SKRIPSI
Oleh
ZAIDA FITRIA
NIM: 191010510012
SKRIPSI
Oleh
SKRIPSI
Oleh :
ZAIDA FITRIA
191010510012
Disetujui,
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
Oleh :
ZAIDA FITRIA
NIM: 191010510012
Disetujui,
Penguji I Penguji II
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
iii
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG
Skripsi oleh Zaida Fitria ini telah dipertahankan di depan dewan penguji pada
Dewan Penguji
iv
LEMBARAN PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang saya susun, sebagai syarat memperoleh
gelar Sarjana Terapan Kebidanan merupakan hasil skripsi saya sendiri. Adapun
bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip dari hasil karya
orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah,
dan etika penulisan ilmiah. Saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar
akademik yang saya peroleh dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan
yang berlaku, apabila dikemudian hari ditemukan adanya plagiat dalam skripsi ini.
Zaida Fitria
NIM : 191010510012
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, serta selawat dan
salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW karena dengan berkat
sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan pada
Ubudiyah Indonesia.
dan bantuan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti
mengucapkan terima kasih kepada Suami, Orang tua dan anak-anak tercinta, serta
peneliti mengucapkan terima kasih kepada pembimbing ibu Ulfa Husna Dhirah
SST., M.K.M yang telah memberikan petunjuk, arahan, bimbingan dan dukungan
mulai dari awal penelitian sampai dengan selesainya penelitian ini dan peneliti
melalui kata pengantar ini peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Dedy Zefrizal, ST, sebagai Ketua Yayasan U’Budiyah Banda Aceh.
2. Ibu Dr. Marniati, SE, M.Kes, sebagai Rektor Universitas Ubudiyah Indonesia
vi
3. Ibu Eva Rosdiana, S.ST., M.K.M, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
4. Ibu Sahbainur Rezeki, S.ST, M.K.M, sebagai Ketua Program Studi D-IV
5. Ibu Raudhatun Nuzul ZA, S.ST., M.Kes dan ibu Meutia Paradhiba, S.Tr.Keb.,
6. Bapak dan Ibu dosen serta staf akademik D-IV Kebidanan Universitas
Ubudiyah Indonesia.
7. Direktur RS Tingkat II ISkandar Muda dan staff yang telah memberi izin
kesempurnaan skripsi ini dimasa yang akan datang. Harapan peneliti semoga
skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan pendidikan ke arah yang lebih baik.
Peneliti
vii
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANTENATAL
CARE DI POLIKLINIK KEBIDANAN RUMAH SAKIT TINGKAT II
ISKANDAR MUDA KOTA BANDA ACEH TAHUN 2020
Zaida Fitria1, Ulfa Husna Dhirah2
xii + 66 halaman : 2 Gambar, 6 Tabel, 12 Lampiran
Latar Belakang : Pelayanan Antenatal Care adalah pelayanan yang diberikan kepada
perempuan selama kehamilan yang sesuai standar. Data dari permenkes menunjukkan
bahwa ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya belum sesuai harapan dan target
nasional yaitu 95 %. Data dari Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda Banda Aceh juga
memperlihatkan kecenderungan yang sama, yaitu Tahun 2019 Kunjungan Antenatal care
(K1) adalah 85 % dan kunjungan trimester III (K4) adalah 80%.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan cakupan
antenatal care pada ibu hamil di Poliklinik Kebidanan RS tingkat II Iskandar Muda Kota
Banda Aceh tahun 2020.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit
Tingkat II Iskandar Muda Banda Aceh pada bulan Oktober 2020. Populasi penelitian ini
adalah ibu hamil yang memeriksa kehamilannya di Poliklinik Kebidanan RS Tingkat II
Iskandar Muda dengan sampel 35 orang, teknik pengambilan sampel adalah accidental
sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner. Uji statistic
yang dilakukan uji chi square.
Hasil Penelitian : Menunjukkan terdapat hubungan antara sikap ibu hamil dengan
antenatal Care dengan nilai (p=0,000), terdapat hubungan antara paritas ibu hamil dengan
Antenatal Care dengan nilai (p=0.022), terdapat hubungan antara dukungan suami dengan
Antenatal care dengan nilai (p=0,000) dan terdapat hubungan antara jarak pelayanan
kesehatan dengan Antenatal Care dengan nilai (p=0,000).
Kesimpulan dan Saran : Ada hubungan sikap, paritas, dukungan suami dan jarak
layanan kesehatan dengan Antenatal Care di Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Tingkat
II Iskandar Muda Kota Banda Aceh Tahun 2020. Diharapkan kepada ibu hamil agar
melakukan pemeriksaan Antenatal Care secara lengkap agar dapat mengetahui kondisi
ibu dan janin dan bisa mendeteksi dini kelainan kehamilan pada ibu hamil.
Kata Kunci : Antenatal Care, Sikap, paritas, Dukungan suami, Jarak layanan
kesehatan
Sumber : 15 Buku + 17 Jurnal (2010-2019)
1
Mahasiswa Diploma IV Kebidanan Universitas Ubudiyah Indonesia
2
Dosen Pembimbing Diploma IV Kebidanan Universitas Ubudiyah Indonesia
viii
ABSTRACT
ANALYSIS OF FACTORS RELATED TO ANTENATAL CARE AT THE
MIDWIFERY POLYCLINIC HOSPITAL LEVEL II
ISKANDAR MUDA BANDA ACEH IN 2020
Zaida Fitria1, Ulfa Husna Dhirah2
ix
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 7
1.5 Keaslian Penelitiaan ................................................................................... 8
x
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 64
5.2 Saran ........................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
dalam memastikan bahwa baik ibu maupun janin yang dikandungnya akan
atau antenatal care bukan saja dinilai penting tetapi merupakan suatu keharusan
bagi perempuan selama proses kehamilannya. Melalui antenatal care yang rutin
baik ibu maupun tenaga kesehatan dapat mengetahui kondisi ibu hamil dan
perkembangan janin yang ada dalam kandungan dengan lebih detail, jika
kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan fisik dan mental ibu hamil, agar
keselamatan ibu dan anak selama kehamilan terjaga, juga mampu menghadapi
persalinan dan masa nifas. Diharapkan dengan itu keadaan ibu hamil dan anaknya
tetap sehat dan normal baik fisik maupun mentalnya (Saminen, 2018).
Tujuan Antenatal Care yang utama adalah memastikan setiap ibu hamil
proses kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat dan melahirkan bayi
1
2
yang sehat, dengan kata lain tujuan Antenatal Care ini adalah menurunkan
Menurut data Word Health Organization (WHO) 2017, kematian ibu dan
bayi merupakan suatu permasalahan besar, paling sering terjadi pada negara
dan lain-lain) yaitu mencapai 98- 99% yang disebabkan oleh masalah persalinan
Korea Selatan, Amerika dan Taiwan) didapatkan sekitar 1- 2%. Jika dibandingkan
dengan negara ASEAN angka kematian ibu di Indonesia masih cukup tinggi.
Derajat kesehatan di Indonesia saat ini masih menunjukkan keadaan yang kurang
baik,dibuktikannya dengan masih tingginya AKI dan AKB. Angka Kematian Ibu
(AKI) merupakan salah satu indikator penting dalam menilai derajat kesehatan.
