PROPOSAL
SEMINAR DAN WORKSHOP KEPERAWATAN
PERAN TENAGA KESEHATAN DALAM PEMBERIAN ASI
PADA PELAYANAN KESEHATAN
A. Latar Belakang
ASI Eksklusif menurut WHO adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6
bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. Menyusui memberi anak awal terbaik
dalam hidupnya. Diperkirakan lebih dari satu juta anak meninggal tiap tahun akibat diare,
penyakit saluran pernafasan dan infeksi lainnya karena mereka tidak disusui secara memadai.
Ada lebih banyak anak lagi yang menderita penyakit yang tidak perlu diderita jika mereka
disusui.
Dari 136,7 juta bayi lahir diseluruh dunia dan hanya 32,6% dari mereka yang disusui
secara eksklusif dalam 6 bulan pertama. Sedangkan di negara industri, bayi yang tidak diberi
ASI Eksklusif lebih besar meninggal dari pada bayi yang diberi ASI Eksklusif. Sementara di
negara berkembang hanya 39% ibu-ibu yang memberikan ASI Eksklusif (UNICEF, 2013).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan ASI yang pertama adalah karena
kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif (32%) yaitu ibu-ibu menghentikan
pemberian ASI karena produksi ASI kurang. Sebenarnya hal ini tidak disebabkan karena ibu
tidak memproduksi ASI yang cukup melainkan karena kurangnya pengetahuan ibu. Yang
kedua disebabkan oleh ibu bekerja (28%) yaitu ibu-ibu menghentikan pemberian ASI
Eksklusif karena harus kembali bekerja. Yang ketiga disebabkan oleh gencarnya promosi
susu formula (16%), dimana ibu-ibu menghentikan pemberian ASI karena pengaruh iklan
susu formula. Sedangkan lainnya disebabkan oleh faktor sosial budaya (24%) yang meliputi
nilai-nilai dan kebiasaan masyarakat yang menghambat keberhasilan ibu dalam pemberian
ASI Eksklusif. Faktor dukungan dari petugas kesehatan (24%) di mana kegagalan pemberian
ASI Eksklusif disebabkan kurangnya dukungan dari petugas kesehatan yang dianggap paling
bertanggungjawab dalam keberhasilan keberhasilan penggalakan ASI dan yang terakhir
adalah faktor dari keluarga (24%) di mana banyak ibu yang gagal memberikan ASI Eksklusif
karena orang tua, nenek atau ibu mertua mendesak ibu untuk memberikan susu tambahan
formula (Bangnes, 2011).
Mengingat uraian data tersebut, penting diadakannya seminar dan workshop tentang
pentingnya pemberian ASI, langkah-langkah keberhasilan menyusui dan implementasi
pemberian ASI.
Diharapkan dengan kegiatan tersebut semua tenaga kesehatan yang mengikuti seminar
dan workshop akan memberikan peran serta positif dalam upaya menyukseskan keberhasilan
pemberian ASI Eksklusif, menurunkan angka morbiditas dan mortalitas balita dan akan
meningkatkan derajat kesehatan generasi mendatang pada akhirnya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tenaga keperawatan tentang konsep
pemberian ASI Ekslusif.
2. Tujuan Khusus
a. Peserta mampu memahami pentingnya ASI bagi kesehatan ibu dan bayi.
b. Peserta mampu memahami langkah-langkah keberhasilan menyusui.
c. Peserta mampu memahami implementasi pemberian ASI.
d. Peserta mampu memahami dan melaksanakan:
Persiapan dan teknik menyusui.
Teknik mendiagnosis masalah menyusui.
Praktik konseling pemberian ASI.
C. Sasaran
Tenaga kesehatan di kabupaten Situbondo (perawat dan bidan).
D. Waktu Pelaksanaan
Sabtu, 12 November 2016.
E. Tempat Pelaksanaan
Aula Serba Guna Pemda Situbondo.
F. Metode
1. Klasikal.
2. Diskusi.
3. Role Play.
G. Materi
1. Pentingnya ASI bagi kesehatan ibu dan bayi.
2. Langkah-langkah keberhasilan menyusui.
3. Implementasi pemberian ASI pada pelayanan kesehatan.
4. Workshop:
a. Persiapan dan teknik menyusui.
b. Teknik mendiagnosis masalah menyusui.
c. Praktik konseling pemberian ASI.
H. Narasumber
1. Susi Wahyuning Asih, S.Kep., Ns., M.Kep.
Ketua Program Studi Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Jember.
(Pentingnya ASI bagi kesehatan ibu dan bayi)
2. Sinta Wahyusari, S.Kep., Ns. M.Kep., Sp.Kep.Mat.
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Hafshawaty Probolinggo.
(Langkah-langkah keberhasilan menyusui)
3. Dini Kurniawati, S.Kep., Ns., M.Psi., M.Kep., Sp.Kep.Mat.
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember.
Konselor Menyusui & Anggota Ikatan Konselor Menyusui Indonesia (IKMI)
Member of the International Association of Infant Massage (IAIM)
(Implementasi pemberian ASI pada pelayanan kesehatan dan workshop)
I. Rencana Anggaran
Dana yang dipakai untuk pelatihan ini sebesar Rp18.230.000 didapat dari pendaftaran
Rp17.500.000 dan subsidi PPNI DPK RSAR sebesar Rp750.000
6. Konsumsi
a. Nasi 350 Buah Rp10.000 Rp 3.500.000
b. Kue 350 Buah Rp3.500 Rp 1.225.000
c. Air 15 Dus Rp27.000 Rp 405.000
7. Cetakan
a. Souvenir pemateri 3 Buah Rp50.000 Rp 150.000
b. Banner 1 Lembar Rp150.000 Rp 150.000
c. Sertifikat 350 Lembar Rp3.000 Rp 1.050.000
9. Biaya Pendaftaran
Angka Kredit
a. IBI Jatim 1 Paket Rp500.000 Rp 500.000
b. PPNI Jatim 1 Paket Rp1.500.000 Rp 1.500.000
Total Rp18.230.000
K. Susunan Panitia
Ketua : Rini Mafulatunnisa, S.Kep., Ns.
Sekretaris : Ruly Ariyantowijoyo, S.Kep., Ns.
Yuni Novita
Bendahara : Rahmad Saiful Haris, S.Kep., Ns.
Indah Kurniasari, S.Kep. Ns.
Seksi Acara : Irmarawati Dia Primirti, S.Kep., Ns.
Ratri Ismiwiranti, S.Kep., Ns.
Ahmad Busairi, S.Kep., Ns.
Seksi Ilmiah : Faridatul Muslimah, S.Kep., Ns.
Jauhari, S.Kep., Ns., M.Kep.
Chairiyah, SST.
Evi Tri Wahyuni, S.Kep., Ns.
Seksi Perlengkapan dan Dokumentasi : Hadi Suprapto, S.Kep. Ns.
Eka Septian, S.Kep., Ns.
Aditya Ferdiansyah, S.Kep.,Ners
Raka Restusiana
Seksi Humas : Andi Purwanto, S.Kep., Ns.
Eko Moh. Nur, S.Kep., Ns.
Muhlis Kurniawan, SST.
Seksi Konsumsi : Halin Firmana, SST.
Wiji Lestari, S.Kep. Ns.
Riswatiningsih, S.Kep. Ns.
Ratna Wijayanti
KETUA SEKRETARIS
MENGETAHUI
DIREKTUR
RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo