Anda di halaman 1dari 22

ntara 0-20 meter diatas permukaan laut, berada di daerah aliran kali sewo serta

memiliki sistem pengairan teknis yang baik sehingga cocok untuk lahan pertanian
terutama padi. Dengan jumlah penduduk 45.398 jiwa, laki-laki 23.198 jiwa dan
perempuan 22.798 jiwa dengan kepadatan penduduk 9,861 jiwa/km2. Pembangunan
kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan nasional. Tujuan
pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
A. Secara administratif Puskesmas Sukra sebagai berikut :
 Jumlah Desa : 8 Desa yaitu, Tegal Taman, Ujung gebang, Sukra, Sukra Wetan,
Bogor, Sumuradem, Sumuradem Timur, dan Karang Layung.
 Jumlah RW : 35 RW
 Jumlah RT : 134 RT

B. Batas wilayah kerja Puskesmas Sukra yaitu:


 Sebelah Barat : Kabupaten Subang
 Sebelah Timur : Wilayah kerja Puskesmas Patrol
 Sebelah Utara : Laut Jawa
 Sebelah Selatan : Wilayah Kecamatan Anjatan.

1
C. Peta wilayah kerja UPTD Puskesmas Sukra

Gambar 2.1 Peta Kecamatan Sukra

2.1.1 Visi dan Misi UPTD Puskesmas Sukra

A. Visi UPTD Puskesmas Sukra


Mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan di kecamatan sukra.
B. Misi UPTD Puskesmas Sukra
a. Menjalankan manajemen mutu di puskesmas
b. Mengembangkan mutu pelayanan yang berorientasi kepada kebutuhan
masyarakat secara menyeluruh
c. Mengembangkan system manajemen puskemas secara terpadu
d. Mengembangkan sumber daya manusia secara kwalitas dan kwantitas
e. Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan

2
2.1.2 Tujuan, Sasaran dan Program Puskesmas Sukra

A. Tujuan UPTD Puskesmas Sukra


Puskesmas adalah penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk
jenjang tingkat pertama, Dalam Sistem Kesehatan Kabupaten, kedudukan
Puskesmas adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kesehatan
kabupaten yang bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian tugas
pembangunan kesehatan kabupaten di wilayah kerjanya, sedangkan kedudukan
puskesmas dalam Sistem Pemerintahan Daerah adalah sebagai Unit Pelaksana
Teknis Daerah (UPTD) Kesehatan kabupaten yang merupakan Unit Struktural
Pemerintah Daerah Kabupaten bidang kesehatan di tingkat kecamatan. Maka
tujuannya adalah Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan
capaian Indeks Kesehatan (IPM) Kecamatan Sukra.
B. Sasaran UPTD Puskesmas Sukra
Seluruh penduduk Kecamatan Sukra terutama pada kelompok rentan
terhadap masalah kesehatan, yaitu : neonatal, bayi, balita, WUS, bumil, bufas dan
lansia serta seluruh penduduk miskin.
a. Indikator:
 AKI (Angka Kematian Ibu)
 AKB (Angka Kematian Bayi)
 AKABA (Angka Kematian Balita)
 Angka Kematian Kasar
b. Kebijakan :
1. Pelaksanaan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM)
2. Peningkatan profesionalisme tenaga kesehatan
3. Perngembangan sumber daya kesehatan
4. Penggalangan kemitraan lintas sektor
5. Pemberdayaan masyarakat
C. Program Puskesmas Sukra
1. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang meliputi
kegiatan :
a. Pengembangan desa siaga
b. Pengembangan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

3
c. Pembudayaan PHBS pada tatanan rumah tangga, tatanan sekolah, tatanan kantor
dan tempat-tempat umum
d. Peningkatan penyuluhan kesehatan

2. Program lingkungan sehat yang meliputi kegiatan :


a. Pengembangan desa siaga
b. Penyediaan sarana air bersih, jamban keluarga dan sanitasi dasar lainnya
c. Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan
d. Pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan

3. Program perbaikan gizi masyarakat yang meliputi kegiatan :


a. Pengembangan desa siaga
b. Peningkatan pengetahuan gizi
c. Pencegahan dan penanggulangan masalah gizi
d. Peningkatan surveilans gizi
e. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi

4. Program pencegahan dan pemberantasan penyakit yang meliputi kegiatan :


a. Pengembangan desa siaga
b. Peningkatan dan pemerataan Lima Imunisasi dasar Lengkap (LIL)
c. Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko
d. Penemuan dan tatalaksana penyakit
e. Peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB atau wabah

5. Program Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) yang meliputi kegiatan :


a. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
b. Peningkatan kesehatan bagi penduduk miskin
c. Peningkatan pelayanan kesehatan ibu, KB, kesehatan anak, remaja dan lansia
d. Peningkatan peran serta sektor swasta dalam upaya kesehatan perorangan

6. Program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang meliputi kegiatan :


a. Pengembangan desa siaga
b. Peningkatan kemitraan lintas sektor
c. Peningkatan kemitraan kader kesehatan dengan tenaga kesehatan
d. Revitalisasi posyandu

7. Program manajemen sumber daya kesehatan yang meliputi kegiatan :

4
a. Peningkatan keterampilan dan profesionalisme tenaga kesehatan melalui
pendidikan dan pelatihan
b. Perbaikan dan peningkatan sarana dan prasarana puskesmas dan jejaringnya
c. Perencanaan, penggunaan dan pelaporan perbekalan kesehatan
d. Perencanaan, penggunaan dan pelaporan sumber dana kesehatan
e. Penerapan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kinerja
puskesmas

8. Target pembangunan kesehatan Puskesmas Sukra


Kondisi kesehatan masyarakat yang diharapkan dalam pembangunan kesehatan
di kecamatan Sukra diwujudkan dalam bentuk pencapaian target indikator derajat
kesehatan, hasil antara, proses dan masukan yang disesuaikan dengan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Kabupaten.

2.1.3 Nilai-nilai UPTD Puskesmas Sukra

A. Tata Nilai Puskesmas Sukra


KAMI MEMBERI PELAYANAN “ PRIMA”
Profesional : Bekerja sesuai kompetensi dan mampu bekerja sama
Responsive : Cepat dan tanggap dalam menangani masalah kesehatan
Ikhlas : Bekerja dengan niat ibadah
Menyeluruh : Mencangkup seluruh lapisan masyarakat
Amanah : Bertanggung jawab terhadap tugas yang diemban
B. Budaya Kerja Puskesmas Sukra
Simpati dan Empati : Memberikan pelayanan kepada pasien dengan penuh
kasih sayang dan kepedulian
Unggul : Selalu unggul dalam segala hal
Kreatif dan Inovatif : Memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri dengan
ide-ide kreatif serta memberi terobosan bagi
peningkatan pelayanan puskesmas
Ramah : Memiliki sikap yang sopan dan santun kepada seluruh
masyarakat dan rekan kerja
Akuntabilitas : Memberikan pelayanan kesehatan sesuai pedoman dan
standar pelayanan yang ditetapkan, dapat diukur dan
dipertanggung jawabkan.

5
2.1.4 Struktur Organisasi
Kepala UPTD Puskesmas
dr. BarlianSukra
Ahmad Anwar
Kepala Sub Bagian Tata
Kelompok jabatan fungsional Usaha
H. Yanto Hadibowo,
S,KM
Sistem Informasi Kepegawaian Rumah tangga Keuangan
Repy Irawan Een Kunaeni Tangga
Sahila
DOKTER UMUM Endang s

