SKRIPSI
Disusun Oleh:
Melania Nurul Majidah
NIM 4002180073
Mengesahkan,
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
ii
LEMBAR PENGESAHAN
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
iv
HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
NIM : 4002180073
beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu
yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap
etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
Sebagai sivitas akademik STIKes Dharma Husada Bandung, saya yang bertanda
tangan di bawah ini:
Nama : Melania Nurul Majidah
NIM : 4002180073
Program Studi : Sarjana Keperawatan
Peminatan : Ilmu Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
STIKes Dharma Husada Bandung Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-
exclusive Royalty- Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENGARUH SENAM REMATIK TERHADAP TINGKAT NYERI SENDI
PADA LANSIA BERESIKO DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI
PERTIWI”.
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini STIKes Dharma Husada Bandung berhak menyimpan,
mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Bandung, 6 September 2022
Yang menyatakan
vi
Program Studi Sarajana Keperawatan
STIKes Dharma Husada Bandung
2022
ABSTRAK
Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan
penurunan kemampuan tubuh dan proses penuaan secara alamiah khususnya
kemunduran fisik atau penyakit. Penyakit yang kerap dialami oleh lansia adalah
penyakit sendi yaitu penyakit rematik. Senam rematik adalah salah satu cara yang
dapat dilakukan untuk menghilangkan rasa nyeri pada sendi serta inflamasi pada
sendi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam rematik terhadap
tingkat nyeri sendi pada lansia beresiko di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi
Kota Bandung. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif,
dengan menggunakan desain Quasy Experimental tanpa kelompok kontrol. dan
Rancangan desain yang digunakan yaitu Pretest – Post test. Populasi penelitian
adalah lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Kota Bandung , dengan
sampel 15 orang responden dan 1 responden dengan masalah
kesehatan,menggunakan sampel teknik purposive sampling. Metode pengumpulan
data berupa data primer yang diperoleh dari instrumen penelitian, yaitu instrumen
SOP (Standart Operasional Prosedur) dan Numeric Rating Scale (NRS), serta
menggunakan analisis univariat menggunakan skor nyeri serta bivariat
menggunakan Uji Wilcoxon . Hasil analisis univariat skala nyeri sendi sebelum
dilakukan senam rematik menunjukukan nilai maksimal nyeri skala 7 dan minimal
nyeri skala1,setelah dilakukan senam rematik menunjukan nilai maksimal dengan
skala 5 dan nilai minimal skala 1. Hasil analisis bivariat Uji Wilcoxon diperoleh
hasil yaitu nilai P value 0,000 < 0,05 (α),maka artinya H1 diterima, yang berarti
terdapat pengaruh senam rematik terhadap penurunan nyeri sendi pada lansia
beresiko di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi .disarankan bagi lansia dapat
menerapkan penatalaksanaan nyeri sendi melalui senam rematik.
vii
Bachelor of Nursing Study
STIKes Dharma Husada Bandung
2022
ABSTRACT
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena kehendak serta kasih sayang-
nya saya diberi kemampuan untuk menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
PERTIWI”. Penulisan skripsi ini dibuat dalam rangka untuk menyelesaikan tugas
arahan, dan kesabaran dari berbgai pihak yang terkait akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan. Oleh sebab itu, saya mengucapkan penghargaan dan terima kasih
kepada:
1. Dr. Dra. Suryani, Dipl.Mid., M.M. selaku ketua STIKes Dharma Husada
Bandung.
2. Irma Nur Amalia, M.Kep. selaku ketua prodi sarjana keperawatan STIKes
ix
6. Rekan dan sahabat seperjuangan Prodi Sarjana Keperawatan yang telah
Akhir kata saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
Penulis
x
DAFTAR ISI
COVER ....................................................................................................................i
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
xi
1. Manfaat Teoritis .................................................................................. 5
1. Konsep Rematik................................................................................ 11
4. Lansia Beresiko................................................................................. 30
D. Rancangan penelitian............................................................................. 44
1. Jenis penelitian.................................................................................. 44
xii
8. Etika Penelitian ................................................................................. 52
Pertiwi. .............................................................................................. 57
Pertiwi. .............................................................................................. 58
B. Pembahasan ........................................................................................... 59
A. Kesimpulan ............................................................................................ 64
B. Saran ...................................................................................................... 64
xiii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 66
LAMPIRAN .......................................................................................................... 68
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR BAGAN
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
xviii
DAFTAR GAMBAR
xix
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tahun keatas. Dalam fase ini, manusia mengalami berbagai perubahan baik secara
fisik, mental maupun sosial. Secara umum seseorang dikatakan lanjut usia beresiko
umur lansia terbagi kedalam beberapa bagian, yaitu menjelang usia lanjut (45-54
tahun) sebagai masa vibrilitas; usia lanjut (55-64 tahun) sebagai presenium); serta
Pada Lansia terjadi proses penuaan secara alamiah yang berarti seseorang
telah melalui tiga tahap, yaitu anak, dewasa, dan tua, serta secara biologis maupun
335 juta di dunia yang mengalami nyeri sendi rematik, sedangkan di Indonesia
tercatat sebanyak 67,4% orang lansia yang mengalami nyeri pada sendi. Data dari
menderita penyakit nyeri sendi. Riset Kesehatan Dasar Nasional tahun 2018
menunjukan prevalensi penyakit sendi pada lansia di Indonesia tercatat sekitar 65%,
1
2
sedangkan jumlah penderita nyeri sendi di Jawa Barat mencapai 32,1 orang.
