memiliki sistem pengairan teknis yang baik sehingga cocok untuk lahan pertanian
terutama padi. Dengan jumlah penduduk 45.398 jiwa, laki-laki 23.198 jiwa dan
perempuan 22.798 jiwa dengan kepadatan penduduk 9,861 jiwa/km2. Pembangunan
kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan nasional. Tujuan
pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
A. Secara administratif Puskesmas Sukra sebagai berikut :
Jumlah Desa : 8 Desa yaitu, Tegal Taman, Ujung gebang, Sukra, Sukra Wetan,
Bogor, Sumuradem, Sumuradem Timur, dan Karang Layung.
Jumlah RW : 35 RW
Jumlah RT : 134 RT
1
C. Peta wilayah kerja UPTD Puskesmas Sukra
2
2.1.2 Tujuan, Sasaran dan Program Puskesmas Sukra
3
c. Pembudayaan PHBS pada tatanan rumah tangga, tatanan sekolah, tatanan kantor
dan tempat-tempat umum
d. Peningkatan penyuluhan kesehatan
4
a. Peningkatan keterampilan dan profesionalisme tenaga kesehatan melalui
pendidikan dan pelatihan
b. Perbaikan dan peningkatan sarana dan prasarana puskesmas dan jejaringnya
c. Perencanaan, penggunaan dan pelaporan perbekalan kesehatan
d. Perencanaan, penggunaan dan pelaporan sumber dana kesehatan
e. Penerapan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kinerja
puskesmas
5
2.1.4 Struktur Organisasi
Kepala UPTD Puskesmas
dr. BarlianSukra
Ahmad Anwar
Kepala Sub Bagian Tata
Kelompok jabatan fungsional Usaha
H. Yanto Hadibowo,
S,KM
Sistem Informasi Kepegawaian Rumah tangga Keuangan
Repy Irawan Een Kunaeni Tangga
Sahila
DOKTER UMUM Endang s
DOKTER GIGI Penanggung Jawab UKM Penanggung Jawab UKP, PJ Jaringan Pelayanan
Penanggung Jawab UKM Pengembangan Kefarmasian Pusksemas
APOTEKER Essensial dan Keperawatan danLaboratorium
Masyarakat Tovan Hadi dr Warnadi H Mugianto
Nafsiyah
BIDAN Pelayanan Kesgilut Puskesmas Pembantu
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan Promosi 1. Sumuradem (H
Jiwa drg. Asep Juliadi Permana
PERAWAT Kesehatan dan UKS Tarmunah Mugianto)
Tovan Hadi
2. Bogor ( H Widanto)
Pelayanan Kesehatan
SANITARIAN Pelayanan Kesehatan Pelayanan Kesehatan Puskesmas Keliling
KIA-KB
Hj Suryi
Lingkungan GigiMasyarakat
Repy Irawan Andiana, Asmuni
PROMOSI KESEHATAN drg. Asep Juliadi Permana Pelayanan Gawat
Pelayanan KIA-KB yang Darurat
Asmuni Bidan Desa
bersifat UKM Pelayanan Kesehatan
NUTRISIONIS Hj Bawon 1. Bogor (Eti Kustinah)
Tradisional Pelayanan Gizi yang
Tovan Hadi 2. Sukra (Nur Afni)
Pelayanan Gizi UKM bersifat UKP
ANALIS Nafsiyah 3. Sukra Wetan (alivia
Pelayanan Kesehatan DP)
Nafsiyah
Pelayanan Persalinan 4. Sumuradem (Nina L)
EPIDEMIOLOGI Andiana
Pelayanan Pencegahan dan Wati 5. Sumuradem Timur(
Pelayanan Kesehatan Heni PD)
Pengendalian Penyakit Pelayanan Rawat Inap
Indera 6. Karang Layung (Dian
H Widanto H Mugianto Agus S N)
Pelayanan Kefarmasian 7. Ujung gebang
Pelayanan Keperawatan Pelayanan Kesehatan
(Tarmunah)
Kesehatan Masyarakat Lansia
Sutinih Sandy 8. Tegal Taman (
Sutinih) 6
Sunadi Pelayanan Kesehatan Pelayanan Laboratorium
Kerja Karyanto Jejaring Fasilitas
Repy Irawan Pelayanankesehatan
Rita Achpriatin
2.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas
Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau
tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang
berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan
akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk lai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
7
a. Tujuan dari adanya transparansi adalah
b. Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama antara kelompok internal
dan eksternal;ĺ
c. Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi
dalam pengambilan keputusan;
d. Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan;
e. Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara keseluruhan.
3. Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi
dan mematuhi semua hukum yang berlaku, Undang-undang, kontrak, kebijakan, dan
peraturan yang berlaku. Dengan adanya integritas institusi, dapat memberikan
kepercayaan dan keyakinan kepada publik dan/atau stakeholders.
4. Tanggungjawab (Responsibilitas)
Responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan memberikan kewajiban
bagi setiap individu dan lembaga, bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan
yang telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggungjawab atas keputusan
yang telah dibuat. Responsibilitas terbagi dalam responsibilitas perorangan dan
responsibilitas institusi.
a. Responsibiltas Perseorangan:
Adanya pengakuan terhadap tindakan yang telah diputuskan dan tindakan
yang telah dilakukan
Adanya pengakuan terhadap etika dalam pengambilan keputusan
Adanya keterlibatan konstituen yang tepat dalam keputusan
b. Responsibilitas Institusi:
Adanya perlindungan terhadap publik dan sumber daya
Adanya pertimbangan kebaikan yang lebih besar dalam pengambilan
keputusan
Adanya penempatan PNS dan individu yang lebih baik sesuai dengan
kompetensinya
Adanya kepastian kebijakan dan prosedur yang ditetapkan dan fungsinya
untuk melindungi sumber daya organisasi
5. Keadilan
8
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan harus dipelihara dan
dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan organisasinya. Oleh sebab itu,
ketidakadilan harus dihindari karena dapat menghancurkan kepercayaan dan
kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak optimal.
6. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang
akan melahirkan akuntabilitas. Dengan kata lain, lingkungan akuntabilitas tidak akan
lahir dari hal-hal yang tidak dapat dipercaya.
7. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan adanya
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
Setiap individu yang ada di lingkungan kerja harus dapat menggunakan
kewenangannya untuk meningkatkan kinerja. Adanya peningkatan kerja juga
memerlukan adanya perubahan kewenangan sesuai kebutuhan yang dibutuhkan.
Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga harus disertai
dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang dimiliki.
8. Kejelasan
Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan
mempertahankan akuntabilitas. Agar individu atau kelompok dalam melaksanakan
wewenang dan tanggung jawabnya, mereka harus memiliki gambaran yang jelas
tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan. Dengan demikian, fokus
utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan tanggungjawab,
misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik
individu maupun organisasi.
9. Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari sebuah
kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi terhadap tercapainya
lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat melemahnya
2. Nasionalisme
9
kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara diatas kepentingan pribadi atau
kepentingan golongan, menunjukan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa
dan Negara, bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak
merasa rendah diri, mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban
anatara sesama manusia dan sesama bangsa, menumbuhkan sikap saling mencintai
sesama manusia, mengembangkan sikap tenggang rasa.
Apabila nasionalisme tidak dilaksanakan dalam kegiatan ketugasan PNS maka
rasa cinta tanah air, rasa kebangsaan dan kebersaan akan hilang tergantikan oleh ego
sektoral, primodialisme dan sikap-sikap mementingkan kepentingan individu serta
golongan semata. Dengan merujuk pada peran ASN/ PNS sebagai perekat dan
pemersatu bangsa, maka sudah selayaknya nilai nasionalisme dikembangkan
sehingga meminimalisir kemungkinan terjadinya konflik kepentingan, disintegrasi
bangsa dan ketidakadilan dalam akses pelayanan publik.
Gambar 2.2
Peta Kompentensi Dasar untuk Mata Diklat Nasionalisme ASN
3. Etika Publik
10
1. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
2. Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang
pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
3. Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, setiap aparatur harus dilandasi oleh
kesadaran tinggi untuk memaknai esensi komitmen mutu dalam memberikan
pelayanan kepada public sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
perundangan. Perilaku adiluhung sebagai aparatur dapat diwujudkan melalui
karakter kepribadian yang jujur, amanah, cermat, disiplin, efektif, efisien, kreatif,
inovatif, melayani dengan sikap hormat, bertutur kata sopan dan ramah, berlaku adil,
integritas tinggi, serta menjaga nama baik dan reputasi ASN.
