Anda di halaman 1dari 76

LAPORAN INDIVIDU KELUARGA BINAAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.D 24 TAHUN


AKSEPTOR KB SUNTIK

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan stase 7 praktik

manajemen pelayanan kebidanan di komunitas

Oleh:

NAMA:Lilis Suprihatiningsih,S.ST

NPM:19210200113

PROGAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM

PROFESI FAKULTAS VOKASI UNIVERSITAS INDONESIA MAJU


2022
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN INDIVIDU KELUARGA BINAAN


ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.D USIA 24 TAHUN
AKSEPTOR KB SUNTIK

Telah disetujui pada tanggal


Pandeglang, Juli 2022

Menyetujui

Pembimbing Klinik

Dosen Koordinator Kelompok,

(Bdn Komalasari.S.Tr.Keb)

Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab Stase,

2022
(Milka Anggreni K S.ST.M.Kes)

ii

2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN INDIVIDU KELUARGA BINAAN


ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.D USIA 24 TAHUN
AKSEPTOR KB SUNTIK

Telah Disahkan Pada Tanggal


Pandeglang,Juli 2022

Mengetahui

Pembimbing Klinik

Kepala Departemen Kebidanan

(Bdn Komalasari,S.Tr.Keb)

(Hidayani,Am.Keb,SKM,MKM)

2022
iii

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Keluarga Binaan dengan judul “Asuhan Kebidanan

pada Ny.”D” 24 Tahun Akseptor KB Suntik”

Laporan Keluarga Binaan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Profesi Kebidanan di Universitas Indonesia Maju.

Dalam penyusunan Laporan Keluarga Binaan ini penulis banyak mendapatkan bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak,baik dari institusi, tempat penelitian, keluarga dan
teman-teman terdekat lainnya. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs.H.A.Jacub Chatib, selaku Ketua Yayasan Universitas Indonesia MIaju

2. Prof. Dr. dr. H.M. Hafizurahman,MPH,Selaku Pembina Yayasan Universitas Indonesia

Maju.(UIMA)

3. Dr. Astrid Novita,SKM,MKM Selaku Rektor Universitas Indonesia Maju.(UIMA)

4. Susaldi,S.ST.,M. Biomed Selaku Wakil Rektor I Universitas Indonesia Maju..(UIMA)

5. Dr. Rindu,SKM.,M.Kes Selaku Wakil Rektor II Universitas Indonesia Maju.(UIMA)

6. Hidayani,Am.Keb,SKM,MKM Selaku Kepala Departemen Kebidanan Universitas Indonesia

Maju.(UIMA)

7. Hedy Hardiana, S.Kep.,M.Kes Selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi Universitas Indonesia

Maju..(UIMA)

8. Fanni Hanifa,S.ST.,M.Keb.,Selaku Koordinator Program Studi Profesi Bidan Universitas

Indonesia Maju.(UIMA)

iv
9. Milka Anggreni.K.S.ST.M.Kes Selaku Pembimbing Stase 7 Universitas Indonesia Maju.
(UIMA)

10.Retno Sugesti,S.ST M.Kes,Selaku Dosen Panguji Stase 7 Universitas Indonesia Maju.


(UIMA)

11.Bdn Komalasari, S.Tr.Keb Selaku CI Stase 7 Universitas Indonesia Maju. (UIMA)

12. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program
Profesi Departemen Kebidanan Universitas Indonesia Maju (UIMA) yang telah memberikan
ilmu pengetahuan, mengarahkan dan membimbing penulis selama mengikuti proses
pendidikan.

13.Teman-teman seperjuangan Profesi Bidan yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
telah memberikan semangat pada penulis.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Individu Keluarga

Binnan ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi

perbaikan penelitian selanjutnya dan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua.

Pandeglang,Juli 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN .....ii

LEMBAR PENGESAHAN.

KATA PENGANTAR
...iv

DAFTAR ISI.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang.......

1.2 Rumusan Masalah


1.3 Tujuan Studi Kasus 2
1.4 Manfaat Studi Kasus ....3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keluarga..

2.2 Tinjauan umum Kontrasepsi.

2.3 Tinjauan Umum Kontrasepsi suntik 12

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Asuhan kebidanan pada KB kunjungan I.. 17

3.2 Asuhan kebidanan pada KB kunjungan II..........................20

3.3 Asuhan kebidanan pada KB kunjungan III........................26

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Asuhan KB kunjungan I 32

4.2 Asuhan KB Kunjungan II.

4.3 Asuhan KB Kunjungan III ...


......34

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
35
5.2 Saran 36

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi
BABI

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan

aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing -masing yang merupakan bagian

keluarga. Seorang peremupuan adalah dua sosok yang tidak pernah lepas dari kehidupan kita.

Tanpa sosok Ibu kita tidak akan pernah ada di dunia ini. Bahkan banyak orang-orang hebat yang

tidak akan pernah bisa menjadi hebat tanpa didukung dengan sosok wanita hebat di

belakangnya.'.Keluarga binaan merupakan keluarga yang salah satu anggotanya mempunyai

masalah kesehatan terutama ibu atau anak.

Kontrasepsi adalah cara menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat

pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma. Kontrasepsi terdiri dari kontrasepsi

hormonal (Pil, suntik kombinasi,suntik progesteron, implant) dan non hormonal (kondom, IUD

(Intra UterineDevice),MAL (Metode Amenore Laktasi),dan sistem kalender).2

Data WHO menunjukan bahwa pengguna alat kontrasepsi Implant di seluruh dunia masih di

bawah alat kontrasepsi suntik, pil, kondom dan IUD,terutama di Negara berkembang. Presentasi

penggunaan alat kontrasepsi suntik yaitu 35,3%,pil 30,5%, IUD 15,2%, sedangkan Implant

dibawah 10% yaitu 7,3%, dan alat kontrasepsi lainnya sebesar 11,7%.3

PUS di Indonesia pada tahun 2020 sejumlah 31.527.492 Jiwa dengan


Peserta KB aktif sejumlah 21.606.450 Jiwa(67,6%)Kondom 228.947
Jiwa(0,1%),Suntik 12.658.586 Jiwa(72,94%),Pil 4.124.439
Jiwa(19,36%),IUD/AKDR 1.814.158 Jiwa(8,51%),MOP

1
117.606 Jiwa(0,55%),MOW 556.447 Jiwa(2,61%) dan Implan 1.808.093 Jiwa(8,49%).

Kontrasepsi paling terbanyak ialah alat kontrasepi suntik dengan jumlah 12.658.568

Jiwa (72,94%).4

Peseta KB menurut metode kontrasepsi di Banten tahun 2020 Suntik 48,56%.Pil

26,60%,Implant 9,23%,IUD 7,75%,Kondom 6.09 %,MOW 1,25%,MOP 0,25%.5

Berdasarkan data jumlah peserta aktif KB menurut jenis alat kontrasepsi di Kabupaten

Pandeglang, diketahui bahwa di Puskesmas Cadasari tercatat sebanyak 3.280(68,29%) peserta

KB aktif dari 4.803 pasangan usia subur dengan pengguna Suntik sebanyak 1.260 (38,41%), pil

244(7,44%),kondom 87(2,65%),Implant 966(29,45%),MOP 16 (0,49%),MOW 419(12,77%),IUD

288(8,78).6

Salah satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan kaum ibu adalah KB suntik,
ini disebabkan karena aman, efektif, sederhana dan murah. Metode kontrasepsi suntik
progestin memiliki efek samping gangguan haid seperti siklus haid yang memanjang
(oligomenorea) dan memendek (polimenorea), perdarahan tidak teratur atau
perdarahan bercak (spotting), perdarahan banyak (hipermenorea) atau sedikit
(hipomenorea), tidak haid sama sekali (amenorea), sakit kepala, penururnan
libido,jerawat.7

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah ditemukan, maka dapat dirumuskuasikan

masalah sebagai berikut: “Asuhan Kebidanan Pada Ny.D Dengan Gangguan

Menstruasi Pada suntik KB 3 Bulan”.

1.3 Tujuan Studi Kasus

1.3.1 Tujuan Umum

Setelah akhir praktik kebidanan komunitas, mahasiswa mampu melaksanakan asuhan

kebidanan komunitas secara komprehensif.Dapat menganalisa perkembangan Ny.D

yang mengalami masalah gangguan

2
mentruasi pada suntik KB 3 bulan. pada Ny. D Usia 24 tahun dengan
melakukan kunjungan rumah sebanyak tiga di Kp. Cadasari RT 01 RW 02
Desa Cadasari Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten Tahun 2022.

1.3.2 TUJUAN KHUSUS

Setelah melaksanakan praktik kebidanan komunitas mahasiswa dapat :

1. Mampu menguraikan konsep dasar asuhan kebidanan komunitas pada Ny.


D akseptor KB suntik 3 bulan dengan gangguan mentruasi di BLUD UPT
Puskesmas Cadasari.

2. Mampu mengupulkan data subekti pada Ny. D akseptor KB suntik 3 bulan


dengan gangguan mentruasi di BLUD UPT Puskesmas Cadasari.

3. Mampu mengumpulkan data Obektif pada Ny. D akseptor KB suntik 3 bulan


dengan gangguan mentruasi di BLUD UPT Puskesmas Cadasari.

4.Mampu menentukan analisa data dalam asuhan kebidanan komunitas pada


Ny. D akseptor KB suntik 3 bulan dengan gangguan mentruasi di BLUD UPT
Puskesmas Cadasari.