Nyeri sendi yang disebabkan oleh proses penuaan akan menyebabkan tulang
terjadi karena berkurangnya cairan sinovial yang dapat mengakibatkan tulang saling
berdekatan dan akan terjadi gesekan sehingga membrane kartilago pada lapisan
antar sendi akan menipis dan lama-kelamaan akan menyebabkan inflamasi. Setelah
sendi terjadi gesekan, nosiseptor akan bereaksi terhadap rangsangan yang kemudian
akan melepaskan zat kimia seperti prostaglandin, bradikinin, dan subtansi P serta
dihantarkan ke saraf perifer. Sinyal nyeri akan dikirimkan melalui medulla spinalis
ringan, 1,5% lansia ketergantungan sedang, 1,1% lansia ketergantungan berat, dan
1,5% lansia ketergantungan total. Hal tersebut jelas menunjukkan bahwa masalah
yang sering terjadi pada lansia salah satunya nyeri karena radang pada persendian
yaitu rematik.
kerusakan progresif pada skeletal, yang melibatkan sendi kecil dan besar dan
terkemuka untuk rasa sakit, kelainan bentuk dan bahkan tulang dan tulang rawan
yang tidak dapat dipulihkan. Rematik adalah gangguan peradangan kronis autoimun
atau respon autoimun, dimana imun seseorang bisa terganggu dan turun yang
3
menyebabkan hancurnya organ sendi dan lapisan terutama pada tangan, kaki dan
lutut (Sakti & Muhlisin, 2019); (Masruroh & Muhlisin, 2020). Sebagian besar
sifatnya yang seolah-olah tidak menimbulkan kematian padahal rasa nyeri yang
(Nurwulan, 2017).
Penatalaksanaan pada lansia dengan dengan rematik dapat melalui dua cara,
untuk mengontrol nyeri adalah analgesic non-opiat, analgesic opiate dan adjuvant
dingin/panas, serta senam rematik untuk menghilangkan rasa nyeri pada sendi serta
inflamasi pada sendi (Prasetyo, 2010). Senam rematik memiliki dampak psikologis
produksi beta. Senam juga memperlancar penyaluran saraf didalam otak yaitu
serotonin). Teknik senam rematik juga menormalkan denyut jantung dan tekanan
darah. Riset membuktikan bahwa Teknik ini meningkatkan produksi beta yang
dan memberikan efek positif dalam meningkatkan kekuatan sendi. Senam rematik
4
adalah salah satu dari olahraga fisik yang sederhana dan mudah dilakukan yang
dapat mempengaruhi penurunan nyeri sendi dan memberikan efek positif dalam
Pada studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 16 April 2022
di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi, terdapat orang lanjut usia beresiko, 16
orang diantaranya mengalami nyeri sendi atau rematik. Dari studi pendahuluan ini
sendi, dengan hasil, 3 orang yang mengalami nyeri sendi mengatakan selalu minum
obat untuk menghilangkan nyeri sendi, 4 orang lansia yang lain menggunakan
balsem dan 3 orang menggunakan kompres air panas untuk mengurangi nyeri sendi.
bermaksud untuk melakukan penelitian yang diberi judul "Pengaruh senam rematik
terhadap tingkat nyeri sendi pada lansia beresiko di Panti Sosial Tresna Werdha
Budi Pertiwi".
B. Identifikasi Masalah
dilakukan dengan cara yang cukup mudah dan efisien, tetapi sangat bermanfaat dan
mengetahui apakah senam rematik dapat berpengaruh terhadap tingkat nyeri sendi
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
senam rematik terhadap tingkat nyeri sendi pada lansia beresiko di Panti Sosial
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
terapi non farmakologis sederhana untuk lansia yang berkaitan dengan nyeri.