Indonesia sebesar 359/100.000 KH dan AKB sebesar 32/1.000 KH. Target global
306/100.000 KH dan AKB 24/1.000 KH pada tahun 2015. Mengacu dari kondisi
saat ini potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI diperlukan
tahun 2030 AKI menurun sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB
menurun sebesar 12 per 1000 kelahiran hidup. Diketahui jumlah kematian ibu di
Aceh tahun 2017 sebesar 148 per 100.000 kelahiran hidup, khususnya di
3
Kabupaten Pidie AKI pada tahun 2017 mencapai jumlah 15 per 100.000 kelahiran
hidup. Sedangkan di tahun 2018 data terakhir sampai bulan November 2018
tercatat 13 AKI per 100.000 kelahiran hidup. Hal ini membuktikan bahwa AKI
masih cukup tinggi. AKI hamil sekitar 20% disebabkan karena tidak teratur
adalah pelayanan yang diberikan kepala ibu hamil minimal 4 kali selama
kehamilannya dengan jadwal satu kali pada trimester pertama, satu kali pada
trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga yang dilakukan oleh Bidan,
Dokter atau Dokter spesialis kebidanan baik yang bekerja di fasilitas pelayanan
perlindungan terhadap ibu hamil dan janin berupa deteksi dini faktor resiko,
jumlah kematian ibu yang dilaporkan sebanyak 141 kasus dan lahir hidup 101.296
jiwa, maka rasio angka kematian ibu di Aceh kembali menunjukkan penurunan
menjadi 139 per 100.000 lahir hidup. Perhitungan AKI di setiap kabupaten/kota
sulit dilakukan, karena jumlah kelahiran hidup tidak mencapai 100.000 kelahiran
dan masih ada kemungkinan under reported. Upaya efektif untuk menurunkan
4
I jumlah kunjungan hanya berkisar antara 72,3% (tahun 2018) sampai dengan
81,3% (2018), untuk trimester III (cakupan K4) jumlah kunjungan hanya berkisar
antara 61,4% (2018) s/d 70,0% (2019). Masih sangat jauh dari target nasional
yang harusnya minimal 95% (Kemenkes, 2019). Ini menunjukkan bahwa perilaku
kehamilan secara rutin setidak-tidaknya sesuai target nasional, oleh karena itu
perlu ditelaah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku ibu hamil
Menurut teori yang dikemukan Lawrence Green, terdapat tiga faktor yang
Data dari Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda Banda Aceh juga
Care tahun 2018 (K1-K4) adalah sebanyak 1075 0rang yaitu kunjungan trimester
satu (K1) 82 % dan kunjungan trimester tiga (K3) 84 %. Dan pada tahun 2019
(K1-K4) sebanyak 1117 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan yaitu
kunjungan trimester satu (K1) 85 % dan kunjungan trimester tiga (K3) 85 %. Pada
sebanyak 576 orang. Angka tersebut masih dibawah target nasional (95%).
Artinya perilaku ibu hamil dalam melakukan pelayanan kesehatan antenatal care
di Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda Banda Aceh masih rendah, jauh
dibawah target Renstra Dinkes Propinsi Banda Aceh yang menetapkan angka
95%.
Data dari Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda pada tahun 2018 AKI
adalah 1 per 1357 kelahiran hidup yang di sebabkan karena Eklamsia dan AKB
adalah 1 per 1357 kelahiran hidup di sebabkan Asfiksia dan kejadian IUFD 5
orang pada usia kehamilan 28-40 minggu. AKI pada tahun 2019 adalah 1 per
1218 kelahiran hidup disebabkan solusio plasenta dan AKB 1 per 1218 kelahiran
hidup disebabkan BBLR dan aspiksia dan IUFD 7 kasus pada usia kehamilan 28-
40 minggu.
wawancara pada 10 ibu hamil, 5 orang (50%) diantara mereka dengan kehamilan
6
mereka mengatakan karena ini adalah kehamilan pertama dan perlu dilakukan
(50%) diantaranya ibu hamil trimester tiga multigravida mengatakan tidak perlu
diketahui 4 0rang (40%) ibu yang mendapat dukungan suami dalam melakukan
urusan perempuan saja, bahkan ada yang mengaku kalau ada suami yang
diperlukan kalau ada gangguan. Disamping itu, jarak yang jauh membuat ibu
hamil malas untuk datang ke rumah sakit, biasanya ibu datang apabila sudah
pada penelitian ini adalah: apakah ada hubungan sikap , paritas, dukungan suami
dan jarak layanan kesehatan dengan antenatal care pada ibu hamil di Poliklinik
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja
yang berhubungan dengan cakupan antenatal care pada ibu hamil di Poli Klinik
1. Untuk mengetahui hubungan sikap pada ibu hamil dengan antenatal care di
2020
2. Untuk mengetahui hubungan paritas pada ibu hamil dengan antenatal care di
2020
3. Untuk mengetahui hubungan dukungan suami pada ibu hamil dengan antenatal
tahun 2020
4. Untuk mengetahui hubungan jarak layanan kesehatan pada ibu hamil dengan
Sebagai sumber acuan dan bahan masukan bagi peneliti lain bila
ingin meneliti mengenai antenatal care dengan variabel yang lebih luas.
8
secara secara rutin dan lengkapuntuk mencegah secara dini resiko yang
pelayanan yang optimal sesuai standar agar ibu dan janin sehat.
Sakit yang lebih banyak, jumlah sampel yang lebih memadai dan variabel
yang lebih luas serta waktu penelitian yang lebih lama lagi sehingga
didapatkan nilai
signifikansi 0,023
<0,05, maka ada
hubungan antara
paritas dengan
pemeriksaan
Antenatal Care
pada ibu hamil di
PMB Yogyakarta.
Bagi ibu hamil
untuk rajin
memeriksakan
kehamilan selama
hamil.
Kecamatan
Kalimanah
Kabupaten
Purbalingga
Penelitian ini
bertujuan menguji
adanya hubungan
pengetahuan dan
sikap ibu terhadap
kunjungan peiayanan
antenatal. Hasil
penelitian
menunjukkan adanya
hubungan yang
signifikan
pengetahuan dan
sikap ibu terhadap
kunjungan pelayanan
antenatal di
KecamatanKalimanah
Purbalingga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dengan tujuan untuk mengetahui kesehatan umum ibu, mendeteksi secara dini
menetapkan risiko yang dapat terjadi pada masa kehamilan baik itu kategori risiko
menuju well born baby dan well health mother, mempersiapkan ibu untuk
memelihara bayi dan laktasi serta dapat mengantarkan ibu sampai pulih saat akhir
kala nifas (Manuaba, 2017). Antanatal care adalah pengawasan yang dilakukan
adalah perawatan yang dilakukan pada masa kehamilan sebelum bayi lahir dan
yang paling diutamakan pada kesehatan ibu. Kandungan gizinya yang sesuai.