5. Mampu melakukan penatalaksanaan pada Ny. D akseptor KB suntik 3 bulan


dengan gangguan mentruasi di BLUD UPT Puskesmas Cadasari.

1.4 Manfaat Penulisan

2.Bagi Penulis

Mendapatkan pengalaman menerapkan manajemen kebidanan dalam


memberikan asuhan kebidan pada keluarga berencana sehingga nantinya
pada saat bekerja di lapangan dapat dilakukan secara sistematis yang pada
akhirnya meningkatkan mutu pelayanan yang akan memberikan dampak
menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

3. Bagi Institusi Pendidikan

3
a. Menambah pengetahuan dan pengalaman institusi pendidikan dalam pelaksanaan
praktik kebidanan komunitas bagi mahasiswa.

b. Mengetahui kemampuan mahasiswanya dalam menerapkan ilmu pendidikan yang


diperoleh mahasiswa di bangku kuliah.

4. Bagi Keluarga Binaan

Sebagai bahan masukan dan dapat menjadi suatu pengetahuan bagi keluarga Ny.D
dalam menjalankan program yang telah disusun secara bersama dan terus
dikembangkan guna mewujudkan keluarga yang sehat, sejahtera dan terwujudnya
keluarga yang sehat dan lingkungan sehat dan nyaman.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Keluarga

2.1.1 Pengertian Keluarga

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
kebersamaan dan ikatan emosional dan mengidentifikasian diri mereka sebagai
bagian dari keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dalam keadaan saling kebergantungan.8

Jadi, dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang
disatukan oleh ikatan perkawinan, kelahiran, adopsi dan boleh jadi tidak diikat oleh
hubungan darah dan hukum yang tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dengan
keadaan saling ketergantungan dan memiliki kedekatan emosional yang memiliki
tujuan mempertahankan budaya, meingkatkan pertumbuhan fisik, mental, emosional
serta sosial sehingga menganggap diri mereka sebagai suatu keluarga.

2.1.2 Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga menurut Friedman (2003) dalam Nadirawati(2018)9 sebagai berikut:

1. Fungsi afektif dan koping; dimana keluarga memberikan kenyamanan emosional


anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas, dan mempertahankan saat
terjadi stres.

2. Fungsi sosialisasi; keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap,


dan mekanisme koping, memberikan feedback dan saran dalam penyelesaian
masalah.

3. Fungsi reproduksi;dimana keluarga melanjutkan garis keturunannya dengan


melahirkan anak.

5
4. Fungsi ekonomi; keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarga dan
kepentingan di masyarakat.

5. Fungsi pemeliharaan kesehatan; keluarga memberikan keamanan dan


kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan
istirahat juga penyembuhan dari sakit.

2.1.3 Tugas Keluarga Tugas kesehatan keluarga menurut Friedman 1° :

1.Mengenal masalah kesehatan Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan
perubahanperubahan yang dialami anggota keluarga.Dan sejauh mana keluarga
mengenal dan mengetahui fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi
pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang mempengaruhinya, serta
persepsi keluarga terhadap masalah kesehatan.

2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat Hal ini meliputi sejauh mana
kemampuan keluarga mengenal sifat dan luasnya masalah. Apakah keluarga
merasakan adanya masalah kesehatan, menyerah terhadap masalah yang dialami,
adakah perasaan takut akan akibat penyakit, adalah sikap negatif terhadap masalah
15 kesehatan, apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada,
kepercayaan keluarga terhadap tenaga kesehatan, dan apakah keluarga mendapat
informasi yang benar atau salah dalam tindakan mengatasi masalah kesehatan.

3.Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit Ketika memberikan


perawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, keluarga harus mengetahui
beberapa hal seperti keadaan penyakit, sifat dan perkembangan perawatan yang
dibutuhkan, keberadaan fasilitas yang diperlukan, sumber-sumber yang ada dalam
keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab, finansial, fasilitas fisik,
psikososial), dan sikap keluarga terhadap yang sakit.

4. Memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah yang sehat Hal-hal


yang harus diketahui oleh keluarga untuk

6
memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah yang sehat yaitu
sumbersumber keluarga yang dimiliki, manfaat dan keuntungan memelihara
lingkungan, pentingnya dan sikap keluarga terhadap hygiene sanitasi, upaya
pencegahan penyakit.

5. Merujuk pada fasilitas kesehatan masyarakat Hal-hal yang harus diketahui keluarga
untuk merujuk anggota keluarga ke fasilitas kesehatan yaitu keberadaan
fasilitas keluarga, keuntungankeuntungan yang dapat diperoleh dari
fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan keluarga dan adanya pengalaman yang
kurang baik terhadap petugas dan fasilitas kesehatan, fasilitas yang ada terjangkau
oleh keluarga.

2.2 Tinjauan Umum Kontrasepsi

2.2.1 Pengertian

Kontrasepsi adalah segala macam alat atau cara yang digunakan oleh satu pihak atau

kedua belah pihak untuk menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat

pertemuan sel sperma dan sel telur (ovum) yang sudah matang. Manfaatnya yaitu mencegah

terjadinya kematian, mengurangi angka kesakitan ibu dan anak, mengatur kelahiran anak sesuai

yang diinginkan dan dapat menghindari terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan. 11

Secara umum (KB) dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur
banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi,ayah
serta keluarga yang bersangkutan dan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai
akibat langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan
keluarga yang matang kehamilan menjadi suatu hal yang sangat diharapkan sehingga
akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi.1

2.2.2 Tujuan Kontrasepsi

Mansjoer mengatakan, dalam pemilihan jenis kontrasepsi didasarkan

7
pada tujuan penggunaan kontrasepsi, yaitu 12:

1) Fase Menunda kehamilan. Pasangan dengan istri berusia dibawah 20 tahun

dianjurkan menunda kehamilannya.

2) Fase Menjarangkan kehamilan (mengatur kesuburan) Masa saat istri berusia 20-30

tahun adalah masa usia yang paling baik untuk melahirkan 2 anakdengan jarak 3-4

tahun.

3) Fase Mengakhiri kesuburan (tidak ingin hamil lagi) Saat usia istri diatas 30 tahun,

dianjurkan untuk mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 anak.

2.2.3 Macam-macam Metode Kontrasepsi 13

a. Metode Amenore Laktasi(MAL)

MAL adalah metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian ASI

secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa makanan tambahan makanan atau

minuman apapun lainnya.Metode Amenore Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea

Method (LAM) dapat dikatakan sebagai metode keluarga berencana alamiah apabila tidak

dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

b. Metode Keluarga Berencana Alamiah(KBA)

1) Metode Lendir Serviks atau lebih dikenal dengan Metode Ovulasi Billings
(MOB), dilakukan dengan wanita memantau lendir serviksnya setiap hari. Lendir
berfariasi selama siklus, mungkin tidak ada lendir atau mungkin terlihat lengket
dan jika direntangkan diantara kedua jari, akan putus lendir tersebut dikenal
dengan lendir tidak.

2) Metode Kalender atau Pantang Berkala, yaitu senggama dihindari pada masa
subur, yaitu dekat dengan pertengahan siklus haid atau terdapat tanda-tanda
adanya lendir encer dari liang vagina. Untuk perhitungan masa subur dipakai
rumus siklus terpanjang dikurangi 11, siklus terpendek dikurangi 18.

8
Antara kedua waktu senggama dihindari.

3) Metode Suhu Basal, ibu dapat mengenali masa subur ibu dengan mengukur
suhu badan secara teliti dengan thermometer khusus yang bisa mencatat
perubahan suhu sampai 0,1° C untuk mendeteksi, bahkan suatu perubahan kecil
suhu tubuh anda.

4) Metode Kombinasi, metode ini sering disebut dengan simtomtermal atau


metode cek-ganda yaitu menggabungkan metode lendirserviks, suhu tubuhdan
metode kalender, yang menyebabkan metode ini lebih efektif
sebagaikontrasepsi.

5) Senggama Terputus (Koitus Interruptus), ialah penarikan penis dari vagina


sebelum terjadinya ejakulasi. Hal ini berdasarkan kenyataan, bahwa akan
terjadinya ejakulasi disadari sebelumnya oleh sebagian besar laki-laki, dan
setelah itu masih ada waktu kira-kira “detik” sebelum ejakulasi terjadi. Waktu
yang singkat ini dapat digunakan untuk menarik penis keluar dari vagina.
Keuntungan, cara ini tidak membutuhkan biaya, alat-alat ataupun
persiapan,tetapi kekurangannya adalah untuk menyukseskan cara ini dibutuhkan
pengendalian diri yang besar dari pihak laki-laki.

6) Pembilasan Vagina Pasca Koitus, metode ini adalah membersihkan


cairansemen dari vagina sebelum sperma dapat memasuki serviks. Karena
sperma ditemukan dalam lendir serviks dalam waktu 90 detik setelah ejakulasi,
keefektifan metode kontrasepsi ini sangat kecil.

c. Metode Barrier

1) Kondom Pria, merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari


berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami
(produksi hewani) yang dipasang pada penis saat hubungan seksual.

9
2) Kondom Wanita, alat ini merupakan plastik polyuterhane yang luntur berbentuk tabung
dengan panjang kira-kira 15 cm dan diameter 7 cm, salahsatu ujungnya tertutup, ujung
bawah yang terbuka dilingkari cincin lunak.

