sampling. Dalam penelitian

ini populasi yang diambil adalah semua kader posyandu di desa

katikan. Populasi dalam penelitian ini adalah adalah seluruh kader

posyandu di desa katikan yang berjumlah 47 orang. Dengan rincian 9

pos setiap posnya terdapat 5 sampai 6 orang.

47
4.2.2 Sampel

Menurut Silaen, (2018) sampel merupakan sebagian dari populasi

yang diambil dengan cara-cara tertentu untuk dapat diukur atau

diamati karakteristiknya. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan

bahwa sempel ialah wakil dari populasi yang diambil datanya lalu data

tersebut diolah dan diteliti. Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan purposive sampel. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh kader posyandu dengan jumlah 47 orang.

Selanjutnya untuk pembagian sampel dalam masing-masing

kelompok adalah dengan menggunakan rumus Federrer, yaitu :

(r-1) (t-1) ≥ 15

(r-1) (2-1) ≥ 15

(r-1) (1) ≥ 15

(r-1) ≥ 15

r ≥ 15+1 r ≥ 16

keterangan : r = sampel/kelompok

t = treatment (perlakuan)

Dari hasil di atas pengambilan sampel perkelompok berjumlah 16

orang atau lebih.

48
4.2.3 Kriteria sampel

Populasi yang akan dijadikan sampel pada penelitian ini

mempunyai kriteria-kriteria yang telah ditetapkan sebagai sampel

oleh peneliti.

Kriteria sampel sebagai berikut ini :

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi merupakan kriteria atau ciri-ciri yang

harus dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat

diambil sebagai sampel.

Kriteria inklusi pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Menjadi anggota kader posyandu di desa katikan

2. Bersedia menjadi responden

3. Sehat jasmani dan rohani

2. Kriteria Ekslusi

Kriteria ekslusi merupakan ciri-ciri anggota populasi yang

tidak dapat diambil sebagai sampel. Kriteria eksklusi pada

penelitian ini sebagai berikut :

1. Kader posyandu yang tidak memiliki Whatsapp

2. Izin atau tidak datang dalam pengambilan data, baik saat

pre-test maupun saat post-test.

49
4.3 Teknik Sampling

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan yaitu

nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling. Menurut

Sugiyono, (2016) non probability sampling adalah teknik pengambilan

sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur

atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Alasan peneliti menggunakan teknik Purposive Sampling adalah

karena tidak semua sampel memiliki kriteria yang sesuai fenomena yang

akan diteliti. Oleh karena itu, penulis memilih teknik Purposive Sampling

yang ditetapkan pertimbangan-pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu

yang harus dipenuhi oleh sampel-sampel yang akan digunakan dalam

penelitian ini.

4.4 Kerangka Kerja Penelitian

Untuk membantu dalam penyusunan penelitian, maka perlu adanya

penyusunan kerangka kerja (Frame work) yang jelas dengan tahap-

tahapannya. Kerangka kerja ini merupakan langkah-langkah yang dilakukan

dalam menyelesaikan masalah yang akan dibahas.

50
Adapun kerangka kerja penelitian ini dapat dilihat pada Bagan 4.2

Populasi Penelitian
Semua kader posyandu yang ada di desa katikan yang berjumlah 47 orang

Sampel Penelitian
Sampel pada penelitian ini adalah kader posyandu yang memiliki whatsapp
yang berjumlah 32 orang.

Desain Penelitian
Kuantitatif dengan menggunakan metode Pre Eksperimen

Media Penelitian
Pemutaran video dan Leaflet melalui whatsapp group

Pengumpulan Data
Kuesioner

Pre-test Post-test

Pengolahan Data :
Editing, Coding, Tabulating, entry,
Cleaning

Analisis Data
Analisis univariate dan bivariate menggunakan Paired t-test

Penyajian Hasil

Kesimpulan Hasil, Pembahasan, dan Saran

Bagan 4.2 Kerangka Kerja Penelitian


Sumber : Data Primer, 2021

51
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

4.5.1 Variabel Penelitian

Variabel Penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa

saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, lalu ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2014). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini

ialah variabel independen dan variabel dependen

1. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah variabel yang nilainya dipengaruhi

oleh variabel lain atau menjadi akibat dari adanya variabel bebas

dan sering disebut sebagai variabel output, kriteria, atau

konsekuen. Variabel terikat yang digunakan pada penelitian ini

adalah metode pemutaran video dan leaflet.

2. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi

atau variabel lain atau disebut sebagai stimulus yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono,

2014). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan

dan sikap kader posyandu terhadap penanggulangan covid-19 di

desa katikan.

4.5.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi Operasional adalah untuk membatasi ruang lingkup

atau pengertian variabel-variabel yang akan diteliti atau diamati, dan

52
perlu sekali variabel-variabel tersebut diberi batasan untuk

mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap

variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrument

atau alat ukur (Notoatmodjo, 2018).

53
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Definisi Operasional variable


Variabel Definisi Parameter Alat ukur Skala Hasil ukur
Penelitian Operasional data
Pengetahuan Pengetahuan a. Memahami Kuesioner Rasio Vaforabel
kader merupakan pengertian Pre-test - Benar : 1
posyandu aspek yang virus covid- dan Post- - Salah : 0
tentang diketahui 19 test
pencegahan dan mampu b. Mengetahui Unvaforabel
covid-19 diingat oleh bagaimana - Benar : 0
responden cara - Salah : 1
tentang penularan
bagaimana virus covid-
pencegahan 19
covid-19 c. Mengetahui
gejala-gejala
virus covid-
19
d. Mengetahui
pencegahan
virus covid-
19
e.
Sikap kader Sikap adalah a. Tingkat Kuesioner Rasio Vaforabel
posyandu segala pemahaman Pre-test Sangat setuju = 4
tentang pandangan kader dan Post- Setuju =3
pencegahan atau posyandu test Ragu-ragu =2
covid-19 pendapat tentang Tidak setuju = 1
yang Pencegahan Sangat Tidak
berkaitan penularan Setuju =0
dengan pada Tidak setuju =
upaya individu
pencegahan b. Tingkat Unvaforabel
covid-19 pemahaman Sangat Setuju = 0
kader Setuju =1
posyandu Ragu-ragu =2
tentang Tidak setuju = 3
Perlindungan Sangat Tidak
pada Setuju =4
masyarakat

54
4.6 Instrumen Penelitian

Instumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Menurut Sugiyono, (2018) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis terhadap responden untuk diberi jawaban. Kuesioner

yang digunakan pada penelitian ini ada dua macam yaitu, kuesioner I

mengenai data umum responden dan kuesioner II berkaitan dengan

pengetahuan dan sikap responden tentang pencegahan covid-19 yang

nantinya akan diisi jawaban oleh responden. Kuesioner II telah

dikembangkan oleh peneliti yang sesuai dengan tinjauan pustaka dan materi

yang diberikan saat intervensi berdasarkan video dan leaflet yang diberikan.

4.7 Validitas dan Reabilitas

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan-

tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Semakin tinggi

validitas maka instrument semakin valid atau sahih, jika semakin

rendah validitas maka instrument kurang valid (Arikunto, 2010).

Sedangkan menurut Azwar validitas berasal dari kata validity yang

mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur

dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrument pengukuran

dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tes

tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang

sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Tes yang

55
menghasilkan data yang tidak releven dengan tujuan pengukuran

dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas yang rendah (Azwar,

2008). Peneliti melakukan uji validitas pada kader posyandu dengan

kondisi dan situasi yang berbeda dengan lokasi penelitian. Uji validitas

akan dilakukan di desa begal dengan jumlah 10 responden.

Hasil dari kuesioner melalui lembar kuesioner akan diuji

menggunakan rumus korelasi Product moment. Penentuan kevalidan

suatu instrumen diukur dengan membandingkan r-hitung dengan r-

tabel, jika r-hitung > r-tabel berarti valid sedangkan r-hitung < r-tabel

berarti tidak valid.

Uji validitas pada penelitian ini melibatkan 25% dari sampel yaitu

10 responden di Desa Begal dengan karakteristik yang sama dengan

sampel penelitian. Dari 10 responden tersebut, maka nilai r tabel dapat

diperoleh melalui tabel r product moment person dengan df (degree of

freedom) = n-2, jadi jika responden berjumlah 10 maka df = 10-2 = 8,

maka r tabel = 0,549. Dengan taraf signifikansi 5% maka diketahui

bahwa tabel product moment pearson sebesar 0,549. Butir pertanyaan

dikatakan valid jika r hitung > r tabel. Dapat dilihat dari Corrected Item

Total Correlation.

Berikut adalah hasil uji validitas yang telah dilakukan oleh

penelitian.

