OLEH
NAMA : KURNIA AINI
NIM : 10012682125078
i
TESIS
OLEH
ii
HALAMAN PENGESAHAN
TESIS
OLEH :
KURNIA AINI
10012682125078:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah berupa Tesis dengan Judul “ Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kepatuhan Cuci Tangan Pada Tenaga Non Kesehatan Di Rs Ernaldi
Bahar Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2022 ” telah dipertahankan di
hadapan Tim Penguji Seminar Hasil Tesis Program Studi Magister (S2) Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
pada tanggal, 26 November 2022 dan dinyatakan sah telah selesai melaksanakan
Ujian Konpre Tesis.
Anggota :
Mengetahui
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Koordinator Program
Studi S2 Ilmu KesehatanMasyarakat
iv
NIP.197606092002122001 NIP. 197109271994032004
Saya dengan ini menyatakan bahwa tesis ini dibuat dengan sejujurnya dengan
mengikiti kaidah Etika Akademik Faklutas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sriwijaya serta menjamin bebas Plagiarisme. Bila kemudian diketahui saya
melanggar Etika Akademik maka saya bersedia dinyatakan tidak lulus/gagal.
Kurnia Aini
NIM. 10012682125078
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan han bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Sriwijaya berhak menyimpan, mengalihmedia/
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantmkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.
Dibuat : di Indralaya
Pada Tanggal : November 2022
Yang menyatakan,
vi
Kurnia Aini
NIM. 10012682125078
vii
S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Karya Tulis Ilmiah Berupa Tesis, Oktober 2022
Kurnia Aini, dibimbing oleh Haerawati Idris, HM. Zulkarnain
ABSTRAK
Cuci tangan merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan oleh
petugas rumah sakit, baik tenaga kesehatan maupun tenaga non kesehatan. Cuci
tangan dapat memutus rantai penularan penyakit infeksi di rumah sakit. Penelitian
ini bertujuan menganalisis determinan kepatuhan cuci tangan pada tenaga non
kesehatan di RS Ernaldi Bahar. Penelitian merupakan penelitian kuantitatif
dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah tenaga non
kesehatan di RS Ernaldi Bahar dengan jumlah sampel 98 orang yang diambil
secara purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
wawancara. Instrumen penelitian adalah kuesioner. Data dianalisis menggunakan
uji statistik chi-square. Hasil penelitian menunjukkan 60,2% responden patuh
mencuci tangan, 50,0% responden memiliki pengetahuan baik, 53,1% responden
menyatakan bahwa sarana prasarana mendukung, 38,8% responden dengan masa
kerja lama, 90,8% responden memiliki latar belakang pendidikan tinggi, 51,0%
responden memiliki sikap baik. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada
hubungan antara pengetahuan, sarana prasarana, masa kerja, sikap dengan
kepatuhan cuci tangan pada tenaga non kesehatan di RS Ernaldi Bahar (p-
value<0,01). Hasil analisis multivariat diketahui bahwa variabel yang paling
berpengaruh terhadap kepatuhan cuci tangan tenaga non kesehatan di RS Ernaldi
Bahar adalah sikap (OR = 20,915). Kesimpulan penelitian ini adalah sebagian
besar responden memiliki kepatuhan dalaam mencuci tangan. Variabel sikap
berkontribusi lebih besar dalam kepatuhan cuci tangan. Diharapkan kepada rumah
sakit untuk memasang audio speaker aktif yng berisikan suara yang mengingatkan
tenaga medis dan non medis untuk selalu menerapkan hand hygiene, suara
tersebut akan otomatis terulang setiap 30 menit sekali sehingga mencuci tangan
menjadi sebuah kebiasaan dalam menerapkan hand hygiene
viii
S2 PUBLIC HEALTH SCIENCE
FACULTY OF PUBLIC HEALTH
SRIWIJAYA UNIVERSITY
Scientific Writing in the Form of Thesis, October 2022
Kurnia Aini, supervised by Haerawati Idris, HM. Zulkarnain
ABSTRACT
Hand washing is a very important activity carried out by hospital staff, both
health workers and non-health workers. Hand washing can break the chain of
transmission of infectious diseases in hospitals. This study aims to analyze the
determinants of handwashing compliance in non-health workers at Ernaldi Bahar
Hospital. This research is a quantitative research with a cross sectional
approach. The research sample was non-health workers at Ernaldi Bahar
Hospital with a total sample of 98 people taken by purposive sampling. Data
collection techniques using interview techniques. The research instrument is a
questionnaire. Data were analyzed using chi-square statistical test. The results
showed that 60.2% of respondents were obedient in washing their hands, 50.0%
of respondents had good knowledge, 53.1% of respondents stated that the
infrastructure was supportive, 38.8% of respondents had a long working period,
90.8% of respondents had a background in higher education, 51.0% of
respondents have a good attitude. The results of the bivariate analysis showed
that there was a relationship between knowledge, infrastructure, years of service,
attitudes and handwashing compliance in non-health workers at Ernaldi Bahar
Hospital (p-value <0.01). The results of multivariate analysis showed that the
most influential variable on hand washing compliance of non-health workers at
Ernaldi Bahar Hospital was attitude (OR = 20,915). The conclusion of this study
is that most of the respondents have compliance in hand washing. Attitude
variables contribute more to hand washing compliance. It is expected that
hospitals will install active audio speakers containing sounds that remind medical
and non-medical personnel to always apply hand hygiene, the sound will
automatically repeat every 30 minutes so that hand washing becomes a habit in
applying hand hygiene.
ix
KATA PENGANTAR
Kurnia aini
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN RINGKASAN (ABSTRAK INDONESIA).......................... ii
HALAMAN RINGKASAN (ABSTRAK INGGRIS)................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN INTEGRITAS (BEBAS PLAGIAT)....... iv
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... v
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP...................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL........................................................................................ xii
DAFTAR BAGAN....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR BAGAN
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
dengan jumlah pasien 254 pasien dari jumlah pasien berisiko 1.672 (9,1%)
(Hidayah & Ramadhani, 2019).
Pelayanan rumah sakit sesuai dengan fungsinya diharapkan tidak
mengakibatkan gejala penularan kepada pengguna rumah sakit itu sendiri
(infeksi). Penyakit infeksi merupakan penyebab utama tinginya angka
kesakitan dan kematian di dunia. Mengingat rumah sakit terkait dengan
kondisi yang rawan baik untuk pengelola maupun pengunjung serta pasiennya
diperlukan pengelolaan yang sangat serius mengingat beberapa jenis kuman
dapat tumbuh dan berkembang sesuai kondisi ideal yang dibutuhkan oleh jenis
kuman tersebut (Kemenkes RI, 2011). Salah satu komponen yang penting
untuk membatasi penyebaran dari HAIs adalah melaksanakan pengendalian
infeksi dengan baik. Cara pengendalian infeksi yang terbukti paling efektif
adalah memastikan perawat rumah sakit melaksanakan hand hygiene (HH)
sesuai aturan (Permenkes RI No. 27, 2017). Kebersihan tangan tenaga
kesehatan sangat membantu pencegahan penularan kuman berbahaya dan
mencegah infeksi terkait perawatan kesehatan. Hal ini dikarenakan tangan
adalah jalur utama penularan kuman selama perawatan pasien (Kemenkes RI,
2022).
Hand hygiene dibagi menjadi dua macam yaitu cuci tangan (handwash)
dan menggosok tangan (handrub). Mencuci tangan adalah proses yang secara
mekanik melepaskan kotoran dan debris dari kulit kedua tangan dengan
menggunakan sabun dan air. Sedangkan menggosok tangan merupakan suatu
perawatan tangan dengan antiseptik penggosok tangan untuk mengurangi flora
transient tanpa berdampak pada flora kulit (Kemenkes RI, 2011). Mencuci
tangan adalah upaya untuk menghilangkan mikroorganisme dan kotoran yang
bersifat sementara dengan berbagai teknik dan menggunakan air, sabun atau
hand sanitizer (Pickering, Boehm, Mwanjali, & Davis, 2010).
Cuci tangan menjadi salah satu langkah yang penting untuk memutus
rantai penularan infeksi, sehingga insidensi infeksi nosokomial dapat
berkurang. Secara individu tangan dapat meningkatkan kebersihan yang dapat
berpengaruh terhadap kesehatan. Mencuci tangan merupakan cara penting
mengendalikan infeksi dan merupakan satu-satunya prosedur klinis yang
3
sebesar $20.000. Sedangkan biaya yang terjadi setiap kali petugas rumah sakit
tidak melakukan cuci tangan pada momen yang tepat sebesar 2 – 50 US Dollar
(Freeman et al., 2012). Studi lain di Viena, menunjukkan bahwa tingkat
kematian pada ibu melahirkan jauh lebih rendah ketika petugas rumah sakit
patuh mencuci tangan dengan antiseptik (Octaviani & Fauzi, 2020).