3) Diafragma, adalah kap berbentuk bulat cembung,terbuat dari lateks (karet) yang
diinsersikan kedalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.

d. Spermisida, adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk menonaktifkan
atau membunuh sperma. Dikemas dalam bentuk aerosol (busa),tablet vagina, suppositoria
atau dissolvable film dan krim.

e. Kontrasepsi Hormonal 14

Adapun pengertian kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan

untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung preparat estrogen dan

progesteron. Berdasarkan jenis dan cara pemakainnya dikenal tiga macam kontrasepsi hormonal

yaitu kontrasepsi suntikan, kontrasepsi oral (pil) dan kontrasepsi implant.

1) Kontrasepsi Suntikan

Jenis-jenis KB suntik yang sering digunanakandi Indonesia antara lain:

a) Suntikan 1 bulan contohnya cyclofem.

b) Suntikan 3 bulan contohnya depo provera, depo progestin


(Rahma,AS,2012:179).

2) Kontrasepsi Oral

Jenis-jenis KB suntik yang beredar terbagi dua:

a) Pil KB kombinasi berisi dua hormon wanitayaitu estrogen dan progesteron.

3) Pil KB progesteron berisi hormon progesterone.

10
4)Kontrasepsi Implan

Kontrasepsi implan adalah alat kontrasepsi bawah kulit. Implant adalah suatu
alat kontrasepsi yang mengandung levonorgestrel yang dibungkus dalam kapsul
silastic silicon polidymetri dan disusukkan dibawah kulit.

5) Kontrasepsi AKDR dengan Progesteron

Jenis AKDR yang mengandung hormon steroid adalah Prigestate yang

mengandung Progesteron dari Mirena yang mengandung Levonorgestrel

f. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim(AKDR)

AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya

bermacam-macam, terdiri dari plastik (polyethylene).Ada yang dililit tembaga (Cu), ada

pula yang tidak, ada pula yang dililit tembaga bercampur perak (Ag).Selain itu ada pula

yang dibatangnya berisi hormon progesteron.

g. Kontrasepsi Mantap

1)Tubektomi

Tubektomi adalah metode kontrasepsi untuk perempuan yang tidak ingin anak lagi.

Perlu prosedur bedah untuk melakukan tubektomi sehingga diperlukan pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan tambahan lainnya untuk memastikan apakah seorang klien sesuai untuk

menggunakan metode ini.

2) Vasektomi

Vasektomi adalah metode kontrasepsi untuk lelaki yang tidak ingin anak

lagi.Perlu prosedur bedah untuk melakukan vasektomi sehingga diperlukan

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan lainnya untuk memastikan apakah

seorang kliensesuai untuk menggunakan metode ini.

11
2.3 Tinjauan Umum Kontrasepsi Suntikan DMPA 15

2.3.1 Pengertian

a. Kontrasepsi Suntikan DMPA yaitu suntikan kontrasepsi diberikan setiap 3


bulan sekali.

b. Kontrasepsi Suntikan DMPA yaitu KB suntik yang berisi hormon


progesteron saja. Jenis kontrasepsi ini sangat efektif, aman dan dapat dipakai
oleh semua wanita usia reproduksi. Kontrasepsi ini juga cocok untuk ibu
menyusui karena tidak menekan produksi ASI. Akan tetapi kembalinya
kesuburan cukup lama yaitu rata-rata 4 bulan.

c. Kontrasepsi Suntikan DMPA mengandung 150 mg Depo


Medroksiprogesteron Asetat yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntik intramuscular (di daerah bokong).

2.3.2 Patofisiologi Suntikan DMPA Membuat Tidak Subur

a. Mencegah ovulasi.

b. Mengentalkan lender serviks sehingga menurunkan kemampuan


penetrasi sperma.

c. MIenjadikan selaput lender rahim tipis dan atrofi.

d. Menghambat transfortasi gamet oleh tuba.

2.3.3 Indikasi dan Kontra-indikasi Suntikan DMPA

a. Indikasi

1) Usia reproduksi, yaitu wanita dengan keadaan organ reproduksi yang


berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun.

2) Nulipara (belum pernah melahirkan janin yang mampu hidup di luar


rahim)danyang telah memiliki anak.

3) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki


efektifitas tinggi.

4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.

5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui.

12
6) Setelah abortus atau keguguran.

7) Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.

8) Tekanan darah < 180/100 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan


darahatau anemia bulan sabit.

9) Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung astrogen.

10) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.

11) Anemia defisiensi besi yaitu berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis,
karena cadangan besi kosong yang mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang.

b. Kontra-indikasi

1) Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran).

2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

3) Tidak dapat menerima gangguan haid terutama amenorhea.

4) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.

5) Diabetes mellitus (tingginya kadar glukosa darah) disertai komplikasi.

2.3.4 Cara Penggunaan

DMPA disuntikkan intra muskular setiap 12 minggu. Dengan kelonggaran


batas waktu suntik, bisa diberikan kurang dari 1 minggu atau lebih 1 minggu dari
patokan 12 minggu 16:

a. Kelebihan suntikan DMPA

1) Sangat efektif.

2) Pencegahan kehamilan jangka panjang.

3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri.

4) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.

b. Kekurangan suntikan DMPA

13
1) Sering ditemukan gangguan haid seperti: siklus haid memendek atau
memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan
bercak

13
13
(spotting), tidak haid sama sekali.

2)Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali

untuk suntikan).

3) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut.

4) Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.

5) Tidak menjamin terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B virus

atau infeksi virus HIV.

6) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian (bukan karena

kerusakan/kelainan pada organ genetalia, melainkan karena belum habisnya

pelepasan obat suntikan dari deponya.

2.3.5 Efek Samping Suntikan DMPA

a. Gangguan haid

1) Amenorhea, adalah tidak datangnya haid selama akseptor mengikuti KB


selama 3 bulan berturut-turut atau lebih.

2) Spotting,adalah bercak-bercak perdarahan di luar haid yang terjadi selama


akseptor mengkitui KB suntik.Suntikan DMPA pada umumnya menyebabkan
ketidak seimbangan hormonyaitu hormon progesteron meningkat sedangkan
estrogen menurun, menurunnya estrogen mengakibatkan terhambatnya
pertumbuhan folikel dan menghambat penebalan dinding endometrium
sehingga menimbulkan perdarahan bercak dengan durasi yang bervariasi.

3) Metrorhagie, adalah perdarahan yang berlebihan diluar siklus haid.


Perdarahan ini terjadi karena rendahnyakadar hormon estrogen sementara
hormon progesteron tetap terbentuk. karena persistensi folikel yang tidak pecah
sehingga tidak terjadi ovulasi pada siklus haid dan pembentukan corpus luteum.
Dalam situasi tertentu

14
terjadilah hiperplasia endometriumatau endometrium yang terus menebal
sehingga terjadi perdarahan yang berlebihan diluar siklus haid. Pada umumnya
akseptor KB suntikan depo progestin akan mengalami hal ini pada awal
pemakaian, hal tersebut merupakan mekanisme penyesuaian diri terhadap
hormone.

4) Menometorhagie, adalah datangnya darah haid yang berlebihan jumlahnya tetapi


masih dalam siklus haid. Menometorhagie terjadi akibat ketidak seimbangan
hormon. Pada umumnya akseptor KB suntikan DMPA akan mengalami hal ini pada
awal pemakaian,hal tersebut merupakan mekanisme penyesuaian diri terhadap
hormone.

b. Perubahan berat badan 17.

Penggunaaan alat kontrasepsi hormonal dapat menimbulkan berbagai efek samping


yang salah satu di antaranya adalah perubahan berat badan akseptor. Hal ini disebabkan
oleh hormon progesteron yang mempermudah terjadinya perubahan karbohidrat dan
gula menjadi lemak, sehingga lemak di bawah jaringan kulit bertambah. Penambahan
berat badan merupakan salah satu efek samping yang sering dikeluhkan oleh akseptor
kontrasepsi hormonal terutama kontrasepsi hormonal

suntikKB DMPA.

Kelebihan zat-zat gizi oleh hormon progesteron dirubah menjadi lemak dan
disimpan di bawah kulit. Perubahan berat badan ini akibat adanya penumpukan lemak
yang berlebih hasil sintesa dari karbohidrat menjadi lemak.

Beberapa studi penelitian didapatkan peningkatan berat badan akibat penggunaan


kontrasepsi DMPA berkaitan dengan peningkatan lemak tubuh dan adanya hubungan dengan
regulasi nafsu

15
makan.Salah satu studi menemukan peningkatan nafsu makan yang dilaporkan
sendiri oleh wanita yang menggunakan kontrasepsi DMPA setelah 6 bulan. Hal ini
dapat dihubungkan dengan kandungan pada DMPA yaitu hormon progesteron, ya
ng dapat merangsang pusat pengendalian nafsu makan di hipotalamus sehingga
menyebabkan terjadinya peningkatan nafsu makan.

2.3.6 Komplikasi dan Penanggulangan 18

a. Komplikasi Gejala dan keluhan:

1.Hematoma: warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat
perdarahan dibawah kulit.