56
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas

a. Hasil Uji Validitas Pengetahuan

No. Butir r xy r total 5% Keterangan


Pertanyaan 1 0,868 0,549 Valid
Pertanyaan 2 0,639 0,549 Valid
Pertanyaan 3 0,806 0,549 Valid
Pertanyaan 4 0,638 0,549 Valid
Pertanyaan 5 0,744 0,549 Valid
Pertanyaan 6 0,868 0,549 Valid
Pertanyaan 7 0,806 0,549 Valid
Pertanyaan 8 0,868 0,549 Valid
Pertanyaan 9 0,744 0,549 Valid
Pertanyaan 10 0,744 0,549 Valid
Sumber : Pengolahan Data Primer Menggunakan SPSS, 2021

Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil bahwa dari 10

pertanyaan yang memiliki r hitung > r tabel yang dinyatakan valid

dan dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data pada

penelitian yang akan dilakukan.

b. Hasil Uji Validitas Sikap

No. Butir r xy r total 5% Keterangan


Pertanyaan 1 0,801 0,549 Valid
Pertanyaan 2 0,869 0,549 Valid
Pertanyaan 3 0,725 0,549 Valid
Pertanyaan 4 0,736 0,549 Valid
Pertanyaan 5 0,781 0,549 Valid
Pertanyaan 6 0,924 0,549 Valid
Pertanyaan 7 0,826 0,549 Valid
Pertanyaan 8 0,682 0,549 Valid
Pertanyaan 9 0,945 0,549 Valid
Pertanyataan 10 0,801 0,549 Valid
Sumber : Pengolahan Data Primer Menggunakan SPSS, 2021

Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil bahwa dari 10

pertanyaan yang memiliki r hitung > r tabel yang dinyatakan valid

57
dan dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data pada

penelitian yang akan dilakukan.

2. Reabilitas

Reabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejumlah

mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua

kali atau lebih alat ukurnya, pertanyaan dikatakan reabilitas jika

jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil

dari waktu ke waktu. Menurut Sayuti dalam (Saputri, 2010) kuesioner

dinyatakan reliable jika mempunyai nilai koefisien alpha, maka

digunakan ukuran kemantapan alpha yang diinterpretasikan sebagai

berikut:

Tabel 4.3 Nilai Alpha Cronbach’s

Nilai Alpha Cronbach’s Kualifikasi Nilai


0,00 - 0,20 Kurang reliable
0,21 - 0,40 Lumayan reliable
0,41 - 0,60 Cukup reliabel
0,61 - 0,80 Reliabel
0,81 - 1,00 Sangat reliable

Uji reliabilitas pada penelitian ini akan dilaksanakan di Kelurahan

Tawangrejo, hasil kuesioner akan diuji menggunakan rumus Cronbach

Alfa dan kuesioner dikatakan reliabel jika hasil > 0,549 dan dikatakan

tidak reliabel jika nilai Cronbach Alfa< 0,549.

Adapun hasil uji reliabilitas didapatkan bahwa nilai Cronbach Alfa

yaitu :

58
Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel r xy rtotal 5% Keterangan


Pengetahuan 0,779 0,549 Reliabel
Sikap 0,767 0,549 Reliabel
Sumber : Pengolahan Data Primer Menggunakan SPSS, 2021

4.8 Lokasi dan Waktu Penelitian


4.8.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Katikan Kecamatan
Kedunggalar Kabupaten Ngawi.
4.8.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian secara jelas akan dibuat dalam bentuk Ganchart.

Tabel 4.2 Ganchart Kegiatan Penelitian Prodi S1 Kesehatan


Masyarakat Peminatan Promosi Kesehatan di Desa Katikan.
No Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
2020 2021 2021 2021 2021 2021 2021
1. Pengajuan
judul dan
konsul
2. ACC judul
3. Penyusunan
dan bimbingan
proposal
skripsi
4. ACC proposal
skripsi
5. Seminar
Proposal
skripsi
6. Revisi proposal
skripsi
7. Penelitian
8. Entry data dan
penyusunan
laporan skripsi

59
9. Bimbangan
laporan skripsi
10. Pelaksanaan
seminar hasil
skripsi
11. Revisi laporan
skripsi
12. ACC skripsi
Sumber : Data primer, 2021

4.9 Prosedur dan Pengumpulan Data

Teknik pengolahan data menurut Sugiyono, (2016) :

1. Pengeditan data (editing)

Editing dilakukan dengan memeriksa kelengkapan isi kuesioner

dengan tujuan data yang akan diperoleh dapat diolah dengan baik dan

menghasilkan informasi yang benar atau pengecekan pada kuesioner

yang telah diisi sehingga nantinya dapat menggambarkan masalah

yang akan diteliti. Menurut Indriyani (2017), editing merupakan

kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir atau kuesioner

apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah lengkap (semua

pertanyaan sudah terisi jawabannya), jelas (jawaban pertanyaan

apakah tulisan cukup jelas terbaca), releven (jawaban yang tertulis

apakah releven dengan pertanyaan) dan konsisten (apakah antara

beberapa pertanyaan yang berkaitan isi jawaban konsisten).

2. Pengkodean Data (Coding)

Pada tahap ini yang dilakukan adalah memberikan kode.

Pemberian kode ini menjadi penting untuk mempermudah tahap-tahap

60
berikutnya terutama pada tabulasi data (Swarjana, 2016). Berikut

pengkodean dalam penelitian ini.

Tabel 4.3 Pengkodean data


Variabel Skor Coding
Vaforable :
Benar 1
Pengetahuan Salah 0
Unvaforable :
Benar 0
Salah 1
Vaforable :
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Ragu-ragu 2
Tidak Setuju 1
Sikap Sangat Tidak Setuju 0
Unvaforable :
Sangat Setuju 0
Setuju 1
Ragu-ragu 2
Tidak Setuju 3
Sangat Tidak Setuju 4
Sumber : Data Primer 2021
3. Tabulating

Tabulating merupakan pembuatan table data, sesuai dengan

tujuan penelitian atau yang diinginkan peneliti.

4. Pemasukan data (Entry)

Entri adalah kegiatan memasukan data kedalam program atau

softwae computer untuk pengambilan hasil dan keputusan.

5. Cleaning

Tahap ini semua data dari setiap sumber data maupun responden

selesai dimasukkan perlu di cek kembali untuk melihat kemungkinan

61
adanya kesalahan kode. Ketidaklengkapan dan sebagiannya kemudian

dapat dilakukan pembetulan atau koreksi (Notoatmodjo, 2018).

4.10 Teknik Analisis Data

4.10.1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan karakteristik

setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini

menghasilkan distribusi frekuensi dan presentasi dari setiap

variabel (Notoatmodjo, 2018). Data univariat dalam penelitian ini

adalah gambaran pengetahuan dan sikap responden sebelum dan

sesudah diberikan intervensi dengan video ataupun leaflet.

4.10.2 Analisis Bivariat

Setelah melakukan analisis univariat, hasilnya akan

diketahui karakteristik atau distribusi setiap variabel, dan

dilanjutkan dengan anlisis bivariate. Analisis terhadap dua variabel

yang diduga berhubungan atau ada korelasinya (S. Notoatmodjo,

2012). Teknik analisis data bivariate pada penelitian ini adalah

analisis inferensial dengan jenis hipotesis komparatif numerik

berpasangan dan tidak berpasangan. Analisis bivariate dapat

dilakukan pada dua variabel untuk mengetahui adanya hubungan,

korelasi atau perbedaan. Uji yang digunakan ialah uji t-test

dependent dan t-test independent. Dalam penelitian ini uji t-test

yang dilakukan ialah :

3. Uji Normalitas

62
Sebelum melakukan analisis data dengan uji t

berpasangan, maka data terlebih dahulu akan diuji

normalitasnya. Tujuan uji normalitas ialah untuk mengetahui

apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati

distribusi normal. Uji normalitas menggunakan uji shapiro-

wilk test dan Kolmograf Smilnov Test. Bila jumlah sampel <50

maka menggunakan shapiro wilk test dan bila jumlah sampel

>50 maka menggunakan kolmogrof-smilnov test. Kesimpulan

hasil analisa data berdistribusi normal jika p > 0,05 dan data

tidak berdistribusi normal jika p <0,05 (Sujarweni, 2015).

4. T-test dependent

T-test dependent atau Paired Sampel T-test digunakan

untuk membandingkan rata-rata dua set data (data sebelum dan

sesudah) dan saling berpasangan. Dalam penelitian ini dua set

data yaitu Pre-test dan Post-test terhadap perlakuan masing-

masing kelompok sampel. Syarat penggunaan uji t

berpasangan (Paired t-test) adalah skala variabel yang

berbentuk interval atau rasio, serta mempunyai distribusi

normal. Dengan pengambilan keputusan menggunakan nilai p

dan indek kepercayaan 95%. Dimana bila nilai p > 0,05 (α)

maka terjadi perbedaan sebelum dan sesudah intervensi.

Namun jika data tidak berdistribusi normal untuk melihat rata-

63
rata Pre-test dan Post-test maka menggunakan uji Rank

Bertingkat Wilcoxon.

5. T-test Independent

Independent sample t-test adalah jenis uji statistic yang

bertujuan untuk membandingkan rata-rata dua grup yang tidak

saling berpasangan atau tidak saling berkaitan. Tidak saling

berpasangan dapat diartikan bahwa penelitian dapat dilakukan

untuk dua subjek sampel yang berbeda. Dalam penelitian ini

uji T-test Independent untuk mengidentifikasi perbedaan media

video dan leaflet. Sebelum dilakukan uji T-test Independent

dilakukan uji data normalitas dengan uji Shapiro-Wilk. Karena

data berdistribusi normal. Dilakukan uji homogenitas atau

varian dengan uji F-test atau Leven’s Test.

Syarat yang harus terpenuhi adalah skala pengukuran,

distribusi data harus nomal, varian sama dengan variabel rasio

atau interval. Dengan pengambilan keputusan nilai indek

kepercayaan 95%, selisih dan nilai p. dimana jika nilai p <α

dan IK95% tidak melewati angka 0 maka kesimpulannya

terdapat perbedaan yang bermakna.

Hasil analisa perjelasan diatas dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. H0 diterima apabila diperoleh nilai p > 0,05.

2. H1 diterima apabila diperoleh nilai p ≤ 0,05.

64
4.11 Etika Penelitian

Dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan atau kelompok manapun,

manusia tidak terlepas dari etika atau moral. Demikian juga dalam kegiatan

keilmuan yang berupa penelitian manusia sebagai pelaku penelitian dengan

manusia lain sebagai objek dalam penelitian juga tidak lepas dari etika atau

sopan santun. Dalam hubungannya antara kedua belah pihak masing-masing

terikat dalam hak dan kewajibannya. Pelaku penelitian atau peneliti dalam

menjalankan tugas penelitian hendaknya memegang teguh sikap ilmiah

(scientific attitude) serta berpegang teguh pada etika penelitian meskipun

penelitian yang dilakukan tidak akan merugikan bagi subjek penelitian

(Nugroho, 2014).

1. Prinsip kerahasiaan (Confidentiality).

Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi

atau kebebasan individu dalam memberikan informasi. Setiap orang

berhak untuk tidak memberikan apa yang diketahui kepada orang lain.

Oleh sebab itu, peneliti tidak menampilkan informasi mengenai

identitas atau kerahasiaan identitas subjek. Peneliti cukup menggunakan

coding sebagai pengganti identitas responden.

2. Prinsip keadilan dan keterbukaaan (Respect for justice and

inclusiveness).

Prinsip keterbukaan dan keadilan perlu dijaga dengan kejujuran

dan keterbukaan. Untuk itu, lingkungan perlu dikondisikan, sehingga

memnuhi prinsip keterbukaan, yaitu dengan menjelaskan bagaimana

65
prosedur penelitian. Prinsip keadilan dapat menjamin bahwa semua

subjek peneliti memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama,

tanpa membedakan gender, agama, etnis, dan sebaginya. Peneliti

memberikan intervensi kepada seluruh populasi meskipun tidak

memenuhi kriteria inklusi penelitian. Jadi penelitian bisa memberikan

keadilan terhadap subjek.

3. Prinsip manfaat (benefit)

Sebuah penelitian hendaklah memperoleh manfaat semaksimal

mungkin bagi masyarakat pada umumnya, dan subjek penelitian pada

khususnya. Peneliti berusaha untuk meminimalisir dampak yang

merugikan bagi subjek tersebut.

66
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di Desa Katikan Kecamatan Kedunggalar

Kabupaten Ngawi. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei 2021 dengan

jumlah responden yang mengikuti jalannya penelitian sebanyak 40 orang yang

dibagi menjadi 2 kelompok intervensi, yaitu kelompok 1 (pemutaran video) dan

kelompok 2 (leaflet) dengan masing-masing kelompok berjumlah 20 orang pada

kelompok video dan 20 kelompok pada kelompok leaflet. Penelitian ini dimulai

pada tanggal 24 Mei sampai 26 Mei 2021 untuk pemberian kuesioner pre-test dan

setelah itu dilaksanakan penyuluhan pada tanggal 27-28 Mei 2021, dan yang

terakhir yaitu post-test yang dilaksanakan pada tanggal 29-31 Mei 2021.

Dalam bab ini penyajian data dibagi menjadi dua yaitu data umum dan

data khusus. Data umum berisi karakteristik responden meliputi usia dan

pendidikan. Data khusus disajikan berdasarkan pengukuran variabel, yaitu

pengetahuan dan sikap pada ibu kader posyandu. Data yang didapat dari hasil

lembar kuesioner pre-test dan post-test akan disajikan dalam bentuk distribusi

frekuensi dan presentase.

5.1 Gambaran umum dan lokasi penelitian

Lokasi penelitian berada di Desa Katikan Kecamatan Kedunggalar

Kabupaten Ngawi, dengan luas wilayah mencapai 19,64 km2 dengan jumlah

penduduk sebesar 6.815 jiwa sehingga kepadatan penduduk sebesar 347

67
jiwa/km2. Wilayah Desa Katikan didominasi oleh hutan dan sawah sehingga

mayoritas masyarakat Desa Katikan berprofesi sebagai Petani.

Luas Wilayah Desa Katikan :

1. Sawah : 680,300 ha

2. Pemukiman : 121,602 ha

3. Hutan : 531,700 ha

Batas Desa Katikan :

1. Sebelah Utara : Desa Sirigan

2. Sebelah Timur : Desa Gentong

3. Sebelah Barat : Desa Tanjungsari

4. Sebelah Barat : Desa Wonorejo

Sampai dengan sekarang, Desa Katikan memiliki 7 Dusun yaitu Dusun

Pohjenggel, Dusun Katikan, Dusun Tawang, Dusun Manggis, Dusun

Kedungwaru, Dusun Bulakrejo, dan Dusun Gebung. Namun untuk posyandu

balita di desa katikan berjumlah 9 pos, yang terdiri dari Dusun Pohjenggel

terdapat 1 pos, Dusun Katikan terdapat 2 pos, Dusun Tawang terdapat 1 pos,

Dusun Manggis terdapat 1 pos, Dusun Kedungwaru terdapat 1 pos, Dusun

Bulakrejo terdapat 2 pos, dan Dusun Gebung terdapat 1 pos. Dan setiap pos

terdapat 5 sampai 6 ibu kader posyandu.

5.2 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini terdiri dari data umum dan data khusus. Data umum

yang meliputi pendidikan. Sedangkan data khusus terdiri dari pengetahuan dan

sikap.

68
5.2.1 Analisis Univariat

1. Data Demografi

Pada data demografi ini terdiri dari data pendidikan responden,

yang dapat dilihat dalam table berikut :

Tabel 5.1 Deskripsi data demografi responden


Persentase
No Pendidikan Frekuensi
(%)
1 Pendidikan Dasar (SD,SMP) 12 30,0
2 Pendidikan Menengah (SMA) 25 62,5
3 Pendidikan Tinggi (Diploma – S1) 3 7,5
Total 40 100,0
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2021
Pada tabel 5.1 distribusi responden berdasarkan pendidikan

terdapat perbedaan proporsi menunjukkan bahwa dari 40 responden,

sebagian besar dengan pendidikan menengah (SMA), yaitu sebanyak

62,5%.

2. Gambaran rata-rata skor pengetahuan dan sikap ibu kader posyandu

tentang pencegahan COVID-19 sebelum dan sesudah diberikan

intervensi.

Gambaran rata-rata skor pengetahuan dan sikap ibu kader posyandu

sebelum dan sesudah diberikan intervensi video dan leaflet tentang

pencegahan COVID-19 dapat dilihat pada tabel berikut :

69
Tabel 5.2 Gambaran rata-rata skor pengetahuan ibu kader
posyandu sebelum dan sesudah diberikan intervensi video dan leaflet
Metode Kelompok N Mean Median Standar Min- 95% CI
Devisiasi Max
(SD)
Pre-test 6,30 6,00 1,129 4-8 5,77 - 6,83
Video 20
Pos-test 8,30 8,00 0,657 7-9 7,99 - 8,61
Pre-test 6,45 6,50 1,050 4-8 5,96 – 6,94
Leaflet 20
Post-test 9,00 9,00 0,973 7 – 10 8,54 – 9,46
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2021
Berdasarkan tabel 5.2 rerata skor pre-test pengetahuan pada

kelompok video sebesar 6,30 point, 6,00 point untuk nilai median, 1,129

untuk nilai SD, dengan nilai minimal 4 sedangkan nilai maximal nya 8

dan diyakini benar bahwa rerata pengetahuan berada pada rentang 5,77

sampai dengan 6,83. Dan rerata nilai Post-test video sebesar 8,30 point,

8,00 point untuk nilai median, 0,657 untuk nilai SD, dengan nilai

minimal 7 sedangkan nilai maximal nya 9 dan diyakini benar bahwa

rerata pengetahuan berada pada rentang 7,99 sampai dengan 8,61.