6
2. Manfaat Praktisi
a. Bagi mahasiswa
c. Bagi masyarakat
penderita rematik
e. Bagi institusi
dengan pengaruh senam rematik terhadap tingkat nyeri sendi pada lansia.
7
terhadap tingkat nyeri pada lanisa. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2022,
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu
disampaikan oleh para ahli bahwa penelitian terdahulu adalah upaya peneliti untuk
Hafifa Transyah (2020) dengan judul Pengaruh Senam Rematik Terhadap Skala
Nyeri Lansia Dengan Rheumatoid Arthritis, Niken Suwastika (2020) dengan judul
Pengaruh Senam Rematik terhadap Perubahan Skala Nyeri pada Lanjut Usia dengan
Osteoarthritis Lutut
8
9
B. Tinjauan Teori
1. Konsep Rematik
a. Definisi Rematik
jaringan halus, dan otot. Rematik merupakan kelainan sendi kronik yang
b. Jenis Rematik
seperti kanker. Berikut ini merupakan berapa jenis penyakit yang paling
1) Osteoarthritis
2017).
12
2) Artritis Reumatoid,
tangan, buku-buku jari, lutut dan engkel kaki (Hermayudi & Ariani,
2017).
3) Fibromyalgia
5) Gout
c. Faktor Resiko
terlalu berat.
d. Manifestasi Klinis
dari penyakit rematik terbagi menjadi beberapa macam, yang pada waktu
1) Gejala-gejala konstitusional
2) Nyeri sendi
Terdapat dua macam nyeri sendi, antara lain nyeri sendi mekanis,
aktivitas atau suatu kegiatan dan selang beberapa saat nyeri akan
timbul ketika seseorang bangun tidur pada pagi hari dan nyeri
3) Kaku Sendi
6) Sendi Berbunyi
tendon sinovial.
e. Penatalaksanaan Pengobatan
(Kalim & Wahono, 2019). Penatalaksaan pengobatan dapat terdiri dari dua
1) Penatalaksanaan farmakologi
untuk mengatasi nyeri sendi akibat inflamasi yang sering dijumpai. Obat
Pemberian obat ini pada pasien dengan umur dibawah 65 tahun dapat
- 0,6 g/minggu sampai terjadi perbaikan atau gejala toksik. Dengan dosis
kekuatan otot.
sedangkan kerusakan dapat terjadi pada jaringan actual atau pada funsi
ego seorang individu (Judha et al., 2016). Nyeri sendi adalah suatu
kemerahan, panas, nyeri dan terjadinya gangguan gerak. Pada keadaan ini
lansia sangat terganggu, apabila lebih dari satu sendi yang terserang.
(Dida, 2018).
1) Usia
2) Makna Nyeri
2013).
19
3) Jenis kelamin
dan tidak boleh menangis dalam situasi yang sama. Toleransi nyeri
sejak lama telah menjadi subjek penelitian yang melibatkan pria dan
4) Keletihan
(Andarmoyo, 2013).
5) Pengalaman Sebelumnya
2016).
d. Fisiologi Nyeri
kalium dan prostaglandin yang keluar jika ada jaringan yang rusak.
e. Klasifikasi Nyeri
kronik
atau skala nyeri adalah gambaran mengenai tingkatan atau seberapa parah
22
ukur, yaitu :
atau bebas nyeri, sedangkan sepuluh (10) suatu nyeri yang sangat
hebat.
sedang.
23
g. Penatalaksanaan Nyeri
1) Farmakologis
tiga jenis analgesik yakni Non narkotik dan obat antiinflamasi non
Tabel 2. 1 Farmakologis
Kategori Obat Indikasi
ANALGESIK NON-
NARKOTIK
Asetaminofen (Tylenol) Nyeri pasca operasi ringan
25
2) Non farmakologis
a) Bimbingan antisipasi
2013:84).
air hangat, bantalan panas, kantong es, pijat es, kompres panas
atau dingin dan mandi rendam hangat atau dingin. Aplikasi ini
rematik.
sehat atau orang yang terkena rematik dalam kondisi fase tenang atau
Susilowati & Suratih (2017) sebagai gerakan yang dilakukan secara runtut
dan teratur yang ditujukan untuk penderita penyakit yang berfokus pada
terdapat disendi. Senam rematik dapat dilakukan tiga kali senam dalam
rematik, yaitu klien dengan keluhan nyeri sendi, serta klien dengan
riwayat rematik.
terdiri dari ibu yang menderita anemia, serta mempunyai penyakit jantung
a) Pemanasan
hitungan
30
hitungan
4. Lansia Beresiko
berusia 60 tahun atau lebih, karena faktor- faktor tertentu tidak dapat
lansia atau lanjut usia merupakan kelompok umur pada manusia yang
yang dikategorikanlansia ini akan terjadi suat proses yang disebut aging
process.