Kapasitas lambung bayi baru lahir hanya dapat menampung cairan sebanyak 10-
20 ml (2-4 sendok teh). ASI memiliki kandungan gizi yang sesuai serta volume
yang tepat sesuai rendahnya cadangan energi dalam jangka waktu cukup lama
yang diukur dengan Lingkar Lengan Atas (LILA) (Kemenkes RI, 2017).
a. Tujuan Umum
Tujuan dari antenatal care adalah untuk mengetahui data kesehatan pada
ibu hamil dan perkembangan bayi dalam kandungannya sehingga mencapai target
12
13
2018)
b. Tujuan Khusus
menangani sedini mungkin penyulit dan kelainan yang dapat terjadi pada masa
kehamilan dan pada masa nifas, memberikan arahan kepada ibu hamil berupa
edukasi dan informasi kepada ibu hamil tentang kehamilan, persiapan persalinan
serta aspek keluarga berencana guna menurunkan angka kesakitan dan kematian
Dalam artian sempit tujuan antenatal care dan prenatal care adalah untuk
mengawasi ibu hamil mulai dari masa kehamilan sampai persalinan, memeriksa
dan merawat ibu hamil jika ditemukan adanya kelainan sejak dini yang dapat
dilakukan oleh dokter atau bidan untuk memastikan seseorang hamil atau tidak,
melihat kondisi dalam rahim untuk mengetahui posisi kehamilan berada di dalam
rahim atau tidak, untuk mengetahui usia kandungan, melihat pertumbuhan dan
perkembangan dari janin, melihat kelainan atau penyakit yang terdapat pada
janin, untuk melihat posisi dari janin mengalami kelainan atau tidak dan melihat
besar karena dapat menjaga kesehatan ibu dan janin pada masa kehamilan, dapat
mengurangi terjadinya risiko yang terdapat pada ibu hamil dan dapat mengurangi
terjadinya kelahiran premature dan berat badan lahir rendah. (Thuladar, 2017).
segera dapat diketahui berbagai macam kelainan yang terjadi selama kehamilan,
risiko yang terdapat pada masa kehamilan, dan komplikasi selama kehamilan
dilakukan sebanyak 12-13 kali selama masa kehamilan, hal ini berbeda dengan di
sebanyak 4 kali, yaitu pada trimester I sebanyak 1 kali, pada trimester II sebanyak
1 kali, dan pada trimester III sebanyak 2 kali. Dengan memperhatikan batasan
pemeriksaan ulangan dilakukan setiap bulan sampai usia kehamilan enam sampai
tujuh bulan, pemeriksaan setiap dua minggu sampai usia kehamilan delapan bulan
dan setiap satu minggu sejak usia kehamilan delapan bulan sampai terjadinya
(Bagus, 2016).
sempurna yaitu protein 0,5/kg BB, ditambah satu telur/hari), observasi penyakit
atau II, imunisasi tetanus I). Pada kehamilan trimester I, janin sangat sensitif
terhadap pengaruh dari luar seperti infeksi, obat-obatan dan pengaruh makanan
yang tidak sehat. Infeksi yang paling sering terjadi yaitu TORCH yang akan
(Siswosuharjo, 2017) Selain itu kebanyakan dari abortus spontan dapat terjadi
janin akan memproduksi alfafetoprotein yaitu protein yang ditemukan pada darah
16
ibu. kelebihan kadar dari protein ini akan menyebabkan kelainan pada spina
Hal sebaliknya dapat terjadi, jika kadar alfafetoprotein kurang maka akan
menyebabkan kelainan sindrom down. Pada usia 19 minggu tubuh janin sudah
saraf tulang belakang. Jika cairan tersebut terhalang oleh sesuatu maka akan
bagi jaringan otak janin. Pada usia kehamilan 20 minggu kebutuhan darah janin
akan meningkat. Agar dapat menghindari anemia, maka ibu harus mencukupi
kelahiran, evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil dari pengobatan, diet
pada trimester III, berbagai kelainan kehamilan trimester III). Pada kehamilan
(Hefinner, 2017) Selain itu sebagian besar dari wanita hamil dengan penyakit
hipertensi akibat kehamilan juga dapat didiagnosa pada kehamilan trimester III.
(Cuningham, 2016) Oleh sebab itu pemeriksaan harus lebih sering dilakukan
Kunjungan ibu hamil pertama kali pada saat kehamilan yaitu kunjungan
yang dilakukan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kandungan pada umur
pemeriksaan dengan tujuan untuk mengetahui indentitas ibu dan suami, riwayat
pada masa kehamilan, imunisasi tetanus toksoid serta pemberian bimbingan pada
Kunjungan ulang adalah kontak yang dilakukan ibu hamil untuk yang kedua
dan seterusnya kepada tenaga kesehatan baik dokter ataupun bidan guna
memperoleh pelayan antenatal sesuai dengan standar yang berlaku pada masa
harus lebih sering dilakukan, tetapi pada kehamilan yang tidak mempunyai risiko
maka jumlah kunjungan dengan tenaga kesehatan dapat dilakukan lebih sedikit.
(Cuningham, 2015)
Pada setiap kunjungan ulang maka akan dilakukan langkah- langkah untuk
18
dapat menentukan kesehatan ibu dan janinnya. Evaluasi yang biasanya dilakukan
dilakukan pada janin meliputi kecepatan jantung, ukuran saat ini dan laju
pertumbuhan janin, jumlah cairan amnion, bagian presentasi dan station serta
aktivitas dari janin. Sedangkan pemeriksaan yang dilakukan pada ibu meliputi
tekanan darah saat ini dan tingkat perubahan, berat badan saat ini dan jumlah
perubahan, gejala- gejala yang terdapat pada masa kehamilan (nyeri kepala,
cairan dari vagina dan disuria), tinggi fundus uteri dari simfisis dalam sentimeter
kesehatan untuk yang keempat kalinya atau lebih pada umur kandungan 32
pelayanan antenatal care sesuai dengan standar yang ditetapkan untuk melakukan
pemeriksaan pada trimester pertama dilakukan satu kali (K1) pada usia kehamilan
minggu dilakukan pemeriksaan satu kali, pada trimester ketiga (K3 dan K4)
usia kehamilan lebih dari 28 minggu dilakukan pemeriksaan dua kali dan akan
membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamil, 2)
praktek tradisonal yang merugikan, 4) Meningkat perilaku hidup sehat (gizi, latihan
1. Trimester kedua (kunjungan ibu hamil sebelum minggu ke – 28) yaitu sama
2. Trimester ketiga (kunjungan ibu hamil antara minggu ke 28 sampai 36) yaitu
sama sama seperti pada trimester kedua dan ditambahkan palpasi abdomen
halnya pada trimester ketiga ditambah dengan mendeteksi letak janin yang
tidak normal atau kondisi lain yang memerlukan tempat kelahiran di rumah
sakit.
kurangnya ≥4 kali selama kehamilan sebanyak 92%, ibu hamil yang memiliki
pelayanan kesehatan selama hamil sebanyak 62%, ibu hamil yang tidak rutin
20
sebanyak 38%. Ibu hamil yang tidak rutin untuk melakukan pemeriksaan selama
kehamilan umumnya pada usia kehamilan satu sampai tiga bulan, dimana ibu
hamil menyatakan keterbatasan ekonomi dan bawaan saat hamil sehingga ibu
Kunjungan ibu hamil merupakan kontak antara ibu hamil dengan tenaga
berlaku. Cakupan K1 merupakan cakupan kontak pertama sekali ibu hamil pada
yang diberikan oleh tenaga kesehatan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu
dilakukan satu kali, trimester kedua dilakukan satu kali dan pada trimester ketiga
dilakukan dua kali pada kurun waktu tertentu di suatu wilayah kerja. (Menkes,
2016)
pelayanan medik dasar yang strategis dalam upaya untuk dapat meningkatkan
21
kesehatan ibu dan janinnya. Agar dapat mencapai keinginan tersebut hal yang
perlu diperhatikan yaitu pelayanan dapat dijangkau oleh ibu hamil dan
dan dapat mendeteksi sedini mungkin terhadap kemungkinan yang dapat terjadi
pada masa kehamilan. Tedapat dua program kebijakan dalam pelayanan antenatal
a. Kebijakan Program
pelayanan antenatal atau dikenal dengan istilah 7T yang terdiri atas timbang
berat badan dan ukur berat badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi
tetanus toxoid (TT) lengkap, pemberian tablet zat besi minimum 90 tablet
selama kehamilan, ukur tinggi fundus uteri, tes terhadap penyakit menular
(Menkes, 2017).
b. Kebijakan Teknis
karena dengan segera dapat diketahui berbagai macam kelainan yang dapat
terjadi selama kehamilan, risiko yang terdapat pada masa kehamilan, dan
2017)
tenaga kesehatan yang professional kepada ibu hamil pada masa kehamilannya,
dilakukan sesuai standar pelayanan antenatal yang telah ditetapkan oleh standar
agar dapat menjaga kesehatan ibu pada masa kehamilan, selain itu mengupayakan
agar dapat menurunkan angka kesakitan dan angka kematian ibu. Pelayanan
antenatal yang sudah sesuai dengan standar yaitu anamnesis, pemeriksaan fisik,
(Menkes, 2016) Tujuan khusus dari pemeriksan antenatal yaitu untuk mencegah
dan menangani secara dini kemungkinan buruk yang dapat terjadi pada masa
laboratorium jika diperlukan dan diberikan perlakuan dasar dan khusus pada ibu
hamil yang memiliki risiko pada kehamilannya. Pelayanan antenatal care ibu
hamil sesuai dengan standar yaitu kunjungan yang dilakukan ibu hamil sesuai
dengan standar minimal antenatal yaitu timbang berat badan dan ukur tinggi
badan, ukur tekanan darah, skrining, status imunisasi tetanus dan pemberian
tetanus toksoid, ukur tinngi fundus uteri, pemberian tablet besi ( 90 tablet selama
indikasi pada ibu hamil (HbsAg, sifilis, HIV, Malaria, Tuberkolosis). (Menkes,
2017).
atau sama saja dengan 0,5 kg perminggu atau 2 kg dalam satu bulan. Kehamilan
trimester kedua merupakan waktu penambahan berat badan yang paling banyak
berat badan janin, plasenta, air ketuban, dan komponen dari ibu sendiri yaitu
simpanan lemak, dan retensi air. (Hani, 2017) Setiap ibu hamil yang
24
berat badan atau tidak sangat berkaitan dengan pertumbuhan janin yang
Tabel 2.1 Rekomendasi berat badan total ibu hamil berdasarkan berat badan
terjadi peningkatan tekanan darah pada ibu hamil dapat mengancam dan
membahayakan keadaan ibu dan bayinya. Pada kehamilan yang normal, sejak
minggu kedelapan kehamilan tekanan darah akan sedikit menurun. Wanita hamil
jika hal tersebut terjadi pada wanita hamil nulipara dngan nilai sistolik lebih dari
120 mmHg, maka wanita hamil tersebut sangat berisiko akan mengalami
Peningkatan tekanan darah merupakan suatu temuan pada sebagian wanita yang
penyakit jantung hipertensif atau iskemik, insufisiensi ginjal, atau riwayat strok.
Wanita hamil yang mengalami hipertensi kronis akan sangat berisiko mengalami
karena aliran darah dari plasenta ke bayi akan mengalami gangguan sehingga
menyebabkan penyaluran oksigen dan makanan pada bayi akan terhambat hal
perkembangan dari janin. Tekanan darah pada wanita hamil tidak akan banyak
meningkat dari normal sebelum hamil, tekanan darah normal pada ibu hamil yaitu
diberikan pada saat sebelum ataupun sesudah kehamilan yang memiliki kegunaan
(Tetanus Neonatorum) yang mungkin dapat terjadi pada saat persalinan ataupun
post natal. (Wibowo, 2016) Menurut WHO, apabila seorang ibu hamil tidak
jumlah sel darah merah serta pembentukan sel darah merah janin dan plasenta.
selanjutnya. Pada saat hamil sangat mungkin terjadi anemia disebabkan karena
pada saat kehamilan ibu hamil mengalami hemodilusi atau pengeceran dengan
peningkatan volume 30% sampai dengan 40% dan akan mencapai puncaknya
jumlah sel darah 18% sampai 30% dan hemoglobin sekitar 19%. Ibu sebelum
hamil yang memiliki kadar hemoglobin sekitar 11 gr% maka dengan terjadinya
menjadi 9,5 sampai 10 gr%. Setelah terjadinya persalinan dengan telah lahirnya
27
plasenta dan perdarahan maka ibu akan kehilangan zat besi sebesr 900 mgr.
(Bagus, 2015)
tablet untuk menambahkan darah, karena dari jumlah makanan yang dikonsumsi
sulit untuk mendapatkan asupan zat besi dengan jumlah yang cukup. (Andriaansz,
2018).
Tinggi fundus uteri dihitung sebagai jarak melintasi dinding abdomen dari
kemih harus dikosongkan. Usia kehamilan 20 dan 34 minggu tinggi fundus uteri
hal yang sangat penting. Pada usia kehamilan 18 sampai 30 minggu, jumlah cm
sama dengan jumah tinggi fundus uteri dalam cm. Variasi 2-3 cm menandakan
pengukuran tinggi fundus uteri dari simfisis, maka akan diperoleh. (Sullivan,
2018)
pengobatan yang layak terhadap penyakit menular seksual yang terjadi pada saat
kemungkinan buruk lainnya yang mungkin dapat terjadi sebagai akibat dari
yang sangat penting. Hal ini disebabkan karena apabila terjadi suatu komplikasi
pada masa kehamilan, ibu hamil akan segera mendapatkan pertolongan secara
cepat dan tepat. Hal tersebut juga sangat berkaitan dengan kejadian angka
kematian ibu yang disebabkan oleh 3 model terlambat yaitu 1) Terlambat dalam
rujukan.
8. Pemeriksaan HB
14. Pemberian terapi obat anti malaria untuk daerah endemis malaria
terutama tentang kehamilan dan upaya untuk menjaga agar kehamilan tetap sehat.
Oleh karena itu perlu diberikan intervensi dan imformasi pada ibu hamil berupa
nutrisi yang adekuat yaitu terdiri dari, 1) Kalori, Kalori yang dibutuhkan ibu
hamil setiap harinya yaitu sekitar 2.500 kalori. Jika mengkonsumsi makanan yang
(Prawirohardjo, 2016 )
melebihi 10 sampai 20 kg; 2) Protein, Protein yang diperlukan oleh ibu hamil
yaitu 85 gram per hari. Sumber protein dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan
dibutuhkan oleh ibu hamil yaitu 1,5 gram per hari. Kalsium sangat berguna untuk
diperoleh dari susu, keju, yogurt, dan kalsium karbonat. ( Prawirohardjo, 2016 )
pada ibu; 4) Zat besi, Untuk menjaga konsentrasi hemoglobin agar tetap normal
pada ibu hamil, dibutuhkan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30
mg/hari terutama setelah trimester kedua. Bila anemia tidak ditemukan pemberian
zat besi perminggu cukup adekuat. Kekurangan zat besi pada ibu hamil akan
menyebabkan anemia defisiensi zat besi; dan 5) Asam folat, Jumlah asam folat
yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 400 mikrogram perhari. Kekurangan asam
2016)
sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat berfungsi dengan baik pada saat
dibutuhkan. Selain itu perawatan gigi dan kebersihan tubuh juga diperlukan.