11
Apabila komitmen mutu tidak dilaksanakan dalam kegiatan ketugasan PNS
maka penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik tidak akan dapat berjalan
secara efektif, efisien dan inovatif sehingga kualitas kinerja dan hasil kerja birokrasi
cenderung bersifat stagnan.
5. Anti Korupsi
4. Kedisplinan
Kedisiplinan merupakan ketaatan kepada aturan. Manfaat hidup disiplin
adalah dapat mencapai tujuan hidupnya dengan waktu yang lebih efisien,
membuat orang lain lebih percaya dalam mengelola suatu kepercayaan.
12
5. Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.
Seseorang yang memilki rasa tanggung jawab terhadap tugas akan
mengerjakannya dengan sepenuh hati karena berfikir bahwa jika suatu tugas
tidak dapat diselesaikan dengan baik dapat merusak citra namanya didepan
orang lain.
6. Kerja keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan. Kata kemauan
menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan jelas,
daya kerja, pendirian, pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan,
tenaga, kekuatan dan pantang mundur. Bekerja keras merupakan hal yang
penting guna tercapainya hasil yang sesuai dengan target.
7. Kesederhanaan
Sederhana berarti memprioritaskan kebutuhan diatas keinginan. Dengan
hidup sederhana dapat menghindari dari keinginan yang berlebihan dan
mencegah tindakan korupsi
8. Keberanian
Sikap keberanian artinya dituntut untuk tetap berpegang teguh pada
tujuan.
9. Keadilan
Adil memiliki arti sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak.
1. Manajemen ASN
Aparatur Sipil Negara mempunyai peran yang amat penting dalam rangka
menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern,
demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan
kepada masyarakat secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
dengan pebuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar Tahun 1945.
Kesemuanya itu dalam rangka mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh bangsa
Indonesia. Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
13
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman. Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi
selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang
professional. Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang
dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada
dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Berdasarkan jenisnya,
Pegawai ASN terdiri atas:
1. Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
2. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat membina kepegawaian
untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara
nasional. Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian
kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu
dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. Untuk menjalankan kedudukannya
tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:
1. Pelaksana kebijakan publik;
2. Pelayan publik; dan
3. Perekat dan pemersatu bangsa
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka
setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga
berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya. ASN sebagai profesi
berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN
bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode
perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam
penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
14
ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuantujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga
dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan. Terdapat beberapa
alasan yang menyebabkan mengapa WoG menjadi penting dan tumbuh sebagai
pendekatan yang mendapatkan perhatian dari pemerintah. Pertama, adalah adanya
faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi
kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pem
1.
15
3.1. Matriks Rancangan Kegiatan Aktualisasi
16
BAB IV
3 Identifikasi
penyakit
yang
dijumpai di
Unit Rawat
Inap
17
sebagai
acuan
pengadaan
leaflet
4 Pengadaan
media
leaflet
mengenai
penyakit
yang
dijumpai di
Unit Rawat
Inap
5 Pelaksanaan
konseling
gizi pada
pasien
rawat inap
6 Mendata
nomor
WhatsApp
keluarga /
Pasien
untuk upaya
tindak
lanjut
konseling
18
7 Melakukan
upaya
tindak
lanjut dalam
memantau
kondisi
pasien
pasca
perawatan
melalui chat
WhatsApp
19
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara. 2014. Nasionalisme: Modul Diklat Prajabatan Golongan III.
Jakarta: Lembaga Admintrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2014. Etika Publik: Modul Diklat Prajabatan Golongan III.
Jakarta: Lembaga Admintrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2014. Anti Korupsi: Modul Diklat Prajabatan Golongan III.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2014. Manajemen ASN : Modul Diklat Prajabatan Golongan
III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2014. Pelayanan Publik : Modul Diklat Prajabatan Golongan
III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
20
21
22