Kepatuhan merupakan bagian dari perilaku individu yang bersangkutan
untuk mentaati atau mematuhi sesuatu, sehingga kepatuhan tenaga kesehatan
dalam melaksanakan Standar Prosedur Operasional (SPO) hand hygiene
tergantung dari perilaku tenaga kesehatan itu sendiri (Wa Ode Dinda Agustin,
2022). Terdapat banyak faktor yang berkaitan dengan kepatuhan petugas
rumah sakit dalam mencuci tangan. Hasil penelitian terkait dengan kepatuhan
mencuci tangan menunjukkan bahwa kepatuhan cuci tangan berhubungan
dengan keterbatasan fasilitas cuci tangan (W O D Agustin, 2022; Hikmayanti,
2015; Khairunnisa, 2018; Pateda & Rabbani, 2013). Selain keterbatasan
fasilitas sarana prsarana, kepatuhan cuci tangan juga berhubungan dengan
pengetahuan (Hikmayanti, 2015; Pateda & Rabbani, 2013; Wulandari &
Sholikah, 2017). Penelitian (Sudrajat, Purwanti, & Nurlaila, 2015)
menunjukkan bahwa kepatuhan cuci tangan berhubungan dengan motivasi.
Rumah sakit mempunyai tenaga medis dan non medis. Meskipun tidak
menangani pasien secara langsung, tenaga non medis tetap kontak dengan
pasien setiap harinya ketika bekerja, sehingga mereka juga berisiko untuk
tertular penyakit dari pasien atau menyebarkan infeksi ke pasien. Karenanya,
berbagai standar keselamatan pasien di rumah sakit selalu memasukkan tenaga
non medis sebagai target edukasinya, termasuk mengenai cuci tangan.
Data RS Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan tahun 2020
menunjukkan bahwa petugas yang patuh terhadap penerapan hand hygiene
sebesar 62,6% dan petugas yang tidak patuh sebesar 37,4%. Dari 37,4%
petugas yang tidak patuh, persentase paling tinggi adalah tenaga non
kesehatan (RS Ernaldi Bahar, 2020). Informasi yang peneliti peroleh bahwa
baru didapat hasil persentase saja belum dilakukan analisa lebih lanjut.
Penelitian sebelumnya melakukan penelitian kepatuhan kepada tenaga
kesehatan terutama dokter dan perawat, dan belum pernah dilakukan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
infection atau yang biasa disebut hospital acquired infection adalah infeksi
yang didapat saat klien dirawat di rumah sakit (Parenti, 2022).
Infeksi nosokomial mudah terjadi karena kondisi tertentu (Setiawati,
2022), misalnya :
1. Rumah sakit merupakan tempat berkumpulnya orang sakit sehingga
jumlah dan jenis kuman penyakit yang ada lebih banyak daripada di
tempat lain.
2. Orang sakit mempunyai daya tahan tubuh yang rendah sehingga mudah
tertular
3. Di rimah sakit, seringkali penderita dilakukan tindakan intensif mulai
dari yang sederhana, misal pemberian obat suntikan sampai dengan
tindakan yang lebih invasif misalnya operasi
4. Mikroorganisme yang ada cenderung lebih resisten terhadap antibiotik,
akibat penggunaan berbagai macam antibiotik yang seringkali tidak
rasional
5. Adanya kontak langsung antar pasien, atau petugas kesehatan dengan
pasien yang dapat nemularkan kuman patogen
6. Penggunaan alat/peralatan kedokteran yang telah terkontaminasi oleh
kuman.
2.1.4 Rantai Penularan
Rantai penularan infeksi perlu diketahui untuk mengetahui dan
melakukan tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi. Apabila mata
rantai dirusak atau dihilangkan maka infeksi dapat dicegah. Komponen yang
bisa menyebabkan infeksi nosokomial yaitu (Sardi, 2021):
a. Agen infeksi (infectious agent) adalah mikroorganisme yang dapat
menyebabkan infeksi. Pada manusia mikroorganisme dapat disebabkan
berupa bakteri, virus, jamur, ricketsia dan parasit.
b. Reservoir adalah tempat dimana agen infeksi dapat hidup, tumbuh dan
berkembang biak dan siap ditularkan pada orang. Reservoir yang paling
umum adalah manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, tanah, air dan
bahan-bahan organik lainnya serta dapat ditularkan melalui makanan atau
air yang tercemar.
9
f. Pejamu (host) adalah orang yang tidak memiliki daya tahan tubuh yang
cukup untuk melawan agen infeksi serta mencegah terjadinya infeksi
atau penyakit.
2.1.5 Pencegahan Infeksi Nosokomial
Menyadari akan bahaya dan masalah yang dihadapi akibat terjadinya
infeksi nosokomial, maka diperlukan suatu program pengendalian yang
bertujuan untuk menurunkan angka kejadian infeksi nosokomial, mencegah
terjadinya infeksi nosokomial dan untuk menjaga keselamatan pasien
maupun karyawan rumah sakit.
Kewaspadaan standar untuk pelayanan bagi pasien, kategori I artinya
sangat direkomendasikan untuk seluruh rumah sakit. Kategori I meliputi
(Kemenkes RI, 2022) :
1. Kebersihan tangan/hand hygiene
2. Penggunaan alat pelindung diri, meliputi penggunaan sarung tangan,
masker, goggle (kaca mata pelindung), face shield (pelindung wajah),
gaun
3. Kebersihan peralatan perawatan pasien
4. Pengendalian lingkungan
5. Pemrosesam peralatan pasien dan penatalaksanaan linen
6. Kesehatan karyawan/perlindungan petugas kesehatan
7. Penempatan pasien
8. Hygiene repirasi/etika batuk
9. Praktek menyuntik yang amam
10. Praktek untuk lumbal punksi.
a. Prosedur Handrub
1. Tuangkan 3-5cc antiseptik berbasis alkohol ke seluruh permukaan
tangan;
2. Gosok kedua telapak tangan hingga merata;
3. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya;
4. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari;
5. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci;
6. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan
sebaliknya;
7. Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan
kiri dan sebaliknya;
8. Dan tangan anda sudah bersih.
b. Prosedur Cuci Tangan (Hand Wash)
1. Basahi tangan dengan air
2. Tuangkan sabun 3-5cc untuk menyabuni seluruh permukaan tangan;
3. Gosok kedua telapak tangan hingga merata;
4. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya;
5. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari;
6. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci;
7. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan
sebaliknya;
8. Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan
kiri dan sebaliknya;
9. Bilas kedua tangan dengan air mengalir;
10. Keringkan dengan handuk atau tissue towel sekali pakai sampai benar-
benar kering;
11. Gunakan handuk tersebut untuk menutup keran;
12. Dan tangan anda sudah bersih.
17
2.6 Kepatuhan
2.2.1 Pengertian
Kepatuhan berasal dari kata patuh yang artinya disiplin dan taat
(Parenti, 2022). Menurut Notoatmodjo (2010) kepatuhan adalah salah satu
20
2.7 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan terjadi setelah seseorang
melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Pengindraan yang dilakukan
sesuia dengan pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
rasa, penciuman, dan raba. Sebagian besar pengetahuan didapat melalui indra
penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk membentuk tindakan seseorang
(Notoatmodjo, 2012a).
Menurut (Notoatmodjo, 2012a), pengetahuan mencakup dalam domain
kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu:
1. Tahu (know) tahu merupakan mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Pengetahuan dalam tingkat ini adalah mengingat kembali
(recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang telah dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu merupakan tingkatan
yang paling rendah untuk mengukur seseorang tentang apa yang
dipelajarinya antara lain dapat menyebutkan, menguraikan, mendefisikan,
menyatakan, dan sebagainya.
2. Memahami (comprehention) memahami adalah suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menerapkan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham
terhadap suatu materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
22
c. Larutan antiseptik
Larutan antiseptik atau antimikroba topikal dipakai pada kulit atau
jaringan hidup lainnya untuk menghambat aktivitas atau membunuh
mikroorganisme pada kulit. Antiseptik memiliki bahan kimia yang
memungkinkan untuk digunakan pada kulit dan selaput mukosa.
Antiseptik memiliki keragaman efektivitas, aktivitas, akibat dan rasa pada
kulit setelah dipakai sesuai dengan keragaman jenis antiseptik tersebut dan
reaksi kulit masing-masing individu. Kulit manusia tidak dapat disterilkan,
sehingga tujuan yang ingin dicapai adalah menurunkan jumlah
mikroorganisme pada kulit secara maksimal terutama kuman transien.
Cuci tangan dengan sabun biasa dan air sama efektifnya dengan cuci
tangan menggunakan sabun antimikrobial, selain itu iritasi kulit juga jauh
lebih rendah apabila menggunakan sabun biasa (Depkes RI, 2008).
Kriteria memilih antiseptik menurut (Depkes RI, 2008) adalah sebagai
berikut:
1. Memiliki efek yang luas, menghambat atau merusak mikroorganisme
secara luas (gram positif dan gram negatif, virus lipofilik, bacillus dan
tuberkulosis, fungi, endospora);
2. Efektivitas;
3. Kecepatan aktivitas awal;
4. Efek residu, aksi yang lama setelah pemakaian untuk meredam
pertumbuhan;
5. Tidak mengakibatkan iritasi kulit;
6. Tidak menyebabkan alergi;
7. Efektif sekali pakai, tidak perlu diulang-ulang;
8. Dapat diterima secara visual maupun estetik.
d. Lap tangan yang bersih dan kering
Apabila kertas lap tidak tersedia, keringkan kedua tangan dengan lap
bersih atau pengering. Lap yang digunakan secara bersama-sama dapat
terkontaminasi sehingga sebaiknya tidak digunakan. Untuk menghindari
penggunaan lap kotor, sebaiknya membawa lap kecil atau sapu tangan
sendiri dan harus dicuci setiap hari (Tietjen, Bossemeyer, & Intosh, 2004).
25
Jika tidak terdapat fasilitas air mengalir untuk mencuci tangan, maka
dapat dipertimbangkan untuk menggunakan larutan berbasis alkohol tanpa air
(handrub antiseptic). Penggunaan handrub ini akan lebih efektif dalam
penurunan jumlah flora tangan awal pada tangan yang bersih, dapat
melindungi dan melembutkan kulit karena berisi emolien seperti gliserin,
glisol propelin, atau sorbitol (WHO, 2009a).
Teknik untuk menggosok tangan dengan handrub antiseptic adalah
sebagai berikut (WHO, 2009a):
a. Tuangan handrub berbasis alkohol untuk dapat mencakup seluruh
permukaan tangan dan jari-jari (kira-kira 3-5 cc atau satu sendok teh);
b. Gosokkan kedua telapak tangan;
c. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya;
d. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari;
e. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci;
f. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya;
g. Gosok dengan memutar ujung jari-jari di telapak tangan kiri dan
sebaliknya;
h. Diamkan tangan hingga kering.
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kebersihan tangan dengan
menggunakan handrub antiseptic adalah kurang lebih 20-30 detik. Perlu
diperhatikan bahwa penggunaan handrub antiseptic ini tidak menghilangkan
kotoran atau zat organik, sehingga jika tangan sangat kotor atau
terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh maka harus mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir terlebih dahulu. Selain itu, jika telah
menggunakan handrub antiseptic 5-10 kali maka tetap diperlukan untuk
mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir untuk mengurangi
penumpukan emolien pada tangan (WHO, 2009a).
26
2.10 Pendidikan
Kegiatan pendidikan formal maupun informal berfokus pada proses
mengajar, dengan tujuan agar terjadi perubahan perilaku, yaitu dari yang tidak
tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Pengetahuan
sangat erat hubungannya dengan pendidikan di mana diharapkan seseorang
dengan pendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas
pengetahuannya (Notoatmodjo, 2003). Pendidikan juga mempengaruhi
seseorang dalam mengambil keputusan sehingga semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang semakin mengerti dan memahami tentang suatu ilmu
serta akan berpengaruh pada perilakunya (Setiyawati, 2008). Tingkat
pendidikan juga mempengaruhi pengetahuan dan penerimaan seseorang
terhadap suatu informasi. Maka dari itu, seseorang dengan tingkat pendidikan
yang tinggi memiliki kecenderungan untuk melakukan pekerjaannya secara
27
2.11 Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2012a). Sikap merupakan
penentu dari perilaku karena keduanya berhubungan dengan persepsi,
kepribadian, perasaan, dan motivasi. Sikap merupakan keadaan mental yang
dipelajari dan diorganisasikan melalui pengalaman, menghasilkan pengaruh
spesifik pada respon seseorang terhadap orang lain, objek, situasi yang
berhubungan. Sikap menentukan pandangan awal seseorang terhadap pekerjaan
dan tingkat kesesuaian antara individu dan organisasi (Gibson, Ivancevich, &
Donnelly, 2003).
Sikap merupakan suatu keadaan mental yang dipelajari dan
diorganisasikan melalui pengalaman yang kemudian menghasilkan pengaruh
spesifik pada respon seseorang terhadap orang lain, objek maupun situasi yang
berhubungan. Sikap menjadi penentu perilaku karena keduanya berhubungan
dengan persepsi, kepribadian, perasaan dan motivasi (Ivancevich, Konopaske,
& Matteson, 2007). Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak
dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu (Notoatmodjo, 2010).
Sikap memiliki beberapa karekteristik yaitu (Notoatmodjo, 2012a):
1) Sikap merupakan kecenderungan berpikir, berpersepsi dan bertindak
2) Sikap mempunyai daya pendorong (motivasi);
3) Sikap relatif lebih menetap dibanding emosi dan pikiran;
4) Sikap mengandung aspek penilaian atau evaluatif terhadap objek yang
meliputi komponen kognitif, afektif dan konatif.
2.12 Penelitian sebelumnya
Berdasarkan hasil penelitian (Sumariyem, Syaifudin, & Kurniawati, 2015)
menunjukkan hasil bahwa ada hubungan antara motivasi dengan kepatuhan
28
Predisposing Factors :
- Pengetahuan
- Sikap
- Kepercayaan
- Keyakinan
- Nilai
- (Variabel demografi lainnya
seperti usia, jenis kelamin,
pendidikan, masa kerja) 1
6
7
Enabling Factors : Masalah
- Tersadianya sarana kesehatan Perilaku Sehat
- Akses ke sarana kesahatan Spesifik 11
- Prioritas dan komitmen 2
masyarakat/ pemerintah terhadap
kesehatan
- Keterampilan yang berkaitan
4
dengan kesehatan 4
- Informasi kesehatan 12
3
5 8 10
Reinforcing Factors :
- Keluarga
- Teman
Lingkungan
- Guru
- Majikan (Conditions of
9 living)
- Petugas Kesehatan
- Pengetahuan
- Sarana Prasarana
- Masa kerja Kepatuhan Cuci Tangan
- Pendidikan
- Sikap
BAB III
METODE PENELITIAN
Definisi Skala
No Variabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
1 Kepatuhan Tindakan nyata Angket Kuesioner 1. Tidak patuh, Ordinal
Cuci Tangan yang dilakukan oleh jika tidak
responden dalam Jawaban : melakukan ke
melakukan cuci - Ya (2) 11 pertanyaan
tangan saat berada - Tidak (1) 2. Patuh, jika
di lingkungan melakukan ke
rumah sakit 11 pertanyaan
Sumber :
(Ferdinah, 2017)
2 Pengetahuan Pemahaman Angket Kuesioner 1. Kurang baik, Ordinal
responden tentang jika skor total <
cuci tangan mulai Jawaban : median (22,5)
dari pengertian cuci - Benar (2) 2. Baik, jika skor
tangan, tujuan cuci - Salah (1) total > median
tangan, langkah- (22,5)
langkah cuci
33
- Tidak
Setuju (3)
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RS Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera
Selatan dan dilaksanakan pada bulan Maret 2022.
1. Prosedur Administrasi
Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada Dekan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya yang ditujukan
kepada Direktur Utama RS Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan.
2. Prosedur Tehnis
a. Mengurus surat ijin penelitian ke RS Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera
Selatan untuk memperoleh ijin penelitian.
b. Menemui calon responden dan meminta kesediaannya untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini.
c. Menyebarkan kuesioner kepada responden
d. Setelah kuesioner diisi oleh responden peneliti langsung mengambil
kembali kuesioner tersebut dan selanjutnya di cek kelengkapan
datanya, jika ada yang tidak lengkap meminta kembali dilengkapi jika
responden bersedia.
e. Peneliti mulai melakukan proses data editing.
f. Selain melakukan pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner,
peneliti melakukan observasi tentang langkah/cara cuci tangan dan
hitung waktunya pada tenaga non kesehatan. Peneliti mengambil subjek
untuk dilakukan observasi berdasarkan jenis kelamin dan tingkat
pendidikan.
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dibantu oleh 2 orang
enumerator yaitu mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya yang telah
mendapatkan penjelasan tentang prosedur penelitian sehingga terampil
dalam pengumpulan data.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data (Notoatmodjo, 2012b). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah daftar pertanyaan berupa kuesioner yang terdiri atas:
a. Kuesioner Kepatuhan Cuci Tangan
36
b. Kuesioner Pengetahuan
Kuesioner ini berjumlah 13 butir pertanyaan yang diadopsi dari penelitian
Arimurti (2019), dari penelitiannya jika responden menjawab pertanyaan
dengan benar diberi skor 2 dan jika responden menjawab pertanyaan salah
diberi skor 1.
c. Kuesioner Sarana Prasarana.
Kuesioner ini berjumlah 8 butir pertanyaan yang diadopsi dari penelitian
Syamsulastri (2017), dari penelitiannya pada kuesioner ini terdiri dari tiga
jawaban yaitu selalu ada, jarang ada dan tidak ada. Selalu ada diberi skor
3, jarang ada diberi skor 2 dan tidak ada diberi skor 1.
d. Kuesioner Sikap
Kuesioner ini berjumlah 10 butir pertanyaan yang diadopsi dari penelitian
Syamsulastri (2017), dari penelitiannya pada kuesioner ini terdiri dari tiga
jawaban yaitu setuju, ragu-ragu dan tidak setuju. Untuk pertanyaan nomor
1 s/d 7 jika responden menjawab setuju diberi skor 3, ragu-ragu diberi skor
2 dan tidak setuju diberi skor 1. Untuk pertanyaan nomor 8 s/d 10 jika
responden menjawab setuju diberi skor 1, ragu-ragu diberi skor 2 dan tidak
setuju biberi skor 3.
Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan di RSJ Daerah Jambi
sebanyak 30 tenaga non kesehatan di RSJ Daerah Jambi. Kuesioner dikatakan
valid jika nilai r-hitung > r-tabel (0,361). Dan kuesioner dikatakan reliabel jika
nilai alpha > 0,6. Hasil uji validitas tergambar pada tabel sebagai berikut:
Tangan
dapat dibaca dengan baik. Setelah dilihat ternyata ada satu kuesioner
yang tidak lengkap datanya sehingga di dropout.
2. Coding
Tahap kedua pengelolaan data adalah proses coding dimana proses ini
penting dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam mengelola
berbagai data yang masuk. Coding dilakukan dengan memberikan kode
pada setiap kuesioner tiap responden.
3. Processing
Data yang sudah terkumpul dimasukkan ke dalam program analisa data
menggunakan komputer. Data dimasukkan sesuai nomor responden
pada kuesioner dan jawaban responden dimasukkan kedalam komputer
dalam bentuk angka sesuai dengan skor jawaban yang telah ditentukan
ketika melakukan koding.
4. Cleaning
Suatu pembersihan seluruh data agar terbebas dari kesalahan sebelum
dilakukan analisis data, baik kesalahan dalam memberi kode maupun
dalam membaca kode. Kesalahan juga dimungkinkan terjadi pada saat
memasukkan data ke komputer. Pengelompokan data yang salah akan
diperbaiki hingga tidak ditemukan kembali data yang tidak sesuai,
sehingga data siap dianalisis.
3.8 Analisis Data
Setelah tahap pengelolaan data selesai, maka dilanjutkan dengan
analisa data. Analisa data dalam penelitian ini melalui 2 tahap sebagi
berikut :
1. Analisis Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk melihat tampilan distribusi variabel.
Informasi hasil analisa univariat yang disajikan adalah informasi utama
dan tampilan untuk data katagorik dalam bentuk distribusi frekuensi.
2. Analisis Bivariat
39
BAB IV
Chasanah Goepito.
Selanjutnya sesuai perkembangannya Rumah Sakit Ernaldi Bahar yang
merupakan Unit Pelaksana Tehnis Daerah (UPTD) Provinsi Sumatera Selatan
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan No. 9
Tahun 2001 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah (Perda)
Provinsi Sumatera Selatan No. 3 Tahun 2006 kemudian Peraturan Daerah
Provinsi Sumatera Selatan No. 9 tahun 2008, pasal 47 mempunyai wewenang
menyelenggarakan tugas umum pemerintahan di bidang kesehatan, khususnya
pelayanan kesehatan jiwa sebagai unggulan dan kesehatan dasar lainnya.
Sesuai Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor
841/KPTS/BPKAD/2013 tanggal 09 Desember 2013 tentang penetapan
Rumah Sakit Ernaldi Bahar sebagai satuan kerja perangkat daerah yang
menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah (PPK-
BLUD) bertahap, kemudian pada tahun 2016 sesuai dengan Keputusan
Gubernur Sumatera Selatan Nomor 437/KPTS/BPKAD/2016 tentang
Peningkatan Status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah pada Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan, bahwa
RS Ernaldi Bahar telah ditingkatkan menjadi Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD) penuh.
Dalam menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan terhadap
masyarakat, saat ini Rumah Sakit Ernaldi Bahar mempunyai produk layanan :
Pelayanan Gawat Darurat; Pelayanan Rawat Jalan meliputi : Pelayanan
Psikiatri Anak dan Remaja, Pelayanan Psikiatri Adiksi, Pelayanan Psikiatri
Dewasa dan Lanjut Usia, Pelayanan Psikiatri Forensik, Pelayanan Konseling
dan Psikoterapi, Pelayanan Rehabilitasi Medik; Pelayanan Spesialis Anak;
Pelayanan Spesialis Penyakit Dalam; Pelayanan Spesialis Syaraf; Pelayanan
Spesialis Kulit dan Kelamin; Pelayanan Spesialis THT-KL; Pelayanan
Kesehatan Gigi dan Mulut; Pelayanan Geriatri; Pelayanan Anestesi; Pelayanan
Napza Terpadu.
Pelayanan rawat inap meliputi : Rawat Inap Intensif Psikiatri atau Unit
Perawatan Intensif Psikiatri (UPIP); Rawat Inap Stabilisasi; Rehabilitasi
Napza. Pelayanan penunjang medik dan non medik meliputi : Pelayanan
42
Perempuan 37 37,8
Umur
< 30 tahun 36 36,7
> 30 tahun 62 63,3
4.3 Pembahasan
47
dengan pasien, kesadaran yang rendah, tangan tidak kotor, sarana atau
fasilitas cuci tangan di bagian keuangan dan bendahara, pengembangan dan
perencanaan, dan kepegawaian tidak ada sarana cuci tangan. Responden
yang tidak patuh cuci tangan berisiko menularkan dan tertular penyakit
infeksi. Data rumah sakit angka HAIs selama tahun 2021 sebanyak 8 kasus,
jika dibandingkan dengan ketentuan RS maka tidak boleh ada angka HAIs.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 37,8% responden tidak
melakuakan hand rub selama 20-30 detik. Sebesar 31,6% responden tidak
melakukan handwash selama 40-60 detik. Hal tersebut dikarenakan
responden tergesa-gesa saat melakukan cuci tangan dan responden
beragumen bahwa tangannya masih bersih sehingga tidak perlu mencuci
tangan sesuai dengan ketentuan. Responden juga belum mendapatkan
informasi tentang tatacara mencuci tangan, ditambah lagi pihak rumah sakit
belum memasang poster atau leaflet tentang cuci tangan. Hasil jawaban
responden menunjukkan bahwa sebesar 21,4% menjawab jaraang ada poster
dan 15,3% menjawab tidak ada poster tentang cuci tangan. Sebanyak 19,4%
responden menjawab jarang ada leaflet dan sebanyak 14,3% responden
menjawab tidak ada leaflet cuci tangan. Ketersediaan fasilitas juga
mempengaruhi pelaksanaan cuci tangan, sebesar 37,8% responden
menjawab jarang ada tisu atau handuk sekali pakai.
Sesuai dengan WHO menyatakan bahwa tenaga yang ada di Rumah
Sakit berisiko untuk tertular penyakit infeksi sehingga diperlukan kegiatan
cuci tangan. Cuci tangan dapat mengurangi kotoran dan demu yang ada di
permukaan kulit serta mengurangi jumlah mikroorganisme yang ada di
permukaan tangan. WHO mencetuskan lima momet pelaksanaan cuci
tangan yaitu sebelum menyentuh pasien, sebelum melakukan prosedur
bersih dan steril, setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien, setelah
bersentuhan dengan pasien dan setelah bersentuhan dengan lingkungan
sekitar pasien (WHO, 2009a).
Kepatuhan cuci tangan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jenis
kelamin, fasilitas cuci tangan (WHO, 2009a). Widianingrum (2010)
menyatakan bahwa kepatuhan cuci tangan dipengaruhi oleh jenis kelamin,
50
mencuci tangan yang cukup dan terjangkau memiliki peranan yang sangat
penting untuk meningkakan kepatuhan pelaksanaan mencuci tangan menjadi
optimal sesuai dengan standar.
Sesuai dengan (Wahyuni & Kurniawidjaja, 2022) menyatakan bahwa
fasilitas yang memadai akan menimbulkan motivasi dan semangat dalam
diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Pada perilaku cuci tangan
tenaga kesehatan, penyediaan alat cuci tangan yang memadai seperti
wastafel, sabun, air yang mengalir lancar, letaknya yang mudah dijangkau,
akan membuat tenaga kesehatan semakin semangat dan termotivasi dalam
melakukan cuci tangan tangan. Menurut Green dalam Notoatmodjo (2012)
menyatakan bahwa fasilitas merupakan salah satu faktor pemungkin yang
mempengaruhi pembentukan perilaku seseorang. Tanpa adanya sumber
daya yang memadai, seseorang tidak akan mampu menerapkan suatu
perilaku dengan baik.
Penelitian yang dilakukan di RS Siloam Cikarang menunjukkan
bahwa perawat dengan sarana parasarana mendukung lebih patuh mencuci
tangan jika dibandingkan dengan perawat dengan sarana prasarana cuci
tangan tidak mendukung. Tersedianya sarana prasarana cuci tangan
memudahkan perawat melakukan cuci tangan. Sarana prasarana cuci tangan
yang disediakan rumah sakit adalah handrub, westafel, tisu habis pakai,
sabun cuci tangan (Hikmayanti, 2015). Penelitian di Rumah Sakit Y Jakarta
menunjukan bahwa perawat lebih banyak yang patuh karena tersedianya
sarana prasarana hand hygiene. Rumah sakit menyediakan handrub disetiap
ruangan dan mudah dijangkau oleh semua orang, rumah sakit juga
menyediakan wastafel yang diletakkan disetiap toilet dan sudut gedung.
