Anda di halaman 1dari 165

TESIS

EVALUASI PELAKSANAAN VAKSINASI COVID 19


DENGAN METODE CONTEX, INPUT, PROCESS,
PRODUCT (CIPP) DI KABUPATEN BUNGO
TAHUN 2022

OLEH

SUTARI
10012682125007

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT (S2)


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2022
TESIS

EVALUASI PELAKSANAAN VAKSINASI COVID 19


DENGAN METODE CONTEX, INPUT, PROCESS,
PRODUCT (CIPP) DI KABUPATEN BUNGO
TAHUN 2022

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar (S2)


Magister Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya

OLEH

SUTARI
10012682125007

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT (S2)


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2022

ii

Universitas Sriwijaya
TESIS

EVALUASI PELAKSANAAN VAKSINASI COVID 19 DENGAN


METODE CONTEX, INPUT, PROCESS, PRODUCT(CIPP)
DI KABUPATEN BUNGO TAHUN 2022

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar (S2)


Magister Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya

Oleh :

SUTARI
10012682125007

Palembang. Oktober 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Haerawati Idris, S.K.M,M.Kes Dr. Misnaniarti, SKM,M.KM


NIP. 198603102012122001 NIP. 19760609 200212001

iii

Universitas Sriwijaya
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah berupa Tesis dengan judul “Evaluasi Pelaksanaan


Vaksinasi Covid-19 dengan Metode Contexs, Input, Process, Product Di
Kabupaten Bungo Tahun 2022” telah dipertahankan di Hadapan Panitia
Sidang Ujian Tesis Program Studi Magister (S2) Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya Pada
Tanggal, 2022 Dan Telah di perbaiki, diperiksa serta disetujui dengan
Masukan Panitia Sidang Ujian Tesis Program Studi Magister (S2) Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sriwijaya.

Palembang, Oktober 2022

Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah berupa Tesis


Ketua :
Dr. Novrikasari, SKM., M.Kes ( )
NIP.197811212001122002

Anggota :

1. Dr.Haerawati idris ,S.K.M,M.Kes ( ) )


NIP.198603102012122001
2. Dr.Misnaniarti,S.K.M,M.K.M ( ) )
NIP.197606092002122001
3. Dr.dr.HM. Zulkarnain,M.Med.Sc., PKK ( )
NIP.196109031989031002

4. Dr. Elvi Sunarsih,SKM., M.Kes (


NIP. 197806282009122004

Mengetahui
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Koordinator Program Studi
S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Dr.Misnaniarti,S.K.M,M.K.M Dr. Rostika Flora, S.Kep, M.Kes


NIP.197606092002122001 NIP. 197109271994032004
iv

Universitas Sriwijaya
vi
Motto dan persembahan

Sesunguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan


Maka apabila telah selesai dari suatu urusan
Kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan lain
Dan hanya kepada ALLAH lah kamu berharap
(QS. Al Insyirah: 68)

Maha suci engkau ya ALLAH…


Tiada pengetahuan kami
Melainkan apa yang telah engkau ajarkan pada kami
Sesungguhnya engkau maha mengetahui lagi maha bijaksana
(QS.Al-Baqarah: 32)

Ya…ALLAH…
Tuhanku yang maha pengasih lagi maha penyayang
Tak ada lagi kata yang bisa hamba ucapkan selain
Alhamdulillah hirobbil alamin…
Telah engkau kabulkan doaku
Telah engkau nyatakan impianku
Puji dan syukur atas rahmat MU ya ALLAH

Hari ini ujung pendakian telah kulalui


Sepercik keberhasilan telah kuraih
Ini bukan akhir dari perjuanganku
Tapi awal dari perjuanganku yang masih panjang
Betapa besarnya kasih sayang Mu ya ALLAH
Kau berikan aku kesempatan
Tuk meraih cita-cita ku
Walaupun dengan penuh rintangan dan cobaan
vii
Ya ALLAH…
Aku menyadari sepenuhnya apa yang aku perbuat
Bahwa sampai detik ini belum berarti apa”
Bila dibandingkan dengan cucur keringat orang tuaku
Karena Mu ya ALLAH aku mohon…

Jadikanlah keringat mereka sebagai mutiara yang kemilau saat orang dalam kegelapan
Jadikanlah kelebihan mereka sebagai kendaraan saat orang dalam kepayahan
Jadikanlah tetes air mata mereka sebagai embun penyejuk dikala dahaga

Dengan izin Mu Ya ALLAH…


Setitik karya ku persembahkan
Kepada Istri dan Anak-Anakku tersayang
Yang tak pernah berhenti mendoakan perjuanganku dan mengiringi langkahku dalam
meraih cita-cita Serta kasih sayang, ketelusan yang mereka berikan
Semoga semua ini bisa membuat mereka bangga dan bahagia…

Wasalam

Sutari

viii

Universitas Sriwijaya
HEALTH POLICY ADMINISTRATION
S2 PUBLIC HEALTH SCIENCE
FACULTY OF COMMUNITY HEALTH
UNIVERSITY OF SRIWIJAYA
Scientific Writing in the form of Thesis, Oktober 2022
Sutari, supervised by Haerawati Idris, Misnaniarti

Analysis Of Contex, Input, Process, Product (CIPP) Factors On The


Implementation Of The Covid 19 Vaccination
xiii + 99pages + 8 tables + 18 attachments

ABSTRACT
Vaccination isan intervention that is considered effective to break the chain of
transmission of Covid-19. The coverage of Covid-19 vaccination in Bungo Regency
is 90 %. This coverage shows that the implementation of the Covid-19 vaccination
program is still not in accordance with the set target (70%). This study aims to
evaluate the implementation of the covid-19 vaccination in Bungo regency. This
study uses a qualitative research method with a case study research design. The
research was conducted from april to may 2022 in Bungo regency. There were 10
informants involved in this study. There are 3 key informants, Namely the head of
the Bungo regency health office, The head of the Bungo regency regional disaster
management agency, And the head of the P2P division for the covid-19 vaccination
management. Other informants were heads of Puskesmas and sub-district agencies.
The data used in this study are primary and secondary data which are then
analyzed using thematic analysis. The results showed that the implementation of the
vaccination was in accordance with the target, the human resources involved in the
implementation of the Covid-19 vaccination were sufficient, the personnel had
received training, the facilities used in the implementation of the Covid-19
vaccination were adequate, the facilities were in good condition. And the amount is
sufficient, the funds used are sourced from the regional revenue and expenditure
budget funds and the amount is sufficient. The plans made include targeting data
collection, training, planning for vaccine needs and distribution and logistics and
other Infrastructure facilities, Scheduling, Technical planning for the
implementation of activities, Anticipation of post-immunization adverse events, and
follow-up evaluation plans. The implementation of the Covid-19 vaccination is
going well but still has obstacles. The evaluation is carried out by the health
service and related elements such as the national police, the Camat, the indonesian
armed forces, The education office, the regional disaster management agency in
coordination with Vaccination officers in the form of daily coverage monitoring
and post-vaccination evaluation. The bungo district health office must plan
program activities well through accurate and targeted data collection according to
regional conditions and the time specified so that the target for implementing the
Covid-19 Vaccination can be achieved.While all the resul the of implementation of
the covid-19 Vaccination achievement have gone well according to the targets that
have.
Keywords : Evaluation, Covid-19 vaccination, Bungo Regency
Library : 54

ix

Universitas Sriwijaya
ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN
S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Karya Tulis Ilmiah Berupa Tesis, Oktober 2022
Sutari, dibimbing oleh Haerawati Idris, Misnaniarti

Evaluasi Pelaksanaan Vaksinasi Covid 19 dengan Metode Contex, Input,


Process, Product (CIPP) di Kabupaten Bungo Tahun 2022
xiii + 99 Halaman + 8 Tabel + 3 Gambar + 18 Lampiran
ABSTRAK
Vaksinasi merupakan intervensi yang dianggap efektif untuk memutus mata rantai
penularan Covid-19. Cakupan vaksinasi Covid-19 kegiatan vaksinsi Covid-19
mencapai 90% cakupan tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan program
vaksinasi Covid-19 masih belum sesuai dengan target yang ditetapkan oleh
pemerintah (70 %). Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pelaksanaan vaksinasi
covid-19 di Kabupaten Bungo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan desain penelitian studi kasus. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan
april sampai dengan mei 2022 di Kabupaten bungo. Informan yang terlibat dalam
Penelitian ini berjumlah 8 orang. Informan kunci sebanyak 3 orang yaitu Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo, Kepala BPBD Kabupaten Bungo, Kepala
bidang P2P pengelola vaksinasi Covid-19. Informan lainnya adalah Kepala
Puskesmas. Data yang bersumber data primer dan sekunder yang selanjutnya
dianalisis menggunakan analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pelaksanaan vaksinasi sudah sesuai dengan sasaran, Sumber daya manusia yang
terlibat dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 jumlahnya sudah mencukupi,
Tenaga tersebut sudah mendapatkan pelatihan, Sarana parasarana yang digunakan
dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 sudah memadai, Sarana tersebut kondisinya
masih baik dan jumlahnya mencukupi, Dana yang digunakan bersumber dari dana
APBD dan jumlahnya sudah mencukupi. Perencanaan yang dibuat meliputi
Pendataan sasaran, Pelatihan, Perencanaan kebutuhan dan distribusi vaksin dan
logistik serta sarana prasarana lainnya, penyusunan jadwal, Perencanaan teknis
Pelaksanaan kegiatan, Antisipasi kipi, dan rencana evaluasi tindak lanjut.
Pelaksanaan vaksinasi Covid 19 berjalan dengan baik namun masih memiliki
hambatan. Evaluasi dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan unsur-unsur terkait
seperti Polri, Camat, TNI, Dinas Pendidikan, BPBD dengan koordinasi petugas
vaksinasi dalam bentuk pemantauan cakupan setiap hari dan mengevaluasi pasca
kegiatan vaksinasi. Dinas kesehatan Kabupaten Bungo agar menyusun rencana
kegiatan program melalui pendataan secara akurat dan tepat sasaran sesuai keadaan
daerah dan waktu yang ditentukan agar target pelaksanaan vaksinasi Covid-19
dapat tercapai sementara semua hasil dari pelaksanaan pencapaian vaksinasi Covid
19 sudah berjalan dengan baik sesuai target yang sudah di tetapkan.
Kata Kunci : Evaluasi, vaksinasi Covid-19, Kabupaten Bungo
Kepustakaan : 54

Universitas Sriwijaya
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanallahuwata’ala, yang telah melimpahkan


taufik dan hidayah-Nya, Penyusunan Tesis dengan judul “Evaluasi Pelaksanaan
Vaksinasi Covid 19 dengan Metode Contex, Input, Process, Product (CIPP) di
Kabupaten Bungo Tahun 2022” ini dapat terselesaikan . Tesis ini merupakan
salah satu syarat akademik dalam menyelesaikan Program Magister pada Program
Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat di Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya
Palembang.

Tesis ini ditulis berdasarkan hasil penelitian dengan judul yang sama yang
mengkaji tentang Evaluasi pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 di kabupaten Bungo
tahun 2022

Pelaksanaan penelitian ,proses penelitian dan penyelesaian tesis ini dapat


berjalan dengan baik karna adanya dukungan dari berbagai pihak, Oleh karna itu
perkenankan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Kepada Allah SWT yang telah memberikan saya kesehatan, kekuatan,


kesabaran dalam menghadapi lika-liku dalam pembuatan tesis ini
2. Kepada keluarga saya, Istri dan Anak-Anak sayayang telah banyak
memberikan do’a, kasih sayang, semangat dan dukungan yang tak terhitung
kepada saya
3. Dr.Misnaniarti,S.K.M.,M.K.M selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya sekaligus Pembimbing II penulisan tesis yang telah
memberikan masukan, saran serta telah meluangkan waktunyauntuk
membimbing dengan ikhlas dan sabar selama proses penulisantesis ini
4. Dr.Rostika Flora,S.Kep., M.Kes selaku Kaprodi Pascasarjana Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya;
5. Dr.Haerawati Idris,S.K.M, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
sekaligus Pembimbing. I saya yang telah memberikan bimbingan, saran serta
telah meluangkan waktunya untuk membimbing dengan ikhlas dan sabar
selama penulisan tesis ini;
xi

Universitas Sriwijaya
6. Dr.dr.H.M.Zulkarnain, M.Med.Sc.,PKK selaku Penguji I saya yang telah
memberikan masukan dan perbaikan dalam PenulisanTesis saya
7. Dr.Novrikasari, S.K.M., M.Kes selaku Penguji II saya yang telah memberikan
masukan dan perbaikan dalam Penulisan Tesis saya
8. Dr.Elvi Sunarsih,S.K.M., M.Kes selaku Penguji III saya yang telah
memberikan masukan dan perbaikan dalam Penulisan Tesis saya
9. Seluruh Dosen, staf, dan karyawan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya yang telah memberikan bantuan selama proses
penulisan tesis ini;
10. Kepada Bapak dr.H.Safaruddin Matondang., M.P.H selaku Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Bungo yang selalu mensuport saya dalam penyelesaian
tesis ini;
11. Kepada Teman-teman seperjuangan Kepala Puskesmas se-Kabupaten Bungo
yang selalu memberi masukan, saran, dalam penyelesaian tesis ini
12. Kepada Teman-teman seperjuangan khususnya Ibu Kurnia Aini ,S.Kep.,Ners
yang selalu memberi masukan, saran, dalam penyelesaian tesis ini

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih mempunyai kekurangan namun


demikian penulis tetap berharap kiranya tesis ini dapat memberi manfaat bagi
penulis sendiri maupun bagi pihak lain..

Palembang, Oktober 2022

Penulis

xii

Universitas Sriwijaya
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sutari

Tempat Tanggal Lahir : Pemalang, 13 Juli 1978

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jln. Durian, No.93. RT 05/02 Dusun Tebo Jaya

Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang

Kabupaten Bungo

Riwayat Pendidikan :

Sekolah Dasar : SDN 210/II Tebo Jaya Lulus Tahun 1990

SMP : SMPN I. Rantau Ikil Lulus Tahun 1994

Madrasah Aliah Negeri : MAN Bungo Lulus Tahun 1997

Akademi Keperawatan (AKPER) : AKPER Setih Setio Bungo Lulus Tahun


2000

Strata (S I) : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Masyarakat

(STIKES) Jambi Peminatan AKK Lulus


Tahun 2012

Strata (S II) : Universitas Sriwijaya (UNSRI) Palembang


Peminatan AKK Tahun Lulus 2022

Pekerjaan :

1. PNS di Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo UPT Puskesmas Limbur


Lubuk Mengkuang Kab. Bungo Tahun 2002 - Sekarang

xiii

Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI

Halaman Sampul Luar……………………………………………………… i


Halaman Judul ........................................................................................... ii
Halaman Pengesahan ................................................................................. iii
Halaman Persetujuan..................................................................................... iv
Halaman Pernyataan Integritas................................................................... v
Halaman Persetujuan Publikasi…………………………………………….. vi
Moto dan Persembahan ....................................................................................... vii
Abstract…………………………………………………………………….. ix
Abstrak……………………………………………………………………… x
Kata Pengantar .......................................................................................... xi
Riwayat Hidup… ................................................................................................ xiii
Daftar Isi ..................................................................................................... xiv
Daftar Tabel ........................................................................................................ xvi
Daftar Gambar..................................................................................................... xvii
Daftar Lampiran ................................................................................................ xviii
Daftar Istilah ....................................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 8

2.1 Covid-19 ............................................................................................... 8


2.2 Vaksinasi ............................................................................................... 13
2.3 Program Pemerintah Terkait Vaksinasi Covid-19 ................................ 24
2.4 Evaluasi Program .................................................................................. 40
2.5 Contex, Input, Process, Product (CCIP) ............................................... 43
2.6 Penelitian Terkait .................................................................................. 46
2.7 Kerangka Teori ..................................................................................... 52
2.8 Kerangka Pikir ...................................................................................... 53
2.9 Definisi Istilah....................................................................................... 54

xiv

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 56


Universitas Sriwijaya
3.1 Desain Penelitian .................................................................................. 56
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 56
3.3 Informan Penelitian............................................................................... 57
3.4 Sumber Data ......................................................................................... 58
3.5 Metode Pengumpulan Data ................................................................... 59
3.6 Prosedur Penelitian ............................................................................... 60
3.7 Instrumen Penelitian ............................................................................. 60
3.8 Triangulasi Data .................................................................................... 61
3.9 Pengolahan Data .................................................................................. 62
3.10 Metode Analisa Data ........................................................................... 62
3.11 Kaji Etik Penelitian .............................................................................. 63

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 65

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................................... 65


4.2 Hasil Penelitian ..................................................................................... 69
4.3 Keterbatasan Penelitian......................................................................... 87
4.4 Pembahasan .......................................................................................... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 100

5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 100


5.2 Saran ..................................................................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xv

Universitas Sriwijaya
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Teori Evaluasi .......................................................................... 43


Gambar 2.2 Kerangka Teori ......................................................................... 52
Gambar.2.3.Kerangka Pikir ..................................................................... 53

xvi

Universitas Sriwijaya
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terkait .................................................................. 47


Tabel 2.2 Definisi Istilah ....................................................................... 54
Tabel 3.1 Informan Penelitan ................................................................ 58
Tabel 4.1 Karakteristik Informan Kunci ................................................ 72
Tabel 4.2 Karakteristik Informan Lainnya ............................................. 72
Tabel 4.3 Kualifikasi dan Jumlah Pelaksana Vaksinator........................ 74
Tabel4.4 Hasil Observasi Dana Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19
di Kabupaten Bungo .............................................................. 78
Tabel 4.5 Hasil Observasi Kegiatan Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 ... 84

xvii

Universitas Sriwijaya
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Permohonan Menjadi Informan


Lampiran 2. Lembar Persetujuan (InformedConsent)
Lampiran 3. Pedoman Wawancara Mendalam
Lampiran 4. Lembar Observasi
Lampiran 5. Pedoman Wawancara Mendalam Ka.BPBD
Lampiran 6. Pedoman Wawancara Mendalam Ka.Dinas Kesehatan
Lampiran 7. Pedoman Wawancara Mendalam Kabid P2P
Lampiran 8. Pedoman Wawancara Mendalam Ka.Puskesmas
Lampiran 9. Izin Penelitian dari FKM Unsri
Lampiran 10. Izin Penelitian dari Kesbangpol Bungo
Lampiran 11. Sertifikat Uji Etik Penelitian
Lampiran 12. Time Schedule
Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 14. Matrik Hasil Wawancara

xviii

Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISTILAH

COVID-19 : Corona Virus Disease 19


SARS-CoV-2 : Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2
WHO : World Health Organization
APD : Alat Perlindungan Diri
CIPP : Contex Input Process Product
ADS : Auto Disable Syringes
STR : Surat Tanda Registrasi
BPBD : Badan Penanggulangan Bencana Daerah
BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
BUMD : Badan Usaha Milik Daerah
BUMN : Badan Usaha Milik Negara
CFR : Case Fatality rate
Lansia : Lanjut Usia
KEMENKES : Kementerian Kesehatan
PMK : Peraturan Menteri Kesehatan
DIRJEN : Direktur jenderal
KKP : Kantor Kesehatan Pelabuhan
PUSKESMAS : Pusat Kesehatan Masyarakat
RS : Rumah Sakit
PAPDI : Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam
GERMAS : Gerakan Masyarakat sehat
PHBS : Prilaku Hidup bersih Dan sehat
FAQ : Frequently Asked Question

xix

Universitas Sriwijaya
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Virus Corona 2019 (Covid-19) adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh 2019-nCoV. Secara global, hingga 24 November 2021 total kasus
konfirmasi Covid-19di dunia adalah 258.164.425 kasus dengan 5.166.192
kematian (CFR 2,0%). Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia pada 2
Maret 2020 dengan menjangkit dua orang warga negara Indonesia (WNI) asal
Depok, Jawa Barat. Selanjutnya kasus Covid-19 di Indonesia semakin
meningkat setiap harinya hingga 4.254.443 kasus dengan angka kematian
143.766 (CFR 3.4%) jiwa per 24 November 2021 (Kemenkes RI, 2021a).
Pandemi Covid-19 memberi tantangan besar dalam upaya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat Indonesia dan berdampak terhadap sistem
kesehatan nasional yang terlihat dari penurunan kinerja beberapa program
kesehatan. Hal ini disebabkan semua pihak fokus pada penanggulangan
pandemi Covid-19 sertaadanya kekhawatiran masyarakat dan petugas terhadap
penularan Covid-19.
Dibeberapa wilayah, situasi pandemi Covid-19 bahkan berdampak pada
penutupan sementara dan atau penundaan layanan kesehatan khususnya di
posyandu dan puskesmas (Kemenkes RI, 2020a). sementara itu, masyarakat
semakin rentan terhadap paparan Covid-19 karena kurangnya pemahaman
tentang penerapan protokol kesehatan. Apabila intervensi kesehatan
masyarakat tidak dimobilisasi dengan cepat dan tepat, maka diperhitungkan
lebih dari 2,5 juta kasus Covid-19 akan membutuhkan penanganan kompleks
pada rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kematian yang diperkirakan
mencapai 250.000 kematian (Kemenkes RI, 2021a).
Untuk menghadapi kedaruratan pandemi Covid-19, Pemerintah Indonesia
mengeluarkan kebijakan mengenai pelaksanaan vaksinasi Covid-19, yaitu
Peraturan Presiden RI Nomor 99 Tahun 2020 Tentang Pengadaan Vaksin dan
Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona
1

Universitas Sriwijaya
2

Virus Disease 2019 (Covid-19). Untuk melaksanakan ketentuan tersebut,


pemerintah juga menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan Tentang
Pelaksanaan Vaksinasi Dalam rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19)sebagai kebijakan lanjutan guna mengatur
kewenangan pemerintah, kementerian/lembaga dan para pejabatnya dalam
pelaksanaan vaksinasi(Kemenkes RI, 2020a).
Vaksinasi Covid-19 bertujuan untuk mengurangi transmisi penularan
Covid-19,menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Covid-
19,mencapai kekebalan kelompok di masyarakat (herdimmunity) dan
melindungi masyarakat agar tetap produktif secara sosial dan ekonomi.
Intervensi vaksinansi dilakukan guna menunjang penerapan protokol
kesehatan yang efektif untuk memutus rantai penularan. Kekebalan kelompok
hanya dapat terbentuk apabila cakupan vaksinasi tinggi dan merata diseluruh
wilayah.Dari sisi ekonomi,upaya pencegahan melalui pemberian vaksinasi,
dinilai jauh lebih hemat biaya, dibandingkan dengan upaya pengobatan.
Sesuai prioritas kebutuhan, maka vaksinasi ini diutamakan bagi 1,5juta
kelompok beresiko tertular yaitu tenaga kesehatan dan petugas lain yang
bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan sampai dengan akhir Februari 2021
(Permenkes RI No 18, 2021).
Petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi Covid-19, pelaksanaan program
vaksinasi Covid-19 tahap 1 mulai dilakukan pada Januari 2021 dengan
sasarannya adalah tenaga kesehatan, petugas pelayanan publik dan lansia
dengan cakupan vaksinasi secara nasional sejauh ini sudah mencapai lebih
dari 40 juta jiwa dengan target sebanyak lebih dari 181 juta jiwa. Sedangkan
pelaksanaan vaksinasi tahap 3 dan 4 ditargetkan akan dilaksanakan pada bulan
April 2021-Maret 2022, dengan sasarannya ialah masyarakat rentan dari aspek
geospasial, sosial, dan ekonomi (Kemenkes RI, 2021b).
Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 membutuhkan tenaga kesehatan terslatih
sebagai vaksinator. Vaksinator paling berperan dalam pelaksanaan vaksinasi
Covid-19. Pemerintah menargetkan mempersiapkan 90.000 vaksinator di
seluruh propinsi. Vaksinator adalah tenaga kesehatan terlatih di fasilitas
pelayanan kesehatan (Puskesmas, RS, KKP, Klinik), spesifik berjenis tenaga

Universitas Sriwijaya
3

kesehatan dokter, perawat dan bidan yang disiapkan untuk kompeten sebagai
petugas yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan vaksinasi Corona di
wilayah kerjanya. Vaksinator juga diharapkan mampu mempengaruhi
penerimaan vaskinasi di kelompok tenaga kesehatan dan di masyarakat. Untuk
itu, para vaksinator harus memiliki kemampuan untuk merencanakan
kebutuhan vaksin dan logistik, mengidentifikasi sasaran, merencanakan
kebutuhan vaksin dan logistik, melakukan manajemen dan distribusi lainnya,
melaksanakan pelayanan, mampu bekerja sama dengan lintas program dan
lintas sektor terkait, melakukan pencatatan dan pelaporan, menerapkan strategi
komunikasi terkait manfaat dan keunggulan vaksin Covid-19, serta melakukan
pemantauan dan penanggulangan Kejadian Ikutan Paska Vaksinasi Covid-19
(Kemenkes RI, 2021b).
Pemerintah terus menggencarkan pelaksanaan vaksinasi nasional untuk
segera mencapai kekebalan komunal atau herdimmunity dalam menghadapi
pandemi Covid-19. Saat ini Indonesia berhasil masuk dalam jajaran lima besar
negara dengan jumlah vaksinasi terbanyak di dunia.Data Our World in Data
per tanggal 4 Januari 2022, Indonesia sudah menyuntikkan vaksin Covid-19
sebanyak 283.554.361 dosis. Capaian ini berhasil mengantarkan Indonesia
menjadi satu dari lima negara dengan cakupan vaksinasi terbanyak di dunia,
Mencatatkan Indonesia menempati urutan ke-4 setelah Tiongkok, India,
Amerika Serikat, kemudian diikuti Brazil di peringkat kelima.
Adapun berdasarkan Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), hingga
cakupan vaksinasi nasional telah mencapai 284,15 juta dosis. Suntikan dosis
pertama mencapai 168,33 juta dosis atau 80,83 persen dan dosis kedua 115,82
juta dosis atau 55,61 persen dari target Secara Nasional Capaian Vaksinasi
COVID-19 Jambi Berada Pada Peringkat 16 Untuk Dosis Pertama Dan
Peringkat 10 Untuk Dosis kedua.Capaian Vaksinasi Dosis Pertama 87,72
Persen Dan Dosis Kedua 61,87 Persen, Sementara Capaian Vaksinasi COVID-
19 seluruh Kabupaten dan kota di Provinsi Jambi sudah berada di atas 70
persen, bahkan terdapat daerah yang sudah mencapai 100 persen, yakni Kota
Jambi 111,56 persen, Kabupaten Tebo 93,15 persen, Tanjab Barat 86,52
persen, Kota Sungai Penuh 84,79 persen, dan Kabupaten Tanjung Jabung

Universitas Sriwijaya
4

Timur 84,77 persen.Kabupaten Bungo 79,73 persen, Muaro Jambi 80,71


persen, Merangin 79,16 persen, Batanghari 78,91 persen, Sarolangun 77,96
persen, dan Kerinci 73,50 persen. Untuk capaian vaksinasi tenaga kesehatan di
Jambi sudah 125,53 persen, petugas publik 149,29 persen dan vaksinasi
remaja usia 12-17 tahun 90,91 persen. Selanjutnya, capaian vaksinasi
masyarakat dan golongan rentan 72,56 persen, dan golongan lanjut usia
sebesar 67,72 persen.
Diketahui hasil vaksinasi Covid-19 Kabupaten Bungo pencapaian
vaksinasi masih rendah,pencapaian Dosis 1 sebesar 79,73 % dan Dosis 2
sebesar 56,19% sedangkan target indikator pencapaian harus di atas
80%(Dinkes Kabupaten Bungo, 2022a).
Besarnya angka sasaran vaksinasi yang ingin dicapai dalam jangka waktu
yang cukup singkat dapat menjadi masalah jika tidak dilakukan perencanaan
yang matang, sehingga perlu adanya persiapan-persiapan baik dari segi
perencanaan kegiatan, kelayakan vaksin, risiko pasca pemakaian, hingga tahap
dan prosedur pendistribusian sehingga nantinya dapat menjangkau masyarakat
secara menyeluruh dan tepat sasaran supaya kegiatan vaksinasi bisa
dioperasikan dengan lancar dan tidak merugikan (Kemenkes RI, 2020b).
Penyelenggaraan pelayanan vaksinasi Covid-19, diperlukan suatu proses
perencanaan yang komprehensif guna memenuhi target capaian cakupan
vaksinasi yang massive dan menyeluruh melalui peningkatan akses pada
layanan vaksinasi yang bermutu dan sesuai standar. Proses penyusunan
perencanaan pelaksanaan vaksinasi tersebut dilakukan oleh masing-masing
jenjang administrasi(Kemenkes RI, 2021b).
Penelitian saraswati & sunarta (2021) menyatakan bahwa guna
mendukung target pemerintah mencapai herdimmunity. pemkot denpasar
menerapkan metode jemput bola dengan mendekatkan layanan penyuntikan
vaksin Covid-19 ke masyarakat. langkah ini sebagai upaya meningkatkan
cakupan program vaksin Covid-19 di Kota Denpasar. pemkot denpasar
bersama satgas penanganan Covid-19 kota denpasar memanfaatkan balai
pertemuan warga, mulai dari balai banjar sampai wantilan, sebagai pos
vaksinasi Covid-19. pemkot denpasar menerapkan metode jemput bola, yakni

Universitas Sriwijaya
5

mendekatkan layanan penyuntikan vaksin Covid-19 kepada warga(saraswati


& sunarta, 2021).
Penelitian Gurning, etal (2020) menunjukkan bahwa pelaksanakan
vaksinasi Covid-19 di Kota Medan mendapatkan penolakan terhadap
masyarakat, alasan penolakan tersebut antara lain: tidak yakin keamanannya
(30%), tidak yakin efektif (22%), takut efek samping (13%), keyakinan agama
(8%) dan lain-lain (15%). Penelitian Atika Febria Putri (2021) menunjukkan
bahwa kesiapsiagaan pelaksanaan program vaksinasi COVID-19 di Dinas
Kesehatan Kota Padang menunjukkan bahwa kualitas dan kuantitas SDM
sudan baik dan mencukupi, dana yang tersedia berasal dari APBN, APBD
Kota Padang dan sumber lain, ketersediaan dan kecukupan sarana dan
prasarana sudah memadai, persiapan pelaksanaan program vaksinasi COVID-
19 di sudah dilakukan dengan baik, terbukti dengan terlaksananya program
vaksinasi Covid-19 di Kota Padang dengan persentase capaian sasaran
vaksinasi lebih dari 46,8% dan terus meningkat seiring dilaksanakannya tahap
3 dan 4(Gurning, Siagian, Wiranti, Devi, & Wahyulinar Atika, 2021).
Penelitian Niken, etal (2021) menunjukkan bahwa pelaksanaan vaksinasi
Covid-19 di Kota Boyolali menunjukkan bahwa pelaksanaan vaksinasi di
Boyolali sudah dapat berjalan dengan baik, dimana sudah dilaksanakan sesuai
dengan aturan pemerintah yaitu vaksinasi dilakuakan dalam dua tahapan.
Selain itu, prosedur pelayanan vaksinasi juga cukup transparan mulai dari
antrian hingga dapat menerima vaksin(Niken, Mia, Septiana, Reyhan, & Putra,
2021).Penelitian Mufidah &Tejomurti (2021) menyatakan bahwa pengadaan
vaksin yang dilaksanakan dalam percepatan penanganan Covid-19
dilaksanakan melalui prosedur pengadaan barang/jasa (PBJ) dalam keadaan
darurat. Pelaksanaan pengadaan vaksin ini dilakukan dengan menggunakan
cara penyedia. hal ini diperoleh dari beberapa alasan yang dapat dilihat dari
ciri-ciri pengadaan melalui penyedia, di mana barang vaksin yang dibutuhkan
terdapat pada pelaku usaha(Mufidah & Tejomurti, 2021).
Meskipun kebijakan penyelenggaraan vaksinasi Covid-19 didominasi
oleh keputusan dari Pemerintah Pusat (Top Down), akan tetapi sasaran-sasaran
yang ditetapkan oleh Pusat biasanya tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya

Universitas Sriwijaya
6

di daerah. tidak semata dalam hal penentuan sasaran program, ketidaktepatan


ini juga terjadi dalam penetapan prioritas masalah. adanya beberapa kendala
dan masalah ini, sehingga penting adanya peran dari Dinas Kesehatan Daerah
dalam persiapan program vaksinasi Covid-19, termasuk di Dinas Kesehatan
Kabupaten Bungo.
Selain itu informasi yang diperoleh dari pengelola program imunisasi di
Dinas Kesehatan kabupaten Bungo diketahui bahwa belum pernah dilakukan
penelitian langsung terkait evaluasi vaksinasi Covid-19 di kabupaten ini, maka
dari itu peneliti tertarik mengangkat topik penelitian tentang “Evaluasi
Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 dengan Metode Contex, Input, Proces,
Product (CIPP) di Kabupaten Bungo Tahun 2022”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan,
diatas maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu masih
rendahnya pencapaian vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Bungo.

1.3 Tujuan Penelitian


a. Tujuan Umum
Mengevaluasi pelaksanaan vaksinasi Covid-19 berdasarkan Metode
Contex, Input, Proces, Product (CIPP) di Kabupaten Bungo
b. Tujuan Khusus
1) Menganalisis faktor konteks(context) dari pelaksanaan vaksinasi
Covid-19 di Kabupaten Bungo.
2) Menganalisis faktor masukan(input) dari pelaksanaan vaksinasi Covid-
19 di Kabupaten Bungo.
3) Menganalisis faktor proses(process) dari pelaksanaan vaksinasi Covid-
19 di Kabupaten Bungo.
4) Menganalisis faktor product (hasil) dari pelaksanaan vaksinasi Covid-
19 di Kabupaten Bungo.

Universitas Sriwijaya
7

1.4 Manfaat Penelitian


a. Bagi Pemerintah Daerah
Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang bersifat
stategis dalam mendukung kebijakan pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 di
Kabupaten Bungo.
b. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo
1) Mampu menyusun perencanaan dan sasaran program Vaksinasi Covid-
19lebih akurat dan sesuai untuk tahun selajutnya.
2) Mempunyai bahan advokasi yang berbasis bukti sebagai penguatan lobi
anggaran di Pemda Kabupaten Bungo.
3) Mampu merencanakan dan melaksanakan monev selanjutnya .
c. Bagi Peneliti
1) Sebagai sumber data untuk bahan tugas akhir
2) Sebagai sumber data untuk analisis lebih lanjut
3) Menambah pengetahuan dan wawasan ilmiah
d. Bagi Instituti Pendidikan
Sebagai sumber data untuk analisis lebih lanjut dikaitkan dengan sumber
data lainnya.

