Anda di halaman 1dari 128

HUBUNGAN SIKAP TERHADAP KEPATUHAN ISOLASI

MANDIRI DALAM MENCEGAH PENULARAN Covid-19


DI PUSKESMAS JAMPANG KABUPATEN BOGOR
TAHUN 2021

TESIS

Disusun oleh :
Dini Srie Agustin
NPM : 2019970036

PROGRA M STUDI MAGISTER KESEHATAN


MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2022
HUBUNGAN SIKAP TERHADAP KEPATUHAN ISOLASI
MANDIRI DALAM MENCEGAH PENULARAN COVID-19
DI PUSKESMAS JAMPANG KABUPATEN BOGOR
TAHUN 2021

TESIS

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Menyelesaikan Studi Strata Dua(S2)
Magister Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh:
DINI SRIE AGUSTIN
NPM : 2019970036

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2022

ii
PENGESAHAN

Tesis ini diajukan oleh :


Nama : Dini Srie Agustin
NPM : 2019970036
Program Studi : Magister Kesehatan Masyarakat
Judul Tesis : “Hubungan Sikap Terhadap Kepatuhan Isolasi Mandiri Dalam
Mencegah Penularan Covid-19 di Puskesmas Jampang Kabupaten
Bogor Tahun 2021”

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Sidang Penguji dan diterima


sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Magister Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Jakarta.

TIM PENGUJI :

Pembimbing :
Prof. Dr. dr. Sudarto Ronoatmodjo, S.KM., M.Sc ( )

Penguji Ahli :
Dr. Dewi Purnamawati, SKM., MKM ( )

Penguji Ahli :
Dr.Nurfadhilah,MKM ( )

Penguji Ahli :
dr.Muhammad Toyo Burrahim,MKM ( )

MENGETAHUI :

Ketua Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat :

Dr. Dewi Purnamawati, SKM., MKM ( )

Ditetapkan di Jakarta
Desember 2022

iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Program Studi
Magister Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
2. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Program Studi Magister Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah
Jakarta.
3. Tesis ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Magister Kesehatan Masyarakat
di Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Jakarta, Desember 2022


(Materai)

Dini Srie Agustin

iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TESIS UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai Civitas Akademika Universitas Muhammadiyah Jakarta, saya yang


bertandatangan dibawah ini,

Nama : Dini Srie Agustin


NPM : 2019970036
Program Studi : Magister Kesehatan Masyarakat
Peminatan : MARS
Karya : Tesis
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan Hak
Bebas Royalti Non-Eksklusif kepada Universitas Muhammadiyah Jakarta atas
karya ilmiah saya yang berjudul :
“ Hubungan Sikap Terhadap Kepatuhan Isolasi Mandiri Dalam Mencegah
Penularan Covid19 di Puskesmas Jampang Kabupaten Bogor Tahun 2021”

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Royalti Non- Eksklusif ini
Universitas Muhammadiyah Jakarta berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta
Desember 2022
Yang Menyatakan

(Materai)

Dini Srie Agustin

v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN MANAJEMEN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

Tesis, Desember 2022


Dini Srie Agustin
Hubungan Sikap tentang Covid-19 Terhadap Kepatuhan Isolasi Mandiri
Dalam Mencegah Penularan Covid-19 Di Puskesmas Jampang Kabupaten
Bogor Tahun 2021
xv + 107 halaman + 11 tabel + 4 gambar

ABSTRAK
Latar Belakang :Puskesmas Jampang di Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor
mencatat data kasus Covid 19 yang terkonfirmasi selama periode Maret – Agustus
2021 sejumlah 3245 kasus. Dari sejumlah kasus tersebut ada 2861 kasus melakukan
isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Tujuan : Mengetahui frekuensi Sikap tentang Covid-19 yang positif dan frekuensi
kepatuhan isolasi mandiri serta mencari hubungan antara keduanya.
Metode : penelitian ini adalah survey dengan pendekatan studi cross sectional,uji
statistik adalah uji kai kuadrat (chi square test) dan uji regresi logistic
multivariat.Responden penelitian ini berjumlah 180 orang, diambil menggunakan
metode probability sampling random dari 2861 kasus positif Covid-19 yang
melakukan isolasi mandiri di rumah.
Hasil : Penelitian ini ditemukan frekuensi sikap tentang Covid-19 yang
positif,prevalensinya adalah 55,6% dan kepatuhan melakukan isolasi mandiri
prevalensinya sebesar 57,2%. Terdapat hubungan sikap yang positif tentang Covid-
19 terhadap kepatuhan isolasi mandiri dengan nilai POR sebesar 10.220 (95% CI:
4.320-24.176).
Kesimpulan : Responden penelitian yang memiliki sikap positif tentang Covid-19
beresiko 10.2 kali lebih tinggi untuk patuh dalam melakukan isolasi mandiri
dibandingkan dengan yang bersikap negative tentang Covid-19. Sikap tentang
Covid-19,motivasi,pendidikan,umur bersama-sama mempunyai hubungan terhadap
kepatuhan isolasi mandiri di rumah setelah dikontrol oleh perkerjaan.Hubungan ini
bermakna.
Saran :Melakukan kerjasama dan komitmen dengan lintas sector serta sosialisasi
“Gerakan Sadar dan Patuh Protokol Kesehatan” terhadap masyarakat sebagai upaya
mencegah penularan Covid-16.

Kata Kunci : Covid-19,sikap tentang Covid-19, Kepatuhan Isolasi Mandiri

vi
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY JAKARTA

FACULTY OF PUBLIC HEALTH


MASTER OF PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
HOSPITAL ADMINISTRATIVE MANAGEMENT SPECIALIZATION

Thesis, December 2022


Dini Srie Agustin
Relationship between Attitudes about Covid-19 and Self-Isolation Compliance in
Preventing Covid-19 Transmission at the Jampang Community Health Center,
Bogor Regency, in 2021

xv + 107 pages + 11 tables + 4 pictures

ABSTRACT

Background: The Jampang Health Center in Kemang District, Bogor Regency


recorded data on confirmed Covid 19 cases during the period March - August 2021
totaling 3245 cases. Of these cases, there were 2,861 cases of self-isolation at their
respective homes.
Purpose: Knowing the frequency of positive attitudes about Covid-19 and the
frequency of compliance with self-isolation and looking for a relationship between
the two.
Methods: this study was a survey using a cross-sectional study approach, statistical
tests were chi-square tests and multivariate logistic regression tests. The Research
respondents of this study totaled 180 people, taken using the random probability
sampling method from 2861 positive cases of Covid-19 who self-isolating at home.
Results: This study found that the frequency of positive attitudes about Covid-19, the
prevalence was 55.6% and the prevalence of adherence to self-isolation was 57.2%.
There is a positive relationship between attitudes about Covid-19 and adherence to
self-isolation with a POR value of 10,220 (95% CI: 4,320-24,176).
Conclusion: Research respondents who have a positive attitude about Covid-19
have a 10.2 times higher risk of complying with self-isolation compared to those who
have a negative attitude about Covid-19. Attitudes about Covid-19, motivation,
education, age all have a relationship to adherence to independent isolation at home
after being controlled by work. This relationship is significant.
Suggestion: Collaborate and commit with cross-sectoral as well as socialize the
"Awareness and Comply with Health Protocols Movement" to the community as an
effort to prevent transmission of Covid-16.

Keywords: Covid-19, attitudes about Covid-19, Self-Isolation Compliance

vii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa

penulis ucapkan, karena telah memberi nikmat kesehatan, kekuatan, pikiran yang

jernih dan keterbukaan hati sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi ini yang berjudul "Hubungan Sikap Terhadap Kepatuhan Isolasi Mandiri

Dalam Mencegah Penularan Covid –19 di Puskesmas Jampang Kabupaten Bogor

Tahun 2021".

Selama proses penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan yang setulusnya terutama kepada

Bapak Prof. Dr.dr Sudarto Ronoatmodjo, S.K.M., M.S.c selaku pembimbing dan ibu

yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya dalam membimbing

penulis dengan sabar dan penuh keikhlasan menyelesaikan tesis ini.

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Dewi Purnamawati, S.K.M., M.KM selaku Ketua yang telah memberikan
izin kepada penulis dalam pembuatan tesis ini;
2. Bapak Prof. Dr.dr Sudarto Ronoatmodjo, S.K.M., M.S.c yang telah memberikan
izin kepada penulis dalam pembuatan tesis ini;
3. Tim penguji ibu Dr. Dewi Purnamawati, S.K.M., M.KM, ibu
Dr.Nurfadhilah,MKM dan bapak dr.Muhammad Toyo Burrahim,MKM yang
telah meluangkan waktu dalam memberikan masukan, saran dan arahan kepada
penulis;

viii
4. Seluruh dosen beserta staf Program Studi magister kesehatan masyarakat
universitas muhammadiyah Jakarta yang telah banyak memberikan ilmu yang
berguna dan bermanfaat untuk tesis ini;
5. Semua sahabat dan rekan-rekan yang namanya tidak dapat disebutkan satu
persatu serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
tesis ini.
Selanjutnya walaupun penulis telah berusaha menyusun tesis ini sebaik

mungkin, namun apabila terdapat kesalahan dan kekurangan, penulis mengharapkan

kritik serta saran yang membangun. Akhirnya kepada-Nya jualah kita berserah diri,

semoga memberi manfaat untuk kita semua.

Jakarta. Desember 2022

Penulis

ix
DAFTAR ISI

TESIS..............................................................................................................................
DAFTAR SINGKATAN.............................................................................................vii
DAFTAR TABEL......................................................................................................viii
DAFTAR ISI..................................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah.........................................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................7
1.3.1 Tujuan Umum......................................................................................7
1.3.2 Tujuan Khusus.....................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................8
1.4.1 Manfaat Aplikatif................................................................................8
1.4.2 Manfaat Teoritis..................................................................................9
1.5 Ruang Lingkup Penelitian...............................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................11
2.1 Kepatuhan......................................................................................................11
2.1.1 Definisi..............................................................................................11
2.1.2 Tipe Kepatuhan.................................................................................12
2.2 Faktor Predisposisi yang memberi pengaruh terhadap kepatuhan................16
2.2.1 Sikap..................................................................................................18
2.2.2 Motivasi.............................................................................................20
2.2.3 Pendidikan.........................................................................................21
2.3 Covid-19........................................................................................................21
2.3.1 Sejarah...............................................................................................21
2.3.2 Penyebaran........................................................................................21
2.3.3 Diagnosis...........................................................................................22
2.3.4 Pencegahan........................................................................................22

x
2.3.5 Isolasi Mandiri...................................................................................24
2.4 Penelitian Terkait..........................................................................................27
2.5 Kerangka Teori..............................................................................................31
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DIFINISI OPERASIONAL...33
3.1 Kerangka Konsep..........................................................................................33
3.2 Hipotesis........................................................................................................33
3.3 Definisi Operasional......................................................................................34
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN....................................................................36
4.1 Rancangan Penelitian....................................................................................36
4.2 Waktu dan Tempat........................................................................................36
4.2.1 Populasi.............................................................................................36
4.2.2 Sampel...............................................................................................36
4.2.3 Besar Sampel.....................................................................................37
4.2.4 Teknik Pengambilan Sampel.............................................................37
4.3 Pengumpulan Data........................................................................................38
4.3.1 Instrumen Penelitian......................................................................................38
4.3.2 Teknik Pengumpulan Data............................................................................41
4.4 Kriteria Sampel.............................................................................................42
4.4.1 Kriteria Inklusi...................................................................................42
4.4.2 Kriteria Eksklusi................................................................................42
4.5 Etika Penelitian.............................................................................................43
4.5.1 Informed Consent..............................................................................43
4.5.2 Confidentiality (Kerahasiaan Informasi)...........................................43
4.6 Pengolahan Data............................................................................................43
4.7 Analisis Data.................................................................................................44
4.7.1 Univariat............................................................................................44
4.7.2 Analisis Bivariat................................................................................44
4.7.3 Analisis Multivariat...........................................................................45

xi
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..............................................46
5.1 Hasil Penelitian.............................................................................................46
5.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian................................................46
5.1.2 Distribusi Frekuensi Variabel Kepatuhan Isolasi Mandiri, Sikap dan
Motivasi di Puskesmas Jampang Kabupaten Bogor..........................48
5.1.3 Hasil Analisis Bivariate Faktor Risiko Kepatuhan Isolasi Mandiri di
Puskesmas Jampang, Kabupaten Bogor Tahun 2021........................49
5.1.4 Analisis Multivariate Kepatuhan Isolasi Mandiri di Puskesmas
Jampang, Kabupaten Bogor Tahun 2021..........................................50
5.2 Keterbatasan Penelitian.................................................................................52
5.3 Pembahasan...................................................................................................53
5.3.1 Distribusi Kepatuhan Isolasi Mandiri di Puskesmas Jampang..........54
5.3.2 Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Isolasi Mandiri di Puskesmas
Jampang, Kabupaten B ogor Tahun 2021.........................................55
5.3.3 Hubungan Motivasi dengan Kepatuhan Isolasi Mandiri di
Puskesmas Jampang, Kabupaten Bogor Tahun 2021........................57
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................59
6.1 Kesimpulan....................................................................................................59
6.2 Saran..............................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................61

xii
DAFTAR TABEL

3.1. Definisi Operasional..........................................................................................1


4.1. Hasil Uji Validitas Variabel Kepatuhan..............................................1
4.2. Hasil Uji Validitas Variabel Sikap......................................................5
4.3. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi.................................................5
4.4. Hasil Uji Reliabilitas...........................................................................6
5.1. Luas Wilayah Per Desa.......................................................................7
5.2. Jumlah Penduduk Per Desa.................................................................5
5.3. Distribusi Frekuensi Kepatuhan Isolasi Mandiri................................6
5.4. Distribusi Frekuensi Variabel Determinan.........................................7
5.5. Hasil Analisis Bivariate Faktor Resiko.............................................26
5.6. Seleksi Kandidat Faktor Risiko Kepatuhan Isolasi...........................29
5.7. Model Awal Analisis Multivariat Kepatuhan...................................30

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori Faktor-Faktor Kepatuhan Isolasi Mandiri......................32


Gambar 3.1 Kerangka Konsep.....................................................................................33
Gambar 4.1 Diagram Alur Pengambilan Sampel........................................................38
Gambar 5.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Jampang.................................................47

xiv
DAFTAR SINGKATAN

BNPB = Badan Nasional Penanggulangan Bencana


BPS = Badan Pusat Statistik
Covid-19 = Corona Virus Disease-19
FKTP = Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
HIV = Human Immunodeficiency Virus
ISPA = Infeksi Saluran Pernapasan Akut
KBBI = Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kemenkes RI = Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
KKMMD = Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia
KKP = Komunikasi Komite Penanganan
MERS = Middle East Respiratory Syndrome
OTG = Orang Tanpa Gejala
PSBB = Pembatasan Sosial Berskala Besar
PPKM = Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat)
PHBS = Perilaku Hidup Bersih Sehat
PCR = Polymerase Chain Reaction
PHEIC = Public Health Emergency of International Concern
RNA = RiboNucleic Acid
SARS = Severe Acute Respiratory Syndrome
SARS-COV-2 = Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
SATGAS = Satuan Petugas
UNICEF = United Nations International Children’s Emergency Fund
UKP = Upaya Kesehatan Perseorangan
UKM = Upaya Kesehatan Masyarakat
WHO = World Health Organization

xv
BAB
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


World Health Organization (WHO) saat 31 Desember 2019, melaksanakan
pelaporan kasus pneumonia yang tidak diidentifikasi etiologi di Kota Wuhan,
Provinsi Hubei, Cina. Pada 7 Januari 2020, Cina melakukan pengidentifikasian
pneumonia yang etiologinya belum diketahui itu merupakan suatu jenis virus baru
yaitu coronavirus coronavirus disease, (Covid-19). Tertanggal 30 Januari 2020
WHO sudah melakukan penetapan Covid-19 merupakan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat Yang Meresahkan Dunia / Public Health Emergency of International
Concern (PHEIC). Total tambahan kasus Covid-19 berjalan cukup pesat dan telah
menyebar sampai antarnegara.(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2020)
WHO mengungkapkan bahwa kasus Covid-19 mengalami kenaikan setiap
harinya, sekarang (26 Maret 2021) total kasus Covid-19 pada berbagai negara
terdapat 125 juta kasus, sementara ditemukan 2,75 juta kasus kehilangan nyawa
dikarenakan Covid-19 ,kasus penularan di berbagai daerah pada negara Indonesia
pun kian mengalami kenaikan. Sampai sekarang, tertanggal 26 Maret 2021, terus
terjadi penambahan kasus jadi 1,48 juta kasus pada seluruh bagian negara
Indonesia serta mengalami penyebaran dalam 34 provinsi dan 282 kabupaten/kota
yang terkena dampak, selain itu tingkat kematian menggapai 40.081 kasus.
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2020)
Provinsi di Indonesia yang peringkat paling tinggi kasus covidnya , yakni:
DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan.
Provinsi yang memperoleh perhatian khusus yakni Jawa Barat dikarenakan
tingkat kasus Covid-19 cukup besar sejumlah 244.921 kasus dengan kasus
kematian sebanyak 3.025 kasus (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
2020)

1
Guna melakukan antisipasi dan pengurangan total pasien virus corona di
negara Indonesia,dilaksanakan berbagai peraturan atau kebijakan karantina daerah
yang mempunyai sebutan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan sampai
saat ini diberlakukan melalui PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat) berskala mikro. Kegiatan PSBB melalui PPKM berskala mikro ini di
Kabupaten Bogor diberlakukan sampai saat ini dengan SK Bupati No.
443/202/Kpts/Per-UU/2021. Kebijakan ini memberi pembatasan kegiatan di luar
rumah, aktivitas kerja dari rumah, aktivitas sekolah dirumahkan, hingga
melakukan ibadah juga dari rumah.
Kabupaten Bogor merupakan kabupaten yang cukup tinggi kasus positif
Covid-19, tercatat ada 8149 kasus sampai bulan Februari 2021. Peta sebaran
kasus Covid-19 di 40 Kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor terdapat 33
Kecamatan berada di zona merah. Kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat) yang sudah dilakukan sejak 26 Januari tidak efektif. Hal ini
terjadi karena masyarakat yang tidak disiplin dalam perilaku protokol kesehatan
dan pengetahuan tentang Covid-19 terutama dalam pencegahan penularan Covid-
19 masih kurang.Satgas Covid-19 Kab Bogor Infeksi virus Corona ataupun
Covid-19 dikarenakan kehadiran coronavirus, yakni kategori virus yang memberi
infeksi pada sistem pernapasan. Virus corona bisa dilakukan penghindaran bila
penderita mengisolasi dirinya. Siapa yang harus mengisolasi mandiri yaitu
individu yang bergejala misalnya batuk, demam, nyeri tenggorokan, pilek,
maupun gejala napas lain. mengisolasi mandiri dilaksanakan bila ada berbagai
potensi misalnya melakukan kontak bersama individu yang diduga terkena Covid-
19, individu tidak berkontak langsung bersama terduga Covid-19 tapi ada historis
perjalanan menuju area zona merah, individu bergejala misalnya suhu tubuhnya
melebihi 37⸰C dan merasakan gangguan napas.(Bappenas 2021) Tidak seluruh
penderita Covid-19 wajib dilaksanakan perawatan pada RS, pasien yang tidak
masuk kelompok rawan cukup mengisolasi dirinya dari rumah. Pentingnya

2
mengisolasi diri sepanjang kurang lebih 14 hari dikarenakan gejala Covid-19 akan
timbul pada jangka waktu itu.(Riadi 2019) Di masa pandemi Covid-19 kampanye
tingkah laku hidup bersih serta sehat juga kembali digerakkan oleh pemerintahan
kepada para warga supaya diaplikasikan guna memutuskan mata rantai
tersebarnya virus. Masyarakat didorong agar berperan aktif dalam mencegah
penularan penyebaran Covid-19. Suatu tindakan yang diinginkan bisa
memutuskan mata rantai penularan Covid-19. adalah menghindari kontak sosial
dengan cara isolasi mandiri. Pemerintah telah berupaya melibatkan berbagai
kalangan agar berperan aktif memutus mata rantai penularan penyakit ini.
Kepatuhan masyarakat mematuhi protokol medis pencegahan penularan Covid-
19. menjadi hal penting yang diharapkan dapat mempercepat proses eliminasi
penularan penyakit. Kepatuhan masyarakat merupakan bentuk perilaku dalam
menjalankan segala aturan yang telah ditetapkan sebagai upaya pencegahan
penularan penyakit.
Beragam usaha yang dilaksanakan pemerintah dilakukan supaya kasus
Covid-19 tidak menyebar luas.Aspek utama atas usaha ini diimplementasikan dari
otoritas kesehatan masyarakat yaitu melalui pelaksanaan pengisolasian mandiri.
Individu yang mungkin ada riwayat terkena paparan Covid-19. /tidak disarankan
melaksanakan isolasi mandiri serta mengurangi kegiatan di luaran rumah, dengan
efektif mampu melakukan pencegahan mereka untuk menjalin interaksi bersama
individu lainnya pada tempat yang sama. Mengisolasi mandiri dapat efisien guna
melambankan tersebarnya penyakit menular. Kegiatan mengisolasi mandiri pun
sebagai perbuatan yang dilaksanakan individu guna memberi perlindungan
kepada individu lainnya(Yamani, Ni, and Ulya 2021) Hasil survei
penyelenggaraan PSBB menampilkan bahwasanya wawasan warga mengenai
peraturan PSBB masih sangatlah kurang. Mengacu terhadap hasilnya dari survei,
sejumlah 55,4% responden sekadar mengetahi PSBB merupakan peraturan
membatasi perpindahan warga. Sekadar sebagian kecilnya (20,6%) responden

3
yang memahami terdapat protokol kesehatan lainnya yang wajib
diimplementasikan ketika PSBB misalnya mengisolasi mandiri dan membatasi
aktivitas pada berbagai sektor, yaitu industri, perdagangan, hingga transportasi.
Tidak hanya itu, peran Dukungan pemangku wilayah penting dalam mendorong
sikap perilaku masyarakat, kebijakan dan dorongan yang diberikan oleh tokoh
masyarakat dapat memotivasi masyarakat dalam mencegah penularan penyakit
(Theconversation.com, 2020).
Isolasi mandiri adalah bentuk sikap perilaku individu untuk menjauh diri
dari kontak fisik dengan orang lain, atau dengan kata lain bentuk dari kegiatan
physical distancing. Physical distancing menurunkan risiko transmisi
interpersonal(Muhammadiyah 2020) Peraturan pemerintahan yang memberi
amanat pembatasan jarak melambankan tersebarnya Covid-19.
Mengenai beragam faktor yang memberi pengaruh ketaatan warga kepada
protokol kesehatan Covid-19 di Kota Banda Aceh menunjukan bahwa ada 5
faktor yang secara statistik signifikan terhadap perilaku masyarakat dalam
menerapkan protokol kesehatan, yaitu: usia, tingkat pendidikan, pengetahuan,
sikap dan motivasi (p-value < 0,05).(Muhammadiyah 2020)
Menurut Green dalam Notoadmojo (2014) menyatakan bahwa untuk
mempertahankan kesehatan, ada dua faktor dasar yang memberi pengaruh
kesehatan, yakni faktor berperilaku dan faktor non-perilaku. Ada tiga domain
ataupun ranah atas tingkah laku, yakni sikap, pengetahuan, beserta perbuatan
(Notoatmodjo, 2014). Sementara, tingkah laku kesehatan itu, berdasarkan L.
Green, memberi pengaruh dan penentuan dari tiga faktor, yakni: a) faktor
predisposisi mencakup sikap, pengetahuan, usia, gender, pekerjaan, serta
pendidikan; b) faktor pemungkin mencakup fasilitas, sarana, prasaran; dan c)
faktor pendorong maupun penguat mencakup dukungan dari keluarga, petugas
kesehatan, warga, para tokoh agama.