Rumah sakit juga menyediakan sabun dan air mengalir (Ferdinah, 2017).
Kemudahan dalam mengakses persediaan alat-alat untuk melakukan hand
hygiene, bak cuci tangan, sabun, detergen, atau alkohol jell adalah sangat
penting untuk membuat ketaatan menjadi optimal sesuai dengan standar
(Comer, Ibrahim, McMillan, Baker, & Patterson, 2009).
4.3.4 Hubungan Masa Kerja dengan Kepatuhan Cuci Tangan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan p-value sebesar 0,000. Jika p-
54
value<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara masa kerja
dengan kepatuhan cuci tangan pada tenaga non kesehatan di RS Ernaldi
Bahar. Responden yang bekerja dengan masa kerja lama lebih patuh 6,5 kali
mencuci tangan jika dibandingkan dengan responden yang bekerja dengan
masa kerja baru. Peneliti berpendapat bahwa seseorang yang telah bekerja
dalam waktu yang lama akan mendapat pengalaman dan keterampilan yang
lebih banyak pula. Semakin lama responden bekerja maka akan semakin
banyak pengalaman yang dimilikinya karena sudah menyesuaikan diri
dengan lingkungan pekerjaannya. Pengalaman yang dimiliki oleh responden
akan mempengaruhi pengetahuannya terkait dengan hand hygiene.
Responden yang memiliki masa kerja lama akan lebih mengetahui
pentingnya hand hygiene sehingga responden tersebut patuh dalam
penerapan hand hygiene. Responden yang masa kerjanya lama merasa
berisiko untuk tertular penyakit jika dibandingkan dengan responden dengan
masa kerja baru sehingga responden tersebut lebih patuh dalam melakukan
cuci tangan.
Lama kerja seseorang dapat mempengaruhi perilakunya. Semakin
lama seseorang bekerja maka akan semakin berpengalaman sehingga tingkat
prestasi dan kecakapannya semakin tinggi, dan prestasi yang tinggi tersebut
didapat dari perilaku yang baik (Notoatmodjo, 2003). Perawat yang bekerja
lebih dari satu tahun cenderung memiliki perilaku cuci tangan yang baik jika
dibandingkan dengan perawat dengan lama kerja kurang dari satu tahun
(Damanik, 2012).
Penelitian yang dilakukan di Yogyakarta menunjukkan bahwa ada
perbedaan lama kerja dengan kepatuhan melaksanakan praktik hand
hygiene antara perawat yang memiliki lama kerja baru dan lama kerja lama,
dimana perawat yang memiliki lama kerja lama lebih patuh melaksanakan
hand hygiene jika dibandingkan dengan perawat yang lama kerjanya baru
(Sumariyem et al., 2015). Penelitian sebelumnya yang dilaksanakan di RS
Rangkas Bitung juga menunjukkan hasil yang sama bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara lama kerja perawat dengan tingkat
kepatuhan perawat dalam melakukan hand hygiene (Sinaga, 2015).
55
Reponden yang memiliki sikap positif lebih banyak patuh mencuci tangan
jika dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap negatif (Setiaman,
2015). Penelitian yang dilakukan di RSUD Sleman diperoleh hasil bahwa
ada hubungan antara sikap dengan kepatuhan hand hygiene. Kepatuhan
hand hygiene lebih tinggi pada responden yang memiliki sikap baik jika
dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap kurang baik
(Suhartini, 2017).
4.4 Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini terdapat keterbatasan-keterbatasan yang bisa
dijadikan bahan pertimbangan, keterbatasan tersebut antara lain adalah
disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah disain cross sectional.
Disain cross sectional merupakan disain penelitian dimana variabel-variabel
yang diteliti, baik variabel dependen maupun independen, didapat dalam
waktu yang bersamaan. Oleh karena itu, disain ini sulit mengetahui
variabel mana yang terlebih dahulu menjadi penyebab atau akibat.
Adanya variabel lain yang tidak diteliti oleh peneliti seperti pengawasan
dari pihak rumah sakit, motivasi, dukungan dari keluarga atau atasan dan
pihak rumah sakit. Dalam penelitian ini menggunakan data primer yang
dikumpulkan menggunakan kuesioner sehingga data ini amat dipengaruhi oleh
kejujuran responden dalam menjawab pertanyaan sehingga kemungkinan
terjadinya bias informasi. Untuk mengurangi adanya bias informasi maka
peneliti meyakinkan kepada responden bahwa data ini hanya untuk
penyelesain tesis.
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai bahwa :
a. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan cuci tangan pada
tenaga non kesehatan di RS RS Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2022 ( p-value = 0,000; OR = 14,8 (5,2-41,9)).
b. Terdapat hubungan antara sarana prasarana dengan kepatuhan cuci tangan
pada tenaga non kesehatan di RS RS Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera
Selatan Tahun 2022 ( p-value = 0,000; OR = 5,8 (2,4-14,1).
c. Terdapat hubungan antara masa kerja dengan kepatuhan cuci tangan pada
tenaga non kesehatan di RS RS Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2022 ( p-value = 0,000; OR = 6,5 (2,4-17,9)).
d. Terdapat hubungan antara sikap dengan kepatuhan cuci tangan pada tenaga
non kesehatan di RS RS Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan Tahun
2022 ( p-value = 0,000; OR = 47,0 (12,3-179,1)).
e. Tidak ada hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan cuci tangan pada
tenaga non kesehatan di RS RS Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2022 ( p-value = 0,170).
5.2 Saran
a. Bagi Rumah Sakit
1. Memasang audio speaker aktif yng berisikan suara yang
mengingatkan tenaga medis dan non medis untuk selalu menerapkan
hand hygiene, suara tersebut akan otomatis terulang setiap 30 menit
sekali sehingga mencuci tangan menjadi sebuah kebiasaan dalam
menerapkan hand hygiene
2. Pihak rumah sakit melengkapi sarana cuci tangan seperti tisu dan lap
sekali pakai sehingga dapat digunakan oleh tenaga yang ada di rumah
sakit baik tenaga medis maupun non medis.
59
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pendidikan :
Masa Kerja :
A. Kepatuhan Cuci Tangan
Petunjuk pengisian :
1. Isilah data dibawah ini dengan memberikan tanda check list (√) pada kolom
yang tersedia sesuai yang anda kerjakan
2. Dimohon kepada saudara/i untuk TIDAK mengosongkan jawaban
walaupun hanya satu pertanyaan
Kepatuhan
No Pertanyaan
Ya Tidak
1 Mencuci tangan saat tiba di ruangan
2 Mencuci tangan sebelum pulang kerumah
3 Mencuci tangan setelah kontak dengan
lingkungan pasien
4 Menuangkan cairan handrub pada telapak tangan
kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan
secara lembut dengan arah memutar
5 Mengusap dan menggosok kedua punggung
tangan secara bergantian
6 Menggosok sela-sela jari tangan hingga bersih
7 Membersihkan ujung jari secara bergantian
dengan posisi saling mengunci
8 Menggosok dan putar kedua ibu jari secara
bergantian
9 Meletakkan ujung jari ke telapak tangan
kemudian gosok perlahan
10 Melakukan Hand rub (selama 20-30 detik)
11 Melakukan Handwash (selama 40-60 detik)
Sumber : (Syamsulastri, 2017)
B. Pengetahuan
Petunjuk pengisian:
1. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang dianggap benar
2. Dimohon kepada saudara/i untuk TIDAK mengosongkan jawaban
walaupun hanya satu pertanyaan
1 Definisi dari cuci tangan adalah ?
a. Tindakan membersihkan tangan dengan tepat dan benar dengan
menggunakan cairan yang berbasis alkohol maupun dengan
menggunakan sabun dan air yang mengalir
b. Proses membersihkan tangan dengan menggunakan air saja
c. Proses yang dilakukan petugas kesehatan saja
2 Apakah tujuan cuci tangan di rumah sakit?
a. Supaya tangan terlihat bersih
b. Supaya tidak terjadi penularan infeksi ke pasien yang lain dan
petugas kesehatan
c. Supaya menambah kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan
3 Manfaat dari cuci tangan adalah?
a. Mengurangi kolonisasi mikroorganisme yang berada ditangan
b. Agar tangan terlihat bersih
c. Agar terhindar dari kuman penyakit
4 Berapa lama proses melakukan langkah mencuci tangan dengan air
mengalir?
a. 20-30 detik
b. 40-60 detik
c. 60-80 detik
5 Pelaksanaan cuci tangan yang ditetapkan oleh WHO adalah?
a. Tujuh moment
b. Enam moment
c. Lima moment
6 Momen pertama dalam cuci tangan lima moment adalah?
a. Sebelum menyentuh pasien
b. Sebelum melakukan tindakan aseptik/bersih
c. Setelah terpapar dengan cairan tubuh pasien
7 Setelah menyentuh lingkungan/ benda sekitar pasien termasuk
moment ke ?
a. 1
b. 3
c. 5
8 Momen kedua dalam cuci tangan lima moment adalah?
a. Sebelum melakukan tindakan aseptik/bersih
b. Setelah menyentuh pasien
c. Setelah menyentuh lingkungan sekitar pasien
9 Setelah terpapar dengan cairan tubuh pasien termasuk dalam momen
ke berapa?