Untuk perawatan gigi dibutuhkan minimal dua kali pemeriksaan gigi pada masa
kehamilan, yaitu pada trimester pertama terkait dengan hiperemesis dan ptialisme
(produksi liur yang berlebih) sehingga kebersihan dari rongga mulut terjaga dan
pada trimester ketiga terkait dengan adanya kebutuhan kalsium yang dibutuhkan
utuk pertumbuhan janin. Sedangkan kebersihan tubuh dan pakaian harus selalu
terjaga pada masa kehamilan, karena terjadinya perubahan anatomi pada perut,
area genitalia/lipat paha, dan pada payudara menyebabkan lipatan kulit menjadi
2016)
Intervensi juga perlu diberikan pada ibu hamil yang memiliki faktor risiko
dan kelainan pada masa kehamilan. Faktor risiko yang terjadi pada masa
kehamilan yaitu: a) primigravida dengan usia <20 tahun atau >35 tahun, b) anak
lebih dari empat, c) jarak melahirkan terakhir dan kehamilan sekarang kurang
dari dua tahun, d) tinggi badan < 145 cm, e) berat badan kurang dari 38 kg atau
lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, f) riwayat penyakit keluarga yang
(Hamidah, 2016).
2.2 Sikap
Sikap merupakan respon tertutup dari seseorang terhadap sesutu hal baik itu
yang bersifat intern ataupun ekstren sehingga dapat menimbulkan suatu gejala
tidak dapat langsung dilihat dapat diartikan lebih awal dari perilaku yang tertutup
32
antara respon terhadap suatu rangsangan tertentu. (Sunaryo, 2018) Sikap adalah
seseorang atau didalam sekelompok orang pada suatu skala diawali dengan
sesuatu hal yang paling menyenangkan sampai pada suatu yang yang tidak
menyenangkan. Secara umum sikap manusia dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: 1)
kognitif, sesuatu yang berkaitan dengan apa yang pernah dipelajari dan tentang
sesuatu yang diketahui terhadap suatu objek. 2) afektif, yaitu sering disebut
psikomotorik atau disebut dengan konatif yaitu perilaku (behavional) yang dapat
terlihat dari faktor risiko suatu tindakan. (Liliweri, 2015) Sikap terbagi menjadi
1. Menerima (receiving)
2. Merespons (responding)
3. Menghargai (valuing)
Suatu upaya untuk mengajak orang lain untuk mau mengerjakan ataupun
Yaitu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang menjadi pilihannya dengan
2.3 Paritas
Paritas adalah jumlah bayi yang dilahirkan hidup atau mati, satu atau lebih
dengan berat lebih dari 500 gram. (Sujiono, 2016) Usia kehamilan lebih dari 24
minggu dapat digunakan untuk menghitung berat badan bayi jika tidak diketahui
kehamilan. (Ralph, 2016) Paritas rendah dengan jumlah kelahiran 1-2 dan paritas
tinggi (≥3) akan memiliki angka kematian maternal yang lebih tinggi. Makin
tinggi paritas ibu maka akan semakin kurang baik lapisan dari endometriumnya.
(Wiknojosastro, 2015)
2016):
1. Nullipara
Adalah wanita yang belum pernah melahirkan bayi atau anak dengan berat
lebih dari 500 gram atau dengan usia kehamilan lebih dari 24 minggu.
2. Primipara
Adalah seorang wanita yang pernah melahirkan satu kali atau pernah
primipara tua. Primipara muda yaitu umur kurang dari 16 tahun, primipara
34
tua umur yaitu umur di atas 35 tahun, sedangkan primipara sekunder yaitu
3. Multipara
Seorang wanita yang pernah melahirkan dua kali atau lebih. Hal yang dapat
Ibu yang baru pertama kali hamil maka akan merasakan suatu hal yang baru
yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh suami terhadap ibu hamil
suatu bentuk wujuddari sikap perhatian dan kasih sayang. Dukungan dapat
diberikan baik fisik maupun psikis. Suami memiliki andil yang cukup besar
dalam menentukan status kesehatan ibu. Dukungan suami yang baik dapat
(Eko, 2018)
dukungan yaitu :
1. Dukungan Emosional
tenang, senang, rasa memiliki, kasih sayang pada anggota keluarga, baik pada
tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta mambantu
2. Dukungan Informasional
dengan masalah yang sedang dihadapi oleh individu. Dukungan ini mencangkup;
pemberian nasihat, saran, pengetahuan, dan informasi serta petunjuk. Maka suami
mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini ialah dapat menekan
dukungan ini ialah nasehat, usulan, kritik, saran, petunjuk dan pemberian
informasi.
3. Dukungan Instrumental
bentuk materi dan waktu yang bertujuan untuk meringankan beban bagi individu
36
jika istri dapat bergantung padanya jika istri memerlukan bantuan. Bantuan
ini juga dapat berupa pemeriksaan kesehatan secara rutin bagi ibu serta
4. Dukungan penghargaan
hormat atau penghargaan positif untuk orang lain, dorongan maju atau
tidak mempunyai akses yang bervariasi dari penyedia pelayanan yang kompeten
37
yang diberikan pada penghuninya. Hatta GR, 2016, mengatakan bahwa jarak
Kesulitan transport merupakan hal yang tidak dapat ditolerir . (Hatta GR, 2016)
permintaan terhadap pelayanan kesehatan. Jarak fisik adalah jarak antara tempat
tinggal responden dengan puskesmas hal ini juga mempunyai pengaruh yang
kunjungan ke pusat pelayanan tersebut. Begitu pula sebaliknya makin jauh rumah
dari pusat pelayanan kesehatan, maka kecil pula jumlah kunjungan kepusat
diri, serta mengambil obat. Hal ini dapat dihubungkan dengan biaya transport
yang dimiliki. Jadi dari tingkat pendapatan yang memadai dapat diharapkan
Faktor Predisposisi:
Pengetahuan
Sikap
Paritas
keyakinan
Nilai-niali
Faktor pendukung
Geografis: waktu, Jarak Antenatal Care
Layanan, transportasi
Faktor penguat:
Dukungan Suami,
Dukungan Keluarga, faktor
petugas layanan kesehatan
atau petugas lain yang
merupakan kelompok
referensi dari perilaku
Sikap
Paritas
Antenatal care
Dukungan Suami
Jarak Pelayanan
Kesehatan
2.8 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini
1. Ha : Terdapat hubungan antara sikap pada ibu hamil dengan antenatal care di
2020.
2. Ha : Terdapat hubungan antara paritas pada ibu hamil dengan antenatal care
2020.
METODE PENELITIAN
pengamatan atau pengukuran variabel pada subjek penelitian dalam waktu yang
Tingkat II Iskandar Muda Kota Banda Aceh pada tanggal 05 oktober s/d 23
Oktober 2020.
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang datang
Iskandar Muda Kota Banda Aceh tahun 2020 yang memenuhi kriteria inklusi
yaitu Ibu hamil dengan usia kehamilan ≥28 minggu (trimester III) yang berjumlah
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu hamil yang datang
41
42
mengambil kasus yang kebetulan ada atau tersedia pada bulan Oktober 2020.
penelitian 35 orang.