4
Kecamatan Kemang merupakan salah satu dari 40 kecamatan dengan kasus
terkonfirmasi nya cukup tinggi dan termasuk kecamatan zona merah, tercatat
mulai Maret 2020 sampai dengan Desember 2021 ada 10.112 kasus terkonfirmasi
(SATGAS Covid-19 Kec. Kemang Kab.Bogor) Di Kecamatan Kemang terdapat 2
Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas Kemang (6 desa
binaan) dan Puskesmas Jampang (3 desa binaan). Angka kasus Covid-19 di
masing masing puskesmas cukup tinggi, tercatat pasien terkonfirmasi di
Puskesmas Kemang 6.887 kasus dan di Puskesmas Jampang ada 3.245 kasus
terkonfirmasi. Penanganan pasien terkonfirmasi tersebut beragam sesuai dengan
kondisi dan gejala. Hampir 80% ditangani dengan melakukan isolasi mandiri di
rumah,Hal ini dilakukan dengan adanya keterbatasan tempat isolasi terpadu dan
Rumah Sakit untuk kasus Covid-19.Tentunya dalam penanganan pasien yang
isolasi mandiri di rumah dilakukan oleh puskesmas wilayah kerja masing-masing
berkomunikasi melalui media online (Whatsapp).
Kepatuhan warga desa dalam melaksanakan upaya isolasi mandiri di rumah
guna mencegah penularan Covid-19, ditemukan masih rendah. Banyak dilaporkan
oleh SATGAS Covid-19 19 Tingkat Desa menemukan warga nya yang tercatat
sebagai pasien Covid-19 terkonfirmasi aktif, masih saja melakukan aktivitas
keluar rumah tanpa menggunakan masker. Hal ini bisa menimbulkan risiko
menularkan virus Covid-19 ke warga yang sehat. Kepatuhan warga tersebut
merupakan dampak dari rendahnya pengetahuan yang dimiliki masyarakat
mengenai Covid-19, Dari 30 orang penderita Covid-19 yang melakukan isolasi
mandiri diketahui dengan cara diwawancarai oleh petugas Tracer Puskesmas
Jampang ketika dilakukan pemantauan hariannya melalui kontak Whatsapp
diperoleh fakta bahwa 60,0 % tidak patuh melaksanakan kepatuhan isolasi
mandiri di rumah (Laporan Survei Kepuasan Masyarakat tim UKP Puskesmas
Jampang, 2021). Dalam laporan tersebut dicantumkan bahwa masih adanya
ketidakdisiplinan dengan tidak menggunakan masker, tidak melakukan social

5
distancing dan tidak mengetahui cara penularan Covid-19. Situasi ini tentunya
sangat beresiko dan rentang tertular atau menularkan virus corona kepada orang
lain. Dalam kegiatan observasi tersebut ditemukan beberapa catatan penting
terkait kepatuhan warga dalam melaksanakan isolasi mandiri. Warga masyarakat
Kecamatan Kemang masih sangat terbatas terutama dalam sikap mencegah
penularan Covid-19 dan kedisiplinan melakukan isolasi mandiri selama di
rumah.Selain faktor sosio demografi masyarakat, motivasi dan ketegasan aparat di
wilayahnya sangat berperan di dalam mempengaruhi perilaku mereka terhadap
kepatuhan isolasi mandiri tersebut.
Berdasarkan penelitian dan teori yang sudah ada sebelumnya, menunjukan
bahwa hasil penelitian(Devi Pramita Sari and Nabila Sholihah ‘Atiqoh 2020)
menyatakan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan masyarakat
dalam menggunakan masker sebagai upaya pencegahan Covid-19. Kepatuhan
protokol Kesehatan merupakan salah satu upaya yang dapat mencegah penularan
dan menekan sebaran Covid-19 (BNPB, 2020).Penelitian oleh (Thurrodliyah,
Prihatin, and Novenda 2020) menyebutkan adanya hubungan tingkat pendidikan
responden dengan perilaku dalam mencegah Covid-19.(Rahmiati, Afrianti 2021)
dalam penelitiannya mengenai ragam faktor yang mempengaruhi ketaatan warga
terhadap protokol kesehatan Covid-19 yaitu: usia, tingkat pendidikan,
pengetahuan, sikap dan motivasi ( p-value < 0,05).
Peningkatan kasus Covid-19 yang terkonfirmasi di Kecamatan Kemang
masih tinggi. Upaya yang dilakukan untuk pencegahan penularan pun sudah
dilakukan, baik pemantauan dan penanganan oleh puskesmas (tenaga Kesehatan)
dan juga melibatkan tim SATGAS Covid-19 tingkat desa akan tetapi kasus
penularan Covid-19 masih saja meningkat. Hal inilah yang mendasari peneliti
untuk melakukan penelitian di Kecamatan Kemang tepatnya di Puskesmas
Jampang tentang hubungan sikap terhadap kepatuhan isolasi mandiri. Puskesmas
Jampang dengan 3 desa binaan tapi kasus kejadian terkonfirmasi Covid-19 nya

6
cukup tinggi ada 3245 kasus ( 2861 kasus melakukan isolasi mandiri di rumah
dan 384 kasus dirujuk ke Rumah Sakit ).

1.2 Perumusan Masalah


Provinsi Jawa Barat yang kasus Covid-19-nya tinggi, tercatat sampai
244.921 kasus dengan kasus kematian sebanyak 3.025 kasus (Kemenkes RI,
2020).Kabupaten Bogor termasuk kabupaten dengan jumlah penduduknya banyak
dan angka kasus Covid-19-nya pun cukup tinggi. Salah satu penyebab tingkat
penularan yang cepat itu adalah ketidakpatuhan masyarakat dalam melakukan
isolasi mandiri selama terkonfirmasi positif Covid-19 masih rendah. Sikap
masyarakat terhadap Covid-19 itu sangat berpengaruh. Motivasi, tingkat
pendidikan juga sangat berperan terhadap kepatuhan isoman mandiri yang
dilakukan di rumah. Oleh sebab itu penulis merasa perlu melakukan penelitian
yang bisa menggambarkan hubungan sikap tentang Covid-19 dengan kepatuhan
isolasi mandiri di rumah. Bagaimana hubungan sikap tentang Covid-19 terhadap
kepatuhan melaksanakan isolasi mandiri di rumah dalam mencegah penularan
Covid-19 di Puskesmas Jampang Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor tahun
2021.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Terdapat Hubungan sikap, motivasi pendidikan, umur, jenis kelamin dan
pekerjaan masyarakat tentang Covid-19 terhadap kepatuhan isolasi mandiri dalam
mencegah penularan Covid-19 di Puskesmas Jampang Kecamatan Kemang tahun
2021.
1.3.2 Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus pada penelitian ini adalah:

7
1. Persentase sikap, motivasi, pendidikan, umur, jenis kelamin dan pekerjaan
tentang Covid-19 yang baik dan persentase kepatuhan isolasi mandiri yang
baik pada warga yang terkonfirmasi Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri
di rumah di wilayah kerja Puskesmas Jampang Kecamatan Kemang
Kabupaten Bogor.
2. Ada hubungan antara sikap tentang Covid-19 terhadap kepatuhan isolasi
mandiri di wilayah Puskesmas Jampang Kecamatan Kemang Kabupaten
Bogor.
3. Ada hubungan antara pendidikan terhadap kepatuhan isolasi mandiri di
wilayah Puskesmas Jampang Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor.
4. Ada hubungan antara umur terhadap kepatuhan isolasi mandiri di wilayah
Puskesmas Jampang Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor.
5. Ada hubungan antara pekerjaan terhadap kepatuhan isolasi mandiri di wilayah
Puskesmas Jampang Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor.
6. Ada hubungan antara jenis kelamin terhadap kepatuhan isolasi mandiri di
wilayah Puskesmas Jampang Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor.
7. Ada hubungan antara motivasi tentang Covid-19 terhadap kepatuhan isolasi
mandiri di wilayah Puskesmas Jampang Kecamatan Kemang Kabupaten
Bogor

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Aplikatif
Hasil penelitian ini bisa mengetahui gambaran frekuensi sikap tentang
Covid-19 dan kepatuhan isolasi mandiri yang baik pada warga yang terkonfirmasi
positive Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Jampang Kecamatan Kemang dan
bisa juga melihat hubungan antara sikap tentang Covid-19 terhadap kepatuhan
dalam menjalankan isolasi mandiri di rumah

8
Hal ini berguna untuk mencari strategi dan upaya apa saja yang perlu
dilakukan baik oleh Puskesmas Jampang dan Satgas Covid-19 di Kecamatan
Kemang dalam pencegahan penularan penyakit Covid-19 sehingga kasus kejadian
terkonfirmasi positif Covid-19 semakin menurun.
Manfaat yang lain adalah hasil penelitian ini bisa menunjukan sejauh mana
hubungan sikap tentang Covid-19 warga terhadap kepatuhan melakukan isolasi
mandiri sehingga bisa menambah wawasan pelaksana di lapangan dalam
mengatasi permasalahan penanganan Covid-19.

1.4.2 Manfaat Teoritis


Hasil penelitian ini bisa dilihat bahwa teori yang berkaitan dengan sikap
tentang Covid-19 dalam melakukan kepatuhan isolasi mandiri yang dilakukan
oleh peneliti sebelumnya terbukti sama. Penelitian ini bisa menjadikan masukan
positive sebagai usaha dalam memberi peningkatan kesadaran masyarakat dalam
penanganan pencegahan penularan Covid-19 yang terjadi saat ini di wilayah
Puskesmas Jampang bahkan sampai tingkat Kabupaten Bogor atau di tempat lain.
1.4.3 Manfaat Al – Islam Kemuhammadiyahan (AKI)
Hasil penelitian dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang Al-
Islam Kemuhammdiyaham, khususnya tentang hubungan sikap tentang Covid-19
dengan kepatuhan isolasi mandiri di rumah. Bagaimana hubungan sikap tentang
Covid-19 terhadap kepatuhan melaksanakan isolasi mandiri di rumah dalam
mencegah penularan Covid-19 di Puskesmas Jampang Kecamatan Kemang
Kabupaten Bogor tahun 2021. Penanganan dan pencegahan wabah penyakit
seperti pandemi Covid-19 saat ini sesuai dengan hadist sebagai berikut :
‫ ِفَر اًرا ِم ْنُه‬،‫ َو َأْنُتْم ِبَها َفَال َتْخ ُرُجوا‬،‫ َوِإَذ ا َو َقَع ِبَأْر ٍض‬،‫ َفَال َتْقَد ُم وا َع َلْيِه‬،‫َفِإَذ ا َسِم ْع ُتْم ِبِه ِبَأْر ٍض‬
Artinya : “Jika kalian mendengar tentang thoun (wabah penyebab sakit dan
beresiko menular) di suatu tempat maka janganlah mendatanginya,dan jika

9
mewabah di suatu tempat sementara kalian berada disitu maka janganlah keluar
karena lari dari thoun tersebut”(HR Bukhari)
Hadist yang shahih disampaikan oleh Anas bin Malik bahwa dengan tetap berada
di wilayahnya,seorang muslim dapat menularkan kepada orang lain. HR.Bukhari
menyatakan bahwa Rasulullah SAW mengatakan,kematian akibat wabah adalah
syahid bagi tiap muslim (HR.Bukhari).
Hadist diatas menyatakan bahwa sikap dan kepatuhan masyarakat sangat
dianjurkan guna mencegah penularan Covid-19.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada wilayah kerja Puskesmas
Jampang Kecamatan Kemang - Kabupaten Bogor yang terdiri dari 3 desa, yaitu
desa Jampang, desa Pondok Udik dan desa Tegal. Penelitian ini mengambil data
dengan variabel dependen adalah kepatuhan isolasi mandiri, data variabel
independen adalah sikap tentang Covid-19,dan variabel konfounding adalah
motivasi,pendidikan,umur,jenis kelamin dan pekerjaan.Metode penelitian ini
adalah survey dengan pendekatan studi cross sectional dengan uji staatistik yaitu
uji kai kuadrat ( chi square test ) dan uji regresi logistic multivariat.
Populasi penelitian adalah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang
melakukan isolasi mandiri di rumah selama bulan Maret – Juli 2021 di wilayah
Puskesmas Jampang Kecamatan Kemang sebanyak 2861 orang, dan sebagian dari
populasi tersebut diambil 180 orang pasien yang sudah memenuhi kriteria
penelitian dan dijadikan sebagai sampel penelitian. Pengambilan sampel
menggunakan metode probability sampling random dengan systematic random
sampling. Teknik pengumpulan data dengan memberikan kuesioner wawancara
melalui nomor kontak Whatsapp .Pelaksanaan kegiatan penelitian ini dilakukan
pada Juli - Agustus 2022.

10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kepatuhan
2.1.1 Definisi
Kepatuhan sebagai perubahan tingkah laku dari tingkah laku yang tidak
taat aturan menuju tingkah laku yang taat kepada aturan (Green dalam
Notoatmodjo, 2007).Kepatuhan asalnya dari kata patuh, bermakna taat serta
disiplin. Ketaatan atau kepatuhan klien berarti seberapa jauh tingkah laku klien
sejalan terhadap ketetapan yang diberi oleh petugas kesehatan. Setiap orang
pasti ingin keadaan badannya sehat, selain itu individu pun tidak dapat menolak
bila merasakan sakit. Manusia pada umumnya saat menangani kondisi sakit
akan berupaya memberi pengobatan kepada sakit yang dialami melalui berbagai
metode. Ketaatan pasien memberi pengaruhnya kepada kesembuhan seseorang
ataupun pasien(Kurniati 2018)
Kepatuhan merupakan wujud dari perilaku. Kepatuhan merupakan
penggunaan istilah guna menerangkan kepatuhan ataupun kepasrahan kepada
tujuan yang sudah ditetapkan. Penjelasan tersebut mempunyai sifatnya otoriter
atau manipulatif, dikarenakan pelaksana kesehatan maupun guru diasumsikan
selaku tokoh yang mempunyai kewenangan, serta siswa atau konsumen
diasumsikan mempunyai sikap taat. Istilah itu belum bisa diterima secara baik
pada ilmu keperawatan,karena terdapat falsafah yang menyebutkan yakni klien
mempunyai hak untuk menciptakan keputusan perawatan kesehatan supaya
tidak ikut pada serangkaian tindakan yang sudah ditetapkan dari profesi
perawatan kesehatan (Bartoszko et al. 2020) Berdasarkan opini Kelman (dalam
Sarwono 2012) pasien mentaati perintah ataupun arahan petugas tanpa
kesediaan agar bertindak,hal itu seringkali disebabkan untuk menghindari
sanksi ataupun hukuman bila tidak taat sebagai tahapan dari kepatuhan.

11
Perilaku kepatuhan kepada pasien ditetapkan dari faktor kepercayaan.
Rosentrock dalam Sarwono (2012) tingkah laku seseorang ditetapkan dari motif
maupun kepercayaan tanpa memedulikan kepercayaan atau motif itu sejalan
ataupun tidak kepada kenyataan maupun persepsi individu lainnya terkait yang
baik untuk seseorang.
Kepatuhan berkorelasi terhadap tujuan yang akan dicapai dalam
program pengobatan yang sudah dilaksanakan. Ketaatan, merupakan akhir atau
tujuan yang dicapai dalam program pengobatan yang sudah ditetapkan.
Ketaatan merupakan akhir atas tujuannya tersebut, tidak sama terhadap faktor
motivasi, yang diasumsikan merupakan cara guna meraih tujuannya (Gulo,
2011).

2.1.2 Tipe Kepatuhan


Berdasarkan(Bartoszko et al. 2020) ada lima jenis kepatuhan, yakni:
1. Otoritarian.
Suatu kepatuhan tanpa reserve, kepatuhan yang “ikut-ikutan” atau sering
disebut “bebekisme”.
2. Conformist.
Kepatuhan bertipe atau berjeni ini memiliki tiga wujud, mencakup:
a. conformist yang directed, yakni menyesuaikan diri kepada warga
maupun individu lainnya,
b. conformist hedonist, ketaatan yang orientasinya kepada “untung-
ruginya” untuk dirinya sendiri, serta
c. conformist integral, yakni ketaatan yang menyelaraskan kepentingan
dirinya sendiri terhadap kepentingan warga.
3. Compulsive deviant.
Ketaatan yang tidak berkonsisten, ataupun seringkali dikatakan “plin plan”.
4. Hedonic psikopatic.

12
Ketaatan kepada kekayaan tanpa mempedulikan kepentingannya individu
lainnya.
5. Supra moralist.
Ketaatan dikarenakan kepercayaan yang besar kepada nilai kaidah moral.

Kepatuhan sebagai bentuk dari perilaku manusia. Perilaku manusia


yakni kegiatan manusia yang diamatinya langsung dan juga tidak bisa diamati,
oleh interaksi manusia bersama lingkungannya yang terealisasikan pada wujud
sikap, pengetahuan, maupun tindakan. Melalui persepsi biologis, tingkah laku
berarti aktivitas organisme yang berkaitan, mempunyai hakikat perilaku
manusia berarti perbuatan manusia tersebut memiliki lingkup begitu meluas
baik yang diamatinya langsung dan juga tidak diamati pihak eksternal. Tingkah
laku atau perilaku berarti hasil relasi di antara stimulus maupun respons yang
menjadi perbedaan dua respons yakni responden respons (reflextive respon)
serta instrument response (operant response). Responden respons berarti
tanggapan yang dipicu atas stimulus yang cenderung konstan dikatakan sebagai
eliciting stimuli. Instrument responden yakni respons yang muncul dan
mengalami perkembangan dari stimulus yang menguatkan respons yang
dilaksanakan organisme ataupun dikatakan sebagai reinforcing stimuli.
Perilaku Kesehatan berarti respons individu kepada rangsangan maupun
objek yang berhubungan terhadap penyakit maupun sakit, sistem pelayanan
kesehatan, minuman, makanan, dan lingkungannya. Menurut L Green dalam
Notoadmodjo (2010) dijelaskan tentang beragam faktor yang memberi pengaruh
perilaku, diantaranya:
1. Faktor Predisposisi (Predisposing factor) yang terealisasikan pada sikap,
pengetahuan, kepercayaan, motivasi, usia, keyakinan, pekerjaan, jenis
kelamin, nilai, dsb.

13
2. Beragam faktor pendukung (enabling factors), yang terealisasikan pada
lingkup fisik, tersedia ataupun tidak sarana maupun fasilitas yang
menunjang seperti pengobatan, jamban, alat kontrasepsi, dsb.
3. Beragam faktor pendorong (reinforcing factors), yang terealisasikan pada
sikap serta tingkah laku petugas kesehatan ataupun petugas lainnya, sebagai
kelompok referensi atas tingkah laku warga.

Sementara itu menurut Smet (2009) dan Niven (2012), bahwa beragam
faktor yang memberi pengaruh kepatuhan, mencakup:
1. Faktor Komunikasi
Berbagai komponen komunikasi antara pasien bersama dokter
memberi pengaruh tingkatan ketidakpatuhan, seperti informasi dengan
pengawasan yang minim, rasa tidak puas kepada komponen relasi emosional
bersama dokter, rasa tidak puas kepada pengobatan yang diberi.
2. Pengetahuan
Ketentuan pada pemberian informasi dengan jelas serta gamblang
khususnya penting untuk memberi antibiotik. Dikarenakan seringkali pasien
memberhentikan pengobatan sesudah gejala yang dirasakan hilang bukan
ketika pengobatan tersebut dihabiskan.
3. Fasilitas Kesehatan
Sarana kesehatan sebagai suatu bagian vital yang mana memberi
penyuluhan kepada pasien diinginkan penderita mendapatkan penerangan
oleh pegawai kesehatan mencakup gedung serba guna bagi kepentingan
menyuluh, total tenaga kesehatan, dsb.
4. Faktor penderita atau individu
a. Sikap atau motivasi individu ingin sembuh
Motivasi terkuat yaitu pada dirinya individu. motivasi seseorang
berkeinginan tetap menjaga kesehatan dirinya sangatlah membawa

14
pengaruh kepada beragam faktor yang berkaitan terhadap tingkah laku
pasien saat mengontrol penyakitnya.Faktor penting dalam upaya
mencegah penyebaran penyakit Covid-19.
b. Keyakinan
Keyakinan yaitu dimensi spiritual yang bisa melaksanakan
kehidupan. Pasien atau penderita yang berteguh kepada prinsip
keyakinan dirinya akan berjiwa sabar dan tidak mudah menyerah bisa
menerima kondisinya, dan pula cara perilakunya lebih bagus. Keinginan
mengontrol penyakit dirinya bisa diberi pengaruh dari keyakinan, yang
mana pasien dengan keyakinannya kuat bisa lebih sabar kepada arahan
dan larangannya.
5. Dukungan keluarga
Dukungan dari keluarga yaitu bagian yang terdekat serta tidak bisa
dibagi-bagi. Penderita merasakan bahagia dan nyaman bila memperoleh
perhatian serta dukungan oleh keluarga, dikarenakan melalui dukungan itu
bisa memicu kepercayaan diri guna mengatasi maupun melaksanakan
pengelolaan penyakit secara baik, dan penderitanya ikut pada segala anjuran
yang diberi oleh keluarga agar mendukung untuk mengelola penyakit
dirinya.
6. Dukungan sosial
Dukungan sosial berbentuk dukungan emosional dari anggota
keluarga lainnya yaitu beragam faktor vital pada ketaatan kepada program
medis. Keluarga bisa menurunkan kegelisahan dikarenakan penyakitnya dan
bisa menurunkan godaan kepada ketidakpatuhan.
7. Dukungan petugas kesehatan
8. Dukungannya oleh pegawai kesehatan berarti faktor lainnya yang bisa
memberi pengaruh tingkah laku ketaatan. Dukungan mereka khususnya
bermanfaat ketika pasien menangani bahwasanya tingkah laku sehat baru itu

15
sebagai bagian vital. dan pula mereka bisa memberi pengaruh tingkah laku
pasien melalui cara memberikan antusiasnya kepala perbuatan dari pasien,
dengan berkelanjutan memberi penghargaan yang positif kepada pasien
yang sudah bias melakukan adaptasi bersama program pengobatan.