Sedangkan untuk rerata nilai pre-test pengetahuan leaflet sebesar

6,45 point, 6,50 point untuk nilai median, 1,050 untuk nilai SD, dengan

nilai minimal 4 sedangkan nilai maximal 8 dan diyakini benar bahwa

rerata pengetahuan berada pada rentang 5,96 sampai dengan 6,94. Dan

rerata nilai post-test leaflet sebesar 9,00 point, 9,00 untuk nilai median,

0,973 untuk nilai SD, dengan nilai minimal 7 sedangkan nilai maximal

nya 10 dan diyakini benar bahwa rerata pengetahuan berada pada rentang

8,54 sampai 9,46.

70
Dari hasil tersebut leaflet mendapatkan nilai rerata skor lebih tinggi

dibandingkan video karena kader posyandu lebih suka membaca

dibanding menonton video. Karena jika melihat video harus

membutuhkan waktu yang lebih lama serta video yang ditampilkan masih

adanya kekurangan yakni suara yang ditampilkan kurang jelas. Sehingga

yang mendengar tidak maksimal menerima informasi yang telah

disampaikan melalui video tersebut.

Tabel 5.3 Gambaran rata-rata skor sikap ibu kader posyandu


sebelum dan sesudah diberikan intervensi video dan leaflet
Metode Kelompok N Mean Median Standar Min - 95% CI
Devisiasi Max
(SD)
Pre-test 24,70 24,50 1,218 23 - 27 24,13 -
Video 20 25,27
Post-test 27,30 27,00 1,174 25 - 29 26,75 -
27,85
Pre-test 20 29,80 30,00 1,056 28 - 32 29,31 -
Leaflet 30,29
Post-test 33,40 33,00 1,314 32 - 37 32,79 -
34,01
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2021

Berdasarkan tabel 5.3 rerata skor pre-test sikap pada kelompok

video sebesar 24,70 poin, 24,50 poin untuk nilai median, 1,218 untuk SD,

dengan nilai minimal 23 sedangkan nilai maximal nya 27 dan diyakini

benar bahwa rerata sikap berada pada rentang 24,13 poin sampai dengan

25,27 poin. Dan rerata pada post-test adalah 27,30 poin, 27,00 poin untuk

median, 1,174 poin untuk SD, dengan nilai minimal 25 sedangkan nilai

maximal nya 29 dan diyakini benar bahwa rerata sikap berada pada

rentang 26,75 poin sampai dengan 27,85 poin.

71
Sedangkan untuk rerata nilai pre-test sikap leaflet sebesar 29,80

poin, 30,00 untuk nilai median, 1,056 poin untuk nilai SD, dengan nilai

minimal 28 sedangkan nilai maximal nya 32 dan diyakini benar bahwa

rerata sikap berada pada rentang 29,31 sampai dengan 30,29. Dan rerata

pada post-test adalah 33,40 poin, 33,00 untuk nilai median, 1,314 untuk

nilai SD, dengan nilai minimal 32 sedangkan nilai maximal nya 37 dan

diyakini benar bahwa rerata sikap berapa pada rentang 32,79 sampai

dengan 34,01 poin.

Dari hasil tersebut hasil nilai rerata sikap leaflet mendapatkan skor

lebih tinggi dibandingkan video karena, jika menonton video melalui

whatsapp harus membutuhkan kapasitas memori yang besar untuk

mendowload video serta membutuhkan paket data yang lebih banyak.

Jika kendala tersebut telah terjadi maka seseorang tidak dapat

memperoleh informasi yang disampaikan.

5.2.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hipotesis penelitian

yaitu apakah intervensi yang dilakukan berupa video dan leaflet

berpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap. Pengujian hipotesis

dilakukan dengan menguji perbedaan rata-rata skor pengetahuan dan

sikap sebelum dan sesudah diberikan intervensi pada kelompok video

dan leaflet. Selain itu, menguji perbedaan rata-rata skor pengetahuan dan

sikap responden kedua kelompok.

72
Analisis yang digunakan menggunakan uji parametrik, karena

distribusi data normal, paired sampel t-test atau T-test dependent

dilakukan untuk membandingkan rata-rata skor pengetahuan dan sikap

responden sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Sedangkan uji T-

test independent untuk mengidentifikasi perbedaan media video dan

leaflet. Uji statistik pada kedua perhitungan ini menggunakan

pengambilan keputusan nilai p. dimana jika nilai p<α maka

kesimpulannya terdapat perbedaan yang bermakna.

Berikut ini merupakan hasil yang diperoleh setelah dilakukan

perhitungan :

1. Uji Normalitas

Normalitas hasil pengetahuan responden tentang

pencegahan COVID-19 sebelum dan sesudah intervensi video dan

leaflet dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.4 Distribusi Hasil Normalitas Pengetahuan Responden


Tentang Pencegahan COVID-19 Sebelum Dilakukan Intervensi
Video dan Leaflet Pada Kader Posyandu
Variable N Shapiro-wilk

Df Sig.
Pre-test video 20 20 0,117
Pre-test Leaflet 20 20 0,063
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2021
Uji normalitas yang digunakan adalah Shapiro-Wilk karena

jumlah responden <50 0rang (Dahlan, M.Sopiyudin, 2014). Hasil uji

normalitas diperoleh nilai signifikan pengetahuan sebelum intervensi

video adalah 0,117 sedangkan sebelum intervensi pada leaflet adalah

73
0,063. Maka menunjukkan bahwa data sebelum intervensi

berdistribusi normal (p>0,05) sehingga pengujian hipotesis dapat

menggunakan uji paired t-test.

Sedangkan untuk normalitas hasil sikap responden tentang

pencegahan COVID-19 sebelum intervensi video dan leaflet dapat

dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5.5 Distribusi Hasil Normalitas Sikap Responden Tentang


Pencegahan COVID-19 sebelum dilakukan intervensi
menggunakan video dan leaflet pada kader posyandu
Variable N Shapiro-wilk

Df Sig.
Pre- test video 20 20 0,062
Pre- test Leaflet 20 20 0,128
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2021
Hasil uji normalitas diperoleh nilai signifikan sikap

sebelum intervensi video adalah 0,062 sedangkan sebelum intervensi

leaflet adalah 0,128, maka menunjukkan bahwa data sebelum

intervensi berdistribusi normal (p>0,05) sehingga penguji hipotesis

dapat menggunakan uji paired t-test.

2. Pengaruh metode video tentang pencegahan COVID-19 terhadap

pengetahuan kader posyandu sebelum dan sesudah diberikan

intervensi

Tabel 5.6 Distribusi penngetahuan kader posyandu sebelum dan


sesudah penggunaan media video
Pengetahuan N Rerata Selisih Nilai p
Pre-test video 6,30 2,00
Post-test Video 20 8,30 0,000

Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2021

74
Tabel 5.6 menunjukkan hasil penelitian rata-rata nilai

pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi mengalami

peningkatan sebanyak 2,00 point. Dengan rerata sebelum intervensi

sebanyak 6,30 point dan sesudah intervensi sebanyak 8,30 point.

Berdasarkan hasil pengujian data diatas menunjukkan nilai p

= 0,000 <α (0,05), maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan

antara antara pengetahuan kader posyandu terhadap pencegahan

COVID-19 sebelum dan sesudah diberikan intervensi video.

3. Pengaruh metode video tentang pencegahan COVID-19 terhadap

sikap kader posyandu sebelum dan sesudah diberikan intervensi

Tabel 5.7 Distribusi pengaruh metode video melalui whatsapp


group terhadap sikap ibu posyandu sebelum dan sesudah
intervensi
Sikap N Rerata Selisih Nilai p
Pre-test video 20 24,70 2,60
0,000
Post-test Video 20 27,30

Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2021

Tabel 5.7 menunjukkan hasil penelitian rata-rata nilai sikap

sebelum dan sesudah intervensi mengalami peningkatan sebanyak

2,60 point. Dengan rerata sebelum intervensi sebanyak 24,70 point

dan sesudah intervensi sebanyak 27,30 poin.

Berdasarkan hasil pengujian data diatas menunjukkan nilai p

= 0,000 <α 0,05, maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara

sikap posyandu terhadap pencegahan COVID-19 sebelum dan

sesudah intervensi video.

75
4. Pengaruh metode leaflet tentang pencegahan COVID-19 terhadap

pengetahuan kader posyandu sebelum dan sesudah diberikan

intervensi.