Caranya setiap ibu hamil dengan usia ≥28 minggu (trimester III) datang
A. Kriteria Inklusi
B. Kriteria Ekslusi
sampel
b. Ibu hamil yang tidak kooperatif yaitu Ibu hamil yang susah diajak
adalah buku KIA dan kuesioner yang diberikan kepada responden yaitu ibu hamil
trimester III di Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit tingkat II Iskandar Muda Kota
Banda Aceh tahun 2020 yang berisi pertanyaan tentang sikap, paritas, dukungan
Cara ukur untuk Antenatal Care dengan melihat secara langsung cakupan
antenatal care di KMS, hasil ukurnya adalah lengkap (≥K4) atau tidak lengkap
(<K4). Untuk sikap alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang diukur
dengan wawancara hasil ukurnya adalah setuju (mean ≥ 16,25) dan tidak setuju
(mean <16,25). Untuk paritas alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang
diukur dengan wawancara, hasil ukurnya tinggi (bila jumlah >2) dan rendah (jika
jumlah ≤ 2). Untuk dukungan suami alat ukur yang digunakan kuesioner yang
diukur melalui wawancara, hasil ukurnya adalah suami mendukung (jika mean ≥
16,4) dan suami tidak mendukung (jika mean <16,4). Untuk jarak layanan
kesehatan alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang diukur melalui
wawancara hasil ukurnya adalah jauh (bila > 5 km) dan dekat (jika ≤ 5 km).
Sedangkan data sekunder diperoleh dari buku KIA ibu untuk menilai cakupan
K4.
45
menggunakan kuesioner.
2. Coding, peneliti akan memberikan kode atau nilai dari jawaban responden.
Untuk variabel sikap jika setuju diberi kode 1, tidak setuju skode 2, variabel
paritas tinggi (bila jumlah >2) diberi kode 1, jika rendah jika jumlah ≤2
diberi kode 2, variabel dukungan suami jika suami mendukung diberi kode 1,
jika suami tidak mendukung diebri kode 2, variabel jarak layanan kesehatan,
jika jauh > 5 km diberi kode 1, jika dekat <5 km diberi kode 2.
3. Transfering, data yang sudah diberi kode akan diurutkan secara berurutan
berdasarkan variabel yang akan diteliti, lalu menghitung nilai total setiap
kolom yang sudah di isi data dari penelitian, selanjutnya akan di masukkan
1. Analisis Univariat
frekuensi dan porposi dari sikap, paritas, dukungan suami, jarak tempat layanan
2. Analisis Bivariat
digunakan yaitu Chi-Square karena variable X dan Y berupa skala ordinal yaitu
(Priyo, 2008).
hubungan antara sikap, paritas, dukungan suami dan jarak layanan kesehatan pada
ibu hamil terhadap antenatal care di RS Tingkat II Iskandar Muda. Analisis data
1. Jika p value >0,05 maka tidak terdapat hubungan antara kedua variabel.
Uji analisa yang digunakan adalah uji Chi-Square. Jika uji Chi-Square
tidak memenuhi syarat, maka akan digunakan uji alternative lainnya yaitu uji
Fisher’s Exa.
1. Bila tabelnya 2 x 2, dan tidak ada nilai E<5, maka uji yang dipakai sebaiknya
“Continuity Correction” .
2. Bila tabel 2 x 2, dan ada nilai E<5, maka uji yang dipakai adalah “Fisher’s
Exact Test” .
3. Bila tabelnya lebih dari 2 x 2, maka digunakan uji “Pearson Chi Square”
x2
C
x 2 N
48
Keterangan:
C = Koefisien kontegensi
N= jumlah responden
sebagai berikut :
melayani para Prajurit TNI-AD, PNS TNI dan keluarganya serta masyarakat
safety) sesuai tuntutan akreditasi rumah sakit saat ini. Oleh karena itu untuk
Iskandar Muda. Informasi mengenai Rumah Sakit Rumkit Tk. II Iskandar Muda,
seperti: jenis pelayanan kesehatan yang ada, fasilitas perawatan, jadwal poliklinik
dan praktek dokter spesialisas yang ada merupakan hal yang sangat diperlukan
49
50
Sakit Tk. II Iskandar Muda dilakukan oleh 3 orang dokter spesialis kandungan
dan kebidanan. Pelayanan Obstetri dan Ginekologi juga dibantu oleh 2 tenaga
Poliklinik Kebidanan dilakukan setiap hari kerja yaitu hari senin sampai hari
jumat jam 8.30 wib – 13.00 wib kecuali hari libur. Poliklinik Kebidanan RS
Askes dan perusahaan yang bekerja sama dengan RS Tingkat II Iskandar Muda.
Tabel 4.1.
Distribusi Frekuensi Faktor yang Berhubungan dengan Antenatal Care Di
Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda Kota
Banda Aceh Tahun 2020
paritas rendah, 22 responden (60%) yang mendapat dukungan dari suami, dan 21
responden (60.0%) memiliki jarak yang dekat (≤5 km) kepelayanan kesehatan .
Tabel 4.2
Hubungan Sikap Dengan Antenatal Care di Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit
Tingkat II Iskandar Muda Kota Banda Aceh Tahun 2020
Antenatal care
Jumlah
Sikap Lengkap Tidak lengkap p-value
n % n % n %
Setuju 23 100 % 0 0,0 % 23 100 %
0,000
Tidak setuju 1 8,3 % 11 91,7 % 12 100 %
sedangkan ibu dengan sikap tidak setuju 11 orang (91,7 %) tidak lengkap
value = 0,000 (p>0,05) sehingga Ha diterima dan hipotesis terbukti hal ini
Tabel 4.3
Hubungan Paritas Dengan Antenatal Care di Poliklinik kebidanan Rumah Sakit
Tingkat II Iskandar Muda Kota Banda Aceh Tahun 2020
Antenatal care
Jumlah
Paritas Lengkap Tidak lengkap p-value
n % n % n %
Rendah ≤ 2 19 79,2 % 4 36,4 % 23 100 %
0,022
Tinggi >2 5 20,8 % 7 63,6 % 12 100 %
Antenatal Care, sedangkan ibu hamil dengan paritas tinggi >2 yaitu 7 orang
kota Banda Aceh tahun 2020. Hasil uji statistic dengan menggunakan Chi-
hipotesis terbukti hal ini bearti terdapat hubungan paritas dengan Antenatal
Tabel 4.4
Hubungan Dukungan Suami Dengan Antenatal Care di Poliklinik Kebidanan
Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda Kota Banda Aceh Tahun 2020
Antenatal care
Dukungan Jumlah
Lengkap Tidak lengkap p-value
Suami
n % n % n %
Suami
21 95,5 % 1 4,5 % 22 100 %
mendukung
0,000
Suami tidak
3 23,1 % 10 76,9 % 13 100 %
mendukung
54
Berdasarkan hasil tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa ibu hamil yang
Care. Sedangkan ibu hamil yang tidak mendapat dukungan suami 10 orang
Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda Banda Aceh tahun 2020. Hasil analisa
statistic dengan chi square test diperoleh nilai P-value = 0,000 (P≤0,05)
sehingga Ha diterima dan hipotesis terbukti, hal ini berarti terdapat hubungan
Tabel 4.5
Hubungan Jarak Pelayanan Kesehatan Dengan Antenatal Care di Poliklinik
Kebidanan Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda Kota Banda Aceh
Tahun 2020
melakukan Antenatal Care. Sedangkan ibu hamil yang jarak dengan layanan
kesehatan jauh (>5 km) 10 orang (71,4 %) tidak lengkap melakukan Antenatal
Aceh tahun 2020. Hasil analisa statistic dengan chi square test diperoleh nilai
P-value = 0,000 (P≤ 0,05) sehingga Ha diterima dan hipotesis terbukti, hal ini