DOKTER GIGI Penanggung Jawab UKM Penanggung Jawab UKP, PJ Jaringan Pelayanan
Penanggung Jawab UKM Pengembangan Kefarmasian Pusksemas
APOTEKER Essensial dan Keperawatan danLaboratorium
Masyarakat Tovan Hadi dr Warnadi H Mugianto
Nafsiyah
BIDAN Pelayanan Kesgilut Puskesmas Pembantu
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan Promosi 1. Sumuradem (H
Jiwa drg. Asep Juliadi Permana
PERAWAT Kesehatan dan UKS Tarmunah Mugianto)
Tovan Hadi
2. Bogor ( H Widanto)
Pelayanan Kesehatan
SANITARIAN Pelayanan Kesehatan Pelayanan Kesehatan Puskesmas Keliling
KIA-KB
Hj Suryi
Lingkungan GigiMasyarakat
Repy Irawan Andiana, Asmuni
PROMOSI KESEHATAN drg. Asep Juliadi Permana Pelayanan Gawat
Pelayanan KIA-KB yang Darurat
Asmuni Bidan Desa
bersifat UKM Pelayanan Kesehatan
NUTRISIONIS Hj Bawon 1. Bogor (Eti Kustinah)
Tradisional Pelayanan Gizi yang
Tovan Hadi 2. Sukra (Nur Afni)
Pelayanan Gizi UKM bersifat UKP
ANALIS Nafsiyah 3. Sukra Wetan (alivia
Pelayanan Kesehatan DP)
Nafsiyah
Pelayanan Persalinan 4. Sumuradem (Nina L)
EPIDEMIOLOGI Andiana
Pelayanan Pencegahan dan Wati 5. Sumuradem Timur(
Pelayanan Kesehatan Heni PD)
Pengendalian Penyakit Pelayanan Rawat Inap
Indera 6. Karang Layung (Dian
H Widanto H Mugianto Agus S N)
Pelayanan Kefarmasian 7. Ujung gebang
Pelayanan Keperawatan Pelayanan Kesehatan
(Tarmunah)
Kesehatan Masyarakat Lansia
Sutinih Sandy 8. Tegal Taman (
Sutinih) 6
Sunadi Pelayanan Kesehatan Pelayanan Laboratorium
Kerja Karyanto Jejaring Fasilitas
Repy Irawan Pelayanankesehatan
Rita Achpriatin
2.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas

A. Tugas Pokok Puskesmas


Melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan
di wilayah kerja puskesmas dalam rangka mendukung terwujudnya Kecamatan Sehat.
B. Fungsi Puskesmas
Dalam melaksanakan tugas, Puskesmas menyelenggarakan Fungsinya:
1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerja puskesmas
2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerja puskesmas

2.1 Materi Pelatihan dalam Aktualisasi

2.2.1 Agenda Nilai-nilai Dasar PNS


1. Akuntabilitas

Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau
tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang
berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan
akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk lai-nilai publik tersebut antara lain adalah:

uk menghindari dan mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;


3. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
g konsisten dan dapat diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.
 Menciptakan Lingkungan Kerja yang Akuntabel
1. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya. Pimpinan
mempromosikan lingkungan yang akuntabel dapat dilakukan dengan memberikan
contoh pada orang lain (lead by example), adanya komitmen yang tinggi dalam
melakukan pekerjaan sehingga memberikan efek positif bagi pihak lain untuk
berkomitmen pula, terhindarnya dari aspek-aspek yang dapat menggagalkan kinerja
yang baik yaitu hambatan politis maupun keterbatasan sumber daya, sehinggadengan
adanya saran dan penilaian yang adil dan bijaksana dapat dijadikan sebagai solusi.
2. Transparansi

7
a. Tujuan dari adanya transparansi adalah
b. Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama antara kelompok internal
dan eksternal;ĺ
c. Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi
dalam pengambilan keputusan;
d. Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan;
e. Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara keseluruhan.
3. Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi
dan mematuhi semua hukum yang berlaku, Undang-undang, kontrak, kebijakan, dan
peraturan yang berlaku. Dengan adanya integritas institusi, dapat memberikan
kepercayaan dan keyakinan kepada publik dan/atau stakeholders.
4. Tanggungjawab (Responsibilitas)
Responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan memberikan kewajiban
bagi setiap individu dan lembaga, bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan
yang telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggungjawab atas keputusan
yang telah dibuat. Responsibilitas terbagi dalam responsibilitas perorangan dan
responsibilitas institusi.
a. Responsibiltas Perseorangan:
 Adanya pengakuan terhadap tindakan yang telah diputuskan dan tindakan
yang telah dilakukan
 Adanya pengakuan terhadap etika dalam pengambilan keputusan
 Adanya keterlibatan konstituen yang tepat dalam keputusan

b. Responsibilitas Institusi:
 Adanya perlindungan terhadap publik dan sumber daya
 Adanya pertimbangan kebaikan yang lebih besar dalam pengambilan
keputusan
 Adanya penempatan PNS dan individu yang lebih baik sesuai dengan
kompetensinya
 Adanya kepastian kebijakan dan prosedur yang ditetapkan dan fungsinya
untuk melindungi sumber daya organisasi
5. Keadilan