2. Infeksi dan Abses: rasa sakit dan bengkak di daerah suntikan. Bila terdapat
abses teraba adanya benjolan yang nyeri di daerah suntikan dan adanya
demam.

b. Penanggulangan

1. Hematoma: Kompres pada daerah yang membiru dengan kompres hangat


hingga warna biru hilang. Infeksi dan Abses: Pemberian antibiotic jika terjadi
abses, bila ada fluktasi pada abses, dapat dilakukan insisi abses setelah itu
berikan tampon dan drain. Jangan lupa berikan antibiotic seperti pada perlukaan
infeksi.

16
BAB III

TINJAUAN KASUS

Asuhan Kebidanan keluarga binaan Ny.D 24 Tahun akeptor Kb suntik


Kp.Cadasari RT 01 RW 02 Desa Cadasari Kabupaten Pandeglang Provinsi
Banten Tahun 2022.

3.1 Kunjungan ke 1

FORMAT DOKUMENTASI

ASUHAN KEBIDANAN PADA


No.Registrasi
AKSEPTOR KB SUNTIK
Tanggal Pengkajian

:
Waktu Pengkajian
:23 Juni 2022
Tempat Pengkajian
:09.00 WIB
Pengkaji
:Kp.Cadasari RT.01/02 Ds.Cadasari

PENGKAJIAN :Lilis Suprihatiningsih

A.Data Subjektif

1.Identitas

Nama Ibu:Ny.D
Nama Ayah :Tn.A

Umur
:24th Umur :30th

Agama
:Islam Agama :Islam
Suku
:Sunda Suku :Sunda

Pendidikan:SLTP
Pendidikan :SLTP
Pekerjaan:IRT
Pekerjaan :Buruh
16
Alamat
:Kp.Cadasari RT.01/02 Alamat :Kp.Cadasari RT.01/02

17

16
2.Keluhan utama

Ibu mengeluh jadwal haid nya tidak teratur, saat ini sedang haid sudah 3
minggu sedikit/flek. Ibu cemas akan keadaannya

3.Riwayat Reproduksi

Riwayat Menstruasi

Ibu mendapatkan haid pertama atau menarche pada usia 13 tahun, siklus
haid ibu teratur, lamanya sekitar 5-7 hari, ibu tidak pernah mengalami
nyeri yang hebat saat haid (Disminorhea), ibu mempunyai 1 anak dan
tidak pernah mengalami keguguran.

·Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.

Anak Tahun/umur JK Tempat Penolong BBL UK Persalinan Laktasi

-ke (gr)

1 2012 P PKM Bidan 2900 39mg Normal tidak

4. Riwayat ginekologi

Ibu tidak pernah mengalami penyakit kelamin, tumor dan sistem


reproduksi.

5. Riwayat kesehatan

Ibu tidak pernah menderita penyakit jantung, hipertensi, DM dan penyakit


lainnya.ibu tidak pernah menderita penyakit menular, ibu tidak pernah
menderita penyakit menurun, tidak ada riwayat alergi dan ketergantungan
obat-obatan

6. Riwayat kesehatan keluarga

Tidak ada riwayat penyakit menular, tidak ada riwayat penyakit menurun.

7. Riwayat KB

Ibu saat ini akseoptor KB suntik 3 bulan selama ±1 tahun.

8. Data Psikologi dan Spiritual


18
Ibu menikah 1 kali, lama perkawinan 3 tahun. Ibu belum ada rencana untuk hamil lagi,
ibu dan suaminya bersama dalam mengambil keputusan untuk berKB, ibu berkeyakinan
bahwa tidak ada larangan dalam agamna untuk berKB, ibu menjalankan shalat 5 waktu
sehari.

9. Diet/makan

Makan

a. Frekuensi :3x/hari

b.Jenis :nasi dan lauk pauk

Minum

a.Frekuensi :8x/hari

b.Jenis
:air putih,susu,teh
c.Keluhan
:Tidak ada
10.Pola Eliminasi

BAB
:1x sehari BAK:1x sehari

Konsistensi:Lembek
Konsistensi:lembek

Warna
:kekuningan Warna:Jernih

11.Aktifitas sehari-hari

Pola istirahat dan tidur : Siang 1 jam, malam 6-7 jam.

Seksualitas
:1 x dalam seminggu

Pola personal hygiene

Mandi
:2 kali sehari
Sikat gigi
:2 kali sehari
Keramas
:3 hari sekali

Ganti pembalut saat haid :3-4 kali sehari

Ganti pakaian dalam


:2 kali sekaki
18
B. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum :Baik

19

18
Kesadaran
:Compos mentis

2. Pemeriksaan Umum

Tekanan Darah :120/80 mmHg

Denyut nadi
:80 kali/menit

Frekuensi nafas :16 kali/menit

Suhu tubuh
:36,8 ℃

3. Pemeriksaan Antropometri

Berat badan
:59 kg
Tinggi badan :153 cm

LILA :24 cm

:25,2 kg/㎡
IMT

4. Pemeriksaan Fisik

Wajah:Oval

Rambut : Hitam tidak mudah rontok,bersih

Mata : Conjuntiva merah muda, dan sklera tidak iterik

Mulut : Bersih, gigi tidak ada caries dan tidak berlubang

Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, maupun vena

jugularis
Dada :Bentuk simetris

Abdomen
:Tidak ada luka bekas operasi

Ekstremitas Atas :Simetris,tidak ada kelainan

Ekstremitas Bawah : Simetris,tidak ada oedem

Anogenitalia
:Tidak dilakukan

5. Pemeriksaan Laboratorium :Tidak dilakukan

C. Analisis Data

18
Ny D 24 tahun Akseptor Kb Suntik

Masalah gangguan siklus menstruasi

20

18
D.Penatalaksanaan

1. Memakai APD, untuk menerapkan protokol kesehatan Evaluasi : ibu memahami


dan mau menerapkan protoko kesehatan.

2. Melakukan informed consent untuk dilakukan pemeriksaan Evaluasi : ibu


bersedia untuk dilakukan pemeriksaan.

3. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa Keadaan umum baik,
Tanda-tanda vital: Tekanan darah 120/80 mmHg,Denyut nadi 80x/mnt,Suhu tubuh
36.8°C,pernafasan:28x/mnt

Evaluasi : Pemeriksaan fisik dalam batas normal, ibu mengerti dengan apa
yang dijelaskan.

4. Memberitahu ibu bahwa gangguan siklus haid yang ibu alami merupakan hal
normal untuk akseptor KB suntik 3 bulan ibu tidak perlu merasa cemas dan
khawatir,

Evaluasi : ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan.

5. Memberitahu ibu jika ada keluhaan yang menggangu aktivitas atau kenyaman
ibu, sebaiknya ibu kontrol dan akan dilakukan kunjungan rumah kembali tanggal
30 Juni 2022 .

Evaluasi: ibu mengerti dan bersedia melakukannya.

6. Melakukan dokumentasi

Evaluasi:pendokumentasian telah dilakukan dalam bentuk SOAP.

Pandeglang,23 Juni 2022

Pengkaji

Lilis Suprihatiningsih

21
3.2 Kunjungan Ke II

FORMAT DOKUMENTASI

ASUHAN KEBIDANAN PADA


No.Registrasi
AKSEPTOR KB SUNTIK
Tanggal Pengkajian

Waktu Pengkajian :

:30 Juni 2022


Tempat Pengkajian
:09.00 WIB
Pengkaji
:Kp.Cadasari RT.01/02 Ds.Cadasari

A.PENGKAJIAN :Lilis Suprihatiningsih


1.Data Subjektif

Identitas

Nama Ibu:Ny.D
Nama Ayah :Tn.A
Umur :24 th
Umur :30 th

Agama
:Islam Agama :Islam
Suku
:Sunda Suku :Sunda

Pendidikan:SLTP
Pendidikan :SLTP
Pekerjaan:IRT Pekerjaan :Buruh

Alamat
:Kp.Cadasari RT.01/02 Alamat :Kp.Cadasari RT.01/02

2. Keluhan utama

Ibu mengatakan gangguan mentruasinya sudah mulai berkurang

3. Riwayat Reproduksi

21
·Riwayat Menstruasi

Ibu mendapatkan haid pertama atau menarche pada usia 13 tahun, siklus haid
ibu teratur, lamanya sekitar 5-7 hari,ibu

22

21
tidak pernah mengalami nyeri yang hebat saat haid (Disminorhea),
ibu mempunyai 1 anak dan tidak pernah mengalami keguguran.

Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.

Anak Tahun/umur JK Tempat Penolong BBL UK Persalinan Laktasi

-ke (gr)

1 2012 P PKM Bidan 2900 39mg Normal tidak

4. Riwayat ginekologi

Ibu tidak pernah mengalami penyakit kelamin, tumor dan sistem


reproduksi.

5. Riwayat kesehatan

Ibu tidak pernah menderita penyakit jantung, hipertensi, DM dan penyakit


lainnya.ibu tidak pernah menderita penyakit menular, ibu tidak pernah
menderita penyakit menurun, tidak ada riwayat alergi dan ketergantungan
obat-obatan

6. Riwayat kesehatan keluarga

Tidak ada riwayat penyakit menular, tidak ada riwayat penyakit menurun.

7. Riwayat KB

Ibu saat ini akseoptor KB suntik 3 bulan selama ±1 tahun.