Universitas Sriwijaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Covid-19
2.1.1 Pengertian
Corona virus adalah keluarga besar Virus zoonosis Hewan dan
manusia) dan dapat menyebabkan Gejala ringan sampai berat. sebelum,
Setidaknya ada dua virus corona Diketahui menyebabkan penyakit pada
manusia yaitu Middle East Respiratory Syndrome (MERSCoV) dan Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV). WHO mengumumkan nama
tersebut penyakit baru ini, yaitu "Covid-19 " (penyakit virus corona 2019)
adalah Tercantum dalam Klasifikasi Penyakit Internasional (ICD). Infeksi
SARS-CoV-2 manusia Menyebabkan gejala gangguan pernapasan akut
(Kemenkes RI, 2020a).
Covid-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh jenis
Virus Corona baru (novel corona virus/nCov). Virus Corona baru mirip
dengan keluarga virus yang menyebabkan SARS (Severe Acute Respiratory
Syndrome) dan sejumlah influensa biasa. Virus corona termasuk dalam
familia Coronaviriade, sub familia Corona virinae, genus Beta corona virus,
subgenus Sarbeco virus. Virus corona merupakan keluarga besar virus yang
menyebabkan infeksi saluran pernapasan ringan hingga sedang, seperti
penyakit flu (BPOM, 2020).
Covid-19 dapat menyebar melalui percikan saat bersin atau batuk,
tetapi tidak ada bukti penularan dari manusia ke manusia. Sejauh ini belum
ada vaksin atau pengobatan untuk Covid-19 yang ditemukan. Berikut ini
pengobatan untuk meredakan gejala dan meningkatkan daya tahan tubuh
(Kemenkes RI, 2020a).
2.1.2 Gejala Covid-19
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) bisa menimbulkan berbagai
macam gejala pada pengidapnya. Sebelum Covid-19 dapat menimbulkan
gejala, virus ini memerlukan masa inkubasi antara 2-14 hari setelah
menginfeksi manusia yang baru. gejala yang muncul ini bergantung pada

Universitas Sriwijaya
9

jenis virus corona yang menyerang dan seberapa serius infeksi yang terjadi.
Berikut beberapa gejala Corona Virus Disesase 2019 (Covid-19) yang
terbilang ringan(Kemenkes RI, 2020a):
a. Hidung beringus
b. Sakit kepala
c. Batuk
d. Sakit tenggorokan
e. Demam.
Menurut(BPOM, 2020), gejala Covid-19 berdasarkan catatan para
dokter terhadap gejala yang ditunjukkan oleh pasien Covid-19, WHO
kemudian memerincinya sebagai berikut:
1. Infeksi ringan
Pasien akan mengalami sakit tenggorokan, hidung tersumbat, dan sedikit
demam.
2. Infeksi sedang
Pasien akan mengalami demam dan batuk. Dalam infeksi sedang ini,
virus corona telah bereplikasi untuk kemudian melakukan perjalanan ke
area dada dan masuk ke bronkial. Kondisi ini bisa menyebabkan
peradangan yang kemudian akan mengakibatkan batuk kering.
3. Infeksi parah/berat
Pasien akan mengalami sesak napas yang parah, kondisi ini akan
berkembang menjadi pneumonia (sindrom pernapasan akut) yang
mempengaruhi Sebagian besar paru-paru.

2.1.3 Penularan Covid-19


Proses penularan Covid-19 menurut beberapa sumber diketahui
dapat melalui beberapa cara berikut ini (BPOM, 2020, Kemenkes RI,
2020a):
1. Droplet
Covid-19 ditularkan dengan droplet (percikan seseorang ketika batuk
atau berbicara)
2. Kontak erat
Seperti cium tangan, jabat tangan, berpelukan, ataupun cipika-cipiki

Universitas Sriwijaya
10

3. Menyentuh permukaan benda terkontaminasi


Virus Corona dapat bertahan pada permukaan benda mati selama berjam-
jam sampai berhari-hari.
2.1.4 Pencegahan Covid-19
Untuk mengoptimalkan kebijakan tersebut, Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia meminimalisis risiko terinfeksi Covid-19 melalui
Gerakan Masyarakat Sehat (Germas). Adapun beberapa yang direalisasikan
yaitu (Kemenkes RI, 2020a):
1. Mengonsumsi makanan yang dimasak sempurna, bergizi baik, dan tidak
mengonsumsi makanan yang berpotensi menular
2. Melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga dan diimbangi istirahat
yang cukup
3. Melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti mencuci
tangan dengan sabun dan air mengalir setelah beraktivitas
4. Menggunakan masker apabila merasa tubuh kurang sehat dengan gejala
batuk diikuti bersin-bersin dan juga menggunakan masker ketika keluar
rumah jika terdapat keperluan mendesak atau penting
5. Apabila kondisi tubuh melemah, terutama dengan gejala demam dan
sesak napas segera periksakan diri ke fasilitas Kesehatan.
Menurut BPOM (2020), penyebaran Covid-19 dapat dicegah melalui:
1. Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun selama minimal 20 detik
2. Menutup mulut dan hidung dengan masker
Saran dari WHO (World Health Organization) untuk mencegah
penyebaran Covid-19, pemerintah mewajibkan penggunaan masker saat
beraktifitas di luar rumah. Jenis-jenis masker:
a. Masker kain (untuk orang sehat)
Masker kain dapat digunakan oleh masyarakat yang sehat di tempat
umum dan berinteraksi dengan orang lain dan tetap menjaga jarak
minimal 1-2 meter. Masker juga dapat dicuci dan digunakan kembali.
Cara penggunaan dan mencuci masker kain yang benar:
1) Bersihkan tangan

Universitas Sriwijaya
11

Sebelum menggunakan masker, cuci tangan dengan sabun atau


hand sanitizer berbasis alkohol.
2) Masker harus menutupi
Pastikan bagian hidung dan mulut tertutup dengan baik tanpa ada
celah antara wajah dan masker. Gunakan maksimal 4 jam.
3) Jangan sentuh masker
Hindari menyentuh masker ketika digunakan, jika tersentuh
kembali bersihkan tangan dengan sabun atau handsanitizer berbasis
alkohol.
4) Buka dari belakang
Saat membuka masker, hindari menyentuh bagian depan, bukalah
tali dari belakang, setelah selesai kembali bersihkan tangan dengan
sabin dan air mengalir selama 20 detik.
5) Setelah pakai cuci masker
b. Masker bedah (untuk tenaga medis dan orang sakit)
Pengunaan masker bedah disarankan bagi tenaga medis di fasilitas
layanan kesehatan. Tetapi dipakai masyarakat umum hanya bila ada
gejala flu, batuk, hidung berair, dan radang tenggorokan.
c. Masker N95 (untuk tenaga medis dan kontak langsung)
Penggunaan masker N95 dapat dipakai berulang dengan tata cara yang
tepat. Misalnya setelah dipakai harus dijemur di bawah sinar matahari
selama 3-4 hari, sehingga virus sudah mati dan dapat digunakan
kembali. Masker ini memiliki pori-pori yang sangat kecil sehingga
mampu menyaring 95% partikel besar maupun kecil di udara. Masker
ini ketat jika digunakan, sehingga pengguna yang mempunyai
penyakit tertentu dapat kesulitan untuk bernafas. Jangan gunakan
masker jika sudah berubah bentuk, kotor, maupun basah.
3. Membersihkan tangan dengan cairan handsanitizer berbasis alkohol
4. Jaga jarak minimal 1-2 meter
5. Hindari dalam kerumunan
6. Hindari melakukan perjalanan.

Universitas Sriwijaya
12

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Isolasi di mandiri atau


perawatan di rumah dilakukan terhadap orang yang bergejala ringan dan
tanpa kondisi penyerta seperti (penyakit paru, jantung, ginjal dan kondisi
Immuno Compromised). Tindakan ini dapat dilakukan pada pasien dalam
pengawasan, orang dalam pemantauan dan kontak erat yang bergejala
dengan tetap memperhatikan kemungkinan terjadinya perburukan (Kantor
Staf Presiden, 2020).
Beberapa alasan pasien dirawat di rumah yaitu perawatan rawat inap
tidak tersedia atau tidak aman. Pertimbangan tersebut harus memperhatikan
kondisi klinis dan keamanan lingkungan pasien. Penting untuk memastikan
bahwa lingkungan tempat pemantauan kondusif untuk memenuhi kebutuhan
fisik, mental, dan medis yang diperlukan orang tersebut. Idealnya, satu atau
lebih fasilitas umum yang dapat digunakan untuk pemantauan harus
diidentifikasi dan dievaluasi sebagai salah satu elemen kesiapsiagaan
menghadapi Covid-19, evaluasi harus dilakukan oleh penjabat atau petugas
kesehatan masyarakat (Kemenkes RI, 2020a).
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia (Kemenkes) merekomendasikan cara pencegahan virus corona
untuk menghimbau masyarakat agar mencegah penyebaran Covid-19
dengan meningkatkan perilaku dan pengetahuan masyarakat serta
menerapkan pola hidup sehat dan bersih. pemerintah mewajibkan
masyarakat untuk selalu melaksanakan tindakan bersih dan gaya hidup
sehat. Sehari-hari: Selalu menjaga kebersihan tangan dengan mencuci
tangan dengan air mengalir dan sabun selama 20 detik, kemudian bilas;
tutupi hidung dan mulut dengan tisu atau lengan baju untuk menjaga etika
batuk dan bersin agar tidak menyebar ke orang lain; makan makanan yang
seimbang; makan buah dan sayur; olah raga minimal setengah jam sehari;
tingkatkan daya tahan tubuh; cukup istirahat, dan obati segera jika sakit
(Hidayat, Mahalayati, Sadikin, & Kurniawati, 2021).

Universitas Sriwijaya
13

2.2 Vaksinasi
2.2.1 Pengertian
Vaksin sendiri berasal dari kata Variolae Vaksin Cinae (Cacar Sapi).di
tahun 1978 Edward Jenner menyatakan vaksin ini dapat mencegah cacar
pada manusia. Vaksin adalah produk biologis.vaksin ini dihasilkan dari
mikroorganisme yang hidup serta dapat meningkatkan kekebalan pada
tubuh terhadap serangan berbagai penyakit maupun dapat mengobati
penyakit. Vaksin ini diberikan dalam bentuk yang cair melalui suntikan
bahkan melalui mulut (Siddik, 2021).
Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen yang bila diberikan
kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif
terhadap penyakit tertentu. Produk/zat yang dimasukkan (suntikan/lewat
mulut) kedalam tubuh untuk menstimulasi sistem imun tubuh. Vaksin
bukanlah obat. Vaksin mendorong pembentukan kekebalan spesifik pada
penyakit Covid-19 agar terhindar dari tertular ataupun kemungkinan sakit
berat. Selama vaksin yang aman dan efektif belum ditemukan, upaya
perlindungan yang bisa lakukan adalah disiplin 3M: memakai masker
dengan benar, menjaga jarak dan jauhi kerumunan, serta mencuci tangan
pakai air mengalir dan sabun (Makmun & Hazhiyah, 2020).
Vaksin biasanya berisi mikroorganisme, misalnya virus atau bakteri,
yang sudah mati atau masih hidup tetapi dilemahkan. Vaksin juga bisa berisi
bagian dari mikroorganisme yang bisa merangsang sistem kekebalan tubuh
untuk mengenali mikroorganisme tersebut(Marzuki et al., 2021). vaksin
akan menimbulkan reaksi sistem imun yang spesifik dan aktif terhadap
penyakit tertentu, misalnya vaksin flu untuk mencegah penyakit flu dan
vaksin Covid-19 untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2. Biasanya,
vaksin dimasukkan ke dalam tubuh manusia dengan cara disuntik
(Kemenkes RI, 2020a).

2.2.2 Tujuan Progran Vaksin Covid-19


Vaksinasi bertujuan untuk memberikan kekebalan spesifik terhadap
suatu penyakit tertentu sehingga jika suatu saat terpapar penyakit tersebut

Universitas Sriwijaya
14

maka hanya akan mengalami gejala yang ringan. Sebaliknya, apabila tidak
melakukan vaksinasi maka tidak akan memiliki kekebalan tubuh yang
spesifik terhadap penyakit yang seharusnya dapat dicegah dengan
pemberian vaksin tersebut. Apabila cakupan vaksinasi tinggi dan merata,
maka akan terbentuk suatu kekebalan kelompok (herd Immunity). Selain itu,
vaksinasi Covid-19 juga dapat menjaga produktivitas dan mengurangi
dampak sosial serta ekonomi. Vaksinasi Covid-19 dilakukan setelah
kepastian keamanan dan keampuhannya ada (S. A. Dewi, 2021).
Kelompok prioritas penerima vaksin Covid-19 saat ini adalah tenaga
kesehatan yang memiliki risiko tinggi terpapar Covid-19, lansia (>50 tahun),
dan orang dengan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi tertular, kemudian
vaksinasi akan dilanjutkan ke kelompok penerima lainnya, mulai dari
masyarakat usia 18 tahun keatas. Berdasarkan rekomendasi terbaru dari
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI), saat ini
penyintasCovid-19 harus segera mendapatkan vaksin Covid-19 dengan
rentang waktu 3 bulan setelah dinyatakan bebas Covid-19. Hal tersebut
dilakukan untuk mencegah terinfeksi Covid-19untuk kedua kalinya tetapi
dengan varian yang berbeda (Deviona, Kanafi, & Kusuma, 2021).
Tujuan vaksinasi diantaranya adalah(Tamara, 2021) :
1. Mengurangi Penularan / Transmisi Covid-19.
Pada dasarnya, vaksinasi diadakan bukan hanya bertujuan untuk
memutus rantai penularan penyakit dan menghentikan wabah, tetapi juga
dalam jangka panjang mengeliminasi atau bahkan memusnahkan
penyakit itu sendiri. tujuan vaksinasi ini kiranya juga disematkan untuk
penyakit Covid-19 akibat virus corona.
2. Menurunkan Angka Kesakitan dan Kematian Akibat Covid-19
Dalam dokumen Frequently Asked Question(FAQ) Seputar
Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 yang diunggah dalam laman resmi
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Kementerian
Kesehatan (Kemenkes) RI, dijelaskan bahwa vaksinasi Covid-19
memang tidak membuat kita 100 persen kebal dari Covid-19. Tapi,

Universitas Sriwijaya
15

vaksinasi Covid-19 akan mengurangi dampak yang ditimbulkan jika kita


tertular Covid-19.
Vaksinasi adalah proses di dalam tubuh, di mana seseorang menjadi
kebal atau terlindungi dari suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut, maka tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan. Vaksinasi terjadi biasanya dengan pemberian
vaksin. Sebagaimana manfaat dari vaksin lainnya, vaksin Covid-19
bermanfaat untuk memberi perlindungan tubuh agar tidak jatuh sakit
akibat Covid-19 dengan cara menimbulkan atau menstimulasi kekebalan
spesifik dalam tubuh.
Oleh sebab itu, meski sudah divaksin Covid-19, kita di
rekomendasikan tetap menjalankan protokol kesehatan (prokes), yakni
memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak
untuk mencegah penularan virus corona.
3. Mencapai Kekebalan Kelompok di Masyarakat (Herd Immunity)
Seseorang yang mendapatkan vaksin Covid-19 juga dapat
melindungi orang-orang di sekitarnya, terutama kelompok yang sangat
berisiko, seperti lansia di atas 70 tahun. Hal ini karena kemungkinan
orang yang sudah divaksin untuk menularkan virus Coronasangatlah
kecil. Bila diberikan secara massal, vaksin Covid-19 juga mampu
mendorong terbentuknya kekebalan kelompok (herdimmunity) dalam
masyarakat. Artinya, orang yang tidak bisa mendapatkan vaksin,
misalnya bayi baru lahir, lansia, atau penderita kelainan sistem imun
tertentu, bisa mendapatkan perlindungan dari orang-orang di sekitarnya.
Kendati demikian, untuk mencapai herdimmunity dalam suatu
masyarakat, penelitian menyebutkan bahwa minimal 70% penduduk
dalam negara tersebut harus sudah divaksin.
4. Melindungi dan memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh
Pandemi Covid-19 telah membuat banyak rumah sakit kewalahan
karena fasilitas dan sumber daya yang terbatas. tidak heran ketika banyak
rumah sakit telah mencapai kapasitasnya untuk menerima pasien-pasien
Covid-19 dan non-Covid-19. Tenaga kesehatan yang merawat pasien

Universitas Sriwijaya
16

Covid-19 pun harus rela bertahan menggunakan Alat Pelindung Diri


(APD) agar terhindar dari Covid-19.dengan kehadiran vaksin dan
semakin banyak orang yang divaksinasi, maka orang yang terinfeksi dan
penyebarannya tentu akan berkurang. Hal ini mengurangi beban tenaga
kesehatan dan fasilitas kesehatan. Tenaga kesehatan dapat
mendedikasikan upaya, dana, dan peralatan mereka untuk membantu
pasien dengan gejala yang lebih berat, penyakit yang tidak dapat dicegah
lainnya, serta mencegah penumpukan pasien-pasien di rumah sakit.
5. Melindungi Masyarakat dari Covid-19 Agar Tetap Produktif Secara
Sosial dan Ekonomi tujuan vaksin Covid-19 tidak hanya untuk sektor
kesehatan, tetapi juga sektor ekonomi dan sosial. Jika sebagian besar
masyarakat sudah memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik untuk
melawan penyakit Covid-19, kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat
bisa kembali seperti sediakala.

2.2.3 Manfaat Vaksin Covid-19


Vaksin Covid-19 pun juga memberi banyak manfaat dan keuntungan
bagi tubuh Anda. Berikut adalah beberapa manfaat pemberian vaksin Covid-
19 bagi tubuh yaitu (Novita & Ramadhani, 2021):
1. Membentuk Antibodi
Manfaat pertama dari pemberian vaksin adalah membentuk
antibodi di dalam tubuh. Ini memang merupakan tujuan utama dari
penyuntikan vaksin Covid-19. Perlu diketahui bahwa tubuh akan
membentuk antibodi setiap kali ada benda asing masuk terutama virus
dan bakteri. Namun, infeksi Covid-19 yang terbilang sebagai virus baru
ini tidak dikenali tubuh sehingga tak bisa terbentuk antibodi. Dibutuhkan
vaksin yang akan memicu tubuh untuk membentuk antibodi tersebut.
Vaksin mengandung virus yang telah dilemahkan. Dengan begitu virus
ini akan masuk ke tubuh namun tidak bisa menginfeksi. virus ini hanya
akan merangsang tubuh agar mengenalinya dan membentuk antibodi
yang sesuai untuk membuat perlawanan.
2. Menurunkan Risiko Penularan

Universitas Sriwijaya
17

Pemberian vaksin Covid-19 akan sangat membantu menurunkan


risiko penularan. Inilah yang menjadi tujuan pemerintah Indonesia
maupun negara-negara lain di dunia. Jika risiko penularan bisa
diminimalkan maka jumlah orang yang terinfeksi virus Corona ini pun
akan menurun dan kelamaan menjadi hilang. Saat seseorang sudah
menerima vaksin dan membentuk antibodi di dalam tubuhnya maka ia
akan lebih sulit terinfeksi. Jika ia tidak terinfeksi maka ia tidak akan bisa
menularkan virus tersebut ke orang lain. Secara otomatis maka tidak akan
ada lagi penularan jika semakin banyak jumlah orang divaksinasi.
3. Memberi Perlindungan Diri dan Orang Lain
Manfaat vaksinasi Covid-19 tidak hanya bisa dirasakan oleh diri
sendiri tetapi juga oleh orang lain. tidak terinfeksi maka Anda juga tidak
akan bisa menularkan virus ke orang lain. Penyebaran virus pun bisa
terhenti dan hal ini akan membuat sekaligus jutaan orang lainnya
terlindungi dari infeksi virus.
4. Menciptakan Kekebalan Kelompok
Salah satu tujuan pemberian vaksin adalah agar terbentuk kekebalan
kelompok atau herdimmunity. Semakin banyak orang yang divaksin
maka akan semakin kecil risiko penularan. Dengan begitu orang-orang
yang tidak menerima vaksin pun akan menjadi terlindungi karena tidak
terpapar virus.
Kelompok orang yang tidak bisa menerima vaksin, misalnya karena
kondisi penyakit tertentu juga akan tetap terlindungi. Oleh sebab itu,
program vaksinasi ini harus disukseskan agar herdimmunity di masyarakat
terbentuk. Semakin cepat vaksinasi berjalan maka akan semakin kebal juga
masyarakat dan kehidupan bisa kembali normal. kondisi ini sebenarnya
dipicu oleh jumlah penerima vaksin yang masih terlalu kecil. Oleh sebab itu
penyebaran virus masih terus terjadi dan bisa saja menginfeksi mereka yang
sudah menerima vaksin namun, tetap ada manfaat yang bisa dirasakan
walaupun terinfeksi virus.

Kelompok orang yang sudah menerima vaksin namun tetap terinfeksi


akan merasakan gejala yang lebih ringan dari mereka yang belum divaksin.

Universitas Sriwijaya
18

data juga menunjukkan bahwa kelompok orang penerima vaksin bisa lebih
cepat sembuh setelah mereka mendapatkan vaksin. hal ini akan membantu
menurunkan angka kematian akibat infeksi Covid-19. Tak perlu ragu
dengan jenis vaksin yang disuntikkan karena semua jenis vaksin yang
didistribusikan telah melewati tahap uji yang ketat. Jika memang ada hal-hal
yang terjadi setelah vaksin maka bisa dikonsultasikan kepada dokter bagi
masyarakat yang menderita penyakit bawaan tertentu juga perlu
berkonsultasi terlebih dahulu agar vaksin tetap bisa diberikan (Pratama,
2021).

2.2.4 Indikasi dan Kontra Indikasi Vaksinasi Covid-19


Efek samping vaksin Covid-19 yang paling sering terjadi bersifat
ringan seperti nyeri dan/atau kemerahan di area suntikan, lemah badan,
nyeri kepala, nyeri otot, demam ringan. Dari hasil uji klinis, hampir tidak
ada yang menunjukkan efek samping berat seperti reaksi alergi. Namun,
penerima vaksin direkomendasikan untuk tetap berada di rumah sakit
selama 30 menit setelah pemberian vaksin Covid-19 untuk memastikan
tidak terjadi efek samping berat (Febriyanti, Choliq, & Mukti, 2021).
Kontra indikasi, kondisi tertentu yang merupakan suatu prosedur
medis, misalnya vaksinasi dengan vaksin tertentu, tidak dianjurkan. Kontra
indikasi bisa permanen misalnya alergi terhadap komponen vaksin, atau
sementara, misalnya demam akut. terhadap vaksinasi adalah keadaan
tertentu yang jarang pada seseorang dimana terjadi peningkatan risiko
terjadinya reaksi simpang. Mengabaikan kontra indikasi dalam pemberian
imunisasi dapat menimbulkan reaksi simpang serius yang tidak diinginkan.
Kebanyakan kontra indikasi bersifat sementara sehingga vaksinasi dapat
dilakukan lagi dikemudian hari (Junaedi, Arsyad, & Salistia, 2021).
Dari hasil kajian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dari sisi
keamanan, secara umum pemberian vaksin Convidecia dapat ditoleransi
dengan baik. Seperti Janssen, reaksi lokal maupun sistemik dari pemberian
vaksin Convidecia menunjukkan tingkat keparahan grade 1 dan 2. KIPI dari
pemberian vaksin Convidecia juga menunjukkan reaksi ringan hingga
sedang. KIPI lokal yang umum terjadi, antara lain adalah nyeri, kemerahan,

Universitas Sriwijaya
19

dan pembengkakan, serta KIPI sistemik yang umum terjadi adalah sakit
kepala, rasa lelah, nyeri otot, mengantuk, mual, muntah, demam dan diare
(Hafizzanovian, Oktariana, Apriansyah, & Yuniza, 2021).
Kontra indikasi yang mutlak diperhatikan terhadap semua jenis vaksin
adalah riwayat reaksi alergi berat terhadap vaksin atau konstituen vaksin.
Perhatian khusus (precautions) bukanlah kontra indikasi tetapi merupakan
kondisi yang harus dipertimbangkan dalam menentukan manfaat dan risiko
vaksinansi. Peringatan yang tertulis dalam label vaksin terkadang oleh
petugas ditafsirkan sebagai kontra indikasi mutlak. Hal ini dapat
menyebabkan menurunnya cakupan imunisasi kerena terjadi miss
opportunities (kehilangan kesempatan untuk mendapatkan imunisasi)
(Hafizzanovian et al., 2021).

2.2.5 Macam-macam Vaksinasi Covid-19


Berikut adalah 9 jenis vaksin Covid-19 yang telah mendapat EUA dari
BPOM (Tamara, 2021):
1. Sinovac Vaksin
Sinovac adalah vaksin Covid-19 pertama di Indonesia yang mendapat
izin penggunaan darurat dari BPOM. EUA diterbitkan oleh BPOM pada
hari Senin, 11 Januari 2021. Izin penggunaan darurat terhadap Sinovac
diberikan setelah BPOM mengkaji hasil uji klinis tahap III vaksin yang
dilakukan di Bandung. BPOM juga mengkaji hasil uji klinis vaksin
Sinovac yang dilakukan di Turki dan Brasil. Dari hasil analisis terhadap
uji klinis fase III di Bandung menunjukkan efikasi vaksin Covid-19
Sinovac sebesar 65,3 persen. Vaksin yang dikembangkan oleh Sinovac
Researchand Development Co.,Ltd ini diberikan dua dosis. Jumlah setiap
dosisnya 0,5 ml, dengan interval minimal pemberian antar dosis adalah
selama 28 hari. Mengutip berita Kompas.com pada 16 Juli 2021, efek
samping vaksin Sinovac menurut BPOM antara lain: nyeri, iritasi,
pembengkakan, nyeri otot, dan demam. Adapun efek samping vaksin
Sinovac dengan derajat berat seperti sakit kepala, gangguan di kulit atau
diare yang dilaporkan hanya sekitar 0,1 sampai dengan 1 persen.
2. Vaksin Covid-19 Bio Farma

Universitas Sriwijaya
20

Satu bulan kemudian, tepatnya pada 16 Februari 2021, BPOM kembali


mengeluarkan EUA untuk vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh PT Bio
Farma (Persero). Vaksin dengan nama produk vaksin Covid-19 itu
memiliki nomor izin penggunaan EUA 2102907543A1. Vaksin yang
diproduksi oleh PT Bio Farma ini berasal dari bahan baku vaksin yang
secara bertahap telah dikirimkan oleh Sinovac. Vaksin ini memiliki
bentuk sediaan vial 5 ml. Setiap vial berisi 10 dosis vaksin yang berasal
dari virus yang di-inaktivasi. Untuk menjaga mutu dan kualitasnya,
vaksin Covid-19 ini harus disimpan dalam tempat penyimpanan dengan
suhu stabil antara 2-8 derajat celsius. Pada setiap vial telah dilengkapi
dengan dua dimensi barcode khusus yang menunjukan detail informasi
dari setiap vial. Hal itu berfungsi untuk melacak vaksin dan mencegah
pemalsuan vaksin.
3. AstraZeneca
Hanya berselang beberapa hari, BPOM kemudian kembali mengeluarkan
EUA untuk vaksin Covid-19 buatan perusahaan farmasi Inggris,
AstraZeneca, pada 22 Februari 2021 dengan nomor EUA
2158100143A1. BPOM memberikan izin penggunaan darurat untuk
AstraZeneca usai melakukan evaluasi bersama Komite Nasional Penilai
Obat dan pihak lainnya. Vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh
AstraZeneca dan UniversityofOxford ini memiliki efikasi sebesar 62,1
persen. vaksin ini diberikan secara intramuskular dengan dua kali
penyuntikan. Setiap penyuntikan dosis yang diberikan sebesar 0,5 persen
dengan interval minimal pemberian antar dosis yaitu 12 minggu. Efek
samping vaksin Astrazeneca bersifat ringan dan sedang. berikut efek
samping vaksin Astrazeneca: nyeri, kemerahan, gatal, pembengkakan,
kelelahan, sakit kepala, meriang, dan mual.
4. Sinopharm
Pada 29 April 2021, BPOM mengeluarkan EUA untuk vaksin Covid-19
Sinopharm dengan nomor EUA 2159000143A2. vaksin Sinopharm
didistribusikan oleh PT.Kimia Farma dengan platform inactivated virus
atau virus yang dimatikan. Berdasarkan hasil evaluasi, pemberian vaksin

Universitas Sriwijaya
21

sinopharm dua dosis dengan selang pemberian 21 hari menujukkan profil


keamanan yang dapat ditoleransi dengan baik. hasil uji klinik fase III
yang dilakukan oleh peneliti di Uni Emirates Arab (UAE) dengan subjek
sekitar 42 ribu menunjukanefikasi vaksin Sinopharm sebesar 78 persen.
Efek samping vaksin Sinopharm yang banyak dijumpai adalah efek
samping lokal yang ringan. di antaranya seperti berikut: nyeri atau
kemerahan di tempat suntikan, efek samping sistemik berupa sakit
kepala, nyeri otot, kelelahan, diare, dan batuk. Baca Juga: Penyuntikan
vaksin Moderna dan Pfizer tak perlu lagi surat rekomendasi, ini
lokasinya.
5. Moderna
Vaksin Covid-19 Moderna mendapat EUA dari BPOM pada Jumat, 2 Juli
2021. berdasarkan data uji klinis fase ketiga menunjukkan efikasi vaksin
Moderna sebesar 94,1 persen pada kelompok usia 18-65 tahun. Efikasi
vaksin Moderna kemudian menurun menjadi 86,4 persen untuk usia di
atas 65 tahun. hasil uji klinis juga menyatakan vaksin Moderna aman
untuk kelompok populasi masyarakat dengan komorbid atau penyakit
penyerta. Komorbid yang dimaksud yakni penyakit paru kronis, jantung,
obesitas berat, diabetes, penyakit lever hati, dan HIV. Beberapa efek
samping yang paling sering dirasakan sebagai berikut: nyeri (di tempat
suntikan), kelelahan, nyeri otot, nyeri sendi, dan pusing. Sementara itu,
potensi gejala umum atau moderat yang muncul dapat berupa lemas,
sakit kepala, menggigil, demam, dan mual.
6. Pfizer
Selang dua pekan kemudian, BPOM kembali menerbitkan EUA untuk
vaksin Covid-19 Pfizer pada 15 Juli 2021. Data uji klinik fase III
menunjukkan efikasi vaksin yang dikembangkan oleh PfizerInc. dan
BioNTech ini sebesar 100 persen pada usia remaja 12-15 tahun,
kemudian menurun menjadi 95,5 persen pada usia 16 tahun ke atas.
beberapa kajian menunjukkan keamanan vaksin Pfizer ini dapat
ditoleransi pada semua kelompok usia. Vaksin Pfizer diberikan secara
intramuskular dengan dua kali penyuntikan.

Universitas Sriwijaya
22

Setiap penyuntikan dosis yang diberikan sebesar 0,3 ml dengan interval


minimal pemberian antar dosis yaitu 21-28 hari. untuk efek samping
pasca-vaksinasi, sebagian besar cenderung bersifat ringan. berikut
beberapa efek samping vaksin Pfizer yang umum dilaporkan: nyeri badan
di tempat bekas suntikan, kelelahan, nyeri kepala, nyeri otot, nyeri sendi,
dan demam.
7. Sputnik V
BPOM menerbitkan EUA untuk vaksin Covid-19 Sputnik V. EUA
diterbitkan oleh BPOM pada Selasa, 24 Agustus 2021. vaksin Sputnik V
digunakan untuk kelompok usia 18 tahun ke atas. vaksin ini diberikan
secara injeksi intramuscular dengan dosis 0,5 mL untuk 2 kali
penyuntikan dalam rentang waktu 3 minggu. Vaksin yang dikembangkan
oleh The Gamaleya National Center of Epidemiolog Yand Microbiology
di Russia ini menggunakan platform Non-Replicating Viral Vector
(Ad26-S dan Ad5-S).berdasarkan hasil kajian terkait dengan
keamanannya, efek samping dari penggunaan Sputnik v merupakan efek
samping dengan tingkat keparahan ringan atau sedang seperti flu yang
ditandai dengan demam, menggigil, nyeri sendi, nyeri otot, badan lemas,
ketidaknyamanan, sakit kepala, hipertermia, atau reaksi lokal pada lokasi
injeksi. Sementara untuk efikasinya, data uji klinik fase 3 menunjukkan
vaksin Sputnik V memberikan efikasi sebesar 91,6 persen dengan
rentang confidence interval 85,6 persen- 95,2 persen.
8. Janssen
Terbaru, BPOM mengumumkan EUA terhadap vaksin Covid-19 yang
diproduksi Johnson & Johnson, yaitu Janssen Covid-19 Vaccine. Izin
penggunaan darurat untuk vaksin Janssen diumumkan BPOM pada 7
September 2021. vaksin Janssen digunakan untuk kelompok usia 18
tahun ke atas dengan pemberian sekali suntikan atau dosis tunggal
sebanyak 0,5 mL secara intramuscular. Janssen adalah vaksin yang
dikembangkan oleh Janssen Pharmaceutical Companies dengan platform
Non-Replicating Viral Vector menggunakan vector Adenovirus(Ad26).
Dalam hal efikasi, berdasarkan data interim studi klinik fase 3 pada 28

Universitas Sriwijaya
23

hari setelah pelaksanaan vaksinasi, efikasi vaksin Janssen untuk


mencegah semua gejala Covid-19 adalah sebesar 67,2 persen. kemudian
efikasi untuk mencegah gejala Covid-19 sedang hingga berat pada subjek
di atas 18 tahun adalah sebesar 66,1 persen. reaksi lokal maupun sistemik
dari pemberian vaksin Janssen Covid-19 menunjukkan tingkat keparahan
grade 1 dan 2.
9. Convidecia
EUA terhadap vaksin Covid-19 yang diproduksi CanSino, yaitu
Convidecia diumumkan bersamaan dengan vaksin Janssen yaitu pada 7
September 2021. Vaksin Convidecia merupakan vaksin yang
dikembangkan oleh CanSino Biological Inc. dan Beijing Institute of
Biotechnology juga dengan platform Non-Replicating Viral Vector
menggunakan vector Adenovirus (Ad5). Sama seperti Janssen, vaksin
Covid-19 Convidecia juga digunakan untuk kelompok usia 18 tahun ke
atas dengan pemberian sekali suntikan atau dosis tunggal sebanyak 0,5
mL secara intramuscular. efikasi vaksin Convidecia untuk perlindungan
pada semua gejala Covid-19 adalah sebesar 65,3 persen. Untuk
perlindungan terhadap kasus Covid-19 berat, efikasi mencapai 90,1
persen.