8
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan harus dipelihara dan
dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan organisasinya. Oleh sebab itu,
ketidakadilan harus dihindari karena dapat menghancurkan kepercayaan dan
kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak optimal.
6. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang
akan melahirkan akuntabilitas. Dengan kata lain, lingkungan akuntabilitas tidak akan
lahir dari hal-hal yang tidak dapat dipercaya.
7. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan adanya
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
Setiap individu yang ada di lingkungan kerja harus dapat menggunakan
kewenangannya untuk meningkatkan kinerja. Adanya peningkatan kerja juga
memerlukan adanya perubahan kewenangan sesuai kebutuhan yang dibutuhkan.
Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga harus disertai
dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang dimiliki.
8. Kejelasan
Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan
mempertahankan akuntabilitas. Agar individu atau kelompok dalam melaksanakan
wewenang dan tanggung jawabnya, mereka harus memiliki gambaran yang jelas
tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan. Dengan demikian, fokus
utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan tanggungjawab,
misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik
individu maupun organisasi.
9. Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari sebuah
kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi terhadap tercapainya
lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat melemahnya
2. Nasionalisme

Nasionalisme pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia


Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa menempatkan persatuan kesatuan,

9
kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara diatas kepentingan pribadi atau
kepentingan golongan, menunjukan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa
dan Negara, bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak
merasa rendah diri, mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban
anatara sesama manusia dan sesama bangsa, menumbuhkan sikap saling mencintai
sesama manusia, mengembangkan sikap tenggang rasa.
Apabila nasionalisme tidak dilaksanakan dalam kegiatan ketugasan PNS maka
rasa cinta tanah air, rasa kebangsaan dan kebersaan akan hilang tergantikan oleh ego
sektoral, primodialisme dan sikap-sikap mementingkan kepentingan individu serta
golongan semata. Dengan merujuk pada peran ASN/ PNS sebagai perekat dan
pemersatu bangsa, maka sudah selayaknya nilai nasionalisme dikembangkan
sehingga meminimalisir kemungkinan terjadinya konflik kepentingan, disintegrasi
bangsa dan ketidakadilan dalam akses pelayanan publik.

Gambar 2.2
Peta Kompentensi Dasar untuk Mata Diklat Nasionalisme ASN

3. Etika Publik

Etika Publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan


baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan
publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:

10
1. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
2. Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang
pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
3. Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.

Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang ASN,


yakni sebagai berikut:
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945.
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat
sistem karir.
4. Komitmen Mutu

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, setiap aparatur harus dilandasi oleh
kesadaran tinggi untuk memaknai esensi komitmen mutu dalam memberikan
pelayanan kepada public sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
perundangan. Perilaku adiluhung sebagai aparatur dapat diwujudkan melalui
karakter kepribadian yang jujur, amanah, cermat, disiplin, efektif, efisien, kreatif,
inovatif, melayani dengan sikap hormat, bertutur kata sopan dan ramah, berlaku adil,
integritas tinggi, serta menjaga nama baik dan reputasi ASN.

11
Apabila komitmen mutu tidak dilaksanakan dalam kegiatan ketugasan PNS
maka penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik tidak akan dapat berjalan
secara efektif, efisien dan inovatif sehingga kualitas kinerja dan hasil kerja birokrasi
cenderung bersifat stagnan.

5. Anti Korupsi

Pada kebijakan hukum di Indonesia korupsi telah diidentifikasi sebagai kejahatan


luar biasa (extra ordinary crime) sehingga secara das sollen seluruh PNS harus
mengembangkan sikap anti korupsi.Bahkan tidak hanya korupsi yang identik dengan
kerugian keuangan negara, korupsi waktu, gratifikasi, mengharapkan pamrih dalam
bekerja dan melakukan diskriminasi pelayanan publik harus meenjadi concern utama
dalam sikap anti korupsi yang perlu dikembangkan.Jika nilai anti korupsi tidak
diaktualisasikan dalam pelaksanaa tugas maka peran negara dalam alokasi, distribusi
dan stabilisasi nasional tidak dapat dilaksanakan dengan optimal.
Adapun nilai-nilai dasar anti korupsi, yaitu :
1. Kejujuran
Menurut Sugono kata jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak
berbohong, dan tidak curang
2. Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan. Nilai
kepedulian sangat penting diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
3. Kemandirian
Kemandirian dapat diartikan sebagai proses mendewasakan diri yaitu
dengan tidak bergantung pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan
tanggung jawabnya. Dengan karakter kemandirian tersebut seseorang dituntut
untuk mengerjakan tanggung jawab dengan usahanya sendiri dan bukan orang
lain.