31
tahun,dan usia lanjut tua adalah 70-90 tahun dan usia sangat tua diatas 90
Dan kategori lansia tersebut menjadi objek dari penelitian yang akan
dilakukan.
beberapa bagian, yaitu menjelang usia lanjut (45-54 tahun) sebagai masa
vibrilitas; usia lanjut (55-64 tahun) sebagai presenium); serta usia lanjut
(65 tahun <) sebagai masa senium. Sedangkan menurut WHO lansia
membagi batasan umur lansia menjadi 3 kategori yaitu usia lanjut (60-70
tahun); usia tua (70-89 tahun); serta usia sangat lanjut > 90 tahun.
c. Proses Menua
kronologis
32
d. Jenis Lansia
sepanjang kehidupuan
individu di masyarakat
1) Otot
c) Osteoporosis
e) Mudah jatuh
2) Kulit
c) Dermis menipis
d) Kulit kering
3) Sexual
Pada perempuan:
a) Post menopause
Pada laki-laki:
4) Pola Tidur
b) Sering terbangun
5) Fungsi Kognitif
kogntif
6) Perubahan penglihatan
7) Fungsi Kardiovaskuler
d) Alveoli melebar
b) Sukar bicara
c) Gerakan otot
g) Inisiatif turun
a) Fungsi mental
b) Kognitif
c) Proses belajar
d) Pemahaman
e) Pengertian
f) Tindakan
h) Fungsi mental
i) Psikomotor
lambat
usia muda
2) Sosial
tetap aktif
37
lingkungan
3) Psikologik
- Dewasa menengah
- Kematangan
- Dewasa tua
- Menerima, menjanda
4) Kultur/ Budaya
b) Culture : Stabil,dinamis
5) Spiritual
komunitas
1) Kebutuhan Fisik
sehari, makanan yang tidak keras, tidak asin dan tidak berlemak.
rumah tinggal yang nyaman, tidak kena panas, hujan dingin, angin,
2) Kebutuhan Psikis
3) Kebutuhan Sosial
masyarakat di lingkungannya.
4) Kebutuhan Ekonomi
5) Kebutuhan Spiritual
5. Kerangka Teori
karena faktor- faktor tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya baik
secara jasmani, rohani maupun sosialnya. Lansia beresiko adalah mereka yang
berumur 65 tahun ke atas. Penyakit yang biasa dialami oleh lansia berisiko
adalah kondisi yang nyeri dan kaku sendi pada sistem muskuloskeletal.
Penyakit rematik yang sering juga disebut arthritis (radang sendi). Penyakit ini
pada laki-laki maupun wanita dengan segala usia, tetapi kelompok lansia lebih
pada lansia berisiko yang biasa dilakukan adalah melalui senam rematik, yaitu
tambahan terhadap pasien rematik dalam fase tenang, tujuan dilakukan senam
Tingkat nyeri sendi adalah gambaran tentang seberapa parah rasa nyeri
berbeda oleh dua orang yang berbeda. Untuk menjelasakan kerangka teori
dalam penelitian ini terdapat pada bagan kerangka teori berikut ini.
PENURUNAN
TINGKAT NYERI SENDI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konseptual
kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lain, atau antara variable satu
dengan variable yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoadmojo, 2018).
terpilih untuk kemudian diteliti sesuai hipotesis yang dibuat. Susunan hubungan
antar tiap variabel di dalam kerangka konseptual menjadi acuan umum dalam
tingkat nyeri pada lansia beresiko di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi.
variabel dependen dalam penelitian ini adalah nyeri sendi. Secara skematis
42
43
B. Hipotesis Penelitian
merupakan suatu konstruk atau bentuk yang masih harus dibuktikan, suatu
melakukan observasi atau pengukuran secara tepat terhadap suatu objek atau
ukuran dalam penelitian. Cara pengukuran merupakan cara dimana variabel dapat
variabel sebagai acuan dalam nalisis data dalam rangka menguji hipotesis.