2.2 Faktor Predisposisi yang memberi pengaruh terhadap kepatuhan


Perilaku Kesehatan berarti respons individu kepada rangsangan maupun
objek yang berhubungan terhadap penyakit maupun sakit, sistem pelayanan
kesehatan, minuman, makanan dan lingkungannya. Menurut L Green dalam
Notoadmodjo (2010) dijelaskan tentang beragam faktor yang memberi pengaruh
perilaku, diantaranya:
1. Faktor Predisposisi (Predisposing factor) yang terealisasikan pada sikap,
pengetahuan, kepercayaan, motivasi, usia, keyakinan, pekerjaan, jenis
kelamin, nilai, dsb.
2. Beragam faktor pendukung (enabling factors), yang terealisasikan pada
lingkup fisik, tersedia ataupun tidak sarana maupun fasilitas yang menunjang
seperti pengobatan, jamban, alat kontrasepsi, dsb.
3. Beragam faktor pendorong (reinforcing factors), yang terealisasikan pada
sikap serta tingkah laku petugas kesehatan ataupun petugas lainnya, sebagai
kelompok referensi atas tingkah laku warga.
Sementara itu menurut Smet (2009) dan Niven (2012), bahwa beragam
faktor yang memberi pengaruh kepatuhan, mencakup:
1. Faktor Komunikasi
Berbagai komponen komunikasi antara pasien bersama dokter memberi
pengaruh tingkatan ketidakpatuhan, seperti informasi dengan pengawasan
yang minim, rasa tidak puas kepada komponen relasi emosional bersama
dokter, rasa tidak puas kepada pengobatan yang diberi.

16
2. Pengetahuan
Ketentuan pada pemberian informasi dengan jelas serta gamblang
khususnya penting untuk memberi antibiotik. Dikarenakan seringkali pasien
memberhentikan pengobatan sesudah gejala yang dirasakan hilang bukan
ketika pengobatan tersebut dihabiskan.
3. Fasilitas Kesehatan
Sarana kesehatan sebagai suatu bagian vital yang mana memberi
penyuluhan kepada pasien diinginkan penderita mendapatkan penerangan oleh
pegawai kesehatan mencakup gedung serba guna bagi kepentingan menyuluh,
total tenaga kesehatan, dsb.
4. Faktor penderita atau individu
a. Sikap atau motivasi individu ingin sembuh
Motivasi terkuat yaitu pada diri individu sendiri. Motivasi seseorang
berkeinginan tetap menjaga kesehatan dirinya sangatlah membawa
pengaruh kepada beragam faktor yang berkaitan terhadap tingkah laku
pasien saat mengontrol penyakitnya. Faktor penting dalam upaya
mencegah penyebaran penyakit Covid-19.
b. Keyakinan
Keyakinan yaitu dimensi spiritual yang bisa melaksanakan
kehidupan. Pasien atau penderita yang berteguh kepada prinsip keyakinan
dirinya akan berjiwa sabar dan tidak mudah menyerah bisa menerima
kondisinya, dan pula cara perilakunya lebih bagus. Keinginan mengontrol
penyakit dirinya bisa diberi pengaruh dari keyakinan, yang mana pasien
dengan keyakinannya kuat bisa lebih sabar kepada arahan dan
larangannya.
5. Dukungan keluarga
Dukungan dari keluarga yaitu bagian yang terdekat serta tidak bisa
dibagi-bagi. Penderita merasakan bahagia dan nyaman bila memperoleh

17
perhatian serta dukungan oleh keluarga, dikarenakan melalui dukungan itu
bisa memicu kepercayaan diri guna mengatasi maupun melaksanakan
pengelolaan penyakit secara baik, dan penderitanya ikut pada segala anjuran
yang diberi oleh keluarga agar mendukung untuk mengelola penyakit dirinya.
6. Dukungan sosial
Dukungan sosial berbentuk dukungan emosional dari anggota keluarga
lainnya yaitu beragam faktor vital pada ketaatan kepada program medis.
Keluarga bisa menurunkan kegelisahan dikarenakan penyakitnya dan bisa
menurunkan godaan kepada ketidakpatuhan.
7. Dukungan petugas kesehatan
Dukungannya oleh pegawai kesehatan berarti faktor lainnya yang bisa
memberi pengaruh tingkah laku ketaatan. Dukungan mereka khususnya
bermanfaat ketika pasien menangani bahwasanya tingkah laku sehat baru itu
sebagai bagian vital. dan pula mereka bisa memberi pengaruh tingkah laku
pasien melalui cara memberikan antusiasnya kepala perbuatan dari pasien,
dengan berkelanjutan memberi penghargaan yang positif kepada pasien yang
sudah bias melakukan adaptasi bersama program pengobatan.

2.2.1 Sikap
Berdasarkan Notoatmodjo (2012) menjelaskan bahwa sikap berarti
perbuatan ataupun kegiatan dari manusia tersebut yang melingkup begitu luas,
diantara menangis, berbicara, berjalan, kuliah, membaca, bekerja, menulis, dsb.
Maka berkesimpulan hal yang dimaksudkan dari perilaku manusia yaitu seluruh
aktivitas ataupun kegiatan individu yang diamatinya langsung dan juga tidak bisa
diamati oleh pihak eksternal.
Menurut Soekidjo (2010) Sikap merupakan reaksi tertutup seseorang
terhadap objek tertentu yang melibatkan faktor pendapat dan emosi yang

18
berkaitan seperti senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik dan
yang lainnya.
Menurut (Lolitaningtyas 2018) sikap dapat didefinisikan kesiapan pada
seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap ini
dapat bersifat positif, dan dapat pula bersifat negatif. Dalam sikap positif,
kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek
tertentu. Sedangkan dalam sikap membenci, tidak menyukai objek tertentu
Menurut Kotler (2007) Sikap adalah evaluasi, perasaan, kecenderungan
seseorang yang secara konsisten menyukai atau tidak menyukai suatu objek atau
gagasan.
Interaksi sosial akan membentuk sikap sosial.Faktor yang dapat
mempengaruhinya adalah pengalaman pribadi,orang yang dianggap
penting,media massa,Lembaga Pendidikan atau Lembaga agama,dan faktor emosi
dalam diri(Mufida 2014) Untuk membentuk suatu sikap dipengaruhi
kepercayaan,dan bisa meningkatkan sikap positif
Ada 2 macam jenis sikap(Nur Aulia Sally 2019) :
1. Sikap Spiritual yaitu sikap terkait dengan pembentukan menjadi seseorang
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sikap ini berupa
selalu menerima, menghargai, menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya.
2. Sikap Sosial yaitu sikap pembentukan seseorang yang berakhlak mulia,
mandiri, demokratis dan bertanggung jawab. Sikap sosial merupakan
kesadaran yang menentukan perbuatan yang nyata dan berulang terhadap
objek sosial. Sikap sosial terdiri atas sikap jujur, disiplin, tanggung jawab,
toleran, mematuhi peraturan yang berlaku di masyarakat, gotong royong,
santun dan percaya diri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Tingkatan sikap adalah :

19
1. Sikap menerima artinya orang mau memperhatikan rangsangan dari orang
lain.Contoh sikap manusia Ketika melakukan protokol Kesehatan.orang
tersebut akan memperhatikan dan mengikuti protokol Kesehatan
( Aryani,2012)
2. Sikap Merespon artinya muncul karena adanya stimulus dari lingkungan.
3. Menghargai artinya memberikan nilai positif atau negatif terhadap objek atau
stimulus
4. Bertanggung jawab terhadap apa yang sudah dipilih dan menerima resiko
yang terjadi.

2.2.2 Motivasi
Motivasi merupakan suatu kondisi psikologis seseorang dalam melakukan
sesuatu.Motivasi juga merupakan suatu faktor yang mempengaruhi kepatuhan
seseorang terhadap suatu permasalahan. Motivasi adalah tenaga pendorong atau
penarik yang menyebabkan adanya tingkah ke satu arah suatu tujuan (Kastawi,
Nugroho, and Miyono 2021)\Motivasi dapat berasal dari diri individu (internal)
seperti harga diri, harapan, tanggung jawab, pendidikan serta berasal dari
lingkungan luar (eksternal) seperti hubungan interpersonal, keamanan dan
keselamatan kerja,dan pelatihan Penelitian (Mahardika et al. 2020) diketahui
bahwa 55,8% masyarakat memiliki motivasi yang tinggi dalam mengikuti
protokol kesehatan Covid-19 ,hal ini sejalan dengan dengan hasil responden
dengan motivasi baik lebih banyak (52,9%) dibandingkan dengan responden yang
mempunyai motivasi tidak baik dalam menggunakan alat pelindung diri.

2.2.3 Pendidikan
Pendidikan kesehatan merupakan upaya dalam meningkatkan perilaku
masyarakat supaya lebih baik.Pendidikan kesehatan sebagai perencanaan
perubahan perilaku masyarakat dalam pencegahan penyakit, penyembuhan dan

20
juga pemulihan penyakit (Notoatmodjo, 2018).faktor yang mempengaruhi tingkat
kepatuhan seseorang diantaranya adalah pengetahuan, motivasi serta dukungan
dari keluarga, jenis kelamin,tingkat pendidikan(Silvia et al. 2020) Covid-19
2.2.4 Sejarah
Akhir Desember 2019, World Health Organization (WHO) melaksanakan
pengumuman kasus kasus pneumonia dengan penyebab yang tidak diidentifikasi
pada Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Di 7 Januari, novel
coronavirus diidentifikasikan merupakan hal yang menyebabkan kasus itu. Virus
kala itu disebut 2019-nCoV ini belum pernah dijumpai sebelumnya bagi manusia.
Riset pada Journal of Medical Virology mengungkapkan yakni mayoritas individu
yang terkena infeksi virus corona baru ini terkena paparan daging hewan liar yang
diedarkan pada market makanan laut Huanan.

2.2.5 Penyebaran
Coronavirus berarti virus zoonosis. Bermakna virus ini melakukan
penularan dari hewan menuju manusia. Penularan antar manusia pun dapat
dijumpai meskipun belum ditelitinya dengan spesifik. Sejalan terhadap
perkembangan, virus ini bisa menularkan dengan dua cara. Pretama, dari hewan
menuju manusia. Terkait hal ini, unta diyakini merupakan sumber utamanya
virus. SARS diidentifikasi asalnya dari kelelawar serta musang. Tertularnya virus
dijumpai dengan percikan air atau droplet, cairan maupun udara yang dikeluarkan
dari sistem napas dengan berkontak dekat. Terdapat juga peluang droplet virus
corona yang menyebabkan SARS bertahan pada udara serta melakukan penularan
dengan perantaranya ini. Tapi, penularan dengan udara lebih sering dijumpai pada
lingkup RS. Sama seperti SARS, Covid-19 mulanya dipahami sumbernya melalui
ular. Mereka yang terkena paparan virus ini diidentifikasi makan hewan liar pada
Pasar Huanan.

21
2.2.6 Diagnosis
Di bawah ini yakni berbagai cara melakukan diagnosis coronavirus
dilaksanakan oleh dokter guna mencarikan informasi mengenai virus corona yang
mungkin menghampiri pasien:
1. Mengetes di lab kepada dahak, sampel dari tenggorokannya dengan PCR,
ataupun spesimen pernapasan yang lain
2. Mengetes darah
3. Memeriksa fisik
4. Mengamati riwayat kesehatan, mencakup gejala yang dirasa.

2.2.7 Pencegahan
Usaha penangkaran serta mengatur Covid-19. Salah satu usaha yang
dicoba dengan melaksanakan karantina atau pengasingan. Terdapat perbandingan
antara karantina dan isolasi atau pengasingan. Karantina adalah usaha melakukan
pemisahan orang yang sehat ataupun belum mempunyai tanda terkena Covid-19
namun mempunyai riwayat kontak dengan penderita terkonfirmasi Covid-19
ataupun mempunyai riwayat berjalan ke area zona merah. Perihal ini bermaksud
guna menghindari penyebaran penyakit pada saat awal kali menghadapi gejala.
Pengasingan merupakan melakukan pemisahan orang yang sehat, baik yang telah
dikonfirmasi terinfeksi ataupun mempunyai tanda terinfeksi Covid-19 dengan
warga yang bermaksud guna menghindari penjangkitan. Karantina dilakukan
semenjak seorang diklaim merupakan melakukan kontak akrab sepanjang 14 hari
semenjak kontak terakhir dengan kasus konfirmasi Covid-19 . Karantina
dihentikan bila sepanjang masa karantina tidak membuktikan bergejala.
Sebaliknya pengasingan atau isolasi dicoba semenjak dianggap merupakan kasus
suspek.
Sepanjang periode isolasi, dipantau secara harian dari pegawai fasilitas
kesehatan tingkat pertama (FKTP) dengan koordinasi bersama Dinkes sekitar

22
guna melakukan pemantauan perkembangan gejalanya. Bila saat dipantau timbul
gejala yang terpenuhi kriteria suspek Covid-19 berarti dilaksanakan tatalaksana
selaras dengan kriteria.
Isolasi bisa dilaksanakan dengan mandiri dalam rumah masing-masingnya
ataupun pada lokasi yang sudah ditetapkan pemerintahan. Kriteria mengisolasi
mandiri yaitu pasien suspek Covid-19 dengan gejala ringan sedang yang mampu
melaksanakan ketentuan pelaksanaan isolasi mandiri dengan diawasi oleh petugas
kesehatan tingkat pertama (FKTP) dan berkoordinasi dengan masyarakat (Satgas
Covid-19) di lingkungannya, sedangkan jika tidak mampu memenuhi hal tersebut,
harus dilakukan isolasi di fasilitas khusus (Rumah Sakit).
Guna menghindari terinfeksi virus ini, bisa mempraktikkan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS). Tiap orang dapat mengkonsumsi santapan bergizi guna
menjaga sistem imunnya. Alasannya, penyakit dikarenakan virus biasanya dapat
diproteksi dengan daya tahan tubuh yang bagus. Berbagai hal yang bisa dicoba,
diantaranya:
1. Mengarantina diri di rumah bila merasa sakit
2. Mencuci tangan menggunakan air dan sabun dalam waktu 20 detik
3. Menjaga jaraknya setidaknya dua meter bersama individu lainnya
4. Mempergunakan masker ketika keluar rumah ataupun ketika menjalin
interaksi bersama individu lain
5. Menghindari memegang area wajah menggunakan tangan yang tidak bersih
6. Membersihkan benda yang sering dipegang
7. Menghindari area terinfeksi terjadi
8. Menghindari berkontak erat bersama individu yang mempunyai gejala
9. Menutup mulut ketika bersin dan batuk menggunakan tisu serta sesegera
mungkin mencuci tangan.

23
2.2.8 Isolasi Mandiri
Isolasi mandiri merupakan perbuatan vital yang dicoba oleh orang yang
mempunyai gejala Covid-19 guna menghindari penjangkitan menuju orang lain di
masyarakat, mencakup pula anggota keluarga. Isolasi mandiri merupakan
kegiatan dilakukan saat seorang yang menangani sakit atau meriang, batuk
berdahak, ataupun pertanda Covid-19 yang lainnya yang bertinggal di rumah dan
tidak berangkat bertugas, sekolah, ataupun ke tempat-tempat publik. Perihal ini
dilakukan secara sukarela ataupun berawal dari saran oleh fasilitator pelayanan
kesehatan.
Hal – hal yang dilakukan saat isolasi mandiri:
1. Tetap tinggal di rumah dan tidak bepergian ke ruang publik.
2. Tidur di kamar terpisah dan menjaga jarak dari anggota keluarga lain.
3. Selalu menggunakan masker.
4. Melakukan pemeriksaan suhu dan memantau gejala yang timbul setiap hari.
5. Menggunakan alat makan dan alat mandi tersendiri.
6. Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
7. Berjemur di bawah sinar matahari pada pagi hari.
8. Menjaga kebersihan rumah dengan menggunakan cairan desinfektan.
9. Jika mengalami perburukan gejala, segera ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Penyembuhan pasien terindikasi (suspek) atau konfirmasi positif Covid-19
melalui isolasi mandiri di rumah dapat dilakukan dengan efektif jika pasien
melakukan panduan yang mengacu pada Centers for Disease Control and
Prevention (Putri,2020) sebagai berikut :
1. Tetap berada di rumah
Penderita hanya bisa keluar rumah hanya untuk berjumpa dengan
dokter. Memastikan penderita istirahat serta minum air putih yang banyak.
Mengonsumsi obat- obatan saran dari dokter dengan cara teratur.
2. Pisahkan diri dari orang lain dan hewan peliharaan

24
Pilih ruangan yang jauh dari jangkauan orang lain dan hewan peliharaan
yang berada di dalam rumah. Gunakan kamar mandi dan ruangan terpisah
dengan orang lain
3. Pantau gejala
Segera cari perawatan medis darurat jika mengalami gejala seperti
kesulitan bernapas, nyeri di dada, muncul gejala baru, ketidakmampuan untuk
bangun atau tetap terjaga, bibir atau wajah kebiruan, atau hal lainnya yang
mengganggu kesehatan tubuh.
4. Lakukan konsultasi kesehatan secara online
Konsultasikan kesehatan secara online bersama dokter guna
memperoleh tindakan medis lanjutan. Informasikan kondisi gejala Covid-19
secara rinci kepada dokter.
5. Gunakan masker di hidung dan mulut
Manfaatkan masker bila terdesak wajib berada di dekat orang lain
ataupun binatang peliharaan. Tidak butuh menggunakan masker bila seorang
diri di ruangan. Bila tidak membolehkan menggunakan masker sebab ada
kendala pernapasan atau respirasi, tutup batuk berdahak ataupun bersin serta
menjaga jarak minimal 6 kaki (kurang lebih 2 m) dari orang lain. Masker
tidak dianjurkan untuk individu yang kesusahan bernapas, seorang yang
mempunyai kesusahan dalam membebaskan maskernya sendiri, ataupun anak
berumur kurang dari 2 tahun.
6. Bersihkan tangan sesering mungkin
Mencuci tangan dengan sabun serta air setidaknya dalam waktu 20
detik. Bila tidak mungkin menggunakan sabun dan air, manfaatkan pembersih
tangan yang setidaknya yang mengandung 60% alkohol. Jauhi memegang
area mata, hidung, serta mulut menggunakan tangan yang tidak bersih.
7. Bersihkan tangan sesering mungkin

25
Mencuci tangan dengan sabun serta air setidaknya dalam waktu 20
detik. Bila tidak mungkin menggunakan sabun dan air, manfaatkan pembersih
tangan yang setidaknya yang mengandung 60% alkohol. Jauhi memegang
area mata, hidung, serta mulut menggunakan tangan yang tidak bersih .
8. Hindari berbagi barang rumah tangga
Jangan berbagi piring, gelas minum, cangkir, peralatan makan, handuk,
tempat tidur, atau barang pribadi lainnya dengan orang lain. Cuci barang-
barang tersebut dengan sabun dan air.
9. Bersihkan semua permukaan yang sering disentuh
Memanfaatkan sarung tangan sekali pakai. Bilas area ataupun barang
menggunakan sabun serta air ataupun detergen lain bila kotor. Setelah itu,
manfaatkan pembunuh hama atau desinfektan rumah tangga. Bila penderita
bisa mensterilkan ruangannya sendiri, sediakan perkakas pembersih pribadi
pada penderita sejenis tisu, handuk kertas, pembersih, dan disinfektan. Bila
penjaga ataupun orang lain butuh mensterilkan serta mendesinfeksikan
ruangan yang dipakai penderita, kenakan masker serta sarung tangan sekali
pakai dan jaga jarak selama mungkin diantara durasi terakhir penderita
memakai ruangan yang hendak dibersihkan. Bilas dan desinfeksi zona yang
mungkin ada darah, feses, ataupun cairan badan.
10. Cuci baju dan mengeringkan cucian Jika baju pasien harus dicuci orang lain,
jangan aduk cucian kotor.
Kenakan sarung tangan sekali pakai saat menangani cucian kotor.
Gunakan pengaturan air paling hangat. Lepaskan sarung tangan dan segera
cuci tangan setelah mencuci. Keringkan cucian dan jemur di bawah sinar
matahari. Cuci tangan setelah menjemur pakaian. Bersihkan dan desinfeksi
keranjang pakaian. Cuci tangan setelahnya.
11. Gunakan tempat sampah berlapis

26
Gunakan sarung tangan saat membuang sampah, cuci tangan setelahnya.
Tempatkan semua sarung tangan sekali pakai, masker, dan barang
terkontaminasi lainnya di tempat sampah berlapis. Jika memungkinkan,
sediakan tempat sampah berjejer di dekat pasien.
12. Lacak kesehatan orang di sekitar pasien
Pengasuh atau orang yang berada satu rumah dengan pasien harus tetap
berada di rumah dan memantau kesehatannya secara rutin. Setiap orang yang
berada satu rumah dengan pasien harus melakukan karantina mandiri dan
sebaiknya meninggalkan rumah 14 hari setelah kontak dekat terakhir dengan
penderita atau 14 hari setelah penderita memenuhi kriteria untuk mengakhiri
isolasi mandiri di rumah. Sebaiknya, orang yang tinggal satu rumah dengan
pasien juga melakukan screening Covid-19 atau Swab Test untuk mendeteksi
adanya potensi paparan Covid-19.