Tabel 5.8 Distribusi pengetahuan kader posyandu sebelum dan


sesudah penggunaan media leaflet

Pengetahuan N Rerata Selisih Nilai p


Pre-test leaflet 20 6,45 2,55
0,000
Post-test leaflet 20 9,00

Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2021

Tabel 5.8 menunjukkan hasil penelitian rata-rata nilai

pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi mengalami

peningkatan sebanyak 2,55 point. Dengan rerata sebelum intervensi

sebanyak 6,45 point dan sesudah intervensi sebanyak 9,00 point.

Berdasarkan hasil pengujian data diatas menunjukkan nilai p

= 0,000 <α 0,05, maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara

pengetahuan ibu posyandu terhadap pencegahan COVID-19 sebelum

dan sesudah intervensi dengan leaflet.

5. Pengaruh metode leaflet tentang pencegahan COVID-19 terhadap

sikap kader posyandu sebelum dan sesudah diberikan intervensi.

Tabel 5.9 Distribusi pengaruh metode leaflet terhadap sikap ibu


kader posyndu sebelum dan sesudah intervensi
Sikap N Rerata Selisih Nilai p
Pre-test leaflet 20 29,80 3,60
0,000
Post-test leaflet 20 33,40

Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2021

76
Tabel 5.9 menunjukkan menunjukkan hasil penelitian rata-

rata nilai pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi mengalami

peningkatan sebanyak 3,60 point. Dengan rerata sebelum intervensi

sebanyak 29,80 point dan sesudah intervensi sebanyak 33,40 point.

Berdasarkan hasil pengujian data diatas menunjukkan p =

0,000 < α (0,05), maka kesimpulan terdapat perbedaan antara sikap

kader posyandu terhadap pencegahan COVID-19 sebelum dan

sesudah intervensi dengan metode leaflet.

6. Perbedaan efektifitas metode video dan leaflet tentang pencegahan

COVID-19 terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap ibu kader

posyandu.

Tabel 5.10 Distribusi perbedaan efektifitas metode video dan


leaflet terhadap pengetahuan kader posyandu sebelum dan
sesudah intervensi.
Media N Rerata (Selisih) p-value
Video 20 2,00 0,031
leaflet 2,55
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2021

Tabel 5.10 menunjukkan nilai rerata (selisih) pengetahuan

terhadap media video sebesar 2,00 poin dan nilai rerata selisih

pengetahuan terhadap media leaflet adalah sebesar 2,55 poin dengan

nilai p sebesar 0,031.

Tabel 5.11 Distribusi perbedaan efektifitas metode video dan


leaflet terhadap sikap kader posyandu sebelum dan sesudah
intervensi.
Media N Rerata (Selisih) p-value
Video 20 2,60 0,000
leaflet 3,60
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2021

77
Tabel 5.11 menunjukkan nilai rerata (selisih) sikap terhadap

media video sebesar 2,60 poin dan nilai rerata (selisih) sikap

terhadap media leaflet sebesar 3,60 poin dengan nilai p sebesar

0,000.

5.3 Pembahasan

1. Pengetahuan responden sebelum dan sesudah diberikan intervensi

dengan metode video

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan jumlah distribusi rerata

pengetahuan kader posyandu di Desa Katikan dapat diketahui bahwa

sebelum dilakukan intervensi yaitu sebesar 6.30 poin dari 10 soal

tentang pengetahuan pencegahan COVID-19 yang diberikan sebelum

dilakukan intervensi metode video kepada 20 responden. Namun setelah

dilakukan intervensi melalui whatsapp group tentang pencegahan

COVID-19 nilai rata-rata mengalami peningkatan sebesar 2,00 dengan

hasil nilai post-test 8,00 poin dari 10 soal yang diberikan kepada 20

responden. untuk soal sebelum dan sesudah intervensi butir soal atau

kuesioner masih sama. Dengan nilai p value sebesar 0,000 < 0,005.

Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa adanya pengaruh kader posyandu

terhadap pengetahuan pencegahan COVID-19 dengan metode video.

Hasil penelitian ini sejalan dengan peneliti terdahulu (saban, 2017)

menyatakan bahwa media video mempunyai pengaruh terhadap

pengetahuan tentang anemia siswi di SMAN ngaglik, karena Materi

dalam video dikemas berupa efek gambar yang bergerak dengan alur

78
cerita yang menarik serta suara sehingga memberikan gambaran yang

lebih nyata. Menurut (Igiany et al., 2016) video lebih bersifat mudah

dipahami dan bisa di tayangankan berulang kali sehingga efektif untuk

mengubah pandangan sasaran yang akan diintervensi .

Teori tersebut terbukti ketika peneliti melakukan promosi

kesehatan tentang pencegahan COVID-19 yaitu adanya peerbedaan

setelah intervensi menggunakan metode video. Adapun faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi pengetahuan dengan menggunakan media

video diantaranya adalah gambar yang ditampilkan harus terlihat jelas,

volume suara harus terdengar dengan baik serta penggunaan bahasa

yang disampaikan mudah dicermati orang yang mengamati.

2. Sikap responden sebelum dan sesudah diberikan intervensi melalui

whatsapp group dengan metode video

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan jumlah nilai rata-rata pre-

test sikap dapat diketahui bahwa sebelum dilakukan intervensi yaitu

sebesar 24,70 poin dari soal 10 yang diberikan sebelum intervensi

pemberian video kepada 20 responden ibu kader posyandu di Desa

Katikan. Namun setelah dilakukan intervensi melalui whatsapp group

tentang pencegahan COVID-19 nilai rata-rata mengalami peningkatan

sebesar 2,60 dengan hasil nilai post-test 27,30 poin dari 10 soal yang

diberikan kepada 20 responden. Dengan nilai p value sebesar 0,000 <

0,005. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa adanya pengaruh kader

posyandu terhadap sikap pencegahan COVID-19 dengan metode video.

79
Hasil penelitian ini sejalan dengan peneliti terdahulu Selviana dan

Suwarni (2018) menyatakan bahwa terdapat peningkatan sikap sebelum

dan sesudah diberikan media video tentang implementasi G1R1J

terhadap peningkatan peningkatan sikap masyarakat di RW 06

Kelurahan Pal Lima. Peningkatan nilai rerata tes sikap disebabkan oleh

penambahan informasi yang sebelumnya mereka belum ketahui. Sikap

responden juga dapat dilihat saat saya melakukan promosi kesehatan

dengan memberikan meteri video di whatsapp group, semua responden

bisa menerima dan merespon pertanyaan yang saya ajukan. Peneliti

menganggap bahwa pentingnya pengetahuan, berpikir, keyakinan dan

emosional yang akan membentuk suatu sikap yang baik.

3. Pengetahuan responden sebelum dan sesudah diberikan intervensi

melalui whatsapp group dengan metode Leaflet

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan jumlah distribusi rerata

pengetahuan kader posyandu di Desa Katikan dapat diketahui bahwa

sebelum dilakukan intervensi yaitu sebesar 6.45 poin dari 10 soal

tentang pengetahuan pencegahan COVID-19 yang diberikan sebelum

dilakukan intervensi metode leaflet kepada 20 responden. Namun

setelah dilakukan intervensi melalui whatsapp group tentang

pencegahan COVID-19 nilai rata-rata mengalami peningkatan sebesar

2,55 dengan hasil nilai post-test 9,00 poin dari 10 soal yang diberikan

kepada 20 responden. untuk soal sebelum dan sesudah intervensi butir

soal atau kuesioner masih sama. Dengan nilai p value sebesar 0,000 <

80
0,005. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa adanya pengaruh kader

posyandu terhadap pengetahuan pencegahan COVID-19 dengan metode

leaflet.

Menurut peneliti Anisha, farid akira (2017) menyatakan media

leaflet mampu memberikan peningkatan terhadap Perubahan tingkat

pengetahuan (p = 0,00 terhadap pecegahan penyakit gastritis baik

sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan. Peneliti syukaisih (2018)

menyatakan bahwa promosi kesehatan dengan media leaflet efektif

dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat miskin tentang merokok.

Adanya informasi dengan media leaflet melalui whatsapp group

dapat meningkatkan keinginan responden untuk memperhatikan

informasi apa saja yang tersaji. Informasi yang ada di dalam media

leaflet diperjelas dengan tulisan dan gambar sehingga responden dapat

membaca dan memahami isi pesan yang ada di dalam media gambar,

maka dapat meningkatkan pengetahuan responden. terjadinya

peningkatan pengetahuan responden ini dimana responden dapat

membaca dan melihat gambar yang ditampilkan sehingga dapat

mempercepat daya ingat responden tentang pencegahan COVID-19.