2.2.6 Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19


Tahapan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 menurut (Kepmenkes RI No.
4638, 2021)antara lain :
a. Perencanaan
Perencanan pelayanan vaksinasi Covid-19 meliputi :
1. Pentahapan kelompok prioritas penerima vaksin
2. Pendataan sasaran
3. Pendataan dan penetapan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes)
4. Registrasi sasaran
5. Perhitungan kebutuhan serta rencana distribusi vaksin, peralatan
pendukung dan logisik
6. Pendanaan
7. Penyusunan rencana , pelatihan monev dan operasional daerah sulit

Universitas Sriwijaya
24

b. Pelaksanaan pelayanan vaksinasi Covid-19


Pelaksanaan pelayanan vaksinasi Covid-19 antara lain :
1. Distribusi vaksin, peralatan pendukung dan logistik
2. Manajemen vaksin dan logistik
3. Prinsip pelaksanaan
4. Standar pelayanan
5. Kerjasama
6. Menejemen limbah
c. Pencatatan dan pelaporan
d. Monitoring dan evaluasi

2.3 Program Pemerintah terkait Vaksinasi Covid-19


2.3.1 Pelatihan Tenaga Kesehatan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2014
menyatakan bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan
diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Tenaga kesehatan memiliki peran penting untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat
mampu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat sehingga akan terwujud derajat kesehatan setinggi-tingginya sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomi serta sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum(UU
No. 36, 2014).
Permenkes RI No. 18 Tahun 2021 menyatakan bahwa agar kegiatan
vaksinasi program dan vaksinasi gotong royong berjalan dengan baik dan
berkualitas, perlu dilakukan advokasi dan sosialisasi. untuk melakukan
advokasi dan sosialisasi, dinas kesehatan provinsi, dinas kesehatan
kabupaten/kota dan Puskesmas perlu menyusun rencana advokasi dan
sosialisasi serta berkoordinasi dengan seluruh pihak baik lintas program
maupun lintas sektor terkait, serta pemangku kepentingan lainnya. Rencana
advokasi dan sosialisasi. selain dilakukan advokasi dan sosialisasi agar

Universitas Sriwijaya
25

pelayanan vaksinasi sesuai dengan kompetensi dan kewenangan tenaga


kesehatan dan meningkatkan mutu pelayanan, maka diperlukan pelatihan
terhadap tenaga kesehatan yang akan menjadi vaksinator, pelatihan tersebut
dapat dilakukan seperti berikut :
1. Pelatihan Vaksinasi Program
Untuk meningkatkan kapasitas vaksinator dan tenaga kesehatan
lainnya yang terlibat dalam pelaksanaan vaksinasi program, serta
pengelola program dan supervisor, diperlukan pelatihan dengan
melibatkan instansi pelatihan kesehatan oleh karena itu, dinas kesehatan
provinsi dan dinas kesehatan kabupaten/kota perlu menyusun rencana
kegiatan pelatihan.
2. Pelatihan Vaksinasi Gotong Royong
Fasilitas pelayanan kesehatan yang akan melaksanakan vaksinasi
gotong royong harus mengikutsertakan tenaga kesehatan sebagai
vaksinator dalam pelatihan vaksinasi yang diselenggarakan oleh
Kementerian Kesehatan atau institusi pelatihan yang telah diakreditasi
oleh Kementerian Kesehatan. hal tersebut dimaksudkan untuk
meningkatkan kapasitas vaksinator dan tenaga kesehatan lainnya yang
terlibat dalam pelaksanaan pelayanan vaksinasi gotong royong.
Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan yang ditunjuk oleh badan
hukum/badan usaha atau perwakilan negara asing/organisasi nirlaba
international untuk melaksanakan vaksinasi gotong royong mengajukan
usulan pelatihan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, berdasarkan
usulan tersebut dinas kesehatan provinsi dan dinas kesehatan
kabupaten/kota perlu menyusun rencana kegiatan pelatihan(Permenkes
RI No 18, 2021).

2.3.2 Penyusunan Rencana Kegiatan Monitoring dan Evaluasi


Permenkes RI No 18 tahun 2021 menyatakan bahwa dalam rangka
monitoring dan evaluasi kegiatan vaksinasi Covid-19 baik untuk vaksinasi
program maupun vaksinasi gotong royong, perlu disusun rencana kegiatan
meliputi:

Universitas Sriwijaya
26

1. Penilaian kesiapan menggunakan tool VIRAT (Vaccine Introduction


Readiness Assessment Tool) dengan pendekatan self-assessment.
Penilaian VIRAT dilakukan per bulan. Tool VIRAT dapat diunduh pada
tautan http://bit.ly/LampiranJuknisVC19.
2. Monitoring data cakupan melalui sistem informasi setiap hari.
3. Monitoring kualitas layanan melalui supervisi.
4. Kegiatan evaluasi pelaksanaan dan evaluasi dampak melalui surveilans
Covid-19.
Berdasarkan KepmenkesRI No 4638 tahun 2021 menyatakan bahwa
kerjasama dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 terdiri dari:
1. Vaksinasi program
Kementerian Kesehatan dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19
dapat bekerja sama dengan kementerian/lembaga, pemerintah daerah
provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, badan usaha milik negara
atau badan usaha swasta, organisasi profesi/kemasyarakatan, dan pihak
lainnya termasuk Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian Negara
Republik Indonesia dan lembaga/badan internasional yang terkait dengan
bidang kesehatan.
Pelaksanaan vaksinasi program di tingkat provinsi dikoordinasikan
oleh Gubernur, sedangkan di tingkat kabupaten/kota dikoordinasikan
oleh Bupati/Wali Kota. Pemerintah daerah provinsi dan pemerintah
daerah kabupaten/kota dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 perlu
melakukan kerja sama dengan badan usaha milik negara/daerah atau
badan usaha swasta, organisasi profesi kemasyarakatan, Tentara Nasional
Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, serta
kementerian/lembaga atau pihak terkait lainnya. Upaya kerja sama yang
dilakukan meliputi:
a. Dukungan penyediaan tenaga kesehatan;
b. Tempat vaksinasi Covid-19;
c. Keamanan;
d. Sosialisasi dan penggerakan masyarakat;
e. Dukungan penyediaan tenaga non kesehatan; dan

Universitas Sriwijaya
27

f. Pengelolaan limbah medis


Kepmenkes RI No.4638 Tahun 2021 juga menyatakan bahwa agar
kerja sama dapat terlaksana dengan efektif, dibutuhkan Tim Pelaksana
mulai dari tingkat provinsi, kabupaten/kota dan puskesmas. Tim ini harus
melibatkan seluruh lintas program di lingkungan sektor kesehatan serta
lintas sektor terkait. Tim Pelaksana setidaknya terdiri dari 5 bidang yaitu
Bidang Perencanaan; bidang vaksin, logistik dan sarana prasarana;
Bidang Pelaksanaan; bidang komunikasi, advokasi dan Pemberdayaan
masyarakat; serta bidang monitoring dan Evaluasi. uraian tugas masing-
masing bidang sebagai berikut:
a. Bidang Perencanaan
1) Melakukan analisis situasi;
2) Menyusun rencana anggaran pelaksanaan vaksinasi Covid-19; dan
3) Melakukan asistensi dan koordinasi dengan Tim Pelaksana Bidang
Perencanaan tingkat administrasi di bawahnya
b. Bidang Vaksin, Logistik dan Sarana Prasarana
1) Menghitung dan menyusun usulan permintaan kebutuhan logistik;
2) Menyusun rencana distribusi serta memantau proses distribusi
vaksin Covid-19 dan logistik;
3) Melakukan inventarisasi terhadap sarana dan peralatan rantai
vaksin (coldchain);
4) Melakukan koordinasi dalam mengidentifikasi kapasitas
pengelolaan limbah medis dan mengatasi bila terjadi masalah; dan
5) Melakukan asistensi dan koordinasi dengan Tim Pelaksana Bidang
Vaksin, Logistik dan Sarana Prasarana tingkat administrasi di
bawahnya.
c. Bidang Pelaksanaan
1) Melaksanakan vaksinasi Covid-19 ;
2) Mengkoordinasikan persiapan pelaksanaan vaksinasi Covid-19;
3) Melaksanakan kegiatan sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan
vaksinasi Covid-19 dengan lintas program dan lintas sektor terkait;
dan

Universitas Sriwijaya
28

4) Melakukan asistensi dan koordinasi dengan Tim Pelaksana Bidang


Pelaksanaan tingkat administrasi di bawahnya.
d. Bidang Komunikasi, Advokasi dan Pemberdayaan Masyarakat
1) Menyusun dan mengkaji materi KIE pelaksanaan vaksinasi Covid-
19.
2) Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan media dalam rangka
publikasi kegiatan pelaksanaan vaksinasi Covid-19;
3) Menyebarluaskan informasi tentang pelaksanaan vaksinasi Covid-
19;
4) Melakukan liputan dan pendokumentasian kegiatan;
5) Melakukan upaya komunikasi risiko untuk mengatasi penolakan
atau penyebarluasan pesan-pesan negatif; dan
6) Melakukan asistensi dan koordinasi dengan Tim Pelaksana Bidang
Komunikasi, Advokasi dan Pemberdayaan Masyarakat tingkat
administrasi di bawahnya
e. Bidang Monitoring dan Evaluasi
1) Melakukan pemantauan terhadap proses persiapan dan pelaksanaan
vaksinasi Covid-19;
2) Memantau Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi Covid-19 dan
penanggulangannya;
3) Menyusun laporan hasil monitoring dan evaluasi vaksinasi Covid-
19; dan
4) Melakukan asistensi dan koordinasi dengan Tim Pelaksana Bidang
monitoring dan Evaluasi tingkat administrasi di bawahnya. dalam
rangka percepatan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 melalui pos
pelayanan vaksinasi dapat dilaksanakan kerja sama dengan pihak-
pihak terkait seperti instansi pendidikan, rumah sakit, organisasi
profesi dan lintas sektor terkait.
2. Manajemen Limbah
Pengelolaan limbah medis kegiatan vaksinasi Covid-19 adalah
seluruh rangkaian kegiatan penanganan limbah kegiatan vaksinasi sejak
limbah dihasilkan di fasilitas pelayanan kesehatan atau pos pelayanan

Universitas Sriwijaya
29

vaksinasi. Limbah medis vaksinasi Covid-19 merupakan kategori


infeksius dan/atau tajam, bersifat B3 infeksius, meliputi: spuit dan jarum,
sisa vaksin, vial, botol, ampul, swab alkohol, masker, sarung tangan, dan
Alat Pelindung Diri (APD) lainnya (Kepmenkes RI No. 4638, 2021).
Tujuan dari pengelolaan limbah medis kegiatan vaksinasi Covid-19
meliputi:
a. Mencegah penularan penyakit dan/atau kecelakaan/cedera.
b. Mencegah pencemaran lingkungan
c. Menjadi acuan pengelolaan limbah medis vaksinasi Covid-19.
d. Mencegah penyalahgunaan limbah (Kepmenkes RI No. 4638, 2021)
Penanggungjawab dan petugas limbah (Kepmenkes RI No. 4638, 2021):
a. Penanggung jawab fasilitas pelayanan kesehatan/pelaksana vaksinasi
Covid-19 bertanggung jawab dalam pengelolaan limbahnya
b. Penanggung jawab pelaksana vaksinasi dapat menunjuk seorang yang
memiliki kapasitas teknis untuk melakukan pengelolaan limbah dan
melakukan pencatatan dan pelaporan limbah medis vaksinasi.
c. Pencatatan jenis dan timbulan limbah dilakukan ke dalam log book
dengan catatan tersendiri di TPSLB3. Hal-hal yang dilaporkan
meliputi jenis dan timbulan limbah vaksinasi dengan mekanisme off-
line melalui email. Pelaporan pengelolaan limbah medis vaksinasi
sebagai bagian dari pelaporan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 yang
disampaikan secara berjenjang melalui Dinas Kesehatan dan Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan dan Dinas
Lingkungan Hidup Provinsi, Kementerian Kesehatan (Up Direktorat
Kesehatan Lingkungan) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (Up Direktorat Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3
dan Limbah Non B3).

2.3.3 Pencatatan dan Pelaporan Vaksinasi Covid-19


Dalam suatu sistem yang berjalan, pencatatan dan pelaporan sangat
penting dilakukan untuk dapat mendokumentasikan rangkaian proses dan
hasil kegiatan. Pencatatan dan pelaporan dilakukan dengan akurat, lengkap,
tepat waktu, dan terus-menerus. Pencatatan dan pelaporan kegiatan

Universitas Sriwijaya
30

pemberian vaksinasi Covid-19 harus terpisah dari pencatatan dan pelaporan


imunisasi rutin. Data yang dicatat dan dilaporkan meliputi hasil pelayanan
vaksinasi serta vaksin dan logistik vaksinasi. Pada pelaksanaan vaksinasi
Covid-19, kegiatan pencatatan dan pelaporan secara elektronik melalui
Sistem Informasi satu data vaksinasi Covid-19. untuk kebutuhan backup
data, selain dilakukan secara terintegrasi dengan Sistem Informasi Satu Data
Vaksinasi Covid-19, pencatatan dan pelaporan juga dilakukan secara
manual dengan menggunakan format standar (Kepmenkes RI No. 4638,
2021).
Kepmenkes RI No. 4638 Tahun 2021 menyatakan bahwa setiap
fasilitas pelayanan kesehatan atau institusi yang mengelola sistem informasi
dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 harus menjaga kerahasian data
pribadi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sistem
informasi terintegrasi ini mendukung mulai dari pendataan sasaran,
registrasi, penentuan alokasi serta monitoring vaksin dan logistik, serta
pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan dan vaksin dan logistik. Apabila
terjadi kendala pada pendataan, registrasi, pelayanan, pencatatan, maupun
pelaporan vaksinasi Covid-19 dapat menghubungi hotline Vaksinasi Covid-
19 melalui 119 ext 9 atau telkom kabupaten/kota setempat dan apabila
terjadi kendala pada aplikasi Pcare Vaksinasi agar berkoordinasi dengan
BPJS Kesehatan cabang.
a. Pencatatan dan Pelaporan Hasil pelayanan vaksinasi program dan
vaksinasi gotong royong.
Data hasil pelayanan vaksinasi dicatat dan dilaporkan yang mencakup
identitas lengkap dari sasaran (NIK, nama, jenis kelamin, usia, pekerjaan,
alamat), status BPJS (PBI/Non PBI/Non BPJS) atau nomor register, izin
tinggal, Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS), dan nomor paspor,
nama, tanggal lahir, dan alamat (by name and by address) untuk
perwakilan negara asing atau organisasi nirlaba internasional), hasil
skrining, nama vaksin, nomor batch vaksin, dan tanggal pemberian
vaksin baik dosis 1 maupun dosis 2.

Universitas Sriwijaya
31

1) Pencatatan dan pelaporan dengan sistem elektronik dilakukan secara


daring dengan menggunakan sistem PrimaryCare (P-Care) Vaksinasi
yang dibangun oleh BPJS Kesehatan.
2) Setiap fasilitas pelayanan kesehatan dan pos pelayanan vaksinasi yang
menyelenggarakan vaksinasi Covid-19 diharuskan mencatat dan
melaporkan hasil pelayanan vaksinasi Covid-19 nya melalui aplikasi
PCare Vaksinasi.
3) Dalam pencatatan dan pelaporan, petugas di meja 2 akan melakukan
input semua data registrasi termasuk registrasi warga negara asing,
hasil skrining dan hasil layanan vaksinasi yang terdapat pada Kertas
Kendali serta hasil observasi ke dalam aplikasi PCare Vaksinasi
dengan menggunakan user “Petugas Pencatatan dan Observasi”.
4) Jika peserta belum terdaftar dalam aplikasi atau dibutuhkan perubahan
data, maka petugas meja 2 akan melakukan pendaftaran atau
perubahan data terlebih dahulu pada aplikasi Pcare Vaksinasi dengan
menggunakan user petugas “Pra Registrasi”.
5) Penginputan data tersebut dilakukan secara daring pada saat pelayanan
berlangsung atau di hari yang sama.
6) Data yang telah diinput akan diproses dan diolah oleh sistem
informasi satu data vaksinasi Covid-19 dan ditampilkan secara real
time sebagai cakupan vaksinasi harian maupun keseluruhan dalam
bentuk Dashboard yang memuat info grafik peta, tabel, grafik atau
dokumen lainnya sesuai peraturan sinkronisasi, harmonisasi, dan
akses data vaksinasi Covid-19.
b. Infografik hasil pengolahan data yang diinput tersebut dapat diakses oleh
fasilitas pelayanan kesehatan, dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas
kesehatan provinsi, dan Kementerian Kesehatan dengan mengakses
tautan https://pen-prod.udata.id./
c. Mekanisme pencatatan registrasi, hasil skrining dan pelayanan vaksinasi
Covid-19 (Meja 2) melalui aplikasi PCare Vaksinasi adalah sebagai
berikut:

Universitas Sriwijaya
32

1) Petugas di Meja 2 mengakses aplikasi Pcare Vaksinasi melalui alamat


https://pcare.bpjs-kesehatan.go.id/vaksin/ menggunakan browser yang
terdapat pada komputer/laptop/handphone yang terkoneksi internet,
kemudian log in menggunakan username dan password yang sudah
diberikan.
2) Pilih menu Pencatatan Pelaksanaan Vaksin.
3) Untuk melakukan penginputan data, ubah jenis user pada kolom kanan
atas dengan cara pilih jenis user “Petugas Pencatatan dan Observasi”,
kemudian klik ubah user. Lakukan registrasi, input hasil skrining,
jenis vaksin, jam pelayanan, nomor batch dan hasil observasi.
4) Pada saat penginputan hasil observasi, setelah sasaran menunggu 15
menit, pilih status “Tanpa Keluhan” bagi sasaran yang tidak
mengalami reaksi/keluhan selama observasi dan memilih status “Ada
Keluhan” bagi sasaran yang selama observasi mengalami
reaksi/keluhan.
5) Bila status sasaran “ada keluhan” maka: lakukan input data pada Pcare
vaksinasi dengan memilih memilih reaksi/keluhan/gejala sesuai
dengan yang dialami oleh sasaran. Lakukan input data tindak lanjut
yaitu “dapat ditangani” atau “dirujuk” sesuai dengan kondisi yang
terjadi pada sasaran.
6) Reaksi/keluhan/gejala (KIPI) yang dialami selama observasi
kemudian ditindaklanjuti dengan pencatatan dan pelaporan KIPI
melalui website keamanan vaksin.
7) Detail penggunaan aplikasi Pcare vaksinasi untuk pendataan fasilitas
pelayanan kesehatan dapat dilihat pada user manual Pcarefaskes
dengan mengunduh pada tautan http://bit.ly/LampiranJuknisVC19
8) Bagi pelaku perjalanan yang memerlukan dokumen hasil vaksinasi
Covid-19 masuk ke dalam International CertificateforVaccination
(ICV) guna keperluan perjalanan lebih lanjut, maka dapat
menunjukkan kartu vaksinasi Covid-19 dari fasilitas pelayanan
kesehatan ke kantor kesehatan pelabuhan untuk dilakukan verifikasi
dan input data dalam ICV.

Universitas Sriwijaya
33

9) Apabila tidak memungkinkan menginput data secara daring (online)


karena aplikasi Pcare Vaksinasi mengalami kendala pada saat
pelayanan berlangsung, pencatatan dilakukan secara manual
menggunakan format excel.
10) Selain pencatatan pelaporan hasil layanan melalui aplikasi PCare
Vaksinasi, dilakukan juga pelaporan cepat vaksinasi Covid-19
berbasis Whatsapp. pelaporan cepat ini dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.

2.3.4 Strategi Komunikasi


Komunikasi perubahan perilaku untuk mencegah penyebaran Covid-19
telah dilaksanakan secara nasional di berbagai tingkatan, mulai dari pusat,
provinsi, kabupaten hingga Puskesmas dan desa/kelurahan. penyebarluasan
pesan-pesan melalui kampanye masih terus dilaksanakan untuk memastikan
bahwa publik tetap mempertahankan adopsi perilaku pencegahan utama
dalam situasi pandemi. perilaku pencegahan tersebut yaitu pakai masker,
jaga jarak, cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, mengurangi
mobilitas dan menghindari kerumunan. dua pesan terakhir merupakan
pengkinian pesan yang disesuakan dengan situasi dan perkembangan
informasi global(Kepmenkes RI No. 4638, 2021).
Kepmenkes RI No. 4638 Tahun 2021 menyatakan bahwa selain
kampanye perubahan perilaku, Pemerintah saat ini juga melakukan
vaksinasi Covid-19 melalui beberapa tahap. Seiring dengan perkembangan
tersebut, dirasa penting melakukan pengkinian terhadap dokumen Strategi
Komunikasi Perubahan Perilaku dalam Vaksinasi Covid-19 untuk
masyarakat dan kelompok khusus di seluruh tingkatan.
a. Tujuan
Secara umum tujuan menyusun strategi komunikasi adalah untuk
menyediakan informasi mengenai vaksinasi Covid-19 yang akurat,
dipercaya dan konsisten melalui berbagai pilihan saluran komunikasi,
sehingga memudahkan para pelaku komunikasi edukasi, petugas
lapangan dan fasilitator masyarakat untuk melaksanakan tugas mereka
dalam membantu menyebarluaskan informasi penting tentang vaksinasi

Universitas Sriwijaya
34

Covid-19, berdasarkan informasi yang sesuai dengan standar dan


protokol terkini.
Strategi komunikasi yang ada dalam petunjuk ini merupakan
intisari dari dokumen induk strategi komunikasi vaksinasi Covid-19 yang
juga dikeluarkan oleh kementerian kesehatan. dalam dokumen induk
tersebut akan memuat informasi yang lebih lengkap terkait bagaimana
merencanakan komunikasi perubahan perilaku termasuk: merancang
pesan kunci, pesan pendukung, media dan saluran yang dipakai,
termasuk monitoring dan evaluasi. informasi terbaru terkait data dan
kebijakan pemerintah terkait program vaksinasi Covid-19 akan
disesuaikan dalam dokumen induk tersebut.
b. Analisis Situasi
Analisis situasi dalam strategi ini didasarkan data dan fakta dari hasil
studi formatif yang dilakukan dengan metode deskreview di tahun 2020
sampai dengan Maret 2021 dari berbagai literatur terkait Covid-19 yang
berasal dari dokumen penelitian/laporan organisasi (grey literature),
artikel jurnal, dan laporan dalam forum diskusi ilmiah lainnya.
1. Persepsi dan Perilaku terhadap Covid-19, adaptasi Kebiasaan Baru
(AKB) dan Protokol Kesehatan
Survei KAP (Knowledge, Attitude, Practice) Covid-19 yang
dilakukan oleh JohnsHopkins Center for Communication Program
(JHCCP) bekerja sama dengan Facebook, WHO, Massachusetts
Instituteof Technology (MIT), dan Global Outbreak Alert and
Response Network (GOARN) di 67 negara, termasuk Indonesia,
memberikan gambaran pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat
seputar Covid-19 (JHCCP, 2020). Berdasarkan survei longitudinal
yang dilakukan pada bulan Juli (gelombang I) terhadap 5.852
pengguna Facebook di Indonesia dengan usia di atas 18 tahun
tersebut, lebih dari 80% responden telah menerapkan cuci tangan
pakai sabun dan menggunakan masker sementara sebagian besar
masyarakat (sekitar 70% responden) melakukan jaga jarak.
Selanjutnya, hasil survei bulan Oktober 2020 terkait tiga perilaku

Universitas Sriwijaya
35

kunci menunjukkan 86% responden melaporkan penggunaan masker


dan perilaku mencuci tangan pakai sabun turun dari 83% ke 81% dan
menjaga jarak turun dari 72% menjadi 70%.
Satuan tugas penanganan Covid-19 (KPC-PEN) merilis
monitoring kepatuhan protokol kesehatan tingkat nasional per Maret
2021 antara lain terkait Kepatuhan Memakai Masker, Keputuhan
Menjaga Jarak dan Menghindari Kerumunan. di bawah ini
disampaikan informasi terkait kepatuhan dalam pelaksanaan protokol
kesehatan tersebut.
2. Persepsi dan Perilaku Terhadap Vaksinasi Covid-19
Selama bulan September 2020, WHO, Kemenkes RI, ITAGI dan
UNICEF melakukan survei daring terhadap lebih dari 115,000
responden di 34 provinsi di Indonesia untuk mengukur penerimaan
masyarakat terhadap vaksin Covid-19 (WHO, UNICEF, ITAGI
&Kemenkes RI, 2020). Survei tersebut menunjukkan lebih dari 70%
masyarakat telah mengetahui adanya wacana pemerintah untuk
melaksanakan vaksinasi nasional dalam upaya menekan laju kasus
Covid-19. mayoritas masyarakat (sekitar 65%) bersedia menerima
vaksin Covid-19 apabila disediakan oleh pemerintah, sementara
sekitar 27% merasa ragu-ragu dan sebagian kecil lainnya (8%)
menolak. Aceh dan Sumatera Barat menjadi provinsi dengan
penerimaan terendah (di bawah 50%). Sementara itu, wilayah dengan
penerimaan tertinggi ialah Papua Barat dengan 74% dan Kepulauan
Nusa Tenggara dengan 70%.

2.3.5 Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi program vaksinasi dilakukan sebelum,
selama dan sesudah pelaksanaan oleh semua tingkat administratif dan Tim
Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19. Untuk menjaga kualitas pelaksanaan
kegiatan vaksinasi Covid-19, pemantauan kegiatan wajib dilakukan dengan
tujuan (Kepmenkes RI No. 4638 Tahun 2021):
a. Memastikan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan panduan standar

Universitas Sriwijaya
36

b. Memberikan umpan balik tepat waktu untuk perbaikan-perbaikan


bilamana perlu.
Pembentukan tim monitoring, disertai penyusunan peran dan tanggung
jawab dan jadwal pemantauannya perlu dilakukan saat proses perencanaan
(mikroplaning). Pada pelaksanaannya, kegiatan ini dilakukan melalui
kegiatan pemantauan dan pembinaan baik secara langsung maupun tidak
langsung; pengiriman umpan balik kepada pengambil kebijakan, pelaksana
vaksinasi dan semua pihak yang terlibat; serta melalui pertemuan
review/evaluasi baik tatap muka maupun daring, secara rutin (Kepmenkes
RI No. 4638 Tahun 2021).
Monitoring cakupan vaksinasi serta distribusi dan penggunaan vaksin
dan logistik dilakukan oleh setiap tingkatan administrasi dengan cara
mengakses dashboard sistem informasi satu data vaksinasi Covid-19.
Umpan balik dilakukan untuk setiap tahapan pelaksanaan (pra pelaksanaan,
saat pelaksanaan dan paska pelaksanaan) melalui surat resmi yang
disampaikan secara berjenjang, menggunakan teknologi sistem informasi
atau secara langsung pada saat melaksanakan kegiatan supervisi
(Kepmenkes RI No. 4638 Tahun 2021).
Kegiatan vaksinasi Covid-19 di indonesia merupakan bagian dari
penanggulangan pandemi Covid-19 yang melibatkan multisektor. Untuk itu,
monitoring dan evaluasi perlu dilakukan secara bersama (Kepmenkes RI
No. 4638 Tahun 2021) :
a. Sebelum Pelaksanaan
Monitoring persiapan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 ini digunakan
dalam rangka menilai kesiapan pelaksanaan Vaksinasi Covid-19.
Instrumen ini memiliki kriteria penilaian yang terdiri dari:
1) Komunikasi, advokasi dan pelatihan
2) Sistem yang diperlukan dalam pencatatan dan pelaporan (data dan
monitoring)
3) Koordinasi

Universitas Sriwijaya
37

4) Pedoman operasional pelaksanaan (kesiapan, penerimaan masyarakat


atas vaksinasi Covid-19, rencana distribusi termasuk kesiapan sarana
cold chain)
5) Pelatihan, monitoring dan evaluasi (termasuk surveilans Covid-19),
6) Vaksin, cold chain dan logistik
7) Surveilans keamanan vaksin
Hasil penilaian kesiapan dikoordinasikan dengan stakeholder terkait,
pemerintah daerah setempat dan Kemenkes untuk dilakukan perbaikan
atau perencanaan lebih lanjut. penilaian persiapan dengan instrument
VIRAT dilakukan setiap bulan oleh Tim pelaksanaan vaksinasi Covid-19
Bidang Monitoring dan evaluasi di tingkat pusat, provinsi dan
kabupaten/kota untuk memastikan kegiatan-kegiatan yang direncanakan
tercapai pada waktu yang ditentukan.
b. Saat Pelaksanaan
Monitoring pelaksanaan bertujuan untuk memastikan kegiatan vaksinasi
dilaksanakan sesuai dengan SOP yang berlaku, cakupan tinggi dan
berkualitas, serta KIPI dicatat dan dilaporkan.
1) Monitiring pencapaian cakupan
Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan memantau laporan
capaian vaksinasi Covid-19 dengan memanfaatkan teknologi
komunikasi cepat dan sistem informasi satu data vaksinasi Covid-19.
Variabel-variabel yang dipantau antara lain cakupan vaksinasi dosis 1,
cakupan vaksinasi dosis 2, cakupan vaksinasi dosis lengkap, dan
angka drop-out. Data dikemas berdasarkan wilayah, jenis kelamin,
kelompok usia, pentahapan dan jenis vaksin. Monitoring juga
dilakukan dengan memperhatikan diskrepansi data yang bersumber
dari dashboard dan pelaporan cepat via aplikasi Whatsapp (WA).
Analisa dilakukan harian dan bulanan diikuti dengan umpan balik
kepada pihak-pihak terkait untuk tindakan perbaikan (corrective
actions) segera. target kegiatan pemberian vaksinasi Covid-19 adalah
seluruh sasaran mendapatkan vaksinasi Covid-19 lengkap. target

Universitas Sriwijaya
38

mengacu pada jumlah sasaran yang sudah ditetapkan. monitoring


dilakukan per tahapan kegiatan vaksinasi.
2) Monitoring Kualitas Pelayanan
Pemantauan terhadap pelaksanaan layanan vaksinasi bertujuan untuk
memonitor kualitas pelayanan yang dilakukan dan kendalanya dengan
menggunakan daftar tilik (Ceklist) supervisi pelaksanaan. supervisi
dapat dilakukan langsung atau dengan metode daring oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi maupun
kemenkes dengan melibatkan tim pelaksanaan vaksinasi Covid-19.

2.3.6 Sumber Dana Kegiatan Vaksinasi


Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun 2021
Tentang Pelaksanaan vaksinasi dalam rangka penanggulangan pandemi
corona virus disease 2019 (Covid-19). pendanaan untuk pemantauan dan
penanggulangan kejadian ikutan pasca vaksinasi Covid-19 dibebankan pada
anggaran pendapatan dan belanja negara. pendanaan untuk pelayanan
kesehatan bagi penerima vaksin Covid-19 yang mengalami gangguan
kesehatan akibat kejadian ikutan pasca vaksinasi Covid-19 dibebankan pada
anggaran kementerian kesehatan atau program jaminan Kesehatan Nasional
yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan(Kemenkes RI,
2021a).
1. Pendanaan Vaksinasi Program
Pendanaan pelaksanaan kegiatan vaksinasi program bersumber dari
APBN (Dekonsentrasi, DAK non fisik/BOK), APBD dan sumber lain
yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kegiatan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 yang dibiayai oleh APBN,
APBD dan sumber lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan antara lain biaya operasional, biaya distribusi
vaksin dan logistik, biaya pengembangan dan penyebarluasan materi
KIE, biaya penyelenggaraan pertemuan advokasi, koordinasi dan
sosialisasi, bimbingan teknis dan monitoring, dan surveilans KIPI.

Universitas Sriwijaya
39

penggunaan anggaran operasional pelaksanaan vaksinasi merujuk


pada keputusan menteri yang menetapkan tentang petunjuk teknis
perencanaan penganggaran pelaksanaan vaksinasi dalam rangka
penanggulangan pandemi Covid-19 bersumber dana alokasi umum
(DAU) dan Dana Bagi Hasil (DBH) Tahun Anggaran 2021.
Pendanaan untuk pemantauan dan penanggulangan kejadian ikutan
pasca vaksinasi Covid-19 dibebankan pada anggaran pendapatan dan
belanja negara. pendanaan untuk perawatan dan pengobatan kejadian
ikutan pasca vaksinasi Covid-19 bagi peserta program jaminan kesehatan
nasional yang aktif.
2. Pendanaan Vaksinasi Gotong Royong
Pendanaan pelaksanaan vaksinasi gotong royong bagi
karyawan/karyawati, keluarga dan individu lain terkait dalam keluarga
dibebankan pada badan hukum/badan usaha atau perwakilan negara
asing/organisasi nirlaba international. Karyawan/karyawati, keluarga dan
individu lain terkait dalam keluarga tidak dibebankan biaya apapun
(gratis).
Dalam hal terjadi kejadian ikutan pasca vaksinasi Covid-19 dalam
pelaksanaan vaksinasi gotong royong, pendanaan untuk pemantauan dan
penanggulangan kejadian ikutan pasca vaksinasi Covid-19 dibebankan
pada anggaran pendapatan dan belanja negara. pendanaan untuk
perawatan dan pengobatan kejadian ikutan pasca vaksinasi Covid-19 bagi
peserta program jaminan kesehatan nasional yang aktif, ditanggung
melalui mekanisme jaminan kesehatan nasional, sedangkan bagi peserta
program jaminan kesehatan nasional yang non aktif dan selain peserta
program jaminan kesehatan nasional didanai melalui mekanisme
pendanaan lain yang bersumber dari anggaran kementerian kesehatan.
klaim dilakukan melalui mekanisme yang berpedoman pada petunjuk
teknis penggantian biaya pasien Covid-19 bagi rumah sakit yang
menyelenggarakan pelayanan Covid-19 sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Universitas Sriwijaya
40

Mekanisme Jaminan Kesehatan Nasional, sedangkan bagi peserta


Program Jaminan Kesehatan Nasional yang non aktif dan selain peserta
Program Jaminan Kesehatan Nasional didanai melalui mekanisme
pendanaan lain yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja
negara yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan(Kemenkes RI, 2021a).

2.4 Evaluasi Program


2.4.1 Pengertian
Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk
menentukan dari suatu keputusan(Arifin, 2013). Menurut(Mahmudi, 2011)
Evaluasi mengandung sebuah proses evaluasi harus tepat terhadap type
tujuan yang biasanya di nyatakan dalam bentuk prilaku,karna tidak semua
prilaku bisa di nyatakan dengan alat evaluasi yang sama,maka evaluasi
menjadi salah satu yang sulit dan menantang dan itu harus di sadari
khususnya bagi evaluator.
Dalam buku Riset Terapan oleh(Mulyatiningsih, 2011), mengemukakan
bahwa evaluasi Contex, Input, Process, Product (CIPP) dikenal dengan
evaluasi formatif. Tujuan evaluasi formatif untuk mengambil keputusan dan
perbaikan program. Keunikan model ini adalah pada setiap tipe evaluasi
terkait pada perangkat pengambil keputusan yang menyangkut perencanaan
dan operasional sebuah program.
2.4.2 Tujuan Evaluasi Program
Tujuan evaluasi menurut(Roswati, 2008)ada enam tujuan Evaluasi sebagai
berikut :
a. Menjawab pertanyaan tentang tindak lanjut suatu program di masa depan
b. Penundaan pengambilan keputusan
c. Penggeseran tanggung jawab
d. Pembenaran/jastifikasi program
e. Memenuhin kebutuhan
f. Laporan akuntasi dalam pelaporan
g. Menjawan atas permintaan pemberi tugas, informasi yang diperlukan
h. Membantu staf mengembangkan program

Universitas Sriwijaya
41

i. Mempelajari dampak atau akibat yang tidak sesuai dengan rencana


j. Mengadakan perbaikan bagi program yang sedang berjalan
k. Menilai manfaat dari program yang sedang berjalan
l. Memberikan masukan program baru
Adapun fungsi evaluasi menurut(Akdon, 2007), adalah untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi dan
memberikan masukan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Lain halnya
menurut (Sudjana, 2006), menyebutkan 6 tujuan khusus evaluasi program,
yaitu untuk :
a. Memberikan masukan bagi perencanaan program;
b. Menyajikan masukan bagi pengambil keputusan yang berkaitan dengan
tindaklanjut, perluasan atau penghentian program;
c. Memberikan masukan bagi pengambil keputusan tentang modifikasi atau
perbaikan program;
d. Memberikan masukan yang berkenaan dengan faktor pendukung dan
penghambat program;
e. Memberi masukan untuk kegiatan motivasi dan pembinaan (pengawasan,
supervise dan monitoring) bagi penyelenggara, pengelola, dan pelaksana
program;
f. Menyajikan data tentang landasan keilmuan bagi evaluasi program.