27
2.3 Penelitian Terkait
Penelitian terdahulu yang digunakan oleh peneliti sebagai referensi dan acuan untuk menyusun penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.1
Jurnal Penelitian yang membahas tentang Penyakit Covid-19 dan Kepatuhan Isolasi Mandiri
No Tahun Peneliti Judul Hasil
1. 2021 Muhammad Ricko Pengetahuan dan Sikap dengan kepatuhan Ada hubungan yang bermakna antara
Gunawan,Rifyani protokol Kesehatan 5M di masa Pandemi sikap dan pengetahuan dengan kepatuhan
terhadap protokol Kesehatan
2. 2020 DL Satrio, M Maryatun, I Upaya Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Video promosi kesehatan tentang
Silvitasari - 2020 - Tentang Protokol Isolasi Mandiri Pada Odp protokol isolasi mandiri memiliki
eprints.aiska- (Orang Dalam Pemantauan) manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya
university.ac.id bagi masyarakat dapat memberikan
pengetahuan tentang protokol isolasi
mandiri bagi seseorang dengan status
ODP, bagi tenaga kesehatan dapat
menggunakan media ini sebagai media
untuk promosi kesehatan dan bagi penulis
selanjutnya dapat memanfaatkannya
sebagai referensi untuk membuat
membuat media promosi kesehatan
tentang protokol kesehatan lainnya.
3. 2021 Novi Afrianti,Cut Rahmiati Faktor-Faktor yang mempengaruhi kepatuhan Hasil penelitian didapatkan bahwa tada
masyarakat terhadap Protokol Kesehatan lima faktor yang memiliki hubungan
Covid-19 bermakna dengan kepatuhan masyarakat
terhadap protokol kesehatan yaitu usia (p
0.001), pendidikan (p 0,035),
pengetahuan (p 0.015), sikap (p 0.006),

28
dan motivasi (p 0.001) dan hasil analisis
multivariate didapatkan nilai p= 0,001 (<
0.05) sehingga diketahui bahwa variabel
tersebut memberikan pengaruh nyata
terhadap kepatuhan masyarakat terhadap
protokol kesehatan.v
4. 2020 Ni Luh Tirtawati – Isolasi Mandiri Covid-19 dengan Daring Hasil yang diperoleh untuk hasil belajar
Journal of EducationPjBL Berbasis Mind Mapping untuk biologi mengalami peningkatan dari
Action Research Volume Meningkatkan Hasil Belajar Biologi siklus I ke siklus II, dari rata-rata
4, Number 4, Tahun Terbit Accuracy 67.94% menjadi 85.93%
2020, pp. 393-399 P-ISSN: dengan persentase ketuntasan 38.89%
2580-4790 E-ISSN: 2549- menjadi 88.89%.
3272 Open Access:
https://ejournal.undiksha.a
c.id/index.php/JEAR/index
Journal of Education
Action Research Volume
4, Number 4, Tahun Terbit
2020, pp. 393-399 P-ISSN:
2580-4790 E-ISSN: 2549-
3272 Open Access:
https://ejournal.undiksha.a
c.id/index.php/JEAR/index
5. 2020 Manggala, SImatupang, Penerapan Inovasi Tirai Isolasi Melalui kegiatan ini masyarakat
Samhain mengetahui dan mengerti pentingnya
Mandiri Pasien Covid-19
menjaga kesehatan selama pandemic
Cocid-19 serta bagaimana melakukan
pencegahan yang standar sesuai protokol
kesehatan yang dapat dilakukan dalam

29
upaya pencegahan penyakit dimaksud.
Masyarakat sangat antusias menyambut
pelaksanaan kegiatan KKN tematik ini
karena secara langsung dapat melihat dan
membuat peralatan isolasi mandiri pasien
Covid-19 (TIMPA) dengan desain yang
simple dan mudah dibuat. Dengan model
sederhana dari tirai isolasi mandiri pasien
Covid-19 ini maka masyarakat dapat
melindungi keluarganya dari penyebaran
virus berbahaya ini.
6. 2021 Nur Janah, E., Ariyanti, & Hubungan Pengetahuan Masyarakat tentang Hasil analisis statistic menunjukan bahwa
Hamid Dani , A. Covid-19 dengan Stigma Masyarakat ada bubungan antara pengetahuan
terhadap Pasien Isolasi Mandiri Positif Covid- Masyarakat tentang Covid-19 dengan
19 Stigma Masyarakat terhadap Pasien
Isolasi Mandiri Positif Covid-19.
7. 2020 Septiyani Aris, Ridha Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Hasil uji statistik dengan uji Spearman
Hayati, Abdullah MF Ketersediaan Bahan Apd Rho antara hubungan pengetahuan
Dengan Kepatuhan Pemakaian APD Pada dengan kepatuhan pemakaian APD
Petugas Pengangkut Sampah Di Kecamatan didapatkan nilai ρ = 0,678 (ρ > α = 0,05);
Pelaihari Tahun 2020 sikap dengan kepatuhan pemakaian APD.
8. 2020 Ahmad Ghiffari, Hibsah Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Ada hubungan pengetahuan (p-value
Ridwan, Akhmad Al Ketidakpatuhan 0,000), sikap (p-value 0,000),
Akbar Purja Masyarakat Menggunakan Masker Pada Saat kenyamanan (p-value 0,000),
Pandemi ketersediaan sarana (p-value 0,000),
Covid-19 Di Palembang akses informasi (p-value 0,000), dan
sistem pengawasan (p-value 0,000)
terhadap ketidakpatuhan menggunakan
masker.

30
9. 2020 Prihati Restuning Analisis Pengetahuan Dan Perilaku 100 % responden memiliki tingkat
Masyarakat Di Kelurahan Baru pengetahuan baik dan sebanyak 23 (46%)
Kotawaringin Barat Tentang Covid-19 responden mempunyai perilaku cukup
baik dalam pencegahan Covid-19. Usia
responden, Jenis kelamin dan jenis
pekerjaan responden tidak memiliki
hubungan dengan perilaku dalam
pencegahan Covid-19. Terdapat
hubungan tingkat pendidikan responden
dengan perilaku dalam pencegahan
Covid-19 (p = 0.04). Kesimpulan:
responden memiliki tingkat pengetahuan
baik dan perilaku cukup dalam
pencegahan Covid-19.
10. 2020 Ayu Shafira Rachmani Pengetahuan, Sikap dan Praktik Pencegahan Terdapat hubungan antara pengetahuan
Covid-19 pada Masyarakat Kota Depok, Jawa tentang Covid-19 dengan sikap terhadap
Barat pencegahan Covid-19 , pengetahuan
tentang Covid-19 dengan praktik
pencegahan Covid-19 , dan sikap
terhadap pencegahan Covid-19 dengan
praktik pencegahan Covid-19 di Kota
Depok (masing-masing memiliki nilai p =
0,0001; p value < 0,05). Semakin tinggi
pengetahuan dan sikap masyarakat yang
semakin baik terhadap Covid-19 maka
semakin baik praktik pencegahan Covid-
19 pada masyarakat di Kota Depok.
11. 2020 Atiqoh dan Devi Hubungan antara pengetahuan masyarakat hasil analisis bivariat untuk menguji
dengan kepatuhan menggunakan masker hubungan pengetahuan dan kepatuhan

31
sebagai upaya pencegahan penyakit Covid 10 masyarakat menggunakan masker dengan
di Ngronggah. uji Chi-Square Menggunakan fisher exact
yang memberikan nilai p=0,004 (<0,05)
dan X2 Hitung = 15,331 > X2 Tabel
3,841. Artinya ada hubungan antara
pengetahuan masyarakat dengan
kepatuhan menggunakan masker
12.. 2020 Riyadi dan Larasaty.P Indeks Kepatuhan iso dipengaruhi oleh
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jeniskelamin,status pernikahan ,status
kepatuhan masyarakat pada protokol kesehatan,pendidikan,usia,karakteristik
Kesehatan dalam mencegah penyebaran sosial,demografi dan ekonomi.
Covid-19.
13. 2020 Subhan Muhith dkk Analisis Kepatuhan Penerapan Protokol Hasil penelitian menunjukkan hubungan
Kesehatan Covid-19. yang signifikan antara pendidikan (p
value = 0,004), pengetahuan (p value =
0,000), sikap (p value = 0,016),
penyediaan sarana prasarana (p value =
0,026), edukasi (p value = 0,021) dengan
kepatuhan penerapan protokol kesehatan
Covid-19. Hasil analisis multivariat
menunjukkan variabel yang berpengaruh
terhadap kepatuhan penerapan protokol
kesehatan Covid-19 adalah variabel sikap
dengan Odd Ratio 0,296 (p value =
0,039).

32
2.4 Kerangka Teori
Berdasarkan teori yang dikemukakan pada bagian sebelumnya yaitu : hasil
penelitian Muh Ricko Gunawan,Rifyani (2021) menyatakan terdapat hubungan antara
sikap dengan kepatuhan masyarakat dalam menggunakan masker sebagai upaya
pencegahan Covid-19. Kepatuhan Protokol Kesehatan merupakan salah satu upaya
yang dapat mencegah penularan dan menekan sebaran Covid-19 (BNPB, 2020).
Penelitian oleh Prihatin R (2020) menyebutkan adanya hubungan tingkat Pendidikan
responden dengan perilaku dalam mencegah Covid-19. Novi Afrianti dan Cut
Rahmiati (2021) dalam penelitiannya mengenai ragam faktor yang mempengaruhi
ketaatan warga terhadap protokol kesehatan Covid-19 yaitu: usia, tingkat pendidikan,
pengetahuan, sikap dan motivasi.Peneliti terdahulu pun yaitu L Green dalam
Notoadmodjo (2014) menjelaskan tentang beragam faktor yang memberi pengaruh
perilaku terhadap kepatuhan. Smet (2009) dan Niven (2002) pun menyatakan
kepatuhan dipengaruhi banyak factor.
Kemudian dikembangkan kerangka teori terkait kepatuhan individu dalam
melakukan (isolasi mandiri) pencegahan penyakit. Selengkapnya dapat dilihat sebagai
berikut :

33
Faktor Predisposing

Sikap, motivasi, dan keinginan untuk


tetap menjaga
kesehatan .kepercayaan, pendidikan,
umur, jenis kelamin

Faktor Pemungkin : KEPATUHAN


Sarana Rumah Sakit , ISOLASI MANDIRI
Wisma Isolasi Mandiri

Faktor Pendorong :
Tenaga Kesehatan dan keluarga,
Satuan petugas Desa, Peraturan
kebijakan wilayah

Sumber : Modifikasi L. Green ( 1980) dalam Notoatmodjo (2014),Niven (2002) Moh ,Novi Afrianti
dkk (2021),Protokol isolasi mandiri Covid-19 (P2PTM,Kemenkes RI,(2020).

Gambar 2.1 Kerangka Teori Faktor-Faktor Kepatuhan Isolasi Mandiri

34
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep


Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan kerangka konsep yang
merupakan gambaran kerangka pemikiran peneliti tentang hubungan sikap terhadap
kepatuhan isolasi mandiri adalah sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Sikap
tentang penyakit
COVID 19 Kepatuhan Isolasi
Mandiri

Variabel Confounding

Motivasi
Pendidikan
Umur
Jenis Kelamin
Pekerjaan

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

35
3.2 Hipotesis
Yang menjadi hipotesis pada penelitian ini adalah :
1. Ada Hubungan Sikap tentang penyakit COVID-16 terhadap kepatuhan isolasi
mandiri pada warga yang melakukan isolasi mandiri di rumah di wilayah
Puskesmas Jampang Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor .
2. Ada Hubungan Sikap tentang penyakit Covid-19 terhadap kepatuhan isolasi
mandiri setelah dikontrol motivasi, pendidikan, umur, jenis kelamin dan
pekerjaan, pada warga yang melakukan isolasi mandiri di rumah di wilayah
Puskesmas Jampang Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor.

3.3 Definisi Operasional


Tabel 3.1
Definisi Operasional

Definisi
No Variabel Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
Variabel Dependent
1. Kepatuhan Merupakan Kwesioner Mengisi 0=Tidak patuh Ordinal
Isolasi kepatuhan untuk Kuesioner
jika skor 32.9.
Mandiri mentaati aturan A.1 -8 dengan
dalam upaya isolasi mandiri menggunakan 1=.Patuh jika
pencegahan dirumah guna Skala Likert skor > 32.9
penularan mencegah dengan 5
Covid-19 penularan Covid-19 kriteria :
(8 kriteria Selalu, Sering,
kepatuhan isolasi Kadang ,Jaran
mandiri) (P2PTM g,
KEMENKES RI ) Tidak pernah
Variabel Independent
2. Sikap Sikap merupakan Kwesioner Mengisi 0 = Sikap Ordinal
tentang reaksi seseorang Kuesioner negative , jika
Penyakit terhadap suatu hal B1-10 dengan skor Sikap <
Covid-19. yang bisa positif menggunakan 40.6
atau bersifat negatif Skala Likert
dan diungkapkan dengan 5
dalam bentuk rasa kriteria : 1 = Sikap positif jika skor Sikap 40.6
setuju, tidak
setuju,kurang setuju Sangat Setuju
terhadap penyakit (5)
Covid dan cara Setuju (4)
pencegahannya. Ragu (3)

36
(Damiati,dkk dan Tidak Setuju
Anisa Hannan dkk) (2)
Sangat Tidak
Setuju (1)

3. Motivasi Merupakan Kuesioner Mengisi 0 = Motivasi Ordinal


tentang dorongan yang ada Kuesioner C1- kurang, jika
Penyakit dalam diri 7 skor motivasi
COVID-19 seseorang untuk dengan < 28.5
dan isolasi melakukan berbagai menggunakan
mandiri tindakan kepatuhan Skala Likert
isolasi mandiri dengan 5
kriteria : Selalu, 1 = Motivasi Baik jika skor Motivasi 28.5
(G.R.Terry, Novi
Sering,
Afrianti dkk) Kadang ,Jarang,
Tidak pernah
4. Umur Tahun lahirnya Kuesioner Mengisi Ordinal
responden sampai Identitas
saat sekarang Responden Dikategorikan 0 = 35 tahun, 1 = > 35 tahun.

5. Pendidikan Jenjang Pendidikan Kuesioner Mengisi Dikategorikan Ordinal


terakhir responden Identitas 0(rendah) = di
Responden bawah SMP
1(tinggi)=
diatas SMP
6. Pekerjaan Kegiatan yang Kuesioner Mengisi Dikategorikan Ordinal
dilakukan Identitas 0 = bila tidak
responden untuk Responden kerja
mencari nafkah atau 1 = Bekerja
mata pencaharian
7 Jenis Penggolongan jenis Kuesioner Mengisi 0 = Laki laki Ordinal
Kelamin kelamin responden Identitas 1 = Perempuan
dibedakan laki-laki Responden
dan perempuan

37
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian


Desain studi dalam penelitian ini adalah penelitian survey dengan
pendekatan studi cross sectional, Jenis uji statistik yang digunakan adalah uji kai
kuadrat (chi square test) dan uji regresi logistik (multivariate). Cara pengambilan
sampel menggunakan pendekatan metode probability sampling random. Variabel
independen yang diteliti adalah sikap, variabel dependen adalah kepatuhan isolasi
mandiri dan yang termasuk variabel confounding adalah motivasi,
pendidikan,umur, jenis kelamin dan pekerjaan,

4.2 Waktu dan Tempat


Kegiatan penelitian ini dilakukan di Puskesmas Jampang Kecamatan
Kemang Kabupaten Bogor yang mempunyai wilayah kerja terdiri dari 3 desa,
yaitu desa Jampang,desa Pondok Udik dan desa Tegal .Penelitian ini
menggunakan data laporan Surveilans Puskesmas Jampang tahun 2021.Waktu
pelaksanaannya dilakukan pada bulan Juni - Agustus 2022.
4.2.1 Populasi
Populasi penelitian adalah pasien terkonfirmasi positive Covid-19 yang
yang melakukan isolasi mandiri di rumah yang terdata di bulan Maret sampai
dengan Juli 2021 yaitu sebanyak 2861 orang di wilayah Puskesmas Jampang
Kecamatan Kemang.

4.2.2 Sampel
. Sampel dalam penelitian ini adalah 180 pasien sebagian dari pasien
terkonfirmasi positive Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri di rumah yang
sudah memenuhi kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu seluruh sampel
bersedia menjadi responden dan mempunyai nomor kontak Whatsapp yang

38
aktif,berusia 17 tahun ke atas, tercatat sebagai data pasien Covid-19 di Puskesmas
Jampang,

4.2.3 Besar Sampel


Penelitian ini mengambil rujukan dari hasil Survei Kepuasan Masyarakat
sebelumnya yang dilakukan tim UKP Puskesmas Jampang pada bulan Maret 2021
dengan hasil survei didapatkan 60% pasien positif Covid-19 yang melakukan
isolasi mandiri di rumah tidak patuh melakukan protokol kesehatan isolasi
mandiri. Besaran sampel dihitung menggunakan pendekatan rumus sampel pada
sebagai berikut:

Keterangan :
n = Jumlah sampel
z = skor z batas kepercayaan 95 % = 1,96
p = = 0,6 perkiraan proporsi yg diukur (ketidakpatuhan) pada sampel
q= 1-p
d = presisi = 0,07
Melalui rumus di atas, maka jumlah sampel yang akan diambil adalah :
n = 2.861 x 3,8(0,24) = 2609
0,07² (2861-1) + 3,8 (0,24)
n = 185
(sampel yang diambil 180 )

Berdasarkan perhitungan jumlah besar sampel diatas,dibutuhkan 180


responden.Perhitungan sampel ini juga sama jumlahnya ketika menggunakan
tabel besaran sampel perkiraan proporsi populasi dalam buku Lemeshow. 180
responden sebagai partisipan penelitian harus memenuhi kriteria yang ditentukan
oleh peneliti.

39
4.2.4 Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini, pengambilan sampel menggunakan system probability
sampling Dari 2861 responden dilakukan systematic random sampling terpilih
180 responden, kemudian di cek apakah 180 ini memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi ternyata ada sekitar 27 yang tidak memenuhi, kemudian 27 responden
tersebut diganti dengan menggunakan random ulang sehingga terpenuhi 180
sampel yang memenuhi syarat inklusi dan eksklusi sebagai responden penelitian.

Seluruh Pasien positif Covid 19 : =


Pasien positif Covid 19 yang 3245
melakukan isoman dirumah Yang melakukan isolasi mandiri di
sebanyak 2861 orang . rumah = 2861
Yang dirujuk ke Rumah Sakit =
384
Data Puskesmas Jampang (Maret-
Dilakukan seleksi pengambilan Juli 2021).
sampel secara random yang
memenuhi kriteria inklusi ( usia ≥
17 tahun,ada nomor WA dan
bersedia menjadi responden).

Seleksi sampel dilakukan sampai


mendapatkan 180
responden.Pengumpulan data
dengan menggunakan kuesioner.

Gambar 4.1 Diagram Alur Pengambilan Sampel

4.3 Pengumpulan Data


4.3.1 Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini merupakan alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan informasi kuantitatif tentang gambaran prevalensi rasio dari
variabel. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner (kuesioner terlampir)

40
Instrumen penelitian ini terdiri dari kuesioner penelitian yang diambil dari
survey perilaku masyarakat masa pandemi Badan Pusat Statistik tahun 2022 dan
penelitian sebelumnya kemudian dimodifikasi sesuai kebutuhan penelitian.
Kuesioner kepatuhan isolasi mandiri dengan 8 pertanyaan ,kuesioner
sikap tentang Covid-19 yang digunakan 10 pertanyaan dan kuesioner motivasi
kepatuhan yang digunakan terdiri dari 7 pertanyaan.Pilihan jawaban
menggunakan skala Likert.
Pengujian instrumen penelitian meliputi : uji validitas dan reliabilitas.
Yang dilakukan terlebih dahulu sebelum penelitian ini dimulai yaitu kepada 30
pasien yang melakukan isolasi mandiri dirumah,dilakukan dengan teknik
wawancara menggunakan whatsapp oleh para tracer Puskesmas Jampang.

Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Variabel Kepatuhan
Keteranga
No Item Pearson Correlation N r table
n
K1 0.737 30 0.361 Valid
K2 0.742 30 0.361 Valid
K3 0.650 30 0.361 Valid
3
K4 0.663 0.361 Valid
0
K5 0.702 30 0.361 Valid
K6 0.679 30 0.361 Valid
K7 0.653 30 0.361 Valid
K8 0.614 30 0.361 Valid

Item pertanyaan dikatakan valid jika nilai korelasi (r hitung) lebih besar
dari r tabel (r hitung>0,361). Hasil uji validitas variabel kepatuhan dengan
menggunakan SPSS 20.0 terhadap 30 responden dapat diambil kesimpulan
bahwa semua pertanyaan dalam angket valid karena nilai r hitung pada masing-
masing item pertanyaan lebih besar dari r tabel (r hitung>0,361).

41
Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Variabel Sikap
Keteranga
No Item Pearson Correlation N r table
n
P1 0.616 30 0.361 Valid
P2 0.692 30 0.361 Valid
P3 0.779 30 0.361 Valid
P4 0.799 30 0.361 Valid
P5 0.662 30 0.361 Valid
P6 0.734 30 0.361 Valid
P7 0.727 30 0.361 Valid
P8 0.700 30 0.361 Valid
P9 0.637 30 0.361 Valid
P10 0.604 30 0.361 Valid

Item pertanyaan dikatakan valid jika nilai korelasi (r hitung) lebih besar
dari r tabel (r hitung>0,361). Hasil uji validitas variabel sikap dengan
menggunakan SPSS 20.0 terhadap 30 responden dapat diambil kesimpulan
bahwa semua pertanyaan dalam angket valid karena nilai r hitung pada masing-
masing item pertanyaan lebih besar dari r tabel (r hitung>0,361).
Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi
Keteranga
No Item Pearson Correlation N r table
n
M1 0.662 30 0.361 Valid
M2 0.664 30 0.361 Valid
M3 0.731 30 0.361 Valid
M4 0.637 30 0.361 Valid
M5 0.696 30 0.361 Valid
M6 0.820 30 0.361 Valid
M7 0.705 30 0.361 Valid

Item pertanyaan dikatakan valid jika nilai korelasi (r hitung) lebih besar
dari r tabel (r hitung>0,361). Hasil uji validitas variabel motivasi dengan
menggunakan SPSS 20.0 terhadap 30 responden dapat diambil kesimpulan
bahwa semua pertanyaan dalam angket valid karena nilai r hitung pada masing-
masing item pertanyaan lebih besar dari r tabel (r hitung>0,361).

