Anda di halaman 1dari 106

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

ANTENATAL CARE DI POLIKLINIK KEBIDANAN


RUMAH SAKIT TINGKAT II ISKANDAR MUDA
KOTA BANDA ACEH TAHUN 2020

SKRIPSI

Oleh

ZAIDA FITRIA
NIM: 191010510012

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS UBUDIYAH INDONESIA
BANDA ACEH
2020
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
ANTENATAL CARE DI POLIKLINIK KEBIDANAN
RUMAH SAKIT TINGKAT II ISKANDAR MUDA
KOTA BANDA ACEH TAHUN 2020

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat-syarat


guna memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan
Universitas Ubudiyah Indonesia

Oleh

Nama : Zaida Fitria


Nim : 191010510012

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS UBUDIYAH INDONESIA
BANDA ACEH
2020
LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANTENATAL


CARE DI POLIKLINIK KEBIDANAN RUMAH SAKIT TINGKAT II
ISKANDAR MUDA KOTA BANDA ACEH TAHUN 2020

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat-syarat


guna memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan
Universitas Ubudiyah Indonesia

Oleh :

ZAIDA FITRIA
191010510012

Disetujui,

Ka. Prodi D-IV Kebidanan Pembimbing,

(Sahbainur Rezeki, S.ST., M.K.M) (Ulfa Husna Dhirah, S.ST., M.K.M )


NIK. 1001201802912 NIDN. 1315028701

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

(Eva Rosdiana, S.ST., M.K.M)


NIDN. 1331129002

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANTENATAL


CARE DI POLIKLINIK KEBIDANAN RUMAH SAKIT TINGKAT II
ISKANDAR MUDA KOTA BANDA ACEH TAHUN 2020

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat-syarat


guna memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan
Universitas Ubudiyah Indonesia

Oleh :
ZAIDA FITRIA
NIM: 191010510012

Disetujui,

Penguji I Penguji II

(Raudhatun Nuzul ZA, S.ST., M.Kes) (Meutia Paradhiba, S.Tr.Keb., M.K.M)


NIDN. 130808801 NIDN. 1307129201

Ka. Prodi D IV Kebidanan Pembimbing,

(Sahbainur Rezeki, S.ST., M.K.M) (Ulfa Husna Dhirah, S.ST., M.K.M)


NIK. 1001201802912 NIDN. 1315028701

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

(Eva Rosdiana, S.ST., M.K.M)


NIDN. 1331129002

iii
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANTENATAL


CARE DI POLIKLINIK KEBIDANAN RUMAH SAKIT TINGKAT II
ISKANDAR MUDA KOTA BANDA ACEH TAHUN 2020

Skripsi oleh Zaida Fitria ini telah dipertahankan di depan dewan penguji pada

Tanggal 20 november 2020

Dewan Penguji

1. Pembimbing (Ulfa Husna Dhirah, S.ST., M.K.M)


NIDN. 1315028701

2. Penguji 1 (Raudhatun Nuzul ZA, S.ST., M.Kes)


NIDN. 130808801

3. Penguji 2 (Meutia Paradhiba, S.Tr.Keb., M.K.M)


NIDN. 1307129201

iv
LEMBARAN PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang saya susun, sebagai syarat memperoleh
gelar Sarjana Terapan Kebidanan merupakan hasil skripsi saya sendiri. Adapun
bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip dari hasil karya
orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah,
dan etika penulisan ilmiah. Saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar
akademik yang saya peroleh dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan
yang berlaku, apabila dikemudian hari ditemukan adanya plagiat dalam skripsi ini.

Banda Aceh, 20 November 2020

Zaida Fitria
NIM : 191010510012

v
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, serta selawat dan

salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW karena dengan berkat

dan karunia-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

“ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANTENATAL

CARE DI POLIKLINIK KEBIDANAN RUMAH SAKIT TINGKAT II

ISKANDAR MUDA KOTA BANDA ACEH TAHUN 2020”

Penulisan Skripsi ini merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan

sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan pada

Pada Program Studi D-IV Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Ubudiyah Indonesia.

Dalam penyelesaian skripsi ini peneliti telah banyak menerima bimbingan

dan bantuan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti

mengucapkan terima kasih kepada Suami, Orang tua dan anak-anak tercinta, serta

peneliti mengucapkan terima kasih kepada pembimbing ibu Ulfa Husna Dhirah

SST., M.K.M yang telah memberikan petunjuk, arahan, bimbingan dan dukungan

mulai dari awal penelitian sampai dengan selesainya penelitian ini dan peneliti

melalui kata pengantar ini peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Bapak Dedy Zefrizal, ST, sebagai Ketua Yayasan U’Budiyah Banda Aceh.

2. Ibu Dr. Marniati, SE, M.Kes, sebagai Rektor Universitas Ubudiyah Indonesia

vi
3. Ibu Eva Rosdiana, S.ST., M.K.M, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Ubudiyah Indonesia.

4. Ibu Sahbainur Rezeki, S.ST, M.K.M, sebagai Ketua Program Studi D-IV

Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ubudiyah Indonesia.

5. Ibu Raudhatun Nuzul ZA, S.ST., M.Kes dan ibu Meutia Paradhiba, S.Tr.Keb.,

M.K.M., sebagai dewan penguji yang telah memberikan arahan serta

masukan untuk kesempurnaana proposal skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen serta staf akademik D-IV Kebidanan Universitas

Ubudiyah Indonesia.

7. Direktur RS Tingkat II ISkandar Muda dan staff yang telah memberi izin

untuk melakukan penelitian awal.

8. Teman-teman seangkatan yang telah banyak membantu sehingga

terselesainya penulisan skripsi ini.

Peneliti menyadari penulisa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

dikarenakan keterbatasan pengetahuan yang peneliti miliki. Untuk itu peneliti

sangat mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini dimasa yang akan datang. Harapan peneliti semoga

skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan pendidikan ke arah yang lebih baik.

Banda Aceh, November 2020

Peneliti

vii
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANTENATAL
CARE DI POLIKLINIK KEBIDANAN RUMAH SAKIT TINGKAT II
ISKANDAR MUDA KOTA BANDA ACEH TAHUN 2020
Zaida Fitria1, Ulfa Husna Dhirah2
xii + 66 halaman : 2 Gambar, 6 Tabel, 12 Lampiran
Latar Belakang : Pelayanan Antenatal Care adalah pelayanan yang diberikan kepada
perempuan selama kehamilan yang sesuai standar. Data dari permenkes menunjukkan
bahwa ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya belum sesuai harapan dan target
nasional yaitu 95 %. Data dari Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda Banda Aceh juga
memperlihatkan kecenderungan yang sama, yaitu Tahun 2019 Kunjungan Antenatal care
(K1) adalah 85 % dan kunjungan trimester III (K4) adalah 80%.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan cakupan
antenatal care pada ibu hamil di Poliklinik Kebidanan RS tingkat II Iskandar Muda Kota
Banda Aceh tahun 2020.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit
Tingkat II Iskandar Muda Banda Aceh pada bulan Oktober 2020. Populasi penelitian ini
adalah ibu hamil yang memeriksa kehamilannya di Poliklinik Kebidanan RS Tingkat II
Iskandar Muda dengan sampel 35 orang, teknik pengambilan sampel adalah accidental
sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner. Uji statistic
yang dilakukan uji chi square.
Hasil Penelitian : Menunjukkan terdapat hubungan antara sikap ibu hamil dengan
antenatal Care dengan nilai (p=0,000), terdapat hubungan antara paritas ibu hamil dengan
Antenatal Care dengan nilai (p=0.022), terdapat hubungan antara dukungan suami dengan
Antenatal care dengan nilai (p=0,000) dan terdapat hubungan antara jarak pelayanan
kesehatan dengan Antenatal Care dengan nilai (p=0,000).
Kesimpulan dan Saran : Ada hubungan sikap, paritas, dukungan suami dan jarak
layanan kesehatan dengan Antenatal Care di Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Tingkat
II Iskandar Muda Kota Banda Aceh Tahun 2020. Diharapkan kepada ibu hamil agar
melakukan pemeriksaan Antenatal Care secara lengkap agar dapat mengetahui kondisi
ibu dan janin dan bisa mendeteksi dini kelainan kehamilan pada ibu hamil.

Kata Kunci : Antenatal Care, Sikap, paritas, Dukungan suami, Jarak layanan
kesehatan
Sumber : 15 Buku + 17 Jurnal (2010-2019)
1
Mahasiswa Diploma IV Kebidanan Universitas Ubudiyah Indonesia
2
Dosen Pembimbing Diploma IV Kebidanan Universitas Ubudiyah Indonesia

viii
ABSTRACT
ANALYSIS OF FACTORS RELATED TO ANTENATAL CARE AT THE
MIDWIFERY POLYCLINIC HOSPITAL LEVEL II
ISKANDAR MUDA BANDA ACEH IN 2020
Zaida Fitria1, Ulfa Husna Dhirah2

xii + 66 pages : 2 Images, 6 Tables, 12 Attachments


Background : Antenatal Care service is a service provided to women during their
pregnancy. Data from permenkes shows that pregnantwomwn who check their
pregnancies are not in accordance with nasional expectations and targets 95 %’ Data
from Rumah Sakit Level II Iskandar Muda Banda Aceh also showed a similar trend,
namely that in 2019 trimester visits (K1) were 85 5 and trimester III visits (K4) were
80 %.
Research Objective: The purpose of this study is to find out what factors are related to
antenatal care coverage in pregnant women at Poli Klinik Midwifery RS II Iskandar
Muda Kota Banda Aceh in 2020.
Method : This research is an observational analytical research with a cross sectional
approach. This research was conducted at Poli Klinik Midwifery Hospital Level II
Iskandar Muda Banda Aceh in September 2020. The population of this study is pregnant
women who checked their pregnancy at Poli Klinik Midwifery RS Iskandar Level II with a
sample of 35, the technique of collecting samples is total sampling. Data collection is
done by sharing questionnaires. Statistical test conducted by chi square test.
Results: shows that there is a relationship between the attitude of pregnant women and
antenatal care with value (p=0,000), there is relationship between parity of pregnant and
santenatal care with value( p = 0.022), there is relationship between husband support
and Antenatal Care with value (p=0,000), there is relationships between the distance of
health care with complete antenatal care with value (p=0,000).
Conclusion and Advice: There is a relationship of, attitudes. parity, husbands support
and distance between health services with Antenatal Care in the Midwifery Polyclinic of
Hospital Level II Iskandar Muda Kota Banda Aceh Year 2020. It is expected to increase
counseling on Antenatal Care screening by health workers, especially by midwives, so as
to improve the knowledge and attitude of human rights mothers about Antenatal Care .
Keywords : Antenatal Care,Attitude, Parity, Husbands Support and between health
Source : 15 Books + 17 Journals (2010-2019)
1
Diploma IV Student in Obstetrics, University of Ubudiyah Indonesia Ubudiyah
Indoensia
2
Dosen Guidance Diploma IV Midwifery University Ubudiyah Indonesia Ubudiyah
Indonesia

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................vi
ABSTRAK ...................................................................................................vii
ABSTACK ...................................................................................................vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 7
1.5 Keaslian Penelitiaan ................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Antenatal Care ........................................................................................... 12
2.2 Sikap .......................................................................................................... 29
2.3 Paritas ........................................................................................................ 31
2.4 Dukungan Suami ....................................................................................... 32
2.5 Jarak Tempat Layanan............................................................................... 34
2.6 Kerangka Teori .......................................................................................... 36
2.7 Kerangka Konsep ...................................................................................... 37
2.8 Hipotesis .................................................................................................... 37

BAB III METODE PENELITIAN


3.1. Jenis Penelitian .......................................................................................... 41
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................... 41
3.3. Populasi dan Sampel.................................................................................. 41
3.4. Variabel Penelitian .................................................................................... 42
3.5. Definisi Operasional .................................................................................. 42
3.6. Instrument Penelitian ................................................................................. 43
3.7. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 43
3.8. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 44
3.9 analisi data ................................................................................................. 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Gambaran Umum Lokasi penelitiaan ......................................................... 49
4.2 Hasil Penelitian ........................................................................................... 50
4.3 Pembahasan ................................................................................................ 53

x
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 64
5.2 Saran ........................................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori.............................................................................. 36


Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian.......................................................... 39

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................42


Tabel 4.1 Distribusi Frekwensi .......................................................................48
Tabel 4.2 Hubungan Sikap dengan Antenatal Care .......................................49
Tabel 4.3 Hubungan Paritas dengan Antenatal Care ......................................49
Tabel 4.4 Hubungan Dujungan Suami Dengan Antenatal care .....................50
Tabel 4.5 Hubungan Jarak Layanan Kesehatan Dengan Antenatal care .......51

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 lembaran permohonan menjadi responden


Lampiran 2 Lembaran persetujuan menjadi responden
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian
Lampiran 4 Master Tabel
Lampiran 5 Hasil Pengolahan Data SPSS
Lampiran 6 Surat Pengambilan Data Awal
Lampiran 7 Surat Selesai Pengambilan Data Awal
Lampiran 8 Surat izin penelitian
Lampiran 9 Surat Selesai penelitian
Lampiran 10 Lembaran Konsultasi
Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 12 Biodata

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pelayanan Antenatal Care adalah pelayanan yang diberikan kepada

perempuan selama kehamilannya. Pelayanan Antenatal ini dinilai sangat penting

dalam memastikan bahwa baik ibu maupun janin yang dikandungnya akan

selamat baik selama kehamilan maupun saat persalinan. Pemeriksaan kehamilan

atau antenatal care bukan saja dinilai penting tetapi merupakan suatu keharusan

bagi perempuan selama proses kehamilannya. Melalui antenatal care yang rutin

baik ibu maupun tenaga kesehatan dapat mengetahui kondisi ibu hamil dan

perkembangan janin yang ada dalam kandungan dengan lebih detail, jika

ditemukan suatu ganjalan atau gangguan yang berkaitan dengan kehamilan

tersebut bisa segera diatasi (Yulaikha, 2018).

Pemeriksaan kehamilan atau antenatal care adalah pemeriksaan atas

kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan fisik dan mental ibu hamil, agar

keselamatan ibu dan anak selama kehamilan terjaga, juga mampu menghadapi

persalinan dan masa nifas. Diharapkan dengan itu keadaan ibu hamil dan anaknya

tetap sehat dan normal baik fisik maupun mentalnya (Saminen, 2018).

Tujuan Antenatal Care yang utama adalah memastikan setiap ibu hamil

akan memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas, agar mampu menjalankan

proses kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat dan melahirkan bayi

1
2

yang sehat, dengan kata lain tujuan Antenatal Care ini adalah menurunkan

morbiditas dan mortalitas ibu dan janin (Saminen, 2018).

Menurut data Word Health Organization (WHO) 2017, kematian ibu dan

bayi merupakan suatu permasalahan besar, paling sering terjadi pada negara

sedang berkembang (Malaysia, Indonesia, Kamboja, Timor Leste, Papua Nugini

dan lain-lain) yaitu mencapai 98- 99% yang disebabkan oleh masalah persalinan

dan kelahiran, sedangkan pada negara maju (Jepang, Singapura, HongKong,

Korea Selatan, Amerika dan Taiwan) didapatkan sekitar 1- 2%. Jika dibandingkan

dengan negara ASEAN angka kematian ibu di Indonesia masih cukup tinggi.

Derajat kesehatan di Indonesia saat ini masih menunjukkan keadaan yang kurang

baik,dibuktikannya dengan masih tingginya AKI dan AKB. Angka Kematian Ibu

(AKI) merupakan salah satu indikator penting dalam menilai derajat kesehatan.

Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2017 AKI

Indonesia sebesar 359/100.000 KH dan AKB sebesar 32/1.000 KH. Target global

SDGs (Sustainable Development Goal’s) adalah menurunkan AKI menjadi

306/100.000 KH dan AKB 24/1.000 KH pada tahun 2015. Mengacu dari kondisi

saat ini potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI diperlukan

kerja keras dan sungguh-sungguh untuk mencapainya (Kemenkes, 2018).

Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia 2019, hasil dari

kesepakatan global Sustaintable Development Goals (SDGs), ditargetkan pada

tahun 2030 AKI menurun sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB

menurun sebesar 12 per 1000 kelahiran hidup. Diketahui jumlah kematian ibu di

Aceh tahun 2017 sebesar 148 per 100.000 kelahiran hidup, khususnya di
3

Kabupaten Pidie AKI pada tahun 2017 mencapai jumlah 15 per 100.000 kelahiran

hidup. Sedangkan di tahun 2018 data terakhir sampai bulan November 2018

tercatat 13 AKI per 100.000 kelahiran hidup. Hal ini membuktikan bahwa AKI

masih cukup tinggi. AKI hamil sekitar 20% disebabkan karena tidak teratur

melakukan antenatal care (ANC) (Downe, 2018)

Menurut Permenkes nomor 23 tahun 2016 setiap ibu hamil harus

mendapatkan pelayanan antenatal care sesuai standar. Pelayanan sesuai standar

adalah pelayanan yang diberikan kepala ibu hamil minimal 4 kali selama

kehamilannya dengan jadwal satu kali pada trimester pertama, satu kali pada

trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga yang dilakukan oleh Bidan,

Dokter atau Dokter spesialis kebidanan baik yang bekerja di fasilitas pelayanan

kesehatan pemerintah maupun swasta yang memiliki Surat Tanda Registrasi

(STR). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin

perlindungan terhadap ibu hamil dan janin berupa deteksi dini faktor resiko,

pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan. Pemantauan kehamilan

selama antenatal care sangat menentukan terhadap keberhasilan bagi kesehatan

ibu hamil (Ryadi, 2016).

Data yang bersumber pada dinas kesehatan kabupaten/kota, diketahui

jumlah kematian ibu yang dilaporkan sebanyak 141 kasus dan lahir hidup 101.296

jiwa, maka rasio angka kematian ibu di Aceh kembali menunjukkan penurunan

menjadi 139 per 100.000 lahir hidup. Perhitungan AKI di setiap kabupaten/kota

sulit dilakukan, karena jumlah kelahiran hidup tidak mencapai 100.000 kelahiran

dan masih ada kemungkinan under reported. Upaya efektif untuk menurunkan
4

AKI adalah dengan meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

di fasilitas kesehatan, serta meningkatkan penggunaan kontrasepsi paska

persalinan dan penanganan komplikasi maternal (Profil Dinkes Aceh, 2018).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan (2019)

memperlihatkan bahwa selama periode 2018-2019, untuk antenatal care trimester

I jumlah kunjungan hanya berkisar antara 72,3% (tahun 2018) sampai dengan

81,3% (2018), untuk trimester III (cakupan K4) jumlah kunjungan hanya berkisar

antara 61,4% (2018) s/d 70,0% (2019). Masih sangat jauh dari target nasional

yang harusnya minimal 95% (Kemenkes, 2019). Ini menunjukkan bahwa perilaku

masyarakat untuk memeriksakan kehamilannya belum sesuai dengan harapan dan

target nasional yaitu 95%. Mengingat pentingnya kebiasaan memeriksakan

kehamilan secara rutin setidak-tidaknya sesuai target nasional, oleh karena itu

perlu ditelaah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku ibu hamil

terhadap ketepatan Antenatal Care. Dengan mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi hal tersebut akan lebih mudah menentukan cara mengintervensi

agar masyarakat lebih rutin melakukan kunjungan antenatal (Daryanti 2019).

Menurut teori yang dikemukan Lawrence Green, terdapat tiga faktor yang

mempengaruhi perilaku yaitu faktor predisposisiatau faktor yang mempermudah

(Predisposing Factor),faktor pendukung (Enabling Factor) dan faktor pendorong

(Reinforcing Factor). Faktor predisposisi meliputi umur, jenis kelamin

pengetahuan, sikap, kepercayaan, pendidikan, pekerjaan, tradisi dan nilai. Faktor

pemungkin meliputi ketersediaan sumber daya, keterjangkauan pelayanan

kesehatan, pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan, komitmen


5

masyarakat dan pemerintah. Sedangkan faktor penguat atau pendorong meliputi

keluarga, guru, petugas kesehatan dan tokoh masyarakat (Downe, 2018).

Data dari Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda Banda Aceh juga

memperlihatkan kecenderungan yang sama, yaitu jumlah Kunjungan Antenatal

Care tahun 2018 (K1-K4) adalah sebanyak 1075 0rang yaitu kunjungan trimester

satu (K1) 82 % dan kunjungan trimester tiga (K3) 84 %. Dan pada tahun 2019

(K1-K4) sebanyak 1117 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan yaitu

kunjungan trimester satu (K1) 85 % dan kunjungan trimester tiga (K3) 85 %. Pada

bulan januari-Juni 2020 jumlah kunjungan antenatal care (K1-K4) adalah

sebanyak 576 orang. Angka tersebut masih dibawah target nasional (95%).

Artinya perilaku ibu hamil dalam melakukan pelayanan kesehatan antenatal care

di Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda Banda Aceh masih rendah, jauh

dibawah target Renstra Dinkes Propinsi Banda Aceh yang menetapkan angka

95%.

Data dari Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda pada tahun 2018 AKI

adalah 1 per 1357 kelahiran hidup yang di sebabkan karena Eklamsia dan AKB

adalah 1 per 1357 kelahiran hidup di sebabkan Asfiksia dan kejadian IUFD 5

orang pada usia kehamilan 28-40 minggu. AKI pada tahun 2019 adalah 1 per

1218 kelahiran hidup disebabkan solusio plasenta dan AKB 1 per 1218 kelahiran

hidup disebabkan BBLR dan aspiksia dan IUFD 7 kasus pada usia kehamilan 28-

40 minggu.

Hasil studi pendahuluan di RS Tingkat II Iskandar Muda Banda Aceh ,Hasil

wawancara pada 10 ibu hamil, 5 orang (50%) diantara mereka dengan kehamilan
6

primigravida trimester tiga melakukan pemeriksaan antenatal care secara rutin,

mereka mengatakan karena ini adalah kehamilan pertama dan perlu dilakukan

pemerikasaan yang rutin untuk mengetahui kesehatan janinnya, dan 5 orang

(50%) diantaranya ibu hamil trimester tiga multigravida mengatakan tidak perlu

rutin memeriksakan kehamilan karena mereka beranggapan kehamilannya sering

sama seperti kehamilan sebelumnya. Dari 10 ibu hamil yang diwawancarai

diketahui 4 0rang (40%) ibu yang mendapat dukungan suami dalam melakukan

kunjungan antenatal care, sedangkan 6 0rang (60%) menganggap itu sebagai

urusan perempuan saja, bahkan ada yang mengaku kalau ada suami yang

melarang istrinya memeriksakan kehamilannya dan pemeriksaaan hanya

diperlukan kalau ada gangguan. Disamping itu, jarak yang jauh membuat ibu

hamil malas untuk datang ke rumah sakit, biasanya ibu datang apabila sudah

mendekati waktu untuk bersalin.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk

melaksanakan penelitian dengan judul “Analisis Faktor Yang Berhubungan

Dengan Antenatal Care Di Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Tingkat II Iskandar

Muda Kota Banda Aceh Tahun 2020”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka rumusan masalah

pada penelitian ini adalah: apakah ada hubungan sikap , paritas, dukungan suami

dan jarak layanan kesehatan dengan antenatal care pada ibu hamil di Poliklinik

Kebidanan RS tingkat II Iskandar Muda Kota Banda Aceh tahun 2020?


7

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja

yang berhubungan dengan cakupan antenatal care pada ibu hamil di Poli Klinik

Kebidanan RS tingkat II Iskandar Muda Kota Banda Aceh tahun 2020.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hubungan sikap pada ibu hamil dengan antenatal care di

Poliklinik Kebidanan RS tingkat II Iskandar Muda Kota Banda Aceh tahun

2020

2. Untuk mengetahui hubungan paritas pada ibu hamil dengan antenatal care di

Poliklinik Kebidanan RS tingkat II Iskandar Muda Kota Banda Aceh tahun

2020

3. Untuk mengetahui hubungan dukungan suami pada ibu hamil dengan antenatal

care di Poliklinik Kebidanan RS tingkat II Iskandar Muda Kota Banda Aceh

tahun 2020

4. Untuk mengetahui hubungan jarak layanan kesehatan pada ibu hamil dengan

antenatal care di Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit tingkat II Iskandar Muda

Kota Banda Aceh tahun 2020

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Sebagai sumber acuan dan bahan masukan bagi peneliti lain bila

ingin meneliti mengenai antenatal care dengan variabel yang lebih luas.
8

1.4.2 Manfaat Praktis


1. Bagi ibu hamil

Ibu hamil diharapkan agar melakukan pemeriksaan Antenatal Care

secara secara rutin dan lengkapuntuk mencegah secara dini resiko yang

dapat terjadi selama kehamialan, sehingga petugas dapat memberikan

pelayanan yang optimal sesuai standar agar ibu dan janin sehat.

2 Kepada Poliklinik Kebidanan

Diharapkan agar dapat meningkatkan penyuluhan mengenai pemeriksaan

Antenatal Care oleh tenaga kesehatan terutama oleh bidan sehingga

dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang Antenatal Care yang

akhirnya dapat meningkatkan cakupan K4 di Poliklinik Kebidanan

Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda Kota Banda Aceh.

3 Bagi peneliti lain

Diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan dengan jumlah Rumah

Sakit yang lebih banyak, jumlah sampel yang lebih memadai dan variabel

yang lebih luas serta waktu penelitian yang lebih lama lagi sehingga

didapatkan faktor-faktor yang berhubungan langsung dengan peningkatan

cakupan Antenatal Care.

1.5 Keaslian Penelitian

No Penelitian Perbedaan Persamaan


1. Paritas berhubungan Terletak pada lokasi Terletak pada jenis
dengan antenatal care penelitian, waktu penelitian yaitu
pada ibu hamil, pelaksanaan, responden menggunakan metode
Daryanti, Sri Menik, penelitian. analitik dan variabel terikat
2019. yaitu paritas.
Hasil analisa uji
Chi Square
9

didapatkan nilai
signifikansi 0,023
<0,05, maka ada
hubungan antara
paritas dengan
pemeriksaan
Antenatal Care
pada ibu hamil di
PMB Yogyakarta.
Bagi ibu hamil
untuk rajin
memeriksakan
kehamilan selama
hamil.

2. Junga, ministri Ratri, Terletak pada lokasi Terletak pada jenis


dkk, 2017, Faktor- penelitian, waktu penelitian yaitu
Faktor yang pelaksanaan, responden menggunakan metode
berhubungan dengan penelitian. analitik dan variabel terikat
keteraturan yaitu keteraturan
pemeriksaan
antenatal Care ibu
hamil trimester III di
Puskesmas Ranotana
Weru Kota Manado.
Hasil penelitian di
peroleh variabel
yang berhubungan
dengan keteraturan
pemeriksaan
antenatal care
adalah pendidikan
(p = 0,041), dan
paritas (p = 0,040).
Sedangkan yang
tidak berhubungan
dengan keteraturan
pemeriksaan
antenatal care umur
(p = 0,105),
dukungan suami (p
= 0,087),
penghasilan
(p=0,157).
3. Yanti 2018, Terletak pada lokasi Terletak pada jenis
Hubungan penelitian, waktu penelitian yaitu
10

Pengetahuan dan pelaksanaan, responden menggunakan metode


Sikap Ibu Hamil penelitian. analitik dan variabel terikat
terhadap Kepatuhan yaitu pengetahuan dan
Melakukan ANC di sikap
Wilayah Kerja
Puskesmas Pembantu
Flamboyan
Palangkaraya
Kalimantan Tengah
Hasil Penelitian ini
adalah tidak ada
hubungan yang
bermakna antara
hubungan
pengetahuan dan
sikap terhadap
kepatuhan melakukan
antenatal care
4. Adida 2017, Terletak pada lokasi Terletak pada jenis
Hubungan Jasa penelitian, waktu penelitian yaitu
Pelayanan Kesehatan pelaksanaan, responden menggunakan metode
dengan Kepuasan penelitian. analitik dan variabel terikat
Pasien di Puskesmas yaitu kepuasan pasien
Masaran I Sragen
Hasil penelitian
menunjukkan ada
hubungan antara jasa
pelayanan kesehatan
dengan kepuasan
pasien di Puskesmas
Masaran I
5. Sumasto 2018, Terletak pada lokasi Terletak pada jenis
dukungan keluarga, penelitian, waktu penelitian yaitu
tokoh agama, tokoh pelaksanaan, responden menggunakan metode
masyarakat terhadap penelitian. analitik dan variabel terikat
Antenatal Care dan yaitu dukungan keluarga,
tokoh agama, tokoh
Pertolongan
masyarakat.
Persalinan Lotus
Birth di Poskesdes
Kabupaten Magetan
6. Masrianto 2018, Terletak pada lokasi Terletak pada jenis
Hubungan penelitian, waktu penelitian yaitu
Pengetahuan, Sikap pelaksanaan, responden menggunakan metode
Ibu Hamil terhadap penelitian. analitik dan variabel terikat
Kunjungan Pelayanan yaitu kunjungan antenatal
care.
Antenatal di
11

Kecamatan
Kalimanah
Kabupaten
Purbalingga
Penelitian ini
bertujuan menguji
adanya hubungan
pengetahuan dan
sikap ibu terhadap
kunjungan peiayanan
antenatal. Hasil
penelitian
menunjukkan adanya
hubungan yang
signifikan
pengetahuan dan
sikap ibu terhadap
kunjungan pelayanan
antenatal di
KecamatanKalimanah
Purbalingga.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Antenatal Care

Antenatal care adalah suatu pengawasan yang dilakukan selama kehamilan

dengan tujuan untuk mengetahui kesehatan umum ibu, mendeteksi secara dini

penyakit yang meyertai kehamilan, mendeteksi secara dini komplikasi kehamilan,

menetapkan risiko yang dapat terjadi pada masa kehamilan baik itu kategori risiko

tinggi, risiko meragukan, dan risiko rendah, mempersiapkan persalinan ibu

menuju well born baby dan well health mother, mempersiapkan ibu untuk

memelihara bayi dan laktasi serta dapat mengantarkan ibu sampai pulih saat akhir

kala nifas (Manuaba, 2017). Antanatal care adalah pengawasan yang dilakukan

pada masa kehamilan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan

dan perkembangan janin dalam kandungan. (Yulaikha, 2018). Antenatal care

adalah perawatan yang dilakukan pada masa kehamilan sebelum bayi lahir dan

yang paling diutamakan pada kesehatan ibu. Kandungan gizinya yang sesuai.

Kapasitas lambung bayi baru lahir hanya dapat menampung cairan sebanyak 10-

20 ml (2-4 sendok teh). ASI memiliki kandungan gizi yang sesuai serta volume

yang tepat sesuai rendahnya cadangan energi dalam jangka waktu cukup lama

yang diukur dengan Lingkar Lengan Atas (LILA) (Kemenkes RI, 2017).

2.1.1. Tujuan Antenatal Care

a. Tujuan Umum

Tujuan dari antenatal care adalah untuk mengetahui data kesehatan pada

ibu hamil dan perkembangan bayi dalam kandungannya sehingga mencapai target

12
13

kesehatan yang optimal dalam menghadapi persalinan, puerperium, dan laktasi

serta memiliki pengetahuan yang baik tentang pengasuhan bayinya. (Saminen,

2018)

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus pemeriksaan antenatal care yaitu untuk mengetahui dan

menangani sedini mungkin penyulit dan kelainan yang dapat terjadi pada masa

kehamilan dan pada masa nifas, memberikan arahan kepada ibu hamil berupa

edukasi dan informasi kepada ibu hamil tentang kehamilan, persiapan persalinan

serta aspek keluarga berencana guna menurunkan angka kesakitan dan kematian

ibu dan janin. (Yulaikha, 2018)

Dalam artian sempit tujuan antenatal care dan prenatal care adalah untuk

mengawasi ibu hamil mulai dari masa kehamilan sampai persalinan, memeriksa

dan merawat ibu hamil jika ditemukan adanya kelainan sejak dini yang dapat

mengganggu tumbuh kembang janin dalam kandungan harus dibaringi dengan

upaya untuk memberikan pengobatan yang adekuat, mendeteksi penyakit ibu

sedini mungkin yang dapat mempengaruhi kesehatan janin dalam kandungan

serta berusaha untuk mengobatinya, persiapkan perasaan ibu sehingga pada

proses persalinan yang dihadapinya dapat dijadikan suatu pengalaman yang

menyenangkan dan diharapkan, serta mempersiapkan ibu hamil agar dapat

merawat bayi dan menyusui secara optimal (Manuaba, 2017).