8. Data Psikologi dan Spiritual

Ibu menikah 1 kali, lama perkawinan 3 tahun. Ibu belum ada rencana
untuk hamil lagi, ibu dan suaminya bersama dalam mengambil keputusan
untuk berKB, ibu berkeyakinan bahwa tidak ada larangan dalam agama
untuk berKB, ibu menjalankan shalat 5 waktu sehari.

23
9. Diet/makan

Makan
c.Frekuensi :3x/hari

d.Jenis
:nasi dan lauk pauk

Minum
d.Frekuensi :8x/hari

e.Jenis :air putih,susu,teh

f. Keluhan :Tidak ada

10.Pola Eliminasi

BAB
:1x sehari BAK:1 x sehari

Konsistensi:Lembek
Konsistensi:lembek

Warna
:kekuningan Warna:Jernih

11.Aktifitas sehari-hari

Pola istirahat dan tidur : Siang 1 jam, malam 6-7 jam.

Seksualitas
:1 x dalam seminggu

Pola personal hygiene

Mandi
: 2 kali sehari
Sikat gigi
:2 kali sehari
Keramas
:3 hari sekali

Ganti pembalut saat haid :3-4 kali sehari

Ganti pakaian dalam


:2 kali sekaki

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum :Baik

Kesadaran
:Compos mentis
23
2. Pemeriksaan Umum

Tekanan Darah :120/80 mmHg

Denyut nadi
:80 kali/menit

Frekuensi nafas :18 kali/menit

24

23
Suhu tubuh
:36,8 ℃

3. Pemeriksaan Antropometri

Berat badan
:59 kg

Tinggi badan :153 cm

LILA :24 cm

:25,2 kg/㎡
IMT

4. Pemeriksaan Fisik

Wajah:Oval

Rambut: Hitam tidak mudah rontok,bersih

Mata : Conjuntiva merah muda, dan sklera tidak iterik

Mulut :Bersih, gigi tidak ada caries dan tidak berlubang

Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, maupun vena

jugularis

Dada :Bentuk simetris

Abdomen
:Tidak ada luka bekas operasi

Ekstremitas Atas :Simetris,tidak ada kelainan

Ekstremitas Bawah:Simetris,tidak ada oedem

Anogenitalia
:Tidak dilakukan

5. Pemeriksaan Laboratorium:Tidak dilakukan

C.Analisis Data

Ny D 24 tahun Akseptor Kb Suntik

D.Penatalaksanaan

23
1. Memakai APD, untuk menerapkan protokol kesehatan Evaluasi:ibu memahami dan mau
menerapkan protoko kesehatan.

2. Melakukan informed consent untuk dilakukan pemeriksaan

Evaluasi : ibu bersedia untuk dilakukan pemeriksaan.

3. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa Keadaan umum baik, Tanda-tanda
vital: Tekanan darah 120/80 mmHg,Denyut nadi

25

23
80x/mnt,Suhu tubuh 36.8°C,pernafasan:28x/mnt,Pemeriksaan

fisik dalam batas normal

Evaluasi : ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan.

4. Memberitahu ibu bahwa gangguan siklus haid yang ibu alami merupakan hal
normal untuk akseptor KB suntik 3 bulan, ibu tidak perlu merasa cemas dan khawatir

Evaluasi: ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan.

5.Memberitahu ibu jika ada keluahan yang menggangu aktivitas atau kenyaman ibu,
sebaiknya ibu datang ke petugas kesehatan Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia
melakukannya.

6. Menanyakan Kembali pada ibu apakah masih ada yang ibu keluhkan tentang KB
suntik .Ibu tidak ada keluhan lain dan ibu mengerti dan paham penjelasan dan ibu
tidak cemas lagi

7. Melakukan dokumentasi, pendokumentasian telah dilakukan dalam bentuk SOAP.

Pandeglang,23 Juni 2022

Pengkaji

Lilis Suprihatiningsih

26
3.3 KUNJUNGAN KE 3

FORMAT DOKUMENTASI

ASUHAN KEBIDANAN PADA


No.Registrasi
AKSEPTOR KB SUNTIK
Tanggal Pengkajian

Waktu Pengkajian :

:07 Juli 2022


Tempat Pengkajian
:09.00 WIB
Pengkaji
:Kp.Cadasari RT.01/02 Ds.Cadasari

A.PENGKAJIAN :Lilis Suprihatiningsih


1. Data Subjektif

Identitas

Nama Ibu:Ny.D
Nama Ayah :Tn.A
Umur :24 th
Umur :30 th

Agama
:Islam Agama :Islam
Suku
:Sunda Suku :Sunda

Pendidikan:SLTP
Pendidikan :SLTP
Pekerjaan:IRT Pekerjaan :Buruh

Alamat
:Kp.Cadasari RT.01/02 Alamat :Kp.Cadasari RT.01/02

2. Keluhan utama

Ibu mengatakan sudah tidak ada gangguan mentruasi

3.Riwayat Reproduksi

26
·Riwayat Menstruasi

Ibu mendapatkan haid pertama atau menarche pada usia 13 tahun, siklus haid ibu
teratur, lamanya sekitar 5-7 hari, ibu

27

26
tidak pernah mengalami nyeri yang hebat saat haid (Disminorhea), ibu
mempunyai 1 anak dan tidak pernah mengalami keguguran.

Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.

Anak Tahun/umur JK Tempat Penolong BBL UK Persalinan Laktasi

-ke (gr)

1 2012 P PKM Bidan 2900 39mg Normal tidak

4.Riwayat ginekologi

Ibu tidak pernah mengalami penyakit kelamin, tumor dan sistem reproduksi.

5. Riwayat kesehatan

Ibu tidak pernah menderita penyakit jantung, hipertensi, DM dan penyakit


lainnya.ibu tidak pernah menderita penyakit menular,ibu tidak pernah menderita
penyakit menurun, tidak ada riwayat alergi dan ketergantungan obat-obatan

6. Riwayat kesehatan keluarga

Tidak ada riwayat penyakit menular, tidak ada riwayat penyakit menurun.

7.Riwayat KB

Ibu saat ini akseoptor KB suntik 3 bulan selama ±1 tahun.

8. Data Psikologi dan Spiritual

Ibu menikah 1 kali, lama perkawinan 3 tahun. Ibu belum ada rencana untuk hamil
lagi, ibu dan suaminya bersama dalam mengambil keputusan untuk berKB, ibu
berkeyakinan bahwa tidak ada larangan dalam agama untuk berKB, ibu
menjalankan shalat 5 waktu sehari.

28
9. Diet/makan

Makan
:3x/hari
e.Frekuensi
:nasi dan lauk pauk
f.Jenis

Minum
g. Frekuensi :8x/hari
h.Jenis :air putih,susu,teh
i. Keluhan :Tidak ada
10.Pola Eliminasi

BAB
:1x sehari BAK:1 x sehari

Konsistensi:Lembek
Konsistensi:lembek

Warna
:kekuningan Warna:Jernih

11.Aktifitas sehari-hari

·Pola istirahat dan tidur : Siang 1 jam, malam 6-7 jam.

Seksualitas
:1 x dalam seminggu

Pola personal hygiene

Mandi
:2 kali sehari
Sikat gigi
:2 kali sehari
Keramas
:3 hari sekali

Ganti pembalut saat haid : 3-4 kali sehari

Ganti pakaian dalam


:2 kali sekaki

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum :Baik

Kesadaran
:Compos mentis

28
2. Pemeriksaan Umum

Tekanan Darah :120/80 mmHg

Denyut nadi
:80 kali/menit

Frekuensi nafas :28kali/menit

29

28
Suhu tubuh
:36,8 ℃

3. Pemeriksaan Antropometri

Berat badan
:59 kg

Tinggi badan :153 cm

LILA :24 cm

:25,2 kg/㎡
IMT

4. Pemeriksaan Fisik

Wajah:Oval

Rambut: Hitam tidak mudah rontok,bersih

Mata : Conjuntiva merah muda, dan sklera tidak iterik

Mulut :Bersih, gigi tidak ada caries dan tidak berlubang

Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, maupun vena

jugularis

Dada :Bentuk simetris

Abdomen
:Tidak ada luka bekas operasi

Ekstremitas Atas :Simetris,tidak ada kelainan

Ekstremitas Bawah:Simetris,tidak ada oedem

Anogenitalia
: Tidak dilakukan

5. Pemeriksaan Laboratorium:Tidak dilakukan

C.Analisis Data

Ny D 24 tahun Akseptor Kb Suntik

D.Penatalaksanaan

28
1. Memakai APD, untuk menerapkan protokol kesehatan Evaluasi:ibu memahami dan mau
menerapkan protoko kesehatan.

2. Melakukan informed consent untuk dilakukan pemeriksaan

Evaluasi : ibu bersedia untuk dilakukan pemeriksaan.

3. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa Keadaan umum baik, Tanda-tanda
vital: Tekanan darah 120/80 mmHg,Denyut nadi

30

28
80x/mnt,Suhu tubuh 36.8°C,pernafasan:28x/mnt,Pemeriksaan

fisik dalam batas normal

Evaluasi: ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan.

4. Memberitahu ibu bahwa gangguan siklus haid yang ibu alami merupakan hal normal untuk
akseptor KB suntik 3 bulan, ibu tidak perlu merasa cemas dan khawatir, ibu mengerti dengan
apa yang dijelaskan.

5. Memberitahu ibu jika ada keluahan yang menggangu aktivitas atau kenyaman ibu,
sebaiknya ibu datang ke petugas kesehatan Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia
melakukannya.