4. Sikap responden sebelum dan sesudah diberikan intervensi melalui

whatsapp group dengan metode leaflet

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan jumlah nilai rata-rata pre-

test sikap dapat diketahui bahwa sebelum dilakukan intervensi yaitu

sebesar 29,80 poin dari soal 10 yang diberikan sebelum intervensi

81
pemberian leaflet kepada 20 responden ibu kader posyandu di Desa

Katikan. Namun setelah dilakukan intervensi melalui whatsapp group

tentang pencegahan COVID-19 nilai rata-rata mengalami peningkatan

sebesar 3,60 dengan hasil nilai post-test 33,40 poin dari 10 soal yang

diberikan kepada 20 responden. Dengan nilai p value sebesar 0,000 <

0,005. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa adanya pengaruh kader

posyandu terhadap sikap pencegahan COVID-19 dengan metode leaflet.

Hasil penelitian ini sejalan dengan peneliti Tarigan, Eka ristin

(2016) menyatakan adanya perbedaan promosi kesehatan dengan media

leaflet sebelum dan sesudah diberikan promosi kesehatan. Dari sikap

cukup menjadi baik tentang HIV/AIDS di SMA Negeri 1 Berastagi

Kabupaten Karo.

Dalam pembentukan sikap maka pengetahuan, pikiran, keyakinan,

dan emosi memegang peranan yang sangat penting. Sikap menerima

atau menolak responden terhadap suatu hal/objek secara tidak langsung

dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan responden. jika suatu objek yang

diberikan kepada responden menarik, maka responden yang melihat

akan tertarik untuk membacanya. Agar media leaflet dapat diterima

responden maka dikemas secara singkat, menarik, dan jelas agar dapat

meingkatkan minat responden untuk membacanya.

5. Perbedaan efektifitas metode video dan leaflet tentang pencegahan

COVID-19 terhadap pengetahuan dan sikap kader posyandu

a. Pengetahuan

82
Terdapat perbedaan pengetahuan pencegahan COVID-19 pada

kader posyandu sebelum dan sesudah pemberian media video dan leaflet

di Desa Katikan. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa

nilai rerata selisih pengetahuan metode video sebesar 2,00 poin dan

metode leaflet 2,55 dengan selisih 0,55 poin. Untuk melihat keefektifan

dari kedua intervensi dapat dilakukan uji statistic dengan uji independent

t-test, untuk menganalisis perbedaan media video dan leaflet melalui

whatsapp group terhadap pengetahuan kader posyandu. Dimana untuk

nilai p memperoleh hasil 0,031 < 0,05 (α). Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan secara “statistic bahwa adanya perbedaan rerata selisih nilai

yang bermakna antara kelompok video dan leaflet”. Dari data tersebut

diperoleh kesimpulan bahwa intervensi leaflet lebih efektif dibanding

video.

Menurut peneliti Saharyah Sabah (2017) menyatakan media

video lebih efektif dibandingkan media leaflet terhadap pengetahuan

tentang anemia siswi SMAN 2 Ngaglik Sleman. berdasarkan hasil uji

independen t test didapatkan hasil P-value = 0,000, dibandingkan

dengan nilai koefisien alpha (α) = 0.05 maka P-value< α dapat

disimpulkan bahwa Ha diterima sehingga terdapat perbedaan efektivitas

media video dan leaflet terhadap pengetahuan anemia.

Menurut Notoatmodjo (2003), Pengetahuan yang dimiliki

seseorang dapat dipengaruhi seberapa banyak informasi yang

diperolehnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengetahuan

83
juga dapat dipengaruhi oleh kecepatan seseorang dalam menerima

informasi yang diperoleh, sehingga semakin banyak seseorang

memperoleh informasi, maka semakin baiklah pengetahuannya, dan juga

sebaliknya.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan,

pendengaran penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif

merupakan dominan yang sangat penting untuk tindakan seseorang.

b. Sikap

Terdapat perbedaan sikap pencegahan COVID-19 pada kader

posyandu sebelum dan sesudah pemberian media video dan leaflet di

Desa Katikan. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa nilai

rerata selisih sikap metode video sebesar 2,60 poin dan metode leaflet

3,60 dengan selisih 1,00 poin. Untuk melihat keefektifan dari kedua

intervensi dapat dilakukan uji statistic dengan uji independent t-test,

untuk menganalisis perbedaan media video dan leaflet melalui whatsapp

group terhadap sikap kader posyandu. Dimana untuk nilai p

memperoleh hasil 0,000 < 0,05 (α). Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan secara “statistic bahwa adanya perbedaan rerata selisih nilai

yang bermakna antara kelompok video dan leaflet”. Dari data tersebut

84
diperoleh kesimpulan bahwa intervensi leaflet lebih efektif dibanding

video.

Menurut peneliti Syukaisih, Alhidayati dkk (2018) menyatakan

bahwa promosi kesehatan dengan media leaflet dan video efektif dalam

meningkatkan pengetahuan dan sikap, namun video lebih efektif dalam

meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat miskin tentang

merokok.

Peningkatan pencapaian nilai rata-rata sikap responden pada

kelompok perlakuan media leaflet lebih tinggi dari pada kelompok

media video. Hasil statistik hasil statistik selisih nilai rata-rata pretest

dan postest sikap responden diketahui bahwa rata-rata capaian media

leaflet lebih tinggi dibandingkan video maka membuktikan bahwa

media leaflet lebih efektif dalam meningkatkan sikap dibandingkan

video. Dalam pembentukan sikap maka pengetahuan, pikiran,

keyakinan, dan emosi memegang peranan yang penting. Sikap

menerima atau menolak responden terhadap suatu hal/objek secara tidak

langsung dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan responden.

5.4 Keterbatasan penelitian

Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan yang dialami saat

melakukan penelitian dengan jumlah 2 responden tidak ada saat

pemberian pre-test sehingga mereka tidak masuk dalam kriteria

penelian. Maka jumlah kelompok nya menjadi 20 respoden pada

kelompok video dan 20 responden pada kelompok leaflet.

85
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.3 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini

tentang efektivitas promosi kesehatan melalui media video dan leaflet

terhadap pengetahuan dan sikap penanggulangan covid-19 pada kader

posyandu di Desa Katikan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Adanya pengaruh promosi kesehatan melalui video terhadap

pengetahuan tentang penanggulangan covid-19 pada kader posyandu di

Desa Katikan.

2. Adanya pengaruh promosi kesehatan melalui video terhadap sikap

tentang penanggulangan COVID-19 pada kader posyandu di Desa

Katikan.

3. Adanya pengaruh promosi kesehatan melalui leaflet terhadap

pengetahuan tentang penanggulangan COVID-19 pada kader posyandu

di Desa Katikan.

4. Adanya pengaruh promosi kesehatan melalui media leaflet terhadap

sikap tentang penanggulangan COVID-19 pada kader posyandu di

Desa Katikan.

5. Adanya perbedaan efektifitas promosi kesehatan melalui media video

dan leaflet tentang penanggulangan COVID-19 terhadap pengetahuan

kader posyandu di Desa Katikan sebelum dan sesudah dilakukan

intervensi.

86
6. Adanya perbedaan efektifitas promosi kesehatan melalui media video

dan leaflet tentang penanggulangan COVID-19 terhadap sikap kader

posyandu di Desa Katikan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi.

6.4 Saran

1. Bagi Kader Posyandu di Desa Katikan

Diharapkan bagi kader posyandu di Desa Katikan pada saat pandemi

COVID-19 lebih aktif untuk mengingatkan atau mengedukasi kepada

masyarakat minimal 1 minggu sekali pada saat kegiatan arisan RT

atau yasinan ibu-ibu untuk selalu mematuhi protokol kesehatan

dengan menggunakan media-media yang ada seperti media leaflet atau

pun video guna mencegah penyebaran penyakit.

2. Bagi Institusi Pendidikan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Diharapkan bagi Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun dapat

menambah referensi tentang media video dan leaflet dapat digunakan

sebagai bahan promosi kesehatan dan bahkan dapat digunakan untuk

sosiolisasi tentang Pencegahan COVID-19 di masyarakat.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti yang akan datang dapat digunakan sebagai

salah satu sumber data untuk penelitian selanjutnya dan dilakukan

penelitian lebih lanjut berdasarkan faktor lainnya, variable yang

berbeda seperti jumlah sampel yang lebih banyak, tempat yang

berbeda, metode penelitian yang berbeda dan lebih inovasi terkait alat

atau media promosi kesehatan yang akan digunakan saat penelitian.