42
Tabel 4.4
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s alpha Keterangan
Kepatuhan 0.811 Reliabel
Sikap 0.878 Reliabel
Motivasi 0.825 Reliabel

Dari hasil analisis diperoleh nilai koefisien cronbach’s alpha untuk


variabel kepatuhan sebesar 0.811, pada variabel sikap sebesar 0.878 dan pada
variabel motivasi sebesar 0.825. Karena nilai-nilai koefisien cronbach’s alpha
pada setiap variabel lebih besar dari 0.600 maka dapat diambil kesimpulan
bahwa semua instrumen tersebut reliabel.

4.3.2 Teknik Pengumpulan Data


Penelitian ini dibantu oleh para tracer yang selama ini membantu
Puskesmas dalam pengawasan pasien pasien soman di rumah. Data primer
diperoleh dari wawancara yang akan dilakukan oleh para tracer kepada
responden, menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Untuk
menghindari bias interpersonal, para tracer diberikan pengarahan sebelum
memberikan kuesioner. Kuesioner meliputi variabel kepatuhan isolasi mandiri ,
sikap tentang Covid-19,motivasi , umur,pendidikan ,jenis kelamin,dan
pekerjaan responden. Berikut ini adalah teknik pengambilan data dari masing-
masing variabel:
1. Kepatuhan Isolasi Mandiri
Terdapat 8 pertanyaan mengenai kepatuhan isolasi mandiri. Jawaban berupa
skala Likert yaitu jawaban Selalu skor 5, Sering skor 4, Kadang-kadang
skor 3, Jarang skor 2 dan Tidak pernah skor 1. Kemudian responden
dikategorikan 0 = Tidak Patuh dan 1 = Patuh.
2. Sikap tentang Covid-19
Dilihat dari kuesioner 10 pertanyaan sikap tentang Covid-19 responden
jawaban menggunakan skala Likert yaitu Sangat setuju skor 5,Setuju skor
4,Ragu-ragu skor 3,Tidak setuju skor 2 dan Sangat tidak setuju skor 1.

43
Responden dikategorikan 0 = Sikap negative, dan 1 = dikategorikan sikap
positif
3. Motivasi
Terdapat 7 pertanyaan mengenai motivasi tentang kepatuhan isolasi mandiri
dalam kuesioner. Jawaban berupa skala Likert ,selalu skor 5,sering skor
4,kadang-kadang skor 3, jarang skor 2 dan tidak pernah skor 1 . Kemudian
responden dikategorikan 0 = Motivasi kurang , dan 1 = Motivasi baik.

4. Umur

Dilihat dari lembar kuesioner pada identitas responden pertanyaan umur responden, dikategori

5. Pendidikan
Data pendidikan responden diperoleh dengan mengisi kuesioner,
dikategorikan 0 (rendah) = bila pendidikannya SMP kebawah, dan
1(tinggi )= bila pendidikannya di atas SMP.

6. Pekerjaan
Data pekerjaan responden diperoleh dengan mengisi kuesioner,
dikategorikan 0 = tidak kerja dan 1 = bila bekerja
7. Jenis kelamin
Dilihat dari lembar kuesioner pada identitas responden pertanyaan jenis
kelamin responden, 0= Pria, 1 = Perempuan

4.4 Kriteria Sampel


4.4.1 Kriteria Inklusi
a. Seluruh Pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri terdata di
Puskesmas Jampang Kecamatan Kemang.
b. Bersedia menjadi responden tanpa paksaan
c. Responden yang berusia >17 tahun

44
d. Mempunyai Handphone dengan Nomor yang aktif dan bisa dihubungi
menggunakan aplikasi whatsapp.

4.4.2 Kriteria Eksklusi


a. Hambatan etik (menolak diwawancarai).
b. Ada unsur keterpaksaan dalam pengisian kuesioner.
c. Keadaan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penelitian, misalnya:
tuna netra, tuna rungu dan sebagainya.

4.5 Etika Penelitian


4.5.1 Informed Consent
Subyek penelitian telah diberi penjelasan mengenai maksud, tujuan, dan
manfaat penelitian. Subyek yang bersedia ikut serta dalam penelitian diminta
untuk menyetujui informed consent. Subyek berhak menolak untuk
diikutsertakan tanpa ada konsekuensi apapun.
4.5.2 Confidentiality (Kerahasiaan Informasi)
Semua informasi yang dikumpulkan dari responden dijamin
kerahasiaannya. Pada aspek ini, data yang sudah terkumpul dari responden
benar-benar bersifat rahasia dan penyimpanan dilakukan di file khusus yang
benar-benar milik pribadi sehingga hanya peneliti dan responden yang
mengetahuinya.

4.6 Pengolahan Data


Pengolahan data dilakukan dengan bantuan aplikasi statistik .Adapun
tahap tahap pengolahan data sebagai berikut :
1. Editing
Dengan cara memasukan data hasil kuesioner pada kolom view dan data
view. Selanjutnya setiap variabel baik dependen maupun independen diedit
berdasarkan hasil wawancara.
2. Coding

45
Data yang telah di-edit kemudian diberikan kode (koding) berdasarkan
penentuan di definisi operasional.
3. Processing
Selanjutnya adalah proses analisis, yaitu dilakukan dengan cara
memasukan data atau entry data hasil coding ke data view untuk diproses
berdasarkan kebutuhan peneliti.
4. Cleaning
Cleaning atau pengecekan dilakukan dengan mengeluarkan distribusi
frekuensi tiap tiap variabel untuk kemudian dinilai kesesuaian antara
jumlah total frekuensi dengan jumlah total responden.

4.7 Analisis Data


4.7.1 Univariat
Analisis univariat ini dilakukan pada masing-masing variabel yang
bertujuan untuk mengetahui karakteristik data pada tiap-tiap variabel yang
diteliti, disajikan dalam bentuk tabel atau grafik untuk mengetahui proporsi
masing-masing variabel. Data hasil analisis ini dapat berupa distribusi frekuensi
dan persentase pada setiap variabel. Misalnya, peneliti akan mengetahui
frekuensi dan persentase dari variabel kepatuhan. Yang dianalisis hanya 1
variabel tanpa dihubungkan dengan variabel lain.

4.7.2 Analisis Bivariat


Analisis ini dilakukan untuk melihat hubungan dua variabel dengan
membuat tabulasi silang antara dua variabel, yaitu variabel independen dengan
variabel dependen. Untuk analisis ini dilakukan uji statistic kai – kuadrat
(Hastono, 2010) dengan rumus sebagai berikut ;
❑ 2
(O−E)
X =∑ ❑
2

❑ E

Keterangan :

46
X = Chi – Square
O = Nilai observasi
E = Nilai ekspektasi (harapan)

k = Jumlah kolom
b = Jumlah baris
Hasil penelitian uji statistik dimaksudkan untuk mengetahui apakah uji Ho
ditolak atau Ho diterima. Dengan ketentuan, bila p value α (0,05) maka
ditolak, artinya ada perbedaan yang bermakna, bila p value > α (0,05) maka, Ho
diterima, artinya tidak ada perbedaan yang bermakna (Ayu Riana Sari et al.
2020).
Misalnya: peneliti mengkaji hubungan antara pengetahuan dengan
kepatuhan responden. Nanti dalam analisis bivariat akan diperoleh nilai
signifikansi yang disebut nilai p (probability value) tujuannya untuk mengetahui
korelasi antara 2 variabel.

4.7.3 Analisis Multivariat


Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan lebih dari satu
variabel independen dengan satu variabel dependen. Dalam penelitian ini, uji
multivariat dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik
Analisis multivariat diawali dengan melakukan analisis bivariat terhadap
masing-masing variabel independen dengan variabel dependen. Apabila hasil
analisis bivariat menunjukkan nilai p-value
(sig.) 0,25 maka variabel penelitian dapat masuk
p-value (sig.) > 0,25, maka
variabel tersebut tidak dapat masuk ke dalam pemodelan multivariat.
Setelah didapatkan variabel yang menjadi kandidat pemodelan pada
analisis multivariat, tahap selanjutnya adalah melakukan pembuatan model
untuk menentukan variabel independen yang paling berhubungan dengan

47
variabel dependen. Apabila hasil uji menunjukkan terdapat variabel yang
memiliki nilai p-value (sig.) > 0,05, maka variabel tersebut harus dikeluarkan
dari pemodelan. Uji regresi logistik memiliki nilai p-value (sig.) > 0,05.
Penyajian data pada penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

48
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian


Pelaksanaan pengambilan sampel dilakukan pada minggu ketiga bulan
Juli 2022 sampai minggu kedua bulan Agustus.Pengambilan sampel dilakukan
di Puskesmas Jampang dengan melihat data register pasien Covid-19 bulan
Maret sampai dengan Juli tahun 2021.Melalui tahap pengambilan sampel
penelitian, jumlah responden yang dibutuhkan adalah 180 pasien. Selanjutnya
dilakukan tahap pengambilan data sesuai instrumen penelitian dengan cara
membagikan kuesioner secara online dalam bentuk kuesioner Google
Form.Kegiatan ini dibantu oleh para tracer yang selama ini menjadi pengawas
dan pemantau kasus Covid-19 di Puskesmas Jampang dengan cara
membagikan kuesioner yang telah ditetapkan kepada seluruh responden
terpilih.

5.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian


Puskesmas Jampang terletak di Desa Jampang Kecamatan Kemang
Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat.
No Registrasi Puskesmas : 1030419

49
Gambar 5.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Jampang
Kecamatan Kemang terletak di wilayah Utara Kabupaten Bogor dengan
jarak 9 km dari pusat kabupaten Bogor. Puskesmas Jampang terletak di Jalan
Perumahan Telaga Kahuripan Desa Jampang RT 03/02 Kecamatan Kemang
Kabupaten Bogor.
Puskesmas Jampang sendiri terdiri dari 3 desa dengan data luas wilayah
sebagai berikut :
Tabel 5.1
Luas wilayah per desa
NO DESA LUAS WILAYAH (Km2)

1. Jampang 2,88
2. Pondok Udik 2,43
3. Tegal 6,63
Jumlah 11,93

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa desa yang wilayahnya


paling luas adalah Desa Tegal, sedangkan luas wilayah terkecil adalah Desa
Pondok Udik. Desa yang jaraknya terjauh dari Puskesmas adalah Desa Tegal,
sedangkan yang terdekat adalah Desa Jampang.
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Jampang tahun 2021
adalah 49.636 jiwa, dengan rincian per desa seperti dalam tabel berikut.
Data jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Jampang tahun
2021 : 49.636 jiwa.
Tabel 5.2
Jumlah Penduduk Per Desa
No Desa Laki Laki Perempuan Jumlah
1 Jampang 7.687 6.816 14.503
2 Pondok Udik 4.974 4.646 9.620
3 Tegal 12.963 12.550 25.513
TOTAL 25.624 24.012 49.636

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa desa yang wilayahnya


paling luas adalah Desa Tegal, sedangkan luas wilayah terkecil adalah Desa

50
Pondok Udik. Desa yang jaraknya terjauh dari Puskesmas adalah Desa Tegal,
sedangkan yang terdekat adalah Desa Jampang.
5.1.2 Distribusi Frekuensi Variabel Kepatuhan Isolasi Mandiri, Sikap dan
Motivasi di Puskesmas Jampang Kabupaten Bogor.
Hasil Analisis Univariat masing-masing variabel yang menggambarkan
distribusi dan frekuensi diuraikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 5. 3
Distribusi Frekuensi Kepatuhan Isolasi Mandiri di Puskesmas Jampang
Kabupaten Bogor Tahun 2021
Frekuensi Persentase
Variabel
(n=180) (%)
Kepatuhan Isolasi Mandiri
Patuh 103 57.2
Tidak Patuh 77 42.8
Total 180 100,0
Sumber : Data Penelitian Terolah, 2021
Berdasarkan Tabel 5.3 dapat dilihat Variabel kepatuhan isolasi mandiri
dari 180 responden yang diteliti ada 57,2% yang patuh melakukan isolasi
mandiri.
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Variabel Determinan Kepatuhan Isolasi Mandiri di
Puskesmas Jampang, Kabupaten Bogor Tahun 2021
Per
Frekuensi
Variabel sentase
(n=180)
(%)
Sikap
Positif 100 55.6
Negatif 80 44.4
Motivasi
Baik 96 53,3
Kurang 84 46.7
Pendidikan
Tinggi 125 69,4
Rendah 55 30,6
Usia
>35 tahun 81 45.0
35 tahun 99 55,0

51
Per
Frekuensi
Variabel sentase
(n=180)
(%)
Jenis Kelamin
Perempuan 108 60.0

4
Laki-laki 72
0.0

Pekerjaan

Bekerja 107 59.44


Tidak Bekerja 73 40.6
Total 180 100,0
Sumber : Data Penelitian Terolah, 2021
Berdasarkan Tabel 5.4 dapat dilihat distribusi frekuensi untuk variabel
sikap tentang Covid-19 dari 180 responden yang diteliti ada 55,6%
mempunyai sikap yang positif. .Variabel motivasi melakukan isolasi mandiri
yang baik ada 53,3%.Responden yang pendidikannya tinggi ada
69,4%.Variabel umur dari 180 responden yang diteliti berusia > 35 tahun ada
45% dan variabel jenis kelamin ada 60% berjenis kelamin perempuan.Variabel
pekerjaan didapatkan 59,4% responden adalah bekerja.

5.1.3 Hasil Analisis Bivariate Faktor Risiko Kepatuhan Isolasi Mandiri di


Puskesmas Jampang, Kabupaten Bogor Tahun 2021
Tabel 5.5
Hubungan Kepatuhan Isolasi Mandiri
Kepatuhan Isolasi Mandiri
p-
Variabel Patuh Tidak Patuh POR (CI 95%)
Value
n % n %
Sikap
Positif 81 81.0 19 19.0
11.239 (5.579-
Negatif 72. 0.000
22 27.5 58 22.640)
5
Motivasi
Baik 74 77.1 22 22.9 6.379 (3.314-
0.000
Kurang 29 34.5 55 65.5 12.279)

52
Kepatuhan Isolasi Mandiri
p-
Variabel Patuh Tidak Patuh POR (CI 95%)
Value
n % n %
Pendidikan
Tinggi 82 66.4 42 33.6
Rendah 63. 0.000 34.58 (1.782- 6.711)
20 36.4 35
6
Umur
>35 Tahun 61 75.3 20 24.7
0.000 4.139 (2.175-7.876)
> 35 Tahun 42 42.4 57 57.6
Jenis Kelamin
Perempuan 56 51.9 52 48.1
0.103 0.573 (0.310-1.059)
Laki - Laki 47 65.3 25 34.7

Pekerjaan
Bekerja
68 63,6 39 36,4 0,054 1.893 (1.034-3.466)
35 47.9 38 52.1
Tidak Bekerja

Berdasarkan Tabel 5.5 dari hasil analisis bivariat dapat dilihat bahwa 180
responden yang bersikap positif tentang Covid-19 dalam isolasi mandiri itu 11 kali
lebih patuh jika dibandingkan dengan responden yang bersikap negatif tentang
Covid-19 dan hubungan ini bermakna dengan nilai p-Value 0.000.Dari 180
responden yang bermotivasi baik dalam melakukan isolasi mandiri diketahui 6 kali
lebih patuh jika dihubungkan dengan yang motivasinya kurang.Hubungan ini
bermakna dengan nilai p- value 0.000.
Variabel pendidikan pada 180 responden yang diteliti diketahui yang
berpendidikan tinggi 3 kali lebih patuh dalam isolasi mandiri jika dibandingkan
yang berpendidikan rendah.Hubungan ini bermakna dengan nilai p-Value nya 0.000.
Variabel umur > 35 tahun dari 180 responden yang diteliti 4 kali lebih patuh
melakukan isolasi mandiri jika dibandingkan dengan responden yang berumur < 35
tahun dan hubungan ini bermakna nilai p-Value 0.000.

53
Variabel jenis kelamin dari 180 responden diketahui perempuan hanya 0,5
yang patuh dalam isolasi mandiri jika dibandingkan dengan responden laki laki.
Hubungan tidak bermakna dan nilai p-Value 0.103.Variabel pekerjaan dari 180
responden yang bekerja 1.8 kali lebih patuh dalam isolasi mandiri jika dibandingkan
dengan yang tidak bekerja.Hubungan ini bermakna nilai p-Value 0.000.

5.1.4 Analisis Multivariate Kepatuhan Isolasi Mandiri di Puskesmas


Jampang, Kabupaten Bogor Tahun 2021
1. Pemilihan Variabel Kandidat Multivariate
Hasil analisis bivariate antara variabel independen dengan variabel
dependen untuk seleksi pemodelan multivariate dengan melihat variabel yang
memiliki p-value < 0,25 sehingga masuk ke dalam kandidat multivariate.
Untuk variabel yang memiliki p-Value >0,25 dapat dimasukkan ke dalam
model apabila secara substansi variabel tersebut dianggap penting, untuk hasil
seleksi pemodelan multivariate dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.6
Seleksi Kandidat Faktor Risiko Kepatuhan Isolasi Mandiri Dalam Mencegah
Penularan Covid-19 di Puskesmas Jampang, Kabupaten Bogor Tahun 2021
No Variabel p-Value Keterangan
1 Sikap 0.000 Kandidat Multivariate
2 Motivasi 0.000 Kandidat Multivariate
3 Pendidikan 0.000 Kandidat Multivariate
4 Umur 0.000 Kandidat Multivariate
5 Jenis Kelamin 0.076 Kandidat Multivariate
6 Pekerjaan 0.039 Kandidat Multivariate
Sumber : Data Primer Penelitian terolah, 2022
Berdasarkan hasil seleksi bivariate, semua variabel menghasilkan p-
Value < 0,25 maka variabel tersebut dimasukkan kedalam analisis multivariate.

Hasil pemodelan awal multivariate pada variabel yang masuk kandidat


model dijadikan sebagai model baku, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

54
Tabel 5.7
Model Awal Analisis Multivariate Faktor Risiko Kepatuhan Isolasi Mandiri
Dalam Mencegah Penularan Covid-19 di Puskesmas Jampang, Kabupaten
Bogor Tahun 2021
No Variabel B P-Value POR 95%CI
1 Sikap 2.325 0.000 10.228 4.322- 24.204
2 Motivasi 1.666 0.000 5.289 2.253- 12.418
3 Pendidikan 2.131 0.001 8.424 2.291- 30.969
4 Umur 2.171 0.000 8.763 3.30 7- 23.224
5 Jenis Kelamin -0.037 0.941 0.964 0.363- 2.557
6 Pekerjaan -0.447 0.441 0.640 0.205- 1.995
Sumber : Data Primer Penelitian terolah, 2022

Langkah selanjutnya dilakukan eliminasi/seleksi variabel.Pada model


awal, terlihat bahwa ada dua variabel yang memiliki p-value > 0.05, sehingga
harus dikeluarkan dari pemodelan dimulai dengan p-value yang paling besar
yaitu jenis kelamin (0.941). Ternyata setelah variabel jenis kelamin
dikeluarkan, semua variabel tidak ada perubahan nilai POR >10%. Dengan
demikian variabel jenis kelamin dikeluarkan dari model.
Selanjutnya, mengeluarkan variabel yang p-valuenya > 0,05 yaitu
variabel pekerjaan ,ternyata ada perubahan POR >10%, yakni
pendidikan.Dengan demikian variabel pekerjaan dimasukkan kembali kedalam
model.
Dengan demikian pemodelan telah selesai, model yang valid dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 5.8
Model Akhir Analisis Multivariate Faktor Risiko Kepatuhan Isolasi Mandiri
Dalam Mencegah Penularan Covid-19 di Puskesmas Jampang, Kabupaten
Bogor Tahun 2021
No Variabel B p-Value POR 95%CI
Sikap 2.324 10.22
1 0.000 4.320- 24.176
0
2 Motivasi 1.665 0.000 5.286 2.252- 12.408
3 Pendidikan 2.140 0.001 8.496 2.353- 30.680
4 Umur 2.171 0.000 8.765 3.307- 23.228
5 Pekerjaan * -0.435 0.436 0.647 0.217- 1.933
Sumber : Data Primer Penelitian terolah, 2022

55
Keterangan : * Pekerjaan adalah Confounding

Berdasarkan Tabel 5.8 pemodelan akhir multivariat didapatkan bahwa sikap


tentang Covid-19 mempunyai hubungan terhadap kepatuhan isolasi
mandiri .Motivasi,pendidikan, umur juga bersama-sama mempunyai hubungan
terhadap kepatuhan isolasi mandiri setelah dikontrol oleh pekerjaan pada warga
yang terkonfirmasi Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri di rumah, di wilayah
Puskesmas Jampang Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor.Nilai POR sikap tentang
Covid-19 10.220 artinya responden yang mempunyai sikap positif tentang Covid-19
berpeluang 10 kali lebih patuh dalam melakukan kepatuhan isolasi mandiri di
rumah dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap negatif.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari dalam penelitian ini masih banyak keterbatasan
antara lain :
1. Penelitian dilakukan hanya di 3 desa dari 7 desa yang ada di wilayah
Kecamatan Kemang sehingga ada kemungkinan hasil yang berbeda jika
penelitiannya dilakukan di tempat yang berbeda dengan sebaran desa yang
lebih banyak lagi
2. Keterbatasan sampel dalam penelitian diambil hanya berdasar dari laporan
data yang ada di laporan Surveilans Puskesmas Jampang yang tercatat,
pasti ada kasus dilapangan yang mungkin tidak terlaporkan .
3. Dalam pengambilan data penelitian ini menggunakan wawancara pengisian
kuesioner yang diberikan secara media online ( Google form) dan akan
menjadi hambatan untuk responden yang belum paham cara pengisian
kuesioner tersebut tetapi bisa diatasi dengan bantuan para tracer Puskesmas
Jampang
4. Keterbatasan dalam variabel sikap yang diteliti adalah tentang Covid-19
tidak secara spesifik yang berkaitan dengan sikap atau perilaku.
5.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis,penelitian disajikan dan dijelaskan pada bagian
hasil penelitian, pada bagian pembahasan akan diuraikan dan dibahas hasil uji

56
statistik variabel yang diteliti tanpa melihat umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, maupun pekerjaan. Dalam hal ini, kelompok populasi yang paling
rentan adalah anak-anak, lansia, serta pasien dengan riwayat komorbid seperti
jantung, diabetes, hipertensi dan sebagainya(Change et al. 2021) Isolasi
mandiri yaitu upaya mencegah penyebaran Covid-19 dengan berdiam diri di
rumah sambil memantau kondisi diri seraya tetap menjaga jarak aman dari
orang sekitar atau keluarga. Orang yang perlu melakukan isolasi mandiri
adalah siapapun yang memiliki gejala sakit seperti demam, batuk, atau pilek,
nyeri tenggorokan, atau gejala penyakit pernafasan lainnya. Isolasi mandiri
dilakukan jika terdapat beberapa kemungkinan diantaranya seseorang kontak
dengan terduga Covid-19, seseorang tidak kontak langsung dengan terduga
Covid-19 namun memiliki riwayat perjalanan ke daerah zona merah, seseorang
yang memiliki gejala seperti suhu tubuh diatas 37 C dan mengalami gangguan
pernafasan
5.3.1 Distribusi Kepatuhan Isolasi Mandiri di Puskesmas Jampang
Distribusi Kepatuhan Isolasi Mandiri di Puskesmas Jampang. Kabupaten
Bogor Tahun 2021 sebanyak 57,2 % masyarakat patuh terhadap isolasi
mandiri, sedangkan 42,8% tidak mematuhi isolasi mandiri.
Hasil peneliti (Ariana 2016) menyatakan bahwa sebagian besar
responden patuh menjalankan protokol kesehatan, yaitu sebanyak 59 responden
(58,8%). Menurut Rinda Fithriyana (2021) kepatuhan adalah perilaku sesuai
anjuran terapi dan kesehatan dan dapat dimulai dari tindak mengindahkan
setiap aspek anjuran hingga mematuhi rencana. Sedangkan Ian & Marcus
(2019) menyatakan bahwa kepatuhan mengacu kepada situasi ketika perilaku
seorang individu sepadan dengan tindakan yang dianjurkan atau nasehat yang
diusulkan oleh seorang praktisi kesehatan atau informasi yang diperoleh dari
suatu sumber informasi lainnya.
Almi (2020) menyatakan bahwa kepatuhan dapat ditingkatkan melalui
meningkatkan kesadaran masyarakat dengan komunikasi efektif melalui
berbagai media dan metode yang sesuai dengan keragaman masyarakat.

