KEMENTERIAN KESEHATAt<I RI
TAHUN, 2011
613.269
Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat
p Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Pedoman pengelolaan air susu ibu di tempat
kerja.-Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2011
II 1 Tak 71 rgantlkun
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga buku Pedoman
Pengelolaan ASI di Tempat Kerja ini selesai tersusun. Pedoman
ini disusun dengan tujuan dapat meningkatkan pelaksanaan
pemberian ASI di tempat kerja.
Mengingat informasi tentang pentingnya Air Susu Ibu dirasa
masih kurang tersebar luas di kalangan tempat kerja, Direktorat
Jenderal Bina Gizi dan KIA melalui Direktorat Bina Kesehatan
Kerja berinisiatif menyusun buku pedoman ini. Harapan kami
buku ini dapat dijadikan pegangan untuk meIaksanakan kegiatan
kegiatan tersebut.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada
Tim Penyusun dan semua pihak yang teIah berkontribusi daIam
penyelesaian pedoman ini baik secara langsung maupun tidak
langsung. Kami senantiasa terbuka untuk menerima kritik dan
saran untuk perbaikan mutu dan penyempurnaan buku ini. Semoga
upaya kita bersama mendapat hidayah dan ridho-Nya. Amin.
B. Tujuan ................................................................................. 3
C. Sasaran ............................................................................... 4
E. Pengertian ......................................................................... 4
karyawan? ......................................................................... 6
perah? ................................................................................... 28
vi 1 Tuk Tt ryuntlkan
BAB V PENUTUP ............................................................................... 34
SUMBER INFORMASI 35
DAFTAR PUSTAKA 39
I vII
viii ",Sf Tok Ter:qantlkull
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
nt/kan I
1
Cakupan ASI di Indonesia belum mencapai angka yang
diharapkan yaitu sebesar 80%. Menurut hasil Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002
2003, didapati data jumlah pemberian ASI eksklusif pada
bayi di bawah usia dua bulan hanya mencakup 64% dari
total bayi yang ada. Persentase terse but menurun seiring
dengan bertambahnya usia bayi, yakni, 46% pada bayi usia
2-3 bulan dan 14% pada bayi usia 4-5 bul a n. Sementa ra itu,
hasil SDKI 2007 menunjukka n penurunan jumlah bayi yang
mendapatkan ASI eksklusif hingga 7,2%. Pada saat yang
sama, jumlah bayi di bawah enam bulan yang diberi susu
formula meningkat dari 16,7% pada tahun 2002 menjadi
27,9% pada tahun 2007.
2
j iwa, dengan jumlah pend ud uk yangbekerja mencapai 104,49
juta jiwa terdiri dari laki-laki 64,54 juta, dan perempuan
39,95 juta jiwa, dimana 25 juta diantaranya berada pada
usia reproduktif. Pekerja perempuan usia reproduktif dapat
mengalami siklus haid, hamil dan menyusui.
B. Tujuan
1. Tujuan Umu m:
2. Tujuan Khusus:
J 7 k 711 ant, n I 3
b) Diperolehnya dukungan dari pengeJola/
pengurus tempat kerja tentang pemberian ASI
di tempat kerja.
C. Sasaran
D. Dasar hukum
E. Pengertian
4
2. Air susu ibu adalah cairan hidup yang mengandung
sel-sel darah putih, immunoglobulin, enzim dan
hormon serta protein spesifik, dan zatgizi lainnya yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
anak.
nrk 5
BAB II
6
d. Lebth ekonomis karena tidak perlu mengeluarkan
biaya untuk susu formula, lebih praktis, dan higienis
e. Menunda kehamilan. Isapan bayi pada puting susu ibu,
akan merangsang kelua rnya hormon prolaktin untuk
memproduksi ASI sekaligus menunda kesuburan.
b. Pengkajian
8
1) Jumlah karyawan dan karyawan perempuan usia
reproduksi.
c. Tenaga
d. Dana
Pendanaan untuk pengeJoJaan ASI di tempat kerja
bersumber dari tempat kerja tersebut dan sumber lain
yang tidak mengikat.
"
Sofa Ponj... (Momo.-ah ASI)
b) Tissue/Lap Ungan
4) Alat Tulis
5) Alat konseling
a) Boneka
b) Model payudara
e) Nasogastrie Tube (NGT)
d) Spuit 5 ee, 10 ee, 20 ec
e) Cangkir minum ASI
f) Botol Simpan ASI
g) Mangkok untuk perah ASI
6) KIE ASI
a) Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
b) Poster ASI dan photo-photo ASI
12 I 1Tok 71 antilcan
c) Leaflet dan booklet yang dapat diperoleh
dari Dinas Kesehatan atau website (www.
depkes.go.id) .
d) Buku konseling menyusui
e. Adanya penghargaan
1) Dari Internal:
Penghargaan diberikan kepada pekerja yang
berhasil memberikan ASI eksklusif dan berhasil
memberikan motivasi kepada sesama pekerja
perempuan.
2) Oari Eksternal :
a) Penghargaan dari lembaga-lembaga
pemerhati ASI seperti AIMI, SELASI dan
lain-lain
b) Penghargaan dari media cetak dan
elektrotik
c) Penghargaan yang diperoleh dari
pemenntah seperti Kementenan Kesehatan,
Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak serta
swasta, sebagai tempat kerja yang berhasil
menerapkan dan melaksanakan program
pemberian ASI di tempat kerja sehingga
dapat meningkatkan citra tempat kerja.
14 IA 1 nlk 71 arlClkllll
BAB IV
DI TEMPAT KERJA
a. Aspek gizi
1) Mengandung zat gizi berkualitas tinggi untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi
2) Zat gizi dalam AS} mudah dicerna dan diserap
secara efektif
b. Aspek imunologis
1) AS} mengandung zat anti infeksi, bersih dan
bebas kontaminasi
2) Mengandung [gA, lakto/erin, lysozim, faktor
bifid us dan lain-lain yang mampu menjaga daya
tahan tubuh bayi
c. Aspek kecerdasan
AS} mengandung Taurin, Docosahexaenoic Acid (DHA)
dan Arachidonic Acid (AA) yang cukup untuk menjamin
pertumbuhan dan tingkat kecerdasan Anak. HasH
penelitian menunjukan bahwa tingkat kecerdasan
(IQ) bayi yang diberikan ASI lebih tinggi daripada bayi
yang diberikan susu formula
I Tcl/( 71 rgarrtlk /I I 15
b. Lebih besar kemungkinannya untuk menderita diare,
Infeksi saluran pernafasan, infeksi telinga dan infeksi
lainnya.
c. Diare kemungkinan akan persisten atau menetap
d. 8ayi mungkin mendapatkan susu terlalu sedikit dan
bisa mengalami kurang gizi karena bayi terlalu sedikit
diberi susu atau susunya terlalu encer. 8ayi lebih besar
kemungkinan menderita kurang vitamin A.
e. Lebih besar kemungkinannya untuk meninggal karena
infeksi dan kurang gizi dari pada bayi yang mendapat
ASl.
f. 8ayi bisa mengalami kondisi alergi seperti eksim dan
asma
g. 8ayi bisa menjadi intoleran terhadap susu hewan yang
bisa menyebabkan diare, ruam, dan gejala lainnya
h. 8ayi yang terlalu banyak minum susu formula
cenderung minum lebih banyak sehingga kemungkinan
menjadi kegemukan
i. Risiko beberapa penyakit kronis pada anak, misalnya
Diabetes
j. 8ayi tidak bisa berkembang baik secara mental dan
Skor tes intelegensia lebih rendah
k. lbu yang tidak menyusui lebih besar kemungki nannya
menjadi subur dan lebih cepat hamil
I. Kontam inasi produ k
m. Pencemaran air
n. Tatacara penyimpanan dan pemberian yang tidak
benar
16
o. Risiko pemberian dengan botol dan dot
p. Biaya mahal
6. Dagu bayi
menempel
pada payudara
7. Hldung bayi
menJauhi
payudara
8. Bahudan
lengan ibu
tidak tegang
dandalam
posisi natural
17
AREOLA: paslikan bahwa yang lermasuk kedalam
mulut baYI adalah puling dan sebagian besar areola,
bukan puling saja, dan areola yang berada dl baglan
bawah mulul bayi lebih sedikit dibandingkan dengan
areola yang berada dialas mulul bayi
Sumber : AIMI
18 ITa/( 71 ry mt,kan
3) Bertahanlah untuk tidak memberikan dot
19
11) Setelah sampai di rumah, aktivitas menyusui
segera dilakukan.