Selanjutnya (Sudjana, 2006)berpendapat bahwa tujuan evaluasi adalah


untuk melayani pembuat kebijakan dengan menyajikan data yang
diperlukan untuk pengambilan keputusan secara bijaksana. Namun menurut
(Stufflebeam & Corin, 2014)bahwa dalam evaluasi suatu program itu
tidaklah di maksudkan hanya sebagai pembuktian hasil namun di
maksudkan untuk melakukan perbaikan. Stufflebeam dan kawan-kawan
mulai mengembangkan teori model evaluasi CIPP sejak pertengahan tahun
1960-an.

2.4.3 Model-Model Evaluasi


Kaufman dan Thomas dalam (Arikunto, 2009)membedakan model
evaluasi program menjadi delapan, antara lain yaitu:

Universitas Sriwijaya
42

a. Goaloriented model, dimana objek pengamatan model ini adalah tujuan


dari program, evaluasi dilaksanakan secara berkesinambungan dan terus
menerus untuk mengetahui ketercapaian pelaksanaan program.
b. Goal free evaluation model. Model ini tidak memperhatikan tujuan
khusus program, melainkan bagiamana terlaksananya program dan
mencatat hal-hal yang positif dan negative.
c. Formatif sumatif evaluation model. Pelaksanaan model evaluasi yaitu
pada saat program masih berjalan (formatif) dan saat program telah
selesai dilaksanakan (sumatif).
d. Countenance evaluation model. Sering disebut model evaluasi
pertimbangan, di mana evaluator mempertimbangkan program dengan
membandingkan kondisi hasil evaluasi program dengan yang terjadi pada
program lain dan membandingkan hasil evaluasi dengan standar yang
ditentukan oleh program tersebut.
e. Responsive evaluation model. Model ini kurang popular.
f. CSE-UCLA evaluation model CSE (Center forthe study of evaluation)
UCLA (University of California Los Angeles) Model ini meliputi
tahapan: need assessment, program planning, formative evaluation dan
summative evaluation.
g. Contex, Input, Process, Product (CIPP) evaluation model. Model ini
meliputi evaluasi konteks, masukan, proses dan hasil.
h. Discrepancy model. Model ini lebih dititik beratkan untuk mengetahui
kesenjangan yang terjadi pada setiap komponen program.
Model evaluasi CIPP ini merupakan suatu model evaluasi yang
komprehensif dalam pendekatan evaluasi formatif dan sumatif terhadap
program, proyek, personil, produk, organisasi dengan arahan menilai
konteks dalam hal kebutuhan ataupun koreksi pada suatu organisasi,
masukan berupa strategi, rencana operasional, sumber daya dan kesepakatan
untuk melanjutkan intervensi yang dibutuhkan, proses yaitu implementasi
dan biaya intervensi dan produk yang dihasilkan baik positif ataupun
negatif(Mahmudi, 2011).

Universitas Sriwijaya
43

Model evaluasi CIPP dalam pelaksanaannya lebih banyak digunakan


oleh para evaluator, hal ini dikarenakan model evaluasi ini lebih
komprehensif jika dibandingkan dengan model evaluasi lainnya. CIPP
merupakan singkatan dari, context evaluation : evaluasi terhadap konteks,
inputevaluation : evaluasi terhadap masukan, process evaluation : evaluasi
terhadap proses, dan product evaluation : evaluasi terhadap hasil. Keempat
singkatan dari CIPP tersebut itulah yang menjadi komponen
evaluasi(Mahmudi, 2011).
Keterbatasan model evaluasi ini adalah jika tidak diadakan modifikasi
maka tingkat keterlaksanaannya akan menjadi kurang optimal (Widoyoko,
2009).
Formatif Summative

Context Input Process Product

Estabilishing Specifying the Assessing the Assessing the


Needs and most appropriate implementation outcomes of the
Objectives approach of the Programe
to meet identified programme
needs

Gambar 2.1 Evaluasi menurut Stufflebeam


Sumber: Mahmudi, 2011; Widoyoko, 2009

2.5 Contex Input Process Product(CIPP)


Menurut (Wijayanti, Yulianti, & Wijaya, 2019)Konsep CIPP meliputi 4
(empat) hal yaitu, context (konteks), input (masukan), process (proses),
produc (hasil) yang penjelasannya dapat dilihat seperti bahasan di bawah ini :
2.5.1 Context
a. Context
Sebagai gambaran dan spesifikasi terhadap lingkungan program,
kebutuhan yang belum terpenuhi, karakteristik populasi dari individu
program tersebut. hasil dari evaluasi konteks adalah memberikan beberapa
alternatif keputusan yaitu: setting yang akan diterapkan, tujuan dan sasaran
yang adakan dicapai(Wijayanti et al., 2019).

Universitas Sriwijaya
44

Orientasi utama dari evaluasi konteks adalah mengidentifikasi


kelebihan dan kelemahan beberapa objek, seperti institusi, program,
populasi target, dan memberikan arahan untuk kemajuan. Evaluasi pada
bagian konteks berfokus pada evaluasi kegiatan yang berkaitan dengan
analisis kebutuhan itu telah tercapai atau belum tercapai (Asfaroh, Rosana,
& Supahar, 2017).
Menurut penelitian(Maulana, Supriyono, & Hermawan, 2013)
menunjukkan bahwa faktor konteks dalam evaluasi pelayanan kesejatan di
daerah pemekaran adalah kekuatan dan kelemahan. Penelitian (Risdanti,
Arso, & Fatmasari, 2021)menyatakan bahwa faktor konteks terdiri dari
identifikasi masalah, kebutuhan, dan sasaran untuk mencapai tujuan.
2.5.2 Input (Masukan)
Evaluasi input memberikan informasi tentang mengatur keputusan,
menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif yang diambil dan strategi
apa untuk mencapai tujuan. Komponen dalam evalusi input yaitu: sumebr
daya manusia, sarana dan peralatan pendukung, anggaran dan prosedur atau
aturan yang diperlukan(Wijayanti et al., 2019).
Evaluasi input dilakukan untuk mengidentifikasikan dan menilai
kapabilitas sumber daya bahan, sarana prasarana, manusia, dan biaya untuk
melaksanakan program yang telah dipilih. Dalam penelitian ini berdasarkan
input meliputit (Gunung & Darma, 2019):
1. Sumber daya manusia (SDM) adalah individu produktif sebagai modal
utama dalam pembangunan nasional. Oleh karena itu, kualitas SDM
perlu terus ditingkatkan sehingga memiliki daya saing tinggi.
2. Sarana prasarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat
dalam mencapai maksud atau tujuan.
3. Dana, pembiayaan penyelenggaraan dibebankan pada Anggaran Belanja
dan Pendapatan Daerah (APBD), Anggaran Belanja dan Pendapatan
Negara (APBN), dan dana lain yang sah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Penelitian(Maulana et al., 2013) menunjukkan bahwa faktor input
antara lain sumber daya manusia, fasilitas kesehatan dan anggaran dana.

Universitas Sriwijaya
45

Penelitian (Risdanti et al., 2021)menunjukkan bahwa faktor input antara lain


pedoman, jadwal, tenaga, dana, sarana prasarana.

2.5.3 Process (Proses)


Evaluasi proses bertujuan untuk mengidentifikasi atau memprediksi
hambatan-hambatan dalam pelaksanaan kegiatan atau implementasi
program. Evaluasi dilakukan dengan mencatat atau mendokumentasikan
setiap kejadian dalam pelaksanaan kegiatan, memonitor kegiatan-kegiatan
yang berpotensi menghambat dan menimbulkan kesulitan yang tidak
diharapkan, menemukan informasi khusus yang berada diluar rencana,
menilai dan menjelaskan proses secara aktual. Selama proses evaluasi,
evaluator dituntut berinteraksi dengan staf pelaksana program secara terus-
menerus (Gunung & Darma, 2019).
Evaluasi ini berguna untuk mendeteksi rancangan program selama
tahap implementasi, menyediakan informasi keputusan program dan sebagai
arsip proses yang telah terjadi. Evaluasi proses memberikan manfaat untuk
mengetahui pelaksanaan program sudah sesuai dengan rencana atau belum
dan hal apa saja yang perlu diperbaiki. Jadi, evaluasi proses merupakan
pelaksanaan kegiatan nyata di lapangan(Wijayanti et al., 2019).
Evaluasi yang di rancang dan di aplikasikan dalam praktek implentasi
kegiatan tersebut dengan evaluasi proses, untuk melihat apakah pelaksanaan
apakah program sudah sesuai dengan strategi yang telah dilaksanakan
tersebut, maka perlu diadakan evaluasi, evaluasi tersebut di namakan proses.
Evaluasi proses termasuk mengidentifikasi permaslahan prosedur pada
pelaksanaan kejadian serta aktifitas. Setiap perubahan yang terjadi pada
aktifitas di monitor secara jujur dan cermat, pencatatan harian penting di
lakukan karena berguna pada pengambilan keputusan serta menentukan
tindak lanjutpenyempurnaan dan menentukan kekuatan dan kelemahan
Program. Stufflebeam juga mengemukakan bahwa evaluasi proses
merupakan pengecekan yang berkelanjutan atas implementasi perencanaan
(Stufflebeam & Corin, 2014).
Penelitian (Adellia & Prajawinanti, 2021)menunjukkan bahwa faktor
proses terdiri dari proses penyelenggaraan program dan kendala saat

Universitas Sriwijaya
46

pelaksanaan program. Penelitian(Maulana et al., 2013) menunjukkan bahwa


faktor proses terdiri dari pelaksanaan kegiatan. Penelitian (Risdanti et al.,
2021)menunjukkan bahwa faktor proses terdiri dari pencatatan dan
pelaporan
2.5.4 Product (Hasil)
Evaluasi yang bertujuan untuk mengukur menginterprestasikan dan
menilai pencapaian program(Stufflebeam & Corin, 2014). Evaluasi produk
adalah evaluasi untuk mengukur keberhasialan pencapaian tujuan,evaluasi
juga dapat bertujuan mengumpulkan deskripsi dan penilaian terhadap
luaran (outcome) dan menghubungkan itu semua secara objektif, konteks,
input dan informasi proses.
Evaluasi Produk dapat di lakukan dengan membuat definisi
operasional dan mengukur kreteria pengukuran yang telah di capai
(Objektif), melalui pengumpulan nilai dari stekholder, dengan unjuk
rasa,(performing) baik dengan menggunakan secara kuantitatif maupun
kualitatif (Mulyatiningsih, 2011).

2.6 Penelitian Terkait


Penelitian(Saraswati & Sunarta, 2021), menunjukkan hasil bahwa
pelaksanaan Kebijakan Vaksinasi Covid-19 di Kota Denpasar sudah berjalan
dengan efektif. Optimalisasi Pemkot Kota Denpasar dengan menggunakan
metode jemput bola demi menjangkau seluruh masyarakat dalam
melaksanakan program kebijakan ini melalui sinergitas Pemkot Denpasar
bersama perangkat desa/kelurahan yang menggunakan faskes terdekat maupun
ke posko-posko vaksinasi yang disediakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Bali
maupun dinas kesehatan Kabupaten/Kota sebagai tempat vaksinasi massal
sehingga dapat mencakup lebih banyak masyarakat untuk melakukan
vaksinasi Covid 19 dengan itu diharapkan dengan metode tersebut dapat
mepercepat target pemerintah mencapai herdimmunity.
Penelitian(Mufidah & Tejomurti, 2021) menunjukkan hasil bahwa
pelaksanaan pengadaan guna penanganan keadaan darurat membutuhkan suatu
mekanisme khusus yang mana dilaksanakan melalui penyederhanaan proses
administratif dan sesuai regulasi Pengadaan Barang/Jasa dalam Penanganan

Universitas Sriwijaya
47

Keadaan Darurat. Pasal 27 ayat (2) dan ayat (3) UU Penanganan Covid-19
yang memiliki impunitas hukum yang sejatinya tidak serta-merta
menghilangkan tanggung jawab para pelaku pengadaan melainkan para pelaku
pengadaan tetap dikenai adanya pertanggungjawaban hukum berdasarkan
parameter itikad baik dan pelaksanaan yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Keuangan negara yang dikeluarkan dalam pengadaan
vaksin Covid-19 dapat diberikan kesimpulan sementara bahwa telah
dilaksanakan secara efektif, mengingat tingkat efikasi vaksin Sinovac berada
di atas minimal persentase yang diberikan oleh WHO, yaitu 65,3% dari
jumlah minimal 50%. Secara rinci hasil penelitian terkait tergambar pada tabel
sebagai berikut :

Tabel 2.1. Penelitian Terkait

Judul Penulis Metode Hasil


Pelaksanaan (Gandryani, 2021) Penelitian hukum (legal Vaksinasi dalam rangka
vaksinasi Covid-19 di research) yang penanganan Covid-19
Indonesia: hak atau bertipedoctrinalresearch adalah suatu hak sekaligus
kewajiban warga kewajiban dari warga
negara negara.
Pemenuhan (Pratama, 2021) Literatur Review Pemerintah telah
Vaksinasi Covid-19 memasukan masyarakat
Sebagai Hak Atas adat ke dalam prioritas
Kesehatan Bagi vaksinasi dalam Peraturan
Masyarakat Adat di Menteri Kesehatan Nomor
Indonesia 84 Tahun 2020. Kemudian,
ketentuan prioritas
vaksinasi oleh pemerintah
juga telah sesuai dengan
prinsip non diskriminasi
dalam ketentuan WHO
bahwa masyarakat adat
masuk dalam prioritas
vaksinasi sebagai kelompok
sosio demografi. Adanya
hal ini, pemerintah telah
melaksanakan Pasal 28H
ayat (1) UUD 1945 yang
mengatur bahwa setiap
warga negara berhak
memperoleh pelayanan

Universitas Sriwijaya
48

kesehatan. Selanjutnya
dalam implementasi di
lapangan, vaksinasi Covid-
19 baru dilakukan untuk
masyarakat adat Bali dan
masyarakat adat Baduy. Hal
ini dilakukan karena Bali
sangat bergantung pada
sektor pariwisata yang juga
banyak wisata berbasis
adatnya. Sedangkan pada
masyarakat adat Baduy
dilakukan vaksinasi
dikarenakan wilayah
mereka masuk ke dalam
zona merah penyebaran
Covid-19.

Implementasi Strategi (Sukmana, Metode penelitian Vaksinasi segera dilakukan


Komunikasi Iyansyah, Wijaya, kualitatif studi kasus kepada seluruh warga
Kesehatan dalam & Kurniawati, masyarakat. Beberapa
Meyakinkan 2021) media konvensional yang
Masyarakat untuk bisa dipergunakan dalam
Pelaksanaan rangka komunikasi
Vaksinasi Covid-19 vaksinasi Covid-19 yakni
di Kabupaten Barito melalui TV nasional, radio
Kuala dan media cetak. Vaksinasi
akan meningkatkan
imunitas/daya tahan tubuh
pada orang dan masyarakat.
Yang akhirnya akan
memberikan perlindungan
kepada individu dan
masyarakat.
Kemudian, Kementerian
Kesehatan juga telah
menyiapkan peraturan yang
tidak hanya sekedar tertib
namun akuntabel terhadap
Sumber Daya Manusia
(SDM), administrasi,
logistik, jaringan fasyankes
dan sistem monev untuk
pelaksanaan vaksinasi
Covid-19.
Kebijakan (Gurning et al., Metode penelitian Menurut DinasKesehatan
Pelaksanaan 2021) kepustakaan dengan Kota Medan dalam
Vaksinasi Covid-19 pendekatan kualitatif pelaksanaan vaksinasi

Universitas Sriwijaya
49

di Kota Medan Tahun untuk memperoleh data dilakukan dua tahap. Untuk
2020 deskriptif tahap pertamaPemko
Medan menerima 20.000
vaksin Covid-19, dimana
untuk tahap pertama di
prioritaskankepada tenaga
kesehatan hingga bertahap
ke masyarakat. Tahap
kedua, Pemko Medan
menerima96.000 vaksin
Covid-19, vaksinasi tahap
kedua ini juga
diperuntukkan bagi petugas
pelayanan publiktermasuk
aparatur sipilnegara (ASN),
dan lain sebagainya.
Perundang-undangan
tentang PengadaanVaksin
dan Pelaksanaan Vaksinasi
Dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi
Covid-19
dalam Perpres No. 99
Tahun 2020.
Implementasi (Saraswati & Deskriptif Kualitatif Pelaksanaan Kebijakan
Kebijakan Vaksinasi Sunarta, 2021) Vaksinasi Covid-19 di
Covid-19 Dalam Kota Denpasar sudah
Mengurangi Tingkat berjalan dengan efektif.
Penyebaran Virus Dapat dilihat dari
Corona Di Kota optimalisasi Pemkot Kota
Denpasar Denpasar dengan
menggunakan metode
jemput bola demi
menjangkau seluruh
masyarakat dalam
melaksanakan program
kebijakan ini melalui
sinergitas Pemkot
Denpasar bersama
perangkat desa/kelurahan
yang menggunakan faskes
terdekat maupun ke
posko-posko vaksinasi
yang disediakan oleh
Dinas Kesehatan Provinsi
Bali maupun dinas
kesehatan Kabupaten/Kota
sebagai tempat vaksinasi

Universitas Sriwijaya
50

massal sehingga dapat


mencakup lebih banyak
masyarakat untuk
melakukan vaksinasi
Covid-19 dengan itu
diharapkan dengan metode
tersebut dapat mepercepat
target pemerintah
mencapai herdimmunity.
Analisis Yuridis (Mufidah & Penelitian hukum yang Pelaksanaan pengadaan
Pelaksanaan Tejomurti, 2021) bersifat preskriptif guna penanganan keadaan
Pengadaan vaksin dengan menggunakan darurat membutuhkan suatu
Dalam Penanganan pendekatan peraturan mekanisme khusus yang
Corona Virus Disease perundang-undangan mana dilaksanakan melalui
2019 (Covid-19) dan pendekatan penyederhanaan proses
konseptual administratif dan sesuai
regulasi Pengadaan
Barang/Jasa dalam
Penanganan Keadaan
Darurat. Pasal 27 ayat (2)
dan ayat (3) UU
Penanganan Covid-19 yang
memiliki impunitas hukum
yang sejatinya tidak serta-
merta menghilangkan
tanggung jawab para pelaku
pengadaan melainkan para
pelaku pengadaan tetap
dikenai adanya
pertanggungjawaban
hukum berdasarkan
parameter itikad baik dan
pelaksanaan yang sesuai
dengan peraturan
perundang-undangan.
Keuangan negara yang
dikeluarkan dalam
pengadaan vaksin Covid-19
dapat diberikan kesimpulan
sementara bahwa telah
dilaksanakan secara efektif,
mengingat tingkat efikasi
vaksin Sinovac berada di
atas minimal persentase
yang diberikan oleh WHO,
yaitu 65,3% dari jumlah
minimal 50%.
Implementasi (Niken et al., Studi pustaka Pelaksanaan vaksinasi di

Universitas Sriwijaya
51

Kebijakan Vaksinasi 2021) Boyolali sudah dapat


Covid-19 Di Kota berjalan dengan baik,
Boyolali dimana sudah dilaksanakan
sesuai dengan aturan
pemerintah yaitu vaksinasi
dilakuakan dalam dua
tahapan. Selain itu,
prosedur pelayanan
vaksinasi juga cukup
transparan mulai dari
antrian hingga dapat
menerima vaksin
Analisis Kesiapan (Putri, 2021) Kualitatif dengan Dari segi input, SDM
Pelaksanaan Program pendekatan deskriptif mengalami jadwal kerja
Vaksinasi Covid-19 yang padat, dana tersedia,
di Dinas Kesehatan sarana prasarana
Kota Padang Tahun mencukupi dan sudah
2021 berpedoman pada kebijakan
program. Dari segi proses,
penyusunan rencana
kegiatan program melalui
pembentukan dokumen
microplanning, proses
monitoringkesiapan melalui
pemantauan setiap bulan
dengan tool VIRAT. Dari
segi output, program
vaksinasi Covid-19 di
Dinas Kesehatan Kota
Padang siap untuk
dilaksanakan dengan
adanya penetapan jadwal,
jumlah sasaran dan fasilitas
pelaksana vaksinasi
COVID-19

Universitas Sriwijaya
52

2.7 Kerangka Teori


Kerangka teori dalam penelitian ini disusun berdasarkan teori
(Wijayanti et al., 2019), (Mahmudi, 2011),(Stufflebeam & Corin, 2014)dan
(Kep DirjenP2P No.Hk.02.02/4/1/2021) yang dapat dilihat pada bagan
sebagai berikut:

Context Input Procces Product


Pengidentifikasian Menentukan Dilakukan untuk Mengidentifikasi
dan penilaian aspek-aspek yang memproses dan mengakses
kebutuhan- tepat dari pelaksanaan dari keluaran dan
kebutuhan yang beberapa perencanaan yang manfaat dari suatu
mendasari perencanaan yang telah ditetapkan program
ada

Gambar 2.2 Daniel L. Stufflebeam's Evaluasi CIPP Model


Sumber: Wijayanti et al, 2020; Mahmudi, 2011; Stufflebeam & Corin, 2014
(Stufflebeam & Corin, 2014)dan (Kep Dirjen P2P No.Hk.02.02/4/1/2021)

Dalam teori evaluasinya menjelaskan bahwa ada 4 poin penting yang


harus ada dalam pelaksanaan evaluasi, yaitu:
1. Contex. Contex dalam hal ini menentukan kebutuhan, masalah-masalah,
aset, dan kesempatan untuk membantu pengambil keputusan menetapkan
tujuan dan prioritas serta membantu kelompok lebih luas dalam mencapai
tujuan, prioritas dan hasil,pelaksanaanya meliputi perencanaan
kebutuhan,sasaran,pendanaan,pendistribusian,serta manajemen dan
logistic serta pelayanan,kerjasama,pencatatan dan pelaporan serta
monitoring dan evaluasi
2. Evaluasi input menentukan alternatif pendekatan, pelaksanaan rencana
kegiatan, penyediaan sarana, penyediaan biaya efektif untuk penyiapan
kebutuhan dan pencapaian tujuan.
3. Evaluasi process menilai pelaksanaan dalam rangka peningkatan cakupan
yang tinggi dan merata melalui peningkatan akses terhadap pelayanan
yang berkualitas sesuai standar termasuk dalam rangka pelaksanaan
pelayanan proses perencanaan yang komprehensif proses penyusunan

Universitas Sriwijaya
53

perencanaan,pelaksanaan dilakukan masing-masing jenjang administrasi,


dengan perencanaan yang baik kegiatan pelayanan maka akan
mendapatkan hasil yang maksimal dengan perencanan membantu proses
melaksanakan kegiatan, kemudian menilai kinerja program, dan membuat
penafsiran hasilnya.
4. Evaluasi product monitoring sesudah pelaksanaan dilakukan untuk
mengidentifikasi area yang belum terpenuhi target pencapaian dengan
mengidentifikasi dan menilai hasil baik jangka pendek dan jangka panjang
sertamengukur keberhasilan upaya dalam memenuhi target yang
ditetapkan.

2.8 Kerangka Pikir


Sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pencapaian vaksinasi Covid-19 di Kabupaten
Bungo. Kerangka pikir penelitian ini sebagai berikut :

Context Input Procces Product

Sasaran 1. Perencanaan - Cakupan


1. Sumber
program 2. Pelaksanaan hasil
Daya
Manusia 3. Pencatatan vaksinasi
2. Sarana dan pelaporan Covid-19
Prasarana 4. Monitoring
3. Dana

Gambar 2.3 Kerangka Pikir Penelitian

Universitas Sriwijaya
54

2.9 Definisi Istilah


Definisi istilah dalam penelitian ini tergambar pada tabel sebagai berikut :

Tabel 2.2. Defini istilah

Cara Ukur/
No Variabel Definisi istilah Indikator
AlatUkur
1 Conteks Menganalisis Pedoman Tercapainya
sasaran program Wawancara Sasaran vaksinasi
pelaksanaan mendalam,lembar Covid-19
vaksinasi Covid-19 Ceklist
observasi,alat tulis
dan alat perekam
2 Input
Sumber daya Tenaga kesehatan Pedoman Terpenuhinya
manusia yang bekerja dalam Wawancara kebutuhan
pemberian vaksin mendalam,lembar sumber daya
Covid-19 Ceklist manusia
observasi,alat tulis
dan alat perekam
Sarana Alat atau sarana Pedoman Sarana dan
Prasarana yang digunakan Wawancaramenda prasarana
untuk mendukung lam,lembar mendukung
pelaksanaan vaksin Ceklist pelaksanaan
Covid-19 observasi,alat tulis vaksinasi Covid-
dan alat perekam 19
Dana Anggaran yang Pedoman Terpenuhi
digunakan dalam Wawancara kebutuhan dana
pelaksanaan vaksin mendalam,lembar pelaksanaan
Covid-19 Ceklist vaksin Covid-19
observasi,alat tulis
dan alat perekam
3 Proses
Perencanaan Penyusunan Pedoman Tersusunnyasiste
perencanaan dalam Wawancara m perencanaan
kegiatan mendalam,lembar pelaksanaan
pelaksanaan Ceklist vaksinasi Covid-
vaksinasi Covid-19 observasi,alat tulis 19
dan alat perekam
Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan Pedoman Terlaksanaannya
Evaluasi Vaksinasi, Wawancara kegiatan
meliputi : mendalam,lembar VaksinasiCovid-
- Mekanisme Ceklist 19
pelaksanaan dan observasi,alat tulis
dan alat perekam

Universitas Sriwijaya
55

pelaporan
- Proses jalannya
kegiatan vaksinasi
mulai dari awal
kegiatan sampai
Evaluasi
Pencatatan Kegiatan berupa Pedoman Adanya sistem
dan pencatatan dan Wawancara pelaporan
pelaporan pelaporan mendalam,lembar pelaksanaan
pelaksanaan Ceklist vaksinasi Covid-
vaksinasi Covid-19 observasi,alat tulis 19
dan alat perekam
Monitoring Kegiatan berupa Pedoman Adanya
pengawasan dalam Wawancara pengawasan
pelaksanaan mendalam,lembar pelaksanaan
kegiatan vaksinasi Ceklist vaksinasi Covid-
Covid-19 observasi,alat tulis 19
dan alat perekam
4 Product Hasil capaian Pedoman Capaian
pelaksanaan Wawancara vaksinasi Covid-
vaksinasi Covid-19 mendalam,lembar 19
Ceklist
observasi,alat tulis
dan alat perekam

Universitas Sriwijaya
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Metode Penelitian ini merupakan penelitian kualitiatif menggunakan
Desain penelitian Studi kasus yaitu penelitian mendalam dan spesifik tentang
sebuah kasus. Studi kasus sangat umum digunakan dalam bidang kesehatan,
hukum, bisnis, dan ilmu sosial.dalam bidang kesehatan studi kasus dapat
berupa penyakit, program, maupun individu (pasien, pengelola kesehatan,
pengambil kebijakan)
Dan penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif yang
bertujuan untuk mengetahui secara jelas dan lebih mendalam tentang
pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Bungo. penelitian kualitatif
dapat menjadi metode yang adekuat dan efisien untuk memperoleh berbagai
macam informasi yang dibutuhkan untuk melihat pelaksanaan vaksinasi
Covid-19.
Studi kasus merupakan penelitian dimana peneliti menggali suatu
fenomena tertentu (kasus) dalam suatu waktu dan kegiatan (program, even,
proses, institusi atau kelompok sosial) serta mengumpulkan informasi secara
terinci dan mendalam dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan
data selama periode tertentu. Selanjutnya Creswell mengungkapkan bahwa
apabila kita akan memilih studi untuk suatu kasus, dapat dipilih dari beberapa
program studi atau sebuah program studi dengan menggunakan berbagai
sumber informasi yang meliputi: observasi, wawancara, materi audio-
visual,dokumentasi dan laporan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Bungo pada Bulan maret sampai
dengan April 2022 yaitu di BPBD Kabupaten Bungo, Dinas Kesehatan dan
serta 5 Puskesmas Dari 19 Puskesmas yang ada di wilayah Dinas Kabupaten
Bungo. diantaranya 2 Puskesmas capaian tertinggi yaitu :
1. Puskesmas Rimbo Tengah

56

Universitas Sriwijaya
57

2. Puskesmas Muara Bungo


Serta 3 Puskesmas yang capaian masih rendah yaitu :
1. Puskesmas Tanah Sepenggal Lintas
2. Puskesmas Muara Buat
3. Puskesmas Pulau Batu

3.3 Informan Penelitian


Informan dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan purposive, yaitu
teknik yang dilakukan untuk memilih informan yang bersedia dan mampu
memberikan informasi yang berkaitan dengan topik penelitian.
Menurut Lapau (2015) prinsip-prinsip dalam pengambilan sampel
kualitatif yaitu sebagai berikut :
a. Kesesuaian (appropriateness)
Artinya penegetahuan yang dimiliki sampel harus berkaitan dengan
judul penelitian, atas dasar itu peneliti dapat menentukan siapa yang akan
informan pada penelitiannya. jika peneliti belum mempunyai bayangan
yang nantinya menjadi informan, maka yang harus dilakukan peneliti
adalah menentukan informan kunci. misalnya penduduk A tidak
menggunakan air bersih dan jamban karena pengelolahan air bersih dan
jamban merupakan program pemerintah yang di jalankan melalui
puskesmas maka informan kunci adalah kepala puskesmas
b. Kecukupan (adequacy)
Artinya data penelitian harus berkaitan dengan seluruh kejadian pada
penelitian.
Dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan purposive, yaitu
berdasarkan atas asas kesesuaian & kecukupan dan merupakan teknik yang
dilakukan untuk memilih informan yang bersedia dan mampu memberikan
informasi yang berkaitan dengan topik penelitian.

Universitas Sriwijaya
58

Beberapa informan tersebut adalah:


1. Kepala Dinas Kesehatan
2. Kepala Puskesmas yang ada di Kabupaten Bungo 5 Puskesmas yaitu 2
Puskesmas capaian tertinggi dan 3 puskesmas capaian masih rendah dari
19 Puskesmas yang ada
3. Kepala Bidang P2P pengelola Vaksinasi Covid 19 di Dinas Kesehatan
Kabupaten Bungo.
4. Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Kabupaten Bungo.

Tabel 3.1. Informan Kunci

No Informan Jumlah Variabel Yang Mau Dicari


1 Kepala Dinas Kesehatan 1 Konteks, Input, Proses, Produk
Kabupaten Bungo
2 Kepala Badan 1 Konteks, Input, Proses, Produk
Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kabupaten
Bungo
3 Kepala Bidang P2P pengelola 1 Konteks, Input, Proses, Produk
Vaksinasi Covid-19

4 Kepala Puskesmas 5 Konteks, Input, Proses, Produk

3.4 Sumber Data


Dalam setiap penelitian, peneliti di tuntut untuk menguasai teknik
pengumpulan data sehingga menghasilkan data yang relevan dengan
penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis data kualitatif
dari sumber primer dan sumber sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah sumber data secara langsung memberikan data kepada
pengumpul data (Sugiyono, 2012). Sumber primer ini berupa catatan hasil
wawancara mendalam yang diperoleh melalui wawancara langsung ke
informan, serta melalui obsevasi terhadap sarana prasarana, perencanaan,
pencatatan dan pelaporan, cakupan kegiatan vaksinasi Covid-19.
2. Data Sekunder

Universitas Sriwijaya
59

Sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak memberikan


informasi secara langsung kepada pengumpul data. Sumber data sekunder
ini dapat berupa hasil pengelolahan lebih lanjut data primer yang disajikan
dalam bentuk lain atau dari orang lain (Sugiyono, 2012). Data digunakan
untuk mendukung informasi. Data sekunder diambil dari dokumen-
dokumen berikut: laporan kasus Covid-19 Dinas Kesehatan Kabupaten
Bungo dan Dinas Kesehatan Provinsi Jambi. Cakupan vaksinasi Covid-19
di Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo dan Dinas Kesehatan Provinsi
Jambi, hasil penelitian terkait dengan topik penelitian ini yaitu pelaksanaan
vaksinasi Covid-19.

3.5 Metode Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yakni membicarakan tentanng bagaimana cara
mengumpulkan data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa
metode dalam pengumpulan sebagai berikut:
1. Metode wawancara mendalam (indept interview)
Metode wawancara/interview adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewancara dengan responden/orang yang diwawancarai, dengan atau
jumpa menggunakan pedoman (guide) wawancara. Dalam menggunakan
metode ini peneliti mengadakan tanya jawab secara langsung dengan
membawa instrumen penelitian sebagai pedoman pertanyaan tentang hal-
hal atau fenomena yang ingin diketahui yaitu evaluasi pencapaian
vaksinasi covid 19. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan
peneliti mengenai aspek yang akan diteliti.
2. Metode Observasi (pengamatan)
Observasi merupakan salah satu proses untuk melihat, mengamati dan
mencermati perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu.
Obeservasi yang dilakukan pada penelitian ini yaitu bagaimana
pelaksanaan vaksinasi covid 19 di Kabupaten Bungo.
3. Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan adalah metode pengumpulan data yang
digunakam untuk menelusuri data historis. Adapun metode dokumen
Universitas Sriwijaya
60

yangdi maksud dalam peneltian ini adalah catatan tertulis tentang berbagai
kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalu, bisa bertindak tulisan,
gambar atau karya-karya terhadap pelaksanaan vaksinasi covid 19 di
Kabupaten Bungo.

3.6 Prosedur Penelitian


Tahapan pelaksanaan penelitian dilakukan sebagai berikut :
1. Pengumpulan data dari semua informan kemudian membandingkan hasil
data yang didapat di lapangan dengan keyinformant (data primer yang
didapat dari informan utama).
2. Tahap kedua dilakukan reduksi data. Dimulai dari penulisan hasil
wawancara menjadi transkrip yang dikoding dan disederhanakan
menggunakan software open code dan dikategorikan menjadi 6 kategori.
Selanjutnya data dianalisis, ditafsirkan lalu dinarasikan dengan
menggunakan fakta-fakta yang ada di lapangan sesuai dengan tema.

3.7 Instrumen Penelitian


Instrumen dalam penelitian ini selain peneliti sendiri juga digunakan
pedoman wawancara mendalam dan pedoman observasi kegiatan pelayanan
Vaksinasi Covid 19 pada Puskesmas dalam Kabupaten Bungo. Pedoman
wawancara mendalam dan pedoman observasi dibuat oleh peneliti sendiri
sesuai dengan variabel yang diteliti yang disusun dengan mengacu
berdasarkan pedoman Vaksinasi (Kemenkes RI, 2021a),(Kemenkes RI,
2020a), dan (BPOM, 2020).dilengkapi dengan pengumpulan data-data
sekunder. Adapun instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara
mendalam, pedoman observasi, voice recorder yang digunakan untuk
mendokumentasikan kegiatan penelitian secara audio, kamera dan handycam
untuk mendokumentasikan secara visual kegiatan observasi proses pelayanan
Vaksinasi Covid 19, dan juga menggunakan alat tulis.
Dalam panduan wawancara peneliti menggunakan pertanyaan-
pertanyaan yang mencakup 4 aspek yaitu :
1. Konteks, mengidentifikasi bagaimana pencapaian target penyelenggaraan
Vaksinasi Covid 19 di Kabupaten Bungo

Universitas Sriwijaya
61

2. Input, isi wawancara terkait bagaimana kesiapan SDM dan manajemen


dasar, target, rencana kegiatan yang telah di tetapkan target sasaran dan
pencapaian dan bagaimana kelengkapan sarana, ketersediaan prasarana
serta sumber pembiayaan vaksinasi Covid 19.
3. Proses kegiatan, yaitu mencari tahu bagaimana perencanaan kegiatan,
apakah sudah sesuai dengan implementasi dan hasilnya seperti apa.
4. Output kegiatan, hasil-hasil kegiatan yang dituangkan dalam klasifikasi
capaian sasaran dan terget, frekwensi pelaksanaan dan keaktifan tenaga
kesehatan pelaksanaan kegiatan vaksinasi Covid 19.

3.8 Triangulasi Data


Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi dalam penelitian ini
antara lain :
1. Triangulasi metode
Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau
data dengan cara yang berbeda. Peneliti menggunakan metode wawancara
mendalam dan observasi. Triangulasi tahap ini dilakukan jika data atau
informasi yang diperoleh dari subjek atau informan penelitian diragukan
kebenarannya.
2. Triangulasi sumber
Dilakukan dengan cara mengecek informasi/data yang diperoleh melalui
wawancara dengan informan kemudian data tersebut ditanyakan kepada
informan lain yang masih terkait satu sama lain.
3. Triangulasi Data
Triangulasi Data peneliti melakukan untuk melakukan mengecekan
informasi/data kepada pihak yang berwenang atau pemangku kebijakan
yang ada di dinas kesehatan Kabupaten Bungo.

Universitas Sriwijaya
62

3.9 Pengolahan Data


Pengolahan data pada penelitian ini yang digunakan adalah:
1. Mengumpulkan data dari informasi yang didapat baik catatan maupun
hasil rekaman pada saat wawancara mendalam yang telah dilaksanakan.
2. Membuat transkrip catatan dan rekaman hasil wawancara mendalam yaitu
memindahkan data tersebut ke dalam bentuk tulisan.
3. Melakukan klasifkasi data dengan mengkategorikan data yang mempunyai
karakteristik yang sama dengan menggelompokkan untuk memudahkan
intrepretasi data.
4. Membuat matriks untuk mengklasifikasikan data yang sesuai dengan data
yang diinginkan
5. Menganalisa data melalui kajian untuk membuat kesimpulan, melalui
usaha menemukan karakteristik pesan yang dilakukan secara objektif dan
sistematis.

3.10 Metode Analisis Data


Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya
secara sistematis agar mudah dipahami dan dapat diinformasikan kepada
orang lain.pada penelitian ini menggunakan metode Thematic Analysis
sebagai metode analisis data yaitu salah satu cara menganalisa data dengan
tujuan untuk mengidentifikasi pola atau untuk menemukan tema data yang
dikumpulkan oleh peneliti (Braun & Clarke,2006) cara ini merupakan
metode yang sangat efektif apabila sebuah penelitian bermaksud untuk
mengupas secara rinci data-data kualitatif yang mereka miliki guna
menemukan keterkaitan pola-pola dalam sebuah fenomena dan menjelaskan
sejauhmana sebuah fenomena terjadi memalui kacamata peneliti (Fereday &
Muir-cochrane,2006). Bahkan Holoway & Todres (2003) mengatakan
bahwa Thematic Analysis ini merupakan dasar pondasi untuk kepentingan
menganalisa dalam penelitian kualitatif.

Universitas Sriwijaya
63

Metode analisa data dilakukan beberapa tahapan, yaitu :


1. Reduksi data (data reduction)
Mereduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambar yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan dara
selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.
2. Penyajian data (data display)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya.
Dalam penelitian ini, yang digunakan untuk menyajikan data adalah
dengan teks yang bersifat naratif.
3. Penarikan kesimpulan (Conclusion Drawing)
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan
dan verifikasi. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif
mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal,
tetapi mungkin tidak, karena masalah dan rumusan masalah di dalam
penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah
di lapangan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

3.11 Kaji Etik Penelitian


Sebelum melakukan pengambilan data peneltian, tesis ini akan melalui
tahap kaji etik yang diusulkan ke Komisi etik kesehatan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sriwijaya dengan Nomor : 079/UN9.FKM/TU.
KKE/2022. Etika penelitian juga mempertimbangkan:
1. Menghormati harkat dan martabat manusia
Peneliti memberikan lembar persetujuan/Inform consent kepada subjek
penelitian. Jika subjek penelitian bersedia diteliti maka subjek penelitian
akan menandatangani lembar persetujuan, namun jika subjek penelitian
menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan
menghormati haknya.
Universitas Sriwijaya
64

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian


Setiap orang berhak unruk memberikan informasi terkait apa yang
diketahuinya kepada orang lain. Data yang diperoleh akan digunakan
semata-mata demi perkembangan ilmu pengetahuan.
3. Justice atau keadilan
Dalam penelitian ini, peneliti selalu menjelaskan prosedur penelitian dan
menjamin bahwa semua subjek penelitian memperoleh perlakuan dan
keuntungan yang sama.

Universitas Sriwijaya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian


4.1.1 Letak Geografis
Kabupaten Bungo adalah salah satu Kabupaten yang berada di
Provinsi Jambi, Indonesia. Kabupaten ini hasil dari pemekaran kabupaten
Bungo Tebo pada tanggal 12 Oktober 1999. Luas wilayahnya 4.659,00 km²
atau 9,80% dari luas provinsi Jambi dengan populasi 352.366 jiwa(Badan
Pusat Statistik, 2020). Kabupaten Bungo beribukota di Pasar Muara Bungo
yang terdiri dari 17 kecamatandan 12 kelurahan serta 141 desa(Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Bungo, 2021).
Kabupaten Bungo terletak pada posisi antara 01008’ sampai 01055’
Lintang Selatan dan antara 101027’ sampai 102030’ Bujur Timur. Dengan
perbatasan sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tebo dan Kabupaten
Dharmasraya (Provinsi Sumatera Barat).
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Merangin.
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Dharmasraya dan
Kabupaten Kerinci.
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tebo(Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Bungo, 2021).
Luas Kabupaten Bungo adalah 4.673,16 km2 dengan topografi datar,
berbukit-bukit dengan ketinggian antara 100 hingga lebih dari 1.000 m dpl.
Kabupaten Bungo adalah daerah beriklim tropis dengan curah hujan 2.577
mm/tahun (138 hari/tahun). Jenis tanah yang mendominasi adalah latosol,
podsolik, komplek latosol dan andosol. Kondisi lahan yang dimiliki
Kabupaten Bungo secara umum berupa morfologi datar, bertekstur agak
kasar dengan ketersediaan air yang cukup karena dilalui 4 buah sungai
besar. Lahan bergelombang dengan kemiringan tanah kurang dari 40 %
yang mencapai 80% dari luas wilayah. Kondisi daerah ini sangat cocok
untuk pengembangan tanaman perkebunan. Sisanya sebanyak 20% luas

65

Universitas Sriwijaya
66

wilayah berupa kemiringan lebih dari 40% termasuk dalam kawasan


lindung.

Gambar 1. Peta Kabupaten Bungo


Sumber: (Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bungo, 2021)

4.1.2 Kependudukan
Berdasarkan data demografi hasil Sensus Penduduk tahun 2020 yang
dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Kabupaten
Bungo adalah sebanyak 302.558 orang yang terdiri dari 155.213 orang laki-
laki dan 147.345 perempuan dengan sex ratiosebesar 105,34. Dibandingkan
dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 yaitu sebesar 251.096 orang
maka laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bungo mencapai 3,08%
pertahun(Badan Pusat Statistik, 2020).
Angka pertumbuhan penduduk yang mencapai 3,08% cukup tinggi.
Hal ini merupakan dampak dari keberhasilan pembangunan daerah
Kabupaten Bungo sehingga menarik orang datang ke Kabupaten Bungo.
Pemerintah Kabupaten Bungo merespon pertumbuhan jumlah penduduk
tersebut dengan melakukan pemekaran kecamatan dari 6 kecamatan pada

Universitas Sriwijaya
67

tahun 2000 menjadi 17 kecamatan pada tahun 2008 sehingga pelayanan


terhadap masyarakat bisa lebih baik. Laju pertumbuhan penduduk paling
tinggi terdapat di Kecamatan Bungo Dani sebesar 6,36%, selanjutnya
Kecamatan Pasar Muara Bungo sebesar 5,19%, dan Kecamatan Bathin II
Babeko sebesar 5,17%. Kecamatan yang paling rendah laju pertumbuhan
penduduknya adalah Kecamatan Jujuhan Ilir sebesar 1,02%(Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Bungo, 2021).
Komposisi umur merupakan faktor yang sangat penting dalam analisis
kependudukan. Berdasarkan komposisi umur penduduk, penduduk tua
adalah penduduk berumur kurang dari 15 tahun maksimal 30 persen dan
penduduk umur 65 tahun ke atas minimal 10 persen dari penduduk pada
suatu daerah. Sementara, penduduk muda adalah penduduk berumur kurang
dari 15 tahun maksimal 40 persen dan penduduk umur 65 tahun keatas
maksimal 5 persen(Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bungo, 2021).
Komposisi penduduk Kabupaten Bungo menunjukkan bahwa 31,01%
penduduk berusia muda (umur 0-14 tahun), 65,24% berusia produktif (umur
15-64 tahun), dan hanya 3,75 % yang berumur 65 tahun lebih. Angka
mutlaknya diperoleh angka ketergantungan sebesar 53,27%. Maksudnya
adalah setiap 100 penduduk usia produktif menanggung sekitar 53 orang
penduduk usia tidak produktif(Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bungo,
2021).
Besarnya angka ketergantungan, maka besar pula beban yang
ditanggung oleh penduduk usia produktif, maka semakin besar hambatan
atas upaya membangun daerah. Pada sisi lain penduduk Kabupaten Bungo
masih bergantung atau mengandalkan sektor pertanian. Hal ini terlihat
sebanyak 59,99% dari jumlah penduduk bekerja pada sektor pertanian.
Sedangkan yang bekerja pada sektor perdagangan 16,32%, sektor jasa
11,57%, sektor industri pengolahan 0,91% dan lainnya sebesasr
11,22%(Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bungo, 2021).
Di samping itu, terindikasi adanya konsentrasi atau pertambahan
kelompok penduduk di usia semakin tua. Hal ini disebabkan bertambahnya

Universitas Sriwijaya
68

kualitas kependudukan berkat perbaikan kualitas gizi sehingga membuat


meningkatnya angka harapan hidup. Angka harapan hidup masyarakat
Kabupaten Bungo mencapai usia 67 tahun(Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Bungo, 2021).
4.1.3 Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo
Dinas Kesehatan (dinkes) daerah/wilayah Kabupaten Bungo, Jambi
merupakan instansi yang bertanggungjawab mengenai kesehatan. Dinkes
Kabupaten Bungo memiliki tugas untuk merumusan kebijakan bidang
kesehatan, melaksanaan kebijakan bidang kesehatan, melaksanaan evaluasi
dan pelaporan bidang kesehatan, melaksanaan administrasi Dinas
Kesehatan, dan melaksanaan fungsi lain yang terkait dengan urusan
kesehatan. Selain fungsi-fungsi tersebut, melalui kantor dinas kesehatan ini
juga pemerintah bertanggung jawab untuk melakukan penyuluhan
kesehatan, penyuluhan hidup sehat dengan olahraga dan kesehatan jiwa bagi
masyarakat serta keluarga. Dinas kesehatan ini juga bertugas sebagai
penjamin dan pengawas fasilitas kesehatan di wilayah kerjanya, baik rumah
sakit, alat kesehatan, obat-obatan, dokter, klinik, apotek dan sebagainya
(Dinkes Kabupaten Bungo, 2022b).
Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo terletak di jalan Teugku Umar
Kelurahan Pasir Putih,Kecamatan Rimbo Tengah, Kabupaten Bungo
Provinsi Jambi 37214, Indonesia.
1. Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo
a. Visi
Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo adalah masyarakat bungo
maju dibidang kesehatan
b. Misi
Misi Dinas Kesehatan Bungo antara lain :
1. Meningkatkan kualitas manajemen pembangunan kesehatan
2. Mewujudkan dan mendayagunakan sumber daya kesehatan

Universitas Sriwijaya
69

3. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan


terjangkau serta mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup
sehat
4. Meningkatkan upaya pengendalian penyakit menular dan tidak
menular
5. Meningkatkan upaya kesehatan masyarakat
2. Motto Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo
Moto Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo adalah “ramah”
a) Rapi dalam pelayanan
b) Amanah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
c) Memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan santun
d) Adil dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
e) Harus meningkatkan kerja sama(Dinkes Kabupaten Bungo, 2022b)

4.2 Hasil Penelitian


Hasil penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara mendalam, telaah
dokumen dan observasi. Peneliti menggunakan metode wawancara mendalam
terhadap informan kunci dan informan lainnya untuk mendapatkan gambaran
dan kelengkapan data dengan jelas dan benar. Peneliti juga melakukan
observasi serta melakukan telaah dokumen yang berguna untuk mengetahui
data-data terkait evaluasi pelaksanaan vaksinasi Covid 19 di Kabupaten Bungo
tahun 2022.
4.2.1 Ruang Lingkup Penelitian
Tempat dilaksanakannya penelitian di Kabupaten Bungo yaitu di Dinas
Kesehatan dan BPBD Kabupaten Bungo serta 5 Puskesmas yaitu 2
Puskesmas capaian tertinggi dan 3 puskesmas capaian masih rendah dari 19
Puskesmas yang ada di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo yaitu :
1. Rimbo Tengah
2. Pasar Muara Bungo
3. Tanah Sepenggal Lintas
4. Bathun III Ulu

Universitas Sriwijaya
70

5. Pulau batu
a. Puskesmas Rimbo Tengah
Puskesmas ini terletak di ibukota Kabupaten, yang merupakan wilayah
Timur Kabupaten Bungo yang luasnya kira-kira 187.1 Km2. Meliliki 4
Kelurahan. Daerah Rimbo Tengan berbatasan dengan:
1) Bagian utara: Kec. Pasar Muara Bungo
2) Bagian selatan: Kec. Pelepat
3) Bagian timur: Kec. Pelepat
4) Bagian Barat: Kec.Bungo dani
Wilayah ini berada di daerah dataran rendah dengan ketinggian
sekitar 25-100 meter dari permukaan laut, dengan bentuk permukaan
pada umumnya datar. Kawasan ini daerah Pusat ibukota Kabupaten
bungo.
b. Puskesmas Pasar Muara Bungo
Puskesmas Pasar Muara Bungo terletak di Kecamatan Pasar Muara
Bungo,yaitu kawasan dataran rendah yang berada di wilayah barat daya
Kabupaten Bungo. Terdapat 5 desa / kelurahan yang luasnya kira-kira
287.3 Km2 dan berbatasan dengan :
1) Bagian utara: Kec .Bathin III
2) Bagian selatan: Kec. Rimbo Tengah
3) bagian timur: Kec. Bathin II Babeko
4) Bagian Barat: Kec. Bungo Dani
c. Puskesmas Tanah Sepenggal Lintas
Puskesmas ini berlokasi di sebelah barat Kabupaten Bungo, kawasan
dataran rendah di mana jarak dari ibu kota Kabupaten ini ke ibu kota
Kabupaten Bungo adalah ± 17 km. memiliki 8 desa. Batasan daerah
Tanah sepenggal lintas:
1) Bagian utara: Kab.Tebo
2) Bagian selatan: Kec. Bungo dani,Bathin III
3) Bagian timur: Kec. Bathin III
4) Bagian Barat: Kec.Tanah Tumbuh,Tanah sepenggal

Universitas Sriwijaya
71

d. Puskesmas Muara Buat


Kecamatan Bathin III Ulu beribu kota di Dusun Muara Buat
berlokasi di sebelah barat daya Kabupaten Bungo dengan jarak sekitar 55
Km dari Kabupaten dan berbatasan dengan:
1) Bagian utara: Kec. Jujuhan,Kec Limbur Lubuk Mengkuang
2) Bagian selatan: Kec. Pelepat,Kab Kerinci
3) Bagian timur: Kec. Rantau pandan
4) Bagian Barat: KabupatenKerinci,Prop.Sumatra Barat
Kawasan dataran tinggi, permukaannya lebih banyak rata, dengan
beberapa kawasan berbukit. Luas keseluruhannya adalah 710 Km2
memiliki 11desa binaan .
e. Puskesmas Pulau Batu
Puskesmas ini berlokasi di kawasan daerah Perkebunan yang luas
wilayahnya kira-kira 489,73 Km2. Terdapat 8 kelurahan/ desa dan
berbatasan dengan:
1) Bagian utara: kab. Tebo
2) Bagian selatan: Kec. Jujuhan
3) Bagian timur: kab.Tebo
4) Bagian barat: Prov Sumatra Barat
Kawasan yang dari utara ke selatan berada di ketinggian kira-kira 25-100
meter di atas permukaan laut, dan memiliki permukaan yang rata.
4.2.5 Karakteristik Informan
Karakteristik informan dalam melakukan penelitian evaluasi pelaksanaan
vaksinasi Covid 19 di kabupaten Bungo peneliti membagi informan menjadi 2
yaitu :
A. Informan Kunci
Informan kunci dalam penelitian ini berjumlah 3 (tiga) orang yaitu,
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bungo,
Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Bidang P2P pengelola Vaksinasi Covid 19
di Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo. Informasi karakteristik dari setiap
informan dapat dilihat pada tabel berikut.

Universitas Sriwijaya
72

Tabel 4. 1 Karakteristik Informan Kunci

Jenis
No Inisial Jabatan Pendidikan Umur Masa Kerja
Kelamin
1 P1 Kepala Badan Laki-laki S2 59 Tahun 7 tahun
Penanggulangan
Bencana Daerah
(BPBD)Kab
Bungo
2 P2 Kepala Dinas Laki-laki S2 56 Tahun 5 Tahun
Kesehatan
Kab.Bungo
3 P3 Kepala Bidang Laki-laki S2 53 Tahun 7 tahun
P2P pengelola
Vaksinasi Covid
19 di Dinas
Kesehatan
Kabupaten
Bungo

B. Informan Lainnya
Informan lain dalam penelitian ini berjumlah 5 (Lima) orang yaitu, 5
(lima) orang Kepala Puskesmas. Informasi karakteristik dari setiap informan
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. 2 Karakteristik Informan Lainnya

No Inisial Kategori Jenis Umur Masa


Kelamin kerja
1 K1 Kepala Puskesmas Laki-laki 44 Tahun 1 tahun
Muara Bungo.1
2 K2 Kepala Puskesmas Perempuan 39 Tahun 2 tahun
Rimbo Tengah
3 K3 Kepala Puskesmas Perempuan 38 Tahun 8 tahun
tanah Sepenggal lintas
4 K4 Kepala Puskesmas Laki-laki 40 Tahun 4 tahun
Pulau batu
5 K5 Kepala Batin III Ulu Laki-laki 49 Tahun 9 tahun

Universitas Sriwijaya
73

4.2.5 Context Evaluasi Pelaksanaan Vaksinasi Covid 19


Conteks dalam penelitian ini terkait dengan analisis sasaran program
pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Bungo. Berdasarkan hasil
wawancara mendalam dengan beberapa informan diperoleh hasil bahwa
pelaksanaan Covid-19 di Kabupaten Bungo sudah sesuai dengan sasaran
yang telah ditentukan.Berikut hasil wawancara mendalam dengan informan.
“…..pelaksanaan vaksinasi sudah cukup bagus (P2).

“….berjalan sesuai dengan juknis yang diberikan......... (P3)

“……Sesuai, walaupun ada target anak sekolah yang belum tercapai


(K2)
“ .....sesuai dengan petunjuk dan edaran yang diberikan(K4)

Hasil observasi dilapangan juga menunjukkan hal yang sama bahwa


pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dilakukan kepada masyarakat baik usia
remaja, dewasa, lansia dan anak sekolah. Hasil telaah dokumen terhadap
laporan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 diketahui bahwa dalam laporan
tersebut sasasaran adalah seluruh masyarakat yang ada di Kebapaten Bungo.
Berdasarkan hasil telaah dokumen menunjukkan bahwa sasaran tahap
satu adalah tenaga kesehatan, sasaran tahap 2 adalah lansia dan petugas
pelayanan publik dari instansi-instansi pemerintah di lingkungan kabupaten
Bungo, penentuan sasaran vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Bungo sudah
sesuai dengan peraturan yang ada dimana dilakukan secara top-down.

4.2.5 Input evaluasi Pelaksanaan Vaksinasi covid 19


Komponen input terdiri dari sumber daya manusia (SDM), sarana
prasarana dan dana.
1. Sumber Daya Manusia (SDM)
SDM dalam program vaksinasi Covid-19 harus memenuhi kualifikasi
dan kompetensi tertentu yang diperoleh dari pendidikan dan pelatihan.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan kunci diketahui
bahwa SDM yang terlibat dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 adalah

Universitas Sriwijaya
74

Dinas Kesehatan, Polri, TNI, Camat. Berikut ini adalah hasil wawancara
dengan informan :
“…..Yang terlibat ada dinkes, kepolisian dan TNI serta camat .(P1)

“…..Kegiatan vaksinasi yang terlibat adalah tim dari dinas kesehatan


dibawah bidang P2P yaitu para vaksinator yang ada di puskesmas,
seluruh kapus ya, dokter dan di bantu vaksinator-vaksinator tni polri
dan untuk dukungan nya juga dibantu oleh kapolres, bin, pemda dan
Bupati paling utama ya,(P2)

“…..Kalau di kab bungo semua tenaga kesehatan di puskesmas, di


rumah sakit, TNI dan polri terlibat dalam pelaksanaan dilapangan
ya. (P3)

Hasil wawancara mendalam juga menunjukkan hasil bahwa


pelaksanaan vaksinasi covid 19 dilaksanakan oleh dinas kesehatan dibawah
bidang P2P, Puskesmas dan Rumah Sakit yang dibantu oleh vaksinator-
vaksinator dari TNI, Polri,Tenaga kesehatan tersebut memiliki latar
belakang pendidikan D3 dan sudah mendapatkan pelatihan. Jumlah tenaga
kesehatan tersebut sudah mencukupi dimana setiap puskesmas terdapat 15-
20 tenaga yang melaksanakan vaksinasi covid 19. Tenaga yang dari TNI
dan Polri masing-masing sebanyak 5 orang. Berikut kutipan wawancara
mendalaam dengan beberapa informan.

“…..Untuk kualifikasi vaksinator di fokuskan kepada tenaga perawat


dengan pendidikan minimal D3 dan sudah terlatih dengan sertifikat
vaksinator.......SDM untuk setiap puskesmas sudah dilatih masing-
masing 1 puskesmas 15-20 orang sudah mencukupi, ditambah dengan
TNI dan POLRI ada sebanyak 5 orang kemudian di Rumah sakit juga
ada untuk berjaga-jaga kasus covid yang ada.(P2)

“…...Untuk petugas vaksinasi sudah cukup untuk di setiap puskemas.


Pelatihan melalui zoom masing-masing puskesmas itu ada 10
vaksinator yang ditugaskan. .....Yang terlibat langsung itu kan dokter,
petugas ya, perawat, bidan, tenaga administrasi, Pcare.......... jumlah
tenaga yang lansgung dari dinkes sudah cukup.(P3)

Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa jumlah tenaga


kesehatan yang terlibat dalam pelaksanaan vaksinasi sebanyak 240 orang

Universitas Sriwijaya
75

dengan rincian tenaga kesehatan masyarakat (5 orang), dokter (46 orang)


dan perawat/bidan (170 orang). Kulifikasi pendidikan dan jumlah petugas
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4. 3 Kualifikasi dan Jumlah Pelaksana Vaksinator

No Jabatan Jumlah Jenis Ketenagaan


1 Kesehatan Masayarakat 5 Kesmas
2 Dokter 46 Dokter umum
3 Perawat / Bidan 170 Perawat/Bidan
Jumlah 240

Peneliti juga melakukan telaah dokumen kepada daftar pegawai negeri


sipil maupun Honorer unit organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo.
Diketahui bahwa tenaga kesehatan yang berkerja sebagai Tim Vaksinator
berjumlah 240 (Dua ratus empat puluh) orang dengan memiliki latar
belakang pendidikan kedokteran, Kesehatan Masyarakat, D3 keperawatan /
D 3 Kebidanan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kegiatan
vaksinasi covid 19 dilaksanakan oleh dinas kesehatan dibawah bidang P2P,
Puskesmas dan Rumah Sakit yang dibantu oleh vaksinator-vaksinator dari
TNI, Polri, Kapolres, BIN, Pemda, Bupati. Tenaga kesehatan tersebut
memiliki latar belakang pendidikan D3 dan sudah mendapatkan pelatihan.
Jumlah tenaga kesehatan tersebut sudah mencukupi dimana setiap
puskesmas terdapat 15-20 tenaga yang melaksanakan vaksinasi covid 19.
Tenaga yang dari TNI dan Polri masing-masing sebanyak 5 orang. Jumlah
tenaga yang melaksanakan vaksinasi di Kabupaten Bungo sebanyak 240
orang dengan rincian Kesehatan Masyarakat (5 orang), Dokter (46 orang),
perawat dan Bidan (170 orang).
2. Sarana/Prasarana
Sarana merupakan segala sesuatuyang digunakan sebagai alat untuk
mencapai tujuan tertentu, sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang
digunakan sebagai penunjang dalam melaksanakan suatu kegiatan. Fasilitas

Universitas Sriwijaya
76

tersebut harus ada pada setiap kegiatan dan dalam kondisi yang baik dan
tidak rusak, lengkap, berkualitas dan jumlahnya yang mencukupi sehingga
dapat membantu petugas dalam melaksanakan pekerjaannya dengan baik.
Ketersediaan sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi hasil dan kegiatan vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Bungo.
Kondisi sarana dan prasarana yang baik, lengkap berkualitas dan jumlahnya
yang mencukupi akan membantu petugas dalam melaksanakan
pekerjaannya.
Hasil wawancara mendalam tentang ketersediaan sarana prasarana
menunjukkan bahwa sarana prasarana yang digunakan dalam pelaksanaan
vaksinasi di Kabupaten Bungo berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Bungo. Jumlah dan jenis sarana tersebut sudah mencukupi kebutuhan.
Sarana yang digunakan terdiri dari cold chain, kendaraan roda dua,
kendaraan roda empat, spec, handskun, ATK. Berikut kutipan wawancara
mendalam dengan informan.
“…..sarana dan prasana ada pada sisi teknis yaitu dinkes dan
dibantu dibackup oleh BPBD tadi. (P1)

“….. untuk logistik kita semua dinas kesehatan yang dibantu logistik
nya dari provinsi dan pusat. Sarana di kelola oleh dinkes dan
disalurkan ke seluruh puskesmas, penyimpanan vaksin ada nya di
gudang farmasi dengan coldchain kita yang ada sekitar 8 unit
ditambah dengan coldchain-coldhchain yang ada di puskesmas total
semua 19 puskesmas (P2)

“…..Alhamdulillah sudah mencukupi dan tim dari keparmasian kita


juga melakukan evaluasi kelapangan. (P2)

“…..Sarana yang digunakan biasanya seperti kendaraan roda dua,


roda empat, coldchain nya, spuit nya untuk imunisasi untuk apa
penanggulangan sampah bekas imunisasi itu kita ikuti,ada tempat
khusus untuk penampungannya. (P3)

Hasil wawancara mendalam dengan kepala puskesmas menunjukkan hal


yang sama. Berikut ini kutipan hasil wawancara mendalam dengan kepala
puskesmas.

Universitas Sriwijaya
77

“…..untuk di puskesmas kita ya sarana gedung, mungkin semacam


tempat penyimpanan vaksin, kendaraan. Sarana lain seperti meja,
tenda kursi dsb.(K1)

“…..Sarana dan prasarana kalau tidak salah mencukupi semua


terpenuhi, baik handskun nya baik yang lain-lainnya.(K2)

“…..lengkap .......sarana dan prasarana yang kita pakai yang


pertama yaitu logistik, kemudian ATK, kita untuk petugas ada sekali-
kali menggunakan kendaraan roda empat. Jadi disini kita kondisikan
kendaraan itu tersedia BBM nya pak.(K3)

“…..Untuk penyimpanan kita ada coldchain ya mas ya, untuk


ruangan nya ada ruangan sendiri juga, komputer untuk penginputan,
ruang tunggu kesiapan ruangan ada kita punya seperti itu masTidak
ada kendala.(K.4)

Berdasarkan hasil observasi dilapangan dan telaah dokumen diperoleh


hasil bahwa pelaksanaan vaksinasi dilakukan di dalam gedung dan di luar
gedung. Di dalam gedung dilakukan di Puskesmas dan di luar gedung
dilakukan di tempat-tempat umum seperti balai desa, dan lain-lain. Untuk
menuju ke lokasi tempat pelaksanaan vaksinasi, petugas menggunakan
mobil operasional yang ada di Puskesmas (ambulans), sarana prasarana
yang digunakan jumlahnya sudah mencukupi kebutuhan dan kondisinya
juga masih baik. Sarana prasarana tersebut antara lain chold chain, kit
anafilaktik, kendaraan roda dua dan roda empat, handskun, lemari
pendingin, meja, kursi.
3. Anggaran
Komponen pendanaan merupakan salah satu unsur yang dapat
menunjang berlangsungnya kegiatan untuk mencapai tujuan. Berdasarkan
hasil wawancara medalam tentang dana yang digunakan dalam pelaksanaan
vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Bungo menunjukkan hasil bahwa dana
yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan vaksinasi bersumber dari dana
APBD dan jumlah anggaran sesuai dengan kebutuhan. Dana tersebut
digunakan untuk penyediaan bahan habis pakai dan jasa petugas yang

Universitas Sriwijaya
78

melaksanakan kegiatan vaksinasi. Berikut kutipan wawancara mendalam


dengan informan.
“…..Anggaran vaksinasi di pusatkan di dinas kesehatan. (P1)

“…..Kalau anggaran murni dari APBD untuk pendukung pelaksaan


vaksinasi. Sudah mencukupi unutk pengendalian covid19 dikabupaten
bungo (P3)

“…..Anggaran itu anggaran dinkes........jasa petugas juga dibayarkan


melalui dinas kesehatan.(K1)

Hasil wawancara mendalam juga diperoleh hasil bahwa dana yang


digunakan dalam pelaksanaan kegiatan vaksinasi bersumber dari dana
APBD sebesar 6 milyar. Berikut kutipan wawancara mendalam dengan
informan.
“…..Alhamdulillah sudah tercukupi untuk saat ini. ....ahun ini paling
sekitar 6 Milyar yang kita usulkan termasuk logistik termasuk lain-
lainnya. (P2)

Hasil observasi menunjukkan bahwa dana yang digunakan dalam


pelaksanaan vaksinasi Covid-19 berasal dari APBD dan jumlahnya
mencukupi. Dana digunakan untuk pengadaan sarana prasarana, logistik dan
jasa untuk tenaga yang melaksanakan vaksinasi Covid-19. Hasil observasi
terkait dengan dana sebagai berikut :

Tabel 4.4. Hasil Observasi Dana Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 di


Kabupaten Bungo

Ketersediaan
No Komponen
Ya Tidak
1 Adanya alokasi dana khusus dalam √
pelaksanaan Vaksinasi Covid-19
2 Pengalokasian anggaran mencukupi √
3 Adanya bukti pertanggung jawaban √
penggunaan anggaran
4 Adanya rekapitulasi laporan Pelaksanaan √
Vaksinasi Covid-19

Universitas Sriwijaya
79

4.2.5 Process Evaluasi Pelaksanaan Vaksinasi covid 19


Komponen proses terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pencatatan dan
pelaporan, monitoring.
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses bagaimana melaksanakan kegiatan
sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan melalui pengaturan
pemanfaatan sumber daya yang ada secara jelas. Berdasarkan hasil
wawancara tentang perencanaan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di
Kabupaten Bungo diperoleh hasil bahwa perencanaan pelaksanaan vaksinasi
Covid-19 disesuaikan dengan petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi Covid-
19 dan dalam perencanaan tersebut ditentukan target yang harus dicapai.
Berikut kutipan wawancara mendalam dengan informan.
“…..Kalau perencanaan pelaksanaan sesuai dengan PMK no 1 dan 7
dan perubahan PMK no 92........., dan alhamdulillah kegiatan
berjalan dengan lancar sesuai (P2)

“…..sesuai dengan PMK no 1 dan 7 dan perubahan PMK no 92


.......target capaian kita kan 70 persen, dan kemudian kondisi kita
juga untuk vaksin 1 kan sudah minim (P2)

“…..melaksanakan prorgam vaksinasi di kab bungo. berjalan


sesuai dengan juknis yang diberikan. Dalam hal ini kita juga
melibatkan TNI dan Polri dalam pencapaian vaksinasi Covid-19 di
kab Bungo(P3)

Hasil telaah dokumen juga menunjukkan bahwa perencanaan


dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo bersama dengan
Puskesmas serta pihak-pihak terkait seperti TNI, Polri. Pelaksanaannya
dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo dan di buat berdasarkan
petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi Covid-19.
2. Pelaksanaan
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan bebarapa informan
tentang pelaksanaan vaksinasi covi-19 di Kabupaten Bungo menunjukkan
hasil bahwa pelaksanaan vaksinasi Covid 19 di Kabupaten Bungo berjalan

Universitas Sriwijaya
80

dengan baik, pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Kesehatan, Puskesmas,


Kecamatan, TNI dan Polri. Pencapaian vaksinasi untuk dosis 1 sebesar 90%
dan dosisi 2 sebesar 70%. Sedangkan vaksinasi untuk anak-anak mencapai
70% untuk dosis 1 dan 45% untuk dosis 2. Pelaksanaan vaksinasi sesuai
dengan PMK No 1 dan 7 serta perubahan PMK no 92. Pelaksanaannya
sudah sesuai dengan sasaran. Berikut kutipan wawancara mendalam dengan
informan.
“…..Sangat berpengaruh terhadap tujuan untuk menyakinkan
masyarakat. Terbukti untuk saat ini kabupaten Bungo 0 kasus. Salah
satu nya didukung dengan masayarakat yang telah melaksanakan
vaksinasi tadi dan mereka bisa kemana-mana.(P1)

“…..Seperti yang dikatakan tadi, BPBD dalam hal ini sebagai tim
yang mengkomunikasikan, mengkoordinasikan kita bertindak selaku
sekretaris.(P1)

“…..Kalau pelaksanaan sesuai dengan PMK no 1 dan 7 dan


perubahan PMK no 92 bahwasannya ada disana bantuan dari
vaksinator Tni dan Polri kita bangun kebersamaan ini dengan baik,
dan alhamdulillah kegiatan berjalan dengan lancar sesuai prosedur
bahwasannya petugas-petugas yang melakukan kegiatan vaksinasi
mayoritas adalah petugas-petugas puskesmas yang sudah dilatih
sebagai vaksinator dibantu dengan petugas TNI dan Polri yang
dilatih sekitar masing-masing 5 dari TNI dan 5 dari PolriUntuk target
sampai saat ini sesuai. Karena target capaian kita kan 70 persen, dan
kemudian kondisi kita juga untuk vaksin 1 kan sudah minim lagi
kosong. Dan kita yang ada sekarang untuk boster, nah untuk dosis 2
kedepan 100 persen harapan kita supaya nanti lebih mudah
memberikan dosis vaksin boster kepada yang belum. (P2)

“…..Kalau secara umum di sisi petugas kita sudah siap semua sesuai
dengan juknis petunjuk tata cara pelaksanaan vaksinasi alhamdulillah
berjalan dengan baik. Kalau hambatan pada awal-awal terjadi
penolakan ditengah masyarakat tapi pada akhirnya lebih kurang 2
tahun kita melaksanakan vaksinasi ini. Berjalan dengan baik sampai
sekarang capaian kita hampir 85 persen dosis 1 per april . kalau
secara umum, target sudah tercapai kalau di lihat perkelompok
sasaran. Kan ada nakes, lansia, ada vaksinasi anak, dan boster.
Kalau boster karena masih baru jadi masih agak rendah capaian
untuk boster. Kalau untuk vaksinasi 1 dan 2 mudah-mudahan kita
tercapai. Untuk vaksinasi anak kita juga sudah melaksanakan
vaksinasi anak sampai sekarang sudah sekitar 80 persen.(P3)

Universitas Sriwijaya
81

Hasil wawancara mendalam dengan kepala puskesmas


menunjukkan bahwa penyelenggaraan vaksinasi Covid-19 di Puskesmas
sesuai dengan perencanaan dan target yang ditetapkan oleh dinkes
KabupatenBungo. Berikut kutipan wawancara mendalam dengan
informan.
“…..Untuk sementara ini sudah, jadi kita di puskesmas muara bungo
1 ini,sasaranya itu 23000 jiwa yang harus di vaksin. Jadi, persentase
diambil dari total penduduk yang 23000. Hari ini kita sudah
memvaksin 18.000 jiwa untuk keseluruhan usia, jadi kalau persentase
nya sudah diatas 90 persen.(K1)

“…..Untuk yang di tergetkan kabupaten Untuk lansia sudah,untuk


yang pasien umum sudah, tapi yang untuk anak sekolah kami baru 69
persen. Karena kemarin banyak orang tua murid yang tidak mau
anaknya di vaksin, tapi untuk sekarang ini anak SD sudah mulai mau
melakukan vaksin bahkan dia datang langsung ke puskesmas
walaupun vaksin itu sendiri agak kosong sekarang udah ada tapi
karena bulan puasa masih menunggu keputusan lintas sektor apakah
anak SD boleh di vaksin pada saat bulan puasa. Kadang karena
orang tuanya takut anak-anak tidak sarapan.(K2)

“…..Insyaallah tercapai targetnya. Karena disitu ada beberapa


capaian dari level usia segala macam yang mungkin yang masih agak
rendah capaiannya yaitu ada di booster . booster barangkali
berkaitan dengan suasana dibulan puasa ramadhan ini masih kurang.
Insyallah diahir lebaran nanti bisa dicapai, untuk boster kita masih
rendah tapi untuk capaian yang lain kita sudah maksimal sesuai
target.(K3)

“…..Dalam waktu yang berjalan ini kita sedang memberikan


vaksinasi untuk dosis satu nya sudah diangka 80 , untuk anak SD
angka persentase nya diatas 80 persen atau tepatnya 82 persen, untuk
dosis 2 65 persen.(K4)

“…..Kalau untuk target kalau untuk kecamatan tanah sepenggal itu


belum mencapai target mas.(K5)

Hasil wawancara mendalam dengan beberapa informan juga diperoleh


hasil bahwa kendala dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 adalah
pemahaman masyarakat yang kurang baik, jadwal pelaksanaan vaksinasi
yang tidak sesuai dengan aktivitas masyarakat (bekerja di kebun).

Universitas Sriwijaya
82

Sedangkan hambatan yang terjadi di Puskesmas adalah orang tua tidak


memberikan izin kepada anak untuk melakukan vaksinasi covid 19,
masyarakat masih tidak mengerti tentang pentingnya vaksinasi covid 19,
lokasi yang jauh.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah
melakukan edukasi kepada masyarakat, pemberian sembako kepada
masyarakat, mengatur jadwal ulang yang disesuaikan dengan aktivitas
masyarakat, berkoordinasi dengan instansi lain. Pengaruh pemberian
vaksinasi covid 19 terhadap kasus covid 19 menunjukkan adanya penurunan
kasus covid 19 di Kabupaten Bungo. Berikut kutipan wawancara mendalam
dengan informan.
“…..Iya kendala tentu ada, contohnya dari berbagai edukasi yang
disampaikan oleh dinkes, dinas pekerjaan, termasuk kepolisian dan
TNI diantaranya sebagian masayarakat enggan untuk melaksanakan
vaksinasi dengan berbagai alasan. Mereka mungkin saja terpengaruh
dengan berita hoax yang berdedar. Lain sisi ada warga kita yang
berada di dusun yang tinggal di daerah pedalaman yang tidak
kemana-mana. Di satu sisi petugas kita langsung ke lapangan, nah
kendala nya adalah manakala jadwal yang ditentukan itu tidak linier
dengan kehadiran masyarakat dengan berbagai alasan yang mereka
sampaikan.(P1)

“…..Kalau hambatan terkait pemahaman masayarakat, sosialisasi


secara terus menerus kita lakukan untuk memberikan pemahaman
kepada masyarakat. Alhamdulillah lumayan walaupun berjalan pelan
mereka tapi sudah paham apa itu dengan vaksin.(P2)

“…..Kalau secara umum di sisi petugas kita sudah siap semua sesuai
dengan juknis petunjuk tata cara pelaksanaan vaksinasi alhamdulillah
berjalan dengan baik. Kalau hambatan pada awal-awal terjadi
penolakan ditengah masyarakat tapi pada akhirnya lebih kurang 2
tahun kita melaksanakan vaksinasi ini. Berjalan dengan baik sampai
sekarang capaian kita hampir 85 persen dosis 1 per april . kalau
secara umum, target sudah tercapai kalau di lihat perkelompok
sasaran. Kan ada nakes, lansia, ada vaksinasi anak, dan boster.
Kalau boster karena masih baru jadi masih agak rendah capaian
untuk boster. Kalau untuk vaksinasi 1 dan 2 mudah-mudahan kita
tercapai. Untuk vaksinasi anak kita juga sudah melaksanakan
vaksinasi anak sampai sekarang sudah sekitar 80 persen.(P3)

“…..Iya, yang namanya sebuah kegiatan tentu ada kendala-kendala

Universitas Sriwijaya
83

atau hambatan-hambatan yang kita temui dilapangan, tapi


alhamdulillah berkat kerjasama lintas sektor yang melibatkan juga
TNI dan Polri hambatan-hambatan itu dapat kita atasi bersama.(K1)

“…..Yang menjadi hambatan Cuma satu yaitu kurang minatnya orang


tua murid kalau untuk anak sekolah ya, karena orang tua murid itu
kurang minat untuk memvaksinkan anaknya. Cuma itu saja, kalau
untuk yang lain insyallah masyarakat sudah mau divaksin, apalagi
menjelang lebaran ini kan vaksin boster bisa untuk keluar – keluar
daerah jadi mereka sudah mulai mau.(K2)

“…..Tentu banyak hambatan dan tantangan yang kami dapatkan


dalam proses vaksinasi, nah ada sebagian dari masyarakat kami yang
kurang mengerti bahwa pentingnya vaksinasi. Kemudian mungkin
beredarnya hoax yang ada di medsos yang mempengaruhi masyarakat
kita. Kita selalu berkoordinasi dengan 4 pilar pak, 4 pilar itu ada di
pemerintahan kecamatan, ada dinas pendidikan, dari kepolisian kita
libatkan. Jadi saat kita mendapatkan tantangan atau permasalah kita
selalu koordinasi. salah satu cara cepat berkomunikasinya kita ada
grup dan ada rapat atau briefing .(K3)

“…..Ada, biasanya kita duduk bersama dengan lintas sektor, dengan


camat, datuk rio, kapolsek untuk membahas ini. Kemudian melakukan
sosialisasi dan pendekatan kembali kepada masyarakat. Sejauh ini
masih seperti itu, memang ada juga kita memberikan stimulan,
misalnya dari kepolisian ada sembako, dari camat seperti itulah untuk
sejauh ini .atau memang dari masyarakat ada juga masalah waktu,
karena kan selama ini kita pagi mereka kan bekerja ke kebun yaudah
kita coba atur jadwal nya ke sore atau siang hari seperti itu.(K4)

“…..Hambatan tidak, mengingat wilayah kerja kami ini salah satu


kecamatan dikabupaten bungo dengan kriteria sangat terpencil jadi
untuk memobilisasi masayarakat itu ada kendala dalam arti geografis
yang jauh kemudian situasi kondisi alam hujan segala macam itu
barang kali, jadwal sudah ditentukan para sasaran agak kesulitan
sesuai dengan jadwal. Sehingga kita turun langsung dari desa ke desa
bukan menunggu di puskesmas, gitu hambatan terutama.
..........Adakah upaya mengatasi hambatan Salah satu upaya
berkoordinasi dengan pihak kapolsek dan danramil, puskesmas
berkoordinasi dalam hal peminjaman armada mobil operasional
mereka membolisasi masyarakat karena dari desa ke kampung itu
jaraknya kaya 4 km 5 km jadi dengan menggunakan armada dari
koramil dan dari polsek kita bisa mendatangkan sasaran yang akan
divaksin.(K5)

Universitas Sriwijaya
84

Hasil wawancara mendalam juga diperoleh hasil bahwa dengan


adanya vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Bungo terjadi penurunan kasus
Covid-19. Berikut kutipan wawancara mendalam dengan informan:

“…..tejadi pengaruh sangat signifikan terhadap penurunan kasus,


terbukti hari ini kita nol kasus(P1).

“…..Kalau kita lihat trend nya dengan vaksinasi yang sudah cukup
lumayan jauh penurunan kasus karena sudah terbentuk imunitas dari
pada mereka dan juga adapun yang terkena juga gejalan-gejala
ringan. Jadi dari pengakuan dari beberapa pasien yang merasakan
gejala-gejala ringan yang di antigen positif mereka sudah 3 kali
vaksin.(P2)

“…..Kalau kita bandingan dengan capaian kasus di tahun 2021,


2022 ini pada awal2 tahun 2022 sudah terjadi penuruan kasus di kab
bungo kelihatan pengaruh nya memang besar sekali dengan vaksinasi
yang kita berikan ke masyarakat. Hampir terbentuklah sistem
kekebalan di masyarakat itu.(P3)

Hasil observasi dilapangan menunjukkan bahwa pelaksanaan vaksinasi


di Kabupaten dilakukan dengan mendatangi masyarakat yang ada di
Kabupaten Bungo dan juga memberikan pelayanan vaksinasi di Puskesmas.
Pelayanan vaksinasi di Puskesmas diberikan kepada masyarakat yang ada di
wilayah kerja Puskesmas yang datang ke Puskesmas untuk melakukan
vaksinasi dengan membawa kartu identitas. Sedangkan pelaksanaan
vaksinasi Covid-19 diluar Puskesmas dilakukan dengan koordinasi kepada
Polri, TNI dan aparat setempat seperti Kecamatan dan Puskesmas untuk
pengadaan tempat vaksinasi. Pelaksanaan vaksinasi dilakukan kepada
masyarakat yang datang dan membawa kartu identitas. Berikut ini adalah
hasil observasi pelaksanaan kegiatan vaksinasi Covid-19 di Kabupaten
Bungo:

Tabel 4. 5 Hasil Observasi Kegiatan Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19

Universitas Sriwijaya
85

Ketersediaan
No Komponen
Ya Tidak
1 Apabila vaksin multidose, apakah hanya 1 vial √
vaksin yang dibuka pada saat pelayanan
berlangsung?
2 Apabila vaksin multidose, apakah mencantumkan √
jam pembukaan vial vaksin?
3 Apakah vaksinator memberikan vaksinasi dengan √
cara intramuskular?
4 Apakah vaksinator menyentuh jarum dan tutup botol √
saat mengambil vaksin dan memberikan vaksinasi?
5 Apakah vaksinator menunggu hingga usapan alkohol √
swab mengering sebelum melakukan penyuntikan?
6 Apakah petugas memberikan kartu √
vaksinasi/mengisi kartu vaksinasi elektronik kepada
pengunjung yang telah divaksinasi?
7 Apakah vaksinator menyiapkan suntikan sebelum √
target datang (prefilling)?
8 Apakah vaksinator melakukan recapping? √
9 Apabila vaksin multidose, apakah menggunakan √
vaksin yang telah dibuka melebihi batas waktu?
Pengelolaan Limbah Medis
1 Apakah vaksinator membuang tutup jarum pada √
safety box?
2 Apakah vaksinator membuang syringe yang telah √
digunakan ke safety box (tidak dilakukan
recapping)?
3 Apakah safety box yang terisi diberi label dan √
diamankan?
4 Apakah limbah lain (plastik, kapas, sarung tangan, √
masker medis) dimasukkan ke kantong limbah?
Pengelolaan Kipi
1 Apakah format Pelaporan KIPI tersedia? √
2 Apakah vaksinator mengetahui apa yang dilakukan √
bila terjadi KIPI (rujukan, pelaporan)?
3 Apakah kit anafilaktik tersedia di pos pelayanan? √
4 Apakah isi kit anafilaktik sesuai dengan standar?
Isi dari kit anafilaktik terdiri dari: √
 Satu ampul epinefrin 1 : 1000 √
 Aminofilin ampul, difenhidramin vial,
dexamethasone ampul √
 Beberapa spuit 1 mL √
 Beberapa infus set √
 Beberapa kantong NaCl 0.9 % atau Dextrose 5% √
 Tabung Oksigen

Universitas Sriwijaya
86

Cold Chain
1 Apakah vaksin disimpan dalam vaccine carrier √
dilengkapi dengan ada 2 atau 4 kotak dingin (cool
pack) sesuai dengan standard vaccine carrier sesuai
jenis vaksin?
2 Apakah vaccine carrier atau alat pembawa vaksin √
lainnya (standar, sesuai jenis vaksin) dilengkapi alat
pemantau suhu?
3 Apakah vaksin disimpan dalam rentang suhu yang √
direkomendasikan (lihat alat pemantau suhu dlm
vaccine carrier)?
Ctt: Vaksin dengan platform inactivated disimpan
pada suhu 2-8 °C, vaksin dengan platform lainnya
menyesuaikan
4 Apakah pada saat pelayanan, vaccine carrier atau √
alat pembawa vaksin lainnya (standar, sesuai jenis
vaksin) diletakkan di tempat yang terhindar dari
sinar matahari langsung?
5 Apakah vaksin multidose yang sudah dibuka, √
kemudian disimpan diantara busa di dalam vaccine
carrier?

3. Monitoring
Monitoring merupakan proses yang dilakukan untuk memastikan bahwa
seluruh kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana. Hasil wawancara
dengan bebarapa informan diketahui bahwa monitoring dilakukan setiap hari
dengan melibatkan unsur-unsur yang terkait seperti Dinas Kesehatan, Polri,
Camat, TNI, Dinas Pendidikan, BPBD. Berikut kutipan wawancara
mendalam dengan informan.
“…..Kalau monitoring kami terusmelakukan untuk mempercepat
pelaksanaan vaksinasi di Kabupaten bungo(P1)

“ Hampir tiap hari kita di undang oleh kapolres mengadakan zoom


meeting dengan kaporli, kapolda jambi itu semua dalam rangka
pelaksanaan evaluasi vaksinasi dan secara internal tim kabupaten
juga selalu melakukan evaluasi yang kita bangun bersama
melibatkan unsur dinas kesehatan, dinas pendidikan termasuk camat,
tni dan polri tentunya. (P2)

“…..Kami terus melakukan monitoring pelaksanaaan vaksinasi yang


dilakukan oleh puskesmas(P3)

Universitas Sriwijaya
87

4.2.5 Product
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan diperoleh
hasil bahwa kegiatan vaksinasi Covid-19 sudah berjalan dengan baik dan
sesuai dengan target yang ditentukan (70%). Pelaksanaan vaksinasi untuk
dosisi 1 mencapai 90%, dosis 2 mencapai 70%. Berikut kutipannya.

“ untuk dosis 1 kita sudah 90 persen lebih, dosis 2 70 persen, dosis


3 sudah gabungan dari 7-8 persen, dan untuk anak-anak juga kita
sudah mencapai 70 persen dosis 1, dan dosis 2 nya 45 persen . (P2)

“ alhamdulillah berjalan sesuai dengan juknis yang diberikan. (P3)

“....Sesuai. Untuk yang di tergetkan kabupaten Untuk lansia


sudah,untuk yang pasien umum sudah, tapi yang untuk anak sekolah
kami baru 69 persen. (K2).

“ Dalam waktu yang berjalan ini kita sedang memberikan vaksinasi


untuk dosis satu nya sudah diangka 80 , untuk anak SD angka
persentase nya diatas 80 persen atau tepatnya 82 persen, untuk dosis
2 65 persen (K3)

Hasil observasi dan telaah dokumen terhadap laporan tahun 2021


diketahui bahwa pelaksanaan vaksinasi dosisi 1 di Kabupaten Bungo pada
tahun 2021 sebesar 79,73% sedangkan untuk dosis 2 sebesar 56,19%.

4.3 Keterbatasan Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dimana salah satu
instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri.. Pada penelitian ini
tidak dapat dihindari unsur subjektivitas peneliti yang melakukan interpretasi
hasil penelitian, serta tidak semua kegiatan dapat peneliti ikuti sehingga
dilakukan juga akurasi data sekunder.
4.4 Pembahasan
a. Contex
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan
vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Bungo sudah sesuai dengan sasaran.
Vaksinasi Covid-19 diberikan oleh seluruh masyarakat di Kabuaten Bungo
mulai dari anak sekolah, masyarakat umum, lansia. Sasaran tahap satu

Universitas Sriwijaya
88

adalah tenaga kesehatan, sasaran tahap 2 adalah lansia dan petugas


pelayanan publik dari instansi-instansi pemerintah di lingkungan
kabupaten Bungo, penentuan sasaran vaksinasi Covid-19 di Kabupaten
Bungo sudah sesuai dengan peraturan yang ada dimana dilakukan secara
top-down.
Sasaran Covid-19 di Kabupaten Bungo mengacu pada petunjuk
teknis pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Pemerintah Kabupaten Bungo
melaksanakan vaksinasi sesuai dengan instruksi dari Provinsi Jambi dan
pemerintahan pusat.
Berdasarkan Petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi Covid-19,
pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 penetapan sasaran penerimaan
vaksinasi Covid-19 dilakukan secara top-down melalui Sistem Informasi
Satu Data Vaksinasi Covid-19. penentuan jumlah sasaran per kelompok
penerima vaksin dilakukan melalui pertimbangan Komite Penanganan
Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN). Penetapan
jumlah sasaran per kelompok penerima vaksin untuk tingkat provinsi dan
kabupaten/kota akan menjadi dasar dalam penentuan alokasi serta
distribusi vaksin dan logistik vaksinasi dengan juga mempertimbangkan
cadangan sesuai kebutuhan (Kemenkes RI, 2020).
Pelaksanaan vaksinasi tahap 1 mulai dilakukan pada Januari 2021
dengan sasarannya adalah tenaga kesehatan, petugas pelayanan publik dan
lansia dengan cakupan vaksinasi secara nasional sejauh ini sudah
mencapai lebih dari 40 juta jiwa dengan target sebanyak lebih dari 181 juta
jiwa. Sedangkan pelaksanaan vaksinasi tahap 3 dan 4 ditargetkan akan
dilaksanakan pada bulan April 2021-Maret 2022, dengan sasarannya ialah
masyarakat rentan dari aspek geospasial, sosial, dan ekonomi (Kemenkes
RI, 2021).
Penelitian Dhaneswari & Zaman (2022) menunjukkan hasil bahwa
sasaran vaksinasi Covid-19 di RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo telah sesuai
dengan petunjuk teknis untuk setiap tahapannya yaitu sasaran tahap I
adalah tenaga kesehatan termasuk seluruh karyawan RS. Sementara tahap

Universitas Sriwijaya
89

2 menyasar lansia dan petugas pelayanan publik dari instansi-instansi


pemerintah di lingkungan Kabupaten OKU. Petugas vaksinasi telah
memahami proses dalam pendataan sasaran. Proses pendataan sasaran
yang salah dapat menghambat pelaksanaan dan mempengaruhi target
vaksinasi (Dhaneswari & Zaman, 2022).
Menurut asumsi peneliti, sasaran vaksinasi Covid-19 di kabupaten
Bungo sesuai dengan petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi Covid-19, dan
pelaksanaan vaksinasi sesuai dengan sasaran yang ditetapkan.
b. Input
1) Sumber Daya Manusia
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan
vaksinasi covid 19 dilaksanakan oleh dinas kesehatan dibawah bidang
P2P, Puskesmas dan Rumah Sakit yang dibantu oleh vaksinator-
vaksinator dari TNI, Polri, Kapolres, BIN, Pemda, Bupati. Tenaga
kesehatan tersebut memiliki latar belakang pendidikan D3 dan sudah
mendapatkan pelatihan. Jumlah tenaga kesehatan tersebut sudah
mencukupi dimana setiap puskesmas terdapat 15-20 tenaga yang
melaksanakan vaksinasi covid 19. Tenaga yang dari TNI dan Polri
masing-masing sebanyak 5 orang. Jumlah tenaga yang melaksanakan
vaksinasi di Kabupaten Bungo sebanyak 240 orang dengan rincian
Kesehatan Masyarakat (5 orang), Dokter (46 orang), perawat dan Bidan
(170 orang).
Pemerintah Kabupaten Bungo berusaha mencapai target vaksinasi
Covid-19 yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat, maka dari itu
Kabupaten Bungo menugaskan tenaga kesehatan yang ada di
Kabupaten Bungo baik yang ada di Dinas Kesehatan maupun yang ada
di Puskesmas serta memberikan pelatihan kepada petugas tersebut agar
memiliki keterampilan dan keahlian pemberian vaksinasi Covid-19
kepada masyarakat. Selain itu, dana yang tersedia juga mendukung
dalam perekrutan tenaga vaksinasi Covid-19. Agar pelaksanaan
vaksinasi tercapai maka Dinas Kesehatan Kabupten Bungo harus

Universitas Sriwijaya
90

bekerja sama dengan lintas sektor seperti Polri, TNI, Dinas Pendidikan,
BNPB, Kecamatan dan Kelurahan.
Berdasarkan UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 disebutkan bahwa
tenaga kesehatan harus memiliki kualifikasi minimum. Permenkes No
12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan imunisasi menyebutkan tenaga
pengelola harus memenuhi kualifikasi dan kompetensi tertentu yang
diperoleh dari pendidikan dan pelatihan. Lebih spesifik dalam Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan
Pandemi Covid-19, petugas pemberi vaksinasi Covid-19 (vaksinator)
harus dokter, bidan, atau perawat yang memiliki kompetensi dan
kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kemenkes RI (2021) menyatakan bahwa pelayanan vaksinasi
Covid-19 dilaksanakan oleh dokter, perawat dan bidan di fasilitas
pelayanan kesehatan baik pemerintah, swasta maupun akademik atau
institusi pendidikan kantor kesehatan pelabuhan (KKP), TNI, Polri
dalam jejaring Public Private Mix (PPM). Semua tenaga kesehatan
yang terlibat dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 perlu memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk memastikan
pemberian vaksin Covid-19 dengan aman dan efisien. Pelatihan
vaksinasi Covid-19 untuk tenaga kesehatan dikembangkan untuk tenaga
kesehatan garis depan di negara-negara. Paket yang disusun bersama
UNICEF ini terdiri dari enam modul, yaitu meliputi seminar melalui
video, kuis, alat bantu pelaksanaan, latihan interaktif, dan unduhan
presentasi yang berisi informasi yang tersedia.
Hasil penelitian Dhaneswari (2021) mengenai kualifikasi petugas
vaksinasi di RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo diketahui bahwa petugas
merupakan tenaga medis (dokter) dan paramedis (perawat dan bidan)
lulusan minimal D3 yang memiliki STR dan SIP aktif. Dengan
kualifikasi dan kompetensi SDM ini dapat mendukung pelayanan
vaksinasi yang baik serta meningkatkan kepuasan sasaran vaksinasi
yang mendapatkan pelayanan vaksinasi Covid-19 di RSUD Dr. H. Ibnu

Universitas Sriwijaya
91

Sutowo.Penelitian Dewi (2022) menunjukkan bahwa petugas


puskesmas yang melakukan program vaksinasi tergabung dalam tim
yaitu vaksinator, verifikator, petugas skrining, petugas observasi dan
lainnya (A. A. Dewi, 2022).
Tenaga kesehatan yang terlibat dalam pelaksanaan vaksinasi
Covid-19 di Kabupaten Bungo sesuai dengan ketentuan dimana
dilaksanakan oleh dokter, perawat dan bidan yang telah mendapatkan
pelatihan.
2) Sarana Prasarana
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sarana prasarana
yang digunakan dalam pelaksanaan vaksinasi di Kabupaten Bungo
berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo, jumlah dan jenis
sarana tersebut sudah mencukupi kebutuhan. Sarana yang digunakan
terdiri dari cold chain, kendaraan roda dua, kendaraan roda empat, spec,
handskun, ATK.
Banyak faktor yang mendukung program vaksinasi. Selain SDM,
pendanaan, vaksin dan logistik vaksin, sarana dan prasarana juga tak
kalah penting Sarana dan prasarana adalah salah satu bagian dari unsur
material dalam sebuah perencanaan. Dalam pelayanan vaksinasi Covid-
19, sarana prasarana disediakan mengikuti ketentuan yang
berlaku.Sesuai dengan petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi dalam
rangka penaggulangan pandemi Covid-19 tahun 2021 menyatakan
bahwa pelayanan vaksinasi program dilaksanakan di fasilitas pelayanan
kesehatan milik pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi,
pemerintah daerah kabupaten/kota atau milik masyarakat/swasta yang
memenuhi persyaratan. Fasilitas pelayanan kesehatan yang
melaksanakan vaksinasi program adalah sebagai berikut: a. Puskesmas,
puskesmas pembantu; b. Klinik; c. Rumah sakit; dan/atau d. Unit
pelayanan kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) (Kemenkes
RI, 2021).

Universitas Sriwijaya
92

Fasilitas pelayanan kesehatan yang menjadi pelaksana pelayanan


vaksinasi Covid-19 harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. memiliki tenaga kesehatan pelaksana vaksinasi Covid-19;
b.memiliki sarana rantai dingin sesuai dengan jenis vaksin Covid-19
yang digunakan atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
c. memiliki izin operasional fasilitas pelayanan kesehatan atau
penetapan oleh Menteri sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan (Kemenkes RI, 2021).
Menurut (Yuyun, 2021) menyatakan bahwa ketersediaan vaksin
di Indonesia sebenarnya memiliki jumlah yang memadai, namun
ketersediaan sarana prasarana cold chain masih mengalami kendala di
beberapa tempat, seperti ketersediaan refrigerator dan alat pemantau
suhu yang masih kurang.Penelitian (Dhaneswari & Zaman, 2022)
menunjukkan hasil bahwa tidak ada pemisahan antara ruang tunggu
sebelum dan setelah vaksinasi. Hal ini dapat mempersulit kinerja
petugas dalam pengawasan KIPI yang bisa terjadi selama masa
observasi pasca penyuntikan. KIPI yang terjadi dapat berupa reaksi
ringan maupun reaksi berat misalnya anafilaktik yang membutuhkan
penanganan segera. Ruang tunggu yang terpisah untuk observasi akan
membantu petugas mengawasi jika terjadi KIPI. Keterbatasan sarana di
RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo diatasi dengan memodifikasi tempat
pelaksanaan sehingga pelayanan tetap dapat dilaksanakan. Misalnya
menggunakan ruangan aula di lantai 2 yang cukup luas dan terletak di
atas ruang IGD serta memiliki akses yang cepat ke IGD untuk
penanganan kondisi gawat darurat.
Penelitian (Putri, 2021) menunjukkan hasil bahwa ketersediaan
dan kecukupan sarana dan prasarana dalam kesiapan pelaksanaan
program vaksinasi Covid-19 di Dinas Kesehatan Kota Padang sudah
sangat memadai.Penelitian Fadhilah (2021) menyatakan bahwa terdapat
kendala dalam proses pelayanan vaksinasi di Puskesmas Mojo Kota

Universitas Sriwijaya
93

Surabaya pada pendataan dan penjadwalan secara online yang rumit


karena tidak semua fasilitas tersedia (Fadhilah, Fauziyah, Cahyani, &
Arif, 2021).
Menurut pendapat peneliti, sarana prasarana dalam pelaksanaan
vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Bungo sudah sesuai, dalam
pelaksanaan vaksinasi dilakukan di Puskesmas, Pustu, Klinik, Rumah
Sakit dan vasilitas umum yang disediakan oleh pihak kecamatan dan
kelurahan. Selain itu jumlah logistik cold chain juga sudah sesuai
dengan kebutuhan dari sasaran yang ada. Jumlah lemari es (vaccine
refrigerator) yang ada di Puskesmas kondisinya baik, jumlah vaccine
carrier juga sesuai.
3) Anggaran
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dana yang
digunakan dalam pelaksanaan kegiatan vaksinasi bersumber dari dana
APBD dan jumlah anggaran sesuai dengan kebutuhan. Dana tersebut
digunakan untuk penyediaan bahan habis pakai dan jasa petugas yang
melaksanakan kegiatan vaksinasi.Anggaran dana yang digunakan dalam
pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Bungo jumlahya sesuai
dengan kebutuhan dikarenakan pemerintah pusat mendukung penuh
dalam pencegahan Covid-19.
Hasibuan (2020) menjelaskan tentang pembiayaan terhadap
pelayanan kesehatan yang menjadi salah satu faktor utama didalam
peningkatan pelayanan kesehatan, baik untuk belanja modal maupun
belanja barang. Didalam upaya peningkatan pembiayaan terhadap
sektor kesehatan dianggarkan melalui dana APBN, APBD Provinsi dan
Kabupaten serta sumber lainnya. Pendanaan atau penganggaran yang
tersusun dengan baik dalam sebuah perencanaan disertai dengan uraian
tentang biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan rencana. Tahap
penganggaran menjadi penting karena anggaran yang tidak efektif dan
tidak berorientasi pada kinerja akan dapat menghambat perencanaan
yang telah ditetapkan(Hasibuan, 2020).