87
DAFTAR PUSTAKA

Anisha,Farid, A. (2017) „Efektifitas Media Audio Visual dan Leaflet terhadap


Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Tentang Pencegahan Penyakit
Gastritis pada Santriwati di Pondok Pesantren Hidayatullah Putri dan
Ummusshabri Kota Kendari Tahun 2017‟, kesehatan Masyarakat.
Arikunto, S. (2010) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Azwar, S. (2008) Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Badan Pusat Statistik Nasional (2020) Hasil Survei Sosial Demografi Dampak
Covid-19.
Covid-19, S. P. (2020) Peta Sebaran Covid-19, covid19.go.id. Available at:
https://covid19.go.id/peta-sebaran.
Van Doremalen N, D. (2020) Aerosol dan Stabilitas Permukaan SARS-CoV-2
dibandingkan dengan SARS-CoV-1. Edited by N Engl J Med. doi: 10.1056 /
NEJMc2004973.
Eka Ristin Tarigan (2016) „Efektifitas Promosi Kesehatan dengan Media Leaflet
dan Video terhadap Pengetahuan dan sikap remaja tentang hiv/aids di Sma Negeri
1 Berastagi‟.
Fatimah, Selviana, Otik, L. (2019) „Efektifitas Media Audiovisual (Video)
Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Kelompok Masyarakat Tentang
Program G1R1J‟, kesehatan Masyarakat.
Gejir, I Nyoman, et al. (2017) Media Komunikasi Dalam Penyuluhan Kesehatan.
Yogyakarta: Penerbit andi.
Haryoko, S. (2009) „Efektivitas Pemnafaatan Media Audio Visual Sebagai
Alternatif Optimalisasi Model Pembelajaran‟, Jurnal Edukasi @Elektro., Vol 5
No.1, p. Hal:1-10.
Hastono, S. P. (2006) Basic Data Analysis for Health Research. Universitas
Indonesia (UI), Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Igiany, Sodargo, W. (2016) „Efektifitas Penggunaan Video dan Buku Bergambar
dalam meningkatan Pengetahuan, Sikap dan Ketrampilan Ibu Mencuci Tangan
Memakai Sabun‟, kesehatan Masyarakat.
Indriyani, E. (2017) „Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap
Nilai Perusahaan‟, Akuntabilitas: Jurnal Ilmu Akuntansi, 10 (2)(P-ISSN: 1979-
858X;E-ISSN: 2461-1190), pp. 333 – 348.
infocovid19.jatimprov.go.id (2021) Jatim Tanggap Covid-19. Available at:

88
http://infocovid19.jatimprov.go.id/.
Kemenkes RI (2014) Kurikulum dan Modul Pelatihan K ader Posyandu.
Kemenkes RI (2020) „Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus
deases (Covid-19)‟, Kementrian Kesehatan, 5, p. 178.
Kemenkes Rl (2011) Kementrian Kesehatan RI, 2011, Pedoman Umum
Pengelolaan Posyandu.
Kemenkes Rl (2020) Kesiapsiagaan menghadapi Infeksi COVID-19. Available at:
https://www.kemkes.go.id/folder/view/full-content/structure-faq.html.
Kementerian Kesehatan RI (2011) Buku Panduan Kader Posyandu Menuju
Keluarga Sadar Gizi. Jakarta: Kemenkes RI.
Li, Q. et al. (2020) „Early Transmission Dynamics in Wuhan, China, of Novel
Coronavirus–Infected Pneumonia‟, New England Journal of Medicine, 382(13),
pp. 1199–1207. doi: 10.1056/nejmoa2001316.
Notoatmodjo (2012) Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. (2012a) Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2012b) Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2018) Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo S (2005) „Pengetahuan dan Perilaku‟.
Notoatmodjo S (2011) Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nugraho, T. (2014) „Buku ajar asuhan kebidanan nifas‟, in kebidanan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Prasetyowati, A. (2019) „kajian Epidemiologi Kejadian Demam Berdarah Dengue
Di Wilayah Kerja Puskesmas Rowosari Kota Semarang‟, Manajemen Informassi
& Administrasi Kesehatan, 2.
Rokhmawati, indah A. (2015) „Efek Penyuluhan Gizi Dengan Media Leaflet
Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Pada Remaja Putri Di Smp
Kristen 1 Surakarta‟.
Saban, S. (2017) „Efektivitas Media Video Dan Leaflet Terhadap Pengetahuan
Tentang Anemia Siswi SMAN 2 Ngaglik Sleman‟.
Sabarudin et al. (2020) „Efektivitas Pemberian Edukasi secara Online melalui
Media Video dan Leaflet terhadap Tingkat Pengetahuan Pencegahan Covid-19 di

89
Kota Baubau‟, Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) (e-
Journal), 6(2), pp. 309–318. doi: 10.22487/j24428744.2020.v6.i2.15253.
Silaen (2018) Metode Penelitian Sosial Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis.
Bandung.
Sugiyono. (2017) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Sugiyono. (2018) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono (2014) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono (2016) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Kota Bandung.
Swarjana, I. . (2016) Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). Edited by
Andi. Yogyakarta.
Syukaisih, Alhidayati, Zulmeliza Rasyid, N. R. (2018) „Efektifitas Promosi
Kesehatan dengan Media Leaflet dan Video terhadap Pengetahuan dan Sikap
Masyarakat Miskin Tentang Merokok‟, Kesehatan, Vol 9, No.
World Health Organisation (2020) Pencegahan dan pengendalian infeksi selama
perawatan kesehatan ketika infeksi novel coronavirus (nCoV) Jenewa. Organisasi.
Yudhaningtyas, H. (2018) „“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Terjadinya Skabies Pada Santriwati Di Pondok Pesantren Salaffiyah Miftahu
Nurul Huda Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan.”‟

90
91
Lampiran 1 : Surat izin pengambilan data awal

90
Lampiran 2 : Surat Permohonan uji validitas dan reabilitas

91
Lampiran 3 : Surat izin penelitian KESBANGPOL Kab. Ngawi

92
Lampiran 4 : Surat izin penelitian UPT Puskesmas Kedunggalar

93
Lampiran 5 : Surat keterangan telah selesai penelitian

94
Lampiran 6 : Lembar persetujuan menjadi responden

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


(INFORMED CONSENT)
Saya Trisna Anggi Putri mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun. Saat ini saya sedang melakukan penelitian
yang berjudul “Efektivitas promosi kesehatan melalui media video dan leaflet
terhadap pengetahuan dan sikap penanggulangan covid-19 pada kader posyandu
di desa katikan”.
Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan
untuk kepentingan penelitian. Peneliti sangat mengharapkan partisipasi ibu dalam
penelitian ini dengan menjawab pertanyaan dengan lengkap dan jujur.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Alamat :
Pekerjaan :
Setelah mendapat penjelasan tentang prosedur, tujuan, manfaat peneliti
dari peneliti maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan
bersedia untuk ikut serta dalam penelitian tersebut.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa jawaban yang
saya berikan diisi secara jujur dan tanpa paksaan.
Ngawi, 2021

(Responden)

95
Lampiran 7 : Lembar Kuesioner Pre-test

LEMBAR KUESIONER PRE-TEST


EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA VIDEO DAN
LEAFLET TERHADAP PENGATAHUAN DAN SIKAP
PENANGGULANGAN COVID-19 PADA KADER POSYANDU DI DESA
KATIKAN

A. DATA UMUM
1. No. responden :
2. Pekerjaan :
3. Pendidikan :
B. KUESIONER PENGETAHUAN
Petunjuk : Berilah tanda (V) pada kolom yang tersedia di bawah
ini sesuai dengan kejujuran anda.
Keterangan : - Berikan jawaban Benar jika pernyataan tersebut
benar
- Beri jawaban salah jika pernyataan tersebut salah
No Pernyataan Jawaban
Benar Salah
1. Covid-19 merupakan penyakit yang tidak
membahayakan bagi kesehatan.
2. Virus COVID-19 dapat ditularkan melalui kontak
langsung (berjabat tangan).
3. Kelompok lansia berisiko lebih tinggi terkena
COVID-19 dari pada kelompok usia remaja.
4. Gejala covid-19 antara lain demam, sakit tenggorokan
dan nyeri kepala.
5. Pencegahan COVID-19 antara lain mencuci tangan
pakai sabun, memakai masker dan menjaga jarak.

96
6. Orang yang sehat tidak perlu memakai masker saat
keluar rumah
7. Setelah berpergian dari daerah zona merah wajib
melakukan isolasi mandiri atau perawatan di rumah.
8. Rajin olahraga dan istirahat yang cukup dapat
mencegah penularan virus COVID-19.
9. Mengkonsumsi gizi seimbang dapat meningkatkan
daya tahan tubuh manusia.
10. Menghindari kerumunan saat berada di tempat umum
dapat mencegah penularan virus COVID-19.

C. KUESIONER SIKAP
Petunjuk : Berilah tanda (V) pada kolom yang tersedia di bawah ini sesuai
dengan kejujuran anda.
Keterangan : SS = Sangat Setuju
S = Setuju
R = Ragu-Ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

No. Pernyataan Jawaban


SS S R TS STS
1. Covid19 bagi saya tidak berbahaya bagi
kesehatan
2. Setelah melakukan aktivitas saya mencuci
tangan dengan sabun dan air mengalir.
3. Membatasi kegiatan yang dilakukan di tempat
umum dapat mengurangi penularan COVID-
19
4. Saat mengalami flu dan batuk, saya akan
segera pergi ke pelayanan kesehatan.
5. Saya mencuci tangan pakai sabun untuk
mencegah penyebaran virus COVID-19.
6. Menggunakan masker apabila keluar rumah
atau berinteraksi dengan orang lain.
7. Saya melakukan isolasi mandiri setelah
berpergian dari daerah zona merah.
8. Saya melakukan aktivitas fisik setiap hari
untuk meningkatkan kesehatan.

97
9. Saya terbiasa mengkonsumsi buah dan
sayuran untuk meningkatkan daya tahan
tubuh (imun tubuh).
10. Melakukan jaga jarak merupakan hal yang
tidak penting karena tidak bisa menurunkan
angka penularan COVID-19

98
Lampiran 8 : kuesioner Post-test
LEMBAR KUESIONER POST-TEST
EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA VIDEO DAN

LEAFLET TERHADAP PENGATAHUAN DAN SIKAP

PENANGGULANGAN COVID-19 PADA KADER POSYANDU DI DESA

KATIKAN

D. DATA UMUM
1. No. responden :
2. Pekerjaan :
3. Pendidikan :
E. KUESIONER PENGETAHUAN
Petunjuk : Berilah tanda (V) pada kolom yang tersedia di bawah
ini sesuai dengan kejujuran anda.
Keterangan : - Berikan jawaban Benar jika pernyataan tersebut
benar
- Beri jawaban salah jika pernyataan tersebut salah
No Pernyataan Jawaban
Benar Salah
1. Covid-19 merupakan penyakit yang tidak
membahayakan bagi kesehatan.
2. Virus COVID-19 dapat ditularkan melalui kontak
langsung (berjabat tangan).
3. Kelompok lansia berisiko lebih tinggi terkena COVID-
19 dari pada kelompok usia remaja.
4. Gejala covid-19 antara lain demam, sakit tenggorokan
dan nyeri kepala.
5. Pencegahan COVID-19 antara lain mencuci tangan
pakai sabun, memakai masker dan menjaga jarak.

99
6. Orang yang sehat tidak perlu memakai masker saat
keluar rumah
7. Setelah berpergian dari daerah zona merah wajib
melakukan isolasi mandiri atau perawatan di rumah.
8. Rajin olahraga dan istirahat yang cukup dapat
mencegah penularan virus COVID-19.
9. Mengkonsumsi gizi seimbang dapat meningkatkan daya
tahan tubuh manusia.
10. Menghindari kerumunan saat berada di tempat umum
dapat mencegah penularan virus COVID-19.

F. KUESIONER SIKAP
Petunjuk : Berilah tanda (V) pada kolom yang tersedia di bawah ini sesuai
dengan kejujuran anda.
Keterangan : SS = Sangat Setuju
S = Setuju
R = Ragu-Ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
No. Pernyataan Jawaban
SS S R TS STS
1. Covid19 bagi saya tidak berbahaya bagi
kesehatan
2. Setelah melakukan aktivitas saya mencuci
tangan dengan sabun dan air mengalir.
3. Membatasi kegiatan yang dilakukan di
tempat umum dapat mengurangi penularan
COVID-19
4. Saat mengalami flu dan batuk, saya akan
segera pergi ke pelayanan kesehatan.
5. Saya mencuci tangan pakai sabun untuk
mencegah penyebaran virus COVID-19.
6. Menggunakan masker apabila keluar rumah
atau berinteraksi dengan orang lain.
7. Saya melakukan isolasi mandiri setelah
berpergian dari daerah zona merah.
8. Saya melakukan aktivitas fisik setiap hari
untuk meningkatkan kesehatan.

100
9. Saya terbiasa mengkonsumsi buah dan
sayuran untuk meningkatkan daya tahan
tubuh (imun tubuh).
10. Melakukan jaga jarak merupakan hal yang
tidak penting karena tidak bisa menurunkan
angka penularan COVID-19

101
Lampiran 9 Hasil Kuesioner
HASIL KUESIONER VIDEO
PENGETAHUAN
Pre-test

Jawaban
No. Total
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 5
2 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 7
3 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8
4 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 7
5 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 5
6 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 6
7 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 6
8 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8
9 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 6
10 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 5
11 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 7
12 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 7
13 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 4
14 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 6
15 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
16 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 6
17 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 7
18 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 6
19 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7
20 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 5

102
Post-test

Jawaban
No. Total
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7
2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9
4 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8
5 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8
6 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8
7 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8
8 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
9 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8
10 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8
11 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8
12 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
13 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 7
14 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8
15 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
16 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
17 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8
18 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9
19 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8
20 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

103
HASIL KUESIONER LEAFLET
PENGETAHUAN
Pre-test

Jawaban
No. Total
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 6
2 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 7
3 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 6
4 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8
5 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 4
6 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 5
7 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 6
8 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8
9 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 7
10 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 7
11 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 6
12 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 6
13 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 5
14 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 7
15 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 6
16 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 6
17 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 7
18 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7
19 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 7
20 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8

104
Post-test

Jawaban
No.
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Total
1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
5 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 7
6 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8
7 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
9 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
11 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8
12 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
13 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
15 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

105
HASIL KUESIONER VIDEO
SIKAP
Pre-test

Jawaban
No. Total
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10
1 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 25
2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 27
3 0 3 3 2 3 2 3 3 3 1 23
4 1 3 3 2 3 3 3 3 3 0 24
5 1 3 3 3 3 2 3 3 3 1 25
6 4 3 2 2 3 2 3 2 2 3 26
7 2 3 2 2 3 3 3 3 2 1 24
8 1 3 3 3 3 2 3 2 3 1 24
9 1 3 3 3 3 3 3 3 3 0 25
10 0 3 4 3 3 3 4 3 3 0 26
11 0 3 3 2 4 3 3 2 3 0 23
12 1 3 3 3 3 2 3 2 3 1 24
13 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 26
14 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 24
15 1 3 3 3 3 2 3 2 2 1 23
16 2 4 2 2 3 3 2 2 2 2 24
17 4 3 2 2 4 2 2 2 2 2 25
18 3 4 2 2 3 2 2 2 2 3 25
19 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 27
20 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 24

106
Post-test

Jawaban
No. Total
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10
1 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 27
2 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 29
3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 26
4 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 26
5 3 3 2 2 3 3 3 3 2 4 28
6 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 28
7 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 27
8 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 26
9 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 27
10 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 29
11 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 25
12 3 3 4 2 3 2 3 2 2 3 27
13 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 29
14 3 3 2 2 3 3 3 3 2 4 28
15 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 26
16 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 27
17 3 3 2 2 3 3 3 3 2 4 28
18 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 27
19 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 29
20 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 27

107
HASIL KUESIONER LEAFLET
SIKAP
Pre-test

Jawaban
No. Total
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31
4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 0 29
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
6 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 32
7 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 31
8 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 29
9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
10 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 30
11 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 29
12 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 30
13 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 31
14 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 29
15 3 3 3 2 3 3 2 4 2 3 28
16 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 30
17 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 31
18 3 3 3 2 3 3 2 4 2 3 28
19 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 30
20 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 29

108
Lampiran 10 : Tampilan video Pencegahan Virus COVID-19

109
Lampiran 11 : Lembar Leaflet tentang Pencegahan COVID-19

110
111
Lampiran 12 : Output hasil Uji Validitas dan raebilitas

1. Validitas Pengetahuan

112
2. Validitas Sikap

113
3. Reabilitas Pengetahuan

4. Reablitas Sikap

114
Lampiran 13 : Uji Normalitas Kuesioner

HASIL NORMALITAS KUESIONER


1. Pengetahuan

2. Sikap

115
Lampiran 14 : Output Hasil Univariat Frekuensi Responden

1. Pengetahuan

116
117
2. Sikap

118
119
Lampiran 14 : Output Hasil Bivariat Menggunakan Dependent T-test

1. Pre-test Post-test pengetahuan media video

120
2. Pre-test Post-test Sikap Media Video

3. re-test Post-test Pengetahuan Media Leaflet

121
4. Pre-test Post-test Sikap Media Leaflet

122
Lampiran 16 : Output Hasil Bivariat Menggunakan Independent T-test

1. Perbedaan Efektifitas Sikap Metode Video dan Leaflet

2. Perbedaan Efektifitas Sikap Metode Video dan Leaflet

123
Lampiran 17 : Dokumentasi Kegiatan

Uji validitas dan reabilitas

Pengisian lembar kuesioner Pre-test

124
Penyuluhan COVID-19 metode video melalui Whatsapp Group

125
Penyuluhan COVID-19 metode leaflet melalui Whatsapp group

126
Pengisian lembar kuesioner Post-test

127
Lampiran 18 : Lembar Bimbingan Skripsi

128

Anda mungkin juga menyukai