12) Pada malam hari sebaiknya ibu tidur bersama
bayi dan menyusui bayinya.
ASI diperah secara rutin mi nimal setiap 2-3 jam dan tidak
menunggu payudara terasa penuh. Akan lebih sulit untuk
memerah jika payudara sudah bengkak dan akan terasa
nyeri serta akan menyebabkan penurunan produksi ASI.
a. Menyiapkan perlengkapan
20 I To 7i I G/wk n
b. Persiapan sebelum memerah ASI,
Su mber : AIMI
21
8) Dengan menggunakan buku-buku jari, mulai
dari pangkal payudara samapai dengan ke arah
puting, buat gerakan menekan secara lembut.
Sumber : A1Ml
22 I Tak 71 r; ant ka
disalurkan. Kita bisa mengubah posisi ibu jari
seperti huruf U, ke arah jam 3 dan keempat jari
lainnya ke arah jam 9.
2) Kembali tekan lembut bagian areola, gunakan
tangan yang satunya untuk menampung ASI
perah yang akan memancar kemana-mana.
3) Tekanlah denga n cara yang sarna di sisi
sampingnya untuk memastikan memerahnya
dari semua segmen payudara.
4) Lakukan gerakan menekan-memerah
melonggarkan beberapa kali.
5) Hindarilah mengurut jari pada kulit payudara,
namun sebaliknya seperti menggulung.
6) Waktu yang dibutuhkan untuk memerah
ASI dengan tangan bervariasi sesuai dengan
kemampuan ibu. Makin sering dilakukan, ibu
akan semakin mahir.
I Tu 1i ry mtlkall I 23
7. Apa keunggulan memerah ASI dengan tangan?
24 I A I Tak Ter.'lantlkan
8. Bagaimana cara memilih pompa ASI yang baik?
I Tak 71'rgotltlk" I 25
b. Bila ASI perah disimpan dalam botol kaca, hendaknya
botol jangan diisi terlalu penuh, hal ini bisa
menyebabkan botol pecah saat disimpan di dalam
freezer. Maka isikan ASI perah kurang lebih % botol
saja.
26 I A I TClk T~ryant;kll"
10. Bagaimana daya tahan ASI perah?
~~~
'?;.l~l
Lemari 3 bulan
Es 2 (optimal)6
Pintu
(-l8e)
bulan (dapat
diterima) (( J J )
6 bulan ~
Freezer (optimal)12
Tunggal bulan (dapat
diterlma)
A. I Tuk Tergullrlkun I 27
11. Bagaimana cara membawa ASI perah dari tempat kerja
ke rumah?
28 A I Tal< 71 nClkall
b. Keluarkan ASI perah dari lemari es seeara berurutan
dari jam perah paling awal atau FIFO (First In First
Out).
Perlu diperhatikan!
Jangan merebus AS) perah atau menghangatka n AS)
menggunakan ai r mendidih
A ., Tflk Ter:qcllltlkan I 29
Langkah-Iangkah memberikan ASI perah pada bayi:
Duduklah dengan nyaman
Bacalah doa terlebih dahulu
Pangku bayi dalam posisi setengah duduk
Tempelkan pinggir cangkir/sendok kedl berisi ASI
perah pada bibir bawah bayi atau ASI perah menyentuh
bibir bayi
Biarkan bayi minum sendiri dengan dorongan
lidahnya
Jangan menuangkan AS I perah ke dalam mulut bayi
Setelah bayi mendapat cukup ASI perah, pegang bayi
dalam posisi tegak untuk disendawakan.
ibunya.
Sumber: AIMI, 2010
30 I Tak yantikuTl
b. Cangkir tidak akan dibawa kemana-mana dalam
waktu cukup lama, sehingga kurang memberi waktu
bagi bakteri untuk berkembang biak
c. 8ayi tidak dapat minum sendiri dari cangkir,
sehingga pasti akan ada orang yang memegang bayi,
memperhatikan bayi, menatap bayi, dan berinteraksi
dengan bayi. Hal ini diperlukan bagi perkembangan
intelegensia dan kecerdasan emosional bayi.
d. Minum dari cangkir tidak menggantikan kegiatan
menghisap pada kegiatan menyusu, sehingga bayi
akan tetap bersemangat untuk menyusu ketika ibunya
kern bali dari bekerja. 8ayi akan sangat ingin menyusu
karena kebutuhan menghisap belum terpenuhi. Hal
ini akan merangsang produksi ASI, sehingga ibu tetap
dapat menghasilkan ASI dalam jumlah banyak
e. Penggunaan cangkir dalam memberikan ASI perah
kepada bayi akan melatih bayi mengendalikan
seberapa banyak ASI yang diteguknya
171 k /lti n I 31
c. Mengurangi risiko terkena alergi dari makanan. Bayi
berumur kurang dari 6 bulan, sel-sel disekitar usus
belum siap menerima kandungan dari makanan
sehingga dapat menyebabkan reaksi imun dan terjadi
alergi.
32
i. Tidak benar jika ibu menyusui tidak boleh makan
makanan pedas, bersantan, dan minuman dingin.
A /7ok 7i Ii Imkan I 33
BABV
PENUTUP
Pemberian ASI adalah hak ibu dan bayi karena sudah banyak bukti
menunjukan bahwa ASI meningkatkan kualitas hidup !bu, bayj,
keluarga dan masyarakat. Hal ini memberikan juga keuntungan
bagi pengusaha dan negara RI.
34 I AS/lbk Te mlL/ko"
SUMBER INFORMASI
1. KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Ema il ko n ta k@aimi-asLorg
Telp/fax.021-83795168
Website: www.selasLnet
36 I AITh
antlk n
PERALATAN MEMERAH ASI DI TEMPAT KERJA
Sumber; ayahbunda.co.id
Sumber; indonetwork
Sumber : infobunda.com
Sumber ; infobunda.com
A I TClIi. Ie rc ",uk. n I 37
5. Ice Bag untuk menyimpan batal susu
yang beris i AS!
Sumber: asibayi.com
Sumber: bicara-ibudananak.blogspot.com
Sumber : indonetwork
38 I A I Tc k 7i II annk n
DAFTAR PUSTAKA
UNICEF dan Depkes RI. 2005. Petunjuk Praktis bagi Kader dalam
Mendampingi Ibu MenyusuLJakarta: DirektoratJenderal Bina
Kesehatan Masyarakat. Direkto rat Bina Gizi Masyarakat.
Website:
http://www.aimi-asLorg
http:// www.bps.go.id
http://www.konselormenyusui.org
http://www.selasLnet
http://www.indonetwork
http://www.infobunda.com
http://www.asibayLcom
http://www.bicara-ibudananak.blogspot.com
40 I Tak 71 an ClJru n
TIM PENYUSUN
Penyusun:
Astuti, dr
Ben Fauzi, SKM
Darwin, dr
Dien Sanyoto Besar, dr
Elisabet Lb Tobing, dr, MPH
Ika Ratnawati, SKM, M.KKK
Indah Restiati, SKM, M.Kes
Inne Nutfiliana, dr, MKK
Jelsi Natalia Marampa, SKM, M.KKK
Junus Sangaoli, SKM
Kuwat Sri Hudoyo, dr, MS
Laurend Sinaga, drs
Nia Umar, S.Sos
Pramutia, dr
Rathia Ayuningtyas, dr
Rosidi Roslan, SIP, SKM, MPH
Rosmaini
Safira Cahyandari, Amd
Sari Intan Kailaku, STP
Sunarja,Drs, MM
Tasripin, SKM, MKM
Titin Hartini, Ir, M.Sc
WiwiWiamah
Zulfi Wiyanti
~ I Tak To r I1ntlkall I 41