a. 2
b. 3
c. 4
10 Momen keempat dalam cuci tangan lima moment adalah?
a. Setelah terpapar dengan cairan tubuh pasien
b. Setelah menyentuh pasien
c. Setelah menyentuh lingkungan sekitar pasien
11 Mengeringkan tangan menggunakan tissue bersih/handuk sekali pakai
dilakukan saat ?
a. Setiap selesai melakukan handrub
b. Setiap selesai melakukan hand washing
c. Setiap selesai melakukan hand washing dan handrub
12 Durasi cuci tangan menggunakan larutan antiseptik/handrub adalah
a. 30-40 detik
b. 20-30 detik
c. 40-60 detik
13 Pengertian dari handwashing adalah
a. Mencuci tangan dengan sabun antisptik dan air mengalir
b. Mencuci tangan dengan alkohol antiseptik
c. Mencuci tangan dengan air mengalir
Sumber : (Arimurti, 2019)
C. Sarana Prasarana
Petunjuk pengisian:
1. Isilah data dibawah ini dengan memberikan tanda check list (√) pada
kolom yang tersedia
2. Dimohon kepada saudara/i untuk TIDAK mengosongkan jawaban
walaupun hanya satu pertanyaan
Jawaban
No Pertanyaan Selalu Jarang Tidak
Ada Ada Ada
1 Westafel dan air mengalir
2 Kertas tissue/handuk sekali pakai
3 Sabun cuci tangan antiseptik
4 Alkohol hand rub (Hand Sanitaizer)
5 Tempat sampah untuk tissue
6 Tempat cuci tangan terjangkau
7 Poster cuci tangan
8 Leaflet bergambar tentang proses cuci
tangan yang baik dan benar
Sumber : (Syamsulastri, 2017)
D. Sikap
Petunjuk pengisian
1. Berilah tanda cheklist (√) pada jawaban yang telah disediakan
S : Setuju R : Ragu-Ragu TS : Tidak Setuju
2. Dimohon kepada saudara/i untuk TIDAK mengosongkan jawaban
walaupun hanya satu pertanyaan.
Jawaban
No Pertanyaan
S R TS
1 Saya mengeringkan tangan menggunakan
tisu bersih/ handuk sekali pakai setiap selesai
melakukan hand washing
2 Saya memerlukan lap yang bersih dan kering
untuk mengeringkan tangan setelah
melakukan hand washing
3 Saya melakukan cuci tangan untuk
membersihkan tangan dari bakteri atau
kuman yang ada ditangan
4 Setelah kontak dengan lingkungan sekitar
pasien perlu melakukan cuci tangan
5 Saya segera melakukan cuci tangan sesuai
standar setelah tiba di rumah sakit, setelah
dari lingkungan pasien, setelah dari dari toilet
dan sebelum balik dari rumah sakit
6 Mencegah resiko tinggi infeksi nosokomial
salah satunya dengan cuci tangan
7 Saya menganggap bahwa perlu mematuhi
hand hygiene
8 Saya merasa tidak perlu terlalu sering
melakukan cuci tangan dapat membuat
tangan menjadi kering, iritasi dan tidak
nyaman
9 Mematuhi hand hygiene sesuai standar dapat
membuang waktu dan menghambat untuk
segera menyelesaikan pekerjaan
10 Kesibukan yang tinggi membuat saya tidak
sempat untuk melakukan hand hygiene sesuai
standar
Sumber : (Syamsulastri, 2017)
HASIL UJI VALIDITAS
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,928 11
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Kepatuhan Cuci Tangan 1 1,83 ,379 30
Kepatuhan Cuci Tangan 2 1,70 ,466 30
Kepatuhan Cuci Tangan 3 1,90 ,305 30
Kepatuhan Cuci Tangan 4 1,80 ,407 30
Kepatuhan Cuci Tangan 5 1,73 ,450 30
Kepatuhan Cuci Tangan 6 1,80 ,407 30
Kepatuhan Cuci Tangan 7 1,73 ,450 30
Kepatuhan Cuci Tangan 8 1,67 ,479 30
Kepatuhan Cuci Tangan 9 1,73 ,450 30
Kepatuhan Cuci Tangan 10 1,50 ,509 30
Kepatuhan Cuci Tangan 11 1,67 ,479 30
Item-Total Statistics
Scale Corrected
Scale Mean if Variance if Item-Total Cronbach's Alpha
Item Deleted Item Deleted Correlation if Item Deleted
Kepatuhan Cuci Tangan 1 17,23 11,978 ,530 ,929
Kepatuhan Cuci Tangan 2 17,37 10,999 ,743 ,920
Kepatuhan Cuci Tangan 3 17,17 12,006 ,669 ,924
Kepatuhan Cuci Tangan 4 17,27 11,237 ,774 ,919
Kepatuhan Cuci Tangan 5 17,33 11,402 ,628 ,925
Kepatuhan Cuci Tangan 6 17,27 11,237 ,774 ,919
Kepatuhan Cuci Tangan 7 17,33 10,713 ,882 ,913
Kepatuhan Cuci Tangan 8 17,40 10,593 ,862 ,914
Kepatuhan Cuci Tangan 9 17,33 10,713 ,882 ,913
Kepatuhan Cuci Tangan 10 17,57 11,771 ,425 ,936
Kepatuhan Cuci Tangan 11 17,40 11,076 ,692 ,922
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
19,07 13,513 3,676 11
Variabel Pengetahuan
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,894 13
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Pengetahuan 1 1,70 ,466 30
Pengetahuan 2 1,67 ,479 30
Pengetahuan 3 1,73 ,450 30
Pengetahuan 4 1,70 ,466 30
Pengetahuan 5 1,87 ,346 30
Pengetahuan 6 1,83 ,379 30
Pengetahuan 7 1,20 ,407 30
Pengetahuan 8 1,27 ,450 30
Pengetahuan 9 1,57 ,504 30
Pengetahuan 10 1,77 ,430 30
Pengetahuan 11 1,83 ,379 30
Pengetahuan 12 1,77 ,430 30
Pengetahuan 13 1,67 ,479 30
Item-Total Statistics
Scale
Variance if
Scale Mean if Item Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted Deleted Total Correlation if Item Deleted
Pengetahuan 1 19,87 11,499 ,803 ,875
Pengetahuan 2 19,90 11,679 ,716 ,879
Pengetahuan 3 19,83 12,144 ,609 ,885
Pengetahuan 4 19,87 12,326 ,523 ,889
Pengetahuan 5 19,70 12,907 ,494 ,890
Pengetahuan 6 19,73 12,547 ,582 ,886
Pengetahuan 7 20,37 12,585 ,521 ,889
Pengetahuan 8 20,30 12,286 ,560 ,887
Pengetahuan 9 20,00 12,414 ,447 ,894
Pengetahuan 10 19,80 11,890 ,735 ,879
Pengetahuan 11 19,73 12,616 ,555 ,888
Pengetahuan 12 19,80 12,166 ,634 ,884
Pengetahuan 13 19,90 12,231 ,535 ,889
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
21,57 14,254 3,775 13
Variabel sarana prasarana
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,859 8
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Sarana Prasarana 1 2,97 ,183 30
Sarana Prasarana 2 2,93 ,254 30
Sarana Prasarana 3 2,93 ,365 30
Sarana Prasarana 4 2,87 ,507 30
Sarana Prasarana 5 2,80 ,610 30
Sarana Prasarana 6 2,80 ,610 30
Sarana Prasarana 7 2,73 ,691 30
Sarana Prasarana 8 2,73 ,691 30
Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Corrected Cronbach's
if Item Variance if Item-Total Alpha if Item
Deleted Item Deleted Correlation Deleted
Sarana Prasarana 1 19,80 7,959 ,790 ,851
Sarana Prasarana 2 19,83 7,868 ,614 ,852
Sarana Prasarana 3 19,83 7,178 ,764 ,832
Sarana Prasarana 4 19,90 6,921 ,610 ,841
Sarana Prasarana 5 19,97 6,930 ,468 ,861
Sarana Prasarana 6 19,97 6,102 ,773 ,819
Sarana Prasarana 7 20,03 5,964 ,700 ,832
Sarana Prasarana 8 20,03 6,102 ,651 ,839
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
22,77 8,806 2,967 8
Variabel Sikap
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,921 10
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Sikap 1 2,37 ,928 30
Sikap 2 2,50 ,777 30
Sikap 3 2,50 ,861 30
Sikap 4 2,63 ,669 30
Sikap 5 2,67 ,606 30
Sikap 6 2,80 ,407 30
Sikap 7 2,53 ,819 30
Sikap 8 2,47 ,819 30
Sikap 9 2,27 ,980 30
Sikap 10 2,43 ,898 30
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Sikap 1 22,80 28,372 ,762 ,910
Sikap 2 22,67 28,644 ,904 ,901
Sikap 3 22,67 29,816 ,660 ,915
Sikap 4 22,53 31,292 ,672 ,915
Sikap 5 22,50 31,638 ,697 ,914
Sikap 6 22,37 34,723 ,391 ,926
Sikap 7 22,63 29,137 ,786 ,908
Sikap 8 22,70 29,252 ,772 ,909
Sikap 9 22,90 30,024 ,538 ,925
Sikap 10 22,73 27,513 ,897 ,901
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
25,17 36,764 6,063 10
Interpretasi Hasil
1. Variabel Kepatuhan Cuci Tangan
Uji Validitas & Reliabilitas Kepatuhan Cuci Tangan
No Kepatuhan n r-hitung r-tabel alpha kesimpulan
3
0,530 0,361 0,928 Valid dan reliabel
1 Pertanyaan 1 0
3
0,743 0,361 0,928 Valid dan reliabel
2 Pertanyaan 2 0
3
0,669 0,361 0,928 Valid dan reliabel
3 Pertanyaan 3 0
3
0,774 0,361 0,928 Valid dan reliabel
4 Pertanyaan 4 0
3
0,628 0,361 0,928 Valid dan reliabel
5 Pertanyaan 5 0
3
0,774 0,361 0,928 Valid dan reliabel
6 Pertanyaan 6 0
3
0,882 0,361 0,928 Valid dan reliabel
7 Pertanyaan 7 0
3
0,862 0,361 0,928 Valid dan reliabel
8 Pertanyaan 8 0
3
0,882 0,361 0,928 Valid dan reliabel
9 Pertanyaan 9 0
3
0,425 0,361 0,928 Valid dan reliabel
10 Pertanyaan 10 0
3
0,692 0,361 0,928 Valid dan reliabel
11 Pertanyaan 11 0
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai r-hitung > r tabel sehingga pertanyaan
tersebut valid, sedangkan nilai alpha > r tabel sehingga pertanyaan tersebut
reliabel.
2. Variabel Pengetahuan
Uji Validitas & Reliabilitas Pengetahuan
No Pengetahuan n r-hitung r-tabel alpha kesimpulan
1 Pertanyaan 1 30 0,803 0,361 0,894 Valid dan reliabel
2 Pertanyaan 2 30 0,716 0,361 0,894 Valid dan reliabel
3 Pertanyaan 3 30 0,609 0,361 0,894 Valid dan reliabel
4 Pertanyaan 4 30 0,523 0,361 0,894 Valid dan reliabel
5 Pertanyaan 5 30 0,494 0,361 0,894 Valid dan reliabel
6 Pertanyaan 6 30 0,582 0,361 0,894 Valid dan reliabel
7 Pertanyaan 7 30 0,521 0,361 0,894 Valid dan reliabel
8 Pertanyaan 8 30 0,560 0,361 0,894 Valid dan reliabel
9 Pertanyaan 9 30 0,447 0,361 0,894 Valid dan reliabel
10 Pertanyaan 10 30 0,735 0,361 0,894 Valid dan reliabel
11 Pertanyaan 11 30 0,555 0,361 0,894 Valid dan reliabel
12 Pertanyaan 12 30 0,634 0,361 0,894 Valid dan reliabel
13 Pertanyaan 13 30 0,535 0,361 0,894 Valid dan reliabel
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai r-hitung > r tabel sehingga pertanyaan
tersebut valid, sedangkan nilai alpha > r tabel sehingga pertanyaan tersebut
reliabel.
3. Variabel Sarana Prasarana
Uji Validitas & Reliabilitas Sarana Prasarana
No Sarana Prasarana n r-hitung r-tabel alpha kesimpulan
0,85
0,790 0,361 Valid dan reliabel
1 Pertanyaan 1 30 9
0,85
0,614 0,361 Valid dan reliabel
2 Pertanyaan 2 30 9
0,85
0,764 0,361 Valid dan reliabel
3 Pertanyaan 3 30 9
0,85
0,610 0,361 Valid dan reliabel
4 Pertanyaan 4 30 9
0,85
0,468 0,361 Valid dan reliabel
5 Pertanyaan 5 30 9
0,85
0,773 0,361 Valid dan reliabel
6 Pertanyaan 6 30 9
0,85
0,700 0,361 Valid dan reliabel
7 Pertanyaan 7 30 9
0,85
0,651 0,361 Valid dan reliabel
8 Pertanyaan 8 30 9
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai r-hitung > r tabel sehingga pertanyaan
tersebut valid, sedangkan nilai alpha > r tabel sehingga pertanyaan tersebut
reliabel.
4. Variabel Sikap
Uji Validitas & Reliabilitas Sikap
No Sikap n r-hitung r-tabel alpha kesimpulan
3
0,762 0,361 0,921 Valid dan reliabel
1 Pertanyaan 1 0
3
0,904 0,361 0,921 Valid dan reliabel
2 Pertanyaan 2 0
3 Pertanyaan 3 3 0,660 0,361 0,921 Valid dan reliabel
0
3
0,672 0,361 0,921 Valid dan reliabel
4 Pertanyaan 4 0
3
0,697 0,361 0,921 Valid dan reliabel
5 Pertanyaan 5 0
3
0,391 0,361 0,921 Valid dan reliabel
6 Pertanyaan 6 0
3
0,786 0,361 0,921 Valid dan reliabel
7 Pertanyaan 7 0
3
0,772 0,361 0,921 Valid dan reliabel
8 Pertanyaan 8 0
3
0,538 0,361 0,921 Valid dan reliabel
9 Pertanyaan 9 0
3
0,897 0,361 0,921 Valid dan reliabel
10 Pertanyaan 10 0
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai r-hitung > r tabel sehingga pertanyaan
tersebut valid, sedangkan nilai alpha > r tabel sehingga pertanyaan tersebut
reliabel.
HASIL PENELITIAN
Explore
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kepatuhan 98 100,0% 0 0,0% 98 100,0%
Pengetahuan 98 100,0% 0 0,0% 98 100,0%
Sarana 98 100,0% 0 0,0% 98 100,0%
Sikap 98 100,0% 0 0,0% 98 100,0%
Umur 98 100,0% 0 0,0% 98 100,0%
Masa Kerja 98 100,0% 0 0,0% 98 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
Kepatuhan Mean 20,23 ,236
95% Confidence Interval for Lower Bound 19,77
Mean Upper Bound 20,70
5% Trimmed Mean 20,35
Median 22,00
Variance 5,439
Std. Deviation 2,332
Minimum 16
Maximum 22
Range 6
Interquartile Range 5
Skewness -,668 ,244
Kurtosis -1,463 ,483
Pengetahuan Mean 21,58 ,345
95% Confidence Interval for Lower Bound 20,90
Mean
Upper Bound 22,27
5% Trimmed Mean 21,62
Median 22,50
Variance 11,648
Std. Deviation 3,413
Minimum 16
Maximum 26
Range 10
Interquartile Range 7
Skewness -,142 ,244
Kurtosis -1,516 ,483
Sarana Mean 22,37 ,217
95% Confidence Interval for Lower Bound 21,94
Mean
Upper Bound 22,80
5% Trimmed Mean 22,55
Median 24,00
Variance 4,606
Std. Deviation 2,146
Minimum 15
Maximum 24
Range 9
Interquartile Range 3
Skewness -1,111 ,244
Kurtosis ,272 ,483
Sikap Mean 25,54 ,446
95% Confidence Interval for Lower Bound 24,66
Mean
Upper Bound 26,43
5% Trimmed Mean 25,71
Median 28,00
Variance 19,509
Std. Deviation 4,417
Minimum 18
Maximum 30
Range 12
Interquartile Range 9
Skewness -,438 ,244
Kurtosis -1,450 ,483
Umur Mean 34,30 ,939
95% Confidence Interval for Lower Bound 32,43
Mean
Upper Bound 36,16
5% Trimmed Mean 34,07
Median 34,00
Variance 86,355
Std. Deviation 9,293
Minimum 19
Maximum 56
Range 37
Interquartile Range 12
Skewness ,381 ,244
Kurtosis -,613 ,483
Masa Kerja Mean 7,73 ,627
95% Confidence Interval for Lower Bound 6,48
Mean
Upper Bound 8,97
5% Trimmed Mean 7,25
Median 5,00
Variance 38,522
Std. Deviation 6,207
Minimum 0
Maximum 27
Range 27
Interquartile Range 9
Skewness ,967 ,244
Kurtosis ,305 ,483
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Kepatuhan ,377 98 ,000 ,675 98 ,000
Pengetahuan ,161 98 ,000 ,888 98 ,000
Sarana ,307 98 ,000 ,761 98 ,000
Sikap ,221 98 ,000 ,834 98 ,000
Umur ,088 98 ,061 ,966 98 ,013
Masa Kerja ,185 98 ,000 ,891 98 ,000
Frequencies
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 61 62,2 62,2 62,2
Perempuan 37 37,8 37,8 100,0
Total 98 100,0 100,0
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 3 3,1 3,1 3,1
SMP 6 6,1 6,1 9,2
SMA 57 58,2 58,2 67,3
D3 9 9,2 9,2 76,5
S1 17 17,3 17,3 93,9
S2 6 6,1 6,1 100,0
Total 98 100,0 100,0
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 30 Tahun 36 36,7 36,7 36,7
>=30 Tahun 62 63,3 63,3 100,0
Total 98 100,0 100,0
HASIL UNIVARIAT
Frequencies
Kepatuhan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Patuh 39 39,8 39,8 39,8
Patuh 59 60,2 60,2 100,0
Total 98 100,0 100,0
Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Baik 49 50,0 50,0 50,0
Baik 49 50,0 50,0 100,0
Total 98 100,0 100,0
Sarana
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Mendukung 46 46,9 46,9 46,9
Mendukung 52 53,1 53,1 100,0
Total 98 100,0 100,0
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pendidikan Rendah 9 9,2 9,2 9,2
Pendidikan Tinggi 89 90,8 90,8 100,0
Total 98 100,0 100,0
Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Baik 48 49,0 49,0 49,0
Baik 50 51,0 51,0 100,0
Total 98 100,0 100,0
Masa Kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baru (< 10 Tahun) 60 61,2 61,2 61,2
Lama (>=10 tahun) 38 38,8 38,8 100,0
Total 98 100,0 100,0
HASIL BIVARIAT
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan * Kepatuhan 98 100,0% 0 0,0% 98 100,0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 31,048a 1 ,000
Continuity Correctionb 28,791 1 ,000
Likelihood Ratio 33,406 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear Association 30,731 1 ,000
N of Valid Cases 98
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Pengetahuan 14,781 5,213 41,909
(Kurang Baik / Baik)
For cohort Kepatuhan = 5,500 2,535 11,932
Tidak Patuh
For cohort Kepatuhan = ,372 ,246 ,564
Patuh
N of Valid Cases 98
Crosstabs
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 16,069a 1 ,000
Continuity Correctionb 14,454 1 ,000
Likelihood Ratio 16,505 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear Association 15,905 1 ,000
N of Valid Cases 98
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18,31.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Sarana 5,798 2,379 14,130
(Kurang Mendukung /
Mendukung)
For cohort Kepatuhan = 2,877 1,621 5,107
Tidak Patuh
For cohort Kepatuhan = ,496 ,337 ,731
Patuh
N of Valid Cases 98
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Kepatuhan N Mean Rank Sum of Ranks
Masa Kerja Tidak Patuh 39 34,08 1329,00
Patuh 59 59,69 3522,00
Total 98
Test Statisticsa
Masa Kerja
Mann-Whitney U 549,000
Wilcoxon W 1329,000
Z -4,378
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
Crosstabs
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) (2-sided) sided)
Pearson Chi-Square 14,930a 1 ,000
Continuity Correctionb 13,338 1 ,000
Likelihood Ratio 16,021 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear Association 14,777 1 ,000
N of Valid Cases 98
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15,12.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Masa Kerja 6,519 2,375 17,887
(Baru (< 10 Tahun) / Lama
(>=10 tahun))
For cohort Kepatuhan = Tidak 3,483 1,614 7,517
Patuh
For cohort Kepatuhan = Patuh ,534 ,391 ,730
N of Valid Cases 98
Crosstabs
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 2,987a 1 ,084
Continuity Correctionb 1,879 1 ,170
Likelihood Ratio 2,921 1 ,087
Fisher's Exact Test ,150 ,087
Linear-by-Linear Association 2,956 1 ,086
N of Valid Cases 98
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,58.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Pendidikan 3,394 ,795 14,485
(Pendidikan Rendah /
Pendidikan Tinggi)
For cohort Kepatuhan = 1,798 1,053 3,071
Tidak Patuh
For cohort Kepatuhan = ,530 ,207 1,353
Patuh
N of Valid Cases 98
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Sikap * Kepatuhan 98 100,0% 0 0,0% 98 100,0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 48,665a 1 ,000
Continuity Correctionb 45,828 1 ,000
Likelihood Ratio 55,065 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear Association 48,169 1 ,000
N of Valid Cases 98
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19,10.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Sikap 47,000 12,337 179,056
(Kurang Baik / Baik)
For cohort Kepatuhan = 12,500 4,123 37,899
Tidak Patuh
For cohort Kepatuhan = ,266 ,162 ,436
Patuh
N of Valid Cases 98
Frequencies
Kepatuhan Cuci Tangan 1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 35 35,7 35,7 35,7
Ya 63 64,3 64,3 100,0
Total 98 100,0 100,0
Pengetahuan 1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Benar 98 100,0 100,0 100,0
Pengetahuan 2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 24 24,5 24,5 24,5
Benar 74 75,5 75,5 100,0
Total 98 100,0 100,0
Pengetahuan 3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 42 42,9 42,9 42,9
Benar 56 57,1 57,1 100,0
Total 98 100,0 100,0
Pengetahuan 4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 13 13,3 13,3 13,3
Benar 85 86,7 86,7 100,0
Total 98 100,0 100,0
Pengetahuan 5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 48 49,0 49,0 49,0
Benar 50 51,0 51,0 100,0
Total 98 100,0 100,0
Pengetahuan 6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 8 8,2 8,2 8,2
Benar 90 91,8 91,8 100,0
Total 98 100,0 100,0
Pengetahuan 7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 36 36,7 36,7 36,7
Benar 62 63,3 63,3 100,0
Total 98 100,0 100,0
Pengetahuan 8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 44 44,9 44,9 44,9
Benar 54 55,1 55,1 100,0
Total 98 100,0 100,0
Pengetahuan 9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 67 68,4 68,4 68,4
Benar 31 31,6 31,6 100,0
Total 98 100,0 100,0
Pengetahuan 10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 66 67,3 67,3 67,3
Benar 32 32,7 32,7 100,0
Total 98 100,0 100,0
Pengetahuan 11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 42 42,9 42,9 42,9
Benar 56 57,1 57,1 100,0
Total 98 100,0 100,0
Pengetahuan 12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 40 40,8 40,8 40,8
Benar 58 59,2 59,2 100,0
Total 98 100,0 100,0
Pengetahuan 13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 3 3,1 3,1 3,1
Benar 95 96,9 96,9 100,0
Total 98 100,0 100,0
Sarana Prasarana 1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Jarang ada 5 5,1 5,1 5,1
Selalu ada 93 94,9 94,9 100,0
Total 98 100,0 100,0
Sarana Prasarana 2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak ada 2 2,0 2,0 2,0
Jarang ada 37 37,8 37,8 39,8
Selalu ada 59 60,2 60,2 100,0
Total 98 100,0 100,0
Sarana Prasarana 3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Jarang ada 9 9,2 9,2 9,2
Selalu ada 89 90,8 90,8 100,0
Total 98 100,0 100,0
Sarana Prasarana 4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Jarang ada 1 1,0 1,0 1,0
Selalu ada 97 99,0 99,0 100,0
Total 98 100,0 100,0
Sarana Prasarana 5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Jarang ada 3 3,1 3,1 3,1
Selalu ada 95 96,9 96,9 100,0
Total 98 100,0 100,0
Sarana Prasarana 6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Jarang ada 3 3,1 3,1 3,1
Selalu ada 95 96,9 96,9 100,0
Total 98 100,0 100,0
Sarana Prasarana 7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak ada 15 15,3 15,3 15,3
Jarang ada 21 21,4 21,4 36,7
Selalu ada 62 63,3 63,3 100,0
Total 98 100,0 100,0
Sarana Prasarana 8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak ada 14 14,3 14,3 14,3
Jarang ada 19 19,4 19,4 33,7
Selalu ada 65 66,3 66,3 100,0
Total 98 100,0 100,0
Sikap 1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Ragu-Ragu 35 35,7 35,7 36,7
Setuju 62 63,3 63,3 100,0
Total 98 100,0 100,0
Sikap 2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 5 5,1 5,1 5,1
Ragu-Ragu 33 33,7 33,7 38,8
Setuju 60 61,2 61,2 100,0
Total 98 100,0 100,0
Sikap 3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ragu-Ragu 29 29,6 29,6 29,6
Setuju 69 70,4 70,4 100,0
Total 98 100,0 100,0
Sikap 4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ragu-Ragu 31 31,6 31,6 31,6
Setuju 67 68,4 68,4 100,0
Total 98 100,0 100,0
Sikap 5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ragu-Ragu 32 32,7 32,7 32,7
Setuju 66 67,3 67,3 100,0
Total 98 100,0 100,0
Sikap 6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Ragu-Ragu 17 17,3 17,3 18,4
Setuju 80 81,6 81,6 100,0
Total 98 100,0 100,0
Sikap 7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Ragu-Ragu 12 12,2 12,2 13,3
Setuju 85 86,7 86,7 100,0
Total 98 100,0 100,0
Sikap 8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Setuju 32 32,7 32,7 32,7
Ragu-Ragu 17 17,3 17,3 50,0
Tidak Setuju 49 50,0 50,0 100,0
Total 98 100,0 100,0
Sikap 9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Setuju 30 30,6 30,6 30,6
Ragu-Ragu 10 10,2 10,2 40,8
Tidak Setuju 58 59,2 59,2 100,0
Total 98 100,0 100,0
Sikap 10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Setuju 37 37,8 37,8 37,8
Ragu-Ragu 7 7,1 7,1 44,9
Tidak Setuju 54 55,1 55,1 100,0
Total 98 100,0 100,0