44
D. Rancangan penelitian
1. Jenis penelitian
penelitian yaitu untuk menguji pengaruh senam rematik terhadap tingkat nyeri
sendi pada lansia beresiko. Sementara desain penelitian yang digunakan adalah
seluruh sampel penelitian yaitu lansia beresiko di Panti Sosial Tresna Werdha
Budi Pertiwi dilakukan tes awal (Prestest) berupa tes skala nyeri. Kemudian
diberikan perlakukan berupa senam rematik, setelah itu dilakukan tes akhir
(Post test) untuk mengetahui tingkat atau skala nyeri sendi sampel penelitian
setelah diberikan perlakuan berupa senam rematik yang di bentuk one group.
yang Pretest – Post test, yaitu Pretest diakukan tanpa perlakuan senam
rematik, serta pada Post test hasil yang diperoleh adalah setelah dilakukan
a. Populasi
penelitian ini adalah lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi,
b. Sampel
lansia yang memenuhi karakteristik tertentu, yaitu lansia beresiko dan yang
mengalami nyeri pada sendi, yang mengalami nyeri pada sendi di Panti
4. Instrumen penelitian
senam rematik terhadap perubahan nyeri sendi pada lansia sebelum dan
Data dalam penelitian ini merupakan data primer, yaitu data yang
data, dan penggunaan dat (Nasehudin et al., 2012). Setelah data terkumpul
dari hasil pengumpulan data perlu diproses dan dianalisis secara sistematis
data yang sudah dikumpulkan. Hal-hal yang perlu dicek kembali adalah
Konsistensi data
a) Umur
- 65-70 :1 - 76- 80 :3
- 71- 75 :2 - > 81 : 4 :4
49
b) Skala Nyeri
c) Jenis kelamin
perempuan.
3) Entry/ Processing
4) Cleanning
b. Analisis Data
usaha untuk memberikan makna terhadap data yang sudah dikumpulkan dan
Penelitian ini menggunakan dua cara dalam menganalisis data yaitu uji
a) Uji Normalitas
Kesimpulan:
perlakuan senam rematik diperoleh p value 0,041 < dari 0,05 (α), dan
nilai Post test setelah dilakukan senam rematik diperoleh p value 0,018
< dari 0,05 (α). Kedua nilai test tersebut lebih kecil dari 0,05 (α). Dapat
Bivariat Uji Wilcoxon diperoleh hasil yaitu nilai P value 0,000 < 0,05
b) Analisis Univariat
diteliti. Analisis univariat dalam penelitian ini adalah skor nyeri. Hasil
c) Analisis Bivariat
intervensi.
7. Jadwal Penelitian
ini.
8. Etika Penelitian
nilai yang terdapat dalam penelitian. Moral dan nilai dapat berupa kejujuran,
peneliti dan pihak yang diteliti (subjek penelitian) atau yang akan memperoleh
dampak hasil penelitian tersebut. Masalah etika yang harus diperhatikan antara
inclusiveness)
BAB IV
A. Hasil Penelitian
terhadap tingkat nyeri sendi pada lansia beresiko di Panti Sosial Tresna Werdha budi
Pertiwi yang dilakukan pada tanggal 18 Juli 2022 – 22 Juli 2022 dengan Jumlah
selama 3x dalam seminggu dengan durasi 30 menit setiap pertemuan, pada hari
pengambilan data Pretest, kemudian setelah pemberian intervensi pada hari terakhir
dilakukan pengambilan data Post test. Hasil untuk sebelum dilakukan senam rematik
diperoleh nilai rata-rata skala nyeri sendi, yaitu 3.56, dengan nilai standart deviasi
1,590. Sedangkan setelah dilakukan senam rematik hasil nilai rata-rata skala nyeri
sendi yang diperoleh adalah 2,25 dengan nilai standart deviasi 1,238.
55
56
Data umum menyajikan nilai rata-rata nyeri sendi sebelum dan sesudah
dilakukan senam rematik di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Seperti
Tabel 4.1
Rata-Rata Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah dilakukan Senam Rematik
Skor Nila
Nyeri Skor Nyeri Rata-Rata Std.
Sampel Minimum Maximum (Mean) Deviation
Total 16
Sumber: Data Primer 18-22 Juli
rata skala nyeri sendi 3.56, nilai maksimalnya 7 dan nilai minimumnya 1,
dilakukan senam rematik diperoleh hasil nilai rata-rata skala nyeri sendi 2.25,
Pertiwi.
Tabel 4.2
Hasil Analisis Distribusi Frekuensi Sebelum Dilakukan Senam Rematik
Tabel 4.2 diatas menunjukkan skala nyeri sendi yang dialami oleh ke
Pertiwi.
Tabel 4.3
Hasil Analisis Distribusi Frekuensi Sesudah Dilakukan Senam Rematik
Pada tabel 4.3 menunjukkan skala nyeri sendi yang dialami oleh ke
Tabel 4.4
Hasil Analisis Sebelum dan Sesudah Senam Rematik
berdasarkan nilai mean, median, standar deviasi, serta nilai min dan max.
B. Pembahasan
tentang skala nyeri sendi yang dialami oleh ke 16 responden yaitu lansia
senam rematik. Responden yang mengalami nyeri sendi dengan nilai skala 1
adalah 1 orang (6,3%), nilai skala nyeri 2 sebanyak 2 orang (12,5%), nilai skala
5 sebanyak 3 orang (18,8%), nilai skala 6 yaitu 1 orang (6,3%) dan untuk yang
59
60
pretest senam rematik memiliki presentase nyeri berat sebesar 75% (rentang
skala nyeri 7-9) sebesar 25% pada nyeri sedang (rentang skala nyeri 4-6).
pemberian senam rematik di dapatkan rata-rata skala nyeri sendi 4,61 Standart
Deviasi 1,092 dengan nilai max tertinggi 6 dan nilai min terendah adalah 3
(Rusmiati (2020).
Hasil nyeri sendi pada lansia beresiko setelah dilakukan senam rematik
di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi yang dialami oleh ke 16 responden
ditunjukkan pada tabel 4.3 di sub bab hasil penelitian. Tabel tersebut
dengan nilai skala 1 adalah 5 orang (31,3%), nilai skala 3, yaitu sebanyak 2
orang (12,5%), nilai skala 4 sebanyak 2 orang (12,5%), dan yang mengalami
responden nilai yang mengalami nyeri sendi terbanyak adalah dengan nilai
ringan 1 orang (8,3%). Nilai mean perubahan skala nyeri sendi setelah
dilakuka senam rematik sebasar (2,167). Hasil uji hipotesis diperoleh P Value
0,000 yang berarti terdapat peribahan sekala nyeri sendi sesudah dilakukan
rata skala nyeri sendi 3,22. Standart Deviasi menjadi 1,003 dengan nilai max
adalah 5 dan skor min terendah adalah 2. berdasarkan Uji Wilcoxon nilai P
value yang dihasilkan yaitu 0,000 ≤ 0,05 yang berarti terdapat penurunan skala
nyeri sendi pada lansia sebelum dan sesudah diberikan senam rematik di Panti
penurunan nyeri sendi pada lansia beresiko di Panti Sosial Tresna Werdha
Budi Pertiwi, dapat dilihat melalui perbandingan hasil pretest dan Post test
yang terdapat pada tabel 4.4 di sub bab hasil penelitian. Adapun hasil
Pertiwi, menunjukkan nilai mean 3,56, std. deviation 1,590, serta nilai
lansia beresiko di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi untuk mengetahui
Hasil menunjukkan terjadi pengurangan dari seluruh nilai pada hasil sesudah
perubahan atau penurunan nyeri sendi dari lansia beresiko yang menjadi
responden dari penelitian ini. Hasil Analisis Bivariat Uji Wilcoxon diperoleh
hasil yaitu nilai P value 0,000 < 0,05 (α). Maka artinya H1 diterima dan H0
ditolak, sehingga hal ini menunjukkan fakta dan dapat diambil kesimpulan
pengaruh senam rematik terhadap penurunan nyeri sendi pada lansia resiko
4. Keterbatasan Penelitian
maupun Perempuan.
BAB V
A. Kesimpulan
Tingkat Nyeri Sendi Pada Lansia Beresiko Di Panti Sosial Tresna Werdha Budi
1. Hasil nyeri sendi yang dialami oleh ke 16 responden yaitu lansia beresiko
2. Hasil nyeri sendi pada lansia beresiko setelah dilakukan senam rematik di
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi yang dialami oleh ke 16 responden
3. Hasil Analisis Bivariat Uji Wilcoxon diperoleh hasil yaitu nilai P value
0,000 < 0,05 (α). Maka H1 diterima dan H0 ditolak, sehingga hipotesis
terhadap penurunan nyeri sendi pada lansia beresiko di Panti Sosial Tresna
B. Saran
senam rematik sebagai upaya untuk menurunkan tingkat nyeris sendi akibat
64
65
2. Bagi Institusi
pada lansia
kepada lansia yang mengalami nyeri sendi, yang dapat mengurangi nyeri sendi
atau terapi komplementer lainnya yang dapat bermanfaat dalam mengurangi nyeri
alternatif dalam upaya mengurangi tingkat nyeri sendi, atau dapat memodifikasi
khususnya untuk penderita penyakit rematik, agar akhirnya dapat bermanfaat dan
Andarmoyo, S. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri (Cetakan II). AR-
RUZZ MEDIA.
Anugraheni, V. M. D., & Wahyuningsih, A. (2013). Efektivitas Kompres Hangat
Dalam Menurunkan Nyeri Nyeri Haid Pada Mahasiswi STIKES Baptis
Kediri. Jurnal Stikes, 6(1).
Dida, D. N. (2018). Hubungan Antaran Nyeri Reumatoid Arthritis Dengan Tingkat
Kemandirian Dalam Aktivitas Kehidupan Sehari-hari Pada Pra Lanjut
Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas Oesao Kabupaten Kupang. CHMK
HEALTH, 2(3).
Ghozali, I. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 20.
Penerbit Universitas Diponegoro.
Gosana, F. H. (2001). Terapi Latihan Fisik Penyakit Rematik. Pustaka Sinar
Harapan.
Handayani, S. (2015). Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Intensitas Nyeri Post
Operasi Sectio Caesarea di RSUD DR. Moewardi Surakarta. In Skripsi.
STIKES Kesuma Husada. Surakarta.
Hermayudi, & Ariani, A. P. (2017). Penyakit Rematik (Reumatologi). Nuha
Medika.
Irmawartini, & Nurhaedah. (2017). Metodologi Penelitian. Pusat Pendidikan
Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.
Judha, M., Afroh, F., & Sudarti. (2016). Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri
Persalinan. Nuha Medika.
Kalim, H., & Wahono, C. (2019). Penyakit Sendi Degeneratif Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. UB Press.
Kuntaraf, J., & Kuntaraf, K. L. (2010). Olahraga Sumber Kesehatan. Advent
Indonesia.
Lukman, & Ningsih, N. (2011). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Salemba Medika.
Manurung, S. S., Ritonga, I. L., & Damanik, H. (2020). Keparawatan Gerontik
(Cetakan Pe). Deepublish.
Masruroh, A. N., & Muhlisin, A. (2020). Gambaran Sikap dan Upaya Keluarga
dalam Merawat Anggota Keluarga yang Menderita Rheumatoid
Arthtritis di Desa Mancasan Wilayah Kerja Puskesmas Baki Kabupaten
Sukoharjo. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Nasehudin, Syatori, T., & Gozali, N. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif. Pustaka
Setia.
Notoadmojo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Nugroho, W. (2010). Keperawatan Gerontik dan Getriatrik. EGC.
Nurhidayah, K. (2012). Pengaruh Senam Rematik terhadap Aktivitas Fungsional
Lansia di Komunitas Senam Lansia Wilayah Kelurahan Nusukan
Banjarsari Surakarta. Jurnal Publikasi. Surakarta: D-IV Fisioterapi FIK
UMS.
66
67
Nurwulan, E. (2017). Pengaruh Senam Rematik terhadap Tingkat Nyeri Sendi pada
Lansia Penderita Rheumatoid Arthritis.
Prasetyo, S. N. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. (Edisi I). Graha
Ilmu.
Rusmiati. (2020). Pengaruh Senam Rematik Terhadap Penurunan Nyeri Sendi Pada
Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Kabupaten Magetan. Skripsi,
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN.
Sakti, N. P. R., & Muhlisin, A. (2019). Pengaruh Terapi Komplementer Meditasi
terhadap Respon Nyeri pada Penderita Rheumathoid Arthtritis. The 9th
University Research Colloqium (Urecol), 9(1).
Sangrah, M. W. (2017). (2017). Pengaruh Senam Rematik terhadap Penurunan
Nyeri dan Peningkatan Rentang Gerak Osteoatritis Lutut Lansia.
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Simanjuntak, E. E. (2018). Pengaruh Rutinitas Senam Rematik Terhadap
Penurunan Tingkat Nyeri Pada Lansia Yang Menderita Rematik Di
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kota Jambi Tahun 2018.
Scientia Journal, 7(2).
Siregar, E. (2015). Pengaruh Rutinitas Senam Rematik Terhadap Penurunan
Tingkat Nyeri Pada Lansia Yang Menderita Rematik Di Panti Sosial
Tresna Werdha Budi Luhur Jambi Tahun 2015. Scientia Journal.
Sitinjak, V., Hastuti, M., & Nurfianti, A. (2016). Pengaruh Senam Rematik
terhadap Perubahan Skala Nyeri pada Lanjut Usia dengan Osteoarthritis
Lutut. Jurnal Keperawatan Padjadjaran., 4.
Sjamsuhidajat, R., & De Jong, W. (2013). Sistem Organ dan Tindak Bedahnya
(Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong) (4th ed.). Buku
Kedokteran EGC.
Stevenson, J. D., & Roach, R. (2012). The benefits and barriers to physical activity
and lifestyle interventions for osteoarthritis affecting the adult knee.
Journal of Orthopaedic Surgery And Research.
Sudoyo, A. W., Setiati, S., Alwi, I., Setiyahadi, B., & Simadibrata, M. (2014). Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Susilowati, T., & Suratih, K. (2017). Senam Rematik Tingkatkan Kemandirian
Lansia Dalam Melakukan Activity Daily Living Di Panti Wreda
Dharma Bakti Surakarta. Gaster, 15(1).
Wahyudi, A. S., & Wahid, A. (2016). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Mitra
Wacana Media.
Wiarto, G. (2017). Nyeri Tulang dan Sendi. Gosyen Publisihing.
LAMPIRAN
68
69
LEMBAR OBSERVASI
Beri tanda (√) pada kolom penilaian sesuai dengan kondisi/keadaan pada
Keterangan:
Persiapan Klien
Tahap pre interaksi :
1. Mengumpulkan data tentang klien
2. Menciptakan lingkungan yang nyaman
3. Membuat rencana pertemuan tindakan
keperawatan
Tahap Orientasi :
4. Memberikan senyum dan salam pada klien
dan sapa nama klien
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur
pelaksanaan
6. Menanyakan persetujuan atau kesiapan
klien.
71
6. CARA KERJA
Tahap kerja :
1.Pemanasan
a) Tekuk kepala kesamping,lalu tahan dengan tangan pada sisi yang sama
dengan arah kepala. Tahan dengan hitungan 8-10 lalu bergantian dengan
sisi lain.
b) Tekukan jari-jari kedua tangan dan angkat lurus keatas kepala dengan
posisi kedua kaki dibuka selebar bahu. Tahan dengan 8- 10 hitungan.
Rasakan tarikan bahu dan punggung.
2. Gerakan inti
c) Langkah-langkah gerakan diawali menoleh kiri dan kanan
d) Selanjutnya tundukan kepala, miringkan kepala, memutar kepala.
72
g) Kaki kanan kedepan, kaki kiri kebelakang, angkat lutut, tahan lutut dengan
kedua tangan dalam hitungan 8-10 hitungan
h) Jalan di tempat hitungan 8-10 kali
3. Pendinginan
i) Kedua kaki di buka selebar bahu ,lingkarkan satu tangan ke leher dan tahan
dengan tangan lainnya. Hitunglah 8-10 kali dan pada sisi lainnya
73
9. Tahap Terminasi :
1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat
4. Mencatat kegiatan
Sumber: Gosana, (2001)
74
(________________)
75
CATATAN BIMBINGAN
CATATAN BIMBINGAN
Statistics
Jenis Kelamin Usia
N Valid 16 16
Missing 0 0
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Perempuan 16 100.0 100.0 100.0
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 65-70 tahun 3 18.75 18.75 18.75
71-75 tahun 9 56.25 56.25 75.0
76-80 2 12.5 12.5 87.5
> 81 tahun 2 12.5 12.5 100.0
Total 16 100.0 100.0
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Perempuan 16 100.0 100.0 100.0
79
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 65-70 tahun 3 18.8 18.8 18.8
71-75 tahun 9 56.3 56.3 75.0
76-80 2 12.5 12.5 87.5
> 80 tahun 2 12.5 12.5 100.0
Total 16 100.0 100.0
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pretest 16 1 7 3.56 1.590
Post test 16 1 5 2.25 1.238
Valid N (listwise) 16
Statistics
Pretest Post test
N Valid 16 16
Missing 0 0
Mean 3.56 2.25
Median 3.00 2.00
Std. Deviation 1.590 1.238
Minimum 1 1
Maximum 7 5
Pretest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 6.3 6.3 6.3
2 2 12.5 12.5 18.8
3 8 50.0 50.0 68.8
5 3 18.8 18.8 87.5
6 1 6.3 6.3 93.8
7 1 6.3 6.3 100.0
Total 16 100.0 100.0
80
Post test
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 5 31.3 31.3 31.3
2 6 37.5 37.5 68.8
3 2 12.5 12.5 81.3
4 2 12.5 12.5 93.8
5 1 6.3 6.3 100.0
Total 16 100.0 100.0
Descriptives
Statistic Std. Error
Pretest Mean 3.56 .398
95% Confidence Interval for Lower Bound 2.72
Mean Upper Bound 4.41
5% Trimmed Mean 3.51
Median 3.00
Variance 2.529
Std. Deviation 1.590
Minimum 1
Maximum 7
Range 6
Interquartile Range 2
Skewness .722 .564
Kurtosis .085 1.091
Post test Mean 2.25 .310
95% Confidence Interval for Lower Bound 1.59
Mean Upper Bound 2.91
81
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pretest .326 16 .000 .882 16 .041
Post test .267 16 .003 .858 16 .018
a. Lilliefors Significance Correction
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.953 2
82
Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
Pretest 2.25 1.533 .939 .
Posttest 3.56 2.529 .939 .
Test Statisticsa
Post test -
Pretest
Z -3.520b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
83
DOKUMENTASI
84