6. Menanyakan Kembali pada ibu apakah masih ada yang ibu keluhkan tentang KB
suntik .Ibu tidak ada keluhan lain

Evaluasi : ibu mengerti dan paham penjelasan dan ibu tidak cemas lagi

7. Melakukan dokumentasi

Evaluasi : pendokumentasian telah dilakukan dalam bentuk SOAP.

Pandeglang,07 Juli 2022

Pengkaji

Lilis Suprihatiningsih

31
BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan pendekatan


kompherensif dan pendekontaminasian secara SOAP pada Ny D 24 Tahun dari kunjungan
rumah ke-1 sampai dengan ke-3, dimulai dari tangga 23 Juni 2022-07 Juli 2022. Maka
penulis akan membandingkan adanya kesenjangan antara asuhan yang diberikan dengan
teori yang ada.

4.1 Kunjungan ke 1

Pada kunjungan pertama hasil pengkajian data awal tanggal 23 Juni 2022
didapatkan data bahwa ibu dengan keluhan haid tidak teratur semenjak ibu menjadi
akseptor KB suntik DMPA 3 bulan. Ibu menjadi akseptor KB suntik DMPA sudah lebih
dari 2 tahun. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan diperoleh data yaitu tanda-tanda
vital ibu dalam batas normal, berat badan ibu yaitu 56 kg, pemeriksaan fisik dalam
batasnormal dan ibu mengalami spotting

Menjelaskan kepada ibu efek samping apa saja yang bisa timbul dari pemakaian
suntikan DMPA dan ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan. Hal yang
dialaminya merupakan hal yang biasa terjadi dan tidak perlu dicemaskan, menganjurkan
kepada ibu untuk menjaga pola makan, menganjurkan kepada ibu agar datang ke
tempat pelayanan kesehatan terdekat apabila ada masalah atau gangguan kesehatan
sehubungan dengan alat kontrasepsinya.

Menurut teori, kontrasepsi hormonal DMPA atau kontrasepsi suntik 3 bulan mengandung

150 mg progesteron yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik secara IM dibokong ibu,

pada akseptor KB Suntik DMPA sering ditemukan gangguan haid salah satunya Spotting (bercak-

bercak perdarahan)16. Hormon progesterone yang ada didalam Kontrasepsi suntik 3 bulan

terhadap endometrium menyebabkan sekretorik, hal inilah yang menyebabkan terjadinya spotting

pada akseptor kontrasepsi suntik 3

32
bulan. Semakin lama akseptor menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan maka

tidak akan mengalami spotting lagi tetapi akan cenderung tidak akan mengalami

haid7.

Efek samping dari penggunaan KB suntik 3 bulan yaitu ketidak seimbangan hormon

progesteron dan estrogen yang notabene digunakan untuk bahan alat KB hormonal. Ada dua teori

yang membahas tentang cara estrogen dan progesteron menyebabkan kanker payudara. Yang

pertama, risiko mutasi sel saat pembelahan meningkat karena proliferasi sel oleh peningkatan

estrogen dan progesteron juga meningkat. Teori yang kedua,estrogen dan progesteron

merangsang pertumbuhan sel-sel punca kanker payudara 19

4.2 Kunjungan ke 2

Kunjungan kedua yaitu pada tanggal 30 Juni 2022 mengkaji keadaan klien Ny “D” TTV dalam

batas normal dan ibu mengatakan gangguan mentruasi sudah berkurang. berat badan yaitu 56 kg,

keluhan spoting berkurang. Melakukan konseling tentang efek samping apa saja yang bisa timbul

dari pemakaian suntikan DMPA dan ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.

Berdasarkan data yang ditemukan dari hasil pengkajian, yaitu Ny“D”mengalami spotting,

maka perlu diantisipasi terjadinya Drop Out (DO). DO atau putus pemakaian merupakan suatu

kondisi dimana peserta KB tidak melanjutkan penggunaan kontrasepsi. Kasus DO tidak termasuk

yang ganti cara. Menurut SDKI angka DO cukup tinggi yaitu 20,7% dimana sebagian besar

penyebabnya adalah karena ingin hamil lagi, mengalami efek samping, ingin metode yang lebih

efektif, dan kurangnya akses. Berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas, maka petugas kesehatan

dapat meningkatkan kualitas konselingnya agar klien tidak DO. Apabila konseling yang diberikan

berkualitas maka seharusnya tidak terjadi DO bagi klien yang mengalami efek samping karena

semua obat kontrasepsi pasti ada efeksamping yang tidak membahayakan kesehatan klien.20

33
4.3 Kunjungan ke 3

Kunjungan ketiga yaitu pada tanggal 7 Juni 2022,diperoleh data bahwa Ny“D” sudah
tidak mengalami spoting. Hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal dan berat badan
Ny“D” yaitu 56 kg dan hal ini menunjukkan bahwa berat badan ibu masih sama pada
kunjungan sebelumnya. Berdasarkan data yang diperoleh diatas yaitu keluhan Ny “D”
sudah teratasi.

Kontrasepsi suntik memiliki efektifitas yang tinggi bila penyuntikannya dilakukan


secara teratur dan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Ketepatan waktu untuk suntik
kembali merupakan kepatuhan akseptor karena bila tidak tepat dapat mengurangi
efektifitas kontrasepsi tersebut. Kegagalan dari metode kontrasepsi suntik disebabkan
karena keterlambatan akseptor untuk melakukan penyuntikan ulang suntik Depo
Medroksi Progesteron Acetate (DMPA).21

Menjelaskan kepada ibu agar datang kapan saja ke tempat pelayanan kesehatan
terdekat apabila ada masalah atau gangguan kesehatan sehubungan dengan
kontrasepsinya; mengingatkan kembali kepada ibu bahwa jadwal suntikan ulangnya,
memastikan bahwa ibu akan datang untuk suntikan ulangnya dan tetap ingin menjadi
akseptor KB suntik DMPA. ibu mengerti dan ingin tetap menjadi akseptor KB suntikan
DMPA.

Setelah dilakukannya konseling kepada Ny.D tentang efek samping KB 3 bulan,


penulis melakukan pendokumentasian berupa 7 langkah varney dan SOAP sesuai
dengan teori dokumentasi kebidanan menurut Varney 2014 bahwa pendokumentasian
dilakukan secara 7 langkah varney dan SOAP. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
ada kesenjangan antara teori dengan praktik yang dilakukan penulis. Pada akhirnya,
klien memutuskan untuk tetap menjadi akseptor KB.

34
BAB V

PENUTUP

Setelah mempelajari teori, konsep dan prinsip-prinsip asuhan pada akseptor KB suntik dan

pengalaman lansung di lahan praktek studi kasus Ny “D” 24 Tahun akseptor KB suntik DMPA dengan

spotting maka dapat ditarik kesimpulan dan saran sebagi berikut:

5.1 Kesimpulan

1. Kunjungan ke 1

Pada kunjungan pertama hasil pengkajian data awal tanggal 23 Juni 2022 didapatkan

data bahwa ibu dengan keluhan haid tidak teratur semenjak ibu menjadi akseptor KB suntik

DMPA 3 bulan. Ibu menjadi akseptor KB suntik DMPA sudah lebih dari 2 tahun. Dari hasil

pemeriksaan yang dilakukan diperoleh data yaitu tanda-tanda vital ibu dalam batas normal,

berat badan ibu yaitu 56 kg, pemeriksaan fisik dalam batasnormal dan ibu mengalami

spotting Menjelaskan kepada ibu efek samping apa saja yang bisa timbul dari

pemakaiansuntikan DMPA dan ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan. Hal yang

dialaminya merupakan hal yang biasa terjadi dan tidak perlu dicemaskan, menganjurkan

kepada ibu untuk menjaga pola makan, menganjurkan kepada ibu agar datang ke tempat

pelayanan kesehatan terdekat apabila ada masalah atau gangguan kesehatan sehubungan

dengan alat kontrasepsinya.

2. Kunjungan ke 2

Kunjungan kedua yaitu pada tanggal 30 Juni 2022 mengkaji keadaan


klien Ny “D” TTV dalam batas normal dan ibu mengatakan gangguan
mentruasi sudah berkurang. berat badan yaitu 56 kg, keluhan spoting
berkurang.

Melakukan konseling tentang efek samping apa saja yang bisa timbul

dari pemakaiansuntikan DMPA agar klien tidak DO dan ibu

35
mengerti dengan penjelasan yang diberikan.

3.Kunjungan ke 3

Kunjungan ketiga yaitu pada tanggal 7 Juni 2022,diperoleh data bahwa Ny “D” sudah

tidak mengalami spoting. Hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal dan berat badan Ny “D”

yaitu 56 kg dan hal ini menunjukkan bahwa berat badan ibu masih sama pada kunjungan

sebelumnya. Berdasarkan data yang diperoleh diatas yaitu keluhan Ny“D” sudah teratasi

Menjelaskan kepada ibu agar datang kapan saja ke tempat pelayanan


kesehatan terdekat apabila ada masalah atau gangguan kesehatan
sehubungan dengan kontrasepsinya; mengingatkan kembali kepada ibu
bahwa jadwal suntikan ulangnya, memastikan bahwa ibu akan datang untuk
suntikan ulangnya dan tetap ingin menjadi akseptor KB suntik DMPA. ibu
mengerti dan ingin tetap menjadi akseptor KB suntikan DMPA.

5.2 Saran

1. Bagi Keluarga Binaan

Selalu mengikuti program pemerintah dan mengikuti kegiatan penyuluhan


yang diadakan di daerah wilayah Kp. Cadasari RT.01 RW.02 Desa Cadasari
agar mengetahui tentang ilmu terbaru dan dapat menjaga kesehatan diri dan
keluarga.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Lebih meningkatkan lagi konsep mengenai keluarga binaan yang akan


dilakukan dan membimbing mahasiswa agar dapat melakukan kegiatan
sesuai dengan sasaran dan tepat dalam tindakan.

3. Bagi Mahasiswa

Melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien


dimana mahasiswa dituntut untuk berfikir kritis atas fenomena dan kejadian
yang ada di masyarakat.

36
DAFTAR PUSTAKA

1. Wirarti, Amorisa.(2018) Memiliki Ualng Arti Keluarga Pada Masyarakat


Indonesia.Pusat Penelitian Sumber Daya Regional-LIPI

2. Haryani,DD dkk(2017). “Pengaruh Frekuensi Kontrasepsi Suntik DMPA


TerhadapKenaikan Berat Badan pada Akseptor Kontrasepsi Suntik DMPA
Tahun2017”

3. Pusat Data dan Inormasi Kementrian Kesehatan RI. 2020. Situasi dan Analisis
Keluarga Berencana. Jakarta Selatan: BPS.

4.BKKBN.2020.Laporan Akuntabilitas Kerja Instansi Pemerintah. Jakarta: BKKBN.

5. Dinas Kesehatan Provinsi Banten 2020. Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun
2020.Banten :Dinas Kesehatan.

6. Dinkes Provinsi Banten. Profil Kesehatan Kabupaten


Pandeglang.Banten :Dinkes,2020.

7. Prawirohardjo, Sarwono. (2018). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

8. Zakaria,Amir. 2017. Asuhan Keperawatan Keluarga Pendekatan Teori dan


Konsep. Malang: International Research and Development for Human Beings.

9. Nadirawati (2018) Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. 1st edn. Edited by
Anna. Bandung: PT Refika Aditama.

10.Friedman,Bouwden, Jones. 2018. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset Teori


dan Praktik, Edisi 5, Jakarta, EGC.

11.Indah Budiarti, Dina Dwi Nuryani RH. 2017. Determinan Penggunaan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) pada Akseptor KB. Jurnal Kesehatan.Volume
8:220-4.
12.Arum,Dyah Noviawati Setya, Sujiyatini. 2017. Panduan Lengkap Pelayanan KB
terkini. Yogyakarta: Fitramaya.

13.Priyanti, S.,& Syalfina, A. D. (2017). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi

37
Dan 43 Keluarga Berencana.

14.Afrianto,H. 2018. Hubungan Pemakaian Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik


dengan Kejadian Keputihan pada Akseptor KB di Klinik Pratama Niar Medan. Journal
of Linguistics, 3(2),139-157.
15.Affandi, Bran dkk.(2017). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta:PT Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo
16. Yuniati, R. 2019. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Efek Samping Suntik
DMPA di PMB Sri Murningsih Bantul Tahun 2019.Karya Tulis Ilmiah,1(12),32.
17. Rosmiati,P. 2018. Perbedaan Peningkatan Berat Badan Antara Akseptor Kb
Suntik 1 Bulan (Cyclofem) Dengan Akseptor Kb Suntik 3 Bulan (Depo Medroksi
Progesteron Asetat/ Dmpa). Kesehatan Keluarga Berencana,2(5),65.
18.Maskanah. 2017. Faktor Daktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Drop Out
Alat Kontrasepsi Suntik. Jurnal Kb Suntik 3 Bulan, 1(3), 56.
19.Darmawan, D. 2019. Kontrasepsi Suntik Cyclofem. Journal of Chemical
Information and MIodeling,53(9),1689-1699.
20.Maskanah. 2017. Faktor Daktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Drop Out
Alat Kontrasepsi Suntik. Jurnal Kb Suntik 3 Bulan, 1(3), 56.
21.Nurhabibah, Siti.(2018). Faktor- Faktor Yang Berhubungan DenganKepatuhan
Jadwal Kunjungan Ulang Kontrasepsi Suntik DMPAdi RBRhaudatunnadya Cikarang
Tahun 2018. Karya Tulis Ilmiah :Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medika Cikarang
Bekasi

38
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN,DAFTAR TILIK,SOAP DAN

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN KB SUNTIK


DAFTAR TILIK

Universitas Indonesia Maju Kode :

SNVERS Jl.Harapan No.50 Lenteng Agung Jakarta Tanggal:

Selatan 12610 Telp(021)78894043 Email: Revisi


UIMA
humas@stikim.ac.id Website:
2022 Hal :
http://www.stikim.ac.id

DAFTAR TILIK KONSELING KB SUNTIK

KONSELING PELAYANAN KONTRASEPSI

Berikan nilai kinerja di setiap langkah atau kegiatan yang diamati dengan menggunakan skala penilaian sebagai
berikut:

0: Tidak dikerjakan (langkah atau kegiatan seharusnya dilakukan, saat dilakukakan pengamatan atau observasi
tidak dikerjakan).

1: Dilakukan tapi belum sempurna (langkah atau prosedur belum dilakukan secara baik dan benar,
atau dilakukan dalam urutan yang tidak sesuai, atau beberapa langkah tidak dilaksanakan).

2: Dilakukan dengan lengkap (semua langkah atau prosedur dilakukan dengan baik dan benar, serta
urutannya sesuai).

TS : Tidak sesuai (langkah tidak perlu dilakukan karena tidak sesuai dengan keadaan atau situasinya

Nama peserta:Lilis Suprihatiningsih


NPM :19210200113

Tanggal ujian:

KONSELING

Kasus
Langkah Kegiatan
0 1 2 TS

1. Sabar menghadapi klien

2. Menghargai dan tidak mengadili

3. Cukup pengetahuan mengenai cara kerja KB

40
4. Meyakinkan klien bahwa informasi yang

diberikan akan dirahasiakan

5. Mendengarkan dan memperhatikan klien

Menjelaskan secara singkat hal-hal penting


6.
cara KB

40
7. Menggunakan bahasa tubuh untuk

menunjukkan perhatian

8. Menanyakan secara tepat

Lakukan pertanyaan eksploratif yang


9.
mendalam (jawaban tidak hanya ya/tidak)

10. Mengupayakan agar klien mau bertanya

11. Gunakanbahasa yang mudah dimengerti

Menjelaskan dengan berbagai cara agar klien


12.
mengerti

13. Gunakan alat bantu penyuluh KB (misal alat-alat

KB,gambar-gambar)

14. Tanyakan klien apakah sudah mengerti (untuk

meyakinkan konselor bahwa klien telah

menerima informasi yang benar)

15. Diskusikan pada kunjungan ulang dan followup

Kemana harus dating untuk memperoleh

tambahanalat/obat KB·Efek samping dan


penanganannya· Identifikasi awal adanya
masalah·Bilamana harus kembali

Beritahukan klien segera kembali ke kliniksetiap


16.
saat bila ada masalah

Ucapkan salam pada klien dan pesan untuk


17.
control

KONSELING KUNJUNGAN ULA NG

1. Memberi salam

2. Perkenalkan diri

3. Tanyakan pada klien keadaan kesehatan atau

hal-hal lain, perubahan gaya hidup yang dapat

menyebabkan perubahan keinginan cara KB

4.
Tanyakan apakah klien puas dengan cara KB

40
yang dipakai dan apakah masih ingin tetap

menggunakannya

Tanyakan apakah ada masalah dengan cara KB


5.
tersebut

Yakinkan klien juga apabila ada efek samping


6.
ringan dan obati bila perlu

Periksa jika ada komplikasi dan rujuk bila


7.
perlu

Tanyakan apakah masih ada pertanyaan lagidan


8.
jawablah

9. Berikan alat KB bila perlu

Buat perjanjian untuk kunjungan ulang bila


10.
perlu

Skor total
96

41

40
Nilai batas lulus :85(semua langkah kritis dilaksanakan)

Koreksi dosen narasumber/fasilitator:

Kesimpulan:LULUS/TID AK LULUS

Nilai: Paraf:

42
Topik
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Penyuluh
:Akseptor KB Suntik 3 bulan
Sasaran
:Mahasiswa Profesi Kebidanan UIMA
Waktu
:Keluarga binaan

:15 menit

Hari/tanggal:

Tempat
:Kp.Cadasari RT.01/02 Desa Cadasari Kec.Cadasari

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mendapatkan penyuluhan,diharapkan pengunjung terutama wanita usia


subur dapat mengerti dan mengetahui tentang KB suntik KB 3 bulan.

B. Tujuan Istruksional Khusus

Setelah mendapatkan penyuluhan,pengunjung terutama wanita usia subur


diharapkan mampu:

1. Menjelaskan Pengertian,Jenis,Mekanisme Kerja KB suntik 3 bulan.

2. Menyebutkan Manfaat dan Keterbatasan KB suntik 3 bulan.

3. Menyebutkan indikasi, kontraindikasi, kondisi-kondisi yang memerlukan


kehati-hatian KB suntik 3 bulan.