4. Kedisplinan
Kedisiplinan merupakan ketaatan kepada aturan. Manfaat hidup disiplin
adalah dapat mencapai tujuan hidupnya dengan waktu yang lebih efisien,
membuat orang lain lebih percaya dalam mengelola suatu kepercayaan.

12
5. Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.
Seseorang yang memilki rasa tanggung jawab terhadap tugas akan
mengerjakannya dengan sepenuh hati karena berfikir bahwa jika suatu tugas
tidak dapat diselesaikan dengan baik dapat merusak citra namanya didepan
orang lain.
6. Kerja keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan. Kata kemauan
menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan jelas,
daya kerja, pendirian, pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan,
tenaga, kekuatan dan pantang mundur. Bekerja keras merupakan hal yang
penting guna tercapainya hasil yang sesuai dengan target.
7. Kesederhanaan
Sederhana berarti memprioritaskan kebutuhan diatas keinginan. Dengan
hidup sederhana dapat menghindari dari keinginan yang berlebihan dan
mencegah tindakan korupsi
8. Keberanian
Sikap keberanian artinya dituntut untuk tetap berpegang teguh pada
tujuan.
9. Keadilan
Adil memiliki arti sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak.

2.2.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

1. Manajemen ASN
Aparatur Sipil Negara mempunyai peran yang amat penting dalam rangka
menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern,
demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan
kepada masyarakat secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
dengan pebuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar Tahun 1945.
Kesemuanya itu dalam rangka mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh bangsa
Indonesia. Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih

13
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman. Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi
selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang
professional. Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang
dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada
dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Berdasarkan jenisnya,
Pegawai ASN terdiri atas:
1. Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
2. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat membina kepegawaian
untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara
nasional. Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian
kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu
dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. Untuk menjalankan kedudukannya
tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:
1. Pelaksana kebijakan publik;
2. Pelayan publik; dan
3. Perekat dan pemersatu bangsa
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka
setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga
berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya. ASN sebagai profesi
berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN
bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode
perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam
penyelenggaraan birokrasi pemerintah.

2. Whole of Government (WoG)


WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam

14
ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuantujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga
dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan. Terdapat beberapa
alasan yang menyebabkan mengapa WoG menjadi penting dan tumbuh sebagai
pendekatan yang mendapatkan perhatian dari pemerintah. Pertama, adalah adanya
faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi
kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pem
1.

15
3.1. Matriks Rancangan Kegiatan Aktualisasi

16
BAB IV

RENCANA JADWAL PELAKSANAAN AKTUALISASI

Tabel.4.1 Jadwal Kegiatan Aktualisasi


SEPTEMBER OKTOBER
NO. KEGIATAN
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Pembuatan
buku
register
konseling
gizi pasien
rawat inap
2 Pembuatan
format/
formulir
konseling
gizi untuk
pasien
rawat inap

3 Identifikasi
penyakit
yang
dijumpai di
Unit Rawat
Inap

17
sebagai
acuan
pengadaan
leaflet

4 Pengadaan
media
leaflet
mengenai
penyakit
yang
dijumpai di
Unit Rawat
Inap

5 Pelaksanaan
konseling
gizi pada
pasien
rawat inap
6 Mendata
nomor
WhatsApp
keluarga /
Pasien
untuk upaya
tindak
lanjut
konseling

18
7 Melakukan
upaya
tindak
lanjut dalam
memantau
kondisi
pasien
pasca
perawatan
melalui chat
WhatsApp

19
DAFTAR PUSTAKA

Pemerintah Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014


Tentang Aparatur Sipil Negara. Sekretariat Negara. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. 2014. Akuntabilitas: Modul Diklat Prajabatan Golongan III.
Jakarta: Lembaga Admintrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Nasionalisme: Modul Diklat Prajabatan Golongan III.
Jakarta: Lembaga Admintrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Etika Publik: Modul Diklat Prajabatan Golongan III.
Jakarta: Lembaga Admintrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara.2014.Komitmen Mutu: Modul Diklat Prajabatan Golongan III.


Jakarta: Lembaga Admintrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Anti Korupsi: Modul Diklat Prajabatan Golongan III.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Manajemen ASN : Modul Diklat Prajabatan Golongan
III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Pelayanan Publik : Modul Diklat Prajabatan Golongan
III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Whole of Government: Modul Diklat Prajabatan


Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

20
21
22

Anda mungkin juga menyukai