tahun 2020
4.3 Pembahasan
responden dengan sikap tidak setuju 11 orang (91,7 %) tidak lengkap melakukan
antenatal care di RS Tk II Iskandar Muda kota Banda Aceh tahun 2020. Hasil
(p>0,05) sehingga Ha diterima dan hipotesis terbukti hal ini bearti terdapat
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Adawiyah (2013)
yang menyatakan ada hubungan antara sikap dengan kunjungan Antenatal Care
value= 0,004 (p=0,05). Penelitian lain yang dilakukan oleh Sumarmiati (2012)
yang menyatakan bahwa ada hubungan signifikan antara sikap ibu hamil dengan
antara sikap dengan cakupan Antenatal Care dengan p value = 0,005. Namun
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Siti Rahmah
tidak ada pengaruh sikap ibu dengan pelayanan Antenatal Care berdasarkan
Sikap memiliki tiga komponen yang akan membentuk sikap, antara lain
terdiri dari kognitif, afektif dan konatif. Kognitif dapat berisi dengan
kepercayaan yang dapat berhubungan dengan persepsi individu apa yang dilihat
dari orang lain. Afektif atau emosional menunjukkan emosi subjektif dari
individu terhadap suatu sikap, baik bersifat senang ataupun sedih. Konatif atau
setuju dalam penelitian ini dikarenakan respon yang baik terhadap Antenatal
Care, selain itu kemungkinan juga ada faktor lain yaitu pengalaman pribadi,
kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa dan penyuluhan
dengan sikap positif tetap melakukan kunjungan Antenatal Care K4. Karena
ibu hamil terhadap Antenatal Care, maka semakin baik pula respon atau sikap
ibu hamil terhadap pelayanan Antenatal Care, begitu juga sebaliknya. Saran
sedangkan responden dengan paritas tinggi >2 yaitu 7 orang (63,6 %) tidak
kota Banda Aceh tahun 2020. Hasil uji statistic dengan menggunakan Chi-
hipotesis terbukti hal ini bearti terdapat hubungan paritas dengan Antenatal
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Daryanti, M.S
p value= 0,023 (p=<0,05). Ibu hamil yang paritas rendah (≤2) lebih rajin
Kesehatan 2017 yang menyatakan ibu yang telah melahirkan anak lebih dari
tiga maka perlu diwaspadai akan terjadinya kemungkinan persalinan lama, oleh
58
sebab itu makin banyak jumlah kelahiran maka rahim akan lemah sehingga
diberikan oleh dokter ataupun bidan mengenai apa yang harus dilakukan dan
meminta pertolongan bidan atau dokter pada saat persalinan. Namun penelitian
ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Sarminah (2010) di Provinsi Papua
Barat yang menyatakan tidak ada hubungan antara paritas dengan cakupan
(p=0,05).
Hal ini juga sesuai dengan teori menurut Bagus yang menyatakan Ibu
yang baru pertama kali hamil dan belum pernah melahirkan sebelumnya atau
paritas rendah maka akan merasakan suatu hal yang baru dalam hidupnya
kepada tenaga kesehatan. Hal ini berbanding terbalik dengan ibu hamil yang
sudah pernah melahirkan lebih dari satu orang anak sebelumnya, mereka
penelitian ini bahwa dari paritas tinggi membuat ibu hamil jarang untuk
merupakan kewajiban bagi tenaga kesehatan baik dokter, bidan ataupun ibu-ibu
kader lebih sering melakukan penyuluhan yang sebanding antara paritas tinggi
59
dengan paritas rendah dan memberikan intervensi khusus terutama pada paritas
lengkap, terutama pada ibu hamil yang memiliki paritas tinggi mengingat
makin banyak jumlah kelahiran maka rahim akan semakin lemah yang nantinya
akan menyababkan terjadinya persalinan lama, oleh sebab itu pada saat
selama kehamilan sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi
(Sarina, 2018).
Antenatal Care sangat berkaitan hal ini karena ibu yang pertama kalinya hamil
Sebaliknya ibu yang sudah pernah mempunyai anak lebih dari satu orang
kesehatan secara teratur dan mengikuti petunjuk dokter dan bidan mengenai apa
yang harus dilakukan, dan meminta pertolongan dokter atau bidan pada saat
persalinan. Karena ibu dengan paritas tinggi lebih sering terjadi komplikasi
Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda Banda Aceh tahun 2020. Hasil analisa
statistic dengan chi square test diperoleh nilai P-value = 0,000 (P≤ 0,05)
sehingga Ha diterima dan hipotesis terbukti, hal ini bearti terdapat hubungan
analisa chi square didapat hasil p value=0,029 (p <0,05). Penelitian ini tidak
sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Trijayandari pada tahun
(2017) tentang empat jenis dukungan yaitu: 1) Dukungan emosional, dalam hal
ini keluarga berperan sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk
kunjungan antenatal care yang lengkap karena adanya dukungan suami baik
peneliti agar para suami bisa memberikan dukungan kepada ibu hamil dalam
ide atau informasi lain yang dibutuhkan terkait dengan pemeriksaan ANC
Selain itu suami perlu juga memberikan dukungan emosional yaitu berupa
62
Aceh tahun 2020. Hasil analisa statistic dengan chi square test diperoleh nilai
P-value = 0,000 (P≤ 0,05) sehingga Ha diterima dan hipotesis terbukti, hal ini
Kebidanan Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda Banda Aceh tahun 2020.
(p<0,05).Namun Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Dwi Feni (2017) yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan antara jarak
jauh tidak melakukan pemeriksaan Antenatal Care yang lengkap dengan hasil
berarti ibu hamil yang mempunyai jarak rumah ke fasilitas kesehatan cenderung
sehingga meskipun jarak nya jauh tetapi mudah untuk di akses. Selain itu
jarak rumah ibu hamil ke pelayanan kesehatan akan semakin jarang ibu hamil
5.1 Kesimpulan
Tingkat II Iskandar Muda Banda Aceh, maka dapat diambi kesimpulan sebagai
berikut:
Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda Banda Aceh dengan P value 0,000.
value 0,000.
klinik Kebidanan Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda Banda Aceh dengan
P value 0,000.
64
65
5.2. Saran
secara rutin dan lengkapuntuk mencegah secara dini resiko yang dapat
Antenatal Care oleh tenaga kesehatan terutama oleh bidan sehingga dapat
Sakit yang lebih banyak, jumlah sampel yang lebih memadai dan variabel
yang lebih luas serta waktu penelitian yang lebih lama lagi sehingga
Dewi P.P. ( 2016) Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Antenatal Care
Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care Di Rumah Bersalin Wikaden
Imogiri Bantul. Skripsi.
Hefnner I.J and Schust D.J. At a Glance. (2017). Sistem Reproduksi. 2 ed.
Erlangga: Buku Kedokteran dan Kesehatan. p. 82.
LenovoK.J, Cunningham F.G, Gant N.F, Gilstrap L.C, Hauth J.C, Steven L.B, et
al. (2017). Obstetri Williams: Panduan Ringkas. Jakarta: EGC. p. 203-220.
Murti B. (2018). Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Pustaka. p. 61-62.
Ralph C.B dan Pernoll M.L. (2016). Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. 9 ed.
Jakarta: EGC. p. 124.
Ramasari A dan Lumongga F. (2016). Hubungan Tingkat Pendidikan dengan
Tingkat Pengetahuan Tentang Antenatal Care dalam Kalangan Ibu Usia
Subur. E-Jurnal FK USU. 1(1):4.
Safna N.U. (2016). Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Motivasi ibu Hamil
dengan Cakupan Antenatal Care di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh
Tahun 2012. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala. p. 57-59. Skripsi
Sujiono B dan Sujiono N.Y. (2016). Seri Pengembangan Potensi Bawaan Anak
Persiapan dan Saat Kelahiran. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. p. 25.
EGC. p. 72.
Wibowo A dan Notobroto H.B. (2016). Pola Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak
Pada Masyarakat Pendatang. The indonesian Journal Of Public Health.
3(1): 15-18.
( ZAIDA FITRIA )
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa Sarjana DIV
Kebidanan Universitas Ubudiyah Indoensia Banda Aceh yang bernama Zaida Fitria
2020”. Saya memahami dan mengerti bahwa penelitian ini tidak berdampak buruk
terhadap saya, maka dari itu saya bersedia menjadi responden peneliti.
Peneliti Responden
( Zaida Fitria ) ( )
LEMBAR KUESIONER
I. DATA UMUM
Petunjuk penelitian: isilah data di bawah ini dengan tepat dan benar.
1. No. Responden : (Di isi peneliti)
2. Tanggal Penelitian :
3. Nama Responden :
4. Ini kehamilan keberapa :
G: P: A: : (Di isi peneliti)
5. Jarak pelayanan kesehatan : km
Jauh > 5 km :
Dekat < 5 km :
No Pernyataan Ya Tidak
1 Apakah suami bersedia untuk mendampingi ibu
saat pemeriksaan kehamilan?
2 Apakah suami berharap kehamilan normal dan
bayi sehat?
3 Apakah suami menganjurkan ibu periksa
kehamilan kepelayanan Kesehatan?
4 Apakah suami menyediakan dana untuk ibu
memeriksakan kehamilan?
5 Apakah suami memberi izin untuk
memeriksakan kehamilan?
6 Apakah suami tidak membimbing ibu dalam
menjaga kehamilan?
7 Apakah suami mengabaikan keluhan keluhan
selama masa kehamilan?
8 Apakah suami membantu ibu mencari informasi
tentang kesehatan selama masa kehamilan?
9 Apakah suami selalu mengingatkan ibu untuk
memeriksakan kehamilan?
10 Apakah suami tidak pernah menanyakan
tentang hasil pemeriksaan kehamilan yang
dilakukan?
( Sumber : Pattipeilohy, MY )
Frequencies
Statistics
Dukungan Jarak Layanan
Antenatal Care Paritas Suami Sikap Kesehatan
N Valid 35 35 35 35 35
Missing 0 0 0 0 0
Frequency Table
Antenatal Care
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Lengkap 24 68.6 68.6 68.6
tidak lengkap 11 31.4 31.4 100.0
Total 35 100.0 100.0
Paritas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah Kurang 23 65.7 65.7 65.7
atau sama
dengan 2
Tinggi Lebih dari 12 34.3 34.3 100.0
2
Total 35 100.0 100.0
Dukungan Suami
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Suami Mendukung 22 62.9 62.9 62.9
Suami tidak mendukung 13 37.1 37.1 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Setuju 23 65.7 65.7 65.7
Tidak Setuju 12 34.3 34.3 100.0
Total 35 100.0 100.0
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 6.134 1 .013
b
Continuity Correction 4.381 1 .036
Likelihood Ratio 6.020 1 .014
Fisher's Exact Test .022 .019
Linear-by-Linear Association 5.958 1 .015
N of Valid Cases 35
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.77.
b. Computed only for a 2x2 table
Dukungan Suami* Antenatal Care
Crosstab
Antenatal Care
Lengkap tidak lengkap Total
Dukungan Suami Mendukung Count 21 1 22
% within Dukungan 95.5% 4.5% 100.0%
% within Antenatal Care 87.5% 9.1% 62.9%
% of Total 60.0% 2.9% 62.9%
suami tidak mendukung Count 3 10 13
% within Dukungan 23.1% 76.9% 100.0%
% within Antenatal Care 12.5% 90.9% 37.1%
% of Total 8.6% 28.6% 37.1%
Total Count 24 11 35
% within Dukungan 68.6% 31.4% 100.0%
% within Antenatal Care 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 68.6% 31.4% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 19.863 1 .000
b
Continuity Correction 16.646 1 .000
Likelihood Ratio 21.393 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 19.295 1 .000
N of Valid Cases 35
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.09.
b. Computed only for a 2x2 table
Sikap * Antenatal Care
Crosstab
Antenatal Care
Lengkap tidak lengkap Total
Sikap Setuju Count 23 0 23
% within Sikap 100.0% 0.0% 100.0%
% within Antenatal Care 95.8% 0.0% 65.7%
% of Total 65.7% 0.0% 65.7%
Tidak Setuju Count 1 11 12
% within Sikap 8.3% 91.7% 100.0%
% within Antenatal Care 4.2% 100.0% 34.3%
% of Total 2.9% 31.4% 34.3%
Total Count 24 11 35
% within Sikap 68.6% 31.4% 100.0%
% within Antenatal Care 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 68.6% 31.4% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 30.747 1 .000
b
Continuity Correction 26.640 1 .000
Likelihood Ratio 36.690 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 29.868 1 .000
N of Valid Cases 35
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.77.
b. Computed only for a 2x2 table
Jarak Layanan Kesehatan * Antenatal Care
Crosstab
Antenatal Care
Lengkap tidak lengkap Total
Jarak Layanan Kesehatan Dekat Count 20 1 21
% within Jarak Layanan 95.2% 4.8% 100.0%
Kesehatan
% within Antenatal Care 83.3% 9.1% 60.0%
% of Total 57.1% 2.9% 60.0%
Jauh Count 4 10 14
% within Jarak Layanan 28.6% 71.4% 100.0%
Kesehatan
% within Antenatal Care 16.7% 90.9% 40.0%
% of Total 11.4% 28.6% 40.0%
Total Count 24 11 35
% within Jarak Layanan 68.6% 31.4% 100.0%
Kesehatan
% within Antenatal Care 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 68.6% 31.4% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 17.323 1 .000
b
Continuity Correction 14.368 1 .000
Likelihood Ratio 18.782 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 16.828 1 .000
N of Valid Cases 35
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.40.
b. Computed only for a 2x2 table
LAMPIRAN 11
DOKUMENTASI PENELITIAN
LAMPIRAN 12
BIODATA
A. Data Pribadi
Agama : Islam
Email : zaidafitri@gmail.com
No.Telp : 085206343512
SMPN 1 Sukamakmur
B. Orang Tua/Wali
Pekerjann : Pensiunan
Pekerjaa : IRT
Alamat Orang Tua : Desa Lamgeu Tuha Kec. Sukamakmur Kab. Aceh
Besar
No. Telp :-