4. Menjelaskan Efek Samping dan Penatalaksanaannya KB suntik 3 bulan.

5. Menyebutkan Tanda-Tanda Peringatan KB suntik 3 bulan.

C. Pokok-Pokok Penyuluhan

1. Pengertian, Jenis,Mekanisme Kerja KB suntik 3 bulan.

2. Manfaat dan Keterbatasan KB suntik 3 bulan.

3. Indikasi, kontraindikasi, kondisi-kondisi yang memerlukan kehati-hatian KB


suntik 3 bulan.

42
4. Efek Samping dan Penatalaksanaannya KB suntik 3 bulan.

5. Tanda-Tanda Peringatan KB suntik 3 bulan.

43

42
D. Kegiatan Penyuluhan

Tahap
Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan sasaran
Kegiatan

Pembukaan 2 Menit Memberi salam Menjawab salam

Menyapa Membalas

memperkenalkan diri Mendengarkan

Isi 8 Menit Menjelaskan Pengertian,Jenis, Mendengarkan

Mekanisme Kerja KB suntik 3 Mendengarkan

Mendengarkan
bulan.
Mendengarkan
Menyebutkan Manfaat dan
Mendengarkan
Keterbatasan KB suntik 3 bulan.
Bertanya

Menyebutkan indikasi, Mendengarkan

kontraindikasi, kondisi-kondisi

yang memerlukan kehati-hatian

KB suntik 3 bulan.

Menjelaskan Efek Samping dan

Penatalaksanaannya KB suntik 3

bulan.

Menyebutkan Tanda-Tanda

Peringatan KB suntik 3 bulan.

Memberi kesempatan untuk

bertanya

Menjawab pertanyaan

Penutup 5 menit Menyimpulkan Mendengarkan


materi
Menjawab
penyuluhan
pertanyaan

44
Memberikan evaluasi berupa Mendengarkan dan

pertanyaan secara lisan menjawab salam

Menutup penyuluhan

E. Metode

1.Ceramah

2.Tanya jawab

44
F. Media

1.Power point

2.Lembar Balik

G.Evaluasi

Jenis :Lisan

Soal:

1.Jelaskan pengertian Menjelaskan Pengertian,Jenis,Mekanisme


Kerja KB suntik 3 bulan!

2. Sebutkan Manfaat dan Keterbatasan KB suntik 3 bulan!

3. Sebutkan indikasi, kontaindikasi, kondisi-kondisi yang memerlukan kehati-


hatian KB suntik 3 bulan!

4. Jelaskan Efek Samping dan Penatalaksanaannya KB suntik 3 bulan!

5. Sebutkan Tanda-Tanda Peringatan KB suntik 3 bulan!

H.Materi Penyuluhan

KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN

1.Pengertian

Kontrasepsi suntik 3 bulan adalah kontrasepsi yang mengandung hormone


progesteron saja untuk mencegah kehamilan dengan menyuntikkan secara
berkala ke dalam tubuh wanita.

2.Jenis

Depo Medroxyprogesterone Asetat,Depo-Provera(DMPA):150 mg depot-


medroxyprogesterone acetate yang diberikan setiap 3 bulan

3. Mekanisme Kerja

a.Menekan ovulasi

b.Lendir serviks menjadi kental dan sedikit,sehingga merupakan barier


terhadap spermatozoa.

45
c.Membuat endometrium menjadi kurang baik/layak untuk implantasi dari
ovum yang sudah dibuahi

d.Mungkin mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba fallopii

45
45
4. Manfaat

a. Manfaat Kontraseptif

1) Sangat efektif (0.3 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama
penggunaan1)

2) Cepat efektif(<24 jam) jika dimulai pada hari ke 7 dari siklus haid

3)Metoda Jangka Waktu Menengah (Intermediate-term) perlindungan untuk 2


atau 3 bulan per satu kali injeksi)

4) Pemeriksaan panggul tidak diperlukan untuk memulai pemakaian

5) Tidak mengganggu hubungan seks

6) Tidak mempengaruhi pemberian ASI

7) Efek sampingnya sedikit

8) Klien tidak memerlukan suplai (pasokan) bahan

9) Bisa diberikan oleh petugas non-medis yang sudah terlatih

10)Tidak mengandung estrogen

b. Manfaat Nonkontraseptif

1) Bisa mengurangi nyeri haid

2) Bisa mengurangi perdarahan haid

3) Bisa memperbaiki anemia

5. Keterbatasan

a. Perubahan dalam pola perdarahan haid à Perdarahan/bercak tak beraturan


awal pada sebagian besar wanita

b. Penambahan berat badan (±2 kg) merupakan hal biasa

c. Meskipun kehamilan tidak mungkin, namun jika terjadi,lebih besar


kemungkinannya berupa ektopik dibanding pada wanita bukan pemakai.

d. Pasokan ulang harus tersedia

e. Harus kembali lagi untuk ulangan injeksi setiap 3 bulan(DMPA)

46
f. Pemulihan kesuburan bisa tertunda selama 7-9 bulan (secara rata-rata)
setelah penghentian

6. Siapa Yang Boleh Menggunakan/Indikasi

a. Wanita dari semua usia subur atau paritas yang:

1) Menginginkan metoda yang efektif dan bisa dikembalikan lagi

2) Sedang dalam masa nifas dan sedang menyusui

46
3) Sedang menyusui (6 minggu atau lebih masa nifas)

4) Pasca aborsi

5) Perokok (dari semua umur, sebanyak apapun)

6) Tidak peduli dengan perdarahan atau amenorrhea yang tidak teratur

b. Wanita dari kelompok usia subur atau paritas manapun yang:

1) Mengalami nyeri haid dari yang sedang hingga yang hebat

2) Makan obat untuk epilepsi atau tuberculosis.

3) Tak bisa mengingat untuk makan pil setiap hari

4) Lebih menyukai metoda yang tidak berkaitan dengan hubungan seks

7. Siapa Yang Seharusnya Tidak Boleh Menggunakan

a. Sedang hamil (diketahui atau dicurigai)

b. Sedang mengalami perdarahan vaginal tanpa diketahui sebabnya (jika adanya


masalahserius dicurigai)

c. Mengalami kanker payudara

8. Kondisi-Kondisi Yang Memerlukan Kehatian-hatian

PICs Tidak dianjurkan kecuali metoda lain tidak tersedia atau tidak dapat diterima jika
seorang wanita:

a. Sedang menyusui (<6 minggu pasca persalinan)

b. Mengalami sakit kuning (hepatitis virus simptomatik atau sirrhosis)

c.Menderita tekanan darah tinggi3(180/110)

d. Menderita penyakit jantung iskhemik (sedang atau sebelum sekarang ini)

e. Pernah mengalami stroke

f. Menderita tumor hati (adenoma atau hepatoma)

g. Menderita diabetes(selama>20 tahun)

9. Efek Samping dan Penatalaksanaannya

a. Amenorrhea

47
b. Perdarahan hebat atau tidak teratur

Perdarahan atau spotting adalah perdarahan banyak atau memanjang lebih


dari 8 hari atau 2 kali lebih banyak dari perdarahan yang biasanya

47
47
dialami pada siklus haid normal, atau perdarahan yang terjadi setelah

tidak haid

Etiologi:

1) Perdarahan atau spotting terus berlanjut atau setelah tidak haid, namun kemudian terjadi
perdarahan maka perlu dicari penyebab perdarahan, obati penyebab perdarahan dengan
cara yang sesuai

2) Bisa juga karena penyakit radang panggul atau penyakit akibat hubungan sexual.

3) Bisa juga karena kelainan genekologi dan perdarahannya biasanya bersifat menetap.

4) Kadang-kadang perdarahan ringan atau spotting sering dijumpai pada akseptor progestin
yang sifatnya sementara.

Penatalaksanaan

1) Bila terjadi perdarahan atau spooting berikan informasi atau KIE bahwa perdarahan ringan
sering dijumpai pada akseptor suntik progestin dan hal ini bukanlah masalah serius dan tak
perlu pengobatan. Menjelaskan bahwa spotting bisa hilang 2-3 x suntikan, karena terjadi
penyesuaian hormonal maka spotting sering terjadi. Meyakinkan ibu bahwa hal ini bisa hilang
dengan sendirinya kecuali jika ada gejala lain/kelainan.

2) Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melakukan suntikan maka
dapat disarankan 2 pilihan pengobatan:

a) 1 Siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-35 ug etinilestrodiol), ibu profen (sampai 800
mg, 2x/hr untuk 5 hari), atau obat sejenis lain. Jelaskan bahwa pemberian pil kontrasepsi
kombinasi dapat terjadi perdarahan.

b) Bila terjadi perdarahan banyak selama pemberian suntikan ditangani dengan


pemberian 2 tablet pil kokntrasepsi kombinasi/hari selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1
siklus pil kontrasepsi hormonal, atau diberi 50 μg. Etinil estradiol atau 1,25 mg estrogen
equin konjugasi untuk 14-21 hari.

c. Pertambahan atau kehilangan berat badan (perubahan nafsu makan)

48
10. Tanda-Tanda Peringatan.

a. Masa haid yang tertunda setelah beberapa bulan siklus teratur

b. Nyeri perut bagian bawah yang hebat

c. Perdarahan hebat

d. Abses atau perdarahan pada tempat suntikan

e. Migraine (vaskuler), sakit kepala yang berat dan terus berulang atau
pandangan yang kabur

49
LINK VIDIO:

https://youtu.be/zpToVh6451

50
50

Anda mungkin juga menyukai