Universitas Sriwijaya
94

WHO sendiri telah menjelaskan dalam Guidance on Developing a


National Deployment and Vaccination Plan for Covid-19 Vaccines
tahun 2020 bahwa prinsip vaksinasi Covid-19 salah satunya adalah
anggaran harus memadai sehingga vaksinasi Covid-19 dapat berjalan
lancar.Sesuai dengan petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi dalam
rangka penaggulangan pandemi Covid-19 tahun 2021 menyatakan
bahwa pendanaan pelaksanaan kegiatan vaksinasi program bersumber
dari APBN (Dekonsentrasi, DAK non fisik/BOK), APBD dan sumber
lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kegiatan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 yang dibiayai oleh APBN,
APBD dan sumber lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan antara lain biaya operasional, biaya distribusi
vaksin dan logistik, biaya pengembangan dan penyebarluasan materi
KIE, biaya penyelenggaraan pertemuan advokasi, koordinasi dan
sosialisasi, bimbingan teknis dan monitoring, dan surveilans KIPI
(Kemenkes RI, 2021).
Penelitian Atika Febria Putri (2021) menunjukkan hasil bahwa
dana yang tersedia sudah mencukupi berasal dari APBN, APBD Kota
Padang dan sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori
bahwa dana yang digunakan dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di
Kabupaten Bungo dari APBD dan jumlahnya sesuai dengan kebutuhan.

c. Process
1) Perencanaan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perencanaan
pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Bungo disesuaikan
dengan petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dan dalam
perencanaan tersebut ditentukan target yang harus dicapai.Kabupaten
Bungo membuat perencanaan sesuai dengan petunjuk teknis dikarena

Universitas Sriwijaya
95

pemerintah pusat sudah membuat petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi


Covid-19 dalam penaggulangan Covid-19.
Dalam sebuah program kesehatan, perencanaan menjadi sangat
penting karena didalamnya memuat tujuan dan langkah-langkah untuk
mencapai tujuan tersebut. Perencanaan yang baik akan menjamin
penggunaan sumber daya yang tersedia dengan efektif dan efisien
(Terry, 2013). Dalam imunisasi, perencanaan merupakan kegiatan yang
sangat penting sehingga harus dilakukan secara benar oleh petugas yang
profesional. Ketidaktepatan dalam perencanaan akan mengakibatkan
terhambatnya pelaksanaan program, tidak tercapainya target kegiatan,
pemborosan keuangan negara serta hilangnya kepercayaan masyarakat
(Kemenkes RI, 2017).
Sesuai Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam rangka
Penanggulangan Pandemi Covid-19, perencanaan yang komprehensif
perlu dilakukan untuk meningkatkan akses terhadap layanan vaksinasi
yang berkualitas dan sesuai standar agar terwujud tujuan cakupan
vaksinasi yang tinggi dan merata. Perencanaan vaksinasi Covid-19
meliputi pendataan sasaran, penetapan fasyankes, registrasi dan
verifikasi sasaran, perhitungan kebutuhan dan distribusi vaksin dan
logistik lain, penyusunan rencana advokasi, sosialisasi, pelatihan,
penyusunan rencana pendanaan, serta penyusunan rencana monitoring
evaluasi.
Penelitian Atika Febria Putri (2021) menunjukkan hasil bahwa
proses penyusunan rencana kegiatan program vaksinasi Covid-19 di
Dinas Kesehatan Kota Padang telah dilaksanakan pada awal tahun 2021
melalui pembentukan dokumen microplanning dan pendataan sasaran
oleh Seksi Surveilans, kemudian dilaporkan kepada Kepala Bidang P2P
dan dikomunikasikan kepada bidang lain yang terlibat.
Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Bungo didahului
dengan proses perencanaan yang melibatkan berbagai pihak baik
internal maupun eksternal. Perencanaan vaksinasi Covid-19 di

Universitas Sriwijaya
96

Kabupaten Bungo meliputi pendataan sasaran vaksinasi, pelatihan,


perencanaan kebutuhan dan distribusi vaksin dan logistik serta sarana
prasarana lainnya, penyusunan jadwal, perencanaan teknis pelaksanaan
kegiatan, antisipasi KIPI, dan rencana evaluasi tindak lanjut.
2) Pelaksanaan
Hasil penelitian tentang pelaksanaan vaksinasi Covid-19
menunjukkan bahwa pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Kabupaten
Bungo sesuai dengan perencanaan. Pelaksanaan vaksinasi Covid 19 di
Kabupaten Bungo berjalan dengan baik, pelaksanaannya dilakukan oleh
Dinas Kesehatan, Puskesmas, Kecamatan, TNI dan Polri. Pencapaian
vaksinasi untuk dosis 1 sebesar 90% dan dosisi 2 sebesar 70%.
Sedangkan vaksinasi untuk anak-anak mencapai 70% untuk dosis 1 dan
45% untuk dosis 2. Pelaksanaan vaksinasi sesuai dengan PMK No 1
dan 7 serta perubahan PMK no 92. Pelaksanaannya sudah sesuai
dengan sasaran.
Pemerintah telah menetapkan pandemi Corona virus Disease
2019 (Covid-19) sebagai bencana non-alam. Perpres No. 99 Tahun
2020 Tentang pengadaan vaksin dan pelaksanaan vaksinasi dalam
rangka penanggulangan pandemi Covid-19. Program vaksinasi ini
terlaksana setelah pada tanggal 11 Januari 2021, Badan POM
mengeluarkan persetujuan penggunaan darurat (EUA) untuk vaksin dan
dikeluarkannya fatwa halal oleh Majelis Ulama Indonesia.
Tahap pertama vaksinasi Covid-19 dilakukan pada Januari-April
2021 yang menyasar pada tenaga kesehatan sudah mencapai lebih dari
70 persen. Tahap 2 dengan waktu pelaksanaan Januari-April 2021
dengan sasaran petugas pelayanan publik yaitu Tentara Nasional
Indonesia/ Kepolisian Negara Republik Indonesia, aparat hukum, dan
petugas pelayanan publik lainnya yang meliputi petugas di bandara/
pelabuhan/ stasiun/ terminal, perbankan, perusahaan listrik negara, dan
perusahaan daerah air minum, serta petugas lain yang terlibat secara
langsung memberikan pelayanan kepada masyarakat serta kelompok

Universitas Sriwijaya
97

usia lanjut (≥ 60 tahun). Tahap 3 dengan waktu pelaksanaan April


2021-Maret 2022 yang menjadi sasaran adalah masyarakat rentan dari
aspek geospasial, sosial, dan ekonomi. Tahap 4 dengan waktu
pelaksanaan April 2021-Maret 2022 dengan sasaran adalah masyarakat
dan pelaku perekonomian lainnya dengan pendekatan kluster sesuai
dengan ketersediaan vaksin.
Penelitian Gurning, et al (2021) menunjukkan bahwa menurut
Dinas Kesehatan Kota Medan dalam pelaksanaan vaksinasi dilakukan
dua tahap. Untuk tahap pertama Pemko Medan menerima 20.000 vaksin
Covid-19, dimana untuk tahap pertama di prioritaskan kepada tenaga
kesehatan hingga bertahap ke masyarakat. Tahap kedua, Pemko Medan
menerima 96.000 vaksin Covid-19, vaksinasi tahap kedua ini juga
Covid diperuntukkan bagi petugas pelayanan publik termasuk aparatur
sipil negara (ASN), dan lain sebagainya. Perundang-undangan tentang
Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi Covid-19 dalam Perpres No. 99 Tahun 2020.
Dalam pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 di Indonesia
mengalami banyak kendala di masyarakat. Beberapa ada yang
mendukung jalannya program vaksinasi ini, namun tidak sedikit juga
yang meragukan untuk di vaksin dengan alasan meragukan ke
efektivitas dan keampuhan vaksin Covid-19. Bahkan diantaranya ada
yang menolak untuk divaksin. Padahal, Vaksin Sinovac yang digunakan
untuk vaksinasi Covid-19, telah dilakukan uji klinis dengan beberapa
tahapan dan mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM), serta izin dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Mereka yang menolak tidak sedikit yang memiliki pendidikan tinggi
bahkan dari kelompok tenaga kesehatan sendiri (Litbang Kemenkes,
2021).
Penelitian terbaru menyebutkan bahwa terdapat kendala dalam
proses pelayanan vaksinasi di Puskesmas Mojo Kota Surabaya pada
pendataan dan penjadwalan secara online yang rumit karena tidak

Universitas Sriwijaya
98

semua fasilitas tersedia dan data kependudukan belum diperbaharui


akibatnya terjadi kerumunan yang panjang untuk memperbarui data
(Fadhilah, 2021). Penelitian terbaru lainnya juga menemukan
permasalahan bahwa terjadi kendala alur pelayanan vaksinasi yang
belum optimal karena alur pelayanan yang terlalu rumit dan panjang
dimana penerima vaksin harus melewati empat meja tahapan serta
waktu entry data pasien yang lama (Nikmatillahi & Setiatin, 2021).
Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Bungo sudah
sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Namun dalam
pelaksanaannya mengalami beberapa hambatan. Hambatan yang ada
dalam pelaksanaan vaksinasi Covid 19 adalah pemahaman masyarakat
yang kurang baik, jadwal pelaksanaan vaksinasi yang tidak sesuai
dengan aktivitas masyarakat (bekerja di kebun). Sedangkan hambatan
yang terjadi di Puskesmas adalah orang tua tidak memberikan izin
kepada anak untuk melakukan vaksinasi Covid 19, masyarakat masih
tidak mengerti tentang pentingnya vaksinasi Covid 19, lokasi yang jauh.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah
melakukan edukasi kepada masyarakat, pemberian sembako kepada
masyarakat, mengatur jadwal ulang yang disesuaikan dengan aktivitas
masyarakat, berkoordinasi dengan instansi lain. Pengaruh pemberian
vaksinasi Covid 19 terhadap kasus Covid 19 menunjukkan adanya
penurunan kasus covid 19 di Kabupaten Bungo.

3) Evaluasi
Berdasarkan wawancara tersebut menunjukkan bahwa evaluasi
dilakuakn setiap hari dengan melibatkan unsur-unsur yang terkait
seperti Dinas Kesehatan, Polri, Camat, TNI, Dinas Pendidikan, BPBD.
Agar kegiatan vaksinasi Covid-19 yang telah dilakukan sesuai
dengan target maka harus dilakukan evaluasi, dalam evaluasi akan
dibahas penyebab kegagalan juga membahas bagaimana cara mengatasi
penyebab kegagalan tersebut.

Universitas Sriwijaya
99

Sesuai petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi dalam rangka


penanggulangan pandemic Covid-19, monitoring dan evaluasi kegiatan
vaksinasi Covid-19 meliputi: penilaian kesiapan menggunakan tool
VIRAT (Vaccine Introduction Readiness Assessment Tool) dengan
pendekatan self-assessment, monitoring data cakupan melalui sistem
informasi setiap hari dan monitoring kualitas layanan melalui supervisi.
Penelitian Atika Febria Putri (2021) menunjukkan hasil bahwa
proses monitoring kesiapan dalam pelaksanaan program vaksinasi
Covid-19 dilaksanakan oleh Tim monitoring melalui penilaian
menggunakan instrumen VIRAT sekali dalam sebulan dengan
mengakses dashboard Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi Covid-19.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa evaluasi vaksinasi
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan unsur-unsur terkait seperti
Polri, Camat, TNI, Dinas Pendidikan, BPBD dengan koordinasi petugas
vaksinasi. Evaluasi dilakukan dalam bentuk pemantauan cakupan setiap
hari dan mengevaluasi pasca kegiatan vaksinasi. Selain itu diadakan
juga monitoring dan evaluasi di setiap akhir bulan. Hal ini bertujuan
untuk menindaklanjuti kendala yang mungkin terjadi selama
pelaksanaan dan sebagai upaya perbaikan untuk pelaksanaan
selanjutnya.
d. Product
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan vaksinasi Covid-19 di
Kabupaten Bungo sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan target
yang ditentukan (70%). Pelaksanaan vaksinasi untuk dosisi 1 mencapai
90%, dosis 2 mencapai 70%. Namun dalam pelaksanaannya masih
ditemukan beberapa kendala yaitu pemahaman masyarakat yang kurang
baik, jadwal pelaksanaan vaksinasi yang tidak sesuai dengan aktivitas
masyarakat (bekerja di kebun), orang tua tidak memberikan izin kepada
anak untuk melakukan vaksinasi covid 19, masyarakat masih tidak
mengerti tentang pentingnya vaksinasi covid 19,

Universitas Sriwijaya
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan vaksinasi
Covid-19 di Kabupaten Bungo sudah baik namun masih terdapat beberapa kendala atau
hambatan dalam pelaksanaannya. Gambaran dari masing-masing faktor sebagai berikut :
a. Faktor konteks menunjukkan bahwa pelaksanaan vaksinasi sudah sesuai dengan
sasaran.
b. Faktor input menunjukkan bahwa SDM dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19
jumlahnya sudah sesuai dan sudah mendapatkan pelatihan, sarana dan parasarana
sudah memadai, dana yang digunakan bersumber dari APBD dan sesuai dengan
kebutuhan.
c. Faktor proses menunjukkan bahwa perencanaan yang dibuat meliputi pendataan
sasaran, pelatihan, perencanaan kebutuhan dan distribusi vaksin dan logistik serta
sarana prasarana lainnya, penyusunan jadwal, perencanaan teknis pelaksanaan
kegiatan, antisipasi KIPI, dan rencana evaluasi tindak lanjut.Pelaksanaan vaksinasi
covid 19 berjalan dengan baik namun masih memiliki hambatan.
d. Faktor Perencanaan bagaimana melaksanakan kegiatan sehingga dapat mencapai
tujuan yang diinginkan melalui pengaturan pemanfaatan sumber daya yang ada secara
jelas. Berdasarkan hasil wawancara tentang perencanaan pelaksanaan vaksinasi
Covid-19 di Kabupaten Bungo diperoleh hasil bahwa perencanaan pelaksanaan
vaksinasi Covid-19 disesuaikan dengan petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi Covid-
19 dan dalam perencanaan tersebut ditentukan target yang harus dicapai yaitu 70%
e. Evaluasi dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan unsur-unsur terkait seperti Polri,
Camat, TNI, Dinas Pendidikan, BPBD dengan koordinasi petugas vaksinasi dalam
bentuk pemantauan cakupan setiap hari melalui Aplikasi KCPPEN dan mengevaluasi
pasca kegiatan vaksinasi.

100

Universitas Sriwijaya
101

5.2 Saran
a. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo
1. Sebagai dasar dalam menyusun Perencanaan baik di dalam Renstra maupun
dalam penyusunan RPJM Dinas Kesehatan Kabupaten
2. Membuat perencanaan lanjutan yang baik dan peningkatan kerja sama lintas
program di Puskesmas dan Dinas Kesehatan serta Peran Lintas sektor -19
TNI,Polri,Pemerintah Daerah dalam upaya mengatasi permasalahan dan kendala
terkait pelaksanaan vaksin Covid untuk upaya tercapainya target vaksinasi 100%
di Kabupaten Bungo
b. Bagi Puskesmas
Meningkatkan penyebaran informasi dengan penguatan pada Program Promosi
kesehatan dalam memberikan informasi tentang pentingnya vaksinasi Covid-19 pada
saat pelaksanaan vaksinasi kepada Masyarakat selain dengan memanfaatkan
teknologi media sosial sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan mengubah
persepsi masyarakat tentang vaksinasi Covid-19.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai gambaran dalam penelitian mengenai analisis pelaksanaan program
vaksinasi Covid 19 di Kabupaten Bungo terkait beberapa kendala dalam
pelaksanaanya sehingga akar masalah di dalam penelitian ini dapat terselesaikan.

Universitas Sriwijaya
102

DAFTAR PUSTAKA

Adellia, Y., & Prajawinanti, A. (2021). Implementasi Model Evaluasi CIPP Pada
Pelaksanaan Program Kelompok Belajar TBM Leshutama Era Pandemi Covid-19.
Pustaka Karya, 9(2), 14–28.
Akdon. (2007). Strategic Management For Educational Management. Bandung: Alfabeta.
Arifin, Z. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2009). Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis bagi
Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Asfaroh, J. A., Rosana, D., & Supahar. (2017). Development of The Evaluation Instrument
Use CIPP on The Implementation of Project Assessment Topic Optik. ICRIEMS, 4.
Badan Pusat Statistik. (2020). Sensus Penduduk Indonesia Tahun 2020. Jakarta: BPS.
BPOM. (2020). Serba COVID-19 Cegah COVID-19 Sehat untuk Semua. Jakarta: BPOM.
Deviona, E., Kanafi, F., & Kusuma, A. (2021). Pembuatan Infografis Sebagai Bentuk
Sosialisasi Vaksinasi Covid-19. Jabn, 1(1).
Dewi, A. A. (2022). Evaluasi Implementasi Program vaksinasi Covid-19 Pada Puskesmas di
Kota Palembang. Universitas Sriwijya.
Dewi, S. A. (2021). Komunikasi Publik Terkait Vaksinasi Covid 19. Health Care: Jurnal
Kesehatan, 6(2), 1–9.
Dhaneswari, & Zaman, C. (2022). Analisis Perencanaan Vaksinasi COVID-19 di RSUD Dr.
H. Ibnu Sutowo Baturaja Tahun 2021. Jurnal Kesehatan Saelmakers PERDANA, 5(1),
123–136.
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bungo. (2021). Profil Kabupaten Bungo Tahun 2021.
Bungo: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bungo.
Dinkes Kabupaten Bungo. (2022a). Laporan Capaian Target Vaksinasi Dinas Kesehatan
Kabupaten Bungo 2021. Bungo: Dinkes Kabupaten Bungo.
Dinkes Kabupaten Bungo. (2022b). Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo Tahun 2021.
Bungo: Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo.
Fadhilah, M. U., Fauziyah, U., Cahyani, A. A., & Arif, L. (2021). Evaluasi Pelayanan Covid-
19 (Studi Kasus Puskesmas Mojo Kota Surabaya). Journal Publicuho, 4(2), 536–552.
Febriyanti, N., Choliq, M. I., & Mukti, A. W. (2021). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan
Kesediaan Vaksinasi Covid-19 pada Warga Kelurahan Dukuh Menanggal Kota

Universitas Sriwijaya
103

Surabaya. Seminar Nasional Hasil Riset Dan Pengabdian Ke III (SNHRP-III), 3, 36–42.
Gandryani, F. (2021). Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 di Indonesia: Hak atau Kewajiban
Warga Negara. Media Pembinaan Hukum Nasional, 10(1), 23–41.
Gunung, I. N., & Darma. (2019). Implementing the Context, Input, Process, Product (CIPP)
Evaluation Model to Measure the Effectiveness of the Implementation of Teaching at
Politeknik Negeri Bali (PNB). Bali: Environmental & Science Education.
Gurning, F. P., Siagian, L. K., Wiranti, I., Devi, S., & Wahyulinar Atika. (2021). Kebijakan
Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 di Kota Medan Tahun 2020. Jurnal Kesehatan,
10(1), 43–50.
Hafizzanovian, H., Oktariana, D., Apriansyah, M. A., & Yuniza, Y. (2021). Peluang
Terjadinya Immunization Stress-Related Response (ISRR) selama Program Vaksinasi
Covid-19. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan: Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya, 5(2), 1–8.
Hasibuan, R. (2020). Bahan Ajar Administrasi Kesehatan Masyarakat. Medan: Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Hidayat, M., Mahalayati, B. R., Sadikin, H., & Kurniawati, M. F. (2021). Peran Promosi
Kesehatan Dalam Edukasi Tenaga Kesehatan Di Masa Pasca Vaksinasi Covid-19 di
Kabupaten Tanah Laut. Jurnal Sains Sosio Humaniora, 5(1), 339–345.
Junaedi, D., Arsyad, M. R., & Salistia, F. (2021). Menguji Efektivitas Vaksinasi Covid-19 di
Indonesia. Reslaj: Religion Education Social Laa Roiba Journal, 4(1), 120–143.
Kemenkes RI. (2020a). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes RI. (2020b). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 84 Tahun
2020 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes RI. (2021a). Peraturan Kementerian Kesehatan nomor 10 Tahun 2021 Tentang
Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease
2019 (Covid-19). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes RI. (2021b). Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kepmenkes RI No. 4638. (2021). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/Menkes/4638/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi Dalam
Rangka Penaggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Jakarta:

Universitas Sriwijaya
104

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.


Mahmudi. (2011). CIPP: Suatu Model Evaluasi Program Pendidikan. At-Ta’dib, 6(1).
Makmun, A., & Hazhiyah, S. F. (2020). Tinjauan Terkait Pengembangan Vaksin Covid 19.
Jakarta: Molucca Medica.
Marzuki, I., Bachtiar, E., Zuhriyatun, F., Purba, A. M., Kurniasih, H., & Purba, D. H. (2021).
COVID-19: Seribu Satu Wajah. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Maulana, S., Supriyono, B., & Hermawan. (2013). Evaluasi Penyediaan Layanan Kesehatan
di Daerah Pemekaran Dengan Metode CIPP (Studi pada Pemerintah Daerah Kabupaten
Tana Tidung). Wacana, 16(4), 186–196.
Moleong, L. J. (2002). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mufidah, L., & Tejomurti, K. (2021). Analisis Yuridis Pelaksanaan Pengadaan vaksin Dalam
Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Law Review, XX(3), 270–299.
Mulyatiningsih, E. (2011). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Yogyakarta:
Alfabeta.
Niken, Mia, P., Septiana, Reyhan, & Putra, A. (2021). Implementasi Kebijakan Vaksinasi
COVID-19 Di Kota Boyolali. Jurnal Syntax Admiration, 2(11), 2138–2144.
Novita, A., & Ramadhani, N. R. (2021). Webinar Vaksinasi Covid-19 Untuk Meningkatkan
Kesadaran Masyarakat. Shihatuna: Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat.
Permenkes RI No 18. (2021). Peraturan Kementerian Kesehatan nomor 18 Tahun 2021
Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun 2021 Tentang
Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease
2019 (Covid-19). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Pratama, A. M. (2021). Pemenuhan Vaksinasi Covid-19 Sebagai Hak Atas Kesehatan Bagi
Masyarakat Adat di Indonesia. Seminar Nasional Hukum Universitas Negeri Semarang,
7(1), 219–236.
Putri, A. F. (2021). Analisis Kesiapan Pelaksanaan Program Vaksinasi COVID-19 di Dinas
Kesehatan Kota Padang Tahun 2021. Universitas Andalas.
Risdanti, S., Arso, S. P., & Fatmasari, E. Y. (2021). Evaluasi Context, Input, Process, Dan
Product (CIPP) Deteksi Dini Gangguan Jiwa Di Puskesmas Banyuurip. Jurnal LINK,
17(1), 24–28.
Roswati. (2008). Evaluasi Program/Proyek (Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Format Usulan).
Jurnal Pendidikan Penabur, 11(1), 6–12.
Saraswati, K. C., & Sunarta, I. N. (2021). Implementasi Kebijakan Vaksinasi COVID-19

Universitas Sriwijaya
105

Dalam Mengurangi Tingkat Penyebaran Virus Corona Di Kota Denpasar. Restorica,


7(2), 21–27.
Siddik, I. R. (2021). Kehalalan Vaksin Covid-19 Produksi Sinovac dalam Fatwa MUI dan
Implementasi Vaksinasinya Pada Tenaga Kesehatan di Puskesmas Tanjung Morawa,
Deli Serdang (Perspektif Qawaidh Fiqhiyyah). Al-Mashlahah Jurnal Hukum Islam Dan
Pranata Sosial, 5(1), 1–8.
Stufflebeam, D. L., & Corin, C. L. S. (2014). Evaluation Theory, Models, & Applications.
United States of America: Jossey-Bass.
Sudjana. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitaif dan Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sukmana, R. A., Iyansyah, M. I., Wijaya, B. A., & Kurniawati, M. F. (2021). Implementasi
Strategi Komunikasi Kesehatan dalam Meyakinkan Masyarakat untuk Pelaksanaan
Vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Barito Kuala. Jurnal Sains Sosio Humaniora, 5(1),
409–419.
Tamara, T. (2021). Gambaran Vaksinasi COVID-19 di Indonesia pada Juli 2021. Medical
Profession Journal of Lampung, 11(1), 180–183.
UU No. 36. (2014). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Wahyuningsih, S. (2013). Metode Penelitian Studi Kasus (Konsep, Teori Pendekatan
Psikologi Komunikasi, dan Contoh Penelitian). Madura: Universitas Trunojoyo Madura.
Widoyoko. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran (Panduan Praktis Bagi. Pendidik dan
Calon Pendidik). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wijayanti, Yulianti, R., & Wijaya, B. (2019). Evaluasi Program Pendidikan Pemakai Dengan
Model CIPP di Perpustakaan Fakultas Teknik UGM. Tik Ilmeu : Jurnal Ilmu
Perpustakaan Dan Informasi, 3(1), 37–66.
Yuyun. (2021). Ketersediaan vaksin di Indonesia sudah memadai, namun ketersediaan sarana
prasarana cold chain masih mengalami kendala. Fakultas Ekonomi Ka Dan Bisnis
Universitas Gadjah Mada. Retrieved from https://feb.ugm.ac.id/id/berita/3493-
ketersediaan-vaksin-di-indonesia-sudah-memadai-namun-ketersediaan-sarana-
prasarana-cold-chain-masih-mengalami-kendala

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

1
2

Lampiran 1

PERMOHONAN MENJADI INFORMAN PENELITIAN


NASKAH PENJELASAN UNTUK RESPONDEN

Assalamu’alaikum/Selamat pagi/siang/sore,
Perkenalkan namasaya Sutari, mahasiswa S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya. Saya bermaksud melakukan penelitian
mengenai “Evaluasi Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 Di Kabupaten BungoTahun
2022”. Penelitian Ini Dilakukan Sebagai tahap akhir dalam penyelesaian studi di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya dan syarat untuk mendapatkan gelar Magister
Kesehatan Masyarakat.
Saya mengajak Bapak/Ibu/Saudara/i untuk ikut serta dalam penelitian ini. Melalui
wawancara mendalam, semua informasi yang Bapak/Ibu/Saudara/i berikan akan saya jamin
kerahasiannya.

Setelah Bapak/Ibu/Saudara/imembaca tujuan kegiatan penenlitian tersebut, maka


saya mohon ketersediannya untuk mengisi nama dan tanda tangan pada lembar berikutnya.
Bapak/Ibu/Saudara/i bersedua mengikuti penelitian ini tanpa paksaan. Bila
Bapak/Ibu/Saudara/i sudah memutuskan untuk ikut, Bapak/Ibu/Saudara/i juga bebas
mengundurkan diri atau berubah pikiran setiap saat tanpa dikenakan denda apapun. Bila
ada hal yang membutuhan penjelasan lebih lanjut mengenai penelitian ini dapat
menghubungi:
Nama : Sutari
Alamat : Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat (S2) Universitas Sriwijaya Jl.
Raya Palembang Prabumulih Kampus Indralaya Kabupaten Ogan Ilir
Telepon : 082378408828

Universitas Sriwijaya
3

Lampiran 2

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN


UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN
(Informed Consent)

A. Identitas Informan
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
No. Hp :
Alamat :
Menyatakan bersedia dan tidak keberatan untuk menjadi informan dalam penelitian
“Evaluasi Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Di Kabupaten BungoTahun 2022”yang
dilakukan oleh Sutari (10012682125007).

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dapat di pergunakan sebagaimana mestinya
tanpa tekanan maupun paksaan dari manapun.

Peneliti Ketersediaan Menjadi Informan

Sutari
NIM. 10012682125007 Nama :
Jabatan :

Universitas Sriwijaya
4

Lampiran 3

PEDOMAN WAWANCARA
EVALUASI PELAKSANAAN VAKSINASI COVID-19 DI KABUPATEN BUNGO
TAHUN 2022

Petunjuk Umum Wawancara

1. Mengucapkan terimakasih untuk kesediaannya menjadi informan


2. Lakukan salam perkenalan antara peneliti dengan informan
3. Menjelaskan maksud dan tujuan melakukan wawancara
4. Wawancara akan di pandu peneliti
5. Informan bebas dalam mengeluarkan pendapat
6. Jelaskan bahwa pendapat, saran dan pengalaman informan sangat berharga
7. Dalam wawancara tidak ada jawaban salah maupun benar
8. Infprmasi yang di dapat dalam wawancara tidak akan di publish keluar,
melainkan hanya sebagai bahan penelitian

Universitas Sriwijaya
5

Lampiran 4. Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI
EVALUASI PELAKSANAAN VAKSINASI COVID-19 DI KABUPATEN
BUNGO TAHUN 2022
Informan kunci

No. Komponen Ketersediaan Keterangan


Ya Tidak
1. Adanya alokasi dana
khusus dalam pelaksanaan
Vaksinasi Covid-19
2. Pengalokasian anggaran
mencukupi
3. Adanya bukti pertanggung
jawaban penggunaan
anggaran
4. Adanya rekapitulasi
laporan Pelaksanaan
Vaksinasi Covid-19

5. Apakah supervisor dari


Dinkes atau puskesmas
atau internal fasyankes
mengunjungi pos
vaksinasi di lakukan ?

Universitas Sriwijaya
6

Informan
A PEMBERIAN VAKSINASI
Jawaban
No Pertanyaan
Keterangan
Ada Tidak
Apabila vaksin multidose, apakah
1 hanya 1 vial vaksin yang dibuka
pada saat pelayanan berlangsung?
Apabila vaksin multidose, apakah
2 mencantumkan jam pembukaan
vial vaksin?
Apakah vaksinator memberikan
3 vaksinasi dengan cara
intramuskular?
Apakah vaksinator menyentuh
jarum dan tutup botol saat
4
mengambil vaksin dan memberikan
vaksinasi?
Apakah vaksinator menunggu
hingga usapan alkohol swab
5
mengering sebelum melakukan
penyuntikan?
Apakah petugas memberikan kartu
vaksinasi/mengisi kartu vaksinasi
6
elektronik kepada pengunjung yang
telah divaksinasi?
Apakah vaksinator menyiapkan
7 suntikan sebelum target datang
(prefilling)?
Apakah vaksinator melakukan
8
recapping ?
Apabila vaksin multidose, apakah
9 menggunakan vaksin yang telah
dibuka melebihi batas waktu?

B PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS

Universitas Sriwijaya
7

Apakah vaksinator membuang


1 tutup jarum pada safety box?
Apakah vaksinator membuang
syringe yang telah digunakan ke
2
safety box (tidak dilakukan
recapping)?
Apakah safety box yang terisi
3 diberi label dan diamankan?
Apakah limbah lain (plastik, kapas,
4
sarung tangan, masker medis)
dimasukkan ke kantong limbah?

C PENGELOLAAN KIPI
Apakah format Pelaporan KIPI
1 tersedia?
Apakah vaksinator mengetahui apa
yang dilakukan bila terjadi KIPI
2 (rujukan, pelaporan)?
Apakah kit anafilaktik tersedia di
3 pos pelayanan?
Apakah isi kit anafilaktik sesuai
dengan standar?
Isi dari kit anafilaktik terdiri dari:
 Satu ampul epinefrin 1 :
1000
 aminofilin ampul,
difenhidramin vial,
dexamethasone ampul
 Beberapa spuit 1 mL
4
 Beberapa infus set
 beberapa kantong NaCl 0.9
% atau Dextrose 5%
 Tabung Oksigen

D COLD CHAIN
1 Apakah vaksin disimpan dalam
vaccine carrier dilengkapi dengan
ada 2 atau 4 kotak dingin (cool

Universitas Sriwijaya
8

pack) sesuai dengan standard


vaccine carrier sesuai jenis vaksin?
Apakah vaccine carrier atau alat
pembawa vaksin lainnya (standar,
2
sesuai jenis vaksin) dilengkapi alat
pemantau suhu?
Apakah vaksin disimpan dalam
rentang suhu yang
direkomendasikan (lihat alat
pemantau suhu dlm vaccine
3 carrier)?
Ctt: Vaksin dengan platform
inactivated disimpan pada suhu 2-8
°C, vaksin dengan platform lainnya
menyesuaikan
Apakah pada saat pelayanan,
vaccine carrier atau alat pembawa
4 vaksin lainnya (standar, sesuai jenis
vaksin) diletakkan di tempat yang
terhindar dari sinar matahari
langsung?
Apakah vaksin multidose yang
5 sudah dibuka, kemudian disimpan
diantara busa di dalam vaccine
carrier?

Keterangan :

1. Checklist Supervisi PelaksanaanVaksinasi Covid-19Tahun 2021 di Puskesmas


2. Ceklist jawaban sesuai dengan keadaan di lapangan
Sumber : Checklist Supervisi PelaksanaanVaksinasi Covid-19Tahun 2021Juknis
Pelaksanaan Vaksin Dirjen P2P (2021)

Universitas Sriwijaya
9

Lampiran 5. Lembar Wawancara

EVALUASI PELAKSANAAN VAKSINASI COVID 19 DI KABUPATEN BUNGO


TAHUN 2022
(Informan Kunci)

Kepala BPBD

Hari Wawancara :
Tanggal :
Jam :
Tempat :

Pertanyaan
1. Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19
1. Bagaimana pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Bungo?
Probing:
- Apakah peran serta BNPB dalam Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Kabupaten
Bungo?
- Adakah tim Khusus untuk keterlibatan BNPB dalam pelaksanaan Vaksinasi
covid 19 ?
- Apa yang menjadi kendala dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19?
- Bagaimana cara mengatasi kendala yang ada?
Context

1. Bagaimana pelaksanan program Vaksinasi Covid-19?


2. Apakah program Vaksinasi Covid-19 sudah sesuai dengan tujuan yang telah
direncanakan?
3. Adakah hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan program Vaksinasi Covid-
19?

Universitas Sriwijaya
10

4. Jika terjadi hambatan terhadap pelaksanaan program Vaksinasi Covid-19


adakah supaya untuk mengatasi hambatan tersebut?
5. Apakah program Vaksinasi Covid-19 sudah sesuai target?
6. Menurut Bapak bagaimana pengaruh Vaksinasi Covid-19 terhadap penyebaran
covid-19?
Input
1. Siapa saja yang terlibat dalam melaksanakan Vaksinasi Covid-19?
2. Apakah ada kendala dalam pelaksanaan vaksinasi terkait kerjasama Lintas
sector 4 pilar di Kabupaten Bungo?
Sarana/Prasarana

1. Apakah BNPB menyediakan sarana/prasarana dalam kegiatan pelaksanaan


vaksinasidi Kabupaten Bungo?
2. Adakah kendala yang di hadapi dalam mengelola saran/prasarana, jika ada
mengapa hal itu bisa terjadi dan adakah upaya yang dilakukan untuk
mengatasinya?
Anggaran
1. Berasal Darimana sumber anggaran didapatkan dalam pelaksanaan Vaksinasi
Covid-19?
2. Siapa yang mengelolah anggaran Vaksinasi Covid-19?
3. Anggaran yang didapatkan digunakan untuk apa saja?
4. Apakah sumber anggaran dalam pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 tercukupi?
Process
1. Siapa saja yang terlibat dalam percepatan pelaksanaan Vaksinasi Covid-19?
2. Adakah tim Khusus dalam percepatan pelaksanaan Vaksinasi Covid-19?
3. Apakah ada kendala yang dihadapi dalam dalam percepatan pelaksanaan
Vaksinasi Covid-19, jika ada apakah ada upaya yang dilakukan untuk
mengatasinya?
4. Apakah Bapak melakukan evaluasi percepatan pelaksanaan Vaksinasi Covid-
19 secara berkala di Kabupaten Bungo?
5. Sistem evaluasi apakah yang bapak lakukanpercepatan pelaksanaan Vaksinasi
Covid-19 secara berkala di Kabupaten Bungo?

Universitas Sriwijaya
11

Lampiran 6

EVALUASI PENCAPAIAN VAKSINASI COVID 19 DI KABUPATEN BUNGO


TAHUN 2022

(Kepala Dinas Kesehatan)

Hari Wawancara :
Tanggal :
Jam :
Tempat :

Pertanyaan
Context

1. Bagaimana pelaksanan program Vaksinasi Covid-19 ?


2. Apakah program Vaksinasi Covid-19 sudah sesuai dengan tujuan yangtelah
direncanakan?
3. Adakah hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan program VaksinasiCovid-19?
4. Jika terjadi hambatan terhadap pelaksanaan program Vaksinasi Covid-19
adakahsupaya untuk mengatasi hambatan tersebut?
5. Apakah program Vaksinasi Covid-19 sudah sesuai target?
6. Menurut anda bagaimana pengaruh Vaksinasi Covid-19 terhadap penyebaran
covid-19?

Input
1. Siapa saja yang terlibat dalam melaksanakan Vaksinasi Covid-19?
2. Adakah kualifikasi pendidikan tenaga kesehatan dalam menjalankan Vaksinasi
Covid-19 tersebut?
3. Apakah SDM yang tersedia sudah mencukupi?
4. Apakah pernah dilakukan pelatihan terhadap tenaga kesehatan Vaksinasi Covid-
19?

Universitas Sriwijaya
12

5. Jika pernah melakukan pelatihan, dimana tempat pelatihan dan kapan waktu yang
tepat dalam melakukan pelatihan tenaga kesehatan?
6. Jika tidak pernah melakukan pelatihan terhadap SDM, mengapa hal itu bisa
terjadi?
Sarana/Prasarana

1. Siapa yang mengelola sarana/prasarana dalam pelasanaan Vaksinasi Covid-19?


2. Apa saja sarana/prasarana yang digunakan pada pelaksanaan Vaksinasi Covid-
19?
3. Apakah sarana/prasarana yang tersedia mencukupi, jika tidak mencukupi
apakah ada upaya yang dilakukan untuk mengatasinya?
4. Adakah kendala yang di hadapi dalam mengelola saran/prasarana, jika ada
mengapa hal itu bisa terjadi dan adakah upaya yang dilakukan untuk
mengatasinya?
Anggaran
1. Darimana sumber anggaran didapatkan dalam pelaksanaan Vaksinasi Covid-19?
2. Siapa yang mengelolah anggaran Vaksinasi Covid-19?
3. Anggaran yang didapatkan digunakan untuk apa saja?
4. Apakah sumber anggaran dalam pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 tercukupi?
Process
Pengorganisasian
1. Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan Vaksinasi Covid-19?
2. Apakah ada kendala yang dihadapi dalam perekrutan petugas Vaksinasi Covid-
19, jika ada apakah ada upaya yang dilakukan untuk mengatasinya?
3. Apakah petugas Vaksinasi Covid-19 yang terpilih diberi pelatihan?, jika ada
kapan petugas Vaksinasi Covid-19 diberi pelatihan dan apa saja pelatihan

Universitas Sriwijaya
13

Lampiran 7

EVALUASI PENCAPAIAN VAKSINASI COVID 19 DI KABUPATEN BUNGO


TAHUN 2022

(Kepala Bidang Pengendalian dan pemberantasan Penyakit (P2P)

Hari Wawancara :
Tanggal :
Jam :
Tempat :

Pertanyaan
Context

1. Bagaimana pelaksanan program Vaksinasi Covid-19 ?


2. Apakah program Vaksinasi Covid-19 sudah sesuai dengan tujuan yang
telah direncanakan?

3. Adakah hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan program VaksinasiCovid-19?


4. Jika terjadi hambatan terhadap pelaksanaan program Vaksinasi Covid-19 adakah
supaya untuk mengatasi hambatan tersebut?
5. Apakah program Vaksinasi Covid-19 sudah sesuai target?
6. Menurut anda bagaimana pengaruh Vaksinasi Covid-19 terhadap penyebaran covid-
19?
Input
1. Siapa saja yang terlibat dalam melaksanakan Vaksinasi Covid-19?
2. Adakah kualifikasi pendidikan tenaga kesehatan dalam menjalankan Vaksinasi
Covid-19 tersebut?
3. Apakah SDM yang tersedia sudah mencukupi?
4. Apakah pernah dilakukan pelatihan terhadap tenaga kesehatan Vaksinasi Covid-19?