2.1.2. Manfaat Antenatal Care

Manfaat dari pemeriksaan antenatal secara garis besar terbagi menjadi


14

tujuh, yaitu pemeriksaan dengan menggunakan pemeriksaan penunjang yaitu

ultrasonografi (USG) dan didukung dengan pemeriksaan laboratorium yang

dilakukan oleh dokter atau bidan untuk memastikan seseorang hamil atau tidak,

melihat kondisi dalam rahim untuk mengetahui posisi kehamilan berada di dalam

rahim atau tidak, untuk mengetahui usia kandungan, melihat pertumbuhan dan

perkembangan dari janin, melihat kelainan atau penyakit yang terdapat pada

janin, untuk melihat posisi dari janin mengalami kelainan atau tidak dan melihat

penyakit yang dapat menyertai ibu selama kehamilan. (Musbiki, 2016).

Pemeriksaan antenatal memiliki keuntungan dan manfaat yang sangat

besar karena dapat menjaga kesehatan ibu dan janin pada masa kehamilan, dapat

mengurangi terjadinya risiko yang terdapat pada ibu hamil dan dapat mengurangi

terjadinya kelahiran premature dan berat badan lahir rendah. (Thuladar, 2017).

2.1.3 Jadwal Kunjungan Antenatal Care

Keuntungan dari pemeriksaan antenatal care sangat besar karena dengan

segera dapat diketahui berbagai macam kelainan yang terjadi selama kehamilan,

risiko yang terdapat pada masa kehamilan, dan komplikasi selama kehamilan

sehingga dapat diarahkan untuk melakukan pemeriksaan ke rumah sakit yang

mempunyai fasilitas yang memadai. Di negara maju, pemeriksaan antenatal care

dilakukan sebanyak 12-13 kali selama masa kehamilan, hal ini berbeda dengan di

negara berkembang yang melakukan pemeriksaan antenatal care cukup empat

kali sebagai kasus tercatat. (Bagus, 2017).

Pengawasan antenatal yang dianjurkan dilakukan oleh ibu hamil minimal


15

sebanyak 4 kali, yaitu pada trimester I sebanyak 1 kali, pada trimester II sebanyak

1 kali, dan pada trimester III sebanyak 2 kali. Dengan memperhatikan batasan

dan tujuan pengawasan antenatal maka dijadwalkan pemeriksaan pertama

dilakukan segera setelah diketahui terlambat datangnya haid, selanjutnya

pemeriksaan ulangan dilakukan setiap bulan sampai usia kehamilan enam sampai

tujuh bulan, pemeriksaan setiap dua minggu sampai usia kehamilan delapan bulan

dan setiap satu minggu sejak usia kehamilan delapan bulan sampai terjadinya

proses persalinan. Jadwal pemeriksaan antenatal care adalah sebagai berikut

(Bagus, 2016).

1. Pemeriksaan Trimester I dan II

Dilakukan sebulan sekali, pengambilan data hasil pemeriksaan

laboratorium, pemeriksaan ultrasonografi, nasihat diet (empat sehat lima

sempurna yaitu protein 0,5/kg BB, ditambah satu telur/hari), observasi penyakit

yang dapat mempengaruhi kehamilan dan komplikasi kehamilan, serta rencana

(mengobati penyakit, menghindari terjadinya komplikasi pada usia kehamilan I

atau II, imunisasi tetanus I). Pada kehamilan trimester I, janin sangat sensitif

terhadap pengaruh dari luar seperti infeksi, obat-obatan dan pengaruh makanan

yang tidak sehat. Infeksi yang paling sering terjadi yaitu TORCH yang akan

sangat merugikan terhadap perkembangan janin dalam kandungan.

(Siswosuharjo, 2017) Selain itu kebanyakan dari abortus spontan dapat terjadi

pada trimester I. (Cuningham, 2016)

Pada kehamilan trimester II, khususnya pada usia kehamilan 16 minggu

janin akan memproduksi alfafetoprotein yaitu protein yang ditemukan pada darah
16

ibu. kelebihan kadar dari protein ini akan menyebabkan kelainan pada spina

bifida sehingga menyebabkan kelainan kongenital pada saraf tulang belakang.

Hal sebaliknya dapat terjadi, jika kadar alfafetoprotein kurang maka akan

menyebabkan kelainan sindrom down. Pada usia 19 minggu tubuh janin sudah

mulai memproduksi cairan serebrospinalis yang akan bersirkulasi di otak dan

saraf tulang belakang. Jika cairan tersebut terhalang oleh sesuatu maka akan

menyebabkan penumpukan cairan diotak (hidrosefalus) yang berdampak fatal

bagi jaringan otak janin. Pada usia kehamilan 20 minggu kebutuhan darah janin

akan meningkat. Agar dapat menghindari anemia, maka ibu harus mencukupi

asupan gizi untuk janinnya dengan mengkonsumsi makanan bergizi terutama

makanan yang banyak mengandung zat besi. (Siswosuharjo, 2017)

2. Pemeriksaan Trimester III

Setiap dua minggu, dilanjutkan seminggu sampai tibanya tanda-tanda

kelahiran, evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil dari pengobatan, diet

empat sehat lima sempurna, meriksaan penunjang ultrasonografi, imunisasi

tetanus II dan observasi (penyakit penyerta kehamilan, komplikasi kehamilan

pada trimester III, berbagai kelainan kehamilan trimester III). Pada kehamilan

trimester III biasanya terdapat kelainan preeklampsia (Siswosuharjo, 2017).

Walaupun pada beberapa kasus dapat ditemukan pada awal kehamilan.

(Hefinner, 2017) Selain itu sebagian besar dari wanita hamil dengan penyakit

hipertensi akibat kehamilan juga dapat didiagnosa pada kehamilan trimester III.

(Cuningham, 2016) Oleh sebab itu pemeriksaan harus lebih sering dilakukan

untuk dapat mencegah terjadinya kelainan pada saat kehamilan mengingat


17

penyebab kematian ibu terbanyak dapat disebabkan karena perdarahan, infeksi,

dan preeklampsia. (Siswosuharjo, 2017)

Pemeriksaan yang dilakukan pada ibu hamil terbagi menjadi beberapa

tahapan, yaitu (Rachman, 2017):

a. Kunjungan Ibu hamil pertama (K1)

Kunjungan ibu hamil pertama kali pada saat kehamilan yaitu kunjungan

yang dilakukan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kandungan pada umur

kehamilan 1 sampai 12 minggu. Pada kunjungan pertama ini akan dilakukan

pemeriksaan dengan tujuan untuk mengetahui indentitas ibu dan suami, riwayat

kehamilan sekarang, riwayat kehamilan sebelumnya, jumlah paritas, pemeriksaan

fisik, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan obstetrik, pemberian tablet zat besi

pada masa kehamilan, imunisasi tetanus toksoid serta pemberian bimbingan pada

ibu hamil. (Rachman, 2017).

b. Kunjungan Ulang ( Kunjungan K2 dan K3 )

Kunjungan ulang adalah kontak yang dilakukan ibu hamil untuk yang kedua

dan seterusnya kepada tenaga kesehatan baik dokter ataupun bidan guna

memperoleh pelayan antenatal sesuai dengan standar yang berlaku pada masa

kehamilan. Pada kehamilan yang mempunyai risiko tinggi, maka pemeriksan

harus lebih sering dilakukan, tetapi pada kehamilan yang tidak mempunyai risiko

maka jumlah kunjungan dengan tenaga kesehatan dapat dilakukan lebih sedikit.

(Cuningham, 2015)

Pada setiap kunjungan ulang maka akan dilakukan langkah- langkah untuk
18

dapat menentukan kesehatan ibu dan janinnya. Evaluasi yang biasanya dilakukan

mencakup pemeriksaan pada ibu dan janinnya. Adapun pemeriksaan yang

dilakukan pada janin meliputi kecepatan jantung, ukuran saat ini dan laju

pertumbuhan janin, jumlah cairan amnion, bagian presentasi dan station serta

aktivitas dari janin. Sedangkan pemeriksaan yang dilakukan pada ibu meliputi

tekanan darah saat ini dan tingkat perubahan, berat badan saat ini dan jumlah

perubahan, gejala- gejala yang terdapat pada masa kehamilan (nyeri kepala,

penglihatan kabur, nyeri abdomen, mual dan muntah, perdarahan, pengeluaran

cairan dari vagina dan disuria), tinggi fundus uteri dari simfisis dalam sentimeter

dan pemeriksaan vagina pada kehamilan tahap lanjut sering memberikan

informasi yang berguna. (Cuningham, 2016)

c. Kunjungan ibu hamil yang keempat (K4)

Kunjungan ibu hamil K4 merupakan kontak ibu hamil dengan tenaga

kesehatan untuk yang keempat kalinya atau lebih pada umur kandungan 32

sampai 40 minggu untuk memperoleh pelayanan pada masa kehamilan yaitu

pelayanan antenatal care sesuai dengan standar yang ditetapkan untuk melakukan

pemeriksaan pada trimester pertama dilakukan satu kali (K1) pada usia kehamilan

1 sampaI 12 minggu, pada trimester kedua (K2) usia kehamilan 13 sampai 27

minggu dilakukan pemeriksaan satu kali, pada trimester ketiga (K3 dan K4)

usia kehamilan lebih dari 28 minggu dilakukan pemeriksaan dua kali dan akan

dilakukan pemeriksaan khusus apabila ditemukan adanya keluhan atau kelainan

tertentu. (Rachman, 2017)


19

Kunjungan antenatal hal yang sangat diperlukan adalah untuk

mendapatkan informasi yang sangat penting diantaranya yaitu: (Saifudin, 2017)

1. Trimester pertama (kunjungan ibu hamil sebelum 14 minggu) yaitu: 1) Untuk

membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamil, 2)

Mendeteksi masalah dan segera menanganinya, 3) Melakukan suatu tindakan

pencegahan seperti tetanus neonatorum, anamia kekurangan zat besi, penggunaan

praktek tradisonal yang merugikan, 4) Meningkat perilaku hidup sehat (gizi, latihan

kebersihan, istirahat dan sebagainya)

1. Trimester kedua (kunjungan ibu hamil sebelum minggu ke – 28) yaitu sama

halnya seperti yang dilakukan pada trimester 1, tambahannya antara lain

kewaspadaan khusus mengenai preeklamsia (tanya ibu tentang gejala

preeklamsia yaitu pantau tekanan darah dan evaluasi oedem ).

2. Trimester ketiga (kunjungan ibu hamil antara minggu ke 28 sampai 36) yaitu

sama sama seperti pada trimester kedua dan ditambahkan palpasi abdomen

untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda atau tidak.

3. Trimester keempat (kunjungan ibu hamil setelah 36 minggu) yaitu sama

halnya pada trimester ketiga ditambah dengan mendeteksi letak janin yang

tidak normal atau kondisi lain yang memerlukan tempat kelahiran di rumah

sakit.

Ibu hamil yang memiliki sikap setuju memeriksakan kehamilan sekurang-

kurangnya ≥4 kali selama kehamilan sebanyak 92%, ibu hamil yang memiliki

sikap tidak setuju harus memeriksakan kehamilan sekurang-kurangnya ≥4

sebanyak 8%. Ibu hamil yang rutin melakukan pemeriksaan kehamilan ke

pelayanan kesehatan selama hamil sebanyak 62%, ibu hamil yang tidak rutin
20

melakukan pemeriksaan kehamilan ke pelayanan kesehatan selama hamil

sebanyak 38%. Ibu hamil yang tidak rutin untuk melakukan pemeriksaan selama

kehamilan umumnya pada usia kehamilan satu sampai tiga bulan, dimana ibu

hamil menyatakan keterbatasan ekonomi dan bawaan saat hamil sehingga ibu

hamil tidak rutin untuk melakukan pemeriksaan kehamilan ke pelayanan

kesehatan. (Ompusunggu, 2016).

2.1.4. Cakupan Kunjungan Antenatal Care

Kunjungan ibu hamil merupakan kontak antara ibu hamil dengan tenaga

kesehatan profesional untuk memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar yang

berlaku. Cakupan K1 merupakan cakupan kontak pertama sekali ibu hamil pada

saat kehamilan dengan tenaga kesehatan guna mendapatkan pelayanan anenatal

yang diberikan oleh tenaga kesehatan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu

tertentu (Ompusunggu, 2016).

Cakupan kunjungan K4 merupakan suatu cakupan pemeriksaan ibu hamil

yang telah mendapatkan pelayanan antenatal yang sesuai dengan standar

pelayanan, paling minimal dengan distribusi waktu yaitu trimester pertama

dilakukan satu kali, trimester kedua dilakukan satu kali dan pada trimester ketiga

dilakukan dua kali pada kurun waktu tertentu di suatu wilayah kerja. (Menkes,

2016)

2.1.5. Kebijakan Pelayanan Antenatal Care

Pelayanan Antenatal Care yang bermutu pada dasarnya merupakan suatu

pelayanan medik dasar yang strategis dalam upaya untuk dapat meningkatkan
21

kesehatan ibu dan janinnya. Agar dapat mencapai keinginan tersebut hal yang

perlu diperhatikan yaitu pelayanan dapat dijangkau oleh ibu hamil dan

keluarganya, sehingga ibu hamil dapat melakukan pemeriksaan secara teratur

dan dapat mendeteksi sedini mungkin terhadap kemungkinan yang dapat terjadi

pada masa kehamilan. Tedapat dua program kebijakan dalam pelayanan antenatal

care yaitu: (Menkes, 2017)

a. Kebijakan Program

Dalam pemeriksaaan kehamilan selain memperhatikan jumlah kunjungan

yang dilakukan ibu hamil juga perlu memperhatikan kualitas dari

pemeriksaan yang dilakukan. Kebijakan dari program pelayanan antenatal

dalam melakukan kunjungan sebaiknya dilakukan empat kali pada masa

kehamilan. Dalam pelaksanaan operasionalnya, terdapat standar minimal

pelayanan antenatal atau dikenal dengan istilah 7T yang terdiri atas timbang

berat badan dan ukur berat badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi

tetanus toxoid (TT) lengkap, pemberian tablet zat besi minimum 90 tablet

selama kehamilan, ukur tinggi fundus uteri, tes terhadap penyakit menular

seksual dan tes wicara dalam rangka mempersiapkan rujukan. Pelayanan

antenatal ini sebaiknya diberikan oleh tenaga kesehatan operasional.

(Menkes, 2017).

b. Kebijakan Teknis

Setiap kehamilan mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya komplikasi. Oleh

sebab itu setiap kehamilan diperlukan pemantauan khusus pada masa

kehamilan. Keuntungan dari pemeriksaan pada masa kehamilan sangat besar


22

karena dengan segera dapat diketahui berbagai macam kelainan yang dapat

terjadi selama kehamilan, risiko yang terdapat pada masa kehamilan, dan

komplikasi selama kehamilan sehingga dapat diarahkan untuk melakukan

pemeriksaan ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas yang memadai,

rujukan bila diperlukan, serta mempersiapkan kehamilan yang bersih dan

aman sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi dan lain-lain. (Menkes,

2017)

2.1.6 Pelayanan dan Sasaran Antenatal Care

Antenatal care merupakan suatu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh

tenaga kesehatan yang professional kepada ibu hamil pada masa kehamilannya,

dilakukan sesuai standar pelayanan antenatal yang telah ditetapkan oleh standar

pelayanan kebidanan. Pelayanan antenatal ini bertujuan untuk mengupayakan

agar dapat menjaga kesehatan ibu pada masa kehamilan, selain itu mengupayakan

agar dapat menurunkan angka kesakitan dan angka kematian ibu. Pelayanan

antenatal yang sudah sesuai dengan standar yaitu anamnesis, pemeriksaan fisik,

pemeriksaan laboratorium jika diperlukan, serta perlakuan dasar dan khusus.

(Menkes, 2016) Tujuan khusus dari pemeriksan antenatal yaitu untuk mencegah

dan menangani secara dini kemungkinan buruk yang dapat terjadi pada masa

kehamilan seperti persalinan yang premature, keterlambatan pertumbuhan dan

perkembangan janin di dalam rahim, cacat lahir, Diabetes melitus, hipertensi,

infeksi pada masa kehamilan dan kehamilan postmatur. (Bagus, 2016).


23

2.1.7 Standar Pelayanan Antenatal Care

Standar pelayanan antenal care meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik baik

pemeriksaan fisik umum ataupun pemeriksaan kebidanan, pemeriksaan

laboratorium jika diperlukan dan diberikan perlakuan dasar dan khusus pada ibu

hamil yang memiliki risiko pada kehamilannya. Pelayanan antenatal care ibu

hamil sesuai dengan standar yaitu kunjungan yang dilakukan ibu hamil sesuai

dengan standar minimal antenatal yaitu timbang berat badan dan ukur tinggi

badan, ukur tekanan darah, skrining, status imunisasi tetanus dan pemberian

tetanus toksoid, ukur tinngi fundus uteri, pemberian tablet besi ( 90 tablet selama

masa kehamilan), pemberian komunikasi interpesonal dan bimbingan serta

pemeriksaan laboratorium sederhana seperti Hb, protein urine atau berdasarkan

indikasi pada ibu hamil (HbsAg, sifilis, HIV, Malaria, Tuberkolosis). (Menkes,

2017).

Terdapat 14T sebagai standar minimal dalam pemeriksaan antenatal yaitu:

1. Timbang Berat Badan dan Ukur Tinggi Badan

Umumnya ibu hamil akan mengalami kenaikan berat badan secara

perlahan, kenaikan berat badan antara 9 sampai 13 kg selama masa kehamilan

atau sama saja dengan 0,5 kg perminggu atau 2 kg dalam satu bulan. Kehamilan

trimester kedua merupakan waktu penambahan berat badan yang paling banyak

terjadi. Penambahan berat badan ibu tersebut disebabkan karena penambahan

berat badan janin, plasenta, air ketuban, dan komponen dari ibu sendiri yaitu

uterus dan payudara yang semakin membesar, bertambahnya volume darah,

simpanan lemak, dan retensi air. (Hani, 2017) Setiap ibu hamil yang
24

memeriksakan kandungannya harus diukur berat badanya karena bertambahnya

berat badan atau tidak sangat berkaitan dengan pertumbuhan janin yang

terlambat. (Liewellyn, 2018)

Tabel 2.1 Rekomendasi berat badan total ibu hamil berdasarkan berat badan

ibu sebelum hamil .

Berat badan sebelum hamil kenaikan berat badan total

(BB/TB (m2)) BMI yang di anjurkan

Berat badan kurang (under

weight) < 19,8 12,5 – 18

Berat badan normal (normal

weight) 19,8 - 26,0 11,5 – 16

Berat badan berlebih (over

weight) 26,0 - 29,0 7 - 11,5

Obesitas > 29,0 < 6,8

2. Ukur Tekanan Darah

Pengukuran tekanan darah pada kehamilan sangat penting karena jika

terjadi peningkatan tekanan darah pada ibu hamil dapat mengancam dan

membahayakan keadaan ibu dan bayinya. Pada kehamilan yang normal, sejak

minggu kedelapan kehamilan tekanan darah akan sedikit menurun. Wanita hamil

yang mengalami sedikit peningkatan tekanan darah di awal pertengahan

kehamilan kemungkinan wanita hamil tersebut mengalami hipertensi kronik atau


25

jika hal tersebut terjadi pada wanita hamil nulipara dngan nilai sistolik lebih dari

120 mmHg, maka wanita hamil tersebut sangat berisiko akan mengalami

preeklampsia. (Wheeler, 2017).

Selain itu pengukuran tekanan darah bertujuan untuk memeriksa adanya

peningkatan tekanan darah yang menandakan adanya kemungkinan untuk

terjadinya hipertensi akibat kehamilan. (kehamilan, melahirkan dan bayi)

Peningkatan tekanan darah merupakan suatu temuan pada sebagian wanita yang

mengalami hipertensi kronis. Sebagian wanita hamil sudah mengalami penyulit

pada kehamilannya sehingga menyebabkan kehamilan berisiko, termasuk

penyakit jantung hipertensif atau iskemik, insufisiensi ginjal, atau riwayat strok.

Wanita hamil yang mengalami hipertensi kronis akan sangat berisiko mengalami

preeklampsia, meningkatkan risiko persalinan prematur dan komplikasi

kehamilan lainnya yaitu seperti solusio plasenta dan hambatan pertumbuhan

janin. (Lenovo, 2017).

Hipertensi pada masa kehamilan akan mengakibatkan masalah yang besar

karena aliran darah dari plasenta ke bayi akan mengalami gangguan sehingga

menyebabkan penyaluran oksigen dan makanan pada bayi akan terhambat hal

tersebut akan berdampak pada terjadinya gangguan pertumbuhan dan

perkembangan dari janin. Tekanan darah pada wanita hamil tidak akan banyak

meningkat dari normal sebelum hamil, tekanan darah normal pada ibu hamil yaitu

90/60 sampai 140/90 mmHg. (Hani, 2017)


26

3. Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) lengkap

Imunisai tetanus toxoid atau TT merupakan perawatan kehamilan yang

diberikan pada saat sebelum ataupun sesudah kehamilan yang memiliki kegunaan

untuk memberikan kekebalan pada janin terhadap terjadinya infeksi tetanus

(Tetanus Neonatorum) yang mungkin dapat terjadi pada saat persalinan ataupun

post natal. (Wibowo, 2016) Menurut WHO, apabila seorang ibu hamil tidak

pernah mendapatkan imunisasi TT selama hidupnya, maka ibu tersebut paling

sedikit dua kali pemberian suntikan selama kehamilannnya. (Hani, 2017)

4. Pemberian Tablet zat besi minimum 90 tablet

Masa kehamilan sangat memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan

jumlah sel darah merah serta pembentukan sel darah merah janin dan plasenta.

Semakin sering seseorang mengalami kehamilan dan melahirkan maka akan

semakin banyak kehilangan zat besi. Jika cadangan persediaan Fe sangat

minimal, maka setiap kehamilan akan menggunakan secara maksimal persediaan

Fe pada tubuh dan akan mengakibatkan timbulnya anemia pada kehamilan

selanjutnya. Pada saat hamil sangat mungkin terjadi anemia disebabkan karena

pada saat kehamilan ibu hamil mengalami hemodilusi atau pengeceran dengan

peningkatan volume 30% sampai dengan 40% dan akan mencapai puncaknya

pada usia kehamilan memasuki 32 sampai 34 minggu. Terjadinya peningkatan

jumlah sel darah 18% sampai 30% dan hemoglobin sekitar 19%. Ibu sebelum

hamil yang memiliki kadar hemoglobin sekitar 11 gr% maka dengan terjadinya

hemodilusi dapat menyebabkan anemia fisiologis dan hemoglobin ibu akan

menjadi 9,5 sampai 10 gr%. Setelah terjadinya persalinan dengan telah lahirnya
27

plasenta dan perdarahan maka ibu akan kehilangan zat besi sebesr 900 mgr.

(Bagus, 2015)

Masa kehamilan seorang ibu hamil harus mendapatkan asupan tambahan 90

tablet untuk menambahkan darah, karena dari jumlah makanan yang dikonsumsi

sulit untuk mendapatkan asupan zat besi dengan jumlah yang cukup. (Andriaansz,

2018).

5. Ukur Tinggi Fundus Uteri

Tinggi fundus uteri dihitung sebagai jarak melintasi dinding abdomen dari

batas atas simpisis ke puncak fundus. Sebelum dilakukan pemeriksaan kandung

kemih harus dikosongkan. Usia kehamilan 20 dan 34 minggu tinggi fundus uteri

dihitung dengan menggunakan sentimeter sangat berhubungan erat dengan usia

kehamilan dalam minggu. (Cuningham) Kosistensi dari metode yaitu merupakan

hal yang sangat penting. Pada usia kehamilan 18 sampai 30 minggu, jumlah cm

sama dengan jumah tinggi fundus uteri dalam cm. Variasi 2-3 cm menandakan

bahwa pertumbuhan janin tidak sesuai. (Sinelair, 2016) Jika di lakukan

pengukuran tinggi fundus uteri dari simfisis, maka akan diperoleh. (Sullivan,

2018)

- 22 – 28 minggu : 24 – 25 cm di atas simfisis

- 28 minggu : 26,7 cm di atas simfisis

- 30 minggu : 29,5 - 30 cm di atas simfisis

- 32 minggu : 29,5 – 30 cm di atas simfisis

- 34 minggu : 31 cm di atas simfisis


28

- 36 minggu : 32 cm di atas simfisis

- 38 minggu : 33 cm di atas simfisis

- 40 minggu : 37,7 cm di atas simfisis

6. Tes terhadap penyakit menular seksual (PMS)

Tes ini dilakukan untuk mendeteksi secara dini dan mendapatkan

pengobatan yang layak terhadap penyakit menular seksual yang terjadi pada saat

kehamilan yang dapat menyebabkan cacat bawaan pada janin ataupun

kemungkinan buruk lainnya yang mungkin dapat terjadi sebagai akibat dari

penyakit tersebut. (Hani, 2017).

7. Tes wawancara dalam rangka mempersiapkan rujukan

Tes wicara dalam rangka mempersiapkan rujukan merupakan suatu hal

yang sangat penting. Hal ini disebabkan karena apabila terjadi suatu komplikasi

pada masa kehamilan, ibu hamil akan segera mendapatkan pertolongan secara

cepat dan tepat. Hal tersebut juga sangat berkaitan dengan kejadian angka

kematian ibu yang disebabkan oleh 3 model terlambat yaitu 1) Terlambat dalam

mengenal bahaya dan terlambat dalam mengambil keputusan untuk dilakukannya

rujukan ke fasilitas kesehatan, 2) Terlambat dalam mencapai fasilitas pelayanan

rujukan, 3) terlambat dalam mendapatkan pelayanan yang memadai di fasilitas

rujukan.

Pelayanan antenatal care minimal 5T, kemudian meningkat menjadi 7T,

kemudian 10T, dan menjadi 14T yaitu antara lain:

1. Timbang Berat Badan (BB)


29

2. Ukur Tekanan Darah (TD)

3. Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU)

4. Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid (TT) lengkap

5. Pemberian tablet zat besi

6. Tes terhadap Penyakit Menular Seksual (PMS), HIV/AIDS

7. Temu Wicara (konseling)

8. Pemeriksaan HB

9. Tes/pemeriksaan urin protein

10. Tes reduksi urin

11. Perawatan payudara (tekan pijat payudara)

12. Pemeliharaan tingkat kebugaran/ senam ibu hamil

13. Terapi kapsul yodium (khusus daerah endemik gondok)

14. Pemberian terapi obat anti malaria untuk daerah endemis malaria

2.1.8. Intervensi dalam Pelayanan Antenatal Care

Ibu hamil dan keluarganya tidak semuanya memiliki pendidikan,

pengetahuan dan koseling kesehatan yang baik tentang kesehatan reproduksi

terutama tentang kehamilan dan upaya untuk menjaga agar kehamilan tetap sehat.

Oleh karena itu perlu diberikan intervensi dan imformasi pada ibu hamil berupa

edukasi yang didapatkan dari petugas kesehatan pada saat melakukan

pemeriksaan antenatal. Beberapa informasi penting tersebut yaitu: Pemberian


30

nutrisi yang adekuat yaitu terdiri dari, 1) Kalori, Kalori yang dibutuhkan ibu

hamil setiap harinya yaitu sekitar 2.500 kalori. Jika mengkonsumsi makanan yang

mengandung kalori dalam jumlah yang berlebihan maka dapat menyebabkan

obesitas dan ini merupakan faktor risiko untuk terjadinya preeklampsia.

(Prawirohardjo, 2016 )

Jumlah pertambahan berat badan pada saat kehamilan sebaiknya tidak

melebihi 10 sampai 20 kg; 2) Protein, Protein yang diperlukan oleh ibu hamil

yaitu 85 gram per hari. Sumber protein dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan

berupa kacang-kacangan ataupun hewani. Kekurangan protein dapat

menyebabkan kelahiran prematur, anemia dan edema; 3) Kalsium, Kalsium yang

dibutuhkan oleh ibu hamil yaitu 1,5 gram per hari. Kalsium sangat berguna untuk

pertumbuhan janin terutama bagi pengembangan otot rangka. Kalsium dapat

diperoleh dari susu, keju, yogurt, dan kalsium karbonat. ( Prawirohardjo, 2016 )

Kekurang kalsium akan menyebabkan riketsia pada bayi atau osteomalasia

pada ibu; 4) Zat besi, Untuk menjaga konsentrasi hemoglobin agar tetap normal

pada ibu hamil, dibutuhkan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30

mg/hari terutama setelah trimester kedua. Bila anemia tidak ditemukan pemberian

zat besi perminggu cukup adekuat. Kekurangan zat besi pada ibu hamil akan

menyebabkan anemia defisiensi zat besi; dan 5) Asam folat, Jumlah asam folat

yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 400 mikrogram perhari. Kekurangan asam

folat akan mengakibatkan anemia megaloblastik pada ibu hamil. (Prawirohardjo,

2016)

Perawatan payudara perlu dilakukan dan payudara juga perlu dipersiapkan


31

sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat berfungsi dengan baik pada saat

dibutuhkan. Selain itu perawatan gigi dan kebersihan tubuh juga diperlukan.

Untuk perawatan gigi dibutuhkan minimal dua kali pemeriksaan gigi pada masa

kehamilan, yaitu pada trimester pertama terkait dengan hiperemesis dan ptialisme

(produksi liur yang berlebih) sehingga kebersihan dari rongga mulut terjaga dan

pada trimester ketiga terkait dengan adanya kebutuhan kalsium yang dibutuhkan

utuk pertumbuhan janin. Sedangkan kebersihan tubuh dan pakaian harus selalu

terjaga pada masa kehamilan, karena terjadinya perubahan anatomi pada perut,

area genitalia/lipat paha, dan pada payudara menyebabkan lipatan kulit menjadi

lebih lembab sehingga mudah terinfeksi oleh mikroorganisme. (Prawirohardjo,

2016)

Intervensi juga perlu diberikan pada ibu hamil yang memiliki faktor risiko

dan kelainan pada masa kehamilan. Faktor risiko yang terjadi pada masa

kehamilan yaitu: a) primigravida dengan usia <20 tahun atau >35 tahun, b) anak

lebih dari empat, c) jarak melahirkan terakhir dan kehamilan sekarang kurang

dari dua tahun, d) tinggi badan < 145 cm, e) berat badan kurang dari 38 kg atau

lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, f) riwayat penyakit keluarga yang

menderita diabetes, hipertensi dan riwayat keturunan, g) kelainan bentuk tubuh.

(Hamidah, 2016).

2.2 Sikap

Sikap merupakan respon tertutup dari seseorang terhadap sesutu hal baik itu

yang bersifat intern ataupun ekstren sehingga dapat menimbulkan suatu gejala

tidak dapat langsung dilihat dapat diartikan lebih awal dari perilaku yang tertutup
32

tersebut. Sikap sesuai dengan kenyataan dapat menunjukkan adanya kesesuaian

antara respon terhadap suatu rangsangan tertentu. (Sunaryo, 2018) Sikap adalah

suatu kecenderungan untuk mengevaluasi sesuatu hal, peristiwa, gagasan

seseorang atau didalam sekelompok orang pada suatu skala diawali dengan

sesuatu hal yang paling menyenangkan sampai pada suatu yang yang tidak

menyenangkan. Secara umum sikap manusia dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: 1)

kognitif, sesuatu yang berkaitan dengan apa yang pernah dipelajari dan tentang

sesuatu yang diketahui terhadap suatu objek. 2) afektif, yaitu sering disebut

dangan faktor emosional, yang sangat berkaitan dengan perasaan. 3)

psikomotorik atau disebut dengan konatif yaitu perilaku (behavional) yang dapat

terlihat dari faktor risiko suatu tindakan. (Liliweri, 2015) Sikap terbagi menjadi

beberapa tingkatan, yaitu antara lain (Notoadmojo, 2017):

1. Menerima (receiving)

Dapat diartikan bahwa seseorang yang mau dan memperhatikan rangsangan

yang diberikan oleh orang lain atau objek.

2. Merespons (responding)

Yaitu memberikan jawaban apabila diberikan pertanyaan, mengerjakan, dan

menyelesaikan tugas yang diberikan sampai selesai. Karena apabila seseorang

menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya,

berarti orang tersebut menerima ide atau pendapat tersebut.

3. Menghargai (valuing)

Suatu upaya untuk mengajak orang lain untuk mau mengerjakan ataupun

mendiskusikan suatu persoalan yang menjadi masalah adalah indikasi sikap


33

yang termasuk tingkatan tiga.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Yaitu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang menjadi pilihannya dengan

risiko merupakan sikap yang paling tinggi.

2.3 Paritas

Paritas adalah jumlah bayi yang dilahirkan hidup atau mati, satu atau lebih

dengan berat lebih dari 500 gram. (Sujiono, 2016) Usia kehamilan lebih dari 24

minggu dapat digunakan untuk menghitung berat badan bayi jika tidak diketahui

beratnya, berdasarkan definisi diatas maka paritas dapat mempengaruhi

kehamilan. (Ralph, 2016) Paritas rendah dengan jumlah kelahiran 1-2 dan paritas

tinggi (≥3) akan memiliki angka kematian maternal yang lebih tinggi. Makin

tinggi paritas ibu maka akan semakin kurang baik lapisan dari endometriumnya.

(Wiknojosastro, 2015)

Beberapa istilah yang termasuk kepada jumlah paritas, yaitu (Bagus,

2016):

1. Nullipara

Adalah wanita yang belum pernah melahirkan bayi atau anak dengan berat

lebih dari 500 gram atau dengan usia kehamilan lebih dari 24 minggu.

2. Primipara

Adalah seorang wanita yang pernah melahirkan satu kali atau pernah

melahirkan satu janin. Primipara terbagi 2 yaitu primipara muda dan

primipara tua. Primipara muda yaitu umur kurang dari 16 tahun, primipara
34

tua umur yaitu umur di atas 35 tahun, sedangkan primipara sekunder yaitu

dengan umur anak terkecil di atas 5 tahun. (Bagus, 2017).

3. Multipara

Seorang wanita yang pernah melahirkan dua kali atau lebih. Hal yang dapat

menentukan paritas yaitu jumlah kehamilan yang mencapai viabilitas, bukan

ditentukan oleh jumlah janin yang pernah dilahirkan. (Lenovo, 2017)

Ibu yang baru pertama kali hamil maka akan merasakan suatu hal yang baru

dalam hidupnya sehingga sangat memotivasi ibu untuk melakukan pemeriksaan

kehamilannya kepada tenaga kesehatan. (Bagus, 2016).

2.4 Dukungan suami

Dukungan suami adalah komunikasi verbal dan non-verbal, saran, bantuan

yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh suami terhadap ibu hamil

didalam lingkungansosialnya (Friedman, 2018). Dukungan suami merupakan

suatu bentuk wujuddari sikap perhatian dan kasih sayang. Dukungan dapat

diberikan baik fisik maupun psikis. Suami memiliki andil yang cukup besar

dalam menentukan status kesehatan ibu. Dukungan suami yang baik dapat

memberikan motivasi yang baik pada ibu untuk memeriksakan kehamilannya

(Eko, 2018)

2.4.1. Fungsi Dukungan Suami

Friedman (2008) mengatakan bahwa suami memiliki beberapa fungsi

dukungan yaitu :

1. Dukungan Emosional

Dukungan emosional adalah tingkah laku yang berhubungan dengan rasa


35

tenang, senang, rasa memiliki, kasih sayang pada anggota keluarga, baik pada

anak maupun orangtua. Dukungan emosional mencakup ungkapan empati,

kepedulian, dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan. Suami sebagai

tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta mambantu

pengeuasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi

dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan perhatian,

mendengarkan, dan didengarkan.

2. Dukungan Informasional

Dukungan informasional adalah tingkah laku yang berhubungan dengan

pemberian informasi dan nasehat. Dukungan informasional yaitu

memberikanpenjelasan tentang situasi dan gejala sesuatu yang berhubungan

dengan masalah yang sedang dihadapi oleh individu. Dukungan ini mencangkup;

pemberian nasihat, saran, pengetahuan, dan informasi serta petunjuk. Maka suami

berfungsi sebagai sebuah kolektordan disseminator (penyebar) informasi

tentangdunia.Memberitahu saran dan sugesti, informasi yangdapat digunakan

mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini ialah dapat menekan

munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat

menyumbangkan aksi sugesti yang terkhusus pada individu. Aspek-aspek dalam

dukungan ini ialah nasehat, usulan, kritik, saran, petunjuk dan pemberian

informasi.

3. Dukungan Instrumental

Dukungan instrumental adalah dukungan yang bersifat nyata dan dalam

bentuk materi dan waktu yang bertujuan untuk meringankan beban bagi individu
36

yang membutuhkan orang lain untuk memenuhinya. Suaminya harus mengetahui

jika istri dapat bergantung padanya jika istri memerlukan bantuan. Bantuan

mencangkup memberikan bantuan yang nyata dan pelayanan yang diberikan

secara langsung bisa membantu seseorang yang membutuhkan. Bentuk dukungan

ini juga dapat berupa pemeriksaan kesehatan secara rutin bagi ibu serta

mengurangi atau menghindari perasaan cemas dan stress.

4. Dukungan penghargaan

Dukungan penghargaan yaitu dukungan yang terjadi lewat ungkapan

hormat atau penghargaan positif untuk orang lain, dorongan maju atau

persetujuan dengan gagasan atau perasaan seseorang, dan perbandingan positif

antara orang tersebut dengan orang lain yang bertujuan meningkatkan

penghargaan diri orang tersebut. Suami bertindak sebagai sebuah bimbingan

umpan balik, membimbing, dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber

dan validator identitas anggota suami diantaranyamemberikan support,

penghargaan, dan perhatian

2.5 Jarak Tempat Layanan Kesehatan

Akses berarti bahwa pelayanan kesehatan tidakterhalang oleh

keadaangeografis, sosial, ekonomi, budaya, organisasi atau hambatan bahasa.

Aksesumumnya diukur dengan jarak tempuh (waktu bepergian) ke fasilitas

pelayanan kesehatan terdekat dalam suatu masyarakat. Faktor demografi sangat

kuat hubungannya dengan kunjungan ke pelayanan kesehatan umum. Penduduk

yang hidup di daerah terpencil maupun di daerah pedesaan merasakan bahwa

tidak mempunyai akses yang bervariasi dari penyedia pelayanan yang kompeten
37

yang diberikan pada penghuninya. Hatta GR, 2016, mengatakan bahwa jarak

merupakan alasan terkuat penduduk dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan

karena jarak merupakan tambahan beban bagi pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Kesulitan transport merupakan hal yang tidak dapat ditolerir . (Hatta GR, 2016)

Sulitnya pelayanan kesehatan yang dicapai secara fisik menentukan

permintaan terhadap pelayanan kesehatan. Jarak fisik adalah jarak antara tempat

tinggal responden dengan puskesmas hal ini juga mempunyai pengaruh yang

sangat besar dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Makin besar jumlah

kunjungan ke pusat pelayanan tersebut. Begitu pula sebaliknya makin jauh rumah

dari pusat pelayanan kesehatan, maka kecil pula jumlah kunjungan kepusat

pelayanan kesehatan(Azwar, 2018).

Tingkat pendapatan yang memadai akan memberikan kemungkinan-

kemungkinan yang lebih besar untuk datang kepasilitas kesehatan, memeriksakan

diri, serta mengambil obat. Hal ini dapat dihubungkan dengan biaya transport

yang dimiliki. Jadi dari tingkat pendapatan yang memadai dapat diharapkan

penderitaakan berobat secara teratur walaupun jarak ketempat pelayanan

kesehatan jauh (Arsyad, 2017).


38

2.6 Kerangka Teori

Faktor Predisposisi:
Pengetahuan
Sikap
Paritas
keyakinan
Nilai-niali

Faktor pendukung
Geografis: waktu, Jarak Antenatal Care
Layanan, transportasi

Faktor penguat:
Dukungan Suami,
Dukungan Keluarga, faktor
petugas layanan kesehatan
atau petugas lain yang
merupakan kelompok
referensi dari perilaku

Gambar. 2.1. Kerangka Teori


Teori Lawrence W. Green and M. W. Kreuter, Health Program Planning
An Education and ecologicak approarch, fourth edicition, 2005.
39

2.7 Kerangka Konsep

Sikap

Paritas

Antenatal care
Dukungan Suami

Jarak Pelayanan
Kesehatan

Gambar 2.2. Kerangka Konsep

2.8 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Ha : Terdapat hubungan antara sikap pada ibu hamil dengan antenatal care di

Poliklinik Kebidanan RS tingkat II Iskandar Muda Kota Banda Aceh tahun

2020.

2. Ha : Terdapat hubungan antara paritas pada ibu hamil dengan antenatal care

di Poliklinik Kebidanan RS tingkat II Iskandar Muda Kota Banda Aceh tahun

2020.

3. Ha : Terdapat hubungan antara dukungan keluarga pada ibu hamil dengan

antenatal care di Poliklinik Kebidanan RS tingkat II Iskandar Muda Kota

Banda Aceh tahun 2020.


40

4. Ha : Terdapat hubungan antara jarak layanan kesehatan pada ibu hamil

dengan antenatal care di Poliklinik Kebidanan RS tingkat II Iskandar Muda

Kota Banda Aceh tahun 2020.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan

pendekatan cross sectional yaitu rancangan penelitian dengan melakukan

pengamatan atau pengukuran variabel pada subjek penelitian dalam waktu yang

bersamaan. (Notoadmojo, 2017).

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di poliklinik Kebidanan Rumah Sakit

Tingkat II Iskandar Muda Kota Banda Aceh pada tanggal 05 oktober s/d 23

Oktober 2020.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang datang

memeriksakan kehamilannya di poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Tingkat II

Iskandar Muda Kota Banda Aceh tahun 2020 yang memenuhi kriteria inklusi

yaitu Ibu hamil dengan usia kehamilan ≥28 minggu (trimester III) yang berjumlah

165 orang pada bulan Agustus s/d September 2020.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu hamil yang datang

memeriksakan kehamilannya di Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit tingkat II

Iskandar Muda Kota Banda Aceh tahun 2020 .

41
42

Pengambilan sampel pada penelitian secara non probability sampling

dengan metode accidental sampling, yaitu pengambilan sampel dilakukan dengan

mengambil kasus yang kebetulan ada atau tersedia pada bulan Oktober 2020.

(Notoadmojo, 2017) Setiap data yang akan dianalisis menggunakan analisis

bivariat membutuhkan minimal 30 subjek penelitian. (Murti B, 2018) Sampel

penelitian 35 orang.

Caranya setiap ibu hamil dengan usia ≥28 minggu (trimester III) datang

ke Poliklinik kebidanan Rumah Sakit TK II Iskandar Muda dengan orang yang

berbeda untuk memeriksakan kehamilannya akan menjadi sampel.

3.1.1 Kriteria Sampel

A. Kriteria Inklusi

a. Ibu hamil dengan usia kehamilan ≥28 minggu (trimester III).

b. Ibu hamil yang bersedia menjadi responden dalam penelitian dengan

menandatangani surat persetujuan menjadi responden dalam penelitian.

B. Kriteria Ekslusi

a. Ibu hamil yang mengalami perdarahan yang tidak memungkinkan menjadi

sampel

b. Ibu hamil yang tidak kooperatif yaitu Ibu hamil yang susah diajak

komunikasi dan menolak untuk dijadikan sampel penelitian.


43

3.4. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional

Variabel Definisi Skala


No Alat Ukur Hasil Ukur
Penelitian Variabel Data
Variabel Dependen
1 Antenatal Antenatal care adalah Buku KIA, lengkap bila Ordinal
Care jumlah kunjungan dengan cara (≥K4)
yang dilakukan oleh ukurnya melihat tidak lengkap
ibu hamil untuk secara langsung bila (<K4)
memeriksakan cakupan
kehamilannya di antenatal care
Poliklinik Kebidanan di buku KIA
RS tingkat II Iskandar
Muda Kota Banda
Aceh tahun 2020
Variabel Independent
2 Sikap Sikap adalah suatu Kuesioner Setuju Ordinal
tanggapan dari ibu apabila mean
hamil terhadap x≥ x
antenatal care Tidak setuju
apabila mean
x≤ x
3 Paritas Paritas adalah jumlah Buku KIA Tinggi (bila Ordinal
bayi yang dilahirkan Kuesioner jumlah >2
hidup atau mati, satu Rendah jika
atau lebih dengan jumlah ≤2
berat lebih dari 500
gram
4 Dukungan Dukungan suami Kuesioner Mendukung Ordinal
Suami adalah dukungan yang apabila mean
diberikan suami pada x≥ x
ibu hamil Tidak
mendukung
apabila mean
x≤ x
5 Jarak Jarak yang ditempuh Kuesioner Jauh > 5 km Ordinal
Pelayanan oleh ibu hamil menuju Dekat ≤ 5 km
kesehatan tempat pelayanan (Dwiyanti,
kesehatan itu dari 2017)
tempat tinggalnya
yang terakhir apakah
itu dari rumah maupun
dari tempat ibu
bekerja.
44

3.5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini

adalah buku KIA dan kuesioner yang diberikan kepada responden yaitu ibu hamil

trimester III di Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit tingkat II Iskandar Muda Kota

Banda Aceh tahun 2020 yang berisi pertanyaan tentang sikap, paritas, dukungan

suami dan jarak pelayanan kesehatan.

Cara ukur untuk Antenatal Care dengan melihat secara langsung cakupan

antenatal care di KMS, hasil ukurnya adalah lengkap (≥K4) atau tidak lengkap

(<K4). Untuk sikap alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang diukur

dengan wawancara hasil ukurnya adalah setuju (mean ≥ 16,25) dan tidak setuju

(mean <16,25). Untuk paritas alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang

diukur dengan wawancara, hasil ukurnya tinggi (bila jumlah >2) dan rendah (jika

jumlah ≤ 2). Untuk dukungan suami alat ukur yang digunakan kuesioner yang

diukur melalui wawancara, hasil ukurnya adalah suami mendukung (jika mean ≥

16,4) dan suami tidak mendukung (jika mean <16,4). Untuk jarak layanan

kesehatan alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang diukur melalui

wawancara hasil ukurnya adalah jauh (bila > 5 km) dan dekat (jika ≤ 5 km).

3.6. Teknik Pengumpulan Data

3.6.1. Sumber Data


Sumber data pada penelitian ini di peroleh dari data primer dan sekunder.

Data primer akan diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner.

Sedangkan data sekunder diperoleh dari buku KIA ibu untuk menilai cakupan

K4.
45

3.6.2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dengan

menggunakan kuesioner.

3.7. Teknik Pengolahan Data

Setelah data dikumpulkan, penelitian akan melakukan pengolahan data

sebagai berikut (Budiarto, 2017) :

1. Editing, melakukan pemeriksaan ulang terhadap kuesioner yang sudah diisi

responden untuk melihat kelengkapan jawabannya.

2. Coding, peneliti akan memberikan kode atau nilai dari jawaban responden.

Untuk variabel sikap jika setuju diberi kode 1, tidak setuju skode 2, variabel

paritas tinggi (bila jumlah >2) diberi kode 1, jika rendah jika jumlah ≤2

diberi kode 2, variabel dukungan suami jika suami mendukung diberi kode 1,

jika suami tidak mendukung diebri kode 2, variabel jarak layanan kesehatan,

jika jauh > 5 km diberi kode 1, jika dekat <5 km diberi kode 2.

3. Transfering, data yang sudah diberi kode akan diurutkan secara berurutan

dari awal sampai terakhir, kemudian dimasukkan ke dalam tabel sesuai

dengan sub variabel yang akan diteliti lalu dihitung frekuensinya.

4. Tabulating, peneliti akan mengelompokkan jawaban–jawaban responden

berdasarkan variabel yang akan diteliti, lalu menghitung nilai total setiap

kolom yang sudah di isi data dari penelitian, selanjutnya akan di masukkan

kedalam tabel frekuensi.


46

3.8. Analisis Data

Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis

univariat dan dilanjutkan dengan analisis bivariat.

1. Analisis Univariat

Analisa univariat dipergunakan untuk memperoleh gambaran distribusi

frekuensi dan porposi dari sikap, paritas, dukungan suami, jarak tempat layanan

kesehatan dan antenatal care.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk melihat hubungan

masing-masing variabel independen terhadap variable dependen. Analisis yang

digunakan yaitu Chi-Square karena variable X dan Y berupa skala ordinal yaitu

kategorik. Analisis bivariat yang dilakukan terhadap 2 variabel yang diduga

berhubungan atau berkolerasi dengan menggunakan chi-square. Analisis yang

dilkukan adalah analisis bivariat, yaitu dengan mengetahui adanya hubungan

variabel dependen dengan vaeriabel independen menggunakan tabel silang, serta

untuk dilakukan identivikasi variabel yang bermakna menggunakan uji chi-square

(Priyo, 2008).

Analisis data bivariat dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara sikap, paritas, dukungan suami dan jarak layanan kesehatan pada

ibu hamil terhadap antenatal care di RS Tingkat II Iskandar Muda. Analisis data

ini dilakukan dengan uji Chi-square dengan kriteria hubungan ditetapkan


47

berdasarkan p value (Probabilitas) yang dihasilkan pada Confidence Interval (CI)

95% dan α 0,05 dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika p value >0,05 maka tidak terdapat hubungan antara kedua variabel.

2. Jika p value ≤0,05 maka hubungan kedua variabel adalah signifikan.

Uji analisa yang digunakan adalah uji Chi-Square. Jika uji Chi-Square

tidak memenuhi syarat, maka akan digunakan uji alternative lainnya yaitu uji

Fisher’s Exa.

Ketentuan yang berlaku pada uji Chi Square yaitu:

1. Bila tabelnya 2 x 2, dan tidak ada nilai E<5, maka uji yang dipakai sebaiknya

“Continuity Correction” .

2. Bila tabel 2 x 2, dan ada nilai E<5, maka uji yang dipakai adalah “Fisher’s

Exact Test” .

3. Bila tabelnya lebih dari 2 x 2, maka digunakan uji “Pearson Chi Square”

Koefisien kontigensi digunakan untuk menghitung hubungan antar variabel

bila datanya berbentuk nominal. Koefisien kontigensi (CC) sangat erat

hubungannya dengan chi square yang digunakan untuk menguji hipotesis

komparatif (k) sampel independent. Rumus menghitung koefisien kontigensi

adalah (Sugiyono, 2017).

x2
C 
x 2 N
48

Keterangan:

C = Koefisien kontegensi

X2= harga Chi quadrat yang diperoleh

N= jumlah responden

Kriteria keeratan hubungan dengan menggunakan koefisien kontigensi yaitu

sebagai berikut :

1. 0,00-0,19 = hubungan sangat lemah

2. 0,20-0,39 = hubungan lemah

3. 0,40-0,59 = hubungan cukup kuat

4. 0,60-0,79 = hubungan kuat

5. 0,80-1,00 = hubungan sangat kuat (Sugiyono, 2017)


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda merupakan rumah sakit yang

melayani para Prajurit TNI-AD, PNS TNI dan keluarganya serta masyarakat

umum yang membutuhkannya. Seluruh jajaran personil Rumah Sakit Tk II

Iskandar mempunyai komitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan yang

bermutu dan berorientasi kepada kepuasan dan keselamatan pasien (patient

safety) sesuai tuntutan akreditasi rumah sakit saat ini. Oleh karena itu untuk

mewujudkan komitmen tersebut, kami terus berusaha memberikan informasi

kepada seluruh pengguna jasa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Tk II

Iskandar Muda. Informasi mengenai Rumah Sakit Rumkit Tk. II Iskandar Muda,

seperti: jenis pelayanan kesehatan yang ada, fasilitas perawatan, jadwal poliklinik

dan praktek dokter spesialisas yang ada merupakan hal yang sangat diperlukan

oleh seluruh pengguna jasa pelayanan kesehatan rumah sakit, sehingga

mempermudah dan mengarahkan para penggunanya untuk mendapatkan

pelayanan / perawatan sesuai dengan yang diinginkan. Kepemilikan Rumah Sakit

Tingkat II Iskandar Muda yaitu:

a. Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda


b. Status kepemilikan : Kemenhan RI
c. Kelas/Tipe : B Khusus

49
50

d. Status Akreditasi/Tahun : Lulus Tahun 2017(Paripurna)


e. Kapasitas tempat tidur : 110 TT
f. Alamat : Jl. T. hamzah Bendara No.1 Kuta Alam
g. No. Telpon : (0651) 24712
h. FAX : (0651) 22550
i. E-mail : rumahsakitim@yahoo.com
Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda memiliki 20 poliklinik salah

satunya adalah Poliklinik Kebidanan. Pelayanan poliklinik kebidanan di Rumah

Sakit Tk. II Iskandar Muda dilakukan oleh 3 orang dokter spesialis kandungan

dan kebidanan. Pelayanan Obstetri dan Ginekologi juga dibantu oleh 2 tenaga

pegawai berlatar belakang pendidikan kebidanan yang terampil. Pelayanan

Poliklinik Kebidanan dilakukan setiap hari kerja yaitu hari senin sampai hari

jumat jam 8.30 wib – 13.00 wib kecuali hari libur. Poliklinik Kebidanan RS

Tingkat II Iskandar Muda melayani pasien dinas, umum, Jamkesmas/JKRA,

Askes dan perusahaan yang bekerja sama dengan RS Tingkat II Iskandar Muda.

Pelayanan yang diberikan di Poliklinik Kebidanan yaitu pelayanan Antenatal

Care, USG, KB dan penyakit kandungan.


51

4.2 Hasil penelitian

4.2.1 Analisis Univariat

Tabel 4.1.
Distribusi Frekuensi Faktor yang Berhubungan dengan Antenatal Care Di
Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda Kota
Banda Aceh Tahun 2020

Antenatal Care Frekuensi %


Lengkap 24 68,6
Tidak Lengkap 11 31,4
Total 35 100
Sikap Frekuensi %
Setuju 23 65,7
Tidak Setuju 12 34,4
Total 35 100
Paritas Frekuensi %
Rendah≤2 23 65,7
Tinggi>2 12 34,4
Total 35 100
Dukungan Suami Frekuensi %
Suami Mendukung 22 60.0
Suami Tidak Mendukung 13 40.0
Total 35 100
Jarak Layanan Kesehatan Frekuensi %
Jauh > 5 km 14 40.0
Dekat < 5 km 21 60.0
Total 35 100.0

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa dari 35 responden yang

berkunjung ke poliklinik Kebidanan Rumah Sakit tk. II Iskandar Muda 24 orang

(68,9%) lengkap melakukan Antenatal Care. 23 responden (65,7%)

menunjukkan sikap setuju tentang antenatal care, 23 responden (65,7%) dengan


52

paritas rendah, 22 responden (60%) yang mendapat dukungan dari suami, dan 21

responden (60.0%) memiliki jarak yang dekat (≤5 km) kepelayanan kesehatan .

4.2.2 Analisa Bivariat

a. Hubungan Sikap Dengan Antenatal Care di Poliklinik Kebidanan Rumah


Sakit Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda Kota Banda Aceh Tahun
2020

Tabel 4.2
Hubungan Sikap Dengan Antenatal Care di Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit
Tingkat II Iskandar Muda Kota Banda Aceh Tahun 2020

Antenatal care
Jumlah
Sikap Lengkap Tidak lengkap p-value
n % n % n %
Setuju 23 100 % 0 0,0 % 23 100 %
0,000
Tidak setuju 1 8,3 % 11 91,7 % 12 100 %

Berdasasarkan hasil tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa ibu hamil

yang bersikap setuju 23 orang (100 %) lengkap melakukan antenatal care,

sedangkan ibu dengan sikap tidak setuju 11 orang (91,7 %) tidak lengkap

melakukan antenatal care di RS Tk II Iskandar Muda kota Banda Aceh tahun

2020. Hasil uji statistic dengan menggunakan Chi-Square diperoleh nilai p

value = 0,000 (p>0,05) sehingga Ha diterima dan hipotesis terbukti hal ini

bearti terdapat hubungan sikap dengan antenatal care di RS tk II Iskandar

Muda kota Banda Aceh tahun 2020.

b. Hubungan Paritas Dengan Antenatal Care di Poliklinik kebidanan


Rumah Sakit Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda Kota Banda Aceh
Tahun 2020
53

Tabel 4.3
Hubungan Paritas Dengan Antenatal Care di Poliklinik kebidanan Rumah Sakit
Tingkat II Iskandar Muda Kota Banda Aceh Tahun 2020

Antenatal care
Jumlah
Paritas Lengkap Tidak lengkap p-value
n % n % n %
Rendah ≤ 2 19 79,2 % 4 36,4 % 23 100 %
0,022
Tinggi >2 5 20,8 % 7 63,6 % 12 100 %

Berdasarkan hasil tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa ibu hamil

dengan paritas rendah ≤2 yaitu 19 orang (82,6 %) lengkap melakukan

Antenatal Care, sedangkan ibu hamil dengan paritas tinggi >2 yaitu 7 orang

(63,6 %) tidak lengkap melakukan Antenatal Care di RS tk II Iskandar Muda

kota Banda Aceh tahun 2020. Hasil uji statistic dengan menggunakan Chi-

Square diperoleh nilai p value = 0,022 (p>0,05) sehingga Ha diterima dan

hipotesis terbukti hal ini bearti terdapat hubungan paritas dengan Antenatal

Care di RS tk II Iskandar Muda kota Banda Aceh tahun 2020.

c. Hubungan Dukungan Suami Dengan Antenatal Care di Poliklinik


Kebidanan Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda Kota Banda Aceh
Tahun 2020

Tabel 4.4
Hubungan Dukungan Suami Dengan Antenatal Care di Poliklinik Kebidanan
Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda Kota Banda Aceh Tahun 2020

Antenatal care
Dukungan Jumlah
Lengkap Tidak lengkap p-value
Suami
n % n % n %
Suami
21 95,5 % 1 4,5 % 22 100 %
mendukung
0,000
Suami tidak
3 23,1 % 10 76,9 % 13 100 %
mendukung
54

Berdasarkan hasil tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa ibu hamil yang

mendapat dukungan suami 21 orang (95,5%) lengkap melakukan Antenatal

Care. Sedangkan ibu hamil yang tidak mendapat dukungan suami 10 orang

(76,9 %) tidak lengkap melakukan Antenatal Care di Poliklinik Kebidanan

Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda Banda Aceh tahun 2020. Hasil analisa

statistic dengan chi square test diperoleh nilai P-value = 0,000 (P≤0,05)

sehingga Ha diterima dan hipotesis terbukti, hal ini berarti terdapat hubungan

dukungan suami dengan Antenatal Care di Poliklinik Kebidanan Rumah

Sakit Tingkat II Iskandar Muda Banda Aceh tahun 2020.

d. Hubungan Jarak Pelayanan Kesehatan Dengan Antenatal Care di


Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit RS Tingkat II Iskandar Muda Kota
Banda Aceh Tahun 2020

Tabel 4.5
Hubungan Jarak Pelayanan Kesehatan Dengan Antenatal Care di Poliklinik
Kebidanan Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda Kota Banda Aceh
Tahun 2020

Jarak Antenatal care


Jumlah
Layanan Lengkap Tidak lengkap p-value
Kesehatan n % n % n %
Dekat ≤ 5 Km 20 95,2 % 1 4,8 % 21 100 %
0,000
Jauh > 5 Km 4 28,6 % 10 71,4 % 14 100 %

Berdasarkan hasil tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa ibu hamil

dengan jarak layanan kesehatan dekat (≤ 5 Km) 20 orang (95,2%) lengkap

melakukan Antenatal Care. Sedangkan ibu hamil yang jarak dengan layanan

kesehatan jauh (>5 km) 10 orang (71,4 %) tidak lengkap melakukan Antenatal

Care di Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda Banda


55

Aceh tahun 2020. Hasil analisa statistic dengan chi square test diperoleh nilai

P-value = 0,000 (P≤ 0,05) sehingga Ha diterima dan hipotesis terbukti, hal ini

bearti terdapat hubungan dukungan suami dengan Antenatal Care di

Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda Banda Aceh

tahun 2020

4.3 Pembahasan

4.3.1 Hubungan Sikap Dengan Antenatal Care

Berdasarkan hasil tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa responden yang

bersikap setuju 23 orang (100 %) lengkap melakukan antenatal care, sedangkan

responden dengan sikap tidak setuju 11 orang (91,7 %) tidak lengkap melakukan

antenatal care di RS Tk II Iskandar Muda kota Banda Aceh tahun 2020. Hasil

uji statistic dengan menggunakan Chi-Square diperoleh nilai p value = 0,000

(p>0,05) sehingga Ha diterima dan hipotesis terbukti hal ini bearti terdapat

hubungan sikap dengan antenatal care di RS tingkat II Iskandar Muda kota

Banda Aceh tahun 2020.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Adawiyah (2013)

yang menyatakan ada hubungan antara sikap dengan kunjungan Antenatal Care

di Puskesmas Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo dengan p

value= 0,004 (p=0,05). Penelitian lain yang dilakukan oleh Sumarmiati (2012)

yang menyatakan bahwa ada hubungan signifikan antara sikap ibu hamil dengan

pelaksanaan Antenatal Care yang sesuai standar didapatkan p value 0,049.


56

Penelitian yang dilakukan oleh Andri (2016) menyatakan terdapat hubungan

antara sikap dengan cakupan Antenatal Care dengan p value = 0,005. Namun

penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Siti Rahmah

(2018) di Puskesmas Karang Rejo Kabupaten Langkat, yang menyatakan bahwa

tidak ada pengaruh sikap ibu dengan pelayanan Antenatal Care berdasarkan

hasil uji statistic menggunakan chi-square yaitu p value=0,390 (p <0.05).

Sikap memiliki tiga komponen yang akan membentuk sikap, antara lain

terdiri dari kognitif, afektif dan konatif. Kognitif dapat berisi dengan

kepercayaan yang dapat berhubungan dengan persepsi individu apa yang dilihat

dan diketahui, pandangan, kebutuhan emosional dan informasi yang didapatkan

dari orang lain. Afektif atau emosional menunjukkan emosi subjektif dari

individu terhadap suatu sikap, baik bersifat senang ataupun sedih. Konatif atau

perilaku merupakan kecenderungan untuk bertindak terhadap objek sikap yang

dihadapinya (Raeni, 2018).

Menurut peneliti bahwa sebagian besar responden yang memiliki sikap

setuju dalam penelitian ini dikarenakan respon yang baik terhadap Antenatal

Care, selain itu kemungkinan juga ada faktor lain yaitu pengalaman pribadi,

kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa dan penyuluhan

kesehatan yang pernah diterima responden yang mempengaruhi responden

dengan sikap positif tetap melakukan kunjungan Antenatal Care K4. Karena

sikap seseorang dikaitkan dengan pengalamannya. Semakin banyak pengalaman


57

ibu hamil terhadap Antenatal Care, maka semakin baik pula respon atau sikap

ibu hamil terhadap pelayanan Antenatal Care, begitu juga sebaliknya. Saran

peneliti untuk meningkatkan sikap positif ibu hamil terhadap pentingnya

Antenatal Care dapat dilakukan penyuluhan kesehatan, pendekatan terhadap

tokoh masyarakat dan organisasi keagamaan (pengajian, majelis taklim, dll).

4.3.2 Hubungan Paritas Dengan Antenatal Care

Berdasarkan hasil tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa responden yang

paritas rendah ≤2 yaitu 19 orang (82,6 %) lengkap melakukan Antenatal Care,

sedangkan responden dengan paritas tinggi >2 yaitu 7 orang (63,6 %) tidak

lengkap melakukan Antenatal Care di Rumah Sakit tingkat II Iskandar Muda

kota Banda Aceh tahun 2020. Hasil uji statistic dengan menggunakan Chi-

Square diperoleh nilai p value = 0,022 (p>0,05) sehingga Ha diterima dan

hipotesis terbukti hal ini bearti terdapat hubungan paritas dengan Antenatal

Care di RS tk II Iskandar Muda kota Banda Aceh tahun 2020.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Daryanti, M.S

(2019) di Provinsi Yogyakarta yang menyatakan ada hubungan antara paritas

dengan cakupan antenatal care dengan menggunakan uji chi-square diperoleh

p value= 0,023 (p=<0,05). Ibu hamil yang paritas rendah (≤2) lebih rajin

melakukan pemeriksan antenatal care lengkap dibandingkan ibu hamil yang

mempunyai paritas tinggi >2. Penelitian ini sesuai, menurut Departemen

Kesehatan 2017 yang menyatakan ibu yang telah melahirkan anak lebih dari

tiga maka perlu diwaspadai akan terjadinya kemungkinan persalinan lama, oleh
58

sebab itu makin banyak jumlah kelahiran maka rahim akan lemah sehingga

diperlukan pemeriksaan kehamilan secara teratur dan mengikuti petunjuk yang

diberikan oleh dokter ataupun bidan mengenai apa yang harus dilakukan dan

meminta pertolongan bidan atau dokter pada saat persalinan. Namun penelitian

ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Sarminah (2010) di Provinsi Papua

Barat yang menyatakan tidak ada hubungan antara paritas dengan cakupan

Antenatal care dengan menggunakan uji chi-square di peroleh p value = 0,19

(p=0,05).

Hal ini juga sesuai dengan teori menurut Bagus yang menyatakan Ibu

yang baru pertama kali hamil dan belum pernah melahirkan sebelumnya atau

paritas rendah maka akan merasakan suatu hal yang baru dalam hidupnya

sehingga sangat memotivasi ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan

kepada tenaga kesehatan. Hal ini berbanding terbalik dengan ibu hamil yang

sudah pernah melahirkan lebih dari satu orang anak sebelumnya, mereka

beranggapan bahwa sudah lebih berpengalaman dalam kehamilan selanjutnya

sehingga tidak termotivasi untuk melakukan pemeriksaan kehamilan kepada

tenaga kesehatan (Bagus, 2007).

Paritas berhubungan dengan pemeriksaan Antenatal Care. Pada

penelitian ini bahwa dari paritas tinggi membuat ibu hamil jarang untuk

melakukan pemeriksaan Antenatal Care kepada tenaga kesehatan. Hal ini

merupakan kewajiban bagi tenaga kesehatan baik dokter, bidan ataupun ibu-ibu

kader lebih sering melakukan penyuluhan yang sebanding antara paritas tinggi
59

dengan paritas rendah dan memberikan intervensi khusus terutama pada paritas

tinggi agar termotivasi untuk melakukan pemeriksaan Antenatal Care secara

lengkap, terutama pada ibu hamil yang memiliki paritas tinggi mengingat

makin banyak jumlah kelahiran maka rahim akan semakin lemah yang nantinya

akan menyababkan terjadinya persalinan lama, oleh sebab itu pada saat

melakukan pemeriksaan kehamilan dapat diawasi keadaan ibu dan janinnya

yang nantinya diharapkan dapat mencegah terjadinya komplikasi dan kelainan

selama kehamilan sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi

(Sarina, 2018).

Menurut peneliti hubungan antara paritas dengan pemeriksaan

Antenatal Care sangat berkaitan hal ini karena ibu yang pertama kalinya hamil

menganggap kehamilan merupakan hal yang baru sehingga mempunyai

motivasi dalam melakukan pemeriksaan kehamilannya ke tenaga kesehatan.

Sebaliknya ibu yang sudah pernah mempunyai anak lebih dari satu orang

mempunyai anggapan bahwa ia sudah memiliki pengalaman sehingga jarang

untuk memeriksakan kehamilannya. Saran peneliti agar ibu hamil dengan

paritas tinggi > 2 agar lebih sering memeriksakan kehamilannya ke layanan

kesehatan secara teratur dan mengikuti petunjuk dokter dan bidan mengenai apa

yang harus dilakukan, dan meminta pertolongan dokter atau bidan pada saat

persalinan. Karena ibu dengan paritas tinggi lebih sering terjadi komplikasi

dalam kehamilan maupun persalinan


60

4.3.3 Hubungan Dukungan Suami Dengan Antenatal Care

Berdasarkan hasil tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa responden yang

mendapat dukungan suami 21 orang (95,5%) lengkap melakukan Antenatal

Care, sedangkan responden yang tidak mendapat dukungan suami 10 orang

(76,9 %) tidak lengkap melakukan Antenatal Care di Poliklinik Kebidanan

Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda Banda Aceh tahun 2020. Hasil analisa

statistic dengan chi square test diperoleh nilai P-value = 0,000 (P≤ 0,05)

sehingga Ha diterima dan hipotesis terbukti, hal ini bearti terdapat hubungan

dukungan suami dengan Antenatal Care di Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit

Tingkat II Iskandar Muda Banda Aceh tahun 2020.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Prasetyaningsih (2018) di Puskesmas Pariaman yang menyatakan ada hubungan

dukungan suami dengan Antenatal Care berdasarkan uji statistic dengan

analisa chi square didapat hasil p value=0,029 (p <0,05). Penelitian ini tidak

sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Trijayandari pada tahun

2017 menyatakan bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan

kunjungan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Kopelma Darrusalam Banda

Aceh dengan nilai p= 0,234 (p <0,05).

Penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Friedman

(2017) tentang empat jenis dukungan yaitu: 1) Dukungan emosional, dalam hal

ini keluarga berperan sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk

istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi meliputi


61

ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian. 2) Dukungan penilaian, keluarga

bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik membimbing, dan menengahi

pemecahan masalah. 3) Dukungan instrumental, keluarga merupakan sebuah

sumber pertolongan praktis dan konkrit, mencakup bantuan langsung dalam

bentuk uang, peralatan, waktu, modifikasi lingkungan, maupun menolong

dengan pekerjaan waktu mengalami stress. 4) Dukungan informasi, keluarga

bertindak sebagai pemberi informasi. Aspek dukungan ini adalah nasehat,

usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi (Idayani, 2016).

Menurut peneliti bahwa sebagian besar responden yang melakukan

kunjungan antenatal care yang lengkap karena adanya dukungan suami baik

verbal maupun non-verbal sehingga responden merasa diperhatikan dan senang

untuk melakukan antenatal care. Dukungan suami merupakan bentuk sikap,

tindakan dan penerimaan suami terhadap kondisi istri yang memerlukan

pemeriksaan ANC secara tepat untuk mengetahui kondisi kehamilan. Saran

peneliti agar para suami bisa memberikan dukungan kepada ibu hamil dalam

bentuk dukungan informasi yang meliputi pemberian nasehat, pengarahan, ide-

ide atau informasi lain yang dibutuhkan terkait dengan pemeriksaan ANC

secara tepat. Kemudian dalam bentuk dukungan penghargaan dengan

memberikan pengakuan dan perhatian terhadap kondisi kehamilan istri.

Selanjutnya suami perlu memberikan dukungan secara instrumental, yang dapat

dilakukan melalui mengantar istri periksa dan membiayai pemeriksaan ANC.

Selain itu suami perlu juga memberikan dukungan emosional yaitu berupa
62

mendengarkan keluhan istri, memperhatikan, bersimpati dan berempati

terhadap kondisi istri.

4.3.4 Hubungan Jarak Pelayanan Kesehatan Dengan Antenatal Care

Berdasarkan hasil tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa responden yang

Jarak dengan layanan kesehatan dekat ≤ 5 Km 20 orang (95,2%) lengkap

melakukan Antenatal Care, sedangkan responden yang jarak dengan layanan

kesehatan jauh >5 km 10 orang (71,4 %) tidak lengkap melakukan Antenatal

Care di Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda Banda

Aceh tahun 2020. Hasil analisa statistic dengan chi square test diperoleh nilai

P-value = 0,000 (P≤ 0,05) sehingga Ha diterima dan hipotesis terbukti, hal ini

bearti terdapat hubungan dukungan suami dengan Antenatal Care di Poliklinik

Kebidanan Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda Banda Aceh tahun 2020.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siti

Rahmah (2018) di Puskesmas Karang Rejo Kabupaten Langkat yang

menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara jarak pelayanan

kesehatan dengan pelayanan Antenatal Care dimana nilai p=0,004

(p<0,05).Namun Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Dwi Feni (2017) yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan antara jarak

tempuh dengan Antenatal Care79,5% responden yang memiliki jarak rumah

jauh tidak melakukan pemeriksaan Antenatal Care yang lengkap dengan hasil

uji statistik p= 0,441 (p<0,005).


63

Jarak pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor penguat yang

mempermudah terjadinya perilaku kesehatan, jarak ke fasilitas kesehatan

memang berpengaruh terhadap kesempatan ibu hamil untuk melakukan

kunjungan dan pemeriksaan kehamilan sesuai standard, akan tetapi bukan

berarti ibu hamil yang mempunyai jarak rumah ke fasilitas kesehatan cenderung

untuk tidak melakukan kunjungan antenatal care teratur sesuai standard

dikarenakan akses maupun menuju ke fasilitas kesehatan cukup mudah

sehingga meskipun jarak nya jauh tetapi mudah untuk di akses. Selain itu

meskipun jarak ke fasilitas kesehatan jauh tetapi ibu hamil mempunyai

pengetahuan yang baik dan sadar tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan,

sehingga meskipun jauh jaraknya tetap akan melakukan pemeriksaan kehamilan

(manuaba, dkk, 2010)

Menurut peneliti bahwa jarak ke fasilitas kesehatan merupakan hal yang

penting untuk melakukan kunjungan Antenal Care yang lengkap, semakin

dekat jarak rumah ibu hamil ke pelayanan kesehatan akan semakin

memudahkan ibu hamil untuk sering memeriksakan kehamilannya ke petugas

kesehatan. sebagaimana kata-kata yang sering melekat oleh responden yaitu

berkunjunglah ke fasilitas yang terdekat. Begitu jaga sebaliknya semakin jauh

jarak rumah ibu hamil ke pelayanan kesehatan akan semakin jarang ibu hamil

memeriksakan kehailan ke petugas kesehatan, walaupun tidak menutup

kemungkinan bahwa jarak yang dekat juga tidak melakukan kunjungan

Antenatal Care yang lengkap.


64
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang analisis faktor yang

berhubungan dengan Antenatal Care di Poli klinik Kebidanan Rumah Sakit

Tingkat II Iskandar Muda Banda Aceh, maka dapat diambi kesimpulan sebagai

berikut:

1. Ada hubungan sikap ibu dengan Antenatal Care di Poliklinik Kebidanan

Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda Banda Aceh dengan P value 0,000.

2. Ada hubungan paritas dengan Antenatal Care di Poliklinik Kebidanan Rumah

Sakit Tingkat II Iskandar Muda Band Aceh dengan P value 0,022.

3. Ada hubungan dukungan suami dengan Antenatal Care di Poliklinik

Kebidanan Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda Banda Aceh dengan P

value 0,000.

4. Ada hubungan jarak pelayanan kesehatan dengan Antenatal Care di Poli

klinik Kebidanan Rumah Sakit Tingkat II Iskandar Muda Banda Aceh dengan

P value 0,000.

64
65

5.2. Saran

1. Bagi ibu hamil

Ibu hamil diharapkan agar melakukan pemeriksaan Antenatal Care secara

secara rutin dan lengkapuntuk mencegah secara dini resiko yang dapat

terjadi selama kehamialan, sehingga petugas dapat memberikan pelayanan

yang optimal sesuai standar agar ibu dan janin sehat.

2. Kepada Poliklinik Kebidanan

Diharapkan agar dapat meningkatkan penyuluhan mengenai pemeriksaan

Antenatal Care oleh tenaga kesehatan terutama oleh bidan sehingga dapat

meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang Antenatal Care yang akhirnya

dapat meningkatkan cakupan K4 di Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit

Tingkat II Iskandar Muda Kota Banda Aceh.

3. Bagi peneliti lain

Diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan dengan jumlah Rumah

Sakit yang lebih banyak, jumlah sampel yang lebih memadai dan variabel

yang lebih luas serta waktu penelitian yang lebih lama lagi sehingga

didapatkan faktor-faktor yang berhubungan langsung dengan peningkatan

cakupan Antenatal Care.


DAFTAR PUSTAKA

Adewoye, Musa, Atoyebi, Babatunde. (2017). Knowledge and Utilization of


Antenatal Care Services by Women of Child Bearing Age in Ilorin-East
Local Government Area, North Central Nigeria. International Journal of
Science and Technology.
.
Andri. (2016). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Cakupan Pemeriksaan
Kehamilan (K1 dan K4) di Puskesmas Runding Kota Subulussalam Provinsi
NAD. Skripsi Medan Universitas Sumatera Utara.

Adawiyah R.S. (2013). Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan


Antenatal Care di Puskesmas Mangoloto Kecamatan Telaga Kabupaten
Gorontolo. Gorontolo: Negeri Gorontolo. Skripsi.

Astuti. (2017). Resprektif Ibu Hamil: Gambaran Kerentanan Kesehatan


Reproduksi Pada Masyarakat Nelayan di Kabupaten Rempang. Jurnal
Kesehatan.

Bagus G.M.I. (2015). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Bagus G.M.I. (2016). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi


dan Kb. Jakarta: EGC.

Bagus G.M.I. (2016). Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi


Edisi 2. Jakarta: EGC.

Budiarto E. (2017). Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.


Jakarta: EGC.

Cuningham G, F. (2016). Obstetri Williams. Jakarta: EGC. p. 114.

Daryanti, M.S. (2019). Paritas Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Care


Pada Ibu Hamil Di Bidan Praktek Mandiri Yogyakarta. Yogyakarta.
Universitas Aisyiyah Yogyakarta. Skripsi.

Dewi P.P. ( 2016) Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Antenatal Care
Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care Di Rumah Bersalin Wikaden
Imogiri Bantul. Skripsi.

Downe S, Finlayson K, Walsh D, LavenderT. (2018). Weight Up and Balancing


Out: “A Meta-Synthesis Of Barriers to Antenatal Care For Marginalised
Women In Hight-Income Countries. Internasional Journal Of Obstetrics
and Genicologi. 116(44): 518-29.

Hamidah S.D. (2016). Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC. p. 31-32.

Hani U, Kusbandiyah J, Marjati, Yulifah R. (2017). Asuhan Kebidanan Pada


Kehamilan Fisiologi. Jakarta: Salemba Medika. p. 7-12.

Hefnner I.J and Schust D.J. At a Glance. (2017). Sistem Reproduksi. 2 ed.
Erlangga: Buku Kedokteran dan Kesehatan. p. 82.

Hidayat, A .A . A. (2018). Metode Penelitian Kesehatan. Surabaya: Health Book


Publishing. p.51-56.

LenovoK.J, Cunningham F.G, Gant N.F, Gilstrap L.C, Hauth J.C, Steven L.B, et
al. (2017). Obstetri Williams: Panduan Ringkas. Jakarta: EGC. p. 203-220.

Liewellyn D dan Jones. (2018). Dasar-Dasar Obstetri dan Genikologi. Jakarta:


EGC. p. 89-92.

Liliweri A. (2015). Prasangka dan Konflik: Komunikasi Lintas Budaya


Masyarakat Multikultur. Yogyakarta: LkiS.p. 74.

Manuaba I.A.C.(2017). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC. p. 187.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Buku Pedoman P4K. Jakarta:


Depkes RI. p. 7.[cited 2016 Juni, 26].

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Data dan Informasi. Jakarta:


Depkes RI. p. 16.[cited2013Juni, 9]. Available
from:http://www.depkes.go.id/

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Pedoman Pelayanan Antenatal di


Tingkat Pelayanan Dasar. Jakarta: Depkes RI. p. 19. [cited2013Juni, 26].
Available
from:http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/wpcontent/uploads/downloads/
2013.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Pedoman Pelayanan Antenatal.
Jakarta: Depkes RI. p. 10-12. [cited2013Juni, 26]. Available
from:http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//123456789/768/4/B
K200 7-G59.pdf

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2019. Jakarta:


Depkes RI. 2010. p. 10.[cited2013Juni, 9]. Available
from:http://www.depkes.go.id/

Mestri A.N.N, Suryani N, Murdani P. (2017). Hubungan Antara Tingkat


Pengetahuan Ibu dan Dukungan Keluarga dengan Cakupan Pelayanan
Antenatal Di Wilayah Kerja Puskesmas Buleleng I. Jurnal Magister
Kedokteran Keluarga. p.11.

Murti B. (2018). Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Pustaka. p. 61-62.

Musbiki I. (2016). Persiapan Menghadapi Persalinan. Yogyakarta: Mitra Pustaka.


p. 121-122.

Notoadmojo S. (2017). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka


Cipta.p. 138-148.

Obstetri William. (2015). Jakarta: EGC. p. 244-248.

Ompusunggu E.M, Siagian I.E.T,Umboh J.M.L. (2016). Perilaku Ibu Hamil


Tentang Antenatal Care Di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota
Manado. Jurnal e-Biomedik (eBM). 1( 1): 28-33.

Pantikawati I dan Sunary. Asuhan Kebidanan (Kehamilan). (2010). Yogyakarta:


Nuha Medika. p.33.

Prawirohardjo S. (2016). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi 4.


Jakarta: PT Bina Pustaka. p. 55-56.

Rachman M. (2017). Prinsip Penanganan Obstetric-Genikologi dan Bedah


Obstetric. Jakarta: Salemba. p. 21-31.

Ralph C.B dan Pernoll M.L. (2016). Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. 9 ed.
Jakarta: EGC. p. 124.
Ramasari A dan Lumongga F. (2016). Hubungan Tingkat Pendidikan dengan
Tingkat Pengetahuan Tentang Antenatal Care dalam Kalangan Ibu Usia
Subur. E-Jurnal FK USU. 1(1):4.

Safna N.U. (2016). Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Motivasi ibu Hamil
dengan Cakupan Antenatal Care di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh
Tahun 2012. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala. p. 57-59. Skripsi

Sarminah. (2010). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Antenatal


Care di Provinsi Papua Tahun 2010. Depok: Universitas Indonesia.

Sophiati.(2011). Gambaran Antenatal Care pada Pasien yang Berkunjung untuk


Pemeriksaan Kehamilan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala. p. 46-
49. Skripsi

Saifudin A.B. (2017). Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta:


Bina Pustaka. p. 28.

Sumarmiatis. (2012). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Dengan


Pelaksanaan Antenatal Care (K4) Sesuai Standar Di Pukesmas Kepung
Kabupaten Kediri. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Skripsi.

Sinelair C. (2016). Buku Saku Kebidanan. Jakarta: EGC. p. 81-83.

Siswosuharjo S dan Chakrawati F. (2017). Panduan Super Lengkap Hamil Sehat.


Yogyakarta: Niaga Swadaya. p. 46-58.

Rahma,S . (2018). Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal


Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Karang Rejo Kabupaten Langkat Tahun
2017. Medan: Universitas Sumatera Utara. Skripsi.

Sujiono B dan Sujiono N.Y. (2016). Seri Pengembangan Potensi Bawaan Anak
Persiapan dan Saat Kelahiran. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. p. 25.

Sullivan A, KeanL, Creyer, A. (2018). Panduan Pemeriksaan Antenatal. Jakarta:


EGC. p. 295.

Sunaryo. (2018). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.p. 118.

Tamher S.N. (2017). Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendeketan Asuhan


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. p. 1.

Thuladar H and Dhakal N. (2017). Impact Of Antenatal Care on Maternal and


Perinatal Otcome: A Study at Nepal Medical College Teaching Hospital.
Nepal:Departement Of Obstetric and Ginekologi. p. 37-38.

Wheeler L. (2017). Buku Saku Perawatan Pranatal dan Pascapartum.Jakarta:

EGC. p. 72.

Wibowo A dan Notobroto H.B. (2016). Pola Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak
Pada Masyarakat Pendatang. The indonesian Journal Of Public Health.
3(1): 15-18.

Wiknojosastro H. (2015). Ilmu Kebidanan. 3 ed. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo. p. 14-17.

Word Health Organization. Antenatal Care. (2017). p. 1 [cited2013July, 2].


Availablefrom:http://www.who.int/gho/maternal_health/reproducte_health/a
nten atalcaretext/en/index.html

Yulaikhah L. (2018). Seri Asuh Kebidanan. Jakarta: EGC. p. 67.


LEMBAR PERMOHONAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Kepada Yth:
Ibu calon responden
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Zaida Fitria
NIM : 191010510012
Alamat : Aceh Besar
No Hp : 085206343512

Adalah mahasiswa Program Studi DIV Kebidanan Universitas Ubudiyah


Indonesia Banda Aceh yang akan mengadakan penelitian untuk menyusun skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan. Adapun
penelitian saya berjudul: “Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Antenatal
Care Di Poliklinik Kebidanan RS Tingkat II Iskandar Muda Kota Banda Aceh
Tahun 2020”.
Besar harapan saya agar ibu bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini
dengan mengisi kuesioner tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Saya menjamin
kerahasiaan kuesioner yang ibu isi. Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi
bahan evaluasi untuk kita semua. Demikian penjelasan ini disampaikan, saya
sebagai peneliti mengucapkan banyak terima kasih atas kerja sama yang baik.

Banda Aceh, Oktober 2020


Hormat Saya,

( ZAIDA FITRIA )
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi

responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa Sarjana DIV

Kebidanan Universitas Ubudiyah Indoensia Banda Aceh yang bernama Zaida Fitria

dengan judul “Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Antenatal Care Di

Poliklinik Kebidanan RS Tingkat II Iskandar Muda Kota Banda Aceh Tahun

2020”. Saya memahami dan mengerti bahwa penelitian ini tidak berdampak buruk

terhadap saya, maka dari itu saya bersedia menjadi responden peneliti.

Banda Aceh, Oktober 2020

Peneliti Responden

( Zaida Fitria ) ( )
LEMBAR KUESIONER

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANTENATAL CARE


DI POLIKLINIK KEBIDANAN RS TINGKAT II ISKANDAR MUDA
KOTA BANDA ACEH TAHUN 2020

I. DATA UMUM
Petunjuk penelitian: isilah data di bawah ini dengan tepat dan benar.
1. No. Responden : (Di isi peneliti)
2. Tanggal Penelitian :
3. Nama Responden :
4. Ini kehamilan keberapa :
G: P: A: : (Di isi peneliti)
5. Jarak pelayanan kesehatan : km
Jauh > 5 km :
Dekat < 5 km :

II. Sikap Ibu Hamil Tentang ANTENATAL CARE (Pemeriksaan Kehamilan)

NO Pernyataan Setuju Tidak


Setuju
1 Hendaknya setiap ibu hamil melakukan
pemeriksaan kehamilan.
2 Pemeriksaan kehamilan dilakukan jika ada
keluhan selama kehamilan.
3 Pemeriksaan awal kehamilan dilakukan
setelah tidak haid minimal satu bulan.
4 Pemeriksaan kehamilan dilakukan paling
sedikit 2 kali pada usia kehamilan 0-12
minggu (Trimester I).
5 Ibu hamil melakukan imunisasi Tetanus
Toxoid (TT) sebanyak 2 kali selama
kehamilan.
6 Ibu hamil tidak boleh minum obat penambah
darah selama kehamilan.
7 Berat badan ibu hamil tidak harus naik sesuai
dengan usia kehamilannya.
8 Ibu hamil sebaiknya ditangani oleh tenaga
medis.
9 Ibu hamil harus tetap menjaga kebersihan
tubuh dan pakaiannya.
10 Pemberian zat besi untuk penambah berat
badan
( Sumber : Pattipeilohy, MY )

III. Dukungan Suami Ibu Hamil Tentang Antenatal Care (Pemeriksaan


Kehamilan)

No Pernyataan Ya Tidak
1 Apakah suami bersedia untuk mendampingi ibu
saat pemeriksaan kehamilan?
2 Apakah suami berharap kehamilan normal dan
bayi sehat?
3 Apakah suami menganjurkan ibu periksa
kehamilan kepelayanan Kesehatan?
4 Apakah suami menyediakan dana untuk ibu
memeriksakan kehamilan?
5 Apakah suami memberi izin untuk
memeriksakan kehamilan?
6 Apakah suami tidak membimbing ibu dalam
menjaga kehamilan?
7 Apakah suami mengabaikan keluhan keluhan
selama masa kehamilan?
8 Apakah suami membantu ibu mencari informasi
tentang kesehatan selama masa kehamilan?
9 Apakah suami selalu mengingatkan ibu untuk
memeriksakan kehamilan?
10 Apakah suami tidak pernah menanyakan
tentang hasil pemeriksaan kehamilan yang
dilakukan?
( Sumber : Pattipeilohy, MY )

IV. Jadwal ANC


(Diisi oleh peneliti dengan melihat buku pemeriksaan KIA/register )

Usia kehamilan Frekuensi….kali


Trimester I
(0- 12 minggu)
Trimester II
(12 – 28 minggu)
Trimester III
(28 – 40 minggu)
Antenatal Care Paritas Dukungan Suami Sikap jarak layanan kesehatan
No Resp
Koding G P A koding 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 total Koding 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total koding koding kategori
1 Lengkap 1 4 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 18 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 18 1 2 Jauh
2 Tidak lengkap 2 3 2 0 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 12 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 12 2 1 Dekat
3 Lengkap 1 2 1 0 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 18 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 18 1 1 Dekat
4 Lengkap 1 1 0 0 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 17 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 19 1 1 Dekat
5 Lengkap 1 2 1 0 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 17 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 18 1 1 Dekat
6 Lengkap 1 1 0 0 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 18 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 18 1 1 Dekat
7 Lengkap 1 2 1 0 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 18 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 18 1 2 Jauh
8 Lengkap 1 6 5 0 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 18 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 18 1 2 Jauh
9 Lengkap 1 6 4 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 18 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 18 1 1 Dekat
10 Lengkap 1 3 2 0 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 17 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 19 1 1 Dekat
11 Lengkap 1 3 2 0 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 18 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 18 1 1 Dekat
12 Tidak lengkap 2 2 0 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 16 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 14 2 2 Jauh
13 Tidak lengkap 2 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 12 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 13 2 2 Jauh
14 Lengkap 1 3 2 0 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 18 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 18 1 1 Dekat
15 Lengkap 1 4 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 18 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 19 1 1 Dekat
16 Lengkap 1 1 0 0 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 18 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 18 1 1 Dekat
17 Lengkap 1 5 4 0 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 18 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 14 2 1 Dekat
18 Tidak lengkap 2 6 4 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 17 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 15 2 2 Jauh
19 Tidak lengkap 2 5 4 0 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 15 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 11 2 2 Jauh
20 Tidak lengkap 2 5 4 0 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 12 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 12 2 2 Jauh
21 Tidak lengkap 2 5 4 0 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 16 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 16 2 2 Jauh
22 Lengkap 1 2 1 0 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 16 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 18 1 1 Dekat
23 Lengkap 1 1 0 0 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 19 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 19 1 1 Dekat
24 Lengkap 1 1 0 0 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 15 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 18 1 1 Dekat
25 Lengkap 1 3 2 0 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 17 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 17 1 1 Dekat
26 Lengkap 1 2 1 0 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 18 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 17 1 1 Dekat
27 Lengkap 1 2 1 0 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 17 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 18 1 1 Dekat
28 Lengkap 1 4 3 0 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 16 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 17 1 1 Dekat
29 Tidak lengkap 2 1 0 0 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 16 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 11 2 2 Jauh
30 Tidak lengkap 2 7 6 0 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 16 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 13 2 2 Jauh
31 Lengkap 1 5 4 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 19 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 17 1 1 Dekat
32 Lengkap 1 1 0 0 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 18 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 18 1 2 Jauh
33 Lengkap 1 3 2 0 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 17 1 1 Dekat
34 Tidak lengkap 2 5 4 0 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 12 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 12 2 2 Jauh
35 Tidak lengkap 2 7 6 0 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 13 2 2 Jauh
16.54 16.257
ANC:
1= lengkap paritas : Dukungan Suami: Sikap : Jarak Layanan:
2=tidak lengkap 1 = paritas < 2 1=Suami mendukung 1= setuju 1= Dekat
2 = paritas >2 2=Suami tidak mendukung 2=tidak setuju 2=Jauh
LAMPIRAN 5

Frequencies

Statistics
Dukungan Jarak Layanan
Antenatal Care Paritas Suami Sikap Kesehatan
N Valid 35 35 35 35 35
Missing 0 0 0 0 0

Frequency Table

Antenatal Care
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Lengkap 24 68.6 68.6 68.6
tidak lengkap 11 31.4 31.4 100.0
Total 35 100.0 100.0

Paritas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah Kurang 23 65.7 65.7 65.7
atau sama
dengan 2
Tinggi Lebih dari 12 34.3 34.3 100.0
2
Total 35 100.0 100.0
Dukungan Suami
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Suami Mendukung 22 62.9 62.9 62.9
Suami tidak mendukung 13 37.1 37.1 100.0
Total 35 100.0 100.0

Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Setuju 23 65.7 65.7 65.7
Tidak Setuju 12 34.3 34.3 100.0
Total 35 100.0 100.0

Jarak Layanan Kesehatan


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dekat kurang dari 5 km 21 60.0 60.0 60.0
Jauh Lebih dari 5 km 14 40.0 40.0 100.0
Total 35 100.0 100.0
Crosstabs

Paritas * Antenatal Care


Crosstab
Antenatal Care
Lengkap tidak lengkap Total
Paritas Paritas rendah Count 19 4 23
% within Paritas 82.6% 17.4% 100.0%
% within Antenatal Care 79.2% 36.4% 65.7%
% of Total 54.3% 11.4% 65.7%
Paritah tinggi Count 5 7 12
% within Paritas 41.7% 58.3% 100.0%
% within Antenatal Care 20.8% 63.6% 34.3%
% of Total 14.3% 20.0% 34.3%
Total Count 24 11 35
% within Paritas 68.6% 31.4% 100.0%
% within Antenatal Care 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 68.6% 31.4% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 6.134 1 .013
b
Continuity Correction 4.381 1 .036
Likelihood Ratio 6.020 1 .014
Fisher's Exact Test .022 .019
Linear-by-Linear Association 5.958 1 .015
N of Valid Cases 35
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.77.
b. Computed only for a 2x2 table
Dukungan Suami* Antenatal Care
Crosstab
Antenatal Care
Lengkap tidak lengkap Total
Dukungan Suami Mendukung Count 21 1 22
% within Dukungan 95.5% 4.5% 100.0%
% within Antenatal Care 87.5% 9.1% 62.9%
% of Total 60.0% 2.9% 62.9%
suami tidak mendukung Count 3 10 13
% within Dukungan 23.1% 76.9% 100.0%
% within Antenatal Care 12.5% 90.9% 37.1%
% of Total 8.6% 28.6% 37.1%
Total Count 24 11 35
% within Dukungan 68.6% 31.4% 100.0%
% within Antenatal Care 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 68.6% 31.4% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 19.863 1 .000
b
Continuity Correction 16.646 1 .000
Likelihood Ratio 21.393 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 19.295 1 .000
N of Valid Cases 35
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.09.
b. Computed only for a 2x2 table
Sikap * Antenatal Care

Crosstab
Antenatal Care
Lengkap tidak lengkap Total
Sikap Setuju Count 23 0 23
% within Sikap 100.0% 0.0% 100.0%
% within Antenatal Care 95.8% 0.0% 65.7%
% of Total 65.7% 0.0% 65.7%
Tidak Setuju Count 1 11 12
% within Sikap 8.3% 91.7% 100.0%
% within Antenatal Care 4.2% 100.0% 34.3%
% of Total 2.9% 31.4% 34.3%
Total Count 24 11 35
% within Sikap 68.6% 31.4% 100.0%
% within Antenatal Care 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 68.6% 31.4% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 30.747 1 .000
b
Continuity Correction 26.640 1 .000
Likelihood Ratio 36.690 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 29.868 1 .000
N of Valid Cases 35
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.77.
b. Computed only for a 2x2 table
Jarak Layanan Kesehatan * Antenatal Care

Crosstab
Antenatal Care
Lengkap tidak lengkap Total
Jarak Layanan Kesehatan Dekat Count 20 1 21
% within Jarak Layanan 95.2% 4.8% 100.0%
Kesehatan
% within Antenatal Care 83.3% 9.1% 60.0%
% of Total 57.1% 2.9% 60.0%
Jauh Count 4 10 14
% within Jarak Layanan 28.6% 71.4% 100.0%
Kesehatan
% within Antenatal Care 16.7% 90.9% 40.0%
% of Total 11.4% 28.6% 40.0%
Total Count 24 11 35
% within Jarak Layanan 68.6% 31.4% 100.0%
Kesehatan
% within Antenatal Care 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 68.6% 31.4% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 17.323 1 .000
b
Continuity Correction 14.368 1 .000
Likelihood Ratio 18.782 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 16.828 1 .000
N of Valid Cases 35
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.40.
b. Computed only for a 2x2 table
LAMPIRAN 11

DOKUMENTASI PENELITIAN
LAMPIRAN 12

BIODATA

A. Data Pribadi

Nama : Zaida Fitria

Tempat/Tanggal Lahir : Lamgeu Tuha, 28 Juni 1985

Agama : Islam

Alamat : Desa Lamgeu Tuha Kec. Sukamakmur Kab. Aceh


Besar

Email : zaidafitri@gmail.com

No.Telp : 085206343512

Riwayat Pendidikan : SDN Seumeureung

SMPN 1 Sukamakmur

SMAN 4 Banda Aceh

DIII Kebidanan Poltekkes

B. Orang Tua/Wali

Ayah : M. Zain Nurdin

Pekerjann : Pensiunan

Ibu : Syarifah Aida

Pekerjaa : IRT

Alamat Orang Tua : Desa Lamgeu Tuha Kec. Sukamakmur Kab. Aceh
Besar

No. Telp :-

Anda mungkin juga menyukai