57
Kampanye yang lebih jelas dan terarah, mempermudah akses kesehatan dengan
informasi yang jelas dan terus-menerus. Sehingga masyarakat cepat melakukan
tindakan pemeriksaan,pengobatan dan isolasi mandiri ketika terinfeksi serta
kebijakan yang konsisten sehingga tidak membingungkan masyarakat. Namun
pada kenyataannya, Hamdani (2020) menyatakan bahwa masyarakat tidak
begitu patuh dalam menerapkan himbauan dan instruksi pemerintah terkait
protokol kesehatan dalam penanganan Covid-19. Bahkan ada orang-orang yang
menganggap remeh dan mengabaikan, keadaan ini dipengaruhi oleh mental,
karakter, tingkat pendidikan, pekerjaan dan lingkungan tempat tinggal.
Kepatuhan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku
masyarakat dalam menggunakan masker. Kepatuhan adalah perilaku positif
yang diperlihatkan masyarakat saat masyarakat menggunakan masker.Faktor –
faktor yang mempengaruhi kepatuhan tergantung pada banyak faktor, termasuk
pengetahuan, motivasi, persepsi, dan keyakinan terhadap upaya pengontrolan
dan pencegahan penyakit, variable lingkungan, kualitas instruksi kesehatan,
dan kemampuan mengakses sumber yang ada (Devi Pramita Sari and Nabila
Sholihah ‘Atiqoh 2020)
Kepatuhan seseorang dalam menjalankan protokol kesehatan merupakan
bentuk perilaku kepatuhan seseorang sesuai dengan peraturan yang umumnya
diacu oleh pemerintah, yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku
masyarakat dengan melaksanakan protokol kesehatan untuk mendukung
kesehatan setinggi-tingginya dan berupaya memutuskan mata rantai dari
penularan Covid-19 ini dengan menggunakan tutup hidung dan mulut,
menggunakan masker, cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir,
disarankan memakai air mengalir dan sabun buat mencuci tangan dengan sahih
selama 20 dtk atau lebih dari itu (Khedmat, 2020). Pembersih tangan atau
antiseptik yang didalamnya terdapat alkohol sebesar 62% - 95% yang bisa
merubah sifat dari protein mikroba dan mematikan virus tersebut (Jing et al.,
2020). Menjaga jarak dari orang minimal 1 m atau 3 kaki dengan siapapun dan

58
hindari kontak dekat dengan orang lain yang ada disekitar kita (Hafeez et al.,
2020).
.
5.3.2 Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Isolasi Mandiri di Puskesmas
Jampang, Kabupaten Bogor Tahun 2021
Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai sig sebesar 0,000. Karena
nilai sig. (0,000) < 0,05 maka terdapat hubungan antara sikap dengan
kepatuhan dalam isolasi mandiri. Masyarakat yang memiliki sikap yang positif
tentang Covid-19 mempunyai peluang 11.2 kali lebih tinggi untuk patuh dalam
melakukan isolasi mandiri dibandingkan dengan masyarakat yang memiliki
sikap negatif. (POR=11.239; 95%CI: 5.579-22.640) dan hal ini terbukti
signifikan secara statistik dengan p-Value < 0,05 (0.000) artinya antara sikap
dengan kepatuhan itu terbukti berhubungan/mempengaruhi.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Moch.Ridho G dkk (2021) yang
menyatakan bahwa ada hubungan antara sikap terhadap kepatuhan dalam
protokol Kesehatan salah satunya dalam melakukan isolasi mandiri di masa
pandemic Covid-19 .
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Esti Nur Janah (2021) yang
menyatakan bahwa hasil uji statistik diperoleh nilai sig (2-tailed) sebesar 0,002
sehingga H0 ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara sikap dengan stigma masyarakat di Desa Cilibur Kecamatan
Paguyangan.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki stigma
masyarakat positif sesuai dengan penelitian. Stigma masyarakat yang positif
diharapkan masyarakat dapat menerima dan tidak mengucilkan pasien isolasi
mandiri positif Covid-19 karena dukungan keluarga dan masyarakat sangat
penting dalam meningkatkan sistem imun tubuh pada pasien Covid-19
Berdasarkan hasil penelitian Novi Afrianti (2021) Hasil penelitian
terhadap 163 responden diketahui bahwa sikap masyarakat yang positif

59
terhadap kepatuhan protokol kesehatan Covid-19 sebesar 76.1% artinya
terbukti sama dengan penelitian sebelumnya.
Hal yang sama didapatkan oleh(Hanan et al. 2021) terdapat 69,35%
masyarakat memiliki sikap yang baik terhadap covid Saat melakukan isolasi
mandiri, penderita juga hendaknya memperhatikan gaya hidup dan aktivitas
sehari-harinya, seperti mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi,
tidur dan beristirahat dengan cukup, serta menghindari stress dan pikiran yang
membebani. Selain itu, penderita hendaknya selalu menggunakan masker
bedah dan sarung tangan, terutama saat berinteraksi atau berada di ruangan
yang sama dengan penderita lainnya. Penderita juga hendaknya selalu
memantau kondisinya sendiri, seperti rutin melakukan pengukuran suhu tubuh,
saturasi oksigen, dan melakukan pelaporan berkala serta kontrol ke fasilitas
kesehatan berwenang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Yang perlu diingat adalah keluarga atau penghuni lain di tempat isolasi
mandiri tersebut pasti menjadi kontak erat dari penderita Covid-19. Oleh
karena itu, setelah selesai merawat penderita, mereka harus melakukan
karantina mandiri yang dilakukan selama 14 hari, terhitung sejak terakhir kali
mereka berkontak dengan penderita. Jika dalam masa karantina tersebut kontak
erat merasakan adanya gejala, maka kontak erat tersebut harus langsung
melakukan pemeriksaan PCR untuk memastikan kondisinya.

5.3.3 Hubungan Motivasi dengan Kepatuhan Isolasi Mandiri di


Puskesmas Jampang, Kabupaten Bogor Tahun 2021
Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai sig sebesar 0,000. Karena
nilai sig. (0,000) < 0,05 maka terdapat hubungan antara motivasi dengan
kepatuhan dalam isolasi mandiri. Dan Nilai OR sebesar 6,379 artinya risiko
motivasi yang baik untuk bisa patuh dalam isolasi mandiri sebesar 6,379 kali
lebih tinggi dibandingkan dengan motivasi yang kurang baik,
Berdasarkan hasil penelitian Hasil penelitian terhadap 163 responden
diketahui bahwa 55,8% masyarakat memiliki motivasi yang tinggi dalam

60
mengikuti protokol kesehatan Covid-19 ,hal ini sejalan dengan penelitian
Gunawan dan ahmad (2016) dengan hasil Responden dengan motivasi baik
lebih banyak (52,9%) dibandingkan dengan responden yang mempunyai
motivasi tidak baik dalam menggunakan alat pelindung diri.
Menurut Chotimah, Haryadi, dan Nendyah (2019) Motivasi merupakan
salah satu faktor yang mendasari seseorang dalam berperilaku menggunakan
alat proteksi diri, Setiap peningkatan motivasi akan dapat meningkatkan
perilaku penggunaan alat proteksi diri dasar. Motivasi juga merupakan suatu
faktor yang mempengaruhi kepatuhan seseorang terhadap suatu permasalahan.
Motivasi yang baik dapat mendorong masyarakat untuk bisa patuh pada
isolasi mandiri sehingga dapat mengurangi kasus Covid-19 dan memutus mata
rantai penularannya.
Penelitian ini sejalan dengan pendapat (Ayu Riana Sari et al. 2020) yang
menyatakan bahwa seseorang yang mempunyai motivasi tidak baik cenderung
untuk bersikap negatif terutama dalam menjaga kesehatan dan keselamatan
diri,pemerintah perlu mengawasi pemberlakuan aturan penerapan protokol
kesehatan , isolasi mandiri bagi yang merasakan gejala secara maksimal dan
memberikan sanksi tegas apabila ada masyarakat yang tidak menerapkan
protokol kesehatan dan isolasi mandiri sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Salah satu penyebab kekambuhan pada pasien positif Covid-19 dengan
memberikan informasi atau kabar baik, memberikan motivasi kepada pasien
Covid-19 demi kesembuhannya serta melaksanakan protokol kesehatan dalam
mencegah agar tidak terjadi penularan. Seperti physical distancing, selalu
memakai masker saat bepergian ke luar rumah, serta menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat Motivasi bukan sebagai variabel yang paling dominan
dalam penelitian ini terlihat dari hasil pemodelan akhir yang nilai POR nya
masih dibawah Sikap ( POR motivasi ; 6.739).
Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa sikap positif tentang Covid-
19 diharapkan bisa menekan penularan penyakit tersebut di wilayah kerja
Puskesmas Jampang Kecamatan Kemang. Sikap yang positif bisa

61
menimbulkan kepatuhan yang baik dalam melakukan isolasi mandiri di
rumah.Upaya mewujudkannya hal tersebut, bisa dilakukan selain
meningkatkan pengetahuan,meningkatkan informasi juga dengan membuat
komitmen kebijakan dengan pemangku wilayah, terintegrasi mulai tingkat
kecamatan,desa,RW sampai tingkat RT.Pengawasan dilakukan dengan
instansi kesehatan baik puskesmas ataupun fasilitas kesehatan yang ada di
lingkungan wilayahnya.Penanganan Covid-19 harus dilakukan oleh semua
pihak, kepatuhan dalam menjalankan isolasi mandiri di rumah sesuai pedoman
yang ditetapkan merupakan salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mencegah
penularan Covid-19 lebih efektif.

62
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang sudah
disampaikan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan :
1. Prevalensi kepatuhan isolasi mandiri di rumah pada warga yang
terkonfirmasi positif Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Jampang
Kecamatan Kemang dari 180 responden dilakukan penelitian diketahui ada
57,2% yang patuh dan prevalensi sikap yang baik/positif tentang Covid-19
diketahui ada 56,4%.
2. Ada hubungan sikap tentang Covid-19 terhadap kepatuhan isolasi mandiri
pada warga yang terkonfirmasi positive Covid-19 dan melakukan isolasi
mandiri di rumah di wilayah Puskesmas Jampang Kecamatan Kemang
Kabupaten Bogor.
3. Ada hubungan sikap tentang Covid-19 terhadap kepatuhan isolasi mandiri
bersama -sama dengan motivasi,pendidikan, umur setelah dikontrol oleh
pekerjaan, pada warga yang terkonfirmasi Covid-19 dan melakukan isolasi
mandiri di rumah di wilayah Puskesmas Jampang Kecamatan Kemang
Kabupaten Bogor.Nilai POR 10.220 artinya responden yang mempunyai
sikap positif tentang Covid-19 berpeluang 10 kali lebih patuh dalam
melakukan isolasi mandiri di rumah dibandingkan dengan responden yang
memiliki sikap negatif
6.2 Saran
Bagi Institusi Kesehatan : Dinas Kesehatan Kab. Bogor dan Puskesmas
Jampang

1. Dibuat suatu “Gerakan Sadar dan Patuh Protokol Kesehatan” melibatkan


berbagai unsur kemasyarakatan dengan cara membuat suatu instruksi dari
pemerintah Tk.Kabupaten yang mewajibkan semua warganya untuk

63
melakukan protokol kesehatan dalam setiap aktivitas kegiatan sehari-
hari.Pengawasan dan pelaksanaan dilakukan bersama-sama dengan semua
unsur Kesehatan (Puskesmas,Dokter,Bidan,Sekolah Kesehatan dan
Keperawatan) dan juga unsur pendidikan.
2. Meningkatkan sosialisasi tentang penyakit Covid-19 dengan cara
menyebarluaskan informasi melalui media online (flyer, video edukasi),
media promotive lain (banner, stiker,poster) atau melakukan wawar secara
mobile dengan bekerja sama dengan lintas sektor.
3. Membuat komitmen dengan pemangku wilayah mulai dari tingkat
Kecamatan,Desa dan RW dalam upaya meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang Covid-19 dan pentingnya patuh dalam melaksanakan
pedoman isolasi mandiri di rumah sebagai upaya pencegahan penyebaran
penyakit Covid-19
4. Pembentukan satuan petugas khusus Covid-19 yang bertugas membantu
tenaga kesehatan Puskesmas Jampang dalam mengawasi warga untuk patuh
dalam melaksanakan isolasi mandiri di rumah masing – masing.

Bagi Peneliti Selanjutnya


Upaya yang dilakukan untuk menuntaskan pandemi Covid-19
sampai saat ini belum berakhir. Penelitian ini dilakukan untuk mencari
hubungan sikap yang lebih ditekankan pada sikap tentang Covid-
19.Peneliti berharap penelitian yang lain bisa mengaitkan dan lebih menilai
sikap perilaku terhadap isolasi mandiri di rumah itu sendiri,sehingga dapat
diketahui sudut pengertian sikap yang lain yang bisa berpengaruh terhadap
kepatuhan isolasi mandiri.Kepatuhan dalam menjalankan isolasi mandiri di
rumah itu pun terbukti dipengaruhi oleh factor-faktor tertentu.

64
DAFTAR PUSTAKA

Ariana, Riska. 2016. “Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Protokol


Kesehatan.” (1030088002): 1–23.
Ayu Riana Sari, Fauzie Rahman et al. 2020. “Perilaku Pencegahan Covid-19
Ditinjau Dari Karakteristik Individu Dan Sikap Masyarakat.” Jurnal Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Indonesia 1(128): 32–37.
Bappenas, Kementerian PPN. 2021. Studi Pembelajaran Penanganan COVID-19
Indonesia.
Bartoszko, Jessica J., Mohammed Abdul Malik Farooqi, Waleed Alhazzani, and
Mark Loeb. 2020. “Medical Masks vs N95 Respirators for Preventing COVID-
19 in Healthcare Workers: A Systematic Review and Meta-Analysis of
Randomized Trials.” Influenza and other Respiratory Viruses 14(4): 365–73.
Change, Global et al. 2021. “Analisis Hubungan Penyakit Penyerta.” Paper
Knowledge . Toward a Media History of Documents 3(2): 6.
Devi Pramita Sari, and Nabila Sholihah ‘Atiqoh. 2020. “Hubungan Antara
Pengetahuan Masyarakat Dengan Kepatuhan Penggunaan Masker Sebagai
Upaya Pencegahan Penyakit Covid-19 Di Ngronggah.” Infokes: Jurnal Ilmiah
Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 10(1): 52–55.
Hanan, Annisa et al. 2021. “Pengetahuan , Sikap , Dan Praktik Tentang Contact
Tracing Covid-19.” Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat 1(2): 144–57.
Kastawi, Nurkolis Siri, Agus Nugroho, and Noor Miyono. 2021. “Kontribusi
Motivasi Kerja Dan Peran Kepala Sekolah Terhadap Profesionalisme Guru
SMA.” Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan 8(1): 77–93.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. “Pedoman Pencegahan Dan
Pengendalian Serta Definisi Coronavirus Disease (COVID-19).” Germas: 11–
45. https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/REV-
04_Pedoman_P2_COVID-19__27_Maret2020_TTD1.pdf [Diakses 11 Juni
2021].

65
Kurniati, Dini Yulia. 2018. “Pengaruh Health Education Terhadap Peningkatan
Kepatuhan Menjalankan Pengobatan Medis Pada Pasien Dengan Simptom
Kanker Payudara Di Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Maluku Utara.”
Journal of Psychological Research 4(1): 46–55.
Lolitaningtyas, Adinda Rahma. 2018. “Pola Sikap Belajar Siswa Kelas IV Yang
Mengikuti Ekstrakulikuler Pramuka Di SD Muhammadiyah 5 Malang.” : 8–43.
Mahardika, Muhammad Nadif et al. 2020. “Strategi Pemerintah Dan Kepatuhan
Masyarakat Dalam Mengatasi Wabah Covid-19 Berbasis Semangat Gotong
Royong.” Jurnal Global Citizen IX(1): 39–50.
http://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/glbctz/article/view/3884.
Mufida, Siti Aisyah Adjmil. 2014. “Hubungan Internalisasi Norma Terhadap Safety
Riding Pada Komunitas Vario Owner Club Malang.” : 17–60. http://etheses.uin-
malang.ac.id/583/12/07410002 Bab 2.pdf (diakses pada tanggal 19 Febuari
2022).
Muhammadiyah, Universitas. 2020. “Pengaruh Kebijakan Politik Terhadap
Kepatuhan Physical Distancing Mencegah Penyebaran Covid-19 Effect of
Political Policy on Physical Distancing Compliance Preventing the Spread of
Covid-19.” Anterior Jurnal 19(2): 86–93.
Nur Aulia Sally, Safira. 2019. “Skripsi: STRATEGI GURU KELAS DALAM
MENGEMBANGKAN SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL SISWA
KELAS V SD ISLAM SYAHIDIN.” : 45.
Rahmiati, Afrianti, Novi. 2021. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan
Masyarakat Terhadap Protokol Kesehatan Covid-19.” Jurnal Ilmiah STIKES
Kendal 11(1): 113–24.
https://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/PSKM/article/view/1045/647.
Riadi, Arifin. 2019. “Pedoman Pencegahan Pengendalian CORONAVIRUS
DISEASE (COVID - 19).” Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika 4: 1–
214.
Silvia et al. 2020. “Pengembangan Sistem Informasi PERISAI (Pelaporan Mandiri
Saat Isolasi) Untuk Orang Dalam Pemantauan Covid-19.” Jurnal Sistem Cerdas

66
3(2): 95–111.
Thurrodliyah, Nuria Imamah, Jekti Prihatin, and Ika Lia Novenda. 2020. “The
Development of Brain-Based Learning Model Based on Socio-Scientific Issues
( Bbl-Ssi ) for Biology Learning in Senior High School.” ScienceEdu 3(2): 32–
42.
Yamani, Zaki, Ziadatun Ni, and Zakiyatul Ulya. 2021. “Pengaruh Pelaksanaan
Isoman ( Isolasi Mandiri ) Di Desa Dan Di Kota Terhadap.” 2(2): 253–69.

67
KUESIONER PENELITIAN
“HUBUNGAN SIKAP TERHADAP KEPATUHAN ISOLASI MANDIRI
DALAM MENCEGAH PENULARAN COVID-19 DI PUSKESMAS
JAMPANG, KABUPATEN BOGOR TAHUN 2021 “

Petunjuk : Tandai jawaban yang menurut anda benar/setuju


I. Keterangan Wawancara
1 No. Responden
2 Tanggal wawancara
3 Nama responden

II. Identitas Responden


1 Jenis kelamin 1. Laki-laki
2. Perempuan
2 Umur .................. Tahun

3 Pendidikan terakhir 1. Tidak sekolah/tidak lulus SD


2. Lulus SD
3. Lulus SMP
4. Lulus SMA
5. Lulus D1/D2/D3
6. S1
7. S2/S3
4 Pekerjaan 1. Tidak bekerja / ibu rumah tangga
2. PNS/TNI/Polri
3. Karyawan swasta
4. Wiraswasta/warung
5. Buruh
5 Status menikah 1. Menikah
2. Single

68
III. KUESIONER

A. Kepatuhan Isolasi Mandiri

No JAWABAN
. PERTANYAAN Selalu Sering Kadang Jarang Tidak
(5) (4) (3) (2) (1)
1 Saya berada di rumah saat ketika
dinyatakan terkonfirmasi Covid
2 Saya menggunakan masker saat berada di
rumah
3 Saya rutin mencuci tangan menggunakan
sabun saat di rumah
4 Saya menjaga jarak dengan anggota
keluarga lain di rumah, saat kondisi fisik
saya tidak sehat
5 Saya selalu menggunakan hand sanitizer
jika tidak sempat mencuci tangan
6 Saya mengkonsumsi makanan bergizi saat
berada di rumah
7
Saya melakukan konsultasi ke petugas
puskesmas selama masa isoman
8 Saya menggunakan peralatan pribadi
sendiri selama masa isoman

B. Sikap tentang Covid-19


JAWABAN
Sanga Setuj Rag Tidak Sanga
No t u u Setuj t
PERTANYAAN
. Setuju u Tidak
Setuju
(5) (4) (3) (2) (1)
1 Saya tahu bahwa Covid-19 adalah penyakit
menular
2 Covid-19 dapat menular melalui percikan air liur
3 Tidak menggunakan masker beresiko tertular
Covid-19
4 Tidak mencuci tangan menggunakan sabun
beresiko tertular Covid-19
5 Covid-19 dapat menular kepada siapa saja tanpa
memandang usia
6 Gejala Covid-19 adalah demam/suhu badan tinggi
7 Gejala Covid-19 adalah batuk kering
8 Gejala Covid-19 adalah kelelahan
9 Gejala Covid-19 adalah nyeri tenggorokan
10 Gejala Covid-19 adalah kesulitan bernapas

69
C. Motivasi tentang isolasi mandiri

No. JAWABAN

PERTANYAAN Selalu Sering Kadang Jarang Tidak


(5) (4) (3) (2) (1)
1 Saya harus berupaya agar terbebas dari
penularan penyakit Covid-19
2 Saya ingin melindungi diri saya agar
tidak tertular Covid-19
3 Saya ingin melindungi keluarga saya
tidak tertular Covid-19
4 Saya ingin bebas beraktivitas tanpa
dihambat oleh Covid-19
5 Saya berusaha untuk berpikir positif bisa
melawan Covid-19
6 Saya melakukan isolasi mandiri karena
tahu cara penularan Covid-19
7 Saya khawatir dengan kondisi badan
ketika dinyatakan positif Covid

70
HASIL DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN PADA VARIABEL
KEPATUHAN

Saya berada di rumah saat ketika dinyatakan terkonfirmasi Covid


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Jarang 2 1.1 1.1 1.1
Kadang 30 16.7 16.7 17.8
Valid Sering 86 47.8 47.8 65.6
Selalu 62 34.4 34.4 100.0
Total 180 100.0 100.0

Saya menggunakan masker saat berada di rumah


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Jarang 3 1.7 1.7 1.7
Kadang 31 17.2 17.2 18.9
Valid Sering 93 51.7 51.7 70.6
Selalu 53 29.4 29.4 100.0
Total 180 100.0 100.0

Saya rutin mencuci tangan menggunakan sabun saat di rumah


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Jarang 3 1.7 1.7 1.7
Kadang 35 19.4 19.4 21.1
Valid Sering 84 46.7 46.7 67.8
Selalu 58 32.2 32.2 100.0
Total 180 100.0 100.0

Saya menjaga jarak dengan anggota keluarga lain di rumah, saat kondisi fisik saya
tidak sehat
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Jarang 1 .6 .6 .6
Kadang 24 13.3 13.3 13.9
Valid Sering 113 62.8 62.8 76.7
Selalu 42 23.3 23.3 100.0
Total 180 100.0 100.0

71
Saya selalu menggunakan hand sanitizer jika tidak sempat mencuci tangan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Jarang 1 .6 .6 .6
Kadang 18 10.0 10.0 10.6
Valid Sering 111 61.7 61.7 72.2
Selalu 50 27.8 27.8 100.0
Total 180 100.0 100.0

Saya mengkonsumsi makanan bergizi saat berada di rumah


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Jarang 2 1.1 1.1 1.1
Kadang 20 11.1 11.1 12.2
Valid Sering 104 57.8 57.8 70.0
Selalu 54 30.0 30.0 100.0
Total 180 100.0 100.0

Saya melakukan konsultasi ke petugas puskesmas selama masa isoman


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Jarang 1 .6 .6 .6
Kadang 28 15.6 15.6 16.1
Valid Sering 107 59.4 59.4 75.6
Selalu 44 24.4 24.4 100.0
Total 180 100.0 100.0

Saya menggunakan peralatan pribadi sendiri selama masa isoman


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kadang 32 17.8 17.8 17.8
Sering 98 54.4 54.4 72.2
Valid Selalu 50 27.8 27.8 100.0
Total 180 100.0 100.0

72
HASIL DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN PADA VARIABEL
SIKAP TENTANG Covid-19
Saya tahu bahwa Covid-19 adalah penyakit menular
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Setuju 1 .6 .6 .6
Ragu 31 17.2 17.2 17.8
Valid Setuju 95 52.8 52.8 70.6
Sangat Setuju 53 29.4 29.4 100.0
Total 180 100.0 100.0

Covid-19 dapat menular melalui percikan air liur


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Setuju 1 .6 .6 .6
Ragu 34 18.9 18.9 19.4
Valid Setuju 98 54.4 54.4 73.9
Sangat Setuju 47 26.1 26.1 100.0
Total 180 100.0 100.0

Tidak menggunakan masker beresiko tertular Covid-19


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Setuju 4 2.2 2.2 2.2
Ragu 38 21.1 21.1 23.3
Valid Setuju 89 49.4 49.4 72.8
Sangat Setuju 49 27.2 27.2 100.0
Total 180 100.0 100.0

Tidak mencuci tangan menggunakan sabun beresiko tertular Covid-19


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Setuju 3 1.7 1.7 1.7
Ragu 23 12.8 12.8 14.4
Valid Setuju 110 61.1 61.1 75.6
Sangat Setuju 44 24.4 24.4 100.0
Total 180 100.0 100.0

Covid-19 dapat menular kepada siapa saja tanpa memandang usia


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Setuju 3 1.7 1.7 1.7
Ragu 22 12.2 12.2 13.9
Valid Setuju 112 62.2 62.2 76.1
Sangat Setuju 43 23.9 23.9 100.0
Total 180 100.0 100.0

73
Gejala Covid-19 adalah demam/suhu badan tinggi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Setuju 3 1.7 1.7 1.7
Ragu 23 12.8 12.8 14.4
Valid Setuju 107 59.4 59.4 73.9
Sangat Setuju 47 26.1 26.1 100.0
Total 180 100.0 100.0

Gejala Covid-19 adalah batuk kering


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Setuju 3 1.7 1.7 1.7
Ragu 33 18.3 18.3 20.0
Valid Setuju 95 52.8 52.8 72.8
Sangat Setuju 49 27.2 27.2 100.0
Total 180 100.0 100.0

Gejala Covid-19 adalah kelelahan


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Setuju 3 1.7 1.7 1.7
Ragu 24 13.3 13.3 15.0
Valid Setuju 117 65.0 65.0 80.0
Sangat Setuju 36 20.0 20.0 100.0
Total 180 100.0 100.0

Gejala Covid-19 adalah nyeri tenggorokan


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Setuju 3 1.7 1.7 1.7
Ragu 29 16.1 16.1 17.8
Valid Setuju 103 57.2 57.2 75.0
Sangat Setuju 45 25.0 25.0 100.0
Total 180 100.0 100.0

Gejala Covid-19 adalah kesulitan bernapas


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Setuju 1 .6 .6 .6
Ragu 34 18.9 18.9 19.4
Valid Setuju 97 53.9 53.9 73.3
Sangat Setuju 48 26.7 26.7 100.0
Total 180 100.0 100.0

74
HASIL DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN PADA VARIABEL
MOTIVASI
Saya harus berupaya agar terbebas dari penularan penyakit Covid-19
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Jarang 2 1.1 1.1 1.1
Kadang 25 13.9 13.9 15.0
Valid Sering 108 60.0 60.0 75.0
Selalu 45 25.0 25.0 100.0
Total 180 100.0 100.0

Saya ingin melindungi diri saya agar tidak tertular Covid-19


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Jarang 1 .6 .6 .6
Kadang 28 15.6 15.6 16.1
Valid Sering 99 55.0 55.0 71.1
Selalu 52 28.9 28.9 100.0
Total 180 100.0 100.0

Saya ingin melindungi keluarga saya tidak tertular Covid-19


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Jarang 2 1.1 1.1 1.1
Kadang 33 18.3 18.3 19.4
Valid Sering 90 50.0 50.0 69.4
Selalu 55 30.6 30.6 100.0
Total 180 100.0 100.0

Saya ingin bebas beraktivitas tanpa dihambat oleh Covid-19


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kadang 20 11.1 11.1 11.1
Sering 105 58.3 58.3 69.4
Valid Selalu 55 30.6 30.6 100.0
Total 180 100.0 100.0

Saya berusaha untuk berpikir positif bisa melawan Covid-19


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Jarang 1 .6 .6 .6
Kadang 36 20.0 20.0 20.6
Valid Sering 95 52.8 52.8 73.3
Selalu 48 26.7 26.7 100.0
Total 180 100.0 100.0

75
Saya melakukan isolasi mandiri karena tahu cara penularan Covid-19
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Jarang 3 1.7 1.7 1.7
Kadang 32 17.8 17.8 19.4
Valid Sering 89 49.4 49.4 68.9
Selalu 56 31.1 31.1 100.0
Total 180 100.0 100.0

Saya khawatir dengan kondisi badan ketika dinyatakan positif Covid


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Jarang 3 1.7 1.7 1.7
Kadang 39 21.7 21.7 23.3
Valid Sering 107 59.4 59.4 82.8
Selalu 31 17.2 17.2 100.0
Total 180 100.0 100.0

76
HASIL ANALISIS UNIVARIAT

Kepatuhan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak patuh 77 42.8 42.8 42.8
Valid Patuh 103 57.2 57.2 100.0
Total 180 100.0 100.0
Berdasarkan hasil diatas diperoleh bahwa responden dengan tingkat kepatuhan pada
kategori tidak patuh sebanyak 77 orang (42,8%) dan kategori patuh sebanyak 103
orang (57,2%).
Sikap Tentang Covid-19
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Negatif 80 44.4 44.4 44.4
Valid Positif 100 55.6 55.6 100.0
Total 180 100.0 100.0
Berdasarkan hasil diatas diperoleh bahwa responden dengan sikap pada kategori
kurang sebanyak 80 orang (44,4%) dan kategori baik sebanyak 100 orang (55,6%).
Motivasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Kurang 84 46.7 46.7 46.7
Valid Baik 96 53.3 53.3 100.0
Total 180 100.0 100.0
Berdasarkan hasil diatas diperoleh bahwa responden dengan tingkat motivasi pada
kategori kurang sebanyak 84 orang (46,7%) dan kategori baik sebanyak 96 orang
(53,3%).
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Rendah 55 30.6 30.6 30.6
Valid Tinggi 125 69.4 69.4 100.0
Total 180 100.0 100.0

Berdasarkan hasil diatas diperoleh bahwa responden dengan tingkat pendidikan


rendah sebanyak 55 orang (30,6%) dan tingkat pendidikan tinggi sebanyak 125 orang
(69,4%).
Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
<= 35 tahun 99 55.0 55.0 55.0
Valid > 35 tahun 81 45.0 45.0 100.0
Total 180 100.0 100.0

Berdasarkan hasil diatas diperoleh bahwa responden dengan umur 35 tahun sebanyak 99 orang (55,0%

77
Jenis_Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Laki-laki 72 40.0 40.0 40.0
Valid Perempuan 108 60.0 60.0 100.0
Total 180 100.0 100.0
Berdasarkan hasil diatas diperoleh bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki
sebanyak 72 orang (40,0%) dan perempuan sebanyak 108 orang (60,0%).

Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak bekerja 73 40.6 40.6 40.6
Valid Bekerja 107 59.4 59.4 100.0
Total 180 100.0 100.0

Berdasarkan hasil diatas diperoleh bahwa responden yang bekerja sebanyak 107
orang (59,4%) dan tidak bekerja sebanyak 73 orang (40,6%).

78
HASIL ANALISIS BIVARIAT

Sikap * Kepatuhan
Crosstab
Kepatuhan Total
Tidak patuh Patuh
Count 58 22 80
negatif
% within sikap 72.5% 27.5% 100.0%
Sikap
Count 19 81 100
positif
% within sikap 19.0% 81.0% 100.0%
Count 77 103 180
Total
% within sikap 42.8% 57.2% 100.0%

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 51.969a 1 .000
Continuity Correctionb 49.806 1 .000
Likelihood Ratio 54.413 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 51.680 1 .000
N of Valid Cases 180
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 34.22.
b. Computed only for a 2x2 table

Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai sig sebesar 0,000. Karena nilai sig.
(0,000) < 0,05 maka terdapat hubungan antara Sikap dengan kepatuhan dalam isolasi
mandiri.
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Sikap (negatif /


11.239 5.579 22.640
Positif)
For cohort Kepatuhan = Tidak
3.816 2.491 5.846
patuh
For cohort Kepatuhan = Patuh .340 .235 .491

N of Valid Cases 180

Nilai OR sebesar 11,239 artinya resiko sikap patuh dalam isolasi mandiri sebesar
11,239 kali lebih tinggi dibandingkan dengan sikap yang negatif.

79
80
Motivasi * Kepatuhan

Crosstab
Kepatuhan Total
Tidak patuh Patuh
Count 55 29 84
Kurang
% within Motivasi 65.5% 34.5% 100.0%
Motivasi
Count 22 74 96
Baik
% within Motivasi 22.9% 77.1% 100.0%
Count 77 103 180
Total
% within Motivasi 42.8% 57.2% 100.0%

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
(2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 33.150a 1 .000
Continuity Correctionb 31.435 1 .000
Likelihood Ratio 34.149 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 32.966 1 .000
N of Valid Cases 180
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 35.93.
b. Computed only for a 2x2 table

Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai sig sebesar 0,000. Karena nilai sig.
(0,000) < 0,05 maka terdapat hubungan antara motivasi dengan kepatuhan dalam
isolasi mandiri.

Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Motivasi (Kurang
6.379 3.314 12.279
/ Baik)
For cohort Kepatuhan = Tidak
2.857 1.918 4.255
patuh
For cohort Kepatuhan = Patuh .448 .327 .613
N of Valid Cases 180
Nilai OR sebesar 6,379 artinya risiko motivasi kurang akan tidak patuh dalam isolasi
mandiri sebesar 6,379 kali lebih tinggi dibandingkan dengan motivasi yang baik.

81
Pendidikan * Kepatuhan
Crosstab

Kepatuhan Total
Tidak patuh Patuh
Count 35 20 55
Rendah
% within Pendidikan 63.6% 36.4% 100.0%
Pendidikan
Count 42 83 125
Tinggi
% within Pendidikan 33.6% 66.4% 100.0%
Count 77 103 180
Total
% within Pendidikan 42.8% 57.2% 100.0%

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (1-
(2-sided) (2-sided) sided)
Pearson Chi-Square 14.077a 1 .000
b
Continuity Correction 12.877 1 .000
Likelihood Ratio 14.075 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 13.999 1 .000
N of Valid Cases 180
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23.53.
b. Computed only for a 2x2 table

Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai sig sebesar 0,000. Karena nilai sig.
(0,000) < 0,05 maka terdapat hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan dalam
isolasi mandiri.

Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Pendidikan
3.458 1.782 6.711
(Rendah / Tinggi)
For cohort Kepatuhan = Tidak
1.894 1.379 2.601
patuh
For cohort Kepatuhan = Patuh .548 .378 .794
N of Valid Cases 180
Nilai OR sebesar 3,458 artinya risiko tingkat pendidikan rendah akan tidak patuh
dalam isolasi mandiri sebesar 3,458 kali lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat
pendidikan tinggi.

82
Umur * Kepatuhan
Crosstab
Kepatuhan Total
Tidak patuh Patuh
Count 57 42 99
<= 35 tahun
% within umur 57.6% 42.4% 100.0%
Umur
Count 20 61 81
> 35 tahun
% within umur 24.7% 75.3% 100.0%
Count 77 103 180
Total
% within umur 42.8% 57.2% 100.0%

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
(2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 19.681a 1 .000
b
Continuity Correction 18.360 1 .000
Likelihood Ratio 20.258 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 19.572 1 .000
N of Valid Cases 180
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 34.65.
b. Computed only for a 2x2 table
Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai sig sebesar 0,000. Karena nilai sig.
(0,000) < 0,05 maka terdapat hubungan antara umur dengan kepatuhan dalam isolasi
mandiri.

Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Umur (<= 35
4.139 2.175 7.876
tahun / > 35 tahun)
For cohort Kepatuhan = Tidak
2.332 1.538 3.536
patuh
For cohort Kepatuhan = Patuh .563 .434 .731
N of Valid Cases 180
Nilai OR sebesar 4,139 artinya resiko Umur
35 tahun akan tidak patuh dalam isolasi mandiri sebesar

83
Jenis_Kelamin * Kepatuhan
Crosstab
Kepatuhan Total
Tidak patuh Patuh
Count 25 47 72
Laki-laki
% within Jenis_Kelamin 34.7% 65.3% 100.0%
Jenis_Kelamin
Count 52 56 108
Perempuan
% within Jenis_Kelamin 48.1% 51.9% 100.0%
Count 77 103 180
Total
% within Jenis_Kelamin 42.8% 57.2% 100.0%

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig.
(2-sided) sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 3.181a 1 .074
b
Continuity Correction 2.656 1 .103
Likelihood Ratio 3.210 1 .073
Fisher's Exact Test .091 .051
Linear-by-Linear Association 3.164 1 .075
N of Valid Cases 180
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 30.80.
b. Computed only for a 2x2 table
Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai sig sebesar 0,074. Karena nilai sig.
(0,074) > 0,05 maka tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kepatuhan
dalam isolasi mandiri.

Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Jenis_Kelamin
.573 .310 1.059
(Laki-laki / Perempuan)
For cohort Kepatuhan = Tidak
.721 .497 1.046
patuh
For cohort Kepatuhan = Patuh 1.259 .983 1.613
N of Valid Cases 180

84
Pekerjaan * Kepatuhan
Crosstab
Kepatuhan Total
Tidak patuh Patuh
Count 38 35 73
Tidak bekerja
% within Pekerjaan 52.1% 47.9% 100.0%
Pekerjaan
Count 39 68 107
Bekerja
% within Pekerjaan 36.4% 63.6% 100.0%
Count 77 103 180
Total
% within Pekerjaan 42.8% 57.2% 100.0%

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (1-
(2-sided) (2-sided) sided)
Pearson Chi-Square 4.318a 1 .038
b
Continuity Correction 3.704 1 .054
Likelihood Ratio 4.314 1 .038
Fisher's Exact Test .046 .027
Linear-by-Linear Association 4.294 1 .038
N of Valid Cases 180
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 31.23.
b. Computed only for a 2x2 table
Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai sig sebesar 0,038. Karena nilai sig.
(0,038) < 0,05 maka terdapat hubungan antara status pekerjaan dengan kepatuhan
dalam isolasi mandiri.
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Pekerjaan (Tidak
1.893 1.034 3.466
bekerja / Bekerja)
For cohort Kepatuhan = Tidak
1.428 1.023 1.993
patuh
For cohort Kepatuhan = Patuh .754 .571 .997
N of Valid Cases 180
Nilai OR sebesar 1,893 artinya resiko status pekerjaan tidak bekerja akan tidak patuh
dalam isolasi mandiri sebesar 1,893 kali lebih tinggi dibandingkan dengan status
pekerjaan bekerja.

85
HASIL ANALISIS MULTIVARIAT
(MODEL AWAL)

Hosmer and Lemeshow Test


Step Chi-square Df Sig.
1 9.113 7 .245

Nilai Chi Square tabel untuk df = 7 pada taraf signifikansi 0,05 adalah sebesar 14,067
sehingga Chi Square hitung < Chi Square tabel (9,113 < 14,067). Tampak juga bahwa
nilai signifikansi adalah sebesar 0,245 > 0,05 yang menunjukkan bahwa model dapat
diterima.

Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R
Square Square
1 141.725a .439 .589
a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter
estimates changed by less than .001.

Tabel di atas menunjukkan koefisien determinan regresi logistik yakni 0,589 sehingga
dapat dikatakan kontribusi variabel sikap, motivasi, pendidikan, usia, jenis kelamin
dan pekerjaan terhadap tingkat kepatuhan dalam isolasi mandiri adalah sebesar
58,9%.

Classification Tablea
Observed Predicted
Kepatuhan Percentage
Tidak patuh Patuh Correct
Tidak patuh 56 21 72.7
Kepatuhan
Step 1 Patuh 16 87 84.5
Overall Percentage 79.4
a. The cut value is .500

Sampel tingkat kepatuhan yang patuh (1) adalah sebanyak 103 orang. Hasil prediksi
model pada Tabel di atas adalah 87 orang pada tingkat kepatuhan patuh (1) dan 16
orang pada tingkat kepatuhan tidak patuh (0). Berarti terdapat 16 prediksi yang salah
sehingga prediksi yang benar adalah sebanyak 87/103 = 84,5%. Sedangkan untuk
sampel tingkat kepatuhan tidak patuh (0) sebanyak 77 orang, dari 77 orang ada 21
yang diprediksi tidak sesuai oleh model penelitian sehingga kebenaran model untuk

86
tingkat kepatuhan tidak patuh adalah sebesar 56/77 = 72,7%. Dengan demikian tabel
di atas memberikan nilai overall percentage sebesar (87+56)/180 = 79,4% yang
berarti ketepatan model penelitian ini adalah sebesar 79,4%.

Variables in the Equation


B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper
Sikap 2.325 .440 27.986 1 .000 10.228 4.322 24.204
Motivasi 1.666 .435 14.634 1 .000 5.289 2.253 12.418
Pendidikan 2.131 .664 10.293 1 .001 8.424 2.291 30.969
Step 1a Umur 2.171 .497 19.054 1 .000 8.763 3.307 23.224
Jenis_Kelamin -.037 .498 .005 1 .941 .964 .363 2.557
Pekerjaan -.447 .580 .593 1 .441 .640 .205 1.995
Constant -3.839 .837 21.061 1 .000 .022
a. Variable(s) entered on step 1: Pengetahuan, Motivasi, Pendidikan, Usia, Jenis_Kelamin, Pekerjaan.

● Sikap berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan isolasi mandiri (p=0,000 < 0,05).

● Motivasi berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan isolasi mandiri (p=0,000 <

0,05).

● Pendidikan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan isolasi mandiri (p=0,001 <

0,05).

● Umur berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan isolasi mandiri (p=0,000 < 0,05).

● Jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan isolasi mandiri

(p=0,941 > 0,05).

● Pekerjaan tidak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan isolasi mandiri (p=0,441

> 0,05).

87
88
HASIL ANALISIS MULTIVARIAT
(MODEL I (DROP JENIS KELAMIN))

Hosmer and Lemeshow Test


Step Chi-square df Sig.
1 10.249 8 .248

Nilai Chi Square tabel untuk df = 8 pada taraf signifikansi 0,05 adalah sebesar 15,507
sehingga Chi Square hitung < Chi Square tabel (10,249 < 15,507). Tampak juga
bahwa nilai signifikansi adalah sebesar 0,248 > 0,05 yang menunjukkan bahwa model
dapat diterima.

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R


Square Square
1 141.731a .439 .589
a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter
estimates changed by less than .001.

Tabel di atas menunjukkan koefisien determinan regresi logistik yakni 0,589 sehingga
dapat dikatakan kontribusi variabel sikap, motivasi, pendidikan, umur dan pekerjaan
terhadap tingkat kepatuhan dalam isolasi mandiri adalah sebesar 58,9%.

Classification Tablea
Observed Predicted
Kepatuhan Percentage
Tidak patuh Patuh Correct
Tidak patuh 54 23 70.1
Kepatuhan
Step 1 Patuh 12 91 88.3
Overall Percentage 80.6
a. The cut value is .500

Sampel tingkat kepatuhan yang patuh (1) adalah sebanyak 103 orang. Hasil prediksi
model pada Tabel di atas adalah 91 orang pada tingkat kepatuhan patuh (1) dan 12
orang pada tingkat kepatuhan tidak patuh (0). Berarti terdapat 12 prediksi yang salah
sehingga prediksi yang benar adalah sebanyak 91/103 = 88,3%. Sedangkan untuk
sampel tingkat kepatuhan tidak patuh (0) sebanyak 77 orang, dari 77 orang ada 23

89
yang diprediksi tidak sesuai oleh model penelitian sehingga kebenaran model untuk
tingkat kepatuhan tidak patuh adalah sebesar 54/77 = 70,1%. Dengan demikian tabel
di atas memberikan nilai overall percentage sebesar (91+54)/180 = 80,6% yang
berarti ketepatan model penelitian ini adalah sebesar 80,6%.

Variables in the Equation


B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Sikap 2.324 .439 27.992 1 .000 10.220 4.320 24.176

Motivasi 1.665 .435 14.629 1 .000 5.286 2.252 12.408

Pendidikan 2.140 .655 10.667 1 .001 8.496 2.353 30.680


Step 1a
umur 2.171 .497 19.056 1 .000 8.765 3.307 23.228

Pekerjaan -.435 .558 .607 1 .436 .647 .217 1.933

Constant -3.875 .684 32.119 1 .000 .021


a. Variable(s) entered on step 1: Pengetahuan, Motivasi, Pendidikan, Usia, Pekerjaan.

● Sikap berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan isolasi mandiri (p=0,000 < 0,05).

● Motivasi berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan isolasi mandiri (p=0,000 <

0,05).

● Pendidikan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan isolasi mandiri (p=0,001 <

0,05).

● Umur berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan isolasi mandiri (p=0,000 < 0,05).

● Pekerjaan tidak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan isolasi mandiri (p=0,436

> 0,05).

90
HASIL ANALISIS MULTIVARIAT
(MODEL II (MODEL AKHIR DENGAN DROP PEKERJAAN))
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square Df Sig.
1 9.391 7 .226

Nilai Chi Square tabel untuk df = 7 pada taraf signifikansi 0,05 adalah sebesar 14,067
sehingga Chi Square hitung < Chi Square tabel (9,391 < 14,067). Tampak juga bahwa
nilai signifikansi adalah sebesar 0,226 > 0,05 yang menunjukkan bahwa model dapat
diterima.

Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R
Square Square
1 142.346a .437 .587
a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter
estimates changed by less than .001.

Tabel di atas menunjukkan koefisien determinan regresi logistik yakni 0,587 sehingga
dapat dikatakan kontribusi variabel sikap, motivasi, pendidikan, dan umur terhadap
tingkat kepatuhan dalam isolasi mandiri adalah sebesar 58,7%.

Classification Tablea
Observed Predicted
Kepatuhan Percentage
Tidak patuh Patuh Correct
Tidak patuh 54 23 70.1
Kepatuhan
Step 1 Patuh 12 91 88.3
Overall Percentage 80.6
a. The cut value is .500

Sampel tingkat kepatuhan yang patuh (1) adalah sebanyak 103 orang. Hasil prediksi
model pada Tabel di atas adalah 91 orang pada tingkat kepatuhan patuh (1) dan 12
orang pada tingkat kepatuhan tidak patuh (0). Berarti terdapat 12 prediksi yang salah
sehingga prediksi yang benar adalah sebanyak 91/103 = 88,3%. Sedangkan untuk
sampel tingkat kepatuhan tidak patuh (0) sebanyak 77 orang, dari 77 orang ada 23
yang diprediksi tidak sesuai oleh model penelitian sehingga kebenaran model untuk

91
tingkat kepatuhan tidak patuh adalah sebesar 54/77 = 70,1%. Dengan demikian tabel
di atas memberikan nilai overall percentage sebesar (91+54)/180 = 80,6% yang
berarti ketepatan model penelitian ini adalah sebesar 80,6%.

Variables in the Equation


B S.E. Wald Df Sig. Exp(B) 95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Sikap 2.324 .437 28.256 1 .000 10.215 4.336 24.063

Motivasi 1.685 .435 14.994 1 .000 5.393 2.298 12.655

Step 1a Pendidikan 1.834 .511 12.864 1 .000 6.261 2.298 17.058

Umur 2.094 .484 18.735 1 .000 8.117 3.145 20.949

Constant -3.904 .681 32.918 1 .000 .020


a. Variable(s) entered on step 1: Sikap, Motivasi, Pendidikan, Usia.

● Sikap berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan isolasi mandiri (p=0,000 < 0,05).

● Motivasi berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan isolasi mandiri (p=0,000 <

0,05).

● Pendidikan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan isolasi mandiri (p=0,000 <

0,05).

● Umur berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan isolasi mandiri (p=0,000 < 0,05).

92
HASIL STATISTIK DESKRIPTIF

Frequencies
Statistics

Kepatuhan Sikap Motivasi

Valid 180 180 180


N
Missing 0 0 0
Mean 32.9389 40.6667 28.5833
Median 33.0000 41.0000 29.0000
Mode 32.00 43.00 31.00
Std. Deviation 3.32783 4.27151 3.09239
Minimum 23.00 29.00 18.00
Maximum 40.00 50.00 35.00

93
HASIL IDENTITAS RESPONDEN
Kepatuhan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak patuh 77 42.8 42.8 42.8
Valid Patuh 103 57.2 57.2 100.0
Total 180 100.0 100.0

Sikap

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Negative 80 44.4 44.4 44.4

Valid Positive 100 55.6 55.6 100.0

Total 180 100.0 100.0

Motivasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Kurang 84 46.7 46.7 46.7

Valid Baik 96 53.3 53.3 100.0

Total 180 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Rendah 55 30.6 30.6 30.6

Valid Tinggi 125 69.4 69.4 100.0

Total 180 100.0 100.0

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid <= 35 tahun 99 55.0 55.0 55.0

> 35 tahun 81 45.0 45.0 100.0

94
Total 180 100.0 100.0

Jenis_Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Laki-laki 72 40.0 40.0 40.0

Valid Perempuan 108 60.0 60.0 100.0

Total 180 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak bekerja 73 40.6 40.6 40.6

Valid Bekerja 107 59.4 59.4 100.0

Total 180 100.0 100.0

95
HASIL UJI CHI SQUARE SIKAP DENGAN KEPATUHAN
Crosstabs
Sikap * Kepatuhan
Crosstab
Kepatuhan Total
Tidak patuh Patuh
Count 58 22 80
Negatif
% within Sikap 72.5% 27.5% 100.0%
Sikap
Count 19 81 100
Positif
% within Sikap 19.0% 81.0% 100.0%
Count 77 103 180
Total
% within Sikap 42.8% 57.2% 100.0%

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 51.969a 1 .000
b
Continuity Correction 49.806 1 .000
Likelihood Ratio 54.413 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 51.680 1 .000
N of Valid Cases 180
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 34.22.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Sikap (negative /


11.239 5.579 22.640
positive)
For cohort Kepatuhan = Tidak
3.816 2.491 5.846
patuh
For cohort Kepatuhan = Patuh .340 .235 .491

N of Valid Cases 180

96
HASIL UJI CHI SQUARE MOTIVASI DENGAN KEPATUHAN

Motivasi * Kepatuhan
Crosstab
Kepatuhan Total
Tidak patuh Patuh
Count 55 29 84
Kurang
% within Motivasi 65.5% 34.5% 100.0%
Motivasi
Count 22 74 96
Baik
% within Motivasi 22.9% 77.1% 100.0%
Count 77 103 180
Total
% within Motivasi 42.8% 57.2% 100.0%

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
(2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 33.150a 1 .000
b
Continuity Correction 31.435 1 .000
Likelihood Ratio 34.149 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 32.966 1 .000
N of Valid Cases 180
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 35.93.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Motivasi (Kurang


6.379 3.314 12.279
/ Baik)
For cohort Kepatuhan = Tidak
2.857 1.918 4.255
patuh
For cohort Kepatuhan = Patuh .448 .327 .613

N of Valid Cases 180

97
HASIL UJI CHI SQUARE PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN

Pendidikan * Kepatuhan
Crosstab
Kepatuhan Total
Tidak patuh Patuh
Count 35 20 55
Rendah
% within Pendidikan 63.6% 36.4% 100.0%
Pendidikan
Count 42 83 125
Tinggi
% within Pendidikan 33.6% 66.4% 100.0%
Count 77 103 180
Total
% within Pendidikan 42.8% 57.2% 100.0%

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
(2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 14.077a 1 .000
b
Continuity Correction 12.877 1 .000
Likelihood Ratio 14.075 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 13.999 1 .000
N of Valid Cases 180
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23.53.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Pendidikan
3.458 1.782 6.711
(Rendah / Tinggi)
For cohort Kepatuhan = Tidak
1.894 1.379 2.601
patuh
For cohort Kepatuhan = Patuh .548 .378 .794
N of Valid Cases 180

98
HASIL UJI CHI SQUARE USIA DENGAN KEPATUHAN

Umur * Kepatuhan
Crosstab
Kepatuhan Total
Tidak patuh Patuh
Count 57 42 99
<= 35 tahun
% within Umur 57.6% 42.4% 100.0%
Umur
Count 20 61 81
> 35 tahun
% within Umur 24.7% 75.3% 100.0%
Count 77 103 180
Total
% within Umur 42.8% 57.2% 100.0%

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
(2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 19.681a 1 .000
b
Continuity Correction 18.360 1 .000
Likelihood Ratio 20.258 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 19.572 1 .000
N of Valid Cases 180
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 34.65.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Umur (<= 35
4.139 2.175 7.876
tahun / > 35 tahun)
For cohort Kepatuhan = Tidak
2.332 1.538 3.536
patuh
For cohort Kepatuhan = Patuh .563 .434 .731
N of Valid Cases 180

99
HASIL UJI CHI SQUARE JENIS KELAMIN DENGAN KEPATUHAN
Jenis_Kelamin * Kepatuhan
Crosstab
Kepatuhan Total
Tidak patuh Patuh
Count 25 47 72
Laki-laki
% within Jenis_Kelamin 34.7% 65.3% 100.0%
Jenis_Kelamin
Count 52 56 108
Perempuan
% within Jenis_Kelamin 48.1% 51.9% 100.0%
Count 77 103 180
Total
% within Jenis_Kelamin 42.8% 57.2% 100.0%

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig.
(2-sided) sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 3.181a 1 .074
b
Continuity Correction 2.656 1 .103
Likelihood Ratio 3.210 1 .073
Fisher's Exact Test .091 .051
Linear-by-Linear Association 3.164 1 .075
N of Valid Cases 180
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 30.80.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Jenis_Kelamin


.573 .310 1.059
(Laki-laki / Perempuan)
For cohort Kepatuhan = Tidak
.721 .497 1.046
patuh
For cohort Kepatuhan = Patuh 1.259 .983 1.613

N of Valid Cases 180

100
HASIL UJI CHI SQUARE PEKERJAAN DENGAN KEPATUHAN

Pekerjaan * Kepatuhan
Crosstab
Kepatuhan Total
Tidak patuh Patuh
Count 38 35 73
Tidak bekerja
% within Pekerjaan 52.1% 47.9% 100.0%
Pekerjaan
Count 39 68 107
Bekerja
% within Pekerjaan 36.4% 63.6% 100.0%
Count 77 103 180
Total
% within Pekerjaan 42.8% 57.2% 100.0%

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
(2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 4.318a 1 .038
b
Continuity Correction 3.704 1 .054
Likelihood Ratio 4.314 1 .038
Fisher's Exact Test .046 .027
Linear-by-Linear Association 4.294 1 .038
N of Valid Cases 180
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 31.23.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Pekerjaan (Tidak
1.893 1.034 3.466
bekerja / Bekerja)
For cohort Kepatuhan = Tidak
1.428 1.023 1.993
patuh
For cohort Kepatuhan = Patuh .754 .571 .997
N of Valid Cases 180

101
HASIL ANALISIS REGRESI LOGISTIK MODEL AWAL
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Included in Analysis 180 100.0
Selected Cases Missing Cases 0 .0
Total 180 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 180 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Tidak patuh 0
Patuh 1

Block 0: Beginning Block


Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant

1 245.764 .289

Step 0 2 245.764 .291

3 245.764 .291
a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 245.7 64

c. Estimation terminated at iteration number 3 because


parameter estimates changed by less than .001.
Classification Tablea,b

Observed Predicted

Kepatuhan Percentage
Correct
Tidak patuh Patuh

Step 0 Kepatuhan Tidak patuh 0 77 .0

102
Patuh 0 103 100.0

Overall Percentage 57.2


a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Variables in the Equation


B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant .291 .151 3.729 1 .053 1.338

Variables not in the Equation


Score Df Sig.

Sikap tentang
51.969 1 .000
Covid-19

Motivasi 33.150 1 .000

Variables Pendidikan 14.077 1 .000


Step 0
Umur 19.681 1 .000

Jenis_Kelamin 3.181 1 .074

Pekerjaan 4.318 1 .038

Overall Statistics 83.722 6 .000

Block 1: Method = Enter


Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log Coefficients
likelihood Constant Sikap Motivasi Pendidikan
Umur Jenis_Kelamin Pekerjaan
1 153.400 -2.266 1.522 .973 1.088
1.122 .069 -.189
2 142.864 -3.294 2.047 1.432 1.752
1.803 .014 -.345
3 141.747 -3.759 2.285 1.632 2.074
2.118 -.030 -.431
Step 1
4 141.725 -3.837 2.324 1.665 2.130
2.169 -.037 -.446
5 141.725 -3.839 2.325 1.666 2.131
2.171 -.037 -.447
6 141.725 -3.839 2.325 1.666 2.131
2.171 -.037 -.447
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 245.764
d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.

103
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 104.039 6 .000
Step 1 Block 104.039 6 .000
Model 104.039 6 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R


Square Square

1 141.725a .439 .589

a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter


estimates changed by less than .001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square Df Sig.

1 9.113 7 .245

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test


Kepatuhan = Tidak patuh Kepatuhan = Patuh Total
Observed Expected Observed Expected
1 20 19.113 0 .887 20
2 15 16.859 4 2.141 19
3 13 14.188 6 4.812 19
4 14 11.217 8 10.783 22
Step 1 5 11 8.823 10 12.177 21
6 2 3.622 22 20.378 24
7 0 1.568 15 13.432 15
8 1 1.222 16 15.778 17
9 1 .387 22 22.613 23

Classification Tablea
Observed Predicted
Kepatuhan Percentage
Tidak patuh Patuh Correct
Tidak patuh 56 21 72.7
Kepatuhan
Step 1 Patuh 16 87 84.5
Overall Percentage 79.4
a. The cut value is .500

104
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Sikap 2.325 .440 27.986 1 .000 10.228 4.322 24.204
Motivasi 1.666 .435 14.634 1 .000 5.289 2.253 12.418
Pendidikan 2.131 .664 10.293 1 .001 8.424 2.291 30.969
Step 1a Umur 2.171 .497 19.054 1 .000 8.763 3.307 23.224
Jenis_Kelamin -.037 .498 .005 1 .941 .964 .363 2.557
Pekerjaan -.447 .580 .593 1 .441 .640 .205 1.995
Constant -3.839 .837 21.061 1 .000 .022
a. Variable(s) entered on step 1: Sikap, Motivasi, Pendidikan, Usia, Jenis_Kelamin, Pekerjaan.

105
HASIL ANALISIS REGRESI LOGISTIK MODEL I (DROP JENIS
KELAMIN)
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Included in Analysis 180 100.0
Selected Cases Missing Cases 0 .0
Total 180 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 180 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Tidak patuh 0
Patuh 1

Block 0: Beginning Block


Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant

1 245.764 .289

Step 0 2 245.764 .291

3 245.764 .291
a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 245.764

c. Estimation terminated at iteration number 3 because


parameter estimates changed by less than .001.
Classification Tablea,b

Observed Predicted

Kepatuhan Percentage
Correct
Tidak patuh Patuh

Step 0 Kepatuhan Tidak patuh 0 77 .0

106
Patuh 0 103 100.0

Overall Percentage 57.2


a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Variables in the Equation


B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant .291 .151 3.729 1 .053 1.338

Variables not in the Equation


Score df Sig.
Sikap 51.969 1 .000
Motivasi 33.150 1 .000
Variables Pendidikan 14.077 1 .000
Step 0
Umur 19.681 1 .000
Pekerjaan 4.318 1 .038
Overall Statistics 83.686 5 .000

Block 1: Method = Enter


Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log Coefficients
likelihood
Constant Sikap Motivasi Pendidikan Umur Pekerjaan

1 153.411 -2.194 1.521 .972 1.073 1.119 -.217

2 142.857 -3.281 2.048 1.432 1.748 1.803 -.349

3 141.752 -3.788 2.285 1.632 2.081 2.119 -.420


Step 1
4 141.731 -3.873 2.323 1.664 2.138 2.170 -.434

5 141.731 -3.875 2.324 1.665 2.140 2.171 -.435

6 141.731 -3.875 2.324 1.665 2.140 2.171 -.435


a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 245.764
d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less
than .001.

107
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square Df Sig.
Step 104.034 5 .000
Step 1 Block 104.034 5 .000
Model 104.034 5 .000

Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R
Square Square
1 141.731a .439 .589
a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter
estimates changed by less than .001.

Hosmer and Lemeshow Test


Step Chi-square Df Sig.

1 10.249 8 .248

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test


Kepatuhan = Tidak patuh Kepatuhan = Patuh Total
Observed Expected Observed Expected
1 20 19.116 0 .884 20
2 11 13.457 4 1.543 15
3 12 12.614 3 2.386 15
4 11 9.197 5 6.803 16
5 9 7.469 6 7.531 15
Step 1
6 10 8.685 11 12.315 21
7 2 3.286 21 19.714 23
8 0 1.561 15 13.439 15
9 1 1.151 12 11.849 13
10 1 .465 26 26.535 27

Classification Tablea
Observed Predicted
Kepatuhan Percentage
Tidak patuh Patuh Correct
Tidak patuh 54 23 70.1
Kepatuhan
Step 1 Patuh 12 91 88.3
Overall Percentage 80.6
a. The cut value is .500

Variables in the Equation

108
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Sikap 2.324 .439 27.992 1 .000 10.220 4.320 24.176

Motivasi 1.665 .435 14.629 1 .000 5.286 2.252 12.408

Pendidikan 2.140 .655 10.667 1 .001 8.496 2.353 30.680


Step 1a
Umur 2.171 .497 19.056 1 .000 8.765 3.307 23.228

Pekerjaan -.435 .558 .607 1 .436 .647 .217 1.933

Constant -3.875 .684 32.119 1 .000 .021


a. Variable(s) entered on step 1: Sikap, Motivasi, Pendidikan, Usia, Pekerjaan.

109
HASIL ANALISIS REGRESI LOGISTIK MODEL II (MODEL AKHIR
DENGAN DROP PEKERJAAN)
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Included in Analysis 180 100.0
Selected Cases Missing Cases 0 .0
Total 180 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 180 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Tidak patuh 0

Patuh 1

Block 0: Beginning Block


Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant

1 245.764 .289

Step 0 2 245.764 .291

3 245.764 .291
a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 245.764

c. Estimation terminated at iteration number 3


because parameter estimates changed by less
than .001.
Classification Tablea,b

Observed Predicted

Kepatuhan Percentage
Correct
Tidak patuh Patuh

110
Tidak patuh 0 77 .0
Kepatuhan
Step 0 Patuh 0 103 100.0

Overall Percentage 57.2


a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Variables in the Equation


B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant .291 .151 3.729 1 .053 1.338

Variables not in the Equation


Score df Sig.
Sikap 51.969 1 .000
Motivasi 33.150 1 .000
Variables
Step 0 Pendidikan 14.077 1 .000
Umur 19.681 1 .000
Overall Statistics 83.342 4 .000

Block 1: Method = Enter


Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log Coefficients
likelihood
Constant Sikap Motivasi Pendidikan Umur

1 153.825 -2.220 1.530 .977 .937 1.081

2 143.424 -3.317 2.055 1.447 1.518 1.744

3 142.365 -3.822 2.287 1.652 1.790 2.046


Step 1
4 142.346 -3.903 2.323 1.684 1.833 2.093

5 142.346 -3.904 2.324 1.685 1.834 2.094

6 142.346 -3.904 2.324 1.685 1.834 2.094


a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 245.764

111
d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less
than .001.

Omnibus Tests of Model Coefficients


Chi-square Df Sig.
Step 103.418 4 .000
Step 1 Block 103.418 4 .000
Model 103.418 4 .000

Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R
Square Square
1 142.346a .437 .587
a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter
estimates changed by less than .001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square Df Sig.

1 9.391 7 .226

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test


Kepatuhan = Tidak patuh Kepatuhan = Patuh Total
Observed Expected Observed Expected
1 20 19.057 0 .943 20
2 15 17.759 5 2.241 20
3 16 14.990 5 6.010 21
4 11 9.574 8 9.426 19
Step 1 5 11 9.087 11 12.913 22
6 1 .767 4 4.233 5
7 1 3.774 29 26.226 30
8 1 1.523 15 14.477 16
9 1 .470 26 26.530 27

Classification Tablea
Observed Predicted
Kepatuhan Percentage
Tidak patuh Patuh Correct
Tidak patuh 54 23 70.1
Kepatuhan
Step 1 Patuh 12 91 88.3
Overall Percentage 80.6

112
a. The cut value is .500

Variables in the Equation


B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Sikap 2.324 .437 28.256 1 .000 10.215 4.336 24.063

Motivasi 1.685 .435 14.994 1 .000 5.393 2.298 12.655

Step 1a Pendidikan 1.834 .511 12.864 1 .000 6.261 2.298 17.058

Umur 2.094 .484 18.735 1 .000 8.117 3.145 20.949

Constant -3.904 .681 32.918 1 .000 .020


a. Variable(s) entered on step 1: Sikap, Motivasi, Pendidikan, Umur.

113

Anda mungkin juga menyukai