Universitas Sriwijaya
14

5. Jika pernah melakukan pelatihan, dimana tempat pelatihan dan kapan waktu yang
tepat dalam melakukan pelatihan tenaga kesehatan?
6. Jika tidak pernah melakukan pelatihan terhadap SDM, mengapa hal itu bisa terjadi?
Sarana/Prasarana

1. Siapa yang mengelola sarana/prasarana dalam pelasanaan Vaksinasi Covid-19?


2. Apa saja sarana/prasarana yang digunakan pada pelaksanaan Vaksinasi Covid-19?
3. Apakah sarana/prasarana yang tersedia mencukupi, jika tidak mencukupi apakah
ada upaya yang dilakukan untuk mengatasinya?
4. Adakah kendala yang di hadapi dalam mengelola saran/prasarana, jika ada mengapa
hal itu bisa terjadi dan adakah upaya yang dilakukan untuk mengatasinya?
Anggaran
1. Darimana sumber anggaran didapatkan dalam pelaksanaan Vaksinasi Covid-19?
2. Siapa yang mengelolah anggaran Vaksinasi Covid-19?
3. Anggaran yang didapatkan digunakan untuk apa saja?
4. Apakah sumber anggaran dalam pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 tercukupi?

Process
1. Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan Vaksinasi Covid-19?
2. Apakah ada kendala yang dihadapi dalam perekrutan petugas Vaksinasi Covid-19,
jika ada apakah ada upaya yang dilakukan untuk mengatasinya?
3. Apakah petugas Vaksinasi Covid-19 yang terpilih diberi pelatihan?, jika ada kapan
petugas Vaksinasi Covid-19 diberi pelatihan dan apa saja pelatihan

Universitas Sriwijaya
15

Lampiran 8

EVALUASI PENCAPAIAN VAKSINASI COVID 19 DI KABUPATEN BUNGO


TAHUN 2022

(Kepala Puskesmas)

Hari Wawancara :
Tanggal :
Jam :
Tempat :

Pertanyaan
Context

1. Bagaimana pelaksanan program Vaksinasi Covid-19 di puskesmas Anda ?


2. Apakah pencapaian program Vaksinasi Covid-19 sudah sesuai dengan target
yang telah di tetapkan oleh Dinas kesehatan Kabupaten?
3. Adakah hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan program Vaksinasi Covid-19?
4. Jika terjadi hambatan terhadap pelaksanaan program Vaksinasi Covid-19 adakah
upaya untuk mengatasi hambatan tersebut?

Input
1. Siapa saja yang terlibat dalam melaksanakan Vaksinasi Covid-19 di puskesmas
saudara?
2. Adakah kualifikasi pendidikan tenaga kesehatan dalam menjalankan Vaksinasi
Covid-19 tersebut?
3. Apakah SDM yang tersedia sudah mencukupi?

Sarana/Prasarana

1. Apakah tersedia sarana/prasarana dalam pelasanaan Vaksinasi Covid-19 di


puskesmas Saudara ?

Universitas Sriwijaya
16

2. Apa saja sarana/prasarana yang digunakan pada pelaksanaan Vaksinasi Covid-


19?
3. Apakah sarana/prasarana yang tersedia mencukupi, jika tidak mencukupi
apakah ada upaya yang dilakukan untuk mengatasinya?
4. Adakah kendala yang di hadapi dalam mengelola saran/prasarana, jika ada
mengapa hal itu bisa terjadi dan adakah upaya yang dilakukan untuk
mengatasinya?
Anggaran
1. Darimana sumber anggaran didapatkan dalam pelaksanaan Vaksinasi Covid-19?
2. Siapa yang mengelolah anggaran Vaksinasi Covid-19?
3. Anggaran yang didapatkan digunakan untuk apa saja?

Universitas Sriwijaya
17

Lampiran 9. Ijin Penelitian dari Unsri

Universitas Sriwijaya
18

Lampiran 10. Ijin Penelitian Kesbangpol Kab Bungo

Universitas Sriwijaya
19

Lampiran 11. Kaji etik Penelitian

Universitas Sriwijaya
20

Lampiran 12. Time Schedule

Bulan : April 2022


Catatan Kemajuan Penelitian

Catatan Kemajuan
Tanggal (berisi data yg diperoleh, keterangan
No. Kegiatan
data, sketsa, gambar, analisis singkat
dsb)
1 5 April2022 Pengurusan ijin penelitian Dengan membawa surat ijin penelitian
dari ka.prodi untuk di serahkan ke
Pihak Kesbangpol-BPBD kab.bungo
untuk mengeluarkan surat rekomendasi
Penelitian
2 7 April 2022 Komunikasi Via Telpon Para Informan mensetujui dengan hari
kepada Seluruh Calon dan tanggal yang di tetapkan oleh
informan untuk rencana peneliti.
melakukan Wawancara
mendalam/Penelitian
3 10 April 2022 Peneliti melaksanakan Dengan melakukan wawancara
kegiatan penelitian dengan mendalam kepada informan yaitu
motode wawancara kepala BPBD
mendalam kepada kepala
BPBD Kab.bungo
4 12 April 2022 Peneliti melaksanakan Dengan melakukan wawancara
kegiatan penelitian dengan mendalam kepada informan yaitu
motode wawancara Kepala Dinas Kesehatan Kab.bungo
mendalam kepada Kepala
Dinas Kesehatan
Kab.bungo
5 13 April 2022 Peneliti melaksanakan Dengan melakukan wawancara
kegiatan penelitian dengan mendalam kepada informan yaitu
motode wawancara Kepala Bidang p2p dinas Kesehatan
mendalam kepada Kepala Kab.bungo

Universitas Sriwijaya
21

Bidang p2p dinas


Kesehatan Kab.bungo
6 17 april 2022 Peneliti melaksanakan Dengan melakukan wawancara
kegiatan penelitian dengan mendalam kepada informan yaitu 5
motode wawancara orang Kepala UPT Puskesmas di
mendalam secara terpisah Kab.bungo
kepada 5 Orang Kepala
UPT Puskesmas di
Kab.bungo
7 17 April 2022 Melaksanakan Observasi Dengan mendapatkan informasi terkait
Vaksin di Gudang penyimpanan,pendistribusian
Penyimpanan vaksin dinas kepelayanan sampai dengan
Kesehatan dan Puskesmas pelaksanaan dan penyimpanan limbah
medisnya,
8 22 April 2022 Melakukan Koding data Dengan membuat transkrip hasil
hasil wawancara wawancara

Universitas Sriwijaya
22

Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian

1. wawancara dengan kepala Dinas Kesehatan Kab Bungo dan kepala BPBD Kab
Bungo

Universitas Sriwijaya
23

2. Dokumentasi penelitian wawancara dengan Kabid P2P Dinkes Kab Bungo

Universitas Sriwijaya
24

3. Dokumentasi Penelitian wawancara mendalam dengan Kepala puskesmas dengan


capaian vaksinasi tertinggi

Universitas Sriwijaya
25

4. Dokumentasi Penelitian wawancara mendalam dengan kepala puskesmas dengan


capaian vaksinasi terendah

Universitas Sriwijaya
26

Universitas Sriwijaya
27

5. Dokumentasi Penelitian Observasi ketersediaan vaksin di Puskesmas dan


Penyimpanan limbah

Universitas Sriwijaya
28

6. Dokumentasi penelitian Observasi ketersediaan vaksinasi covid di gudang farmasi


Dinkes Kabpaten Bungo

Universitas Sriwijaya
29

7. Dokumentasi Penelitian Observasi pelaksanaan pemberian vaksin di Puskesmas

Universitas Sriwijaya
30

Lampiran 14. Matriks Hasil Wawancara

Variabel Informan
P1 P2 P3 K1 K2 K3 K4 K5
Konteks Pelaksanaan untuk kab bungo Sebagaimana kita Adapaun Sesuai, Untuk sejauh Selama ini Pelaksaannya
vaksinasi covid- dalam ketahui terjadi kegiatan walaupun ada ini pelaksanaan yang pertama
19 di kab bungo pelaksanaan peningkatan kasus puskesmas target anak pelaksanaan vaksinasi koordinasi
itu dilakukan vaksinasi sudah covid-19 di muara bungo sekolah yang kita aman covid 19 di dan sinergi
oleh dinas cukup bagus, indonesia, 1, hingga belum alhamdulillah wilayah kerja dengan tim
kesehatan dan apalagi sejak ada khususnya di kab minggu ini tercapai terkendali puskesmas yang terlibat
puskesmas yang nya kolaborasi bungo juga terjadi, kita sudah sesuai jadwal pulau batu di dalamsatu
ada di wilayah antara 4 pilar, dalam pencegahan mencapai 98 seperti itu sesuai dengan kecamatan,
kabupaten bungo TNI, Polri dan persen dari mas petunjuk dan pihak
dan di back up kemudian para penanggulangan total sasaran edaran yang kepolisian
oleh polres kecamatan dan nya kita berjumlah diberikan dan danramil
bungo. dinkes selama ini melaksanakan 23.500 jiwa kepada kami, dan 4 pilar.
Sementara peran terjalin dengan prorgam vaksinasi yang berhak jadi kami Sesuai dengan
BPBD dalam hal baik. Kemudian di kab bungo lebih mendapatkan melaksanaka jadwal di
ini sesuai dengan pencapaian kita kurang 286 ribu vaksinasi. n di bulan puskesmas
tugas pokok dan juga lumayan, sekian Seiring waktu maret tahun selalu standby
telah untuk dosis 1 kita alhamdulillah berjalan 2021, jadi dengan 1 tim
mengkomunikasi sudah 90 persen berjalan sesuai vaksinasi pada kemudian 1
kan serta lebih, dosis 2 70 dengan juknis yang anak sekolah pelaksanaan tim lagi ke
menyiapkan persen, dosis 3 diberikan. Dalam juga sudah vaksinasi lapangan , ke
perturan- sudah gabungan hal ini kita juga kita pertama desa-desa
peraturan dari 7-8 persen, melibatkan TNI dan laksanakan diberikan sesuai dengan
sebagai rujukan dan untuk anak- Polri dalam sesuai dengan kepada jadwal yang
untuk anak juga kita pencapaian jumlah anak tenaga sudah
dilaksanakan sudah mencapai 70 vaksinasi covid-19 sekolah yang kesehatan. disepakati
oleh sisi teknis persen dosis 1, dan di kab Bungo. ada di bersama
dosis 2 nya 45 wilayah kerja masing-
persen, dibanding puskesmas masing kepala
kabupaten lain kita muara bungo desa dengan

Universitas Sriwijaya
31

termasuk yang 1 tim covid


terbaik juga dalam kecamatan ,
pencapaian.” itu sistem
pelaksanaany
a di
puskesmas
kami.

Koding 1 Dilakukan Dinas Pelaksanaan vaksin Berjalan sesuai Sudah mencapai Sesuai Pelaksanaannya Sesuai dengan Sesuai dengan
Kesehatan dan sudah cukup bagus dengan juknis 98 persen dari aman petunjuk dan jadwal di
Puskesmas total sasaran edaran puskesmas
23.500 jiwa
Koding 2 Di back up oleh Dosis 1 90 persen melaksanakan Vaksinasi anak Target anak Sesuai dengan Pelaksanan Sesuai dengan
polres bungo dan dan dosis 2 70 persen prorgam vaksinasi sekolah juga sekolah belum jadwal vaksin pertama jadwal yang
BPBD menyiapkan serta dosis 3 7-8 lebih kurang 286 ribu sudah tercapai dilakukan ke telah disepakati
peaturan-peraturan persen. Untuk anak- dilaksanakan tenaga
anak dosis 1 70% kesehatan
dan dosis 2 45 persen
Interpretasi Menunjukkan bahwa pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Bungo sudah sesuai dengan sasaran. Yang menjadi sasaran adalah masyarakat ,anak sekolah,
masyarakat umum, lansia. Sasaran tahap satu adalah tenaga kesehatan, sasaran tahap 2 adalah lansia dan petugas pelayanan publik dari instansi-instansi pemerintah
di lingkungan kabupaten Bungo

Variabel Informan
Input P1 P2 P3 K1 K2 K3 K4 K5
Sumber Daya Alhamdulillah Untuk kualifikasi Untuk petugas Jadi kita yang terlibat Tentunya nakes Berjumlah 10 di mulai dari
Manusia SDM kita untuk vaksinator di vaksinasi sudah melibatkan ada dokter dua ya mas ya, kita anggota dokter,
setiap puskesmas fokuskan kepada cukup untuk di seluruh orang, bidan, juga dibantu karena untuk perawat dan
sudah dilatih tenaga perawat setiap puskemas karyawan perawat sama dari percepatan bidan
masing-masing 1 dengan karena pada puskesmas, petugas desa kepolisian, tni, vaksinasi ini kemudian
puskesmas 15-20 pendidikan awalnya kita sudah kita bikin juga terlibat. kemudian kita buat 3 status dari
orang sudah minimal D3 dan dilatih oleh pusat. semacam Untuk yang perangkat tim. Jadi kita mereka honor,
mencukupi, sudah terlatih Pelatihan jadwal piket, kualifikasi desa. libatkan juga pns, tks.
ditambah dengan dengan sertifikat vaksinator dan kita bikin tim pendidikannya kualifikasi bidan desa Untuk SDM
TNI dan POLRI vaksinator yang berkembang ke piket untuk mereka yang nya kita yang ada di insyallah

Universitas Sriwijaya
32

ada sebanyak 5 dikeluarkan oleh yang lain nya, melaksanakan berpendidikan harus bidan, desa sebagai sudah tecukupi
orang kemudian dinkes Untuk rasanya kalo untuk kegiatan. min D3 dan kita pelaksana
di Rumah sakit SDM apa sudah dinas kesehatan Untuk kesehatan, memilih yang vaksinasi
juga ada untuk mencukupi tidak ada masalah kegiatan di serta memiliki punya STR. kemudian
berjaga-jaga Alhamdulillah karena sudah luar gedung SIP dan STR Kemudian kita buat SK
kasus covid yang SDM kita untuk diberi pelatihan kita bekerja tenaga non nya dan buat
ada setiap puskesmas melalui zoom sama dengan kesehatan ini jadwal
sudah dilatih masing-masing pihak kita kegiatan
masing-masing 1 puskesmas itu ada kecamatan, perbantukan vaksinasi
puskesmas 15-20 10 vaksinator yang TNI dan polri. untuk nya.
orang sudah ditugaskan. Sekitar Untuk tenaga penginputan Kalau untuk
mencukupi, tahun 2021 awal- vaksinator itu pcare dan SDM kita
ditambah dengan awal, persisnya kita memiliki administrasi sudah cukup
TNI dan POLRI saya ga tau. Semua dua jenis dilapangan pak
ada sebanyak 5 petugas yang kependidikan
orang kemudian menjadi vaksinator yaitu perawat
di Rumah sakit di SK kan oleh dan bidan
juga ada untuk bupati no berapa yang masih
berjaga-jaga saya lupa. Dan memiliki SIP
kasus covid yang semua petugas dan STR yang
ada imunisasidikabupat masih aktif.
en bungo Itu yang kita
ditetapkan dengan pekerjakan.
SK bupati bungo. Untuk
yang terlibat dalam dipendaftaran
pelaksanaan vaksin? pcare dan
Yang terlibat untuk di meja
langsung itu kan 4 evaluasi
dokter, petugas atau itu bisa
ya, perawat, tenaga-tenaga
bidan, tenaga lain selain
administrasi, dari perawat
Pcare, hampir dan bidan
semua petugas
terlibat di dalam

Universitas Sriwijaya
33

itu.
Alhamdulillah
cukup, kayanya
kalau untuk di
kabupaten Bungo
tenaga yang
lansgung dari
dinkes sudah
cukup, nah kita ga
tau kalau tenaga
dari TNI dan Polri
biasanya Tni polri
kita bantu dari
tenaga kesehatan
yang ada di dinkes
khususnya di
puskesmas untuk
menjalankan
tugas-tugas
Koding 1 Masing-masing 1 SDM untuk setiap Masing puskesmas Melibatkan ada dokter dua Tentunya tenaga Berjumlah 10 dokter, perawat
puskesmas 15-20 puskesmas sudah itu ada 10 vaksinator seluruh karyawan orang, bidan, kesehatan anggota dan bidan
orang sudah dilatih dan masing- puskesmas perawat sama
mencukupi masing 1 setiap petugas desa
puskesmas
jumlahnya 15-20
orang,
Koding 2 TNI dan POLRI Pendidikan minimal Pelatihan melalui SDM cukup Kualifikasi Kualifikasinya SDM sudah SDM cukup
ada sebanyak 5 D3 dan sudah terlatih zoom masing-masing pendidikannya harus bidan, dan cukup
orang kemudian di dengan sertifikat puskesmas mereka yang memiliki STR.
Rumah sakit juga vaksinator berpendidikan
ada minimal D3
kesehatan

Universitas Sriwijaya
34

Interpretasi Pelaksanaan vaksinasi covid 19 dilaksanakan oleh dinas kesehatan dibawah bidang P2P, Puskesmas dan Rumah Sakit yang dibantu oleh vaksinator-vaksinator dari
TNI, Polri, Kapolres, BIN, Pemda, Bupati. Tenaga kesehatan tersebut memiliki latar belakang pendidikan D3 dan sudah mendapatkan pelatihan.

Variabel Informan
Input P1 P2 P3 K1 K2 K3 K4 K5
Sarana BPBD hanya Pelaksanaan Kalau vaksin, kita Ya, kita ada Sarana dan Jadi untuk Untuk Namanya
Prasarana mengkomunikasi vaksinasi ini untuk dari provinsi, kita ruangan prasarana sarana dan penyimpan dilapangan
kan sementara logistik kita semua mengajukan tersendiri. kalau tidak prasarana an kita ada tidak
sarana dan dinas kesehatan permintaan nanti Ruangan itu salah dapat coldchain selengkap
prasana ada yang dibantu provinsi acc kita terpisah dari mencukupi dikatakan ya mas ya, dikantor,
pada sisi teknis logistik nya dari jemput bawa ke tempat semua lengkap pak, untuk tapi kita
yaitu dinkes dan provinsi dan pusat kabupaten. Sarana pelayanan terpenuhi, namun ruangan yang
dibantu dibackup dan juga kita yang digunakan umum. Itu baik memang nya ada sifatnya
oleh BPBD siapkan anggaran biasanya seperti ada ruangan handskun wilayah ruangan teknis
oleh pemda kendaraan roda yang hanya nya baik puskesmas sendiri insyallah
namun tidak dua, roda empat, untuk yang lain- kita radius juga, kita siapkan
begitu terpakai coldchain nya, berlakukan lainnya jarak tempuh komputer untuk
karena kita spec nya untuk kegiatan dari untuk sarana inti,
banyak bantuan imunisasi untuk selama kabupaten ini penginputa kemudian
dari provinsi dan apa vaksinasi lumayan jauh n, ruang kita
pusat. Dan ini di penanggulangan covid 19. Ya memakan tunggu koordinasi
kelola oleh dinkes sampah bekas untuk waktu sekitar kesiapan dengan
dan disalurkan ke imunisasi itu kita kegiatan di 1-1.5 jam jadi ruangan bidan desa
seluruh ikuti, ada tempat puskesmas untuk ada kita dalam
puskesmas, khusus untuk kita ya pengadaan punya kelengkapan
penyimpanan penampungannya. sarana vaksinasi ada seperti itu yang
vaksin ada nya di Sudah mencukupi gedung, nya mas. Tidak bersfiat
gudang farmasi sarananya mungkin keterlambatan ada teknis,
dengan coldchain semacam itungan hari. kendala biasanya
kita yang ada tempat Jadi kalau begitu. Kita
sekitar 8 unit penyimpanan misalnya hari melaksanak
ditambah dengan vaksin. Tapi ini putus, an kegiatan

Universitas Sriwijaya
35

coldchain- untuk baru biasanya itu


coldhchain yang kegiatan di besoknya bisa di poskesdes
ada di puskesmas luar gedung kita ambil atau
total semua 19 kita kadang- lagi. dikantor
puskesmas kadang juga Untuk sarana kepala
Alhamdulillah membutuhka dan desanya
sudah mencukupi n kendaraan. prasarana
dan tim dari Tapi tidak yang kita
keparmasian kita terkendala pakai yang
juga melakukan karena kita pertama yaitu
evaluasi ada ambulan logistik,
kelapangan puskesmas kemudian
keliling dan ATK, kita
tempat yang untuk petugas
kita kunjungi ada sekali-
kita sudah kali
bekerjsama menggunakan
dengan kendaraan
pihak-pihak roda empat.
tertentu itu Jadi disini
yang kita
menyediakan kondisikan
sarana lain kendaraan itu
seperti meja, tersedia BBM
tenda kursi nya pak
dsb
Koding 1 Sarana prasarana Coldchain kita yang Kendaraan roda dua, Sarana dalam Sarana Sarana Penyimpanan Sarana
dari Dinas ada sekitar 8 unit roda empat, coldchain pelaksanaan prasarananya prasarana yang ada coldchain dilapangan tidak
Kesehatan ditambah dengan spec vaksin seperti mencukupi dipakai logistik, selengkap di
coldchain-coldhchain gedung, ATK, kendaraan kantor
yang ada di kendaraan, meja, roda empat.
puskesmas kursi
Koding 2 Di backup oleh Sarana prasarana Sarana prasarana Tidak ada Sarana Sarana Sarana Pelaksanaan di
BPBD sudah mencukupi sudah mencukupi kendala untuk prasarana prasarana prasarana tidak kantor desa dan
sarana prasarana terpenuhi lengkap ada kendala psokesdes

Universitas Sriwijaya
36

Interpretasi Sarana prasarana yang digunakan dalam pelaksanaan vaksinasi di Kabupaten Bungo berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo, jummlah dan jenis sarana
tersebut sudah mencukupi kebutuhan

Variabel Informan
Input P1 P2 P3 K1 K2 K3 K4 K5
Dana Anggaran Alhamdulillah Kalau anggaran Anggaran itu Untuk Anggarannya Sumber dana Sumber
vaksinasi di sudah tercukupi murni dari APBD anggaran anggaran ini nya kita anggaran dari
pusatkan di untuk saat ini. untuk pendukung dinkes lansgung dari menggunakan mengajukan APBD. Saya
dinas Sumber anggaran pelaksaan dandigunakan dinkes anggaran claim sesuai rasa cukup
kesehatan. kita untuk vaksinasi. Sudah .jasa petugas insentifnya. pusat. dana dari
jumlahnya vaksinasi turun mencukupi unutk juga Untuk Sudah dinkes.
sepertinya dari dana transfer pengendalian dibayarkan vaksinator, ada mencukupi Digunakan
mencukupi daerah yang covid19 melalui dinas untuk untuk tim
diperuntukan dikabupaten kesehatan koordinator vaksinasi
untuk vaksin yang bungo dan Pcare
di SK kan bupati
kemudian juga
untuk petugas
tracking, petugas
pelayanan
kesehatan covid
baik di puskesmas
maupun di RS dan
juga logistik yang
dibutuhkan.
Koding 1 Anggaran vaksin di Anggaran dari APBD Dari APBD Anggaran dari Anggaran dari Anggaran dari Dana dari Anggaran dari
pusatkan di Dinas Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan pusat Dinas APBD
Kesehatan Kesehatan
Koding 2 Jumlahnya Dana digunakan Sudah mencukupi Untuk jasa Digunakan Jumlahnya Digunakan Anggaran sudah
mencukupi untuk logistik dan petugas yang untuk mencukupi untuk tim mencukupi
kegiatan yang melaksanakan vaksinator, vaksinasi kebutuhan

Universitas Sriwijaya
37

berhubungan dengan vaksinasi covid- koordinator dan


vaksinasi covid-19 19 Pcare
Interpretasi Dana yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan vaksinasi bersumber dari dana APBD dan jumlah anggaran sesuai dengan kebutuhan. Dana
tersebut digunakan untuk penyediaan bahan habis pakai dan jasa petugas yang melaksanakan kegiatan vaksinasi

Variabel Informan
Proses P1 P2 P3
Perencanaan Kalau kita ketahui, vaksinasi Kalau perencanaan pelaksanaan sesuai dengan PMK Sebagaimana kita ketahui terjadi peningkatan kasus
dilakukan oleh semua unsur teknis no 1 dan 7 dan perubahan PMK no 92 bahwasannya covid-19 di indonesia, khususnya di kab bungo juga
dinkes yang dibantu oleh tni polri, ada disana bantuan dari vaksinator Tni dan Polri kita terjadi, dalam pencegahan dan penanggulangan nya
alhamdulillah vaksinasi 1 , 2 dan 3 bangun kebersamaan ini dengan baik, dan kita melaksanakan prorgam vaksinasi di kab bungo
sudah berjalan. Khusus vaksinasi 1 alhamdulillah kegiatan berjalan dengan lancar sesuai lebih kurang 286 ribu sekian alhamdulillah berjalan
kita sudah berada diatas standar prosedur bahwasannya petugas-petugas yang sesuai dengan juknis yang diberikan. Dalam hal ini
yang ditetapkan, untuk vaksinasi 2 melakukan kegiatan vaksinasi mayoritas adalah kita juga melibatkan TNI dan Polri dalam pencapaian
juga sudah, vaksinasi 3 berdasarkan petugas-petugas puskesmas yang sudah dilatih sebagai vaksinasi covid19 di kab Bungo
jumlah waktu yang telah ditetapkan vaksinator dibantu dengan petugas TNI dan Polri yang
dilatih sekitar masing-masing 5 dari TNI dan 5 dari
Polri
Koding 1 Dilakukan oleh dinkes dan dibantu oleh sesuai dengan PMK no 1 dan 7 dan perubahan PMK no 92 Sesuai dengan juknis yang diberikan.
semua unsur
Koding 2 Waktu pelaksanaan vaksin berdasrkan Berjalan dengan lancar sesuai prosedur Melibatkan TNI dan Polri
waktu yang ditentukan
Interpretasi Perencanaan pelaksanaan vaksinasi covid-19 di Kabupaten Bungo disesuaikan dengan petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi covid-19 dan dalam perencanaan
tersebut ditentukan target yang harus dicapai

Variabel Informan

Universitas Sriwijaya
38

Proses P1 P2 P3 K1 K2 K3 K4 K5
Pelaksanaan Dalam Kalau Kalau secara Untuk Untuk yang Insyaallah Dalam Kalau untuk
pelaksanaannya pelaksanaan umum di sisi sementara di tergetkan tercapai waktu target kalau
Sangatberpengar sesuai dengan petugas kita sudah ini sudah, kabupaten targetnya. yang untuk
uh terhadap PMK no 1 dan 7 siap semua sesuai jadi kita di Untuk lansia Karena berjalan kecamatan
tujuan untuk dan perubahan dengan juknis puskesmas sudah,untuk disitu ada ini kita tanah
menyakinkan PMK no 92 petunjuk tata cara muara bungo yang pasien beberapa sedang sepenggal itu
masyarakat. bahwasannya ada pelaksanaan 1 umum sudah, capaian dari memberik belum
Terbukti untuk disana bantuan vaksinasi ini,sasarany tapi yang level usia an mencapai
saat ini dari vaksinator alhamdulillah a itu 23000 untuk anak segala vaksinasi target mas
kabupaten Bungo Tni dan Polri kita berjalan dengan jiwa yang sekolah kami macam yang untuk
0 kasus. Salah bangun baik. Kalau harus di baru 69 mungkin dosis satu
satu nya kebersamaan ini hambatan pada vaksin. Jadi, persen. yang masih nya sudah
didukung dengan dengan baik, dan awal-awal terjadi persentase Karena agak rendah diangka
masayarakat alhamdulillah penolakan diambil dari kemarin capaiannya 80, untuk
yang telah kegiatan berjalan ditengah total banyak orang yaitu ada di anak SD
melaksanakan dengan lancar masyarakat tapi penduduk tua murid booster . angka
vaksinasi tadi sesuai prosedur pada akhirnya yang 23000. yang tidak booster persentase
dan mereka bisa bahwasannya lebih kurang 2 Hari ini kita mau anaknya barangkali nya diatas
kemana-mana petugas-petugas tahun kita sudah di vaksin, tapi berkaitan 80 persen
yang melakukan melaksanakan memvaksin untuk dengan atau
Seperti yang kegiatan vaksinasi vaksinasi ini. 18.000 jiwa sekarang ini suasana tepatnya
dikatakan tadi, mayoritas adalah Berjalan dengan untuk anak SD dibulan 82 persen,
BPBD dalam petugas-petugas baik sampai keseluruhan sudah mulai puasa untuk
hal ini sebagai puskesmas yang sekarang capaian usia, jadi mau ramadhan ini dosis 2 65
tim yang sudah dilatih kita hampir 85 kalau melakukan masih persen
mengkomunika sebagai persen dosis 1 per persentase vaksin kurang.
sikan, vaksinator april . kalau nya sudah bahkan dia Insyallah
mengkoordinas dibantu dengan secara umum, diatas 90 datang diahir
ikan kita petugas TNI dan target sudah persen. langsung ke lebaran nanti
bertindak Polri yang dilatih tercapai kalau di puskesmas bisa dicapai,
selaku sekitar masing- lihat perkelompok walaupun untuk boster
sekretaris masing 5 dari TNI sasaran. Kan ada vaksin itu kita masih
dan 5 dari Polri nakes, lansia, ada sendiri agak rendah tapi
Untuk target vaksinasi anak, kosong untuk

Universitas Sriwijaya
39

sampai saat ini dan boster. Kalau sekarang capaian yang


sesuai. Karena boster karena udah ada tapi lain kita
target capaian masih baru jadi karena bulan sudah
kita kan 70 masih agak puasa masih maksimal
persen, dan rendah capaian menunggu sesuai target
kemudian kondisi untuk boster. keputusan
kita juga untuk Kalau untuk lintas sektor
vaksin 1 kan vaksinasi 1 dan 2 apakah anak
sudah minim lagi mudah-mudahan SD boleh di
kosong. Dan kita kita tercapai. vaksin pada
yang ada Untuk vaksinasi saat bulan
sekarang untuk anak kita juga puasa.
boster, nah untuk sudah Kadang
dosis 2 kedepan melaksanakan karena orang
100 persen vaksinasi anak tuanya takut
harapan kita sampai sekarang anak-anak
supaya nanti lebih sudah sekitar 80 tidak sarapan
mudah persen
memberikan dosis
vaksin boster
kepada yang
belum
Koding 1 Dilakukan kepada sesuai dengan PMK berjalan dengan baik. Sudah berjalan, Dilakukan Dilakukan Sampai saat Pelaksanaannya
masyarakat no 1 dan 7 dan sasaranya 23000 kepada lansia, kepada semua ini belum mencapai
perubahan PMK no jiwa masyarakat usia pelaksanaanny target
92. umum dan anak a masih
sekolah berjalan
Koding 2 Bekerjasama sesuai prosedur Hambatan keseluruhan usia Hambatannya Capaiannya Pencapaia Belum sesuai
dengan lintas sektor pelaksanaan vaksinasi adalah orang tua belum sesuai n target
covid-19 adalah awal- murid yang dengan target vaksinasi
awal terjadi tidak mau yang ditetapkan untuk
penolakan ditengah anaknya di anak SD
masyaraka vaksin angka
persentase
82 persen,

Universitas Sriwijaya
40

untuk
dosis 2 65
persen
Interpretasi Pelaksanaan vaksinasi covid-19 menunjukkan bahwa pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Bungo sesuai dengan perencanaan. Pelaksanaan vaksinasi
Covid 19 di Kabupaten Bungo berjalan dengan baik

Variabel Informan
Proses P1 P2 P3
Evaluasi Kalau monitoring kami terusmelakukan Hampir tiap hari kita di undang oleh kapolres mengadakan Kami terus melakukan monitoring
untuk mempercepat pelaksanaan zoom meeting dengan kaporli, kapolda jambi itu semua pelaksanaaan vaksinasi yang dilakukan
vaksinasi di Kabupaten bungo dalam rangka pelaksanaan evaluasi vaksinasi dan secara oleh puskesmas
internal tim kabupaten juga selalu melakukan evaluasi yang
kita bangun bersama melibatkan unsur dinas kesehatan,
dinas pendidikan termasuk camat, tni dan polri tentunya
Koding 1 Terus dilakukan Tiap hari dilakukan Terus melakukan monitoring
Koding 2 Untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi selalu melakukan evaluasi yang kita bangun bersama melibatkan Dilakukan oleh puskesmas
unsur dinas kesehatan, dinas pendidikan termasuk camat, tni dan
polri
Interpretasi Monitoring dilakuakan setiap hari dengan melibatkan unsur-unsur yang terkait

Variabel Informan
P2 P3 K3 K4

Universitas Sriwijaya
41

Produk Alhamdulillah untuk kab bungo dalam alhamdulillah Sesuai. Untuk yang di Dalam waktu yang berjalan
pelaksanaan vaksinasi sudah cukup bagus, berjalan sesuai tergetkan kabupaten Untuk ini kita sedang memberikan
apalagi sejak ada nya kolaborasi antara 4 pilar, dengan juknis yang lansia sudah,untuk yang
TNI, Polri kemudian para kecamatan dan dinkes diberikan pasien umum sudah, tapi vaksinasi untuk dosis satu
selama ini terjalin dengan baik. Kemudian yang untuk anak sekolah nya sudah diangka 80 ,
pencapaian kita juga lumayan, untuk dosis 1 kita kami baru 69 persen untuk anak SD angka
sudah 90 persen lebih, dosis 2 70 persen, dosis 3
sudah gabungan dari 7-8 persen, dan untuk persentase nya diatas 80
anak-anak juga kita sudah mencapai 70 persen persen atau tepatnya 82
dosis 1, dan dosis 2 nya 45 persen, dibanding persen, untuk dosis 2 65
kabupaten-kabupaten lain kita termasuk yang
terbaik juga dalam penacapaian persen

Koding 1 pelaksanaan vaksinasi sudah cukup bagus Berjalan dengan baik sesuai dengan target Berjalan dengan baik
Koding 2 dosis 1 sudah 90 persen, dosis 2 70 persen, dosis 3 7-8 Sesuai dengan juknis anak sekolah baru 69 persen untuk dosis satu nya sudah
persen, dan untuk anak-anak sudah mencapai 70 persen diangka 80 , untuk anak SD angka
dosis 1, dan dosis 2 nya 45 persen persentase nya diatas 80 persen
atau tepatnya 82 persen, untuk
dosis 2 65 persen
Interpretasi Kegiatan vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Bungo sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan target yang ditentukan

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai